93
DAFTAR PUSTAKA
BUKU Ardianto, Elvinaro.,Lukito Komala dan Siti Karlinah. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007. Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2006. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosadakarya, 2005.
PT.
Fachrudin, Andi. Dasar-Dasar Produksi Televisi, Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing. Jakarta: Kencana, 2008. Fachrudin, Andi. Dasar-Dasar Produksi Televisi, Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing. Jakarta: Kencana, 2012. Fidler, Roger. Mediamorfosis: Memahami Media Baru, (terj. Oleh Hartono Hadikusumo, Mediamorfosis: Understanding New Media), Cetakan ke-1. Yogyakarta: Bentang Budaya, 2003. Krisyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006. Krisyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010. Mohammad, Nazir. Metode Penelitian. Jakarta: Bahasa Indonesia, 1998. Morissan. Strategi Mengolah Radio & Televisi. Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005. Morissan. Manahemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana, 2009. Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000. Nugroho, Fajar. Cara Pintar Bikin Dokumenter. Yogyakarta: Penerbit Indonesia Cerdas, 2007.
94
Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004. Salim, Agus. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wicana, 2006. Sendjaja, Sasa Djuarsa. dkk. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2003. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2008. Suprapto, Tommy. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: CAPS, 2011. Venus. Antar Manajemen Kampanye, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007. Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo, 2004.
SUMBER LAIN
http://www.dewasastra.wordpress.com/2012/03/23/pengertian-mistik/ di akses pada tanggal 23 Maret 2012. http://www.facebook.com/notes/tanali-bm/modul-investigasidasar/10152323761477361 di akses pada tanggal 03 September 2014. http://jalius12.wordpress.com/2010/04/18/pengertian-fakta-prinsip-dan-konsep/ di akses pada tanggal 18 April 2010. http://kanalku.blogspot.com/21/04/2015/pengertian-mitos.html di akses pada tanggal 21 Maret 2015.
95
CURRICULUM VITAE Nama Lengkap
: Wahyu Triyono
Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 15 Mei 1988. Umur
: 27 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Alamat
: Jl. Raya Bogor Km.32 RT 01/03 No.41 Kel.Cisalak, Kec.Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat 16416
Telepon
: 08569030175 / 081314555588
Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN
1. 2008-2011 : Diploma Tiga Universitas Indonesia 2. 2004-2007 : SMA Putra Bangsa Depok 3. 2001-2004 : SMPN 8 Depok
PENGALAMAN ORGANISASI
1. 2009-2010 : BEM Vokasi UI 2. 2008-2009 : Himpunan Mahasiswa Komunikasi Vokasi UI 3. 2008-2009 : Karang Taruna RW 03 Kel.Cisalak
96
PENGALAMAN KERJA 1. 2011-2014 : Cameraman Trans 7
PENGALAMAN MAGANG 1. 2010
: Kuis Show Prize Piala Dunia Global Tv
2. 2010
: Final Abang None Jakarta Global Tv
HOBI
1. Musik (memainkan Drum) 2. Olahraga (Sepak Bola, Futsal, Renang, Naik Gunung, Arum Jeram)
97
Lampiran 2 Dokumentasi Wawancara Terhadap Narasumber Penelitian dan Proses Shooting Program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” TRANS 7
98
99
100
Lampiran 3 Pertanyaan dan Jawaban Narasumber (Key Informan dan Informan)
Wawancara dengan Key Informan : Narasumber atau Ustadz Program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” TRANS 7.
Nama
: Wawan Ryedwan Gunawan alias Ustadz Ryedwan Aljabar
Tanggal
: 7 April 2015
Usia
: 38 Tahun
Sudah berapa lama Pak Ustadz dipercaya untuk menjadi Narasumber Gaib oleh para Crew program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” TRANS 7? “Semenjak tahun 2013, saya sudah dipercaya oleh para Crew program “Dua Dunia” TRANS 7 untuk menjadi Narasumber dalam program tersebut.”
Lalu bagaimana awal mulanya dan ceritanya, Pak Ustadz bisa menjadi Narasumber Gaib dalam program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” TRANS 7? ”Pada mulanya ada rekan yang menyampaikan kepada saya akan ada telepon dari TRANS 7, mengenai tawaran untuk mengisi acara “Dua Dunia” di TRANS 7. Namun saya tidak menanggapi dengan serius, karena Misi dan Visinya yang belum saya ketahui.”
101
“Namun setelah ada telepon dan penjelasan dari Crew TRANS 7 mengenai program pendidikan yang dikemas dengan nuansa spiritual, yaitu program “Dua Dunia”. Akhirnya saya menerima tawaran itu, menurut saya program tersebut sangat menarik. Karena program tersebut merupakan sarana pendidikan dan meluruskan akan persepsi-persepsi atau pemahaman-pemahaman salah yang beredar di masyarakat, yang bisa merusak generasi muda akan pemahaman tentang spiritual sesuai dengan Akidah dan norma-norma agama.”
Pak Ustadz sudah berapa lama mempelajari Ilmu yang sering digunakan untuk proses Mediumisasi? Dan apa nama Ilmu tersebut? “Sudah 3 tahunan dan nama Ilmu yang digunakan yaitu Ilmu “Asror Syahadat”.” Ilmu “Asror Syahadat” itu apa Pak Ustadz? “Ilmu “Asror Syahadat” itu adalah bagian dari Ilmu Hikmah atau dikatakan rahasia Syahadat, tentunya ribuan rahasia Syahadat yang bisa di aplikasikan dalam kehidupan bersumber dari keilmuan. Dan digunakan untuk Wasillah, yaitu jalan membuka ilmu-ilmu yang lainnya, tapi jangan salah meskipun enteng kita di wajibkan oleh Mursyid/Guru untuk bisa menghayati kandungan-kandungan dari kalimat-kalimatnya dan di amalkan dalam perilaku sehari-hari guna menuju selamat dunia akhirat.” “Ilmu “Asror Syahadat” itu terbagi dari 7 tingkatan yang dimana di setiap tingkatan ada tingkatan lagi, dan berikut ini adalah tingkatan-tingkatannya:” “TINGKAT 1 : “ASROR SYAHADAT” (Meliputi pengisian ilmu oleh Mursyid dan kunci-kunci Hajatnya, serta pembelajaran, amanat untuk selalu meng-Esa’kan Allah SWT serta berserah diri hanya terhadap-Nya saja).” “TINGKAT 2 : “ASROR BASMALLAH” (Pemberian “bengker ikat” oleh Guru, Kaifiat, dan kuncinya).”
102
“TINGKAT 3 : “ASROR GHOLABAH” (Meliputi Aurod dan Riyadhoh).” “TINGKAT 4 : “PALUT ASROR” (Meliputi Aurod, Riyadhoh, yang berisi 8 Ilmu).” “TINGKAT 5 : “HIZIB YASIN dan HIZIB QOFILAH” (Meliputi Aurod, jurusjurus tenaga dalam, pernafasan, dan kuncinya).” “TINGKAT 6 : “HIZIB HUDHORI” (Meliputi Aurod, Riyadhoh, dan jurus Hizib).” “TINGKAT
7
:
KAROMALLOHU
“HIZIB
ANDARUN
WAJHAH”
(Meliputi
ASYADULLOHI Riyadhoh,
SAY
Aurod,
IDINA’ALI
serta
kunci-
kuncinya).” Ada bacaan tertentu atau tidak untuk dapat belajar memiliki Ilmu “Asror Syahadat” tersebut? “Ada bacaan tertentu yang mungkin mudah untuk di hafal dan sangat singkat, yaitu “Syahadat” dan “Basmallah”, yang mungkin ini bacaan sehari-hari dalam agama Islam.” Bisa dijelaskan bacaan apa saja untuk dapat belajar memiliki Ilmu “Asror Syahadat”? “Kuncinya untuk belajar memiliki Ilmu “Asror Syahadat”, yaitu dengan membaca:” “1. BISMILLAHIRROHMANIRROHIM (3X).”
103
“2. ASYHADU ALLAILAHAILLALLOH WA ASYHADU ANNA MUHAMMAD DARROSULULLOH (3X).” “3. ALLOHUMMA SHOLLI’ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA’ALA ALI SAYYIDINA MUHAMMAD (3X).” “4. ASTAGFIRULLOHAL’ADZIM (3X).” “5. Membaca Doa: YA ALLAH, YA ROSULULLOH, YA TUAN SYEKH ABDUL QODIR JAELANI (Memohon Karomah dan Sapaat-nya).” “Atau coba buka Surat “Al Kahfi” Ayat 50, Surat “Al Jin” Ayat 6 dan 9, dan Surat “Al Araf” Ayat 27.” Surat “Al Kahfi” Ayat 50
104
Surat “Al Jin” Ayat 6 dan 9
Surat “Al Araf” Ayat 27
105
Dan perlu latihan berapa lama untuk bisa memakai Ilmu tersebut? “Dalam memakai Ilmu ini, 1 minggu pun sudah bisa digunakan. Asalkan bagaimana ketekunan seseorang tersebut dalam menjalaninya.” Apa saja manfaat dari Ilmu “Asror Syahadat” tersebut selain untuk proses melakukan Mediumisasi? “Alhamdulillah, Ilmu “Asror Syahadat” memiliki banyak manfaat, diantanya:” “1. Pendeteksian, merasakan keberadaan dari makhluk gaib, jin, ataupun bendabenda bertuah.” “2. Untuk terawangan.” “3. Untuk pengobatan diri sendiri ataupun orang lain.” “4. Untuk media urut pijat, caranya sama tinggal di niatkan saja lalu ikuti gerakkan tangannya.” ”5. Untuk Mediumisasi, memanggil makhluk halus atau jin.” “6. Untuk membuat Wafaq atau isian suatu benda atau untuk berkomunikasi dengan Khodam suatu benda isian.” “7. Untuk Mahabbah, dan kewibawaan.” “8. Untuk meminjam Faidah-nya suatu ilmu, tetapi dengan syarat-syarat tertentu.” “9. Untuk membuka indera ke-6.” “Itu sebagian saja Faidah yang diberikan oleh Sang Guru, dan untuk yang lainnya kita disarankan untuk mencarinya sendiri. Insya Allah bermanfaat, sebab banyak yang sudah saya rasakan, dan untuk mendapatkan itu semua harus sabar dan ikhlas karena ada yang langsung diberikan Hidayah oleh Allah SWT, dan juga ada yang tidak.”
106
Lalu Pak Ustadz bisa menjelaskan bagaimana tahapan-tahapan dalam memasukkan jin atau makhluk gaib (Mediumisasi) ke dalam tubuh seseorang (Mediator)? “Ada 4 tahapan dalam proses Mediumisasi.” “1. Tentunya kita harus berdoa kepada Allah SWT, diawali dengan “Syahadat” lalu “Salawat”, dan surat-surat “Mukadimah”, yaitu “Al Fatihah”, “Al Ikhlas”, “Annas”, “Al Falaq”. Surat “Al Falaq” merupakan proteksi agar jin atau makhluk gaib tidak merasukin ke dalam sukma kita.” “2. Mempersiapkan Mediator dengan kondisi sehat jasamani dan rohani.” “3. Lalu kita akan mulai proses Mediumisasi dengan menggunakan Ilmu “Asror Syahadat”.” “4. Mediator akan mulai dalam posisi antara sadar dan tidak sadar, disitu “jin atau makhluk gaib” akan mulai masuk ke dalam tubuh Mediator.”
Apakah Sang Mediator itu full hilang kesadarannya saat melakukan Mediumisasi atau bagaimana Pak Ustadz? “Iya, Mediator benar-benar hilang kesadarannya. Namun dalam Ilmu “Asror Syahadat” itu cara untuk melakukan Mediumisasi dapat diatur.” “1. Totalitas, benar-benar hilang semua kesadaran.” “2. Atau bisa setengah sadar, bisa setengah tidak sadar.” “3. Kesadaran Mediator bisa turun naik. Misalnya Mediator sadar 75%, lalu tidak sadar lagi, lalu sadar lagi. Terus menerus seperti itu.”
107
Lalu tipe orang seperti apa yang mudah untuk dirasuki oleh “makhluk gaib atau jin”? “Semua tipe atau karakter apapun bisa. Namun yang lebih mudah itu orang yang pendiam, dan orang yang memiliki temperamen emosi yang tinggi.”
Apakah informasi yang Pak Ustadz berikan adalah benar-benar fakta sesuai dengan realitanya dari suatu tempat tersebut atau Pak Ustadz diarahkan oleh para Crew “Dua Dunia” untuk melakukan rekayasa atau Settingan? ”Semua informasi yang saya berikan benar-benar sesuai dengan faktanya, tanpa adanya Settingan sedikitpun yang diarahkan oleh para Crew “Dua Dunia”. Dan kemudian saya akan meluruskan informasi yang didapat dari Mediator dalam proses Mediumisasi. Agar tidak terjadi kemusrikan di mata masyarakat atau penonton.”
108
Wawancara dengan Informan : Eksekutif Produser Program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” TRANS 7.
Nama
: Kumoro Hadi
Tanggal
: 19 Maret 2015
Usia
: 45 Tahun
Sudah berapa lamakah Anda bergabung dengan TRANS 7? “Saya masuk TRANS 7 dari tahun 2006. Dan waktu itu namanya masih TV 7 dan akhirnya berganti nama pada tahun 2007 menjadi TRANS 7.”
Apakah semenjak Anda bergabung dengan TRANS 7, Anda langsung menjadi “Eksekutif Produser”? “Tidak, awalnya saya menjadi Reporter dulu sebelum menjadi Eksekutif Produser seperti saat ini.”
Program apa yang pertama Anda pegang saat bergabung dengan TRANS 7? “Saya sempat di program “Investigasi”, “Saksi Hidup”, “Si Bolang”, “Redaksi Pagi”, “Rahasia Sunah”, “Seremonial”, lalu kemudian di program “Dua Dunia” semenjak tahun 2010 sampai dengan saat ini. Dan saya paling lama dalam program Dua Dunia.”
109
Pandangan Anda sebagai seorang “Eksekutif Produser”, pesan seperti apa yang harus terkandung dalam program tersebut yang akan diberikan untuk masyarakat atau penonton? “Kalau program “Dua Dunia” itu kan bergenre Mistis, dan program “Dua Dunia” agak menarik karena sudah punya penggemarnya sendiri, terutama orang-orang yang sangat menyukai hal-hal Mistis. Dengan orang-orang yang suka hal seperti itu, dan itu berarti bahwa mereka penasaran. Yang menjadi masalah adalah bagaimana menempatkan hal-hal gaib, mistis seperti itu yang baik seperti apa. Dan karena kebetulan saya Muslim, maka dibelokkan ke arah Dakwah. Program “Dua Dunia” ini termasuk program yang bergenre apa? Reality Show, Mistis atau News? “Kebetulan program ini di produksi oleh divisi News. Program “Dua Dunia” ini termasuk program yang bergenre Dokumenter Sejarah Mistis-Religi. Tidak hanya sekedar Show, karena berada di ranah News, maka informasinya menjadi penting.”
Menurut Anda, apa yang membedakan program Dokumenter Sejarah MistisReligi “Dua Dunia” dengan program Reality Show atau program Mistis yang lainnya? “Kalau program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” ini lebih kepada informasinya yang dikuak. Sedangkan Reality Show hanya sekedar menghibur.” “Model liputan program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” ini lebih atraktif, artinya Rill, karena program ini tidak memakai Settingan ataupun rekayasa. Dan saya pun menganggapnya lebih kepada konten informasinya.
110
“Sedangkan Reality Show hanya sekedar bagaimana menunjukkan hiburan, bagaimana membuat penonton lebih suka terhadap program itu. Kalau program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” kontennya itu terdapat dalam informasinya.” Apakah Visi dan Misi program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” tersebut? “Visi dari program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” ini tidak beda dengan Visi TRANS 7, yaitu menyajikan program yang menghibur, mencerdaskan penontonnya.” “Sedangkan Misinya untuk memberikan tontonan program Mistis yang tidak menyesatkan dan tidak sekedar menakut-nakuti, tetapi juga memberikan konteks mana yang benar dan mana yang tidak benar, dan kita harus memperlakukan gain itu seperti apa.”
Bagaimana dengan pesan dalam program yang general. Dimata seorang Eksekutif Produser itu yang baik pesan seperti apa? “Pesan yang terkandung harus mengajarkan tentang pesan-pesan kebaikan, mana yang baik, dan mana yang buruk. Jangan ini, dan jangan itu. Sederhana saja, tetapi informasinya harus bagus dan balance, maksudnya pesan tersebut bukan hanya sekedar benar dalam agama Islam tetapi juga menyeluruh.” “Contohnya seperti ini: “Jangan minta-minta ke kuburan, kalau mau kaya itu harus usaha dan selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.” “Sehingga dapat diterima oleh khalayak dengan baik dan positif.”
111
Bagaimana proses komunikasi dalam program Dokumenter Sejarah MistisReligi “Dua Dunia” TRANS 7 ini? “Dalam program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” TRANS 7, proses komunikasi dilakukan dengan menggunakan komunikator. Dan yang menjadi komunikator dalam program ini yaitu Narasumber dan Mediator.” “Pesan yang diberikan oleh makhluk gaib melalui Mediator dengan cara Mediumisasi dalam program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” TRANS 7, nantinya akan diluruskan oleh Narasumber yang biasanya diperankan oleh seorang Ustadz.”
Bagaimana menurut Anda proses Mediumisasi dalam program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” TRANS 7 ini? “Mediumisasi adalah cara menjalin interaksi dengan makhluk gaib.” “Proses Mediumisasi dipilih dalam program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” TRANS 7, karena untuk menguak tentang fenomena gaib ditempattempat yang mempunyai mitos-mitos dan dianggap angker. Jadi kita bisa bertanya langsung kepada Mediator yang sudah sengaja dimasukkan makhluk gaib atau jin dari tempat tersebut. Untuk mendapatkan informasi langsung mengenai mitos tempat tersebut. Sehingga mendapatkan informasi yang benarbenar nyata dan tanpa rekayasa sedikitpun.” “Namun nantinya informasi atau pesan yang didapatkan dari Mediator akan diluruskan oleh Ustadz atau Narasumber, agar tidak terjadi kemusrikan untuk para penonton.”
112
Bagaimana Anda memilih Narasumber Gaib atau Ustadz untuk proses Mediumisasi dan untuk memberikan informasi kepada khalayak atau penonton dalam program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” TRANS 7 ini? Apakah Anda dan para Crew melakukan Settingan untuk hal tersebut? “Dan untuk pemilihan Narasumber Gaibnya itu sendiri tidak ada settingan atau pun rekayasa. Namun tidak sembarangan juga kita memilih seseorang untuk dijadikan sebagai Narasumber Gaib dalam program Dokumenter Sejarah MistisReligi “Dua Dunia”ini. Sebagai Narasumber harus mempunyai mengetahui yang luas mengenai suatu hal yang ingin diketahui kebenarannya terhadap suatu tempat bersejarah, tempat-tempat yang dianggap angker, mitos-mitos yang beredar di masyarakat, dan lain sebagainya. Agar suatu pesan yang disampaikan oleh Narasumber benar-benar secara nyata dan tanpa rekayasa sehingga dapat diterima oleh khalayak.” “Narasumber biasanya berasal dari penduduk asli atau seseorang yang benarbenar mengetahui suatu cerita atau informasi dari suatu tempat tersebut. Narasumber biasanya diambil dari Sejarahwan atau Budayawan atau Sesepuh dari suatu tempat bersejarah dan tempat-tempat yang dianggap angker, dan bahkan seseorang yang mempunyai pengetahuan religi yang cukup luas. Narasumber Gaib dalam program ini juga merangkap sebagai Sejarahwan. Dan untuk pemilihan Narasumber itu sendiri tanpa ada settingan sedikitpun. Semuanya benar-benar nyata dan asli.”
113
Apakah Anda informasi yang diberikan oleh seorang Mediator bisa dipercayai semuanya? “Tidak sepenuhnya. Apa yang diucapkan oleh Mediator tetap harus ditelaah dengan nalar dan pendekatan agama. Karena itu, Host dan Narasumber atau Ustadz harus punya bekal argumentasi saat berdialog dengan jin yang dirasukkan ke dalam tubuh Mediator.” “Contoh, ada makhluk yang bilang: ada orang mati sebagai tumbal.” “Host dan Narasumber mencoba membantah argumen tersebut. Artinya, kita tidak bisa menerima omongan Mediator mentah-mentah. Namun, dalam beberapa hal, omongan Mediator juga menarik.” “Misal, ada Mediator yang bilang: manusia bodoh, percaya kok sama makam, kalau mau kaya ya kerja, jangan datang ke makam.” “Ada juga beberapa jin muslim yang "ceramah" ke Host, soal akidah dan tata krama. Nah, ucapan seperti ini menarik untuk pembelajaran kepada penonton. Ingat, motivasi program ini untuk menyadarkan penonton, bahwa tidak semua hal yang dikembalikan ke hal gaib. Kalau ada hal bagus yang diucapkan Mediator, kita terima. Kalau tidak bagus, kita counter dengan argumen dan Closing. Karena itu juga ada proses Editing. Jika ada dialog yang sekiranya menunjukkan Host tidak mampu menunjukkan dialog yang cerdas, kita potong.”
Apakah Anda mengikuti semua proses pembuatan program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia”, mulai dari tahap Pre-Prduction, Production, hingga Post-Production? “Tentunya, karena Saya sebagai Eksekutif Produser jadi tidak bisa jika tidak harus mengikuti proses pembuatan program tersebut sampai akhir. Mulai dari
114
penentuan tema, liputan, editing sampai dengan mengurusi promo untuk program tersebut.”
Saat penentuan tema, siapa yang memutuskan untuk tema yang akan diambil? “Kalau penentuan tema itu masukan dari Narasumber, Crew, dan saya sendiri sebagai Eksekutif Produser. Tetapi kebanyakan saya sendiri yang menentukan masuk atau tidaknya menjadi tema yang disetujui untuk diliput.”
Lalu bagaimana untuk penentuan lokasinya? “Setelah subjek dan tema ditentukan, lalu menentukan lokasi. Dalam arti bukan hanya sekedar lokasi saja. Harus ada cerita dibalik lokasi tersebut. Apabila lokasinya terkenal dan sudah dikenal banyak orang, itu biasanya lebih menarik.” “Contohnya seperti: Tol Cipularang, artinya sudah banyak orang yang paham sebelumnya ada kejadian-kejadian yang sifatnya realita, kecelakaan, dan lain sebagainya. Namun tidak semua cerita menarik selalu berasal dari lokasi yang sudah dikenal oleh banyak orang.” “Kami lebih menyiapkan kepada background cerita dan kesiapan Narasumber. Ketika ada lokasi yang menarik dan cerita menarik, tetapi jika Narasumber tidak mampu secara gaib, maka tidak bisa kami liput. Artinya ada hal Supranaturalnya juga yang tidak bisa di diteksi oleh kemampuan Crew. Supranaturalnya seperti apa, gaibnya seperti apa, kemudian makhluk-makhluk yang muncul seperti apa itu diluar kemampuan crew. Oleh karena itu sangat tergantung pada Narasumber.”
115
Anda bisa menjelaskan bagaimana proses dalam pemilihan Crew dalam program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” tersebut? “Untuk Crew dalam program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” di TRANS 7, kebetulan di format dalam divisi News jadi hanya beberapa Crew saja yang dibutuhkan saat proses Shooting berlangsung. Antara lain hanya Camera Person, Reporter atau Host. Dan ada Editor sebagai Crew untuk tahap Finishing setelah proses Shooting berlangsung.” “Karena pola liputan program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” di TRANS 7 seperti liputan untuk sebuah News, maka tidak membutuhkan Crew yang lebih banyak. Masing-masing punya kerjaan sendiri-sendiri.” “Seperti Camera Person dijadikan satu dengan Soundman, yang bertanggung jawab mengenai gambar dan juga sekaligus bertanggung jawab atas suara yang terekam pada saat proses Shooting dilakukan.” “Sedangkan untuk Reporter atau Host, bertugas untuk memandu jalannya acara namun ada perbedaan juga diantara keduanya. Dalam program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” TRANS 7 ada Indah Nur Wahyuni sebagai Reporter dan Host “Dua Dunia”. Sebagai Reporter, Dia terlibat dengan riset yang mendalam dan ikut perencaan dari sejak awal. Sebagai Host, Dia harus In Frame, harus bisa membawa suasana seperti apa liputan “Dua Dunia”, dan itu untuk Reporter yang merangkap sebagai Host.” “Namun seiring berjalannya waktu, serta ada kebutuhan yang muncul. Kebutuhan tersebut antara lain diperlukannya seseorang yang benar-benar bisa membawakan acara dengan didorong penampilan yang menarik dan bagus. Akhirnya saya sebagai Produser memutuskan untuk memasukkan orang lain yang memenuhi kriteria untuk bisa menjadi Host dalam program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” TRANS 7.
116
Dan bagaimana mengenai pemilihan peralatan yang dibutuhkan oleh Crew untuk proses Shooting program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” di TRANS 7? “Biasanya dalam faktor alat, Camera Person yang mengusulkan ingin alat seperti apa, dan saya yang mengusulkannya kepada bagian lain.” “Proses peminjaman alat dimulai dari Camera Person meminta Form ke bagian Sekretariat. Request alat apa saja yang akan di pinjam ke bagian Sekretariat. Kemudian Camera Person minta tandatangan dari Produser, Executive Produser dan Kepala Divisi. Form yang sudah ditandatangani kemudian di fotocopy lalu diberikan kepada bagian StoreCam. Setelah itu tinggal menunggu konfirmasi dari StoreCam.” “Oleh karena itu proses dilakukan semingggu sebelum keberangkatan Shooting. Apabila StoreCam sudah bilang OK, berarti peralatan sudah bisa diambil pada saat Shooting akan berlangsung.”
Kemudian
bagaimana
mengenai
penjadwalan
Shooting
(Schedulling
Shooting) yang dilakukan oleh Crew program Dokumenter Sejarah MistisReligi “Dua Dunia” di TRANS 7 sebelum melakukan proses Shooting? “Penjadwalan Shooting biasanya ditentukan oleh semua Crew, namun harus dirundingkan juga dengan Narasumber (Ustadz). Biasanya dalam 14 hari kami para Crew sudah untuk mengetahui akan apa saja yang dilakukan pada hari pertama, kedua, dan seterusnya saat proses produksi berlangsung. Namun jadwal atau rundown yang sudah tersusun, bisa berubah saat proses produksi berlangsung.” “Biasanya kami para Crew melakukan prepare 1 minggu sebelum berangkat ke lokasi Shooting dan melakukan proses produksi.”
117
Karena program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” TRANS 7 ini adalah sebuah program acara dimana mengandung unsur nyata tanpa rekayasa yang menggambarkan keadaan aslinya. Dalam proses produksi, semua Crew terlibat didalamnya. Lalu bagaimana mengenai proses Shooting? “Pola untuk tayangan program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” di TRANS 7 ini terdiri dari 3 segmen, berdurasi 30 menit.” “Pada
segmen
pertama
biasanya
dimulai
dengan
Opening,
dimana
memperkenalkan tempat yang akan diliput. Kemudian ada kesaksian yang diwakili oleh juru kunci atau masyarakat setempat. Kemudian dilanjutkan dengan proses Mediumisasi pada Mediator.” “Masuk ke dalam segmen dua, dimana sudah mulai terjadi komunikasi yang lancar dengan Mediator.” “Untuk segmen terakhir, biasanya ada pengambilan batu atau mustika dari tempat tersebut. Kemudian Ustadz. atau Narasumber meluruskan pesan-pesan dan informasi yang didapat dari Mediator, untuk disampaikan kepada khalayak atau penonton. Baru setelah itu Closing.” “Semua yang terjadi pada proses Shooting benar-benar nyata, tanpa ada rekayasa atau settingan sedikitpun.”
Bagaimana mengenai proses Editing pada program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” di TRANS 7? “Proses ini dikerjakan oleh Editor. Hal yang dilakukan dalam proses ini adalah memberikan Sound Effect, Transition, penghalusan gambar dan keperluan Editing lainnya.”
118
“Untuk Sound aslinya kita tidak menghilangkan sama sekali, namun dalam tayangan kita tambahkan Sound Effect agar suasana pada saat tayangan lebih hidup. Sound Effect itu sendiri berupa musik-musik horor, namun bukan suarasuara seperti suara tangisan atau suara binatang malam lainnya.” “Sound Effect digunakan hanya untuk memberikan unsur menyeramkan atau menegangkan, hal ini dilakukan untuk mendorong agar suasana tegang dapat terciptakan agar lebih terasa mistisnya.” “Namun Sound Effect nya sendiri tidak sebesar Sound aslinya pada saat liputan atau Shooting.” “Setelah itu saya melakukan Preview, dan jika semua urusan Editing selesai selanjutnya masuk ke bagian Transmisi yaitu bagian on air penyiaran program di televisi nasional.”
119
Wawancara dengan Informan : Reporter Program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” TRANS 7.
Nama
: Indah Nur Wahyuni
Tanggal
: 22 Maret 2015
Usia
: 34 Tahun
Sudah berapa lamakah Anda menjadi Reporter dalam program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” di TRANS 7? “Saya menjadi Reporter dalam program “Dua Dunia” itu semenjak tahun 2009, dimana awal mulanya program “Dua Dunia” lahir dan mulai ditayangkan di TRANS 7. Saat itu juga saya dipercaya untuk menjadi Reporter “Dua Dunia” di TRANS 7, hingga sampai saat ini.”
Apakah Anda mengikuti semua proses pembuatan program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia”, mulai dari tahap Pre-Prduction, Production, hingga Post-Production? “Iya, mulai dari penentuan tema, penentuan lokasi, riset lokasi, penjadwalan Shooting para Crew dan Narasumber, Shooting, sampai dengan membuat naskah setelah Shooting selesai dilakukan.
Saat penentuan tema, siapa yang memutuskan untuk tema yang akan diambil? “Program “Dua Dunia” berbeda dengan program lainnya. Program ini dimulai dari pitching lokasi atau rapat-rapat sebelum produksi untuk membicarakan lokasi, tema apa saja yang perlu didapat, tetapi di dalam program “Dua Dunia”
120
tidak seperti itu. Crew menyerahkan semua pemilihan lokasi kepada Narasumber (Ustadz). Atau Crew menyerahkan pemilihan lokasi kepada Fixer. Peran Fixer sangat penting untuk membantu memberitahu lokasi-lokasi tentang legenda atau mitos yang ada. Terkadang Narasumber (Ustadz) dalam program “Dua Dunia” ini juga merangkap sebagai Fixer. Lokasi yang disarankan oleh Narasumber atau Fixer, kemudian di sharing kepada Produser dan Crew, setelah itu Produser-lah yang dapat memutuskan tema tersebut untuk diliput atau tidak.”
Lalu bagaimana untuk penentuan lokasinya? “Lokasi liputan diberikan oleh Narasumber, maka riset yang kami lakukan sangatlah terbatas. Mungkin hanya Browsing dari Internet, itu pun kalau lokasi termasuk tempat yang sudah diketahui dan dikenal oleh orang banyak. Apabila lokasi diperdalaman dan tidak dikenal oleh umum, maka riset dilakukan secara on the spot, dimana Crew akan bertanya langsung kepada juru kunci atau wargawarga sekitar.”
Lalu bagaimana hal mengenai penjadwalan Shooting (Schedulling Shooting) yang dilakukan oleh Crew program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” di TRANS 7 sebelum melakukan proses Shooting? “Penjadwalan Shooting biasanya ditentukan oleh semua Crew, namun harus dirundingkan juga dengan Narasumber (Ustadz). Biasanya dalam 14 hari kami para Crew sudah untuk mengetahui akan apa saja yang dilakukan pada hari pertama, kedua, dan seterusnya saat proses produksi berlangsung. Namun jadwal atau rundown yang sudah tersusun, bisa berubah saat proses produksi berlangsung.” “Biasanya kami para Crew melakukan prepare 1 minggu sebelum berangkat ke lokasi Shooting dan melakukan proses produksi.”
121
Bisa Anda jelaskan bagaimana mengenai pembuatan narasi untuk program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” di TRANS 7 sesudah melakukan proses Shooting? “Narasi dibuat sesudah proses Shooting berlangsung. Kemudian saya Preview gambar dari hasil Shooting. Narasi program ini lebih kepada narasi untuk pengisian VO (Voice Over) dan menceritakan seluruh kejadian yang terjadi pada saat liputan atau Shooting. Saya juga melakukan Verbatim pada hasil liputan atau Shooting. Verbatim adalah cara melihat diskusinya seperti apa, Soundbitenya seperti apa yang nantinya bisa memperkirakan masuk dalam naskah dibagian mana.” “Hasil narasi yang telah saya buat, kemudian saya serhkan kepada Produser, agar diperiksa kembali oleh Produser. Apabila ada kekurangan akan diperbaiki atau ditambahkan.” “Setelah selesai diperiksa oleh Produser, barulah diserahkan kepada bagian yang biasa melakukan VO (Voice Over).”
Bagaimana Anda mempersiapkan kebutuhan untuk Shooting? “Saya menentukan tujuan, kemudian menghubungi Narasumber untuk tujuan kota trip. Apabila Narasumber berasal dari Jakarta, maka ditanyakan apa saja kebutuhannya, mengatur tanggal kepergian, jadi kita bisa tahu kapan berangkatnya. Sedangkan, apabila menggunakan Narasumber yang berasal dari kota tujuan, maka kita segera menghubunginya, minta beberapa lokasi untuk di survey dan juga memberitahukan tanggal kedatangan Crew. Biasanya mereka memberitahu apa saja lokasinya, dari situ kita bisa mengetahui apakah dibutuhkan surat izin. Setelah fix baru saya mengurus surat izinnya.”
122
Untuk Narasumber yang di Jakarta, siapa yang menentukan tujuan kotanya? “Narasumbernya, tapi jika untuk di luar kota yang menentukan adalah Produser. Pertimbangannya untuk variasi. Apabila sudah di daerah Jawa, maka akan pindah ke daerah Sunda. Kan sudah bisa terlihat berbeda bahasanya.”
Bagaimana Anda membuat surat izin dari lokasi tersebut? “Setelah fix tanggal dan lokasinya, maka akan diketahui surat izin diperlukan atau tidak. Kemudian kita mengurusi surat izin dengan menggunakan jasa seseorang yang biasa kita sebut dengan Fixer. Fixer itu adalah seseorang yang benar-benar mengetahui tentang lokasi tersebut. Narasumber biasanya juga merangkap sebagai Fixer. “Surat izinnya ada yang diantar langsung pada saat kita sudah sampai di lokasi, dan ada yang dikirim lewat fax sebelum kita sampai di lokasi atau ada yang dikirim lewat email.”
Dari mana anda mendapatkan informasi tentang Narasumber? “Biasanya saya bertanya kepada Fixer yang di kota tujuan, atau hanya bertanya kepada masyarakat setempat atau bahkan saya mencarinya sendiri. Jika menggunakan Narasumber di kota tujuan, harus kita test dahulu sebelumnya, sesuai atau tidak dengan kriteria dari program kita.”
Bagaimana Anda meriset tentang lokasi liputan? “Riset sudah dilakukan sebelumnya, biasanya kita mencari daerah mana yang bagus untuk liputan, setidaknya kita telah mengetahui profil daerah tersebut apa saja legenda dan mmitos yang sudah terkenal. Sehingga ketika kita meminta Narasumber untuk mencari lokasi pun, kita sudah mengetahui gambaran kota tersebut seperti apa. Untuk lokasi biasanya kita sudah ada, tapi biasanya apa
123
yang ada di internet itu jauh berbeda dengan apa yang ada di lapangan. Jadi kita tetap membutuhkan Fixer. Oleh karena itu Fixer sangat membantu. Tetapi riset tetap harus dilakukan sendiri. Fixer suka membantu memberitahukan lokasilokasi tentang legenda atau mitos yang ada.”
Dalam proses Shooting, bagaimana Anda melakukan tugas-tugas Anda? “Saya sebagai Reporter, mempunyai tugas untuk sebelum dan sesudah proses Shooting. Sebelum proses Shooting, mempersiapkan riset, menyiapkan kebutuhan, dan menghubungi Narasumber.” “Saat Shooting biasanya memegang uang, jadi bendahara. Menjadi bagian konsumsi juga, yang mengatur makannya para Crew, dan lain sebagainya. Seharusnya semua itu adalah tugas UPM (Unit Production Manager), tetapi karena liputannya di luar kota dan dengan jangka waktunya lama, dan 1 UPM itu memegang 3 program. Jadi semua tugasnya diserahkan kepada Reporter. Saya yang mengurus konsumsi, perizinan, uang, transportasi, penginapan, seksi kesehatan juga, dan lain sebagainya.” “Seebelum proses Shooting, biasanya riset yang saya lakukan dengan bertanyatanya di lokasi. Seharusnya sebagai Reporter itu On Cam atau Reporting di depan kamera, tetapi dalam program “Dua Dunia” ada Host yang On To Camera. Dan karena saya juga yang membuat naskah, maka saya tahu apa saja Stock gambar yang diperlukan, sehingga biasanya saya meminta Camera Person untuk mengambil Stock Shoot seperti apa yang saya butuhkan.”
Saat proses Mediumisasi, apakah Anda ikut berpartisipasi dalam bertanya atau mengajukan pertanyaan kepada Mediator? “Untuk pertanyaan, iya ada. Tetapi harus memperhatikan kontennya, kira-kira pertanyaan apa yang akan ditanyakan. Tetapi biasanya Host sudah mempunyai
124
pertanyaan sendiri, karena Dia juga ikut dalam meriset. Tetapi apabila ada yang kurang, saya ikut membantu bertanya.”
Untuk proses mengedit, apakah Anda ikut serta? “Saat proses Editing, biasanya saya jarang ikut. Hanya beberapa kali saja datang ke tempat Editing, hanya untuk melihat-lihat. Kalaupun ada Titling biasanya itu dibantu oleh Camera Person.” “Tugas saya setelah Shooting, biasanya membantu laporan keuangan. Mengumpulkan semua bon-bon pengeluaran atau bukti pembayaran, dan membuat laporannya untuk diserahkan kebagian UPM (Unit Production Manager).”
125
Wawancara dengan Informan : Mediator Program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” TRANS 7.
Nama
: Andri Sukmaraga
Tanggal
: 27 Maret 2015
Usia
: 24 Tahun
Sudah berapa lamakah Anda dipercaya oleh Crew program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” di TRANS 7 untuk menjadi Mediator dalam program tersebut? “Sudah hampir 2 tahun saya dipercaya oleh Crew program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” di TRANS 7 untuk menjadi Mediator.”
Apakah mudah untuk menjadi seorang Mediator? “Syarat untuk menjadi Mediator pun tidak mudah. Seorang Mediator harus sehat jasmani dan rohaninya, serta aura dalam dirinya sudah terbuka dan bertubuh kuat.” “Maka dari itulah para Crew program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” TRANS 7 memilih Saya sebagai seorang Mediator di sebagian episodenya.”
126
Bisa dijelaskan bagaimana proses Mediumisasi yang dilakukan pada Anda dalam program Dokumenter Sejarah Mistis-Religi “Dua Dunia” TRANS 7? “Saat proses Mediumisasi akan dilakukan kepada saya, saya diharuskan dapat membacakan kalimat “Syahadat” sebanyak 2x, bacaan “Al Fatihah” sebanyak 2x, dan membaca ayat sebagai berikut: “minalgaibi wasahadati wahua rahmanirohim” sebanyak-banyaknya sampai tubuh saya benar-benar kerasukan dan tidak sadarkan diri.” “Bahkan sebelum saya hilang kesadaran, saya juga dapat melihat ataupun mendengar suara-suara makhluk gaib yang ada di tempat tersebut. Namun saya tidak dapat menggerakkan sedikitpun tubuh saya. Tubuh saya semuanya kaku.” “Setelah membaca bacaan tersebut, pandangan saya menjadi gelap dan saya benar-benar tidak tahu lagi apa yang terjadi dengan saya.”
Apa yang Anda rasakan setelah proses Mediumisasi dilakukan kepada Anda? “Saat saya sadar, barulah saya merasakan seluruh tubuh saya sakit dan lemas.”