Daftar Isi Visi dan Misi Perusahaan
02
Profil Perusahaan
03
Peristiwa Penting
04
Struktur Kelompok Usaha
05
Ikhtisar Keuangan
06
Sambutan Dewan Komisaris
08
Profil Dewan Komisaris
10
Sambutan Dewan Direksi
12
Profil Dewan Direksi
14
Struktur Organisasi
15
Profil Pejabat Eksekutif
16
Laporan Manajemen
18
Produk dan Jasa
23
Aktivitas Sosial
24
Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan
26
Penerapan Manajemen Resiko
33
Daftar Jaringan Kantor
35
Laporan Auditor Independent
37
BANK INA laporan tahunan 2009
01
VISI DAN MISI PERUSAHAAN
VISI Menjadi bank ritel yang bermutu dan berkesinambungan serta dipercaya oleh seluruh stakeholders
MISI Meningkatkan kesejahteraan seluruh stakeholders
LANDASAN PENCAPAIAN VISI DAN MISI
EMPATHY Bank Ina senantiasa berusaha untuk memperhatikan kebutuhan stakeholders terutama nasabah; dengan pikiran dan nurani.
ENTERPRENEURSHIP Bank Ina telah menetapkan komitmennya untuk senantiasa melakukan inovasi produk dan layanan perbankan yang memberikan nilai tambah.
EMPOWERMENT Bank Ina senantiasa berusaha memberdayakan manajemen dan staf secara terorganisasi untuk memberikan respons yang cepat bagi stakeholders.
TEAMWORK Bank Ina senantiasa mengkoordinasikan kemampuan manajemen dan staf dengan komunikasi dan bekerjasama dalam pencapaian visi serta pelaksanaan misi.
TRUSTWORTHINESS Bank Ina senantiasa membentuk karakter dan kompetensi untuk memupuk salingpercaya.
02
BANK INA laporan tahunan 2009
Untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah dan memperluas jaringan, dilakukan pengembangan jaringan kantor, yaitu pada akhir tahun 2008 jumlah jaringan kantor sebanyak 14 kantor dan hingga pada bulan Februari 2010 jaringan kantor menjadi 20 kantor.
profil perusahaan PT Bank Ina Perdana (Bank Ina) didirikan di Jakarta pada tanggal
Untuk melengkapi layanan kepada para nasabah, Bank Ina Perdana
9 Februari 1990 berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, SH.
juga menyediakan mesin-mesin ATM baik yang dimiliki sendiri
No. 32. Akta pendirian kemudian disahkan oleh Menteri Kehakiman
maupun kerjasama dengan penyedia layanan ATM Bersama.
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 02-3639.HT.01.01 TH.90 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
Sebagai Bank yang memilih sektor retail sebagai core business,
No. 84 tanggal 19 Oktober 1990 tambahan No. 4242.
Bank Ina Perdana menyediakan produk dan jasa perbankan yang cukup beraneka ragam untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya.
Anggaran Dasar mengalami perubahan beberapa kali, terakhir
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan transaksi devisa para
dinyatakan dengan Akta No. 2 tanggal 3 Februari 2009 yang dibuat
nasabah, Bank Ina Perdana telah menjalin kerjasama dengan salah
di hadapan Winanto Wiryomartani SH., M.Hum, Notaris di Jakarta,
satu Bank Devisa.
mengenai peralihan saham. Perubahan Anggaran Dasar telah dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum
Dalam menjalankan aktivitas usahanya, Bank Ina Perdana
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian sehingga Bank Ina
No. AHU-AH.01.10-17037 tanggal 7 Oktober 2009.
Perdana dapat menunjukkan kinerja yang baik dan mendapat pengakuan dari Majalah Infobank sebagai salah satu Bank
Izin untuk mulai beroperasi sebagai Bank Umum dituangkan dalam
penyadang predikat Sangat Baik sejak tahun 2004 sampai
Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :
dengan 2008.
524/KMK.13/1991 tanggal 3 Juni 1991. Bank Ina Perdana kemudian mulai melakukan kegiatan operasional pada bulan Juli 1991.
Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai aktivitas yang telah dilakukan oleh Bank Ina Perdana sepanjang tahun 2009, dapat
Kantor Pusat Bank Ina Perdana saat ini terletak di Jalan Abdul
kiranya dilihat pada uraian selanjutnya.
Muis No. 40, Jakarta 10160 tepatnya di Gedung Bina Surya Group, atau yang dikenal dengan Wisma BSG Corporation. Sementara itu
PEMEGANG SAHAM 2009
sampai dengan akhir Desember 2009, jumlah Kantor yang dimiliki
PT. Kharisma Prima Karya
96,02%
PT. Media Interaksi Utama
1,64%
Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
0,78%
Baktinendra Prawiro
0,78%
Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
0,78%
oleh Bank Ina Perdana untuk memberikan layanan kepada para nasabah berjumlah 18 Kantor yang terdiri dari Kantor Cabang, Cabang Pembantu, dan Kantor Kas.
Ultimate Shareholders
Hadi Surya & Oki Widjaja
BANK INA laporan tahunan 2009
03
peristiwa penting Desember
2008
September
2009
Desember
13 Desember 2008
09 September,
07 Desember,
Rapat kerja tahunan 2009
Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Kelapa Gading
Pembukaan Kantor Cabang Bandung
2009
17 Desember, Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Jatinegara
13 Desember 09 September
07 Desember
Februari
2009
Oktober
2009
11 Februari
06 Oktober,
Pembukaan Kantor Cabang Lumajang - Jawa Timur
Pembukaan Payment Point Royal Golf Halim
13 Oktober, Pemberian Beasiswa kepada UKRIDA
21 Oktober, Customer Gathering sekaligus peluncuran produk Tabungan Pinter
11 Februari
Agustus 08 Agustus Lomba Lukis Tingkat TK & SD Summarecon Mal Gading Serpong
2009 06 Oktober
26 Agustus Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Mall Mangga Dua
13 Oktober
08 Agustus
21 Oktober
26 Agustus
04
BANK INA laporan tahunan 2009
17 Desember
struktur kelompok usaha BANK INA dimiliki oleh dua Group besar, yakni : Bina Surya Group ( BSG ) dan Galva Group. Bina Surya Group yang dimiliki oleh Bapak Hadi Surya adalah salah satu group perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi laut (terbesar ketiga di dunia, khusus pengangkutan bahan kimia), industri kehutanan, industri pengolahan kayu, industri perkebunan, pertanian, jasa konstruksi dan pertambangan. Salah satu perusahaan yang sangat dikenal adalah PT Berlian Laju Tanker, Tbk Galva Group adalah group perusahaan yang bergerak di bidang usaha perdagangan dan industri elektronis yang didirikan oleh keluarga Uripto Widjaja. Produk utama yang sangat dikenal adalah merk TOA, selain itu salah satu anak perusahaannya menjadi perakit komponen elektronik untuk produk LG dan SONY. Galva Group juga merupakan pemegang keagenan produk BENQ.
Dharma Surya 5%
Poenta Surya 13%
Hadi Surya 82%
PT. Bagusnusa Samudra Gemilang 99,99%
Bagus Setia Giri 0,01%
PENGURUS Komisaris Utama Komisaris Independen Direktur Utama Direktur Direktur
PT. Tunggal Adi Baskara 37,4%
: : : : :
Utama Hadi Surya Yahya Marie Hadi Surya Suherman Widjaja Dwijaya Hadisurya
Oki Widjaja 21,81%
Jeanne Soedarjo 10,44%
PENGURUS Komisaris Utama Komisaris Direktur Utama Direktur
: Utama Hadi Surya : Suherman Widjaja : Hadi Surya : Dwijaya Hadi
PT. Kharisma Prima Karya 96,02%
PT. Media Interaksi Utama 1,64%
PT. Rekso Sempurno Morojoyo 11,5%
PT. J.A. Wattie 7,84%
PT. International Investment Holding Company 11,01%
PENGURUS
PENGURUS
Komisaris : Mohammad Anando Swasono
Resident Director Resident Secretary Resident Secretary
PT. Baktinendra Prawiro 0,78%
Perkumpulan Sekolah Kristen Jakarta 0,78%
: Kevin K. How : Ng Lai Fong : Tan Chin Fah
Majelis Pendidikan Kristen Jakarta 0,78%
PENGURUS Komisaris Direktur
: Rendy Diego Soedarjo : Oki Widjaja
BANK INA PERDANA
BANK INA laporan tahunan 2009
05
ikhtisar keuangan
POS POS PENTING
( dlm jutaan rupiah )
Total Aset
2009
2008
HASIL TAHUN BUKU
2009
2008
2007
2006
Total Aset
846.361
661.918
630.964
516.303
98.412
Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain
230.304
151.421
224.020
154.941
90.089
Kredit yang diberikan
587.863
489.472
383.861
352.356
846.361
661.918
Kredit
587.863
489.472
Dana Pihak Ketiga
722.799
557.262
Modal Bersih
111.758
Pendapatan
104.327
( dalam jutaan rupiah )
Biaya
84.788
76.091
Simpanan pihak ketiga
722.799
557.262
529.402
427.724
Laba Rugi Sebelum Pajak
19.539
13.998
Ekuitas
111.758
98.412
89.047
50.703
6.194
4.633
Laba bersih
13.345
9.365
10.836
5.465
13.345
9.365
23,50%
26,28%
risiko kredit dan pasar
23,50%
26,28%
Aktiva Tetap terhadap modal
12,33%
10,58%
vs aktiva produktif
0,32%
0,82%
PPAP terhadap Aktiva Produktif
0,86%
1,02%
Pemenuhan PPA produktif
100,93%
100,30%
Pemenuhan PPA non produktif
122,95%
384,40%
Pajak Penghasilan Laba Rugi Setelah Pajak Permodalan CAR CAR dengan memperhitungkan
Kualitas Aktiva Produktif Aktiva produktif bermasalah
NPL (Gross)
0,44%
1,04%
NPL (net)
0,30%
0,88%
Rentabilitas ROA
2,57%
2,08%
ROE
13,25%
10,31%
Net Interest Margin BOPO
5.,38%
6,15%
82,54%
85,17%
81,33%
87,84%
Return on Assets (ROA)
2,57%
2,08%
1,94%
1,42%
-
-
Return on Equity (ROE)
13,25%
10,31%
17,06%
13,88%
-
-
Loan to Deposit Ratio (LDR)
81,33%
87,84%
72,40%
81,15%
5,11%
5,21%
Capital Adequacy Ratio (CAR)
23,50%
26,28%
27,50%
16,68%
Likuiditas LDR Kepatuhan a. Persentase pelanggaran BMPK b. Persentase pelampauan BMPK GWM RUPIAH
06
BANK INA laporan tahunan 2009
RASIO KEUANGAN
2009
2008
2007
2006
sambutan dan profil dewan komisaris
BANK INA laporan tahunan 2009
07
sambutan dewan komisaris
1. Natalia Salim ( duduk ) Komisaris Utama
2. Hari Sugiharto ( kanan ) Komisaris
3. Denny Susilo ( kiri ) Komisaris
Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan perbankan, sumber daya manusia serta sistem informasi teknologi akan terus kami kembangkan guna memenuhi kebutuhan para stakeholders yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan kepada Bank Ina Perdana
08
BANK INA laporan tahunan 2009
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih
Di samping itu, pengembangan sumber daya manusia juga
atas kurniaNya, Bank Ina Perdana berhasil mencapai pertumbuhan
dilakukan dengan mengikutsertakan sejumlah kayawan pada
kinerja yang baik di tahun 2009. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan
program pelatihan di bidang operasional dan perkreditan, baik
perolehan laba bersih, aset, dan juga jaringan kantor cabang.
yang dilakukan oleh lembaga pelatihan eksternal maupun internal Bank.
Perolehan laba bersih meningkat 42,48% dari Rp 9.37 miliar di tahun 2008 menjadi Rp 13,35 miliar di tahun 2009, sedangkan
Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan perbankan, sumber
total aset meningkat 27,86% dari Rp 661.92 miliar di tahun 2008
daya manusia serta sistem informasi teknologi akan terus kami
menjadi Rp 846.36 miliar di tahun 2009. Jumlah jaringan kantor
kembangkan guna memenuhi kebutuhan para stakeholders yang
berkembang dari 14 kantor di tahun 2008 menjadi 19 kantor
telah memberikan dukungan dan kepercayaan kepada Bank Ina
di akhir tahun 2009. Non Performing Loan juga menunjukkan
Perdana.
perkembangan yang baik dari 1,04% di tahun 2008 menjadi 0,44% di 2009. Sedangkan rasio kecukupan modal mencapai
Akhir kata kami menyampaikan terima kasih atas segala dukungan
23,50%, jauh di atas rasio modal minimum yang dipersyaratkan.
dari para nasabah, mitra bisnis, Bank Indonesia selaku otoritas, Direksi dan seluruh karyawan, serta seluruh pemegang saham yang
Pertumbuhan tersebut di atas merupakan hasil kerja dan wujud
telah memberikan dukungan penuh kepada Bank Ina Perdana
komitmen dari seluruh jajaran pengurus dan karyawan guna
selama ini. Semoga Tuhan menyertai kita semua dalam segala
menumbuhkembangkan Bank Ina Perdana menjadi bank yang
usaha dan karya yang kita lakukan.
sehat. Di samping itu penerapan prinsip kehati-hatian tetap diutamakan di dalam pengelolaan Bank.
Salam Sejahtera, Dewan Komisaris
Menyadari pentingnya penerapan good corporate governance dan risk management, sejumlah karyawan dan pengurus juga mengikuti ujian kompetensi manajemen risiko dan lulus dengan hasil yang cukup baik.
Natalia Salim Komisaris Utama
Hari Sugiharto Komisaris
Denny Susilo Komisaris
BANK INA laporan tahunan 2009
09
profil dewan komisaris Natalia Salim Dalam usianya yang relatif muda 44 tahun, sudah dipercaya untuk memangku jabatan sebagai Komisaris Utama Bank Ina Perdana sejak tahun 2006. Kesuksesan ini tidak lepas dari latar belakang pendidikan dan pengalaman kerjanya di bidang finance. Pendidikan resmi terakhir diperoleh dari Texas Tech University, Lubbock, Texas, USA pada tahun 1991 dan meraih gelar sebagai Master of Arts dan Bachelor of Business Administration pada tahun 1987. Selain pendidikan resmi yang telah diselesaikan banyak pelatihan profesional lain yang diikuti, antara lain seperti: Corporate Treasury Management, Letter of Credit, dan Sertifikasi Manajemen Risiko (2007, BSMR). Pengalaman kerja pertamanya di Bank adalah di Bank Arta Pusara sebagai Planning Officer dan setelah itu bergabung dengan BSG Corporation sebagai Corporate Finance. Hari Sugiharto Lahir pada tahun 1945, aktif sebagai anggota Dewan Komisaris Bank Ina Perdana sejak tahun 2001. Gelar Sarjana Hukum diraih dari Universitas Kristen Satya Wacana pada tahun 1971 dan dari tahun 1968 sampai 1973 tercatat sebagai Dosen di universitas yang sama. Pada tahun 1987, melanjutkan studi di bidang perbankan di University of Wales, Inggris. Jenjang karirnya dimulai pertama kali pada tahun 1973, saat mulai bekerja di Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Republik Indonesia. Beberapa jabatan yang pernah dipegang dari sejak tahun 1980 dan bahkan beberapa masih aktif sampai sekarang adalah sebagai berikut: Sekretaris Dewan Pengawas Bank Tabungan Negara, Kepala Biro Moneter dan Jasa Keuangan Kantor Wakil Presiden RI, anggota Tim Nasional Perundingan Multilateral, anggota Tim Koordinasi Bidang Jasa/TKBJ Departemen Keuangan RI, anggota Tim Pemantau Kebijakan Bidang Jasa pada Kantor Wakil Presiden RI, pengurus Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia, pengurus Yayasan BPK Penabur, pengurus Yayasan UKRIDA, pengurus Dana Pensiun BPK Penabur dan pengurus Asosiasi Dana Pensiun Indonesia. Denny Susilo Mulai bergabung sebagai anggota Dewan Komisaris di Bank Ina Perdana pada bulan Januari 2008, menyelesaikan pendidikan Jurusan Akuntansi di Faktultas Ekonomi Universitas Trisakti pada tahun 1984 dan melanjutkan pendidikan S2 di bidang finance pada Universitas yang sama. Setelah menyelesaikan pendidikannya kemudian bergabung dengan Kantor Akuntan Djoko Sutardjo & Co sebagai auditor sampai tahun 1987. Setelah itu bergabung dengan PT. Great River International Tbk. sebagai internal auditor sampai tahun 1989. Karir di bidang perbankan diperoleh sejak bergabung dengan Lippobank dan Lippo Group pada tahun 1989 dengan jabatan terakhir sebagai Deputy Branch Manager pada tahun 1995 untuk kemudian bergabung dengan PT. Tirta Larastama Dinamika Finance sebagai Managing Director. Perkembangan capital market yang mulai marak di Indonesia membawanya bergabung dengan SZS Capital Market Consultants sebagai partner dan sejak tahun 2010, tercatat sebagai Direktur Keuangan PT. Prima Multi Artha serta aktifitas sebagai pengajar di salah satu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi di Jakarta.
10
BANK INA laporan tahunan 2009
sambutan dan profil dewan direksi
BANK INA laporan tahunan 2009
11
sambutan dewan direksi
1. Adi Wiratama ( duduk ) Direktur Utama
2. Budiarto Santoso ( kanan ) Direktur Kepatuhan
3. Winadewi Hanantha ( kiri ) Direktur
Sepanjang tahun 2009, Bank juga telah berupaya melakukan penyempurnaanpenyempurnaan di berbagai bidang sehingga mampu meningkatkan kinerja secara berkesinambungan. Pertengahan tahun 2008, dunia mengalami guncangan gejolak krisis ekonomi yang bersumber dari berbagai permasalahan di Amerika Serikat, antara lain seperti; ketidakseimbangan anggaran belanja dan transaksi berjalan, pemberian kredit perumahan kepada nasabah yang kurang layak, kemudian banyaknya jenis transaksi derivatif dimana salah satunya yang menyebabkan kejatuhan lembaga-lembaga keuangan di Amerika Serikat yakni penerbitan collateralized debt obligations yang berasal dari pembiayaan kredit perumahan.
12
BANK INA laporan tahunan 2009
Krisis yang meluas ini berdampak pada kelangkaan likuiditas
Pertumbuhan usaha juga ditandai dengan meningkatnya Dana
di Amerika sehingga tidak adanya aliran dana pada sektor riil.
Pihak Ketiga dari Rp 558,3 miliar tahun 2008 menjadi sebesar
Dengan demikian hal ini mengakibatkan pelemahan ekonomi
Rp 722,8 miliar pada akhir Desember 2009, naik 29,5%. Penyaluran
Amerika serta diikuti oleh negara-negara maju seperti; Eropa dan
dana kepada pihak ketiga berupa Kredit Diberikan juga mengalami
Jepang. Pengaruh pelemahan ekonomi negara-negara maju sedikit
peningkatan Rp 97,8 miliar atau 20,2% sehingga total Kredit
banyak telah mempengaruhi kondisi pasar Indonesia khususnya
Diberikan
dirasakan pada awal tahun 2009, ditandai dengan terjadinya
Desember 2009 sebesar Rp 587,86 miliar.
yang
berhasil
disalurkan
sampai
dengan
akhir
penurunan harga-harga saham di pasar modal, turunnya nilai rupiah akibat dari keluarnya aliran dana asing serta mengakibatkan
Prinsip Kehati-hatian yang dijadikan pedoman oleh manajemen
penurunan cadangan devisa.
dalam mengelola aktivitas usaha telah mampu memelihara tingkat kesehatan Bank sehingga tidak ada rasio-rasio keuangan yang
Gejala pelemahan ekonomi secara nyata yang dirasakan oleh kalangan perbankan pada kwartal I/ 2009 dimulai dengan tersendatnya ekspor barang-barang ke Amerika yang disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat Amerika. Gejolak ini pada
melampaui ketentuan-ketentuan sebagaimana yang telah digariskan oleh Bank Indonesia, seperti rasio CAR ( 23,50% ), non performing loan gross ( 0,44% ), non performing loan netto ( 0,30% ), pemenuhan ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit, pemenuhan ketentuan pemeliharaan rasio Giro Wajib Minimum, dan lain
akhirnya menyentuh dunia perbankan di Indonesia.
sebagainya. Namun berkat upaya Pemerintah yang dengan cepat mengambil langkah-langkah antisipatif dalam upaya menghindari pelemahan ekonomi yang berkepanjangan ini telah membuahkan hasil yang cukup menggembirakan dengan terhindarnya negara kita dari krisis ekonomi global. Hal ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan
Sepanjang tahun 2009, Bank juga telah berupaya melakukan penyempurnaan-penyempurnaan di berbagai bidang sehingga mampu meningkatkan kinerja secara berkesinambungan. Hal ini tidak lepas dari hasil jerih payah seluruh jajaran manajemen dan karyawan Bank Ina Perdana.
ekonomi nasional pada tahun 2009 sebesar 4,5%. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan Pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil ini telah mampu
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para
meningkatkan pertumbuhan usaha PT. Bank Ina Perdana
Pemegang Saham yang telah mempercayakan pengelolaan Bank
sepanjang tahun 2009 meskipun menjelang akhir tahun 2009
Ina Perdana, kepada seluruh mitra bisnis dan para nasabah yang
dunia perbankan kembali mengalami goncangan akibat kesulitan
senantiasa mendukung pertumbuhan usaha, dan kepada seluruh
likuiditas di pasar. Syukur hal ini dapat dengan segera teratasi
karyawan yang telah bekerja keras.
berkat upaya-upaya Pemerintah mengeluarkan stimulus kebijakanKami juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
kebijakan yang menggerakkan sektor riil.
sebesar-besarnya kepada Bank Indonesia khususnya Bagian Sementara itu, jika dilihat secara lebih mikro, dampak dari
Pengawasan yang senantiasa memberikan saran-saran sehingga
ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi krisis global
kami mampu melakukan tindakan-tindakan koreksi demi kemajuan
kali ini telah membuahkan hasil yang cukup menggembirakan
Bank Ina Perdana.
bagi pertumbuhan usaha Bank Ina Perdana dengan berhasilnya membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 13,3 miliar, naik 42,5% dibanding perolehan laba tahun 2008.
Untuk mengetahui secara lebih mendalam kegiatan-kegiatan yang telah kami lakukan sepanjang tahun 2009, dapat kiranya Bapak dan Ibu lihat pada uraian laporan yang kami sajikan ini. Hormat Kami, Dewan Direksi
Adi Wiratama
Budiarto Santoso
Winadewi Hanantha
Direktur Utama
Direktur Kepatuhan
Direktur
BANK INA laporan tahunan 2009
13
profil dewan direksi Adi Wiratama Lahir di Semarang, Jawa Tengah. Sarjana Teknik Elektro diperoleh dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga dan Master of Business Adiministration diraih di University of Leicester, UK. Selain itu banyak mengikuti seminar dan pendidikan pada lembaga pendidikan di dalam dan di luar negeri. Karirnya dimulai sebagai Senior Engineer di Schlumberger OSA pada tahun 1978 1981, sebagai Sistem Engineer di PT Sumber Karya Lestari tahun 1981 1983, sebagai EDP Manager di PT Condong Garut tahun 1983 1988, sebagai AVP & Staff Comptroller Bank Danamon tahun 1988 1989, sebagai SAVP & Kepala Bagian Pengawasan dan Pemeriksaan TSI Bank Danamon tahun 1989 1994, sebagai VP & Kepala Divisi Pengawasan TSI Bank Danamon, dan sebagai SVP & Kepala Divisi Pengawasan Bank Danamon pada tahun 1996 1999. Dari bulan Februari 2000 sampai dengan Oktober 2008 dipercaya sebagai Managing Director yang membawahi bidang Operasional, Akuntansi, Teknologi Informasi, Personalia dan Umum di Bank Jasa Arta, dan kemudian sejak bulan Oktober 2008 bergabung dengan Bank Ina Perdana. Budiarto Santoso Bergabung dengan Bank Ina Perdana, tepatnya pada tanggal 7 Juli 2008. Setelah lulus fit & proper yang dilakukan oleh Bank Indonesia, ditugaskan sebagai Compliance Director. Berbekal pendidikan komputer di Akademi Pengetahuan Komputer Budi Luhur (1982), mencoba untuk meniti karir pada tahun 1984 sebagai staff akunting di Bank Tani Nasional (Prima Ekspress Bank). Untuk melengkapi dan memperkuat pengetahuannya di bidang akuntansi, melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. Sejak April 1990, bergabung dengan PT. Bank Haga sampai dengan akhir Juni 2008. Selama bergabung di Bank Haga beberapa bidang yang pernah ditangani, yakni: bidang akuntansi, sistem prosedur, audit, human resources, general affairs, dan Risk Management & Compliance. Menyadari bahwa dunia perbankan terus berkembang secara dinamis, beberapa topik pelatihan terus diikuti, antara lain: pengembangan diri (personal self development), computer security system, perpajakan, ketenagakerjaan, banking strategic, assets & liability management, sertifikasi manajemen risiko, dan teknik-teknik perbankan lainnya. Winadewi Hanantha Lahir di Kudus, Jawa Tengah. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Parahyangan, Bandung pada tahun 1976. Selain itu banyak mengikuti seminar dan pendidikan perbankan di dalam negeri. Memulai karir perbankan di Bank Danamon pada tahun 1977. Selanjutnya bergabung dengan Bank Haga sejak tahun 1989 kemudian pada tahun 2000 bergabung dengan Bank Hagakita dengan jabatan sebagai Direktur dan pada tahun 2004 kembali ke Bank Haga dengan posisi sebagai Direktur sampai dengan tahun 2008 dan kemudian tahun 2009 menjabat sebagai Direktur di Bank Ina Perdana. Beliau mempunyai latar belakang yang kuat dalam bidang akuntansi, kredit dan marketing.
14
BANK INA laporan tahunan 2009
struktur organisasi bank ina perdana
Board of Commissioners - Audit Committee - Risk Supervisory Committee - Remuneration & Nomination Committee Board of Directors Executive Secretary
Internal Audit
Committee - Strategic Planning & Budgeting Committee - Assets & Liabilities Committee - Credit Committee - Information & System Technology - Risk Management Committee
Legal & Remedial
Business Group
Operation Support Group
System Info & Accounting Group
HR & General Affairs Group
Risk Management & Compliance Group
Lending & Funding Services
Central Operation
Information System Technology
Human Resources
Risk Management
Product & Promotion
Load Admin Center
System & Proc.
General Affairs
Compliance
Branch Banking
Business Support
Financial & Accounting
Treasury
Main Branch
Branches
BANK INA laporan tahunan 2009
15
profil pejabat eksekutif V Budiwan Pramana Group Head Business V Budiwan Pramana, 54 tahun. Menyelesaikan Sarjana Ekonomi di tahun 1980. Mengawali karir di bidang perbankan pada tahun 1980 di Bank CIMB Niaga (d/h Bank Niaga) hingga tahun 1990. Pada tahun 1990 mulai bergabung dengan Bank Danamon menjabat sebagai Wapinca Marketing dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Divisi Branch Development & Services pada tahun 2004. Pada tahun 2004 menjabat Kepala Divisi Branch Banking di Bank Mega hingga Oktober 2005. Tahun 2005 hingga 2006 bekerja di Bank Mayora dengan jabatan sebagai Kepala Divisi Marketing. Dari tahun 2007 2008 menjabat sebagai General Manager pada PT Sinar Bintang Abadi. Bergabung dengan Bank Ina Perdana di tahun 2008 dengan menjabat sebagai Group Head Business.
Dharmansyah Djalins Group Head Operation Dharmansyah Djalins, 46 tahun. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi dari Universitas Krisnadwipayana tahun 1989. Selain pendidikan formal, juga mengikuti berbagai pelatihan manajemen operasional, trade finance, manajemen risiko operasional, IT audit dan seminar pengembangan diri. Memulai karir perbankan pada Bank Artha Graha dari tahun 1989 hingga 1997 dengan jabatan terakhir sebagai Deputy Branch Manager kantor pusat operasional. Bergabung dengan Bank Ina Perdana di tahun 1997 menduduki jabatan Operation Manager. Berbagai jabatan pernah diduduki meliputi Kepala Divisi Operasi, Kepala Divisi IT, Kepala Divisi Business Support hingga terakhir sebagai Group Head Operation.
Kiung Hui Ngo Group Head System & Accounting Kiung Hui Ngo, 35 tahun. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi dari STIE Trisakti, Jakarta dan Magister Manajemen dari Universitas Tarumanagara, Jakarta. Selain itu banyak mengikuti seminar dan pendidikan yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga pendidikan. Karirnya dimulai di PT Glamourindo Khatulistiwa sebagai staff Finance pada tahun 1995 1998, sebagai Kepala Bagian Akuntansi di PT Mustika Citra Perdana tahun 1998 2000, sebagai Kepala Bagian Akuntansi & MIS di Bank BRI Syariah (d/h Bank Jasa Arta) sejak tahun 2000 2009, dan bergabung di Bank Ina Perdana sejak tahun 2009 sebagai System Information & Accounting Group Head.
16
BANK INA laporan tahunan 2009
Giri Prasetyo Group Head RM & Compliance Giri Prasetyo, 40 tahun. Meraih gelar Magister Management dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 2004. Memulai karir perbankan pada PT. Bank Haga ditahun 1997. Dari tahun 1997 sampai dengan 2003, menangani berbagai tugas di front dan back office. Pada tahun 2006 menjabat sebagai Head of Risk Management sampai tahun 2008, kemudian diangkat menjadi Head of Portfolio Management pada Rabobank dengan pangkat Assistent Vice President sampai dengan tahun 2009. Pada tahun 2009 bergabung dengan Bank Ina Perdana dengan jabatan Risk Management & Compliance Group Head.
Agung Buntaran Group Head Central Credit Agung Buntaran, 45 tahun. Menyelesaikan pendidikan strata satu di ISTN Jakarta tahun 1994. Mengawali pendidikan perbankan di Bank Yama tahun 1990 selanjutnya mengawali karir di Bank Ina pada tahun 1991. Tahun 1996 mengambil program MBA di Australia dan kembali bergabung dengan Bank Ina tahun 1999. Perjalanan karirnya dimulai dari staff Planning and Control, Treasury Manager, Branch Manager, Commercial Banking Head, Head Of Funding & Lending Serfices dan saat ini menjabat sebagai Central Credit Group Head. Relevan training yang pernah diikuti antara lain Asset Liabilities Management (Bank Ina), Bank Accounting (IBI), Advance Treasury (Deutsche Bank), Bank Fund Management (UI), Understanding Financial Instrument (Australian Securities Institute), Credit Analist Course (IBI) dan Risk Management (GARP BSMR).
Musa Sinambela Corporate Secretary Musa Sinambela, 42 tahun. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum tahun 1992 dan telah memperoleh izin sebagai Advokat pada tahun 2003. Saat ini tengah menyelesaikan Program Magister Hukum pada Universitas Gadjah Mada. Mengawali karir di bidang perbankan ditahun 1993 pada BPR Sumber Pangasean sebagai Kepala Bagian Kredit. Pada tahun 1996-1997 bekerja di Universitas Mpu Tantular sebagai Kepala Sekretariat Rektorat. Bergabung dengan Rabobank (d/h Bank Haga) pada tahun 1997 hingga 2004 dengan jabatan terakhir Senior Assistant Manager pada Legal & Remedial Group. Pada tahun 2004 menjabat Kepala Divisi Legal & Compliance hingga September 2009 pada Bank Capital Indonesia, Tbk. Bergabung di Bank Ina Perdana sejak Oktober 2009 sebagai Kepala Corporate Secretary.
Klarita Head of SKAI Menyelesaikan pendidikan di Universitas Katolik St Thomas Medan, Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi pada tahun 1992. Mulai berkarir di Bank Ina Perdana pada tahun 1993, diawali dengan bekerja di bagian Customer Service, Financial Analysis, Accounting Staff dan pada tahun 1995 dipromosikan menjadi Head of Accounting. Tahun 2010 dipercaya untuk memegang jabatan sebagai Head of Internal Audit. Dalam usaha untuk menunjang karir, seminar-seminar banyak diikuti seperti, Bank Performance Analysis, Perpajakan, Risk Management, Asset & Liabilty Management, Problem Solving & Decision Making dan seminarseminar pengembangan diri.
BANK INA laporan tahunan 2009
17
laporan manajemen
Pendapatan Bunga & Beban Bunga
2009
2008
2008
Rincian pendapatan bunga
BERIKUT ADALAH ANALISA SINGKAT HASIL - HASIL OPERASIONAL DAN POSISI KEUANGAN PT BANK INA PERDANA
- Kredit
65,76
70,85
2,22
4,93
8,73
18,54
6,52
2,65
86,52
82,30
68,89
4,81
7,50
4,20
91,33
89,81
73,09
5,19
3,70
2,89
- Penempatan pada BI & Bank lain - Surat Berharga
SELAMA TAHUN BUKU YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009. Pendapatan provisi & komisi Jumlah Pendapatan dan Bunga
TINJAUAN KINERJA KEUANGAN BANK
Rincian beban bunga
Laba Bersih
- Giro
Laba bersih setelah pajak tumbuh 42,48% menjadi Rp 13,35 miliar,
- Tabungan
3,23
2,88
2,66
43,72
41,08
31,74
- Deposito
dibandingkan tahun 2008, yang sebesar Rp 9,37 miliar, sementara laba operasional meningkat dari Rp 14,11 miliar di tahun 2008
57,51
0,31
0,03
0,03
52,45
47,69
37,32
Pendapatan Bunga Bersih
menjadi 19,27 miliar di tahun 2009. Rasio laba terhadap aktiva rata-rata (ROA) serta rasio laba terhadap
Pendapatan Bunga Bersih
ekuitas rata-rata (ROE) adalah masing-masing 2,57% dan 13,25%, meningkat jika dibandingkan dengan 2,08% dan 10,31% pada
Pendapatan bunga bersih pada tahun 2009, termasuk provisi dan komisi kredit, berjumlah sebesar Rp 38,88 miliar, mengalami
tahun 2008.
penurunan sebesar Rp 3,24 miliar atau 7,69% dibandingkan tahun 2008. Selama tahun 2009 ini terjadi kenaikan baik dari sisi penda patan Perolehan Laba Bank Ina Perdana
bunga maupun beban bunga. Pendapatan bunga terutama berasal dari aktivitas pemberian kredit, investasi dalam surat berharga, serta
25
penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain sebesar Rp 86,52 Laba sebelum pajak
Jumlah Laba
20
miliar pada tahun 2009 atau naik 5,13% dari Rp 82,30 miliar di tahun sebelumnya. Beban bunga pada tahun 2009 sebesar Rp
15
52,45 miliar atau naik sebesar 9,98% dari Rp 47,69 miliar di tahun sebelumnya. Naiknya pendapatan bunga dan biaya bunga di tahun
10
Laba sesudah pajak 5
2009 terutama disebabkan oleh naiknya outstanding dari aktiva produktif dan dana pihak ketiga Bank. Selama tahun 2009, aktiva produktif dan dana pihak ketiga yang dimiliki Bank mengalami
0 2005
2006
2007
Tahun
2008
2009
peningkatan dibanding tahun 2008, dengan peningkatan dana pihak ketiga sebesar 29,46% dan peningkatan aktiva produktif sebesar 20,10%. Rasio pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktif menurun menjadi 5,38% pada tahun 2009 dibandingkan 6,15% pada tahun 2008.
18
BANK INA laporan tahunan 2009
Pendapatan Bunga Bersih Bank
POSISI KEUANGAN Aktiva dan Kewajiban
45
Sampai dengan 31 Desember 2009, total aktiva Bank Ina mencapai
40
Rp 846,36 miliar, sementara kewajibannya mencapai Rp 734,60 35
miliar. Jumlah-jumlah tersebut merupakan peningkatan sebesar
30
27,86% dan 30,36% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan total aktiva ini terutama berasal dari peningkatan jumlah
25
kredit yang diberikan dari Rp 489,47 miliar pada akhir tahun 2008 20
menjadi Rp 587,86 miliar pada akhir tahun 2009 dan peningkatan
15
investasi pada surat berharga dari Rp 134,22 miliar pada akhir
10
tahun 2008 menjadi Rp 207,20 miliar pada akhir tahun 2009. Sedangkan di sisi kewajiban penyebab peningkatan terbesar
5
adalah naiknya dana pihak ketiga dari Rp 557,26 miliar pada tahun
0
2008 menjadi Rp 722,80 miliar. Selama tahun 2009, tidak ada pinja2005
2006
2007
2008
2009
Pendapatan Operasi Lainnya
man yang diterima oleh Bank Ina. Likuiditas dan Aktiva Produktif
Pendapatan operasional lainnya, yaitu pendapatan imbal-jasa, komisi dari aktivitas non-kredit, dan pendapatan lain-lain, mengalami
Alat likuid Bank Ina yang meliputi kas, giro, penempatan, dan surat
kenaikan menjadi Rp 13,04 miliar di tahun 2009 dari Rp 2,34
berharga setelah dikurangi dengan penyisihan kerugian per tanggal
miliar di tahun 2008. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya
31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 477,26 miliar atau naik
penerimaan pendapatan dari penjualan dan kenaikan harga surat
50,51%, dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp 317,10 miliar.
berharga sepanjang tahun 2009. Selain penyaluran dana masyarakat dalam bentuk kredit yang Pendapatan Non Operasional
diberikan, penempatan dana aktiva produktif lainnya seperti Surat Berharga Bank Indonesia dan surat berharga lainnya merupakan
Sepanjang tahun 2009, Bank berupaya menurunkan outstanding Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) melalui penjualan. Dari kegiatan tersebut, Bank membukukan keuntungan penjualan bersih sebesar Rp 0,26 miliar.
pilihan penempatan dana masyarakat yang mampu memberikan kontribusi pendapatan kepada bank. Komposisi aktiva produktif pada tahun 2009 didominasi oleh penempatan kredit yang diberikan. Aktiva produktif per tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 797,05 miliar, atau naik 27, 50%
Beban Operasional Lainnya
dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp 625,14 miliar. Kenaikan
Di tahun 2009, Bank Ina telah melakukan penguatan infrastruktur
terbesar berasal dari kredit yang diberikan dan penempatan
melalui penambahan 2 kantor cabang di Lumajang dan Bandung,
pada Bank Indonesia melalui SBI dan FASBI.
3 kantor cabang pembantu di Jakarta, yakni di Mangga Dua, Kelapa Gading dan Jatinegara, serta 1 payment point di Royal Golf Halim
Berikut perkembangan Aktiva Produktif pada tahun 2008 dan 2009 :
Jakarta. Perluasan usaha ini juga mengakibatkan penambahan
dalam miliar rupiah
Tahun
jumlah karyawan sebanyak 41 orang menjadi 217 orang.
Aktiva Produktif 2009 Kredit Yang Diberikan
Hal ini telah meningkatkan Beban Operasional Lainnya Bank
Pangsa/Porsi
Surat Berharga
2008
2009
2008
587,86
489,47
73,76%
10,00
10,42
1,25%
78,30% 1,67%
197,20
123,80
24,74%
19,80%
sebesar Rp 5,41 miliar menjadi Rp 31,97 miliar di tahun 2009.
SBI / FASBI
Kontributor terbesar dari peningkatan beban Overhead adalah
Penempatan Pada Bank Lain
0,07
0,07
0,01%
0,01%
Beban Administrasi dan Umum serta Beban Personalia yang
Penyertaan
0,00
0,00
0,00%
0,00%
masing-masing meningkat sebesar Rp 2,43 miliar dan Rp 2,01
Rekening Administratif
1,92
1,38
0,24%
0,22%
miliar dibandingkan tahun 2008.
Jumlah
797,05
625,14
100,0%
100,00%
BANK INA laporan tahunan 2009
19
KREDIT
Distribusi kredit yang diberikan menurut jenis penggunaan:
Total kredit meningkat sebesar 20,10% menjadi Rp 587,86 miliar dan
400
merupakan 73,76% dari total aktiva produktif per 31 Desember 2009. 350
Dari komposisi secara total, kredit komersial meningkat 122,56% menjadi Rp 280,81 miliar, dan kredit konsumsi mengalami kenaikan
300
pembiayaan transportasi angkutan umum kepada end-user melalui program kerjasama dengan MultiFinance menurun 19,21% menjadi Rp 273,96 miliar di tahun 2009. Kredit bermasalah (non performing loan / NPL) menurun sebesar Rp 2,53 miliar atau 49,57% dibanding tahun sebelumnya, yang menyebabkan rasio NPL gross menurun
Jumlah Kredit
menjadi Rp 32,95 miliar. Pertumbuhan kredit melalui portfolio 250 200 150 100
dari 1,04% menjadi 0,44% dan rasio NPL bersih turun menjadi 50
0,30% dari rasio tahun sebelumnya yaitu 0,88%.
0
2009
2008
Pertumbuhan portfolio kredit sebagian disalurkan kepada sektor
2007
2006
2005
Tahun Konsumsi
UMKM, dengan komposisi :
Modal Kerja
Investasi
Kredit usaha mikro sebesar Rp 149,25 miliar Kredit usaha kecil sebesar Rp 71,50 miliar
Bank Ina selalu berusaha memperbaiki komposisi kredit yang ada
Kredit usaha menengah sebesar Rp 105,96 miliar
Sebagai hasilnya, dapat dilihat di tahun 2009, segmen konsumsi
agar tidak terlalu terkonsentrasi di jenis penggunaan konsumsi.
Distribusi kredit yang diberikan berdasarkan sisa umur jatuh tempo : dalam miliar rupiah
Jumlah
Porsi
berhasil diturunkan menjadi 54,74% dari total portfolio kredit bank, dimana pada tahun 2008 segmen konsumsi masih mendominasi sebesar 74,24%. Di sisi lain, kredit untuk modal kerja dan investasi mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun.
6,37
1,08%
Dalam hal segmentasi, Bank Ina menyalurkan kreditnya ke segmen
317,24
53,96%
usaha ritel berskala mikro, kecil dan menengah, sebesar 55,58%
Lebih dari 1 2 tahun
125,05
21,27%
dari total kredit yang diberikan di tahun 2009.
Lebih dari 2 5 tahun
111,09
18,90%
28,11
4,79%
587,86
100,00%
Telah jatuh tempo Hingga 1 tahun
Dari total kredit untuk sektor UMKM, 45,68% disalurkan untuk sektor Lebih dari 5 tahun
mikro. Sedangkan jika dilihat berdasarkan sisa umur jatuh tempo, Jumlah
sebagian besar kredit yang diberikan akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu tahun, yakni tercatat 53,96%. Sementara itu,
Distribusi kredit yang diberikan menurut sektor ekonomi :
Jenis Industri
Jumlah
jika dirinci berdasarkan sektor ekonomi, kendaraan bermotor masih
dalam miliar
mendominasi pemberian kredit, yaitu sekitar 40,07% dari total kredit
Porsi
yang diberikan, diikuti oleh sektor lainnya sebesar 28,34% dan
Kendaraan Bermotor
235,57
40,07%
Jasa Bisnis
103,66
17,63%
Pertambangan
24,96
4,25%
17,41
2,96%
Konstruksi
12,68
2,16%
Industri
10,14
1,72%
Pertanian
8,72
1,48%
Perdagangan, hotel & restoran
Lain - lain Jumlah
8,18
1,39%
166,53
100,00%
sektor jasa bisnis sebesar 17,63%.
DPK 63,21
diragukan 0,02 macet 2,46
KL 0,09
dalam miliar rupiah
522.08 lancar
Dalam rangka mendukung dan memberdayakan sektor usaha kecil, Bank Ina juga menyalurkan pinjamannya dalam bentuk KUK (Kredit Usaha Kecil). Pada tahun 2009, realisasi KUK yang dapat disalurkan adalah sebesar Rp 220,75 miliar.
20
BANK INA laporan tahunan 2009
2009
dalam miliar rupiah
Dana Pihak Ketiga
%
Simpanan nasabah tumbuh sebesar 29,70% di tahun 2009
Total Kredit
587,86
KUK
Non KUK
KUK
Non KUK
menjadi Rp 722,80 miliar dibandingkan tahun 2008 yang sebesar
220,75
367,11
37,55%
62,45%
Rp 557,26 miliar. Komposisi simpanan nasabah adalah 10,42% dalam bentuk giro, 11,25% dalam tabungan, dan 78,33% dalam
2008
deposito berjangka.
%
Total Kredit
489,47
KUK
Non KUK
KUK
Non KUK
369,77
119,70
75,54%
24,46%
Rasio dana murah meningkat menjadi 21,67% dibandingkan dengan 18,58% ditahun sebelumnya. Selain itu, simpanan bank lain dari Rp 1,05 miliar menjadi Rp 5,55 miliar pada tahun 2009.
Kualitas Aktiva Produktif Kualitas aktiva produktif untuk tahun 2009 mengalami perbaikan jika dibandingkan tahun 2008. Hal ini terlihat dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross yang menunjukkan perkembangan
Kondisi dana pihak ketiga Bank Ina untuk tahun 2009 dapat dilihat dalam tabel berikut : dalam miliar rupiah
yang sangat bagus jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu 0,44% di tahun 2009 turun sebesar 57,69% dari
Kolektibilitas
2009
2008
tahun 2008. Perbaikan kualitas aktiva produktif ini disebabkan
Giro
adanya peningkatan outstanding kredit yang diberikan dan
Tabungan Deposito
722,803
turunnya outstanding kredit dengan kolektibilitas Kurang Lancar,
75,31
Perubahan 41,37
82,05%
81,33
62,17
30,82%
566,16
453,72
24,78%
557,263
29,71%
Diragukan, dan Macet. Jumlah
Rasio aktiva produktif bermasalah pada tahun 2009 tercatat sebesar 0,32%, turun jika dibandingkan pada tahun 2008 0,82%. Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) selama tahun 2009, yang meliputi cadangan umum dan cadangan khusus telah dibentuk melebih PPAP yang wajib dibentuk sebagai mana yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Pada tahun 2009, tidak ada kredit yang dihapus buku oleh Bank, sementara kredit yang direstrukturisasi hanya tercatat Rp 0,07 miliar.
Lancar Dalam Perhatian Khusus
Rp 128,00 miliar atau 128 juta saham. Pada tahun 2009, modal Bank Ina termasuk tier1 dan tier2 adalah Rp 108,78 miliar atau naik Rp 12,66 miliar dibandingkan tahun 2008
Rasio Kecukupan Modal (CAR) pada akhir tahun 2009 tercatat 23,50% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar 26,28%.
2008 732,76
583,20
61,71
36,83
Kurang Lancar
0,10
0,34
Diragukan
0,02
0,06
Macet
dengan modal yang sudah ditempatkan dan disetor penuh sebesar
laba yang cukup baik selama tahun 2009. dalam miliar rupiah
2009
Modal dasar Bank Ina adalah Rp 400,00 miliar atau 400 juta saham
sebesar Rp 96,12 miliar. Kenaikan ini dipengaruhi oleh perolehan
Kualitas aktiva produktif per 31 Desember 2009 :
Kolektibilitas
Ekuitas dan Kecukupan Modal
2,46
4,71
Total
797,05
625,14
NPL - Gross
0,44%
1,04%
NPL - Nett
0,30%
0,88%
PPAP yang telah dibentuk
6,84
6,35
PPAP yang wajib dibentuk
6,77
6,33
Rasio Kecukupan Modal ( dalam miliar rupiah )
Modal inti Modal pelengkap
2009
2008 104,52
92,40
4,26
3,72
Total modal tersedia
108,78
96,12
ATMR menurut resiko kredit
462,84
365,68
ATMR menurut resiko pasar
-
-
Total ATMR
462,84
365,68
Rasio kecukupan modal
23,50%
26,28%
BANK INA laporan tahunan 2009
21
Batas Maksimum Pemberian Kredit Sepanjang tahun 2009 tidak terdapat pelampauan maupun pelanggaran Penyaluran
terhadap kredit
batas
dilakukan
maksimum dengan
pemberian
tetap
kredit.
memperhatikan
ketentuan dari Bank Indonesia Transaksi Pihak Hubungan Istimewa Selama tahun 2009, seluruh transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga tidak terkait. Kredit yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa per 31 Desember 2009 tercatat sebesar Rp 97,17 miliar, sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya Rp 93,30 miliar. Dana pihak ketiga dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa per 31 Desember 2009 terdiri dari Giro sebesar
Masalah teknologi informasi menjadi penting artinya bagi Bank, karena penguasaan teknologi informasi di bidang perbankan merupakan syarat mutlak bagi masa depan bisnis perbankan di dunia.
Rp 5,72 miliar, Tabungan sebesar Rp 10,53 miliar dan deposito sebesar Rp 23,63 miliar.
Proses pengembangan teknologi sistem informasi Bank Ina Perdana terus menerus dilakukan. Pengembangan teknologi informasi
Kebijakan Penetapan Suku Bunga
ini merupakan suatu penyempurnaan arsitektur sistem aplikasi
Penentuan besarnya suku bunga untuk kepentingan nasabah
perbankan yang pengembangannya selalu disesuaikan dengan
dan Bank Ina, baik untuk pendanaan maupun untuk penempatan
kemajuan teknologi informasi tanpa mengabaikan aspek keamanan
dana, dilakukan melalui Rapat Komite Assets & Liabilities (ALCO).
bertransaksi. Dengan teknologi informasi yang solid diharapkan
Rapat ALCO dilakukan secara rutin setiap bulan untuk mengkaji
dapat mendukung perkembangan bisnis melalui inovasi-inovasi
perkembangan tingkat suku bunga di pasar dan indikasi tren suku
produk berbasis teknologi.
bunga yang ditetapkan oleh otoritas moneter. Hasil kajian Rapat ALCO ini kemudian menetapkan tingkat suku bunga yang berlaku
Sejalan dengan hal-hal tersebut, pengembangan informasi dan
untuk seluruh nasabah.
teknologi akan memperbaiki proses-proses bisnis yang ada agar dapat mendukung setiap aktivitas pelaksanaan transaksi,
Pengkajian tingkat suku bunga secara rutin ini dimaksudkan juga
pelaporan intern/ekstern, dan pengambilan keputusan yang lebih
agar Bank Ina mampu berkompetisi dengan Bank-bank lain dan
efisien, dengan dan menggunakan software pengelolaan database
dapat memelihara loyalitas nasabah. Selain itu, dengan adanya
dalam bentuk Relational Database Management System (RDBMS).
pengkajian tingkat suku bunga secara berkala, diharapkan mampu mengoptimalkan perolehan bunga.
Teknologi informasi di Bank Ina Perdana akan terus dikembangkan untuk memaksimalkan kontribusi teknologi informasi bagi Bank.
Sepanjang tahun 2009, tingkat suku bunga yang ditetapkan untuk
Penerapan teknologi yang tepat guna akan memaksimalkan
rekening Giro berkisar antara 0% - 8,5%, rekening Tabungan antara
manfaat investasi dan meningkatkan daya saing Bank Ina Perdana.
1% - 8,5% dan rekening Deposito antara 6,75% - 11,75%, sedangkan untuk suku bunga Kredit ditetapkan antara 11,0% - 20,0% yang umumnya berlaku secara floating. Teknologi Informasi Bank Ina Perdana mempunyai komitmen untuk secara terus menerus dan berkelanjutan mengembangkan teknologi informasinya sejalan dengan berkembangnya teknologi di bidang perbankan, agar dapat memberikan nilai tambah dalam pelayanan kepada nasabah dan mitra usaha.
22
BANK INA laporan tahunan 2009
sumberdaya manusia Kemajuan dan keberhasilan suatu perusahaan tidaklah terlepas dari Sumber Daya Manusia yang merupakan aset penting bagi Perusahaan. Berangkat dari kesadaran itu, manajemen Bank terus berkomitmen untuk mengembangkan potensi karyawankaryawannya dan menciptakan iklim kerja yang harmonis antar lini. Pengembangan kualitas pegawai menjadi bagian penting dari peningkatan nilai organisasi, sehingga harus dialokasikan sumber daya yang memadai untuk menyelenggarakan berbagai program pendidikan dan pelatihan. Dan sejalan dengan penerapan manajemen risiko, seluruh pejabat/ jajaran yang terkait akan diikutsertakan dalam pelatihan dan sertifikasi manajemen risiko. Jumlah sumber daya manusia pada tahun 2009 mengalami
NAMA PROGRAM
Jumlah Program
Jumlah Peserta
Program Pendidikan spesial
11
92
In House Programs
35
679
External Programs
32
72
Total
78
843
penambahan sebanyak 41 orang. Penambahan ini terjadi karena penambahan jaringan kantor Bank. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009, jumlah karyawan Bank Ina Perdana adalah sebanyak 217 orang, Dimana komposisi karyawan berdasarkan jenjang pendidikan dan jenjang usia disajikan dalam tabel-tabel berikut ini.
KETERANGAN
2009
2008
Jenjang Pendidikan : Pasca Sarjana
6 orang
5 orang
Strata 1
149 orang
119 orang
Diploma
26 orang
24 orang
SMU
28 orang
21 orang
SLTP
3 orang
2 orang
SD
5 orang
5 orang
217 orang
176 orang
Jumlah Kelompok Usia : s/d 30 tahun
95 orang
77 orang
31 s/d 40 tahun
58 orang
52 orang
41 s/d 50 tahun
55 orang
39 orang
50 tahun ke atas
9 orang
8 orang
217 orang
176 orang
Jumlah
BANK INA laporan tahunan 2009
23
uraian produk & jasa PRODUK DAN JASA Pendanaan yang diikutsertakan dalam program penjaminan pemerintah berupa :
Tabina Perdana, tabungan dengan tingkat suku bunga menarik dengan pilihan hadiah sesuai point reward.
Tabina Eksekutif, tabungan yang memberikan keuntungan dengan suku bunga mendekati bunga deposito
Tabungan Pinter, tabungan yang dirancang khusus untuk merencanakan pendidikan dengan bebas biaya administrasi dan dilindungi oleh asuransi
Tabina Mahasiswa, tabungan yang dirancang khusus untuk mahasiswa melalui kerjasama dengan lembaga pendidikan / perguruan tinggi.
Rekening Giro, rekening dengan jasa giro yang menarik serta
Jasa Perbankan
memberikan keamanan dalam bertransaksi bisnis sehari-hari
lebih 17.000 jaringan ATM Bersama maupun transfer antar Bank
dengan menggunakan cek/bilyet giro.
Deposito, simpanan berjangka yang memberikan keamanan
di seluruh Indonesia.
dan kenyamanan dengan tingkat suku bunga yang lebih menarik.
Kredit Investasi UKM, kredit untuk membiayai investasi di sektor usaha kecil & menengah
Kredit Modal Kerja, kredit untuk mendukung perputaran modal kerja usaha produktif
Kredit Konsumsi, membiayai pembelian properti, kendaraan bermotor, barang elektronik & barang konsumsi lainnya.
Kredit Tanpa Agunan (KTA), memberikan kemudahan bagi nasabah untuk mendapatkan dana tunai dengan suku bunga kompetitif.
24
BANK INA laporan tahunan 2009
Pembayaran Tagihan PLN dan TELKOM Online di semua kantor cabang Bank Ina Perdana.
Transfer valas melalui NCM, kerjasama dengan CIMB Niaga
Layanan Payroll yang memudahkan bagi perusahaan dalam
Pemberian kredit
ATM INA, memberikan kemudahan untuk bertransaksi tunai di
administrasi pembayaran gaji.
Money Changer, layanan penukaran valuta asing untuk mata uang US Dollar dan Singapore Dollar.
aktivitas sosial Sebagai perusahaan yang bergerak di sektor jasa, dukungan dan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja serta integritas perusahaan merupakan faktor pendukung keberhasilan perseroan. Bank Ina menyadari bahwa pembangunan sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting di Indonesia. Berangkat dari kesadaran itu, secara rutin Bank Ina memberikan beasiswa kepada mahasiswa berprestasi di Universitas Kristen Krida Wacana ( UKRIDA ). Melalui program Ayo ke Bank, sosialisasi ke masyarakat mengenai perbankan juga dilakukan oleh Bank Ina dengan cara kunjungan ke sekolah-sekolah di lingkungan kantor Bank Ina Perdana. Edukasi perbankan yang dilakukan secara rutin pada usia dini macam ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai manfaat dan fungsi dari Bank Selain itu, pada akhir tahun 2009, Bank Ina juga melakukan kunjungan ke Panti Asuhan Taman Fioreti yang berlokasi di Bekasi dalam rangka berbagi dengan saudara-saudara yang kurang beruntung. Kegiatan sosial ini akan terus dilakukan Bank Ina di tahun-tahun mendatang, dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang optimal bagi peningkatan kualitas hidup sesama kita.
BANK INA laporan tahunan 2009
25
laporan tata kelola perusahaan Pelaksanaan Tentang Good Corporate Governance ( GCG )
A. Struktur Tata Kelola Perusahaan
Corporate governance
Dewan Komisaris
digambarkan
sebagai
seperangkat
hubungan antara Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Pemegang
Dewan Komisaris PT. Bank Ina Perdana berjumlah 3 (tiga) orang,
Saham dan Pemengku Kepentingan lainnya dalam perusahaan.
dengan komposisi sebagai per 31 Desember 2009 berikut :
Hubungan tersebut secara besama-sama menciptakan suatu sistem yang mengarahkan dan mengontrol jalannya Perusahaan. Pelaksanaan GCG diperlukan dalam rangka meningkatkan kinerja Bank, melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan
- Natalia Salim
: Komisaris Utama
- Hari Sugiharto
: Komisaris Independen
- Denny Susilo
: Komisaris Independen
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
Komposisi dan Keanggotaan Dewan Komisaris telah sesuai dengan
serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan.
ketentuan GCG yakni :
Pelaksanaan GCG di Bank Ina Perdana berlandaskan pada lima
anggota Dewan Komisaris secara keseluruhan.
prinsip dasar, yaitu sebagai berikut :
Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan
dalam
melaksanakan
proses
Anggota
Dewan
Komisaris
Independen
tidak
memiliki
hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan/
keputusan;
atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris
Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi dan
lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali,
pelaksanaan pertanggungjawaban organ bank sehingga
sehingga tidak mempengaruhi kemampuannya untuk bertin-
pengelolaannya berjalan secara efektif;
dak independen.
Pertanggungjawaban (responsbility), yaitu kesesuaian pe-
Seluruh Komisaris Independen tidak memiliki hubungan dengan
ngelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan
Bank yang dapat mempengaruhi untuk bertindak tidak
yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang
independen yakni :
Independensi (independency), yaitu pengelolaan bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun;
Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki kompetensi yang dipersyaratkan.
pengambilan
sehat;
Komisaris Independen berjumlah lebih dari 50% dari jumlah
Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan dalam
- Tidak memiliki saham Bank. - Tidak terafiliasi dengan pihak yang memberikan jasanya kepada Bank. - Bukan merupakan Debitur Inti dan/atau Deposan Inti Bank.
memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam tahun 2009 telah diadakan 7 (tujuh) kali rapat, yang seluruhnya dihadiri oleh semua anggota Dewan Komisaris Bank.
Agar pelaksanaan GCG dapat berjalan efektif, telah disusun suatu struktur tatakelola dalam organisasi yang memungkinkan
Nama
Jabatan
Jumlah Rapat
Tidak Hadir
% Hadir
Direksi dan Manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan dan melindungi kepentingan stakeholders. Pedoman pelaksanaan GCG yang menjadi acuan pelaksanaan di tiap jenjang organisasi telah dituangkan dalam Kebijakan Manajemen yang mengikat dan harus dijalankan, yang didalamnya mencakup kebijakan tentang Tata Tertib Dewan Komisaris dan Direksi, pengaturan etika kerja, waktu kerja dan pengaturan rapat Dewan Komisaris dan Direksi.
26
BANK INA laporan tahunan 2009
Natalia Salim
Komisaris Utama
7
0
100
Hari Sugiharto
Komisaris Independen
7
0
100
Denny Susilo
Komisaris Independen
7
0
100
laporan tata kelola perusahaan
Dewan Komisaris telah membentuk Komite-Komite untuk mendu-
2. Komite Pemantau Risiko
kung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komite ini berfungsi melakukan evaluasi kesesuaian antara
Komisaris, yakni :
kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan serta melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite
1. Komite Audit
Manajemen Risiko serta Satuan Kerja Manajemen Risiko.
Komite ini berfungsi melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian
nya telah memenuhi ketentuan GCG. Susunan dan Keanggotaan Komite Pemantau Risiko adalah sebagai berikut :
intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. Keanggotaan Komite Audit terdiri dari 3 orang dengan susunan se-
Ketua
: Hari Sugiharto (Komisaris Independen)
Anggota : Dr. Timotius (Pihak Independen)
bagai berikut : Ketua
Komite Pemantau Risiko beranggotakan 3 orang, dan keanggotaan-
Nia Budhyanti (Pihak Independen)
: Denny Susilo (Komisaris Independen)
Anggota : Dr. Timotius (Pihak Independen)
Pengangkatan anggota Komite Pemantau Risiko dilaksanakan
Nia Budhyanti (Pihak Independen) Pengangkatan
anggota
Komite
Audit
setelah sebelumnya juga dilakukan proses seleksi dan penelitian
dilaksanakan
setelah
sebelumnya dilakukan proses seleksi dan penelitian terhadap track record masing-masing anggota sehingga dapat diyakini bahwa semua anggota Komite Audit memiliki kompetensi, integritas, akhlak, dan moral yang baik, yang dapat menunjang dalam melaksanakan tugas dan tangung jawabnya sebagai anggota Komite Audit.
terhadap track record masing-masing anggota sehingga dapat diyakini bahwa semua anggota Komite Pemantau Risiko memiliki kompetensi, integritas, akhlak, dan moral yang baik, yang dapat menunjang dalam melaksanakan tugas dan tangungjawabnya sebagai anggota Komite Pemantau Risiko. Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko dalam membantu Dewan Komisaris telah terlaksana dengan baik, yakni :
Fungsi Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris dalam hal :
- mengawasi efektivitas sistem pelaporan keuangan Bank;
Komite secara berkala mengevaluasi kesesuaian kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan di lapangan;
- mengawasi efektifitas pelaksanaan auditor internal dan eksternal;
- melakukan pengendalian internal dan manajemen risiko serta kepatuhan.
Komite membantu dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko;
Komite
telah
menyetujui
dan
mengevaluasi
Kebijakan
Manajemen Risiko; Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit memiliki akses penuh
dan tidak terbatas pada informasi dari karyawan, termasuk Direktur dan sumber eksternal, dapat juga meminta opini pihak ketiga yang independen apabila diperlukan dan berkoordinasi dengan Internal Audit.
pelaksanaan kebijakan manajemen risiko;
Komite telah mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.
Dalam tahun 2009 telah diadakan 10 kali rapat yang seluruhnya dihadiri oleh anggota Komite secara fisik :
Nama
Komite telah mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas
Dalam tahun 2009, Komite Pemantau Risiko telah 10 kali melaksanakan rapat, yang seluruhnya dihadiri anggota komite secara penuh;
Jabatan
Jumlah Rapat
Tidak Hadir
% Hadir
Nama
Jabatan
Jumlah Rapat
Tidak Hadir
% Hadir
Ketua
10
0
100
Hari Sugiharto
Ketua
10
0
100
Dr. Timotius
Anggota
10
0
100
Dr. Timotius
Anggota
10
0
100
Nia Budhyanti
Anggota
10
0
100
Nia Budhyanti
Anggota
10
0
100
Denny Susilo
BANK INA laporan tahunan 2009
27
laporan tata kelola perusahaan
3. Komite Remunerasi dan Nominasi.
Dewan Direksi
Komite ini berfungsi melakukan evaluasi kebijakan remunerasi untuk seluruh tingkatan dalam organisasi serta menyusun dan merekomendasikan
sistem
prosedur
pemilihan
dan
Dewan Direksi berjumlah 3 (tiga) orang,
dengan komposisi
sebagai berikut :
atau
penggantian anggota Dewan Komisaris dan atau Direksi
- Direktur Utama
: Ir. Adi Wiratama, MBA
- Direktur Kepatuhan : Budiarto Santoso Komite Remunerasi dan Nominasi beranggotakan 3 orang dan
- Direktur
: Winadewi Hanantha
keanggotaannya telah memenuhi ketentuan GCG, dengan susunan keanggotaan sebagai berikut :
Direktur Utama berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali. Independensi Direktur Utama
Ketua
: Natalia Salim (Komisaris Utama) *)
ditunjukkan
Anggota : Denny Susilo (Komisaris Independen)
dengan
tidak
adanya
hubungan
keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga
Wenijati (Kepala Unit Kerja SDM)
dengan Pemegang Saham Pengendali Bank. Pengangkatan Direksi
*) Terhitung tanggal 14 April 2010 diganti oleh Denny Susilo, Natalia Salim sebagai anggota sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (PBI No.8/4/PBI/2006 jo PBI No.8/14/PBI/2006)
Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi,
dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan atas rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi.
sebagaimana ditetapkan dalam Kebijakan Manajemen telah
Dalam
dilaksanakan dengan baik, yakni sebagai berikut :
tidak memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang dapat
tugas
dan
tanggungjawabnya,
Direksi
mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi. Tata tertib
melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi;
memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham, kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keselu-
pelaksanaan
kerja Direksi telah ditetapkan dalam Kebijakan Manajemen, yang didalamnya diatur juga tentang tata cara pengambilan keputusan Direksi, yang mengikat dan menjadi tanggungjawab seluruh Direksi
ruhan untuk disampaikan kepada Direksi.
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi dalam pelaksanaan GCG
menyusun dan memberikan rekomendasi sistem dan prosedur
sebagaimana ditetapkan dalam Kebijakan Manajemen, telah
mengenai pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan
dilaksanakan dengan baik oleh Direksi, sebagai berikut :
Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disam
paikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham,
memberikan rekomendasi mengenai calon Dewan Komisaris
kepengurusan Bank, tercermin dengan tingkat keberhasilan
dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan
bisnis Bank dan tingkat pemenuhan kepatuhan Bank terhadap regulasi.
dalam Rapat Umum Pemegang Saham,
Direksi telah bertanggungjawab secara penuh atas pelaksanaan
memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang
Direksi mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan
akan menjadi anggota Komite Audit dan/atau Komite Pemantau
tanggung jawab sebagaimana diatur dalam anggaran dasar
Risiko kepada Dewan Komisaris.
perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Komite telah melakukan rapat sebanyak 4 kali dalam tahun 2009, yang dihadiri oleh semua anggota komite secara penuh ; Nama
Jabatan
Jumlah Rapat
Tidak Hadir
Natalia Salim
Ketua
4
0
Denny Susilo
Anggota
4
0
Reza Soenako
Anggota
1
0
Wenijati*
Anggota
1
0
Direksi telah melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi, antara lain adalah : -
Tindaklanjut temuan audit dan rekomendasi dari auditor internal, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain;
-
Pembentukan Satuan Kerja Audit Intern, Satuan Kerja Manajemen Risiko, dan Satuan Kerja Kepatuhan. Selain itu, Direksi juga telah membentuk Komite Manajemen Risiko,
*) Mulai menjabat sebagai anggota Komite Remunerasi dan Nominasi sejak Desember 2009 menggantikan Reza Soenako yang berhalangan tetap.
28
BANK INA laporan tahunan 2009
Komite Pengarah Teknologi Informasi.
laporan tata kelola perusahaan
-
Pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan tugasnya
B. Aspek Transparansi dalam pelaksanan GCG
kepada pemegang saham melalui RUPS.
Aspek transparansi sebagai salah satu prinsip pokok dalam pelaksanaan GCG, diuraikan sebagai berikut :
Untuk membantu tugas dan tanggung jawab Direksi dalam pelaksanaan GCG telah dibentuk Satuan Kerja dan Komite sebagai berikut :
1. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi sepanjang tahun 2009, disajikan dalam tabel berikut :
1. Satuan Kerja Audit Internal Satuan Kerja Audit Internal berfungsi untuk mengamankan harta kekayaan perusahaan melalui pemeriksaan atas setiap
Nama
Kepemilikan Saham (%)
Jabatan
Bank Lain
LKBB*)
Perusahaan
pencatatan yang dilakukan oleh unit-satuan kerja lain. Satuan
Natalia Salim
Komisaris Utama
0%
0%
0%
0%
Kerja Internal Audit juga memeriksa pelaksanaan GCG di seluruh
Hari Sugiarto
Komisaris Independen
0%
0%
0%
0%
Unit Kerja dan melaporkannya ke Direktur Utama.
Denny Susilo
Komisaris Independen
0%
0%
0%
0%
Adi Wiratama
Direktur Utama
0%
0%
0%
0%
Budiarto Santoso
Direktur Kepatuhan
0%
0%
0%
0%
Winadewi H
Direktur Kredit
0%
0%
0%
0%
2. Satuan Kerja Manajemen Risiko, Satuan Kerja Manajemen Risiko berfungsi untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan aspek risiko yang
Bank Ina
*) LKBB = Lembaga Keuangan Bukan Bank
melekat pada setiap aktifitas Bank. 2. Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dan Direksi
3. Komite Manajemen Risiko Komite ini berfungsi untuk membantu Direksi dalam menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko serta mengevaluasi dan memantau pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen risiko agar sesuai dengan risk appetite dan strategi manajemen
Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank berasal dari kalangan profesional dan tidak memiliki hubungan keuangan dan atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya dan atau Pemegang Saham Pengendali Bank.
risiko Bank. 3. Paket/Kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi
4. Satuan Kerja Kepatuhan. Satuan kerja ini berfungsi untuk memastikan dan menjaga bahwa seluruh aktifitas Bank telah memenuhi ketentuan sebagaimana diatur peraturan dan perundang-undangan yang
Paket atau kebijakan remunerasi dan fasilitas lain yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi sepanjang tahun 2009, disajikan sebagai berikut :
berlaku. Jumlah Diterima dalam 1 Tahun
Rapat-rapat yang dilakukan Dewan Direksi telah memenuhi
Jenis Remunerasi & Fasilitas Lain
persyaratan tentang frekwensi rapat dan jumlah kehadiran pada setiap rapat. Sepanjang tahun 2009 telah diadakan 10 (sepuluh) kali rapat, dimana seluruhnya dihadiri secara penuh oleh semua anggota Dewan Direksi dan dilaksanakan dengan kehadiran langsung.
1. Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya dalam bentuk non natura) 2. Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan sebagainya) Total
Nama
Jabatan
Jumlah Rapat
Tidak Hadir
% Hadir
Adi Wiratama
Direktur Utama
10
0
100
Budiarto Santoso
Direktur Kepatuhan
10
0
100
Winadewi Hanantha*
Direktur Kredit
2
0
100
Dewan Komisaris
Direksi
orang
Jutaan Rp
orang
Jutaan Rp
3
754
3
1.304
-
-
-
-
3
754
3
1.304
* Diterima secara tunai
* efektif masuk 02 September 2009
BANK INA laporan tahunan 2009
29
laporan tata kelola perusahaan
4. Share Option
7. Permasalahan Hukum
Dalam tahun 2009, tidak ada opsi saham (share option) bagi
Dalam tahun 2009, hanya terdapat satu permasalahan hukum
Komisaris, Direksi dan Pejabat Bank.
perdata, berupa tagihan dari PPA yang belum jelas status
Keterangan /Nama
Jumlah Saham yang dimiliki (lembar saham)
penyelesaiannya Selain hal tersebut, tidak ada permasalahan
Jumlah Opsi yang diberikan (lembar saham)
yang telah dieksekusi (lembar saham)
Harga Opsi (Rupiah)
Jangka Waktu
Komisaris
Semua
0
0
0
N.A
N.A
Direksi
Semua
0
0
0
N.A
N.A
Pejabat Eksekutif
Semua
0
0
0
N.A
N.A
0
0
0
N.A
N.A
Total
hukum yang signifikan yang terjadi atau belum terselesaikan di tahun 2009.
Jumlah Permasalahan Hukum Perdata
Pidana
Telah Selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap)
0
0
Dalam proses penyelesaian
1
0
Total
1
0
5. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah Perbandingan gaji tertinggi dengan gaji terendah Komisaris, Direksi dan Pegawai disajikan per posisi 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut :
8. Transaksi yang mengandung benturan kepentingan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank, tidak memiliki
Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah : 22,66 x
hubungan dan atau perangkapan jabatan yang tidak diperbolehkan
Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah
dalam praktek GCG yang berpotensi menimbulkan benturan
: 1,19 x
Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah : 1 x
kepentingan, baik hubungan antara anggota, dengan Pemegang
Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi : 1,71x
Saham Pengendali maupun dengan Bank. Sepanjang tahun 2009, tidak terdapat transaksi yang melibatkan Komisaris, Direksi, Pejabat
6. Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud)
Eksekutif dan Pemegang Saham Pengendali yang mengandung
Sepanjang tahun 2009, tidak ditemukan adanya kecurangan
potensi benturan kepentingan.
internal (internal fraud) yang merugikan Bank, baik kerugian finansial maupun kerugian non finansial. Jumlah kecurangan internal, selengkapnya disajikan sebagai berikut :
No
Nama dan Jabatan yang Memiliki Benturan Kepentingan
Nama dan Jabatan Pengambil Keputusan
Jenis Transaksi
Nilai Transaksi (jutaan Rupiah)
Keterangan
1
-
-
-
-
Tidak ada
Jumlah kasus yang dilakukan oleh Internal Fraud dalam 1 tahun
Pengurus
Pegawai tetap
Tahun Tahun Tahun sebelumnya berjalan sebelumnya
Tahun berjalan
Pegawai tidak tetap Tahun Tahun sebelumnya berjalan
Total Fraud
0
0
0
0
0
0
Telah diselesaikan
0
0
0
0
0
0
Dalam proses penyelesaian di internal Bank
0
Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum
0
30
9. Buy back shares dan buy back obligasi Bank Sepanjang tahun 2009 tidak terdapat buy back saham dan atau obligasi oleh Bank. 10. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (related party) dan Penyediaan Dana Besar (Large Exposure)
0
0
0
0
0
Penyediaan dana kepada Pihak terkait Bank senantiasa mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit.
0
BANK INA laporan tahunan 2009
0
0
0
0
Sepanjang tahun 2009 tidak pernah terjadi
pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).
laporan tata kelola perusahaan
Jumlah penyediaan dana kepada Pihak Terkait dan Debitur Inti
Laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil Audit termasuk hasil
per posisi Desember 2009 secara total disajikan sebagai
audit yang bersifat rahasia telah dilaporkan secara rutin ke Bank
berikut :
Indonesia setiap 6 bulan sekali. Temuan-temuan pemeriksaaan Audit Internal Jumlah
No. Penyediaan Dana
telah disampaikan kepada Direktur Utama dan
Dewan Komisaris dan ditembuskan kepada Direktur Debitur
Nominal (Jutaan Rp)
1
Pihak Terkait
30
97.768
2
Debitur Inti
10
102.286
Kepatuhan, yang selanjutnya wajib ditindaklanjuti. Tindak lanjut atas temuan Audit Internal oleh Direksi merupakan salah satu aspek yang dievaluasi secara berkala oleh Komite Audit Bank. Seluruh proses penerapan GCG serta pencapaian hasil penerapan
11. Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan politik
GCG di tahun 2009 akan dilaporkan kepada pemegang saham
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial terutama terhadap
dan Bank Indonesia serta disampaikan juga
masyarakat disekitar kantor, Bank telah mengadakan pemberian
Pemeringkat (Pefindo), Asosiasi Bank (Perbanas), Lembaga
dana untuk bantuan penghuni panti asuhan Fioreti serta pemberian
Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Yayasan Lembaga
beasiswa untuk mahasiswa Universitas Kristen Krida Wacana.
Konsumen
Indonesia
(YLKI)
dan
Majalah
kepada Lembaga
Ekonomi
dan
Keuangan (Infobank). Dengan demikian seluruh pelaksanaan GCG C. Fungsi Audit External
di Bank Ina Perdana dapat diakses dan dapat dimonitor oleh seluruh
Untuk menjamin transparansi kondisi keuangan Bank dan
stakeholder Bank.
kepatuhan terhadap penerapan standard akuntansi, Bank telah menunjuk Kantor Akuntan Publik Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja untuk melaksanakan audit atas Neraca Bank per 31 Desember 2009, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas untuk tahun laporan 2009. Kesimpulan hasil audit, Auditor menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporanlaporan keuangan tersebut. Penunjukan Akuntan Publik dilakukan oleh Dewan Komisaris atas rekomendasi Komite Audit dan telah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham. D. Fungsi Audit Intern Pelaksanaan fungsi audit intern berpedoman pada Standard Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999, dan secara konsisten telah dilaksanakan oleh Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) Bank. Peran kunci Audit Intern dalam pelaksanaan GCG adalah untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan terkait dengan pelaksanaan risk management dan efektifitas sistem internal control Bank.
BANK INA laporan tahunan 2009
31
penerapan manajemen resiko Pelaksanaan manajemen risiko mengacu kepada kepada peraturan
Pembatas konsentrasi kredit pada debitur tertentu, mengacu pada
Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 sebagaimana telah diubah
Peraturan Bank Indonesia mengenai Batas Maksimum Pemberian
dengan Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009, dimana
Kredit pada pihak terkait dan tidak terkait dengan Bank.
pelaksanaannya disesuaikan dengan kompleksitas usaha/aktifitas Bank. Pedoman pelaksanaan manajemen risiko telah dituangkan dalam Kebijakan-Kebijakan yang ditetapkan oleh Direksi dan diketahui oleh Dewan Komisaris Bank, baik Kebijakan yang
Namun demikian Bank tidak memberikan perlakuan khusus pihak terkait. Kehati-hatian dalam pengelolaan risiko kredit ini telah berhasil menekan jumlah kredit bermasalah menjadi sangat kecil.
bersifat umum maupun kebijakan khusus perjenis risiko dan
Sebagai faktor pengaman terhadap kemungkinan kredit menjadi
atau peraktifitas fungsional.
macet, Bank mensyaratkan pemberian jaminan dengan coverage ratio tertentu. Jaminan diterima Bank diutamakan jaminan yang mar-
Direksi dan Komisaris Bank terlibat secara aktif dalam pengawasan,
ketable dan mudah dipantau keberadaaanya serta tidak fluktuatif
pemantauan dan pengendalian risiko, dengan aktif dalam
nilainya. Hal ini untuk mempertinggi tingkat recovery jika kredit
rapat Komite-Komite terkait yang diadakan secara rutin. Untuk
menjadi macet. Terhadap kredit yang telah diberikan, Bank
membantu
Risiko,
melakukan pemantauan secara berkala terhadap kondisi keuangan
Bank telah membentuk Satuan Kerja Risk Management yang
Direksi
dalam
menerapkan
Manajemen
debitur dan melakukan penilaian ulang secara berkala terhadap
berfungsi untuk melakukan identifikasi, pengukur, pemantau dan
jaminan yang diagunkan kepada Bank. Dengan demikian Bank
koordinasi pengendalian aspek risiko yang melekat pada setiap
dapat mengantisipasi kemungkinan memburuknya kualitas kredit
aktifitas Bank. Telah dibentuk juga Komite Manajemen Risiko
debitur secara lebih dini. Sedangkan untuk menekan tingkat
yang berfungsi membantu Direksi untuk menyusun kebijakan dan
kerugian, semua kredit bermasalah ditangani oleh satuan kerja
strategi manajemen risiko serta mengevaluasi dan memantau
Legal and Remedial untuk dapat diselesaikan.
pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen risiko masih sesuai dengan risk appetite dan strategi manajemen risiko Bank. Risiko Kredit Dalam pemberian kredit baik kepada perorangan, perusahaan dan
Bank telah memiliki sistem informasi untuk transaksi dan administrasi perkreditan yang memadai. Sistem informasi tersebut mampu memberikan laporan tepat waktu kepada manajemen atas kondisi kredit baik secara individu maupun portfolio.
Bank lain, Bank selalu menerapkan prinsip kehati-hatian dengan
Dalam Tahun 2009, Profil Risiko Kredit Bank dalam kategori
pertimbangan yang sangat konservatif. Setiap pengajuan kredit
Sedang dengan kecederungan yang Stabil. Faktor-faktor yang
harus melalui analisis yang mendalam mengenai calon Debitur,
menjadi penyebab adalah tingkat konsentrasi kredit yang masih
kondisi keuangan dan usaha/sumber pendapatan analisis kondisi
cukup tinggi pada satu sektor ekonomi yakni sektor otomotif dengan
sektor ekonomi dimana calon debitur bergerak. Pengambilan
proporsi lebih dari 50% dari total kredit yang diberikan, meskipun
keputusan diambil bersama-sama dalam suatu Rapat Komite
terdiversifikasi dalam jumlah debitur yang cukup besar. Langkah-
Kredit, yang anggotanya terdiri dari Direksi, Pejabat Eksekutif
langkah peningkatan diversifikasi kredit terus diupayakan dengan
bidang perkreditan dan Komisaris.
jalan memperbesar pemberian kredit komersial untuk usaha kecil dan menengah.
Saat ini Bank hanya memiliki Komite Kredit di Kantor Pusat, tidak ada komite di wilayah atau di cabang. Untuk mengurangi risiko akibat konsentrasi kredit pada segmen usaha tertentu Bank membatasi komposisi pemberian kredit pada sektor usaha tertentu dan pemberian kredit diutamakan pada sektor usaha yang dikuasai Bank.
Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas Manajemen risiko pasar dilakukan melalui rapat ALCO yang diadakan sekali dalam satu bulan yang dihadiri oleh Direksi dan Pejabat bidang Treasury, Credit & Marketing dan Risk Management. Di dalam rapat dibahas mengenai gap maturity, gap repricing, strategi pricing, kondisi likuiditas, perkembangan pasar uang dan kondisi ekonomi secara umum.
32
BANK INA laporan tahunan 2009
penerapan manajemen resiko
Strategi untuk mengelola risiko pasar adalah dengan membatasi
merupakan tanggung jawab seluruh pegawai Bank, sehingga
posisi terbuka (open position) baik posisi terbuka yang terekspose
langkah penting yang sedang diambil Bank terkait dengan
risiko suku bunga seperti posisi gap repricing aset-liability dan
pengendalian risiko operasional adalah peningkatan risk awearness
posisi instrument trading yang tidak dilindungi (hedging). Bank
seluruh pegawai, yang dilakukan melalui sosialisasi secara rutin.
juga mengambil kebijakan pengenaan suku bunga mengambang
Tiap satuan kerja diwajibkan melakukan self risk assesment dan
(floating) pada sebagian besar produk lending dan funding, dengan
hasilnya dilaporkan ke Satuan Kerja Risk Management untuk
tujuan agar Bank mampu menyesuaikan pergerakan suku bunga
dianalisis dan ditindak lanjuti. Untuk menekan tingkat human error,
pasar dengan suku bunga produk, sehingga potensi kerugian yang
telah dilakukan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan
ditimbulkan dapat diminimalisir.
karyawan melalui program pelatihan dan pendidikan karyawan secara berkala. Selain itu dilakukan upaya penyempurnaan dan
Profil risiko pasar di tahun 2009 dalam kategori Rendah dengan
pelengkapan Standard Operating Prosedur yang menjadi acuan
kecenderungan yang Stabil. Hal ini disebabkan karena eksposur
karyawan dalam menjalankan aktifitas di bagian masing masing.
risiko suku bunga yang rendah yang bersumber dari adanya gap
Sistem pengawasan ganda (dual control) dilekatkan (embeded)
repricing pada portofolio banking book Bank. Sedangkan Bank
pada SOP dan Sistem Informasi Management, sehingga kesalahan
tidak terekspos risiko nilai tukar karena belum melakukan transaksi
dan kemungkinan terjadi fraud dapat diketahui secara dini.
dalan valuta asing karena status bank non devisa. Sementara itu, untuk mengantisipasi kemungkinan terganggunya Strategi untuk mengelola risiko likuiditas bank adalah dengan
bisnis Bank yang disebabkan karena gangguan pada sistem
selalu menjaga ketersediaan instrumen yang likuid baik dalam
informasi (Data Center), bencana seperti kebakaran, banjir, gempa
bentuk primary reserved (cash dan Giro pada Bank Indonesia)
bumi, huru hara dan lain sebagainya, Bank telah memiliki Data
maupun secondary reserved (SBI dan Obligasi). Ketersediaan
Recovery Center (DRC) dan telah dilakukan uji coba Business
likuiditas dipantau secara harian oleh satuan kerja treasury dan
Continuity Plan (BCP) secara bertahap.
dengan berpedoman proyeksi arus kas harian dan mingguan. Selain itu, Bank selalu menjaga gap maturity aset dan liability pada
Profil Risiko Operasional di tahun 2009, dalam kategori Sedang
tingkat yang acceptable, menjaga cash in flow dari kredit serta
dengan kecenderungan Stabil. Hal ini disebabkan karena
menjaga kestabilan dan pertumbuhan dana pihak ketiga.
frekwensi human error masih harus diturunkan dan terjadi beberapa kali gangguan pada sistem informasi yang berpotensi
Profil risiko likuiditas di tahun 2009 dalam kategori Sedang
menimbulkan kerugian pada Bank. Kecukupan proses internal juga
dengan trend yang cenderung menurun. Hal ini disebabkan
masih memerlukan penyempurnaan, terutama kelengkapan SOP
karena sumber dana masih terkonsentrasi pada 30 deposan
di beberapa aktivitas fungsional. Kecenderungan risiko operasional
inti dan deposan yang merupakan group usaha Bank. Upaya
masih stabil meskipun terdapat pembukaan cabang-cabang baru
diversifikasi
cara
diluar kota yang dapat menimbulkan kerawanan-kerawanan pada
memperbaiki fitur-fitur produk funding serta memperluas jaringan
operasional Bank serta terjadinya perubahan-perubahan pada core
usaha dengan pembukaan kantor cabang di luar Jakarta.
banking system untuk mengakomodir diterapkannya PSAK 50/55
pendanaan
terus
diupayakan
dengan
dan sistem pelaporan berdasarkan Basel II. Profil risiko likuiditas di tahun 2009, dalam kategori Rendah di triwulan I sampai dengan Triwulan III, dan dalam kategori Sedang
Ringkasan Profil Risiko di tahun 2009, disajikan sebagai berikut :
di Triwulan IV. Peningkatan kategori risiko di akhir tahun 2009 disebabkan antara lain berkurangnya secondary reserve, sebagai
Triwulan I Jenis Risiko
Tingkat Risiko
Trend
Triwulan II Tingkat Risiko
Trend
Triwulan III Tingkat Risiko
Trend
Triwulan IV Tingkat Risiko
Trend
akibat Bank berupaya memaksimalkan pendapatan dari ekses fund
Risiko Kredit
Sedang
Stabil
Sedang
Stabil
Sedang
Stabil
Sedang
Stabil
yang ada.
Risiko Pasar
Rendah
Turun
Rendah
Stabil
Rendah
Stabil
Rendah
Stabil
Risiko Likuiditas
Rendah
Turun
Rendah
Stabil
Rendah
Stabil
Sedang
Stabil
Risiko Operasional
Sedang
Stabil
Sedang
Stabil
Sedang
Stabil
Sedang
Stabil
Predikat Risiko Secara keseluruhan
Sedang
Stabil
Sedang
Stabil
Sedang
Stabil
Sedang
Stabil
Risiko Operasional Risiko operasional merupakan risiko yang dapat timbul diseluruh aktifitas yang dilakukan Bank oleh karenanya risiko operasional
BANK INA laporan tahunan 2009
33
tinjauan singkat tahun 2010 Rencana Tahun 2010 Kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2010 diperkirakan lebih
Penambahan modal tersebut akan dialokasikan untuk :
baik dibandingkan kondisi di tahun 2009, dimana pertumbuhan ekonomi diprediksi berkisar 4.5% sampai 5.5%. Dengan kondisi
kredit SME
perekonomian yang cukup optimis di tahun 2010, Bank Ina Perdana berencana melakukan ekspansi usaha dengan menambah
Sekitar 35% akan digunakan untuk menambah jaringan kantor dan
jaringan kantor dengan membuka cabang baru di Karawang, Bogor, Solo, Lampung, Malang, Makasar, Manado dan Medan, 6 kantor
Sekitar 50% akan digunakan untuk peningkatan pemberian
Sekitar 15% akan digunakan untuk pengembangan system teknologi informasi yang terdiri dari pembelian system,
cabang pembantu di Jakarta, Tangerang dan Bekasi, 4 kantor kas di
hardware dan software.
Jakarta, Bandung dan Surabaya serta menambah 11 jaringan ATM.
Disadari bahwa pertumbuhan usaha yang cukup ekspansif ini Dengan ekspansi usaha tersebut, pertumbuhan kredit ditargetkan
memerlukan penguatan kondisi internal Bank yang meliputi
naik sebesar 44,59% dari tahun 2009 atau menjadi Rp 850,00
kesiapan
miliar dan Dana Pihak Ketiga (DPK) ditargetkan tumbuh sebesar
peningkatan kualitas manajemen risiko, maka di tahun 2010
24,52% atau menjadi Rp 900,00 miliar. Dengan pertumbuhan bisnis
ditetapkan target-target non financial sebagai berikut :
infrastruktur,
kesiapan
sumberdaya
manusia
dan
tersebut, Bank Ina Perdana mentargetkan perolehan laba bersih setelah pajak sekitar Rp 10,10 miliar.
Penerapan LBU Basel dan PSAK 50/55 di awal tahun 2010.
Peningkatan service quality dengan menjalankan program
Pemberian kredit akan difokuskan pada sektor UMKM dengan
customer first, sebagai upaya peningkatan kualitas layanan
prioritas kredit dibawah 10 miliar rupiah. Sedangkan kegiatan
terhadap nasabah bank.
penghimpunan dana akan difokuskan kepada penghimpunan dana
murah seperti tabungan dan giro, yang akan dilakukan dengan perbaikan fitur produk, peningkatan kegiatan promosi serta
kegiatan promosi melalui berbagai event dan media.
peningkatan pelayanan dengan penambahan jaringan kantor dan
Penguatan Risk Control System, dengan membangun budaya risiko, peningkatan kompetensi karyawan, perbaikan system
jumlah ATM. Segmen pasar yang akan dituju adalah pengusahapengusaha di sektor SME, sektor rumah tangga, karyawan, pelajar
Peningkatan Corporate Brand Image, dengan mengintensifkan
dan prosedur serta peningkatan kualitas pengawasan.
dan mahasiswa.
Peningkatan kualitas sistem informasi untuk penerapan manajemen Risiko Operasional, Risiko Likuiditas dan Risiko Pasar dengan pembuatan tools dan pengadaan software
Dalam rangka menunjang pertumbuhan usaha tersebut, Bank
system informasi.
merencanakan untuk menambah permodalan secara inorganic
Mempertahankan peringkat Tingkat Kesehatan Bank.
dengan melakukan IPO (Initial Public Offering) atau menggandeng
Meningkatkan Kompetensi Sumberdaya Manusia dengan
mitra strategis.
34
BANK INA laporan tahunan 2009
pelatihan intensif dan recruitment karyawan baru.
daftar jaringan kantor bank ina perdana
KC. Abdul Muis
Wisma BSG Jl. Abdul Muis No 40 Jakarta Pusat Telepon : (021) 3859050 Fax : (021) 3859041
KC. Bandung
Jl. Gatot Subroto No.47B Jawa Barat Telepon : (022) 873 40234 Fax : (022) 7320976
KC. Lumajang
Jl. Gatot Subroto No.179 Jawa Timur Telepon : (0334) 888776 Fax : (0334) 885868
KC. Pasar Minggu
Gedung IBA, Jl. Pasar Minggu Raya No. 2B-C Jakarta Selatan Telepon : (021) 797 2525 Fax : (021) 799 0142
KC. Surabaya
Jl. Kertajaya No.224 Jawa Timur Telepon : (031) 505 5939 Fax : (031) 502 0445
KCP. Jatinegara
Jl. Raya Jatinegara Timur No.68B Jakarta Timur Telepon : (021) 859 10691 Fax : (021) 850 2759
KCP. Mangga Dua
Mall Mangga Dua Lt.3 No.27B Jakarta Pusat Telepon : (021) 612 0120 Fax : (021) 612 3631
KCP. Kelapa Gading
Jl. Raya Boulevard Raya Blok TN2 No.21 Jakarta Utara Telepon : (021) 458 78071 Fax : (021) 458 51577
KCP. Hayam Wuruk
Jl. Hayam Wuruk No.27 Jakarta Pusat Telepon : (021) 231 4409 Fax : (021) 231 4404
KCP. Kompleks Suara Pembaruan
Jl. Dewi Sartika No.136D JakartaTimur Telepon : (021) 808 84060 Fax : (021) 808 84059
KCP. Galaxi
Taman Galaxi Blok A No.39 Bekasi Telepon : (021) 822 5225 Fax : (021) 824 20033
KCP. Gading Serpong
Ruko Financia, Jl. Boulevard Gading Serpong Blok BA2/03 Tangerang Telepon : (021) 542 10220 Fax : (021) 542 10218
KK. Kampus UKI
Jl. Raya Jatinegara Timur No.68B Jakarta Timur Telepon : (021) 809 0714 Fax : (021) 809 0831
KK. Kampus UKRIDA
Jl. Tanjung Duren Raya No.4 Jakarta Barat Telepon : (021) 568 9476 Fax : (021) 567 4834
KK. RS. PGI Cikini
Jl. Raden Saleh No.40 Jakarta Pusat Telepon : (021) 389 97782 Fax : (021) 390 7302
KK. Sekolah BPK Penabur Gading Serpong
Jl. Raya Kelapa Gading Barat Tangerang Telepon : (021) 542 05138 Fax : (021) 542 05138
KK. Sekolah Bethel Petamburan
Jl. Petamburan IV No.4 Jakarta Pusat Telepon : (021) 536 79442 Fax : (021) 536 70502
KK. Sekolah Pahoa Gading Serpong
Jl. Ki Hajar Dewantoro No.1 Tangerang Telepon : (021) 542 13092 Fax : (021) 542 13092
BANK INA laporan tahunan 2009
35
36
BANK INA laporan tahunan 2009
laporan auditor independen laporan keuangan dan laporan auditor independen untuk tahun berakhir 31 desember 2009 dan 2008
BANK INA laporan tahunan 2009
37
PT BANK INA PERDANA LAPORAN KEUANGAN DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2008 DAN 2007
Daftar Isi
Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Neraca
1-4
Laporan Laba Rugi
5-6
Laporan Perubahan Ekuitas
7
Laporan Arus Kas
8-9
Catatan atas Laporan Keuangan
10 - 53
Phone : 3859050 Fax. : 3859041
PT. BANK INA PERDANA Jl. Abdul Muis No. 40 Jakarta 10160
SURAT PERNYATAAN DIREKSI TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009, 2008 DAN 2007 PT. BANK INA PERDANA
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama Alamat Kantor Alamat Domisili sesuai KTP Nomor Telepon Jabatan
: Adi Wiratama : Wisma BSG Lt. 1, Jalan Abdul Muis No. 40, Jakarta 10160 : Taman Aries A2/36, Jakarta Barat : 021 - 3859050 : Direktur Utama
2. Nama Alamat Kantor Alamat Domisili sesuai KTP Nomor Telepon Jabatan
: Budiarto Santoso : Wisma BSG Lt. 1, Jalan Abdul Muis No. 40, Jakarta 10160 : Tomang Utara VI No. 177, Jakarta Barat : 021 - 3859050 : Direktur Kepatuhan
menyatakan bahwa, 1. Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan; 2. Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum; 3. a. Semua informasi dalam laporan keuangan telah dimuat secara lengkap dan benar; b. Laporan keuangan tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar, dan tidak menghilangkan informasi atau fakta material; 4. Bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern dalam Bank.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenamya.
Jakarta, 8 Februari 2010, Direktur Utama
Direktur Kepatuhan,
Adi Wiratama
Budiarto Santoso
Morison International
TJAHJADI, PRADHONO & TERAMIHARDJA Registered Public Accountants License No. 703/KM.1/2OO8 Gedung Jaya 4th Floor Jl. M.H. Thamrin No. 12, Jakarta 10340, Indonesia Phone : (62-21) 31908550 Fax : (62-21) 31908502
Laporan Auditor Independen
Laporan No. 0093/TPT-GA/JT/2010
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT Bank Ina Perdana Kami telah mengaudit neraca PT Bank Ina Perdana (Bank) tanggal 31 Desember 2009, serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Bank. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Laporan keuangan PT Bank Ina Perdana untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 diaudit oleh auditor independen lain, yang laporannya masing-masing tertanggal 2 Maret 2009 darn 25 Februari 2008, menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan tersebut. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Bank Ina Perdana tanggal 31 Desember 2009, hasil usaha dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
TJAHJADI, PRADHONO & TERAMIHARDJA
Junarto Tjahajadi Izin Akuntan Publik No. 02.1.0828 8 Februari 2010
An Independent Member Firm of MORISON INTERNATIONAL
PT BANK INA PERDANA NERACA 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2009
2008
2007
ASET Kas
2c, 3
6.719.424.789
4.011.053.028
2.882.329.164
Giro pada Bank Indonesia
2d, 4
33.038.223.268
27.555.161.804
35.883.389.976
2e, 2g, 5
69.404.404
70.257.645
38.104.738
2f, 6
52.570.087.346
13.086.556.020
63.494.710.537
2g, 2h, 7a
144.625.943.317
110.708.235.434
124.603.478.909
Tersedia untuk dijual
2g, 2h, 7a
10.000.000.000
-
-
Diperdagangkan - setelah dikurangi penyisihan kerugian sebesar Rp 104.200.835 pada tahun 2008 dan Rp 120.091.682 pada tahun 2007
2g, 2h, 7a
-
10.315.882.699
11.889.076.530
Giro pada bank lain - setelah dikurangi penyisihan kerugian sebesar Rp 701.055 pada tahun 2009, Rp 709.673 pada tahun 2008 dan Rp 384.896 pada tahun 2007 Penempatan pada Bank Indonesia setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi sebesar Rp 29.912.654 pada tahun 2009, Rp 13.443.980 pada tahun 2008 dan Rp 5.289.463 pada tahun 2007 Efek-efek Dimiliki hingga jatuh tempo setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi sebesar Rp 374.056.683 pada tahun 2009, Rp 393.764.566 pada tahun 2008 dan Rp 396.521.091 pada tahun 2007
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
BANK INA laporan tahunan 2009
01
PT BANK INA PERDANA NERACA (lanjutan) 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan Kredit Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga
2009
2008
2g, 2i, 8 97.167.842.695 490.695.380.597
93.301.207.922 396.170.735.003
54.794.429.567 329.066.330.388
Kredit yang diberikan Penyisihan kerugian
587.863.223.292 (6.830.552.376)
489.471.942.925 (6.244.288.873)
383.860.759.955 (4.928.653.768)
Bersih
581.032.670.916
483.227.654.052
378.932.106.187
9
3.583.741.990
2.888.333.821
3.298.998.192
2n, 10
5.932.570.588
1.769.286.294
1.212.455.249
2k, 2l, 11
4.371.914.329
2.204.627.719
1.602.010.168
2m, 12
1.406.907.742
2.502.907.742
3.869.056.543
2v, 17
287.319.505
848.012.596
1.811.071.164
13
2.722.301.835
2.729.901.846
1.447.371.630
846.360.510.029
661.917.870.700
630.964.158.987
Pendapatan bunga masih harus diterima Biaya dibayar dimuka Aset tetap - setelah dikurangi penyisihan akumulasi sebesar Rp 9.044.990.221 pada tahun 2009, Rp 7.968.818.242 pada tahun 2008 dan Rp Rp 6.888.028.962 pada tahun 2007 Agunan yang diambil alih setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 793.368.243 pada tahun 2009, Rp 960.868.243 pada tahun 2008 dan Rp 668.172.978 pada tahun 2007 Aset pajak tangguhan Aset lain-lain
JUMLAH ASET
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
02
2007
BANK INA laporan tahunan 2009
PT BANK INA PERDANA NERACA (lanjutan) 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2009
2008
2007
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN Kewajiban segera
2p, 14
Simpanan Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga
2q, 15
Jumlah simpanan
469.937.226
522.631.533
526.934.376
39.892.482.880 682.906.640.950
111.386.816.724 446.926.865.931
161.861.309.486 372.222.418.182
722.799.123.830
558.313.682.655
534.083.727.668
Simpanan dari bank lain
2r, 16
5.550.913.182
-
-
Hutang pajak
2v, 17
2.776.051.422
1.349.466.235
2.674.902.540
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
2g, 18
5.575.000
-
1.016.049
Bunga masih harus dibayar
19
2.005.116.346
2.761.673.223
1.846.791.436
Pinjaman diterima
20
-
75.679.587
161.138.731
Kewajiban lain-lain
21
646.301.392
260.607.402
624.395.768
2u, 22
349.633.718
221.595.887
1.997.808.883
734.602.652.116
563.505.336.522
541.916.715.451
Imbalan kerja karyawan JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 1.000 Modal dasar - 400.000.000 saham pada tahun 2009 dan 2008 dan 100.000.000 saham pada tahun 2007 Modal ditempatkan dan disetor penuh - 128.000.000 saham pada tahun 2009 dan 2008 serta 100.000.000 saham pada tahun 2007
23
128.000.000.000
128.000.000.000
100.000.000.000
Modal disetor lainnya
24
-
-
28.000.000.000
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
BANK INA laporan tahunan 2009
03
PT BANK INA PERDANA NERACA (lanjutan) 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2009
2008
2007
EKUITAS (lanjutan) Saldo laba (rugi) Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
25
1.920.386.917
1.920.386.917
836.755.074
(18.162.529.004)
(31.507.852.739)
(39.789.311.538)
JUMLAH EKUITAS - BERSIH
111.757.857.913
98.412.534.178
89.047.443.536
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
846.360.510.029
661.917.870.700
630.964.158.987
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
04
BANK INA laporan tahunan 2009
PT BANK INA PERDANA LAPORAN LABA RUGI Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga Pendapatan bunga Provisi dan komisi
2s, 27 2t
Jumlah Pendapatan Bunga Beban bunga
2s, 28
Pendapatan Bunga - Bersih
PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL LAINNYA Keuntungan dari realisasi penjualan efek-efek - bersih Pendapatan lain-lain Pendapatan provisi dan komisi lainnya Beban Operasional Lainnya Beban administrasi dan umum Beban karyawan Beban penyisihan kerugian aset produktif dan non produktif
2009
2008
2007
86.519.988.006 4.810.998.092
82.302.597.710 7.503.708.992
68.885.516.759 4.201.014.920
91.330.986.098
89.806.306.702
73.086.531.679
(52.449.316.144)
(47.688.271.518)
(37.321.426.535)
38.881.669.954
42.118.035.184
35.765.105.144
8.968.916.700 1.725.811.049
191.901.655
1.585.274.901
2.024.022.737
-
-
2s
30 29
(17.515.153.057) (14.457.682.606)
(14.663.488.320) (11.901.768.181)
(11.860.093.078) (9.424.110.969)
2g
(360.500.000)
(1.631.330.659)
(833.701.759)
Beban operasional lainnya - bersih
(19.614.585.177)
(28.004.685.505)
(20.532.630.905)
LABA OPERASIONAL
19.267.084.777
14.113.349.679
15.232.474.239
258.758.000 17.487.035 (4.207.746)
(132.362.600) 81.004.642 (64.254.635)
(97.862.295) 30.486.579 (361.204.515)
272.037.289
(115.612.593)
(428.580.231)
19.539.122.066
13.997.737.086
14.803.894.008
PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL Laba (rugi) penjualan agunan yang diambil alih Selisih kurs Lainnya Pendapatan (beban) non-operasional - bersih LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
2m, 12 2w
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
BANK INA laporan tahunan 2009
05
PT BANK INA PERDANA LAPORAN LABA RUGI (lanjutan) PT BANK INA PERDANA Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 LAPORAN LABA RUGI (lanjutan) Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Kini Tangguhan - bersih
Catatan
2009
2008
2007
Catatan
2009
2008
2007
2v, 17 (5.633.105.240) (560.693.091)
(3.669.587.876) (963.058.568)
(4.291.097.249) 323.521.675
Beban pajak penghasilan
(6.193.798.331)
(4.632.646.444)
(3.967.575.574)
LABA BERSIH
13.345.323.735
9.365.090.642
10.836.318.434
LABA BERSIH
13.345.323.735
9.365.090.642
10.836.318.434
104
73
108
104
73
108
LABA PER SAHAM LABA PER SAHAM
2x, 31
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
06
BANK INA laporan tahunan 2009
26
Deklarasi dividen
Saldo 31Saldo Desember 31 Desember 2009 2009
Laba bersih tahun 2009
Saldo 31Saldo Desember 31 Desember 2008 2008
-
-
28.000.000.000
-
-
-
-
10.836.318.434
(491.821.740)
-
-
10.836.318.434
(491.821.740)
28.000.000.000
-
128.000.000.000 128.000.000.000
-
-
-
-
-
-
(28.000.000.000)
128.000.000.000 128.000.000.000
-
-
28.000.000.000
9.365.090.642
(1.083.631.843)
-
9.365.090.642
-
-
13.345.323.735
13.345.323.735 1.920.386.917 1.920.386.917 (18.162.529.004) (18.162.529.004) 111.757.857.913 111.757.857.913
-
1.920.386.917 1.920.386.917 (31.507.852.739) (31.507.852.739) 98.412.534.178 98.412.534.178
-
1.083.631.843
-
100.000.000.000 100.000.000.000 28.000.000.000 28.000.000.000836.755.074 836.755.074 (39.789.311.538) (39.789.311.538) 89.047.443.536 89.047.443.536
-
-
-
(7.250.000.000)
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
25
Pembentukan cadangan umum
Laba bersih tahun 2008
24
Tambahan modal saham dari konversi modal disetor lainnya
Saldo 31Saldo Desember 31 Desember 2007 2007
Laba bersih tahun 2007
24
7.250.000.000
92.750.000.000 92.750.000.000 7.250.000.000 7.250.000.000836.755.074 836.755.074 (50.133.808.232) (50.133.808.232) 50.702.946.842 50.702.946.842
Modal Saham Modal Saham Telah Telah Belum Belum Jumlah Jumlah Ditempatkan Ditempatkan dan Modal dan Modal Ditentukan Ditentukan Ditentukan Ditentukan Ekuitas -Ekuitas Catatan Catatan Disetor Penuh Disetor Penuh Disetor Lainnya Disetor Lainnya Penggunaannya Penggunaannya Penggunaannya Penggunaannya Bersih Bersih
Saldo Laba Saldo (Rugi) Laba (Rugi)
PT BANKPTINA BANK PERDANA INA PERDANA LAPORAN LAPORAN PERUBAHAN PERUBAHAN EKUITASEKUITAS Tahun yang Tahun Berakhir yang Berakhir pada Tanggal pada Tanggal 31 Desember 31 Desember 2009 2009 Dengan Dengan Angka Perbandingan Angka Perbandingan untuk Tahun untuk2008 Tahun dan 2008 2007 dan 2007 (Dinyatakan (Dinyatakan dalam Rupiah, dalam kecuali Rupiah,dinyatakan kecuali dinyatakan lain) lain)
Tambahan modal disetor lainnya
Tambahan modal saham dari konversi modal disetor lainnya
Saldo 1 Saldo Januari1 2007 Januari 2007
BANK INA laporan tahunan 2009
07
PT BANK INA PERDANA LAPORAN PERUBAHAN ARUS KAS Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan bunga, provisi dan komisi Penerimaan pendapatan operasional lainnya Penerimaan pendapatan (pembayaran beban) non operasional Pembayaran bunga Pembayaran beban operasional lainnya Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan Pembayaran pajak penghasilan Arus kas dari aktivitas operasi sebelum perubahan dalam aset dan kewajiban operasi Perubahan aset dan kewajiban yang digunakan untuk operasi: Penempatan pada Bank Indonesia Kredit yang diberikan Pendapatan yang masih harus diterima Biaya dibayar di muka Aset lain-lain Agunan yang diambil alih Kewajiban segera Giro Tabungan Deposito Simpanan pada bank lain Hutang pajak Bunga masih harus dibayar Kewajiban lain-lain Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi
2009
2008
91.330.986.098
89.806.306.702
73.086.531.679
12.718.750.486
191.901.655
1.585.274.901
(4.207.746) (52.449.316.144)
16.750.007 (47.688.271.518)
(332.267.935) (37.321.426.535)
(16.075.060.544)
(16.388.178.100)
(9.784.097.576)
(14.457.682.606) (5.633.105.240)
(11.901.768.181) (3.669.587.876)
(9.424.110.969) (4.291.097.249)
15.430.364.304
10.367.152.689
13.518.806.316
(39.483.531.326) (98.391.280.367)
64.336.398.230 (102.614.547.865)
(52.139.010.526) (32.384.091.090)
(695.408.169) (4.163.284.294) 7.600.011 1.263.500.000 (52.694.307) 33.869.500.111 19.161.553.420 111.454.387.644 5.550.913.182 1.426.585.187 (756.556.877) 385.693.990
410.664.371 (556.831.045) (1.721.691.802) 1.915.586.201 (4.302.843) (72.250.654.468) 4.345.577.272 92.135.032.183 (1.325.436.305) (1.644.837.508) (363.788.366)
(367.989.097) (825.550.075) (633.829.484) 174.878.000 (22.910.900.188) 8.406.047.246 14.433.138.577 73.564.678.866 2.052.132.074 (1.644.837.508) 1.829.838.945
45.007.342.509
(6.971.679.256)
3.073.312.056
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
08
BANK INA laporan tahunan 2009
2007
PT BANK INA PERDANA LAPORAN PERUBAHAN ARUS KAS (lanjutan) Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan Arus Kas Dari Aktivitas Investasi Kenaikan (penurunan) efek-efek Pembelian aset tetap Hasil penjualan aset tetap
2009
2008
2007
(33.497.624.349) (3.243.458.589) -
1.573.193.831 (1.683.406.832) -
(11.889.076.530) (627.840.534) 1.549.999
(36.741.082.938)
(110.213.001)
(12.515.367.065)
Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan Pinjaman yang diterima Pembagian dividen Tambahan modal disetor lainnya
(75.679.587) -
(85.459.144) -
(72.807.805) (491.821.740) 28.000.000.000
Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan
(75.679.587)
(85.459.144)
27.435.370.455
8.190.579.984
(7.167.351.401)
17.993.315.446
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
31.636.472.477
38.803.823.878
20.810.508.432
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
39.827.052.461
31.636.472.477
38.803.823.878
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Kas dan setara kas terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain - bersih
6.719.424.789 33.038.223.268 69.404.404
4.011.053.028 27.555.161.804 70.257.645
2.882.329.164 35.883.389.976 38.104.738
Jumlah
39.827.052.461
31.636.472.477
38.803.823.878
-
28.000.000.000
7.250.000.000
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
Transaksi yang tidak mempengaruhi arus kas: Tambahan modal saham dari modal disetor lainnya
11
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
BANK INA laporan tahunan 2009
09
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM a.
Pendirian Perusahaan PT Bank Ina Perdana (Bank) didirikan di Jakarta pada tanggal 9 Februari 1990 berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, SH. No. 32. Akta pendirian Bank tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 02-3639.HT.01.01 TH.90 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 84 tanggal 19 Oktober 1990 Tambahan No 4242. Anggaran dasar Bank telah mengalami perubahan beberapa kali, terakhir dinyatakan dengan Akta No. 2 tanggal 3 Februari 2009 yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, SH., M.Hum, Notaris di Jakarta, mengenai pengalihan saham. Perubahan anggaran dasar tersebut telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-17037 tanggal 7 Oktober 2009. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Bank, lingkup kegiatan bank adalah melakukan usaha dibidang perbankan sesuai dengan Undang-undang dan peraturan yang berlaku. Kantor pusat Bank beralamat di Wisma BSG, Jalan Abdul Muis No. 40, Jakarta. Bank memiliki 5 kantor cabang, 7 kantor cabang pembantu dan 8 kantor kas yang seluruhnya berlokasi di Indonesia. Bank telah memperoleh izin usaha untuk beroperasi sebagai bank umum dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor: 524/KMK.13/1991 tanggal 3 Juni 1991, selanjutnya Bank melakukan operasi komersial pada bulan Juli 1991.
b.
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 1 tanggal 8 Januari 2009 dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, SH. M.Hum., Notaris di Jakarta, para pemegang saham telah menyetujui pengunduran diri Adiyunianto selaku Direktur terhitung sejak tanggal 1 Januari 2009, sehingga susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris: Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris Independen
: Natalia Salim : Hari Sugiharto : Denny Susilo
Direksi: Direktur Utama Direktur Kepatuhan
: Ir. Adi Wiratama, MBA : Budiarto Santoso
Perubahan tersebut di atas telah diterima dan dicatat dalam Database Sisminbakum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum dan Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 7 Juli 2009 melalui Surat No. AHU-AH.01.10-09579 dan telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia tanggal 16 Januari 2009. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 44 tanggal 20 November 2008 dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, SH. M.Hum., Notaris di Jakarta, para pemegang saham telah menyetujui perpanjangan masa jabatan Adiyuninato selaku Direktur perseroan terhitung sejak tanggal 15 November 2008 hingga tanggal 15 November 2011 serta menyetujui masuknya Ir. Adi Wiratama, MBA selaku Direktur Utama dan Budiarto Santoso selaku Direktur Kepatuhan, sehingga susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris: Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris Independen
10
BANK INA laporan tahunan 2009
: Natalia Salim : Hari Sugiharto : Denny Susilo
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (lanjutan) b.Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan (lanjutan) Dewan Direksi: Direktur Utama Direktur Direktur Kepatuhan
: Ir. Adi Wiratama, MBA : Adiyunianto : Budiarto Santoso
Adapun susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris: Komisaris Utama Komisaris
: Hari Sugiharto : Natalia Salim
Direksi: Direktur Utama Direktur Direktur Kepatuhan
: Budi Gunawan : Adiyunianto : Sudarto
Pada tanggal 31 Desember 2009, 31 Desember 2008, dan 2007 Bank memiliki masing-masing 216, 177, dan 151 karyawan (tidak diaudit). Jumlah gaji dan tunjangan Dewan Komisaris dan Direksi masing-masing sebesar Rp 2.189.017.687, Rp 2.753.512.719 dan Rp 1.957.899.581 untuk tahun 2009, 2008 dan 2007. Susunan komite audit Bank pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
2.
Ketua
: Denny Susilo
Anggota
: Nia Budhyanti Dr. Timotius
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 31 (Revisi 2000) tentang Akuntansi Perbankan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dan Pedoman Akuntasi Perbankan Indonesia (PAPI) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan IAI pada bulan Juni 2001., serta praktik-praktik industri perbankan yang berlaku serta pedoman akuntansi dan pelaporan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yang relevan untuk diterapkan. Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas adalah dasar akrual. Laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
BANK INA laporan tahunan 2009
11
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (lanjutan) Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk penyajian laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada Bank lain. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah Rupiah.
b.
Transaksi dengan pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Bank melakukan transaksi dengan beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 mengenai Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa. Saldo dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
c.
Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas dalam laporan keuangan terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain yang tidak dijaminkan dan tidak dibatasi penggunaanya.
d.
Giro Wajib Minimum Pada tanggal 23 Oktober 2008, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 10/25/PBI/2008 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan mata uang asing serta SE No. 11/29/DPNP tanggal 16 Oktober 2009 tentang Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dalam Rupiah. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah ditetapkan sebesar 7,5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam yang rupiah yang terdiri dari GWM Utama dan GWM Sekunder dan GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 1% dari DPK dalam mata uang asing. GWM Utama dalam Rupiah ditetapkan sebesar 5% dari DPK dalam Rupiah yang mulai berlaku pada tanggal 24 Oktober 2008 dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,5% dari DPK dalam Rupiah yang mulai berlaku pada tanggal 24 Oktober 2009.
e.
Giro pada Bank Lain Giro pada Bank lain disajikan sebesar saldo giro setelah dikurangi penyisihan kerugian.
f.
Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo penempatan dikurangi diskonto yang belum diamortisasi.
g. Penyisihan Kerugian Aset Produktif dan Estimasi Kerugian atas Komitmen dan Kontinjensi Bank membentuk penyisihan kerugian atas aktiva produktif dan aktiva non-produktif serta estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi berdasarkan penelaahan manajemen terhadap kualitas masingmasing aktiva produktif dan aktiva non-produktif, komitmen dan kontinjensi pada akhir tahun dengan mempertimbangkan evaluasi manajemen atas prospek usaha debitur, kinerja keuangan dan kemampuan membayar setiap debitur serta mempertimbangkan juga hal-hal lain seperti klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaaan Bank Indonesia, klasifikasi yang ditetapkan oleh Bank Umum lainnya atas aktiva produktif yang diberikan oleh lebih dari satu bank (BI checking) dan ketersediaan laporan keuangan debitur yang telah diaudit.
12
BANK INA laporan tahunan 2009
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Penyisihan Kerugian Aset Produktif dan Estimasi Kerugian atas Komitmen dan Kontinjensi (lanjutan) Penentuan kualitas aktiva produktif dan penyisihan kerugian aktiva produktif, mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005, yang kemudian diubah beberapa pasalnya melalui PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 serta PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009. Aktiva produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efekefek, obligasi rekapitalisasi pemerintah, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, tagihan pembiayaan konsumen, tagihan akseptasi, penyertaan saham serta komitmen dan kontinjensi dengan risiko kredit pada transaksi rekening administratif. Komitmen dan kontinjensi dengan risiko kredit, antara lain terdiri dari penerbitan jaminan, letter of credit, standby letter of credit dan fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan. Aktiva non-produktif adalah aset bank yang memiliki potensi kerugian dan antara lain agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account. Berdasarkan peraturan dan keputusan Bank Indonesia di atas, aktiva produktif dan komitmen dan kontinjensi dengan risiko kredit diklasifikasikan dalam 5 (lima) kategori dengan besarnya persentase penyisihan kerugian sebagai berikut:
Klasifikasi Lancar*) Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet *)
Persentase Penyisihan minimum 1% minimum 5% minimum 15% minimum 50% 100%
di luar Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia, Surat Perbendaharan Negara (SPN), penempatan pada Bank Indonesia, obligasi rekapitalisasi pemerintah, obligasi Pemerintah Republik Indonesia lainnya dari aktiva produktif yang dijamin dengan agunan tunai.
Persentase penyisihan kerugian di atas diterapkan terhadap saldo aktiva produktif setelah dikurangi dengan nilai agunan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kecuali untuk aktiva produktif yang diklasifikasikan lancar, dimana persentase penyisihan kerugian ditetapkan terhadap saldo-saldo aktiva non-produktif yang bersangkutan. Aktiva produktif dengan klasifikasi lancar dan dalam perhatian khusus, sesuai dengan peraturan Bank Indonesia digolongkan sebagai aktiva produktif tidak bermasalah. Sedangkan untuk aktiva produktif dengan klasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet digolongkan sebagai bagian aktiva produktif bermasalah. Aktiva produktif dihapusbukukan dari penyisihan kerugian aktiva produktif pada saat manajemen berpendapat bahwa aktiva produktif tersebut harus dihapusbukukan karena secara operasional debitur sudah tidak mampu membayar. Penerimaan kembali aktiva produktif yang telah dihapuskan dicatat sebagai penambahan penyisihan kerugian aktiva produktif yang bersangkutan selama tahun berjalan. Kelebihan penerimaan dari pokok kredit yang dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan bunga.
BANK INA laporan tahunan 2009
13
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Penyisihan Kerugian Aset Produktif dan Estimasi Kerugian atas Komitmen dan Kontinjensi (lanjutan) Penyisihan kerugian untuk komitmen dan kontinjensi yang dibentuk disajikan sebagai kewajiban pada neraca dalam akun Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi pada neraca. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, Bank diwajibkan melakukan penyisihan kerugian aktiva non-produktif, yang meliputi antara lain agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account. Kewajiban penyisihan tersebut berlaku 12 bulan sejak ditetapkannya peraturan, yang diadopsi Bank untuk aktiva non-produktifnya sejak tanggal 20 Januari 2006. Penyisihan kerugian aktiva non-produktif berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi atas upaya penyelesaian dan kualitas masing-masing aktiva non-produktif dilakukan pada akhir periode. Berdasarkan keputusan Bank Indonesia di atas,klasifikasi masing-masing aktiva non-produktif dengan besarnya persentase penyisihan kerugian adalah sebagai berikut: Klasifikasi
Persentasi Penyisihan
Agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai Kurang dari 1 tahun 1 - 3 tahun 3 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun
0% 15% 50% 100%
Rekening antar kantor dan suspense account Sampai dengan 180 hari Lebih dari 180 hari
0% 100%
Persentase penyisihan kerugian di atas diterapkan terhadap saldo aktiva non-produktif. Khusus untuk agunan diambil alih, Bank wajib melakukan penilaian kembali terhadap agunan diambil alih untuk menetapkan net realizable value pada saat pengambilalihan agunan. h.
Efek-efek Efek-efek berharga yang dimiliki terdiri dari surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia, Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Indonesia, surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal seperti unit reksadana, serta surat-surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek seperti saham dan obligasi. Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggal neraca. Keuntungan atau kerugian yanhg belum direalisasi pada tanggal neraca dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Sesuai dengan PSAK No. 50 tentang Akuntansi Investasi Efek Tertentu, maka efek diklasifikasikan sesuai dengan tujuan manajemen pada saat perolehan, dengan rincian sebagai berikut: -
14
Efek yang dibeli dengan tujuan untuk dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity) disajikan sebesar biaya perolehannya yang telah disesuaikan dengan premi dan/atau diskonto yang belum diamortisasi. Premi dan diskonto diamortisasi dengan metode garis lurus. Bila terdapat kemungkinan akan terjadi penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya (termasuk amortisasi premi dan/atau diskonto) yang sifatnya permanen, maka biaya perolehan efek yang bersangkutan akan diturunkan ke nilai wajarnya, dan penurunan nilai ini dibebankan sebagai rugi pada tahun berjalan.
BANK INA laporan tahunan 2009
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) h.
Efek-efek (lanjutan) -
Efek yang tersedia untuk dijual (available-for-sale) disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang disebabkan oleh kenaikan atau penurunan nilai wajarnya, setelah dikurangi dengan penerapan pajak penghasilan tangguhan, diakui dan dicatat sebagai komponen ekuitas. Selisih antara harga jual dan nilai tercatat dari efek-efek jenis ini diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada tahun efek tersebut dijual. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari efek-efek tersedia dijual, setelah dikurangi dengan penerapan pajak tangguhan, yang tercatat dalam ekuitas diakui sebagai penghasilan atau beban pada saat surat berharga tersebut dijual.
-
Efek yang dibeli dengan tujuan untuk diperdagangkan (trading) disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang disebabkan oleh kenaikan atau penurunan nilai wajar disajikan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Pada saat penjualan portofolio efek yang diperdagangkan, perbedaan antara harga jual dengan nilai wajar per buku diakui sebagai keuntungan atau kerugian yang terealisasi.
-
Untuk efek-efek yang telah secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar pada umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga penawaran pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal neraca. Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang memiliki substansi yang sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan dari aset bersih efek-efek tersebut.
Untuk efek individual dalam kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo atau tersedia untuk dijual, bila terjadi penurunan nilai wajar yang bersifat permanen, maka nilai terbawa efek tersebut harus diturunkan ke nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Dasar penentuan biaya perolehan untuk keperluan menghitung laba atau rugi yang direalisasi adalah menggunakan cara identifikasi khusus. i.
Kredit yang Diberikan Kredit dinyatakan berdasarkan jumlah bruto tagihan Bank yang belum dilunasi oleh nasabah setelah dikurangi penyisihan kerugian yang dibentuk berdasarkan penelaahan terhadap kolektibilitas dari kredit yang diberikan. Kredit dalam rangka program penerusan dan kredit sindikasi dinyatakan sebesar pokok kredit sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank.
j.
Tagihan dan Kewajiban Akseptasi Tagihan dan kewajiban akseptasi dinyatakan sebesar nilai Letters of Credit atau nilai realisasi Letters of Credit yang diaksep oleh bank pengaksep (accepting bank). Tagihan akseptasi disajikan setelah dikurangi penyisihan kerugian.
BANK INA laporan tahunan 2009
15
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) k.
Aset Tetap Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan (kecuali tanah yang tidak disusutkan). Efektif tanggal 1 Januari 2008, Bank menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) mengenai Aset Tetap, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) mengenai Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain dan PSAK No. 17 (1994) mengenai Akuntansi Penyusutan. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Bank telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Bank. Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Penyusutan aset tetap dihitung menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Masa Manfaat (Tahun) Perlengkapan dan peralatan Kendaraan
4 tahun 4 tahun
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review dan jika tidak sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aktiva (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aktiva) dimasukkan dalam laporan laba rugi pada tahun aktiva tersebut dihentikan pengakuannya. l.
Penurunan Nilai Aset Pada setiap tanggal neraca, Bank melakukan penelaahan untuk menentukan adanya indikasi terjadinya penurunan nilai aset pada setiap akhir tahun. Bank disyaratkan untuk menentukan nilai yang dapat diperoleh kembali atas nilai aset apabila indikasi tersebut terjadi. Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount), nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebesar nilai tertinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai. Bank mengakui rugi penurunan nilai aset apabila taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari suatu aset lebih rendah dari nilai tercatatnya.
16
BANK INA laporan tahunan 2009
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) m. Agunan yang Diambil Alih Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian kredit diakui sebesar nilai realisasi bersih atau sebesar saldo kredit yang diberikan, mana yang lebih kecil. Selisih lebih antara saldo kredit yang tidak dapat ditagih dengan nilai agunan yang diambil alih tersebut dibebankan pada penyisihan kerugian Bank. Selisih antara nilai agunan yang diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan. Manajemen mengevaluasi nilai agunan yang diambil alih secara berkala. Penyisihan kerugian agunan yang diambil alih dibentuk atas penurunan nilai agunan yang diambil alih Biaya-biaya yang berkaitan dengan pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan ke laporan laba rugi pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. n.
Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
o.
Restrukturisasi Kredit Bermasalah Restrukturisasi kredit bermasalah dengan modifkasi persyaratan kredit dicatat secara prospektif dari tanggal restrukturisasi. Nilai tercatat kredit tidak berubah, kecuali nilai tercatat kredit melebihi jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru kredit, dalam hal ini selisih tersebut diakui sebagai kerugian dari restrukturisasi. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian pokok kredit dan penghasilan bunga sesuai dengan proporsinya. Kerugian dari restrukturisasi kredit dengan cara konversi sebagian kredit yang diberikan menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya, diakui hanya apabila nilai wajar penyertaan saham atau instrumen keuangan yang diterima dikurangi estimasi beban untuk menjualnya, adalah kurang dari nilai tercatat kredit yang diberikan. Tunggakan bunga yang dikapitalisasi menjadi pokok tagihan dalam perjanjian kredit baru dicatat sebagai pendapatan bunga tangguhan dan akan diakui sebagai pendapatan dengan cara amortisasi secara proporsional berdasarkan nilai bunga yang dikapitalisasi terhadap pokok kredit baru pada saat pembayaran kredit diterima.
p.
Kewajiban Segera Kewajiban segera merupakan kewajiban bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat perjanjian yang ditetapkan sebelumnya. Kewajiban segera dinyatakan sebesar nilai kewajiban Bank kepada pemberi amanat.
BANK INA laporan tahunan 2009
17
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) q. Simpanan Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh pelanggan (diluar bank lain) kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Simpanan dari pelanggan terdiri dari giro, tabungan dan deposito berjangka. Giro merupakan simpanan nasabah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya. Giro dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemegang giro. Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati. Tabungan dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemegang tabungan. Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat tertentu sesuai perjanjian antara penyimpan dengan Bank. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal yang tercantum dalam bilyet deposito atau kewajiban bank yang diperjanjikan. r.
Simpanan dari Bank Lain Simpanan dari bank lain terdiri dari kewajiban terhadap bank lain dalam bentuk giro, deposito berjangka,
interbank call money dengan tahun jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari 90 hari. Simpanan dari bank lain dinyatakan sebesar jumlah kewajiban kepada bank lain tersebut. s.
Pendapatan dan Beban Bunga Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual, kecuali pendapatan bunga atas kredit dan aset produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai kurang lancar, diragukan dan macet (non-performing). Pendapatan bunga yang diakui tetapi belum tertagih harus dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan non-performing. Pendapatan bunga atas aset non-performing yang belum diterima dilaporkan sebagai tagihan kontinjensi dalam rekening administratif dan diakui sebagai pendapatan pada saat diterima tunai. Pendapatan bunga atas kredit yang diklasifikasikan sebagai kurang lancar diakui pada saat pendapatan tersebut telah diterima. Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit non-performing yang diklasifikasikan sebagai diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan atas pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga. Pendapatan bunga yang ditangguhkan dari kredit yang direstrukturisasi diakui sebagai pendapatan secara proporsional pada saat diterima pembayaran angsuran pokok.
t.
Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi Provisi dan komisi yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan perkreditan dan terkait dengan jangka waktu diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi secara sistematis selama jangka waktunya. Untuk kredit yang dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo pendapatan provisi dan/atau komisi yang ditangguhkan diakui pada saat kredit dilunasi. Provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan dan jangka waktu, diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya tansaksi.
18
BANK INA laporan tahunan 2009
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) u.
Kewajiban Imbalan Kerja Bank mencatat kewajiban imbalan kerja yang tidak didanai berdasarkan Undang-Undang No.13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 (UU No. 13). Bank menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), mengenai Imbalan Kerja. Berdasarkan PSAK ini, biaya imbalan kerja sesuai dengan UU No. 13 dihitung berdasarkan metode projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Besarnya keuntungan dan kerugian aktuarial ini diakui selama rata-rata sisa masa kerja yang akan dijalani para pekerja dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau perubahan kewajiban imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan.
v.
Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan dan dihitung berdasarkan tariff pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan waktu antara dasar pelaporan komersial dan dasar pajak atas aset dan kewajiban pada masing-masing tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh terdapat cukup kemungkinan atas realisasi dari manfaat pajak tersebut. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan Nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksitransaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan di ekuitas. Koreksi terhadap kewajiban pajak dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima atau pada saat keputusan atas keberatan ditetapkan, jika Perusahaan mengajukan keberatan.
w. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs spot Reuters. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun bersangkutan. Pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007, kurs yang digunakan untuk menjabarkan aset dan kewajiban dalam mata uang asing adalah kurs Spot Reuters pukul 16:00 WIB dengan rincian sebagai berikut: 2009 1 Euro Eropa 1 Dolar Amerika Serikat 1 Dolar Australia 1 Dolar Singapura 1 Dolar Hong Kong 1 Yen Jepang
13.542,43 9.395,00 8.453,16 6.704,50 1.211,48 102,19
2008 15.356,48 10.900,00 7.554,26 7.587,91 1.406,44 120,65
2007 13.821,80 9.393,00 8.265,84 6.532,90 1.204,08 83,84
BANK INA laporan tahunan 2009
19
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) x.
Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
y.
Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen geografis.
dan
Segmen geografis adalah komponen Bank yang secara jelas operasionalnya dapat dibedakan berdasarkan aset, kinerja dan aktivitasnya untuk suatu wilayah dengan wilayah lainnya dalam Bank. Segmen usaha adalah komponen Bank yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aktiva tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut. z.
Penggunaan Taksiran-taksiran Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat taksiran dan asumsi pada nilai yang dilaporkan dalam tahun laporan sehubungan dengan ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan taksiran, sehingga terdapat kemungkinan hasil realisasi yang akan terjadi dapat berbeda dengan taksiran yang telah dilaporkan sebelumnya.
3.
KAS Rincian kas adalah sebagai berikut: 2009
2008
2007
Rupiah Mata Uang Asing
6.372.729.300 346.695.489
3.852.696.038 158.356.990
2.740.315.200 142.013.964
Jumlah
6.719.424.789
4.011.053.028
2.882.329.164
Saldo mata uang Rupiah termasuk uang pada mesin ATM (Automatic Teller Machine) sejumlah Rp 862.995.489, Rp 1.092.900.000 dan Rp 556.150.000 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007. Kas dalam mata uang asing lainnya terdiri dari Dolar Amerika Serikat, Dolar Australia, Dolar Hong Kong, Dolar Singapura, Euro, Pounsterling Inggris, Ringgit Malaysia dan Yen Jepang.
20
BANK INA laporan tahunan 2009
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
GIRO PADA BANK INDONESIA Akun ini merupakan Giro pada Bank Indonesia dalam Rupiah. Saldo giro pada Bank Indonesia sejumlah Rp 33.038.223.268 pada tanggal 31 Desember 2009, Rp 27.555.161.804 pada tanggal 31 Desember 2008 dan Rp 35.883.389.976 pada tanggal 31 Desember 2007 GWM Bank untuk mata uang Rupiah terdiri dari GWM Utama dan GWM Sekunder pada tanggal 31 Desember 2009 masing-masing sebesar 5,11% dan 2,5% (2008: 5,20% dan 2,5%), (2007: 7,03%).
5.
GIRO PADA BANK LAIN Rincian giro dalam mata uang Rupiah pada bank lain - pihak ketiga adalah sebagai berikut: 2009
2008
2007
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
35.000.000 16.251.280 10.515.477 8.338.702
19.513.033 41.892.384 9.561.901
29.036.768 9.452.866
Jumlah Penyisihan kerugian
70.105.459 (701.055)
70.967.318 (709.673)
38.489.634 (384.896)
Bersih
69.404.404
70.257.645
38.104.738
Seluruh giro pada bank lain diklasifikasi sebagai lancar. Tingkat bunga rata-rata per tahun adalah sebesar 0,61%, 1,03% dan 0,55% masing-masing untuk tahun 2009, 2008 dan 2007. Perubahan penyisihan kerugian giro pada bank lain adalah sebagai berikut: 2009
2008
2007
Saldo awal tahun Penyisihan tahun berjalan Pemulihan penyisihan kerugian
709.673 (8.618)
384.896 1.554.674 (1.229.897)
2.878.635 (2.493.739)
Saldo akhir tahun
701.055
709.673
384.896
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian giro pada bank lain adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain.
BANK INA laporan tahunan 2009
21
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA Penempatan pada Bank Indonesia pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut: 2009 Intervensi Bank Indonesia Nilai nominal Bunga yang belum diamortisasi Bersih
2008
2007
52.600.000.000 (29.912.654)
13.100.000.000 (13.443.980)
63.500.000.000 (5.289.463)
52.570.087.346
13.086.556.020
63.494.710.537
Jangka waktu penempatan pada Bank Indonesia kurang dari satu bulan. Penempatan pada Bank Indonesia berdasarkan sisa umur jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 dikelompokkan kurang dari atau sampai dengan 1 bulan. Maka, penempatan ini dikelompokkan lancar. Jangka waktu dan tingkat bunga rata-rata per tahun adalah sebagai berikut: 2009 Jangka waktu Tingkat bunga per tahun
< 30 hari 6,88%
2008 < 30 hari 8,11%
2007 < 30 hari 4,26%
Bank tidak melakukan penyisihan kerugian pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 karena Bank tidak memiliki penempatan pada bank lain, kecuali Bank Indonesia pada tanggal-tanggal tersebut.
7.
EFEK-EFEK a.
Rincian efek-efek berdasarkan jenis dan tujuan investasi serta penerbitnya adalah sebagai berikut: 2009
Dimiliki hingga jatuh tempo: Sertifikat Bank Indonesia Nilai nominal Bunga yang belum diamortisasi Bersih
22
BANK INA laporan tahunan 2009
2008
2007
145.000.000.000 (374.056.683)
111.102.000.000 (393.764.566)
125.000.000.000 (396.521.091)
144.625.943.317
110.708.235.434
124.603.478.909
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
EFEK-EFEK (lanjutan) a.
Rincian efek-efek berdasarkan jenis dan tujuan investasi serta penerbitnya (lanjutan): 2009 Tersedia untuk dijual: Pemerintah Indonesia Sukuk Negara Ritel Seri SR-001
-
-
-
9.509.168.212
12.000.000.000 -
-
910.915.322
9.168.212
Jumlah Penyisihan kerugian
-
10.420.083.534 (104.200.835)
12.009.168.212 (120.091.682)
Bersih
-
10.315.882.699
11.889.076.530
154.625.943.317
121.024.118.133
136.492.555.439
Efek-efek Bersih
Tingkat bunga dan jangka waktu: 2009
c.
2007
10.000.000.000
Diperdagangkan: Reksadana (Jisawi Fix Plus) Reksadana (Pendapatan Tetap) Kenaikan nilai wajar yang belum direalisasi
b.
2008
2008
2007
Tingkat bunga rata-rata per tahun: Seritifikat Bank Indonesia Sukuk Negara Ritel Seri SR-001 Reksadana (Jisawi Plus) Reksadana (Pendapatan Tetap)
7,29% 12% -
8,94% 0,39%
9,94% 0,93% -
Jangka waktu: Seritfikat Bank Indonesia Sukuk Negara Ritel Seri SR-001 Reksadana (Jisawi Plus) Reksadana (Pendapatan Tetap)
< 1 bulan 3 tahun -
< 1 bulan > 3 bulan
< I bulan > 3 bulan -
Biaya perolehan setelah amortisasi diskonto dan premium atau bunga dari efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo berdasarkan sisa umur jatuh tempo perjanjian adalah sebagai berikut: 2009
2008
2007
Kurang dari 1 bulan Lebih dari 1 s/d 12 bulan Lebih dari 12 s/d 36 bulan Lebih dari 36 bulan
144.625.943.317 10.000.000.000
66.673.618.185 44.945.532.571 9.509.168.212
69.700.107.117 54.912.540.004 12.000.000.000
Jumlah Penyisihan kerugian
154.625.943.317 -
121.128.318.968 (104.200.835)
136.612.647.121 (120.091.682)
Jumlah
154.625.943.317
121.024.118.133
136.492.555.439
BANK INA laporan tahunan 2009
23
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
EFEK-EFEK (lanjutan) d.
Keuntungan yang direalisasi dari penjualan efek untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 8.968.917.700.
e.
Keuntungan yang belum direalisasi dari kenaikan nilai efek-efek yang diperdagangkan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebesar Rp 910.915.322 dan Rp 9.168.212.
f.
Efek-efek pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 dikelompokkan lancar dan seluruhnya diterbitkan oleh pihak ketiga.
g.
Mutasi penyisihan kerugian efek-efek adalah sebagai berikut: Perubahan penyisihan kerugian efek-efek adalah sebagai berikut: 2009 Saldo awal tahun Penyisihan tahun berjalan Pemulihan penyisihan kerugian
2008
2007
104.200.835 (104.200.835)
120.091.682 33.000.238 (48.891.085)
120.091.682 -
-
104.200.835
120. 091.682
Saldo akhir tahun
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian surat berharga dan tersebut cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya surat berharga tersebut.
8.
KREDIT YANG DIBERIKAN Kredit yang diberikan berdasarkan jenis, sektor ekonomi, jangka waktu dan kualitas terdiri dari: a.
Jenis 2009 Konsumsi Hubungan istimewa Pihak ketiga Modal kerja Hubungan istimewa Pihak ketiga Investasi Hubungan istimewa Pihak ketiga Direksi dan karyawan
24
2008
2007
1.287.721.643 308.729.156.542
1.410.033.848 361.984.034.484
1.053.777.088 305.697.780.669
95.727.413.590 123.095.251.100
91.520.353.865 16.472.053.111
53.318.530.547 19.901.054.715
152.707.462 58.727.271.024 143.701.931
370.820.209 17.628.152.493 86.494.915
422.121.932 3.348.085.365 119.409.639
Jumlah Penyisihan kerugian
587.863.223.292 (6.830.552.376)
489.471.942.925 (6.244.288.873)
383.860.759.955 (4.928.653.768)
Bersih
581.032.670.916
483.227.654.052
378.932.106.187
BANK INA laporan tahunan 2009
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.
KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) b.
Sektor Ekonomi 2009 Kendaraan bermotor Jasa bisnis Pertambangan Perdagangan, restoran dan hotel Perumahan Konstruksi Industri Pertanian Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Jasa pelayanan sosial Lain-lain
2008
2007
235.573.181.673 103.660.781.428 24.957.453.281
261.277.655.286 42.546.080.018 20.000.000.000
222.891.070.646 49.597.213.447 -
17.412.983.423 12.678.388.631 10.144.880.716 8.718.213.713 8.178.778.277
12.003.817.029 6.829.057.189 33.544.560.258 10.221.681.154 7.377.299.053
14.035.376.497 5.196.863.490 44.560.258 11.299.931.015 1.276.935.915
33.562.537 166.504.999.613
84.595.028 95.587.197.910
118.407.451 617.367.976 78.783.033.260
Jumlah Penyisihan kerugian
587.863.223.292 (6.830.552.376)
489.471.942.925 (6.244.288.873)
383.860.759.955 (4.928.653.768)
Bersih
581.032.670.916
483.227.654.052
378.932.106.187
Sekitar 53,25%, 74,96% dan 81,67%, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007, dari kredit merupakan kredit kepada usaha mikro dan kecil. c.
Jangka Waktu Klasifikasi kredit dilakukan berdasarkan perjanjian kredit dan sisa umur sampai dengan saat jatuh temponya adalah sebagai berikut: 1.
Berdasarkan periode perjanjian kredit: 2009 Jangka waktu: Hingga 1 tahun 1 - 2 tahun 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun
2008
2007
266.173.738.341 71.736.285.863 217.204.943.782 32.748.255.306
218.282.955.415 134.232.214.356 129.151.550.907 7.805.222.247
152.134.894.418 95.722.684.357 130.690.880.001 5.312.301.179
Jumlah Penyisihan kerugian
587.863.223.292 (6.830.552.376)
489.471.942.925 (6.244.288.873)
383.860.759.955 (4.928.653.768)
Bersih
581.032.670.916
483.227.654.052
378.932.106.187
BANK INA laporan tahunan 2009
25
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) c.
Jangka Waktu (lanjutan) 2.
Berdasarkan sisa umur jatuh tempo: 2009
2008
2007
Jangka waktu : Telah jatuh tempo Hingga 1 tahun 1 - 2 tahun 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun
6.367.594.510 317.235.799.171 125.056.749.439 111.091.608.310 28.111.471.862
7.081.173.109 212.663.250.977 136.560.629.163 126.221.685.029 6.945.204.647
196.206.497.846 108.043.881.287 75.695.132.591 3.915.248.231
Jumlah Penyisihan kerugian
587.863.223.292 (6.830.552.376)
489.471.942.925 (6.244.288.873)
383.860.759.955 (4.928.653.768)
Bersih
581.032.670.916
483.227.654.052
378.932.106.187
d. Kolektibilitas 2009
2008
2007
Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
522.078.366.646 63.209.498.419 97.016.689 17.085.448 2.461.256.090
447.535.852.848 36.830.499.723 344.127.250 54.556.181 4.706.906.923
346.845.906.264 34.439.139.617 224.078.953 2.351.635.121
Jumlah Penyisihan kerugian
587.863.223.292 (6.830.552.376)
489.471.942.925 (6.244.288.873)
383.860.759.955 (4.928.653.768)
Bersih
581.032.670.916
483.227.654.052
378.932.106.187
e. Perubahan penyisihan kerugian kredit yang diberikan: 2009 Saldo awal tahun Penyisihan kerugian yang dibentuk Penyesuaian reklasifikasi dari penyisihan antar bank, AYDA dan surat berharga Koreksi dari penyisihan kerugian Kredit ke pendapatan Penghapusbukuan kredit dalam tahun berjalan Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbuku Saldo Akhir Tahun
2008
2007
6.244.288.873 1.190.500.000
4.928.653.768 1.681.000.000
5.378.149.507 429.916.522
495.763.503
300.659.358
102.493.739
(1.100.000.000)
(766.024.253)
(49.000.000)
-
-
(1.004.906.000)
-
100.000.000
72.000.000
(6.830.552.376)
(6.244.288.873)
(4.928.653.768)
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian kredit adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kredit serta telah dihitung berdasarkan ketentuan Bank Indonesia.
26
BANK INA laporan tahunan 2009
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) e. Tingkat bunga rata-rata per tahun: 2009 Konsumsi Modal kerja Investasi Direksi dan karyawan f.
15,47% 14,54% 16,43% 8,22%
2008 13,92% 12,95% 16,19% 8,48%
2007 21,91% 17,62% 23,82% 10,36%
Pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 kredit yang disalurkan dengan sistem pembiayaan bersama (joint financing) dan penyaluran kredit melalui lembaga pembiayaan untuk menyalurkan kredit kendaraan bermotor dan mobil masing-masing sebesar Rp 98.000.000.000, Rp 83.000.000.000 dan Rp 33.000.000.000, diantaranya melalui perjanjian-perjanjian pemberian fasilitas pembiayaan bersama masing-masing dengan PT Bintang Mandiri Finance, PT First Indo American Leasing, PT Magna Finance, PT Pro Mitra Finance, PT Kembang Delapan Delapan, PT Bima Finance. Saldo pembiayaan bersama porsi Bank atas transaksi yang terkait dengan perusahaan tersebut pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp 40.060.993.511, Rp 27.925.237.808 dan Rp 5.959.829.249.
g.
Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank termasuk kredit kepada karyawan kunci (pihak hubungan istimewa) merupakan kredit untuk membeli rumah, kendaraan dan keperluan lainnya dengan jangka waktu 1 (satu) sampai 20 (dua puluh) tahun dan dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulan. Kredit yang diberikan kepada karyawan dibebani bunga rata-rata per tahun sebesar 8,22% pada tahun 2009, 8,48% pada tahun 2008 dan 10,36% pada tahun 2007.
h.
Rasio kredit bermasalah - bersih pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 masing-masing sebesar 0,30%, 0,88% dan 0,66%. Rasio kredit bermasalah - kotor pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 masing-masing sebesar 0,44%, 1,04%, 0,67%.
BANK INA laporan tahunan 2009
27
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) i.
Rincian kredit bermasalah (kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet) menurut sektor ekonomi adalah sebagai berikut: 2009
2007
Perumahan Perindustrian Lain-lain
129.166.813 1.992.891.056 453.300.550
127.557.154 2.083.886.722 2.894.146.478
11.556.004 435.041.567 2.129.116.503
Jumlah Penyisihan kerugian
2.575.358.419 (827.174.544)
5.105.590.354 (796.672.204)
2.575.714.074 (35.554.303)
Bersih
1.748.183.875
4.308.918.150
2.540.159.771
j.
Kredit dijamin antara lain dengan deposito, jaminan hipotik, mesin-mesin, kendaraan, piutang usaha dan persediaan. Pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 jumlah kredit yang dijamin dengan jaminan tunai masing-masing sebesar Rp 118.551.874.148, Rp 100.738.487.350 dan Rp 11.058.800.715.
k.
Mutasi kredit yang dihapusbukukan adalah sebagai berikut: 2009
l.
9.
2008
2008
2007
Saldo awal Penambahan tahun berjalan Penerimaan kembali
6.794.546.402 -
7.187.403.895 392.857.493
4.763.132.352 2.424.271.543 -
Saldo akhir
6.794.546.402
6.794.546.402
7.187.403.895
Pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 Bank tidak melanggar ataupun melampau Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
PENDAPATAN BUNGA MASIH AKAN DITERIMA Rincian pendapatan bunga masih akan diterima adalah sebagai berikut: 2009
28
2008
2007
Kredit Surat berharga
3.567.075.323 16.666.667
2.888.333.821 -
3.298.998.192 -
Jumlah
3.583.741.990
2.888.333.821
3.298.998.192
BANK INA laporan tahunan 2009
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. BIAYA DIBAYAR DI MUKA Akun ini merupakan transaksi atas sisa biaya yang belum diamortisasi, diantaranya biaya sewa bangunan kantor, biaya pemeliharaan aset tak berwujud, biaya renovasi gedung dan lain-lain. Saldo pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah masing-masing sebesar Rp 5.932.570.588, Rp 1.769.286.294 dan Rp 1.212.455.249.
11. ASET TETAP Rincian aset tetap adalah sebagai berikut: 2009 Biaya Perolehan Perlengkapan dan peralatan Kendaraan
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
7.706.452.711 2.466.993.250
1.794.833.589 1.448.625.000
-
9.501.286.300 3.915.618.250
10.173.445.961
3.243.458.589
-
13.416.904.550
Akumulasi Penyusutan Perlengkapan dan peralatan Kendaraan
5.903.018.565 2.065.799.677
833.522.051 242.649.928
-
6.736.540.616 2.308.449.605
Jumlah Akumulasi Penyusutan
7.968.818.242
1.076.171.979
-
9.044.990.221
Nilai Buku
2.204.627.719
Jumlah Biaya Perolehan
2008
Saldo Awal
4.371.914.329
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
Biaya Perolehan Perlengkapan dan peralatan Kendaraan
6.307.045.880 2.182.993.250
1.399.406.831 284.000.000
-
7.706.452.711 2.466.993.250
Jumlah Biaya Perolehan
8.490.039.130
1.683.406.831
-
10.173.445.961
Akumulasi Penyusutan Perlengkapan dan peralatan Kendaraan
5.132.291.051 1.755.737.911
770.727.514 310.061.766
-
5.903.018.565 2.065.799.677
Jumlah Akumulasi Penyusutan
6.888.028.962
1.080.789.280
-
7.968.818.242
Nilai Buku
1.602.010.168
2.204.627.719
BANK INA laporan tahunan 2009
29
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. ASET TETAP (lanjutan) 2007
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
Biaya Perolehan Perlengkapan dan peralatan Kendaraan
5.690.525.345 2.175.848.250
616.520.535 11.320.000
4.175.000
6.307.045.880 2.182.993.250
Jumlah Biaya Perolehan
7.866.373.595
627.840.535
4.175.000
8.490.039.130
Akumulasi Penyusutan Perlengkapan dan peralatan Kendaraan
4.507.914.521 1.455.600.723
624.376.530 304.312.188
4.175.000
5.132.291.051 1.755.737.911
Jumlah Akumulasi Penyusutan
5.963.515.244
928.688.718
4.175.000
6.888.028.962
Nilai Buku
1.902.858.351
1.602.010.168
Beban penyusutan adalah sebesar Rp 1.076.171.979, Rp 1.080.789.280 dan Rp 928.688.718 masing-masing untuk tahun 2009, 2008 dan 2007 (lihat Catatan 30). Aset tetap untuk kendaraan telah diasuransikan dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 2.131.500.000, Rp 1.328.148.750 dan Rp 1.433.437.500 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007. Aset tetap tersebut diasuransikan pada PT Asuransi Wahana Tata dan PT Asuransi Raksa Pratikara untuk menutup semua risiko. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang terjadi atas aset tetap yang dipertanggungkan. Manajemen yakin tidak terdapat indikasi impairment atas nilai aset tetap pada tanggal neraca.
12. AGUNAN YANG DIAMBIL ALIH Rincian agunan yang diambil alih adalah sebagai berikut: 2009
2008
2007
Nilai agunan yang diambil alih Penyisihan penurunan nilai
2.200.275.985 (793.368.243)
3.463.775.985 (960.868.243)
4.537.229.521 (668.172.978)
Jumlah
1.406.907.742
2.502.907.742
3.869.056.543
Pada tahun 2009, 2008 dan 2007 Bank telah menjual agunan yang diambil alih dengan rincian sebagai berikut: 2009 2008 2007 Harga Jual Nilai agunan yang diambil alih Laba (rugi) penjualan agunan yang diambil alih
30
BANK INA laporan tahunan 2009
1.522.258.000 1.263.500.000
3.237.250.691 3.369.613.291
896.349.998 994.212.293
258.758.000
(132.362.600)
(97.862.295)
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. AGUNAN YANG DIAMBIL ALIH (lanjutan) Perubahan penyisihan kerugian aset untuk agunan yang diambil alih adalah sebagai berikut: 2009
2008
2007
Saldo awal tahun Penyisihan tahun berjalan Reklasifikasi ke penyisihan kredit Pemulihan tahun berjalan
960.868.243 270.000.000 (437.500.000) -
668.172.978 681.800.000 (250.000.000) (139.104.735)
436.495.473 331.677.505 (100.000.000) -
Saldo akhir tahun
793.368.243
960.868.243
668.172.978
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai untuk agunan yang diambil alih pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin terjadi. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, yang berlaku efektif satu tahun setelahnya untuk agunan yang diambil alih, Bank diwajibkan melakukan penyisihan kerugian terhadap agunan yang diambil alih, sesuai dengan persentase penyisihan yang telah ditetapkan.
13. ASET LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari: 2009
2008
2007
Lebih bayar pajak penghasilan (lihat Catatan 17) Aset tak berwujud Setoran jaminan Perlengkapan kantor Barang cetakan materai dan perangko Formulir berharga Lain-lain
1.238.686.987 838.974.677 232.736.000 180.051.427 76.063.000 55.899.128 99.890.616
1.238.686.987 849.693.765 246.646.000 120.252.744 72.337.000 42.420.872 159.864.478
761.068.626 215.366.000 82.719.115 95.233.000 39.731.953 253.252.936
Jumlah
2.722.301.835
2.729.901.846
1.447.371.630
Lebih bayar pajak pengasilan merupakan lebih bayar pajak penghasilan badan tahun 2008 (lihat Catatan 17) Aset tak berwujud merupakan software data base yang digunakan oleh Bank. Setoran jaminan merupakan uang muka atas sewa kantor. Perlengkapan kantor merupakan uang muka atas perolehan perlengkapan kantor.
BANK INA laporan tahunan 2009
31
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. KEWAJIBAN SEGERA Rincian kewajiban segera pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut: 2009
2008
2007
Titipan dana kliring Transfer dana ATM Bersama Listrik dan telepon
285.568.909 164.828.435 19.539.882
87.854.325 434.777.208 -
176.843.263 308.339.440 41.751.673
Jumlah
469.937.226
522.631.533
526.934.376
2009
2008
2007
15. SIMPANAN Simpanan terdiri dari:
Giro Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Tabungan Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Deposito Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Jumlah
a.
5.723.560.559 69.583.081.816
18.985.098.133 22.452.044.131
63.983.843.974 49.703.952.758
10.533.941.610 70.797.432.276
5.950.189.370 56.219.631.096
7.802.425.071 50.021.818.124
23.634.980.711 542.526.126.858
86.451.529.221 368.255.190.704
90.075.040.441 272.496.647.300
722.799.123.830
558.313.682.655
534.083.727.668
Giro dalam Rupiah terdiri dari: 2009
32
2008
2007
Bank Hubungan Istimewa Pihak ketiga
350.913.182
69.504.351
32.173.833
Sub - Jumlah
350.913.182
69.504.351
32.173.833
Bukan Bank Saldo kredit rekening pinjaman - pihak ketiga Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga
44.321.505 5.723.560.559 69.187.847.129
157.674.859 18.985.098.133 22.224.864.921
515.193.477 63.983.843.974 49.156.585.448
Sub - Jumlah
74.955.729.193
41.367.637.913
113.655.622.899
Jumlah
75.306.642.375
41.437.142.264
113.687.796.732
BANK INA laporan tahunan 2009
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. SIMPANAN (lanjutan) a.
Giro dalam Rupiah (lanjutan): Tingkat bunga rata-rata per tahun atas giro sebesar 1% sampai dengan 8,5% pada tahun 2009, 1% sampai dengan 7,5% pada tahun 2008 dan sebesar 1% sampai dengan 7,25% pada tahun 2007. Tidak terdapat giro yang dijaminkan sebagai jaminan kredit pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007.
b.
Tabungan dalam Rupiah terdiri dari: 2009 Bukan Bank Pihak hubungan istimewa Tabina - Eksekutif Tabina Pinter Perdana
2008
2007
5.865.642.458 4.656.356.854 11.942.298 -
2.234.454.708 3.715.734.662 -
4.689.008.836 3.113.416.234
Sub - Jumlah
10.533.941.610
5.950.189.370
7.802.425.070
Pihak ketiga Tabina Tabina - Eksekutif Tabina - Mahasiswa Pinter Perdana
61.318.990.186 5.219.675.825 4.134.360.084 124.406.181 -
47.445.441.599 4.910.005.980 3.864.183.517 -
9.473.913.684 5.102.033.965 1.361.433.081 34.084.437.394
Sub - Jumlah
70.797.432.276
56.219.631.096
50.021.818.124
81.331.373.886
62.169.820.466
57.824.243.194
Jumlah
Tingkat bunga rata-rata per tahun berkisar sebesar 1% sampai dengan 8% pada tahun 2009, 1% sampai dengan 8,5% pada tahun 2008 dan sebesar 1% sampai dengan 8,57% pada tahun 2007. Tidak terdapat tabungan yang dijaminkan sebagai jaminan kredit pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007. c.
Deposito dalam Rupiah terdiri dari: 2009 Bank Pihak ketiga
5.200.000.000
2008
982.210.851
2007
4.649.948.575
BANK INA laporan tahunan 2009
33
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. SIMPANAN (lanjutan) c.
Deposito dalam Rupiah (lanjutan): 2009
2008
2007
Bukan Bank Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga
23.634.980.711 542.526.126.858
86.451.529.221 367.272.979.853
90.075.040.441 267.846.698.726
Sub - Jumlah
566.161.107.569
453.724.509.074
357.921.739.167
Jumlah
571.361.107.569
454.706.719.925
362.571.687.742
Klasifikasi jangka waktu deposito berdasarkan periode deposito adalah sebagai berikut: 2009
2008
2007
Jangka waktu: 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Deposito On Call
471.345.711.474 63.417.701.139 7.861.818.255 23.117.763.321 5.618.113.380
281.309.786.739 59.905.811.096 9.996.407.305 55.318.652.594 48.176.062.191
228.912.211.888 61.707.246.078 12.696.870.002 49.755.359.774 9.500.000.000
Jumlah
571.361.107.569
454.706.719.925
362.571.687.742
Deposito yang dijadikan jaminan atas fasilitas kredit yang diberikan oleh bank sebesar Rp 118.551.874.148 pada tahun 2009, Rp 100.738.487.350 pada tahun 2008 dan sebesar Rp 11.058.800.715 pada tahun 2007. Tingkat bunga rata-rata per tahun atas deposito berjangka berkisar antara 6,75% sampai dengan 11,33% pada tahun 2009, 8% sampai dengan 11,38% pada tahun 2008 dan antara 7,25% sampai dengan 8,25% pada tahun 2007.
16. SIMPANAN DARI BANK LAIN Simpanan dari bank lain dalam Rupiah seluruhnya merupakan transaksi dengan pihak ketiga, terdiri dari: 2009
34
Giro Deposito
350.913.182 5.200.000.000
Jumlah
5.550.913.182
BANK INA laporan tahunan 2009
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. SIMPANAN DARI BANK LAIN (lanjutan) a.
Giro Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk giro sebesar 1,25% untuk tahun 2009.
b.
Deposito 1.
Berdasarkan periode deposito berjangka 2009 1 bulan
2.
5.200.000.000
Berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo 2009 Kurang dari atau sampai dengan 1 bulan
5.200.000.000
Tingkat bunga rata-rata per tahun adalah sebesar 8,15%.
17. PERPAJAKAN Hutang pajak terdiri dari: 2009
2008
2007
Pajak Penghasilan: Pasal 4 (2) dan 23 Pasal 21 Pasal 25 Pasal 29 Pajak Pertambahan Nilai
833.506.564 65.386.813 457.071.998 1.420.086.047 -
818.797.852 125.036.021 405.632.362 -
625.293.370 41.397.823 312.225.091 1.695.959.737 26.519
Jumlah
2.776.051.422
1.349.466.235
2.674.902.540
Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat (beban) Pajak Penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dengan taksiran laba fiskal Bank untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut: 2009 Laba sebelum manfaat (beban) Pajak Penghasilan Beda Waktu: Penyisihan (pemulihan) kerugian aset Biaya (pemulihan) imbalan kerja karyawan Penyusutan aset tetap
2008
2007
19.539.122.066
13.997.737.086
14.803.894.008
360.500.000
(135.237.031)
484.207.126
128.037.831 -
(1.776.212.996) 78.752.688
557.855.892 36.342.564
BANK INA laporan tahunan 2009
35
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. PERPAJAKAN (lanjutan) 2009 Beda Tetap: Biaya rumah tangga Sumbangan dan hadiah Penyusutan kendaraan staff Denda-denda Perawatan kesehatan
2008
2007
51.934.709 38.639.065 -
46.867.232 24.781.775 52.604.167 1.000.000 -
59.995.904 24.231.638 51.125.000 858.435 394.914.657
Laba fiskal Kompensasi kerugian fiskal tahun sebelumnya
20.118.233.671
12.290.292.921
16.413.425.224
-
-
(2.051.434.394)
Laba fiskal
20.118.233.671
12.290.292.921
14.361.990.830
Laba fiskal - pembulatan
20.118.233.000
12.290.292.921
14.361.990.830
Beban pajak penghasilan
5.633.105.240
3.669.587.876
4.291.097.249
Dikurangi: Pajak penghasilan pasal 25 Fiskal luar negeri
(4.213.019.193) -
(4.908.274.863) -
(2.594.137.512) (1.000.000)
Kurang (lebih) bayar pajak penghasilan
1.420.086.047
(1.238.686.987)
1.695.959.737
Laba fiskal dan hutang pajak untuk tahun 2009 akan dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) oleh Bank kepada Kantor Pelayanan Pajak. Laba (rugi) fiskal untuk tahun 2008 dan 2007 telah sesuai dengan SPT yang dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak. Pada September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 mengenai Pajak Penghasilan diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Perhitungan manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan adalah sebagai berikut: 2009 Penyisihan Kerugian: Surat berharga Kredit yang diberikan Penempatan pada bank lain Agunan yang diambil alih Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Penyusutan aset tetap Beban imbalan kerja Jumlah
36
BANK INA laporan tahunan 2009
2008
2007
26.050.209 4.865.144 352.682 (472.706.093)
(26.050.209) (149.472.388) (177.418) (176.006.978)
75.758.886 69.503.252
1.393.750 (152.658.241) 32.009.458
(67.407.882) (543.943.693)
10.902.769 167.356.768
(560.693.091)
(963.058.568)
323.521.675
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. PERPAJAKAN (lanjutan) Aset Pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
Penyisihan kerugian: Agunan yang diambil alih Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Penempatan bank lain Surat berharga Kredit yang diberikan Imbalan kerja karyawan Penyusutan aset tetap Jumlah
2009
2008
2007
198.342.061
671.048.154
847.055.132
1.393.750 175.264 87.408.430 -
(177.418) (26.050.209) (4.865.144) 55.398.972 152.658.241
144.607.244 599.342.665 220.066.123
287.319.505
848.012.596
1.811.071.164
18. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI Transaksi komitmen dan kontinjensi yang lazim dalam kegiatan usaha bank yang memiliki risiko kredit adalah sebagai berikut: 2009 2008 2007 Bank Garansi Estimasi kerugian
557.500.000
(26.279.675)
101.604.900
5.575.000
-
1.016.049
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi pada tahun 2008 sebesar nihil, berupa Bank Garansi sebesar Rp 1.375.379.495 yang telah dijaminkan dengan jaminan kas sebesar Rp 1.401.659.170. Kolektibilitas transaksi komitmen dan kontinjensi pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 dikelompokkan lancar. Manajemen berpendapat bahwa jumlah estimasi kerugian transaksi komitmen dan kontinjensi yang telah dibentuk adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak dipenuhinya kewajiban komitmen dan kontinjensi oleh nasabah.
19. BUNGA MASIH HARUS DIBAYAR Rincian bunga masih harus dibayar adalah sebagai berikut: 2009
2008
2007
Deposito berjangka Deposito - simpanan dari bank lain
1.981.305.387 23.810.959
2.757.373.527 4.299.696
1.832.260.023 14.531.413
Jumlah
2.005.116.346
2.761.673.223
1.846.791.436
BANK INA laporan tahunan 2009
37
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 20. PINJAMAN DITERIMA Pinjaman diterima dari Bank Indonesia merupakan fasilitas-fasilitas kredit yang diperoleh dalam bentuk kredit likuiditas berupa penyaluran Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA) sesuai dengan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 31/45/KEP/DIR tanggal 10 Juni 1998. Suku bunga KKPA telah ditetapkan oleh BI sebesar 14% per tahun, yang terbagi atas 7% merupakan bunga yang harus dibayarkan bank kepada BI, 5% merupakan bagian bank dan sisa sebesar 2% diberikan kepada Koperasi sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 1/189/DKr/PmK2 tanggal 28 Oktober 1999. Pada tahun 2009, saldo pinjaman diterima dari Bank Indonesia telah diselesaikan. 21. KEWAJIBAN LAIN-LAIN Kewajiban lain-lain terdiri dari: 2009
2008
2007
Pendapatan ditangguhkan Lain-lain
190.416.667 455.884.725
260.607.402
624.395.768
Jumlah
646.301.392
260.607.402
624.395.768
22. IMBALAN KERJA KARYAWAN Sehubungan dengan kebijakan Bank dan sejalan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU Tenaga Kerja) tertanggal 25 Maret 2003, Bank melakukan penyisihan untuk melakukan estimasi kewajiban manfaat karyawan sebagai tambahan atas manfaat yang telah tersedia dalam program dana pensiun iuran pasti tersebut di atas, agar memenuhi manfaat minimum yang dipersyaratkan UU Tenaga Kerja untuk dibayarkan kepada karyawan. Berdasarkan kebijakan Bank, umur pensiun normal adalah 56 tahun. Jumlah karyawan yang memenuhi persyaratan manfaat di atas adalah 180, 160 dan 141 karyawan masing-masing pada tahun 2009, 2008 dan 2007. Rincian di bawah ini merupakan ringkasan komponen beban imbalan kerja bersih yang di akui pada laporan laba rugi dan kewajiban imbalan pasca kerja yang dicatat pada neraca, yang dihitung dengan menggunakan metode Projected-Unit of Credit oleh aktuaris independen PT Aktuaria Indonesia, sesuai laporannya tertanggal 29 Januari 2010 untuk tahun 2009, PT. Sienco Aktuarindo Utama tertanggal 3 Februari 2009 untuk tahun 2008 dan 3 Desember 2007 untuk tahun 2007. Mutasi beban imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi biaya jasa lalu Hasil yang diharapkan dari aset program (Keuntungan)/kerugian kurtailmen Jumlah
38
BANK INA laporan tahunan 2009
2009
2008
2007
892.061.902 417.210.083 14.574.107
631.879.984 231.246.366 14.574.107
420.706.151 171.441.386 14.574.107
(235.586.018)
(96.218.696)
-
(66.473.633)
2.024.536
51.830.847
1.021.786.441
783.506.297
658.552.491
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 22. IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan) Rincian kewajiban imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut: 2009
2008
2007
Nilai kini kewajiban Biaya jasa lalu yang belum diamortisasi Kerugian aktuaria yang belum diamortisasi Kewajiban imbalan kerja lainnya
344.996.189
744.179.728
(95.257.049)
(109.831.156)
(124.405.263)
99.894.578 -
(498.206.152) 85.843.467
(269.590.391) 79.340.877
Jumlah
349.633.718
221.595.887
1.997.808.883
2.312.463.660
Rekonsiliasi kewajiban yang diakui neraca per 31 Desember 2009: 2009 Saldo awal tahun Biaya imbalan kerja tahun berjalan Pembayaran manfaat Pengalihan iuran yang dibayarkan Saldo akhir tahun
2008
2007
221.595.887 1.021.786.441 (5.748.610) (888.000.000)
1.997.808.883 783.506.297 (2.559.719.293)
1.439.952.991 658.552.491 (100.696.599) -
349.633.718
221.595.887
1.997.808.883
Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam menentukan kewajiban imbalan kerja karyawan pada tanggaltanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut: 2009 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Usia pensiun Tingkat kematian
11% per tahun 8% per tahun 56 TMI 1999
2008 12% per tahun 8% per tahun 55 Tahun CSO 80
2007 10% per tahun 8% per tahun 55 Tahun CSO 58
23. MODAL SAHAM Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut: 31 Desember 2009
Pemegang saham
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Persentase Pemilikan
Jumlah
PT Kharisma Prima Karya PT Media Interaksi Utama Perkumpulan Sekolah Kristen Jakarta Baktinendra Prawiro Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
122.904.856 2.095.144 1.000.000 1.000.000
96,0% 1,6% 0,8% 0,8%
122.904.856.000 2.095.144.000 1.000.000.000 1.000.000.000
1.000.000
0,8%
1.000.000.000
Jumlah
128.000.000
100,0%
128.000.000.000 BANK INA laporan tahunan 2009
39
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 23. MODAL SAHAM (lanjutan) 31 Desember 2008
Pemegang saham PT Kharisma Prima Karya PT Rekso Sempurno Moro Joyo International Investments Holding Inc. PT Jaya Agra Wattie PT Media Interaksi Utama Perkumpulan Sekolah Kristen Jakarta Baktinendra Prawiro Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia Jumlah
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Persentase Pemilikan
Jumlah
83.450.980 14.945.383 14.315.168 10.193.325 2.095.144 1.000.000 1.000.000
65,20% 11,68% 11,18% 7,96% 1,64% 0,78% 0,78%
83.450.980.000 14.945.383.000 14.315.168.000 10.193.325.000 2.095.144.000 1.000.000.000 1.000.000.000
1.000.000
0,78%
1.000.000.000
128.000.000
100%
128.000.000.000
31 Desember 2007
Pemegang saham PT Kharisma Prima Karya PT Rekso Sempurno Moro Joyo International Investments Holding Inc. PT Jaya Agra Wattie PT Media Interaksi Utama Perkumpulan Sekolah Kristen Jakarta Baktinendra Prawiro Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia Jumlah
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Persentase Pemilikan
Jumlah
55.450.980 14.945.383 14.315.168 10.193.325 2.095.144 1.000.000 1.000.000
55% 15% 14% 10% 2% 1% 1%
55.450.980.000 14.945.383.000 14.315.168.000 10.193.325.000 2.095.144.000 1.000.000.000 1.000.000.000
1.000.000
1%
1.000.000.000
100.000.000
100%
100.000.000.000
Perubahan modal saham sejak tahun 2007 sampai dengan 2009 adalah sebagai berikut: Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 2 tanggal 3 Februari 2009 dibuat dihadapan Winanto Wiryomartani, SH, M.Hum., Notaris di Jakarta, sebagaimana dinyatakan kembali dalam Akta Pemasukan (Imbreng) No. 33 tanggal 21 Januari 2009 dibuat dihadapan Winanto Wiryomartani, SH.M.Hum., Notaris di Jakarta, dinyatakan sehubungan dengan adanya peningkatan modal ditempatkan dan disetor PT. Kharisma Prima Karya (KPK) selaku pemegang saham Bank, beberapa pemegang saham lainnya menyatakan hendak mengambil saham-saham yang akan dikeluarkan KPK yang pembayarannya dilakukan dengan cara pemasukan (Imbreng) saham-saham yang dimiliki pada Bank ke dalam saham KPK dengan rincian sebagai berikut: - PT Rekso Sempurno Moro sejumlah 14.945.383 saham - International Investments Holding sejumlah 14.315.168 saham - PT Jaya Agra Wattie sejumlah 10.193.325 saham Sehingga setelah pengalihan saham-saham tersebut di atas maka saham KPK bertambah sejumlah 39.453.876 saham.
40
BANK INA laporan tahunan 2009
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 23. MODAL SAHAM (lanjutan) Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar Biasa No. 25 tanggal 7 Juni 2005 dibuat oleh Winanto Wiryomartani, SH. M.Hum., Notaris di Jakarta, telah disetujui untuk melakukan penyetoran modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp. 82.128.933.000,- menjadi Rp. 100.000.000.000,atau meningkat sebesar Rp. 17.871.007.000 yang diambil bagian oleh PT. Kharisma Prima Karya. Setoran penambahan modal tersebut telah diterima Bank pada tahun 2005 dan disajikan sebagai modal disetor lainnya karena belum mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan Bank Indonesia. Peningkatan modal tersebut baru mendapat persetujuan Bank Indonesia pada tanggal 24 Januari 2007 melalui Surat No.9/37/DPBI. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 45 tanggal 31 Desember 2007 dibuat dihadapan Winanto Wiryotani, SH. M.Hum. Notaris di Jakarta, telah disetujui peningkatan modal dasar dari Rp. 100.000.000.000 menjadi Rp. 400.000.000.000 yang tebagi atas 400.000 saham dengan nominal Rp. 1.000.000 per saham. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor sejumlah 128.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 128.000.000.000 dan telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia sesuai Surat No. 10/88/DPB1/ Rahasia tanggal 9 Mei 2008. 24. MODAL DISETOR LAINNYA Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 45 tanggal 31 Desember 2007, dibuat dihadapan Winanto Wiryomartani, SH. M.Hum., Notaris di Jakarta, telah disetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp. 100.000.000.000 menjadi Rp 128.000.000.000, atau meningkat sebesar Rp 28.000.000.000 yang akan diambil bagian oleh KPK. Setoran penambahan modal tersebut telah diterima Bank pada akhir tahun 2007 dan disajikan sebagai modal disetor lainnya karena belum mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan Bank Indonesia. Peningkatan modal tersebut di atas baru mendapat persetujuan dari Bank Indonesia pada tanggal 9 Mei 2008 melalui Surat No. 10/88/DPB1/Rahasia, selanjutnya modal disetor lainnya dikonversi menjadi setoran modal pada saat persetujuan diperoleh dari Bank Indonesia .
25. SALDO LABA CADANGAN UMUM Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 8 April 2008 yang dinyatakan dalam Akta Notaris Winanto Wiryomartani, SH. M. Hum, No. 56 tanggal 23 April 2008, Pemegang saham memutuskan untuk mengalokasikan laba tahun 2007 sebagai cadangan umum sebesar Rp 1.083.631.843.
26. PEMBAGIAN DIVIDEN Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 25 April 2007 yang dinyatakan dalam Akta Notaris Winanto Wiryomartani, SH No. 23 tanggal yang sama, pemegang saham menyetujui untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham atas laba tahun 2006 sebesar Rp 491.821.740.
BANK INA laporan tahunan 2009
41
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. PENDAPATAN BUNGA Pendapatan bunga terdiri dari: 2009
2008
2007
Kredit yang diberikan Surat-surat berharga yang dimiliki Penempatan pada bank lain
65.758.840.273 18.539.681.554 2.221.466.179
70.848.184.028 6.521.837.044 4.932.576.638
57.506.932.438 8.727.371.067 2.651.213.254
Jumlah
86.519.988.006
82.302.597.710
68.885.516.759
28. BEBAN BUNGA Rincian beban bunga terdiri dari: 2009
2008
2007
Deposito Giro Tabungan Giro pada bank lain Surat berharga
43.714.937.336 5.187.458.376 3.233.172.592 311.452.185 2.295.655
41.083.700.747 3.700.965.313 2.874.103.383 29.502.075 -
31.738.509.525 2.891.991.618 2.656.251.792 23.083.737 11.589.863
Jumlah
52.449.316.144
47.688.271.518
37.321.426.535
29. BEBAN KARYAWAN Rincian beban tenaga kerja terdiri dari: 2009
2008
2007
Gaji pegawai Lain-lain
12.440.741.066 2.016.941.540
9.558.039.911 2.343.728.270
7.876.186.951 1.547.924.018
Jumlah
14.457.682.606
11.901.768.181
9.424.110.969
30. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2009 Barang dan jasa Promosi Sewa Asuransi Penyusutan aset tetap (lihat Catatan 11) Pendidikan dan pelatihan Pemeliharaan dan perbaikan Amortisasi aset tidak berwujud Pajak Lain-lain Jumlah
42
BANK INA laporan tahunan 2009
2008
2007
6.272.345.972 3.246.091.560 3.398.300.281 1.391.188.208
5.055.371.091 2.632.300.634 2.528.941.493 1.313.235.584
4.432.294.481 1.792.281.111 2.226.515.758 1.012.471.789
1.076.171.979 682.977.470 647.644.638 353.425.087 48.490.934 398.516.928
1.080.789.280 467.508.059 598.576.046 439.161.588 60.850.119 486.754.426
928.688.718 369.004.783 493.021.189 439.754.294 58.228.609 107.832.346
17.515.153.057
14.663.488.320
11.860.093.078
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. LABA PER SAHAM Rincian laba per saham adalah sebagai berikut: 2009 Laba bersih Jumlah saham
2008
2007
13.345.323.735
9.365.090.642
10.836.318.434
128.000.000
128.000.000
100.000.000
104
73
108
Laba Per saham
32. KEWAJIBAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI Rincian kewajiban komitmen dan kontinjensi terdiri dari: 2009 Kewajiban Komitmen: Fasilitas kredit yang belum ditarik Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Tagihan Kontinjensi: Bunga dalam penyelesaian Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Aset dihapusbukukan Pihak terkait Pihak tidak terkait Bank Garansi Pihak terkait Pihak tidak terkait Jumlah
2008
2007
8.162.938.392 16.018.699.856
3.095.646.135 4.323.757.547
5.297.469.453 9.730.122.800
201.259.979
146.758.409
317.318.216
6.794.546.402
6.794.546.402
7.217.403.545
600.000.000 1.317.500.000
1.375.379.495
202.604.855
33.094.941.629
15.736.087.988
22.764.918.869
32. MANAJEMEN RISIKO Bank menyadari bahwa dalam melaksanakan kegiatannya, selalu terdapat risiko bawaan dalam setiap kegiatan Bank, antara lain dalam bentuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. Untuk itu Bank telah mengimplementasikan suatu Risk Management Framework terpadu, yang merupakan sarana untuk penentuan strategi, organisasi, kebijakan dan pedoman untuk memastikan bahwa semua risiko yang dihadapi Bank dapat dikenali, diukur, diatasi dan dilaporkan dengan baik. Bank memiliki Komite Manajemen Risiko untuk menentukan kebijakan dan membahas permasalahan risiko yang dihadapi Bank secara keseluruhan.
BANK INA laporan tahunan 2009
43
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Kredit Risiko kredit diukur melalui probabilitas terjadinya default pada masa mendatang. Bank telah menyusun ketentuan mengenai Credit Risk Rating (CRR) serta telah dilakukan evaluasi dan roll out. Perhitungan default probability tersebut selanjutnya akan dijadikan dasar untuk perhitungan cadangan (PPAP), modal (capital at risk), pricing, alokasi capital dan manajemen portofolio. Manajemen risiko kredit terdiri dari: pengendalian risiko kredit yang bertujuan membatasi kredit pada debitur dan usaha yang mengandung risiko tinggi, tujuan usaha yang bersifat spekulatif dan pemberian kredit kepada debitur yang bermasalah, kemudian melakukan pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berskala dan terus menerus pada kreditnya yang telah disalurkan, memberikan saran-saran perbaikan, sehingga kerugian yang mungkin terjadi dapat diminimalkan; four eyes principles sebagai salah satu pengendalian risiko kredit pada proses pemberian kredit telah dilaksanakan unit-unit kerja; dan Early Warning System (EWS) sebagai salah satu alat pemantauan (monitoring) dengan cara mendeteksi secara dini debitur yang berpotensi default. Sistem tersebut dapat mendukung proses pemantauan pinjaman secara menyeluruh, mengidentifikasi tindakan perbaikan, dan menyempurnakan tindak lanjut efektif. Manajemen Risiko Pasar Pengukuran risiko pasar dilakukan melalui pendekatan analisis sensitivitas tingkat bunga untuk risiko suku bunga dan risiko Surat Berharga (Bonds). Risiko pasar dikendalikan dengan penerapan limit, khususnya transaksi trading limit. Limit-limit tersebut, antara lain adalah counterparty limit dan position limit. Pengelolaan risiko likuiditas menjadi bagian dari proses manajemen risiko pasar. Pemantauan risiko likuiditas dilakukan melalui pengelolaan maksimum cash out. Manajemen Risiko Operasional Sesuai dengan tahap pengembangannya, pengendalian risiko operasional pada saat ini pada penyempurnaan kebijakan dan prosedur, peningkatan pengetahuan pekerja melalui berkala, pengawasan internal serta peningkatan kesadaran dan biaya risiko pada manajemen dan karyawan Bank. Pada saat ini sedang disempurnakan fungsi, tugas dan manajemen risiko operasional.
lebih ditekankan pelatihan secara seluruh jajaran tanggung jawab
Pemantauan risiko operasional yang selama ini dilakukan dengan memanfaatkan laporan audit intern secara bertahap akan digantikan dengan Database Bank yang disusun berdasarkan 6 kategori risiko, yaitu: Proses Kredit, Proses non kredit, Proses Treasury, Human Fraud, Sistem/Teknologi Informasi dan External Events dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat konsolidasi secara sistematis dan sentralistis data risiko operasional. Data dalam Database merupakan bahan bagi analisis dan penetapan profil risiko operasional dan menjadi dasar bagi model prediktif risiko operasional. Manajemen Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko di mana Bank tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada nasabah maupun counterparty sesuai waktu yang dijanjikan pada waktunya. Pengukuran risiko likuiditas dilakukan dengan meneliti seluruh arus kas masuk dan kas keluar dari Bank, kemudian mengidentifikasi segala kemungkinan kekurangan dana di masa depan termasuk kebutuhan komitmen / kontinjensi. Pengukuran juga memerlukan analisa kualitatif, salah satu faktornya adalah pengaruh reputasi Bank. Pengendalian dilakukan dengan menyusun rencana pendanaan darurat untuk menghindari terjadinya kesulitan likuiditas yang dapat mengakibatkan Bank mengalami kegagalan pembayaran kepada counterparty.
44
BANK INA laporan tahunan 2009
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. INFORMASI TAMBAHAN a.
Perhitungan rasio kewajiban penyediaan modal minimum dilakukan sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/23/DPNP tanggal 29 Desember 2003. Peraturan Bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 mewajibkan bank-bank untuk memenuhi rasio kewajiban penyediaan modal minimum sebesar 8%. Peraturan Bank Indonesia No. 5/12/PBI/2003 tanggal 17 Juli 2003 lebih jauh mewajibkan bank-bank di Indonesia dengan kualifikasi tertentu untuk memperhitungkan risiko pasar (market risk) dalam perhitungan rasio kewajiban penyediaan modal minimum dan wajib memenuhi rasio kewajiban penyediaan modal minimum sebesar 8% dengan memperhitungkan risiko pasar, berlaku 18 bulan sejak peraturan ini ditetapkan. Rasio kecukupan modal (CAR) Bank pada tanggal 31 Desember 2009, 31 Desember 2008 dan 2007 masing-masing sebesar 23,50%, 26,28% dan 27,50% dengan rincian sebagai berikut: 2009 I.
2008
2007
Komponen Modal A.Modal Inti 1. Modal Disetor 2. Cadangan tambahan modal a. Tambahan modal disetor b. Cadangan Umum c.Saldo laba yang tidak ditentukan penggunaannya setelah diperhitungkan pajak (100%) d.Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak (50%) e.Dana setoran modal
128.000
128.000
100.000
1.920
1.920
837
(32.356)
(42.684)
(52.113)
6.953 -
5.164 -
5.256 28.000
Jumlah
104.517
92.400
81.980
4.259
3.718
3.190
108.776
96.118
85.170
462.837
365.684
309.661
23,50% 8%
26,28% 8%
27,50% 8%
B.Modal Pelengkap (maksimum 100% dari Modal Inti) Cadangan Umum Penyisihan Kerugian Aset Produktif / PPAP (maksimum 1,25% dari ATMR) II. Total Modal Inti dan Modal Pelengkap III. Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) IV. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang tersedia (%) V. Modal yang diwajibkan
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001, rasio kewajiban penyediaan modal minimum harus dihitung tanpa memperhitungkan dampak dari pajak tangguhan.
BANK INA laporan tahunan 2009
45
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. INFORMASI TAMBAHAN (lanjutan) b.
Rasio aset produktif yang diklasifikasikan terhadap total aset produktif pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 yang dihitung oleh Manajemen Bank adalah masing-masing sebesar 2,25%, 2,26% dan 1,89%.
c.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 3/25/PBI/2001 tanggal 26 Desember 2001, Rasio untuk kredit non-performing adalah setinggi-tingginya 5% dari jumlah kredit yang diberikan oleh Bank.
d.
Rasio modal inti terhadap total Aset Tertimbang Menurut Risiko pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah masing-masing sebesar 22,58%, 25,27%,dan 26,47%
e.
Rasio aktiva produktif bermasalah terhadap jumlah aktiva produktif pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 masing-masing adalah sebesar 0,32%, 0,82% dan 0,44%.
f.
Rasio kredit terhadap total simpanan pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah masingmasing sebesar 81,33%, 87,84%, dan 72,40%.
35. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Rincian saldo dan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa terdiri dari: 2009
2008
2007
Aset Kredit
97.167.892.695
93.301.207.922
54.794.429.568
Kewajiban Giro Tabungan Deposito
5.723.560.559 10.533.941.610 23.634.980.711
18.985.098.133 5.950.189.370 86.451.529.221
63.983.843.974 7.802.425.071 90.075.040.441
Jumlah
39.892.482.880
111.386.816.724
161.861.309.486
Sifat hubungan istimewa Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah perusahaan yang mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidak langsung dengan bank. Persentase kredit pihak yang mempunyai hubungan istimewa terhadap jumlah aset adalah sebesar 11,48%, 14,09% dan 8,68% masing-masing untuk pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007. Persentase simpanan dari pihak yang hubungan istimewa terhadap jumlah kewajiban adalah sebagai berikut: 2009 2008 2007 Giro Tabungan Deposito
46
BANK INA laporan tahunan 2009
0,78% 1,43% 3,22%
3,37% 1,06% 15,34%
11,81% 1,44% 16,72%
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. JATUH TEMPO AKTIVA DAN KEWAJIBAN Analisa jatuh tempo aktiva dan kewajiban menurut kelompok jatuh temponya berdasarkan periode yang tersisa, terhitung sejak tanggal 31 Desember 2009 sampai dengan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut: (dalam jutaan)
Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Dikurangi penyisihan Penempatan pada Bank Indonesia Dikurangi bunga yang belum diamortisasi Efek-efek Dikurangi penyisihan Kredit yang diberikan Dikurangi penyisihan Pendapatan bunga masih harus diterima Biaya dibayar dimuka Aset tetap Dikurangi akumulasi Penyusutan Agunan yang diambil alih Dikurangi penyisihan penurunan nilai Aset pajak tangguhan Aset lain-lain Jumlah Aset
Kewajiban dan Ekuitas Simpanan Simpanan dari bank lain Hutang pajak Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Bunga masih harus dibayar Kewajiban lain-lain Imbalan kerja karyawan Jumlah Kewajiban
Sampai Dengan 1 Bulan
> 1 Bulan Sampai Dengan 3 bulan
> 1 Tahun Sampai Dengan 5 Tahun
> 5 Tahun
Lain-lain
Jumlah
6.719 33.038
-
-
-
-
6.719 33.038
69
-
-
-
-
69
52.570
-
-
-
-
52.570
154.626
-
-
-
-
154.626
15.852
93.787
232.924
27.840
210.630
581.033
3.584 -
-
-
-
5.933
3.584 5.933
-
-
-
-
4.372
4.372
-
-
-
-
1.407 287 2.723
1.407 287 2.723
266.458
93.787
232.924
27.840
225.352
846.361
472.583 5.200 1.356
63.418 1.420
23.118 -
-
163.680 351 -
722.799 5.551 2.776
6 2.005
-
-
-
-
6 2.005
470 350
-
-
-
646 -
1.116 350
481.970
64.838
23.118
-
164.677
734.603
BANK INA laporan tahunan 2009
47
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 36. JATUH TEMPO AKTIVA DAN KEWAJIBAN (lanjutan) (dalam jutaan) Sampai Dengan 1 Bulan
> 1 Bulan Sampai Dengan 3 bulan
> 1 Tahun Sampai Dengan 5 Tahun
> 5 Tahun
Lain-lain
Jumlah
128.000
-
-
-
-
128.000
Ekuitas Modal saham - nilai saham Rp 1.000 Modal dasar - 400.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 128.000.000 saham Modal disetor lainnya Saldo laba (rugi) Telah ditentukan Penggunaannya Belum ditentukan Penggunaannya
1.920
-
-
-
-
1.920
(18.162)
-
-
-
-
(18.162)
Jumlah Ekuitas Bersih
111.758
-
-
-
-
111.758
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
593.728
64.838
23.118
-
164.677
846.361
37. ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING Posisi aset dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut: (dalam jutaan) Dolar Hong Kong
Dolar Amerika Serikat
Euro Eropa
33
260
2
Aset Kas
Yen Jepang
Dolar Australia
5
2
Dolar Singapura
Jumlah
45
347
Tidak terdapat aset dan kewajiban dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007.
38. INFORMASI SEGMEN Bank beroperasi di dua wilayah geografis utama yaitu Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) dan di luar DKI Jakarta. Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen geografis: 2009 DKI Jakarta PENDAPATAN Pendapatan bunga Pendapatan provisi dan komisi
48
BANK INA laporan tahunan 2009
85.591.694.113 4.690.745.942
Luar DKI Jakarta
928.293.893 120.252.150
Jumlah
86.519.988.006 4.810.998.092
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 38. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 2009 (lanjutan) DKI Jakarta Hasil Hasil segmen Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan Laba (rugi) bersih
Luar DKI Jakarta
Jumlah
24.668.329.026 21.566.101.235 15.372.302.904
(5.401.244.249) (2.026.979.169) (2.026.979.169)
19.267.084.777 19.539.122.066 13.345.323.735
INFORMASI LAINNYA Aset Penempatan pada Bank Indonesia Efek-efek - bersih Kredit - bersih Aset tetap - bersih Aset lainnya
52.570.087.346 154.625.943.317 566.702.872.104 3.333.977.620 52.011.311.568
14.329.798.812 1.037.936.709 1.748.582.553
52.570.087.346 154.625.943.317 581.032.670.916 4.371.914.329 53.759.894.121
Jumlah Aset
829.244.191.955
17.116.318.074
846.360.510.029
Kewajiban Simpanan Simpanan dari bank lain Kewajiban lainnya
689.994.296.963 350.913.182 6.078.159.692
32.804.826.867 5.200.000.000 174.455.412
722.799.123.830 5.550.913.182 6.252.615.104
Jumlah Kewajiban
696.423.369.837
38.179.282.279
734.602.652.116
2008 DKI Jakarta
Luar DKI Jakarta
Jumlah
PENDAPATAN Pendapatan bunga Pendapatan provisi dan komisi
81.684.196.842 7.376.527.580
618.400.868 127.181.412
82.302.597.710 7.503.708.992
Hasil Hasil segmen Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan Laba (rugi) bersih
21.622.480.231 14.756.636.985 10.123.990.541
(7.509.130.552) (758.899.899) (758.899.899)
14.113.349.679 13.997.737.086 9.365.090.642
INFORMASI LAINNYA Aset Penempatan pada Bank Indonesia Efek-efek - bersih Kredit - bersih Aset tetap bersih Aset lainnya
13.086.556.020 121.024.118.133 478.412.603.550 2.115.989.896 41.004.777.680
4.815.050.502 88.637.823 1.370.137.096
13.086.556.020 121.024.118.133 483.227.654.052 2.204.627.719 42.374.914.776
Jumlah Aset
655.644.045.279
6.273.825.421
661.917.870.700
BANK INA laporan tahunan 2009
49
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 38. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 2008 (lanjutan) DKI Jakarta
Luar DKI Jakarta
Jumlah
Kewajiban Simpanan Kewajiban lainnya
555.354.380.900 4.994.315.118
2.959.301.755 197.338.749
558.313.682.655 5.191.653.867
Jumlah Kewajiban
560.348.696.018
3.156.640.504
563.505.336.522
2007 DKI Jakarta
Luar DKI Jakarta
Jumlah
PENDAPATAN Pendapatan bunga Pendapatan provisi dan komisi
67.984.154.314 4.165.006.819
901.362.445 36.008.101
68.885.516.759 4.201.014.920
Hasil Hasil segmen Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan Laba (rugi) bersih
7.476.297.920 15.089.531.195 11.121.955.621
7.756.176.319 (285.637.187) (285.637.187)
15.232.474.239 14.803.894.008 10.836.318.434
INFORMASI LAINNYA Aset Penempatan pada Bank Indonesia Efek-efek - bersih Kredit - bersih Aset tetap bersih Aset lainnya
63.494.710.537 136.492.555.439 373.622.656.473 1.476.389.909 49.344.031.647
5.309.449.714 125.620.259 1.098.745.009
63.494.710.537 136.492.555.439 378.932.106.187 1.602.010.168 50.442.776.656
Jumlah Aset
624.430.344.005
6.533.814.982
630.964.158.987
Kewajiban Simpanan Kewajiban lainnya
472.753.899.147 7.453.364.171
61.329.828.521 379.623.612
534.083.727.668 7.832.987.783
Jumlah Kewajiban
480.207.263.318
61.709.452.133
541.916.715.451
Bank tidak menyajikan segmen berdasarkan usaha karena kegiatan usaha utama Bank hanya memberikan kredit kepada debitur.
50
BANK INA laporan tahunan 2009
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM Sejak tahun 1998 Pemerintah menjamin kewajiban bank umum meliputi giro, tabungan, deposito berjangka dan deposito on-call, obligasi, surat berharga, pinjaman antar bank, pinjaman yang diterima, letters of credit, akseptasi, swap mata uang dan kewajiban kontinjen lainnya seperti bank garansi, standby letters of credits, performances bonds dan kewajiban sejenis selain yang dikecualikan dalam keputusan ini seperti pinjaman subordinasi dan kewajiban kepada direktur, komisaris dan pihak terkait dengan Bank. Berdasarkan Surat Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3) No. S235/UP3/III/2005 pada tanggal 17 Maret 2005 yang menyatakan bahwa sejak tanggal 18 April 2005, kewajiban pembayaran bank yang dijamin hanya meliputi simpanan dan pinjaman yang diterima dari bank lain dalam bentuk transaksi pasar uang antar bank. Selanjutnya program penjaminan pemerintah tersebut akan berakhir pada tanggal 22 Desember 2005. Ketentuan mengenai pengurangan dan pengakhiran program penjaminan ini merupakan penegasan dari ketentuan dalam keputusan Presiden No. 95 Tahun 2004. Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 1/PLPS/2005 pada tanggal 26 Desember 2005 tentang Program Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 22 Desember 2005, Lembaga Penjamin Simpanan menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain. Saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada suatu Bank adalah: a. b.
Maksimal sebesar Rp 1.000.000.000, sejak tanggal 22 September 2006 sampai dengan 21 Maret 2007; Maksimal sebesar Rp 100.000.000, sejak tanggal 22 Maret 2007 sampai dengan 12 Oktober 2008.
Pada tanggal 13 Oktober 2008, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang dijamin LPS. Berdasarkan peraturan tersebut, nilai simpanan yang dijaminkan untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula berdasarkan UndangUndang No. 24 Tahun 2004 ditetapkan maksimum Rp 100.000.000, diubah menjadi maksimum Rp 2.000.000.000. Beban premi penjaminan yang dibayar selama tahun 2009. 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp 1.237.390.166, Rp 1.232.690.166 dan Rp 936.417.050.
40. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) BARU Berikut ini ikhtisar revisi Standar Akuntansi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia sampai dengan tanggal laporan keuangan Perusahaan tetapi belum efektif adalah sebagai berikut : -
Efektif yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2010 PSAK 26 (Revisi 2008) : Biaya Pinjaman PSAK 50 (Revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan PSAK 55 (Revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran PPSAK No 1 : Pencabutan PSAK 32 : Akuntansi Pengusahaan Hutan, PSAK 35 : Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi dan PSAK 37 : Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol PPSAK No 2 : Pencabutan PSAK 41 : Akuntansi Waran dan PSAK 43 : Akuntansi Anjak Piutang PPSAK No 3 : Pencabutan PSAK 54 : Akuntansi Restrukturisasi Hutang Piutang Bermasalah PPSAK No 4 : Pencabutan PSAK 31 (Revisi 2000) : Akuntansi Perbankan, PSAK 42 : Akuntansi Perusahaan Efek dan PSAK 49 : Akuntansi Reksadana PPSAK No 5 : Pencabutan ISAK 6 : Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK 55 (Revisi 1999) tentang Instrumen Derivatif melekat pada Kontrak Dalam Mata Uang Asing.
BANK INA laporan tahunan 2009
51
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) BARU (lanjutan) -
Efektif yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2011 PSAK 1 (Revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan PSAK 2 (Revisi 2009) : Laporan Arus Kas PSAK 4 (Revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 5 (Revisi 2009) : Segmen Operasi PSAK 12 (Revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (Revisi 2009) : Investasi pada Entitas Asosiasi PSAK 25 (Revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan PSAK 48 (Revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset PSAK 57 (Revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi PSAK 58 (Revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang dihentikan SAK ETAP : Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik ISAK 7 (Revisi 2009) : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ISAK 9 : Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Restorasi dan Kewajiban Serupa. ISAK 10 : Program Loyalitas Pelanggan ISAK 11 : Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ISAK 12 : Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer Bank sedang mengevaluasi dampak dari Standar Akuntansi, Interprestasi dan Pencabutan Standar Akuntansi yang direvisi dan yang baru tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan. Sebagaimana dimungkinkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009, untuk penerapan pertama kali PSAK No. 50 dan 55, Bank akan menerapkan ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dengan menggunakan estimasi yang didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Sesuai dengan SE-BI tersebut ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dapat diterapkan paling lambat sampai dengan tanggal 31 Desember 2011.
41. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA Berdasarkan Risalah Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 25 Januari 2010, yang dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 17 tanggal yang sama, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani SH, MHum, Notaris di Jakarta, para pemegang saham menyetujui pengangkatan Winadewi Hanantha sebagai Direktur Bank. Sehingga susunan Dewan Komisaris dan Direksi setelah pengangkatan tersebut adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris: Komisaris Utama: Komisaris Independen Komisaris Independen
Natalia Salim : Hari Sugiharto : Denny Susilo
Direksi: Direktur Utama Direktur Kepatuhan Direktur
: Ir. Adi Wiratama, MBA : Budiarto Santoso : Winadewi Hananta
Berdasarkan Surat No. 159/ GBI/DPIP/Rahasia tanggal 14 Desember 2009 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia mengenai Keputusan atas Pencalonan Direktur Bank, dinyatakan bahwa Bank Indonesia menyetujui pencalonan Winadewi Hanantha sebagai Direktur Bank, yang akan efektif setelah pelaporan kepada Bank Indonesia atas hasil Rapat Umum Pemegang Saham Bank berkaitan dengan hal tersebut.
52
BANK INA laporan tahunan 2009
PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 dan 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 42. REKLASIFIKASI AKUN Beberapa akun tertentu dalam laporan keuangan tahun 2008 telah direklasifikasi untuk menyesuaikan dengan penyajian laporan keuangan tahun 2009, sebagai berikut:
Dilaporkan Sebelumnya
Direklasifikasi
ASET Penempatan pada Bank Indonesia Efek-efek Dimiliki hingga jatuh tempo Diperdagangkan Pendapatan bunga masih harus diterima Biaya dibayar dimuka Aset lain-lain
-
13.086.556.020
134.110.674.153 -
110.708.235.434 10.315.882.699
7.387.521.961
2.888.333.821 1.769.286.294 2.729.901.846
Jumlah
141.498.196.114
141.498.196.114
KEWAJIBAN Bunga masih harus dibayar Kewajiban lain-lain Imbalan kerja karyawan
3.243.876.512 -
2.761.673.223 260.607.402 221.595.887
Jumlah
3.243.876.512
3.243.876.512
43. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen Bank bertanggung jawab dalam mempersiapkan laporan keuangan yang telah diselesaikan dan disetujui pada tanggal 8 Februari 2010.
BANK INA laporan tahunan 2009
53