2012 | Semua gara-gara video Ariel!
Daftar Isi Pengantar ………………………………………………………….. ii Bab I Latar Belakang ………………………………………….... 1 Skandal Yang Mendunia! ………………………………... 1 “Sungguh Meresahkan Masyarakat” …………………… 4 Apa Iya Begitu Meresahkannya? ……………………….. 8 Pustaka Acuan Bab Latar Belakang …………………….. 9 Bab II Kajian Pustaka ……………………………………………. 13 Mengenal Pornografi ……………………………………. 13 Sejarah Singkat Pornografi: Kisah Cinta Seks Dan Teknologi ………………………………………………… 15 Pernikahan Akbar: Pornografi Internet …………….. Seberapa Banyak Sih Orang Yang Menonton Pornografi? .................................................................. Dampak Pornografi: Temuan Penelitian Selama Ini …. Dampak Positif Pornografi ……………………………… Faktor Lain Yang Ikut Berperan ………………………… Pornografi Dan Hukum Di Indonesia ………………….. Mengendapkan Sejenak …………………………………. Pustaka Acuan Bab Kajian Pustaka ……………………… Bab III Metode ……………………………………………………. Siapa Yang Diteliti? ………………………………………. Apa Aja Yang Ditanyain? ………………………………… Gimana Cara Ngumpulin Datanya? …………………….. Pustaka Acuan Bab Metode ……………………………… Bab IV Hasil Dan Bahasan ………………………………………... Pornografi Secara Umum ………………………………… Frekuensi, Durasi, dan Terakhir Kali Nonton ………….. Konteks Sosial Pas Nonton Pornografi …………………. Video Porno Ariel ………………………………………… Sikap Dan Perilaku Seksual ………………………………. Pustaka Acuan Bab Hasil & Bahasan ……………………. Bab V Penutup …………………………………………………… Simpulan …………………………………………………..
18 20 22 25 28 33 36 37 41 41 43 44 45 47 47 48 52 55 60 63 64 64
i
2012 | Semua gara-gara video Ariel!
Keterbatasan ……………………………………………… 64 Saran ……………………………………………………… 65
ii
2012 | Semua gara-gara video Ariel!
Pengantar Coba sebutkan 3 hal yang langsung terpikir di benakmu begitu kamu mendengar kata… PENELITIAN! Hmm..apa yah..? Sangat serius – sulit – menakutkan? Kuliah – skripsi – ngga lulus-lulus? Botak – professor – berkacamata tebal? Atau ada yang kepikiran asik – fun – seru? (Kayaknya ngga ada deh…) Penelitian itu sesuatu yang susah buat dipahami, soalnya kata-kata yang dipakai tingkat dewa, kita jadi males bacanya (apalagi melakukan penelitian!). Penelitian itu cuman dibuat untuk dibaca oleh para pakar (aPA-apa dibuat suKAR). Ngga ada gunanya deh buat kita-kita mahluk biasa ini! (pasti banyak yang mikir kayak gitu kan?) Di satu sisi emang bener. Penelitian umumnya dimuat di terbitan ilmiah yang disebut jurnal akademik. Bahasa yang dipakai juga khas di disiplin ilmu tersebut, jadi orang di luar bidang itu merasa kurang familiar. Namun di sisi lain, penelitian adalah hal yang penting, yang bisa mengubah banyak hal. Termasuk hal-hal yang sangat praktis dan dekat dengan kehidupan kita sehari-hari lho. Penelitian menciptakan pengetahuan baru, pengetahuan yang menjadi jawaban untuk masalah manusia. Misalnya nih, suatu hari kamu ditanya oleh Om dan Tantemu yang anaknya berusia 3 tahun. Mereka minta pendapatmu, enaknya si kecil ini disekolahkan di sekolah biasa atau sekolah dwibahasa. Mereka khawatir belajar dua bahasa sejak dini akan berakibat buruk. Apa jawabmu? Seberapa yakinkah kamu jawabanmu akurat dan terpercaya?
iii
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Contoh lain, seorang temanmu curhat ke kamu sambil menangis tersedu-sedu. Ibunya baru aja divonis dokter mengidap kanker ganas. Dia bener-bener ketakutan. Dia yakin bahwa dia pasti bakal kena kanker juga; soalnya kakek, nenek, dan tiga orang bibinya meninggal gara-gara kanker. Dia kepingin bunuh diri aja, jadi dia nggak perlu mengalami penderitaan fisik dan emosional. Apa yang bakal kamu lakuin? Tentu kita bisa ngasi jawaban sesuai cerita-cerita yang pernah kita denger. “Oh jangan, Om, Tante! Ada satu temen aku yang sejak kecil disekolahin dwibahasa, akibatnya sekarang bahasa Indonesianya payah, bahasa Inggrisnya juga kacau.” Atau “Oh tenang aja.. denger-denger kanker itu ngga selalu menurun kok. Ada juga yang ortunya mengidap kanker, tapi anak-anaknya ngga. Percaya deh.” Sayangnya, jawaban berdasarkan cerita-cerita kayak gitu jelas ngga terpercaya. Jangan-jangan temenmu ngalamin kesulitan bahasa karena kebetulan dia emang agak lambat dalam belajar bahasa? Atau mungkin itu hanya 1 dari 1000 kasus? Kita perlu yang namanya penelitian biar bisa dapet informasi yang lebih akurat dan terpercaya. Makanya… Buku yang temen-temen pegang ini mencoba menuturkan sebuah penelitian dalam bahasa sehari-hari yang mudah dipahami remaja.Topiknya pun dekat dengan kehidupan remaja, yaitu: seksualitas! Penelitian ini sebenarnya bermula dari projek riset seorang dosen dan seorang mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Judul bab-bab yang dipakai emang persis struktur penelitian beneran. Sumber yang dipake juga dari penelitian-penelitian ilmiah terkemuka di dunia lho, dan terbaru! Tapi tenang aja, isinya tetep mudah dibaca kok. Banyak informasi dan pengetahuan tentang seks yang keliru beredar di kalangan remaja. Gimana enggak coba.. Ortu kita hampir nggak pernah ngobrolin masalah seks sama kita. Di sekolah juga paling-
iv
2012 | Semua gara-gara video Ariel! paling cuma 1 sesi dalam 3 tahun. Jadilah kita belajar tentang seks dari majalah-majalah, bisikan teman-teman, atau lebih parah lagi.. Internet! Internet emang luar biasa.. semua ada di sana. Dari pengetahuan ilmiah sampai obrolan sampah. Semoga hasil penelitian yang ditulis di sini bisa bermanfaat untuk temen-temen, orangtua, guru, pembuat kebijakan, atau pihak-pihak lain yang berkepentingan ya! Selamat Membaca!! Surabaya, Desember 2011 Tim Penulis Kontak Penulis:
[email protected] [email protected]
v
2012 | Semua gara-gara video Ariel!
Bab I Latar Belakang Skandal Yang Mendunia! Saking banyaknya skandal dan berita heboh di negeri ini, kita jadi mudah melupakan kasus-kasus yang pernah terjadi di sekitar kita. Dari bencana alam, skandal politik, terorisme, unjuk rasa, perang suku, hingga dukun cilik dengan batu ajaibnya (hayo masi inget ngga namanya siapa?). Salah satu kisah heboh yang mendunia dari Indonesia adalah kasus video porno yang melibatkan artis kenamaan Nazril Ilham alias Ariel, sang vokalis group band Peterpan, dengan beberapa selebritis terkenal lainnya. Kasus ini merebak di awal bulan Juni 2010. Ngga terasa yah? Sudah hampir 2 tahun berlalu lho. Buat yang bersangkutan jelas terasa, karena sang idola tersebut mendekam di penjara hingga saat buku ini ditulis. Untuk lebih jelasnya nih, yuk kita ingat-ingat sebentar… Awal Juni 2010, tiba-tiba aja di internet beredar video singkat yang menampilkan aktivitas seksual dua orang yang “mirip” Ariel Peterpan dan Luna Maya. Mereka adalah dua selebritis top Indonesia kala itu. Berita-berita masih menyebutnya “mirip” sih, walaupun orang-orang yang nonton meyakini bahwa itu pasti Ariel dan Luna. Adegannya hardcore pornography, alias jelas banget keliatan acara ngeseksnya. Beberapa hari kemudian beredar lagi video begituan, tapi antara orang yang mirip Ariel dan Cut Tari, selebritis top Indonesia lainnya. Semua orang heboh ngomongin berita ini. Di warung-warung, di café-café, di mall, di sekolah, di kampus, di kantor, dimana saja. Abang bakso, penjaga stand minuman, guru, rohaniwan, direktur, hingga anggota dewan pun ikutan ngegosip. Ditambah bumbu-
1
2012 | Semua gara-gara video Ariel! bumbu seperti “Eh, loe tau ngga sih… Si Ariel itu bla-bla-bla”, pembicaraan jadi makin seru dan asik. Video-video ini dengan cepat Dalam seminggu, dicari-cari di internet. Dalam seminggu, sekitar 700ribu sekitar 700ribu download dilakukan untuk video porno ini1. Gile bener…! Sementara download data Google Trends pada tangal 7 dilakukan untuk Juni 2010 menyebutkan keyword “video Ariel” sudah mencapai 2,8% video porno ini dari total Google Search di Indonesia, dan terus meningkat2! Nggak cukup sampai di situ, topik Peterporn (plesetan dari Peterpan – group musik Ariel) sempat menjadi trending topic nomor wahid di jagat Twitter selama 9 jam3. Bahkan mengalahkan Justin Bieber yang lagi naik daun saat itu4. Hebat, skandal ini mulai mendunia! Dan sungguh memang mendunia. Buktinya, media-media ternama di dunia ikutan memberitakannya lho. Sebut saja New York Times5, CNN6, BBC7,8,9,10 (menyumbang 4 artikel di BBC!), Daily Mail11, Metro12, New York Daily News13, CBC News14, The Telegraph (Australia)15, the Australian16, the Sun Daily17 (Malaysia), dan Channel News Asia18 (Singapura). Keren kan? Yah.. ada sebagian orang yang ngerasa keren sih, tapi banyak juga yang ngerasa kita seharusnya malu. Sekalinya Indonesia masuk berita internasional koq malah skandal seks – sungguh bukan prestasi yang patut kita banggakan. Tapi ngga bisa disangkal, kasus ini sungguh menghebohkan masyarakat dunia, terlebih masyarakat Indonesia. Pemerintah pun turun tangan. Dalam beberapa hari, semua link di internet yang memuat video-video panas ini dihapus. Tentunya berdasarkan UU no 44 tahun 2008 tentang pornografi (kita akan ngobrol lebih jauh
2
2012 | Semua gara-gara video Ariel! tentang ini di bab II ya). Ariel, Luna, dan Cut Tari dipanggil polisi untuk diperiksa. Awalnya mereka ngga ngaku sebagai pemeran adegan seksual itu, tapi beberapa minggu kemudian Cut Tari mengubah pendapatnya dan ngaku kalo emang dirinyalah yang ada di video porno itu19. Tapi sampe detik terakhir Ariel dan Luna tetep keukeuh kalo mereka bukanlah pemerannya20. Sok bersikap preventif, aparat kepolisian di berbagai kota kemudian melakukan razia ke siswa-siswa di sekolah dan warnet-warnet. Mereka menggeledah isi komputer, laptop pribadi, hingga hp dengan alasan mengamankan generasi muda dari bahaya pornografi 21. Sungguh tindakan kepahlawanan reaktif yang luar biasa terlambat (atau pemerkosaan terhadap privasi? Nggak tau deh?!…). Ngga cuma aparat kepolisian yang turun tangan. Kelompok FPI juga ikutan bertindak. Memimpin unjuk rasa di depan Polda Metro Jaya22, di depan rumah Ariel di Bandung, dan café milik Luna Maya. Mereka membawa spanduk-spanduk bertuliskan kata-kata serem kayak “Seks Maniak” dan “Bandung haram untuk iblis Ariel.”23 Wiiih..iblis boo.. Selidik punya selidik, ternyata video itu bisa beredar luas akibat ‘jasa’ seorang editor musik Peterpan sendiri yang namanya Reza Rizaldy a.k.a Redjoy24. Dia ngambil video itu dari laptop Ariel, terus nyebarluasin di Internet gara-gara ada masalah pribadi sama Ariel. Kasus ini berlanjut di meja hijau. Hingga akhirnya… Januari 2011, setelah perdebatan sengit dan argumen-argumen emosional nan sarat kepentingan antara pengacara, jaksa, dan saksi ahli; vonis pun dijatuhkan. Ditemukan ada 14 kesamaan ciri fisik antara tokoh dalam video dengan Ariel, 10 kesamaan dengan Luna Maya, dan 17 kesamaan dengan Cut Tari. Ngga bisa disangkal. Hakim pun memutuskan Ariel divonis penjara 3,5 tahun plus denda 250 juta
3
2012 | Semua gara-gara video Ariel! rupiah, gara-gara udah buat video porno dan lalai, jadi dia dianggap ngebantu nyebarin. Sementara itu Redjoy yang “mencuri” dan menyebarluaskannya dihukum 2 tahun penjara plus denda 250juta rupiah. Lebih ringan, karena dia ngaku dan nyesel; 25,26 sementara Ariel engga .
Hakim pun memutuskan Ariel divonis penjara 3,5tahun plus denda 250juta rupiah
“Sungguh Meresahkan Masyarakat” Banyak orang berpendapat tentang kasus ini. Ada yang seneng, ada yang kaget, ada yang penasaran, ada yang jijik, ada yang khawatir akan moralitas masa depan generasi muda bangsa ini. Katanya kasus ini sungguh meresahkan dan berdampak sangat buruk. Ckckckckck… Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bilang kalo video Ariel ini sudah menyebabkan setidaknya 30 kasus perkosaan anak-anak dari 14 Juni – 23 Juni 2010 di berbagai daerah di Indonesia. Pelakunya berusia 16-18 tahun dan “mengaku terangsang setelah menyaksikan tayangan seks Ariel”27. (Pikiran nakal: kira-kira yang ngomong kalo nonton terangsang juga ngga yah? Hehehe.) Wah.. nampaknya dahsyat juga nih dampak yang ditimbulkan. Yuk kita dengar pendapat dari orang-orang penting di negeri kita ini. Biar mantab, kita mulai dengan pendapat Pak SBY aja deh28 "Manakala ada yang dilanggar aturan hukum yang ada, ada UU Pornografi, UU KUHP, UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik), UU Perfilman, maka jalankan ketentuan UU itu. Saya dukung
4
2012 | Semua gara-gara video Ariel! langkah-langkah Kapolri saat ini yang mulai masuk penyelidikan, investigasi yang diduga menyebarkan, menyebarluaskan, termasuk pelakunya." Pak SBY sangat menyayangkan informasi ini tersebar ke luar negeri: "Kayak apa, seperti tak ada [kabar baik di Indonesia] yang tersisa." "Negara tak boleh telanjang begitu saja dilindas hiruk pikuknya informasi teknologi." Untuk pembanding, Pak SBY pernah ngelarang penyanyi yang memakai pakaian tak santun masuk Istana Negara lho: "Pernah ada kejadian, saya bilang ke Pak Sudi, jangan boleh masuk lagi. Ini bukan soal kemerdekaan, namun masalah kesantuan agar tak mengganggu yang lain." Bayangkan Pak SBY mengatakan hal itu dengan gayanya yang kalem dan bijak. Pasti terasa menentramkan dan menyejukkan hati kan?.. Gimana dengan menterinya Pak SBY? Nih pendapat dari MenKomInfo kita, Pak Tifatul Sembiring29,30: "Kita memberikan data-data saja. Selanjutnya, proses hukumnya dilakukan oleh kepolisian. Dan kalau terbukti video itu pelakunya memang benar, itu melakukan pelanggaran hukum. Ancamannya 6 tahun penjara melalui UU ITE. Kalau UU Pornografi bisa diancam 12 tahun." “Ini meresahkan kita semua. Kita juga punya anak. Jangan-jangan anak saya sudah pada nonton.”
5
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Hayo.. Kalo bapaknya sudah nonton beluuuum? Hehe, bercanda, Pak... Pak menteri ini kayaknya sepakat dengan Pak SBY nih.. segera usut sesuai hukum yang berlaku, karena “Ini meresahkan ini MERESAHKAAAAAAAN!
kita semua. Kita
Kalo pendapat hakim yang juga punya anak. ngejatuhin vonis kira-kira Jangan-jangan gimana yah? Berikut dari Pak anak saya sudah Agus Suwandi, hakim 31 anggota : pada nonton.” “Penyangkalan yang terus-menerus ini jadi dasar hakim untuk memberatkan hukuman Ariel. Ia juga terkesan tidak menyesali perbuatannya. Padahal, dampak dari penyebaran video ini sangat meresahkan masyarakat.” Wah kita mesti mulai percaya nih kalo emang video Ariel “sangat meresahkan masyarakat”. Temen-temen pembaca yang budiman setuju ngga nih? Menurut kalian video itu meresahkan ngga sih? Lain lagi pendapat Pak Ma’ruf Amin selaku Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, yang juga sekaligus anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang Hubungan antar Agama32: "Pornografi sudah sangat membahayakan dan masalah UU jangan sampai ada multi tafsir." Singkat, namun penuh makna. Ngga cuma meresahkan nih, malah sudah bertaraf SANGAT MEMBAHAYAKAN! Ampun deh, Pak…
6
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Presiden sudah, menteri sudah, rohaniwan sudah, hakim sudah.. hmm gimana kira-kira pendapat akademisi? Ini dari Ibu Neng Zubaidah, pakar UU Pornografi dari Universitas Indonesia, yang sekaligus anggota Komisi Hukum dan Perundang-undangan MUI33: "MUI tidak puas dengan putusan yang dijatuhkan kepada Ariel, karena dampak pornografi itu sangat dahsyat bagi anak-anak dan remaja. Sebagai publik figur, Ariel harus memberi contoh yang baik kepada masyarakat karena memang cenderung dijadikan teladan, maka ada kewajiban untuk melakukan hal-hal yang baik. Di Kabupaten Sumedang Jawa Barat, dua remaja perempuan berusia 14 dan 15 tahun menjadi korban pemerkosaan setelah pelakunya menonton video panas Ariel. Apa yang dilakukan publik figur berkaitan erat dengan perilaku masyarakat nantinya." SANGAT DAHSYAT Wiiihhh….gitu ya, Bu??
bagi
anak-anak
dan
remaja!
Sekarang Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Pak Hadi Supeno yang angkat bicara34, 35: "Dampak peredaran video artis tersebut sangat dahsyat. Pornografi dilakukan oleh orang yang dikenal masyarakat, bahkan menjadi idola jutaan anak-anak, remaja dan pemuda." “Pornografi bagi anak sangat berbahaya karena bersifat candu, mengganggu tumbuh kembang anak, dan membuat anak ingin menirukan adegan pornografi. Bayangkan saja, anak laki-laki 50 persen ingin melakukan adegan, sementara anak perempuan 35 persen."
7
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Adik-adik, siapa yang ingin melakukan hubungan seksual seperti Kak Ariel hayo angkat tangan..? Terakhir dan paling dahsyat, pendapat Ketua Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta Habib Salim Alatas36,37: “Mereka seharusnya berhenti menjadi artis. Mereka teladan yang buruk, membawa pengaruh buruk pada masyarakat. Kami mendesak semua muslim berhenti mengidolakan mereka!”
"Dia kan jelas-jelas "Dia kan jelas-jelas teroris moral, Ariel harusnya dihukum mati."
teroris moral, Ariel harusnya dihukum mati."
Wih..dihukum mati boo.. Bener dah kata D’massiv.. membunuhkuuuuu…. Secara harafiah!
Cinta
ini
Apa Iya Begitu Meresahkannya? Wah nampaknya para tokoh bangsa kita sungguh menganggap video porno Ariel ini (dan mungkin pornografi secara umum) sebagai racun yang luar biasa mematikan bagi anak dan remaja. Liat aja kosakata yang mereka pakai..dari “meresahkan”, “berbahaya”, hingga “dahsyat”.. sungguh kuat dan dalam! Tapi seorang peneliti sejati haruslah dipenuhi dengan semangat skeptisisme kan (yang konstruktif lho, bukan yang ngawur). Apa iya kenyatannya begitu? Sudah hampir 2 tahun berlalu sejak video porno Ariel merebak, bagaimana dampaknya? Apakah sebegitu “dahsyat” dan “berbahaya” nya? Atau jangan-jangan itu hanya kekhawatiran yang berlebihan dari orang-orang tua? Berapa banyak
8
2012 | Semua gara-gara video Ariel! sih remaja yang nonton video porno Ariel? Apa itu pornografi pertama mereka, atau sebelum-sebelumnya sudah sering nonton begituan? Apa mereka semua berakhir sebagai pemerkosapemerkosa tak beradab? Atau jadi pengen mencoba seks dengan pasangannya? Atau paling tidak menyetujui bahwa seks di luar nikah itu boleh? Atau jangan-jangan generasi muda sudah lebih cerdas memahami pornografi sebagai hal yang tidak realistis, hanya fantasi, dan tidak eksis di dunia nyata mereka? Jika pertanyaan-pertanyaan itu juga menggelitik pikiranmu, maka temen-temen sedang memegang buku yang tepat! Kami akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam bab-bab selanjutnya. Tentunya dengan metode yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Let’s begin the adventure…!
Pustaka Acuan Bab Latar Belakang 1
Video mirip artis dan peran old & new media.(17 Juni 2010). MediaIndonesia.Diunduh 19 Agustus 2011, darihttp://www.mediaindonesia.com/ citizen_read/559 2 Kristi, H. (10 Juni 2010).Video porno mirip Arielbisa saingi Miyabi.DetikHot. Diunduh 19 Agustus 2011, dari http://hot.detik.com/read/2010/06/10/120125/1375477/230/videoporno-mirip-ariel-bisa-saingi-miyabi?h991102207 3 Widhi, N. (9 Juni 2010).9 jam jadi nomor wahid, 'Ariel Peterporn' hilang dari trending topic. DetikNews. Diunduh29 Desember 2011,dari http://us.detiknews.com/read/2010/06/09/020158/1374452/10/9-jamjadi-nomor-wahid-ariel-peterporn-hilang-dari-trending-topic 4 Peterporn geser popularitas Justin Bieber.(8 Juni 2010). Kapan Lagi. Diunduh 29 Desember 2011, darihttp://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/peterporn-geserpopularitas-justin-bieber.html 5 Belford, A. (13 Juni 2010). Sex tape scandal fixate Indonesia. The New York Times. Diunduh 29 Desember 2011,
9
2012 | Semua gara-gara video Ariel! darihttp://www.nytimes.com/2010/06/14/world/asia/14ihtsextape.html 6 Saputra, A. (14 Juni 2010). Alleged celebrity sex tape shocks modest Indonesia. CNN. Diunduh 29 Desember 2011, dari http://articles.cnn.com/2010-0614/world/indonesia.sex.tape_1_ video-celebritiesindonesia?_s=PM:WORLD 7 Indonesia sex tape star is jailed. (31 Januari 2011). BBC. Diunduh 29 Desember 2011, dari http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-pacific-12321215 8 Vaswani, K. (5 Juli 2010). Indonesia sex scandal stirs internet debate. BBC. Diunduh 29 Desember 2011, dari http://www.bbc.co.uk/news/10438082 9 Vaswani, K. (25 Juni 2010). Sex tape charges for Indonesian star Nazril Irham. BBC. Diunduh 29 Desember 2011, dari http://www.bbc.co.uk/news/10412951 10 Indonesian star Nazril Irham in sex tape probe. (22 Juni 2010). BBC. Diunduh 29 Desember 2011, dari http://www.bbc.co.uk/news/10373286 11 Where not to make a sex tape: Pop star faces 12 years in jail for breaking strict obscenity laws in Muslim Indonesia. (23 Juni 2010). Mail Online. Diunduh 29 Desember 2011, dari http://www.dailymail.co.uk/news/ article-1288839/Sex-tape-scandal-Indonesian-pop-star-Nazril-Irhamfacing-12-years-jail-breaking-strict-obscenity-laws.html 12 Shah, K. (31 Januari 2011). Indonesian pop star Ariel Irham jailed over internet sex tapes. Metro. Diunduh 29 Desember 2011, dari http://www.metro.co.uk/news/854204-indonesian-pop-star-ariel-irhamjailed-over-internet-sex-tapes 13 Indonesian pop star Nzril ‘Ariel’ Irham, lead singer of Peterpan, jailed for sextape scandal. (31 Januari 2011). New York Daily News. Diunduh 29 Desember 2011, dari http://articles.nydailynews.com/2011-0131/news/27738499_1_strict-anti-pornography-law-indonesia-bandung 14 Martinez, E. (14 Juni 2010). Nazril Irham Sex Tape? Indonesian Celebrities could face 10 years in prison. CBS News. Diunduh 29 Desember 2011, dari http://www.cbsnews.com/8301-504083_162-20007580504083.html 15 Firdaus, I. (1 Februari 2011). Indonesian singer jailed over sex tape. The Daily Telegraph. Diunduh 29 Desember 2011, dari http://www.dailytelegraph.com.au/news/indonesian-singer-jailed-oversex-tapes/story-e6freuy9-1225997793493 16 Indonesian pop star Arieljailed over homemade sex tapes. (31 Januari 2011). The Australian News. Diunduh 29 Desember 2011, dari http://www.theaustralian.com.au/news/world/indonesian-pop-starariel-jailed-over-homemade-porn/story-e6frg6so-1225997565489 17 Ariel Peterpan jailed 42 months for porn. (1 Februari 2011). The Sun Daily. Diunduh 29 Desember 2011, dari http://www.thesundaily.my/ news/world/ariel-peterpan-jailed-42-months-porn
10
2012 | Semua gara-gara video Ariel! 18
Indonesian stars express dismay over porn video. (14 Juni 2010). Channel News Asia. Diunduh 29 Desember 2011, dari http://www.channelnewsasia.com/stories/entertainment/view/1063084 /1/.html 19 Cut Tari admits being in sex video. (10 Juli 2010). Asia One News. Diuduh 29 Desember 2011, dari http://news.asiaone.com/News/Latest%2BNews/Showbiz/Story/A1Story 20100710-226211.html 20 Ariel, Luna insist it isn’t them. (19 Juni 2010). The Jakarta Post. Diuduh 29 Desember 2011, dari http://www.thejakartapost.com/news/ 2010/06/19/ariel-luna-insist-it-isn039t-them.html 21 Sawabi, I. (9 Juni 2010).Video mesum tingkatkan tamu warnet.Kompas.Diunduh 29 Desember 2011, darihttp://bola.kompas.com/read/ 2010/06/09/13181740/Video.Mesum.Tingkatkan.Tamu.Warnet 22 Diputra, R. (14 Juni 2010). FPI sebut ‘Ariel-Luna-Cut Tari’ teroris moral. Okezone. Diuduh 29 Desember 2011, darihttp://news.okezone.com/read/2010/06/14/33/342675/fpi-sebutariel-luna-cut-tari-teroris-moral 23 Rumah Ariel didemo FPI. (17 Juni 2010). Metro TV News. Diuduh 29 Desember 2011, dari http://www.metrotvnews.com/index.php/ metromain/news/2010/06/17/20756/Rumah-Ariel-Didemo-FPI/ 24 Suprihadi, M. (17 Juli 2010).RJ itu Reza Rizaldy alias Redjoy.Kompas.Diuduh 29 Desember 2011, darihttp://entertainment.kompas.com/read/2010/07/17/17290083/RJ.It u.Reza.Rizaldy.alias.Redjoy 25 Tidakmengakuperberatvonis Ariel. (31 Januari 2011). Hukum Online. Diuduh 29 Desember 2011, darihttp://hukumonline.com/berita/baca/lt4d46e270265c1/tidakmengaku-perberat-vonis-ariel 26 Suwarni, Y. T. & Dipa, A. (2 Januari 2011).Ariel gets 3.5 years; unrest outside court. The Jakarta Post. Diuduh 29 Desember 2011, darihttp://www.thejakartapost.com/news/2011/02/01/ariel-gets-35years-unrest-outside-court.html 27 Video Ariel picu kejahatan.(25 Juni 2010). Bataviase. Diunduh 19 Agustus 2011, dari http://bataviase.co.id/node/267809 28 Kristanti, E. Y. & Ahniar, N. F. (18 Juni 2010).Presiden SBY bicara video "Luna Maya". Viva News. Diuduh 29 Desember 2011, darihttp://us.nasional.vivanews.com/news/read/158632-presiden-sbybicara-tentang-luna-maya 29 Heryawan, D. (15 Juni 2010).Menkominfo:Tiga sejoli bias dihukum12 tahun penjara. Rakyat Merdeka. Diuduh 29 Desember 2011,
11
2012 | Semua gara-gara video Ariel! darihttp://www.rakyatmerdeka.co.id/news/2010/06/15/96074/-HEBOHVIDEO-ARIEL---Menkominfo:-Tiga-Sejoli-Bisa-Dihukum-12-Tahun-Penjara 30 Victoria, W. (16 Juni 2010).Tifatul mengaku tak diuntungkan video syurAriel.Rakyat Merdeka. Diuduh 29 Desember 2011, darihttp://www.rakyatmerdeka.co.id/news/2010/06/16/96171/HEBOHVIDEO-ARIEL-Tifatul-Mengaku-Tak-Diuntungkan-Video-Syur-Ariel 31 Tidakmengakuperberatvonis Ariel. (31 Januari 2011). Hukum Online. Diuduh 29 Desember 2011, darihttp://hukumonline.com/berita/baca/lt4d46e270265c1/tidakmengaku-perberat-vonis-ariel 32 Soebijoto, H. (6 Juli 2010).Kasus Ariel: MUI akan surati presiden. Kompas.Diuduh 29 Desember 2011, darihttp://entertainment.kompas.com/read/2010/07/06/15513890/Kas us.Ariel.MUI.Akan.Surati.Presiden 33 MUI ajak Ariel bertobat. (2Februari 2011).Berita 8. Diuduh 29 Desember 2011, darihttp://www.berita8.com/read/2011/02/02/8/37894/MUI-Ajak-ArielBertobat34 Rahmatullah, A. (24 Juni 2010).Apresiasi Ariel jadi tersangka, KPAI datangi Mabes Polri. Detik News. Diunduh 24 Maret 2011, dari http://www.detiknews.com/read/2010/06/24/165413/1385809/10/apr esiasi-ariel-jadi-tersangka-kpai-datangi-mabes-polri 35 KPAI desak MUI lebih tegas. (6 Juli 2010).Kompas. Diuduh 29 Desember 2011, darihttp://entertainment.kompas.com/read/2010/07/06/13492195/KPA I.Desak.MUI.Lebih.Tegas 36 Bahar, K. (4 Februari2011). FPI: Ariel teroris moral, pantas dihukum mati. Detik Hot. Diunduh 24 Maret 2011, dari http://us.hot.detik.com/read/2011/02/04/173636/1560408/230/fpiariel-teroris-moral-pantas-dihukum-mati 37 FPI threatens action over porn scandal. (14 Juni 2010).Jakarta Globe. Diuduh 29 Desember 2011, darihttp://www.thejakartaglobe.com/home/fpithreatens-action-over-porn-scandal/380417
12
2012 | Semua gara-gara video Ariel!
Bab II Kajian Pustaka Penelitian adalah mencoba mencari jawaban dari pertanyaan yang kita ajukan. Pertanyaan-pertanyaannya kan udah kita ajuin di bab I. Sekarang saatnya kita mulai mencari jawabnya. Gimana yah caranya? Langkah pertama: MEMBACA! Yup, membaca temuan-temuan ilmiah sebelumnya! Siapa tau, jawaban pertanyaan kita sudah tersedia di perpustakaan kan? Kita mulai dengan memahami pornografi secara umum dulu, trus baru ngebahas pornografi di Indonesia.
Mengenal Pornografi Pertanyaan pertama, apa sih sebenarnya pornografi itu? Ini pertanyaan beneran lho.. bukan berlagak bego. Mencari definisi adalah hal yang penting, supaya kita punya perspektif yang sama waktu ngobrolin pornografi. Misalnya nih, patung dewa-dewi Yunani setengah telanjang yang dipajang di museum itu termasuk pornografi bukan? Atau lukisan gadis Bali kuno yang bertelanjang dada? Atau foto ibu menyusui di iklan ASI? Kan gambar-gambar itu mengandung unsur ketelanjangan… Gimana dengan gambar perempuan berlipstik tebal dan berpakaian supermini tapi ngga telanjang? Atau penyanyi dangdut yang jogetnya mirip gerakan orang having sex? Apa itu termasuk pornografi? Hmm… ternyata mendefinisikan pornografi tidak sesederhana yang kita duga yah. Yuk kita liat pendapat para ahli yang sudah pernah mencoba mendefinisikan pornografi.
13
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Pornografi adalah:
Sexually explicit media which are mainly intended to stimulate viewers sexually / media yang menggambarkan seks secara terang-terangan, sengaja dibuat untuk merangsang penontonnya. Yang dimaksud dengan “seks secara terang-terangan” meliputi laki-laki dan perempuan telanjang atau setengah telanjang, aktivitas seksual beneran, atau yang keliatan seperti aktivitas seksual. Ini definisi dari Malamuth (dikutip dari tulisan Michael Flood tahun 2007)1. Explicit, potentially stimulating portrayals of sexual activity in the form of photos and photo series, video clips and films, comics, and texts / potret aktivitas seksual yang terangterangan dan berpotensi merangsang, dalam bentuk foto, foto berseri, video klip, film, komik, dan tulisan. Ini definisi dari Pak Nicola Doring2. Jadi ngga cuma yang bermaksud merangsang, tapi juga yang berpotensi merangsang. Tulisan, gambar, atau barang yang menggambarkan unsur ketelanjangan sehingga dapat menimbulkan nafsu birahi yang membaca maupun melihatnya. Ini dari Prodjodikoro (dikutip dalam tulisan Hamzah)3. Gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan dan eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat. Definisi yang sangat lengkap ini dari Undang-undang Republik Indonesia no 44 tahun 2008 tentang Pornografi4.
Kalo dari empat definisi itu teman-teman pasti dapet gambaran tentang definisi pornografi kan? Kira-kira yang mana yang temanteman rasa paling pas? Setiap definisi punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing sih. Kalau definisinya ringkas dan simpel seperti punya Malamuth sih enak.. mudah mengingatnya
14
2012 | Semua gara-gara video Ariel! dan sudah mencakup luas. Tapi jadi bisa ditafsirkan berbeda-beda, misalnya gimana kita memutuskan dengan objektif kalo sesuatu itu “sengaja dibuat untuk merangsang penontonnya”? Kalo kita pilih definisi yang lengkap dan rinci seperti dari UU no 44 itu, maka jadi ribet mengingatnya. Dan masih ada ruang untuk subjektivitas juga lho. Coba temen-temen cermati, “memuat kecabulan dan eksploitasi seksual” itu artinya apa coba? Beberapa literatur memisahkan pornografi dengan erotika. Keduanya sama-sama menampilkan ketelanjangan dan seks. Bedanya, kalau pornografi fokusnya merangsang penikmatnya secara seksual; sementara erotika diyakini lebih berfokus pada aspek seni tingkat tinggi. Seperti patung dewa-dewi Yunani atau Romawi karya seniman ternama itu, kini banyak dipandang sebagai erotika daripada pornografi. Tapi gimana-gimana, perbedaan pornografi ama erotika emang sangat subjektif sih. Bisa aja seseorang pake erotika untuk merangsang dirinya, jadi termasuk pornografi juga kan? Yang penting, kita sekarang sudah punya beberapa opsi yang kurang lebih senada untuk berdiskusi tentang apa itu pornografi. Soalnya kalo diskusi tentang definisi terus ngga akan ada habisnya deh. Apalagi definisi pornografi.
Sejarah Singat Pornografi: Kisah Cinta Seks Dan Teknologi Gimana ya berawalnya pornografi itu? Sejak kapan umat manusia memiliki benda yang disebut pornografi? Ternyata… sejarah mencatat bahwa pornografi lahir, tumbuh, dan berkembang dalam buaian teknologi lho. Ia selalu setia bergandengan tangan dengan kemajuan teknologi, terutama teknologi penyiaran. Berikut ini kami paparkan “kisah cinta” mereka, berdasarkan tulisan yang dibuat oleh Pak Thomas Kalman5.
15
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Istilah pornografi berasal dari bahasa Yunani “pornographos” yang arti harafiahnya adalah “tulisan tentang pelacur”. Seberapa tua usia pornografi ditengarai sama tuanya dengan profesi pekerja seks komersial (PSK) itu sendiri – yang notabene termasuk salah satu profesi tertua di dunia.
Istilah pornografi berasal dari bahasa Yunani “ pornographos” yang arti harafiahnya adalah “tulisan tentang
Penggambaran seksualitas berupa pelacur” benda sudah ditemukan lebih dari 2000 tahun yang lalu. Pada waktu itu gambar-gambar erotik sudah muncul dalam bentuk patung, ukiran dinding, dan lukisan zaman Yunani dan Romawi kuno. Di sebuah gua di Inggris malah ditemukan artefak berupa benda mirip kelamin perempuan yang diyakini berusia 12 ribu tahun. Di Asia, seperti Cina, Jepang, India, dan Persia sudah ada kisah-kisah seks dalam literatur kuno mereka. Namun sifatnya lebih spiritual dan maknanya berbeda dengan pornografi yang kita pahami saat ini. Pornografi waktu itu tidak banyak dimiliki orang secara pribadi. Barulah saat mesin cetak ditemukan pornografi memasuki era produksi masal. Awalnya, buku-buku yang dicetak pake mesin cetak temuan Johannes Gutenberg itu adalah buku-buku rohani. Soalnya, di zaman itu kan pengaruh gereja kuat banget. Tapi begitu mesin cetak mulai dipakai untuk mencetak buku non-religius dalam jumlah banyak, paling enggak ada 2 buku (Decameron dan Canterbury Tales) yang dianggap termasuk kategori porno pada waktu itu (meski sekarang mereka lebih dianggap seni sih) yang langsung segera dicetak. Itu sekitar tahun 1400an. Di tahun 1700an, para ahli meyakini sudah banyak materi pornografi yang beredar di Eropa.
16
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Sebenarnya apa sih yang mendorong pornografi selalu berkembang di setiap zaman dan tempat? Apakah karena nafsu seksual lelaki selalu berlebihan? Atau karena seniman selalu tertarik mengekspresikan cinta dan seks? Sebenarnya alasan yang paling kuat adalah.. karena bahan bakar utama industri pornografi adalah uang! Pornografi sejak dahulu kala selalu laris dan mendatangkan banyak uang buat produsennya. Sebagai contoh, salah satu novel porno paling awal yang mendulang sukses besar-besaran berjudul Fanny Hill, karangan John Cleland di tahun 1749. Penerbitnya kala itu meraup lebih dari 10 ribu dolar. Kalau disetarakan uang zaman sekarang, nilainya mencapai lebih dari 1,5 juta dolar atau sekitar 13,5 miliar rupiah. Dari satu novel! Makanya ngga heran kalo penemuan teknologi fotografi sekitar tahun 1830an dan teknologi film sekitar 1890an segera disambut oleh produsen pornografi. Enam puluh tahun kemudian barulah video porno bisa dinikmati di rumah, sejak ditemukannya pemutar video 8mm. Pornografi pun makin meluas penjualannya. Setiap ada kemajuan teknologi, pornografi makin bertumbuh dan berkembang. Akhir 1970an hingga 1990an teknologi video VCR dan layanan pesan-antar-ke-rumah membuat para lelaki ngga perlu malu lagi kalo mau beli pornografi. Kemungkinan besar ngga ada yang tau koq kalo mereka beli pornografi. Kan tinggal telepon, pesan, dianter deh ke rumah. Perkembangan selanjutnya, teknologi camcorder dan kamera digital malah memungkinkan pornografi bisa dibuat oleh amatir. Siapa saja yang memiliki kamera/camcorder, keinginan, dan imajinasi udah bisa bikin pornografi. Walau sebenarnya dua yang terakhir ini (keinginan dan imajinasi) ngga perlu dimiliki banyak-banyak juga bisa sih.
17
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Pernikahan Akbar: Pornografi Internet Tapi ada satu penemuan teknologi yang paling hebat memberikan dampak bersejarah pada pornografi. Teknologi ini disebut-sebut mengantarkan pornografi memasuki era keemasan. The golden age of pornography! Coba tebak teknologi apa itu? Yaaakkk... betuuul sekali.. Itu adalah INTERNET! Mengapa bisa begitu? Ada sebuah istilah yang dicetuskan oleh seseorang bernama Cooper pada tahun 1998, yang kemudian dikutip oleh hampir semua pakar pornografi di dunia. Pak Cooper ini menjelaskan bahwa internet menjadi mesin 3A (Triple A-Engine) bagi pornografi6. Tiga hal berinisial A inilah yang menjadikan pernikahan pornografi dan internet sungguh akbar. Apa aja ketiga A itu?
Anonimity (anominitas atau ngga adanya identitas). Sekalipun kios majalah di sebelah rumahmu menjual pornografi dengan harga murah, tapi butuh muka yang tebal untuk mendatangi kios itu dan bilang: “Bang, saya mau beli majalah porno dong..” Lain cerita dengan adanya internet. Orang bisa berselancar mencari materi pornografi yang paling ekstrim sekalipun tanpa diketahui identitasnya sama sekali. Affordability (harga yang terjangkau). Semurah-murahnya harga majalah, vcd, atau bentuk pornografi lainnya, ngga akan bisa deh mengalahkan murahnya pornografi internet. Gratis! Cukup bayar biaya konek internetnya aja. Apalagi koneksi internet sekarang di Indonesia makin murah, makin cepat, dan makin lancar. Ngga punya komputer di rumah pun ga masalah, dengan 3 ribu rupiah bisa koq nonton pornografi satu jam di warnet. Accessibility (bisa diakses dimana aja). Hadirnya internet di berbagai gadget bikin akses ke pornografi bisa dilakukan dimana saja dan kapan aja. Dari komputer, laptop, sampe
18
2012 | Semua gara-gara video Ariel! hp pun bisa dipake jadi medianya. Mau di kamar, di kamar mandi, di dapur, di mobil, di mall, atau di kelas sekalipun! Pornografi hanya sejauh 1 klik! Gile bener ngga sih?! Sebenarnya ada 1 fitur lagi yang bikin pornografi internet merajalela bak motor di jalanan ibu kota, yaitu variety (pilihan tak terbatas). Sekali akses pornografi di internet, kita diperhadapkan pada pilihan yang hampir tak terbatas. Dari tayangan hubungan suami-istri biasa, sampe yang sesama jenis kelamin maupun yang bukan sama spesies manusia pun bisa ditemukan di sana. Wiiih… mungkin emang bener kata Bu Neng Zubaidah.. pornografi itu SANGAT DAHSYAT! Mumpung lagi ngobrolin macem-macem jenis pornografi, sekalian kita bahas 2 jenis pornografi yang menyedot perhatian banyak pakar yuk. (Sebenarnya pembagian ragam pornografi ada banyak banget, tapi kali ini kita diskusikan salah duanya aja ya.) Yang pertama adalah child pornography, yaitu pornografi yang melibatkan anak-anak dalam pembuatan maupun sasaran penggunanya. Semua literatur akademis di dunia menentang keras pornografi tipe ini. Jenis yg ini emang jahat banget. Anak-anak yang ngga ngerti apa-apa, ngga bisa ambil putusan sendiri, ngga tau risiko perbuatannya apa, dihadapkan pada seksualitas. Sungguh ngga manusiawi! Demi keuntungan semata. Pembuat dan penjualnya ini nih yang baru pantes disebut iblis. Jenis yang kedua adalah violent pornography, yaitu pornografi yang mengandung adegan kekerasan seperti pemerkosaan, kekerasan fisik, dll. Tipe ini diduga mendorong penikmatnya untuk melakukan kekerasan seksual pada orang lain. Tapi masih ada kontroversi tentang hal ini. Nanti kita bahas di bagian Dampak Pornografi ya. Masih di bab II ini koq.
19
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Seberapa Banyak Sih Orang Yang Menonton Pornografi? Diperkirakan 12% dari seluruh website yang ada di internet adalah website yang memuat pornografi. Artinya tiap 8 website, ada 1 yang porno. Setiap harinya diperkirakan 25% dari seluruh search engine digunakan untuk mencari pornografi. Jumlahnya sekitar 68 juta pencarian lho7. Pada tahun 2000 ada 17,5 juta pengguna internet mengunjungi situs porno. Tahun 2007 diperkirakan angka itu naik 40%8. Kira-kira ada berapa banyak orang seusiamu yang pernah nonton pornografi? Atau agar lebih gampang, di sekolah atau kampusmu aja deh. Berapa persen kira-kira siswa/mahasiswa yang pernah liat pornografi? 50 persen? 70 persen? Atau jangan-jangan 90 persen?
Berapa persen
kira-kira siswa di sekolah/ kampusmu yang pernah liat pornografi?
Nih kami sediakan data statistik dari temuan penelitian-penelitian terbaru. Penelitian-penelitian ini dilakukan di berbagai kelompok masyarakat yang berbeda, metode yang berbeda, tahun yang berbeda, dan peneliti yang berbeda. Jadi jangan kaget kalau angkanya sangat bervariasi ya.
Di Amrik, sekitar 13% penduduknya menonton pornografi secara rutin (penelitian Twohig & Crosby pada tahun 20109). Studi lain, masih di Amrik, 87% responden laki-laki dan 31% responden perempuan ngaku pernah melihat pornografi (penelitian Carrol seperti dikutip Twohig & Crosby9). Studi lain lagi, juga di Amrik, menunjukkan 31% anakremaja usia 10-17 tahun sudah pernah menyaksikan pornografi. Di antara mereka, 45% berusia 14-17 tahun (riset dari Thornburgh & Lin pada tahun 2002, dikutip oleh Flood10).
20
2012 | Semua gara-gara video Ariel!
Di Australia, 84% remaja putra dan 60% remaja putri pernah nonton pornografi di internet. Ini hasil penelitiannya Pak Michael Flood di tahun 200710. Di Hongkong, sebuah studi dari Lam dan Chan di tahun 200711 menemukan 93% dari 200 responden berusia 18-25 pernah membuka situs porno. Bagaimana dengan Indonesia? Sebuah survey menemukan 97% responden remaja mengaku pernah melihat pornografi dan 62% di antaranya pernah berhubungan seks12. Riset ini tidak berhasil kami download laporan lengkapnya. Tapi riset ini dikutip oleh Menkominfo Pak Tifatul Sembiring ketika diwawancarai wartawan. 97% responden Penelitian lain di Indonesia oleh Supriati dan Fikawati remaja Indonesia pada 395 pelajar mengaku pernah menunjukkan angka 83,3% melihat pornografi responden pernah menonton pornografi13.
Yuk berpikir kritis tentang angka-angka ini. Kayaknya data tentang konsumsi pornografi ngga bisa sekadar menanyakan pernah nonton atau ngga pernah deh. Jelas beda antara yang pernah sekali saja, dengan yang nonton rutin kan? Dan di antara yang rutin pun tentunya ngga bisa disamain antara yang rutin sebulan sekali dengan yang rutin sehari dua kali. Atau yang durasi nontonnya 1 menit dan yang 3 jam? Belum lagi karakteristik respondennya mesti dicermati juga. Ngga bisa disamain. Misalnya di negara mana; usianya berapa; statusnya pelajar, mahasiswa atau bekerja; tinggal sama ortu, kos, atau rumah sendiri. Dan yang terpenting adalah jenis kelamin. Antara laki dan perempuan kayaknya ada perbedaan yang cukup besar tuh kalo diliat data di atas.
21
2012 | Semua gara-gara video Ariel!
Yuk berpikir kritis
Kalo di dunia akademis ya begini… kita mesti bebas berpikir kritis tanpa beban kepentingan apa-apa. Coba kalo politikus, mesti pilih data statistik yang paling mendukung kepentingan partainya kan? Kalau perlu cari yang paling ekstrim lalu Apa bedanya kalo remaja tambahkan bumbu sama orang dewasa yang kata-kata bombastis. menonton pornografi? Biar rakyat percaya.
Dampak Pornografi: Temuan Penelitian Selama Ini Bener ngga sih dampak pornografi sedahsyat yang diungkapkan para tokoh bangsa kita? Pertanyaan ini bagi sebagian orang mungkin terdengar aneh. Apa perlu mempertanyakan dampak pornografi. Bukannya udah jelas yah? Namun nyatanya temuan penelitian ilmiah selama ini menunjukkan hal yang mungkin akan mengagetkanmu. Maklumlah, topik seksualitas memang sarat dengan kontroversi. Di satu sisi, banyak penelitian yang mengklaim dampak negatif pornografi. Yang banyak diteliti adalah pornografi dengan kekerasan/agresi seksual. Agresi seksual itu adalah segala perbuatan yang membuat orang lain jadi ngga nyaman secara seksual di luar kehendaknya. Dari kekerasan verbal (dikata-katai secara seksual di depan umum), tertulis (di-sms jorok sehingga kamu terganggu), sampai fisik (disentuh-sentuh bagian tubuh tertentu, dipaksa berhubungan seks sekalipun oleh pacar sendiri, dll). Apa hasil penelitian tentang hal ini? Agresi seksual ditemukan lebih mungkin dilakukan oleh orang yang pernah menonton pornografi; terutama yang laki-laki, sering banget nonton, dan punya kecenderungan problematik lain (misalnya kenakalan remaja, alkohol, bullying, dll). Ini simpulan dari Kingston, Malamuth, Fedoroff, dan Marshall setelah membaca ratusan penelitian dari berbagai kelompok responden14. (Penelitian seperti ini disebut
22
2012 | Semua gara-gara video Ariel! review atau meta-analisis.) Penelitian meta-analysis lain dari Hald, Malamuth, dan Yuen juga menemukan bahwa konsumsi pornografi (baik yang violent maupun yang biasa) terkait dengan sikap mendukung kekerasan terhadap perempuan15. Beberapa penelitian lain juga menemukan hal senada16,17,18. Semua penelitian ini dalam 5 tahun terakhir lho. Intinya, mereka yang sering nonton pornografi cenderung melakukan agresi dan pelecehan seksual. Selain kekerasan seksual, dampak lain yang juga banyak diteliti adalah sikap dan perilaku seksual. Sikap seksual itu artinya kamu setuju/ngga sih dengan seks di luar nikah. Kalo perilaku seksual itu ya kamu pernah/ngga melakukan seks. Nah, mereka yang sering nonton pornografi itu ternyata cenderung setuju kalo seks di luar nikah itu ngga apa-apa, living together (kumpul kebo) itu ngga apaapa, dan cenderung pernah melakukan hubungan seks di luar nikah17,18,19. Wah, kayaknya emang pendapat tokoh-tokoh bangsa kita bener tuh… Masih ada lagi dampak buruk pornografi… yaitu nge-ganggu kemesraan pernikahan. Penelitian Albright di tahun 200820 menemukan kalo pornografi itu bikin laki-laki jadi kurang semangat nge-seks sama istrinya dan lebih cerewet sama bodi istrinya; trus bikin perempuan jadi lebih minder dan terpaksa melakukan seks seperti yang suaminya liat di pornografi. Pasti sulit banget tuh… tau sendiri kan kalo bintang film porno itu dibayar mahal, kru filmnya juga profesional. Mana bisa istri-istri disuruh niru begituan. Sejalan sama temuan itu, penelitian meta-analisis superlengkap dari Jill Manning tahun 200621 menyimpulkan kalo pornografi itu bikin kepuasan dan kemesraan seksual menurun, meningkatkan stres pernikahan, perpisahan, dan perceraian; plus meningkatkan terjadinya perselingkuhan. Mereka yang pasangannya nonton pornografi cenderung merasa dikhianati, dibohongi, marah, hancur, seolah mereka diselingkuhi. Serem banget kan?
23
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Lebih parah lagi, konsumsi pornografi yang tinggi juga ditemukan berhubungan dengan perilaku bermasalah lain seperti mencuri, merampok, bolos sekolah, dan dikeluarkan dari sekolah22. Sampesampe ada terapi khusus untuk mengatasi kecanduan pornografi lho23,24. Masih mau coba nonton pornografi ngga loe? Ada satu simpulan yang sederhana tapi merangkum semua, yang dicetuskan sama peneliti bernama Perrin dan temen-temennya25. Mereka membagi dampak pornografi jadi 3 kategori berdasarkan subjeknya: Penikmat pornografi (biasanya laki-laki): kecanduan seks, penyimpangan seksual, kecenderungan memperkosa perempuan. Pasangan (biasanya perempuan): korban kekerasan seksual, di-objek-kan, mengalami seks tanpa emosi, dan hancurnya pernikahan. Anak-anak: jadi objek pornografi, korban penyimpangan seksual. Sudah yakin belum nih kalau pornografi itu sungguh-sungguh berdampak buruk? Riset-riset terkini, dilakukan oleh peneliti-peneliti top dunia, dan diterbitkan di jurnal terkemuka, semuanya bilang kalo pornografi itu jahat dan terkutuk! Eits! Tunggu dulu… apa bener SEMUA penelitian mengatakan demikian? Ada ngga yang menemukan hal yang berbeda? Jawabnya… ADA! Dan ngga kalah banyaknya lho peneliti yang menemukan dampak positif ato setidaknya pornografi itu ngga ada dampak buruknya. (Jangan bingung kalo menemukan perbedaan ya temen-temen. Di dunia ilmiah selalu ada kritik, ketidaksetujuan, dan perbedaan pendapat. Jarang sekali ada kata sepakat. Kalo dipikir-pikir, sebenarnya di bidang apapun selalu ada perbedaan juga kan?)
24
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Dampak Positif Pornografi Coba tanya ke temenmu yang rajin menonton pornografi. Tanyakan apa dampak yang dia rasakan. Kira-kira apa jawabnya? Biasa aja? Bikin kecanduan? Bikin pengen nge-seks setiap saat? Coba pertanyaan ini diulang ke 100 orang temanmu, kira-kira apa jawaban terbanyak? Tiga orang peneliti – namanya Sabina, Wolak, dan Finkelhor – meneliti sejumlah mahasiswa di Amrik yang liat pornografi sebelum usia 18 tahun dan menemukan kalo ternyata cuma sebagian kecil aja tuh yang mengalami problem dengan sikap dan emosinya26. Penelitian serupa di Denmark malah menunjukkan bahwa dampak positif pornografi lebih besar daripada negatifnya27; misalnya dalam hal memperluas pengetahuan seksual28, membuat kehidupan seks lebih bersemangat, dan sikap yang lebih positif terhadap seks. Riset yang lebih besar dilakukan oleh Albright di tahun 2008 pada 15 ribu orang di Amrik dan hasilnya: cuma 2% yang mengalami dampak negatif pornografi tuh20. Tapi kita harus berhati-hati dengan riset-riset seperti itu. Soalnya dampak positif atau negatif itu berdasarkan pengakuan responden sendiri kan. Kan kita nanyanya: “menurutmu apa dampaknya setelah kamu nonton pornografi?“ Masalahnya, metode seperti ini rentan dengan yang namanya “efek orang ketiga” yaitu kecenderungan untuk melihat gajah di seberang lautan, sementara semut di pelupuk mata ngga keliatan. Merasa diri baik-baik aja, padahal sebenarnya enggak. Hal ini berlaku juga untuk jenis problem lain, misalnya alkohol. “Kalo aku sih ngga ngerasakan dampak apa-apa koq… Kalo temenku itu tuh yang gampang mabuk”, padahal dirinya sendiri juga sering mabuk. Memang sering diperdebatkan sih “third person effect” ini. Pendukung metode ini sering bilang: Kalo bukan diri sendiri yang paling tau keadaan diri, lalu siapa lagi yang lebih tahu coba?
25
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Okeehhh… kalo gitu kita lakukan aja riset yang tidak mengandalkan pengakuan responden. Adakah yang pernah melakukannya? Ada. Di Republik Ceko, beberapa tahun belakangan ini pornografi dilegalkan. Undang-undang antipornografinya dicabut. Kira-kira apakah angka kejahatan seksual meningkat drastis? Diamond, Jozifkova, dan Weiss meneliti hal ini dan menemukan kalau ternyata… ngga terjadi peningkatan apa-apa tuh29! Temuan ini sepakat dengan beberapa negara lain yang lebih dulu melegalkan pornografi seperti Amrik, Denmark, dan Jepang. Di Amrik misalnya, statistik pemerkosaan menurun drastis dalam 20 tahun terakhir, sementara pornografi meningkat tajam (thanks to internet)30. Koq bisa begitu yah? Apa yang terjadi? Ada yang bilang itu adalah “efek katarsis”, yaitu pelampiasan dorongan seksual ketika menonton pornografi bikin para-lelaki-kelebihan-libido itu ngga perlu lagi cari cewek cakep di jalan untuk diperkosa. Salah satu rangkuman paling lengkap tentang dampak positif pornografi ini pernah ditulis oleh Bapak Milton Diamond pada tahun 200931. Dia membaca hasil-hasil penelitian di berbagai negara seperti Amrik, Inggris, Kanada, Kroasia, dll; dan membaca juga berbagai topik seperti kekerasan, sikap terhadap perempuan, undang-undang anti-pornografi, dll; mau tau bagaimana simpulannya? Ini: “Sexually explicit materials (SEM) certainly seem entertaining and pleasurable to a large segment of every society investigated. And while critics invoke charges of the dishonoring of women seen in SEM, others see it as empowering and liberating for them. It appears that without evidence of social harm from its availability, there is no reason to believe that pornography should not be legally available” (“Pornografi menghibur dan menyenangkan bagi sebagian besar orang di masyarakat yang pernah
26
2012 | Semua gara-gara video Ariel! diteliti. Pengkritik menghujatnya karena merendahkan perempuan, namun pihak lain memandangnya sebagai pemberdayaan dan pembebasan. Tanpa bukti yang kuat tentang Tanpa bukti yang bahaya pornografi, tidak ada alasan untuk kuat tentang meyakini bahwa bahaya pornografi, pornografi itu perlu tidak ada alasan dianggap illegal.”)
untuk meyakini Sampai di sini, apakah temanbahwa pornografi teman jadi bingung? (Syukurlah… soalnya kata itu perlu dianggap orang bijak kebingungan adalah illegal awal pencerahan. Hehe.) Bagaimana mungkin bisa begitu berbeda? Ada begitu banyak penelitian yang sudah dilakukan, sudah banyak pula orang yang melakukan meta-analisis atau merangkum hasil-hasil penelitian itu. Koq bisa berbeda sebegitu jauhnya simpulan mereka yah? Siapa yang salah, siapa yang benar? Selamat datang di dunia penelitian seksualitas, Teman. Dunia yang seharusnya objektif, tapi nyatanya penuh dengan kepentingan. Di Amrik misalnya, penelitian tentang seksualitas sangat terpengaruh situasi politik. Partai tertentu sangat konservatif dan partai lain sangat liberal. Yang satu pro-kebebasan seks, yang lain kontra. Yang satu pro-aborsi, yang satu kontra-aborsi. Yang satu prohomoseksualitas, yang lainnya anti-gay. Partai mana yang berkuasa mengalirkan dana ke lembaga-lembaga riset yang “sejalan” dengan visinya. Akibatnya, sangat sulit memahami realita apa yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Bahkan untuk sebuah pertanyaan sederhana: “Pornografi itu buruk atau ngga sih?”
27
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Faktor Lain Yang Ikut Berperan Ilmu psikologi sebenarnya sama dengan kimia, fisika, atau biologi. Sama-sama bertujuan menemukan mekanisme yang mengatur alam semesta ini. Bagaimana sih pohon koq bisa memberi makan dirinya sendiri? Ditelitilah mekanisme fotosintesis. Mengapa manusia koq ngga bisa terbang, selalu jatuh ke bawah? Ditemukanlah hukum gravitasi. Bagaimana caranya minyak dan air bisa bersatu? Dilakukan eksperimen dan ketemulah bahwa sabun bisa menyatukannya. Sama halnya dengan psikologi. Peneliti psikologi berupaya menemukan hukum, prinsip, atau mekanisme yang mengatur perilaku manusia. Kalo udah ketemu, manusia bisa diarahkan supaya jadi lebih baik. Contohnya, bagaimana membuat seorang anak merasa pede? Bagaimana cara membuat orang membayar pajak dengan jujur? Bagaimana membuat remaja menghindari hubungan seks sebelum menikah? Penelitian psikologi mestinya punya jawaban. Sayangnya, manusia jauh lebih rumit daripada unsur kimia, benda, tumbuhan, atau hewan. Mekanisme yang “mengatur” perilaku manusia itu pun juga lebih rumit. Ada banyak faktor yang terlibat. Termasuk perilaku menonton pornografi dan dampaknya. Tidak serta merta kamu nonton pornografi maka pasti kamu jadi melakukan seks bebas. Ada banyak hal yang terlibat di sini. Tidak sesederhana itu. Paling keliatan adalah jenis kelamin. Perilaku laki-laki menonton pornografi jelas berbeda dengan perempuan. Contoh lain adalah usia. Pornografi yang ditonton oleh anak usia 7 tahun dan orang dewasa usia 37 tahun tentu berbeda dampaknya. Makanya di bagian ini kami akan paparkan faktor-faktor apa aja yang ikut berperan dalam hal pornografi dan dampaknya. Kami meminjam 3
28
2012 | Semua gara-gara video Ariel! kategori yang pernah diusulkan oleh Pak Michael Flood32 untuk menjelaskan hal ini.
Karakteristik Orang yang Menonton Seperti yang sudah kita disksusikan di atas, jenis kelamin dan usia adalah dua hal yang ikut berperan. Penelitian menemukan kalo laki-laki dan perempuan berbeda dalam hal pola menonton pornografi, alasan menonton, respon ketika menonton, dan dampak yang ditimbulkan14,20,26,33,34,35. Hal lain yang juga ikut berperan adalah usia. Penonton yang lebih tua atau lebih muda menunjukkan respon dan dampak yang berbeda setelah menonton pornografi36.Beberapa karakteristik lain yang pernah diteliti adalah ras, status sosial ekonomi, orientasi seksual (homo, hetero, atau bi), dan tempat tinggal (kota/desa)20,22. Sementara dari sisi kepribadian orang yang menonton, faktor yang pernah diteliti adalah tipe kepribadian pencari sensasi (sensation seeking)17,37, tingkat reaktivitas seksual38, kerentanan terhadap pengaruh teman18, religiusitas39, pengambilan risiko dan impulsivitas36. Wah… sepertinya banyak dan istilahnya sulit-sulit nih. (Kalo pengen tau lebih detail tiap faktor itu, Temen-temen bisa telusuri di pustaka acuan dan coba baca langsung dari sumbernya ya. Terlalu panjang kalo dijelaskan satu per satu di sini.)
Situasi Saat Menonton Selain karakteristik orang yang menonton, situasi saat menonton ternyata juga ikut menentukan lho. Yang dimaksud situasi adalah pengalaman saat menonton pornografinya, entah itu jenis pornografi apa yang ditonton15,32,40, atau seberapa lama dan seberapa sering menontonnya14,32,40. Tentu yang nonton pornografi ekstrim beda dengan yang nonton pornografi biasa. Yang nonton
29
2012 | Semua gara-gara video Ariel! lebih sering dan lebih lama juga berbeda dampaknya dengan yang jarang dan sebentar saja. Uniknya, dengan siapa kamu menonton, tempatnya dimana, dan apa yang kamu lakukan selagi nonton ikut berperan juga lho32,33,36. Misalnya nih, menikmati pornografi sendirian di rumah sambil bermasturbasi akan membuat pornografi yang diliat terasa sangat kuat dan berkesan; sementara kalo nonton rame-rame di rumah temen sambil bercanda ternyata membuat kamu cenderung menyetujui seks bebas itu ngga apa-apa. Satu hal lagi yang menarik adalah sengaja atau tidaknya kamu menonton pornografi juga ikutan mempengaruhi dampaknya26,32,35,36. Istilahnya wanted exposure atau unwanted exposure. Sengaja itu kalo kamu emang sengaja berusaha nyari pornografi sendiri; kalo ngga sengaja itu misalnya kamu tiba-tiba ditunjukin majalah porno sama temenmu, atau dikirimi link di email yang ternyata video porno.
Interpretasi Teori-teori media dan komunikasi meyakini bahwa penonton/audiens itu sifatnya ngga pasif, tapi aktif. Sebuah tayangan ngga bisa otomatis bikin orang jadi A atau jadi B atau jadi C. Si penonton juga aktif mengartikan apa yang ditonton. Misalnya nih, kalo di tv ditayangkan berita tentang bobroknya birokrasi di negeri kita ini, lalu kira-kira penonton jadi apa yah? Apakah otomatis jadi sebel sama pemerintah? Belum tentu… bisa saja penontonnya malah jadi semangat untuk melakukan perubahan kecil demi kemajuan negaranya. Atau bisa aja penonton jadi sedih dan merasa harus lebih banyak berdoa bagi para pemimpin bangsa. Penonton selalu aktif mengartikan (atau kerennya “menginterpretasikan”) apa yang diliatnya.
30
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Pornografi juga begitu. Kalo ada 100 orang (yang usia, jenis kelamin, dll-nya sama), ditunjukin pornografi yang sama (dalam situasi yang sama), maka dampaknya belum tentu sama. Sangat tergantung bagaimana setiap orang menginterpretasikan apa yang diliatnya baik secara kognitif (pemikiran), emosi (perasaan), maupun secara seksual. Lalu hal-hal apa dong yang berperan dalam menentukan cara seseorang mengartikan pornografi? Salah satunya adalah anggapan tentang seberapa realistisnya pornografi itu. Maksudnya begini, menurut kamu pornografi itu gambaran seks yang realistis ngga sih, atau itu cuma khayalan yang difilmkan? Sama ngga sih seks di pornografi dengan seks di kehidupan kita sehari-hari? Apa perempuan itu selalu pengen nge-seks seperti di pornografi? Apa perempuan itu mau disuruh melakukan apa saja dan posisi apa aja oleh pasangannya? Ada penelitian yang membuat kuesioner yang disebut Sexual Script Overlap Scale, yang mengukur seberapa mirip seks yang diliat di pornografi dengan kehidupan seks sesungguhnya41. Makin sama atau makin berbeda, tentu membawa dampak yang berbedabeda kan pada penikmat pornografi. Contoh lain adalah motivasi atau alasan utama yang mendorong seseorang menonton pornografi. Sekadar pengen tau, pengen memuaskan dorongan seks, atau untuk hiburan di kala bosan jelas bikin interpretasi yang berbeda saat menonton. Dua orang peneliti bernama Paul dan Jae42 ngusulin setidaknya ada empat macem motivasi orang nonton pornografi: (a) hubungan sosial – maksudnya untuk hepi-hepian sama temen-temen atau pacar, (b) hiburan – ya sekadar menghibur diri, termasuk untuk bermasturbasi, (c) kebiasaan – karena udah jadi kebiasaan, kalo ngga liat ngga enak aja, (d) fantasi – untuk berfantasi yang enggak-enggak,
31
2012 | Semua gara-gara video Ariel! abisnya di dunia nyata ngga bisa dilakukan sih. Peneliti lain ada yang menambahkan satu lagi, yaitu sekadar ingin tau (curiosity). Motivasi yang berbeda-beda diduga bakal bikin interpretasi yang beda juga. Masi ada lagi, yaitu keyakinan tentang bole/ngga nya kamu nonton pornografi36. Kalo kamu yakin pornografi itu ngga apa-apa ditonton, tentu akan bikin interpretasimu beda dengan kalo kamu selalu merasa bersalah dan deg-degan tiap liat pornografi. Dan yang terakhir adalah kemampuan berpikir kritis32. Orang yang kritis dengan yang ngga kritis pasti beda cara memaknai pornografinya. Kritis itu apa sih? Apa kritis itu orang nyebelin yang mesti tanya-tanya hal gak penting? Bukan… kritis itu artinya mampu memandang sesuatu dari sisi yang berbeda. Ngga cuma satu perspektif aja. Makanya orang kritis biasanya ngga mudah diprovokasi, karena otaknya mesti muter dulu.
Karakteristik Penonton
Menonton Pornografi
Situasi Saat Menonton
Interpretasi
Dampak Positif/ Negatif?
Faktor yang Berperan Menentukan Dampak Pornografi
32
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Pornografi Dan Hukum Di Indonesia Indonesia termasuk negara yang menganggap pornografi sebagai barang illegal, alias melanggar hukum. Temen-temen pasti ngga asing dengan istilah Undang-undang Anti-Pornografi kan? Kita ulas sedikit yuk tentang aturan hukum ini. Setelah debat berkepanjangan antar pakar-pakar hukum di negeri kita tercinta ini, akhirnya Rancangan Undang-Undang (RUU) anti pornografi disahkan menjadi Undang-Undang pada tahun 2008. Nama resminya adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi4. Temen-temen bisa download teks lengkapnya di sini: http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_perundangan&ta sk=detail&id=2150&catid=1&tahun=2008&catname=UU Undang-undang ini terdiri atas beberapa bagian: Bab 1 : Ketentuan Umum (pasal 1-3) Bab 2 : Larangan dan Pembatasan (pasal 4-14) Bab 3 : Perlindungan Anak (pasal 15-16) Bab 4 : Pencegahan (pasal 17-22) Bab 5 : Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan (pasal 23-27) Bab 6 : Pemusnahan (pasal 28) Bab 7 : Ketentuan Pidana (pasal 29-41) Bab 8 : Ketentuan Penutup (pasal 42-45) Penjelasan Kalo pengen tau lebih jauh, Temen-temen bisa coba download dan baca sendiri. Ngga terlalu sulit koq bahasanya. Juga ngga terlalu panjang. Di sini kita highlight beberapa bagian penting aja yah. Misalnya definisi pornografi itu apa menurut undang-undang ini. Kebetulan sudah dicantumkan di awal bab 2 buku ini, jadi ngga kita ulang lagi ya. Hal penting lain adalah tentang Larangan dan
33
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Pembatasan. Misalnya, coba cermati pasal 4 ayat 1 dan pasal 6 berikut ini: Setiap orang dilarang memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan pornografi yang secara eksplisit memuat: a. persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menyimpang; b. kekerasan seksual; c. masturbasi atau onani; d. ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan; e. alat kelamin; atau f. pornografi anak. Setiap orang dilarang memperdengarkan, mempertontonkan, memanfaatkan, memiliki, atau menyimpan produk pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), kecuali yang diberi kewenangan oleh peraturan perundang-undangan. Lengkap banget nih Undang-undangnya. Segala macem kegiatan terkait pornografi dirinci dengan jelas sehingga ngga ada celah untuk kamu mencoba-coba. Dari membuat, menyewakan, menggandakan, sampe menyimpan. Ancaman hukumannya pun ngga main-main lho. Nih contohnya dari pasal 32 kalo kamu ketauan menyimpan pornografi misalnya: Setiap orang yang memperdengarkan, mempertontonkan, memanfaatkan, memiliki, atau menyimpan produk pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dipidana dengan pidana
34
2012 | Semua gara-gara video Ariel! paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Dua miliar rupiah! Itu denda maksimal yang bisa dikenakan ke kamu kalo melanggar pasal 6. Udah siap belum nih kamu kalo ketauan nyimpen pornografi?
Yuk berpikir kritis
Gimana pendapatmu? Apakah pemerintah berlebihan dalam hal ini? Apakah menurutmu pornografi mestinya ngga perlu dilarang di Indonesia? Apakah undang-undang ini Setuju ngga kamu dengan isi dibuat lebih undang-undang ini? Adakah berdasarkan fakta yang menurutmu perlu diubah? ilmiah atau kepentingan agama dan politik? Ada pihak yang merasa gitu sih… Pihak yang merasa bahwa seharusnya negara menghargai kebebasan individu untuk merayakan seksualitas, selama itu ngga nge-ganggu atau membahayakan orang lain kan ngga pa-pa? Masa kita ngga boleh main foto-fotoan telanjang dengan suami atau istri sendiri? Toh untuk dinikmati sendiri kan ngga merugikan siapa-siapa. Argumen ini sebenarnya sempat muncul ketika orang mendiskusikan kasus Ariel. Ariel lho membuat video itu untuk dirinya sendiri, ngga untuk dikomersilkan. Apalagi video itu sebenarnya “dicuri” dari laptop Ariel. Dan dalam penjelasan pasal 4 ayat 1 dicantumkan: “Yang dimaksud dengan ‘membuat’ adalah tidak termasuk untuk dirinya sendiri dan kepentingan sendiri.” Tuh… undang-undang kita sebenarnya mengizinkan lho. Di sisi lain ada juga yang berpendapat gini: lebih perlu memikirkan kebaikan masyarkat daripada kebebasan pribadi. Daripada main
35
2012 | Semua gara-gara video Ariel! syuting-syutingan ngga terlalu ada manfaatnya, tapi sekalinya tersebar di masyarakat dampaknya luar biasa buruk. Gimana pendapatmu? Coba bandingkan pendapatmu dengan pendapat saksi ahli dalam persidangan Ariel di http://hukumonline.com/berita/baca/lt4d46e270265c1/tidakmengaku-perberat-vonis-ariel
Mengendapkan Sejenak Sampai di sini kita udah ngebahas merebaknya kasus Ariel, pendapat tokoh-tokoh, definisi pornografi, sejarah singkat pornografi, pornografi dan internet, data statistik seberapa banyak konsumsi pornografi, dampak negatif dan positif pornografi, faktorfaktor yang ikut berperan, dan hukum di Indonesia tentang pornografi. Teman-teman juga udah kita ajak untuk berpikir skeptis dan kritis, namun tetep logis dan berdasarkan fakta ilmiah. Yang tidak boleh dilupakan adalah pornografi yang kita bahas dalam penelitian-penelitian di atas adalah pornografi yang dinikmati dan dibuat oleh orang DEWASA lho. Bukan ANAK-ANAK (berusia di bawah 18 tahun). Soalnya temuan penelitian tentang pornografi yang melibatkan anak-anak SANGAT BERBEDA SEKALI dengan orang dewasa. Kita harus berhati-hati, ngga boleh sembarangan menyamakan. Satu lagi yang tidak boleh dilupakan adalah penelitian-penelitian top dunia yang kita pakai ini kebanyakan berasal dari negaranegara Amerika Utara dan Eropa Barat yang suasana seksualsosialnya beda banget sama Indonesia. Denmark misalnya, sudah melegalkan pornografi sejak tahun 1969! Tentu ngga bisa disamakan dengan kita yang baru tahun 2008 justru meng-ilegalkan pornografi. Repotnya, kondisi kita yang seolah tertinggal sekian puluh tahun ini langsung bertabrakkan dengan informasi global yang terus menghunjam lewat internet. Generasi muda kita sudah
36
2012 | Semua gara-gara video Ariel! cukup cerdas dan kritis ngga sih menghadapi isu global gini? Lalu, kira-kira gimana yah realita pornografi di Indonesia? Makanya kita perlu lebih banyak penelitian di Indonesia ini. Biar sedikit demi sedikit pengetahuan kita makin bertambah, makin lengkap, dan makin akurat. Kalo pengetahuan sudah banyak, membuat kebijakan lebih efektif kan?
Pustaka Acuan Bab Kajian Pustaka 1
Flood, M. (2007). Exposure to pornography among youth in Australia. Journal of Sociology, 43(1), 45-60. 2 Doring, N. M. (2009). The internet’s impact on sexuality: A critical review of 15 years of research.Computers in Human Behavior, 25, 1089–1101. 3 Hamzah, A. (1987).Pornografi dalam hukum pidana: Suatu studi perbandingan. Jakarta: CV. Bina Mulia. 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi. (2008). Diunduh 16 Mei 2011, dari http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_perundangan&task=de tail&id=2150&catid=1&tahun=2008&catname=UU 5 Kalman, T. P. (2008). Clinical encounters with internet pornography. Journal of American Academy of Psychoanalysis and Dynamic Psychiatry, 36(4), 593-618. 6 Doring, N. M. (2009). The internet’s impact on sexuality: A critical review of 15 years of research.Computers in Human Behavior, 25, 1089–1101. 7 Markey, P. M., & Markey, C. N. (2010). Changes in pornography-seeking behaviors following political elections: An Examination of the challenge hypothesis. Evolution and Human Behavior, 31(6), 442-446. 8 Lam, C. B. & Chan, D. K. S. (2007). The use of cyberpornography by young men in Hong Kong: Some psychosocial correlates. Archives of Sexual Behavior, 36, 588-598. 9 Twohig, M. P.& Crosby, J. M. (2010).Acceptance and commitment therapy as a treatment for problematic internet pornography viewing.Behavior Therapy, 41(3), 285-295. 10 Flood, M. (2007). Exposure to pornography among youth in Australia.Journal of Sociology, 43(1), 45-60.
37
2012 | Semua gara-gara video Ariel! 11
Lam, C. B. & Chan, D. K. S. (2007). The use of cyberpornography by young men in Hong Kong: Some psychosocial correlates. Archives of Sexual Behavior, 36, 588-598. 12 Hariyanti, D. (14 Juli 2011).97 Persen Pelajar Akses Pornografi.Jurnas.Diunduh 2 November2011, dari http://www.jurnas.com/news/34378 13 Supriati, E., & Fikawati, S. (2009). Efek paparan pornografi pada remaja SMP negeri kota Pontianak tahun 2008. Makara Sosial Humaniora, 13(1), 4856. 14 Kingston, D. A., Malamuth, N. M, Fedoroff, P., & Marshall, W. L. (2009). The importance of individual differences in pornography use: Theoretical perspectives and implications for treating sexual offenders [Abstract]. Journal of Sexual Research, 46(2-3), 216-232. 15 Hald, G. M., Malamuth, N. M., & Yuen, C. (2010). Pornography and attitudes supporting violence against women: Revisiting the relationship in nonexperimental studies. Aggresion Behavior, 36(1), 14-20. 16 Vega, V., & Malamuth, N. M. (2007).Predicting sexual aggression: The role of pornography in the context of general and specific risk factors.Aggressive Behavior, 33(2), 104-117. 17 Brown, J. D. & L’Engle, K. L. (2009). X-Rated: Sexual attitudes and behaviors associated with U.S. early adolescents' exposure to sexually explicit media. CommunicationResearch, 36(1).129-151. 18 Lam, C. B. & Chan, D. K. S. (2007). The use of cyberpornography by young men in Hong Kong: Some psychosocial correlates. Archives of Sexual Behavior, 36, 588-598. 19 Carroll, J. S., Padilla-Walker, L. M., Nelson, L. J., Olson, C. D., Barry, C. M, & Madsen, S. D. (2008). Generation xxx: Pornography acceptance and use among emerging adults. Journal of Adolescent Research, 23(1), 6-30. 20 Albright, J. M. (2008). Sex in America online: An exploration of sex, marital status, and sexual identity in internet sex seeking and its impacts. Journal of Sex Research, 45(2), 175-186. 21 Manning, J. C. (2006). The impact of internet pornography on marriage and the family: A review of a research. Sexual Addiction & Compulsivity, 13, 131-165. 22 Svedin, C. G., Åkerman, I., & Priebe, G. (2010).Frequent users of pornography. A population based epidemiological study of Swedish male adolescents. Journal of Adolescence, XXX, 1-10. 23 Burford, Douglas, J., & Dmin. (2005). Assessing recovery tools for use by the church in helping male users of pornography [Abstract]. Unpublished thesis.Talbot School of Theology, Biola University, Southern California. 24 Twohig, M. P.& Crosby, J. M. (2010). Acceptance and commitment therapy as a treatment for problematic internet pornography viewing.Behavior Therapy, 41(3), 285-295.
38
2012 | Semua gara-gara video Ariel! 25
Perrin, P. C., Madanat, H. N., Barnes, M. D., Carolan, A., Clark, R. B., Ivins, N., et al. (2008). Health education’s role in framing pornography as a public health issue: Local and national strategies with international implications. Global Health Promotion and Education, 15(1), 11-18. 26 Sabina, C., Wolak, J., & Finkelhor, D. (2008).The nature and dynamics of internet pornography exposure for youth.CyberPsychology & Behavior, 11(6), 691-693. 27 Hald, G. M. & Malamuth, N. M. (2008).Self-percieved effects of pornography consumption. Archives of Sexual Behavior, 37, 614-625. 28 Weinberg, M.S., Williams, C. J., Kleiner, S., & Irizarry, Y. (2010).Pornography, normalization, and empowerment. [Abstract]. Archives of Sexual Behavior, 39(6), 1389-1401. 29 Diamond, M., Jozifkova, E., & Weiss, P. (2010). Pornography and sex crimes in the Czech Republic.Archives of Sexual Behavior. Advance online publication.doi:10.1007/s10508-010-9696-y 30 Ferguson, C. J., & Hartley, R. D. (2009). The pleasure is momentary. . . the expense damnable?: The influence of pornography on rape and sexual assault. Aggression and Violent Behavior, 14(5), 323-329. 31 Diamond, M. (2009). Pornography, public acceptance and sex related crime: A review. International Journal of Law and Psychiatry, 32(5), 304-314. 32 Flood, M. (2009). The harms of pornography exposure among children and young people.Child Abuse Review, 18(6), 384-400. 33 Hald, G. M. (2006).Gender differences in pornography consumption among young heterosexual Danish adults.Archives of Sexual Behavior, 35, 577585. 34 Johansson, T. & Hammaren, N. (2007). Hegemonic masculinity and pornography: Young’s people attitudes toward and relation to pornography. The Journal of Men’s Studies, 15(1), 57-70. 35 Wolak, J., Mitchell, K., &Finkelhor, D. (2007).Unwanted and wanted exposure to online pornography in a national sample of youth internet users.Pediatrics, 119(2), 247-257. 36 Bryant, C. (2010).Adolescence, pornography, and harm.Youth Studies Australia, 29(1), 18-26. 37 Luder, M., Pittet, I., Berchtold, A., Akre, C., Michaud, P., & Suris, J. (2011). Associations between online pornography and sexual behaviour among adolescents: Myth or reality? Archives of Sexual Behavior. Advance online publication. doi:10.1007/s10508-010-9714-0 38 Alexy, E. M., Burgess, A. W., & Prentky, R. A. (2009).Pornography use as a risk marker for an aggressive pattern of behavior among sexually reactive children and adolescents.Journal of the American Psychiatric Nurses Association, 14(6), 442-453. 39 Baltazar, A. M., McBride, D. C., & Helm, Jr., H. W. (2008). Internet Pornography Use in the Context of External and Internal Religiosity. Paper presented at
39
2012 | Semua gara-gara video Ariel! the annual meeting of the American Sociological Association Annual Meeting, Sheraton Boston and the Boston Marriott Copley Place, Boston. Diunduh 16 Mei 2011, dari http://www.allacademic.com/meta/p242556_index.html 40 Kingston, D. A., Fedoroff, P., Firestone, P., Curry, S., & Bradford, J. M. (2008). Pornography use and sexual aggression: The impact of frequency and type of pornography use on recidivism among sexual offenders. Aggressive Behavior, 34(4), 341-351. 41 Štulhofer, A., Buško, V., & Landripet, I. (2010).Pornography, sexual socialization, and satisfaction among young men.Archives of Sexual Behavior, 39(1), 168-178. 42 Paul, B. & Jae, W.S. (2008). Gender, Sexual Affect, and Motivations for Internet Pornography Use. International journal of sexual health, 20(3), 187-201.
40
2012 | Semua gara-gara video Ariel!
Bab III Metode Mengajukan pertanyaan udah, membaca temuan-temuan sebelumnya udah, tapi pertanyaan kita masi belum terjawab. Karena perpustakaan ngga punya jawaban, maka mau ngga mau kita mesti cari tau sendiri gimana pola konsumsi pornografi generasi muda Indonesia itu. Berarti langkah selanjutnya kita mesti siapin rencana dan segala peralatan untuk ngumpulin data. Kita mesti nyusun apa aja yang mau ditanyakan (istilah kerennya “instrumen penelitian”), terus nentuin siapa yang mau kita tanyain, kemudian gimana cara melakukannya, sampe cara mengolah data yang udah terkumpul. Ini semua disebut metode penelitian. Yuk kita mulai!
Siapa Yang Diteliti? Idealnya sebuah penelitian itu menggunakan responden yang sesuai dengan masyarakat yang ingin diteliti. Misalnya kita pengen meneliti pornografi pada remaja di Indonesia, respondennya mestinya adalah semua remaja di Indonesia. Tapi nyatanya penelitian-penelitian psikologi yang ada selama ini ngga mungkin melakukan itu. Gimana-gimana kan sebuah penelitian pasti terbatas waktu, dana, dan tenaga. Berapa puluh juta orang harus jadi responden kalo gitu caranya? Malah ngga selesai-selesai penelitiannya. Jadi diciptakanlah metode sampling, yaitu metode memilih responden yang sedikit, namun bisa mewakili masyarakat yang lebih luas. Asumsinya, untuk mengetahui air laut itu asin kita ngga perlu mencicipi seluruh air laut, cukup mencicipi satu tetes saja. (Air laut mah gampang, dimana-mana juga kurang lebih sama. Kalo manusia lebih beragam. Makanya samplingnya juga rumit.) Paling bagus adalah metode random sampling, yaitu memberikan kesempatan yang sama pada semua anggota masyarakat yang kita
41
2012 | Semua gara-gara video Ariel! tuju untuk jadi responden. Cara bisa bermacam-macam, dari yang paling basic, ngundi nomor, sampai bikin beberapa kategori baru diundi, dan lain sebagainya. Syaratnya kita harus punya daftar nama semua remaja Indonesia, trus tiap orang diberi kode nomor, trus diundi nomornya. Ini pun ngga mungkin dilakukan, soalnya susah banget ngumpulin nama seluruh remaja di Indonesia dengan lengkap. Makanya metode sampling yang dipakai di penelitian ini bukan metode random, tapi non-random. Jadi mencari siapapun yang mau jadi responden, asalkan dia adalah remaja Indonesia. Kurang bisa mewakili sih, tapi apa boleh buat. Daripada kita ngga punya penelitian sama sekali. Untuk mengurangi kejelekan metode ini, mesti disampaikan karakteristik responden penelitian ini sedetaildetailnya, sehingga pembaca bisa mengira-ngira sendiri kira-kira hasil penelitian ini cocoknya diterapkan pada masyarakat yang karakteristiknya seperti apa. Responden penelitian ini adalah 564 mahasiswa di Surabaya. Surabaya termasuk kota metropolitan yang cukup besar di Indonesia, kedua terbesar setelah Jakarta. Yang laki-laki 152 orang (27%), yang perempuan 410 orang (72,7%). Usianya berkisar antara 18 hingga 25 tahun, dengan rata-ratanya adalah 20,1 tahun. Kebanyakan statusnya lajang (53,5%) dan berpacaran (43,4%); sisanya ada yang bertunangan (1,1%) dan menikah (0,7%). Dari sisi tempat tinggal, kebanyakan tinggal dengan ortu (50,4%) dan ngekos (36%), sisanya (9,9%) tinggal dengan kerabat, seperti om/tante/kakek/nenek/sepupu/dll. Para responden ini rata-rata menghabiskan 13,3 jam per minggu buat akses internet. Jadi sehari sekitar 2 jam. Nampaknya responden kita ngga terlalu gaptek lah untuk urusan internet. Kalo rata-rata waktu yang dihabiskan untuk beribadah (baik sendiri maupun berkelompok) mereka ngakunya 7,5 jam per minggu. Jadi sehari sekitar satu jam. Cukup religius juga nih responden kita.
42
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Apa Aja Yang Ditanyain? Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menggambarkan fenomena pornografi di Indonesia selengkap-lengkapnya. Makanya ada banyak pertanyaan yang pengen diajukan ke responden. Tapi pertanyaan yang dibuat ngga bole sembarangan, mesti sesuai ama teori-teori tentang pornografi. Jadi to the point, ngga kemanakemana. Yang pertama ditanyain di penelitian ini adalah biodata dan informasi umum. Dari jenis kelamin, usia, status hubungan, tempat tinggal, rata-rata pake internet, sampe waktu yang dihabiskan untuk ibadah1. Trus pertanyaan tentang sikap dan perilaku seksual2. Responden ditanya menurut dia bole/ngga melakukan ciuman bibir, petting (meraba-raba bagian sensitif), oral seks (kontak alat kelamin dengan mulut), dan intercourse (penetrasi penis ke vagina). Abis itu ditanya lagi apa dia udah pernah ngelakuin. Trus, bagian yang paling utama adalah pertanyaan tentang konsumsi pornografi. Untuk bagian ini, kami pake kuesioner yang kami minta langsung ke Prof. Gert Martin Hald di Denmark. Kebetulan beliau adalah salah satu pakar terkemuka dunia di bidang pornografi. Ia menciptakan yang namanya Pornography Consumption Questionnaire (PCQ)3. Orangnya baik hati, jadi kami dikasi PCQ gratis untuk melakukan penelitian ini. Setelah kami pilihpilih dan pilah-pilah, jadinya pertanyaan yang dipake ini: Pernah ngga liat pornografi Usia berapa kamu pertama kali liat Kapan terakhir kali ngeliatnya Seberapa sering dan seberapa lama nontonnya Media apa yang dipake nonton Nontonnya dimana, sama siapa, sambil nonton ngapain aja (maksudnya melakukan aktivitas seks yang lain/ngga) Realistis/ngga sih seks yang ada di pornografi itu
43
2012 | Semua gara-gara video Ariel!
Bole/ngga sih nonton pornografi itu untuk orang di atas 18 tahun4 Khusus untuk video porno Ariel kurang lebih sama dengan pertanyaan di atas, cuma ditambahkan: o Sengaja/ngga nontonnya5 o Apa motivasinya6 (pengen tau, hubungan sosial, hiburan, kebiasaan, ato fantasi) o Perasaannya pas nonton o Video Ariel ini pornografi pertama yang diliat ato bukan
Setelah daftar pertanyaan yang mau ditanyain beres, sekarang waktunya mikirin gimana cara tanya ke respondennya, alias ngumpulin datanya.
Gimana Cara Ngumpulin Datanya? Setelah si peneliti mikir-mikir, kayaknya paling pas pertanyaanpertanyaan ini ditulis aja di kertas, kemudian responden disuruh ngisi. Ini namanya metode kuesioner. Soalnya kalo ditanya secara lisan, jangan-jangan nanti responden malu nge-jawabnya. Juga butuh waktu dan pewawancara yang banyak. Paling praktis emang pake kuesioner. Walaupun emang ada kelemahannya juga sih, yaitu kita harus menerima asumsi kalo responden tau tentang dirinya, dan mau ngisi dengan jujur. Biar responden mau ngisi dengan jujur, kuesionernya dibuat anonim yaitu ngga ada identitasnya. Kalo responden yakin identitasnya ngga akan diketahui, mestinya dia lebih berani ngejawab dengan jujur. Di kuesionernya juga dijelaskan “mohon diisi dengan jujur apa adanya”, kalo ngga ngerasa nyaman boleh dikosongi aja koq daripada bo’ong. Trus salah satu hal lain yang penting dalam etika penelitian adalah meminta persetujuan responden dengan sopan dan tanpa paksaan.
44
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Responden mesti dihargai haknya untuk menolak dong. Jadinya kami buatkan lembaran persetujuan sukarela (istilahnya “informed consent”) yang harus ditandatangani sebelum mengisi kuesioner. Tentunya setelah memberikan penjelasan yang memadai tentang maksud penelitian ini (makanya disebut informed). Lembar persetujuan ini terpisah dari kuesionernya, sehingga identitas responden tetep ngga bisa dicari ato dicocokkan dengan kuesionernya. Setelah semua siap, awal Juni 2011 (tepat setahun setelah video Ariel mendunia), kami pun berangkat menuju ke lokasi kampuskampus bersama beberapa asisten penelitian. Kalo ada mahasiswa yang kami temui, kami jelaskan, trus kami minta jadi responden. Kalo dia setuju, dia menandatangani, trus ngisi kuesioner deh. Setelah terkumpul semua, data diinput ke komputer sambil degdegan penasaran pengen tau hasilnya gimana. Setelah dianalisis pake metode statistik deskriptif, hasilnya bisa Temen-temen nikmati di bab selanjutnya.
Pustaka Acuan Bab Metode 1
Boivin, M. J. (1999).Religiosity measure.In P. C. Hill & R. W. Hood (Eds.), Measures of religiosity (pp. 307-310). Birmingham: Religious Education Press. 2 Kelly, G. F. (2006).Sexuality today: The human perspective (8thed.). New York: McGraw-Hill. 3 Hald, G. M. (2006).Gender differences in pornography consumption among young heterosexual Danish adults.Archives of Sexual Behavior, 35, 577585. 4 Carroll, J. S., Padilla-Walker, L. M., Nelson, L. J., Olson, C. D., Barry, C. M., & Madsen, S. D. (2008). Generation xxx: Pornography acceptance and use among emerging adults. Journal of Adolescent Research, 23(1), 6-30. 5 Ybarra, M.L., Finkelhor, D., Mitchell, K.J., & Wolak, J. (2009).Associations between blocking, monitoring, and filtering software on the home
45
2012 | Semua gara-gara video Ariel! computer and youth-reported unwanted exposure to sexual material online.Child Abuse & Neglect, 33(12), 857-869. 6 Paul, B. & Jae, W.S. (2008). Gender, Sexual Affect, and Motivations for Internet Pornography Use. International journal of sexual health, 20(3), 187-201.
46
2012 | Semua gara-gara video Ariel!
Bab IV Hasil & Bahasan Salah satu kepuasan terbesar seorang peneliti adalah ketika data sudah terkumpul dan mulailah terlihat jawaban atas pertanyaan yang diajukan di bab I. Ada temuan yang terasa biasa aja (udah diduga dari semula), ada pula yang mengagetkan dan mencengangkan - sama sekali ngga terduga. Di bab ini semua temuan akan kami paparkan. Dimulai dari pengalaman ngeliat pornografi secara umum, trus pornografinya Ariel, trus terakhir sikap dan perilaku dalam hal hubungan seksual.
Pornografi Secara Umum Kita mulai dari pertanyaan pertama, yaitu pernah ngga sih responden ngeliat pornografi. Kira-kira berapa banyak yah responden yang pernah? Data penelitian ini menunjukkan… 80,1% responden pernah ngeliat pornografi! Artinya, 4 dari 5 responden pernah liat pornografi. Kalo dipisah antara cowok dan cewek, datanya nunjukin kalo di antara responden cewek 74,6% pernah liat pornografi dan responden cowok 94,7%! Artinya sekitar 19 dari 20 cowok pernah liat pornografi! Waktu ditanya usia berapa pertama kali liat, jawaban responden bervariasi dari 5 tahun sampe 21 tahun. Rata-ratanya 15,6 tahun. Jadi kebanyakan dari mereka pertama kali liat pornografi sekitar SMP-SMA lah. Angka 80,1% ini sedikit lebih rendah dibandingkan dua penelitian sebelumnya yang dilakukan di Indonesia sih1,2. Tapi tetap aja angka ini tergolong tinggi. Di atas 80% lho. Pornografi kayaknya udah ngga bisa disangkal lagi deh keberadaannya di antara kita. Alih-alih berusaha menghalang-halangi remaja dari pornografi (atau menakut-nakuti supaya ngga liat), mungkin sudah waktunya pemerintah dan pendidik seks mengajarkan remaja gimana berurusan dengan pornografi - yang nyatanya udah lumrah di kalangan mereka saat ini. Daripada pornografi yang ngajarin
47
2012 | Semua gara-gara video Ariel! tentang seks itu apa, kan lebih baik guru/dokter/psikolog/dll yang ngajarin informasi yang bener tentang seks. Dan ngga bisa lagi cuman sekadar nakut-nakutin kalo pornografi dan seks itu berbahaya. Makin misterius biasanya makin bikin penasaran kan. Paling enggak sejak SMP lah udah dikasi pendidikan seks yang komplit… kan kebanyakan mereka pertama kali ngeliat pornografi sekitar usia 15an. Tapi kita juga mesti tetep kritis ngeliat data ini. Terutama karena definisi pornografi (yang dituliskan di bagian awal kuesioner) tergolong cukup luas, yaitu “semua materi audio-visual yang sengaja dibuat untuk merangsang orang yang melihatnya secara seksual”. Mereka yang cuma pernah melihat sekali seumur hidupnya juga tergolong “pernah melihat”. Kita perlu lebih dalam menelaah proses responden nonton pornografi ini deh.
Frekuensi, Durasi, dan Terakhir Kali Nonton Di kuesioner juga ditanya kapan terakhir kali (recency), seberapa sering (frequency), ama seberapa lama biasanya mereka nonton (duration) pornografi dalam 6 bulan terakhir. Dari data ini kita berharap bisa tau lebih detail, gimana sih pola responden nonton pornografi itu. Coba liat grafiknya di halaman sebelah sebelum ngelanjutin baca.
48
2012 | Semua gara-gara video Ariel!
49
2012 | Semua gara-gara video Ariel!
50
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Kalo durasi nontonnya, rata-rata dalam 6 bulan terakhir ini 1,31 jam per minggu (paling rendah ngga sampe 1 menit, paling tinggi 15 jam). Kalo cowok rata-ratanya 1,48 jam; sementara cewek 1,08 jam seminggu. Gimana pendapat Temen-temen tentang data ini? Kalo liat data keseluruhan sih kayaknya kita ngga perlu khawatir lah. Biarpun 80% lebih yang pernah ngeliat pornografi, tapi kebanyakan mereka lho ngeliatnya lebih dari setahun yang lalu (35,15%). Buat yang tetep ngeliat dalam 6 bulan terakhir juga kurang dari sebulan sekali aja koq ngeliatnya (43,42%). Durasinya juga ngga lama-lama… Seminggu cuman sejam aja. Jadi kayaknya mereka itu kebanyakan pernah nonton, tapi dikit-dikit aja, ngga sampe kecanduan gimanagimana. Eh, tunggu dulu… kita mesti ati-ati ngeliat datanya. Simpulan gitu mungkin hanya cocok untuk responden cewek deh. Coba liat bedanya grafik cowok ama cewek. Lumayan besar kan bedanya? Kebanyakan responden cowok nonton pornografi dalam seminggu terakhir (34,48%) dan sebulan terakhir (24,14%) lho. Frekuensinya juga lumayan tinggi, yaitu 1-2 kali seminggu (34,17%). Perbedaan cowok dan cewek dalam hal seksualitas emang bukan barang baru. Di bab II kita udah bahas kalo emang cowok lebih banyak nonton pornografi dibandingkan cewek kan. Yang terpenting adalah “kebiasaan” nonton pornografi (kalo 1-2x seminggu boleh kan disebut “kebiasaan”) ini sampe nge-ganggu kehidupan sehari-hari ngga? Kayak sekolah/kuliah, kerja, atau hubungan sosial. Keliatannya ada sih sebagian responden yang perlu penanganan khusus, terutama yang nontonnya lebih dari 5x seminggu dan di atas 10 jam itu tuh. Tapi kebanyakan ngga sebanyak itu koq.
51
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Konteks Sosial Pas Nonton Pornografi Lebih jauh lagi, gimana sih konteks sosial pas mereka nonton pornografi ini? Nontonnya lewat media apa, dimana, sama siapa, trus ngelakukan aktivitas seksual lain ngga pas nonton? Semoga dari sini kita bisa dapet gambaran lebih detail untuk ngertiin pola konsumsi pornografi responden kita nih.
Media - Keseluruhan (Cowok & Cewek) Majalah Lain-lain 6.10% 3.10% HP 19.20%
Internet 45.60%
DVD / CD 21.80%
52
2012 | Semua gara-gara video Ariel!
53
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Tuh kan… internet emang pasangan yang tepat buat pornografi! Ngga diragukan lagi, responden cowok maupun cewek semuanya paling banyak nonton pornografi lewat internet. Tapi DVD dan HP juga tetep banyak sih. Ngga sampe tersingkir sama sekali lah. Oya, kayaknya ada satu hal yang kami kelupaan pas bikin kuesioner deh. Opsi “HP” mestinya bisa overlap sama opsi “internet”. Zaman sekarang kan udah banyak HP yang bisa online. Jadi kasian responden yang liat pornografi lewat internet di HP pasti bingung ngejawabnya. Mau pilih internet atau HP. (Kritis sama diri sendiri gini penting juga lho. Ngga perlu malu kalo emang ada keterbatasan dalam penelitian kita. Ngga ada koq riset yang sempurna. Justru biar jadi masukan untuk penelitian selanjutnya.) Kalo dari sisi tempat dan dengan siapa nonton pornografi, paling banyak responden nonton sendirian di rumah. Pornografi kayaknya dinikmati responden untuk diri sendiri, entah itu karena pengen tau atau untuk merangsang diri sendiri. Yang kedua terbanyak adalah rame-rame sama temen-temen. Jadi lebih untuk have fun ramerame tuh keliatannya. Kata teori sih yang kedua ini bisa bikin kita bersikap liberal sama seks lho… Bikin kita jadi menganggap wajar apa yang ditonton itu. Nanti di bagian selanjutnya kita bisa liat kira-kira sikap seksual responden kita beneran jadi liberal apa ngga. Responden cewek di riset ini kebanyakan ngga melakukan aktivitas seksual lain pas liat pornografi (83,95%). Jadi pornografi ya cuma untuk diliat doang, ngga untuk diliat sambil “ngapa-ngapain” yang laen. Sementara responden cowok kebanyakan melakukan aktivitas seksual lain, tapi tergolong jarang (52,41%). Jadi ngga tiap kali liat pornografi, trus sambil bermasturbasi misalnya. Di antara yang ngaku pernah (baik selalu, sering, maupun jarang) mereka biasanya melakukan aktivitas seksual sendirian. Uniknya, responden cewek yang bilang melakukan aktivitas seksual bareng pasangan (40,91%) jauh lebih banyak dari responden cowok lho (8,65%). Kenapa yah? Jangan-jangan mereka diajak nonton pornografi oleh pasangannya? Atau mereka mungkin kurang suka menikmati seks sendirian? Kami
54
2012 | Semua gara-gara video Ariel! masih belum punya dugaan nih. Mungkin Temen-temen ada masukan? Kita rangkum bentar yah. Jadi sejauh ini kita udah temukan kalo responden banyak yang sudah liat pornografi. Kalo cewek, kebanyakan liat pornografinya jarang banget (ga sampe sebulan sekali), dan udah lebih dari setaon yang lalu. Kalo cowok, lumayan sering nontonnya (1-2x seminggu), bahkan sampe seminggu sebelum ngisi kuesioner juga masih nonton. Trus baik cowok maupun cewek nonton pornografi lewat internet, di rumah, dan sendirian. Kalo cewek hampir ngga pernah dibarengi aktivitas seksual lain, sementara cowok dibarengi aktivitas seksual lain cuman frekuensinya relatif jarang.
Video Porno Ariel Semua data di atas adalah konsumsi pornografi secara umum. Sekarang saatnya kita menggali tentang sebuah pornografi khusus yang jadi fenomena heboh di Indonesia, yaitu pornografi Ariel. Kira-kita lebih banyak ato lebih sedikit diliat ya dibandingkan pornografi secara umum? Trus apa bener kasus Ariel ini jadi “debut” (pertama kali) responden kita nonton pornografi? Well, check it out!
Pernah ngga kamu nonton video porno Ariel?
Pernah Ngga pernah
: 63,8% : 36%
55
2012 | Semua gara-gara video Ariel!
Nontonnya kapan? Berapa kali? (video ini pertama kali diupload akhir Mei 2010)
Juni-Juli 2010 Agustus-September 2010 November 2010-dst
Nonton 1x aja Nonton 2x Nonton 3x Nonton 4x Nonton 5x lebih
: 47,9% : 33,2% : 16,3%
: 52,6% : 28,5% : 8,6% : 1,7% : 8%
Liat sama siapa? Dimana?
Sama temen-temen Sendirian Sama seorang temen Kekasih Lainnya
Di rumah Di kampus Di rumah temen Lainnya
: 55,7% : 24,9% : 15,5% : 1,7% : 1,9%
: 33% : 31,6% : 17,7% : 17,5%
56
2012 | Semua gara-gara video Ariel!
Perasaanmu gimana pas liat?
Biasa aja Kaget Jijik Senang
: 39,9% : 17,9% : 11,4% : 5,4%
(4 jawaban tertinggi)
Kamu sengaja nyari video itu, atau ngga sengaja liatnya (misalnya tiba-tiba ditunjukin temen)?
Ngga sengaja Sengaja
: 56% : 42,7%
Apa sih sebenernya motivasimu liat video itu?
Curiosity (pengen tau) Hiburan Hubungan sosial Fantasi Kebiasaan
: 88,1% : 36,3% : 4,8% : 4,1% : 2,7%
57
2012 | Semua gara-gara video Ariel!
Pas nonton video itu, kamu melakukan aktivitas seksual lain ngga?
Ngga Jarang Sering Selalu
: 83,9% : 12,5% : 1,9% : 0,6%
Apa ini debut pornografimu? Ato sebelumnya udah pernah liat pornografi?
Ngga, sebelumnya udah pernah koq : 83,9% Yup, ini pornografi pertama saya : 15,8%
Gimana pendapatmu tentang data ini? Apakah kira-kira cocok dengan pengalaman teman-teman di sekitarmu? Kalo dibandingkan dengan pornografi secara umum sih video Ariel ini lebih sedikit ditonton sama responden kita. “Cuma” 63,8% yang pernah liat. Cukup tinggi, tapi masih kalah dengan pornografi secara umum yang mencapai 80,1%. Beberapa pola konsumsinya mirip dengan pornografi secara umum. Misalnya, kebanyakan responden ngeliat pornografi ini di rumah (33%), trus ngga/jarang dibarengi dengan aktivitas seksual lain (83,9%), meskipun besaran persentasenya sedikit beda. Tapi banyak juga yang beda sama pola konsumsi pornografi yang biasa lho. Yang jelas keliatan adalah with whom nontonnya. Kalo
58
2012 | Semua gara-gara video Ariel! pornografi biasa ditonton sendiri, video Ariel ini paling banyak ditonton rame-rame sama temen-temen (55,7%). Lokasi kampus di sini juga menempati posisi kedua tertinggi (28,5%) setelah rumah, padahal kalo di pornografi biasa kampus cuman menempati posisi kedua dari bawah (4,8%). Hmm… sepertinya pornografi Ariel ini polanya sedikit banyak beda deh dengan pornografi biasa. Jangan-jangan teori-teori tentang pornografi juga ngga bisa diterapkan untuk kasus Ariel ini kali yah? Karena ini adalah pornografi “jenis khusus” yang dikonsumsi dengan tujuan dan pola yang khusus pula. Responden kita keliatannya cukup gaul dalam mengikuti berita heboh ini, plus punya temen-temen yang sangat baik hati dan bersemangat berbagi info. Buktinya, 47,9% langsung nonton video Ariel dalam bulan pertama dan kedua video ini “dirilis”; baik yang sengaja nyari sendiri (42,7%) maupun yang ditunjukin temennya (56%). Mereka sih ngakunya sekadar pengen tau berita heboh ini (88,1%), jadi kayaknya video ini lebih untuk memuaskan rasa ingin tau daripada memuaskan nafsu. Lebih untuk gimmick daripada seks. Makanya kebanyakan Jangan-jangan yang responden cuman ngeliat 1x aja lebih perlu (52,6%) dan ngga ngapadikhawatirkan ngapain sambil liat (83,9%).
adalah pornografi
Yang sedikit bikin peneliti kaget adalah pengakuan responden kalo video Ariel ini BUKAN bukan video Ariel! debut pornografi mereka. Di antara responden yang pernah liat video Ariel, ternyata 83,9% ngaku ini bukan pertama kalinya liat pornografi. Cuman 15,8% yang bilang itu pertama kali. Perasaan waktu nonton juga biasa aja (39,9%). Wah wah.. Kalo gitu kekhawatiran para tokoh bangsa
secara umum,
59
2012 | Semua gara-gara video Ariel! terhadap video Ariel ini mungkin kurang pas kali yah… Janganjangan yang lebih perlu dikhawatirkan adalah pornografi secara umum, bukan video Ariel! Pornografi fenomenal ini cuman ujung gunung es yang keliatan, sementara yang ngga keliatan jauh lebih besaaaaar!
Sikap Dan Perilaku Seksual Kalo gitu gimana dengan sikap dan perilaku seksual responden kita ini? Cukup banyak di antara mereka yang sudah pernah liat pornografi lho, termasuk pornografinya Ariel. Kalo para tokoh bangsa kita mengkhawatirkan video Ariel dan pasanganpasangannya ini bakal bikin generasi muda jadi ikut-ikutan menyetujui dan melakukan seks bebas - kan Ariel melakukan itu bukan sama istrinya yang sah. Data penelitian ini kebetulan diambil tepat setahun setelah video Ariel, yaitu bulan Juni 2011. Setahun sudah berlalu, gimana sikap dan perilaku seksual mereka? Apakah jadi liberal dan mempraktekkan seks bebas? Seputar sikap seksual, ada tiga hal yang diungkap dalam penelitian ini. Yang pertama adalah pendapat mereka tentang seberapa realistis kah pornografi itu dibandingkan dengan seks di kehidupan nyata. Istilah kerennya “perceived realism”. Trus yang kedua adalah pendapat responden tentang boleh/ngga nya pornografi ditonton oleh orang dewasa di atas 18 tahun. Terakhir, responden ditanya boleh ngga sih melakukan kissing, petting, oral seks, dan intercourse di luar konteks pernikahan.
Kira-kira realistis ngga sih seks di pornografi itu?
Yuk berpikir kritis
Untuk perceived realism, responden disuruh memilih antara 1 sampai 9. Satu artinya pornografi itu sangat tidak realistis,
60
2012 | Semua gara-gara video Ariel! sembilan artinya pornografi itu gambaran yang sangat realistis tentang seks. Lima artinya netral. Hasilnya, rata-rata skor responden adalah 4,54. Artinya mereka relatif ragu-ragu alias bingung sebenernya pornografi itu realistis ato enggak. Gimana menurut temen-temen? Kira-kira realistis ngga sih seks di pornografi itu? Atau itu sangat tergantung pornografi yang diliat seperti apa? Temuan lain yang juga bikin peneliti terkejut adalah ketika responden ditanya setuju ngga sih kalo pornografi boleh ditonton oleh orang dewasa di atas 18 tahun. Pilihannya ada empat: sangat setuju, setuju, ngga setuju, dan sangat ngga setuju.
Orang Dewasa Boleh Ngga Nonton Pornografi? Sangat Tidak Setuju 6.70% Tidak Setuju 17.46%
Sangat Setuju 9.70%
Setuju 66.14%
Ternyata jawaban terbanyak adalah setuju dan sangat setuju! Jika dijumlahkan, lebih dari 75% responden menyetujui pendapat bahwa orang dewasa mestinya boleh nonton pornografi! Ini jelas bertentangan dengan undang-undang anti-pornografi yang berlaku di negara kita lho. Mengapa bisa begitu yah? Dugaan peneliti, mengingat banyaknya responden yang udah pernah ngelihat pornografi (dan sangat mungkin tidak merasakan dampak negatif apa-apa) maka supaya perilakunya sejalan dengan sikapnya, ya dipilih aja sikap menyetujui. Di dunia psikologi, ini dikenal dengan istilah disonansi kognitif, yaitu seberapa konsisten sikap dan perilaku seseorang.
61
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Konsistensi sikap dan perilaku ini bisa kita liat juga di pertanyaan selanjutnya. Responden ditanya sikapnya (setuju/ngga) pada aktivitas seksual di luar pernikahan, kemudian ditanya perilakunya gimana (pernah/ngga). Hasilnya, lumayan konsisten sih… Coba cermati tabel berikut ini: Sikap: Boleh/Ngga Seks di Luar Nikah itu? Kissing Petting Ngga Boleh Banget Keseluruhan 13.79% 34.21% Cowok 11.33% 22.52% Cewek 14.98% 38.83% Ngga Boleh Keseluruhan 30.02% 41.71% Cowok 30.67% 46.36% Cewek 29.95% 41.02% Boleh Keseluruhan 49.39% 20.24% Cowok 48.00% 27.81% Cewek 50.97% 17.96% Boleh Banget Keseluruhan 5.58% 2.44% Cowok 10.00% 3.31% Cewek 4.11% 2.18%
Oral Sex
Intercourse
57.07% 45.70% 61.84%
67.36% 59.60% 71.01%
32.11% 39.07% 30.19%
23.56% 28.48% 22.22%
7.15% 11.26% 5.80%
5.24% 9.27% 3.86%
2.62% 3.97% 2.17%
2.79% 2.65% 2.90%
Perilaku: Pernah/Ngga Ngelakuin Seks di Luar Nikah? Kissing Petting Oral Sex Ngga Pernah Keseluruhan 55.32% 79.06% 89.18% Cowok 58.28% 74.17% 86.09% Cewek 55.23% 82.89% 92.21% Pernah Keseluruhan 43.11% 19.02% 9.25% Cowok 41.72% 25.83% 13.91% Cewek 44.77% 17.11% 7.79%
Intercourse 91.97% 88.08% 95.61% 6.28% 11.92% 4.39%
Berbeda dengan sikap tentang pornografi, ternyata kebanyakan responden memiliki sikap yang konservatif lho terhadap aktivitas
62
2012 | Semua gara-gara video Ariel! seks di luar nikah. Kalo kissing sih masih banyak yang bilang bole; tapi untuk petting, oral seks, apalagi intercourse kebanyakan responden bilang itu “ngga boleh” en “ngga boleh banget”. Dan kabar baiknya, responden kita nunjukin konsistensi dengan perilakunya. Kebanyakan bilang ngga pernah ngelakuin aktivitas seksual, dari kissing, petting, oral seks, dan terutama intercourse. Hebat! Misalnya nih, kita jumlahkan responden yang bilang “ngga boleh” + “ngga boleh banget” untuk intercourse, hasilnya 90,92%. Kalo dibandingkan dengan responden yang ngaku ngga pernah ngelakuin intercourse (91,97%), kurang lebih cocok kan? Perbedaan cowok dan cewek tetep terlihat di data ini. Gimanagimana cowok tetep lebih liberal dari cewek, meski secara umum ya masih tergolong konservatif sih. Pustaka Acuan Bab Hasil & Bahasan 1
Hariyanti, D. (14 Juli 2011).97 persen pelajar akses pornografi.Jurnas.Diunduh 2 November2011, dari http://www.jurnas.com/news/34378 2 Supriati, E., & Fikawati, S. (2009). Efek paparan pornografi pada remaja SMP negeri kota Pontianak tahun 2008. Makara Sosial Humaniora, 13(1), 4856.
63
2012 | Semua gara-gara video Ariel!
Bab V Penutup Simpulan Biarpun pornografi sudah banyak sekali merebak di antara generasi muda (bukan berarti generasi tua bebas lho, kita cuman belum punya datanya aja), tapi hal itu ngga otomatis bikin generasi muda jadi menyetujui dan melakukan free sex. Mungkin butuh waktu lebih panjang – taruhlah 5-10 tahun lagi – dari menonton, hingga mengubah sikap, terus mempraktikkannya. Atau jangan-jangan emang menonton saja ngga akan bisa mengubah sikap dan perilaku? Masih belum terjawab… Butuh penelitian selanjutnya selama 5-10 tahun ke depan. Kalo dari penelitian ini sih video Ariel lebih bersifat infotainment daripada porno. Dan video porno Ariel ini bukan pornografi pertama yang mereka liat juga. Kayaknya pornografi secara umum lebih perlu dikhawatirkan. Atau mungkin justru korupsi yang lebih perlu dikhawatirkan? Yang lebih menghancurkan moral bangsa, memiskinkan, membodohkan, dan membunuh banyak rakyat jelata? Mungkin aja…
Keterbatasan Bagaimanapun juga sebuah penelitian pasti memiliki keterbatasan. Ngga ada penelitian yang paling sempurna, dapat diaplikasikan ke semua manusia, di semua negara, semua zaman, dan semua keadaan (kalo ada mah lebih pas disebut kitab suci daripada penelitian kali). Pasti ada keterbatasan-keterbatasan yang harus diakui oleh si peneliti sendiri. Juga penelitian ini, masih banyak keterbatasannya. Yang paling penting adalah keterbatasan dalam dua hal: sampling bias dan
64
2012 | Semua gara-gara video Ariel! measurement bias. Maksudnya sampling bias adalah ketidakakuratan dalam memilih sampel. Responden dalam penelitian ini jelas TIDAK BISA DIANGGAP mewakili generasi muda Indonesia. Jadi mesti berhati-hati untuk menggunakan temuan ini pada kelompok masyarakat yang berbeda. Misalnya pada siswa SMA atau SMP, atau pada pemuda desa, atau pada mahasiswa di kota kecil; sangat mungkin temuan dan simpulannya berbeda. Measurement bias, atau bias pengukuran, adalah kekeliruan instrumen penelitian dalam memotret realita. Meski udah berusaha diatasi dengan anonimitas, penelitian ini toh masih rentan terhadap efek orang ketiga, atau kecenderungan untuk menjawab sesuai norma masyarakat. Metode kuesioner kan emang mengandalkan pengakuan dari responden sendiri. Bisa aja mereka malu ngaku kalo pernah having sex jadi mereka ngga jujur mengisinya (tapi berani jujur kalo pernah nonton pornografi). Bisa aja kan… Intinya, hati-hati deh menggunakan temuan penelitian Pengetahuan kita masih belum sempurna dan belum lengkap.
ini.
Saran Dari hasil penelitian ini bisa disarankan beberapa hal yang mungkin berguna buat beberapa pihak. Buat temen-temen muda penikmat pornografi, coba dikira-kira seberapa parah konsumsi pornografimu kalo dibandingkan sama responden penelitian ini. Jarang-jarang lho kamu bisa “mendengarkan sharing” 564 orang tentang pornografi. Kalo kamu ngerasa kamu parah banget dan pornografi sampe mengganggu kehidupanmu, saatnya kamu mencari bantuan. Jangan sendirian. Dimana-mana kalo kambing sendirian di tengah utan pasti gampang diterkam macan. Find help! Ada banyak bantuan professional yang bisa diperoleh koq. Hubungi penulis juga bole.
65
2012 | Semua gara-gara video Ariel! Buat temen-temen muda yang pernah dan masih melakukan (atau berencana melakukan) hubungan seks di luar nikah, monggo dipertimbangkan konsekuensi-konsekuensi yang bakal dialami. Kalo konsekuensi secara kesehatan sih temen-temen udah pasti harus tahu lah. Jangan sampe menikmati seks trus kena penyakit kan. Ato hamil di luar rencana. (Kalo mau bandel monggo, tapi yang agak cerdas dikit dong.) Tapi ada konsekuensi lain yang juga perlu dipikirin, misalnya konsekuensi sosial karena temen-temenmu kebanyakan masih perjaka dan perawan lho. Sangat mungkin seks sebelum nikah berdampak pada rusaknya “nilai jual“mu di pasar cinta, perasaan berdosa, maupun rendah diri; karena hal itu masih sangat aneh di antara temen-temenmu. Cuma 6,28% dari responden yang pernah lho. Buat pendidik dan orangtua yang concern sama pornografi dan remaja, ada beberapa temuan yang mungkin bermanfaat; misalnya lokasi responden menonton pornografi, media yang digunakan, dan juga dengan siapa mereka menontonnya. Tentu mengetahui fakta ini bukan berarti kita bisa ngobrol dengan mudah sama mereka. Komunikasi seksual adalah keterampilan tersendiri yang harus dipelajari. Ada banyak buku dan website yang bisa membantu Om-om dan Tante-tante untuk melatih keterampilan ini. Kecuali kita memilih bersikap cuek dan berasumsi remaja akan tau sendiri tentang seks (kayaknya opsi ini perlu dihindari deh, kecuali kita percaya pornografi adalah guru seks yang baik untuk mereka). Untuk pemerintah dan pembuat kebijakan, gimana kalo dibikinin kurikulum pendidikan seks yang terstandar secara nasional, topiknya lengkap, dan pendekatannya mencerdaskan? Daripada pornografi yang ngajarin generasi muda, mending guru mereka yang ngajarin kan. Soalnya sepandai-pandainya filter internet, setegas-tegasnya aparat kepolisian, sekenceng-kencengnya ancaman dosa dari pemimpin agama; nampaknya ngga akan pernah deh bisa 100% menjauhkan remaja dari pornografi. Lha cuma sejauh satu
66
2012 | Semua gara-gara video Ariel! klik di kamar aja koq. Benteng internal yang sifatnya kritis-mendidik lebih perlu dibangun. Akhir kata, semoga bangsa kita makin jadi bangsa yang cerdasseksual ya! Amin…
67