PENGELOLAAN LINGKUNGAN WILAYAH PESISIR DAN LAUT TELUK BANTEN BERKELANJUTAN
SJAIFUDDIN
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Pengelolaan Lingkungan Wilayah Pesisir dan Laut Teluk Banten Berkelanjutan adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan mapun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Bogor, 12 November 2007
Sjaifuddin NRP P062040021
ABSTRACT SJAIFUDDIN. Sustainable Environmental Management of Banten Bay Coastal and Marine Zone. Under direction of M. SYAMSUL MA'ARIF, ETTY RIANI and SETIA HADI Banten bay coastal and marine zone is a unique ecosystem which has a variety potencies and problems of using some natural resources, especially in the trade off between economic growth and ecological preservation. Based on these conditions, this research aimed: first, to design an environmental management scenario ensuring a profitable synergy of all stakeholders without neglecting the principles of environmental conservation; second, to design an interaction model among variables in the bio-physic, economy and social subsystems in order to increase sources of earning and sustainable used of natural resources. Using a dynamic system, the main inputs of the designed model were the policy of environmental management as an output of analytical hierarchy process (AHP), the feasibility of natural resources management as a product of extended costbenefit analysis (ECBA), the suitable option of natural resources management as an output of comparative performance index (CPI), the suitable land-use planning through geographic information system (GIS) and the prospect of environmental management through prospective analysis. The results of this research showed that the policy of environmental management was mainly the development of environmentally friendly industry (0.538) and then followed by marine ecotourism (0.471). The feasibility study indicated that all of natural resources management options were feasible to be developed. It also indicated that sustainable management (195.1), sustainable harvest (347.1) and beach protected areas (107.0) were the most feasible management options. Optimization model indicated that an increasing industrial and settlement zone at the west coast of Banten bay could be reduced on 5,415 ha and 9,297 ha at the end of management period (2027) (an average reduction of 62.18% and 3.35% per year were compared with existing condition). Excessive extraction of sea sand in Banten bay mining area, which was biophysically, economically and socially judged to suffer a loss, became the main reason to keep this area back to the initial importance (as a natural area and a conditional utilization zone). Prospective analysis indicated that new urbanism (55%) was the most suitable scenario to be implemented. It could increase performance of investment and other sector simultaneously. The optimized performance of industrial sector (828 industrial structures) was just followed by a minimized pollutant production (312,118,075.34 m3). The stopping of sea sand mining total activities decreased the level of habitat deterioration. The optimized carrying capacity (45,975 fish/1,000m2) gave a positive contribution on fishery production, so the fisherman's revenue increased significantly (till USD 9,285.40). The management of conflict of interest decreased the conflict frequency (zero conflict starting from 2024). The model which was designed in accurate policy integration through industrial development, incentives of investment, physically habitat protection, source of impact management and social empowerment, was the most suitable model that could be implemented in order to increase sources of earning and sustainable used of natural resources. Keywords:
sustainable environmental management, coastal and marine zone, dynamic system.
RINGKASAN SJAIFUDDIN. Pengelolaan Lingkungan Wilayah Pesisir dan Laut Teluk Banten Berkelanjutan. Dibimbing oleh M. SYAMSUL MA'ARIF, ETTY RIANI dan SETIA HADI. Wilayah pesisir dan laut Teluk Banten merupakan ekosistem unik yang menyimpan berbagai potensi dan permasalahan pemanfaatan sumberdaya alam, terutama menyangkut trade off antara kepentingan ekonomi dan preservasi ekologi. Dalam konteks pengelolaan lingkungan, permasalahan yang muncul di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten pada dasarnya berkaitan dengan aspek biofisik, ekonomi dan sosial. Dari aspek biofisik, permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah semakin tingginya ancaman terhadap ekosistem alami Teluk Banten, pemanfaatan ruang yang semakin tidak terkendali, penambangan pasir laut yang semakin tidak terkontrol dan semakin tingginya tingkat pencemaran (baik oleh limbah industri maupun domestik) yang masuk ke Teluk Banten. Dari aspek ekonomi, permasalahan yang muncul adalah pertumbuhan industri yang tinggi yang kurang bersinergi dengan berbagai kepentingan stakeholders dan tingginya tingkat degradasi sumberdaya alam hayati yang berdampak pada menurunnya pendapatan masyarakat pesisir. Dari aspek sosial, permasalahan yang muncul adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi dan frekuensi konflik yang makin sering terjadi. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk merancang skenario pengelolaan lingkungan yang menjamin terjadinya sinergi yang menguntungkan semua stakeholders dengan tanpa mengabaikan prinsip konservasi. Selain itu juga untuk merancang model interaksi di antara berbagai variabel dalam subsistem biofisik, ekonomi dan sosial dalam kaitannya dengan upaya peningkatan pendapatan masyarakat dan pemanfaatan sumberdaya alam berkelanjutan. Model pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten dirancang menggunakan sistem dinamik berdasarkan diagram simpal kausal yang ditetapkan sebelumnya. Input utama model terdiri dari kebijakan pengelolaan lingkungan yang diperoleh melalui analytical hierarchy process (AHP), kelayakan pengelolaan sumberdaya yang ditetapkan melalui extended cost-benefit analysis (ECBA), opsi pengelolaan sumberdaya yang ditetapkan melalui comparative performance index (CPI), kesesuaian pemanfaatan ruang melalui geographic information system (GIS) dan prospek pengelolaan lingkungan melalui prospective analysis. Hasil analisis menggunakan AHP menunjukkan, bahwa alternatif kebijakan yang memperoleh prioritas utama untuk diimplementasikan adalah mengelola lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten sebagai kawasan industri ramah lingkungan dengan tetap berbasis pada potensi dan sumberdaya daerah (0,538). Prioritas berikutnya adalah mengelola lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten sebagai kawasan eco-industrial tourism yang berbasis pada keunggulan industri yang ramah lingkungan dan pesona keindahan alam wilayah tropika (0,471). Hasil analisis kelayakan pengelolaan sumberdaya menunjukkan, bahwa semua opsi pengelolaan sumberdaya alam di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten dinilai layak untuk dikembangkan. Untuk sumberdaya mangrove, nilai NPV dan BCR pada opsi sustainable management mencapai USD 4.956.640,85
dan 5,96. Nilai NPV dan BCR pada opsi milkfish sylvofishery mencapai USD 3.066.800,88 dan 2,74. Nilai NPV dan BCR pada opsi polyculture sylvofishery mencapai USD 3.118.918,91 dan 2,76. Nilai NPV dan BCR pada opsi shrimp sylvofishery mencapai USD 3.263.940,88 dan 2,80. Untuk shallow water resources, nilai NPV dan BCR pada opsi coral reef protected areas mencapai USD 1.659.268,64 dan 1,35; sedangkan nilai NPV dan BCR pada opsi sustainable harvest mencapai USD 7.076.463,52 dan 3,97. Untuk beach resources, nilai NPV dan BCR pada opsi beach protected areas mencapai USD 4.286.609.192,48 dan 7,30; sedangkan nilai NPV dan BCR pada opsi set back zone mencapai USD 4.896.186.866,75 dan 6,54. Hasil penilaian terhadap opsi pengelolaan sumberdaya alam dengan menggunakan metode CPI menunjukkan, bahwa untuk sumberdaya mangrove, sustainable management merupakan opsi terbaik dengan nilai mencapai 195,1. Untuk shallow water resources, sustainable harvest merupakan opsi terbaik dengan nilai mencapai 347,1. Untuk beach resources, beach protected areas merupakan opsi terbaik dengan nilai mencapai 107,0. Hasil analisis kebijakan pemanfaatan ruang menunjukkan, bahwa berdasarkan kondisi pemanfaatan ruang yang ada saat ini (existing condition), kepentingan pengembangan zona industri, serta dengan tetap memperhatikan esensi beberapa koridor ekologi penting, maka kebijakan pemanfaatan ruang darat di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten akan mengalami perubahan mendasar terutama di pesisir barat. Hasil optimasi menunjukkan, bahwa laju peningkatan lahan industri terbangun dan lahan permukiman terbangun di pesisir barat Teluk Banten masih dapat ditekan rata-rata 62,18% dan 3,35% per tahun dari kondisi saat ini, hingga pada akhir periode pengelolaan (tahun 2027) total luas kawasan industri terbangun dan kawasan permukiman terbangun mencapai 5.415 ha dan 9.297 ha. Untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih luas, penghentian total (moratorium) aktivitas penambangan pasir laut di perairan Teluk Banten mutlak dilakukan, mengingat dampak negatif aktivitas tersebut baik secara biofisik, ekonomi maupun sosial. Zona penambangan pasir laut yang ada direkomendasikan untuk dikembalikan pada peruntukan semula, yaitu sebagai zona penangkapan ikan tradisional dan pemanfaatan bersyarat. Hasil analisis prospektif menunjukkan, bahwa terdapat 5 faktor kunci (key factors) yang sangat menentukan keberhasilan pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten, yaitu pengelolaan sumber dampak, insentif investasi, pengembangan industri, perlindungan fisik habitat dan pemberdayaan masyarakat. Expert judgment menunjukkan, bahwa skenario new urbanism yang berorientasi pada keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan preservasi ekologi merupakan skenario yang paling implementatif (hasil penilaian mencapai 55%) pada pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan. Hasil optimasi menunjukkan, bahwa implementasi kebijakan insentif investasi mampu meningkatkan kinerja investasi rata-rata 6,37% per tahun hingga mencapai USD 580.432.136,37. Tingginya investasi yang didukung oleh kebijakan pengembangan industri mampu meningkatkan pertumbuhan industri rata-rata 0,95% per tahun hingga mencapai jumlah 827 perusahaan. Peningkatan industri dan jumlah penduduk mendorong peningkatan produksi limbah secara eksponensial. Implementasi kebijakan pengelolaan sumber
dampak mampu menekan produksi limbah rata-rata 50,75% per tahun dari kondisi saat ini hingga mencapai 312.118.075,34 m3. Sebagai bagian dari kebijakan pengelolaan sumber dampak, regulasi pertambangan yang diberlakukan secara ketat mampu mempertahankan kandungan pasir laut pada posisi mendekati kondisi pada awal periode pengelolaan (134.159.315,68 m3). Implementasi kebijakan pemberdayaan masyarakat memberikan akses yang lebih besar kepada masyarakat pesisir untuk meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan pendapatan. Hasil optimasi menunjukkan, bahwa pendapatan masyarakat pesisir dapat ditingkatkan rata-rata 123,42% per tahun dari kondisi saat ini hingga mencapai USD 9.285,40. Peningkatan pendapatan masyarakat pesisir didukung oleh peningkatan produksi ikan laut, ikan tambak dan rumput laut secara optimal (rata-rata mencapai 5,41%; 2,19% dan 2,46% per tahun). Peningkatan produksi terjadi seiring dengan peningkatan dayadukung rata-rata 63,07% dari kondisi saat ini hingga mencapai 45.975 fish/1.000 m3. Keberhasilan mempertahankan penutupan karang dan lamun pada luasan semula (yakni 250 ha dan 370 ha) dan kemampuan meningkatkan penutupan mangrove rata-rata 1,19% per tahun hingga mencapai 292 ha dinilai sebagai faktor penting bagi peningkatan dayadukung. Pada sisi lain, hasil optimasi meningkatkan lapangan kerja rata-rata 21,93% per tahun dari kondisi saat ini hingga dapat menampung 189.282 pekerja. Peranan pesisir pada perekonomian wilayah meningkat rata-rata 0,26% per tahun hingga mencapai 84,16%. Frekuensi konflik menurun rata-rata 63,20% per tahun hingga proses menuju zero conflict dapat berlangsung lebih cepat (tidak tersisa lagi konflik mulai tahun 2024). Kata kunci: pengelolaan lingkungan berkelanjutan, wilayah pesisir dan laut, sistem dinamik.
@ Hak cipta milik IPB, tahun 2007 Hak cipta dilindungi undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar di IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
PENGELOLAAN LINGKUNGAN WILAYAH PESISIR DAN LAUT TELUK BANTEN BERKELANJUTAN
SJAIFUDDIN
Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007
Judul Disertasi
: Pengelolaan Lingkungan Wilayah Pesisir dan Laut Teluk Banten Berkelanjutan
Nama
: Sjaifuddin
NRP
: P 062040021
Disetujui Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. M. Syamsul Ma'arif, M.Eng. Ketua
Dr.Ir. Etty Riani, M.S. Anggota
Dr. Ir. Setia Hadi, M.Si. Anggota
Diketahui Plh. Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Etty Riani, M.S.
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.
Tanggal Ujian: 29-10-2007
Tanggal Lulus: 29-11-2007
kepada umi kaltsum, ibuku
RIWAYAT HIDUP Peneliti dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Maret 1968 sebagai anak pertama dari pasangan Umi Kaltsum Abdul Fatah dan Abdurrahman Sastrodihardjo. Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP Yogyakarta, lulus pada tahun 1992. Pada tahun 1999, peneliti mendapat kesempatan melanjutkan studi S2 di Program Studi Ilmu Lingkungan pada Program Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) dan menamatkannya pada tahun 2002. Kesempatan untuk melanjutkan studi S3 di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB) diperoleh pada tahun 2004. Selama studi S2 dan S3, peneliti memperoleh beasiswa pendidikan pascasarjana dari Departemen Pendidikan Nasional RI. Peneliti bekerja sebagai dosen di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa di Serang Banten pada Program Studi Pendidikan Biologi. Matakuliah yang menjadi tanggungjawab peneliti adalah Ekologi, Pengantar Ilmu Lingkungan dan Biologi Konservasi. Sebuah artikel berjudul “Pengelolaan Lingkungan Wilayah Pesisir dan Laut Teluk Banten Berkelanjutan” telah diterima untuk dipublikasikan di Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Volume 4, No. 1 tahun 2007. Artikel lain berjudul “Cost-Benefit Analysis Pengelolaan Sumberdaya Alam Wilayah Pesisir dan Laut Teluk Banten Berkelanjutan” juga telah diterima untuk dipublikasikan di Biodidaktika, Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Volume 3 No. 1, Januari 2008. Kedua karya ilmiah tersebut merupakan bagian dari disertasi peneliti.
PRAKATA Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, disertasi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, pembawa cahaya kehidupan. Disertasi ini disusun dalam rangka merancang model pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten yang menjamin terjadinya sinergi yang menguntungkan semua stakeholders dengan tanpa mengabaikan prinsip konservasi lingkungan. Alternatif kebijakan yang diimplementasikan dirancang untuk mendukung kinerja sektor industri dan investasi dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip perlindungan fungsi ekosistem dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir. Produk yang dihasilkan diharapkan berguna baik bagi Pemerintah Kabupaten Serang, Pemerintah Provinsi Banten, para pelaku industri dan jasa maupun bagi masyarakat pada umumnya. Terima kasih disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. M. Syamsul Ma'arif, M.Eng; Ibu Dr. Ir. Etty Riani, M.S. dan Bapak Dr. Ir. Setia Hadi, M.Si. selaku pembimbing; serta Bapak Dr. Ir. Muladno, Bapak Dr. Ir. Manuwoto, Bapak Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M.Sc., Bapak Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc., Ibu Dr. Ir. Erliza Noor, Bapak Prof. Dr. Ir. Rahman Abdullah, M.Sc., Bapak Dr. Ir. Luky Adrianto, M.Sc. dan Bapak Dr. Ir. Drajat Martianto, MS yang telah banyak memberi saran. Disamping itu, penghargaan juga disampaikan kepada Bapak Drs. Yuyu Yuhana, M.Si, Bapak Ir. Budi Mulyono, M.Si, Bapak Ir. Yani Setyamaulida, Bapak Drs. Nana Prayatna Rahadian, Bapak Agus Halim Lasmana, S.Pi., Bapak Ir. Suroso Mukti Leksono, M.Si, Bapak Ir. Muhammad Farhan, M.Si., Bapak Iwan Herawan, S.T., Ibu Dra. Hj. Reni Indrayanti, M.Si., Bapak Drs. H. Syadeli Hanafi, M.Pd., Bapak Drs. H. Nandang Faturohman, M.Pd. dan Bapak Pawit Sugiarto. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Umi Kaltsum Abdurrahman, Chusniah, Aris Prabowo, Ahsan Ahmad Nibras, Muhammad Miftah Thaha, Habiburrahman Prabowo dan Muafiqurrahman Prabowo. Semoga disertasi ini bermanfaat. Bogor, 12 November 2007 Sjaifuddin NRP P062040021
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL…………………………….………………………….. ix DAFTAR GAMBAR………………….…………………………………..
xiii
DAFTAR LAMPIRAN……………….…………………………………..
xvi
I
II
III
IV
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………………………………………………… 1.2 Tujuan Penelitian……………………………………………… 1.3 Kerangka Pemikiran…………………………………………… 1.4 Manfaat Penelitian…………………………………….............. 1.5 Kebaruan Penelitian…………………………………………… TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Wilayah Pesisir dan Laut………….……............ 2.2 Potensi dan Permasalahan Wilayah Pesisir dan Laut…………. 2.2.1 Sumberdaya Dapat Pulih (Renewable Resources)…….. 2.2.2 Sumberdaya Tak Dapat Pulih (Non-renewable Resources)……………………………………………. 2.2.3 Pencemaran………………………................................. 2.2.4 Degradasi dan Deplesi Sumberdaya Alam……………. 2.3 Pengembangan Wilayah Pesisir dan Laut……………………. 2.3.1 Dasar Pengembangan Wilayah………………………... 2.3.2 Perencanaan Penggunaan Lahan ….………………….. 2.4 Kecenderungan Pergeseran Basis Pemanfaatan Sumberdaya Alam…………………………………………………………. 2.5 Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Terpadu……............... 2.6 Pembangunan Berkelanjutan………………………………… 2.7 Kebijakan Publik di Bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan........................................................................ 2.8 Sistem Dinamik…………………………................................
1 6 7 9 9
12 14 14 16 17 18 19 19 21 22 24 28 29 31
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian…………………........................ 3.2 Rancangan Penelitian………………………………………… 3.2.1 Pendekatan Sistem ……………………………………. 3.2.2 Teknik Pengumpulan dan Jenis Data…………………. 3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel….………………………. 4.3.4 Teknik Analisis Data…………………………………..
34 34 34 35 35 36
KAJIAN WILAYAH STUDI 4.1 Letak Administratif dan Geografis…………………………… 4.2 Kondisi Biofisik………………………………………………. 4.2.1 Karakteristik Pantai……………………………………. 4.2.2 Karakteristik Oseanografi…………………………….
45 45 45 47
4.2.3 Kualitas Air……………………….…………………… 4.2.4 Biota Perairan…………………………………………. 4.2.5 Ekosistem Alami………………………………………. 4.3 Kondisi Sosial Ekonomi……………………………………… 4.3.1 Kependudukan………………………………………… 4.3.2 Perekonomian Wilayah………………………………... 4.3.3 Sumberdaya Perikanan…………………..……………. 4.3.4 Pertanian dan Perkebunan…………………………….. 4.3.5 Pariwisata……………………………………………… V
48 52 55 65 65 68 69 72 74
MODEL PENGELOLAAN LINGKUNGAN 5.1 Masukan Utama Model (Main Input)………………………. .. 5.1.1 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan…………………... 5.1.2 Kelayakan Pengelolaan Sumberdaya………………….. 5.1.3 Opsi Pengelolaan Sumberdaya………………………… 5.1.4 Kesesuaian Pemanfaatan Ruang………………………. 5.1.5 Prospek Pengelolaan Lingkungan…………………….. 5.2 Model Pengelolaan Lingkungan Wilayah Pesisir dan Laut Teluk Banten Berkelanjutan…………………………………. 5.2.1 Analisis Kebutuhan.…………………………………… 5.2.2 Formulasi Permasalahan…………………..................... 5.2.3 Identifikasi Sistem…………………………………….. 5.2.4 Permodelan Sistem…………………………………...... 5.2.5 Simulasi dan Optimasi Model……….………………... 5.2.6 Validasi Model..……………………………….............. 5.2.7 Analisis Sensitivitas…………………………................ 5.2.8 Rekomendasi Kebijakan……………………….............
124 124 125 125 131 135 150 154 155
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan…………………….……………………............... 6.2 Saran….……………………………………………………….
162 163
DAFTAR PUSTAKA …………….………………………………………
164
LAMPIRAN……………………………………………………………….
170
VI
76 76 82 96 99 117
DAFTAR TABEL Halaman 1.
Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian………….
38
2.
Skala penilaian perbandingan berpasangan………………………..
40
3.
Opsi pengelolaan sumberdaya alam di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten…………………………………….…………………
42
Pengaruh langsung antar faktor pada sistem pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan.…
43
5.
Nilai parameter kualitas air Teluk Banten…………………………
49
6.
Volume limbah domestik dan industri per kecamatan dan persentase limbah yang mengalir ke Teluk Banten…..……………
50
Jenis, kepadatan (sel/m3) dan beberapa indeks ekologi komunitas phytoplankton di perairan Teluk Banten.…………………………..
53
Jenis, kepadatan (sel/m3) dan beberapa indeks ekologi komunitas zooplankton di perairan Teluk Banten.…………………………….
54
Komposisi dan kepadatan benthos (sel/m3) di perairan Teluk Banten……………………………………………………………..
55
10.
Distribusi padang lamun di perairan Teluk Banten………………...
60
11.
Berbagai jenis karang di perairan Teluk Banten………….………..
61
12.
Berbagai jenis ikan yang berasosiasi dengan terumbu karang di perairan Teluk Banten…………………………….……………….
62
Tekanan antropogenik dan relevansinya dengan kerusakan ekosistem pesisir dan laut Teluk Banten……………………..……
64
14.
Peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Serang tahun 1961-2004
65
15.
Jumlah penduduk Kabupaten Serang tahun 2004 menurut kelompok umur……………………………………………………..
65
Jumlah penduduk dan kepadatannya di kecamatan-kecamatan pesisir Teluk Banten tahun 2004…………………………………..
66
IPM Kabupaten Serang tahun 1999-2004………………………….
67
4.
7.
8.
9.
13.
16.
17.
18.
PDRB Kabupaten Serang tahun 2004 atas dasar harga berlaku (dalam jutaan rupiah) dan persentasenya…………………………..
68
Peranan wilayah pesisir pada perekonomian Kabupaten Serang (diukur melalui kontribusi terhadap PDRB (dalam jutaan rupiah) tahun 2004…………………………………………………………
69
20.
Densitas ikan di perairan Teluk Banten.……………………………
70
21.
Tingkat eksploitasi kerapu di perairan Teluk Banten..……………..
70
22.
Status beberapa jenis kerapu.………………………………………
71
23.
Produksi dan nilai produksi perikanan kecamatan-kecamatan pesisir Teluk Banten tahun 2003-2004……………………………..
71
24.
Luas areal tambak di pesisir Teluk Banten.…………………….......
71
25.
Struktur PDRB sektor perikanan di Kabupaten Serang……………
72
26.
Luas lahan pertanian (ha) di wilayah pesisir Teluk Banten tahun 2004………………………………………………………………..
73
Produksi tanaman pangan penting di wilayah pesisir Teluk Banten tahun 2004.........................................................................................
74
Pentingnya peranan stakeholders pada pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan…....................
77
Hirarki faktor pendukung pada pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan menurut stakeholders..
78
Hirarki tujuan pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan berdasarkan faktor pendukung…... ….
79
Hirarki alternatif kebijakan pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan berdasarkan tujuan….
80
Beberapa kriteria penentuan kebijakan sesuai dengan tahapan waktu pelaksanaan..…………………………………………….......
81
Estimasi benefit dan cost pengelolaan hutan mangrove pada opsi sustainable management.…………………………………………..
84
Benefit dan cost pengelolaan hutan mangrove di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten pada opsi sustainable management………..
84
19.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
Estimasi benefit dan cost pengelolaan hutan mangrove pada opsi sylvofishery (milkfish)1, (polyculture)2 dan (shrimp)3 management..
85
Benefit dan cost pengelolaan hutan mangrove di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten pada opsi sylvofishery (milkfish)1, (polyculture) 2 dan (shrimp)3 management…….................................
86
Hasil analisis kelayakan dari beberapa opsi pengelolaan hutan mangrove di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten……………….
86
Estimasi benefit dan cost pengelolaan shallow water resources pada opsi coral reef protected areas.………………..……………..
89
Benefit dan cost pengelolaan shallow water resources di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten pada opsi coral reef protected areas.
90
Estimasi benefit dan cost pengelolaan shallow water resources pada opsi sustainable harvest………………………………………..
91
Benefit dan cost pengelolaan shallow water resources di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten pada opsi sustainable harvest….…..
91
Hasil analisis kelayakan dari dua opsi pengelolaan shallow water resources di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten……………….
91
Estimasi benefit dan cost pengelolaan beach resources pada opsi beach protected areas……..……………………………………….
93
Benefit dan cost pengelolaan beach resources di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten pada opsi beach protected areas.…..............
94
Estimasi benefit dan cost pengelolaan beach resources pada opsi set back zone………………………………………………………………
94
Benefit dan cost pengelolaan beach resources di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten pada opsi set back zone.. …………………..
95
Hasil analisis kelayakan dari dua opsi pengelolaan beach resources di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten …………..…..
95
Matriks awal penilaian opsi pengelolaan sumberdaya/habitat mangrove di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten……..………..
96
Matriks hasil transformasi dan hasil penilaian opsi pengelolaan sumberdaya/habitat mangrove di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten………………………………………………………………
96
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
Matriks awal penilaian opsi pengelolaan shallow water resources di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten…………………………..
97
Matriks hasil transformasi dan hasil penilaian opsi pengelolaan shallow water resources di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten..
97
Matriks awal penilaian opsi pengelolaan beach resources di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten……………………………..
98
Matriks hasil transformasi dan hasil penilaian opsi pengelolaan beach resources di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten...............
98
Luas dan volume kandungan pasir laut dari beberapa KP di wilayah perairan Teluk Banten……………………………………..
108
Prospek pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten di masa yang akan datang (tahun 2027)..…………………..
121
Skenario pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten di masa yang akan dating.………………………………….
122
Peringkat skenario pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten di masa yang akan dating...……………………..
123
Kebutuhan stakeholders pada pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten..……………………………………..
124
DAFTAR GAMBAR Halaman 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13. 14.
15.
Kerangka pemikiran pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan……..…………..………………
11
Sistem pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan..………………..………………………….
37
Hirarki pengambilan keputusan pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan……………..………
39
Metode pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan…...………………………..………………
44
Peta administratif kecamatan pesisir Teluk Banten Kabupaten Serang 2007..……………………………………………….……
46
Peta lokasi ekosistem alami pesisir Teluk Banten Kabupaten Serang 2007………………………………………………………
56
Distribusi NPV dari beberapa opsi pengelolaan hutan mangrove di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten..………………….…....
87
Distribusi NPV dari dua opsi pengelolaan shallow water resources di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten...…………...
91
Distribusi NPV dari dua opsi pengelolaan beach resources di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten.…………..………………
95
Peta pemanfaatan ruang darat kecamatan pesisir Teluk Banten Kabupaten Serang 2007..……………….………….…………….
103
Pergeseran garis pantai pesisir barat Teluk Banten Kabupaten Serang 2007………………………………………………………
104
Pergeseran garis pantai pesisir timur Teluk Banten Kabupaten Serang 2007………………………………………………………
105
Peta arahan pemanfaatan ruang darat kecamatan pesisir Teluk Banten Kabupaten Serang 2007………………………………….
112
Zona penangkapan ikan perairan Teluk Banten Kabupaten Serang 2007……………………………………………………...
113
Zona penambangan pasir laut perairan Teluk Banten Kabupaten Serang 2007………………………………………………………
114
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
Peta arahan pemanfaatan ruang laut perairan Teluk Banten Kabupaten Serang 2007……….…………………………………
119
Tingkat kepentingan faktor-faktor penentu keberhasilan pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten di masa yang akan datang..........…………………………………….
120
Hubungan antar variabel dalam subsistem biofisik, ekonomi, dan sosial pada pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan…..………………………………….
129
Diagram input-output sistem pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan...…………………..
130
Struktur model pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan.……………………………………..
136
Pola pertumbuhan investasi pada skenario konvensional (hitam), new urbanism (biru), konservasi (hijau) dan optimasi (merah)….
137
Pola pertumbuhan industri pada skenario konvensional (hitam), new urbanism (biru), konservasi (hijau) dan optimasi (merah)....
137
Pola pertumbuhan lahan industri terbangun pada skenario konvensional (hitam), new urbanism (biru), konservasi (hijau) dan optimasi (merah)…………………………………………….
139
Pola pertumbuhan lahan permukiman terbangun pada tiga skenario (biru) dan optimasi (merah) …………..……………….
140
Pola peningkatan volume limbah pada skenario konvensional (hitam), new urbanism (biru), konservasi (hijau) dan optimasi (merah)…………………………………………………………..
141
Pola pertumbuhan pendapatan masyarakat pesisir pada skenario konvensional (hitam), new urbanism (biru), konservasi (hijau) dan optimasi (merah)…………………………………………….
142
Pola produksi ikan laut (coklat), ikan tambak (hijau) dan rumput laut (ungu) pada skenario konvensional, new urbanism, konservasi dan optimasi.................................................................
142
Pola daya dukung perikanan pada skenario konvensional (hitam), new urbanism (biru), konservasi (hijau) dan optimasi (merah)…………………………………………………………...
145
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
Pola penutupan mangrove (merah), karang (hitam) dan lamun (hijau) pada skenario konvensional, new urbanism, konservasi dan optimasi……………………………………………………..
145
Pola kandungan pasir laut pada skenario konvensional (merah), new urbanism (biru), konservasi dan optimasi (hijau)…………...
147
Pola pertumbuhan lapangan kerja pada skenario konvensional (hitam), new urbanism (biru), konservasi (hijau) dan optimasi (merah)…………………………………………………………...
148
Pola pertumbuhan peranan pesisir pada skenario konvensional (hitam), new urbanism (biru), konservasi (hijau) dan optimasi (merah)…..………………………………………………………
150
Pola frekuensi konflik pada skenario konvensional (hitam), new urbanism (biru), konservasi (hijau) dan optimasi (merah)…..…..
150
Keserupaan kinerja daya dukung perikanan pada main model dengan pendapatan masyarakat pesisir dan jumlah penduduk pada co-model……………………………………………………
152
Keserupaan kinerja model (biru) dengan kinerja sistem (merah) pada level jumlah penduduk……………………..………………
154
Perubahan perilaku level jumlah industri sebagai efek dari pemanfaatan fasilitas PULSE dalam intervensi kebijakan pengembangan industri…………..……………………………...
155
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1.
Hasil akhir perhitungan bobot kriteria pada penentuan konsep pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan....…………………………………………………..
170
Cost-benefit analysis pengelolaan hutan mangrove di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten pada opsi sustainable management (USD)………………………………………………………..…..
171
Cost-benefit analysis pengelolaan hutan mangrove di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten pada opsi sylvofishery (milkfish) management (USD)..…………………………………………….
174
Cost-benefit analysis pengelolaan hutan mangrove di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten pada opsi sylvofishery (polyculture) management (USD)…………….………………….
177
Cost-benefit analysis pengelolaan hutan mangrove di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten pada opsi sylvofishery (shrimp) management (USD)…………….………………………………..
180
Cost-benefit analysis pengelolaan shallow water resources di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten pada opsi coral reef protected areas (USD)……..……………………………………
183
Cost-benefit analysis pengelolaan shallow water resources di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten pada opsi sustainable harvest (USD).…………………………………………………..
186
Cost-benefit analysis pengelolaan beach resources di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten pada opsi beach protected areas (USD).……………………………………………………………
189
Cost-benefit analysis pengelolaan beach resources di wilayah pesisir dan laut Teluk Banten pada opsi set back zone (USD).……………………………………………..…………….
192
10.
Persamaan powersim (equations).…………………………….….
195
11.
Analisis variabel untuk optimasi model...……………………….
220
12.
Simulasi kinerja investasi (USD) pada beberapa skenario pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan..……………………………………………..……..
223
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Simulasi jumlah industri (perusahaan) pada beberapa skenario pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan…………………………………………………….
224
Simulasi luas lahan industri terbangun (km2) pada beberapa skenario pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan…………………………………………….
225
Simulasi luas lahan permukiman terbangun (km2) pada beberapa skenario pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan…………………………………………….
226
Simulasi luas lahan sawah dan tambak (km2) pada beberapa skenario pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan…………………………………………….
227
Simulasi volume limbah (m3) pada beberapa skenario pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan…………………………………………………….
228
Simulasi pendapatan masyarakat pesisir (USD) pada beberapa skenario pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan…………………………………………….
229
Simulasi produksi ikan laut, ikan tambak dan rumput laut (ton) pada beberapa skenario pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan…………………………….
230
Simulasi dayadukung perikanan (fish/1.000m3) pada beberapa skenario pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan…………………………………………….
231
Simulasi penutupan ekosistem mangrove, karang dan lamun (km2) pada beberapa skenario pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan.…………………….
232
Simulasi kandungan pasir laut (m3) pada beberapa skenario pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan…………………………………………………….
233
Simulasi lapangan kerja (jiwa) pada beberapa skenario pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan…………………………………………………….
234
Simulasi peranan pesisir (%) pada beberapa skenario pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan……………………………………………………..
235
25.
Simulasi frekuensi konflik (konflik) pada beberapa skenario pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut Teluk Banten berkelanjutan.…………………………………………………….
236