Halaman
www.betterwork.org/indonesia
Better Work Indonesia Betterworkindo
Daftar Isi: 2 Survei Dampak Better Work Mengungkapkan Keprihatinan Para Pekerja Pabrik Terhadap Kondisi Kerja dan Kehidupan 2 Pertemuan Tingkat Dunia bagi Enterprise Advsiors: Bandung, Mei 2012, Indonesia 3 SMS Progam: Survei Akhir dari Inisiatif Informasi, Pendidikan dan Komunikasi Berbasis Ponsel bagi Pekerja Pabrik
Halaman
3 Tindak Lanjut 4 Mempromosikan Kebijakan dan Program yang Tepat Tentang HIV dan AIDS di Tempat Kerja 5 Sorotan: Cerita CSR dari PT Dream Sentosa 6 Photo Bank
Disclaimer: Isi dari newsletter ini adalah untuk tujuan informasi umum saja. Better Work tidak membuat pernyataan atau jaminan apapun, tersurat maupun tersirat, mengenai akurasi, kelengkapan, kesesuaian keandalan, atau ketersediaan sehubungan dengan informasi yang diberikan.
Survei Dampak Better Work Mengungkapkan Keprihatinan Para Pekerja Pabrik terhadap Kondisi Kerja dan Kehidupan
Pertemuan Tingkat Dunia bagi Enterprise Advisors: Bandung, Mei 2012, Indonesia
Better Work melakukan dampak survei untuk mempelajari dampak perkembangan yang lebih luas dari pelayanan Better Work terhadap perusahaan dan pekerja.
Better Work dan Better Factories Program yang berasal dari 7 negara berkumpul di pertemuan tahunan tingkat dunia yang kedua pada tanggal 08-11 Mei di Bandung, Indonesia.
Melalui kemitraan antara Better Work dan Tufts University di Amerika Serikat, Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada, penelitian ini mengkaji kehidupan pekerja di dalam dan di luar pabrik untuk menyingkapkan informasi penting yang dapat menjelaskan permasalahan bisnis yang berguna bagi pendekatan Better Work untuk bisnis dan pengembangannya.
55 Enterprise Advisor secara aktif membahas cara-cara meningkatkan layanan inti Better Work. Topik yang dibahas termasuk model pendampingan terbaru dan format laporan, menghubungkan pelatihan untuk pelayanan pendampingan, lembur berlebihan dan pembukuan ganda, penilaian diri dan kepekaan budaya.
Dengan menggunakan methodologi Audio Computer Assisted Self Interview atau (ACASI), data awal tentang berbagai topik dari 42 pabrik dapat dikumpulkan termasuk didalamnya kesehatan dan dan kesehatan kerja, sistem dan hubungan kerja, kompensasi, serta kesehatan pekerja dan kesejahteraannya.
Banyak kegiatan dan diskusi yang diselenggarakan dalam kelompok kecil untuk mendorong interaksi dan tukar pikiran. Beberapa tim dari negara lain memimpin kegiatan permainan untuk mengeksplorasi jenis-jenis alat yang digunakan untuk penilaian dan pendampingan di pabrik-pabrik. Sesi-sesi terpisah juga diorganisir yang memungkinkan peserta untuk memilih untuk menghadiri salah satu sesi yang mereka minati, termasuk pembinaan dan keterampilan memfasilitasi, pelecehan seksual, penyelidikan FOA serta berbagi pengetahuan.
Temuan dari data dasar meliputi: • 53,5 persen pekerja melaporkan sering menderita kehausan parah atau setiap hari; • 47,6 persen pekerja khawatir dengan keadaan yang panas; • Pekerja juga mengalami adakalanya gejala berikut, sering atau setiap hari: kelelahan berat (42,1 persen), nyeri perut (30,6 persen), pusing (41,5 persen); kepala, sakit punggung, atau leher (46 persen); • 59,2 persen pekerja melaporkan masalah dengan peralatan berbahaya dan cedera; 72,7 persen melaporkan permasalahan dengan kecelakaan dan cedera; • 71,5 persen pekerja menujukan perhatian terhadap pembayaran upah (71,5 persen); pemotongan gaji berlebih (84,1 persen); kompensasi bentuk lain (45,6 persen); upah rendah (83,2 persen); kebingungan tentang tingkat potongan (58,3 persen); • 65,2 persen pekerja melaporkan telah menjadi anggota serikat pekerja; 51,0 persen melaporkan telah terwakili melalui perjanjian kerja bersama; • 85,2 persen, pekerja melaporkan kekhawatiran tentang pelecehan seksual; 79,3 persen khawatir tentang pelecehan verbal seperti berteriak atau bahasa yang vulgar; dan 87,4 persen khawatir terhadapa kekerasan fisik seperti memukul atau mendorong. Pelayanan pelatihan dan pendampingan Better Work Indonesia bertujuan untuk membangun kapasitas dari manajemen pabrik dan komite K3 untuk mengatasi permasalahan tersebut, baik untuk mengurangi permasalahan terkait maupun untuk mencegah masalah yang sama yang mungkin akan timbul di masa depan, selain itu juga untuk mempromosikan solusi berkelanjutan bagi perusahaan dan pekerja. Penelitian selanjutnya untuk mengevaluasi dampak program melalui penilaian terhadap hal terkait dengan kinerja perusahaan, pembangunan ekonomi dan pembangunan manusia. Better Work akan menggunakan hasil tersebut untuk mendukung peningkatan program.
EA Summit 2012. Mohamad Anis Nugraho, Enterprise Advisor asal Indonesia turut serta dalam sebuah sesi tentang kultural stimulasi. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian acara EA summit 2012 lalu yang diadakan di Indonesia.
2
“Saya sangat menyukai suasana belajar dan berbagi diantara kita. Energi yang dirasakan sangat fantastis!” ujar Nthambeleng Molise, seorang Enterprise Advisor dari Lesoto. “Menambah dinamis, kami memiliki fasilitator eksternal,Rob hale, yang membawa kami untuk berpikir kreatif dan memahami tentang bagaimana kita dapat mempengaruhi pertemuan PICC hanya dengan cara kita menampilkan diri, mengekspresikan perasaan kita dan membangun energi yang saling berhubungan, “kata Lyno Vuth, seorang Knowledge Management Officer dari Vietnam. Secara keseluruhan, para Enterprise Advisor setuju bahwa mereka benar-benar menemukan pengalaman yang berguna dan menyenangkan. “Saya pasti akan menggunakan ilmu yang didapat disini dalam berbagai sesi pendampingan di pabrik,” ucap seorang Enterprise Advisor dari Indonesia, Andre Florens Daniel. “Dan pengalaman paling mengesankan adalah ketika pertunjukan seni dari Kamboja dan pertunjukan angklung, “ ujar Andre menambahkan. Sampai bertemu kembali tahun depan!
SMS Progam: Survei Akhir dari Inisiatif Informasi, Pendidikan dan Komunikasi Berbasis Ponsel bagi Pekerja Pabrik
Komunikasi melalui Perangkat jejaring sosial dan ponsel terlihat sebagai salah satu cara yang effektif untuk memperluas dan meningkatkan kesadaran kepada masyarakat luas, termasuk pekerja di pabrik garmen. Didukung oleh H & M, BetterWork Indonesia baru-baru ini menjalankan sebuah program berbasis ponsel di dua pabrik yang berlokasi di wilayah Jabotabek. Antara bulan Januari dan April 2012, Better Work Indonesia melalui sebuah program inisiatif yang bertajuk Informasi, Pendidikan dan Komunikasi (Information, Education and Communication, IEC) Berbasis Ponsel berhasil berkomunikasi dengan 700 pekerja pabrik tentang berbagai masalah yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), hak-hak dan tanggung jawab pekerja serta praktikpraktik terbaik di tempat kerja. Dalam rangka menilai efektifitas program sms tersebut, Better Work Indonesia mengadakan sebuah survei akhir. Survei tersebut dilakukan melalui dua cara: 1) angket pertanyaan dan 2) wawancara dengan beberapa pekerja yang dipilih secara acak dari masing-masing pabrik. Berdasarkan hasil dari survei akhir tersebut, para pekerja menyetujui bahwa program berbasis ponsel ini yang dilakukan oleh Better Work Indonesia berguna untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman para pekerja terkait dengan masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Para pekerja mengungkapkan penghargaan mereka terhadap program insiatif tersebut dan menyatakan bahwa mereka berharap agar program tersebut dapat berlanjut, walaupun masa percobaannya telah selesai. Lebih dari itu, melalui penyebaran informasi lewat SMS tersebut, para pekerja merasa dihargai oleh perusahaan tempat mereka bekerja.
Dyah Larasati, seorang peneliti independen yang membantu Better Work Indonesia selama proses survei tersebut menyatakan, “Adalah suatu kebanggan untuk dapat menjadi bagian dari program inisiatif IEC, saya telah terlibat dalam dua survei – survei awal sebelum pesan dikirimkan kepada pekerja serta survei akhir dari inisiatif IEC. Saya melihat kemajuan yang positif dari kesadaran pekerja berkaitan dengan beberapa permasalahan K3 ditempat kerja setelah Better Work Indonesia mengirimkan pesan. Saya pikir ini adalah inisiatif yang inovatif dan sangat efektif untuk menjangkau para pekerja pabrik apabila kegiatan serupa dapat dilaksanakan di masa mendatang dengan melibatkan lebih banyak pabrik lagi.” Larasati juga menyebutkan bahwa melalui inisiatif IEC ini kesadaran para pekerja pabrik tentang isu K3 meningkat; inisiatif ini juga berhasil dalam meningkatkan hubungan kerja antara pekerja dan manajemen. Selain itu, kegiatan ini juga telah meningkatkan kesadaran pekerja dan manajemen akan praktikpraktik terbaik di tempat kerja. Dalam laporannya, Larasati memberikan rekomendasi untuk meneruskan program SMS ini dan juga memperkenalkan cara inovatif lain untuk berbagi informasi dengan menggunak berbagai jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan YouTube. Melihat kesempatan tersebut, Simon Field, Manajer Program Better Work Indonesia ingin mendorong partisipasi yang lebih lagi dari rantai pasokan global di Indonesia dalam program IEC Better Work. Field berkata,”Karena ponsel memegang peran penting dalam kehidupan para pekerja garmen, Better Work sedang menjajaki kemungkinan ponsel dapat dipakai sebagai cara alternatif yang memungkinkan pekerja untuk mendapatkan informasi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.
Tindak Lanjut Dalam rangka menindak lanjuti Survei Akhir untuk inisiatif Informasi, Pendidikan dan Komunikasi (Information, Education, and Communication, IEC) berbasis ponsel, Better Work Indonesia membuat sebuah halaman di Facebook yang bernama Better Work Indonesia. Tujuan dari pembuatan Facebook Better Work Indonesia ini adalah untuk membangun dasar yang konstruktif agar dapat menyebarkan berbagai informasi terkini seperti Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan praktik-praktik yang baik di tempat kerja, khususnya bagi para pekerja. Baru-baru ini Better Work Indonesia memperingati hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja di bulan April 2012. Untuk mengetahui lebih jauh makna dari hari tersebut, Better Work Indonesia menyelenggarakan serial kompetisi untuk meningkatkan kesadaran tentang isu K3 di tempat kerja, melalui Facebook, seperti lomba photo dan kuis online. Kompetisi ini telah menarik perhatian publik tidak hanya pekerja garmen. Pemenang dari lomba photographi ini mendapatkan sebuah digital kamera, sementara para pemenang dari kuis online ini mendapatkan gratis ponsel. Desi Sapari dari PT Citra Abadi Sejati Cileungsi telah terpilih sebagai pemenang dalam lomba photographi. Ketika mengunjungi kantor Better Work Indonesia, Sapari menyebutkan, “Saya sangat
senang karena photo saya terpilih menjadi salah satu photo terbaik dan saya dapat memenangkan kompetisi ini. Mulai dari sekarang, saya akan selalu mengunjungi Facebook Better Work Indonesia dan mendapatkan banyak informasi dan pengetahuan untuk pengembangan diri saya.” Better Work Indonesia juga menerima banyak pernyataan penghargaan dari para pemenang kuis online. Nalom Pakpahan menyatakan dalam surat yang ia tulis kepada Better Work Indonesia untuk selalu mendukung program Better Work Indonesia, dan akan secara teratur mengunjungi halaman Facebook milik Better Work Indonesia untuk mendapatkan informasi mengenai isu K3 yang terbaru. Peserta kuis yang lain, Evi Arifah, menulis, “Terima kasih tim Better Work Indonesia. Saya telah menerima hadiahnya. Saya mengharapkan yang terbaik bagi Better Work Indonesia. Kini, halaman Facebook milik Better Work Indonesia memiliki lebih dari 20,000 pengunjung, dengan adanya berbagai kegiatan yang telah direncanakan diharapkan jumlah pengunjung akan terus bertambah. Kami berharap media online ini dapat terus mendukung perkembangan pendidikan bagi pekerja di dunia industri garmen di Indonesia.
3
Mempromosikan Kebijakan dan Program yang Tepat tentang HIV dan AIDS di Tempat Kerja “Tahukah Anda bahwa kita dapat hidup berdampingan dengan penderita HIV? HIV tidak dapat ditularkan melalui: jabatan tangan, pelukan, pemakaian alat makan dan minum, pemakaian peralatan kerja bersama, gigitan nyamuk, air liur, keringat?” Pesan ini bersama dengan informasi lain yang serupa, telah dihantarkan melalui ponsel kepada 3750 pekerja pabrik beberapa minggu lalu, kegiatan ini merupakan bagian dari program sosial media Better Work Indonesia. Pesan-pesan yang berisi informasi mengenai HIV, fakta-fakta yang menghapus mitos dan pengertian yang salah mengenai HIV, serta praktik-praktik terbaik yang berkaitan dengan HIV telah sebarkan melalui SMS, Facebook dan Twitter. Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat pesan yang telah disampaikan oleh para pelatih bagi para pekerja pabrik yang barubaru ini mengikuti pelatihan HIV dan AIDS yang diselenggarakan oleh Better Work Indonesia. Menurut Rekomendasi ILO 200 dan Keputusan Menteri No. 68/2004 tentang Pecegahan HIV dan AIDS di tempat kerja, perusahaan bertanggung jawab untuk menyediakan akses bagi pencegahan HIV dan AIDS, perawatan serta pengobatan bagi para pekerjanya. Oleh karena itu, tujuan dari Better Work Indonesia melakukan sesi pelatihan ini agar dapat meningkatkan kapasitas perusahaan serta meningkatkan pengertian dan komitmen perusahan dalam merancang dan mengimplementasikan kebijakan dan program tentang HIV dan AIDS yang sensitif di tempat kerja. Dibuat berdasarkan modul pelatihan Better Work Haiti, program ini bekerja sama dengan Yayasan Kusuma Buana dalam mengelola dua sesi pelatihan di bulan April dan Mei untuk 40 personil dari tujuh pabrik yang terdiri dari manajer pabrik dan pekerja pabrik. Pada tanggal 17 April sebuah sesi setengah hari telah diadakan dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran tentang permasalahan utama tentang HIV dan AIDS di tempat kerja termasuk cara pencegahan yang efektif, perawatan dan pengobatan bagi pekerja yang menderita HIV; dan pentingnya mengembangkan kebijakan dan program yang layak serta lebih sensitif terhadap HIV dan kesehatan. Para peserta sesi tersebut adalah para direktur pabrik manajer dan penyelia.
kami mendapatkan jumlah peserta lebih dari yang diharapkan. Setiap pabrik berdiskusi tentang rencana yang inovatif, nyata dan kongkrit serta memberikan rekomendasi dalam konteks perusahaan masing-masing. Saya sungguh berharap agar hasil dari pelatihan ini akan dapat digunakan sebagai sebuah strategi untuk mengembangkan dan melaksanakan program dan peraturan di setiap pabrik, dan saya percaya bahwa alumni dari pelatihan ini akan menjadi agen perubahan yang baik Better Work mengharapkan agar pelatihan ini dapat meningkatkan kesadaran atas permasalahan HIV dan AIDS di tempat kerja, pentingnya menyusun program di tempat kerja dalam rangka menangani dampak yang ada; serta meningkatkan pengetahuan akan adanya hubungan yang penting antara HIV dan AIDS serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja; dan untuk mendukung hak dasar di tempat kerja serta mengurangi diskriminasi dan stigmatisasi terhadap orang yang hidup dengan HIV. Fakta Indonesia salah satu negara yang memiliki tingkat pertumbuhan HIV dan AIDS yang paling cepat di Asia. Data dari Strategi dan Rencana Aksi Nasional HIV dan AIDS 2010 - 2014 memperkirakan bahwa percepatan orang yang hidup dengan HIV (ODHA) akan bertambah dua kali lipat dari 227.700 pada 2008 menjadi 501.400 pada tahun 2014. Tingkat pertumbuhan yang cepat dan skala infeksi HIV dan AIDS membutuhkan perhatian dan perawatan yang lebih serta pengobatan ODHA dan keluarga mereka, dan juga kebutuhan penting untuk pencegahan yang efektif. Pada tahun 2001, ILO mengeluarkan Kaidah ILO tentang HIV dan AIDS di dunia kerja yang menyediakan seperangkat pedoman untuk mengatasi epidemi HIV dan AIDS melalui perlakukan yang adil dan pencegahan yang efektif terhadap HIV dan AIDS di tempat kerja. Pada tahun 2003, Deklarasi Tripartit untuk Memerangi HIV dan AIDS di Dunia Kerja di Indonesia ditanda-tangani oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kamar Dagang Indonesia, Asosia Pengusaha Indonesia, APINDO dan tiga konfederasi serikat pekerja, KSPI, KSPSI dan SBSI. Keputusan Menteri No. 68/2005 tentang Pencegahan HIV dan AIDS di Tempat Kerja yang kemudian diumumkan telah memperkayakan inisiasi dan program yang dilakukan oleh konstituen tripartit, serta LSM dan mitra lainnya.
Pada tanggal 15 dan 16 May, sebuah pelatihan telah dilaksanakan bagi para manajer pabrik dan pekerja. Topik-topik yang dibahas termasuk mengurangi diskriminasi dan stigmatisasi terhadap orang dengan status HIV yang sebenarnya dan orang yang diduga mengidap HIV dan juga mengembangkan suasana kerja yang sehat untuk mencegah penularan HIV; mendukung dialog sosial dan kerjasama antara pengusaha, pekerja dan pemerintah; dan untuk meningkatkan kapasitas teknik personalia perusahaan dalam menangani permasalahan yang berkaitan dengan HIV di tempat kerja. Peserta pelatihan ini termasuk perwakilan dari HR, Kepala Keamanan, Dokter di Klinik perusahaan, perwakilan dari P2K3, anggota dari unit pelatihan perusahaaan dan wakil dari serikat pekerja. Para peserta dilatih untuk merancang peraturan yang sensitif terhadap HIV serta implementasi program pelatihan dan pendidikan tentang HIV dan AIDS di perusahaan masingmasing. Seorang peserta pelatihan memberikan komentar di Facebook. “Saya sangat senang karena manajer saya mengutus saya untuk menghadiri acara ini. Terima Kasih untuk Pak Richard dari ILO Bangkok dan untuk seluruh tim Better Work yang telah menyelenggarakan pelatihan ini”. Risya Ariyani Kori, Petugas Program untuk HIV dan AIDS dari ILO, berkata, “Saya kagum atas antusiasme dari para peserta dan 4
Pelatihan Pencegahan HIV dan AIDS di Tempat Kerja – para peserta sedang melakukan kegiatan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan permasalah HIV dan AIDS di tempat kerja
4
Sorotan: Cerita CSR dari PT Dream Sentosa “Mimpi untuk semua” bukan merupakan sebuah tema saja, tetapi sebuah komitmen kepada karyawan bahwa PT Dream Sentosa Indonesia (DSI) turut serta bergerak untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteran para pekerjaanya. Ibu Etty Herawati, CSR Manager yang telah bekerja bersama dengan perusahaan ini selama 9 tahun, menyatakan, “Nilai yang utama dari PT DSI adalah Para pegawainya.” Memiliki lebih dari 9.000 pekerja pembuat garmen untuk industri ekspor, PT DSI adalah salah satu pabrik terbesar yang terdaftar di Better Work Indonesia. Memperhatikan sejumlah besar angkatan kerja tentu saja memiliki banyak tantangan, namun hal tersebut harus dilakukan dengan semangat dan hal ini merupakan investasi pabrik untuk memenuhi kebutuhan karyawan. Di bulan Mei lalu, para pekerja pabrik di PT DSI menerima pemeriksaan gratis check-up gigi dari sebuah tim sukarelawan dokter gigi dari Korea. Minggu pengobatan gigi gratis ini termasuk pemeriksaan X-ray, pembersihan karang gigi, pencabutan dan penambalan. Sebagai bagian dari kegiatan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility, CSR), PT DSI bekerjasama dengan Korea University Guro Hospital dalam memberikan pelayanan tersebut dalam rangka membuktikan komitmen perusahaan terhadap para pegawainya. Para pekerja yang menerima manfaat dari pelayanan gigi gratis ini mengharapkan agar program ini terus berlanjut. Bapak Suyanto, seorang pekerja di bagian finishing, berkata, “Saya sungguh merasa sangat terbantu dengan adanya pelayanan gigi gratis. Saya sungguh berharap agar program ini dapat terus berjalan untuk waktu yang lama.“ Ibu Pujiyati yang bekerja dibagian ironing menambahkan bahwa ia sangat senang karena dapat berpartisipasi dalam kegiatan CSR, dan merasa bahwa program ini telah menunjukkan betapa perusahaan menghargai para pekerjanya. Selain pelayanan gigi gratis, pabrik juga mengoperasikan klinik kesehatan di tempat kerja yang memiliki berbagai fasilitas seperti ruang bidan, ruang medical check-up, ambulans, ruang observasi bagi pekerja pria dan wanita. Fasilitas ini tidak hanya menyediakan pelayanan kesehatan gratis, tetapi juga memberikan ketenangan bagi para pekerja karena mengetahui bahwa kebutuhan medis
mereka dapat ditangani di tempat kerja. Klinik ini diselenggarakan dan dikelola oleh Rumah Sakit Fikri Medika, sebuah penyelenggara layanan kesehatan. Kegiatan-kegiatan CSR ini menarik perhatian dari para pemangku kepentingan karena pabrik ini telah memenangkan sebuah penghargaan dari Gubernur Jawa Barat sebagai salah satu perusahaan terbaik di Jawa Barat untuk program Pengembangan Pekerja Wanita. Selain itu, pada tahun 2011, PT DSI menerima CSR Award Excellence dari Kedutaan Besar Republik Korea di Indonesia. Menurut Bapak Tae hyun Yun, Presiden Direktur dari PT DSI, nilai dari CSR hanya dapat direalisasikan ketika semua pegawai menyadari pentingnya kegiatan CSR dan manfaatnya. Oleh karena itu, PT DSI juga memberikan progam medis dan pendidikan kepada komunitas lokal sebagai prioritas utama. Sejak bergabung dengan Better Work Indonesia pada tahun 2011, PT DSI terus menunjukkan perbaikan yang signifikan. Salah satu pencapaian penting adalah dengan memberdayakan pekerja dan manajemen untuk bersama-sama menjalin kondisi kerja yang lebih baik. Better Work Indonesia mengharapkan agar Lembaga Kerjasama Bipartit (LKS Bipartit) di pabrik ini dapat memperkuat dan terus memahami manfaat kegiatan CSR tersebut. “Semua kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT DSI dapat dianggap sebagai contoh praktis terbaik bagi inisiatif kegiatan CSR di tingkat pabrik. Kerjasama mereka dengan program Better Work Indonesia memberikan inspirasi.” “Setelah satu tahun bekerja sama denga Better Work Indonesia, saya sungguh gembira melihat peningkatan yang telah dicapai oleh mereka melalui LKSB,” kata Sutrisna, Enterprise Advisor, Better Work Indonesia. Seperti yang dikatakan Ibu Etty, “Menemukan masalah kepatuhan dan melaporkannya kepada pembeli bukan merupakan tujuan utama perusahaan kami lagi, tetapi lebih kepada mematuhi hukum ketenagakerjaan dan standar pembeli internasional.” Perusahaan juga harus mendefinisikan kembali tujuan mereka dalam memasukkan memenuhi kebutuhan karyawan.
Cerita CSR dari PT Dream Sentosa – Seorang pekerja di PT Dream Sentosa sedang menerima pemeriksaan dan perawatan gigi gratis di Tim dokter gigi sukarelawan dari Korea.
5
5
Photo Bank
EA Summit 2012 – Banyak aktivitas dan diskusi yang dilakukan dalam kelompok kecil untuk mendorong interaksi dan tukar menukar pemikiran.
EA Summit 2012. Para peserta juga menikmati beragam permainan yang dipimpin oleh tim dari negara lain tujuannya adalah untuk mengeksplorasi berbagai perangkat yang dapat membantu proses pelayanan Better Work Indonesia.
EA Summit 2012. Ini bukan kacamata model terbaru, di sesi ini para Enterprise Advisor belajar untuk menghapuskan prasangka dan stereotype atas suatu suku bangsa.
Pelatihan Pencegahan HIV dan AIDS di Tempat Kerja – Pelatihan yang diadakan pada tanggal 15-16 Mei 2012 dihadiri oleh para manajer pabrik dan pekerja. Para Peserta sangat antusias dalam mengikuti setiap sesi dalam training ini.
Pelatihan Pencegahan HIV dan AIDS di Tempat Kerja – Mohamad Anis Nugroho, Enterprise Advisor Better Work Indonesia turut serta dalam pelatihan ini.
6
Cerita CSR dari PT Dream Sentosa – Para Pekerja PT Dream Sentosa Indonesia merasa sangat terbantu dengan adanya pelayanan pemeriksaan gigi gratis ini.
Cerita CSR dari PT Dream Sentosa - PT DSI bekerjasama dengan Korea University Guro Hospital dalam memberikan pelayanan pemeriksaan gigi dalam rangka membuktikan komitmen perusahaan terhadap para pegawainya.
Pertemuan APINDO and API dengan pabrik-pabrik yang terdaftar dalam pelayanan Better Work Indonesia – Ibu Nina Tursinah (Apindo), Bapak Djimanto (Apindo), Bapak Ismy (API) memberikan penjelasan mengenai peran APINDO dalam hubungan industrial.
Pertemuan APINDO and API dengan pabrik-pabrik yang terdaftar dalam pelayanan Better Work Indonesia - Para peserta pertemuan tersebut sedang berdiskusi tentang manfaat dan juga tantangan yang dihadapi dalam pelayanan Better Work Indonesia
Pertemuan APINDO and API dengan pabrik-pabrik yang terdaftar dalam pelayanan Better Work Indonesia – Teuku Rahmatsyah sedang memberikan penjelasan sebuah situs web terbaru yang berisi tentang panduan peraturan ketenagakerjaan di Indonesia. Situs web ini merupakan salah satu pelayanan Better Work Indonesia yang inovatif dan kreatif. Situs ini berguna untuk memudahkan akses informasi terhadap peraturan ketenagakerjaan di Indonesia.
Pertemuan APINDO and API dengan pabrik-pabrik yang terdaftar dalam pelayanan Better Work Indonesia –Seorang peserta wanita sedang memberikan masukan terhadap pelayanan penilaian dan pendampingan yang diberikan Better Work Indonesia. Hasil pertemuan tersebut akan dirangkum oleh APINDO, API dan Better Work Indonesia untuk disampaikan oleh APINDO dalam pertemuan Buyer di Jakarta tanggal 28 Juni 2012.