157
DAFTAR PUSTAKA
Agustedi. 2001. Rancang Bangun Model Perencanaan dan Pembinaan Agroindustri Hasil Laut Kualitas Ekspor Dengan Pendekatan Wilayah. Disertasi TIP. PPS, IPB, Bogor Alhadar, M. 1998. Formulasi Strategi Industri Pengolahan Hasil Perikanan Laut di Kabupaten Maluku Utara. Tesis TIP. PPS, IPB, Bogor. Allison, M. dan J. Kaye. 2005. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Nirlaba. (Terjemahan). Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Amanto, B.S. 1999. Kajian Wilayah Pengembangan Agroindustri Perikanan Rakyat di Daerah Maluku. Tesis TIP. PPS, IPB, Bogor. Anderberg, M.R. 1973. Cluster Analysis for Applications. Academic Press, New York. Atmadja, S.B., D. Nugroho, Suwarso, T. Hariati, dan Mahisworo. 2003. Pengkajian Stok Ikan di WWP Laut Jawa. Prosiding Forum Pengkajian Stok Ikan Laut 2003. Pusris Perikanan Tangkap, BRKP, DKP, Jakarta 2224 Juli 2003. Austin, J.E. 1992. Agroindustrial Project Analysis. Critical Design Factors. EDI Series in Economic Development. The John Hopkins University Press, Baltimore and London. BAPPEDA Prop Jateng. 2000. Penyusunan Rencana Pengelolaan Kawasan Rawa Pening Prop Jateng. 2000. Pusat Penelitian Perencanaan Pembangunan Nasional – Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. BPS Prov. Jawa Tengah. 2004. Jawa Tengah Dalam Angka. Brown, J.G. 1994. Agroindustrial Investment and Operations. Economic Development Institute of The World Bank. The World Bank, Washington D.C. BPS. 2004. Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik, Jakarta. Clucas, I.J. dan A.R. Ward. 1996. Post-Harvest Fisheries Development : A Guide to Handling, Preservation, Processing and Quality. Natural Resources Institute, Chtham Maritime, United Kingdom.
158
Dahuri, R. 2003. Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Bidang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan FPIK, IPB, Bogor. David, F.R. 2001. Strategic Management : Concept & Cases. Prentice Hall, New Jersey.
8th Edition.
Diskanlut Prov. Jateng. 2003. Perikanan Jawa Tengah dalam Angka. Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Tengah. ---------------------------. 2004. Perikanan Jawa Tengah dalam Angka. Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Tengah. Ditjen Perikanan Tangkap. 2004. Statistik Perikanan Tangkap Indonesia. Dep. Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Dinas Perikanan Kota Tegal. 2004. Perikanan Kota Tegal Dalam Angka. Diskanlut Kota Pekalongan. 2003. Perikanan Kota Pekalongan Dalam Angka. ---------------------------------. 2004. Perikanan Kota Pekalongan Dalam Angka. Diskanlut Kab. Pati. 2003. Kelautan dan Perikanan Pati Dalam Angka. -----------------------. 2004. Kelautan dan Perikanan Pati Dalam Angka. Diskanlut Kab. Rembang. 2004. Buku Laporan Tahunan. Diskanlut Kab. Cilacap. Cilacap.
2003.
Profil Perikanan dan Kelautan Kabupaten
---------------------------. 2004. Profil Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cilacap. Djamin Z. 1993. Perencanaan dan Analisis Proyek. LP Fakultas Ekonomi UI, Jakarta DKP. 2004a. Kinerja Pembangunan 2000–2003. Perikanan, Jakarta. -------
Departemen Kelautan dan
2004b. Pencapain Kinerja Pembangunan Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
159
------
2004c. Rencana Strategis (Renstra) Transisi Tahun 2005 Departemen Kelautan dan Perikanan. Sekretaris Jenderal Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta
Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem. Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. IPB Press, Bogor. Eskin, N.A., H.H. Henderson, and R.J. Townsend. 1971. Biochemistry of Food. Academic Press, New York. Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pengolahan Pangan Lanjut. PAU Pangan dan Gizi, IPB, Bogor. Fewidarto, P.D. 1996. Proses Hirarki Analitik. Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fateta, IPB, Bogor. Frazier, W.C. and D.C. Westhoff. 1981. Food Microbiology. Tata Mc Graw Hill Publ. Co. Limited, New York. Gaspersz, V. 2004. Perencanaan Strategik untuk Peningkatan Sektor Publik. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Gumbira-Said, E. dan A.H. Intan. 2001. Manajemen Agribisnis. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Heruwati, E.S. 1985. Pindang Bandeng Kudus, Suatu Kajian Tentang Penyebab Pelendiran. Disertasi. UGM, Yogyakarta. -----------------, et al. 2001. Kinerja Kelembagaan Industri Pengolahan Ikan di Jawa Timur. Analisis Kebijaksanaan Pembangunan Perikanan 2000. Pusris Perikanan Budidaya, Dep. Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Hubeis, M. 2003. Pengembangan Agrobisnis Berbasis Teknologi. Bank & Manajemen Mei – Juni 2003. Ihsan. 2000. Kajian Model Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap Dalam Rangka Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut Secara Optimal Di Daerah Kabupaten Pinrang, Propinsi Sulawesi Selatan. Tesis SPL. PPS, IPB, Bogor. Irianto, H.E. 1992. Fish Oils : Refining, Stability and Its Use in Canned Fish for the Indonesian Market. Dissertation. Massey University, New Zealand.
160
---------------, et al. 2001. Ketersediaan Bahan Baku Untuk Industri Perikanan dan Potensi Limbah yang Dihasilkan : Studi Kasus Di DKI Jakarta. Analisis Kebijaksanaan Pembangunan Perikanan 2000. Pusris Perikanan Budidaya, Dep. Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Ismail, W., et al. 2001. Organisasi Penelitian dan Pengembangan Eksploirasi Laut dan Perikanan Masa Depan. Analisis Kebijaksanaan Pembangunan Perikanan 2000. Pusris Perikanan Budidaya, Dep. Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Kadariah, L., Karlina, C. Gray. 1978. Pengantar Evaluasi Proyek. Fakultas Ekonomi, UI, Jakarta. Kaufman, L. and Rousseeuw. 1990. Finding Groups in Data : An Introduction to Cluster Analysis. John Wiley & Sons, Inc., New York. Keen, P.G.W. dan M.S.S. Morton. 1978. Decision Support System, An Organizational Perspective. Addison Wesley Publ. Co., USA. Kinsella, J.E. 1987. Seafoods and Fish Oils in Human Health and Disease. Marcel Dekker, Inc., New York. Lanier, T.C and C.M. Lee. 1992. Surimi Technology. Marcel Dekker, New York. Leigh, W.E. and M.E. Doherty. 1986. Decision Support and Expert Systems. South-Western Publ., Ohio. LPPMHP Kab. Cilacap. 2005. Laporan Kegiatan Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan Cilacap. Diskanlut Prov. Jawa Tengah. Lukito, H. 1999. Peran Teknologi Penangkapan Ikan Bagi KUD Mina di Jawa Tengah Dalam Memperoleh Hasil Usaha. Tesis. PPS, IPB, Bogor. Lukmana, A. 1994. Operasional Kultur Bisnis dan Struktur Usaha Agroindustri pada Pelita VI. Makalah pada Seminar Operasionalisasi Subsektor Agroindustri pada Pelita VI, Mei 1994, Jakarta. Manetsch, T.J and P.G. Park. 1979. System Analysis and Simulation with Application to Economic and Social Science. Michigan State University, East Lausing.
161
Merta, I.G.S, K. Susanto, dan B.I. Prisantoso. 2003. Pengkajian Stok di Samudera Hindia (WWP 4). Prosiding Forum Pengkajian Stok Ikan Laut 2003. Pusris Perikanan Tangkap, BRKP, DKP, Jakarta 22-24 Juli 2003. Motohiro, T. 1992. General Aspect of Processing Marine Food. Science of Processing Marine Food Products Vol. II. Kanagawa International Fisheries Training Centre, Japan International Cooperation Agency. Nasution, M. 2002. Pengembangan Kelembagaan Koperasi Pedesaan Untuk Agroindustri. IPB Press, Bogor. Osada, H. 1992. Canned Marine Products in Japan. Science of Processing Marine Food Products Vol. II. Kanagawa International Fisheries Training Centre, Japan International Cooperation Agency. Pitt , J.I. and A.D. Hocking. 1985. Fungi and Food Spoilage. Academic Press, Sydney. Poernomo, A., E.S. Heruwati, dan B.S.B. Utomo. 1988. Keragaan dan Program Penelitian Pascapanen Perikanan. Puslitbangkan, Dep. Pertanian, Jakarta. ------------------, et al. 2001. Pemberdayaan Industri Pengolahan Ikan di Indonesia : Sebuah Perspektif. Analisis Kebijaksanaan Pembangunan Perikanan 2000. Pusris Perikanan Budidaya, Dep. Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Pranaji, T. 2000. Strategi Pengembangan Kelembagaan Agribisnis (Pengolahan Hasil) Perikanan. Makalah Seminar Pemberdayaan Industri Pengolahan Ikan di Indonesia. Puslitbang Perikanan Jakarta, 2 Agustus 2000 Prasetyo, H., et al. 1996. Profil Kelautan Nasional Menuju Kemandirian. Pan. Pengembangan Riset dan Teknologi Kelautan serta Industri Maritim, Jakarta. Pressman, T.E. 1992. A Synthesis of System Inquiry and Easthern Mode of Inquiry. J. System Research, Vol. 9 (3), 47 :65. Priono, B. 1988. Pengaruh Penggunaan Larutan Garam Natrium Klorida dan Asam Cuka Terhadap Ketengikan dan Pencoklatan Ikan Asin Lemuru. Tesis. Fakultas Pasca Sarjana, UGM, Yogyakarta. Putro, S. 2002. Global trends in fish processing and marketing. The 5th JSPS International Seminar Marine Products Processing Technology. Bogor, 20-21 August 2002.
162
Rahayu, S. 1985. Penghambatan Ekstrak Metabolik Streptococcus lactis Terhadap Salmonella Lexington dan Bakteri Ikan Pindang. Tesis. Fakultas Pasca Sarjana, UGM, Yogyakarta. Saaty, T.L. 1980. The Analytical Hierarchy Process. McGraw-Hill Inc., New York. ------------. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. (Terjemahan). Seri Manajemen No. 134. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Saragih, B. 2001. Agribisnis. Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Yayasan Mulia Persada Indonesia. Sarinah. 1999. Kajian Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Perikanan Laut di Sulawesi Tenggara. Tesis TIP. PPS, IPB, Bogor Soekartawi. 2000. Pengantar Agroindustri. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Suboko, B. 2001. Indonesia – Fisheries Sector Survives Economic Crisis. Infofish International 2/2001. Suparno dan H.E. Irianto. 1995. Transportasi ikan hidup dan teknologi pascapanen. Prosiding Temu Usaha Pemasyarakatan Teknologi Keramba Jaring Apung Bagi Budidaya Laut, Jakarta, 12-13 April 1995. Puslitbangkan dan Forum Komunikasi Penelitian dan Pengembangan Agribisnis. Takunaga, T. 1992. Drying Products, Salting Products and Smoking Products of Fish. Science of Processing Marine Food Products Vol. II. Kanagawa International Fisheries Training Centre, Japan International Cooperation Agency. Tripomo, T. dan Udan. 2005. Manajemen Strategi. Penerbit Rekayasa Sains, Bandung. Turban, E. 1993. Decision Support and Expert System. Macmillan Publ. Co., Inc., New York. Wetherbe, J.C. 1988. System Analyis and Design. West Publ. Co., New York. Widiasto, T.P. 2000. Optimalisasi Pemanfaatan Limbah dan Hasil Samping Perikanan. Seminar Pemberdayaan Industri Pengolahan Ikan di Indonesia. Puslitbangkan, Badan Litbang Pertanian. Jakarta, 2 Agustus 2000.
163
Widodo, J. 2003. Pengkajian Stok Sumber Daya Ikan Laut Indonesia Tahun 2002. Prosiding Forum Pengkajian Stok Ikan Laut 2003. Pusris Perikanan Tangkap, BRKP, DKP, Jakarta 23-24 Juli 2003 Yager, R.R. 1988. On ordered weighted aggregation operator in multicriteria decision making. J. IEEE Transactions on system, Man, and Cybernatics. V.18(1):183-190. --------------. 1993. Non numeric multi-criteria multi person decision making. J. Group Decision and Negotiation. V.2:81-93.
164
Lampiran 1. Teknis Penggunaan Model AGRIPAL
1. Prosedur Instalasi AGRIPAL Prosedur instalasi adalah langkah penting yang harus dilakukan sebelum aplikasi AGRIPAL dapat digunakan dengan baik. Prosedur instalasi sebenarnya merupakan proses registrasi model beserta pendukungnya pada lingkungan windows. Proses instalasi juga melakukan konfigurasi internal aplikasi AGRIPAL yang disimpan pada register windows untuk beberapa keperluan penting di dalam model. Akan tetapi sebelum instalasi dilakukan sebaiknya perlu diperhatikan terlebih dahulu beberapa persyaratan umum instalasi yang diuraikan pada Bagian 4. File-File instalasi model AGRIPAL disediakan dalam bentuk CD, masukkan CD tersebut ke dalam CDROM Drive – di sana disediakan 3 (tiga) buah file yang terdiri dari setup.lst, setup.exe, dan AGRIPAL.cab. Aktifkan prosedur instalasi dengan mengklik ganda file setup.exe, instalasi dimulai. Pada beberapa kasus terkadang prosedur ini meminta sistem untuk di-restart terlebih dahulu sebelum melanjutkan, ikuti permintaan ini dengan menekan tombol [Enter]. Ulangi prosedur instalasi setelah windows di-restart. Ikuti petunjuk – petunjuk berikutnya, secara default – biasanya pengguna hanya tinggal menekan tombol [Enter] pada semua dialog yang ditayangkan. Pada proses instalasi terkadang sistem tidak berhasil melakukan update file system dan menyatakan bentuk kesalahannya. Biasanya kesalahan ini disebabkan karena windows tidak menemukan dependency file yang ditransfernya atau file tersebut sedang digunakan aplikasi lain. Pilih tombol [Ignore] jika kesalahan ini ditayangkan. Jika prosedur instalasi berjalan dengan baik, sistem akan membuat sebuah program group dengan nama AGRIPAL dan sebuah shortcut (file penunjuk) untuk mengaktifkan aplikasi AGRIPAL yang dapat diakses pada Start|Programs|AGRIPAL. Catatan : Prosedur instalasi tidak secara otomatis menghapus aplikasi AGRIPAL yang telah diinstal pada waktu sebelumnya. Lakukan penghapusan aplikasi terlebih dahulu dengan langkah – langkah yang dapat dilihat pada bagian terakhir dokumen ini.
2. Mengaktifkan Model AGRIPAL AGRIPAL dapat diaktifkan dengan mengklik perintah pada menu Start|Programs|AGRIPAL (jika proses instalasi telah dilakukan. Jika sukses, berikutnya ditampilkan dialog registrasi aplikasi yang menanyakan jenis pengguna beserta password-nya. Tentukan jenis pengguna dan password pada kotak – kotak yang disediakan, kemudian tekan [Enter] atau klik [Lanjut] untuk melanjutkan. Tekan [Esc] atau klik [Batal] untuk membatalkan.
Gambar 1. Dialog registrasi penggunaan aplikasi
165
3. Teknis Penggunaan AGRIPAL Model AGRIPAL merupakan paket yang terdiri dari beberapa sub model dan fasilitas yang masing – masing memiliki fungsi dan prosedur penggunaan yang unik. Sub model – sub model tersebut diantaranya fasilitas Identifikasi, Sub Model Kawasan, Sub Model Pemilihan, Sub Model Kelayakan, Sub Model Strategi, Sub Model Kelembagaan, dan Sistem informasi. Masing – masing sub model dapat diaktifkan dengan mengklik salah satu perintah pada top navigation bar yang ditempatkan pada bagian kanan atas aplikasi. Berikut adalah visualisasi halaman utama model AGRIPAL beserta sistem manajemen dialog-nya.
Top Navigation Bar Left Navigation Bar
Lembar Kerja Aplikasi
Gambar 2. Visualisasi halaman utama model AGRIPAL Top Navigation Bar merupakan panel kontrol yang berguna untuk menampilkan sub model yang bersesuaian. Masing – masing sub model mungkin terdiri dari beberapa halaman yang dapat berupa input data, tetapan model, atau keluaran model. Halaman – halaman ini dapat diaktifkan menggunakan salah satu perintah yang dikumpulkan pada Left Navigation Bar. Dengan kata lain, Left Navigation Bar merupakan daftar halaman yang mungkin dapat disajikan pada setiap sub model. Halaman – halaman tersebut kemudian ditampilkan pada area Lembar kerja Aplikasi. a.
Fasilitas Identifikasi
Fasilitas Identifikasi dirancang untuk menentukan beberapa kriteria dalam analisis yang dikategorikan berdasarkan tingkat kepentingannya. Fasilitas identifikasi memerlukan masukan berupa pendapat satu atau lebih pakar / pengambil keputusan terhadap kriteria – kriteria yang ditetapkan. Pendapat ini kemudian diagregasi menjadi satu keputusan berupa urutan kriteria dengan nilai kepentingannya menggunakan metode OWA operator. Fasilitas Identifikasi memiliki beberapa tahap input data. Tahap – tahap ini harus diisi secara lengkap agar operasi berjalan dengan baik. Gunakan selalu tombol [Lanjut] untuk berpindah ke tahap berikutnya dan tombol [Kembali] untuk kembali ke tahap sebelumnya. Di samping itu pada beberapa halaman mungkin memerlukan kode misalnya pada halaman definisi skala dan inisialisasi pakar. Gunakan selalu nilai yang unik untuk kolom Kode pada halaman – halaman tersebut untuk menghindari konfliknya variabel dalam fasilitas ini.
166
Tahap pertama adalah penentuan jumlah skala penilaian, jumlah pakar, dan jumlah kriteria yang dikaji. Silahkan tetapkan masing – masing entitas sesuai keperluan kemudian diakhiri dengan menekan tombol [Enter] pada keyboard. Tahap ke dua adalah tahap pengisian skala penilaian. Pada tahap ini pengguna harus menetapkan skala yang digunakan dalam penilaian pendapat pakar. Isilah pertama kali pada kolom Kode dengan nilai yang unik (berbeda satu dengan lainnya) kemudian diakhiri dengan menekan tombol [Enter] pada keyboard. Kolom Nama adalah opsional dan hanya merupakan informasi tambahan untuk skala penilaian, kolom ini bisa dikosongkan. Pengisian skala penilaian harus diurut berdasarkan tingkat kepentingannya yakni mulai skala terkecil sampai skala terbesar. Tahap ke tiga adalah tahap registrasi pakar / pengambil keputusan. Tahap ini memiliki aturan pengisian yang identik dengan pengisian skala penilaian. Tahap ke empat merupakan tahap pendaftaran kriteria yang akan diurutkan. Pada tahap ini tidak memerlukan kode tetapi masukan tetap harus unik. Tahap ke lima merupakan tahap pengisian matriks pendapat pakar / pengambil keputusan. Pada tahap ini pengguna diharuskan mengisi pendapat masing – masing pakar terhadap semua kriteria yang didaftarkan pada kolom pakar yang bersesuaian. Pendapat pakar harus diisi dengan kode skala yang telah didaftarkan pada langkah sebelumnya. Setelah tahap – tahap tersebut dilengkapi secara benar, berikutnya dapat ditampilkan hasil pengolahan model identifikasi berupa daftar prioritas kriteria dengan skala-nya masing – masing. Daftar prioritas ini dapat dikategorikan, gunakan tombol [Filter...] untuk menampilkannya. Berikut adalah ilustrasi keluaran sub model identifikasi.
Gambar 3. Ilustrasi keluaran sub model identifikasi
b.
Sub Model Kawasan
Sub model kawasan merupakan sub model yang dirancang untuk membantu proses klasterisasi kawasan dan pusat pertumbuhan. Sub model ini menggunakan metode meminimumkan jarak pada matriks euclidean distance. Operasionalisasi sub model kawasan pada klasterisasi kawasan pengembangan dan klasterisasi pusat pertumbuhan secara teknis memiliki prosedur dan metodologi yang sama, hanya saja pada klasterisasi kawasan pengembangan masukan data pendapat pakar dimulai dari matriks euclidean distance. Sementara pada klasterisasi pusat pertumbuhan masukan data dimulai dari pendapat pakar terhadap objek berdasarkan kriteria yang ditetapkan untuk kemudian diagregasi menjadi bentuk euclidean distance. Berikutnya matriks euclidean distance diolah dengan metodologi serta ditampilkan dengan keluaran yang identik. Sub model kawasan terdiri dari beberapa halaman yang masing – masing memiliki fungsi tersendiri tetapi teknis penggunaannya hampir mirip. Setiap halaman dilengkapi dengan beberapa
167
tombol perintah yang dapat digunakan pengguna sesuai keperluannya, menampilkan halaman yang berkaitan atau melakukan prosedur agregasi serta dokumentasi. Langkah pertama sub model kawasan adalah penentuan definisi elemen. Pada tahap ini pengguna diminta mengisi definisi elemen yang dianalisa. Isilah pada kotak – kotak masukan yang disediakan sesuai keperluan, kemudian diakhiri dengan menekan tombol [Enter] pada keyboard. Langkah ini sifatnya opsional, pengguna boleh melewatkan tahap ini. Tahap ke dua adalah pendaftaran pakar / pengambil keputusan. Tahap ini disediakan khusus untuk proses klasterisasi pusat pertumbuhan karena pada klasterisasi kawasan pengembangan hanya digunakan satu sumber (pendapat). Untuk menampilkannya, klik tombol perintah Tampilkan halaman identifikasi pakar. Adapun teknis operasionalisasi editing pakar disajikan pada bagian referensi teknis recordset navigation bar. Tahap ke tiga adalah definisi alternatif. Pada tahap ini pengguna diminta melengkapi alternatif – alternatif yang kemudian akan digrupkan berdasarkan tingkat kedekatan. Gunakan perintah Tampilkan halaman identifikasi alternatif untuk menampilkannya. Prosedur editing alternatif dapat dilihat secara lengkap pada bagian referensi teknis recordset navigation bar. Tahap berikutnya adalah penetapan kriteria penilaian. Tahap ini digunakan khusus untuk klasterisasi pusat pertumbuhan. Pada tahap ini pengguna diminta untuk melengkapi daftar kriteria yang dijadikan kriteria penilaian pakar terhadap alternatif. Penetapan kriteria penilaian juga memiliki prosedur editing yang identik dengan penetapan alternatif. Bedanya pada tahap definisi kriteria ini ditambahkan satu prosedur pembobotan yang merupakan definisi bobot untuk setiap kriteria yang dikaji. Daftarkan terlebih dahulu semua kriteria kemudian tetapkan bobotnya dengan menggunakan perintah Pembobotan.
Gambar 4. Ilustrasi dialog penentuan kriteria penilaian pada model kawasan. Tahap ke empat adalah tahap pengisian matriks pendapat. Pengguna pada tahap ini diharuskan mengisi formulir pendapat para pakar dengan nilai numerik yang bersesuaian. Pada klasterisasi kawasan pengembangan matriks pendapat ditampilkan berupa matriks jarak mutlak antar objek yang dianalisa (jarak antar lokasi), sementara pada klasterisasi pusat pertumbuhan pengguna diharuskan mengisi formulir pendapat para pakar dengan nilai – nilai objek (alternatif) berdasarkan kriteria – kriteria yang telah ditetapkan. Untuk menampilkan formulir pendapat pakar lainnya, gunakan Recordset Navigation Bar yang ditempatkan pada bagian kanan bawah matriks pendapat. Pada lembar matriks pendapat pakar disediakan beberapa tombol yang dapat digunakan untuk menampilkan matriks pendapat agregat dan grafis keluaran analisis klaster di samping fungsi –
168
fungsi perintah lainnya. Matriks pendapat agregat adalah visual pendapat agregat yang isinya merupakan nilai rataan geometris dari pendapat semua pakar. Sementara itu keluaran analisis adalah hasil pengolahan matriks pendapat individu maupun agregat yang dituangkan ke dalam grafik. Berikut adalah beberapa tombol - tombol perintah beserta fungsinya. Menampilkan matriks pendapat agregat / individu. Pada mode matriks pendapat agregat tombol ini berfungsi untuk menampilkan matriks pendapat individu, sebaliknya pada mode matriks pendapat individu. Tombol ini tidak disediakan pada klasterisasi kawasan pengembangan. Menampilkan keluaran analisis klaster dalam bentuk grafik. Tombol ini disediakan pada halaman matriks pendapat. Menutup tampilan keluaran analisis klaster untuk kembali ke halaman sebelumnya. Mengkopi halaman aktif (matriks pendapat atau grafik) ke memori Mengatur mode pengurutan elemen pada tampilan grafik
Gambar 5. Ilustrasi grafis keluaran sub model kawasan.
c.
Sub Model Pemilihan
Sub Model pemilihan dirancang untuk membantu pengguna dalam menentukan komoditas dan produk unggulan yang diunggulkan. Sub model ini dapat diaktifkan dengan cara meng-klik perintah yang bersesuaian pada Left Navigation Bar. Sub Model Pemilihan menggunakan metodologi IPE dengan kaidah Fuzzy Group Decision Making dengan label linguistik. Model Fuzzy group decision making merupakan model yang dirancang untuk menentukan prioritas alternatif berdasarkan kriteria – kriteria yang telah ditetapkan. Prioritas ini dinilai secara fuzzy oleh para pengambil keputusan untuk kemudian diagregasi menjadi urutan / prioritas alternatif. Berdasarkan hal tersebut, terdapat beberapa aspek yang perlu didefinisikan dalam analisis fuzzy menggunakan group decision yakni skala penilaian, pakar / pengambil keputusan, alternatif yang akan diurutkan, dan kriteria penilaian beserta nilai bobot-nya. Semua perintah untuk menampilkan aspek – aspek tersebut disajikan hampir pada setiap halaman yang ditayangkan. Gunakan perintah yang bersesuaian untuk menampilkan halaman aspek – aspek tersebut, kemudian lakukan pendefinisian dengan menggunakan prosedur yang disajikan pada bagian operasional recordset navigation bar.
169
Setelah aspek – aspek didefinisikan pengguna diharuskan mengisi matriks pendapat masing – masing pakar terhadap semua alternatif berdasarkan kriteria yang ada dengan nilai skala penilaian yang telah ditetapkan pada langkah sebelumnya. Klik perintah [Tampilkan matriks pendapat pakar] untuk menampilkan halaman matriks pendapat masing – masing pakar. Salah satu contoh halaman matriks pendapat model fuzzy group decision making dapat dilihat pada Gambar 6.
Utilitas dokumentasi Membuat dokumen baru Membuka dokumen Menyimpan dokumen aktif Eksport ke format excel Kopi halaman aktif ke memori
Navigator matriks pendapat Navigator pakar
Gambar 6. Matriks pendapat pakar model fuzzy GDM Pada hampir semua dialog yang ditampilkan dalam model fuzzy GDM terdapat fasilitas yang dapat digunakan untuk kepentingan dokumentasi serta penayangan dialog – dialog lainnya. Teknis penggunaan fasilitas – fasilitas ini hampir sama dengan sub model lainnya.
Utilitas dokumentasi Membuat dokumen baru Membuka dokumen Menyimpan dokumen aktif Eksport ke format excel Kopi halaman aktif ke memori
Gambar 7. Contoh keluaran model fuzzy group decision making
d.
Sub Model Kelayakan
Sub Model kelayakan didesain untuk membantu pengguna dalam melakukan analisis kelayakan agroindustri perikanan laut secara finansial. Pada model ini pengguna dapat melakukan beberapa skenario usaha dengan memberikan nilai – nilai spesifik pada setiap variabel yang ada sekaligus melihat keluaran analisis secara langsung dalam bentuk NPV, IRR, payback periode, dan NetB/C. Berikut adalah salah satu contoh tampilan sub model kelayakan finansial.
170
Gambar 8. Salah satu contoh tampilan sub model kelayakan finansial Pada sub model kelayakan finansial terdapat beberapa buah tombol penting yang erat kaitannya terutama dengan operasi dokumentasi. Perintah – perintah tersebut ditempatkan pada bagian kakan – atas halaman, beberapa di antaranya adalah : Membuat dokumen baru, digunakan untuk membuat dokumen kelayakan finansial yang baru. Membuka dokumen, digunakan untuk membuka dokumen kelayakan finansial yang telah tersimpan dalam bentuk file pada waktu sebelumnya. Klik perintah ini jika anda ingin membuka dokumen yang ada kemudian tentukan lokasi dan nama dokumen pada dialog yang ditayangkan, kemudian tekan [Enter] atau klik tombol [OK] untuk melanjutkan. Tekan [Esc] atau klik [Cancel] untuk membatalkannya. Menyimpan dokumen, digunakan untuk menyimpan dokumen yang aktif. Sistem akan menanyakan nama dokumen melalui dialog Save jika dokumen yang aktif belum mempunyai nama file. Tentukan lokasi simpan dan berikan nama dokumen sesuai keinginan. Mengkopi seleksi ke memori, digunakan untuk mengkopi seleksi ke memori untuk kemudian ditempatkan pada aplikasi windows lainnya. Perintah ini penting artinya dalam kegiatan reporting karena AGRIPAL tidak menyediakan grafis yang fleksibel untuk reporting. Eksport ke format excel, digunakan untuk menyimpan dokumen kelayakan finansial dalam format microsoft excel. Gunakan perintah ini jika anda ingin membuka sistem kelayakan finansial menggunakan aplikasi microsoft excel. Sub model kelayakan finansial terdiri dari beberapa halaman penting di antaranya adalah halaman asumsi dan koefisien, biaya investasi, biaya operasional, perkiraan arus uang, dan analisis sensitifitas. Di samping itu sub model ini dilengkapi dengan 2 (dua) buah tool untuk membantu melakukan perhitungan – perhitungan rumit dalam sub model diantaranya optimasi variabel kritis dan perencanaan produksi. Semua perintah untuk menampilkan halaman tersebut dikumpulkan dalam left navigation bar yang diletakkan pada bagian kiri aplikasi. Utilitas optimasi variabel kritis pada sub model kelayakan finansial dirancang untuk membantu pengguna dalam melakukan perhitungan nilai – nilai break even dari beberapa variabel yang dianggap kritis untuk mencapai tingkat IRR yang diharapkan. Masukkan nilai IRR yang diharapkan pada dialog yang ditampilkan kemudian tekan [Enter] atau klik tombol [Lakukan
171
Perhitungan] – beberapa saat sistem akan melakukan prosedur break even, kemudian menampilkan hasilnya. Berikut disajikan tampilan utilitas optimasi variabel kritis. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam analisis analisis break even adalah bahwa prosedural optimasi ini memerlukan bantuan salah satu tools yang terdapat pada aplikasi microsoft excel yaitu solver. Pastikan utilitas tersebut telah terinstal dengan baik pada aplikasi microsoft excel. Tanpa solver utilitas optimasi variabel kritis tidak dapat dijalankan. Fasilitas pendukung lainnya dalam sub model kelayakan finansial adalah utilitas perencanaan produksi. Utilitas ini digunakan untuk melakukan analisis perencanaan volume maupun harga menggunakan berbagai metoda perkiraan antara lain ; simulasi monte carlo, model time series.
Gambar 9. Dialog optimasi variabel kritis
Utilitas perencanaan dimulai dengan mengisi seri data aktual pada kolom yang bersesuaian dengan data produksi atau harga sesuai kebutuhan, setelah itu pengguna menetapkan metoda perkiraan yang diinginkan – sistem secara otomatis akan melakukan perhitungan dan menampilkan hasilnya pada kolom Perkiraan. Di samping itu pengguna dapat memperoleh informasi mengenai nilai – nilai statistik dari metoda yang dipilih.
e.
Sub Model Strategi
Sub model strategi menggunakan metoda analisis hirarki proses. Pada sub model ini disediakan beberapa tombol perintah yang dapat digunakan sesuai fungsinya masing – masing diantaranya; 1) membuat dokumen baru, 2) membuka dokumen yang sudah ada, 3) menyimpan dokumen aktif, 4) menambahkan dan menghapus hirarki, elemen, dan pakar, 5) menghapus hirarki, pakar, dan elemen terseleksi, 6) menampilkan informasi hirarki, pakar, dan elemen yang aktif, 7) menampilkan matriks pendapat, 8) melakukan perhitungan vertikal, dan 9) mengkopi hasil perhitungan agregat ke memori untuk kemudian digunakan pada aplikasi lain. Fungsi – fungsi tersebut semuanya dapat diaktifkan dengan cara meng-klik tombol yang bersesuaian. Tombol – tombol tersebut ditempatkan secara terurut dari kiri ke kanan seperti dapat dilihat pada Gambar 10.
172
Tombol – tombol perintah 1) Membuat dokumen baru 2) Membuka dikumen 3) Menambah hirarki, elemen, dan 4) Menghapus hirarki, elemen, dan pakar pakar
5) Menampilkan informasi seleksi 6) Tampilkan matriks pendapat pakar 7) Lakukan agregasi vertikal 8) Kopi hasil perhitungan vertikal ke memori
Gambar 10. Ilustrasi tampilan sub model strategi pengembangan Berikut adalah beberapa fungsi tombol yang tersedia pada sub model strategi pengembangan. Fungsi – fungsi ini dibahas berdasarkan urutan dari kiri ke kanan. ::
Membuat dokumen baru, adalah tombol untuk memerintahkan sistem agar membuat dokumen dengan satu buah hirarki (tujuan utama) dan satu orang pakar / pengambil keputusan. Operasi pembuatan dokumen baru akan menutup dokumen yang sedang aktif, simpanlah terlebih dahulu dokumen yang sedang aktif jika anda memerlukannya.
::
Membuka dokumen, adalah perintah yang disediakan untuk operasi pembukaan dokumen jika pada waktu sebelumnya telah disimpan dalam bentuk file.
::
Menyimpan dokumen aktif, merupakan perintah yang dirancang untuk menyimpan dokumen yang sedang aktif ke dalam bentuk file. Simpanlah selalu setiap perubahan dalam dokumen sebelum anda menutup aplikasi atau berpindah ke sub model lainnya (jika diperlukan).
::
Tambahkan pakar/hirarki/elemen, digunakan untuk menambah hirarki, pakar, dan elemen pada hirarki terseleksi. Khusus untuk operasi penambahan elemen, sorotlah terlebih dahulu hirarki yang akan ditambahkan elemennya, kemudian gunakan perintah [Tambahkan Elemen]. Isilah semua entitas pada dialog yang ditampilkan, kemudian klik tombol [OK]. Gunakan tombol [Batal] untuk membatalkan operasi penambahan.
::
Hapus pakar/hirarki/elemen, digunakan untuk menghapus hirarki, pakar, dan elemen pada hirarki terseleksi. Sorotlah terlebih dahulu hirarki, pakar, atau elemen yang akan dihapus, kemudian gunakan perintah ini. Operasi penghapusan hirarki/pakar/elemen ini tidak dapat dibatalkan karena itu yakinkan terlebih dahulu jika anda akan melakukannya.
::
Tampilkan keterangan seleksi, digunakan untuk menampilkan informasi hirarki, elemen, atau pakar yang aktif. Gunakan tombol ini untuk melakukan editing terhadap informasi nama dan deskripsi hirarki, elemen, maupun pakar yang aktif.
::
Matriks pendapat, digunakan untuk melakukan pengisian pendapat pakar mengenai tingkat kepentingan antar elemen dalam model yang dikaji. Pengisian matriks pendapat dilakukan dengan membandingkan elemen – elemen baris terhadap elemen – elemen kolom berdasarkan skala perbandingan. Pada sub model ini skala perbandingan dibagi kedalam 9 (sembilan) tingkat kepentingan mulai dari yang terendah sampai kepentingan yang tertinggi. Berikut
173
adalah salah satu contoh tampilan matriks pendapat pakar pada sub model strategi pengembangan :
Gambar 11. Matriks pendapat pakar sub model strategi pengembangan Pada halaman matriks pendapat pakar disediakan beberapa tombol penting yang berkaitan dengan kegiatan editing pendapat pakar diantaranya tombol skala perbandingan, navigasi pakar, kopi ke memori, dan tombol untuk menutup lembar kerja. Tombol skala perbandingan digunakan untuk melakukan pengisian nilai pada sel yang aktif, klik tombol ini sesuai pendapat pakar – secara otomatis model akan melakukan perhitungan dan menampilkan hasilnya pada daftar nilai prioritas. Gunakan tombol navigasi pakar untuk menampilkan pendapat pakar lainnya. Salah satu persyaratan dalam metoda analisis hirarki proses adalah bahwa matriks pendapat pakar harus konsisten yaitu ditandai dengan batasan nilai rasio konsistensi maksimal (dalam sub model ini ditetapkan sebesar 0.1) karena itu pengisian matriks pendapat harus memperhatikan kriteria tersebut. Informasi mengenai rasio konsistensi ini dapat dilihat secara langsung setiap kali pengguna melakukan perubahan nilai – nilai perbandingan antar elemennya. Tombol [Kopi ke memori] pada dialog matriks pendapat pakar digunakan untuk menyimpan matriks pendapat beserta resume pengolahannya ke memori. Gunakan perintah ini jika anda ingin menyisipkan matriks pendapat pada aplikasi lainnya. :: Hasil pengolahan vertikal, digunakan untuk melakukan agregasi pendapat untuk kemudian dilakukan perhitungan hirarki secara vertikal. Operasi ini adalah operasi akhir dari sub model strategi, dengan menggunakan perintah ini pengguna dapat memperoleh informasi nilai – nilai semua elemen secara hirarkis. Gunakan perintah [Simpan hasil perhitungan vertikal ke memori] untuk menyimpan hasil perhitungannya ke memori. :: Simpan hasil perhitungan vertikal ke memori, digunakan untuk melakukan penyimpanan hasil perhitungan vertikal ke memori untuk kemudian digunakan pada aplikasi windows lainnya. Gunakan selalu perintah ini (jika anda memerlukannya) setelah perhitungan vertikal dilakukan. Kemudian tempelkan hasilnya pada microsoft excel atau aplikasi lainnya menggunakan operasi Paste. Operasi penyimpanan hasil perhitungan ini sangat berguna untuk kegiatan reporting karena model AGRIPAL tidak menyediakan fasilitas reporting.
174
f.
Sub Model Kelembagaan
Sub model kelembagaan digunakan untuk melakukan identifikasi struktur sistem kelembagaan pada model AGRIPAL. Klik [Kelembagaan] pada top navigation bar untuk mengaktifkannya, halaman utama sub model kelembagaan ditayangkan. Isilah kotak dialog nama dan deskripsi elemen kemudian diakhiri dengan menekan tombol [Enter]. Klik perintah – perintah yang disajikan untuk menampilkan halaman – halaman yang diinginkan. Berikut adalah halaman utama sub model kelembagaan. Manajemen dialog serta operasionalisasi sub model kelembagaan pada prinsipnya sangat mirip dengan operasional sub model kawasan, hanya saja pada sub model ini kajiannya ditujukan untuk mempelajari interaksi sub elemen secara struktural. Langkah awal sub model kelembagaan adalah inisialisasi sub elemen dan definisi pakar. Inisialisasi ini penting artinya untuk membuat form yang nantinya Gambar 12. Halaman utama sub model digunakan untukmembuat kelembagaan matriks pendapat pakar. Adapun prosedur editing sub elemen dan definisi pakar dapat di lihat pada bagian operasional recordset navigation bar. Pengisian Matriks Pendapat Matriks pendapat pakar dalam sub model kelembagaan diisi dengan memberikan nilai – nilai kontekstual antar sub elemen. Nilai – nilai kontekstual tersebut antara lain digeneralisasi dalam bentuk V, A, X, dan O. Masukkan V jika sub elemen baris mempengaruhi / lebih tinggi dari sub elemen kolom, sebaliknya gunakan A jika sub elemen baris dipengaruhi / lebih rendah dari sub elemen kolom, atau O jika tidak ada hubungan kontekstual diantara sub elemen tersebut, dan X jika ke dua sub elemen saling membengaruhi atau sama – sama penting. Gunakan navigator pakar untuk berpindah ke matriks pendapat pakar lainnya atau matriks pendapat agregat.
Utilitas dokumentasi Membuat dokumen baru Membuka dikumen Menyimpan dokumen aktif Eksport ke format excel Kopi halaman aktif ke memori Navigator matriks pendapat Navigator pakar Tampilkan hasil analisis pendapat Switch matriks individu / agregat
Gambar 13. Matriks pendapat pakar sub model kelembagaan
175
Gambar 14. Contoh keluaran model kelembagaan
Utilitas dokumentasi Utilitas dokumentasi disediakan sebagai fasilitas untuk melakukan beberapa kegiatan diantaranya membuat dokumen, membuka dokumen, menyimpan dokumen aktif, eksport data ke format excel, dan kopi halaman aktif ke memori. Utilitas dikumentasi ini terdapat pada hampir semua halaman yang ditayangkan dengan tujuan untuk mempermudah penggunaan. Beberapa tombol penting diantaranya adalah : Membuat dokumen baru, digunakan untuk membuat dokumen yang baru. Membuka dokumen, digunakan untuk membuka dokumen yang telah tersimpan dalam bentuk file pada waktu sebelumnya. Klik perintah ini jika anda ingin membuka dokumen yang ada kemudian tentukan lokasi dan nama dokumen pada dialog yang ditayangkan, kemudian tekan [Enter] atau klik tombol [OK] untuk melanjutkan. Tekan [Esc] atau klik [Cancel] untuk membatalkannya. Menyimpan dokumen, digunakan untuk menyimpan dokumen yang aktif. Sistem akan menanyakan nama dokumen melalui dialog Save jika dokumen yang aktif belum mempunyai nama file. Tentukan lokasi simpan dan berikan nama dokumen sesuai keinginan. Mengkopi halaman aktif ke memori, digunakan untuk mengkopi seleksi ke memori untuk kemudian ditempatkan pada aplikasi windows lainnya. Perintah ini penting artinya dalam kegiatan reporting karena AGRIPAL tidak menyediakan grafis yang fleksibel untuk reporting. Eksport ke format excel, digunakan untuk menyimpan dokumen dalam format microsoft excel. Gunakan perintah ini jika anda ingin membuka data hubungan kontekstual menggunakan aplikasi microsoft excel.
g.
Sistem Informasi
Perintah umum terakhir pada model AGRIPAL adalah perintah untuk menampilkan sistem informasi perikanan Propinsi Jawa Tengah. Pada halaman ini pengguna bisa memperoleh beberapa informasi mengenai gambaran umum, produksi dan penjualan ikan, kependudukan, sarana dan pra sarana, serta potensi kelautan beberapa kawasan di propinsi Jawa Tengah. Berikut adalah salah satu tampilan sistem informasi perikanan di propinsi Jawa Tengah.
176
Gambar 15. Salah satu contoh keluaran sistem informasi perikanan Propinsi Jawa Tengah h.
Referensi Teknis Recordset Navigation Bar
Recordset Navigation Bar merupakan sebuah kontrol yang dirancang untuk memudahkan pengguna dalam operasi rekord seperti; berpindah rekord dan menambah serta menghapus rekord. Dalam model AGRIPAL recordset navigation bar digunakan untuk kepentingan antara lain; menambah dan menghapus pakar, elemen, alternatif, kriteria, dan sebagainya. Ada 6 (enam) tombol utama dalam recordset navigation bar, 4 (empat) tombol pertama digunakan untuk operasi perpindahan rekord (move first, move previous, move next, dan move last) dan 2 tombol berikutnya digunakan untuk menambah dan menghapus rekord. Berikut ini disajikan ilustrasi gambar recordset navigation bar. Menambah rekord baru Menghapus rekord aktif Gambar 16. Recordset navigation bar. Perintah menambahkan rekord baru dilakukan dengan mengklik tombol [Tambahkan rekord baru]. Perintah ini akan mengosongkan semua field, isilah semua field yang disediakan sesuai keperluan dan diakhiri dengan menekan tombol [Enter] pada keyboard anda. Gunakan tombol [Esc] jika untuk membatalkan atau mengakhiri perintah penambahan. Perlu diperhatikan, operasi penambahan rekord memerlukan kode yang unik (berbeda satu dengan lainnya) gunakan selalu kode yang unik untuk menghindari konflik variabel dalam model.
177
4. Sistem Operasi dan Aplikasi Pendukung Aplikasi AGRIPAL membutuhkan sistem operasi beserta aplikasi – aplikasi pendukung lainnya untuk dapat beroperasi dengan lancar. Instal-lah aplikasi AGRIPAL pada windows dengan spesifikasi minimal sebagai berikut : a.
Sistem Operasi : Microsoft Windows 9x atau versi yang lebih tinggi dengan RAM terpasang minimal 128 MB dan free disk space sebesar 10 MB.
b.
Aplikasi Microsoft Excel 9x atau versi yang lebih tinggi yang dilengkapi dengan tools solver untuk penyelesaian operasi – operasi spesifik pada sub model kelayakan finansial.
c.
Mtzdaver1.1.dll, MtzFourier.dll, dan untuk kepentingan analisis perkiraan dan simulasi monte carlo serta prosedur statistik lainnya.
d.
Msscript.ocx untuk operasi scripting run time.
e.
File – file lainnya yang terdapat pada path aplikasi
5. Menghapus Aplikasi Menghapus aplikasi AGRIPAL penting dilakukan sebelum menjalankan prosedur instalasi jika pada komputer anda telah terinstal pada waktu sebelumnya. Di samping itu kegiatan ini mungkin akan lebih berguna untuk kinerja windows jika aplikasi AGRIPAL memang tidak digunakan lagi. Aktifkan jendela control panel pada Start|Control Panel kemudian klik Add/Remove Programs. Pada dialog yang ditayangkan terdapat daftar aplikasi yang ter-registrasi dalam windows termasuk di dalamnya aplikasi AGRIPAL (jika ada), sorotlah AGRIPAL kemudian klik tombol [Add/Remove]. Ikuti semua petunjuk yang ada pada dialog – dialog yang ditayangkan. Jika ada pertanyaan mengenai share file, pilihlah tombol [Remove None].
Lampiran 2. Peta Provinsi Jawa Tengah
Lampiran 3. Kabupaten/Kota di Pantai Utara Jawa Tengah yang memiliki potensi sumber daya perikanan laut dan peta penyebaran lokasi pendaratan ikan
Lampiran 4. Kabupaten/Kota di Pantai Selatan Jawa Tengah yang memiliki potensi sumber daya perikanan laut dan peta penyebaran lokasi pendaratan ikan
Lampiran 5. Pengelompokan kawasan pengembangan daerah berpotensi produksi perikanan laut di Provinsi Jawa Tengah JARAK ANTAR DAERAH BERPOTENSI PRODUKSI PERIKANAN LAUT Satuan : Km A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A1 A2 A3
1
A1
Kab. Brebes
13
43
78
85 149 178 204 248 253 289 330 197
A2
Kab/Kota Tegal
1
30
65
72 136 165 191 235 240 276 317 184
A3
Kab. Pemalang
1
35
42 106 135 161 205 210 240 291 214
A4
Kab/Kota Pekalongan
A4 A5
1
7
71 100 126 170 175 211 262 249
A5
Kab. Batang
1
64
93 119 163 168 204 255 256
A6
Kab. Kendal
29
56
99 104 140 191 320
A7
Kota Semarang
1
26
70
75 111 162 251
A8
Kab. Demak
1
44
49
A9
Kab. Jepara
A6
1
A7 A8 A9
1
85 188 277
93 129 232 321
A10
36 237 326
A11 Kab. Rembang
A11
1 273 362
A12 Kab. Kebumen
A12
1 94
A13
1
Visualisasi grafis pengembangan
1
A10 Kab. Pati
hasil
analisis
klaster
A13 Kab. Cilacap
pengelompokan
kawasan
Lampiran 6.
Data produksi perikanan laut pada masing-masing kawasan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1994-2003 Satuan : Ton
Tahun 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003
Kawasan I Kawasan II Kawasan III 159.288 104.223 20.416 141.622 94.970 15.176 134.684 98.439 16.874 136.391 105.245 27.287 139.022 114.189 12.155 121.738 86.347 13.326 142.202 102.418 16.624 144.284 114.933 15.112 123.364 143.546 14.294 121.717 101.996 12.320 -2,53% -0,55% -0,24% Sumber : Diskanlut Prov. Jateng, 2004 (data diolah).
Jateng 283.927 251.768 249.996 268.923 265.366 221.412 261.244 274.329 281.204 236.235 -1,43%
Lampiran 7. Pelabuhan Perikanan dan Pusat Pendaratan Ikan di Provinsi Jawa Tengah No. Kabupaten/Kodia PP/PPI 1 Kab. Brebes Sawojajar Pulolampas Kluwut Pangandaran Kaligangsa Krakahan Kaliwlingi Prapag Kidul 2 Kab. Tegal
Larangan Surodadi I Surodadi II Kd. Kesambi
3 Kodia Tegal
Muarareja Tegalsari Pelabuhan
4 Kab. Pemalang
Tanjungsari Widuri Asemdoyong Mojo Ketapang Tasikrejo
5 Kab. Pekalongan Wonokerto Jambean 6 Kodia Pekalongan Nusantara 7 Kab. Batang
8 Kab. Kendal
9 Kodia Semarang
10 Kab. Demak
Klidang Lor Celong Roban Siklayu Tawang Bandengan Pidodo Kulon Sindang Sikucing Tambak Lorok Mangunharjo Morodemak Betahwalang Wedung Bungo
Kelas No Kabupaten/Kodia PP/PPI IV 11 Kab. Pati Bajomulyo III C Pecangaan III C Margotuhu II B Sambiroto IV Banyutowo III C Puncel IV IV 12 Kab. Jepara Kedungmalang Panggung II A Demaan III C Bulu IV Jobokuto IV Mlonggo Bondo IV Ujungwatu IC Karimunjawa IA Tubanan Bandarharjo IB IV 13 Kab. Rembang Tasikagung IB Kabongan Lor III B Pasar Banggi II B Pacar IV Gegunung Wetan Tanjungsari II B Pangkalan III C Karanganyar Pandangan IA Tunggulsari Karanglincak IA Bakung III C Bajingmadura III B III C 14 Kab. Kebumen Argopeni Karangduwur IC Pasir II A IV 15 Kab. Cilacap Sentolokawat III B Lengkong Pandanaran II A Tegalkatilayu IV Sidakaya PPSC IB Bengawan Donon IV II A IV
Sumber : Dinas Perikanan Provinsi Jawa Tengah, 2000.
Kelas IA II B III A II B IB II A III C IV III A II B II A II C III B II B IV III A III B IA IV II A II B II C IC III A IB III B II C III B IV IA II A II A II A IC IC IC II A IC IA IV
Lampiran 8. Bobot kriteria penentuan pusat pertumbuhan agroindustri perikanan laut No Kriteria P1 P2 1 Kebijakan/peraturan pemda ST T 2 Tingkat investasi T T 3 Kedekatan bahan baku ST ST 4 Kedekatan pasar ST T 5 Biaya produksi S ST 6 Konflik sosial S ST 7 Tenaga kerja S ST 8 Sumber air T ST 9 Sumber daya energi/listrik ST T 10 Sarana transportasi S ST 11 Sarana komunikasi S T Keterangan : P1 : Ir. Bambang Suboko (Gappindo) P2 : Dr. Mita Wahyuni (PHP – FPIK - IPB) P3 : Dr. Achmad Poernomo (P2KP – DKP) P4 : Dr. W. Farid Ma’ruf (PRPPSE - DKP) P5 : Esther Satyono (PT Ocean Mitramas) P6 : Ir. Tachmid WP (PT Bonecom) Lampiran 9.
P3 T T T T T T S T T T T
P4 T T ST S ST T SR SR R S T
P5 S T T T T S S T T T T
P6 T ST ST T T R S ST ST ST S
Agregat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
SR : Sangat Rendah R : Rendah S : Sedang T : Tinggi ST : Sangat Tinggi
Data pendukung penentuan pusat pertumbuhan agroindustri perikanan laut Provinsi Jawa Tengah
a. Jumlah penduduk angkatan kerja Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1997 - 2003 No. Kabupaten 1 Kab.Brebes 2 Kab.Tegal
1997 780.650
1998 825.293
1999 825.934
2000 2001 805.863 818.892
2002 833.378
2003 855.652
549.924
570.746
583.059
615.082 632.143
641.523
650.166 107.906
3 Kota Tegal
139.097
135.701
158.440
99.419 106.502
111.580
4 Kab.Pemalang
518.453
517.743
552.680
565.624 600.959
622.795
615.776
372.476 413.452
392.900
425.073 124.405
5 Kab.Pekalongan
357.345
348.720
340.102
6 Kota Pekalongan
154.474
165.578
184.139
111.420 116.112
123.904
7 Kab.Batang
302.162
323.583
312.697
342.627 323.450
324.652
342.727
383.967 405.840
430.271
441.099 651.137
8 Kab. Kendal 9 Kota Semarang 10 Kab. Demak 11 Kab. Jepara
374.892
410.530
423.709
577.392
641.359
672.628
631.242 614.687
696.939
403.761
437.038
462.342
451.404 494.146
485.588
513.853
472.455 486.708
527.651
468.302 647.360
399.777
441.720
468.193
12 Kab. Pati
571.144
575.329
581.790
593.324 606.856
612.036
13 Kab.Rembang
281.220
280.942
287.403
269.236 291.281
279.651
298.781 572.547 752.035
14 Kab.Kebumen
504.209
536.856
557.442
542.767 536.292
509.089
15 Kab.Cilacap
678.107
639.468
727.456
698.674 731.038
740.221
Sumber : BPS Prov. Jateng, 1998-2004.
b. Luas wilayah dan kepadatan penduduk pada tahun 2003 Luas Wilayah No Kabupaten/Kota (Km3) 1 Kab.Brebes 1.657,73 2 Kab.Tegal 879,70 3 Kota Tegal 34,49 4 Kab.Pemalang 1,011,90 5 Kab.Pekalongan 836,13 6 Kota Pekalongan 44,96 7 Kab.Batang 788,95 8 Kab. Kendal 1.002,27 9 Kota Semarang 373,67 10 Kab. Demak 897,43 11 Kab. Jepara 1.004,16 12 Kab. Pati 1.491,20 13 Kab.Rembang 1.014,10 14 Kab.Kebumen 1.282,74 15 Kab.Cilacap 2.138,51 Sumber : BPS Prov. Jateng, 2004.
Jumlah Penduduk 1.763.581 1.429.345 242.112 1.316.977 829.984 271.418 692.519 882.145 1.389.416 1.024.934 1.034.799 1.187.646 576.417 1.193.850 1.641.849
Kepadatan penduduk (Org/Km3) 1.063,85 1.624,81 7.019,77 1.301,49 992,65 6.036,88 877,77 880,15 3.718,30 1.142,08 1.030,51 796,44 568,40 930,70 767,75
c . Jumlah Industri Pengolah Ikan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2003 No. Kabupaten
Jenis Pengolahan Es-esan Ikan Asin Pindang Lain-lain 1 Kab.Brebes 21 34 2 32 2 Kab.Tegal 5 13 11 13 3 Kota Tegal 39 55 2 4 Kab.Pemalang 20 29 9 26 5 Kab.Pekalongan 7 46 5 15 6 Kota Pekalongan 20 45 25 20 7 Kab.Batang 34 58 22 48 8 Kab. Kendal 20 97 13 9 Kota Semarang 20 10 58 10 Kab. Demak 53 38 27 5 11 Kab. Jepara 40 15 1 121 12 Kab. Pati 30 24 41 6 13 Kab.Rembang 18 63 56 123 14 Kab.Kebumen 43 31 23 29 15 Kab.Cilacap 19 52 8 2 Jumlah 363 563 219 466 Sumber : Diskanlut Prov. Jateng, 2004.
Jumlah 89 42 96 84 73 110 162 130 88 123 177 101 260 126 81 1.742
d. Besar tenaga listrik Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1997 - 2003 Satuan : 1000 KWH No. Kabupaten 1 Kab.Brebes 2 Kab.Tegal 3 Kota Tegal 4 Kab.Pemalang 5 Kab.Pekalongan 6 Kota Pekalongan 7 Kab.Batang 8 Kab. Kendal 9 Kota Semarang 10 Kab. Demak 11 Kab. Jepara 12 Kab. Pati 13 Kab.Rembang 14 Kab.Kebumen 15 Kab.Cilacap
1997 1998 1999 127.811 149.930 178.493 88.897 97.238 108.865 167.458 130.695 130.061 157.547 140.284 154.621 67.957 112.303 115.676 39.318 67.067 98.754 64.739 85.364 88.455 471.467 551.663 722.740 1.152.125 1 047.775 1.093.669 84.478 80.006 89.329 91.374 112.469 128.706 126.395 137.162 150.678 43.367 45.647 49.566 96.219 111.018 141.897 230.474 363.452 394.079
Sumber : BPS Prov. Jateng, 1998-2004.
2000 2001 2002 2003 200.033 201.120 228.164 226.953 123.150 124.683 138.271 141.449 151.552 139.415 157.165 163.555 158.815 157.617 176.546 162.094 141.535 151.254 175.397 182.015 103.960 104.681 116.898 119.513 102.216 109.514 130.742 132.173 779.280 679.878 722.777 500.057 1.135.647 1.184.832 1.326.945 1.365.618 97.349 105.012 120.866 121.627 155.060 177.844 191.797 194.410 175.321 199.107 215.525 220.142 57.648 64.885 68.272 70.291 152.880 159.073 177.006 176.386 442.574 440.492 523 418 522.874
e . Kapasitas produksi maksimum air bersih Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1997 - 2003 Satuan : 1000 m3 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kabupaten Kab.Brebes Kab.Tegal Kota Tegal Kab.Pemalang Kab.Pekalongan Kota Pekalongan Kab.Batang Kab. Kendal Kota Semarang Kab. Demak Kab. Jepara Kab. Pati Kab.Rembang Kab.Kebumen Kab.Cilacap
1997 2.714 1.733 3.039 1.535 335 4.815 1.170 3.124 9.630 2.822 1.786 2.779 3.096 2.826 5.710
1998 5.739 9.080 5.677 851 523 4.580 2.203 3.862 8.407 298 2.025 3.176 3.606 4.567 3.900
Sumber : BPS Prov. Jateng, 1998-2004.
1999 5.649 1.775 3.085 2.443 504 4.580 2.353 4.671 49.185 246 2.545 3.556 3.935 4.678 7.205
2000 3.648 9.761 5.590 3.002 548 4.580 2.650 5.503 51.210 3.873 2.943 3.705 3.430 4.275 7.890
2001 5.394 2.825 5.430 3.078 560 4.580 3.412 5.963 49.182 4.325 3.545 3.781 3.430 4.457 8.069
2002 5.683 9.198 6.447 3.495 681 4.135 3.768 2.558 62.767 4.249 4.896 3.842 5.103 4.320 8.939
2003 4.633 11.894 4.157 115 5.225 3.944 8.263 5.535 4.066 3.895 13.698 9.348
f. Jumlah kantor bank umum Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1997 - 2001 No. Kabupaten
1997
1998
1999
2000
2001
1 Kab.Brebes
16
9
15
15
15
2 Kab.Tegal
8
4
7
9
9
3 Kota Tegal
19
20
16
17
17
4 Kab.Pemalang
15
9
14
16
16
5 Kab.Pekalongan
8
1
8
9
9
6 Kota Pekalongan
21
20
19
20
24
7 Kab.Batang
10
7
10
12
12
8 Kab. Kendal
15
11
15
15
15
9 Kota Semarang
179
106
150
145
142
10 Kab. Demak
6
6
6
6
6
11 Kab. Jepara
14
10
14
14
14
12 Kab. Pati
16
7
16
16
16
13 Kab.Rembang
8
5
8
8
8
14 Kab.Kebumen
16
13
16
16
16
15 Kab.Cilacap
58
18
25
25
57
Sumber : BPS Prov. Jateng, 1998-2002.
g Jumlah kendaraan bermotor umum wajib uji Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1997 - 2001 No. Kabupaten 1 Kab.Brebes 2 Kab.Tegal
1997 941 888
1998 902 887
3 Kota Tegal
800
787
4 Kab.Pemalang
822
773
5 Kab.Pekalongan
267
6 Kota Pekalongan
748
7 Kab.Batang
588
8 Kab. Kendal
769
9 Kota Semarang 10 Kab. Demak
1999
2000 796 844
2001 764 813
781 818
705
736
587
713
698
696
259
251
252
324
759
734
753
653
536
492
513
504
753
712
703
839
5 320
4 174
4 039
4 358
4 540
378
385
354
362
459
11 Kab. Jepara
1 031
981
888
918
926
12 Kab. Pati
1 571
1 493
1 342
1 257
1 242
765
711
540
703
552
13 Kab.Rembang 14 Kab.Kebumen 15 Kab.Cilacap
812
772
752
754
793
1 541
1 563
1 530
1 416
1 897
Sumber : BPS Prov. Jateng, 1998-2002.
Lampiran 10.
Alter natif
Penentuan pusat pertumbuhan antar kawasan pengembangan agroindustri perikanan laut Provinsi Jawa Tengah
MATRIK PENDAPAT PAKAR P1
P2
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 A1 3 3 2 4 4 3 5 6 5 6 5 5 3 3 7 5 7 7 6 7 7 5 A2 3 4 2 4 5 4 5 5 5 6 5 5 4 2 6 5 6 5 5 7 7 5 A3 5 3 9 5 3 3 8 3 7 9 9 6 3 9 7 6 6 7 5 7 8 7 A4 5 5 3 4 5 4 4 5 5 6 6 5 4 4 7 5 3 7 5 7 8 7 A5 3 3 2 4 4 4 4 4 4 6 5 5 7 2 6 5 6 7 5 7 7 6 A6 5 3 9 6 4 3 9 4 7 9 9 6 3 9 9 4 7 8 5 7 9 7 A7 4 5 4 4 5 5 3 4 5 6 5 6 5 4 9 4 7 7 5 7 9 7 A8 4 3 2 5 4 3 5 3 6 8 7 6 3 2 8 5 7 7 5 7 8 6 A9 6 3 2 6 3 5 5 9 9 9 9 6 3 2 8 4 2 7 7 7 9 9 A10 5 4 2 6 3 5 5 3 7 8 7 5 5 3 8 5 2 6 5 7 8 7 A11 4 4 2 3 4 4 4 5 6 7 6 5 4 3 7 4 3 6 5 7 8 7 A12 3 3 9 5 4 4 5 5 7 7 7 7 5 9 9 5 6 7 4 7 8 8 A13 5 3 9 5 5 4 5 3 7 8 6 7 3 9 9 4 2 7 4 7 9 8 A14 3 6 3 3 3 7 3 5 4 4 5 5 5 2 5 6 6 7 5 7 5 5 A15 8 6 5 6 5 7 4 7 5 8 7 5 3 4 9 2 3 7 8 7 8 9 P1 : Ir. Boedi Setyana (Ka Subag Pertanian, Bappeda Prov. Jawa Tengah) P2 : Ir. Galih Rasiono, M.Pi (Ka. Sub.Din Perencanaan dan Pengembangan Perikanan dan Kelautan Prov. Jawa Tengah)
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8
Alternatif :
Kab. Brebes Kab. T egal Kota T egal Kab. Pemal ang Kab. Pekal ongan Kota Pekal ongan Kab. Batang Kab. Kendal
A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15
Kota Semarang Kab. Demak Kab. Jepara Kab. Pati Kab. Rembang Kab. Kebumen Kab. Cil acap
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11
Kriteria :
Kebij akan Pemerintah daerah T ingkat investasi Kedekatan bahan baku Kedekatan pasar Biaya produksi T ingkat konflik sosial Ketersediaan tenaga kerj a Ketersediaan sumber air Ketersediaan sumber Energi/Listrik Ketersediaan sarana transportasi Ketersediaan sarana transportasi
VISUALISASI GRAFIS HASIL ANALISIS KLASTER PUSAT PERTUMBUHAN (AGREGAT)
Lampiran 11. Produksi perikanan laut di kabupaten/kota yang diunggulkan A Volume produksi (Ton)
Tahun
Tegal Pekalongan Pati 23.441 103.009 20.627 91.981 21.763 81.101 24.117 79.434 22.794 81.215 22.178 65.035 23.550 64.720 31.020 71.551 34.513 51.525 27.714 54.956 2,84 -5,95 % Pertumbuhan 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003
66.738 56.806 59.053 59.214 53.265 41.226 37.587 39.931 50.905 51.193 -1,98
Rembang Cilacap 27.066 19.551 28.553 13.765 27.053 13.013 36.320 23.149 45.294 11.353 35.954 10.083 40.447 7.419 51.365 6.455 55.282 7.817 29.581 7.672 4,36 -4,39
B Nilai produksi (Rp. 1000) Tahun Tegal Pekalongan Pati Rembang Cilacap 1994 12.993.637 62.228.127 46.791.590 19.514.978 24.460.487 1995 14.212.706 61.700.800 42.994.710 19.444.142 22.992.157 1996 16.277.043 65.943.099 52.332.279 23.842.428 21.154.284 1997 18.852.723 67.240.411 55.925.279 32.922.796 37.385.961 1998 41.667.754 151.328.787 120.976.231 71.183.542 77.781.497 1999 52.233.530 164.737.017 104.246.435 73.737.287 69.826.915 2000 65.470.171 151.727.810 101.393.483 87.334.855 68.753.120 2001 94.756.167 206.394.885 125.266.048 87.334.855 55.505.807 2002 97.325.563 165.815.071 165.144.651 118.954.569 53.612.220 2003 91.921.096 168.376.130 149.712.446 87.013.558 37.775.483 28,15 16,88 18,47 23,10 11,87 % Pertumbuhan C Harga rataan komoditas (Rp/Kg) Tahun Tegal Pekalongan Pati 1994 554 604 1995 689 671 1996 748 813 1997 782 846 1998 1.828 1.863 1999 2.355 2.533 2000 2.780 2.344 2001 3.055 2.885 2002 2.820 3.218 2003 3.317 3.064 26,43 23,87 % Pertumbuhan
701 757 886 944 2.271 2.529 2.698 3.137 3.244 2.924 22,22
Rembang Cilacap 721 1.251 681 1.670 881 1.626 906 1.615 1.572 6.851 2.051 6.925 2.159 9.267 1.700 8.599 2.152 6.858 2.942 4.924 19,76 37,07
Sumber : Diskanlut Kota Tegal dan Pekalongan, Kabupaten Pati, Rembang dan Cilacap (data diolah)
Lampiran 12.
Laju pertumbuhan volume produksi perikanan laut di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1994 - 2003
No. Kabupaten 1994 1995 1 Kab. Brebes 2.191 1.705 2 Kab Tegal 402 352 3 Kota Tegal 23.447 20.628 4 Kab. Pemalang 11.275 10.460 5 Kab. Pekalongan 899 936 6 Kota Pekalongan 103.009 91.995 7 Kab. Batang 18.066 15.545 8 Kab. Kendal 2.366 2.143 9 Kota Semarang 1.689 1.461 10 Kab. Demak 2.698 2.601 11 Kab. Jepara 3.276 3.234 12 Kab. Pati 66.738 56.806 13 Kab. Rembang 27.456 28.725 14 Kab. Kebumenn 865 1.411 15 Kab. Cilacap 19.551 13.765 Total 283.927 251.768 Sumber : Diskanlut Prov. Jateng, 2004.
1996 1.782 528 21.834 9.961 1.114 81.101 18.363 2.906 1.372 4.005 4.049 59.053 27.053 3.860 13.013 249.996
1997 1.662 515 24.046 9.727 1.243 79.434 20.214 2.466 888 3.313 3.046 59.214 36.319 4.138 23.149 268.923
1998 1999 2.451 2.375 746 678 22.712 22.172 8.221 6.095 1.698 2.014 81.215 65.035 21.980 23.369 2.459 1.820 751 602 2.853 2.560 3.432 3.072 53.265 42.340 51.429 35.954 838 3.226 11.318 10.100 265.366 221.412
2000 2.404 650 44.819 7.226 1.438 66.629 19.038 1.602 652 2.264 2.147 44.969 50.783 1.471 15.153 261.244
2001 2002 2.569 3.743 724 845 36.849 34.513 8.592 11.280 1.973 2.164 73.124 53.162 20.453 17.657 1.245 1.111 566 332 1.599 1.182 1.798 2.206 49.624 59.889 60.200 78.826 1.988 5.350 13.124 8.945 274.329 281.204
Satuan : Ton % Pertum2003 buhan 5.270 12,73 1.107 13,98 29.564 6,63 9.925 0,12 1.979 11,07 62.009 -4,53 11.864 -3,14 1.055 -7,25 174 -20,43 1.209 -6,20 3.730 5,19 63.457 0,22 32.371 8,48 4.180 64,12 8.140 -2,58 236.235 -1,43
Lampiran 13.
Laju pertumbuhan nilai produksi perikanan laut di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1994 - 2003 Satuan : Rp. 1000
No. Kabupaten 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 1 Kab. Brebes 1.068.630 633.946 1.340.662 1.675.040 2.935.236 8.524.715 5.089.832 7.710 996 9.289.336 2 Kab Tegal 533.686 523.978 1.023.160 825.925 2.311.434 3.120.253 2.633.554 6.210 741 13.032.766 3 Kota Tegal 14.013.902 14.211.706 16.276.425 18.851.723 41.628.720 52.173.900 158.993.632 109.357 400 97.325.563 4 Kab. Pemalang 6.485.399 6.402.536 8.358.544 8.303.380 16.905.816 17.534.839 29.328.120 26.657 405 43.602.694 5 Kab. Pekalongan 385.474 494.899 920.338 1.464.665 3.139.275 3.585.092 3.589.978 5.493 037 4.727.595 6 Kota Pekalongan 62.228.127 61.703.144 65.343.099 59.577.929 151.228.788 164.737.017 167.265.863 214.343 474 180.851.510 7 Kab. Batang 14.532.688 14.074.166 18.570.773 21.438.855 27.812.957 48.630.955 56.370.917 59.798 230 47.736.320 8 Kab. Kendal 3.516.580 3.333.509 5.540.475 5.398.159 10.893.830 8.384.490 9.062.645 5.543 319 8.494.697 9 Kota Semarang 721.741 729.023 870.842 661.163 941.809 964.112 1.507.760 835 600 616.470 10 Kab. Demak 3.509.185 3.535.948 5.587.691 4.669.261 8.413.768 6.466.314 7.266.715 7.726 159 4.479.921 11 Kab. Jepara 2.080.199 2.154.651 3.577.508 3.174.328 6.747.829 8.360.452 7.986 199 8.010 816 12.297.916 12 Kab. Pati 46.791.590 42.994.710 52.332.279 55.925.279 120.981.226 104.246.440 214.494.140 180.937 802 208.467.971 13 Kab. Rembang 19.515.018 19.561.436 23.842.398 31.778.289 71.193.986 73.736.917 286.703.981 286.147 350 409.293.350 14 Kab. Kebumen 1.423.378 2.090.952 1.959.806 3.634.238 10.328.407 12.641.490 10.205.657 11.456 664 18.289.578 15 Kab. Cilacap 24.460.487 22.992.165 11.085.419 37.385.961 77.783.603 70.360.279 164.003.096 105.541 568 63.805.684 Total 201.266.083 195.436.769 216.629.419 254.764.196 553.246.684 583.467 262 1.124.502.089 1.035.770 563 1.122.311.371
Sumber : Diskanlut Prov. Jateng, 2004.
% Pertum2003 buhan 11.705.094 46,56% 7.772.305 53,19% 87.960.978 36,76% 32.391.414 25,77% 5.040.226 38,65% 195.827.879 20,15% 26.449.334 11,78% 5.519.755 13,85% 477.763 0,48% 3.609.825 6,30% 13.100.075 27,85% 210.048.925 25,45% 112.997.626 49,14% 17.208.997 42,15% 41.160.116 33,38% 773.621.116 23,37%
Lampiran 14. Bobot kriteria pemilihan komoditas perikanan laut potensial No 1 2 3 4 5 6
Kriteria Volume Kontinuitas Mutu Nilai ekonomis Peluang diversifikasi Lokasi pendaratan
P1 T T ST T ST T
P2 ST ST ST T ST ST
P3 S ST ST T T T
Keterangan : P1 : Ir. Bambang Suboko (Gappindo) P2 : Dr. Mita Wahyuni (PHP – FPIK - IPB) P3 : Dr. Achmad Poernomo (P2KP – DKP) P4 : Dr. W. Farid Ma’ruf (PRPPSE - DKP) P5 : Esther Satyono (PT Ocean Mitramas) P6 : Ir. Tachmid WP (PT Bonecom)
P4 SR S ST T T S
P5 T ST ST S S S
P6 ST ST ST S ST T
Agregat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
SR : Sangat Rendah R : Rendah S : Sedang T : Tinggi ST : Sangat Tinggi
Lampiran 15. Volume produksi perikanan laut menurut jenis ikan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1994-2002 Satuan : Kilogram No.
Jenis Ikan I PELAGIS 1 Layang 2 Selar 3 Belanak 4 Julung-julung 5 Teri 6 Japuh 7 Tembang 8 Lemuru 9 Kembung 10 Tengiri 11 Tuna 12 Cakalang 13 Layur 14 Tongkol SUB JUMLAH DEMERSAL 1 Peperek 2 Manyung 3 Beloso 4 Merah 5 Ekor Kuning 6 Kakap 7 Tigawaja 8 Cucut 9 Pari 10 Bawal Hitam 11 Bawal Putih 12 Lain-lain SUB JUMLAH
Tahun 1994
Tahun 1995
Tahun 1996
Tahun 1997
Tahun 1998
Tahun 1999
Tahun 2000
Tahun 2001
Tahun 2002
90 708 982 17 643 935 156 303 8 431 4 213 843 58 893 31 442 855 28 282 600 22 926 765 2 346 185 0 6 104 872 1 744 262 15 315 159 220 953 085
87 092 263 15 771 097 557 355 44 735 2 259 563 188 885 35 049 896 23 231 655 18 794 612 1 197 940 172 238 5 048 376 1 050 183 12 255 663 202 714 461
88 403 085 14 183 317 184 277 43 734 4 703 584 604 573 28 310 408 21 867 747 16 890 391 1 350 713 225 662 5 686 707 1 188 528 11 581 055 195 223 781
107 767 332 13 130 181 23 840 2 431 064 3 115 390 6 665 25 985 234 14 952 848 17 495 156 1 801 347 53 4 362 007 1 463 639 10 877 763 203 412 519
99 917 060 16 088 739 63 323 1 346 557 3 161 013 136 305 26 547 213 14 944 753 22 414 858 2 021 483 662 444 818 936 4 824 615 10 415 568 203 362 867
89 016 866 10 681 582 18 161 1 136 864 4 365 696 303 524 12 250 765 5 918 567 16 892 761 1 701 726 2 950 1 875 795 2 741 928 10 020 785 156 927 970
63 753 000 12 368 100 678 700 75 600 3 611 600 53 900 29 955 700 12 908 900 15 730 800 4 891 700 5 083 500 1 387 000 4 226 300 12 789 600 167 514 400
59 821 700 13 988 300 565 600 6 800 3 368 600 0 38 830 700 19 989 700 20 948 000 5 155 000 4 577 100 1 284 700 3 313 100 11 822 800 183 672 100
56 260 600 15 204 800 29 900 11 700 3 671 400 2 100 39 817 800 12 382 900 16 668 900 5 663 800 1 666 000 2 523 700 3 510 500 14 600 500 172 014 600
8 409 490 2 400 054 2 236 699 2 688 545 6 838 1 026 195 1 920 805 3 240 801 2 955 550 1 158 095 847 169 10 838 050 37 728 291
8 249 199 1 897 438 1 954 897 2 128 598 66 476 1 022 374 2 062 763 2 705 408 1 437 283 1 033 083 142 091 13 136 511 35 836 121
9 179 798 1 869 937 1 959 699 1 246 882 714 788 917 614 2 820 591 2 678 426 2 549 703 567 246 272 784 14 301 101 39 078 569
9 696 880 2 107 886 754 947 1 510 033 153 802 280 421 1 811 114 2 286 581 3 200 536 435 722 343 497 26 616 776 49 198 195
8 985 721 1 228 389 667 684 1 714 127 178 577 71 413 2 213 183 1 478 971 1 989 073 2 393 481 1 402 844 9 060 842 31 384 305
12 517 092 1 203 782 724 594 1 032 451 737 173 91 167 2 406 590 1 370 970 1 875 003 1 169 116 454 540 19 992 019 43 574 497
10 716 700 4 997 700 2 105 200 3 969 200 438 700 96 200 6 748 500 3 012 600 3 304 600 2 013 600 426 200 39 122 300 76 951 500
10 298 500 6 420 700 2 497 900 3 761 800 663 300 566 600 5 541 000 3 111 200 4 238 600 1 269 300 4 106 700 38 311 300 80 786 900
15 728 800 6 871 900 1 374 100 3 921 800 833 500 596 700 5 785 600 3 298 800 5 956 300 3 796 500 4 571 100 44 068 000 96 803 100
1 895 552 6 079 980 578 271 2 711 360 13 980 152 25 245 315 283 926 691
2 180 359 417 348 944 154 1 841 652 7 833 849 13 217 362 251 767 944
1 924 327 935 588 1 046 038 3 983 055 7 804 754 15 693 762 249 996 112
1 667 265 861 836 2 727 504 3 244 003 7 811 503 16 312 111 268 922 825
8 768 270 554 714 1 398 613 261 911 19 635 436 30 618 944 265 366 116
2 432 287 1 275 652 1 273 458 1 770 760 14 157 084 20 909 241 221 411 708
5 189 600 2 336 800 4 602 400 302 700 4 346 100 16 777 600 261 243 500
2 467 800 1 957 800 3 547 700 808 200 1 088 000 9 869 500 274 328 500
2 550 000 1 961 600 3 169 900 4 433 800 270 900 12 386 200 281 203 900
II
III
LAIN-LAIN 1 Udang 2 Rebon 3 Cumi-cumi 4 Ubur-ubur 5 Lain-lain SUB JUMLAH JUMLAH TOTAL
Volume rata-rata 82 526 765 14 340 006 253 051 567 276 3 607 854 150 538 29 798 952 17 164 408 18 751 360 2 903 322 1 376 661 3 232 455 2 673 673 12 186 544 189 532 865 0 0 10 420 242 3 221 976 1 586 191 2 441 493 421 462 518 743 3 478 905 2 575 973 3 056 294 1 537 349 1 396 325 23 938 544 54 593 498 0 0 3 230 607 1 820 146 2 143 115 2 150 827 8 547 531 17 892 226 262 018 588
Lampiran 16. Nilai produksi perikanan laut menurut jenis ikan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1994-2002 Satuan : Rupiah No. Jenis Ikan I PELAGIS 1 Layang 2 Selar 3 Belanak 4 Julung-julung 5 Teri 6 Japuh 7 Tembang 8 Lemuru 9 Kembung 10 Tengiri 11 Tuna 12 Cakalang 13 Layur 14 Tongkol SUB JUMLAH II
Tahun 1995
Tahun 1996
Tahun 1997
Tahun 2000
Tahun 2001
Tahun 2002
Nilai Rata-rata
188 495 889 000 47 687 545 000
2 275 159 000 156 386 000
1 845 648 000 8 260 000
23 612 562 200 21 204 908 260 563 975 990 3 284 515 800 18 287 899 200 24 072 778 600 18 287 899 200 9 258 150 950 52 837 619 005 49 104 391 836 9 183 020 306 13 354 485 029 2 532 851 300 6 272 296 400 10 031 136 550 5 282 778 250
23 275 554 000 754 600 000
27 558 217 000 0
45 917 122 000 19 837 469 354 5 250 000 640 173 532
74 019 300 000 25 740 037 000
85 397 441 000 29 157 039 000
104 465 448 000 40 311 548 034 28 564 327 000 17 232 876 609
52 160 746 000 25 705 947 000
83 404 897 000 45 857 408 000
74 514 735 000 43 792 970 298 48 811 195 000 17 886 835 944
35 178 510 000 3 652 154 000
29 514 950 000 3 515 996 000
10 711 102 000 7 239 690 000
898 852 421 1 092 128 016 5 304 899 556 4 670 155 895 1 122 796 949 736 013 673 15 016 170 937 13 766 709 667 16 492 097 029 17 393 703 467 28 261 766 498 36 619 342 926 150 304 516 888 145 906 946 551 170 140 664 570 188 137 952 654 393 552 583 502 417 992 082 126
18 393 602 000 76 563 909 000
15 613 413 000 71 149 152 000
11 423 173 000 6 583 892 723 80 118 130 000 39 486 775 725
582 479 250 000
629 205 855 000
675 880 318 000 372 622 241 032
7 138 107 000 25 439 709 000 3 365 648 000 54 901 065 000
13 364 025 000 34 895 197 000 3 963 270 000 27 113 260 000
25 922 279 000 7 641 448 751 36 955 910 000 12 589 422 599 2 209 811 000 2 308 168 035 23 860 205 000 17 496 181 006
992 572 000 704 721 000 13 045 780 000 17 764 564 000
1 072 218 000 4 529 092 000 13 918 082 200 18 556 922 000
2 605 002 000 4 510 742 000 15 035 203 000 20 242 864 000
8 257 159 000 19 501 494 000 6 454 931 000 104 030 068 000
11 529 196 000 10 524 110 000 28 220 265 000 84 764 266 800
17 622 607 000 5 928 921 864 31 429 463 000 9 165 958 121 30 727 960 000 9 420 933 509 90 507 030 000 40 151 038 436
261 595 818 000
252 449 904 000
301 629 076 000 122 132 144 102
7 333 229 350 11 195 954 430 10 777 157 625 103 051 700 998 022 800 3 616 600 11 416 835 245 13 278 081 002 14 286 130 975 17 580 018 284 12 383 887 475 10 892 954 175 11 884 246 440 8 927 348 239 20 372 831 185 18 726 256 335 20 536 983 850 22 478 272 474 5 431 440 671 3 294 887 646 4 438 068 922 4 905 070 919 18 031 400 571 873 150 0 122 931 650 6 950 173 100 5 425 498 450 6 234 085 800 10 271 450 000 7 662 519 320 48 528 900
2 218 330 900 1 820 604 150 2 129 724 573 6 300 736 630
2 828 114 610 2 235 934 303 2 666 997 550 3 759 269 940
2 948 397 570 2 889 010 459
5 Ekor Kuning 6 Kakap 7 Tigawaja 8 Cucut
18 569 200 1 003 505 742 1 305 139 577 2 651 607 393
27 220 100 630 681 413 1 629 835 800 2 825 405 865
833 159 340 3 322 196 623 1 849 930 217 2 873 683 344
388 571 652 629 464 024
LAIN-LAIN 1 Udang 2 Rebon 3 Cumi-cumi
TAHUN 1999
210 223 550 000 34 375 469 000
2 010 332 060 2 472 112 857 2 225 315 540 6 944 942 630
SUB JUMLAH
Tahun 1998
58 591 782 090 60 758 721 436 71 680 773 650 78 224 760 549 190 178 370 730 210 456 750 300 11 182 868 680 10 717 223 563 11 341 609 550 12 212 892 304 28 995 302 500 29 606 529 180 80 315 815 25 421 980 157 756 492 121 462 836 736 391 104 60 304 750 55 491 488 3 674 239 047 1 890 149 975 4 744 693 950 3 219 500 14 996 800
DEMERSAL 1 Peperek 2 Manyung 3 Beloso 4 Merah
9 Pari 10 Bawal Hitam 11 Bawal Putih 12 Lain-lain
III
Tahun 1994
536 582 500 7 396 848 561
1 371 398 077 2 821 532 660
4 187 143 500 2 867 888 795
8 156 309 120 3 728 436 825 2 140 005 200 1 536 157 950 16 663 203 925 10 526 097 370 598 292 200 835 674 200 2 743 922 207 1 115 218 656 2 622 937 505 3 594 893 215
3 255 651 800 4 944 393 020
3 884 830 145 4 009 901 776 2 210 700 748 2 423 323 109 6 994 893 084 5 864 586 573 2 109 585 870 1 409 107 323 754 754 048 1 961 085 869 8 843 893 532 5 985 307 213 8 435 199 588 12 321 232 749 14 075 742 818 34 897 082 880 29 543 823 077 28 922 131 597 33 879 526 181 37 096 554 553 69 217 646 126 84 854 817 383 1 955 623 863 2 355 366 277 734 293 457 5 867 014 481
1 466 955 133 2 305 016 962 1 105 911 461 6 461 708 610
12 853 693 527 15 461 947 794 826 827 109 109 433 211 2 551 755 555 2 273 897 145
4 Ubur-ubur 483 193 700 492 138 352 5 Lain-lain 4 702 273 154 2 270 273 990 SUB JUMLAH 21 417 743 045 20 607 690 492 JUMLAH TOTAL 201 266 083 010 195 436 768 640
206 646 156 000 141 695 194 862 57 304 531 000 27 047 107 864 133 878 000 25 581 000
4 487 726 002 21 113 589 010 48 155 185 484 51 061 622 866 161 284 818 000 108 430 123 000 98 283 055 000 168 272 851 10 827 569 000 8 819 978 000 12 815 434 000 371 310 050 18 385 129 805 1 809 700 520 6 021 081 550 8 592 779 700 3 688 642 324 3 537 551 365 37 839 192 000 26 472 008 000 29 299 944 000 657 971 402 7 655 600 1 941 145 199 669 105 738 242 160 000 506 215 000 2 984 120 000 3 595 481 528 3 849 266 620 17 907 402 346 17 215 113 865 70 233 282 000 9 886 480 000 1 419 424 000 12 609 228 443 29 529 688 447 90 476 454 785 80 620 362 150 280 427 021 000 154 114 804 000 144 801 977 000 216 629 419 194 254 764 195 654 553 246 684 413 583 467 261 659 1 124 502 089 000 1 035 770 563 000 1 122 311 371 000
604 037 553 1 174 779 751
9 435 838 433 6 511 440 239
819 030 966 2 132 171 518 6 003 773 131 8 475 096 166
57 903 528 965 6 014 850 505 13 364 094 627 887 078 332 14 564 333 056 92 733 885 485 587 488 270 619
Lampiran 20. Produksi komoditas agroindustri perikanan laut potensial Kota Pekalongan pada tahun 1994 – 2003 A. Volume Produksi (Ton) No Tahun Layang 1 1994 40 297 2 1995 41 230 3 1996 43 074 4 1997 49 549 5 1998 54 415 6 1999 43 215 7 2000 27 021 8 2001 23 043 9 2002 18 633 10 2003 12 765 % Pertumbuhan
-10.20
B. Nilai Produksi (Rp. 1000) No Tahun Layang 1 1994 25 072 060 2 1995 28 147 765 3 1996 32 996 146 4 1997 33 871 915 5 1998 106 558 577 6 1999 111 388 318 7 2000 61 628 182 8 2001 64 189 025 9 2002 58 092 181 10 2003 51 875 396 % Pertumbuhan
21.17
C. Harga Rataan (Rp./Kg) No Tahun layang 1 1994 622 2 1995 683 3 1996 766 4 1997 684 5 1998 1 958 6 1999 2 578 7 2000 2 281 8 2001 2 786 9 2002 3 118 10 2003 4 064 % Pertumbuhan
31.35
Kembung 9 582 8 916 6 871 6 575 4 759 3 721 6 282 11 141 4 516 5 634
Lemuru 14 323 11 306 7 897 5 666 4 936 4 008 8 608 8 804 4 893 8 400
Tongkol Total 9 864 103 009 8 283 91 981 7 623 81 101 5 501 79 434 5 376 81 215 4 932 65 035 4 910 64 720 5 000 71 551 4 478 51 525 6 451 54 956
3.09
3.68
-3.04
Kembung 6 354 429 6 756 083 6 349 609 6 111 433 9 492 649 10 466 235 22 796 113 35 063 076 19 543 615 19 042 943
Lemuru 6 924 316 5 757 454 4 323 688 3 177 169 7 030 432 7 988 765 14 151 892 15 177 137 13 937 846 16 476 704
20.77
17.90
11.33
Kembung 663 758 924 929 1 995 2 813 3 629 3 147 4 328 3 380
Lemuru 483 509 548 561 1 424 1 993 1 644 1 724 2 849 1 962
Tongkol 931 1 030 1 357 1 373 2 499 3 403 3 869 4 612 3 648 2 700
24.86
25.63
16.41
-5.95
Tongkol Total 9 185 620 62 228 8 530 548 61 700 10 341 790 65 943 7 554 400 67 240 13 435 968 151 328 16 781 944 164 737 18 995 698 151 727 23 059 038 206 394 16 333 795 165 815 17 419 358 168 376
127 800 099 411 787 017 810 885 071 130
16.88 Total 604 671 813 846 1 863 2 533 2 344 2 885 3 218 3 064 23.87
Lampiran 21. Produksi komditas agroindustri perikanan laut potensial Kabupaten Pati pada tahun 1994 – 2003 A. Volume Produksi (Ton) No Tahun Layang Kembung Manyung 1 1994 27 933 6 128 684 2 1995 24 585 3 835 392 3 1996 25 162 4 283 317 4 1997 29 394 4 096 456 5 1998 22 611 8 629 262 6 1999 23 331 4 554 323 7 2000 17 119 2 577 726 8 2001 13 849 3 263 1 567 9 2002 15 482 3 825 2 204 10 2003 14 992 3 469 2 288 -5.53 2.72 27.54 % Pertumbuhan
Selar 5 252 5 182 5 341 5 011 5 125 2 710 1 919 2 243 4 436 3 878
2.62
Tembang 8 783 7 760 8 024 7 232 4 791 1 542 1 620 2 756 3 314 3 148
-3.25
Lemuru 10 921 10 289 10 661 6 920 4 938 993 2 089 2 709 3 199 2 602
-0.70
Total 66738 56 806 59 053 59 214 53 265 41 226 37 587 39 931 50 905 51 193
-1.98
B. Nilai Produksi (Rp. 1000)
N Tahun o Layang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003
% Pertumbuhan
18 952 615 18 477 229 22 613 089 19 498 321 44 579 295 58 677 657 46 619 780 48 765 300 66 953 461 59 782 981
19.67
Kembung
Manyung
Selar
6 191 236 4 566 128 6 040 764 5 719 984 22 505 501 15 833 519 10 093 731 14 353 390 17 779 581 14 972 497
775 139 552 156 489 229 659 241 772 087 1 351 341 3 252 027 9 311 178 12 111 465 8 647 778
2 763 297 2 976 665 4 077 327 4 243 452 9 421 288 5 704 277 6 422 531 7 603 407 11 773 773 10 794 815
30.95
46.13
C. Harga Rataan (Rp/Kg) No Tahun Layang Kembung Manyung 1 1994 679 1 010 1 133 2 1995 752 1 191 1 409 3 1996 899 1 410 1 543 4 1997 663 1 396 1 446 5 1998 1 972 2 608 2 947 6 1999 2 515 3 477 4 184 7 2000 2 723 3 917 4 479 8 2001 3 521 4 399 5 942 9 2002 4 325 4 648 5 495 10 2003 3 988 4 316 3 780 31.28 19.88 19.37 % Pertumbuhan
23.21
Tembang 2 855 974 2 698 240 3 319 821 7 755 771 3 584 499 1 363 281 2 702 724 3 403 907 4 032 324 6 297 805
26.02
Lemuru 4 129 912 4 297 585 5 367 092 4 167 844 6 218 162 1 175 028 3 825 557 4 585 719 7 301 474 5 279 117
Total 46 791 590 42 994 710 52 332 279 55 925 279 120 981 226 104 246 435 101 393 483 125 266 048 165 144 651 149 712 446
27.96
18.47
Selar Tembang Lemuru 526 325 378 574 348 418 763 414 503 847 1 072 602 1 838 748 1 259 2 105 884 1 183 3 347 1 668 1 831 3 390 1 235 1 693 2 654 1 217 2 282 2 784 2 001 2 029 25.34 33.19 24.95
Total 701 757 886 944 2 271 2 529 2 698 3 137 3 244 2 924 22.22
Lampiran 22.
Produksi komditas agroindustri perikanan laut potensial Kabupaten Cilacap pada tahun 1994 – 2003
A. Volume produksi (Ton) No Tahun Tuna 1 1994 2 1995 3 1996 4 1997 5 1998 6 1999 7 2000 8 2001 1 966.7 9 2002 1 436.2 10 2003 669.7 % Pertumbuhan -40.17
Cakalang 6 085.9 5 048.0 3 537.2 4 360.6 3 338.9 2 072.0 1 466.6 1 077.8 2 184.8 3 756.1 3.76
Udang 1 439.2 1 660.9 1 437.5 1 137.8 1 542.8 1 877.3 1 141.4 868.1 1 109.7 776.4 -3.00
Total 19 551.4 13 765.2 13 013.2 23 149.4 11 352.7 10 082.9 7 419.3 6 454.6 7 816.6 7 671.7 -4.39
B. Nilai produksi (Rp.1000) No Tahun Tuna 1 1994 2 1995 3 1996 4 1997 5 1998 6 1999 7 2000 8 2001 13 605 891 9 2002 10 845 970 10 2003 6 137 988 % Pertumbuhan -31.85
Cakalang 6 933 924 5 424 933 3 992 246 5 914 602 8 340 204 5 281 363 3 906 744 3 669 816 6 213 905 8 351 048 8.44
Udang 9 772 856 10 054 313 9 024 042 13 655 417 49 565 840 39 109 180 38 010 205 25 645 086 24 755 347 12 590 907 21.99
Total 24 460 487 22 992 157 21 154 284 37 385 961 77 781 497 69 826 915 68 753 120 55 505 807 53 612 220 37 775 483 11.87
C. Harga rataan (Rp./Kg) No Tahun Tuna 1 1994 2 1995 3 1996 4 1997 5 1998 6 1999 7 2000 8 2001 6 918 9 2002 7 552 10 2003 9 165
Cakalang 1 139 1 075 1 129 1 356 2 498 2 549 2 664 3 405 2 844 2 223
Udang 6 790 6 054 6 278 12 002 32 127 20 833 33 301 29 542 22 308 16 217
Total 1 251 1 670 1 626 1 615 6 851 6 925 9 267 8 599 6 859 4 924
% Pertumbuhan
15.26
11.08
23.70
37.07
Lampiran 23. Bobot kriteria pemilihan produk unggulan agroindustri perikanan laut No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kriteria Bahan baku Teknologi pasca panen Nilai tambah Pasar Tenaga kerja Permodalan Dampak ganda Sarana dan prasarana Kebijakan pemda Lingkungan hidup
P1 S S S T R R S S ST T
P2 ST ST T ST T ST ST T ST ST
Keterangan : P1 : Ir. Bambang Suboko (Gappindo) P2 : Dr. Mita Wahyuni (PHP – FPIK - IPB) P3 : Dr. Achmad Poernomo (P2KP – DKP) P4 : Dr. W. Farid Ma’ruf (PRPPSE - DKP) P5 : Esther Satyono (PT Ocean Mitramas) P6 : Ir. Tachmid WP (PT Bonecom)
P3 T T T ST S T T S T T
P4 ST T T T T T ST T S T
P5 ST T S T T S R S T R
P6 ST ST ST ST ST ST T T ST T
Agregat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
SR : Sangat Rendah R : Rendah S : Sedang T : Tinggi ST : Sangat Tinggi
Lampiran 25. Produksi ikan yang diolah menurut cara perlakuan di Kota Pekalongan pada tahun 1993 - 2002 No Tahun 1 1993 2 1994 3 1995 4 1996 5 1997 6 1998 7 1999 8 2000 9 2001 10 2002 % Pertumbuhan
Segar 76 394 82 559 74 471 59 526 57 104 43 215 39 263 30 890 36 836 27 043 -10%
Pindang 6 330 10 895 8 840 10 200 9 950 17 850 9 816 7 723 6 886 4 772 4%
Asin 5 671 9 555 8 670 11 375 12 380 20 150 16 359 26 491 28 191 19 946 20%
Jumlah 88 395 103 009 91 981 81 101 79 434 81 215 65 438 65 104 71 913 51 761 -5%
Lampiran 26. Hasil analisis kimiawi ikan layang segar, asin dan pindang No 1 2 3 4 5 6
Kode
Aw 0.982
K. air (%) 75.54
K. abu (%) 0.90
K. garam (%) 0.27
K. Protein (%) 20.49
K. Lemak (%) 3.03
Ikan Segar (A1) Ikan Segar (A2) Ikan Asin (B1) Ikan Asin (B2) Ikan Pindang (C1) Ikan Pindang (C2)
0.986
75.46
0.83
0.24
19.75
2.88
0.768
45.83
16.35
11.00
30.55
7.10
0.775
44.68
16.64
13.36
32.12
6.38
0.981
70.48
2.66
1.01
25.31
1.28
0.985
69.63
2.36
1.43
26.27
1.67
Lampiran 28.
No 1 2 3 4 5 6 7
Tahun 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002
Produksi ikan yang diolah menurut cara perlakuan di Kabupaten Pati pada tahun 1993 - 2002 Pemindangan 2 943 486 3 394 416 4 652 918 2 722 433 2 558 888 3 002 820 2 971 892
Pengeringan/ Pengasinan 4 099 134 4 461 222 6 431 102 3 568 801 3 363 111 3 946 563 4 357 576
Pengasapan/ Pemanggangan 1 676 434 1 842 679 1 249 615 1 477 924 1 389 110 1 630 826 1 823 837
Lampiran 30.
Perkembangan volume dan nilai ekspor ikan kaleng Kabupaten Cilacap tahun 2000 - 2004
Tahun
Volume (kg)
Nilai (US$)
2000
1.827.482
5.375.546
2001
2.867.971
7.438.017
2002
4.699.940
12.587.460
2003
6.918.676
16.891.671
2004
5.020.240
15.067.514
Lampiran 31. Perkembangan volume dan ekspor udang dan tuna beku Kabupaten Cilacap tahun 1997 – 2003
Tahun 1997
Vol.Udang Nilai Udang Beku Beku (kg) (US$) 99.271 310.495
Vol.Tuna Beku (kg)
-
Nilai Tuna Beku (US$)
-
1998
237.753
2.091.183
157.267
518.725
1999
341.486
3.735.558
38.581
113.220
2000
391.871
4.627.948
280.598
676.941
2001
416.260
4.305.454
731.449
2.448.565
2002
436.034
4.037.923
362.238
764.145
2003
380.410
3.599.119
24.870
88.740
2004
434.934
4.051.968
29.640
81.270
Lampiran 36. Perkembangan konsumsi ikan perkapita Provinsi Jawa Tengah Jumlah Produksi No Tahun Penduduk (kg) 1 1993 29 277 947 308 174 030 2 1994 29 542 190 372 271 830 3 1995 29 801 523 335 260 002 4 1996 29 992 203 347 939 800 5 1997 29 907 476 390 564 000 6 1998 30 143 915 385 855 100 7 1999 30 761 221 361 789 200 8 2000 30 775 876 350 414 500 9 2001 30 957 155 376 341 700 10 2002 31 691 866 380 527 600 Sumber : Diskanlut Prov. Jateng, 2003
Ekspor Konsumsi (kg) kg/org/th 13 215 807 11.08 7 146 607 12.36 4 839 579 11.10 2 263 691 11.66 11 079 969 12.69 40 568 171 12.80 10 011 523 10.59 12 792 033 10.97 13 203 125 11.73 14 542 669 12.09
Kenaikan (%) 11.55 (10.20) 5.04 8.82 0.86 (0.17) 3.59 6.92 3.07
Lampiran 37. Reachability matriks dan intepretasinya dari elemen struktur kelembagaan A Elemen Pelaku Kode E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15
E1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Keterangan :
E1 : Nelayan E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8
E9
: Bakul Ikan E10 : Pengusaha Agroindustri PL E11 : Tenaga Kerja AIPL E12 : Pemerintah Daerah E13 : Pemerintah Pusat E14 : Perbankan E15 : Lembaga Keuangan Non Bank
E12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
E13 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0
E14 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0
DEP DRV E15 DEP Prior DRV Prior 0 5 5 13 2 0 9 4 10 3 0 5 5 13 2 0 9 4 10 3 0 2 6 15 1 0 2 6 15 1 1 12 3 6 4 1 12 3 6 4 0 9 4 10 3 0 5 5 13 2 0 9 4 10 3 0 14 1 1 6 0 12 3 6 4 1 13 2 3 5 1 14 1 1 6
: Distributor/Agen Produk PL
DEP
: Dependent
: Pengusaha Alat Produksi DEP Prior : Prioritas Dependent : Konsumen DRV : Driver Power : Perguruan Tinggi/Lemb Riset DRV Prior : Prioritas Driver Power : Koperasi Elemen Kunci : E5, E6 : Asosiasi : Lembaga Swadaya M asyarakat
B Elemen Kebutuhan
Kode E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 E2 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 E3 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 E4 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 E5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 E6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 E7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 E8 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 E9 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 E10 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 E11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
DEP DEP Prior 7 3 7 3 7 3 10 1 3 4 3 4 3 4 9 2 7 3 9 2 10 1
DRV DRV Prior 8 2 8 2 8 2 1 4 11 1 11 1 11 1 4 3 8 2 4 3 1 4
Keterangan : E1 : Sarana dan Prasarana E2 : Standar mutu & keamanan produk E3 : Teknologi Tepat Guna E4 : Manajemen Usaha E5 : Jaminan Kesinambungan Bh Baku E6 : Permodalan E7 : SDM Terampil dan Terdidik E8 : Stabilitas Politik dan Moneter E9 : Pemasaran yang Terjamin E10 : Kemudahan Birokrasi (Perijinan) E11 : Pelestarian Sumber Daya Ikan
DEP : Dependent DEP Pri or : Prioritas Dependent DRV : Driver Power DRV Prior : Prioritas Driver Power Elemen Kunci : E5, E6, E7
C Elemen Kendala DEP DRV Kode E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 DEP Prior DRV Prior E1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 8 1 E2 0 1 1 1 1 1 1 0 5 4 7 2 E3 0 1 1 1 1 1 1 0 5 4 7 2 E4 0 1 1 1 1 1 1 1 5 4 7 2 E5 0 0 1 1 1 1 1 1 5 4 7 2 E6 0 0 0 0 0 1 1 1 6 3 3 3 E7 0 0 0 0 0 0 1 1 7 2 2 4 E8 0 0 0 0 0 0 0 1 8 1 1 5
Keterangan : E1 : Keterbatasan Modal E2 : Keterbatasan Sarana dan Prasarana E3 : Kuantitas, kualitas &kontinuitas bh baku E4 : Kestabilan harga bh baku E5 : Akses informasi thd teknologi pascapanen E6 :Rendahnya kualitas SDM berketrampilan E7 : Kewirausahaan E8 : Hambatan kelembagaan/birokrasi
DEP : Dependent DEP Prior : Prioritas Dependent DRV : Driver Power DRV Prior : Prioritas Driver Power Elemen Kunci : E1
D Eleman Tolok Ukur Kode E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9
E1 1 1 0 0 0 0 1 0 0
E2 1 1 0 0 0 0 1 0 0
E3 1 1 1 1 0 0 1 0 0
E4 1 1 1 1 0 0 1 0 0
E5 1 1 1 1 1 1 1 0 0
E6 1 1 1 1 1 1 1 0 0
E7 1 1 0 0 0 0 1 0 0
E8 0 1 1 1 1 1 1 1 0
DEP DRV E9 DEP Prior DRV Prior 0 3 5 9 1 1 3 5 9 1 0 5 4 6 2 1 5 4 6 2 1 7 3 4 3 1 7 3 4 3 0 3 5 9 1 1 8 2 2 4 1 9 1 1 5
Keterangan : E1 : Penurunan Angka Kemiskinan & Pengangguran E2 : Peningkatan Volume Produksi E3 : Peningkatan Pangsa Pasar Domestik E4 :Peningkatan Pangsa Pasar Ekspor E5 : Peningkatan Keuntungan Usaha E6 :Peningkatan Harga Ikan E7 :Peningkatan Pendapatan Daerah E8 : Peningkatan Unit Usaha E9 : Peningkatan Konsumsi Ikan
DEP DEP Prior DRV DRV Pri or Elemen Kunci
: Dependent : Prioritas Dependent : Driver Power : Prioritas Driver Power : E1, E2, E7
E Elemen Aktivitas DEP DRV Kode E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 DEP Prior DRV Prior E1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 6 16 1 E2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 6 16 1 E3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 6 16 1 E4 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 14 3 4 4 E5 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 7 5 13 2 E6 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 7 5 13 2 E7 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 12 4 9 3 E8 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 12 4 9 3 E9 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 7 5 13 2 E10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 15 2 2 5 E11 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 7 5 13 2 E12 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 14 3 4 4 E13 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 12 4 9 3 E14 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 12 4 9 3 E15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 16 1 1 6 E16 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 12 4 9 3 Keterangan : E1 : Identifikasi jenis-jenis produk agroindustri yang layak dikembangkan E2 : Koordinasi antar sektor yang terlibat dalam pengembangan AIPL E3 : Perumusan Perda untuk mendukung pengembangan AIPL sesuai potensi di masing-masing wilayah/kawasan E4 : Pengembangan sistem insentif seperti perpajakan dan perkreditan untuk investasi E5 : Kemudahan akses terhadap akses teknologi dan informasi E6 : Pemenuhan sarana dan prasarana E7 :Pembinaan untuk penerapan cara peneraapan dan pengolahan yang baik dan higienis E8 : Pembinaan dalam pengelolaan usaha agroindustri E9 : Kemudahan akses terhadap lembaga permodalan E10 : Pendidikan dan pelatiha SDM yang terlibat dalam agroindustri E11 : Kejelasan dalam proses perijinan usaha agroindustri E12 : Menciptakan iklim kondusif untuk dunia usaha (keamanan, politik dan moneter) E13 : Minimalisasi Illegal, Unregulated and Unreported (IUU) Fishing E14 : Penerapan sistem kapal carrier E15 : Promosi produk agroindustri E16 : Mendorong terciptanya harga yang wajar bagi bahan baku dan produk DEP : Dependent DEP Prior : Prioritas Dependent
DRV : Driver Power DRV Prior : Prioritas Driver Power
Elemen Kunci : E1, E2, E3