72
DAFTAR PUSTAKA
Aliati, A. S. 2007. Kajian Kawasan Lindung untuk Penataan Ruang yang Ramah Lingkungan. Studi Kasus di Kabupaten Bogor, Jawa Barat [tesis]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Arlius et al. 2005. Zonasi Wilayah Pesisir dan Laut Kota Padang. MCRMP Component A Regional 3 Sumatera. Bakosurtanal, 2000. Pedoman Kesesuaian Lahan. www.bakosurtanal.go.id. Bappenas. 2001, Panduan Penataan Ruang dan Pengembangan Kawasan. Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional (BKTRN). Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Budiharsono, S. 2001, Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan, Pradnya Paramita, Jakarta. Calado, H., Quentela, A. and Porteiro, J., 2007. Integrated Coastal Zone Management Strategies on Small Island. Journal of Coastal Research, SI 50 (Proceedings of the 9th International Coastal Symposium), 125 – 129. Gold Coast, Australia, ISSN 0749.0208. Dahyar, M. 1999. Penerapan Pendekatan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu Dalam Pembangunan Pariwisata di Kepulauan Derawan Propinsi Kalimantan Timur [Tesis]. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Dahuri, R. J. Rais, S.P. Ginting dan M.J. Stepu. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: PT Paradya Paramita. Dayan, La Ode.1985. Tindak Lanjut Atas Berlakunya Konvensi Hukum Laut Internasional tahun 1982 Terhadap Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kertas Karya Perorangan, Kursus Reguler Angkatan XXVIII Lemhanas. Dardak, A.H. 2005. Pemanfaatan Lahan Berbasis Rencana Tata Ruang Sebagai Upaya Perwujudan Ruang Hidup yang Nyaman, Produktif dan Berkelanjutan, disampaikan dalam seminar Nasional “Save Our Land” for The Better Environment, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, 10 Desember 2005. Bogor.
73
Dartoyo, Ali. 2004. Model Pengelolaan Wilayah Pesisir Kabupaten Berbasis Digital. Makalah disampaikan dalam Temu Alumni MPKD 9-11 Angkatan 20 September 2004. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional. [Depdagri] Departemen Dalam Negeri. 2007. Kajian Lingkungan Strategis (KLS) Rencana Pembangunan Padang Bay City di Sumatera Barat. Kerjasama Pemerintah Kota Padang dengan Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah – DEPDAGRI. [DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan, 2002. Pedoman Umum Penataan Ruang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Jakarta. [DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan Nasional Dalam Kaitannya Dengan Penataan Ruang Nasional dan Daerah. Presentase Menteri Kelautan dan Perikanan dalam rangka RAKERDA BKTRN, Pekanbaru, 8 Maret 2004. [Kimpraswil] Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Tinjauan Aspek Penataan Ruang Dalam Pengelolaan Wilayah Laut dan Pesisir. Makalah Menteri Kimpraswil pada Seminar Umum Dies Natalis ITS ke-43, Surabaya, 8 Oktober 2003. Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah, 1998. Penyusunan Kebijakan Pengelolaan Wilayah Pesisir Indonesia. Kerjasama dengan Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor, Jakarta. Djais, FH. 2006. Modul Sosialisasi Tata Ruang Laut Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Direktorat Tata Ruang Laut Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan. ESRI. 1990. Understanding GIS: The Arc/Info Method Environment al System Research Institute. Redlands, CA. USA. Jayadinata, J.T. 1999. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan Wilayah. Edisi ketiga. ITB, Bandung. Jaya, I Nengah Surati. 2006. Teknik – Teknik Pemodelan Spasial Dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Laboratorium Inventarisasi Sumberdaya Hutan, Departemen Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan – IPB. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.34/Men/2002 tentang Pedoman Umum Penataan Ruang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.10/Men/2003 tentang Pedoman Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu.
74
Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. Kuleli, K. 2006. Coastal environmental Plan for Cirali, Turkey: Main Framework. International Journal of Natural and Engineering Science 1: 53-58. Kramadibrata, S. 1985. Perencanaan Pelabuhan Ganeca Exact Bandung. [MCRMP] Marine and Coastal Resources Management Project. 1994. Data Tematik Sumberdaya Alam Wilayah Pesisir dan Laut. Laporan Akhir Technical Working Group 4. Masrul, M. 2002. Kajian Tata Ruang Wilayah Pesisir dan Laut Kabupaten Garut: Aplikasi Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh [Tesis]. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Noordwijk, MV.,Agus, F., Suprayogo,D., Hairiah, K., Pasya, G., Verbist, B., Farida. 2004. Peranan Agroforestri Dalam Mempertahankan Fungsi Hidrologi Daerah Aliran Sungai (DAS). Agrivita., Publ.,vol.26 No.1. Odum, E.P. 1989. Ecology and Our Endagered Life-support Syste,s. Sinaeur Associates, Inc., Publ., Sunderland, Massachusetts. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Per. 16/MEN/2008 tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. [PPGL] Pusat Penelitian Geologi Kelautan. 1999. Laporan Akhir Penyelidikan Geologi dan Geofosoka daerah pantai perairan Teluk Bayur dan Sekitarnya, Bandung. Rachmawaty, S. 2008. Analisis Konsistensi Pola Pemanfaatan Ruang Dengan Rencana Tata Ruang (Studi Kasus Kota Palu) [Tesis]. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Rustiadi, E, S. Saefulhakim dan D. Panuju. 2006. Diktat Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Saaty, T.L. 2001. Decision Making For Leaders, Fourth edition, University of Pittsburgh, RWS publication. Saaty, T.L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Kerjasama antara LPPM dan PT. Pustaka Binaman Pressindo.
75
Sampurno. 2001. Pengembangan Kawasan Pantai Kaitannya Dengan Geomorfologi. Seminar “Dampak Timbal Balik antara Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global”, Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman – Bandung 19 – 20 Maret 2001. Sugiarti. 2000. Analisis Kebijakan Pemanfaatan Ruang Wilayah Pesisir di Kotamadya Dati II Pasuruan Jawa Timur [Tesis] Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Suriadi, A.B., Suryanto, H. 2003. Bentuk Lahan Pesisir Kangean – Madura. Inventarisasi Data Dasar Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut. Bakosurtanal. Syafi’i, B.I.E. 2000. Analisis Pemanfaatan Ruang Kawasan Pesisir Teluk Manado Sulawesi Utara [Tesis]. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Taha, H. A. 2003. Operations research: An introduction. Pearson education, Inc. New Jersey. P.505 – 543. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Undang-Undang Republik Indonesia Penanggulangan Bencana.
Nomor
24
Tahun
2007
tentang
Universitas Andalas. 2007. Laporan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) PLTU Sumbar 2x 100 MW. Lembaga Penelitian Universitas Andalas, Padang. [IUCN] The World Conservation Union. 1994. Guidelines for Protected Areas Management Categories. Cambriges, UK and Glands Switzerland. www. IUCN.Org.
75
LAMPIRAN
76
Lampiran 1. Peta Satuan Lahan daerah penelitian
77
Lampiran 2. Peta Kelas Lereng daerah penelitian
78
Lampiran 3. Peta Geologi daerah penelitian
79
Lampiran 4. Peta Kedalaman Laut daerah penelitian
80
Lampiran 5. Peta Sebaran Sedimen Dasar Laut daerah penelitian
81
Lampiran 6. Peta Karakteristik Pantai daerah penelitian
82
Lampiran 7. Rata-rata curah hujan dan banyaknya hari hujan bulanan dan tahunan di Kawasan Teluk Bungus (2006) No. Bulan 1 Januari 2 Februari 3 Maret 4 April 5 Mei 6 Juni 7 Juli 8 Agustus 9 September 10 Oktober 11 November 12 Desember Jumlah 2006 Rata-Rata 2006 Jumlah 2005 Rata-Rata 2005 Sumber: BMG Tabing, Padang
Curah Hujan (mm) 359,00 376,20 813,50 417,80 142,30 311,00 273,10 233,00 275,40 369,30 708,50 540,10 4819,20 401,60 5025,80 418,81
Hari Hujan 20 20 20 20 10 10 9 10 15 16 17 11 178 14 192 16
Lampiran 8. Rata-rata iklim tahunan di Kawasan Teluk Bungus (2006) Iklim No.
Bulan
Temperatur RataRata 1 Januari 26,30 2 Februari 26,80 3 Maret 26,50 4 April 25,80 5 Mei 26,90 6 Juni 26,80 7 Juli 26,40 8 Agustus 26,30 9 September 25,30 10 Oktober 26,50 11 November 26,80 12 Desember 27,40 Jumlah 317,80 Rata-Rata 26,80 Sumber: BMG Tabing, Padang
Curah Hujan 359,0 376,2 813,5 417,8 142,3 311,0 273,1 233,0 275,4 369,3 708,5 540,1 4819,2 401,6
Penguapan (mm %) 44 93 61 63 60 66 67 70 78 81 78 81 842 70,16
83
Lampiran 9. Kriteria Kawasan Lindung menurut Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990
•
Kriteria – Kriteria Kawasan hutan dengan lereng, jenis tanah, intensitas hujan harian rata-rata dengan skor melebihi 175
•
Kawasan hutan dengan lereng melebihi 40%
•
Jalur pengamanan sungai, minimal 100 m kanan kiri sungai besar dan 50 m kanan kiri anak sungai diluar pemukiman
•
Perlindungan mata air, minimal 200 meter disekeliling mata air
•
Perlindungan sempadan pantai, minimal 100 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat
•
Perlindungan danau/waduk, 50 – 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat
•
Kawasan rawan bencana, yaitu yang berpotensi mengalami longsor, letusan gunung berapi dan gempa bumi
•
Kawasan hutan dengan ketinggian 200 meter di atas permukaan laut
•
Kawasan gambut di hulu sungai dengan tebal 3 meter atau lebih
•
Kawasan resapan air, yaitu daerah dengan curah hujan tinggi mempunyai geomorfologi dan struktur tanah yang mudah meresapkan air secara besar besaran
•
Kawasan hutan bakau, minimal 130 kali rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan diukur dari garis air surut terendah kearah darat
•
Kawasan suaka alam, taman nasional dan cagar budaya
84
Lampiran 10. Kriteria Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan ((Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990)
•
Kriteria – Kriteria Kawasan dengan lereng, jenis tanah, intensitas hujan harian rata-rata memiliki skor < 125
•
Mempunyai tingkat kemiringan lahan 15 – 40 %
•
Keadaan fisik satuan lahan memungkinkan untuk dilakukan budidaya secara ekonomis
•
Lokasinya secara ekonomis mudah dikembangkan sebagai kawasan penyangga
•
Tidak merugikan dilihat dari segi ekologi/lingkungan hidup bila dikembangkan sebagai kawasan budidaya tanaman tahunan
Lampiran 11. Kriteria Kawasan Budidaya Tanaman Semusim ((Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990)
•
Kriteria – Kriteria Kawasan dengan lereng, jenis tanah, intensitas hujan harian rata-rata memiliki skor maksimal 124
•
Mempunyai tingkat kemiringan lahan < 8%
•
Keadaan fisik satuan lahan memungkinkan untuk dilakukan budidaya secara ekonomis
•
Lokasinya secara ekonomis mudah dikembangkan sebagai kawasan penyangga
•
Tidak merugikan dilihat dari segi ekologi/lingkungan hidup bila dikembangkan sebagai kawasan budidaya tanaman semusim
85
Lampiran 12. Klasifikasi dan nilai skor kelerengan lapangan Kelas I II III IV V
Kelerengan 0–8 8 – 15 15 – 25 25 – 40 > 40
Klasifikasi Datar Landai Agak Curam Curam Sangat Curam
Lampiran 13. Klasifikasi dan nilai skor jenis erosi Kelas Kelerengan (%) I Aluvial, Glei, Planosol, Hidromerf, Laterit air tanah II Latsol III Brown forest soil, non calcic brown mediteran IV Andosol, Laterit, Grumusol, Podsol, Podsolik V Regosol, Litosol, Organosol. Rensina
Nilai Skor 20 40 60 80 100
tanah menurut kepekaannya terhadap Klasifikasi Tidak peka
Nilai Skor 15
Kurang peka Agak peka
30 45
Peka
60
Sangat peka
75
Lampiran 14. Klasifikasi dan nilai skor intensitas hujan harian rata-rata Kelas I II III IV V
Kelerengan 0 – 13,6 13,6 – 20,7 20,7 – 27,7 27,7 – 34,8 > 38,8
Klasifikasi Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Nilai Skor 10 20 30 40 50
Lampiran 15. Penentuan dan klasifikasi kawasan No 1. 2. 3. 4.
Nilai skor < 124 125 - 174 > 175
Lereng (%) <8% > 15 %
Klasifikasi fungsi kawasan Kawasan budidaya tanaman semusim Kawasan budidaya tanaman tahunan Kawasan budidaya tanaman tahunan Kawasan lindung
86
Lampiran 16. Kriteria kesesuaian lahan untuk Kawasan Pemukiman No.
Parameter
1.
5.
Kemiringan Lahan (%) Ketersediaan Air Tawar (I/dtk)* Jarak dari pantai (m) Jarak dari sarana jalan (m) Land use
6.
Drainase
2. 3. 4.
3-8
Kelas Kesesuaian S2 S3 8-15 0-2
>16
>20
15-20
10-20
<10
>200
100-200
50-100
<50
50-200
200-500
>500
<50
Alang-alang, semak, hutan, kebun campuran
Kebun campuran, sawah,semak belukar,alangalang
Cadangan pengembangan ,hutan produksi,rawa air asin, rawa air tawar Tergenang periodik
Hutan lindung, hutan suaka alam
S1
Tidak Tidak tergenang tergenang Sumber: Syafi’i, Sugiarti 2000 (modifikasi) Keterangan: *tidak ada data
N
Tergenang permanen
Lampiran 17. Kriteria kesesuaian lahan untuk Kawasan Pelabuhan
0-2
Kelas Kesesuaian S2 S3 2-8 8-15
N <10
0-20
21-30
131-40
>40
>15
12-15
10-12
<10
Lempung berpasir
Pasir berlumpur
Pasir berkarang
karang
0-20
21-40
41-50
>50
Terlindung cenderung terbuka
terbuka
No. Parameter 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kemiringan Lahan (%) Kecepatan arus (m/dtk)* Kedalaman Perairan (m) Material dasar/jenis tanah Tinggi Gelombang (cm) Keterlindungan
S1
Sangat terlindung terlindung Sumber: Kramadibrata 1985 (modifikasi)
87
Keterangan: *tidak ada data Lampiran 18. Kriteria kesesuaian lahan untuk kawasan Pariwisata Pantai No
Parameter
1.
Kedalaman perairan (m) Material Dasar Perairan Kecepatan arus (m/dtk)* Jarak dari pantai (m) Land use
2. 3. 4. 5.
S1 0-5
Kelas Kesesuaian S2 5-10 >10
Pasir
Pasir berlumpur
Lumpur
0-0,2
0,2-0,5
>1
<100
100 - 200
>200
S3
Kelapa,laha n terbuka
Semak Hutan bakau, pemukiman, belukar, pelabuhan rendah savana Sumber: Bakosurtanal 1996 dan Dahyar, 1999 (modifikasi) Keterangan: *tidak ada data Lampiran 19. Kriteria kesesuaian lahan untuk Kawasan Industri
3-8
Kelas Kesesuaian S2 S3 9-15 0-2
>16
>20
15-20
10-20
<10
50-200
> 200-500
>500
-
Alangalang, semak, hutan, kebun campuran
Pemukiman, perkebunan, campuran pemukiman dan kebun
-
Jalur hijau, hutan lindung, hutan bakau, penyangga rawa tergenang
No. Parameter 1.
5.
Kemiringan Lahan (%) Ketersediaan Air Tawar (I/dtk)* Jarak dari sarana jalan (m) Land use
6.
Drainase
2. 3.
S1
Tidak Tidak tergenang tergenang Sumber: Masrul, 2002 (modifikasi) Keterangan: *tidak ada data
Tergenang periodik
N
88
Lampiran 20. Kesesuaian lahan untuk Keramba Jaring Apung (KJA) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 14
Parameter Kecepatan Arus Tinggi air pasang Kedalaman PH Perairan Oksigen terlarut Salinitas Suhu Perairan Nitrat Phospat Pencemaran
S1 0,3 > 1,0 > 10 8 >6 > 30 30 - 32 < 0,1 < 0,1 tidak ada
Kesesuaian S2 S3 0,2-0,4 0,05-0,2 0,5-1,0 0,5-1,0 8-10 4-6 7 6-9 6 3-5 25-30 20-25 29-30 28 0,1-0,5 0,6-0,9 0,1-0.5 0,6-0,9 rendah sedang
N < 0,5 < 0,5 <4 <6 & >9 <3 < 20 <28 & >32 > 0,9 > 0,9 tinggi
Lampiran 21. Klasifikasi konsistensi peruntukan ruang antara Peta Zonasi Pesisir (MCRMP 2004) dengan Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW Kota Padang 2004 – 2013) No. Klasifikasi 1. Sangat konsisten
Keterangan jika peruntukan lahan dalam Peta Zonasi Pesisir sesuai dengan Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
2.
Konsisten
jika peruntukan lahan dalam Peta Zonasi Pesisir masih mengarah ke Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
3.
Tidak Konsisten
jika peruntukan ruang dalam Peta Zonasi Pesisir tidak sesuai dalam Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Lampiran 22. Klasifikasi konsistensi peruntukan ruang antara penggunaan/ tutupan lahan dengan Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) No. Klasifikasi 1. Sangat konsisten
Keterangan jika penggunaan lahan sesuai dalam Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
2.
Konsisten
jika penggunaan lahan masih mengarah ke Peta Rencana Tata Ruang Wilayah 2014-2013
3.
Tidak Konsisten
jika penggunaan lahan tidak sesuai dalam Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
89
Lampiran 23. Klasifikasi konsistensi peruntukan ruang untuk pemukiman dan industri dalam Peta Rencana Tata Ruang Wilayah dengan kondisi biofisik
1.
Kelas Lereng (%) 0-8
2.
8 - 15
Sesuai
3.
> 15
Tidak sesuai
No.
Keterangan Sangat sesuai
Lampiran 24. Klasifikasi konsistensi peruntukan ruang untuk perkebunan dalam Peta Rencana Tata Ruang Wilayah dengan kondisi biofisik No. 1.
Kelas Lereng (%) 0-8
Tidak sesuai
2.
8 - 15
Sangat sesuai
3.
> 40
Tidak sesuai
Keterangan
Lampiran 25. Daftar responden analisis persepsi arahan dan prioritas peruntukan ruang di Kawasan Teluk Bungus No. 1.
Nama Yenny Yuliza, ST.MT
Jabatan Kasubid Tata Ruang Permukiman, Lingkungan BAPPEDA Kota Padang
2.
Nugroho Retno, M.Si
Kasubid Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup BAPPEDA Sumatera Barat
3.
Ir. Lazuardi
Kabid Pengembangan, Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang
90
Lampiran 26. Klasifikasi Zona berdasarkan Undang-Undang Tata Ruang No. 26 Tahun 2007 dan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Zona berdasarkan fungsi utama kawasan (UU Tata Ruang No. 26 Tahun 2007) Kawasan Budidaya
Zona menurut UU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan PulauPulau Kecil No. 27 (2007) Kawasan Pemanfaatan Umum
Kategori Sub Zona 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Hutan produksi Hutan rakyat Pertanian Budidaya perairan Pariwisata Kawasan pendidikan Tempat Ibadah Kawasan Industri Pemukiman Perdagangan Pertambangan Pertahanan keamanan Kegiatan perikanan Prasarana perhubungan laut Industri maritim
Kawasan Lindung
Kawasan Konservasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Hutan lindung Kawasan bergambut Kawasan resapan air Sempadan pantai Sempadan sungai Kawasan sekitar danau/waduk Ruang terbuka hijau Kawasan sekitar mata air Kawasan suaka alam Kawasan suaka alam laut dan perairannya Kawasan pantai berhutan bakau Taman nasional dan taman nasional laut Taman hutan raya Taman wisata alam dan taman wisata alam laut Cagar alam dan cagar alam laut Suaka margasatwa dan Suaka marga satwa laut Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan Kawasan rawan letusan gunung Api Kawasan rawan gempa bumi Kawasan rawan tanah longsor Kawasan rawan gelombang pasang Kawasan rawan banjir Taman buru Cagar biosfer Ramsar Kawasan perlindungan plasma nutfah Kawasan pengungsian satwa Terumbu karang
Kawasan Khusus
Alur Laut
1. 2.
Alur pelayaran Pipa/kabel bawah laut Migrasi biota laut
3.
91
Lampiran 27. Deskripsi Tanah di daerah penelitian Pengamatan Lokasi Koordinat
: : : Tebal (cm)
Horizon A
10 cm
B
10-50 cm
Pengamatan Lokasi Koordinat Horizon
: : :
A
Tebal (cm) 0-15
B
15-200
Pengamatan Lokasi Koordinat
: : :
A
Tebal (cm) 15 cm
B
15-30 cm
C
30-200
Horizon
cm
01 Pelabuhan Bungus 100o,23’57.1’’ BT / 1o1’38.7’’ LS Deskripsi (7,5 YR 3/1) coklat kehitaman, Tx:Pasir berliat; Struktur; granular; lembab; pori mikro; drainase; bagus. Warna; kuning kecoklatan, Tx:Pasir berliat; Struktur:granular; lembab; pori mikro sedikit, pori makro sedikit; drainase; sedang-jelek. 02 S. Batang Air Pinang 100° 26' 18.204" BT/ 1° 0' 38.17"LS Deskripsi (7,5 YR 3/1) coklat kehitaman, Tx:Lempung berliat; Struktur:granular; lembab; pori mikro banyak, makro sedikit; drainase; bagus. Warna; coklat kehitaman, Tx: lempung berliat; Struktur:pejal/massive; lembab; pori mikro sedikit, makro sedikit; drainase; jelek. 03 Kampung Pinang 100° 25' 0.09"BT/ 1° 0' 23.10"LS Deskripsi (7,5 YR 3/1) coklat kehitaman, Tx:Lempung berliat; Struktur:granular; lembab; pori mikro banyak, makro sedikit; drainase; bagus. Warna; coklat kemerahan, Tx: lempung berliat; Struktur: gumpal bersudut; lembab; pori mikro sedang, makro sedikit; drainase; sedang. Warna coklat kekuningan, Tx; lempung berpasir, struktur; gumpal, lembab, pori mikro sedikit, makro sedikit, drainase sedang.
92
Pengamatan Lokasi Koordinat
: : :
A
Tebal (cm) 0 - 15
B
15-35
C
35-150
Horizon
Pengamatan Lokasi Koordinat
: : :
A
Tebal (cm) 0 -10
B
10-25
Horizon
04 Teluk Kaluang 100° 24' 5.90"BT/ 1°4' 48.10"LS Deskripsi (7,5 YR 3/1) hitam kecoklatan, Tx:Lempung berliat; Struktur:granular; lembab; pori mikro/makro banyak; drainase; bagus. Warna; coklat keputihan, Tx: lempung berliat; Struktur: gumpal bersudut; lembab; pori mikro/makro sedang; drainase; sedang-bagus. Warna coklat keputihan, Tx; lempung berpasir, struktur; gumpal, lembab, pori mikro sedikit, makro sedikit, drainase sedang. 05 Teluk Kabung 100° 25' 0.19"BT/ 1°4' 44.50"LS Deskripsi (7,5 YR 3/1) coklat kehitaman, Tx:Pasir berliat; Struktur:remah; lembab; pori mikro; drainase; bagus. Warna; kuning kecoklatan, Tx:Pasir berliat; Struktur:remah; lembab; pori mikro sedikit, pori makro sedikit; drainase; sedang-jelek.
93
Lampiran 28. Padanan nama tanah di daerah penelitian No 1. 2. 3. 4. 5.
Jenis Tanah Dystrandepts (D) Hapludults (M) Troporthents (T) Dystropepts (D) Hapludults (F) Troporthents (T) Dystropepts (D) Humitropepts (F) Troporthents (T) Humitropepts (D) Tropaquepts (F) Tropopsaments (D) Sulfaquents (F)
Modifikasi 1978/1982 (PPT) Andosol Latosol Litosol Latosol Latosol Litosol Kambisol Kambisol Litosol Tanah aluvial Tanah aluvial Regosol Glei
94 Lampiran 29. Data kualitas air laut di Teluk Bungus tahun 2006 TITIK
BUJUR (BT)
LINTANG (LS)
NITRAT
FOSFAT
AMONIA
SALINITAS (%)
PH
SUHU (oC)
KLOROFIL
TSS (ppm)
DO
BOD
1.
100,4092
1,0378
0,00
0,110
2,341
33,00
8,19
29,20
12,97
607,102
5,59
0,00
2.
100,4117
1,0444
0,00
1,640
1,970
33,00
7,98
30,70
10,98
586,501
6,67
0,00
3.
100,4067
1,0514
1,50
0,130
1,690
34,00
7,84
30,20
12,90
612,102
5,80
4,10
4.
100,4069
1,0389
0,00
0,130
2,858
34,00
7,84
30,40
12,88
1.007,210
6,30
0,00
5.
100,4114
1,0392
0,70
0,350
1,867
30,00
7,86
30,20
12,90
405,506
6,26
0,00
6.
100,4111
1,0661
0,20
0,225
0,438
34,00
7,91
29,50
13,14
1.002,700
5,62
22,90
7.
100,4108
1,0717
1,10
0,220
1,611
33,00
7,82
30,50
13,36
1.020,120
6,37
0,00
8.
100,4078
1,0739
0,00
0,090
1,885
34,00
7,78
30,40
13,19
770,220
6,65
0,00
9.
100,3986
1,0306
0,00
0,075
1,897
26,00
7,61
30,70
13,14
612,613
6,22
0,00
10.
100,4017
1,0350
1,05
0,315
0,711
7,00
6,91
27,90
12,72
580,821
6,02
18,80
11.
100,4028
1,0444
0,10
2,400
2,262
34,00
7,84
29,40
12,90
875,015
6,12
22,00
12.
100,4022
1,0558
0,05
0,180
2,146
34,00
7,84
29,60
12,90
898,113
6,04
11,30
13.
100,4022
1,0661
0,00
0,815
2,116
34,00
7,84
31,20
13,12
632,233
6,27
0,00
14.
100,4019
1,0717
0,00
0,625
2,760
34,00
7,71
31,10
13,14
824,525
6,04
16,00
15.
100,3936
1,0356
0,00
2,455
0,748
34,00
7,76
28,30
12,88
775,020
6,04
14,60
16.
100,3936
1,0444
0,50
0,465
2,128
33,00
7,85
29,10
13,26
541,812
6,88
0,00
17.
100,3933
1,0558
0,20
2,750
2,894
31,00
7,81
29,50
13,26
776,216
6,47
9,20
18.
100,3931
1,0661
0,00
0,710
1,599
33,00
7,86
29,00
13,17
1.020,820
6,32
0,00
19.
100,3931
1,0717
0,20
0,435
1,903
34,00
7,89
30,20
12,86
848,819
5,27
14,00
20.
100,3906
1,0756
1,55
0,120
1,836
33,00
7,72
30,70
13,19
1.024,020
6,65
0,00
21.
100,3847
1,0444
0,00
0,045
2,323
34,00
7,88
29,80
12,79
927,518
6,09
0,00
22.
100,3847
1,0558
1,35
2,385
1,246
34,00
7,85
30,50
13,21
1.018,020
5,33
14,70
23.
100,3850
1,0656
0,00
0,055
2,791
34,00
7,87
30,20
11,28
6.366,760
6,12
16,60
95
Lampiran 30. Analisis persepsi arahan peruntukan ruang di Kawasan Teluk Bungus Responden 1 : BAPPEDA Kota Padang Vektor Prioritas % Kesesuaian Lahan Mitigasi Bencana Penyediaan Lapangan Kerja Peningkatan PAD Ekosistem Pesisir Pengaruh DAS Peraturan Pengelolaan Konflik Pemanfaatan Ruang
Prioritas
0,38 0,45 1,09 0,97 0,52 0,71 1,22 2,66
0,05 0,06 0,14 0,12 0,07 0,09 0,15 0,33
4,75 5,66 13,68 12,07 6,56 8,82 15,26 33,20
8 7 3 4 6 5 1 1
Kes. Lahan 0,04 0,21 0,07 0,21 0,21 0,21 0,07 4,87
Mitigasi Bencana 0,10 0,13 0,10 0,18 0,10 0,30 0,10 1,12
Lapangan Kerja 0,12 0,18 0,09 0,05 0,06 0,12 0,37 2,73
PAD 0,46 0,23 0,05 0,05 0,07 0,09 0,05 2,18
Nilai Skor masing-masing peruntukan
Pertanian Pemukiman Industri Pelabuhan Pariwisata Budidaya Laut Kawasan Lindung Total
Ekosistem 0.27 0.16 0.12 0.09 0.09 0.16 0.12 1.24
Responden 2: BAPPEDA SUMBAR
%
Vektor Prioritas
Prioritas
Kesesuaian Lahan
0,53
0,07
6,65
6
Mitigasi Bencana
0,85
0,11
10,68
4
Penyediaan Lapangan Kerja
0,93
0,12
11,57
3
Peningkatan PAD
0,85
0,11
10,68
4
Ekosistem Pesisir
0,53
0,07
6,58
7
Pengaruh DAS
0,78
0,10
9,74
5
Peraturan Pengelolaan Konflik Pemanfaatan Ruang
1,62
0,20
20,29
2
1,90
0,24
23,81
1
DAS 0,06 0,06 0,11 0,53 0,11 0,08 0,06 1,88
Peraturan 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 1,40
Konflik 0,27 0,05 0,05 0,27 0,27 0,04 0,03 3,67
Skor Agregasi 0,124403 0,107388 0,066318 0,107884 0,06873 0,093495 0,09976
Prioritas 1 4 6 2 3 5 5
96 Nilai skor masing-masing peruntukan Kesesuaian Lahan
Mitigasi Bencana
Lapangan Kerja
PAD
Ekosistem
DAS
Peraturan
Konflik
Skor Agregasi
Prioritas
Pertanian
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,142857
-
Pemukiman
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,142857
-
Industri
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,142857
-
Pelabuhan
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,142857
Pariwisata
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,142857
-
Budidaya Laut
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,142857
-
Kawasan Lindung
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,142857
-
Total
0,78
0,78
2,33
2,33
0,78
1,40
2,33
7,00
Responden 3: DKP Kota Padang Vektor Prioritas Kesesuaian Lahan Mitigasi Bencana Penyediaan Lapangan Kerja Peningkatan PAD Perlindungan Ekosistem Pesisir Pengaruh DAS Peraturan Pengelolaan Konflik Pemanfaatan Ruang
0,53 0,44 0,87 1,18
0,07 0,05 0,11 0,15
% 6,593257 5,4953537 10,871884 14,788259
Prioritas 7 8 5 2
0,57 0,91 1,16 2,34
0,07 0,11 0,14 0,29
7,1598836 11,409161 14,472527 29,209675
6 4 3 1
Bencana 0,10 0.07 0,17 0,17 0,17 0,25 0,07 1,99
Lap. Kerja 0,10 0,10 0,30 0,15 0,15 0,15 0,06 3,37
PAD 0,22 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,22 4,50
Nilai Skor Masing-masing peruntukan
Pertanian Pemukiman Industri Pelabuhan Pariwisata Budidaya Laut Kawasan Lindung Total
Kes. Lahan 0,12 0,08 0,12 0,12 0,12 0,23 0,23 4,33
Ekosistem 0,05 0,05 0,11 0,16 0,16 0,16 0,32 3,12
DAS
Peraturan 0,12 0,12 0,12 0,23 0,12 0,08 0,23 4,33
Konflik 0,17 0,08 0,17 0,17 0,17 0,08 0,17 6,00
0,25 0,08 0,13 0,13 0,08 0,08 0,25 4,00
Skor Agregasi 0,17 0,09 0,15 0,15 0,12 0,12 0,20
Prioritas 2 5 3 3 4 4 1
97 Pendapat Gabungan Parameter Kriteria Responden 2
Responden 3
1
Kesesuaian Lahan
Kriteria
Responden 1 0,05
0,07
0,07
Rata-Rata 0,06
% 6,00
Skala Prioritas 8
2
Mitigasi Bencana
0,06
0,11
0,05
0,07
7,28
6
3
Penyediaan Lapangan Kerja
0,14
0,12
0,11
0,12
12,04
4
4
Peningkatan PAD
0,12
0,11
0,15
0,13
12,52
3
5
Perlindungan Ekosistem Pesisir
0,07
0,07
0,07
0,07
6,77
7
6
Pengaruh DAS
0,09
0,10
0,11
0,10
9,99
5
7
Peraturan Pengelolaan
0.15
0.20
0.14
0,17
16,67
2
8
Konflik Pemanfaatan Ruang
0.33
0.24
0.29
0,29
28,74
1
Responden 2
Responden 3
Prioritas Peruntukan Ruang Responden 1
Rata-Rata
%
Skala Prioritas
1
Pertanian
0,21
0,14
0,17
0,18
17,604665
1
2
Pemukiman
0,13
0,14
0,09
0,12
11,913861
7
3
Industri
0,08
0,14
0,15
0,12
12,476186
5
4
Pelabuhan
0,20
0,14
0,15
0,16
16,303768
2
5
Pariwisata
0,16
0,14
0,12
0,14
14,154129
4
6
Budidaya Laut
0,11
0,14
0,12
0,12
12,252321
6
7
Kawasan Lindung
0,11
0,14
0,20
0,15
15,29507
3