www.syariahmandiri.co.id
daftar isi 4 5 6 7 9 10 11 14 15 16 19 22 23 24 25 26 27 31 35 36 37 38 39 41 42 43 44 45 47 49 50 55 60 69 70 71 78 79 86 87
Visi & Misi Perusahaan Hadir Dengan Harmoni Bisnis Penghargaan Ikhtisar Keuangan Sambutan Komisaris Utama Struktur Organisasi Dewan Komisaris & Senior Advisor Dewan Komisaris Dewan Pengawas Syariah (DPS) Opini DPS Sambutan Direktur Utama Dewan Direksi Profil & Informasi Kepemilikan Saham Laporan Pengawasan Dewan Komisaris Laporan Komite Audit Laporan Komite Remunerasi & Nominasi Laporan Komite Pemantau Risiko Pembahasan Umum & Analisa Manajemen Strategi dan Kinerja Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Nilai-nilai Perusahaan Corporate Secretary Pembiayaan Korporasi Pembiayaan Usaha Mikro & Kecil Pembiayaan Konsumer Electronic Banking Restrukturisasi Perbankan International Teknologi Informasi Sumberdaya Insani Pejabat Eksekutif di Kantor Pusat Manajemen Risiko Kepatuhan & Penerapan Prinsip Mengenal Nasbah Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) Masalah & Kendala yang Dihadapi Bank Tanggungjawab Sosial Perusahaan Produk & Jasa Pernyataan Dewan Komisaris & Direksi Daftar Jaringan Mitra BSM Laporan Auditor Independen
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 3
3
5/5/2008 11:00:43 AM
Menuju Kesempurnaan
Visi Menjadi bank syariah terpercaya pilihan mitra usaha.
Misi 1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan. 2. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM.
4
Nilai-nilai Perusahaan
3. Merekrut dan mengembangkan pegawai
1. Excellence: Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan. 2. Teamwork: Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi. 3. Humanity: Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius. 4. Integrity: Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji. 5. Customer Focus: Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan.
5. Menyelenggarakan operasional bank sesuai
profesional dalam lingkungan kerja yang sehat. 4. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal. standar perbankan yang sehat.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 4
5/5/2008 11:00:44 AM
hadir dengan harmoni bisnis
Kehadiran Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah
di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP. BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. Bank ini hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 5
5
5/5/2008 11:00:44 AM
PENGHARGAAN Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani yang menjiwai kebijakan dan kegiatan operasional sepanjang tahun 2007, Alhamdulillah semakin memperkuat keberadaan dan peranan BSM dalam perbankan syariah nasional. Hal ini tercermin dari banyaknya pengakuan/penghargaan yang diperoleh BSM dari lembaga-lembaga eksternal baik nasional maupun international yang memiliki kredibilitas dalam memberikan penghargaan tersebut. Beberapa penghargaan yang berhasil diraih BSM selama Tahun 2007 antara lain:
The Best Islamic Bank in Indonesia Penghargaan international dari Islamic Finance News, Kuala Lumpur bekerjasama dengan Redmoney. Penghargaan diberikan kepada BSM sebagai bank syariah terbaik di Indonesia.
The Best Human Resource Development Penghargaan dari Bank Indonesia bekerja sama dengan Karim Konsulting. Penghargaan diberikan atas kinerja BSM sebagai bank syariah terbaik dalam mengembangkan sumberdaya manusia (SDM).
Indonesian Bank Loyalty Award (IBLA) 2008 Penghargaan dari majalah InfoBank bekerja sama dengan MarkPlus Insight dalam bidang loyalitas pelanggan. BSM meraih dua penghargaan, yakni sebagai Indonesia Bank Loyalty Champion dan The Best of Indonesia Bank Loyalty Champion, masing masing untuk kategori: Sharia Bank.
Straight Through Processing (STP) Award. Penghargaan dari Citibank New York, USA yang diberikan atas keberhasilan BSM dalam melaksanakan proses transaksi outgoing transfer sesuai dengan kriteria yang disyaratkan oleh SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication).
E-Company Award Penghargaan dari Majalah Warta Ekonomi atas prestasi pengembangan IT dalam bidang E Company. Penilaian dilakukan melalui 3 kriteria, yaitu: Kriteria Dasar (IT Governance, IT Leadership, IT Innovation, dan Performance Improvement), Kriteria Strategy on Efficiency (Grand Startegy & Culture, Knowledge Development, Focus on Core Competence) dan Kriteria Operasional (Operating Efficiency dan Responsivenes).
The Best IT System Penghargaan dari Majalah SWA dalam bidang IT untuk kategori finansial dan perbankan.
Golden Trophy. Penghargaan dari majalah InfoBank kepada bank yang memenuhi kriteria kinerja keuangan ”Sangat Bagus” selama lima tahun berturut-turut.
Indonesia Best Brand Award Penghargaan dari Majalah SWA dan MARS yang diberikan kepada perusahaan yang memiliki brand yang sangat kuat di masyarakat.
6
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 6
5/5/2008 11:01:15 AM
IKHTISAR KEUANGAN
Data Keuangan Utama (Audeted) URAIAN
Juta Rp 31 Des 2007
31 Des 2006
31 Des 2005
31 Des 2004
31 Des 2003
31 Des 2002
1. Aktiva
12,885,391
9,554,967
8,272,965
6,869,949
3,422,303
1,622,303
2. Aktiva Produktif
12,269,374
8,912,732
7,970,954
6,404,230
3,155,203
1,495,820
670,000
780,000
1,373,000
325,000
795,000
269,000
10,326,374
7,414,757
5,847,598
5,295,655
2,170,573
1,140,982
2,646,612
2,657,593
1,700,329
1,420,085
574,590
205,316
6. Dana Pihak Ketiga
11,105,979
8,219,267
7,037,506
5,725,007
2,628,887
1,117,423
a. Giro Wadiah
1,845,774
2,053,533
1,261,475
980,661
297,796
146,763
11,953
5,461
190
-
-
-
c. Tabungan Mudaharabah
3,860,425
2,662,402
1,957,602
1,536,277
752,698
336,447
d. Deposito Mudharabah
5,387,827
3,497,871
3,818,239
3,208,069
1,578,393
634,213
811,376
697,231
632,589
548,770
449,623
438,435
1,197,273
934,420
865,488
584,274
279,494
162,776
2. Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil Investasi tidak Terikat
511,874
455,490
386,385
269,250
148,389
71,455
3. Pendapatan Margin dan Bagi Hasil Bersih
685,400
478,930
479,103
315,024
131,105
91,321
4. Laba Operasional
167,067
100,832
137,178
140,642
23,072
42,338
5. Laba Sebelum Pajak
168,183
95,236
136,713
150,421
24,500
43,427
6. Laba Setelah Pajak
115,455
65,480
83,819
103,447
15,835
30,156
1,611
914
1,169
1,443
221
421
1. Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (CAR)
12.44%
12.56%
11.88%
10.57%
20.87%
39.29%
2. Laba Sebelum Pajak Terhadap Total Aset (ROA)
1.53%
1.10%
1.83%
2.86%
1.04%
3.58%
3. Laba Setelah Pajak Terhadap Modal Disetor (ROE)
32.22%
18.27%
23.39%
22.28%
3.61%
7.40%
4. Pembiayaan Terhadap Dana Pihak Ketiga (FDR)
92.96%
90.21%
83.09%
92.50%
82.57%
74.55%
5. Pembiayaan Bermasalah Terhadap Total Pembiayaan (NPF NET)
3.39%
4.64%
2.68%
1.97%
2.32%
1.10%
6. Pendapatan Bagi Hasil Bersih Terhadap Aktiva Produktif (NIM)
6.31%
5.63%
6.83%
6.91%
7.12%
8.22%
160.87%
118.60%
207.13%
162.26%
427.24%
318.85%
326.188%
381.16%
268.79%
258.78%
127.79%
46.83%
20.53%
27.81%
20.55%
20.67%
16.79%
12.66%
A. N E R A C A
3. Penempatan SWBI 4. Pembiayaan yang Diberikan 5. Kewajiban
b. Tabungan Wadiah
7. Ekuitas
B. LABA RUGI 1. Pendapatan Margin & Bagi Hasil
7. Laba Bersih Per Saham Dasar
C. RASIO - RASIO PENTING
7. Aktiva Lancar Terhadap Kewajiban Lancar 8. Kewajiban Terhadap Ekuitas (DER) 9. Kewajiban Terhadap Aset (DAR)
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 7
7
5/5/2008 11:01:15 AM
SAMBUTAN KOMISARIS UTAMA
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa-apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik amalnya (pekerjaannya).” (QS. Al-Kahfi [18]: 7)
Assalamualaikum Wr. Wb. Dalam tahun 2007 perekonomian nasional menunjukkan kondisi yang semakin kondusif, antara lain ditandai pertumbuhan ekonomi sebesar 6,30%, tingkat inflasi sebesar 6,59% (y-o-y) dan BI rate yang cukup rendah yaitu 8% setelah selama tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 175 basis point. Meskipun demikian, ke depan kondisi tersebut kemungkinan dapat terpengaruh antara lain oleh dampak kenaikan harga minyak yang mencapai kisaran USD 100 per barrel dan adanya kasus subprime mortgage yang melanda Amerika Serikat. Kondisi perekonomian yang kondusif tersebut telah mampu mendorong pertumbuhan perbankan syariah dalam tahun 2007, antara lain aset tumbuh sebesar 36,73% menjadi Rp35.538 milyar, Dana Pihak Ketiga sebesar 35,50% menjadi Rp28.011 miliar serta pembiayaan sebesar 36,68% menjadi Rp27.944 miliar. Pertumbuhan tersebut mampu menaikkan pangsa pasar perbankan syariah secara nasional menjadi 1,84% pada akhir 2007. Sejalan dengan perkembangan tersebut, dalam tahun 2007 PT Bank Syariah Mandiri juga mencatat perkembangan yang menggembirakan, yaitu pertumbuhan aset sebesar 34,86% menjadi Rp12.885,39 miliar, Dana Pihak Ketiga tumbuh sebesar 35,12% menjadi Rp11.105,97 miliar, pembiayaan tumbuh sebesar 39,27% menjadi Rp10.326,37 miliar, kecukupan modal (CAR) dapat dipertahankan pada tingkat 12,44%, rasio NPF (Non Performing Financing) net membaik menjadi 3,39% serta dapat membukukan laba sebesar Rp115,45 miliar. Dapat dicatat bahwa dengan pertumbuhan pembiayaan tersebut FDR (Financing to Deposit Ratio) mencapai
8
92,96%, yang menunjukkan bahwa Bank mampu melaksanakan fungsi intermediasi secara efektif. Membaiknya kinerja tersebut tidak lepas dari keberhasilan pelaksanaan rencana strategis oleh manajemen Bank, antara lain berupa penguatan infrastruktur Bank melalui perbaikan
Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi yang telah mulai berfungsi sejak pertengahan tahun 2007 serta Komite Audit yang telah ada sebelumnya.
strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah dan penyaluran pembiayaan. Penyempurnaan organisasi di tingkat direksi dan satuan kerja, langkah-langkah konsolidasi serta pelaksanaan tata kelola perusahaan (good corporate governance) telah pula memberikan sumbangan terhadap pencapaian kinerja Bank.
Syariah Mandiri dalam tahun 2007 pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua stakeholder atas perhatian, peran dan sumbangsih yang telah diberikan dalam mengembangkan Bank. Demikian pula kepada Direksi PT Bank Syariah Mandiri beserta jajaran karyawan BSM kami sampaikan penghargaan dan ucapan selamat atas prestasi yang telah dicapai.
Secara umum BSM telah berhasil menjalankan strategi usahanya untuk fokus pada pembiayaan non korporasi, pendanaan konsumer, penghimpunan pendapatan berbasis fee based, melakukan efisiensi, fokus pelayanan kepada nasabah dan praktik operasional perbankan yang prudent. Dengan meningkatkan kinerja yang telah dicapai yang disertai upaya-upaya yang akan dilaksanakan manajemen dalam tahun 2008 antara lain pengembangan teknologi informasi, peningkatan kompetensi SDM melalui pembelajaran berbasis e-learning, pengembangan manajemen risiko (enterprise risk management), peningkatan penerapan tata kelola perusahaan yang baik, peningkatan kepuasan dan loyalitas nasabah, serta penerapan Balanced Score Card untuk mengukur dan memonitor kinerja Bank, diharapkan akan mampu meningkatkan lagi kinerja Bank dalam tahun yang akan datang.
Untuk semua prestasi yang dicapai PT Bank
Semoga segala daya upaya yang telah kita lakukan mendapat ridha Allah SWT. Wassalaamu’alaikum Wr. Wb. PT BANK SYARIAH MANDIRI
A. Noor Ilham Komisaris Utama
Melengkapi upaya-upaya tersebut diatas, di tahun 2008 Dewan Komisaris akan lebih meningkatkan kualitas pengawasan, antara lain melalui peran dari perangkat organisasi Dewan Komisaris yaitu
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 8
5/5/2008 11:01:15 AM
Secara umum BSM telah berhasil menjalankan strategi usahanya untuk fokus pada pembiayaan non korporasi, pendanaan konsumer, penghimpunan pendapatan berbasis fee based, melakukan efisiensi, fokus pelayanan kepada nasabah dan praktik operasional perbankan yang prudent. A. NOOR ILHAM • Komisaris Utama
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 9
9
5/5/2008 11:01:16 AM
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi Bank Syariah Mandiri (BSM) senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan bisnis dan sekaligus mengantisipasi dinamika lingkungan bisnis. Untuk tujuan itulah, maka manajemen BSM melakukan restrukturisasi organisasi. Tujuannya untuk menjadikan organisasi BSM lebih fokus dan efisien. Hal ini dilakukan dengan menyatukan beberapa unit kerja yang memiliki karakteristik yang sama dalam satu direktorat. Adapun struktur organisasi BSM yang terbaru saat ini adalah:
RUPS
Dewan Pengawas Syariah
Komite Audit
Dewan Komisaris
Komite Remunerasi & Nominasi Direktur Utama
Direktorat Pembiayaan Korporasi & Komersial
Direktorat Pembiayaan Komersial & Konsumer
Direktorat Treasury & Jaringan
Komite Pemantau Risiko
Direktorat Kepatuhan & Manajemen Risiko
Direktorat Operasi & Pendukung
Divisi Pembiayaan Korporasi & Investasi
Divisi Pembiayaan Kecil, Mikro & Program
Divisi Dana, Treasury, Perbankan Internasional
Divisi Manajemen Risiko
Divisi Hubungan Korporasi & Hukum
Divisi Pembiayaan Komersial Pusat
Divisi Pembiayaan Konsumer
Divisi Restrukturisasi
Divisi Kepatuhan & Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah
Divisi Sarana & Logistik
Divisi Pengawasan Intern
Desk Pembiayaan Khusus & Sindikasi
Divisi Pembiayaan Komersial Cabang
Divisi Penyelesaian Pembiayaan
Divisi Perencanaan & Pengembangan Manajemen Kinerja
Divisi Operasi & Akuntansi
Komite Manajemen Risiko
Staf Ahli Direksi
Divisi Pengembangan Produk
Divisi Pengembangan Jaringan
Divisi Sumber Daya Insani
Divisi Sistem & Teknologi
Cabang
Desk Sisdur & Pengawasan
S K D Perbankan Internasional
S K D Jaringan
S A D Dana
10
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 10
5/5/2008 11:01:19 AM
DEWAN KOMISARIS
dan Senior Advisor Dewan Komisaris
3
2 1
4 1 A. Noor Ilham
Komisaris Utama /Komisaris Independen
2 Zainul Arifin
Komisaris /Komisaris Independen
3 Djakfarudin Junus Komisaris
4 Achmad Marzuki
Senior Advisor Dewan Komisaris
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 11
11
5/5/2008 11:01:22 AM
DEWAN KOMISARIS
dan Senior Advisor Dewan Komisaris
A. Noor Ilham
Komisaris Utama /Komisaris Independen Lahir di Probolinggo, 29 November 1943. Lulusan Perguruan Tinggi Ilmu Keuangan & Perbankan (1968). Berkarir di dunia perbankan sejak 1968 di Bank Bumi Daya, Direktur PT Bumi Daya International Finance, Ltd. Hongkong (1994-1997), Komisaris Utama PT Estika Jasatama (1997-2001), Anggota Badan Pembina Yayasan Kesejahteraan Bank Bumi Daya, Direktur PT Bank Bumi Daya Persero (1998-1999), Ketua Tim Khusus Syariah, Bank Mandiri Merger Committee (1999), Executive Vice President (EVP) Human Resources & General Affairs PT Bank Mandiri (1999-2000), Executive Vice President (EVP) General Service & Logistic (2000-2001), dan Executive Vice President (EVP) Procurement & Fixed Asset Services Group (2001-2003). Mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR) bagi Dewan Komisaris di Hongkong (Agustus 2005). Anggota Dewan Komisaris Bank Syariah Mandiri sejak September 2002 dan sejak 22 Juni 2005 menjadi Komisaris Utama Bank Syariah Mandiri.
Zainul Arifin
Komisaris /Komisaris Independen Lahir di Malang, 3 Maret 1948. Lulusan pascasarjana Golden Gate University (1987) ini memulai karir sebagai Asisten Direktur Bidang Kemahasiswaan di Widya Gama Banking and Management Academy di Malang (1974-1976), Anggota Dewan Komisaris Duta International Finance Hongkong (1984-1986), Manajer Cabang Bank Duta (1985-1988), Komisaris PT Takaful Umum (1997-1998), Komisaris PT Asuransi Takaful Keluarga (1997-1998), Direktur Bank Duta (1995-1996). Komisaris PT Syarikat Takaful lndonesia (1997-1998), Presiden Direktur PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk (1996-1999), Dosen di Jakarta Institute of Management Studies (JIMS, sejak 1999), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Keuangan dan Perbankan Indonesia (STEKPI, 1999-2000), dan dosen di lAIN Syarif Hidayatulah (20002002). Anggota Komite Ahli Pengembangan Perbankan Syariah Bank Indonesia (2000 sampai sekarang). Mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko bagi Dewan Komisaris di Bangkok (Juli 2005). Sejak 22 Agustus 2002 menjadi salah satu Dewan Komisaris Bank Syariah Mandiri.
12
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 12
5/5/2008 11:01:26 AM
Djakfarudin Junus Komisaris
Lahir di Palembang, 7 Agustus 1964. Menyelesaikan Pascasarjana (S-2) di Universitas Gadjah Mada (1999). Mengawali karir di Bank Exim (1990), pada Bagian Kebijakan Kredit Pembinaan Administrasi dan Informasi Biro Kredit Jangka Pendek dan Menengah. Karir lanjutan di Bank Mandiri dimulai sebagai Department Head Credit Policy and Procedures (1999), Department Head (Vice President) Operational Risk Management -Portfolio & Operational Risk Management (Juli 2002), Department Head (VP) Risk Management I-Corporate Risk Management (2003), Regional Risk Management IV-Jakarta Thamrin (2004), Commercial Banking Center Manager Jakarta Thamrin I (2006 sampai sekarang). Sejak tanggal 19 Desember 2003 ditugaskan sebagai Dewan Komisaris di PT Bank Syariah Mandiri. Mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko bagi Dewan Komisaris di Hongkong (Juni 2005).
Achmad Marzuki
Senior Advisor Dewan Komisaris Lahir di Palembang, 25 Juli 1939. Memulai karier dari tahun 1965 dengan berbagai posisi yang diemban sampai dengan tahun 1992 sebagai Direktur PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero). Tahun 1994 sebagai pejabat pengganti sementara Direktur Utama PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero), Direktur PT Bank Bumi Daya (Persero) (1994–1998), Komisaris Utama PT Estetika Jasatama (Consultans & Broker Insurance) (2001–kini), Komisaris Utama PT Bumi Daya Plaza (Properti) (2003–sekarang). Sejak 29 November 2005 hingga saat ini, sebagai Senior Advisor Dewan Komisaris.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 13
13
5/5/2008 11:01:32 AM
DEWAN PENGAWAS SYARIAH
Prof. KH. Ali Yafie Ketua
Lahir di Wani, Donggala, Sulteng, 1 September 1926. Menjabat sebagai Rektor di IIQ Jakarta dan Guru Besar, seperti UIN Jakarta, UI, UGM, ITB, ITS dll. Diangkat sebagai anggota Dewan Pengawas Syariah PT Bank Syariah Mandiri sejak tahun 1999.
Drs. Mohamad Hidayat, MBH.,MH. Anggota
Lahir di Jakarta, 3 Mei 1968. Lulus dari Fakultas Syariah IAIN Jakarta tahun 1991. Saat ini tengah menyelesaikan pendidikan S3 di bidang Islamic Economic and Finance di Universitas Trisakti, Jakarta. Diangkat sebagai anggota Dewan Pengawas Syariah PT Bank Syariah Mandiri sejak tahun 1999.
Dr. M. Syafii Antonio, M.Ec. Anggota
Lahir di Sukabumi, 12 Mei 1967. Meraih gelar PhD di bidang Micro Finance, dari University of Melbourne Australia tahun 2004. Gelar Master di bidang Ekonomi International Islamic University (IIU), Malaysia tahun 1992. Diangkat sebagai anggota Dewan Pengawas Syariah PT Bank Syariah Mandiri sejak tahun 2001.
14
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 14
5/5/2008 11:01:35 AM
OPINI Dewan Pengawas Syariah
Bismillaahirrahmaanirrahiim. Setelah mempelajari laporan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) yang dijalankan sejak 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2007 dan melakukan diskusi dengan bagian-bagian terkait, maka kami, Dewan Pengawas Syariah (DPS) BSM, menyatakan bahwa secara umum aspek operasional dan produk BSM telah mengikuti fatwa-fatwa dan ketetapan syariah yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), serta opini syariah dari DPS.
Kami mengharapkan tetap dibangunnya akhlaq karimah sebagai inti dari budaya perusahaan syariah. Kami juga berharap peningkatan kerjasama dan koordinasi yang telah terbina dengan baik selama ini
Jakarta, 11 Februari 2008 Dewan Pengawas Syariah PT Bank Syariah Mandiri
dapat ditingkatkan dalam bentuk rapatrapat periodik gabungan dalam rangka pembahasan berbagai aspek operasional perusahan. Kami mensyukuri dan menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada manajemen
Prof. K. H. Ali Yafie Ketua
atas pencapaian hasil perseroan, ekspansi jaringan yang makin luas, dan pengembangan service maupun produk dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dr. M. Syafii Antonio, M.Ec. Anggota
Drs. H. Mohammad Hidayat, MBH., MH. Anggota
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 15
15
5/5/2008 11:01:36 AM
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA
BSM terus melakukan perbaikanperbaikan sistim meliputi manajemen risiko, pengendalian internal, infrastruktur bisnis (jaringan, produk, dll), GCG, HRD, dll. Dengan berbagai upaya tersebut, BSM diharapkan mampu menjadi organisasi bisnis yang bugar dan siap tumbuh secara berkesinambungan. YUSLAM FAUZI • Direktur Utama
16
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 16
5/5/2008 11:01:41 AM
Menuju Kesempurnaan
laporan tahunan PT Bank Syariah Mandiri.
Perbankan syariah mengalami pertumbuhan aset sebesar 36,73%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan aset perbankan konvensional. Bersamaan dengan itu, BSM berhasil mempertahankan pangsa pasar di industri perbankan syariah. Pangsa pasar BSM terhadap perbankan syariah adalah 35,26% dari sisi aset, 36,95% dari volume pembiayaan, dan 39,65% dari sisi pendanaan. Selain itu, BSM juga memperoleh beberapa penghargaan, antara lain:
Rencana bisnis BSM tahun 2007 didasarkan pada asumsi-asumsi ekonomi makro dan indikator perbankan, yang secara umum menggambarkan bahwa ekonomi nasional pada tahun 2007 lebih baik dibandingkan tahun 2006. Asumsi ekonomi makro tersebut antara lain, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3%, inflasi sebesar 7%, nilai tukar yang stabil pada kurs Rp9.300,-/USD, dan tingkat diskonto SBI 3 bulan sebesar 8,50%. Sedangkan proyeksi indikator perbankan yang digunakan antara lain, pertumbuhan aset perbankan sebesar 19,40% dan penurunan suku bunga kredit perbankan sebesar 200 basis poin dari 17,50% menjadi 15,50%.
a. The Best Islamic Bank in Indonesia dari Islamic Finance News, Malaysia b. The Best Human Resources Development dari Bank Indonesia c. Indonesian Bank Loyalty Award dari MarkPlus dan majalah SWA d. Straight Through Processing (STP) Award dari Citibank, New York e. E-Company Award dari majalah Warta Ekonomi f. The Best IT System dari majalah SWA g. Golden Trophy dari majalah InfoBank h. Indonesia Best Brand Award dari majalah SWA
Realisasi indikator makro ekonomi dan perbankan pada tahun 2007 secara umum lebih baik dibandingkan prediksi yang telah dibuat, yaitu pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3%, inflasi sebesar 6,59%, nilai tukar yang lebih stabil dibandingkan tahun 2006 yaitu dengan rerata Rp9.137,-/USD, tingkat diskonto SBI 3 bulan menurun hingga 7,89% pada akhir Desember 2007 (BI Rate 8%), serta pertumbuhan aset perbankan nasional sebesar sebesar 17,28%. Tidak tercapainya target pertumbuhan perbankan diakibatkan oleh perilaku pasar yang pada tahun 2007 cenderung memanfaatkan modal sendiri dan modal dari pasar modal. Namun secara umum, fungsi intermediasi bank mengalami peningkatan, ditandai dengan kenaikan LDR (Loan to Deposit Ratio) dari 61,56% menjadi 67,06%.
Perolehan-perolehan tersebut juga sejalan dengan perbaikan-perbaikan mendasar yang dilakukan BSM, yaitu:
Assalamualaikum Wr. Wb. Direksi dan seluruh jajaran PT Bank Syariah Mandiri (BSM) patut mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT karena BSM berhasil melalui periode kerja tahun 2007 dengan baik. Indikatorindikator bisnis yang telah dicanangkan dalam rencana kerja perusahaan telah terlampaui. Perjalanan bisnis tersebut kami tuangkan dalam
a. Aspek Pembiayaan Pembiayaan tahun 2007 tumbuh sebesar 39,27% dibandingkan tahun 2006, yaitu menjadi Rp10.326,37 miliar. Pertumbuhan tersebut diikuti dengan perbaikan dari sisi komposisi. Porsi pembiayaan pada UMKM meningkat dari 44,19% di akhir tahun 2006 menjadi 46,81% di akhir tahun 2007. Perubahan tersebut seiring dengan penurunan porsi 50 debitur terbesar, yaitu 46,47% di akhir tahun 2005, 39,85% di akhir tahun 2006, dan 33,96% di akhir tahun 2007. Dengan demikian diharapkan risiko
pembiayaan BSM menurun. b. Aspek Pendanaan Untuk menurunkan risiko dalam aspek pendanaan, BSM terus berupaya memperoleh sumber pendanaan ritel. Untuk itu, BSM terus melakukan program ”Grab”, yaitu program yang bertujuan untuk meningkatkan sumber pendanaan konsumer. Program tersebut merupakan salah satu bagian dari program Grab & Clean yang telah dicanangkan sejak tahun 2005. Dengan program tersebut, porsi volume tabungan meningkat dari 32,39% di akhir tahun 2006 menjadi 34,76% di akhir tahun 2007. Dampak lainnya, jumlah rekening deposan tumbuh sebanyak 274.833 rekening atau sebesar 37,00% menjadi 1.017.689 rekening. c. Aspek Permodalan Dalam RBB tahun 2007, telah dicanangkan agar modal BSM tetap kuat dengan rasio kecukupan modal/CAR (Capital Adequacy Ratio) di atas 12%. Untuk itu, seiring dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar Rp2.911,62 miliar, BSM menerbitkan subnotes syariah (Tier II Capital) sebesar Rp200 miliar. Dengan penguatan modal tersebut, CAR BSM lebih besar dari target RBB 2007, yaitu sebesar 12,44%. d. Aspek Kualitas Aktiva Produktif Non Performing Financing (NPF) BSM secara absolut meningkat sebesar 8,14% (Rp43,69 miliar) hingga menjadi Rp580,33 miliar. Namun demikian, rasio NPF mengalami penurunan. NPF Net membaik dari 4,64% menjadi 3,39%. Upaya perbaikan NPF yang dilakukan manajemen adalah restrukturisasi organisasi
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 17
17
5/5/2008 11:01:41 AM
dan provision management. Organisasi yang menangani pembiayaan bermasalah dimekarkan menjadi dua yang masing-masing memiliki tugas khusus. Divisi Restrukturisasi (DRS) berfokus menangani restrukturisasi pembiayaan, sedangkan Divisi Penyelesaian Pembiayaan (DPB) berfokus pada penanganan nasabah non restrukturisasi dan nasabah write off. Sedangkan provision management dilakukan melalui penguatan PPAP (Pencadangan Penghapusan Aktiva Produktif). BSM telah membentuk PPAP sebesar Rp56,2 miliar menjadi Rp227,96 miliar di akhir tahun 2007. e. Aspek Fee Based Income Target perolehan pendapatan berbasis komisi (Fee Based Income) yang dicanangkan dalam RBB 2007 adalah di atas 13%. Upaya yang dilakukan untuk melampaui target tersebut adalah dengan melakukan gerakan pemburuan FBI yang dinamakan SU(fee). Gerakan ini dimulai sejak tahun 2006. Target FBI yang dikejar adalah payment point, layanan haji, dan layanan international banking. Hasilnya, perolehan FBI meningkat dari 13,44% di tahun 2006 menjadi 14,92% di akhir tahun 2007. f.
Aspek Kesehatan Bank Kesehatan bank merupakan kesimpulan yang didasarkan atas berbagai parameter yang sangat kompleks. BSM berupaya secara komprehensif agar BSM memenuhi standar kesehatan bank yang ditentukan Bank Indonesia. Lebih jauh mengenai upaya-upaya penyehatan bank dijabarkan lebih detil di bagian lain annual report ini. Bank Indonesia memberikan predikat ”sehat” kepada BSM per 31 Desember 2007. Nilai
18
yang diberikan adalah 83,60. Demi menjaga kebersinambungan pertumbuhan (continuous growth) bisnis, seluruh jajaran BSM menyadari bahwa perlu sebuah sistim dan lingkungan yang kondusif. Kesadaran bersama antara karyawan dan manajemen tentang perlunya lingkungan kerja yang kondusif tersebut mendorong perusahaan untuk menggali nilai-nilai utama perusahaan. Untuk itu sejak tahun 2005, perusahaan telah mulai menggali nilai-nilai utama yang telah dimiliki jajaran perusahaan. Dilanjutkan dengan pelatihan dan workshop yang intentsif, BSM berhasil mengidentifikasi nilai-nilai utama yang dapat dibagi ke seluruh jajaran dan stakeholders BSM (BSM Shared Values). Akhirnya, pada kesempatan peringatan Milad yang ke-8, BSM secara resmi meluncurkan BSM Shared Values pada tanggal 25 November 2007. Nilai-nilai tersebut terdiri atas nilai Excellence, Teamwork, Humanity, Integrity, dan Customer Focus. Nilai-nilai utama tersebut kemudian disingkat ke dalam sebuah akronim yang sarat makna, yaitu ETHIC. Secara harfiah, “ethic” memiliki makna “set of moral principles”. Lebih lanjut, ETHIC dijabarkan menjadi 17 perilaku utama yang dijabarkan lebih jauh pada bagian “Nilai-nilai Perusahaan”.
Dengan berbagai upaya tersebut di atas, BSM diharapkan mampu menjadi organisasi bisnis yang bugar dan siap tumbuh secara berkesinambungan. Akhirul kalam, Direksi mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan seluruh stakeholders (nasabah, karyawan, pemegang saham, otoritas moneter, pemerintah, alim ulama, tokoh masyarakat) atas sumbangsih yang telah diberikan pada BSM. Semoga Allah SWT membalas setiap kebaikannya. Selanjutnya, kami akan menguraikan laporan kinerja perseroan tahun 2007, sebagaimana tertuang dalam perhitungan keuangan berupa Neraca dan Laba (Rugi) perseroan untuk tahun buku 2007. Laporan Keuangan BSM tahun 2007 tersebut telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmaji & Dadang dengan pendapat “Wajar Tanpa Pengecualian” . Wassalaamu’alaikum Wr. Wb. PT BANK SYARIAH MANDIRI
Yuslam Fauzi Direktur Utama
Sementara upaya pembangunan budaya perusahaan dilakukan dengan pencanangan nilai ETHIC, perbaikan sistem juga terus dilakukan. Melanjutkan apa yang telah disampaikan pada annual report BSM tahun 2006, sampai dengan saat ini, BSM terus melakukan perbaikanperbaikan sistim meliputi manajemen risiko, pengendalian internal, infrastruktur bisnis (jaringan, produk, dll), GCG, HRD, dll yang kesemuanya dijabarkan pada halaman lain annual report ini.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 18
5/5/2008 11:01:42 AM
DEWAN DIREKSI
2
3
1
4
6
5
1 Yuslam Fauzi
4 Amran P. Nasution
2 M. Haryoko
5 Zainal Fanani
3 Hanawijaya
6 Srie Sulistyowati
Direktur Utama Direktur Direktur
Direktur Direktur Direktur
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 19
19
5/5/2008 11:01:50 AM
DIREKSI
Yuslam Fauzi
M. Haryoko
Hanawijaya
Lahir di Jakarta, 28 Agustus 1959. Lulusan Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia tahun 1986, yang kemudian meraih gelar MBA (Finance/Investment Banking) tahun 1992 dari Arizona State University, USA. Aktif sebagai pembicara tentang ekonomi dan perbankan syariah di berbagai seminar, symposium, workshop sejak tahun 1999. Mengikuti berbagai kursus tentang keuangan dan perbankan, baik di dalam maupun di luar negeri, antara lain: Correspondent Banking di American Express Bank, New York (USA, 1992), Pricing Methodology (Booz Allen & Hamilton, 1992), Capital Market Instruments in Asia (Singapore, 1993), Valuation, Pricing & Using Capital Market Instruments (Hongkong, 1993), Venture Capital in Asia (Singapore, 1994), Corporate Finance Course (Citibank Singapore, 1994), Chartered Financial Analyst Review (Institute for Financial Analysis Development, 1994), Global Custody & Portfolio Administration (Sydney, 1995), Advanced Project Finance & Financial Modeling (Sydney, 1997), dan Shari’a Banking & Supervisory Aspect (Bahrain Institute & Bank Indonesia, 1999), Sertifikasi Manajemen Risiko (Singapura, Juli 2006), 3th Annual Asian Islamic Banking & Finance Summit (Kuala Lumpur, September 2006), Middle Eastern Investor Forum for Indonesia (Dubai, September 2006), Bank Indonesia Annual International Seminar (Bali, November 2006). Memulai karir di Bank Bumi Daya sejak 17 Januari 1983 dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Bagian Kredit Menengah. Menjabat sebagai Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko di Bank Syariah Mandiri (November 1999-Agustus 2001). Jabatan terakhir di Bank Mandiri adalah sebagai Regional Manager Wilayah IX Banjarmasin (Januari–Juni 2005). Sejak Juni 2005 diangkat sebagai Direktur Utama Bank Syariah Mandiri.
Lahir di Ambarawa, 18 Juni 1957. Lulus Fakultas Teknik Sipil ITB tahun 1982, yang kemudian meraih gelar MBA (International Business) tahun 1993 di University of Wisconsin-USA dan training Human Resource Management di University of Connecticut USA pada tahun 1995. Mengikuti berbagai training di bidang Human Resources, baik di dalam maupun luar negeri, seperti: Human Resource Management Training di University of Connecticut-USA 1995, Human Resources Information Technology–AIC-Singapore pada tahun 1997, Global Human Resources Innovation di Barcelona 1999, People Leadership Forum–PWP di Singapore 2001, Human Resources Management –INSEAD di Hongkong tahun 2001, Optimizing Human Capital-UNI di Singapore 2002. Memulai karir di Bank Dagang Negara (BDN) sebagai Analis Wilayah UPPK sejak tahun 1983, terakhir sebagai Kepala Bagian Pengembangan Pegawai. Pada saat merger ke Bank Mandiri, diangkat sebagai Team Leader Konsolidasi bidang Sumber Daya Manusia tanggal 11 Desember 1998. Kemudian sejak 1999 sebagai Kepala Divisi H.R. dan terakhir sebagai Deputy Human Resource Group. Sejak 6 September 2002 diangkat sebagai Direktur PT Bank Syariah Mandiri. Masa tugas di PT Bank Syariah Mandiri diperpanjang melalui RUPS tanggal 19 Juni 2007.
Lahir di Jakarta, 3 Desember 1963. Lulus dari Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis, Institut Pertanian Bogor dan meraih gelar MM dari Institut Pendidikan Manajemen Prasetya Mulya (Jakarta, 1999). Mengikuti berbagai training di bidang perbankan antara lain: Pendidikan Kader Perbankan Tingkat I-Program Diploma Perbankan I, IBI (Jakarta, 1989), Officer Development Program Bank Dagang Negara (BDN), di IBI (Jakarta, 1990), Training Kredit Analisis Bidang Agribisnis, IPB (Jakarta 1992), Pendidikan Kader Pimpinan Tingkat Lanjutan, LPPI (Jakarta 1994), Training for The Trainer-Organizational Dynamics Consulting, BDN (Jakarta 1996), Effective Cash Flow Management (Jakarta 1997), Corporate Valution Modelling-Euromoney Training (Singapura, 2001), Executive Workshop on Certified Islamic Financial Analyst (CIFA) (Jakarta, 2001), Selling Commercial & Corporate Bank Services Course (Jakarta 2004), Leadership Course INSEAD-Mandiri, USAID University (Jakarta, 2004), Internship Program USA (AS, 2004), Program Eksekutif Direksi Sertifikasi Manajemen Risiko-Program BSMR Bank Indonesia (Jakarta, 2006).
Direktur Utama
20
Direktur
Direktur
Memulai karir di BDN sebagai analis kredit perusahaan berskala menengah sejak tahun 1990. Mulai 1999, bekerja sebagai Group Head Credit Recovery di Bank Mandiri. Kemudian awal tahun 2001 menjadi Departemen Head Front End Collection, dan terakhir ditempatkan sebagai Hub Manager Jakarta Fatmawati sampai dengan tahun 2005. Sejak 22 Juni 2005 diangkat sebagai Direktur di PT Bank Syariah Mandiri sebagai Direktur.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 20
5/5/2008 11:01:52 AM
Amran P. Nasution
Zainal Fanani
Srie Sulistyowati
Direktur
Direktur
Lahir di Jakarta, 1 Desember 1965. Lulus dari Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Trisakti, Jakarta tahun 1989. Mengikuti berbagai training di bidang perbankan antara lain: Kursus Dasar-dasar Perbankan, Bank Susila Bakti ( Jakarta, 1989), Kursus Kepala Cabang, Bank Indonesia (Jakarta, 1992), Training Customer Oriented Leadership, Dale Carnegie ( Jakarta, 1997), Workshop Management Perbankan Syariah, Tazkia Institute (Jakarta, 1999), Good Corporate Governance, Risk Management & Compliance Management, Arthur Andersen ( Jakarta, 2001), Workshop Proactive Risk Management In Banking, Institute of Finance & Banking, Sahid Jaya (Jakarta, 2002), Program Certificate In Corporate Leadership TTE Tingkat Advance VIII, Center Of Corporate Leadership (Bogor, 2002), Islamic Commercial Law In Banking & Finance, (Kuala Lumpur, 2003), Islamic Finance Forum (Kuala Lumpur, 2004), ESQ Angkatan 39, ESQ Centre (Jakarta, 2005), Workshop Risk Management & Compliance, Novotel Coralia (Bogor, 2005), Sertifikasi Manajemen Resiko, Badan Sertifikasi Manajemen Resiko (Jakarta, 2006).
Lahir di Ngawi, 24 Oktober 1964. Lulus dari Fakultas Teknik Sipil Jurusan Transportasi, Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) tahun 1989. Mengikuti berbagai kursus dan seminar antara lain: Sertifikasi Manajemen Risiko, Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (Jakarta, 2005), Conference on Islamic Economic, Middle East Global Advisors (MEGA) di Bahrain (tahun 2005), Emotional Spiritual Quotient Program Eksekutif, ESQ Training (Jakarta, 2005), Balanced Scorecard Woldclass Perform, The Jakarta Consulting Group (Jakarta, 2005), Good Corporate Governance, Risk Management & Compliance (Jakarta, 2000), Pelatihan Dasar Bank Syariah Tazkia Institut-Bank Susila Bakti (Jakarta, 1999), Kursus Perkreditan, Bank Dagang Negara (Jakarta, 1998), Kursus Pemimpin Cabang Angkatan 106, IBI (Jakarta, 1997), Kursus Manajemen Perkreditan Angkatan XII, IBI (Jakarta, 1995).
Lahir di Jakarta, 10 April 1960, Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia jurusan Manajemen, angkatan tahun 1979. Mengikuti berbagai training dan seminar di bidang perbankan antara lain: Principals of Accounting, Auditing and Financial Statement Analysis Course (Jakarta, 1988), Interest Rate and Currency Swap, Institute for International Research Singapore (Singapore, 1989), Money Market, Foreign Exchange, Swap, Financial Future and Technical Analysis, Bank of Boston Singapore (Singapore, 1989), Option Strategy, Bank Brussels Lambert Singapore (Singapore, 1989), Elliot Wave Theories, Robert Saperstein and TELERATE (Singapore, 1989), The 13th Asia Pacific Forex Assembly di Nagoya (Japan, 1991), Familiarisasi terhadap Japanese Market, di BNI’46 Tokyo, Japan (Japan, 1991), The 14th Asia Pacific Forex Assembly di Bangkok (Thailand, 1992), Overview Perbankan Syariah, Karim Business Consulting (Jakarta, 2005), Emotional Spiritual Quotient (ESQ) Eksekutif Angkatan ke 41,ESQ Training (Jakarta, 2005), IT Risk Governance: Penerapan Manajemen Risiko dalam IT (Jakarta, 2008).
Direktur
Memulai karir di Bank Susila Bakti (BSB) sebagai Account Officer tahun 1990. Tahun 1993 menjadi Kepala Cabang Utama BSB Bandung sampai tahun 1999. Sejak tahun 1999, BSB dikonversi menjadi PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dipercaya sebagai Kepala Divisi Pembiayaan Menengah dan Ritel. Berbagai jabatan di BSM setingkat Kepala Divisi yang pernah dipercayakan, antar lain: Divisi Treasury dan Dana (2001), Divisi Pembiayaan & Investment Banking (2006) dan sejak bulan Mei 2007 dipercaya untuk menduduki jabatan Kepala Divisi Korporasi. Sejak 19 Juni 2007 dipercaya sebagai Direktur PT Bank Syariah Mandiri.
Memulai karir sebagai Staff Badan Penelitian & Pengembangan Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan RI (April, 1990). Mengikuti Pendidikan Executive Bank, PT Bank Susila Bakti (BSB) tahun 1990. Tahun 1991 sebagai Kepala Operasi KCP Rawamangun. Jabatan terakhir di BSB sebagai Kepala Cabang Pembantu Kalimalang, Bekasi tahun 1999. Setelah BSB dikonversi menjadi PT Bank Syariah Mandiri (BSM) tahun 1999, menjabat Kepala Cabang Surabaya. Berbagai jabatan lain yang pernah dipercayakan antara lain: Kepala Bagian Relation Manager Retail I, Divisi Pemasaran & Pembinaan Cabang (Maret, 2001), Kepala Cabang Medan (Agustus, 2002), Kepala Divisi Perencanaan, Pengembangan dan Manajemen Kinerja (November, 2002). Sejak 19 Juni 2007 dipercaya sebagai Direktur PT Bank Syariah Mandiri.
Memulai karir di PT Bank Pembangunan Indonesia (BAPINDO) pada tahun 1987 sebagai Money Market Dealer. Jabatan terakhir sebagai Head of Foreign Exchange Desk merangkap sebagai Technical Analyst untuk pasar valuta asing pada tahun 1990. Sejak 16 Januari 1995 pindah dari BAPINDO ke PT Bank Merincorp sebagai Treasury Manager dan terakhir menjabat sebagai anggota Tim Likuidasi PT Bank Merincorp pada tahun 2003 sampai Juni 2005. Diangkat melalui RUPS sejak 6 Desember 2005 sebagai Senior Executive Vice President (SEVP), kemudian pada tanggal 19 Juni 2007 dipercaya sebagai Direktur PT Bank Syariah Mandiri.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 21
21
5/5/2008 11:01:54 AM
PROFIL & INFORMASI KEPEMILIKAN SAHAM
A. Profil: Nama:
PT Bank Syariah Mandiri.
Alamat:
Gedung Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta 10340 – Indonesia.
Telepon:
(62 – 21) 2300509, 39839000 (hunting).
Faksimili:
(62 – 21) 39832989.
Homepage:
www.syariahmandiri.co.id.
Tanggal Berdiri:
25 Oktober 1999.
Tanggal Beroperasi:
Sejak 1 November 1999.
Modal Dasar:
Rp1.000.000.000.000,-
Modal Disetor:
Rp358.372.565.000,-
Kantor Layanan:
270 kantor, yang tersebar di 24 provinsi di seluruh Indonesia.
Jumlah Jaringan ATM BSM:
63 ATM Syariah Mandiri, ATM Mandiri 2.899 unit, ATM Bersama 12.263 unit (include ATM Mandiri dan ATM BSM), ATM Prima 8.209 unit dan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) 5.326 unit.
Jumlah Karyawan:
3003 orang.
B. Kepemilikan Saham: 1. PT Bank Mandiri Tbk. (Persero): 71.674.512 lembar saham (99,999999%). 2. PT Mandiri Sekuritas:
1 lembar saham ( 0,000001%).
PT Bank Mandiri Tbk. sebagai pemilik mayoritas saham BSM melaksanakan komitmennya bagi penerapan GCG di BSM dimana terbukti sangat kuat mendorong pelaksanaan GCG tersebut diantaranya melalui pengarahan dalam Rapat Kerja BSM, pertemuan dalam rangka Milad 8 BSM, rapat-rapat koordinasi dan sinergi antara BSM dengan Bank Mandiri. Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terutama RUPS Luar Biasa telah mengoptimalkan berjalannya fungsi Komite Remunerasi dan Nominasi BSM dengan hasil menyetujui 2 (dua) Direksi tambahan yang berasal dari internal BSM, penegasan Komisaris Independen dan Dewan Pengawas Syariah (DPS).
22
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 22
5/5/2008 11:01:57 AM
LAPORAN PENGAWASAN DEWAN KOMISARIS PT BANK SYARIAH MANDIRI TAHUN 2007 Dalam merealisasikan target rencana bisnis Tahun 2007, PT Bank Syariah Mandiri (Bank) telah mampu mencapai bahkan melampaui targettarget utama yang telah ditetapkan, baik total asset, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), penyaluran dana ke dalam aktiva produktif, maupun perolehan fee based income dan laba bersih. Total asset Bank per 31 Desember 2007 berjumlah Rp.12.888.231 juta atau sebesar 113,38% dari target yang ditetapkan. Tercapainya target total asset tersebut terutama disebabkan antara lain karena pencapaian target penghimpunan DPK yaitu sebesar 114,68% dan penyaluran dana dalam pembiayaan/piutang yang mencapai 104,32%. Keberhasilan pencapaian target-target tersebut diikuti dengan adanya perbaikan konsentrasi pembiayaan/piutang dan DPK. Perbaikan konsentrasi pembiayaan diwujudkan dalam bentuk meningkatnya komposisi pembiayaan non-korporasi dan pembiayaan berbasis bagi hasil serta menurunnya komposisi pembiayaan 25 debitur terbesar dan 50 debitur terbesar. Penyaluran dana ke dalam pembiayaan/piutang tumbuh dengan cukup signifikan melebihi target hingga mencapai Rp10.305.488 juta, dan meningkat Rp2.890.731 juta (38,99%) dari posisi bulan Desember 2006. Dalam bidang penghimpunan dana, untuk tabungan dan deposito masing-masing melampaui target 14,2% dan 23,6%, hal ini dicapai sebagai hasil upaya-upaya yang dilakukan Bank yaitu dengan melanjutkan program Grab Consumer Funding dan Employee Get Customer, maupun karena semakin berkembangnya jumlah jaringan kantor. Dalam pelaksanaan fungsi intermediasi, Bank telah berhasil menyalurkan dana yang dihimpun ke dalam pembiayaan/piutang secara efektif, tercermin dari pencapaian Financing Deposit Ratio (FDR) sebesar 92,79% pada akhir Tahun 2007 atau meningkat dibandingkan Tahun 2006 yaitu sebesar 90,21%. Dilihat dari Rasio Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) terhadap Aktiva Produktif (AP), jumlah Non Performing Financing (NPF) gross dan NPF net Bank per 31 Desember 2007
menunjukkan adanya perbaikan dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2006 dan mencapai target yang ditetapkan. Membaiknya rasio KAP tersebut juga diikuti membaiknya risiko konsentrasi pembiayaan/piutang. Namun demikian, Bank masih perlu terus mengintensifkan berbagai program perbaikan dan penyelesaian NPF, khususnya untuk menempuh langkah-langkah yang lebih tegas terhadap nasabah-nasabah NPF yang kurang/tidak beritikad baik. Disisi lain, dalam pengembangan pembiayaan, Bank perlu terus menepuh proses dan assessment yang prudent, baik dalam menetapkan limit – alokasi sector pembiayaan maupun dalam menerapkan manajemen – risiko, khususnya risiko pembiayaan. Berkaitan dengan struktur permodalan, Bank telah menerbitkan sub debt sebesar Rp200 miliar sebagai upaya meningkatkan modal bank sehingga pertumbuhan asset selama tahun 2007, tetap didukung CAR yang cukup kuat (pada akhir 2007 berada pada tingkat 12,43%) untuk pengembangan bisnis Bank yang akan datang. Dalam bidang manajemen, berdasarkan RUPS Luar Biasa PT Bank Syariah Mandiri bulan Juni 2007 jumlah anggota Direksi Bank telah berubah dan bertambah sehingga menjadi 6 Direktur termasuk Direktur Utama. Penambahan anggota Direksi tersebut diikuti dengan perubahan pembidangan dan susunan organisasi di tingkat Divisi dan Cabang, dengan tujuan untuk meningkatkan dan mengefektifkan pencapaian laju pertumbuhan bisnis. Bank juga telah menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), memiliki sistem pengendalian intern yang cukup memadai dan Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) yang telah berjalan dengan baik. Bank telah mengembangkan sistem yang mengatur pengawasan internal aktif. Dalam melaksanakan fungsi pengawasannya Dewan Komisaris melakukannya melalui berbagai rapat baik Rapat Dewan Komisaris, Rapat Dewan Komisaris & Direksi, Rapat Dewan Komisaris & Direktur Bidang, dengan frekuensi yang memadai dan mencakup berbagai aspek, antara lain kinerja bulanan, kebijakan manajemen risiko, teknologi, SDI, Audit, penanganan NPF, penerapan GCG dan lain sebagainya. Komite-komite di jajaran
Dewan Komisaris yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi masing-masing telah memiliki Pedoman Tata Kerja dan telah berfungsi secara efektif. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan dan memperluas penerapan manajemen risiko, Bank saat ini sedang mengembangkan Enterprise Risk Management (ERM). Efektivitas dan keberhasilan Bank dalam menerapkan manajemen risiko dalam hal ini ERM menjadi sangat penting bahkan menempati proritas utama, untuk mengimbangi serta mendukung rencana pengembangan/ pertumbuhan bisnis Bank secara berkelanjutan (sustainable growth) dalam rangka meningkatkan peran BSM di dalam percepatan pengembangan perbankan syariah di Indonesia. Dewan Komisaris BSM akan terus memantau setiap kebijakan dan pedoman maupun peraturan operasional Bank agar selalu ter-update dalam konteks penerapan ERM yang akurat. Berpedoman pada PBI No.9/1/PBI/2007 tanggal 24 Januari 2007 dan SE BI No.9/124/ DPbS tanggal 30 Oktober 2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, berdasarkan hasil self assessment terhadap faktor manajemen Bank per 31 Desember 2007 dengan nilai komposit 2A dengan peringkat baik, sedangkan yang mencakup pelaksanaan manajemen umum (peringkat A), penerapan manajemen risiko (peringkat B) dan manajemen kepatuhan (peringkat A). Secara umum, Bank telah menerapkan prinsipprinsip manajemen bank yang baik yang mencakup pelaksanaan manajemen umum, penerapan manajemen risiko dan kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku, demikian juga Bank dalam menjalankan usahanya tetap mematuhi prinsip-prinsip syariah. Berdasarkan data-data diatas dapat disimpulkan bawa kinerja Bank secara kuantitatif dan kualitatif cenderung terus membaik bila dibandingkan dengan kinerja tahun sebelumnya. PT Bank Syariah Mandiri Dewan Komisaris
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 23
23
5/5/2008 11:01:59 AM
LAPORAN KOMITE AUDIT
Komite Audit PT Bank Syariah Mandiri dibentuk pada tanggal 1 April 2005 dengan tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) melalui penguatan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit bertugas membantu kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Pembentukan Komite Audit Bank berpedoman pada Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004 dan Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No.SE-07/PM/2004 tanggal 24 Desember 2004 masing-masing tentang Pelaksanaan Peraturan Bapepem No. : IX.I.5 Tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Dalam perkembangan selanjutnyanya, pelaksanaan kegiatan Komite Audit juga berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance, sebagaimana telah diubah terakhir berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.8/14/PBI tanggal 5 Oktober 2006. Ruang lingkup tugas Komite Audit meliputi pemberian pendapat atas laporan atau halhal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris, dan pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris. Komite Audit bertugas pula melakukan pemantauan dan evaluasi atas: pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern, kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan standar audit yang berlaku, kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku, tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan Kerja Audit Intern, akuntan publik, dan hasil pengawasan Bank Indonesia, serta memberikan rekomendasi
24
mengenai penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. Sebagai pedoman kerja Komite Audit, Direksi dan Dewan Komisaris Bank telah pula mengesahkan Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter) Bank pada tanggal 20 Mei 2005. Berdasarkan pedoman kerja tersebut, dalam tahun 2007 Komite Audit telah melakukan kegiatan sebagai berikut: 1. Menyusun konsep Keputusan Bersama Direksi dan Komisaris Bank tentang Penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik. 2. Mereview pedoman pelaksanaan seleksi Akuntan Publik/Kantor Akuntan Publik. 3. Mereview dan memonitor rencana kerja dan pelaksanaan audit laporan keuangan Bank Tahun Buku 2006 oleh Akuntan Publik/Kantor Akuntan Publik, 4. Mereview draft final laporan keuangan PT BSM hasil audit Akuntan Publik, 5. Melakukan telaah laporan keuangan PT BSM per 31 Desember 2006. 6. Menyusun telaah dan pemberian rekomendasi penunjukan Akuntan Publik/ Kantor Akuntan Publik yang akan ditugasi untuk melakukan audit laporan keuangan PT BSM Tahun Buku 2006, 7. Melakukan telaah atas rencana kerja Divisi Pengawasan Intern Tahun 2007. 8. Menyusun evaluasi pelaksanaan fungsi Divisi Pengawasan Intern. 9. Memonitor pelaksanaan tindak lanjut atas hasil temuan audit internal dan eksternal, dan tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris. Berdasarkan hasil pelaksanaan tugas tersebut
dapat dikemukakan bahwa dalam tahun 2007: 1. Laporan keuangan Bank telah disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, 2. Bank telah memiliki sistem pengendalian intern yang cukup memadai guna pencapaian sasaran kegiatan Bank, 3. Bank secara optimal telah menindaklanjuti temuan hasil audit intern maupun ekstern, 4. Bank telah mematuhi ketentuan perundangundangan yang berlaku. Riwayat Singkat Komite Audit: 1. Zainul Arifin, Ketua Riwayat singkat dapat dilihat pada bagian Riwayat Singkat Dewan Komisaris. 2. Abdillah, Anggota Lahir di Brebes, 21 Februari 1947. Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 1977. Berkarir di dunia perbankan sejak 1967 di Bank Bumi Daya terakhir sebagai Kepala Urusan Pengawasan Intern, Kantor Pusat 1997; Komisaris PT Estika Sedaya Finance (1997-2002); sampai dengan sekarang sebagai Ketua Pengawas Yayasan Kesejahteraan Bumi Daya. Saat ini bertugas sebagai Komite Audit Bank Syariah Mandiri. 3. Kasmadi Adrianto, Anggota Lahir di Metro, Lampung, 6 November 1947. Lulusan Sarjana Administrasi Universitas Diponegoro Semarang. Berkarir di Bank Indonesia (1978 – 2003) dengan penugasan terutama di bidang audit intern dan pengawasan/pemeriksaan Bank Umum, dengan jabatan terakhir Deputi Direktur Pemeriksaan Bank I. Berpengalaman mengikuti pelatihan di Luar Negeri antara lain Washington DC, Paris dan Frankfurt. Tahun 2004 sebagai Tim Penyusun Buku Pedoman Kerja Dewan Komisaris Bank Pembangunan Daerah, Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (PPI). Saat ini bertugas sebagai Komite Audit Bank Syariah Mandiri.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 24
5/5/2008 11:01:59 AM
LAPORAN KOMITE REMUNERASI & NOMINASI
Komite Remunerasi & Nominasi BSM dibentuk pada tanggal 18 Juli 2007 melalui Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris PT Bank Syariah Mandiri No. 9/004SKB/Kom-Dir. Pembentukan Komite Remunerasi & Nominasi BSM berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance, sebagaimana telah diubah terakhir berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.8/14/ PBI tanggal 5 Oktober 2006. Anggota Komite Remunerasi & Nominasi terdiri atas Ketua Komite: A. Noor Ilham (Komisaris Utama). Anggota terdiri: Zainul Arifin (Pihak Independen dan Anggota Komisaris); Djakfarudin Junus (Anggota); Helmi Huseno (Kepala SDI); Achmad Fauzi (Kepala DKH). Ruang lingkup tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi meliputi bidang remunerasi, antara lain melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi; memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai: 1. Kebijakan remunerasi bagi Pengurus untuk disampaikan kepada RUPS. 2. Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan ke Direksi.
4. Helmi Huseno (Anggota) Lahir di Tiku, Padang, 19 Oktober 1962. Lulusan Fakultas Psikologi (1989) dan Ekonomi (1996) dari Universitas Indonesia. Berkarir sebagai staf konsultan LM FE UI (1989-1995), staf pengajar FE UI Program Extension (1995-2005), Guest Lecturer MM FE UI (2005). Pengalaman kerja pada bidang human resources di LM FE UI (1995-2005), PT Bukit Muria Jaya (19992001), PT Artajasa Pembayaran Elektronik (2001-2004), PT Actual Potensia Mandiri (2005), dan sejak Juni 2005 bergabung dengan BSM. Telah mengikuti berbagai training dan seminar, termasuk Sertifikasi Manajemen Risiko oleh BSMR di Jakarta. 5. Achmad Fauzi (Anggota) Riwayat singkat dapat dilihat pada bagian Corporate Secretary. B. Rapat Komite Remunerasi & Nominasi Komite Remunerasi & Nominasi BSM telah melakukan rapat-rapat antara lain: 1. Pemilihan Pengurus/Direksi BSM. 2. Pembahasan Surat Keputusan Bersama tentang Pedoman & Tata Tertib Kerja Komite Remunerasi & Nominasi. 3. Kebijakan remunerasi bagi pegawai
Adapun ruang lingkup tugas dan tanggung jawab bidang nominasi yaitu menyusun dan/ atau memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris tentang: 1. Sistem dan prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Pengurus untuk disampaikan kepada RUPS. 2. Mengenai calon angguta Pengurus untuk sampaikan kepada RUPS; dan 3. Mengenai Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko.
yang diangkat menjadi Pengurus BSM. 4. Pembahasan kenaikan gaji bagi pegawai.
A. Riwayat singkat Komite Remunerasi 1. A. Noor Ilham (Ketua). Riwayat singkat dapat dilihat pada bagian Riwayat Singkat Dewan Komisaris. 2. Zainul Arifin (Anggota) Riwayat singkat dapat dilihat pada bagian Riwayat Singkat Dewan Komisaris. 3. Djakfarudin Junus (Anggota) Riwayat singkat dapat dilihat pada bagian Riwayat Singkat Dewan Komisaris.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 25
25
5/5/2008 11:01:59 AM
LAPORAN KOMITE PEMANTAU RISIKO
Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) merupakan prasyarat utama bagi kelangsungan dan pertumbuhan usaha yang berkesinambungan. Dalam mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik, Bank telah membentuk Komite Pemantau Risiko pada tanggal 27 Maret 2007 dan mulai menjalankan tugasnya pada bulan Juni 2007. Pembentukan Komite tersebut berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 Tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Bank Indonesia No.8/14/PBI/2006 Tanggal 5 Oktober 2006 serta Surat Edaran Bank Indonesia No.9/12/DPNP Tanggal 30 Mei 2007 masing-masing tentang Pelaksanaan Good Corporate Governanve Bagi Bank Umum.
1. Melakukan telaah Kebijakan Pembiayaan. 2. Menyusun Keputusan Bersama Direksi dan Komisaris PT Bank Syariah Mandiri tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Pemantau Risiko PT Bank Syariah Mandiri. 3. Melakukan telaah Kebijakan Investasi Surat Berharga. 4. Melakukan telaah penerapan manajemen risiko dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan manajemen risiko Bank.
Pembentukan Komite Pemantau Risiko diikuti dengan pengesahan Piagam Komite Pemantau Risiko berdasarkan Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris PT Bank Syariah Mandiri No.9/004-SKB/KOM-DIR tanggal 18 Juli 2007 tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja Pemantau Risiko. Sesuai dengan Pedoman dan Tata Tertib tersebut Komite Pemantau Risiko berfungsi membantu Dewan Komisaris melalui pemberian pendapat dan rekomendasi atas pelaksanaan kegiatan yang menjadi tugas pokoknya sebagai berikut: 1. Melakukan evaluasi tentang keseuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaannya. 2. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko. 3. Melakukan pemantauan dan evaluasi lainnya yang berkaitan dengan kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko Bank sesuai permintaan Dewan Komisaris. Dalam rangka menjalankan tugas pokok tersebut, selama tahun 2007 Komite Pemantau Risiko telah melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
26
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 26
5/5/2008 11:01:59 AM
PEMBAHASAN UMUM & MANAJEMEN
Kinerja perekonomian Indonesia sampai dengan akhir tahun 2007 menunjukkan perkembangan yang positif. Kondisi ini ditandai laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,3% (y.o.y) yang tertinggi sejak krisis moneter/ekonomi, serta stabilitas makro ekonomi yang terkendali. Sejalan dengan stabilitas nilai tukar serta laju inflasi yang terkendali (6,59% y.o.y), BI rate turun sebesar 25 bps pada akhir 2007 hingga mencapai level 8,0% atau sepanjang tahun 2007 BI Rate telah turun sebesar 175 bps. Langkah menurunkan suku bunga tersebut direspon positif pelaku pasar dan disambut baik oleh perbankan seperti tercermin dari menurunnya suku bunga pinjaman dan suku bunga simpanan. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia serta didukung stabilitas makro ekonomi sepanjang tahun 2007, sektor perbankan mengalami pertumbuhan yang lebih baik terhadap tahun sebelumnya. Berbagai indikator perbankan, seperti pertumbuhan kredit, kualitas kredit, profitabilitas dan permodalan menunjukkan perbaikan. Non Performing Loan (NPL) menurun, sementara Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat. Kondisi perekonomian yang kondusif tersebut, memberi peluang Bank Syariah Mandiri untuk tumbuh dengan signifikan. Puji syukur kepada Allah SWT, upaya kami menempuh strategi konsolidasi dan pertumbuhan dengan penuh kehati-hatian telah membuahkan hasil di tahun 2007. Berikut adalah pembahasan umum dan analisis manajemen mengenai perkembangan usaha BSM periode tahun 2006-2007. Bahasan ini disusun berdasarkan Neraca dan perhitungan Laba (Rugi) BSM untuk tahun buku 2007. Laporan Keuangan tersebut telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmaji, & Dadang dengan pendapat “Wajar Tanpa Pengecualian.”
A. Ikhtisar Data Keuangan Tabel 1: Ikhtisar data keuangan 2006 & 2007 Juta Rp. Audited
Audited
Pertumbuhan
31 Des.07
31 Des.06
1,407,194
1,079,546
327,648
30.35
1,197,274
934,420
262,853
28.13
Nominal
(%)
LABA (RUGI) 1 Pendapatan Operasional a Pendapatan Margin dan Bagi Hasil b Pendapatan Operasional Lainnya 2 Beban Operasional a Beban Bagi Hasil & Bonus
209,920
145,126
64,831
44.67
(1,240,127)
(978,714)
(261,413)
26.71
(529,388)
(473,754)
(55,634)
11.74
b Beban Penyisihan Kerugian Aktiva Produktif dan Komitmen/Kontijensi
(253,111)
(136,968)
(116,143)
84.80
(457,626)
(367,992)
(89,636)
24.36
167,067
100,831
66,235
65.69
1,116
(5,595)
6,711
601.34
5 Laba Sebelum Pajak
168,183
95,236
72,947
76.59
6 Laba Setelah Pajak
115,455
65,480
49,975
76.32
1 Total Aktiva
12,885,391
9,554,967
3,330,424
34.86
2 Total Aktiva Produktif
12,269,374
8,912,732
3,114,275
34.55
3 Pembiayaan Yang Diberikan
10,326,374
7,414,757
2,911,616
39.27
(345,964)
(267,580)
(77,855)
29.10
11,105,979
8,219,267
2,886,712
35.12
811,376
697,231
114,145
16.37
Audited
Audited
c Beban Overhead 3 Laba Operasional 4 Pendapatan (Beban) Non Operasional
NERACA
4 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif 5 Total Dana Pihak Ketiga 6 Total Ekuitas
Tabel 2: Aktiva Produktif Juta Rp. Pertumbuhan
31 Des.07
31 Des.06
1 Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)
670,000
780,000
(110,000)
(14.10)
2 Penempatan Pada Bank Lain
302,506
60,482
242,024
400,16
3 Surat Berharga
786,444
502,231
284,213
56.59
10,326,374
7,414,757
2,911,617
39.27
165,888
155,262
10,626
6.84
18,162
-
18,162
12,269,374
8,912,732
3,356,642
4 Pembiayaan 5 Rekening Administratif 6. Tagihan Lainnya Total
Nominal
(%)
37.66
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 27
27
5/5/2008 11:01:59 AM
1.
Pendapatan Operasional Realisasi Pendapatan Operasional sampai dengan akhir tahun 2007 mencapai Rp1.407.194 juta, meningkat 30,35% atau Rp327.648 juta dibandingkan pencapaian tahun 2006 sebesar Rp1.079.546 juta. Pendapatan Operasional tahun 2007 tersebut terdiri dari (Lihat Tabel 1): a. Pendapatan Margin dan Bagi Hasil. Realisasi Pendapatan Margin dan Bagi Hasil atas aktiva produktif sampai dengan akhir tahun 2007 mencapai Rp1.197.273 juta, meningkat 28,13% atau Rp262.853 juta dibandingkan pencapaian tahun 2006 sebesar Rp934.420 juta. Penyumbang terbesar pendapatan aktiva produktif berasal dari pembiayaan yakni Rp1.050.501 juta atau 87,74% sedangkan selebihnya sebesar Rp146.736 juta atau 12,26% berasal dari Surat Berharga dan Penempatan Pada Bank Lain. b. Pendapatan Operasional Lainnya. Realisasi Pendapatan Operasional Lainnya yang merupakan pendapatan fee based, sampai dengan akhir tahun 2007 mencapai Rp209.920 juta meningkat 44,67% atau Rp64.831 juta dibandingkan pencapaian tahun 2006 sebesar Rp145.126 juta.
Tabel 3: Sumber Dana dan Komposisi Juta Rp. Audited
Audited
Pertumbuhan
31 Des.07
31 Des.06
11,105,979
8,219,267
2,886,711
35.12
a Giro
1,845,774
2,058,994
(213,220)
(10.36)
b Tabungan
3,872,378
2,662,402
1,209,976
45.45
c Deposito
5,387,827
3,497,872
1,889,955
54.03
2 Penempatan dari Bank Lain
196,663
45,302
151,361
334.12
3 Surat Berharga yang Diterbitkan
400,000
200,000
200,000
100.00
32,000
32,000
0
0.00
339,573
361,167
(21,594)
(5.98)
1 Dana Pihak Ketiga
4 Pinjaman Subordinasi 5 Lainnya 6 Ekuitas Total
Nominal
(%)
811,376
697,231
114,145
16.37
12,885,391
9,554,967
3,330,423
34.86
Audited
Audited
Tabel 4: Pembiayaan Per Jenis Skim Juta Rp. Pertumbuhan
31 Des.07
31 Des.06
1 Murabahah
5,180,333
4,188,687
991,646
23.67
2 Mudharabah
2,339,676
1,119,112
1,220,564
109.07
3 Musyarakah
1,997,758
1,554,196
443,562
28.54
808,607
552,761
255,845
46.28
10,326,374
7,414,757
2,911,617
39.27
4 Lainnya Total
Nominal
(%)
Tabel 5: Pembiayaan Per Sektor Ekonomi Juta Rp.
2.
3.
28
Beban Operasional Seiring dengan peningkatan Pendapatan Operasional, maka demikian pula realisasi Beban Operasional meningkat dari Rp978.714 juta atau 26,71% dibandingkan realisasi tahun 2006 menjadi sebesar Rp1.240.127 juta pada tahun 2007. Laba Operasional Realisasi laba operasi selama tahun 2007 mencapai Rp167.067 juta, meningkat 65,69% atau Rp66.235 juta dibandingkan tahun 2006 sebesar Rp100.831 juta. Hal ini dikarenakan hasil peningkatan pendapatan operasional lebih tinggi dibandingkan peningkatan beban operasional pada tahun 2007.
Audited 31 Des.2007 Nominal
Share(%)
Audited 31 Des.2006 Nominal
Share(%)
Nominal (46,182)
(%)
1 Pertanian
397,412
3.85
443,594
2 Pertambangan
264,784
2.56
236,525
3.19
28,259
11.95
3 Industri
880,776
8.53
763,924
10.30
116,852
15.30
4 Listrik, Gas dan Air
5.98
Pertumbuhan (10.41)
159,278
1.54
2,991
0.04
156,287
5,225.24
5 Konstruksi
1,638,423
15.87
1,056,062
14.24
582,361
55.14
6 Perdagangan
1,105,634
10.71
1,096,720
14.79
8,914
0.81
554,037
5.37
542,071
7.31
11,966
2.21
3,685,242
35.69
2,046,192
27.60
1,639,050
80.10 (3.20)
7 Transportasi & Komunikasi 8 Jasa Dunia Usaha 9 Jasa Sosial 10 Lain-lain Total
502,847
4.87
519,491
7.01
(16,644)
1,137,941
11.02
707,187
9.54
430,754
60.91
10,326,374
100.00
7,414,757
100.00
2,913,408
39.29
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 28
5/5/2008 11:02:00 AM
4.
Laba Setelah Pajak BSM pada periode tahun 2007, berhasil menciptakan laba setelah pajak sebesar Rp115.455 juta, meningkat Rp49.975 juta atau 76,32% dibandingkan perolehan laba pada tahun 2006 sebesar Rp65.480 juta. Prestasi tersebut, disamping didukung oleh peningkatan volume aktiva produktif terutama portfolio pembiayaan juga didukung pelaksanaan efisiensi disegala bidang, tanpa mengurangi kualitas layanan.
Tabel 6: Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Juta Rp. Audited 1 ATMR 2 Modal Inti
Total Aktiva Total asset BSM per akhir tahun 2007 mencapai Rp12.885.391 juta, meningkat 34,86% atau sebesar Rp3.330.324 juta dibandingkan posisi akhir tahun 2006 sebesar Rp9.554.967 juta. Peningkatan total asset tersebut didukung pertumbuhan Dana Pihak Ketiga yang terdiri dari Giro, Tabungan dan Deposito Berjangka selama tahun 2007.
7.
Aktiva Produktif Total portfolio aktiva produktif per 31 Desember 2007 yang terdiri dari Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI), Penempatan Pada Bank Lain, Surat Berharga, Pembiayaan dan Rekening Administratif mencapai Rp12.269.374 juta, meningkat 34,55% atau sebesar Rp3.114.275 juta dibandingkan posisi akhir 2006 sebesar Rp8.912.732 juta. Pembiayaan yang diberikan merupakan komponen terbesar dari aktiva produktif yakni mencapai Rp10.326.374 juta atau dengan porsi 84,16% dari total aktiva produktif. Porsi pembiayaan di tahun 2007 sebesar 84,16%, meningkat atau lebih tinggi dibandingkan porsi pembiayaan di tahun 2006 yang mencapai 83,20%. Hal tersebut, menunjukkan BSM mampu meningkatkan fungsi intermediary, walaupun kondisi dunia usaha belum sepenuhnya pulih dan penuh tantangan (Lihat Tabel 2). Sumber Dana dan Komposisi Jumlah dana masyarakat yang berhasil dihimpun selama tahun 2007, meningkat 35,12% atau sebesar Rp2.886.711 juta, semula Rp8.219.267 juta per 31 Desember 2006 menjadi Rp11.105.979 juta per 31
31 Des.07
31 Des.06
Nominal
(%)
8,639,134
6,046,224
2,592,910
42.88
743,841
655,377
88,464
13.50
Modal Disetor
358,373
358,373
0
0.00
-
Cadangan Umum
206,993
206,993
0
0.00
-
Dampak Pengakuan Pajak Tangguhan
(9,808)
(9,114)
(694)
7.61
-
Laba Tahun-tahun Lalu
130,555
66,385
64,170
96.66
-
Laba (Rugi) Tahun Berjalan (50%)
-
Cadangan Umum PPAP (1,25% dari ATMR)
-
Pinjaman Subordinasi (Max.50% dari Modal Inti)
4 Jumlah Modal Inti dan Modal Pelengkap 5 CAR (%)
57,728
32,740
24,988
76.32
329,991
104,287
225,704
216.43
97,991
72,287
25,704
35.56
232,000
32,000
200,000
625.00
1,073,832
759,664
314,168
41.36
12.44
12.56
(0.13)
(1.04)
Tabel 7: Rasio Keuangan Utama Audited 31 Des.07 1 CAR
6.
Pertumbuhan
-
3 Modal Pelengkap
5.
Audited
Target 31 Des.07
12.44%
12.56%
2 APYD/AP
5.10%
6.08%
6.11%
3 NPF (Gross)
5.64%
6.94%
7.18%
4 NPF (Netto)
3.39%
4.64%
3.80%
5 ROA
1.53%
1.10%
1.02%
6 ROE
32.22%
18.27%
20.86%
7 BO/PO
81.34%
83.84%
88.78%
8 Cost Efficiency Ratio
49.41%
56.17%
57.63%
9 Net Revenue Margin
6.31%
5.63%
5.57%
92.96%
90.21%
102.00%
10 F D R
Desember 2007. Porsi dana murah (Giro, Tabungan) terhadap total dana masyarakat per 31 Desember 2007 sebesar 51,49%, menurun dibandingkan akhir tahun 2006 sebesar 57,44%. Penurunan porsi dana giro dan tabungan tersebut, disebabkan pemindahan dana setoran haji dari rekening giro ke deposito sebesar Rp974.340 juta atas nasabah Departemen Agama (Lihat Tabel 3). 8.
Audited 31 Des.06
Pembiayaan dan Komposisi a. Per Jenis Skim Portfolio pembiayaan per akhir tahun 2007 masih didominasi oleh pembiayaan dengan skim murabahah (jual-beli berbasis margin) sebesar 50,17%, namun secara bertahap terus mengalami penurunan dibandingkan posisi akhir
13.13%
tahun 2006 sebesar 56,49%. Dengan demikian, komposisi total skim mudharabah dan musyarakah (investasi berbasis bagi hasil) mengalami kenaikan dari sebesar 36,05% pada akhir tahun 2006 menjadi sebesar 42,00% pada akhir tahun 2006 (Lihat Tabel 4). b. Per Sektor Ekonomi Pada dasarnya, komposisi pembiayaan per sektor ekonomi relatif tidak banyak mengalami perubahan berarti kecuali untuk sektor Pertanian dan sektor Kontruksi. Sektor Pertanian mengalami penurunan cukup signifikan yakni dari 5,98% tahun 2006 menjadi 3,85% tahun 2007, sedangkan sektor Konstruksi mengalami kenaikan dari 14,24%
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 29
29
5/5/2008 11:02:00 AM
tahun 2006 menjadi 15,87% tahun 2007. Pergerakan share untuk sektor Jasa Dunia Usaha dan sektor Jasa Sosial, disebabkan adanya reklasifikasi badan usaha Koperasi yang semula dimasukkan dalam sektor jasa sosial disesuaikan ke sektor jasa dunia usaha. (Lihat Tabel 5)
ROE tahun 2006 sebesar 1,10%. 3.
4. 9.
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Jumlah Modal Inti dan Modal Pelengkap mengalami peningkatan sebesar 41,36% atau sebesar Rp314.168 juta, semula Rp759,664 juta per 31 Desember 2006 menjadi Rp1.073.832 juta per 31 Desember 2007. Peningkatan modal tersebut, karena disamping bertambahnya laba tahun lalu secara kumulatif serta perolehan laba tahun berjalan pada Modal Inti, juga karena penerbitan Subordinasi Note syariah sebesar Rp200.000 juta sebagai penambah pada Modal Pelengkap. (Lihat Tabel 6)
10. Modal Saham Modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp358.372.565 ribu untuk jumlah saham sebanyak 71.674.513 lembar atau sebesar 35,84% dari Modal Dasar sebanyak 200.000.000 lembar saham, dengan nilai nominal Rp5.000,- per- saham. B. Rasio Keuangan Utama 1. Capital Adequacy Ratio (CAR) Per 31 Desember 2007, Capital Adequacy Ratio (CAR) mengalami penurunan 0,12% dibanding tahun 2006. Walaupun Modal Inti dan Modal Pelengkap mengalami peningkatan, pertumbuhan aktiva produktif yang signifikan telah sedikit menekan CAR namun masih di atas batas minimal ketentuan Bank Indonesia sebesar 8,00%. 2.
30
ROE dan ROA Rasio Laba setelah pajak terhadap Equity rata-rata (ROE) 2007 sebesar 32,22% lebih tinggi 13,95% dibanding rasio ROE tahun 2006 yang mencapai 18,27%. Demikian pula dengan rasio Laba sebelum pajak terhadap Total Asset rata-rata (ROA) sebesar 1,53%, tahhun 2007 lebih tinggi 0,43% dibanding
5.
upaya peningkatan peran intermediary . (Lihat Tabel 7).
Net Revenue Margin (NRM) Sampai dengan akhir tahun 2007, rasio net revenue margin mencapai 6,31%, lebih tinggi 0,68% dibandingkan rasio NRM tahun 2006 sebesar 5,63%. BO / PO Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BO/PO) pada tahun 2007 sebesar 81,34% lebih rendah sebesar 2,50% dibandingkan rasio BO/ PO pada tahun 2006 sebesar 83,84%. Sebagaimana telah dijelaskan pada uraian laba usaha, hal tersebut merupakan hasil atas upaya gerakan efisiensi di segala bidang tanpa mengabaikan aspek layanan.
C. Tingkat Kesehatan Bank Bank melakukan self assessment Tingkat Kesehatan Bank sesuai Surat Edaran (SE) Bank Indonesia No. 9/24/DPbS tanggal 30 Oktober 2007, perihal: Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, untuk Laporan Keuangan per 31 Desember 2007. Nilai komposit Kesehatan Bank per 31 Desember 2007 adalah 2-A (Predikat Baik). D. Realisasi & Metode Penghitungan Bagi Hasil Realisasi dan metode penghitungan bagi hasil dapat dilihat pada Tabel 8.
FDR Financing to Deposits Ratio (FDR) per 31 Desember 2007 mencapai 92,96%, mengalami kenaikan sebesar 2,75% dibandingkan FDR akhir tahun 2006 sebesar 90,21%, yang berarti menunjukkan hasil
Tabel 8: Realisasi & Metode Penghitungan Bagi Hasil Periode Desember 2007 Juta Rp. Jenis Penghimpunan Dana
Saldo Rata-rata
Pendapt. Yg.Harus Dibagi Hsl.
Porsi Pemilik Dana Nisbah
Jml.Bonus
Indikasi rate
& Bg.Hsl.
of Return
1
Giro Wadiah
1,743,947
19,606
8.00%
1,568
1.07%
2
Tabungan Mudharabah
3,730,684
41,595
38.79%
16,136
5.19%
- Bank Syariah Mandiri (BSM)
3,311,034
36,905
40.09%
14,794
5.36%
301,310
3,368
21.73%
732
2.92%
- Pendidikan
54,598
610
51.97%
317
6.98%
- Berencana BSM
15,515
173
45.09%
78
6.05%
- Mudharabah Perush.
48,227
539
39.89%
215
5.35%
Deposito Mudharabah
5,372,609
60,058
54.98%
33,021
7.38%
a Rupiah
- Mabrur
3
5,163,157
57,717
56.20%
32,436
7.54%
- 1 bulan
3,373,844
37,715
54.86%
20,691
7.36%
- 3 bulan
1,023,690
11,443
58.59%
6,704
7.86%
- 6 bulan
412,012
4,606
59.44%
2,738
7.97%
- 12 bulan
353,611
3,953
58.26%
2,303
7.82%
209,452
2,341
24.99%
585
3.35%
- 1 bulan
185,127
2,069
24.99%
517
3.35%
- 3 bulan
11,523
129
24.81%
32
3.35%
- 6 bulan
4,862
54
25.93%
14
3.35%
- 12 bulan
7,940
89
24.72%
22
3.35%
b Valas
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 30
5/5/2008 11:02:00 AM
STRATEGI DAN KINERJA
A. Prospek & Tantangan Perkembangan ekonomi tahun 2007 yang relatif lebih baik, diperkirakan masih akan berlanjut hingga tahun 2008. Pertumbuhan ekonomi tahun 2008 diperkirakan berada pada kisaran 6,2% - 6,8% (yoy). Pertumbuhan tersebut diperkirakan bersumber dari perbaikan iklim investasi yang akan mendorong masuknya aliran Foreign Direct Investment, serta didukung optimalisasi pengeluaran anggaran pemerintah, pemberdayaan UMKM, reformasi sektor keuangan dan perbaikan infrastruktur. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2008 diperkirakan masih akan menghadapi beberapa risiko eksternal yang bersumber dari: (i) kenaikan harga minyak dan harga komoditas dunia; (ii) pertumbuhan ekonomi dunia yang
mengembangkan kapasitas inovasi bersamaan dengan penawaran proposisi values kepada target pasar.
melambat; (iii) gejolak pasar modal.
3. Memperbaiki dan mengendalikan kualitas portfolio aktiva produktif. 4. Meningkatkan portfolio pendanaan dengan penguatan consumer based. 5. Meningkatkan fee based income melalui pengembangan layanan jasa. 6. Mempertahankan permodalan bank sehingga CAR diatas 12%. 7. Meningkatkan pelayanan kepada nasabah melalui low cost distribution channel. 8. Mengembangkan teknologi informasi. 9. Menyempurnakan/memenuhi infrastruktur pengelolaan sumberdaya insani. 10. Menyempurnakan dan melengkapi infrastruktur manajemen risiko dan kepatuhan.
Berdasarkan perkiraan kondisi perekonomian Indonesia tahun 2008, industri perbankan syariah masih mengalami laju pertumbuhan yang relatif tinggi dibandingkan pertumbuhan perbankan nasional. Periode high growth perbankan syariah diperkirakan akan berlangsung hingga memasuki cycle kemapanan industri, dimana tingkat pertumbuhan industri perbankan syariah sejalan dengan industri perbankan nasional. Untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan yang tinggi secara berkesinambungan, industri perbankan syariah harus mengatasi beberapa tantangan diantaranya: (i) kondisi permodalan; (ii) kualitas sumber daya manusia; (iii) cakupan pelayanan; (iv) pemahaman masyarakat yang masih rendah.
Menghadapi lingkungan dunia usaha yang berubah tersebut rencana jangka pendek dan jangka menengah BSM masih bertumpu pada strategi dasar “Stable Growth Strategy” yang ditekankan pada (i) konsentrasi bisnis; (ii) pengembangan pasar; (iii) pengembangan produk; (iv) Inovasi berkesinambungan, yang selanjutnya diterjemahkan kedalam sepuluh prioritas kerja, yakni: 1. Meningkatkan portfolio pembiayaan dengan fokus pada segmen UMKM. 2. Mengembangkan produk pembiayaan consumer (car financing, home financing).
B. Rencana Jangka Pendek dan Menengah (Business Plan) Secara umum tantangan yang dihadapi perbankan syariah semakin kompleks dan beragam. Masuknya pemain baru di industri perbankan syariah baik melalui konversi, spin-off maupun pembukaan UUS telah meningkatkan suhu kompetisi perbankan syariah untuk merebut pangsa pasar dari sisi pendanaan maupun pembiayaan serta sumber daya manusia yang potensial.
C. Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan) Dalam jangka panjang, industri perbankan menghadapi perubahan kondisi dan lingkungan dunia usaha yang sangat komplek dan drastis akibat deregulasi, teknologi dan peningkatan kompetisi. Perubahan mendasar tersebut diantaranya adalah perubahan focus usaha bank dari spesialis ke multispesialis (universal banking), kecenderungan disintermediasi, perubahan sumber pendapatan dari interest based ke fee based income serta perkembangan teknologi informasi melalui electronic channel yang memungkinkan channel pelayanan bank semakin luas dan efisien.
Berdasarkan hasil kajian yang mendalam dan menyeluruh, strategi pengembangan bisnis perbankan syariah harus bertumpu pada upaya
Menghadapi perubahan industri dan lingkungan dunia usaha yang sangat cepat dan kompleks BSM memandang bahwa kinerja baik dalam
beberapa tahun terakhir tidak cukup. Dalam jangka panjang BSM tidak cukup hanya menjadi Good Company tetapi harus menjadi Great Company berdasarkan kriteria yang bertumpu pada tiga pilar: 1. Sustainable ROE > 20% 2. NPF < 2% 3. Growing Productifity per Employee Strategi jangka panjang BSM adalah pertumbuhan berkelanjutan yang bertumpu pada upaya meningkatkan kualitas layanan dan produk ke individu dan Usaha Kecil Menengah melalui Sumber Daya Insani, Kinerja dan Keahlian yang excellent. Untuk mewujudkan rencana tersebut BSM harus melakukan penguatan nilai-nilai yang diyakini dapat mendorong BSM menjadi Great Company, yakni: Excellence, Teamwork, Humanity, Integrity dan Customer focus (ETHIC). D. Kinerja Upaya BSM menempuh strategi konsolidasi dan pertumbuhan dengan penuh kehati-hatian selama tahun 2006 telah membuahkan hasil, utamanya berupa pertumbuhan kinerja positif selama tahun 2007 sebagai berikut: 1. Laba bersih naik 76,32% dibandingkan laba bersih tahun 2006 menjadi Rp115,46 miliar. 2. Total aset tumbuh 34,86% menjadi Rp12.885 miliar; menguasai 35,26% dari total aset perbankan syariah. 3. Total pembiayaan tumbuh 39,27% menjadi Rp10.326 miliar, menguasai 36,95% dari total outstanding pembiayaan perbankan syariah. 4. Jumlah dana pihak ketiga tumbuh 35,12% menjadi Rp11.106 miliar menguasai 39,65% dari total dana pihak ketiga perbankan syariah. 5. Rasio NPF netto membaik semula 4,64%. menjadi 3,39%. 6. FDR meningkat dari 90,21% menjadi 92,96% 7. Rasio efisiensi BO/PO membaik dari 83,84% ke 81,34%. 8. CAR relatif stabil dari semula 12.56% menjadi 12.44% sebagai hasil ekspansi usaha. BSM juga memanfaatkan kerangka pendekatan Balanced Scorecard untuk mengidentifikasi, mengkomunikasikan dan memfokuskan perhatian serta kegiatan seluruh unit kerja pada upaya pencapaian 10 prioritas kebijakan strategi usaha. Kerangka tersebut juga sangat membantu
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 31
31
5/5/2008 11:02:00 AM
BSM dalam membangun sistem penilaian yang konsisten, komprehensif dan transparan dalam mengevaluasi kemajuan BSM menuju visi yang telah ditetapkan. Implementasi 10 prioritas kerja tersebut menghasilkan perbaikan-perbaikan struktural dalam berbagai aspek, yaitu: 1. Aspek Pembiayaan dan Surat Berharga. Bank berhasil merealisasikan pertumbuhan pembiayaan sebesar Rp2.911,61 miliar atau 39,27% semula Rp7.414,75 miliar di akhir tahun 2006 menjadi Rp10.326 miliar di akhir tahun 2007; mencapai 104,54% dari target sebesar Rp9.878 miliar. Pertumbuhan pembiayaan tersebut disertai dengan upaya penguatan porsi portfolio pembiayaan nasabah UMKM dengan limit di bawah Rp10 miliar, penurunan konsentrasi debitur inti dan pengembangan pembiayaan konsumer. Porsi pembiayaan UMKM dengan limit di bawah Rp10 miliar meningkat semula 44,19% di akhir tahun 2006 menjadi 46,83% di akhir tahun 2007. Bank juga berhasil menurunkan tingkat konsentrasi debitur inti dengan menurunkan pembiayaan-pembiayaan berskala besar. Porsi 15, 25 dan 50 nasabah debitur terbesar terus menurun semula masing-masing 18,15%, 26,31%, dan 39,85%, di akhir tahun 2006 menjadi 16,79%, 23,34% dan 33,96% pada akhir tahun 2007. Sejalan dengan itu, jumlah debitur meningkat semula 32.388 debitur di tahun 2006 menjadi 44.420 debitur di tahun 2007 meningkat 37,58%. Pengembangan produk pembiayaan consumer (car financing, home financing) telah meningkatkan portfolio pembiayaan konsumer sebesar 57,96% semula Rp707,19 miliar di akhir tahun 2006 menjadi Rp1.117 miliar, sehingga porsi pembiayaan konsumer terhadap total pembiayaan meningkat, semula 9.54% tahun 2006 menjadi 10.82% tahun 2007. Bank juga berhasil merealisasikan pertumbuhan surat berharga syariah (obligasi) Rp284,2 miliar atau 56,59% dari semula Rp502,23 miliar di akhir tahun 2006 menjadi Rp786,44 miliar di akhir tahun 2007, mencapai 134,40% terhadap target sebesar
32
Rp585,14 miliar. 2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif (KAP). Bank berhasil memperbaiki KAP semula 6,08% di akhir tahun 2006 menjadi 5,10% di akhir tahun 2007. Realisasi KAP 5,10% tersebut lebih baik terhadap target 6,11% atau mencapai 116,53%. Rasio NPF gross dan netto tahun 2007 juga mengalami perbaikan masing-masing semula 6.94% dan 4,64% di akhir tahun 2006 menjadi 5,64% dan 3,39% di akhir tahun 2007. Realisasi NPF gross 5,64% dan NPF netto 3,39% di akhir tahun 2007 tersebut lebih baik terhadap target NPF gross 7,18% dan NPF netto 3,80% atau mencapai masing-masing 121,43% dan 110,79% terhadap target. Bank mengalokasikan biaya PPAP di tahun 2007 sebesar Rp252,71 miliar sehingga PPAP tersedia di akhir tahun 2007 menjadi sebesar Rp345,44 miliar atau 100,11% terhadap PPAP yang wajib dibentuk sebesar Rp345,05 miliar. PPAP tersedia Rp345,44 miliar tersebut terhadap NPF absolut sebesar Rp580,33 miliar sehingga cash coverageto NPF mencapai 59,52%. 3. Aspek Pendanaan. Sepanjang tahun 2007, Bank menggencarkan gerakan ”Grab” yaitu mengejar consumer funding untuk memperoleh dana-dana consumer memperkuat struktur pendanaan. Hasilnya, pada akhir 2007 Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri atas Giro, Tabungan dan Deposito, tumbuh sebesar Rp2.886,71 miliar atau 35.12%, semula Rp8.219,27 miliar di akhir tahun 2006 menjadi Rp11.106,98 miliar di akhir tahun 2007. Dana Pihak Ketiga tersebut menguasai 39.65% terhadap total dana pihak ketiga perbankan syariah. Pada
saat yang sama, porsi dana deposito (dana mahal) menurun semula 54,26% di akhir 2005 menjadi 42,56% di akhir 2006 lalu meningkat kembali menjadi 48.51%. Kenaikan porsi dana deposito di tahun 2007 disebabkan oleh perubahan kebijakan penempatan dana setoran haji Departemen Agama yang semula ditempatkan dalam bentuk giro menjadi produk deposito. Selain itu, gerakan ”Grab” sepanjang tahun 2007 berhasil meningkatkan pertumbuhan jumlah rekening konsumer secara signifikan sebanyak 274.833 rekening atau rata-rata sebanyak 22.903 rekening per bulan. Jumlah rekening Dana Pihak Ketiga telah menembus 1 juta rekening yakni 1.017.689 rekening. 4. Aspek Fee Based Income. Bank berhasil secara signifikan meningkatkan pendapatan fee based income semula Rp145,12 miliar di akhir tahun 2006 menjadi Rp209,96 miliar di akhir tahun 2007. Bank meningkatkan perolehan fee based income non administrasi pembiayaan sebesar 60,13% semula Rp75,56 miliar di tahun 2006 menjadi Rp120.99 miliar di tahun 2007. Porsi pendapatan fee based income tersebut terhadap pendapatan operasional juga terus meningkat semula 13,44% di tahun 2006 menjadi 14.88% di tahun 2007. 5. Aspek pengendalian BO/PO. Keberhasilan Bank merealisasikan pertumbuhan aktiva produktif dan perolehan fee based income dengan signifikan memberikan hasil berupa pendapatan operasional mencapai 108,27% atau Rp 1.407 miliar terhadap target Rp1.300 miliar. Sesuai dengan prinsip bagi hasil maka pelampauan pendapatan operasional terhadap target menjadikan biaya operasional meningkat
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 32
5/5/2008 11:02:09 AM
dan mencapai 103,90% atau Rp1.240 miliar terhadap target Rp1.194 miliar. Bank berhasil mengendalikan biaya operasional hanya 3,90% di atas anggaran, dilain pihak Bank berhasil meningkatkan pendapatan operasional 8,27% di atas target. 6. Aspek Manajemen Risiko. Bank menerapkan Enterprise Risk Management (ERM) yang berkesinambungan sebagai inisiatif strategis yang dikembangkan oleh Bank. ERM yang telah dilakukan pada tahun 2007 adalah: a. Pemutakhiran Manual Kebijakan dan Pedoman Operasional Penyempurnaan kebijakan, strategi, ketentuan dan prosedur operasional, termasuk fungsi, tugas, tanggung jawab, dan wewenang setiap pegawai/pejabat yang terkait dengan aktivitas operasional tertentu. b. Optimalisasi Organisasi Manajemen Risiko: 1). Pelaksanaan Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi didukung sepenuhnya oleh Divisi Manajemen Risiko dan divisi terkait lainnya. 2). Penetapan Direktur yang membidangi Penerapan Manajemen Risiko. 3). Pembentukan Komite Pemantau Risiko. 4). Pengembangan organisasi Komite Manajemen Risiko (KMR) berupa pembentukan working group KMR. c. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Risiko: 1). Penyusunan, penyempurnaan, dan pengembangan sistem aplikasi pelaporan pembiayaan online. 2). Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Risiko yang mampu memberikan informasi akurat dan tepat waktu atas profil risiko bank secara keseluruhan. d. SIMRIS (Syariah Mandiri Risk Information System) Dalam rangka mendukung penerapan manajemen risiko, Bank membangun SIMRIS yang merupakan sistem aplikasi manajemen risiko meliputi: risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko
operasional, risiko legal, risiko strategik, risiko kepatuhan dan risiko reputasi. e. Penetapan Limit Risiko Kebijakan limit risiko yang telah ditetapkan diantaranya adalah: 1). Limit kewenangan pemutus pembiayaan dan restrukturisasi. 2). Limit transaksi operasional cabang dan kantor pusat. 3). Limit transaksi dealer. 4). Limit portofolio pembiayaan. 5). Limit in house BMPK. 6). Limit portofolio rekanan bank (perusahaan penjaminan, asuransi kerugian, dan asuransi jiwa). Bank telah menyusun Laporan Profil Risiko (LPR), menguraikan profil risiko yang melekat pada aktivitas bisnis (inherent risk) dan Sistem Pengendalilan Risiko (SPR) berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/ PBI/2003 dan menghasilkan predikat risiko Bank adalah Moderat to Low. 7. Aspek Pelayanan Prima Kepada Nasabah. Untuk terus memberikan layanan terbaik kepada nasabah, Bank pada tahun 2007 telah membuka 58 jaringan layanan, meliputi 6 KCP&UPS, 8 KK, 35 KLS dan 9 Payment Point yang efisien dan efektif. Jaringan kantor BSM sampai dengan bulan Desember 2007 adalah 270 kantor dan tersebar di 24 propinsi dari 33 propinsi Indonesia. Sejak tahun 2006, Bank melakukan ekspansi jaringan kantor melalui kerjasama dengan Bank Mandiri yaitu terbentuknya Konter Layanan Syariah (KLS) yang berada di cabang-cabang Bank Mandiri. Hingga akhir tahun 2007 KLS yang telah dioperasionalkan berjumlah 48 KLS yang tersebar di kota-kota besar seperti Medan, Batam, Pekanbaru, Palembang, Jakarta, Tangerang, Bogor, Solo, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Pontianak, Makassar dan Palu. Jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun mencapai Rp185,4 miliar dengan rekening berjumlah 22.015 rekening. Sementara itu jumlah mesin ATM Bank adalah 63 unit ATM (58 unit On Site dan 5 unit Off Site), tumbuh 10 unit ATM terhadap tahun
2006. Kerjasama jaringan ATM BSM meliputi ATM Mandiri 2.899 unit, ATM Bersama 12.263 unit (include ATM Mandiri dan ATM BSM), ATM Prima 8.209 unit dan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) 5.326 unit. Periode tahun 2007, Bank telah memiliki beberapa produk unggulan berbasis e-teknologi, melengkapi produk SMSbanking yang telah diimplementasikan sejak tahun 2004. Produk-produk e-banking yang dibangun pada tahun 2007 tersebut adalah produk mobile banking berbasis GPRS (MBG) dan internet banking (BSMNet). Kedua produk tersebut dibangun dengan menggunakan switching SYAMs dan dikembangkan secara in-house. Melalui pengembangan produk tersebut, Bank memperoleh penghargaan e-Company Award 2007 versi majalah Warta Ekonomi. Kedua produk tersebut di atas melengkapi produk-produk yang memberikan kemudahan kepada nasabah dalam bertransaksi, seperti debit card yang tergabung dengan debit card Bank Mandiri dan debit card BCA, maupun kerjasama ATM dengan ATM Bank Mandiri, ATM Bersama dan ATM Prima. Dengan adanya kerjasama dengan ketiga penyelenggara transaksi ATM tersebut, Bank telah terhubung ke hampir seluruh bank di Indonesia, bahkan dengan bank di Malaysia melalui kerjasama dengan MEPS. Upaya peningkatan pelayanan melalui pengembangan jaringan kantor dan kualitas layanan berbasis sumberdaya manusia dan teknologi tersebut telah menjadikan Bank berhasil meraih penghargaan yaitu Indonesia Syariah Bank Loyalty Award peringkat I dari Mark-Plus & InfoBank. 8. Aspek Sumberdaya Manusia. Persaingan bank syariah yang semakin ketat membutuhkan sumberdaya manusia (SDM) yang memiliki kompetensi dan integritas tinggi. Sepanjang tahun 2007, Bank melaksanakan beberapa program untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas pegawai Bank, diantaranya: a. Memperbaiki paket Compensation
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 33
33
5/5/2008 11:02:09 AM
& Benefit bagi pegawai mengikuti perkembangan pasar. b. Memperbaiki struktur organisasi dan uraian jabatan (job description) sesuai dengan tuntutan bisnis. c. Me-refresh manajemen karir bagi pegawai berprestasi. Pada semester II tahun 2007, Bank merumuskan BSM Shared Values sebagai nilai-nilai utama Bank yang menjadi nilainilai setiap pegawai. Lima (5) nilai tersebut terdiri atas Excellence, Teamwork, Humanity, Integrity dan Customer Focus yang disingkat dengan akronim ETHIC. Sementara itu, untuk meningkatkan kompetensi pegawai, Bank telah membangun program pelatihan berbasis Competency Based Human Resources Managemet (CBHRM). Pada tahun 2007 BSM berhasil mengintegrasikan Learning Management System (LMS), Competency Based Human Resources Managemet (CBHRM) dan Human Resources Information System (HRIS) ke dalam program e-learning BSM. Jumlah pegawai yang mengikuti pelatihan melalui fasilitas e-learning meningkat dari 868 pegawai di tahun 2006 menjadi 2.080 pegawai di tahun 2007. Sementara itu, Bank menyelenggarakan pelatihan in-house 172 kelas yang diikuti 6.246 peserta dan mengirim pegawai mengikuti seminar/pelatihan 133 topik yang diiukuti 203 peserta sehingga ratarata pegawai BSM mengikuti 2,5 kali pelatihan di tahun 2007. Upaya peningkatan kualitas dan kompetensi pegawai melalui training telah mendorong peningkatan produktifitas pegawai yang diindikasikan dengan peningkatan laba usaha
34
sebelum pajak per pegawai semula Rp46,86 juta/pegawai di tahun 2006 menjadi Rp75,49 juta/pegawai di tahun 2007 atau naik 61,10%. Atas pelaksanaan program pengembangan sumberdaya manusia, Bank berhasil mendapatkan apresiasi dari Bank Indonesia pada Festival Ekonomi Syariah 2008 berupa penghargaan The Best Human Resources Development Award.
subnotes syariah sebesar Rp200 miliar dalam 3 (tiga) tahap, yaitu tahap pertama sebesar Rp105 miliar pada bulan Januari 2007, Rp65 miliar pada bulan Februari 2007 dan Rp30 miliar pada bulan April 2007. Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank pada akhir tahun 2007 masih dapat dijaga dengan baik pada rasio 12,44%.
9. Aspek Reengineer Core Banking System dan implementasi Business Continunity Plan (BCP). Upaya reengineer core banking system pada tahun 2007 belum dapat diimplementasikan. Kondisi ini disebabkan proses sinergi IT dengan Bank Mandiri yang dimulai sejak bulan Juni 2007 mengalami hambatan teknis yang tidak dapat diselesaikan sampai dengan akhir tahun 2007. Setelah melakukan kajian dari berbagai aspek dan dengan mempertimbangkan kebutuhan yang mendesak, Bank memutuskan untuk melanjutkan pengembangan core banking system dilakukan sendiri pada bulan Februari tahun 2008. Implementasi BCP dapat direalisasikan bersinergi dengan BM berupa pemanfaatan Disaster Recovery Center dan Data Center BM. 10. Aspek Permodalan. Untuk memperkuat permodalan, Bank memperoleh izin dari Pemegang Saham pengendali untuk menerbitkan subnotes syariah. Berdasarkan izin dari Bank Indonesia per tanggal 15 November 2006 vide surat No.8/2379/DPbS, Bank merealisasikan
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 34
5/5/2008 11:02:09 AM
SATUAN KERJA AUDIT INTERN (SKAI)
Kepercayaan seluruh stakeholder merupakan kunci pertumbuhan dan keberhasilan usaha. Untuk pengamanan atas kepercayaan stakeholder tersebut, Divisi Pengawasan Intern (DPI) memegang teguh komitmen dalam menjalankan fungsi Internal Audit demi memberikan jaminan (assurance) yang dilakukan dalam berbagai program dan kegiatan antara lain: 1. BSM telah mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum. Hal ini dituangkan juga dalam Piagam Audit Intern. Pelaporan hasil audit disampaikan kepada Direktur Utama, Direktur Kepatuhan dan Dewan Komisaris. Peran DPI sebagai salah satu pilar pendukung Good Corporate Governance, telah berjalan baik khususnya dalam mengawal prinsip akuntabilitas, independensi dan kewajaran pelaporan keuangan. 2. Selama periode tahun 2007, DPI telah berhasil mempertahankan standar ISO 9001:2000 Bidang Pengawasan Intern (Audit) yang diperoleh pada tanggal 26 Maret 2004 dan telah tertib lulus renewal assessment serta surveillance visit yang dilakukan oleh Lloyd’s Register Quality Assurance (LRQA) setiap 6 bulanan, yaitu pada tanggal 16-17 April dan 5 Oktober 2007. 3. Realisasi audit rutin tahun 2007 telah dilakukan pada seluruh Cabang dan Kantor Pusat serta beberapa kali melakukan audit khusus (investigasi) atas kasus-kasus yang mengemuka. Berbagai kewajiban pelaporan atas hasil-hasil audit telah ditindaklanjuti
4.
5.
6.
7.
8.
dengan baik, dan selalu dikoordinasikan dengan pihak–pihak yang berkepentingan (pembina sistem) sebagai langkah memberikan kontribusi perbaikan kinerja dan sistem kerja operasional BSM. Atas temuan, rekomendasi dan pemberian sanksi telah ditindaklanjuti oleh manajemen maupun Unit Kerja terkait. Selama tahun 2007, DPI dengan bimbingan Direktur Utama telah mengembangkan pelaksanaan audit berdasarkan pengukuran risiko (risk based audit) sehingga diharapkan dapat melaksanakan audit dengan lebih efisien dan efektif. Disampng itu DPI juga telah mengimplementasikan pengukuran pengendalian intern (ICS) pada setiap unit kerja yang diaudit dengan penilaian dampak dan frekuensi penyimpangan. Semakin rendah dampak dan frekuensi penyimpangan yang terjadi, akan dinilai ICS yang tinggi (predikat lebih baik). Peran serta DPI dalam membangun sistem pengendalian intern yang memadai telah semakin diperkuat diantaranya menjadi counterpart Komite Audit dan sebagai anggota tidak tetap Working Group Operasional. Penyempurnaan Pedoman Pengawasan Intern terus dilakukan yang intinya tetap mengacu pada PBI, perkembangan jenis transaksi dan jabaran perilaku yang harus dilakukan terkait implementasi corporate values BSM yang baru (ETHIC). Peran sebagai counterpart auditor ekstern telah berjalan dengan baik, dimana dalam tahun 2007 dilakukan audit oleh Bank Indonesia dan Bank Mandiri serta telah berjalan dengan baik.
9. Untuk lebih meningkatkan peran dan manfaat audit intern, DPI secara konsisten dan berkesinambungan mengembangkan peran kemitraan dengan auditee, antara lain melalui komunikasi yang efektif untuk membahas dan meindaklanjuti semua temuan audit sehingga auditee dapat memahami dengan sebaikbaiknya mengenai risiko penyimpangan yang ada.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 35
35
5/5/2008 11:02:20 AM
NILAI-NILAI PERUSAHAAN
Seiring pertumbuhan usaha yang terukur melalui berbagai indikator baku dunia perbankan, Bank Syariah Mandiri memiliki jaringan pelayanan dan kemitraan usaha yang terus bertambah, baik dari aspek cakupan wilayah maupun insan pelaksananya. Untuk menyelaraskan gerak dan langkah insan Bank Syariah Mandiri sehingga seluruh jajaran organisasi di semua wilayah operasional mampu memperjuangkan Visi dan Misi perusahaan, maka diperlukan acuan nilainilai perusahaan untuk dipahami, dihayati dan diimplementasikan secara konsisten, baik pada tataran perorangan maupun tim kerja secara keseluruhan.
Agar nilai-nilai bersama yang telah dirumuskan dan disepakati dapat dipahami, dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh insan Bank Syariah Mandiri dalam kehidupan berorganisasi, Tabel 9: Nilai-nilai Perusahaan ”ETHIC” Nilai (Shared Values)
Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak pertengahan 2005 yang lalu, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values ini secara resmi diluncurkan oleh Yuslam Fauzi, Direktur Utama Bank Syariah Mandiri, dalam acara Milad Bank Syariah Mandiri ke-8 pada tanggal 25 November 2007 di Jakarta. Shared Values Bank Syariah Mandiri terdiri atas: 1. Excellence (Imtiyaaz): Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan. 2. Teamwork (‘Amal Jamaa’iy): Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi. 3. Humanity (Insaaniyah): Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius. 4. Integrity (Shidiq): Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji. 5. Customer Focus (Tafdhiilu Al ‘Umalaa): Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan. Ke-5 nilai tersebut di atas di-akronim-kan menjadi ETHIC. Kata “ETHIC” sendiri berarti “set of moral principles” (himpunan prinsip-prinsip moral) sebagai tatanan perilaku mulia yang membentuk keunggulan insan BSM.
36
maka Shared Values Bank Syariah Mandiri diterjemahkan ke dalam perilaku-perilaku utama sebagai berikut: Lihat Tabel 9.
Perilaku Utama (Core Behavior)
Excellence (Imtiyaaz):
• Perfection: Berkomitmen pada kesempurnaan. • Ownership: Mengembangkan sikap rasa saling memiliki yang positif. • Prudence: Menjaga amanah secara hati-hati dengan selalu memperhitungkan risiko atas keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan. • Competence: Meningkatkan keahlian sesuai tugas yang diberikan dan tuntutan profesi bankir.
Teamwork (’Amal Jama’iy):
• Trust: Mengembangkan sikap saling percaya yang didasari pikiran dan perilaku positif. • Result: Memiliki orientasi pada hasil dan nilai tambah bagi stakeholders. • Respect: Menghargai pendapat dan kontribusi orang lain. • Effective Communication: Mewujudkan iklim lalu-lintas pesan yang lancar dan sehat, serta menghindari kegagalan dengan selalu meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Humanity (Insaaniyah):
• Sincerity: Meluruskan niat untuk mendapatkan ridha Allah. • Universality: Mengembangkan nilai-nilai kebaikan yang secara umum diterima oleh seluruh umat manusia. • Social Responsibility: Memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan sosial tanpa mengabaikan tujuan perusahaan.
Integrity (Shidiq):
• Honesty: Menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap perilaku. • Discipline: Melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan ketentuan dan tuntutan perusahaan serta nilai-nilai syariah. • Responsibility: Menerima tugas sebagai amanah dan menjalankannya dengan penuh tanggung jawab.
Customer Focus (Tafdhiilu Al-’Umalaa):
• Good Governance: Melaksanakan tata kelola organisasi yang sehat. • Innovation: Proaktif menggali dan mengimplementasikan ideide baru untuk memberikan layanan lebih baik dan lebih cepat dibandingkan kompetitor. • Customer Satisfying: Mengutamakan pelayanan dan kepuasan pelanggan.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 36
5/5/2008 11:02:29 AM
CORPORATE SECRETARY
Kelancaran proses tata-kelola perusahaan sebagai penggerak utama kegiatan operasional dalam rangka menjaga pertumbuhan dan meraih keberhasilan usaha memerlukan dukungan yang optimal dari keberadaan, peran dan fungsi Corporate Secretary. Hal ini selaras dengan dinamika perkembangan internal maupun eksternal. Pada tahun 2007, BSM menetapkan fungsi Corporate Secretary dirangkapkan kepada kepala Divisi Hubungan Korporasi & Hukum (DKH) dengan lingkup tugas-tugas pokok sbb: 1. Mengikuti perkembangan pasar dan kondisi eksternal BSM khususnya peraturanperaturan yang berlaku di bidang Perbankan Syariah. 2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas pemahaman BSM dan setiap informasi yang dibutuhkan pihak eksternal BSM yang berkaitan dengan kondisi internal dan/atau hal-hal khusus yang ingin diketahui publik. 3. Memberikan masukan kepada Direksi BSM untuk menjalankan ketentuan/ Undangundang yang berlaku antara lain tentang Perseroan, Obligasi, Saham Perbankan Syariah, Pasar Modal beserta peraturan pelaksanaannya. 4. Sebagai penghubung antara BSM dengan institusi eksternal yang mewakili masyarakat. 5. Mengingatkan Direksi BSM tentang tanggung jawabnya untuk melaksanakan GCG yang optimal sesuai tujuan perusahaan agar tercipta image perusahaan yang lebih baik dan meningkatkan laba perusahaan secara berkesinambungan.
6. 7.
Memastikan berjalannya fungsi Komisaris, Direksi, DPS dan Komite-Komite. Mengkoordinir Self Assessment & Pelaporan Pelaksanaan GCG BSM sesuai PBI, GCG dan Bapepam.
Corporate Secretary dijabat oleh Achmad Fauzi, lahir 4 November 1965. Lulusan Magister Hukum Bisnis dari Universitas Padjadjaran, Bandung. Karirnya dimulai dari Chase Manhattan Bank tahun 1989, kemudian di Bank Duta (1989-1990), Bank Putera (1990-1995), Bank IFI (1995-2005), dan sejak September 2005 bergabung dengan BSM. Telah mengikuti berbagai training dan seminar, termasuk Sertifikasi Manajemen Risiko oleh BSMR di Jakarta.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 37
37
5/5/2008 11:02:42 AM
PEMBIAYAAN KORPORASI
Pembiayaan Korporasi fokus pada sektor pembiayaan yang masuk dalam kategori menarik dan sangat menarik. Perusahaan yang dibiayai tidak terbatas pada BUMN namun juga pihak swasta dengan performance dan kinerja yang baik. Untuk mendukung penyaluran pembiayaan korporasi, BSM mendirikan unit kerja khusus yang menangani Sindikasi dan Club Deal, yaitu Desk Pembiayaan Khusus dan Sindikasi. Melalui pembentukan Desk ini, dengan tetap mendahulukan prinsip kehati-hatian, BSM diharapkan dapat menjadi penggerak pembiayaan sindikasi perbankan syariah untuk mendukung pembiayaan yang membutuhkan dana yang cukup besar. Penyaluran pembiayaan korporasi merupakan wujud komitmen BSM dalam mendukung program BI untuk mengakselerasi pertumbuhan bank syariah hingga mencapai 5% pada akhir tahun 2008. Dalam mendukung akselerasi tersebut, BSM akan menyalurkan pembiayaan terutama untuk sektor-sektor yang termasuk kriteria sangat menarik dan menarik seperti: Oil & Gas dan penunjangnya, Telekomunikasi, Pertambangan, Batubara dan penunjangnya, Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit serta Infrastruktur. Penyaluran ini akan dilakukan dengan tetap mempertahankan prinsip kehati-hatian. Selain itu penyaluran pembiayaan korporasi juga bertujuan untuk melayani nasabah korporasi yang kebutuhan finansialnya terus berkembang. Dengan pembiayaan korporasi, seluruh kebutuhan finansial nasabah tetap dapat dipenuhi melalui ”pintu” BSM.
38
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 38
5/5/2008 11:02:48 AM
PEMBIAYAAN USAHA MIKRO & KECIL
A. Pemberdayaan Usaha Mikro-Kecil Sektor usaha mikro dan kecil memiliki potensi yang besar, mengingat kehadiran mereka senantiasa mewarnai dinamika dunia usaha di seluruh Indonesia. Hanya sedikit dari mereka yang mampu membesarkan usahanya. Hal ini dikarenakan adanya alasan faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah lemahnya wawasan dan pengetahuan pelaku usaha mikro-kecil untuk mengakses pembiayaan bank, serta terbatasnya jaminan dan modal sendiri yang bisa disediakan oleh pengusaha mikro-kecil. Faktor eksternal adalah masih banyaknya ketidaksesuaian skim pembiayaan dengan kebutuhan nasabah mikro-kecil. Di samping itu, infrastruktur bank yang ada juga tidak siap untuk menjangkau nasabah mikro-kecil yang tersebar di banyak lokasi, sektor dan komunitas terkait dengan skala ekonomis pembiayaan. Kondisi demikian perlu disikapi secara positif dengan langkah pemberdayaan oleh perbankan. Dalam rangka meningkatkan pemberdayaan usaha mikro-kecil yang memiliki beberapa kendala tersebut di atas, maka strategi yang dilakukan BSM antara lain sebagai berikut: 1. Melakukan kerjasama (linkage) dengan LKMS, BPRS, BMT, KJKS/UJKS sebagai marketing arm BSM untuk menjangkau nasabah mikro-kecil yang lokasi usahanya diluar jangkauan outlet BSM. 2. Meningkatkan capacity building nasabah mikro-kecil dan mitra linkage agar lebih mampu dan dapat berkembang dalam melayani nasabah mikro-kecil. Untuk meningkatkan capacity building mitra linkage khususnya LKMS, BSM bekerja sama dengan Microfin, BMT Center dan Pinbuk dalam bentuk pelatihan, pendampingan dan supervisi.
3. Melakukan kerjasama dengan pemerintah dalam meningkatkan pembiayaan sektor mikro-kecil. 4. Melakukan kerjasama dengan NGO dan Business Development Services (BDS) untuk ikut serta berperan baik dalam peningkatan capacity building dalam bentuk pelatihan dan pendampingan maupun dana dan teknologi bagi usaha mikro-kecil. 5. Melakukan kerjasama pola kemitraan, BSM berfungsi sebagai fasilitator usaha mikro-kecil dengan pengusaha besar dalam pola kemitraan Inti-Plasma, di mana perusahaan inti menjamin pasar dan pendampingan teknologi. Misalnya inti-plasma dalam pembuatan furniture/ handy craft, di mana perusahaan inti menyediakan bahan baku dan pendampingan teknologi serta pasar. B. Skim Pembiayaan Mikro-Kecil Sebagai bank syariah yang memiliki misi keberpihakan kepada segmen ekonomi mikro dan kecil, Bank Syariah Mandiri (BSM) terus menerus berupaya untuk meningkatkan peranannya dalam pemberdayaan usaha mikro dan kecil melalui berbagai pembiayaan program. Pembiayaan program yang disalurkan oleh BSM merupakan kerja sama BSM dengan beberapa instansi pemerintah yakni Kementerian Koperasi, Departemen Kelautan dan Perikanan, Departemen Pertanian dan Kementerian Lingkungan Hidup. Skema pembiayaan program yang telah disalurkan oleh BSM selama tahun 2007 terdiri atas: 1. Pembiayaan dengan dana SUP 005 adalah pembiayaan untuk pengembangan usaha mikro dan kecil, dengan total plafon/ dana sebesar Rp200 miliar. Keikutsertaan
BSM dalam menyalurkan dana SUP 005 dalam rangka meningkatkan perkuatan akses permodalan usaha mikro dan kecil bagi kegiatan usaha produktif, merupakan salah satu bentuk peran serta wujud keberpihakan kepada segmen ekonomi mikro dan kecil sesuai dengan visi dan misi BSM. Penggunaan skema pembiayaan ini adalah untuk pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja. Jumlah usaha mikro dan kecil yang mendapat fasilitas dengan skim pembiayaan ini sebanyak 2996 nasabah; 2. Pembiayaan dengan Dana Bergulir Syariah (DBS), dengan total plafon/dana pembiayaan sampai saat ini sebesar Rp51,79 miliar. Skema pembiayaan ini merupakan keikutsertaan BSM dalam program kerja sama dengan Kantor Menteri Negara Koperasi dan UKM dalam memberdayakan usaha mikro melalui program Perkuatan Permodalan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) atau Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS) sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) dengan pola Dana Bergulir Syariah (DBS) yang tujuan akhirnya untuk memperkuat akses permodalan usaha mikro bagi kegiatan usaha produktif. Jumlah koperasi yang mendapat fasilitas pembiayaan dengan skema ini adalah sebanyak 563 koperasi; 3. Pembiayaan dengan dana DNS-KLH adalah pembiayaan program kerja sama antara BSM dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk pembiayaan usaha mikro dan kecil dengan memanfaatkan Debt for Nature Swap (DNS) di sektor lingkungan. Penggunaan pembiayaan DNS-KLH pada umumnya untuk pembiayaan investasi. Total plafon/dana untuk pembiayaan ini sebesar Rp22,10 miliar dengan nasabah saat ini sebanyak 17 nasabah, dan akan terus ditingkatkan pada masa mendatang. Jenis-jenis pembiayaan investasi yang dapat dibiayai dengan skema ini ialah: a. Peralatan pencegahan pencemaran: • Peralatan Produksi Bersih: energi efisiensi dan perubahan teknologi; • Peralatan pencegahan lapisan ozon.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 39
39
5/5/2008 11:02:48 AM
b. Industri daur ulang yaitu seluruh peralatan yang dapat digunakan untuk menghemat sumber daya alam dan mengurangi limbah (daur ulang limbah, plastik, logam dan kayu); c. End-of-pipe technologies: • Instalasi pengolahan air limbah; • Instalasi pengendalian pencemaran udara; • Instalasi pengolahan sampah. d. Peralatan laboratorium: • Peralatan untuk analisis emisi untuk perbaikan kendaraan bermotor; • Peralatan laboratorium untuk analisa kualitas lingkungan. e. Pergantian bahan baku yang lebih ramah lingkungan dan sertifikasi industri yang ramah lingkungan. 4. Pembiayaan khusus di sektor pertanian dengan memanfaatkan fasilitas SP-3 (Skema Pelayanan Pembiayaan Pertanian). Skema pembiayaan ini merupakan program kerjasama BSM dengan Departemen Pertanian untuk membantu petani/kelompok tani yang feasible usahanya namun tidak bankable karena agunannya kurang dengan menyediakan pencadangan risiko dan pembayaran jasa penjaminan pembiayaan. Penggunaan pembiayaan SP-3 adalah untuk pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja dengan target dan sasaran petani/peternak yang berada dalam skala usaha mikro dan kecil. Pembiayaan SP-3 diperuntukan bagi petani/peternak sebagai nasabah yang mempunyai usaha tanaman pangan, holtikultura, peternakan dan atau
40
perkebunan diantaranya yang tergolong: a. Perorangan/Individu; b. Berkelompok/Kelompok usaha; c. Gabungan kelompok yang berbadan hukum maupun bukan berbadan hukum. C. Mitra Pemberdayaan Mikro-Kecil Dalam rangka meningkatkan akses pembiayaan dan pengembangan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi, maka BSM ikut serta melaksanakan program penjaminan UMKMK yang melibatkan 5 (lima) Departemen, 1 (satu) Kementerian, 2 (dua) Lembaga Penjaminan Milik Negara dan 6 (enam) bank pelaksana, yaitu: 1. Departemen Keuangan Republik Indonesia; 2. Departemen Pertanian Republik Indonesia; 3. Departemen Kehutanan Republik Indonesia; 4. Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia; 5. Departemen Perindustrian Republik Indonesia; 6. Kementerian Negara Koperasi dan UMK Republik Indonesia; 7. Perusahaan Umum (Perum) Sarana Pengembangan Usaha; 8. PT (Persero) Asuransi Kredit Indonesia; 9. PT (Persero) Bank Mandiri Tbk; 10. PT (Persero) Bank Negara Indonesia Tbk; 11. PT (Persero) Bank Rakyat Indonesia Tbk; 12. PT (Persero) Bank Tabungan Negara; 13. PT Bank Syariah Mandiri; 14. PT Bank BUKOPIN Indonesia.
tersebut telah ditandatangani pada tanggal 9 Oktober 2007 oleh 6 (enam) Menteri, 2 (dua) Lembaga Penjamin dan 6 (enam Bank Pelaksana. Perjanjian Kerjasama Pelaksanaan Program juga telah ditandatangani BSM dengan Perum Sarana Pengembangan Usaha (PSPU) dan PT (Persero) Asuransi Kredit Indonesia pada tangal 1 Nopember 2007.
Memorandum of Understanding (MOU)
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 40
5/5/2008 11:02:49 AM
PEMBIAYAAN KONSUMER
Pembiayan konsumer di Indonesia tumbuh cukup pesat. Hal ini bisa dimaklumi karena Indonesia adalah sebuah negara dengan jumlah penduduk yang besar, dimana masyarakatnya masih terus ingin meningkatkan taraf hidupnya. Tentu saja, sebagai bank umum komersial, BSM melihat fenomena ini sebagai peluang untuk mengembangkan pembiayaan konsumer.
Salah satu channel distribusi pembiayaan konsumer adalah melalui Koperasi. Pembiayaan kepada koperasi terus tumbuh dengan baik dan memiliki NPF yang relatif rendah. BSM memberikan pembiayaan kepada koperasi sejak tahun 2003.
Untuk mengelola Pembiayaan Konsumer, BSM membentuk Divisi Pembiayaan Konsumer. Dengan adanya Divisi Pembiayaan Konsumer, diharapkan BSM menjadi pilihan utama bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan konsumer secara syariah. Untuk mengembangkan pembiayaan konsumer, BSM melakukan hal-hal sbb: 1. Mengembangkan produk pembiayaan konsumer (car financing, home financing, pembiayaan koperasi karyawan/implan, multijasa dsb); 2. Meningkatkan portfolio pembiayaan konsumer melalui kerjasama dengan developer, koperasi karyawan, perusahaan multifinance; 3. Mendorong pertumbuhan pembiayaan konsumer di Cabang; 4. Mengendalikan kualitas portfolio pembiayaan konsumer sehingga NPF netto kurang dari 0.5 %; 5. Sentralisasi pengelolaan pembiayaan konsumer yang terpadu dengan penerapan teknologi informasi untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah dan keandalan/akurasi data base.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 41
41
5/5/2008 11:02:58 AM
ELECTRONIC BANKING
Sasaran dari keberadaan unit Electronic Banking adalah sebagai salah satu upaya untuk mengoptimalkan distribution channel BSM dalam memberikan pelayanan sekaligus sebagai unit yang mampu memberikan kontribusi terhadap fee based income yang signifikan bagi bisnis BSM. Saat ini e-Banking Channel BSM meliputi ATM, Mobile Banking (SMS Banking & GPRS), BSM Net dan Call BSM dengan jumlah transaksi mencapai 8,5 juta transaksi di tahun 2007. Kontribusi layanan e-Banking Channel terhadap fee based income BSM selama tahun 2007 mencapai Rp11,4 miliar. Sampai dengan 31 Desember 2007 jumlah ATM BSM mencapai 63 unit yang tersebar di 21 propinsi dari 33 propinsi di Indonesia dengan jumlah transaksi mencapai 2,2 juta transaksi. Jaringan ATM BSM sampai dengan akhir tahun 2007 meliputi 12.263 jaringan ATM Bersama (termasuk ATM BSM & ATM Mandiri), 5.326 jaringan Malaysian Electronic Payment System (MEPS) dan jaringan ATM BSM terbaru yaitu ATM Prima yang diluncurkan pada bulan Oktober 2007 dengan 8.209 jaringan ATM.
User SMS Banking sampai dengan 31 Desember 2007 mencapai 6.084 user. Selama tahun 2007 layanan ini telah digunakan oleh 6.895 nasabah BSM dengan frekuensi mencapai 31.743 transaksi. Mobile Banking Channel yang diluncurkan pada pertengahan tahun 2007 dengan memanfaatkan teknologi berbasis GPRS sampai dengan akhir tahun 2007 telah digunakan oleh 12.400 nasabah BSM dengan frekuensi mencapai 35.790 transaksi. Pada triwulan ke-4 tahun 2007 diluncurkan BSM Net yang merupakan terobosan Electronic Channel terbaru BSM yang memanfaatkan teknologi internet. Sampai dengan akhir tahun 2007, BSM Net telah digunakan oleh 3.600 nasabah BSM dengan frekuensi mencapai 3.500 transaksi. Layanan Call BSM selama tahun 2007 mampu melayani 95.586 panggilan telepon. Call BSM merupakan layanan informasi 24 jam 365 hari nonstop.
Pengguna BSM Card tumbuh sebesar 30,83% di tahun 2007, dari 407.912 card holder di tahun 2006 menjadi 533.683 card holder. Transaksi yang dihasilkan mencapai 8,4 juta transaksi dengan volume sebesar Rp3,37 triliun. Komposisi BSM Card terdiri dari 32,84% BSM Card Reguler; 0,19% BSM Card Priority; 59,54% BSM Card Instant dan 7,43% BSM Card Co-Branding. Sampai dengan akhir tahun 2007 jumlah lembaga Co-Branding BSM Card mencapai 113 lembaga/institusi.
42
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 42
5/5/2008 11:03:02 AM
RESTRUKTURISASI
Dalam rangka menekan laju pertumbuhan NPF ditengah pertumbuhan pembiayaan yang cukup tinggi dan untuk lebih memfokuskan pada penanganan NPF, di bulan Juli 2007 manajemen berinisiatif memperkuat organisasi penanganan NPF dengan melakukan pemekaran pada Divisi Restrukturisasi (DRS) yaitu dengan membentuk Divisi Penyelesaian Pembiayaan (DPB). DRS berfokus kepada penanganan nasabah restrukturisasi sedangkan DPB berfokus kepada penanganan nasabah non restrukturisasi dan nasabah write off , serta memperkuat sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya. Selain inisiatif tersebut, manajemen juga melakukan upaya provision management melalui penguatan PPAP. Pada tahun 2007 nilai PPAP NPF telah meningkat sebesar 33%, yaitu dari Rp171,76 miliar pada tahun 2006 menjadi Rp227,96 miliar pada tahun 2007. Melalui upaya-upaya restrukturisasi, penagihan dan provision management serta dengan tetap memperhatikan azas pemberian pembiayaan yang pruden, pada tahun 2007 BSM telah berhasil menekan laju pertumbuhan NPF sehingga ratio NPF bank semakin rendah: • Laju pertumbuhan absolut gross NPF dapat ditekan pada tingkat 13% (ditengah pertumbuhan pembiayaan sebesar 39%), sehingga rasio gross NPF bank pada tahun 2007 turun menjadi 5,65% dari sebelumnya 6,94% pada tahun 2006. • Nett NPF absolut berhasil ditekan laju pertumbuhannya sebesar 3%, sehingga rasio nett NPF bank menurun pada tingkat 3,43% pada tahun 2007 dari sebelumnya 4,63% pada tahun 2006.
Keberhasilan pencapaian rasio nett NPF Bank Syariah Mandiri diakhir 2007 menjadi 3,43% tidak terlepas dari kontribusi dan keberhasilan upaya restrukturisasi dalam menekan laju pertumbuhan NPF bank. Strategi utama yang diterapkan dalam menangani nasabah NPF difokuskan pada tiga hal yaitu restrukturisasi, monitoring pasca restrukturisasi dan penagihan intensif. Restrukturisasi diberlakukan kepada nasabahnasabah bermasalah yang masih memiliki prospek usaha baik namun nasabah mengalami kesulitan dalam membayar kewajiban pembiayaannya. Setelah dilakukan restrukturisasi, terhadap kinerja nasabah dilakukan monitoring agar tetap terjaga baik. Penagihan kewajiban dilakukan secara intensif terhadap seluruh nasabah NPF, baik yang telah direstrukturisasi maupun yang belum direstrukturisasi. Sebagian nasabah yang ditagih secara intensif telah bersedia melunasi hutangnya. Strategi yang diterapkan BSM dalam mengendalikan NPF adalah dengan melakukan penagihan intensif dan exit policy terhadap nasabah NPF terbesar guna menurunkan exposure-nya, melakukan monitoring terhadap nasabah pasca restrukturisasi dan melakukan provision management guna memperkuat PPAP bank.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 43
43
5/5/2008 11:03:10 AM
PERBANKAN INTERNASIONAL
BSM memperoleh kepercayaan dari mitra koresponden domestik maupun internasional. Dukungan kepercayaan tersebut memungkinkan BSM untuk terus melayani kebutuhan nasabah untuk produk dan jasa treasury dan perbankan internasional seperti jasa transaksi ekspor impor (BSM L/C), jasa pengiriman/penerimaan valas (remittance), garansi bank (bank guarantee), standby L/C dan collection.
adalah terjadinya 1 kali transaksi jual beli (murabahah) langsung yaitu transaksi jual beli antara nasabah importir BSM dengan eksportir di luar negeri dimana BSM sebagai penerbit L/C merupakan pihak yang mewakili atau atas nama nasabah, namun dalam TSMF terdapat 2 murabahah yaitu antara financing bank (IDB) dengan BSM dan antara BSM dengan nasabah importir.
BSM telah menjalin hubungan dengan 300 bank koresponden. Jaringan kerja tersebut meliputi kerja sama dalam hal penyediaan fasilitas pengiriman uang bagi para tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri, fasilitas penarikan uang tunai bagi jemaah haji di tanah suci, dan fasilitas penyediaan financing transaksi letter of Credit (L/C).
Beberapa sektor bisnis yang sudah memanfaatkan BSM L/C Ekspor antara lain: furniture kayu, rotan, ukiran Jepara, produk kimia, batik dan rempah-rempah. Sedang BSM L/C Impor telah melayani transaksi berbagai sektor bisnis seperti: bahan baku penolong untuk produk kayu, produk besi baja seperti pipa untuk konstruksi anjungan migas, peralatan telekomunikasi, mesin cetak, bahan baku industri kimia, minyak bumi, elektronik, bahan baku gelas, mesin pembuat keramik, bahan penolong tekstil, pesawat terbang, suku cadang pesawat terbang, dan generator (genset).
Jaringan bank koresponden internasional yang terus diperluas serta ditunjang dengan fasilitas komunikasi SWIFT menjadikan BSM memperluas cakupan pelayanan transaksi perbankan internasional dengan cepat dan aman. Sebagai upaya dalam memenuhi kebutuhan financing untuk nasabah importir yang telah disesuaikan dengan skema syariah, maka BSM telah mengembangkan produk derivatif dari BSM L/C yaitu Islamic UPAS (Usance Payable At Sight) dan produk TSMF (Two Step Murabahah Financing). Khusus untuk pelayanan produk TSMF, BSM bekerjasama dengan Islamic Development Bank, Jeddah.
Negara tujuan ekspor/asal barang impor meliputi: Korea, Maroko, Singapore, China, Hongkong, Itali, Canada, Portugal, Malaysia, Taiwan, Denmark, Spanyol, Brasil, Belanda, Bangladesh, Pakistan, India, Vietnam dan Aljazair. Negara asal impor: Singapore, Italia, Taiwan, China, Hongkong, Jepang, Jerman, Amerika Serikat, Mesir, Swiss, Malaysia dan Canada.
Jika dalam skema BSM L/C yang secara umum
44
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 44
5/5/2008 11:03:24 AM
TEKNOLOGI INFORMASI
A. Peningkatan Pelayanan Pada akhir tahun 2007, BSM telah memiliki beberapa produk unggulan berbasis teknologi informasi, melengkapi produk SMS-banking yang telah diimplementasikan sejak tahun 2004. Produk-produk e-banking yang dibangun pada tahun 2007 tersebut adalah produk mobile banking berbasis GPRS (MBG) dan internet banking (BSM-Net). Kedua produk ini dibangun dengan menggunakan switching SYAMs, yang dikembangkan secara in-house. Melalui kedua produk tersebut, BSM memperoleh penghargaan e-Company Award 2007 peringkat 2 versi majalah Warta Ekonomi. Kedua produk tersebut di atas melengkapi produk-produk yang memberikan kemudahan kepada nasabah dalam bertransaksi, seperti debit card yang tergabung dengan debit card BCA dan debit card Bank Mandiri, maupun kerjasama ATM dengan ATM Prima, ATM Bersama dan ATM Bank Mandiri. Dengan adanya kerjasama dengan ketiga penyelenggara transaksi ATM tersebut, BSM telah terhubung ke hampir seluruh bank di Indonesia, bahkan dengan bank di Malaysia melalui kerjasama dengan MEPS. Untuk menerapkan corporate values BSM secara menyeluruh diperlukan dukungan teknologi yang efektif, tepat dan akurat. Salah satunya adalah meningkatkan layanan bertransaksi kepada nasabah selama 7x24 jam. Pada tahun 2007, BSM membuat beberapa terobasan untuk meningkatkan layanan kepada nasabah a.l.: 1. Standarisasi kecepatan layanan infrastruktur bandwidth menjadi 128 Kbps. 2. Utilisasi dan optimalisasi Disaster Recovery Center.
3. Menjaga keamanan data nasabah dengan baik, dengan dukungan storage management system. 4. Menyediakan tenaga helpdesk yang handal dan support 7x 24 jam. 5. Mengembangkan produk dan layanan jasa perbankan yang berbasis fee income: a. Pembangunan BSM-Mobile Banking GPRS: cek saldo, cek mutasi, pindah buku, transfer antar bank ATM bersama dan anggota prima, transfer via SKN (Sistem Kliring Nasional), ganti pin, bayar zakat/infaq. b. Pembangunan internet banking (BSM Net Banking): cek saldo, cek mutasi, pindah buku, transfer antar bank ATM bersama dan anggota prima, transfer via SKN, ganti pin, bayar zakat/infaq. c. Pembangunan Interkoneksi ATM Prima (ATM dan Debit): cek saldo, tarik tunai, transfer antar anggota prima, pembelian/ purchase. d. Pembangunan BSM-remittance (merchant trade-Malaysia): cek saldo, cek mutasi, pindah buku, transfer antar bank ATM bersama dan anggota prima, transfer via SKN, ganti pin. e. Pengembangan fitur PPBA (Pembayaran Pemindah Bukuan melalui ATM), yaitu: ATM BSM, ATM Bersama dan ATM Mandiri untuk pembayaran/payment PT Prudential. 6. Memfasilitasi kebutuhan nasabah dengan aplikasi pendukung, seperti: a. Virtual account; dibangun untuk melayani kebutuhan sistem tabungan anak sekolah (SD) dimana account-account tersebut sebagai virtual account, dan
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 45
45
5/5/2008 11:03:32 AM
akan di setorkan ke rekening induk yang ada di BSM. b. Micro finance (Koperasi) c. Multi finance d. Distributor miyak dan pelumas. Untuk mendukung pencapaian rencana kerja secara keseluruhan, BSM telah membangun fasilitas komunikasi yang terintegrasi yaitu SMS broadcast (BSM SMS Center). Dengan BSM SMS Center, komunikasi antar Direktorat dan cabang dapat tercipta dengan baik. Secara keseluruhan, layanan teknologi informasi yang tercipta didukung oleh security yang kuat dan prosedur yang baik.
5. Meningkatkan pelaksanaan Good Corporate Governance untuk proses e-bidding melalui aplikasi e-procurment. Untuk mempercepat pencapaian ”time to market”, BSM akan terus melakukan penyempurnaan dan pengembangan aplikasi dengan mengacu pada PBI No. 9/15/PBI/2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum, dan juga SOA (Service Oriented Architecture). Dengan penerapan SOA, diharapkan arsitektur teknologi dapat menitikberatkan pada layanan (services). Sehingga, pada tahun 2008 BSM akan menyediakan fungsionalitas yang inovatif kepada customer secepat mungkin, berkualitas tinggi dan cost-effective.
B. Penerapan Teknologi Tahun 2008, pengembangan teknologi mengutamakan pelengkapan fitur pada eBanking BSM yang telah dimiliki. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan “one stop shopping” kepada nasabah BSM dan kemudahan akses dengan pelayanan 7 x 24 jam dalam satu minggu. Selain itu, untuk meningkatkan performance, kecepatan, dan kualitas pelayanan akan dilaksanakan hal-hal sebagai berikut: 1. Meningkatkan bandwidth performance. 2. Melaksanakan re-engineering core banking system, terutama untuk mengantisipasi perubahan ketentuan PSAK syariah, penerapan Good Corporate Governance, penerapan ketentuan BASEL II sesuai dengan arahan Bank Indonesia, dan melakukan otomasi pelaporan-pelaporan untuk Regulator. 3. Meningkatkan keamanan data, terutama dalam melakukan transaksi pada frontliners dengan pengembangan verifikasi menggunakan pin. Dalam hal ini fungsi pinpad akan dilengkapi dengan berbagai fitur EDC (smart card). Dalam pelaksanaannya pengembangan akan dilaksanakan secara bertahap. Selain itu juga akan ditingkatkan keamanan bertransaksi melalui internet. 4. Meningkatkan fungsi dan performance Business Intelligent sehingga dapat menunjang percepatan unit bisnis dalam mengambil keputusan.
46
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 46
5/5/2008 11:03:37 AM
SUMBERDAYA INSANI
Untuk mempertahankan market share di industri perbankan syariah yang mengalami pertumbuhan sangat cepat, BSM membutuhkan strategi bisnis yang tepat dan didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten dan memiliki integritas yang baik. Untuk menjawab tantangan tersebut sepanjang tahun 2007 BSM melaksanakan beberapa strategi dan program, meliputi: 1. Pengembangan Struktur Organisasi & Uraian Jabatan Peningkatan aset dan perluasan jaringan BSM menuntut pengembangan struktur organisasi yang diiringi dengan pemetaan tanggungjawab dan penyusunan uraian jabatan pada setiap Unit Kerja. Pengembangan struktur organisasi dan uraian jabatan yang telah berhasil dilaksanakan pada tahun 2007 bertujuan: a. Memastikan implementasi strategi dan proses bisnis berjalan dengan baik. b. Memastikan kualifikasi jabatan telah sesuai dengan tuntutan bisnis perusahaan ke depan. Implikasi dari pengembangan struktur organisasi dan uraian jabatan tersebut adalah pemenuhan kebutuhan pegawai sesuai struktur oganisasi, jabatan dan kualifikasi yang dibutuhkan. Selain itu, program ini juga berhasil mendefinisikan KPI (Key Performance Indicator) bagi setiap pegawai yang merupakan derivasi dari Corporate Balanced Score Card. Untuk memenuhi kebutuhan pegawai tersebut, sepanjang tahun 2007 BSM telah melaksanakan program assesment bagi 337 pegawai terdiri dari 295 pegawai dari kelompok jabatan Pelaksana dan 42 pegawai
dari kelompok jabatan Manajer Muda untuk di promosikan memenuhi jabatan-jabatan pada struktur organisasi yang tersedia. 2. Manajemen Karir Pegawai Berprestasi Program akselerasi perbankan syariah yang dicanangkan oleh Bank Indonesia di akhir 2006 yang lalu membawa implikasi pada peningkatan kebutuhan SDM bank syariah di Indonesia. BSM mengantisipasi hal tersebut dengan mengembangkan strategi manajemen karir bagi pegawai berprestasi sehingga mereka mampu menunjukkan kinerja, kompetensi dan integritas yang tinggi serta tetap bertahan di BSM bahkan termotifasi meningkatkan kinerjanya. Strategi manajemen karir tersebut meliputi: a. Memprioritaskan proyeksi pemenuhan jabatan strategis bagi pegawai yang berprestasi. b. Menyempurnakan program kaderisasi kepemimpinan, yang terdiri dari: 1) Management Trainee Program. Program ini merupakan program khusus kaderisasi kepemimpinan yang berasal dari proses rekrutmen fresh graduate. Pada tahun 2007 program ini telah memasuki angkatan ke-7 dengan jumlah peserta sebanyak 34 orang. 2) Officer Orientation Program (OOP) Program ini adalah program khusus kaderisasi kepemimpinan yang berasal dari proses rekrutmen internal BSM. Program ini memberikan kesempatan kepada pegawai pelaksana (staff) untuk mengembangkan dirinya ke level jabatan yang lebih tinggi. Tahun 2007 peserta OOP sebanyak 295 pegawai yang diseleksi berdasarkan evaluasi kompetensi pegawai yang diproyeksikan
pada jabatan tertentu. 3. Meningkatkan Daya Saing Paket Remunerasi Pegawai Meningkatkan kesejahteraan pegawai BSM melalui perbaikan paket remunerasi guna mendukung akselerasi bisnis merupakan program yang telah dijalankan pada tahun 2007. Paket peningkatan kesejahteraan pegawai meliputi kenaikan gaji pokok dan tunjangan-tunjangan yang dikemas dalam bentuk Annual Guaranted Cash (AGC). Melalui proses perbandingan dengan pasar perbankan nasional (benchmarking) BSM menargetkan tingkat AGC yang diterima pegawai setara dengan rata-rata AGC pasar perbankan nasional. Klasifikasi kenaikan AGC pada setiap pegawai ditentukan berdasarkan pada risiko finansial, keahlian spesifik dan kelangkaan jabatan di pasar perbankan syariah nasional. Hal ini merupakan bagian dari strategi untuk meningkatkan loyalitas pegawai dan mempertahankan pegawai terbaik khususnya di Unit Bisnis. Selain kenaikan AGC, BSM juga memberikan insentif khusus bagi pegawai dan Unit Kerja yang memiliki kinerja terbaik melalui kompetisi antar pegawai dan antar Unit Kerja/Cabang. Insentif khusus tersebut diberikan kepada Unit Kerja/Kantor Cabang yang mampu melampaui target bisnis di bidang pembiayaan, pendanaan dan fee based income. Program ini terbukti mampu memacu kinerja pegawai dan menumbuhkan semangat kompetisi yang positif di lingkungan kerja BSM.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 47
47
5/5/2008 11:03:51 AM
4. Merevitalisasi Shared Values BSM Sudah diuraikan dalam Nilai-nilai Perusahaan. 5. Learning Center dan e-Learning Transformasi BSM dari ”Good to Great” harus di dukung oleh kapasitas SDM yang memadai yang secara terus menerus melakukan proses pengembangan. Mendukung proses pengembagan SDM di BSM sepanjang tahun 2007 telah dilaksanakan program dengan strategi sebagai berikut: a. Menyusun program pengembangan pegawai berbasis Competency Based Human Resources Managemet (CBHRM). BSM telah berhasil merumuskan Profil Kompetensi seluruh jabatan. Profil ini akan menjadi landasan bagi seluruh aktivitas pengembangan sumberdaya insani di BSM. Salah satu area pemanfaatan profil kompetensi ini adalah program pelatihan yang disusun untuk memenuhi standar kompetensi pegawai pada setiap jabatan di BSM. Secara garis besar program pelatihan di BSM terdiri dari tiga kelompok besar meliputi Core Training, Functional Training dan Role/Managerial Training. Melalui CBHRM proses Training Need Analysis (TNA) akan semakin mudah sehingga mampu mengidentifikasi kebutuhan pengembangan pegawai khususnya yang mendukung percepatan bisnis. b. Memfokuskan program pelatihan pada teknis/operasional perbankan syariah. Untuk menjawab perkembangan dan tantangan bisnis khususnya di bidang keuangan dan perbankan syariah, BSM membutuhkan banyak tenaga ahli yang menguasai teknis/operasional perbankan syariah. Baik di bidang pembiayaan, product development, treasury, risk management dan lainnya. Untuk menyediakan tenaga ahli tersebut maka fokus pelatihan BSM tahun 2007 adalah pada functional training (48%) yaitu pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi teknis perbankan syariah. Program pelatihan yang mendukung percepatan bisnis tersebut antara lain:
48
1) Workshop pembiayaan industri strategis (mis. Kelapa sawit, batubara, telekomunikasi, perkapalan, dll). 2) Pelatihan pembiayaan BSM Micro Financing. 3) Pelatihan BSM Branch Operation. 4) Sertifikasi Manajemen Risiko Level 1 – 5. 5) Mengirim pegawai BSM pada workshop/pelatihan/seminar dan forumforum perbankan baik di level nasional maupun internasional. c. Mengembangkan Program e-Learning BSM Program e-Learning BSM yang telah dimanfaatkan sejak tahun 2006 telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pada tahun 2007 BSM berhasil mengintegrasikan Learning Management System (LMS), Competency Based Human Resources Managemet (CBHRM) dan Human Resources Information System (HRIS) ke dalam Program e-Learning BSM.
d. Mengoptimalkan penggunaan Learning Centre BSM. Learning Centre BSM (LC BSM) yang telah diresmikan oleh Direktur Utama BSM pada bulan Juni 2006 telah dioptimalkan penggunaannya. Pada tahun 2007 LC BSM dilengkapi dengan jaringan untuk aplikasi perbankan syariah, INTRANET dan E-Learning. Kapasitas penggunaan LC BSM pada tahun 2007 mencapai hampir 100% x hari kerja (termasuk penggunaan di hari libur), untuk kegiatan Pelatihan, Workshop, Seminar Bisnis dan lainnya. Seluruh strategi dan program kerja yang telah dijalankan di tahun 2007 berhasil menghantarkan BSM mendapatkan apresiasi bergengsi dari Bank Indonesia pada Festival Ekonomi Syariah pada bulan Januari 2008 berupa The Best Human Resources Development Award.
Integrasi ketiga sistem tersebut kedalam program e-Learning BSM memberi manfaat sebagai berikut: 1) Memberi kemudahan dalam manajemen pengembangan dan pelatihan pegawai mulai dari proses administrasi, pengembangan kurikulum sampai dengan evaluasi pelatihan. 2) Sebagai pusat database pengembangan pegawai. 3) Memberi kesempatan belajar dan mengembangkan diri seluas-luasnya kepada pegawai BSM. 4) Efisiensi biaya dan efektifitas proses pengembangan dan pelatihan pegawai BSM. Program e-Learning tersebut merupakan wujud nyata keberhasilan BSM dalam mendidik dan mengembangkan pegawainya. Karena seluruh proses development Program e-Learning tersebut dilakukan oleh pegawai BSM tanpa melibatkan pihak konsultan eksternal. Hal ini juga terjadi pada proyek-proyek pengembangan aplikasi dan produk-produk lainnya di BSM.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 48
5/5/2008 11:03:52 AM
PEJABAT EKSEKUTIF DI KANTOR PUSAT
Divisi Pengawasan Intern
DPI
Edwin Iswan Siregar
Divisi Pembiayaan Korporasi & Investasi
DKI
Dadang Hernawan
Divisi Pembiayaan Komersial Pusat
DKP
Agus Salim
Divisi Pembiayaan Kecil, Mikro & Program
DKM
Budiardjo Suhodo
Divisi Pembiayaan Konsumer
DPK
Firman Sofyan
Divisi Pembiayaan Komersial Cabang
DKC
Subki Matsyah
Divisi Pengembangan Produk
DPP
Ivan Baruna
Divisi Dana, Treasury, Perbankan Internasional
DTI
Tutuy Guntara
Divisi Restrukturisasi
DRS
Hadi Purnomo
Divisi Penyelesaian Pembiayaan
DPB
Edison Sibarani
Divisi Pengembangan Jaringan
DPJ
Ary Bastari
Divisi Manajemen Risiko
DMR
M. Fanny Fansyuri
Divisi Kepatuhan
DKN
Priyo Prakoso
Divisi Perencanaan, Pengembangan & Manajemen Kinerja
DPM
Firman Djatnika
Divisi Sumberdaya Insani
DSI
Helmi Huseno
Divisi Sarana & Logistik
DSL
Priyono
Divisi Hubungan Korporasi & Hukum
DKH
Achmad Fauzi
Divisi Operasi & Akuntansi
DOA
Ateng Suhaeni
Divisi Sistim & Teknologi
DST
Roosita Abdullah
Desk Sisdur & Pengawasan
DSP
Purwoto
Desk Pembiayaan Khusus & Sindikasi
DKS
Siti Nurdiana
Staf Ahli Direksi
SAD
Eka B. Danuwirana
SKD - Perbankan Internasional
SKD-PI
Setyobudi Tariadi
SAD - Dana
SAD-DN
Solahuddin
SKD - Jaringan
SKD-JR
Uti Konsen
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 49
49
5/5/2008 11:03:52 AM
MANAJEMEN RISIKO
A. Enterprise Risk Management Penerapan Enterprise Risk Management (ERM) yang berkesinambungan merupakan inisiatif strategis yang dikembangkan oleh bank, dan diharapkan mampu meningkatkan kinerja bank sehingga menghasilkan value added bagi stakeholders. Program kerja ERM yang telah dilakukan pada tahun 2007 diantaranya adalah: 1. Pemutakhiran Manual Kebijakan dan Pedoman Operasional Untuk mendukung penerapan ERM yang efektif maka bank senantiasa melakukan pemutakhiran atas manual kebijakan dan pedoman operasional bank. Seluruh pegawai dan pejabat bank dibekali dengan manual kebijakan dan pedoman operasional untuk memberikan arah dalam menjalankan setiap aktivitas operasional bank baik di bidang pembiayaan, operasional dan jasa, tresuri dan investasi, penghimpunan dana, maupun aktivitas umum lainnya. Manual ini memuat kebijakan, strategi, ketentuan dan prosedur operasional, termasuk fungsi, tugas, tanggung jawab, dan wewenang setiap pegawai/pejabat yang terkait dengan aktivitas operasional tertentu. 2. Optimalisasi Organisasi Manajemen Risiko a. Pelaksanaan pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi didukung sepenuhnya oleh Divisi Manajemen Risiko dan divisi terkait lainnya dengan cara memfasilitasi, mengembangkan, dan menyempurnakan berbagai laporan terkait manajemen risiko, diantaranya: Laporan Pembiayaan bulanan, Laporan Profil Risiko Bulanan, Monitoring Kinerja Perusahaan, dan sebagainya. b. Penetapan Direktur yang secara khusus membidangi Penerapan Manajemen Risiko agar upaya implementasi manajemen risiko dapat dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi dengan baik. c. Pembentukan Komite Pemantau Risiko yang berfungsi melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan strategi dan
50
Gambar: Kerangka Enterprise Risk Management (ERM)
KERANGKA PENGEMBANGAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT
IT Infrastructure Risk Analytics
Corporate Governance Strategy
Transparency Risk Transfer
Portofolio Mangement
kebijakan manajemen risiko yang telah ditetapkan. d. Reorganisasi Komite Manajemen Risiko (KMR) melalui pembentukan working group KMR yang membidangi Asset & Liability (ALMA) dan Pembiayaan, dan working group KMR yang membidangi Operasional. Working group KMR ini beranggotakan kepala satuan kerja kantor pusat yang terkait langsung pada aktivitas ALMA, pembiayaan, dan operasional bank. 3. SIMRIS (Syariah Mandiri Risk Information System) Dalam rangka mendukung penerapan manajemen risiko agar efektif, efisien dan terpadu maka BSM membangun SIMRIS. SIMRIS merupakan sistem aplikasi manajemen risiko yang meliputi: risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko operasional, risiko legal, risiko strategik, risiko kepatuhan dan risiko reputasi. (Lihat Gambar 1 & 2). Selain bertujuan untuk menyediakan informasi yang up to date mengenai profil risiko bank, kedepan SIMRIS juga diharapkan mampu menyajikan informasi mengenai jumlah modal yang harus dialokasikan (capital charge) untuk masingmasing risiko yang dihadapi bank.
4. Penetapan Limit Risiko Dalam rangka mitigasi risiko maka penetapan limit risiko merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk menyesuaikan eksposur risiko dengan modal yang dimiliki bank. Kebijakan limit risiko yang telah ditetapkan diantaranya adalah: a. Limit wewenang memutus pembiayaan dan restruktur, termasuk penetapan akreditasi kewenangan pemutus pembiayaan. b. Limit transaksi operasional. c. Limit transaksi dealer. d. Limit portofolio pembiayaan untuk sektor ekonomi dan produk tertentu. e. Limit in house BMPK. f. Limit portofolio rekanan bank (perusahaan penjaminan, asuransi kerugian, dan asuransi jiwa). 5. Pengembangan Perangkat Analisis Pembiayaan Guna mendukung pertumbuhan pembiayaan yang sehat dan memberikan return yang optimal maka sangat diperlukan infrastruktur pembiayaan yang memadai dan handal. Untuk itu bank telah melakukan: a. Pengembangan Rating & Scoring System. b. Pengembangan Rating Sektor Industri; c. Penyempurnaan Nota Analisa Pembiayaan (NAP). d. Kajian Prospek Sektor/Subsektor Ekonomi. B. Perhitungan Modal untuk Meng-cover Risiko Perhitungan kecukupan modal untuk mengcover eksposur risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional dilakukan guna menilai tingkat kemampuan dan ketahanan bank dalam menghadapi risiko-risiko tersebut sebagai akibat kegiatan bisnis bank. Proses pengukuran risiko dan alokasi modal yang dibutuhkan untuk masing-masing jenis risiko tersebut adalah: 1. Risiko Pasar Pengelolaan risiko pasar difokuskan pada risiko yang timbul karena pergerakan nilai tukar dan tingkat imbal hasil pada portfolio
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 50
5/5/2008 11:03:52 AM
banking book bank. Bank tidak memiliki portofolio trading book karena karakteristik usaha perbankan syariah yang tidak memperkenankan kepemilikan portofolio untuk tujuan diperdagangkan, melainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan transaksi nasabah. a. Risiko Imbal Hasil Bank terpengaruh secara langsung oleh risiko imbal hasil (rate of return risk), yang merupakan risiko kegagalan bank dalam menyeimbangkan imbal hasil yang diperoleh dari earning asset dengan imbal hasil yang diharapkan nasabah penyimpan dana. Volatilitas suku bunga pasar akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap ekspektasi nasabah terhadap imbal hasil yang akan diterima oleh nasabah. Oleh karena itu bank senantiasa memperhatikan suku bunga yang berlaku di pasar sebagai salah satu acuan dalam menetapkan kebijakan dan strategi price dana dan pembiayaan yang kompetitif. Risiko imbal hasil yang melekat pada banking book terdapat dalam pos pembiayaan, Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI), dana pihak ketiga (giro, tabungan dan deposito). Untuk mengukur sensitivitas Net Rate of Return Income (NRRI) terhadap perubahan tingkat imbal hasil pasar, bank menggunakan metodologi Repricing Gap, yang memberikan nilai EaR (Earning At Risk), yaitu dampak perubahan NRRI akibat perubahan tingkat imbal hasil. Untuk menentukan sensitivitas perubahan nilai ekuitas akibat perubahan imbal hasil, bank menggunakan Duration Gap, yang memberikan nilai CaR (Capital at Risk), yaitu dampak perubahan nilai ekonomis ekuitas akibat perubahan tingkat imbal hasil dengan melakukan rate shocks sebesar 200 bps dalam time bucket tertentu dimana CaR Rupiah dan valas untuk periode satu tahun masing-masing adalah sebesar 0,62% dan 0,04% dari ekuitas.
Gambar 1: Layar Utama Sosialisasi SIMRIS
Gambar 2: Menu Aplikasi
Bank juga melakukan simulasi untuk menghitung sensitivitas pendapatan dan nilai ekuitas bank terhadap perubahan imbal hasil dalam kondisi ekstrim (stress test), sehingga dapat dilakukan mitigasi secara memadai. b. Risiko Nilai Tukar Bank melakukan pengukuran eksposur risiko nilai tukar dalam rangka menilai kecukupan modal yang harus disediakan (Capital Charge) untuk mengcover risiko pasar akibat perubahan nilai tukar atas
posisi yang dimiliki bank. Posisi valuta asing bank didominasi valuta US Dollar yang terdiri atas dana pihak ketiga, rekening antar kantor pasiva dan antar bank pasiva, serta antar bank aktiva dan rekening antar kantor aktiva. Penyaluran pembiayaan dan penempatan dana valas dibiayai dari sumber dana valuta yang sama, disamping itu bank hanya melakukan transaksi valuta asing secara spot dan tidak diperkenankan melakukan kontrak perdagangan lainnya.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 51
51
5/5/2008 11:03:53 AM
Pengelolaan risiko nilai tukar dilakukan melalui penetapan limit transaksi tresuri, limit Posisi Devisa Neto (PDN), dan pengukuran risiko nilai tukar, serta tingkat sensifivitas bank terhadap risiko nilai tukar. Pengukuran risiko nilai tukar dilakukan berdasarkan standardized model yang ditetapkan Bank Indonesia, dan perhitungan internal model, yaitu Value at Risk (VaR) untuk kepentingan pengelolaan risiko internal bank. Sensitifitas risiko pasar diukur dari rasio kelebihan modal bank terhadap potential loss akibat perubahan nilai tukar. Rasio sensitifitas risiko pasar (nilai tukar) bank per Desember 2007 adalah sebesar 143.257,90% yang menunjukkan bank memiliki kelebihan modal yang cukup untuk meng-cover potential loss akibat perubahan nilai tukar yang mempengaruhi portofolio valuta asing yang dimiliki bank. Bank selalu memelihara PDN untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang menyaratkan PDN secara konsolidasi untuk semua mata uang asing tidak boleh melebihi 20% modal (modal inti dan modal pelengkap). PDN bank per Desember 2007 adalah sebesar 1,76% dari modal. c. Risiko Likuiditas Bank terus meningkatkan dan mengembangkan manajemen likuiditas yang efektif dan efisien untuk mengatur kesesuaian jangka waktu antara aset dengan kewajiban, baik on balance sheet maupun off balance sheet. Kebijakan pengelolaan risiko likuiditas mencakup pemeliharaan cadangan likuiditas yang optimal, penetapan strategi pendanaan serta pemeliharaan akses bank ke pasar terkait pemenuhan likuiditas. Likuiditas bank terbagi atas primary reserve dan secondary reserve. Bank memelihara likuiditas untuk memenuhi kebutuhan operasional harian dan memenuhi kebutuhan tak terduga, seperti adanya penarikan uang dalam jumlah besar. Bank memelihara primary
52
reserve dalam bentuk Kas, Giro Wajib Minimum (GWM), dan Giro di bank lain. Sesuai ketentuan Bank Indonesia, bank wajib memelihara GWM secara harian minimum sebesar 5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) Rupiah (untuk bank syariah yang memiliki FDR ≥80%) dan minimum 3% dari DPK valas. Per Desember 2007 bank memelihara GWM sebesar 6,62% untuk Rupiah dan 3,84% untuk valas. Secondary reserve bank ditempatkan dalam SWBI dan penempatan kepada bank lain dalam bentuk deposito dan Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (SIMA) yang berjumlah Rp855 miliar atau 7,70% dari DPK. 2. Risiko Kredit Pengelolaan risiko kredit bank terutama diarahkan untuk mendorong ekspansi pembiayaan yang sehat dan mengelola pembiayaan yang telah diberikan agar terhindar dari penurunan kualitas atau menjadi Non Performing Financing (NPF). Dalam rangka meningkatkan pengendalian terhadap risiko kredit, bank melibatkan unit independen yang terpisah dari unit bisnis/ pengelola pembiayaan, untuk melakukan kajian risiko suatu usulan pemberian pembiayaan yang dituangkan dalam bentuk opini risiko. Opini risiko mencakup identifikasi potensi risiko yang melekat pada seluruh aspek beserta mitigasi risiko yang diajukan guna meminimalisir risiko yang mungkin timbul. Opini risiko tersebut berfungsi sebagai bahan pertimbangan Komite Pembiayaan dalam memberikan keputusan pembiayaan. a. Kebijakan dan Pedoman Pembiayaan Kebijakan dan Pedoman Pembiayaan Bank Syariah Mandiri disusun dengan memperhatikan visi dan misi, kebutuhan bisnis, prinsip kehati-hatian. Bank secara berkesinambungan melakukan kaji ulang dan pemutakhiran kebijakan dan pedoman pembiayaan untuk menyesuaikan dengan perkembangan bisnis bank, kondisi ekonomi makro, dan perubahan regulasi pemerintah atau BI.
b. Pengelolaan Pembiayaan dalam Portofolio Pengelolaan pembiayaan yang hatihati dilakukan dalam seluruh tahapan proses kegiatan, mulai dari usaha mendapatkan calon nasabah sampai dengan pembiayaan diselesaikan/lunas. Prospecting calon nasabah dilakukan dengan mempertimbangkan target market sesuai rencana bisnis bank. Untuk itu bank telah menentukan arah dan prioritas penyaluran pembiayaan melalui kajian prospek bisnis industri, penetapan rating sektor/ sub sektor ekonomi/bidang usaha, dan penetapan limit portofolio. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan ekspansi pada sektor yang prospektif guna menghindari konsentrasi risiko yang terlalu tinggi pada suatu sektor ekonomi atau segmentasi tertentu. Dalam proses persetujuan pemberian pembiayaan digunakan sistem scoring dan rating. Sistem scoring digunakan dalam pembiayaan konsumer untuk menentukan secara cepat kelayakan suatu permohonan yang diajukan oleh nasabah perorangan. Sistem risk rating yang digunakan untuk pembiayaan komersial bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko nasabah sebagai dasar untuk meyakini bahwa tingkat risiko pembiayaan tersebut dapat diterima/tolelir. Penerapan risk rating tools ini digunakan pula sebagai dasar penentuan price pembiayaan dalam bentuk risk premium. Untuk memelihara kualitas portofolio bank secara konsisten melakukan tindakan pengawalan agar pembiayaan yang telah disalurkan tetap aman dan menghasilkan. Pengawalan tersebut dilakukan melalui kegiatan monitoring secara intensif terhadap perkembangan usaha nasabah dan pemenuhan kewajiban nasabah kepada bank. Terhadap nasabah yang usaha dan kualitas pembiayaannya baik bank dapat lebih didorong perkembangannya. Sedangkan bagi nasabah yang usaha dan kualitas pembiayaannya menurun
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 52
5/5/2008 11:03:53 AM
bank segera meningkatkan intensitas pembinaan/pengawasan agar terhindar dari pembiayaan bermasalah. 3. Risiko Operasional Manajemen risiko operasional dimulai dengan proses identifikasi terhadap kejadian risiko (risk event) yang terjadi pada setiap unit kerja. Kejadian risiko operasional dikategorikan menurut faktor penyebabnya, yaitu manusia, proses, sistem, dan eksternal. Proses manajemen risiko operasional selanjutnya adalah melakukan pengukuran risiko operasional bank wide. a. Identifikasi risiko Bank telah mengembangkan dan menerapkan proses identifikasi risiko melalui Risk and Control Self Assessment (RCSA) sehingga setiap unit kerja dapat melakukan assessment (penilaian) sendiri terhadap risikorisiko yang dihadapinya. Proses RCSA dilakukan pada kantor pusat dan beberapa cabang yang ditetapkan sebagai sampel yang representatif untuk mewakili populasi di wilayahnya masing-masing. Selain melaksanakan RCSA pada setiap unit kerja, bank juga melakukan identifikasi risiko operasional pada setiap produk, aktivitas baru, dan perubahan suatu proses/aktivitas bank yang signifikan. b. Pengukuran Risiko Pengukuran risiko operasional menggunakan berbagai sumber data yang berkaitan dengan kejadian risiko meliput data: RCSA, ORMIS, Sistem Informasi Kepatuhan (SIK), dan Laporan Hasil Audit (LHA) internal. Pengukuran risiko operasional dilakukan dengan mengombinasikan antara frekuensi kejadian risiko dengan dampak yang ditimbulkan.
risiko operasional dengan pendekatan Basic Indicator. Berdasarkan hasil pengukuran risiko operasional dengan menggunakan Basic Indicator Approach diketahui bank perlu mengalokasikan sebesar Rp110,67 miliar atau 10,30% dari total modal bank. d. Bussiness Continuity Plan dan Disaster Recovery Plan Bank senantiasa berpotensi berhadapan dengan jenis dan intensitas gangguan terhadap sistem, infrastruktur, dan bisnis yang dapat mengganggu kelangsungan bisnis bank secara normal. Atas dasar itu, bank harus memiliki pedoman dan prosedur yang mengatur langkah-langkah yang perlu diambil oleh suatu unit kerja agar tetap mampu menjalankan kegiatan operasionalnya dalam keadaan darurat. Bank telah memiliki pedoman dan prosedur tertulis terkait dengan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh setiap unit kerja sebelum, selama dan setelah terjadi disaster sehingga kontinuitas operasional bank dapat tetap terjaga dengan baik. Pedoman dan prosedur tersebut terdokumentasi dengan baik melalui kebijakan Bussiness Continuity Plan (BCP) dan Disaster Recovery Plan (DRP). Bank juga telah memiliki Disaster Recovery Center (DRC) yang terintegrasi dengan DRC Bank Mandiri yang merupakan tempat penyimpanan back up/cadangan core banking system, sehingga apabila terjadi disaster bank tetap dapat menjalankan operasionalnya dengan baik.
C. Laporan Profil Risiko Bank telah menyusun Laporan Profil Risiko (LPR) yang menguraikan profil risiko yang melekat pada aktivitas bisnis (inherent risk) dan Sistem Pengendalilan Risiko (SPR) yang dimiliki bank. LPR menguraikan 8 (delapan) jenis risiko, yaitu; risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko strategik, risiko reputasi dan risiko kepatuhan (berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003) yang terkandung di dalam delapan jenis aktivitas fungsional bank. Kedelapan jenis aktivitas fungsional tersebut adalah aktivitas Pembiayaan, Treasuri dan Investasi, Operasional dan Jasa, Pembiayaan Perdagangan, Teknologi Sistem Informasi (TSI) dan Sistem Informasi Manajemen (SIM), Sumber Daya Insani dan Aktivitas Umum. Format dan cakupan Laporan Profil Risiko meliputi: 1. Ringkasan Penilaian Profil Risiko Berupa tabel yang memuat laporan tentang tingkat dan trend seluruh eksposur risiko yang relevan. 2. Analisis Tingkat dan Trend Risiko Uraian secara singkat mengenai alasan utama perubahan Tingkat dan Trend Risiko dibandingkan dengan Penilaian Risiko periode sebelumnya, baik per jenis risiko yang relevan maupun penilaian risiko secara keseluruhan. 3. Penilaian Risiko Bank Uraian tentang pelaksanaan review yang dilaksanakan selama 3 bulan terakhir (periode sebelumnya) termasuk fokus dan prioritas penilaian. Uraian secara lebih lengkap dilakukan apabila terdapat hasil penilaian yang bersifat signifikan atau mempengaruhi kondisi keuangan Bank, khususnya permodalan.
c. Perhitungan kecukupan modal untuk meng-cover risiko operasional Bank telah melakukan perhitungan kecukupan modal untuk mengcover
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 53
53
5/5/2008 11:04:02 AM
4. Tindak Lanjut Hasil Penilaian Risiko Bank Uraian tentang hasil dan rekomendasi penilaian yang ditindaklanjuti secara efektif melalui tindakan korektif (corrective actions), lengkap dengan penjelasan mengenai penyebab tindakan korektif harus dilaksanakan. 5. Pendapat Satuan Kerja Audit Intern Uraian tentang hasil penilaian oleh SKAI terhadap laporan profil risiko triwulanan. Uraian cakupan audit yang akan dilaksanakan pada periode berikutnya termasuk uraian mengenai fokus, prioritas dan permasalahan audit (pelaksanaan corrective actions, perubahan organisasi, sistem & prosedur baru). 6. Ringkasan Matriks Risiko. Ringkasan Matriks Risiko merupakan uraian pendukung untuk menghasilkan laporan profil risiko termasuk uraian profil risiko masing-masing aktivitas fungsional (business unit) dan uraian analisis (kesimpulan) risiko kepatuhan. Pengisian matriks risiko disesuaikan dengan hasil identifikasi dan penyebutan aktivitas fungsional disesuaikan dengan yang ada pada Bank.
pegawai yang telah siap mengikuti ujian sertifikasi manajemen risiko; 2. Melakukan training internal sertifikasi manajemen risiko dan try out untuk memaksimalkan persiapan ujian sertifikasi dimaksud. 3. Mengikutsertakan seluruh pegawai bank dari level officer sampai dengan Dewan Komisaris dalam Ujian Sertifikasi Manajemen Risiko (USMR) yang diselenggarakan oleh Badan Sertifikasi Manajemen Risiko.
Berdasarkan LPR per Desember 2007 diketahui bahwa sebagian besar risiko inheren berada pada posisi moderat dan sistem pengendalian risiko berada pada posisi strong sehingga secara keseluruhan profil risiko bank berada dalam posisi moderat dengan trend menurun. D. Program Sertifikasi Manajemen Risiko Dalam rangka meningkatkan kompetensi sumber daya insani terkait penerapan manajemen risiko dan memenuhi ketentuan Bank Indonesia No.7/25/PBI/2005 tentang Sertifikasi Manajemen Risiko bagi Pengurus dan Pejabat Bank Umum, maka hal-hal yang telah dilakukan selama tahun 2007 adalah: 1. Membuat modul sertifikasi manajemen risiko dan test online dalam aplikasi e-learning yang dapat diakses oleh seluruh pegawai. Test online diselenggarakan bank untuk menyaring
54
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 54
5/5/2008 11:04:12 AM
KEPATUHAN & PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH
A. Fungsi dan Pengawasan Kepatuhan Penerapan fungsi kepatuhan di BSM telah dilaksanakan sejak akhir 1999 (sesuai aturan BI No.1/9/PBI/1999) dengan menetapkan salah satu Direksi menjadi Direktur Kepatuhan yang dalam kegiatan sehari-hari dibantu oleh Divisi Kepatuhan (DKN) dan Pengawas Kepatuhan & Prinsip Mengenal Nasabah (PKP). Sejalan dengan pemberlakuan peraturan BI terutama tahun 2001 (Know Your Customer Principles-KYC), tahun 2006 (Good Corporate Governance-GCG) dan tahun 2007 (Tingkat Kesehatan Bank Syariah), maka peran dan fungsi DKN menjadi lebih dioptimalkan dimana beberapa aktifitas pokok DKN dan PKP diantaranya meliputi: Pemutakhiran Kebijakan Kepatuhan dan Reorganisasi DKN; Penyajian Corporate Compliance Index; Branch/Division Compliance Index; Compliance Review atas ketentuan eksternal; Compliance Certificate atas keputusan pembiayaan, penempatan dana, pengadaan; Gerakan Clean dengan spirit penegakan Zero Defect; Pengelolaan Catatan Tindakan Koreksi dan Pencegahan (CTKP); Compliance Opinion & Note untuk keputusan corporate BSM; Pemberlakuan Compliance Procedure Cabang; Internalisasi Perilaku PATUH (Compliance Behavior); Compliance Risk Index; GCG dan Code of Conduct Index; Penguatan Unit Kerja Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (UKPN); KYC Index untuk Cabang dan Divisi; Pembangunan Arsitektur Sistem Informasi Kepatuhan (ASIK); Penggunaan Regulation Index dan PKP Performance.
Tabel 10: Pengukuran Compliance BSM No.
Parameter Pengukuran
Periode (Triwulan/Semester) Triw I Triw II Triw III Triw IV
1
Corporate Compliance Index (CCI)
4.67
4.56
4.51
4.60
2
Compliance Risk Index (CRI)
5.00
5.00
5.00
4.97
3
Compliance Certificate (CC)
82.23%
94.66%
96.70%
92.96%
Compliance Self Assessment (CSA)
82.31%
89.77%
85.53%
92.78%
87.97
87.25
87.03
85.85
4
Zero Defect (ZD)
5
Regulation Index (RI)
6
Branch Compliance Index (BCI)
7
KYC Index
8
Keterangan Cukup Patuh Risiko Rendah Terpenuhi Terpenuhi Cukup Patuh
-
100.00
89.75
89.82
Cukup Patuh
86.01
85.25
84.87
81.75
Cukup Patuh
-
-
84.93
79.73
Baik
Semester I
Semester II
80.76
81.00
GCG Index
memenuhi ketentuan BI. 2. Pelaksanaan prinsip kehati-hatian (Prudential Banking Practices) yang mencakup KPMM, BMPK, PPAP, PDN dan KAP telah dipenuhi. 3. Berbagai pedoman operasional telah memperhitungkan perkembangan regulasi dan tuntutan pasar. 4. Komitmen kepada BI, telah dipenuhi a.l. pelaksanaan fungsi audit intern telah mematuhi SPFAIB (di-review 3 tahunan oleh lembaga independen), sistem akuntansi mengikuti PSAK 59 Syariah (dan terus disempurnakan dengan PSAK 101 tahun 2008). 5. Pelaporan kepada pihak ketiga termasuk BSM sebagai emiten, telah di laksanakan sesuai regulasi. 6. Peluncuran produk/jasa baru BSM selalu mengikuti fatwa DSN dan dimintakan opini DPS terlebih dahulu. 7. Pelanggaran (kasus) yang sifatnya berpotensi mengganggu jalannya
Diskripsi profil tingkat Compliance BSM untuk periode tahun 2007 sebagai berikut (Lihat Tabel 10).
operasional BSM selalu diproses, ditindak lanjuti langkah perbaikannya. 8. Pengukuran tingkat kepatuhan BSM selalu dikaji untuk penyempurnaannya.
BSM dinilai oleh BI sebagai bank yang beroperasi secara sehat dan tumbuh berkembang pesat, namun tetap prudent serta sesuai prinsip syariah. Terhadap seluruh ketentuan eksternal yang berlaku telah dipatuhi dan belum ada sanksi hukum pelanggaran bagi BSM, tercermin: 1. Penilaian kinerja Direktur Kepatuhan telah
Secara rutin, DKN memanfaatkan wallpapper pada personal computer (PC) di kantor pusat dengan menayangkan compliance campaign secara bertahap berupa pesan-pesan guna membangun budaya kepatuhan yang diharapkan dapat dimulai dari jajaran divisi-divisi. Di samping itu, pendistribusian standing table ke seluruh unit kerja terus dikembangkan diantaranya berisikan
Baik
Perilaku PATUH (Empat Tepat & Tujuh Utuh). Lihat Gambar 4 dan Gambar 8. Dalam pemastian tingkat kepatuhan unit kerja (Cabang/Divisi) telah dilaksanakan pengawasan kepatuhan berkesinambungan dan dibuat beberapa pengujian maupun pengukuran yang digunakan untuk meningkatkan kualitas kepatuhan BSM, a.l.: 1. Pengukuran Branch Compliance Index (BCI); mengukur tingkat kepatuhan Cabang terhadap ketentuan yang telah ditetapkan mulai dari aspek organisasi sampai dengan ketertiban pelaksanaan reading & discussion (R/D). Lihat Grafik 1. 2. Pengujian (checklist) kepatuhan atas pengelolaan pembiayaan, penempatan dana dan pengadaan barang & jasa ditingkatkan dengan target coverage mendekati 100% dan penerbitan Compliance Certificate (CC) bagi objek review yang compliant. Sertifikasi dilakukan oleh Direktur Kepatuhan dimana teknisnya dapat dikuasakan kepada DKN dan PKP (Lihat Grafik 2). Sertifikasi dilakukan sendiri (Compliance Self Assessment/ CSA) oleh unit bisnis (untuk nilai objek Rp100 juta ke bawah). Prosentase CSA adalah jumlah objek yang telah disertifikasi dibandingkan dengan seluruh pembiayaan yang seharusnya terbit CSA (Lihat Grafik 3). 3. Penilaian Zero Defect (ZD), mengukur kinerja berdasarkan defect pengelolaan operasional yang dapat diminimalisasi, sekaligus guna
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 55
55
5/5/2008 11:04:16 AM
Gambar 3: Pin Gerakan Zero Defect
Grafik 1: Branch Compliance Index (BCI) 86,04
Penurunan terjadi karena pengaruh 85,25
rumusan baru yang lebih ”ketat”, disamping
84,87
kompleksitas kegiatan dan jaringan yang 81,75
meningkat, akan tetapi awareness Cabang terhadap pentingnya ”kepatuhan” masih perlu ditingkatkan kontinyu.
Trw I
Trw II
Trw III
Trw IV
sasaran perusahaan/organisasi dalam lingkup corporate yang difokuskan melalui penguatan sistem kepatuhan di DKN dalam bentuk program kerja (inisiatif strategis) tahunan. Realisasi pencapaian target dimonitor rutin untuk memastikan keberhasilan kinerja kepatuhan.
Grafik 2: Compliance Certificate (CC)
Coverage CC
CC Terbit
Coverage CC (prosentase) jumlah objek yg disertifikasi. Adapun CC yg terbit berarti telah complied dgn pengujian/ syarat & aturan yg berlaku
Grafik 3: Compliance Self Assessment
menurunkan/menihilkan (decreasing/zero) penyimpangan dan diutamakan fraud terjaga zero. Gerakan ZD didukung oleh 4 pilar pokok yaitu Sistem Informasi Manajemen Risiko (SIMRIS)/Operational Risk Management Information System (ORMIS), Say No To Fraud, Reward & Punishment dan PKP Empowerment. (Lihat Grafik 4 dan Gambar 3) Jumlah penyimpangan terus diturunkan (dinihilkan) melalui peningkatan peran PKP. Unit-unit kerja dengan jumlah penyimpangan terbanyak diberi pembinaan dari Manajemen.
56
Meningkatnya jumlah rata-rata penyimpangan jika dibandingkan dengan awal tahun dikarenakan semakin “rapatnya jaring” jenis/ penggolongan penyimpangan dan optimalnya pengawasan. (Lihat Grafik 5). B. Sistem Kepatuhan Cakupan dari pelaksanaan Sistem Kepatuhan BSM melalui DKN, meliputi: 1. Rencana Kerja dan Anggaran Divisi (RKAD) Tahunan Bertujuan mendukung pencapaian
2. Pengujian (review) Kepatuhan DKN melakukan pengujian kepatuhan (compliance review) terhadap setiap ketentuan yang akan diberlakukan BSM serta membuat kajian terhadap ketentuan eksternal (Peraturan BI, fatwa Dewan Syariah Nasional/DSN dan regulasi terkait lainnya). Selain itu DKN memberikan opini kepatuhan (compliance opinion) melalui Direktorat Kepatuhan terhadap keputusan yang akan diambil manajemen yang berpengaruh terhadap kebijakan strategik dan operasional BSM. Disamping itu, senantiasa mendorong unit kerja terkait untuk melakukan pemutakhiran terhadap ketentuan existing agar sesuai dengan ketentuan yang baru dikeluarkan oleh pihak eksternal. 3. Kebijakan, SE, SOP dan Pedoman Kepatuhan Menindaklanjuti ketentuan yang baru diberlakukan oleh regulator (terutama PBI), jajaran unit kerja kantor pusat BSM secara rutin membuat Kebijakan, Pedoman, Surat Edaran maupun Standar Operating Procedure untuk diterapkan oleh unit kerja terkait. Untuk monitoring serta kontrol kepatuhan, maka DKN dan PKP di Unit Kerja melaksanakan tugas early warning (ex-ante) dengan mengawasi dan mengawal prudensialitas operasional tersebut sesuai standar Pedoman Kepatuhan.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 56
5/5/2008 11:04:16 AM
4. Sistem Informasi Kepatuhan (SIK), Folder di Intranet dan Sosialisasi SIK telah mulai dikembangkan sejak tahun 2005 dan tidak saja digunakan oleh DKN dan PKP, akan tetapi seluruh jajaran pegawai BSM dalam melaksanakan tugasnya juga dapat menggunakan SIK sebagai compliance knowledge based. Mekanisme komunikasi dan informasi kepatuhan yang ada di dalam SIK dapat digambarkan sebagai berikut: a. Pengawasan rutin kepatuhan Cabang maupun kinerja PKP dilaksanakan melalui aplikasi dalam SIK yang online dan real time. Melalui aplikasi ini maka kejadian yang bersifat fraud dapat lebih awal disampaikan oleh PKP. b. SIK direalisir atas dasar Arsitektur SIK (ASIK) dengan dukungan penuh dari Divisi Sistem dan Teknologi (DST) yang terus dikembangkan tahun demi tahun. Dalam rangka meningkatkan produktivitas usaha, seluruh sarana komunikasi yang ada baik berupa sistem komunikasi maupun output (email/intranet) yang dihasilkan oleh sistem milik BSM akan dapat link dengan SIK, pada tahun 2008. Penggunaan sarana kerja paperless di BSM diupayakan dapat lebih terarah dan lebih terjamin dari sisi keamanan data. (Lihat Gambar 5) c. Sarana penyampaian dan pemahaman atas ketentuan internal maupun eksternal BSM menggunakan media sosialisasi tertulis dan intranet (a.l. folder Bank SE, UU dan Fatwa DSN). d. ASIK didukung oleh 5 pilar penting yakni Corporate Prudentiality, Computerized Activities, Self Compliance Identification, Shari’a Compliance dan Compliance Management Information System. Implementasi sepenuhnya seluruh pilar ASIK berupa berjalan optimalnya SIK, diperkirakan terealisir pada akhir 2008.
Grafik 4: Nilai (score) Zero Defect:
Grafik 5: Jumlah Penyimpangan yang Terjadi:
Gambar 4: Poster Kampanye Perilaku Patuh
5. Compliance Procedure Guna menjaga efektifitas pelaksanaan Kebijakan Kepatuhan serta untuk mencegah timbulnya penyimpangan
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 57
57
5/5/2008 11:04:21 AM
Gambar 5: Front Page Media Komunikasi SIK
prosedur, maka digunakan tools prosedur kepatuhan (Compliance Procedure) sebagai perangkat kerja berupa checksheet untuk sarana monitoring harian pejabat dan pegawai Cabang. Checksheet tersebut melekat kepada aktivitas operasional Cabang sehingga berfungsi sebagai Compliance Procedure dalam sistem operasional kepatuhan Cabang. 6. Pelaporan Internal dan Eksternal a. Pemenuhan pelaporan kepatuhan kepada eksternal yang berjalan di BSM yaitu: 1). Laporan Pokok-Pokok Pelaksanaan Tugas Direktur Kepatuhan (semesteran) ke Direktorat Perbankan Syariah sesuai ketentuan BI. 2). Laporan khusus (insidentil) penyimpangan yang mengganggu operasional BSM ke BI. 3). Laporan yang berkaitan dengan lembaga lain seperti ke PPATK. b. Pelaksanaan laporan internal 1). Pelaporan internal telah berjalan dengan baik dalam rangka kelancaran tugas baik laporan kepada Manajemen, antar Divisi maupun Cabang ke Kantor Pusat. Penilaian kepatuhan kepada seluruh cabang dilakukan melalui
58
of Conduct (CoC) oleh seluruh jajaran BSM di dalam interaksi kerjanya dengan stakeholders.
Branch Compliance Index (BCI) setiap triwulanan dimana tertib pelaporan menjadi elemen penting penilaian tersebut. 2). Penilaian Kepatuhan dilaksanakan sesuai dengan fungsi pemastian kajian dan penerusan atas Laporan Hasil Audit (LHA) DPI yang ditembuskan kepada Direktur Kepatuhan dan DKN. 7. Monitoring GCG DKN merupakan salah satu dari governance structure yang diwajibkan oleh BI (PBI tentang GCG dan Tingkat Kesehatan Bank Syariah). DKN juga berperan memastikan berjalannya pelaksanaan GCG di jajaran BSM agar GCG dapat terpenuhi secara optimal. DKN mengkoordinasikan pelaksanaan Self Assessment (SA) GCG yang secara khusus dimodifikasi untuk keperluan internal BSM berupa pengisian checklist GCG berkala 2 (dua) kali dalam setahun (semesteran). Adapun SA sesuai PBI dan SE BI (tahunan) telah berjalan sebagaimana mestinya. Pemenuhan GCG sebagaimana diwajibkan BI kepada bank umum, telah seluruhnya (100%) diselesaikan pada thn 2007. Melengkapi praktek GCG yang optimal terus pula ditingkatkan implementasi Code
C. Organisasi UKPN 1. Efektifitas Penerapan Know Your Customer Principles (KYC) a. Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah telah dijalankan sejak tahun 2002 dengan berpedoman kepada Peraturan BI No.3/10/ PBI/2001 tanggal 18 Juni 2001 beserta perubahannya, yang meliputi bidang pendanaan maupun pembiayaan. b. Pemantauan efektifitas penerapan KYC dilakukan dengan menerapkan scoring bagi masing-masing unit bisnis agar diperoleh kualitas BSM secara keseluruhan. c. UKPN (Unit Kerja Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah) telah berfungsi semestinya, baik di Kantor Pusat maupun di Kantor Cabang. d. Pelaksanaan fungsi UKPN dirangkapkan di setiap petugas PKP cabang, pejabat KCP/UPS yang ditunjuk serta Kepala Kantor Kas. Pemenuhan data nasabah kepada pihak berwenang senantiasa berpedoman kepada ketentuan terkait, sehingga komitmen
Gambar 6: Cover Buku KYC & AML
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 58
5/5/2008 11:04:22 AM
Gambar 7: Piagam GCG BSM
bank asing telah berkembang melalui pemenuhan AML Questionnaire ke Bank Koresponden dengan apresiasi baik. Telah dilaksanakan program on-site review ke unit bisnis Kantor Pusat dan Cabang dengan prioritas berdasarkan risk based KYC. Sebagai upaya pengayaan wawasan telah dilakukan pula studi banding ke bank-bank lain.
sistem pendeteksian transaksi mencurigakan terus ditingkatkan. Pelaporan internal Cabang kepada Kantor Pusat (CTR dan Walk-In Customers) telah diakomodir lebih efisien melalui SIK. PPATK telah menyimpulkan bahwa BSM selama ini cukup baik dan kooperatif untuk selalu ikut serta menegakkan rezim AML di Indonesia.
2. Efektifitas Penerapan UU Anti Money Laundering (AML) Pelaporan ke Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah berjalan semakin baik, yaitu untuk transaksi yang dinilai mencurigakan (Suspicious Transaction Report/STR) maupun transaksi keuangan tunai (Cash Transaction Report/CTR) dengan nominal relatif cukup besar. Penguatan AML di BSM telah sesuai UU TPPU No.15 Thn 2002 tanggal 17 April 2002. Pengembangan IT guna mendukung
Gambar 8: Wallpaper Kampanye BMPK pengamanan atas kerahasiaan data nasabah akan selalu terjaga. Terpenuhinya kelengkapan/validitas data nasabah terus dimaksimalkan melalui penerapan single CIF/Customer Information File & data cleansing seluruh database nasabah (dipantau oleh unitunit kerja Kantor Pusat). Program pelatihan KYC/AML telah dijalankan baik secara internal dan eksternal (diikuti oleh pejabat Kantor Pusat dan Cabang) termasuk dengan BI, PPATK, Bank Koresponden, FKDKP dll. Pelatihan internal secara kelas telah diikuti oleh hampir seluruh front liners dan workshop bagi petugas UKPN dan kepala Cabang. Sosialisasi mandiri (self training) melalui e-learning, folder KYC di intranet berjalan baik, demikian pula VCD, buku saku, poster, brosur, dll. (Lihat Gambar 6). Hubungan korespondensi dengan
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 59
59
5/5/2008 11:04:27 AM
TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)
dimutakhirkan tata tertib kerja Dewan Komisaris dan keputusan bersama Direksi untuk melaksanakan GCG dengan sebaikbakinya. Dewan Komisaris merekomendasikan untuk terus meningkatkan implementasi tata kelola perusahaan (GCG) yang baik.
A. Umum Tahun 2007 atau tepat sepuluh tahun pasca krisis moneter melanda perekonomian Indonesia dan mengakibatkan kelumpuhan sektor industri termasuk perbankan, sehingga perbankan belum dapat menjalankan sepenuhnya fungsi intermediasi terhadap sektor riil. Salah satu pelajaran berharga adalah implementasi Good Corporate Governance (GCG) yang saat itu belum dipraktekkan dengan baik oleh bank-bank di Indonesia. GCG merupakan “amanah” dari berdirinya perusahaan, terutama bank sebagai lembaga “kepercayaan”. Oleh karena itu, jajaran di dalam perusahaan perlu optimal memikirkan dan bertindak untuk kepentingan terbaik perusahaan. BSM telah mengukur tingkat kepatuhannya dalam menerapkan GCG dengan menggunakan checklist (self assessment) baik untuk keperluan internal (semesteran) maupun memenuhi ketentuan bank sentral (tahunan), dimana hasil penilaian secara umum membaik dibandingkan tahun sebelumnya. B. Komitmen Menindaklanjuti komitmen Dewan Komisaris dan Direksi untuk menerapkan GCG secara kontinyu (Cfm. Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Komisaris dan Direksi No.9/002SKB/KOM.DIR tanggal 30 April 2007 tentang Piagam GCG, maka pada tahun 2007 telah dilakukan peningkatan dalam bentuk: 1. Sosialisasi Piagam GCG di atas ke seluruh jajaran BSM diantaranya melalui media intranet maupun pelatihan. 2. Penandatanganan komitmen GCG oleh
60
seluruh kepala unit kerja kantor pusat (tertanggal 13 Agustus 2007) yang disajikan pula dalam bentuk standing table pada setiap unit kerjanya. C. Implementasi di Manajemen Puncak 1. Pemilik (Pemegang Saham) PT Bank Mandiri Tbk. sebagai pemilik mayoritas saham BSM melaksanakan komitmennya bagi penerapan GCG di BSM, diantaranya melalui pengarahan dalam Rapat Kerja BSM, pertemuan dalam rangka Milad 8 BSM dan rapat-rapat koordinasi antara BSM dengan Bank Mandiri. Selanjutnya dalam penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terutama RUPS Luar Biasa telah mengoptimalkan fungsi Komite Remunerasi dan Nominasi BSM dengan hasil menyetujui 2 (dua) Direksi tambahan yang berasal dari internal BSM dan penegasan Komisaris Independen. 2. Dewan Komisaris Dewan Komisaris berjumlah 3 (tiga) orang sehingga tidak melebihi jumlah Direksi, yang terdiri atas Komisaris Utama dan 2 (dua) orang anggota komisaris. Komisaris Independen berjumlah 2 (dua) orang (66,67%). Selama periode tahun 2007, Dewan Komisaris telah memenuhi pembentukan seluruh Komite-Komite sebagaimana diwajibkan oleh BI, dimana untuk Komite Remunerasi dirangkapkan dengan Komite Nominasi dan menyertakan 2 (dua) pejabat eksekutif BSM untuk menjadi anggotanya. Disamping itu, telah pula selesai
3. Direksi Direksi telah memenuhi action plan sesuai PBI tentang GCG antara lain pembuatan Pedoman Tata Tertib bagi Direksi dan penetapan pejabat Corporate Secretary. BSM terus memperkuat governance structure serta memenuhi kewajibannya sebagai emiten obligasi syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Salah satu Direksi telah mendapat persetujuan BI untuk ditetapkan sebagai Direktur Kepatuhan yang juga memantau implementasi GCG dan membawahi Divisi Manajemen Risiko, Kepatuhan & Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah, Sumber Daya Insani dan Desk Sisdur & Pengawasan Pembiayaan. Penggantian dan atau pengangkatan Direksi keseluruhan langsung diputuskan melalui RUPS LB pada tanggal 19 Juni 2007. Direksi telah memperhatikan pengarahan dari regulator guna mematuhi komitmen menjalankan kegiatan Bank secara prudent, memenuhi GCG, sesuai dengan prinsip syariah dan menindaklanjuti setiap hasil audit baik intern maupun ekstern. D. Struktur GCG Kelengkapan organisasi BSM mendukung semakin kokohnya struktur GCG telah ditingkatkan selama tahun 2007 antara lain: 1. Dewan Komisaris (Dekom). Dekom BSM telah memenuhi fit & proper test BI, UU Perseroran terbatas dan ketentuan GCG, saat ini berjumlah 3 (tiga) orang dengan komposisi: a. Komisaris Utama (Komisaris Independen) b. Anggota Komisaris (Komisaris Independen)
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 60
5/5/2008 11:04:30 AM
c. Anggota Komisaris (penugasan dari pemegang saham pengendali/Bank Mandiri) Secara keseluruhan Dekom berdomisili di Jakarta dan memiliki cukup waktu yang tersedia untuk bertugas di gedung Kantor Pusat BSM, sehingga dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya dapat berjalan dengan baik. Dekom telah dilengkapi dengan perangkat yang menunjang tugas pengawasan sehingga tanggung jawabnya dapat terselenggara secara efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan tugasnya Dekom dibantu oleh seorang Senior Advisor dan Komite-komite. 2. Direksi Komposisi Direksi terus dioptimalkan sesuai dengan perkembangan BSM, dimana saat ini terdiri atas Direktur Utama dan lima Direktur Bidang. Tiga Direktur berasal dari Bank Mandiri merupakan penugasan dari Pemegang Saham Pengendali yang Bank BUMN, dua Direktur berasal dari BSM dan seorang dari eksternal telah ditetapkan oleh RUPSLB BSM pada tgl. 19 Juni 2007 di gedung Kantor Pusat PT Bank Mandiri Tbk. Direksi BSM telah memenuhi fit & proper test BI, UU Perseroran terbatas dan ketentuan GCG, secara keseluruhan berdomisili di Jakarta, komposisi 6 (enam) Direksi adalah: a. Direktur Utama (penugasan dari Bank Mandiri). b. Direktur Treasury dan Jaringan (dari Bank Mandiri). c. Direktur Pembiayaan Komersial & Konsumer (dari Bank Mandiri). d. Direktur Operasi & Pendukung (dari eksternal). e. Direktur Pembiayaan Korporasi & Komersial (dari Bank Syariah Mandiri) f. Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko (dari Bank Syariah Mandiri)
Utama dan Komisaris dan mendapat persetujuan dari BI. Terhadap beberapa temuan hasil audit BI terkait fungsi compliance, telah ditindaklanjuti sesuai exit meeting dengan BI pada Agustus 2007. Pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan pada tahun 2007 dinilai oleh BI telah berjalan dengan baik dan BSM dinilai sebagai Bank yang sehat, mampu tumbuh berkembang pesat namun tetap memperhatikan prudentiality serta prinsip syariah. Terhadap seluruh ketentuan eksternal yang berlaku, telah dipatuhi dengan baik dan tidak ada sanksi hukum pelanggaran terhadap BSM terutama atas ketentuan BI maupun fatwa DSN. 4. Komite-Komite BSM telah membentuk Komite-Komite yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi. Komite-komite di bawah Komisaris tersebut telah berfungsi dengan baik, meskipun masih perlu pengembangan lebih lanjut. a. Komite Audit: Ketua Komite: Zainul Arifin (Komisaris Independen) Anggota: 1). Kasmadi (Pihak Independen/ berpengalaman Perbankan) 2). Abdillah (Pihak Independen/ berpengalaman Keuangan & Akuntansi) Komite Audit telah ikut serta dalam setiap rapat Komisaris dan Direksi yang
telah berjalan rutin dan dihadiri minimal 2 (dua) orang anggota atau 66,67% dimana keputusan rapat selama ini diambil secara musyawarah mufakat dan pada dasarnya Komite Audit BSM sudah sesuai dengan tuntutan GCG. b. Komite Pemantau Risiko Ketua Komite: A. Noor Ilham (Komisaris Utama/Independen). Anggota: 1). Kasmadi (Pihak Independen/ berpengalaman Perbankan) 2). Abdillah (Pihak Independen/ berpengalaman Keuangan & Akuntansi) Kegiatan Komite Pemantau Risiko mencakup hal-hal sebagai berikut: 1) Melakukan telaah kebijakan Pembiayaan, Maret 2007 2) Menyusun Keputusan Bersama Direksi dan Komisaris BSM tentang Pedoman dan Tata Tertib kerja Komite Pemantau Risiko, Juli 2007 3) Melakukan telaah kebijakan Investasi surat berharga, Juli 2007 4) Melakukan telaah masalah manajemen risiko untuk bahan Radirkom, Agustus 2007 5) Melakukan telaah penerapan manajemen risiko, November 2007 c. Komite Remunerasi & Nominasi Ketua Komite: A. Noor Ilham (Komisaris Utama/Independen). Anggota: 1) Zainul Arifin (Pihak Independen dan Anggota Komisaris)
3. Direktur Kepatuhan Penugasan Direktur Kepatuhan telah sesuai dengan ketentuan BI (cfm. PBI No.1/6/PBI/1999) yang berlaku maupun best practices perbankan yaitu mengikuti prosedur pengusulan dari Direktur
LaporanTahunan TahunanBSM BSM2007 2007 Laporan
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 61
61 61
5/5/2008 11:04:36 AM
2) Djakfarudin Junus (Anggota) 3) Helmi Huseno (Kepala SDI) 4) Achmad Fauzi (Kepala DKH) 5. Dewan Pengawas Syariah (DPS) DPS telah dibentuk oleh BSM dan disahkan melalui RUPS setelah adanya Keputusan Dewan Syariah Nasional (DSN) dan persetujuan BI. DPS beranggotakan 3 (tiga) orang dengan komposisi: a. Ketua DPS (pihak independen berpengetahuan fiqih syariah) b. Anggota DPS (pihak independen berpengetahuan fiqih & ekonomi syariah) c. Anggota DPS (pihak independen berpengetahuan perbankan syariah) Laporan hasil pengawasan Syariah di buat semesteran dan telah mengikuti ketentuan yang berlaku untuk disampaikan kepada Direksi, Komisaris, DSN dan BI. 6. Kantor Akuntan Publik (KAP) Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan, BSM menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Akuntan Publik (AP) yang terdaftar di BI. Proses penunjukan dilakukan melalui RUPS atas rekomendasi Komite Audit melalui Komisaris setelah melalui pemilihan oleh Divisi terkait, didasarkan atas legalitas KAP, kompetensi khususnya dalam melakukan audit di Bank Syariah, lingkup audit dan past performance. Pada dasarnya kinerja KAP sudah sesuai dengan tuntutan GCG dimana dalam melaksanakan tugasnya telah memenuhi prinsip independensi dan sesuai dengan ketentuan BI tentang transparansi laporan keuangan maupun PSAK59 serta Pedoman Akutansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI). KAP juga telah sesuai dengan kualifikasi permintaan pemegang saham pengendali. 7. Corporate Secretary Sepenuhnya responsif dan antisipatif
62
terhadap trend perkembangan pasar dan kondisi eksternal BSM, dalam periode 2007, BSM menetapkan fungsi Corporate Secretary dirangkapkan kepada kepala Divisi Hubungan Korporasi & Hukum (DKH). Melalui integrasi fungsional ini Corporate Secretary akan lebih optimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat atas pemahaman BSM sekaligus memberikan masukan kepada Direksi BSM untuk menjalankan ketentuan/ Undang-undang yang berlaku. 8. Divisi Kepatuhan (Compliance) Penerapan fungsi kepatuhan di BSM dilaksanakan oleh Divisi Kepatuhan (DKN) yang melakukan pengawalan kepatuhan BSM terhadap ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. Selama tahun 2007 telah cukup banyak fungsi kepatuhan yang ditingkatkan perannya, dimana secara rinci dapat dilihat pada bab Direktorat Kepatuhan dan Manajemen Risiko. 9. Divisi Pengawasan Intern (DPI) Komitmen DPI dalam tahun 2007 telah menjalankan fungsi audit internal yang merupakan salah satu pihak yang memberikan jaminan (assurance) pengamanan atas kepercayaan stakeholder, beberapa hal dimaksud adalah: a. Melanjutkan pemenuhan standar ISO 9001:2000 Bidang Pengawasan Intern (Audit). Sertifikasi ISO diperoleh pada tanggal 26 Maret 2004 dan telah tertib lulus renewal assessment serta surveillance visit yang dilakukan oleh Lloyd’s Register Quality Assurance (LRQA) setiap 6 bulan, yaitu tanggal 16-17 April dan 5 Oktober 2007. b. Realisasi audit rutin selama setahun telah dilakukan pada seluruh Cabang dan Kantor Pusat serta beberapa kali melakukan audit khusus (investigasi) atas kasus-kasus yang mengemuka. c. Berbagai kewajiban hasil pelaporan atas hasil-hasil audit DPI telah ditindaklanjuti dengan baik,
berkoordinasi dengan pihak–pihak yang berkepentingan (pembina sistem) sebagai langkah dalam memberikan kontribusi perbaikan kinerja dan sistem kerja operasional BSM. d. Atas temuan telah diambil langkah perbaikan maupun sanksi yang telah ditindaklanjuti oleh manajemen maupun Unit Kerja terkait, dimana sebagian ditempuh melalui proses klarifikasi oleh Tim Penertiban Pegawai (TPP). e. Peran serta DPI dalam membangun sistem pengendalian intern yang memadai telah semakin diperkuat diantaranya menjadi counterpart Komite Audit secara rutin dan sebagai anggota tidak tetap Working Group Manajemen Risiko BSM. f. Penyempurnaan Pedoman Pengawasan Intern terus dilakukan dan merevisi kode etik auditor yang intinya tetap mengacu pada PBI (disesuaikan jabaran perilaku terkait implementasi corporate value BSM yang baru (ETHIC). g. Peran sebagai counterpart auditor eksternal berjalan dengan baik, dimana BSM di-audit oleh Bank Indonesia, Bank Mandiri, Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia (BPKRI), maupun Kantor Akuntan Publik (KAP). 10. Unit Kerja (Divisi & Cabang) Lain Organisasi yang terlibat dalam penerapan GCG selain manajemen juga mencakup Unit-unit Bisnis, Operasional dan pendukung lainnya serta Cabang. Meskipun PBI tentang GCG tidak mengatur khusus kewajiban untuk mengelolanya namun pada hakekatnya memang seluruh jajaran stakeholders internal BSM berkewajiban untuk melaksanakan GCG secara maksimal sesuai dengan bidang tugas masingmasing. 11. Stakeholders lainnya Antara BSM dengan Stakeholders lainnya (terutama di eksternal BSM)
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 62
5/5/2008 11:04:37 AM
terus dijalin hubungan kerja dan bisnis yang sesuai dengan profesionalisme dan kewajaran berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam hal ini, BSM telah memperhatikan hak dan kewajiban jajaran Stakeholders seoptimal mungkin serta memberikan pelayanan maupun informasi yang dibutuhkan. E. Prinsip GCG Implementasi prinsip-prinsip GCG, yaitu pengelolaan BSM yang bertumpu pada asas transparansi (Transparency), Akuntabilitas (Accountability), Tanggung jawab (Responsibility), Independensi (Independency) dan Kewajaran (Fairness) merupakan kelangsungan hidup dan pertumbuhan BSM secara berkelanjutan. Merujuk kepada best practices GCG yang berlaku di banyak perusahaan di dunia, maka termasuk pula pentingnya efektivitas penerapan Code of Conduct, Prinsip Know Your Customers maupun UU Anti Money Laundering, sehingga BSM diharapkan mampu memberikan kepercayaan bagi stakeholders keseluruhan dan sistem perbankan secara umum. Selama tahun 2007, praktek dari prinsip GCG ini dapat dilihat pada jajaran BSM yang terwakili dalam kelompok Direktorat masingmasing yang intinya sebagai berikut: 1. Transparency: Laporan Self Assessment GCG yang menggunakan format SE BI, pengkinian web site BSM, penggunaan sarana sms BSM Center untuk seluruh jajaran BSM serta pengembangan Tim Mediasi Perbankan BSM. 2. Accountability: Challenge Session program kerja tahun 2008, pelaksanaan RUPS (Laporan Keuangan audited) dan
Rapat-rapat internal lainnya, penerapan Balanced Scorecard (BSC) untuk pengelolaan kinerja manajemen, cost efficiency diseluruh Divisi dan penilaian triwulanan melalui monitoring realisasi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). 3. Responsibility: berupa pengkinian/ revisi Kebijakan/Pedoman/SE internal, mematuhi berbagai ketentuan regulator (UU, BI dan PPATK), serta berbagai kegiatan corporate social responsibility (CSR) yang sebagian bersinergi dengan LAZNAS BSM Umat a.l. Zakat, Infaq, Sodaqoh, Qardhul Hassan, kegiatan donor darah pegawai BSM setiap triwulanan, santunan anak yatim sekali dalam sebulan, beasiswa, khitanan massal untuk kalangan tidak mampu dan pemberian buku ke sekolah-sekolah melalui program Smart Parenting, santunan bencana alam, penyaluran pembiayaan UKM & Mikro serta donasi dan keikut sertaan berbagai program sosialisasi/kemasyarakatan. 4. Independency: berupa peningkatan Coverage review atas Compliance Certificate & Compliance Self Assessment, Compliance Review, penerbitan Corporate Compliance Index, Risk Opinion, Rapat Komite Keputusan Sisdur (KKS), pengkinian jasa Appraisal Eksternal, Auditor Eksternal untuk pemeriksaan/audit Laporan Keuangan maupun pemeriksaan dari Bank Mandiri, reorganisasi Pengawasan Intern dan Kepatuhan (PIK) Cabang, penunjukan Komisaris Independen dan kinerja Komite-Komite serta pelaksanaan fungsi Working Group Komite Manajemen Risiko (KMR). 5. Fairness: berupa perlakuan sejajar
Tabel 11: Self Assessment Internal 2006 No
Pengelompokan Penilaian
Bobot
2007
Sem - I
Sem - II
Sem – I
Nilai
Nilai
Nilai
Sem – II Nilai
1.
Penerapan Governance Structure
35%
27.68%
28.11%
27.95%
28.63%
2.
Kebijakan Corporate Governance
20%
14.50%
14.25%
17.48%
17.71%
3.
Pengungkapan (Disclosure) Corporate Gorvernance
25%
18.57%
20.71%
19.01%
19.60%
Audit & Sistem Pengendalian Intern
20%
13.25%
13.00%
16.33%
15.06%
100%
74.00%
75.10%
80.76%
81.00%
4.
Total Nilai
antara Bank Mandiri (pemegang saham pengendali) dengan Mandiri Sekuritas (pemegang selembar saham) dalam RUPS Tahunan dan LB 2007, pengkinian bagi hasil kepada nasabah dengan sistem nisbah, pemberian berbagai reward pegawai dan unit kerja terbaik, Tunjangan Prestasi Unit Kerja (TPUK) triwulanan, insentif dan bonus, penerapan sanksi bagi pegawai yang melanggar disiplin berupa pembinaan, peringatan (SP1, SP2, SP3) dan PHK bagi karyawan bermasalah (fraud), melakukan mutasi pejabat Cabang (Kepala Cabang, Manajer Pemasaran dan Manajer Operasi). F. Pemenuhan Pelaporan GCG 1. Transparency a. Self Assessment Dengan terbitnya SE-BI No.9/12/DPNP tanggal 31 Mei 2007 perihal Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum, mempertegas Peraturan No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum dan perubahannya No.8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006, secara internal BSM telah melaksanakan SA internal GCG. Hal tersebut dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun/ per Semester sejak 2006, menggunakan format baru menyesuaikan format lama (dari FCGI dan penyesuaian aspek syariah) dengan tambahan isi/syarat yang terkandung di dalam PBI No.8/4/PBI/2006, sehingga BSM dapat mengukur lebih lengkap pelaksanaan GCG (Lihat Tabel 11). Menindaklanjuti SE-BI tersebut dimana ketentuan khusus yang diwajibkan oleh BI adalah Bank secara berkala melakukan Self Assessment atas pelaksanaan GCG (SA) yakni terhadap kecukupannya mematuhi PBI dan SE BI tentang GCG serta menyusun Laporan pelaksanaannya, BSM telah melaksanakan pengisian SA oleh Dewan Komisaris, Direksi dan jajaran Pejabat Eksekutif. Hasil pengisian SA tersebut (score 1.700/”Baik”) akan disampaikan kepada BI sebelum akhir Mei 2008.
Laporan LaporanTahunan TahunanBSM BSM2007 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 63
63 63
5/5/2008 11:04:37 AM
Tabel 12: Jenis Remunerasi & Fasilitas Jumlah Diterima dalam 1 Tahun No. Jenis Remunerasi dan Fasilitas lain 1
Dewan Komisaris Jutaan Rp
Orang
Jutaan Rp
4 4 4
1.648 nihil • Kesehatan • Membership • Tunjangan HP • Tunjangan BBM
6 6 6
5.590 mobil • Kesehatan • Membership • Tunjangan HP • Tunjangan BBM • Tunjangan Rumah
Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem) Fasilitas lain dalam bentuk natura Fasilitas lain dalam bentuk non natura
2 3
Direksi
Orang
Tabel 13: Jumlah Remunerasi Per Individu No.
Jumlah Remunerasi per Orang dalam 1 tahun
Jumlah Komisaris
Jumlah Direksi
1
Di atas Rp 2 miliar
-
-
2
Di atas Rp 1 miliar s.d. Rp 2 miliar
-
3
3
Di atas Rp 500 juta s.d. Rp 1 miliar
-
3
4
Rp 500 juta ke bawah
4
-
Tabel 14: Rasio Gaji No.
Keterangan
Rasio
1
Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah
1787%
2
Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah
111%
3
Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah
125%
4
Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi
370%
5
Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai terendah
6621%
Tabel 15: Rapat Dewan Komisaris & Senior Advisor Dewan Komisaris Nama Pejabat
Rapat Komisaris (6 kali)
Rapat Komisaris & Direksi (10kali)
1
A. Noor Ilham (Komisaris Utama)
6
10
11
2
Zainul Arifin (Komisaris Independen)
6
10
10
3
Djakfarudin Junus (Komisaris)
3
7
8
4
Achmad Marzuki (Senior Advisor)
5
6
10
No.
Rapat Komisaris & Dir. Bidang (11 kali)
Tabel 16: Rapat Direksi Nama Pejabat
Rapat Direksi (50 kali)
1
Yuslam Fauzi (Direktur Utama)
48
2
M. Haryoko (Direktur)
47
7
3
Hanawijaya (Direktur)
46
10
4
Srie Sulistyowati (Direktur)
49
9
5
Amran P. Nasution (Direktur)
45
5
6
Zainal Fanani (Direktur)
45
5
No.
64
Rapat Komisaris dan Direksi (10 kali) 10
b. Transparansi Laporan pelaksanaan GCG Bank Syariah Mandiri telah menginformasikan laporan pelaksanaan GCG pada homepage Bank sejak tahun 2006 dan akan dimutakhirkan paling lambat 5 bulan setelah tahun buku berakhir serta disampaikan bersamaan dengan Laporan Tahunan sejak tahun 2005. c. Kepemilikan/hubungan Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (Perubahan Anggaran Dasar Terakhir) PT Bank Syariah Mandiri No. 56, tanggal 17 Mei 2006 kepemilikan saham PT Bank Syariah Mandiri masih tetap dimiliki oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., sebanyak 71.674.512 saham dan PT Mandiri Sekuritas sebanyak satu saham. Secara otomatis maka PT Bank Syariah Mandiri tidak dimiliki secara perseorangan baik oleh Anggota Dewan Komisaris ataupun Anggota Direksi. Hubungan keuangan ataupun hubungan keluarga baik antar Anggota Dewan Komisaris, Direksi ataupun dengan pemegang saham nihil. Hal ini dibuktikan dengan data BMPK yang setiap enam bulan sekali dilaporkan kepada BI. d. Paket Remunerasi Manajemen Pengungkapan remuneration policy yang mencakup fees and salaries dan fasilitas yang diterima lainnya termasuk bonus dan tantiem untuk Dewan Komisaris dan Direksi selama tahun 2007 (dua Direksi mulai bulan Juni 2007), sebagai berikut: (Lihat Tabel 12 dan Tabel 13. e. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah Selama periode 2007, rasio gaji tertinggi (Direktur Utama) gaji terendah pegawai (pelaksana) BSM dalam skala perbandingan (Lihat Tabel 14): f. Shares Option Dewan Komisaris & Senior Advisor Dewan Komisaris, Direksi, DPS dan Pejabat Eksekutif tidak memiliki shares option saham PT Bank Syariah Mandiri (Nihil) g. Pemberian dana kegiatan sosial dan politik Pemberian dana untuk kegiatan politik tidak pernah dilakukan oleh PT Bank
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 64
5/5/2008 11:04:37 AM
Syariah Mandiri, adapun untuk kegiatan sosial telah dikoordinasikan dengan LAZNAS BSM Umat. h. Rencana Strategis Bank telah diterangkan pada Bab Strategi dan Kinerja. i. Pemaparan Manajemen Risiko dijelaskan pada Bab Manajemen Risiko. 2. Accountability Penerapan Balanced Score Card (BSC) untuk pengelolaan kinerja Direktorat dan Unit Kerja, monitoring serta penilaian kinerja internal secara berkala (mingguan, bulanan dan bahkan harian) telah berjalan sehingga laporan GCG dapat dipertanggungjawabkan secara corporate bagi segenap stakeholders BSM. Pelaksanaan Accountability yaitu: a. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris, Direksi dan Komite 1). Rapat Komisaris (Lihat Tabel 15) 2). Rapat Direksi (Lihat Tabel 16) 3). Rapat Komite Audit Rapat Komite Audit dilaksanakan melalui pertemuan dalam rangka mengikuti Radirkom, Rakomdir dan Rakom serta pada saat membahas hasil telaah Komite Audit dan hasil pertemuan Komite Audit dengan unit kerja serta pembahasan hasil kegiatan lainnya. 4). Rapat Komite Pemantau Risiko (Lihat Tabel 17). 5). Rapat Komite Remunerasi & Nominasi (Lihat Tabel 18) b. Jumlah penyimpangan (Internal Fraud) Lihat Tabel 19. c. Pemeringkatan nilai BSM (Lihat Tabel 20) d. Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (related party) dan Penyediaan Dana Besar (large exposure). Lihat Tabel 21. e. Hal penting yang terjadi dan kelompok usaha bank: 1). Penerbitan Subordinated Notes Syariah Mudharabah Bank Syariah Tahun 2007 a) Tahap Pertama pada tanggal 30 Januari 2007 sebesar Rp105.000.000.000,00 (seratus lima miliar rupiah ) dengan pemegang Subnotes BSM adalah PT Mandiri Sekuritas,
Tabel 17: Rapat Komite Pemantau Risiko No.
Nama Pejabat
Frekuensi Rapat (2 kali)
1
A. Noor Ilham (Komisaris Utama)
2
2
Kasmadi (Pihak Independen)
2
3
Abdillah (Pihak Independen)
2
Tabel 18: Rapat Komite Remunerasi & Nominasi No.
Nama Pejabat
Frekuensi Rapat (4 kali)
1
A. Noor Ilham (Komisaris Utama)
4
2
Zainul Arifin (Komisaris Independen)
4
3
Djakfarudin Junus (Komisaris)
4
4
Helmi Huseno (Kadiv DSI)
3
5
Achmad Fauzi (Kadiv DKH)
3
Tabel 19: Jumlah penyimpangan Jumlah kasus yang dilakukan oleh Internal Fraud
Pengurus
dalam 1 tahun
Tahun sebelumnya
Total Fraud
0
Pegawai tetap
Tahun berjalan
Tahun sebelumnya 0
Pegawai tidak tetap
Tahun berjalan
2
Tahun Sebelumnya
Tahun berjalan
0
0
7
Telah diselesaikan
0
1
0
Dalam proses penyelesaian di internal bank
0
0
0
6
0
0
0
0
0
0
0
0
Belum diupayakan penyelesaiannya Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum
0
0
0
Tabel 20: Nilai Pemeringkatan PERUSAHAAN Fitch Ratings
No.
Agustus 2006-2007
Tanggal Desember 2007
Prospek
1
Bank Syariah Mandiri
A(idn)
A+(idn)
Stabil
2
Subordinated Syariah Mudharabah BSM tahun 2007
A-(idn)
A(idn)
Stabil
3
Obligasi Syariah Mudharabah I BSM tahun 2003
A-(idn)
A+(idn)
Stabil
Tabel 21: Posisi Penyediaan Dana Desember 2007 No.
Penyediaan Dana
1
Kepada Pihak Terkait
2
Kepada debitur inti: • Individu • Group
Jumlah Debitur
Nominal (Jutaan Rupiah)
1
71.660
27
2.405.090
2 Group (4 nasabah)
122.985
LaporanTahunan TahunanBSM BSM2007 2007 Laporan
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 65
65 65
5/5/2008 11:04:37 AM
Tabel 22: Jenis Permasalahan Hukum No. 1
Permasalahan Hukum Gugatan Perdata nasabah Deposito a.n.
Jumlah Perdata
Pidana
1
-
Ny. Supartini kepada BSM melalui
Status Dalam Proses Penyelesaian
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat 2
Gugatan Perdata Nasabah PT AIRIN
1
-
Proses
1
-
Proses
3
0
kepada BSM melalui Pengadilan Negeri Jakarta Utara 3
Gugatan Perdata Havizul bin Nawawi kepada BSM di Pengadilan Negeri Kuala Tungkal Total
Tabel 23: Jumlah Permasalahan Hukum No. 1
Permasalahan Hukum
Jumlah Perdata
Pidana
0
0
Dalam proses penyelesaian
3
0
Total
3
0
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap)
2
Tabel 24: Biaya CSR NO
KATEGORI
1
Minibank
2
Kegiatan Ramadhan
11.675.000
3
Sumbangan Anak Yatim
23.536.144
4
Sumbangan Bencana
47.185.799
5
Sumbangan Sosial Total
213.459.883
31.509.636 327.366.462
PT Victoria Sekuritas Tbk., Yayasan Kesejahteraan Bumi Daya dan Yayasan Purna Karyawan BAPINDO (YKP BAPINDO); b) Tahap Kedua pada tanggal 27 Februari 2007 sebesar Rp65.000.000.000 (enam puluh lima miliar rupiah) dengan pemegang Subnotes BSM adalah PT Mandiri Sekuritas, Yayasan Kesejahteraan Bumi Daya, Nyonya Melvia Yuniar Siregar dan DPLK Bank Muamalat;
66 66
SALDO
c) Tahap Ketiga pada tanggal 4 April 2007 sebesar Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah) dengan pemegang Subnotes BSM adalah Yayasan Kesejahteraan Bumi Daya, Reksa Dana PNM Amanah Syariah, Reksa Dana PNM Syariah, Yayasan Purna Karyawan BAPINDO (YKP BAPINDO) dan Reksa Dana Batasa. 2). Perubahan dan penambahan kepengurusan perseroan dalam RUPS LB tanggal 19 Juni 2007, yaitu:
a). Penambahan 2 (dua) anggota Direksi: (1). Amran P. Nasution sebelumnya menjabat Kepala Divisi Pembiayaan I. (2). Zainal Fanani sebelumnya menjabat Kepala Divisi Perencanaan, Pengembangan dan Management Kinerja. b). Pengukuhan dan pengangkatan Srie Sulistyowati selaku Direktur dan memberhentikan dengan hormat Ibnoe Mangkusubroto sebagai Senior Executive Vice President. f. Hal penting yang diharapkan terjadi di masa mendatang. Bank Mandiri selaku pemegang saham pengendali, melalui rapat Capital & Investment Comitte (C&IC) pada tanggal 9 Oktover 2007 (vide surat No.FST/5561/2007 tanggal 31 Oktober 2007 perihal: Keputusan rapat Capital & Investment Comitte) menyetujui untuk menambah modal Bank sebesar Rp500 milyar yang dilakukan dalam lima tahap, masing-masing sebesar Rp100 milyar setiap tahapan atau setiap semester, dimulai sejak semester II (bulan Desember) 2007. Penambahan modal Bank tahap pertama di akhir tahun 2007 masih belum terealisir dan masih menunggu persetujuan Bank Indonesia, namun Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank masih dapat dijaga dengan baik pada rasio 12,443% di akhir tahun 2007 g. Rencana strategis Bank sudah dibahas dalam Bab Strategi dan Kinerja. 3. Responsibility a. Jumlah permasalahan hukum. Jenis dan jumlah permasalahan lihat Tabel 22 dan Tabel 23. b. Transaksi yang mengandung benturan kepentingan (Conflict of Interest) Hubungan keuangan ataupun hubungan keluarga baik antar Anggota Dewan Komisaris, Direksi ataupun dengan pemegang saham tidak ada (nihil). Hal ini dibuktikan dengan data BMPK yang setiap enam bulan sekali
Laporan Tahunan Tahunan BSM BSM 2007 2007 Laporan
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 66
5/5/2008 11:04:37 AM
dilaporkan kepada Bank Indonesia. c. Buy back shares dan/atau buy back obligasi Bank Buy back shares dan/atau buy back obligasi Bank tidak ada (nihil) d. Piagam (Charter) GCG BSM BSM telah menindaklanjuti SE-BI No.9/12/DPNP tanggal 31 Mei 2007 atas PBI No.8/4/PBII/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum beserta perubahannya antara lain memutakhirkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Direksi dan Komisaris tentang GCG ke dalam bentuk Piagam GCG-BSM (Lihat Gambar 7). Piagam GCG ini dimaksudkan untuk mengkinikan SKB Direksi dan Komisaris BSM No.6/001/DIR.KOM tanggal 25 Maret 2004 tentang Prinsipprinsip Corporate Governance BSM yang telah didistribusikan melalui internet dan buku saku ke jajaran BSM. Revisi telah di buat dengan merujuk pada pelaksanaan GCG di perusahaan induk Bank Mandiri. e. Corporate Social Responsibility Khusus untuk lingkup yang terfokus pada Corporate Social Responsibility (CSR), sebagai pertanggungjawaban sosial kemasyarakatan BSM, telah dilakukan melalui LAZNAS BSM Umat hal-hal sebagai berikut (Lihat Tabel 24). 4. Independency Penetapan Komisaris Independen, KomiteKomite, penerbitan Sertifikat Kepatuhan dan Risk Opinion, penggunaan jasa Auditor Eksternal untuk pemeriksaan/audit Laporan Keuangan maupun pemeriksaan dari Bank Mandiri. Optimalisasi peran Komite Audit dan working group Komite Manajemen Risiko (KMR), penerbitan Risk Opinion & Risk self assessment, peningkatan coverage Compliance Certificate & Compliance Self assessment, pembuatan Compliance Opinion, Compliance Note, Compliance Review, penerbitan Corporate Compliance
Index, pemberdayaan Rapat Komite Keputusan Sisdur (KKS), pemutakhiran daftar rekanan Appraisal Eksternal, Notaris & Auditor Eksternal, audit Laporan Keuangan/Bank Mandiri/BI, penerapan DPI sesuai SKAI serta kelanjutan reorganisasi PKP sebagai organ KP-DKN. 5. Fairness Pengelolaan sistem job grading dan description, program assessment center, penerapan sanksi bagi pegawai yang melanggar disiplin berupa pembinaan, peringatan (SP1, SP2, SP3) dan PHK bagi karyawan bermasalah, pemberian apresiasi berupa penghargaan/hadiah bagi pegawai/Cabang yang berprestasi serta penilaian Zero Defect seluruh unit kerja dan penerapan Performance Appraisal. Dari hasil penilaian dengan menggunakan Balanced Scorecard untuk posisi akhir Desember 2007, memperoleh hasil sebagai berikut: a. BSC Corporate periode akhir Desember 2007 memperoleh score sebesar 93.23% b. BSC Direktorat Kepatuhan dan Manajemen Risiko akhir Desember 2007 memperoleh score sebesar 97,85% c. BSC Divisi Kepatuhan dan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah periode akhir Desember 2007 memperoleh score sebesar 99,98% G. GCG Bank Syariah Sejalan dengan pelaksanaan GCG oleh BSM yang mengacu kepada PBI tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum, BI menyambut baik upaya perbankan untuk memperjelas GCG khusus bagi bank syariah. Untuk itu, BSM tengah menanti ketetapan BI mengedarkan peraturan tentang GCG khusus untuk Bank Syariah. Dalam lingkup internasional, Islamic Financial Services Board (IFSB) telah menerbitkan aturan tentang GCG khusus perbankan Syariah. Saat ini meskipun belum ada regulasi khusus (PBI GCG Syariah), BSM telah mengedepankan perhatian pentingnya pilar GCG Syariah. Tujuan GCG khusus bank syariah selain untuk
melengkapi (komplementer) GCG “bank umum konvensional” juga untuk mengakomodir ciri khas perbankan syariah yang tidak ada dalam konvensional. Kondisi spesifik untuk perbaikan syariah yang harus comply dengan shari’ah rules and regulations, memerlukan adanya GCG perbankan syariah yang ditopang oleh 4 (empat) pilar utama dimana atas ketentuan-ketentuan tersebut telah diadopsi kedalam panduan GCG internal dan penyempurnaan metode Self Assessment penerapan GCG di BSM, yakni: 1. Peran Shari’ah Supervisory Board (SSB) atau DPS mengawal shari’ah compliance Bank. 2. Pertimbangan untuk membentuk Governance Committee dimana yang menjadi anggotanya adalah anggota Komite Audit, DPS dan Direktur Non-Eksekutif. 3. Investment Account Holders (IAH) yang berakad investasi mudharabah dengan bank syariah akan memiliki semacam ”kesetaraan hak” dengan shareholders dan suaranya layak diwakili oleh DPS di Komite Governance. 4. Transparency dan Responsibility yang lebih penting karena perlunya Bank menyediakan data bagi IAH terkait kinerja dari investasinya dan kepedulian Bank mengembangkan muslim communities. H. Code of Conduct Dalam rangka memastikan pemenuhan SKB No.4/002/DIR.KOM tanggal 25 November 2002 tentang Code of Conduct (CoC) sebagai bagian penting (pilar best practices) penerapan GCG di BSM, telah dilaksanakan survey kepada pegawai BSM melalui pengisian kuesioner CoC. Tujuan survey dimaksudkan untuk memotret sejauhmana pemahaman jajaran BSM secara menyeluruh mengenai CoC dan penerapan LaRisywah (No Special Payment & No Kick Back). Dari hasil pelaksanaan survey diperoleh jawaban sebanyak 1979 responden yang sah mengisi kuesioner dengan kesimpulan akhir “baik & wajar” 1. Landasan Ketentuan a. Sebagai dasar komitmen seluruh jajaran BSM telah dibuat Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Direksi dan Komisaris tentang Code Of Conduct (CoC) yang tertuang dalam SKB No.4/001/DIR. KOM tgl. 26 Nopember 2002. b. Sebagai langkah sosialisasi kepada setiap pegawai diberikan buku saku GCG dan
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 67
67
5/5/2008 11:04:38 AM
CoC serta penerapan tindak kedisiplinan pegawai yang tertuang dalam SE No. 7/030/SDI tanggal 15 Oktober 2005. c. Annual disclosure terus ditingkatkan dengan pengungkapan tahunan oleh seluruh pegawai dengan prioritas Officer dan pejabat BSM. d. SE No.8/003/UMM tanggal 22 Februari 2006 tentang PBI “GCG” e. SE No.8/018/UMM tanggal 11 Desember 2006 tentang Poster Code of Conduct (CoC) “La Risywah, No Kickback, No Special Payment” f. SKB Piagam GCG No.9/001-KEP/KOMDIR tanggal 30 April 2007 2. Penerapan La-Risywah, No Kickback, No Special Payment Dalam rangka optimalisasi penerapan GCG khususnya yang berkenaan dengan CoC, Direksi telah mencanangkan suatu gerakan “La Risywah, No Kick Back dan No Special Payment”. Gerakan dimaksud merupakan langkah untuk meningkatkan kesadaran (awareness) seluruh jajaran BSM agar senantiasa bekerja dengan lurus dan bertanggung jawab serta obyektif secara profesional. Untuk itu tidaklah dibenarkan apabila ada jajaran BSM yang menerima pemberian hadiah dari calon nasabah/nasabah atau rekanan baik langsung maupun tidak langsung pada saat pengajuan pembiayaan/ pengadaan barang dan jasa serta penggunaan perantara, broker atau pihak ketiga lainnya yang mengenakan fee atau komisi. Pencanangan gerakan “La Risywah, No Kickback, No Special Payment” ini ditetapkan melalui Surat Edaran internal yang didalamnya a.l. mewajibkan setiap unit kerja memasang poster CoC yang ditandatangani oleh Direktur Utama dengan Pejabat BSM pada tempat yang strategis. 3. Pengembangan SDI dan Budaya Kerja Selama tahun 2007 sebanyak 62 jenis pelatihan/kursus telah diberikan kepada 6.264 pegawai BSM dalam 172 angkatan/ pelaksanaan, dengan jenis pelatihan mulai dari pengetahuan dasar perbankan sampai dengan yang bersifat manajerial.
menjadi perhatian serius bagi manajemen dan jajaran BSM lainnya. BSM telah membentuk “Nilai-nilai Bersama BSM” yang diyakini akan mampu membawa BSM menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha. BSM shared values meliputi: Excellence, Teamwork, Humanity, Integrity dan Customer Focus, dimana kelima values ini di-akronimkan menjadi “ETHIC” yang berarti set of moral principles, sangatlah tepat untuk menggambarkan nilai-nilai bersama BSM. 4. Benturan Kepentingan (Conflict of Interest) Sepanjang tahun 2007 telah dijaga hal-hal yang menimbulkan benturan kepentingan didalam proses dan keputusan operasional, disamping itu atas temuan audit yang terbukti signifikan terjadi pelanggaran telah diambil tindakan tegas memadai oleh manajemen sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5. Kerahasiaan Pengelolaan atas kerahasiaan data nasabah dan perbankan disimpulkan telah memadai dan tidak ada temuan dari audit BI yang berdampak material, risiko operasional serta penurunan tingkat kesehatan Bank. 6. Penyalahgunaan Jabatan. Seluruh jajaran BSM telah melaksanakan tugas sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab terhadap ketentuan yang berlaku. 7. Perilaku Insiders. Tidak terdapat pejabat yang terkait dengan pejabat lain/pihak luar yang terafiliasi dengan bank yang memanfaatkan transaksi untuk kepentingan pribadi. 8. Integritas dan Akurasi Data Bank Akurasi data Bank telah disajikan dengan memadai dan wajar. 9. Integritas Sistem Perbankan BSM sebagai bagian dari sistem perbankan Indonesia senantiasa berupaya untuk tetap konsisten dalam menegakkan rezim anti money laundering, antara lain melalui pengenalan aktifitas transaksi nasabah secara akurat. 10. Pengelolaan Rekening Pegawai Pembukaan rekening pegawai diperlakukan sesuai prosedur dan tidak diperkenankan adanya perlakuan khusus, sehingga BSM senantiasa bertindak professional keluar dan ke dalam perusahaan.
Implementasi Corporate Culture di BSM
68 68
LaporanTahunan TahunanBSM BSM2007 2007 Laporan
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 68
5/5/2008 11:04:38 AM
MASALAH & KENDALA YANG DIHADAPI BANK
Bank menerima lima kali tagihan PPN Murabahah dengan total nilai Rp37.649.329.708,00. Kelima tagihan tersebut merupakan tagihan PPN atas sebagian transaksi Murabahah tahun 2003. Atas setiap tagihan tersebut, Bank selalu menyampaikan surat tanggapan yang berisi keberatan Bank disertai penjelasan bahwa transaksi Murabahah merupakan transaksi perbankan sehingga tidak dapat dikenakan PPN. Adapun pokok-pokok argumentasi yang dikemukakan Bank adalah: 1. Jasa di bidang perbankan tidak dikenakan PPN (UU No.18 tahun 2000 tentang PPN, pasal 4A angka 3 huruf d). 2. Pembiayaan Murabahah merupakan salah satu jenis jasa perbankan (pembiayaan), sesuai UU No.10 tahun 1998 tentang Perbankan pasal 1 angka 12 dan 13. Dengan dimuat atau diungkapkan secara lengkap dalam disclosure laporan keuangan audit tahun 2007 baik oleh auditor eksternal Perseroan Kantor Akuntan Publik (KAP) Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang (DBS&D) maupun auditor eksternal Bank Mandiri KAP Ernst & Young (E&Y), dapat disimpulkan bahwa permasalahan PPN murabahah Bank telah diketahui secara jelas dan tidak dinyatakan sebagai contingent liability. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Bank tidak membentuk cadangan atas tagihan PPN Murabahah sebesar Rp37.649.329.708,00.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 69
69
5/5/2008 11:04:40 AM
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Sebagai perwujudan semangat dan kepedulian BSM terhadap masyarakat luas, BSM bersinergi dengan Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat (BSM Umat), melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Keberadaan BSM Umat telah dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) oleh pemerintah melalui SK Menteri Agama No 406 tahun 2002 tanggal 17 September 2002. Program-program yang berdaya guna dan bermanfaat bagi para penerima bantuan (mustahikin) terutama di kantong-kantong kemiskinan, daerah kritis dan bencana tanpa mengabaikan prinsip-prinsip syariah yang menjadi pijakan dalam melangkah menjadi tugas utama lembaga ini, dengan mengoptimalkan sumberdaya insani dan jaringan Cabang-cabang BSM di seluruh Indonesia. A. Program Mitra Umat Salah satu programnya adalah pemberdayaan sektor ekonomi mikro seperti pedagang di pasar-pasar tradisional dan kaki lima. Bantuan itu diberikan dalam skema qardhul hasan. Selama tahun 2007 dana yang sudah disalurkan melalui program ini berjumlah Rp1,6 milyar. Sasaran program ini supaya para mustahik yang menerima dana akan berubah menjadi muzaki. Beberapa daerah minus mendapat saluran bantuan program ini, melalui kerjasama dengan beberapa BMT (Semarang 11 BMT, Pontianak 7 BMT dan Sukoharjo 13 BMT).
BSM telah memberikan bantuan pendidikan kepada hampir 1.000 anak (SD,SMP,SMU/K) termasuk didalamnya santri Pondok Pesantren Daarul Qur’an milik Ust. Yusuf Mansur. Bank Syariah Mandiri bersama LAZNAS BSM membiayai proyek rehabilitasi gedung Sekolah Dasar (SD) Billaan, Pamekasan Madura dengan nilai Rp120 juta. Proyek tersebut berupa rehabilitasi tiga ruang kelas gedung SD, termasuk dalam program ini adalah beasiswa bagi murid berprestasi yang tidak mampu. C. Program Simpati Umat Tahun 2007 LAZNAS meluncurkan program Wakaf Sejuta Qur’an. Program ini digulirkan untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pembelajaran dan pemilikan Al Qur’an, serta peremajaan terutama berkaitan dengan kepemilikan mushaf Al Quran, karena banyak kondisi fisik Alquran yang telah rusak, susah dibaca dan tanpa dilengkapi terjemahan. Program wakaf ini diharapkan dapat memacu kegemaran umat Islam dalam membaca kitab suci Alquran. Sasaran dari ’Program wakaf Qur’an Untuk Persaudaraan’ adalah para wakif (para pewakaf/donatur) untuk menyalurkan sebagian rizkinya kepada saudara-saudara kaum Muslim yang memiliki kendala dalam memiliki kitab suci Alquran, khususnya di daerah-daerah pedalaman dan daerah bencana.
B. Program Didik Umat Sebagai salah satu program pengembangan sumber daya manusia, pada tahun 2007
70
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 70
5/5/2008 11:04:51 AM
PRODUK & JASA
A.
Produk Berbasis Pembiayaan Konsumer Guna mendukung pencapaian target perusahaan, baik dalam bidang financing, funding maupun fee based income, BSM secara berkesinambungan melakukan inovasi dan enhancement produk. Dalam bidang pembiayaan, BSM berkepentingan untuk menciptakan produk berbasis pembiayaan konsumer dalam rangka menurunkan persentase pembiayaan korporasi. Produk-produk berbasis pembiayaan konsumer yang diluncurkan pada tahun 2007 adalah sebagai berikut:
B.
1.
PPR Syariah Bersubsidi
Pembiayaan pemilikan rumah secara syariah dalam rangka memfasilitasi pemilikan atau pembelian rumah sederhana sehat (RS Sehat/RSH) yang dibangun oleh pengembang dengan dukungan subsidi pemerintah. Produk ini merupakan implementasi dari peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat.
2.
Pembiayaan Griya BSM Optima
Pembiayaan pemilikan rumah dengan tambahan benefit berupa adanya fasilitas pembiayaan tambahan yang dapat diambil nasabah pada waktu tertentu sepanjang coverage atas agunannya masih dapat meng-cover total pembiayaannya dan dengan memperhitungkan kecukupan debt to service ratio Nasabah.
3.
Pembiayaan Umrah
Pembiayaan yang bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keringanan kepada calon nasabah dalam memperoleh biaya yang dibutuhkan guna menunaikan ibadah umrah.
4.
Pembiayaan Griya BSM DP 0%
Pengembangan dari produk pembiayaan pemilikan rumah secara syariah yang selama ini telah berjalan dengan tambahan fitur berupa peniadaan uang muka bagi nasabah.
5.
Pembiayaan dengan Agunan Investasi Terikat Syariah Mandiri
Pembiayaan dengan agunan berupa dana investasi (cash collateral) di mana pemilik dana (investor) memberikan batasan kepada Bank mengenai tempat, cara dan objek investasinya.
Produk Berbasis Teknologi Seiring perkembangan zaman yang menuntut kecepatan dan kemudahan dalam bertransaksi, BSM juga secara kontinu mengembangkan produkproduk berbasis teknologi guna memenuhi kebutuhan nasabah. Produk-produk jasa berbasis teknologi yang berhasil dikembangkan pada tahun 2007 adalah sebagai berikut:
1.
BSM Mobile Banking Berbasis GPRS
Produk ini memberikan kepada nasabah fasilitas untuk mengakses rekening yang dimilikinya dan melakukan transaksi, melalui teknologi GPRS (General Package Radio Services) dengan sarana telepon seluler (ponsel). Ini adalah layanan pertama yang ada di Indonesia.
2.
BSM Net Banking
Fasilitas layanan Bank yang dapat dimanfaatkan Nasabah untuk melakukan transaksi perbankan yang ditentukan oleh Bank melalui jaringan internet dengan sarana komputer yang dimiliki Nasabah.
3.
BSM Pooling Fund
Fasilitas yang disediakan oleh Bank yang memudahkan Nasabah untuk mengatur/mengelola dana di setiap rekening yang dimiliki Nasabah secara otomatis sesuai keinginan Nasabah.
4.
Layanan ATM Prima dan Debit BCA
Pengayaan fitur BSM Card dan perluasan jaringan ATM dan EDC yang menerima BSM Card sebagai alat transaksi. BSM Card dapat digunakan untuk tarik tunai, cek saldo, transfer antar bank anggota ATM Prima (termasuk BCA) serta dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang merchant-nya menggunakan EDC BCA.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 71
71
5/5/2008 11:04:54 AM
C.
D.
72
Program Promosi Produk Agar produk-produk BSM, baik pendanaan, pembiayaan maupun jasa, dikenal dengan baik oleh pasar, BSM aktif melakukan program dan kegiatan promosi selama tahun 2007, yaitu berupa: 1. Program Direct Gift kepada Nasabah
Untuk membantu Cabang meningkatkan penjualan produk funding, BSM pada tahun 2007 mengadakan program Direct Gift untuk produk Tabungan Berencana BSM (April-Mei 2007), produk Tabungan BSM Investa Cendekia/TIC (Juli-Agustus 2007), dan BSM Mobile Banking GPRS (Agustus 2007).
2. Program BSM Mall to Mall Promotion
Program ini berupa pembukaan gerai on-line di 6 mall strategis Jakarta: Pondok Indah Mall (Jakarta Selatan), Bintaro Plaza (Tangerang), Mall Artha Gading (Jakarta Utara), ITC Permata Hijau (Jakarta Barat), Cilandak Town Square (Jakarta Selatan) dan ITC Ambassador (Jakarta Selatan) selama periode bulan Oktober s.d Desember 2007.
3. Special Event BSM
Sepanjang tahun 2007, BSM mengadakan 3 program promosi Special Event, yakni special event Muharram (Januari 2007), special event ”BSM Goes to School” (Juli-Agustus 2007), dan special event ”BSM Peduli Kesehatan” (November 2007). Kegiatan special event lebih bersifat maintaining and rewarding nasabah exsisting, seperti pelaksanaan seminar/talkshow yang dapat dihadiri nasabah Cabang, dan medical check up gratis untuk nasabah. Selain itu juga dilakukan pemberian direct gift untuk merekrut nasabah baru.
4. Placement Iklan Produk di Media Massa
Sebagai bagian dari program komunikasi pemasaran yang terintegrasi, BSM tak hanya mengandalkan program promosi below the line, tetapi juga aktif berpromosi melalui iklan/ advertising di media massa. Di antaranya, program promosi iklan radio untuk produk Tabungan Berencana, dan iklan di media cetak untuk produk Griya BSM. Sedangkan produk Tabungan BSM dan fitur-fiturnya (Mobile Banking BSM, BSM Card dan BSM Net Banking) dipromosikan secara intensif sejak bulan Agustus s.d November 2007 di media cetak dan televisi.
Daftar Produk & Jasa
1.
Tabungan BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah dengan akad Mudharabah Mutlaqah yang penarikannya berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati.
2.
Tabungan Berencana BSM adalah tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian bagi penabung maupun ahli waris untuk memperoleh dananya sesuai target pada waktu yang diinginkan, dengan perlindungan asuransi gratis.
3.
Tabungan Simpatik BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip wadiah, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati.
4.
Tabungan Mabrur BSM adalah tabungan yang bertujuan membantu masyarakat untuk merencanakan ibadah haji & umrah.
5.
Tabungan BSM Dollar adalah tabungan dalam mata uang Dollar yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan BSM dengan menggunakan slip penarikan.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 72
5/5/2008 11:04:54 AM
6.
Tabungan BSM Investa Cendekia (TIC) adalah tabungan berjangka yang diperuntukkan bagi masyarakat dalam melakukan perencanaan keuangan, khususnya perencanaan dana pendidikan bagi putra/putri.
7.
Deposito BSM adalah produk investasi berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan.
8.
Deposito BSM Valas adalah produk investasi berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan dalam bentuk valuta asing.
9.
Giro BSM adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau alat perintah bayar lainnya dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah.
10. Giro BSM Valas adalah simpanan dalam mata uang dollar Amerika yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan prinsip wadiah yad ad-dhamanah. 11. Giro BSM Singapore Dollar adalah simpanan dalam mata uang dollar Singapore yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah. 12. Giro BSM Euro adalah simpanan dalam mata uang Euro yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah. 13. Obligasi Bank Syariah Mandiri Adalah surat berharga jangka panjang berdasar prinsip syariah yang mewajibkan Emiten (Bank Syariah Mandiri) untuk membayar Pendapatan Bagi Hasil / Kupon dan membayar kembali Dana Obligasi Syariah pada saat jatuh tempo. 14. Pembiayaan Mudharabah BSM Pembiayaan dimana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati. 15. Pembiayaan Musyarakah BSM Pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati. 16. Pembiayaan Murabahah BSM Pembiayaan berdasarkan akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati. Dapat dipergunakan untuk keperluan usaha (investasi, modal kerja) dan pembiayaan konsumer. 17. Pembiayaan Talangan Haji BSM Merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk memperoleh kursi/seat haji dan pada saat pelunasan BPIH. 18. Pembiayaan Istishna BSM Pembiayaan pengadaan barang dengan skema Istishna adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, dan panjang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengadaan barang (obyek
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 73
73
5/5/2008 11:04:56 AM
istishna), dimana masa angsuran melebihi periode pengadaan barang (goods in process financing) dan bank mengakui pendapatan yang menjadi haknya pada periode angsuran, baik pada saat pengadaan berdasarkan prosentase penyerahan barang, maupun setelah barang selesai dikerjakan. 19. Pembiayaan dengan Skema IMBT (Ijarah Muntahiyah Bittamliik) Pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bittamliik (IMBT) adalah fasilitas pembiayaan dengan skema sewa atas suatu obyek sewa antara Bank dan Nasabah dalam periode yang ditentukan yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan nasabah. 20. Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah Off Balance Sheet adalah penyaluran dana Mudharabah Muqayyadah dimana Bank bertindak sebagai agen (channelling agent), sehingga Bank tidak menanggung risiko. 21. BSM Customer Network Financing BSM Customer Network Financing (BSM-CNF) adalah fasilitas pembiayaan modal kerja yang diberikan kepada Nasabah (agen, dealer, dan sebagainya) untuk pembelian persediaan/inventory barang dari Rekanan (ATPM, produsen/distributor, dan sebagainya) yang menjalin kerjasama dengan Bank 22. Pembiayaan Resi Gudang BSM Pembiayaan Resi Gudang adalah pembiayaan transaksi komersial dari suatu komoditas/produk yang diperdagangkan secara luas dengan jaminan utama berupa komoditas/produk yang dibiayai dan berada dalam suatu gudang atau tempat yang terkontrol secara independen. 23. PKPA Pembiayaan kepada Koperasi Karyawan untuk Para Anggotanya (PKPA) adalah penyaluran pembiayaan kepada koperasi karyawan untuk pemenuhan kebutuhan konsumer para anggotanya (kolektif) yang mengajukan pembiayaan kepada koperasi karyawan. 24. Pembiayaan Edukasi BSM Pembiayaan jangka pendek dan menengah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan uang masuk sekolah/perguruan tinggi/lembaga pendidikan lainnya atau uang pendidikan pada saat pendaftaran tahun ajaran/semester baru berikutnya dengan akad ijarah. 25. BSM Implan Pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap Perusahaan/anggota Kopkar yang pengajuannya dilakukan secara massal (kolektif). 26. Pembiayaan Dana Berputar Fasilitas pembiayaan modal kerja dengan prinsip musyarakah yang penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan riil nasabah. 27. Pembiayaan Pemilikan Rumah (Griya BSM) Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas, di lingkungan developer maupun non developer, dengan sistem murabahah. 28. Pembiayaan Pemilikan Rumah (Griya BSM Optima) Pembiayaan Griya BSM Optima adalah pembiayaan pemilikan rumah dengan tambahan benefit berupa adanya fasilitas pembiayaan tambahan yang dapat diambil nasabah pada waktu tertentu sepanjang coverage atas agunannya masih dapat meng-cover total pembiayaannya dan dengan memperhitungkan kecukupan debt to service ratio Nasabah.
74
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 74
5/5/2008 11:04:57 AM
29. Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) Syariah Bersubsidi Pembiayaan untuk pemilikan/pembelian rumah sederhana sehat (RS Sehat/RSH) yang dibangun oleh pengembang dengan dukungan subsidi uang muka dari pemerintah, yang ditujukan kepada golongan berpendapatan tetap (pegawai/karyawan). 30. Pembiayaan Umroh Pembiayaan jangka pendek yang digunakan untuk memfasilitasi kebutuhan biaya perjalanan umroh, seperti untuk tiket, akomodasi, dan persiapan biaya umroh lainnya dengan akad ijarah. 31. Pembiayaan Griya BSM DP 0% Pembiayaan Griya BSM tanpa dipersyaratkan adanya uang muka bagi nasabah, dimana nilai pembiayaan adalah sebesar 100% dari harga taksasi rumah. 32. BSM Card Merupakan sarana untuk melakukan transaksi penarikan, pembayaran, dan pemindahbukuan dana pada ATMBSM, ATMMandiri, ATMBersama, maupun ATMBank Card. Selain itu juga berfungsi kartu debit yang dapat digunakan untuk transaksi belanja di merchant-merchant yang tersedia EDC BCA dan EDC Mandiri yang berlogokan ”Gunakan BSMCard Anda disini”. 33. Sentra Bayar BSM Merupakan layanan bank dalam menerima pembayaran tagihan pelanggan pada pihak ketiga (PLN,Telkom, Indosat, Telkomsel). Layanan sentra bayar dapat dilakukan dengan setoran uang kas atau debet rekening melalui teller, ATM, SMS Banking, atau proses autodebet secara bulanan. 34. BSM Mobile Banking Merupakan produk layanan perbankan yang berbasis teknologi SMS telepon selular (ponsel) yang memberikan kemudahan kepada nasabah untuk melakukan berbagai transaksi perbankan di mana saja, kapan saja, semudah mengirim SMS. 35. BSM Net Banking Merupakan fasilitas layanan bank bagi nasabah untuk melakukan transaksi perbankan (ditentukan bank) melalui jaringan internet dengan sarana komputer. 36. BSM Mobile Banking GPRS Merupakan produk layanan perbankan yang berbasis teknologi GPRS telepon selular (ponsel) yang memberikan kemudahan kepada nasabah untuk melakukan berbagai transaksi perbankan di mana saja, kapan saja. 37. PPBA (Pembayaran melalui menu PemindahBukuan di ATM) Merupakan layanan pembayaran institusi (lembaga pendidikan, asuransi, lembaga khusus, lembaga keuangan non bank) melalui menu pemindahbukuan di ATM. 38. BSM Pooling Fund Merupakan fasilitas yang disediakan oleh Bank yang memudahkan nasabah untuk mengatur atau mengelola dana di setiap rekening yang dimiliki nasabah secara otomatis sesuai keinginan nasabah. 39. Pertukaran Valas BSM Pertukaran mata uang rupiah dengan mata uang asing atau mata uang asing dengan mata uang asing lainnya yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri dengan nasabah. 40. Bank Garansi BS Janji tertulis yang diberikan oleh bank kepada pihak ketiga, dimana bank menyatakan sanggup memenuhi kewajiban-kewajiban kepada pihak ketiga dimaksud apabila pada suatu waktu tertentu
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 75
75
5/5/2008 11:04:59 AM
yang telah ditetapkan pihak yang dijamin (nasabah) tidak memenuhi kewajibannya. 41. BSM Electronic Payroll Pembayaran gaji karyawan institusi melalui teknologi terkini BSM secara mudah, aman dan fleksibel. 42. SKBDN BSM Janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis nasabah (applicant) yang mengikat Bank Syariah Mandir sebagai bank pembuka untuk membayar kepada penerima atau order-nya atau menerima dan membayar wesel pada saat jatuh tempo yang ditarik penerima, atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada penerima, atau untuk menegosiasikan wesel-wesel yang ditarik oleh penerima atas penyerahan dokumen (untuk saat ini khusus BSM dengan BSM) 43. BSM Letter of Credit Janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis nasabah (applicant) yang mengikat BSM sebagai bank pembuka untuk membayar kepada penerima atau order-nya atau menerima dan membayar wesel pada saat jatuh tempo yang ditarik penerima, atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada penerima, atau untuk menegosiasikan wesel-wesel yang ditarik oleh penerima atas penyerahan dokumen. 44. BSM SUHC (Saudi Umrah & Haj Card) adalah kartu prabayar dalam mata uang Saudi Arabiyan Riyal. 45. Transfer BSM Western Union Adalah jasa pengiriman uang/penerimaan kiriman uang secara cepat (real time on line) yang dilakukan lintas negara atau dalam satu negara (domestik). 46. Kliring BSM Penagihan warkat bank lain di mana lokasi bank tertariknya berada dalam satu wilayah kliring. 47. Inkaso BSM Penagihan warkat bank lain di mana bank tertariknya berbeda wilayah kliring atau berada di luar negeri, hasilnya penagihan akan dikredit ke rekening nasabah. 48. BSM Intercity Clearing Jasa penagihan warkat (cek/bilyet giro valuta rupiah) bank di luar wilayah kliring dengan cepat sehingga nasabah dapat menerima dana hasil tagihan cek atau bilyet giro tersebut pada keesokan harinya. 49. BSM RTGS (Real Time Gross Settlement) Jasa transfer uang valuta rupiah antar bank baik dalam satu kota maupun dalam kota yang berbeda secara real time. 50. Transfer Dalam Kota (LLG) Jasa pemindahan dana antar bank dalam satu wilayah kliring lokal. 51. Transfer Valas BSM Transfer valas terdiri dari: • Transfer ke luar yaitu pengiriman valas dari nasabah BSM ke nasabah bank lain baik dalam maupun luar negeri. • Transfer masuk yaitu pengiriman valas dari nasabah baik lain baik dalam maupun luar negeri ke nasabah BSM. 52. Transfer DUIT Jasa pengiriman uang dari luar negeri ke Indonesia, Saat ini BSM bekerjasama dengan Merchantrade Asia (MTA) Malaysia.
76
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 76
5/5/2008 11:05:00 AM
53. Pajak Online BSM Memberikan kemudahan kepada wajib pajak untuk membayar kewajiban pajak (bukan dalam rangka pembayaran pajak import) secara otomatis dengan mendebet rekening atau secara tunai. 54. Pajak Impor BSM Memberikan kemudahan kepada importir untuk membayar pajak barang dalam rangka impor secara on-line sebagai syarat untuk mengeluarkan barangnya dari gudang kantor bea dan cukai. 55. Referensi Bank BSM Surat Keterangan yang diterbitkan oleh BSM atas dasar permintaan dari nasabah untuk tujuan tertentu. 56. BSM Standing Order Fasilitas kemudahan yang diberikan Bank Syariah Mandiri kepada nasabah yang dalam transaksi financialnya harus memindahkan dari suatu rekening ke rekening lainnya secara berulang-ulang. Dalam pelaksanaannya nasabah memberikan instruksi ke bank hanya satu kali saja. 57. BSM Autosave Produk layanan pemindahbukuan otomatis antar rekening giro dan rekening tabungan dengan memelihara saldo tertentu. 58. Reksadana Mandiri Investa Syariah Berimbang Adalah reksadana campuran (Mix Fund/Balanced Fund) berbasis instrumen pasar uang, pasar obligasi dan pasar saham dengan ketentuan investasi sesuai Syariah. Dikelola, diadministrasikan, disimpan dan didistribusikan (dijual) oleh sinergi 3 (tiga) kekuatan besar, yaitu: PT Mandiri Manajemen Investasi (sebagai manajer investasi dengan dana kelolaan terbesar di Indonesia), Deutsche Bank (sebagai bank kustodi reksa dana terbesar di Indonesia yang sudah berperan aktif sebagai kustodi reksa dana konvensional maupun Syariah) dan BSM (sebagai agen penjual). 59. Reksadana Mandiri Investa Atraktif Syariah (MITRA Syariah) Adalah reksadana syariah yang dikeluarkan oleh PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI). Merupakan jenis reksadana saham (equity fund), yaitu wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor) untuk selanjutnya diinvestasikan oleh manajer investasi minimal 80% dalam portofolio Efek Saham Syariah. 60. Bancassurance BSM Merupakan kerjasama antara bank dan perusahaan asuransi dalam memasarkan produk Bank dan Asuransi atau produk asuransi pada kantor layanan bank. Untuk saat ini, produk bancassurance BSM terdiri dari 2 produk, yakni: a. Syariah Medika Plus Produk asuransi jiwa yang memberikan manfaat berupa santunan rawat inap dan santunan tunai kepada nasabah BSM. b. Syariah Investa Link Produk investasi berbasis syariah yang dilengkapi dengan perlindungan asuransi dengan manfaat hingga 800% dari premi tahunan.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 77
77
5/5/2008 11:05:01 AM
PERNYATAAN DEWAN KOMISARIS & DIREKSI
Laporan Tahunan 2007 ini, beserta seluruh Laporan Keuangan dan lain-lain informasi yang terkait adalah tanggung jawab manajemen PT Bank Syariah Mandiri, dan telah disetujui oleh Dewan Komisaris dan Direksi yang tandatangannya tercantum di bawah ini.
Jakarta, 1 Maret 2008
78
A. Noor Ilham Komisaris Utama /Komisaris Independen
Zainul Arifin Komisaris /Komisaris Independen
Djakfarudin Junus Komisaris
Yuslam Fauzi Direktur Utama
M. Haryoko Direktur
Hanawijaya Direktur
Amran Nasution Direktur
Zainal Fanani Direktur
Srie Sulistyowati Direktur
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 78
5/5/2008 11:05:01 AM
KANTOR PUSAT DAN KANTOR JARINGAN BANK SYARIAH MANDIRI KC: Kantor Cabang, KCP: Kantor Cabang Pembantu, UPS: Unit Pelayanan Syariah, KK: Kantor Kas, KLS: Konter Layanan Syariah, PP: Payment Point KANTOR
ALAMAT
TELEPON
FAKSIMILI
KC LANGSA
Jl. Ahmad Yani No. 28-29, Kota Langsa, Nanggroe Aceh Darussalam
(0641) 426135, 21357, 426451
(0641) 426051
KK PASAR LANGSA
Jl. Teuku Umar No. 61, Kota Langsa
(0641) 22035, 23913
(0641) 23804
KC ACEH
Jl. Diponegoro No. 6 Banda Aceh 23242
(0651) 22010
(0651) 33945
UPS MEULABOH
Jl. Nasional No. 59 Meulaboh, Aceh Barat
(0655) 7551109, 7551558
(0655) 7551184
KK DARUSSALAM
Jl. Inong Balee No. 3, Syiah Kuala - Banda Aceh
(0651) 7551743-44
(0651) 7551745
PP. ACEH UNMUHA
Gedung Univ. Muhammadiyah Aceh,
(0651) 28303
(0651) 28303
Jl. Suak Tungkul Kav. I No. 05/06
(0650) 21557, 21547
(0650) 21570
KC PADANG
Jl. Imam Bonjol No. 17 Padang
(0751) 21113, 20765
(0751) 24768
KK PADANG ULAK KARANG
Jl. S. Parman no. 151 B, Padang
(0751) 444908
(0751) 444218
KK BANDAR BUAT
Jl. Bandar Buat No. 11 Padang
(0751) 71600, 71900
(0751) 72500
KC BUKITTINGGI
Jl. Jenderal Sudirman No. 73 Bukit Tinggi, Sumatera Barat
(0752) 627633, 627635
(0752) 627637
KCP PAYAKUMBUH
Jl. Sudirman No. 22A Payakumbuh, Bukittinggi
(0752) 796640, 796641
(0752) 93167
KC PALEMBANG
Jl. Jend. Sudirman No. 80 Palembang 30135
(0711) 367868, 366733
(0711) 354184
KCP PALEMBANG PASAR 16 ILIR
Pasar 16 Ilir Jl. Masjid Lama No. 30 Palembang
(0711) 377244, 377322
(0711) 353594
KCP PALEMBANG PRABUMULIH
Jl. Sudirman Prabumulih, Muara Enim
(0713) 322888
(0713) 322565
UPS PALEMBANG BATURAJA
Jl. Pahlawan Kemarung Baturaja Timur
(0735) 321755, 321075
(0735) 324555
NANGROE ACEH DARUSSALAM
Jl. Muhammadiyah No. 91, Banda Aceh 23245 KC SIMEULUE SUMATERA BARAT
SUMATERA SELATAN
Kab. Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan KK PALEMBANG SIMPANG PATAL
Jl. R. Sukamto No. 92A , Palembang
(0711) 360789, 370901
(0711) 361700
KK PALEMBANG RADIAL
Jl. Radial Palembang
(0711) 350160, 350245
(0711) 351444
PP. PALEMBANG RADIAL
Jl. Brigjend. H.M. Dhanie Effendi, (Radial)
(0711) 350160, 350245
(0711) 351444
KLS PALEMBANG RIVAI
Jl. Kapt. A. Rivai No. 1008 Palembang
(0711) 320555
(0711) 356567
KC MEDAN
Jl. Jenderal Achmad Yani No. 100, Medan
(061) 4151466 (Hunting), 4153866
(061) 4511867
KCP MEDAN KAMPUNG BARU
Jl. Brigjen Katamso No. 717 B, Medan
(061) 7869788
(061) 7869739
KCP MEDAN TEBING TINGGI
Jl. A Yani No. 141 Kodya Tebing Tinggi
(0621) 328125, 328126
(0621) 328127
KCP MEDAN AKSARA
Jl. Letda Sujono No. 110, Medan
(061) 7325939, 7325957
(061) 7332936
KK MEDAN SETIA BUDI
Jl. Setia Budi No. 233, Medan
(061) 8220384
(061) 8221267
KK MEDAN KRAKATAU
Jl. Krakatau No. 136 Pulau Brayan Medan
(061) 6691005
(061) 6616121
KK MEDAN BELAWAN
Gedung PT. Samudera Indonesia Jl. Raya Pelabuhan Belawan, Medan
(061) 6945820
(061) 6945246
PP. MEDAN UMSU
Kampus III UMSU Jl. Kapten Mukhtar Basri No. 3, Medan
-
-
PP. MEDAN UISU
Kampus Universitas Islam Sumatera Utara
(061) 7883683
(061) 7883683
KK MEDAN POLONIA
Bandara Udara Internasional Terminal Kedatangan
(061) 4567127
(061) 4567127
SUMATERA UTARA
Jl. Sisingamaraja - Teladan, Medan Jl. Imam Bonjol Medan KK MEDAN PETISAH
Jl. Rotan No. 7 Medan
(061) 4521002
(061) 4145787
KLS MEDAN PULO BRAYAN
Jl. Yos Sudarso Blok A No. 1A, Pulo Brayan Medan
(061) 6632944
(061) 6632861
KLS MEDAN TEBING TINGGI
Jl. Dr. Sutomo No. 17 Tebing Tinggi
(0621) 24440
(0621) 24440
KC STABAT
Jl. K. H. Zainul Arifin No. 17 Stabat
(061) 8912631, 8912632
(061) 8912630
KCP BINJAI
Jl. Sutomo No. 33 Binjai, Sumatera Utara
(061) 8823770
(061) 8826544
KLS STABAT PANGKALAN BRANDAN
Kantor Cabang Bank Mandiri Hub Pangkalan Brandan,
(0620) 21925
(0620) 21844
Komplek Pertamina Sumbagut Pangkalan Brandan
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 79
79
5/5/2008 11:05:01 AM
KANTOR
ALAMAT
TELEPON
FAKSIMILI
KC RANTAU PRAPAT
Jl. Imam Bonjol No. 22, Rantau Prapat Sumut
(0624) 24880, 24205, 25278
(0624) 24653
KK RANTAU PRAPAT KOTA PINANG
Kl. Jenderal Sudirman No. 26 B Kota Pinang, Rantau Prapat
(0624) 496922
(0624) 496919
KLS RANTAU PRAPAT A.YANI
Kantor Cabang Bank Mandiri Hub Rantau Prapat A. Yani,
(0624) 22573
(0624) 22723
KC PADANG SIDEMPUAN
Jl. Merdeka No. 81-81A, Padangsidempuan Tapanuli Selatan Sumut
(0634) 28200
(0634) 28103
UPS PANYABUNGAN
Jl. Willem Iskandar No. 115 B Panyabungan, Madina
(0636) 20232, 321500, 321616
(0636) 321617
KLS PADANG SIDEMPUAN SUDIRMAN
Kantor Cabang Bank Mandiri Hub Padang Sidempuan,
(0634) 28300
(0634) 24300
Jl. Jend. Ahmad Yani No.2 Rantau Prapat
Jl. Sudirman No. 30-32 Padang Sidempuan KC PEMATANG SIANTAR
Jl. Jenderal Sudirman Blok A No. 5-6, Pematangsiantar 21113
(0622) 435858, 435857, 435861
(0622) 435848
KCP PERDAGANGAN
Jl. Sisingamaraja, perdagangan Kab. Simalungun
(0622) 697777
(0622) 697177
KCP KISARAN
Jl. Imam Bonjol No. 195 Kisaran, Medan
(0623) 348500, 348501
(0623) 348502
UPS TANJUNG BALAI
Jl. HOS Cokroaminoto No.35 DE, Tanjung Balai
(0623) 597373
(0623) 596933
PP. BRIDGESTONE
Komplek PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate, Dolok Merangir,
(0622) 64118
(0622) 64227
Pos Serbalawan, Kabupaten Simalungun JAMBI KC JAMBI
Jl. Dr. Sutomo No. 11, Jambi
(0741) 27788, 27730
(0741) 27733
KK JAMBI SIPIN
Jl. Kapt. Bakaruddin No. 72
(0741) 669910, 670220
(0741) 667533
PP. IAIN STS
Komplek IAIN Sulthan Thaha Saifuddin
(0741) 668069
(0741) 668069
(0741) 66522
(0741) 668220
Jl. Arif Rahman Hakim, Telanaipura Jambi KLS JAMBI SIPIN
Jl. Kol. Abujani No.54 Jambi
RIAU KC PEKANBARU
Jl. Jend. Sudirman No. 169 Pekanbaru 28112
(0761) 849191, 8499192, 8499193
(0761) 849190
KCP PEKANBARU HARAPAN RAYA
Jl. Imam Munandar No. 155, Pekanbaru
(0761) 862222
(0761) 849799
KCP PEKANBARU PANAM
Ruko Metropolitan Blok B No. 1
(0761) 859886, 859887, 859889
(0761) 859872
Jl. Raya Pekanbaru-Bangkinang, Pekanbaru KCP PEKANBARU PANGK. KERINCI
Jl. Lintas Timur No. 115 Pangkalan Kerinci, Pekanbaru – Riau
(0761) 493333
(0761) 493337
PP. PEKANBARU AL AZHAR
Sekolah Al Azhar Syifa Budi, Jl. Arifin Ahmad, Pekanbaru
(0761) 7096280
-
PP. PEKANBARU PMC
Pekanbaru Medical Center,
(0761) 848100
(0761) 859510
Jl. Lembaga Pemasyarakatan No.25 Pekanbaru KLS PEKANBARU AHMAD YANI
Jl. Jend. Ahmad Yani No. 85 Pekanbaru
(0761) 7051266
(0761) 839544
KC DUMAI
Jl. Jenderal Sudirman No. 162 Dumai, Riau
(0765) 33555
(0765) 32379
UPS DURI
Jl. Hang Tuah Duri Kab Bengkalis, Riau
(0765) 598990
(0765) 598993
PP. CPI
Area Camp PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI)
(0765) 826303
(0765) 999038
KLS DUMAI SYARIEF KASIM
Jl. Sultan Syarif Kasim No. 99 Dumai
(0765) 33150
(0765) 33150
KC BENGKULU
Jl. Semangka No. 49 Lingkar Timur, Bengkulu
(0736) 342007, 346498
(0736) 346707
KLS BENGKULU S.PARMAN
Jl. Letjen. S.Parman No.183, Bengkulu
(0736) 24313
(0736) 24313
Gedung Graha Sulaiman Blok A 8-9
(0778) 431331, 432728
(0778) 432727
BENGKULU
KEPULAUAN RIAU KC BATAM
Jl. Sultan Abd Rahman No. 1 Lubuk Baja Batam KCP TANJUNG PINANG
Jl. Diponegoro No. 1 C Tanjung Pinang, Riau
(0771) 313788
(0771) 313995
KK BATAMINDO
Shophouse Blok D 01-18 Kawasan Industri Batamindo
(0770) 612044
(0770) 612303
KLS BATAM RAJA ALI HAJI
Bank Mandiri Cabang Batam Raja Ali haji, Jl. Raja Ali Haji No.39
(0778) 430240
(0778) 430240
KC BANDAR LAMPUNG
Jl. R.A Kartini No. 99C - 99D Bandarlampung
(0721) 264088, 264188, 264788
(0721) 263588
KCP BANDARLAMPUNG BANDAR JAYA
Jl. Proklamasi Raya No. 12 A-C Bandarjaya, Lampung
(0725) 529825, 529826
(0725) 529831
UPS BANDARLAMPUNG METRO
Jl. Ryacudu A. 8 Metro, Lampung Tengah
(0725) 7851606
(0725) 7851605
LAMPUNG
80
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 80
5/5/2008 11:05:01 AM
KANTOR
ALAMAT
TELEPON
FAKSIMILI
KK BANDAR LAMPUNG PRINGSEWU
Jl. Ahmad yani No. 130, Pringsewu Kab. Tanggamus Provinsi Lampung
(0729) 22233
(0729) 23574
PP. BANDARLAMPUNG GREAT GIANT
Kompleks PT. Great Giant Pineaple,
(0725) 7573001
(0725) 7573001
PINEAPLE COMPANY
Jl. Raya Arah Menggala KM 77, Lampung Tengah
PP. BANDARLAMPUNG GUNUNG MADU Kompl. Gunung Madu Plantations Km 90 Gunung Batin, Lampung Tengah
(0725) 561700
(0725) 561800
KLS TELUK BETUNG MALAHAYATI
Jl. Laksamana Malahayati No.3 Teluk Betung
(0721) 482646
(0721) 482668
KC TANGERANG
Jl. Merdeka No. 308 Cimone Tangerang 15113
(021) 5580754, 5580711, 5580865
(021) 5580807
KCP CILEDUG
Jl. HOS Cokroaminoto No. 69 Ciledug, Tangerang
(021) 73458148, 73458149
(021) 73458150
KK B S D
Ruko BSD Sektor IV Blok RF 33 BSD, Tangerang
(021) 53152888
(021) 53152460
KLS TANG. RSU. GLOBAL MEDIKA
Jl. MH. Thamrin No. 3 Tangerang Banten
(021) 55781523
(021) 55781523
KC CILEGON
Jl. Sultan Ageng Tirtayasa No. 115 A, Cilegon – Banten
(0254) 399444, 375648
(0254) 375645
KCP SERANG
Jl. A. Yani No. 152 - A Serang, Banten
(0254) 222960, 222984
(0254) 222985
KK PANDEGLANG
Jl. A. Yani No. 41 E Pandeglang, Banten
(0253) 206035
(0253) 206034
PP PT. KBS
Gedung Utama PT. Krakatau Bandar Samudera, Jl. S.Parman Km. 13
(0254) 8317042
(0254) 8317043
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cilegon-Serang, Jl. Diponegoro No. 8
(0254) 202567
(0254) 200678
KC JAKARTA HASANUDIN
Jl. S. Hasanudin No. 57 Jakarta 12610
(021) 270-1515,1505, 1211
(021) 7220362
KK JAKARTA AL AZHAR KEBAYORAN
Komplek Masjid Agung Al Azhar,
(021) 72790244
(021) 72790381
BANTEN
Cigading, Cilegon-Banten KLS CILEGON DIPONEGORO JAKARTA
Jl. Sisingamaraja Kebayoran Baru, Jakarta Selatan KK JAKARTA FATMAWATI
Jl. RS Fatmawati No. 27 B , Jakarta Selatan
(021) 75903336
(021) 75903362
KLS JAKARTA PLAZA ABDA
Jl. Jenderal Sudirman Kav.32, Jakarta
(021) 51401093
(022) 51401094
KC JAKARTA MAYESTIK
Jl. Kyai Maja No. 6 Kebayoran Baru, Jakarta 12130
(021) 7202451, 7202728,
(021) 7220822
KCP CIPULIR
Jl. Ciledug Raya Cipulir No. 123E, Jakarta Selatan
(021) 72786361, 72786414
(021) 72786360
KCP JAKARTA PALMERAH
Jl. Palmerah Barat No. 32 B Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
(021) 5356423, 5356601
(021) 5356757
KK JAKARTA RS. DHARMAIS
Jl. Letjen S Parman Kav. 84-86 Slipi, Jakarta Barat
(021) 56943407
(021) 56943408
KK JAKARTA BENHIL
Jl. Bendungan Hilir Raya No. 37, Jakarta Pusat
(021) 57900824
(021) 57900825
KLS JAKARTA S. PARMAN
Wisma Barito Pacific Jl. S. Parman Kav. 62-63 Slipi, Jakarta Barat
(021) 53660560
(021) 23660560
7202509, 7394952
KLS JAKARTA GD. PUSAT KEHUTANAN
Wisma Manggala Wanabhakti, Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta 10270
-
-
KC JAKARTA WARUNG BUNCIT
Gedung Fortune Lt. Dasar Jl. Mampang Prapatan No. 96 Jakarta 12790
(021) 7989007-9
(021) 7989006
KCP JAKARTA CIBUBUR
Ruko Citra Grand Blok R-E No. 21, Jl. Raya Alternatif, Cibubur
(021) 84300107
(021) 84300108
KK JAKARTA P G C
Jl. Raya Bogor No. 1 Kramat Jati, Jakarta Timur
(021) 80878617
(021) 80878616
KK JAKARTA PLAZA MANDIRI
Plaza Mandiri - L 1 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 36-38, Jaksel 12190
(021) 5263466, 5263566
(021) 5263688
KK JAKARTA PASAR MINGGU
Jl. Raya Pasar Minggu No. 26 Ujung, Jakarta Selatan
(021) 78833626, 7892545, 7806973
(021) 7806973
KLS JAKARTA PS.REBO
Plaza PP Jl. Letjen TB Simatupang No.57 Jakarta 13760
(021) 87780053
(021) 87790475
KC JAKARTA PONDOK INDAH
Komp. Ruko Pondok Indah Kav. II No.11, Blok UA
(021) 7662029-31, 75818081
(021) 7662028
KCP CIPUTAT
Jl. Ir. H. Juanda No. 111 Ciputat Tangerang
(021) 742567
(021) 7423018
KCP BINTARO
Bintaro Trade Center, Jl. Sudirman Blok A1 No. 8 Bintaro, Tangerang
(021) 7453319
(021) 7450116
PRIORITY BANKING JAKARTA
Jl. Metro Duta Raya Plaza 2 Blok B4 No. 33 Pondok Indah, Jaksel
(021) 75920025
(021) 75920024
KK CINERE
Jl. Cinere Raya Blok A No. 38 Limo, Depok
(021) 7548031
(021) 7548032
KK TANGERANG PAMULANG
Jl. Siliwangi Blok SN 21/9 Pamulang, Tangerang
(021) 74701759
(021) 7498348
KK JAKARTA CILANDAK
Jl. Cilandak KKO No. 5e, Cilandak, Ragunan, Jakarta Selatan
(021) 7829780
(021) 78832136
PP. JAKARTA HARAPAN IBU
Yayasan Harapan Ibu, Jl. H. Banan No. 1 Pondok Pinang, Jakarta Selatan
(021) 7511148
(021) 7511148
Jl.Taman Duta I Sektor II Jakarta 12310
PONDOK INDAH
KLS JAKARTA PDK. INDAH MALL 2
Jl. Metro Pondok Indah, Jakarta 12310
-
-
KC JAKARTA THAMRIN
Jl. M. H. Thamrin No. 5 Jakarta 10340
(021) 2300509, 39839000
(021) 39832939,
KCP JAKARTA KRAMAT
Jl. Kramat Raya No. 23 C
(021) 3900349, 3900350
(021) 3244660
3140669
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 81
81
5/5/2008 11:05:02 AM
KANTOR
ALAMAT
TELEPON
FAKSIMILI
KK JAKARTA INDOSAT
Gedung Indosat Jl. Medan Merdeka Barat No. 21 Jakarta Pusat
(021) 3519140
(021) 3519141
KK JAKARTA CEMPAKA PUTIH
Komplek Perkantoran Cempaka Putih Permai Blok A No. 24,
(021) 4202258
(021) 4263402
(021) 56943139, 56943094
(021) 56943140
Jl. Letjend.R. Soeprapto Kav.10, Jakarta Pusat KK JAKARTA TRISAKTI
Universitas Trisakti Kampus A Lt. Dasar Gedung K Jl. Kyai Tapa No. 100 Jakarta Barat
KK JAKARTA DEPAG
Gedung Depag, Jl. Lapangan Banteng No.3-4 Jakarta Pusat
(021) 3441235
(021) 2441231
KK JAKARTA PASAR BARU
Jl. Pintu Air No. 7 Blok A1, Pasar Baru, Jakarta Pusat
(021) 344-2371
(021) 3442370
PP. JAKARTA BANK INDONESIA
Komplek Bank Indonesia
-
-
KLS JAKARTA IMAM BONJOL
Jl. Imam BonjolNo.61 Jakarta
(021) 3902394
(021) 3902394
KLS JAKARTA FAKHRUDIN
Jl. Fakhrudin No.15 Tanah Abang, Jakarta
(021) 3910788
(021) 3910788
KC JAKARTA TANJUNG PRIOK
Jl. Enggano No. 42B - 42 Tanjung Priok, Jakarta Utara
(021) 43906060,43906055
(021) 43906058,
KCP JAKARTA MANGGA DUA
Jl. Mangga Dua Raya Blok E 4 Kav No. 3, Jakarta Utara
(021) 6128715, 6128716
(021) 6128615
KK JAKARTA PELABUHAN TJ. PRIOK
Jl. Padamarang Pos III Tanjung Priok, Jakarta Utara
(021) 43907746, 43907732
(021) 43907733
KK JAKARTA KRAMAT JAYA
Jl. Kramat Jaya No. 42 B Cilincing Jakarta Utara
(021) 4410348
(021) 4410348
KK JAKARTA SUNTER
Jl. Danau Sunter G3/17, Sunter
(021) 6400584
(021) 65837648
KLS JAKARTA KOTA
Jl. Lapangan Stasiun No.2 Jakarta
(021) 2600500 ext. 342/ 314
(021) 2600513
KC JAKARTA SAHARJO
Jl. Dr. Saharjo No. 204A, Jakarta Selatan
(021) 8308768, 8292824,
(021) 8308769,
KCP JAKARTA JATINEGARA
Perkantoran Mitra Matraman Blok A1 Kv.9,
(021) 85904866
4369459
8357309-10
8357310 (021) 85905634
Jl. Matraman Raya No.148, Jakarta Timur KLS JAKARTA JATINEGARA TIMUR
Jl. Jatinegara Timur No. 58, Jakarta Timur
(021) 2800033 ext 104/105
(021) 2300637
KC JAKARTA RAWAMANGUN
Jl. Paus No. 86 Rawamangun, Jakarta Timur
(021) 4711987 (Hunting)
(021) 4711963
KK JAKARTA PONDOK BAMBU
Jalan Pahlawan Revolusi No. 17C, Pondok Bambu, Jakarta Timur 13430
(021) 70332098
(021) 8611927
KK JAKARTA KLENDER
Jl. Raya Teratai Putih BI 19 No. 4-D Duren Sawit, Jakarta Timur
(021) 86608567
(021) 86608551
KC JAKARTA MERUYA
Jl. Meruya Ilir No. 36A, Jakarta Barat
(021) 58900468, 58900470
(021) 58900471
KK JAKARTA KEDOYA
Rukan Golden Green No. 9, Jl. Panjang Kedoya, Jakarta Barat
(021) 56943609
(021) 86608551
KK JAKARTA TANJUNG DUREN
Jl. Tanjung Duren Raya No. 129 C, Tanjung Duren
(021) 5632891
(021) 56964233
PP. JAKARTA PURI
Yayasan Harapan Ibu, Jl. H. Banan No.1 Pondok Pinang, Jakarta Selatan
(021) 7511148
(021) 7511148
KLS JAKARTA DAAN MOGOT
Jl. Daan Mogot, Jakarta 11460
(021) 56952867
(021) 56952907
KC JAKARTA KELAPA GADING
Jl. Kelapa Gading Boulevard Blok I-I dan I-J, Jakarta Utara
(021) 45854513, 45854262
(021) 45874747
KAS KELILING
Jadebotabekcil, Semarang, Surabaya, Bandung, Medan, Makassar
(021) 8840355-8853990,
(021) 8856406
JAWA BARAT KC BEKASI
Komplek Pertokoan Kalimalang Comm Center, Jl. A Yani A5 No. 6 Bekasi 17145
82
8853991, 8856368
KCP BEKASI KALIMALANG
Plaza Duta Permai Blok B II No. 23, Jl. Raya Kalimalang Bekasi
(021) 8842886
(021) 8842355
KCP CIKARANG
Ruko Sentra Cikarang Jl. Cikarang Cibarusan BI. B No. 2 Cikarang, Bks
(021) 89902076, 89902077
(021) 89906765
KCP BEKASI PONDOK GEDE
Jl. Jatiwaringin Raya No. 96 Pondok Gede, Bekasi
(021) 84970252
(021) 84970265
UPS KARAWANG
Jl. Tuparev Blok No. 8 Karawang
(0267) 418451, 418452
(0267) 418422
KK BEKASI TIMUR
Ruko Kalimas Blok C-5, Jl. Chairil Anwar, Bekasi
(021) 88353689
(021) 8803805
KLS JAKARTA PONDOK KELAPA
Jl. Tarum Barat Km. 4,5 Kalimalang - Bekasi
(021) 086900456
(021) 86900456
KC BANDUNG
Jl. Ir. H. Juanda No. 74 Bandung 40132
(022) 2515075-76
(022) 2515078
KCP CIMAHI
Jl. Raya Cibabat No. 98 Cimahi Jawa Barat
(022) 6633545
(022) 6632212
KCP CIANJUR
Jl. Pasar Baru No. 137, Pasar Muka, Cianjur
(0263) 284648
(0263) 284677
KCP SUKABUMI
Pertokoan A. Yani, Jl. Jenderal A Yani T 04/293 M, Sukabumi
(0266) 243888
(0266) 243898
KCP GARUT
Jl. Cikuray No. 6 Kota Garut
(0262) 243689 – 243692
(0262) 233137
KK BANDUNG JAPATI
Gd. Kantor Pusat PT. Telkom Indonesia, Jl. Japati No. 1 Bandung
(022) 7278394
(022) 7278508
KK CIPANAS
Jl. Raya Cipanas No. 7 Cipanas, Cianjur
(0263) 520299
(0263) 520399
KK BANDUNG BUAH BATU
Jl. Buah Batu Raya No. 151, Bandung
(022) 7322173
(022) 7322301
KK RANCAEKEK
Jl. Rancaekek Raya No. 57, Rancaekek – Bandung
(022) 7790022 -7790024
(022) 7792632
KLS BANDUNG BRAGA
Jl. Braga No. 133, Bandung
(022) 4224907
(022) 4224906
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 82
5/5/2008 11:05:02 AM
KANTOR
ALAMAT
TELEPON
FAKSIMILI
KLS BANDUNG SOEKARNO HATTA
Jl. Soekarno-Hatta No. 486, Bandung
(022) 7538771
(022) 7538771
KLS BANDUNG ASIA AFRIKA
Jl. Asia Afrika No. 118-120, Bandung
(022) 4267224
(022) 4267224
KC BOGOR
Jl. Padjadjaran No. 35, Bogor 16143
(0251) 350562-4
(0251) 350565
KCP CIBINONG
Ruko Graha Cibinong Blok D No. 2 Jl. Raya Bogor KM. 43 Cibinong, Bgr
(021) 87915704
(021) 87914845
KCP BOGOR TAJUR
Jl. Siliwangi No. 72D, Bogor
(0251) 312169, 393260, 323932
(0251) 320472
KK BOGOR MERDEKA
Jl. Merdeka No. 63, Bogor
(0251) 386570
(0251) 386571
KK BOGOR DRAMAGA
Jl. Perwira No. 151 Dramaga, Bogor
(0251) 423026
(0251) 423027
KLS BOGOR KAPTEN MUSLIHAT
Jl. Kapten Muslihat No.17, Bogor
(0251) 348065
(0251) 348139
KC CIREBON
Jl. Siliwangi No. 102, Cirebon 45123
(0231) 202760, 202093
(0231) 202067
KCP KUNINGAN
Jl. Siliwangi No. 64 Kuningan
(0232) 875205, 875206
(0232) 875502
KCP JATIBARANG
Jl. Raya Siliwangi No. 16 Jatibarang, Indramayu
(0234) 356527, 356529
(0234) 351061
KK PLERED
Jl. Ir. H. Juanda No. 60-61 Plered, Cirebon
(0231) 322898
(0231) 322897
KLS CIREBON YOS SUDARSO
Jl. Yos Sudarso No. 11
(0231) 3360005
(0231) 3360005
KC TASIKMALAYA
Jl. Otto Iskandardinata No. 5 Tasikmalaya
(0265) 312995 – 312999
(0265) 311199
KK BANJAR
Jl. Letjen Soewarto No. 41, Banjar
(0265) 741641, 743434, 745500
(0265) 743444
KLS CIAMIS
Jl. Ahmad Yani No. 21 Ciamis, Tasikmalaya
(0265) 2752524
(0265) 2752523
KC DEPOK
Ruko Depok Mas Blok A1-2 Jl. Margonda Raya No. 42, Depok
(021) 7765231, 7765251, 7765289
(021) 77202905
KCP MARGONDA
Jl. Margonda Raya No. 349 B, Depok
(021) 7865162
(021) 78882142
KK DEPOK FMIPA – UI
Komplek Fakultas MIPA Universitas Indonesia, Depok
(021) 78849007
(021) 78849614
KK DEPOK CIMANGGIS
Jl. Raya Bogor KM 31, Pasar Cisalak, Cimanggis, Depok
(021) 87718007
(021) 87720017
KK DEPOK SAWANGAN
Ruko Bukit Sawangan Indah Blok F2 No. 3
(0251) 601771
(0251) 619609
Jl. Raya Parung, Sawangan - Kota Depok KLS DEPOK CIMANGGIS
Jl. Raya Bogor KM 28, Pasar Cisalak, Cimanggis, Depok
(021) 87713957
(021) 87713957
KC PURWAKARTA
Jl. Ibrahim Singadilaga No. 88 Purwakarta
(0264) 231760
(0264) 231761
KC PEKALONGAN
Jl. Merdeka No. 5 Pekalongan 51113
(0285) 434911-12
(0285) 434894
UPS TEGAL
Jl. Gajah Mada No.90, Tegal - Jawa Tengah
(0283) 325300, 325301
(0283) 351460
PP. PEKALONGAN RSI. SITI KHODIJAH
RS. Islam Siti Khodijah, Jl Bandung No. 39-47 Pekalongan 51125
(0451) 454999
-
KLS TEGAL ARIF RAHMAN
Jl. Arif Rahman Hakim No. 19, Tegal
(0283) 324100
-
KC SOLO
Jl. Slamet Riyadi No. 390 Solo 57141
(0271) 718272, 718277
(0271) 719167
KCP KLATEN
Jl. Pemuda Tengah No. 43 Klaten
(0272) 327979
(0272) 328986
KCP SUKOHARJO
Jl. Jenderal Sudirman No. 9, Sukoharjo
(0271) 591680, 592046
(0271) 593122
KK SURAKARTA PASAR KLEWER
Jl. Pasar Klewer Blok F No. 8 Surakarta
(0271) 642336
(0271) 642336
KK SUKOHARJO PALUR
Jl. Raya Palur No. 307, Palur, Sukoharjo
(0271) 821943, 821944
(0271) 826899
KK SOLO PASAR KLIWON
Jl. Kapten Mulyadi No. 228 D-E Pasar Kliwon, Solo
(0271) 656300
(0271) 653522
KK SOLO ASSALAAM
Jl. Garuda Mas No. 4 Pabelan Sukoharjo, Solo
(0271) 719943
(0271) 719682
PP. SURAKARTA ASSALAM
Pondok Pesantren Modern Islam ‘Assalam’ Kartasura - Sukoharjo,
(0271) 737432
(0271) 737432
JAWA TENGAH
Kotak Pos 286 Surakarta 57102 KLS SOLO SLAMET RIYADI
Jl. Brigjen Slamet Riyadi No. 16
(0271) 647999
(0271) 647999
KC SEMARANG
Jl. Pemuda 583-585, Semarang
(024) 356-8891
(024) 356-8890
KCP UNGARAN
Ungaran Square Jl. Diponegoro No.745, Ungaran, Semarang
(024) 6925864
(024) 6925865
UPS KUDUS
Ruko Ahmad Yani No. 9 Jl. Ahmad Yani Kab Kudus, Semarang
(0291) 439272
(0291) 439274
KK SEMARANG NGALIYAN
Ruko Siliwangi Plaza Blok A-5 Jl. Jend. Sudirman No. 187-189
(024) 70773184
(024) 7603139 (024) 8444623
Karangayu- Semarang PP. SEMARANG RS ROEMANI
Komplek RS. Roemani Jl. Wonodri No. 22 Semarang
(024) 8444623
KLS SEMARANG PANDANARAN
Jl. Pandanaran No. 104, Semarang – Jawa Tengah
(024) 8455043
(024) 8455043
KC PURWOKERTO
Ruko Kranji Megah Blok C Jl. Jend. Sudirman No. 393, Purwokerto
(0281) 641108, 641685
(0281) 642890
KLS CILACAP
Jl. Ahmad Yani No. 100, Cilacap
(0282) 534826
(0282) 534826
KC YOGYAKARTA
Gedung UII Jl. Cik Dik Tiro No. 1 Yogyakarta
(0274) 555022, 555024
(0274) 555021
KCP YOGYAKARTA KALIURANG
Jl. Kaliurang KM 5,3 No. 23 A Sleman
(0274) 545414
(0274) 545415
KK YOGYAKARTA KATAMSO
Jl. Brigjen Katamso No. 140, Yogyakarta
(0274) 373736
(0274) 377290
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 83
83
5/5/2008 11:05:02 AM
KANTOR
ALAMAT
TELEPON
FAKSIMILI
KK UMY YOGYAKARTA
Hall Gd. B Kampus Terpadu UMY JL. Lingkar Barat Bantul, Yogyakarta
(0274) 387655
(0274) 387655
KK YOGYAKARTA AMBARUKMO
Jl. Laksda Adi Sucipto No. 268
(0274) 484202
(0274) 484859
PP. JIH (Jogja International Hospital)
Jl. Ring Road Utara No.160 Depok, Sleman 55281
(0274) 4463025
(0274) 4463052
PP. UIN SUNAN KALIJAGA
Komp. UIN Sunan Kalijaga Jl. Marsda Adi Sucipto
(0274) 519742
(0274) 519581
KC SURABAYA
Jl. Raya Darmo No. 17 Surabaya 60625
(031) 5674848, 5679842, 5677062
(031) 5679841
KCP GRESIK
Jl. RA. Kartini No. 236 Gresik
(031) 3972053
(031) 3972065
KCP SIDOARJO
Komplek Ruko Central B1 A/3 Jl. Jenggolo No. 9 Sidoarjo
(031) 8946449, 8947231, 8921033
(031) 8957429
KCP BOJONEGORO
Jl. Diponegoro No. 63 C Bojonegoro
(0353) 892125
(0353) 892123
KCP MOJOKERTO
Komplek Ruko Royal Regency, Jl. Pahlawan No. 7 Blok R-16 Mojokerto
(0321) 333030
(0321) 333028
KCP SURABAYA AMPEL
Jl. KH. Mas Mansyur No. 77, Surabaya
(031) 3574850, 3574851, 3574940
(031) 3537102
UPS TUBAN
Jl. Basuki Rakhmat No. 278, Tuban
(0356) 333654, 333765
(0356) 322059
UPS JOMBANG
Ruko Cempaka Mas Blok A/9, Jl. Soekarno-Hatta No. 1, Jombang
(0321) 855527, 855528
(0321) 855526
KK SURABAYA JEMUR HANDAYANI
Jl. Jemur Handayani No. 51, Surabaya
(031) 8411230, 8411250
(031) 8411260
KK SURABAYA TANJUNG PERAK
Jl. Tanjung Perak Timur No. 512 Blok A/7, Surabaya
(031) 3292505
(031) 3292506
PP. SIDOARJO UMSIDA
Universitas Muhammadiyah, Jl. Majapahit No. 666 B, Sidoarjo – Jatim
(031) 8959961
(031) 8959961
PP. SIDOARJO AL MUSLIM
Yayasan Al Muslim, Jl. Raya Wadung Asri 39-F Waru Sidoarjo
(031) 60112416
(031) 8674386
PP. SURABAYA ITATS
Kampus ITATS, Jl. Arif Rachman Hakim No. 100 Surabaya
(031) 5912381
(031) 5912381
KLS SURABAYA DIPONEGORO
Jl. Raya Diponegoro No. 153, Surabaya
(031) 5676748
(031) 5676748
KLS SURABAYA KUSUMA BANGSA
Jl. Kusuma bangsa No. 116 - 118, Surabaya
(031) 5350157
(031) 5350157
KLS SURABAYA JEMBATAN MERAH
Jl. Jembatan Merah No. 26 - 27, Surabaya
(031) 3544928
(031) 3544928
KC PAMEKASAN
Jl. KH. Agus Salim No. 3A, Pamekasan
(0324) 331223, 331225
(0324) 331218
JAWA TIMUR
KK SUMENEP
Jl. Trunojoyo No. 166, Sumenep
(0328) 664741, 673431
(0328) 669300
KC MALANG
Jl. Basuki Rachmad No. 8 Kayutangan, Malang
(0341) 362122 (Hunting)
(0341) 347933
KCP PASURUAN
Jl. Panglima Sudirman No. 14C
(0343) 431588 – 431589
(0343) 431618
PP. MALANG KUCECWARA
Kampus STIE Malang Kucecwara, Jl. Candi Kalasan - Malang
(0341) 7788979
(0341) 7788979
PP. MTs MALANG
Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang 1 Jl. Bandung No. 7, Malang-Jatim
(0341) 5464532
(0341) 5464532
KC KEDIRI
Jl. Brawijaya No. 10, Kediri
(0354) 672000
(0354) 672105
UPS TULUNGAGUNG
Jl. Ahmad Yani Timur no.39 Tulungagung
(0355) 334455
(0355) 333130
KC JEMBER
Jl. Panglima Besar Sudirman No. 52, Jember
(0331) 411522
(0331) 411525
Teuku Umar Square. Jl. Teuku Umar No. 177 Denpasar
(0361) 231999
(0361) 237100
KC MATARAM
Jl. Pejanggik No. 128 Cakranegara Mataram 83115
(0370) 644888, 622300, 622700
(0370) 634999
KK MATARAM PANCOR
Jl. Pahlawan No. 1 Pancor Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat
(0376) 23774
(0376) 23773
PP. IAIN MATARAM
Komplek Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
(0370) 648666
(0370) 648666
KC PONTIANAK
Jl. Diponegoro No. 95 Pontianak
(0561) 745004 (Hunting)
(0561) 744774
KCP PONTIANAK KETAPANG
Jl. MT. Haryono No. 111-112 Ketapang, Pontianak
(0534) 34600
(0534) 34395
UPS SINTANG
Jl. M.T. Haryono No. 1, Sintang
(0565) 23322
(0565) 23232
KK PONTIANAK POLITEKNIK
Kampus Politeknik Negeri Jl. A. Yani No. 52, Pontianak
(0561) 583850
-
KLS PONTIANAK SIDAS
Jl. Sidas No. 2, Pontianak
(0561) 734670
(0561) 763082
Jl. Lambung Mangkurat No. 16 Banjarmasin 70111
(0511) 3366408, 3366409,
(0511) 3366426
BALI KC DENPASAR NUSA TENGGARA BARAT
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN SELATAN KC BANJARMASIN
3366425, 3366427
84
KCP BANJARMASIN S. PARMAN
Gedung RSIB Jl. Letjen S. Parman, Banjarmasin
(0511) 7404427, 7404429
(0511) 7404552
KCP MARTAPURA
Jl. A. Yani KM 40 No. 5 Martapura, Kal-Sel
(02511) 4722713
(0511) 4722714
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 84
5/5/2008 11:05:02 AM
KANTOR
ALAMAT
TELEPON
FAKSIMILI
UPS BATULICIN
Jl. Raya Batulicin (depan Psr. Niaga Bersujud) Batulicin
(0518) 70222, 75497
(0518) 75496
KK BANJARMASIN PS. CEMPAKA
Jl. Niaga No. 7, Banjarmasin
(0511) 366008 – 366009
(0511) 3361101
KK BANJARMASIN SENTRA ANTASARI
Pertokoan Sentra Antasari Blok A No. 13-14,
(0511) 269969
(0511) 254445
Jl. Sentra Antasari, Banjarmasin PP. BANJARMASIN POLIBAN
Komplek Politeknik Negeri Banjarmasin
(0511) 3304371
(0511) 3304372
PP. BANJARMASIN
SD Muhammadiyah VIII & X , Jl. Cempaka 1
(0511) 3361808
(0511) 3361808
KLS BANJARMASIN AHMAD YANI
Jl. Ahmad Yani No.13-17 Banjarmasin
(0511) 3255829
(0511) 3255829
KLS BANJARMASIN SAMUDERA
Jl. Lambung Mangkurat No. 4, Banjarmasin
(0511) 3364647
(0511) 3361808
KC BALIKPAPAN
Jl. Jend. Sudirman No. 330, Balikpapan 76113
(0542) 413382 (Hunting), 414630
(0542) 412109
KK BALIKPAPAN KEBON SAYUR
Jl. Letjen Suprapto No. 5 Balikpapan
(0542) 741300
(0542) 746759
SD MUHAMAMADIYAH
KALIMANTAN TIMUR
KLS BALIKPAPAN SUPRAPTO
Jl. Letjen Suprapto No. 1 Balikpapan
(0542) 425704
(0542) 425704
KC SAMARINDA
Jl. Jenderal Sudirman No. 24 Samarinda
(0541) 203012-14
(0541) 203017
UPS BONTANG
Jl. MT. Haryono No. 53 Kodya Bontang, Kalimantan Timur
(0548) 20007
(0548) 25005
KLS SAMARINDA KESUMA BANGSA
Jl. Kesuma Bangsa No. 76 Samarinda
(0541) 732732
(0541) 732732
KC KUTAI
Jl. KH. Ahkmad Muksin No. 29 Tenggarong Kab. Kutai-Kaltim
(0541) 665362, 665365
(0541) 665361
KC MAKASSAR
Jl. Dr. Ratulangi No. 7 Blok C1-2 Makassar
(0411) 833070 (Hunting)
(0411) 833069
KCP BONE
Jl. Jend. Sukowati No. 33 Watampone, Bone
(0481) 28774
(0481) 28775
KK MAKASSAR PANAKUKKANG
Jl. Boulevard, Ruko Jasper II No. 11 Panakukkang
(0411) 444296, 444718, 444835
(0411) 444726
KK MAKASSAR DAYA
Jl. Kapasa Raya No. 16, Makassar
(0411) 4722422
(0411) 4722280
KLS MAKASSAR COKROAMINOTO
Jl.H.O.S Cokroaminoto No.3, Makassar
(0411) 334464
(0411) 333445
KLS MAKASSAR KARTINI
Jl. R.A Kartini No. 12-14
(0411) 325789
(0411) 325456
KLS MAKASSAR
Jl. Sulawesi No. 81 Makassar
(0411) 335545
(0411) 331971
KC PALU
Jl. Gajahmada No. 77 Palu, Sulawesi Tengah
(0451) 452660, 452661
(0451) 452108
UPS LUWUK
Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 112, Luwuk Kabupaten Banggai, Sulteng
(0461) 21214, 22779
(0461) 325456
KLS PALU SAM RATULANGI
Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 60 Palu
(0451) 454999
(0451) 452666
Kawasan Mega Mas, Jl. Piere Tendean,
(0431) 879444
(0431) 879492
(0967) 550965, 550966
(0967) 550968
SULAWESI SELATAN
SULAWESI TENGAH
SULAWESI UTARA KC MANADO
Boulevard Blok I D-1 No. 28 Manado PAPUA TIMUR KC JAYAPURA
Jl. Raya Kelapa Dua Ruko Perniagaan Entrop No. 1-2 Entrop, Jayapura
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 85
85
5/5/2008 11:05:02 AM
MITRA BSM
Selama tahun 2007, BSM melakukan kerjasama dalam berbagai bidang pembiayaan, pendanaan dan jasa dengan berbagai mitra, diantaranya sbb: 1. Pembiayaan a. Askrindo dalam bidang penjaminan atas pembiayaan produktif untuk usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi. b. Dekopin dalam bidang fasilitas pemberdayaan koperasi. c. Departemen Pertanian dalam bidang fasilitas penyaluran langsung bagi masyarakat untuk keringanan investasi pertanian. d. Kementerian Koperasi dalam bidang pelaksanaan program bantuan permodalan koperasi di daerah bencana; pendampingan koperasi jasa keuangan syariah unit jasa keuangan syariah; pembiayaan produktif; pelaksanaan koperasi & usaha mikro pola syariah. e. Kementerian Lingkungan Hidup dalam bidang penyaluran pembiayaan program debt for nature swap kepada pelaku usaha mikro & kecil melalui investasi lingkungan f. Kementerian Perumahan Rakyat dalam bidang operasionalisasi program pembiayaan perumahan dan pemukiman dengan dukungan fasilitas subsidi perumahan. g. Microfin dalam bidang pendampingan koperasi jasa keuangan syariah. h. Perum Sarana Pengembangan Usaha dalam bidang penjaminan atas pembiayaan produktif untuk usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi. i. PT Surya Mitra Indonesia dalam bidang pemasaran mudharabah muqayyadah untuk warga dan simpatisan Muhammadiyah. j. RS Rawa Lumbu dalam bidang program BSM implan.
86
k. PT Taspen dalam bidang pendanaan dan pembiayaan pensiunan. 2. Pendanaan a. Departemen Agama dalam bidang penerimaan dan setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji. b. Panin Life Syariah dalam bidang pemasaran bancasurance. c. Koperasi Mitra Hasanah dalam bidang dana bergulir syariah. d. PT Takaful Keluarga dalam bidang kerja sama asuransi.
j. PT Takaful Umum dalam bidang kerja sama koperasi karyawan dengan koperasi karyawan BSM. k. Sekolah ”Attaufiq” dalam bidang penyelenggaraan penerimaan pembayaran biaya sekolah. l. Yayasan RS. Husni Thamrin dalam bidang kerja sama pelayanan perbankan.
3. Jasa a. Merchantrade Asia Sdn Bernhard Malaysia dalam bidang ijarah agreement BSM Net. b. Pelajar Islam Indonesia dalam bidang co branding. c. Perum Pegadaian dalam bidang pemanfaatan produk/jasa perbankan d. PLN Distribusi Banten (Jabar), DKI Jakarta, Jawa Timur, Palu, Makassar dan Banjarmasin dalam bidang penerimaan pembayaran tagihan secara online. e. PT Angkasa Pura I dalam bidang pengelolaan usaha layanan Juanda executive lounge. f. PT Asuransi Bumi Putera dalam bidang kontrak bank garansi. g. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dalam bidang penggunaan data center dan recover rubrik Bank Mandiri; USD direct settlement. h. PT Prodia Widia Husada dalam bidang fasilitas potong harga bagi pemegang kartu BSM Priority. i. PT Rintis Sejahtera dalam bidang issuer bank.
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 86
5/5/2008 11:05:12 AM
PT BANK SYARIAH MANDIRI Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2007 dan 2006
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 87
87
5/5/2008 11:05:14 AM
88
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 88
5/5/2008 11:05:16 AM
Laporan Tahunan BSM 2007
F-A Lap. Tahunan BSM 07-02-05-08.indd 89
89
5/5/2008 11:05:17 AM