DAFTAR PUSTAKA
Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran, PT Gelora Aksara Pratama, 2012 Budiarto Subroto, Pemasaran Industri Business to Business Marketing, Andi Offset, 2011 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran Edisi 2, ANDI Yogyakarta, 1997 Fandy Tjiptono, Ph. D, Gregorius Chandra, Service, Quality & Satisfaction Edisi 3, ANDI Offset, 2011 Fandy Tjiptono, Gregorius Chandra, Dadi Adriana, Pemasaran Strategik, ANDI Yogyakarta, 2008 Fill, Chris., Marketing Communications : Framework, theories and applications, Prentice Hall, 1995 Goh, Sunny T.H & Kheng-Hor, Khoo., Marketing Wise, PT Bhuana Ilmu Populer Jakarta, 2005 Griffin, Jill., Customer Loyalty. Menumbuhkan & Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan, Penerbit Erlangga, 2005 Ilham Prisgunanto, M. Si, Komunikasi Pemasaran Strategi & Taktik, Ghalia Indonesia Bogor, 2006 Imam Gunawan S. Pd, M.Pd., Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, Bumi Aksara, 2013 Indar Atmanto, Kerikil Tajam Telekomunikasi Indonesia, Independent Society Jakarta, 2013 Jauch, Lawrence R. & Gueck , William F., Manajemen Strategis & Kebijakan Perusahaan Edisi Ketiga, Erlangga Jakarta, 1996 Jefkins, Frank., Periklanan, Erlangga Jakarta, 1996 Kennedy, John E & Soemanegara, R. Dermawan., Marcom: Taktik dan Strategis, PT Bhuana Ilmu Populer Jakarta, 2006
Kotler, Philip., Keller, Kevin Lane., Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas, Penerbit Erlangga, 2009 Mahmud MachfoedZ, Komunikasi Pemasaran Modern, Cakra Ilmu, 2010 Morissan, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Ramdina Prakasa. 2007 Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya Bandung, 1994 Prof. H. Hafid Cengara, M. Sc. Ph. D, Perencanaan & Strategi Komunikasi, Rajagrafindo, 2013 Prof. Dr. Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Metode Cetakan ketiga, PT Raja Grafindo Persada, 2004 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif & RD, Bandung. CV. Alfabeta, 2012 Rd. Soemanagara, Strategic Marketing Communication, Konsep Strategis dan Terapan, Alfabeta Bandung, 2008 Rhenald Kasali, Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting dan Positioning, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2007 Riswandi, Ilmu Komunikasi, Graha Ilmu, 2009 Sasa Djuarsa Sendjadja, Ph.D.,dkk, Pengantar Ilmu Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta 1996 Shimp, Terence A., Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid I, Erlangga Jakarta, 2003 Smith, PR., Marketing Communication and Integrated Approach Second Edition, Kogan Page Limited, 1998 Sutisna, S.E., M.E., Perilaku konsumen & Komunikasi Pemasaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002 Uyung Sulaksana, Integrated Marketing Communications, Pustaka Pelajar Yogyakarta, 2007
Warren J. Keegan. Et.al, Marketing 2nd ed, Prentice Hall Inc. Engelwood Clioffs, New Jersen, 1995 Sumber lain: Fisamawati, “Upaya Menggarap Layanan Data”, Majalah Marketing. Edisi 01/XIV/Januari 2014 Nielsen: 23 Persen Orang Indonesia Punya Ponsel. (September 23, 2013). Diakses tanggal 22 November 2013 www.tempo.co/read/news/2013/09/23/ 072515690/Nielsen-23-Persen-Orang-Indonesia-Punya-Ponsel Tifatul: Operator Kebanyakan, Ini Tidak Sehat. (September 28, 2013). Diakses tanggal 22 November 2013 www.tempo.co/read/news/2013/09/28/ 090517337/Tifatul-Operator-Kebanyakan-Ini-Tidak-Sehat Pengguna Smartphone Tembus 1,25 Miliar di 2014. (Januari 21, 2014). Diakses Tanggal 21 Januari 2014 http://techno.okezone.com/read/2014/01/20 /57/928972/pengguna-smartphone-tembus-1-25-miliar-di-2014 www.tri.co.id
TRANSKRIP WAWANCARA Wawancara dengan Bapak Andi Djoewarsa selaku Head of Brand Communication PT Hutchison 3 Indonesia, Ibu Nadya Martono selaku Senior Manager Marketing Communication PT Hutchison 3 Indonesia, dan Ibu Arum Prasodjo selaku Senior Manager Public Relation PT Hutchison 3 Indonesia. Tanggal : 3 Desember 2013 Penulis: Selamat siang, Pak Andi, Bu Nadya, dan Bu Arum Prasodjo. Terima kasih atas waktunya untuk wawancara ini, penelitian saya mengenai strategi komunikasi pemasaran PT Hutchison 3 Indonesia. Pertama akan membahas tentang SWOT dari Tri. Bisa tolong dijelaskan? Ibu Nadya Martono: Kekuatan yang kami miliki saat ini adalah jangkauan jaringan yang sudah mencapai 86% dari total populasi di Indonesia, jaringan 3G yang menggunakan Fiber Optik. jangkauan dan kinerja jaringan Tri terus ditingkatkan sebagai upaya jangka panjang untuk mencapai tujuan akhir perusahaan. Jaringan 3G dengan Fiber Optik diibaratkan adalah sebuah jalan besar berkapasitas terbesar 42 Mbps dengan kecepatan maks/data yang lewat 14,4 Mbps. Artinya para pengguna Tri dapat menikmati koneksi internet super cepat yang pastinya bebas hambatan. Penulis: Lalu bagaimana untuk kelemahannya? Ibu Nadya Martono: Kelemahan Tri saat ini adalah masih mengalami kesulitan dengan Brand Recall. Kami masih belum puas dengan level Brand Recall dari non target sasaran kami. Penulis: Selama kepuasan level Brand Recall dari target sasaran sudah tercapai, bukankah seharusnya tidak jadi masalah, Bu? Ibu Nadya Martono: Intinya sebagai brand, menjadi nilai tambah bagi kami apabila bisa dikenal luas oleh masyarakat. Penulis: Ok. Lalu bagaimana untuk peluangnya?
Ibu Nadya Martono: Terus meningkatnya penetrasi smartphone dan internet khususya di Indonesia menjadi peluang kami. Berdasarkan Nielsen Southeast Asia Digital Consumer Report untuk Indonesia pada tahun 2012, rata-rata konsumen media digital
menghabiskan waktunya selama 14 jam untuk online setiap minggunya. Media digital merupakan media terbesar kedua yang dikonsumsi setelah media televisi. Semakin besar kebutuhan internet dari masyarakat, khususnya untuk mobile internet, maka semakin besar peluang kami untuk mendapatkan konsumen di pasar data. Penulis: Lalu bagaimana untuk ancamannya? Ibu Nadya Martono: Ancaman yang kami miliki saat ini adalah persaingan pasar data yang akan semakin ketat, karena fokus semua operator seluler juga sudah bergeser ke data, tidak melulu ke voice dan SMS. Ancaman lain adalah kemampuan pesaing untuk menyamai atau bahkan melebihi kinerja jaringan Tri. Khususnya jaringan 3G. Penulis: Setelah SWOT, bisa dijelaskan mengenai tujuan promosi Tri? Bapak Andi Djoewarsa: Menurut saya, promosi tidak bisa dipisahkan antara brand dan produk. Karena brand itu terdiri dari berbagai macam komponen yang utamanya adalah produk. Tujuan akhir dari promosi adalah berkaitan untuk peningkatan penjualan. Hanya saja dalam prosesnya, hal-hal yang kami lakukan untuk promosi itu saling terkait, saling melengkapi. Kami melakukan promosi melalui berbagai alat-alat komunikasi pemasaran. Dimana fungsi dari setiap alat-alat komunikasi pemasaran tersebut berbeda-beda. Kelebihan dan kekurangan dari masingmasing alat tersebut kami gunakan untuk saling melengkapi agar tujuan promosi tercapai. Pada tahun 2013 tujuan promosi kami wujudkan melalui pengecer didukung dengan promosi penjualan. Penulis: Bisa dijelaskan contoh saling melengkapi dari fungsi alat-alat komunikasi pemasarannya, Pak? Bapak Andi Djoewarsa: Contohnya, periklanan dan personal selling. Cara kami beriklan di TV saat ini lebih ditujukan untuk brand awareness, pendekatan yang dipakai melalui daya tarik emosional dengan penggambaran masalah yang dihadapi oleh konsumen, kemudian di akhir iklan ditampilkan solusi diberikan oleh Tri melalui produknya. Dengan harapan konsumen memahami emosi yang kami sampaikan, kemudian iklan atau produk tersebut tertanam di pikiran konsumen, selanjutnya konsumen akan mencari tahu mengenai produk tersebut. Pada saat konsumen mencari tahu mengenai produk tersebutlah personal selling kita terapkan. Jadi kami tidak hard sell pada saat beriklan, mengingat ketersediaan waktu dan ruang pada saat beriklan sangat sedikit dan sempit untuk bisa menjelaskan produk kami sejelasjelasnya kepada konsumen. Sedangkan melalui personal selling, konsumen sangat mungkin mendapatkan informasi yang sejelas-jelasnya mengenai produk karena
waktu dan ruang yang dibutuhkan bisa diatur sedemikian sampai terjadi pemahaman yang mendalam mengenai produk. Penulis: Selanjutnya mengenai STP. Bagaimana segmentation Tri? Bapak Andi Djoewarsa: Terkait dengan komunikasi pemasaran, segmentasi kami adalah dari pengecer kecil hingga pengecer besar yang berjualan di area mall, area sekolah/universitas, area perumahan dan area bisnis, domisili di seluruh propinsi yang sudah ada jaringan layanan Tri, semua gender, usia 20 tahun ke atas. Penulis: Bagaimana targetnya, Pak? Bapak Andi Djoewarsa: Target sasaran kami adalah pengecer yang berpotensi untuk menjual data di kota besar dan kota sedang khususnya area mall, area sekolah/universitas, area perumahan dan area bisnis. Penulis: Kemudian untuk positioning-nya? Bapak Andi Djoewarsa: Kami memposisikan sebagai operator seluler yang memberikan komisi secara jujur, transparan, dan terpercaya. Hal tersebut kami bangun melalui sistem penjualan Next Generation (Angie), dimana pengecer bisa mendapatkan komisi secara real time. Penulis: Boleh dijelaskan bagaimana perencanaan anggaran komunikasi yang dilakukan oleh Tri? Ibu Nadya Martono: Perencanaan anggaran komunikasi dilakukan oleh setiap manager dari masingmasing fungsi divisi Brand Communication. Untuk perencanaan materi komunikasi above the line dan below the line ada di tim saya, sementara untuk perencanaan humas dan pemilihan media ada di tim Ibu Arum. Untuk angka akhir anggaran kami kolaborasikan agar anggaran tersebut efektif dan efisien. Final approval ada pada level manajemen tinggi kami. Penulis: Apakah bisa di-share besaran anggaran komunikasi pemasaran selama tahun 2013? Ibu Nadya Martono:
Maaf, untuk data itu tidak bisa kami share besaran angkanya. Yang pasti fokus baru anggaran komunikasi pemasaran pada tahun 2013 ditujukan untuk ke pengecer. Penulis: Berkaitan dengan perencanaan dan penerapan strategi komunikasi pemasaran, apakah dilakukan riset dalam perencanaannya dan juga apakah dilakukan evaluasi setelah penerapannya? Ibu Arum Prasodjo: Riset dan evaluasi terhadap strategi komunikasi pemasaran selalu kami lakukan. Riset dan evaluasi ada yang kami lakukan sendiri, dan ada yang dilakukan oleh pihak ketiga, yaitu salah satunya media agency kami. Hasil dari riset dan evaluasi yang telah kami lakukan menjadi acuan kami untuk strategi komunikasi pemasaran kami di masa mendatang. Penulis: Apakah saya bisa minta hasil riset dan evaluasi terkait dengan strategi komunikasi pemasaran pada tahun 2013? Ibu Arum Prasodjo: Maaf, hasil riset dan evaluasi hanya untuk konsumsi internal perusahaan. Jadi untuk rinciannya tidak bisa kami berikan. Kami hanya bisa informasikan secara garis besar melalui verbal saja. Penulis: Selanjutnya mengenai alat-alat komunikasi pemasaran, bisa dijelaskan alat-alat komunikasi pemasaran apa saja yang digunakan oleh Tri? Bapak Andi Djoewarsa: Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, bahwa agar tujuan promosi kami tercapai, berbagai alat-alat komunikasi pemasaran kami gunakan. Pemilihan penggunaan alat komunikasi mana yang paling efektif dalam rangka mencapai tujuan promosi juga perlu dilakukan pertimbangan yang mendalam. Kalau dilihat dari rantai komunikasi pemasaran antara perusahaan ke konsumen itu ada peran perantara yang berpengaruh. Perantara, dalam hal ini pengecer sebenarnya mempengaruhi komunikasi pemasaran kami ke konsumen. Di Indonesia, konsumen itu mencari barang ke pengecer, yang mana pengecer itu bukan milik Tri. Oleh karena itu kami memiliki 3Store, namun jumlahnya tidak banyak. Ada saatnya konsumen datang ke pengecer sudah tahu mau beli produk apa, tapi ada saatnya juga konsumen datang ke pengecer membawa referensi sebuah iklan. Konsumen menanyakan produk yang dia lihat pada iklan tersebut kepada pengecer, apakah produknya bagus, apakah produknya murah. Kemudian pengecer akan menjawab pertanyaan konsumen sesuai pengetahuannya akan produk yang ditanayakan tersebut. Maka moment of truth untuk bertransaksi adalah pada saat pengecer merekomendasikan suatu produk kepada konsumen. Sebesar apapun anggaran iklan suatu perusahaan, apabila pengecer tidak merekomendasikan produk perusahaan tersebut kepada konsumen, maka
moment of truth akan hilang, kesempatan bertransaksi pun hilang. Jadi, retailer recommendation itu penting di industri telekomunikasi di Indonesia. Komunikasi yang biasa kita lakukan adalah komunikasi melalui above the line. Melalui TV, radio, koran, majalah, billboard dan lain-lain. Dimana komunikasi melalui semua media tersebut cost-nya tinggi. Sementara kalau kita hanya melalukan komunikasi melalui above the line tapi melupakan channel distribusi dalam hal ini pengecer, maka rantai komunikasi pemasaran perusahaan ke konsumen itu terputus. Dengan kata lain seperti berharap setelah kita beriklan, lalu keesokan harinya langsung ada yang membeli produk kita. Kenapa saya katakan terputus, karena konsumen di Indonesia mencari produk telekomunikasi ke pengecer. Walaupun reach ke konsumen besar melalui komunikasi above the line, tapi moment of truth atau transaksi tetap akan terjadi di pengecer. Pun, berdasarkan riset yang pernah kami lakukan, apabila konsumen melihat iklan Tri, kemudian tertarik akan produk pada iklan tersebut, kebanyakan dari konsumen tersebut tidak langsung membeli produk tersebut. Mereka cenderung mencari rekomendasi terlebih dulu, paling tidak dari teman yang sudah pernah pakai produk tersebut. Artinya adalah kredibilitas komunikasi above the line itu semakin lama semakin menurun karena konsumen saat ini sudah tidak gampang terbuai oleh iklan yang bagus. Pada akhirnya, either friends recommendation atau retailer recommendation yang akan dijadikan dasar keputusan pembelian konsumen. Jadi, komunikasi above the line yang dilakukan Tri saat ini tujuan akhirnya memang untuk jualan produk. Tapi return of investment tidak bisa dihitung melalui komunikasi above the line tersebut. Pada akhirnya transaksi itu dapat diukur melalui tim penjualan. Tantangannya adalah media above the line itu semakin lama semakin tinggi harganya, namun semakin tidak efektif. Oleh karena itu Tri mencari channel-channel baru agar dapat me-reach konsumen lebih banyak lagi. Yang harus dipahami adalah sebenarnya produk operator seluler itu tidak berbentuk. Oleh karena itu, operator seluler sering beriklan dengan menampilkan wujud orang atau barang. Apakah wujud orang dan barang yang ditampilkan itu relevan atau tidak dengan produknya, tidak dapat diketahui dengan pasti juga. Masing-masing operator seluler punya caranya masing-masing untuk berkomunikasi. Penulis: Kesimpulan sementara berdasarkan penjelasan Bapak, periklanan dan personal selling digunakan oleh Tri dalam pelaksanaan komunikasi pemasaran. Personal selling dilakukan melalui 3Store dan pengecer. Benar begitu ya, Pak? Bapak Andi Djoewarsa: Iya benar. Hanya saja sebelum pengecer melakukan personal selling kepada konsumen, pengecer sudah diedukasi terlebih dulu oleh tim penjualan kami. Penulis: Dan penggunaan periklanan bisa dikatakan hanya untuk brand awareness? Bapak Andi Djoewarsa:
Pada saat kita membicarakan brand awareness, yang kami jual itu sebenarnya bukan produk. Yang kami jual itu brand. Yang kami jual adalah karakter Tri sebagai sebuah brand yang mengerti konsumen. Namun proses penyampaian bahwa Tri adalah brand yang mengerti konsumen tidak mudah dan pasti butuh waktu. Bisa dibilang belanja iklan Tri melalui media above the line cukup besar. Tapi perlu diingat, operator seluler lainnya juga belanja iklan tidak kalah besar dari Tri, belum lagi industri lainnya dengan anggaran belanja iklan yang lebih besar seperti FMCG (Fast Moving Consumer Goods). Jadi bisa dibayangkan noise yang dimiliki konsumen melalui media above the line tersebut. Jadi, semakin besar investasi yang dikeluarkan melalui media above the line tidak menjadikan jaminan mendapat hasil return of inevestment yang diinginkan. Penulis: Jadi menurut Tri, alat komunikasi pemasaran apa yang paling efektif ? Bapak Andi Djoewarsa: Untuk situasi saat ini, dimana retailer recommendation penting di industri telekomunikasi di Indonesia, maka promosi penjualan kami anggap sebagai alat yang efektif. Kebutuhan utama pengecer adalah mendapatkan keuntungan besar dari penjualan suatu produk. Melalui promosi penjualan lah kami dapat memberikan keuntungan besar untuk pengecer. Tentunya promosi penjualan yang kami berikan ke pengecer sangat kompetitif apabila dibandingkan dengan promosi penjualan dari para pesaing. Menurut teori, word-of-mouth adalah cara yang paling efektif untuk dijadikan dasar keputusan pembelian. Namun, untuk mendapatkan word-of-mouth tidak mudah. Untuk Tri bisa konsisten meningkatkan level top of mind di pasaran khususnya untuk produk data didapatkan setelah hampir dua tahun. Investasi yang dikeluarkan untuk mendapatkan word-of-mouth sehingga Tri konsisten meningkat level top of mind-nya di pasaran tidaklah sedikit dan investasi tersebut termasuk promosi penjualan kami ke pengecer. Penulis: Bisa tolong dijelaskan lebih rinci mengenai promosi penjualan yang Tri berikan ke pengecer? Bapak Andi Djoewarsa: Promosi penjualan kami berikan setiap empat bulan sekali. Informasi rinci mengenai promosi penjualan tersebut kami lakukan melalui retailer gathering. Penulis: Kapan waktu pelaksanaannya? Bapak Andi Djoewarsa: Otomatis dilaksanakan per empat bulan sekali, dimulai pada awal kwartal, bersamaan di setiap region kami. Pada gathering tersebut kami menginformasikan promosi penjualan, mengedukasi produk, mengadakan sesi tanya jawab mengenai promosi penjualan dan produk, dan beramah tamah dengan pengecer. Pengecer tidak perlu menghafal di luar kepala mengenai
promosi penjualan kami. Cukup cek melalui Angie sewaktu-waktu membutuhkan informasi mengenai promosi penjualan lagi. Penulis: Berarti sumber daya yang dikerahkan oleh Tri banyak ya Pak dalam pelaksanaan retailer gathering? Mengingat waktu pelaksanaannya bersamaan di seluruh region. Bapak Andi Djoewarsa: Betul sekali. Namun hal itu bukan masalah untuk kami, karena toh setiap region memiliki tim penjualan yang bertanggung jawab akan pelaksanaannya. Penulis: Lalu, dari mana pengecer tahu mengenai retail gathering ini? Bapak Andi Djoewarsa: Kami mengundang pengecer berdasarkan sistem penjualan kami, Next Generation (Angie). Secara kepemilikan memang pengecer bukan milik Tri. Namun data pengecer kami maintain melalui Angie. Semua pengecer yang menjual produk Tri pasti terdaftar pada Angie. Pengecer yang belum menjual produk Tri juga bisa diundang berdasarkan info dari tim penjualan kami di lapangan. Melalui Angie kami dapat memantau penjualan yang dilakukan pengecer, termasuk perhitungan keuntungan dari promosi penjualan yang mereka dapatkan.
Penulis: Bentuk promosi penjualan apa yang diberikan oleh Tri ke pengecer? Bapak Andi Djoewarsa: Kami berikan komisi langsung dan insentif berbentuk poin. Tidak perlu khawatir, semua tercatat dan terukur melalui Angie. Pengecer mendapatkan komisi langsung melalui pembelian produk kami dan insentif berbentuk poin melalui penjualan produk kami. Poin yang kami berikan dapat ditukarkan pada akhir periode promosi penjualan di 3Karnaval. Pada saat 3Karnaval, kami mengundang pengecer beserta keluarganya untuk melakukan penukaran poin. Penukaran berupa berbagai macam barang, mulai dari kebutuhan ayah, ibu, anak, dan keluarga. Terdiri dari mainan anak, elektronik, perlengkapan rumah tangga, gadget, liburan domestik atau luat negri, dan otomotif. Pengecer dan keluarganya kai jamu dengan makan dan minuma gratis, dan juga ada wahana permainan anak dan hiburan gartis. Untuk mendapatkan undangan ke 3Karnaval, pengecer harus mencapai minimum poin sesuai ketentuan Tri. Apabila pengecer tidak mencapai minimum poin, Tri tetap memberikan alternatif penukaran poin melalui kerjasama dengan salah satu bank pemerintah nasional yang mempunyai jaringan luas. Pengecer dapat memiliki kartu debet dari bank tersebut, dimana
poin yang dimiliki akan dikonversikan ke rupiah ke kartu debet tersebut, untuk selanjutnya bisa digunakan berbelanja di merchant-merchant yang memiliki kerjasama dengan bank tersebut. Penulis: Sejak kapan promosi penjualan ini dilakukan dan apakah promosi penjualan ini sudah bisa dilihat hasilnya? Bapak Andi Djoewarsa: Menurut saya, hasil sementara untuk tahun 2013 dapat dilihat dari meningkatnya persentase pendapatan kami di antara 3 operator seluler besar di Indonesia bila dibandingkan dengan persentase pendapatan tahun 2012. Promosi penjualan ini kami lakukan sejak kwartal akhir 2012. Penulis: Selain periklanan, personal selling, dan promosi penjualan, bagaimana dengan hubungan masyarakat dan pemasaran langsung? Ibu Arum Prasodjo: Strategi hubungan masyarakat Tri adalah bagaimana menyampaikan pesan perusahaan kepada khalayak. Pesan perusahaan kami yakni mau membawa Indonesia menjadi sejajar dengan komunitas dunia. Contoh BimaTri, adalah aplikasi buatan anak bangsa yang patut disejajarkan dengan komunitas dunia. Banyak aplikasi serupa BimaTri, tapi tidak berbasis push-notification. Lalu, semenjak peluncurannya, BimaTri juga telah mencatat sejarah sebagai salah satu aplikasi populer yang paling banyak diunduh di Google Play dan Apple AppStore Indonesia. Sejak peluncurannya di bulan Desember lalu, BimaTri telah diunduh lebih dari 900.000 kali sampai pada akhir minggu ketiga Februari 2013. Demikian juga dengan Next Generation (Angie), Angie merupakan sistem dikembangkan oleh Tri berbasis Google Earth yang memetakan lokasi pedagang di seluruh Indonesia, dan memberikan laporan atas status kinerja penjualan mereka. Kemudian fungsi hubungan masyarakat Tri adalah sebagai pencitraan keseluruhan brand, juga ada fungsi edukasi sehingga publik secara luas mempunyai kepercayaan kepada Tri. Sedangkan untuk pemasaran langsung, menurut kami, melalui aplikasi BimaTri, dapat dikatakan juga kami melakukan pemasaran langsung. BimaTri itu aplikasi yang pintar, bisa merekomendasikan paket isi ulang apa saja yang sesuai dengan penggunaan gadget pengguna. Transaksi juga bisa dilakukan melalui BimaTri. Semoga pengguna Tri merasakan manfaat aplikasi pintar ini. Bayangkan, bisa membeli kebutuhan isi ulang tanpa harus beranjak kemana-mana. Penulis: Terima kasih atas waktu wawancaranya Pak Andi, Bu Nadya, dan Bu Arum. Bapak Andi, Ibu Nadya dan Ibu Arum: Sama-sama. Semoga wawancara ini dapat membantu penelitiannya.
LAMPIRAN CONTOH VISUAL BILLBOARD ALWAYSON VERSI COWOK
LAMPIRAN CONTOH VISUAL BILLBOARD ALWAYSON VERSI CEWEK
LAMPIRAN CONTOH VISUAL BILLBOARD INDIE+ VERSI ANAK COWOK
LAMPIRAN CONTOH VISUAL BILLBOARD INDIE+ VERSI ANAK CEWEK
LAMPIRAN EVENT INDIE+ ART INSTALLATION
LAMPIRAN RETAILER GATHERING
LAMPIRAN RETAILER GATHERING
LAMPIRAN 3KARNAVAL
LAMPIRAN 3KARNAVAL
LAMPIRAN 3KARNAVAL
LAMPIRAN 3KARNAVAL
LAMPIRAN 3KARNAVAL
Personal Information Place/date of birth : Jakarta, December 26th, 1981 Sex : Female Marital Status : Single Education -
Universitas Mercu Buana
2008 – present
Marketing Communication and Advertising, Faculty of Communication -
Universitas Indonesia
1999 – 2002
Diploma Degree
Germany, Faculty of Letter Skills -
Ms – Office
-
English and Germany (oral and written)
-
Familiar with Oracle and SAP
Employment History -
PT Hutchison 3 Indonesia ( Jun 2012 – present) Trade Marketing Analyst & Support
-
Trade Marketing projects analyzing
Projects implementation supervising
Post projects monitoring
Projects budget monitoring and reporting
PT Hutchison CP Telecommunications ( Dec 2011 – Jun 2012) Digital Marketing Staff
Digital projects planning
-
Digital projects implementation monitoring and reporting
PT Hutchison CP Telecommunications ( Jun 2008 – Dec 2011) Marketing Communications Admin
Internal Approval and Good Received Notifications developing for any communications material/goods
Follow up on Good Received Notifications for any delivered and accomplished jobs
Media documentations and data filing
Cost efficiency control for any marketing communications materials and activities
-
Marketing Communications administration handling
Monthly budget monitoring and reporting
PT Kimberly-Clark Indonesia (Nov 2005 – June 2008) Customer Service Officer – Modern Trade Channel - Mar 2007 – June 2008
-
-
Order processing
Delivery planning and monitoring
Complaints handling
Product availability monitoring
Monthly sales reporting
Loss sales analyzing
HR & GA Administrator and Receptionist (Nov 2005 – Mar 2007)
Incoming and outgoing call handling
Employee relations maintaining
HR & GA administration handling
PT Simba Indosnack Makmur (May 2005 – Nov 2005) Stock Planner and Secretary to Technical Advisor
Distributors stock planning
Product availability monitoring
-
Delivery planning and monitoring
Technical Advisor supporting
PT Dacom (Mar 2004 – Jul 2004) Invoicer
-
Invoice processing
Account receivable monitoring
Monthly account reporting
PT KT & T Global Solusindo (Mar 2003 – Mar 2004) Marketing Administrator
Daily usage account reporting
Customer expectation and relationship maintaining
Marketing supporting