Daftar Isi 1
Milestone Indonesia Eximbank
2
Visi dan Misi
3
Profil Manajemen Indonesia Eximbank
7
Bab I Corporate Social Responsibility
11
Bab II CSR BEI dan Indonesia Eximbank
19
Bab III Mengembangkan Kemitraan Untuk Pemberdayaan
29
Bab IV Siapa Mereka dan Apa Kata Mereka?
39
Bab V Penutup Membangun Dengan Nyata
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Milestone Indonesia Eximbank
1
1999
• Bank Ekspor Indonesia (BEI) berdiri sebagai Bank Umum dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 37 Tahun 1999
2000
• Komitmen Pemerintah untuk mendirikan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dengan UU tertuang di butir 98 Letter of Intent RI-IMF tanggal 20 Januari 2000 • Departemen Keuangan RI mengajukan ijin prakarsa penyusunan RUU LPEI pada tanggal 10 April 2000 • Presiden mengeluarkan Persetujuan Prakarsa pada tanggal 5 Juni 2000 • Menteri Keuangan RI membentuk Panitia Antar Departemen (PAD) yang bertanggung jawab menyusun RUU LPEI pada tanggal 2 Oktober 2000
2001
• Pembahasan RUU LPEI oleh Tim PAD
2006
• Rapat finalisasi RUU LPEI oleh Tim PAD pada tanggal 19 Oktober 2006 • Harmonisasi RUU LPEI pada tanggal 8-10 Desember 2006
2007
• Surat Presiden Pengantar RUU LPEI ditandatangani pada tanggal 11 Juni 2007 • RUU LPEI dinyatakan sebagai RUU prioritas pada Rapat Paripurna DPR RI tanggal 25 September 2007 • Rapat Paripurna DRP RI tanggal 13 Oktober 2007 menyepakati RUU LPEI akan dibawa dan dibahas pada masa persidangan tahun 2008
2008
• Penyampaian keterangan Pemerintah pengantar RUU LPEI dihadapan Rapat Panitia Khusus (Pansus) RUU LPEI pada tanggal 17 Januari 2008 • 10 Fraksi DPR RI menyatakan Persetujuannya untuk membahas RUU LPEI, 31 Januari 2008 • Pembahasan RUU LPEI oleh Panja dilakukan pada bulan Juli hingga Desember 2008 • Pembahasan RUU LPEI oleh Tim Perumus (Timus) dan Tim Sinkronisasi (Timsin) dilakukan pada bulan Desember 2008 • Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI tanggal 4 Desember 2008 menyatakan bahwa RUU tentang LPEI telah diagendakan untuk dibicarakan pada Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan dalam Rapat Paripurna DPR RI tanggal 16 Desember 2008 • Pengambilan Keputusan Tingkat I (Pandangan Mini Fraksi) dilakukan pada tanggal 15 Desember 2008 • DPR RI menyetujui RUU LPEI menjadi UU LPEI pada tanggal 16 Desember 2008
2009
• Pengesahan UU RI No. 2 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia pada tanggal 12 Januari 2009 • Peresmian Operasionalisasi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau Indonesia Eximbank pada tanggal 1 September 2009.
2010
• Pelantikan oleh Menteri Keuangan RI dan Serah Terima Jabatan Ketua Dewan Direktur merangkap Direktur Eksekutif dari Mahendra Siregar kepada I Made Gde Erata pada tanggal 6 Januari 2010.
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Visi dan Misi Dalam rangka memastikan terwujudnya maksud dan tujuan pendiriannya, dirumuskanlah visi dan misi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia-Indonesia Eximbank sebagai berikut:
Visi “Menjadi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia-Indonesia Eximbank yang terpercaya dan mampu mendorong peningkatan kinerja ekspor nasional melalui penyediaan pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultasi yang terencana dan berkesinambungan.”
Misi Membantu meningkatan dan mengembangan produk ekspor nasional menjadi unggul dan berdaya saing tinggi melalui pemberian pembiayaan, penjaminan di dalam dan di luar negeri serta penyediaan asuransi ekspor serta jasa konsultasi bagi eksportir. Turut mendorong pengembangan usaha kecil dan menengah yang berorientasi ekspor.
2
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Profil Manajemen Indonesia Eximbank Dewan Direktur I Made Gde Erata Ketua Dewan Direktur merangkap Direktur Eksekutif 59 tahun. Warga Negara Indonesia. Menyelesaikan pendidikan Doktoral di Vanderbilt University, Tennessee, USA tahun 1987. Beberapa jabatan penting lainnya: • Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Kementerian Keuangan RI (2008-sekarang); • Pgs. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Departemen Keuangan RI (2007-2008); • Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Penerimaan Negara, Departemen Keuangan RI (2003-2008); • Direktur Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung Lainnya, Direktorat Jenderal Pajak, Departemen Keuangan RI (2001-2003). Hadiyanto Anggota Dewan Direktur 47 tahun. Warga Negara Indonesia. Menyelesaikan, pendidikan terakhir dari Harvard University Law School, USA tahun 1993. Beberapa jabatan penting lainnya: • Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan RI (2006-sekarang); • Kepala Biro Hukum, Departemen Keuangan RI (2005-2006); • Alternate Executive Director World Bank, Washington D.C. (2003-2005); • Kepala Biro Hukum dan Humas, Departemen Keuangan RI (1998-2003).
Ngalim Sawega Anggota Dewan Direktur 54 tahun. Warga Negara Indonesia. Master of Science in Economic dari University of Illinois, USA tahun 1992. Beberapa jabatan penting lainnya: • Sekretaris Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan, Kementerian Keuangan RI (2007-sekarang) • Direktur Pembiayaan dan Penjaminan (2006-2007) • Direktur Perbankan dan UJP (2005-2006) • Koordinator Direktorat Perbankan dan UJP (2004) • Direktorat Perbankan dan UJP, Kepala Subdirektorat Bank Umum (2000-2005)
3
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Hesti Indah Kresnarini Anggota Dewan Direktur 46 tahun. Warga Negara Indonesia. Menyelesaikan pendidikan terakhir Master Of Public Management dari University Of Carnegie Mellon Pittsburgh, USA tahun 2003. Beberapa jabatan penting lainnya: • Kepala Badan Pengembangan Ekspor Nasional (2009-sekarang); • Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Pengembangan Promosi Ekspor (2008-2009); • Kapus Dagang Kecil & Menengah (2007-2008); • Sekretaris Badan Pengembangan Ekspor Nasional, Departemen Perdagangan RI (2005-2007).
DIREKTUR PELAKSANA Arifin Indra Direktur Pelaksana Senior 50 tahun. Warga Negara Indonesia. Menyelesaikan pendidikan terakhir Doktoral di Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta tahun 2009. Beberapa jabatan penting: • Direktur Utama PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) (2004-2009); • Direktur (merangkap Direktur Kepatuhan), PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) (1999-2004); • Wakil Kepala Divisi Urusan Internasional Kantor Pusat, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) (1998); • Acting Deputy General Manager, Cabang New York, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) (1997). Dwi Wahyudi Direktur Pelaksana 41 tahun. Warga Negara Indonesia. Menyelesaikan pendidikan terakhir Master Business of Administration di Oklahoma City University, USA tahun 1995. Beberapa jabatan penting: • Kepala Divisi Korporasi 1 dan 2, PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) (2008-2009); • Kepala Departemen Pemasaran dan Jasa, PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) (2001-2006); • Officer Kredit Senior, Divisi Manajemen Risiko Kredit, PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) (1999-2001).
4
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Suharsono Direktur Pelaksana 53 tahun. Warga Negara Indonesia. Menyelesaikan pendidikan terakhir Magister Management di Universitas Indonesia, Indonesia, tahun 2000. Beberapa jabatan penting: • Direktur Bidang Claim dan SDM, PT Askrindo (Persero) (2007-2009) • Direktur Bidang Pemasaran & Pertanggungan, PT Askrindo (Persero) (2002-2007); • Kepala Divisi Asuransi Kredit, PT Askrindo (Persero) (2000-2002); • Kepala Divisi Pertanggungan, PT Askrindo (Persero) (1996-2000).
Basuki Setyadjid Direktur Pelaksana 51 tahun. Warga Negara Indonesia. Menyelesaikan pendidikan terakhir Magister Keuangan di Saint Louis University, USA, tahun 1991. Beberapa jabatan penting: • Kepala Divisi Bisnis Internasional, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (2009); • Kepala Divisi Treasuri, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (2008-2009); • Pj. Kepala Divisi Treasuri, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (2006-2008).
Omar Baginda Pane Direktur Pelaksana 50 tahun. Warga Negara Indonesia. Menyelesaikan pendidikan terakhir di Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia, tahun 1987. Beberapa jabatan penting: • Kepala Divisi Internal Audit, PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) (2006-2009); • Kepala Divisi Operation & Akunting, PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) (2004-2005); • Kepala Divisi Operation, PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) (2001-2004); • Kepala Divisi Operation & IT, PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) (1999-2001).
5
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
6
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Bab I Corporate Social Responsibility
P
elaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia semakin berkembang pada beberapa tahun belakangan ini. Salah satu indikasinya adalah semakin banyaknya perusahaan, khususnya BUMN yang mulai melaksanakan kegiatan CSR dalam berbagai aktivitas programnya. Baik dalam bentuk Program Bina Lingkungan maupun Program Kemitraan. Salah satunya adalah Program BUMN Peduli.
Kecenderungan ini tercermin dari timbulnya bentuk kesadaran baru di kalangan dunia usaha terhadap lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Pandangan ini sejalan dengan konsepsi The Business Roundtable, yang didirikan pada tahun 1972 dan beranggotakan para CEO dari 150 perusahaan besar di Amerika Serikat yang mempekerjakan lebih dari 10 juta karyawan. Pada tahun 1981, dikeluarkanlah “Statement on Corporate Responsibility” yang menegaskan betapa pentingnya perusahaan melayani seluruh konstituennya. Mulai dari para pelanggan, karyawan, penyedia dana, pemasok, masyarakat setempat dan masyarakat luas. Menurut pandangan The Business Roundtable, keberadaan perusahaan sangat tergantung dari dukungan masyarakat secara luas. 7
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Bagi dunia bisnis, pandangan baru ini sangat rasional dan sesuai dengan konsep pembangunan yang berkelanjutan (sustainable). Hal ini tentu saja sesuai dengan konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang dicetuskan oleh Howard R. Bowen pada awal tahun 1953 dengan buah pikirannya tentang CSR yang tertuang di dalam buku karyanya “Social Responsibility of the Business”. Menurut Prof. Dr. Dwi Kartini, guru besar dan Ketua Program Magister Manajemen Universitas Padjadjaran, Bandung, dalam karyanya yang berjudul “Corporate Social Responsibility: Transformasi Konsep Sustainabilility Management dan Implementasi di Indonesia” (2009),
dengan merujuk pendapat Bowen, bahwa tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh pelaku bisnis adalah sebagai kelanjutan dari kegiatan derma (charity). Perilaku tersebut merupakan perwujudan kecintaan manusia terhadap sesama manusia (philantrophy) dan mulai menjadi model di kalangan pengusaha ternama pada akhir abad ke 19 sampai akhir periode tahun 1930-an. Misalnya, tindakan yang dilakukan oleh John D. Rockefeller, yang telah mendermakan uangnya lebih dari 550 juta dolar Amerika melalui Rockefeller Foundation. Rockefeller Foundation merupakan sebuah yayasan yang paling berpengaruh, pada masa itu, karena aktifitas kegiatannya ditujukan untuk kemanusiaan, pendidikan, dan sosial lainnya.
8
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Tidak dapat dipungkiri bahwa pelaksanaan program CSR terus berkembang dan memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada lingkungan masyarakat. Tidak hanya perusahaan berskala kecil, perusahaan besarpun turut melakukan kegiatan CSR. Kegiatan tersebut tidak hanya dirancang, melainkan juga diadaptasi dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan lingkungan masyarakat sekitarnya, yang dapat membawa manfaat yang besar bagi mereka
Tidak dapat dipungkiri bahwa pelaksanaan program CSR terus berkembang dan memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada lingkungan masyarakat. Tidak hanya perusahaan berskala kecil, perusahaan besarpun turut melakukan kegiatan CSR. Kegiatan tersebut tidak hanya dirancang, melainkan juga diadaptasi dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan lingkungan masyarakat sekitarnya, yang dapat membawa manfaat yang besar bagi mereka. Salah satu konsep CSR yang diadaptasi dan kemudian dianggap paling cemerlang adalah Program Pinjaman Lunak Untuk Kaum Miskin yang dilakukan oleh Dr. Muhammad Yunus. Pikirannya yang dibukukan dengan judul Social Business Entrepreneurship (SBE), mendapat sambutan luar biasa oleh kalangan Lembaga Sosial Masyarakat di seluruh penjuru dunia. Salah satu butir pernyataannya yang sangat penting adalah “Keuntungan bisnis sosial ada di dalam bisnis” begitu tandas Yunus. Atas 9
perhatian serta tindakannya yang nyata untuk memberdayakan masyarakat miskin di berbagai pedesaan di Bangladesh itu, akhirnya dia mendapat hadiah Nobel pada tahun 2006. Pelaksanaan CSR di Tanah Air hingga saat ini bernaung di bawah payung Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 74. Sayangnya UU mengenai CSR itu hanya ditujukan kepada perusahaan yang mengelola sumber daya alam (SDA) saja. Itu artinya, perusahaan yang berada di luar industri tersebut tidak wajib melaksanakan CSR. Akan tetapi, pemerintah melalui perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengatur tentang kewajiban melaksanakan CSR. Dasar hukum tersebut tertuang di dalam Peraturan Menteri BUMN PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan Usaha Kecil. Hal Ini menunjukkan bahwa pelaksanaan CSR semakin meluas, dengan harapan ke depan dampak positifnya akan terasa bagi masyarakat.***
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
10
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Bab II CSR BEI dan Indonesia Eximbank CSR merupakan kebutuhan dari suatu lembaga untuk turut berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat & lingkungan dalam memelihara dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta membantu memelihara kelestarian alam dan lingkungan
P
elaksanaan tanggung jawab sosial atau corporate sosial responsibility (CSR) mulai dilakukan oleh perseroan, sejak tahun 2001 ketika masih bernama PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)-BEI. Landasan hukum CSR ketika itu adalah Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 12 Juni 1994 tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) melalui pemanfaatan dana dari bagian laba bersih usaha BUMN. Setahun kemudian, terbit peraturan yang baru, yakni Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan sebagai landasan hukum pengganti yang disempurnakan tentang tata cara penyelenggaraan Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi serta Program Bina Lingkungan yang semula diatur dengan SK Nomor 316/KMK.016/1994. Sedangkan, pengaturan tentang pelaksanaan Bina Lingkungan diatur oleh payung hukum yang lain, yakni berupa Surat Menteri Negara BUMN Nomor S-366/M-MBU/2002 tanggal 2 Mei 2002 tentang Program Bina Lingkungan.
11
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Berdasarkan 2 landasan hukum di atas, BEI mulai melaksanakan CSR secara konsisten setiap tahun. Ketika itu, kegiatan CSR lebih ditujukan kepada aktivitas sosial dan dilakukan secara langsung. Misalnya, memberi santunan kepada masyarakat yang kurang mampu, donasi kepada yayasan-yayasan sosial, dan ikut aktif membantu penduduk yang ditimpa musibah bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, dan sebagainya. Sesekali dilakukan juga pemberian bantuan untuk fasilitas sarana umum, misalnya memperbaiki fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) dan sebagainya. Bentuk lainnya adalah melaksanakan kegiatan donor darah serta sumbangan pendidikan berupa beasiswa untuk murid sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
pada 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, yang kemudian dilengkapi dengan Surat Edaran Kementerian BUMN No.SE443/MBU/2003 tanggal 16 September 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan atau yang sering disebut sebagai Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Iinilah yang kemudian menjadi dasar hukum CSR.
Setahun kemudian keluar ketentuan yang baru, yakni Peraturan Menteri Negara BUMN No.KEP-236/MBU/2003
Kendati peraturan tentang CSR terus berganti, BEI secara konsisten terus melaksanakan CSR setiap tahun.
Pada April 2007, terbit ketentuan baru tentang CSR yang merupakan penyempurnaan dari ketentuan sebelumnya, yaitu Peraturan Menteri Negara BUMN No.PER-05/MBU/2007.
12
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Seiring berjalannya waktu, BEI semakin berpengalaman dalam mengelola kegiatan CSR. Beberapa program dirancang dan disesuaikan dengan kemampuan dan konsentrasi perseroan. Program Bina Usaha atau disebut juga dengan Program Kemitraan (PK) adalah program yang dimaksudkan untuk mengembangkan Usaha Kecil yang bergerak pada sektor Usaha Perdagangan, Kerajinan, Pertanian, Perkebunan, Industri Kecil dan Jasa. Caranya, dengan memberikan pinjaman untuk menambah modal usaha maupun untuk keperluan investasi. Besar pinjaman yang diberikan, mulai dari Rp 5 juta hingga Rp 150 juta. Dalam realisasinya, BEI mendapat sambutan hangat oleh usaha mikro. Hal ini dilihat dari tingginya total penyaluran kredit yang telah diberikan mencapai Rp 43,6 miliar, sejak tahun 2000 hingga 2009. (lihat tabel 1) Tabel 1 PENYALURAN KREDIT Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 TOTAL
Pinjaman Kredit 120.000.000 162.550.000 72.500.000 2.930.000.000 945.000.000 4.925.000.000 10.516.350.000 11.300.000.000 12.720.000.000 43.691.400.000
Adapun syarat Usaha Kecil yang akan menerima kredit antara lain: a. Usaha milik warga negera Indonesia (WNI); b. Sudah beroperasi lebih dari setahun; c. Memiliki kekayaan bersih maksimal Rp 200 juta; d. Hasil penjualan (omset) paling tinggi Rp 1 miliar; e. Usaha tersebut hanya berhubungan dengan satu perusahaan BUMN saja; f. Usaha tersebut memiliki potensi untuk berkembang dan belum memenuhi persyaratan bankable. 13
Dalam upaya untuk merealisasikan penyaluran kredit agar menjadi optiomal, BEI membuat empat model penyaluran kredit. Pertama adalah model outsourcing, dimana BEI melakukan kerjasama dengan instansi Pembina usaha kecil yang kredibel sebagai upaya perpanjangan tangan untuk membangun customer base. Untuk penyaluran kredit tersebut, perseroan melakukan kerjasama dengan Perusahaan Modal Ventura Daerah (PMVD). Model kedua adalah business linkages. Dalam hal ini BEI bekerjasama dengan koperasi untuk menyalurkan pinjamannya kepada usaha-usaha kecil yang bisnisnya terkait dengan koperasi tersebut, seperti para supplier. Disebut sebagai business linkage, karena koperasi bertindak sebagai corporate guarantee. Tujuannya adalah untuk menjamin kelancaran pembayaran cicilan. Model ketiga adalah sinergi dengan BUMN. Dalam menyalurkan kredit BEI bekerjasama dengan BUMN lain. Perusahaan tersebut bertindak sebagai corporate guarantee atau disebut juga sebagai debt management bagi BEI. Model keempat adalah direct lending. Model yang satu ini dapat mengandalkan informasi dari lingkungan sekitar tempat tinggal karyawan BEI. Para calon debitur yang dipilih adalah para tetangga atau usaha kecil yang berusaha dekat dengan rumah karyawan BEI. Diharapkan, dengan pengetahuan dan pengamatannya, karyawan dapat memberikan referensi kepada BEI terkait adanya potensial nasabah yang dapat diberikan Kredit Usaha Kecil. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sumber dana untuk penyaluran kredit tersebut berasal dari laba bersih perseroan yang disisihkan sebanyak 2%. Adapun 20 % dari dana tersebut dipergunakan untuk membiayai pameran, pembinaan, pendampingan dan pelatihan mitra binaan BEI. Program BUMN Peduli adalah program bina lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan BUMN dengan melakukan pooling dana bina lingkungan dalam wadah “BUMN Peduli”. Kemudian, beberapa BUMN ditunjuk sebagai
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
koordinator untuk melakukan penyaluran dana. Pada tahun 2008, BEI, PT Jamsostek, dan PT Pelindo II ditunjuk sebagai koordinator untuk menggarap proyek Program Pendidikan dalam bidang pelatihan. Ketika itu, dana yang terkumpul mencapai Rp 20 miliar, yang berasal dari iuran puluhan perusahaan BUMN. Program berikutnya adalah Program Bina Lingkungan. Program ini ditujukan untuk membantu lingkungan dan sosial, dan peruntukan dana di program ini sepenuhnya adalah murni hibah atau tidak ada unsur komersial atau merupakan kebalikan dari Program Kemitraan tersebut di atas. Program Bina Lingkungan ini meliputi: a. Sarana Prasarana Umum b. Pendidikan dan Pelatihan c. Peningkatan Kesehatan d. Sarana dan Prasarana Ibadah e. Bencana Alam f. Pelestarian Alam
Fokus dari Program Bina Lingkungan yang dilakukan oleh BEI diprioritaskan dalam bidang pendidikan, yakni memberi beasiswa kepada generasi muda atau siswa SMA/K yang tidak bisa melanjutkan sekolah karena orang tua siswa tidak mampu dari segi ekonomi, akan tetapi siswa yang bersangkutan mempunyai potensi dan motivasi untuk maju dan berkembang. Berdasarkan berbagai pertimbangan, maka dipilih 6 program yang menjadi fokus CSR. Keenam program tersebut antara lain:
1. Pelatihan pada bidang garmen bekerjasama dengan International Garment Training Centre (IGTC) dikuti oleh 240 siswa; 2. Pelatihan pada bidang mekanik sepeda motor bekerjasama dengan Hartomo Mechanical Training Centre (HMTC) diikuti oleh 200 siswa; 3. Pelatihan pada bidang mekanik permesinan industri dan welding, bekerjasama dengan Solo Techno Park (STP) diikuti oleh 75 siswa; 4. Pelatihan pada bidang las, drafter, operator mesin bubut dan teknisi otomotif bekerjasama dengan Balai Besar Latihan Kerja Industri (BBLKI), Serang, diikuti oleh 120 siswa; 5. Pelatihan pada bidang Pelatihan Fisika/MTs dengan metode Gasing (Gampang, Asyik dan Menyenangkan) bekerjasama dengan Yayasan Surya Institute yang diikuti 1.500 Guru SMP; 6. Pelatihan pada bidang pelatihan hospitality bekerjasama dengan Meranti Magsaysay, Jakarta.
Sesuai dengan esensi program ini, upaya untuk mengembangkan serta pemberdayaan generasi muda, maka program ini disebut Capacity Building atau peningkatan kapasitas/kompetensi. Wujud atau realisasi dari program ini adalah memberi pendidikan keterampilan kepada generasi muda atau siswa SMA/K melalui pelatihan (training) di lembaga pendidikan yang bekerjasama dengan perseroan. Pemilihan lembaga pendidikan oleh BEI didasarkan pada faktor biaya pendidikan, lokasi, dan yang terpenting acceptability lulusannya di dunia kerja. 14
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Sejak program ini digulirkan pada tahun 2001 hingga saat ini jumlah siswa yang telah mendapat bantuan beasiswa mencapai 3.000 orang (lihat tabel 2). Mereka mendapat training di berbagai lembaga pendidikan, antara lain; training dalam bidang garmen dilakukan oleh International Garment Training Centre (IGTC), yang berlokasi di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Siswa yang memilih ingin menjadi montir sepeda motor, bisa mengikuti training mekanik sepeda motor di Hartomo Mechanical Training Centre; Training HMTC), lokasi pusat latihan ini berada di Depok, Jawa Barat. Selain itu, jika siswa ingin menjadi mekanik permesinan industri, bisa mendaftar di Solo Techno Park (STP). Program Capacity Building ini telah dirintis oleh BEI selama sembilan tahun, telah berjalan dengan baik dan terbilang sukses. Pemohon yang akan mengikuti pelatihan beasiswa BEI dapat datang langsung mengajukan permohonan kepada training centre yang telah bekerjasama dengan Indonesia Eximbank pada alamat sebagai berikut; 15
• International Garment Training Centre ( IGTC ) Kampung Legok Gaok, Desa Kadumangu, Citeureup, Cibinong 16810 Telp. : 021. 87952501 Fax. : 021. 87952912 Website : www.ggtc.co.id Contak Person : Ibu Erlita Jenis Pelatihan : 1. MMQ ( Marketing, Management and Quality Assurance ) 2. PMF ( Pattern Marking Making and Finishing ) 3. PPD ( Productivity & Product Development ) 4. SOP ( Sewing Operator ) •
Hartomo Mechanical Training Centre ( HMTC ) Jl. Tole Iskandar No.9A- B, Depok 16415 Telp. : 021. 87744507, 021. 87744499 Fax : 021. 877445559 Email :
[email protected] Contact Person : Bp. Nengah Suparta Jenis Pelatihan : Mekanik Sepeda Motor
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
•
Meranti Magsaysay Jl. Tanjung Karang No.5 Jakarta 10230 Telp. : 021.3908812 Fax. : 021. 3908894 Website : www.merantimagsaysay.co,id Email :
[email protected] Contact person : Ibu Rumata Jenis Pelatihan : 1. Galley boy 2. Housekeeping 3. Waitres 4. Bartender 5. Cabin Crew 6. Dish Washer
•
Solo Techno Park (STP) Jl.Ki Hajar Dewantoro Jebres, Surakarta Telp. : 0271.666628 Contact person : Bp. L. Sumadi
Jenis Pelatihan : 1. Mekanik Industri 2. Las 3. Garmen
•
RECARE Jl. Kalibata Timur I No.36 Kalibata, Jakarta Selatan 12740 Telp. : 021. 798 8700 Fax. : 021. 794 0984 Email :
[email protected] Contact person : Bp. Hammar Jenis Pelatihan : Piping Drafting
Terhitung sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia tanggal 12 Januari 2009 (UU LPEI), maka program CSR BEI beralih menjadi program CSR Indonesia Eximbank. Hal ini sesuai dengan Pasal 48 ayat (2) huruf a UU LPEI yang menyebutkan bahwa dengan beroperasinya LPEI maka BEI dinyatakan bubar dan semua aktiva dan pasiva serta hak dan kewajiban hukum BEI menjadi aktiva dan pasiva serta hak dan kewajiban LPEI. 16
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Atas dasar itu, maka selanjutnya pelaksanaan CSR dilanjutkan oleh LPEI-Indonesia Eximbank, sambil menunggu ketentuan yang baru terkait CSR Indonesia Eximbank dari Kementerian Keuangan. Melanjutkan program CSR BEI, serta sebagai upaya keberpihakan dan perhatian terhadap Usaha Kecil, kepedulian sosial bagi masyarakat yang membutuhkan, kepedulian kepada kelestarian alam dan lingkungan, Indonesia Eximbank menambah 5 program bentuk bantuan CSR sebagai berikut: 1. Penelitian; 2. Research Product Innovative; 3. Sponsorship Mahakarya Seni dan Budaya;
4. Perbaikan peninggalan Sejarah dan Purbakala; 5. Promosi dan Sosialisasi. Melanjutkan program CSR BEI, Indonesia Eximbank menambah 6 program CSR sehingga keseluruhannya menjadi 11 program. Program baru tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Capacity Building; 2. Bantuan Bencana Alam; 3. Bantuan Sarana dan Prasarana Umum; 4. Bantuan Sarana dan Prasarana Ibadah; 5. Pelestarian Alam; 6. Bantuan Peningkatan Sarana dan Prasaran Kesehatan.
Tabel 2 Program Capacity Building No.
Nama Lembaga
Bidang
Jumlah Penerima Beasiswa
1.
International Garment Training Centre (IGTC)
Garmen
240 siswa
2.
Hartomo Mechanical Training Centre (HMTC)
Mekanik sepeda motor
200 siswa
3.
Solo Techno Park (STP)
Mekanik permesinan industri dan welding
75 siswa
4.
Balai Besar Latihan Kerja Industri (BBLKI)
Las, drafter, operator mesin bubut dan teknisi otomotif
120 siswa
5.
Yayasan Surya Institute
Pelatihan Fisika/MTs dengan metode Gasing (Gampang, Asyik dan Menyenangkan)
1.500 Guru SMP
Transformasi BEI menjadi Indonesia Eximbank 17
Gedung Solo Techno Park (STP)
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Bab III Mengembangkan Kemitraan Untuk Pemberdayaan
M
odel Program Bina Lingkungan yang dilaksanakan oleh BEI dan kemudian diteruskan oleh Indonesia Eximbank berbentuk Capacity Building. Capacity Building merupakan program pendidikan dalam bentuk pemberian beasiswa pelatihan kepada siswa di beberapa lembaga yang bermitra dengan Indonesia Eximbank. Penerima beasiswa adalah siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu secara ekonomi tetapi dianggap memiliki potensi dalam bidang akademis. Tujuan dari program ini adalah membangun dan memberdayakan generasi muda agar menguasai ilmu terapan, sehingga menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di dunia kerja. Mereka yang dipilih tidak saja hanya memiliki intelegensia yang cukup baik, namun juga mempunyai motivasi tinggi untuk maju dan berkembang. Dua hal tersebut menjadi syarat utama yang harus dipenuhi oleh calon siswa yang ingin mengikuti program capacity building ini. Untuk bisa mengikuti program beasiswa ini, calon siswa harus lulus seleksi terlebih dahulu dengan mengikuti serangkaian tes yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan yang bermitra oleh Indonesia Eximbank. Bagi mereka yang lulus seleksi akan mendapat beasiswa penuh dari Indonesia Eximbank untuk mengikuti pelatihan di berbagai lembaga pendidikan yang telah ditunjuk. Untuk merealisasikan program capacity building ini, Indonesia Eximbank bekerjasama dengan beberapa lembaga pendidikan yang berpengalaman dan profesional di bidangnya. Beberapa lembaga pendidikan yang dipilih menjadi mitra dalam program training ini antara lain:
Penerima beasiswa adalah siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu secara ekonomi tetapi dianggap memiliki potensi dalam bidang akademis. Tujuan dari program ini adalah membangun dan memberdayakan generasi muda agar menguasai ilmu terapan, sehingga menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di dunia kerja 19
1. Hartomo Mechanical Training Centre (HMTC), yang mendidik siswa untuk menjadi mekanik sepeda motor yang handal. 2. Solo Techno Park (STP), yang membekali siswa untuk menjadi mekanik permesinan, welder (pengelasan), operator mesin, dan mesin bubut. 3. International Garment Training Centre (IGTC), yang mendidik siswa menjadi Marketing Merchandiser and Quality Assurance (MMQ) Pattern Marking Making and Finishing (PMF), Productivity Product Development (PPD), dan Sewing Operator (SOP). Kerjasama dengan ketiga lembaga tersebut selama ini telah berjalan dengan baik dan lancar secara kontinyu sepanjang tahun atau bersifat reguler.
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Pada tahun 2009, Indonesia Eximbank telah memberikan beasiswa kepada 17 siswa. Pelatihan yang diwadahi oleh Meranti Magsaysay ini, dilangsungkan selama 4 minggu itu. Training ini dimaksudkan untuk menghasilkan tenaga siap pakai di bidang bartender, galley boy dan crew cabin, dan hingga saat ini lulusannya telah bekerja di kapal pesiar Princes Cruises dan Costa Crociere yang berlayar ke seluruh penjuru dunia.
Tidak hanya itu, Indonesia Eximbank juga bermitra dengan Konsultan Trade Finance untuk pelatihan di bidang trading dan finance. Pelatihan ini diperuntukan bagi UKM Eksportir, yakni dalam upaya untuk meningkatkan pengetahuan para pengusaha kecil dan mikro, misalnya pelatihan dalam bidang trade finance, meliputi tata cara pembukaan L/C, cara membaca L/C, teknik marketing dan pembukuan, dan lain-lain yang terkait. 20
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Profil Mitra CSR Indonesia Eximbank • Hartomo Mechanical Training Centre (HMTC) HMTC didirikan pada 1 Juli 1999, adalah lembaga pendidikan yang mengkhususkan diri dalam bidang mechanical training centre (Pusat Pelatihan Mekanik) sepeda motor. Para siswa yang mengikuti training disini, diberi bekal keterampilan dalam bidang mesin sepeda motor dari berbagai jenis dan semua merek. Setelah lulus training, siswa akan mahir dan menjadi montir sepeda motor. Ini adalah tujuan utama dari training di sini. Ada beberapa paket training yang dapat dipilih oleh calon siswa, antara lain : a. Paket 10 Sepeda Motor; b. Paket Semua Jenis Sepeda Motor; c. Paket Modifikasi Plus; d. Paket 10 Sepeda Motor & Modifikasi Plus; Di dalam training, siswa diberi pemahaman tentang dasardasar mesin motor 4 tak, 2 tak, injection dan jenis motor matik. Mereka juga diberi pelajaran mengenai blok silinder dan sistem rem. Selain pelajaran tentang mesin motor, siswa juga dibekali pengetahuan tentang non-mesin, seperti manajemen perbengkelan, wirausahawan, dan mental. Tujuannya, siswa nantinya bukan saja dapat berprofesi menjadi mekanik yang handal, tapi juga bisa mengelola usaha sendiri jika ingin membuka bengkel sepeda motor, selepas training.
21
Metode pendidikan dilakukan dengan sistem praktik, yakni dengan perbandingan, 10% belajar teori dan 90% melakukan praktik kerja di lapangan. Dengan metode pendidikan seperti ini diharapkan siswa lebih cepat menangkap pelajaran, karena langsung berhadapan dengan mesin. Diharapkan pada saat studi kasus, cara penyelesaiannya dapat langsung diaplikasikan. Berdasarkan pengalaman selama ini, satu hal yang paling sulit dalam pengembangan pendidikan pribadi siswa adalah dalam aspek mental. Tantangan yang paling berat dihadapi oleh para pendidik disini adalah ketika akan mengubah mental dari manusia biasa yang kurang memiliki motivasi, diubah agar memiliki mental wirausaha. Banyak siswa yang tidak siap, tapi semua itu bisa diatasi karena fungsi pendidikan salah satunya adalah mendidik manusia. Saat ini, HMTC sudah berkembang pesat. Jika pada awalnya lembaga ini hanya memiliki sebuah pusat pelatihan yang berlokasi di Depok, Jawa Barat, kini sudah memiliki 10 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Menurut Nengah Suparta, di luar kerjasama dengan Indonesia Eximbank, pusat pelatihan sepeda motor ini sudah berhasil mencetak 12.500 montir handal. Ini membuktikan bahwa HMTC adalah pusat pelatihan mekanik sepeda motor yang professional dan dipercaya masyarakat.
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
• Solo Techno Park (STP) STP adalah lembaga pendidikan pelatihan, konsultasi dan produksi, yang berdiri pada tahun 2002. Lembaga ini bernaung di bawah Kerjasama Akademi Teknik Mesin Industri Surakarta (ATMI) Surakarta dengan Pemerintah Kota Surakarta. Pada tahun 2004, Walikota Solo mulai membangun sebuah kawasan baru di daerah Pendaringan. Mengingat pesatnya perkembangan sektor industri yang ada di wilayah ini serta semakin meningkatnya kebutuhan tenaga-tenaga dalam bidang permesinan, maka Pemda Surakarta ingin mewujudkan gagasan tersebut dengan mendirikan sebuah kawasan terpadu yang di dalamnya tersedia berbagai elemen, seperti bidang industri, perguruan tinggi, pusat riset dan pelatihan, serta bisnis. Di atas tanah seluas 7,1 hektar didirikanlah Solo Techno Park. Di STP, para siswa dididik untuk menjadi orang yang terampil dalam bidang permesinan, khususnya untuk industri manufaktur. Ini adalah pendidikan dasar yang berlangsung selama tiga bulan. Selama jangka waktu itu siswa diberi pendidikan tentang teknik dasar permesinan, seperti mesin bubut, milling dan gerinda. Siswa juga diajarkan tentang teknik menggambar mesin. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar itu, jika siswa berminat meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi bisa memilih jurusan welding (pengelasan), mekanik mesin jahit garmen, mesin produksi dan quality control. Training lanjutan ini berlangsung selama sembilan bulan. Pada tahun ini, jurusan welding dibagi dua jurusan,
23
yakni pengelasan darat dan pengelasan di bawah air (under water wet welding). Untuk jurusan yang satu ini, dapat dikatakan bahwa STP adalah salah satu diantara beberapa pusat training pengelasan di bawah air yang terbaik di Indonesia. Training pengelasan di bawah air lebih sulit dibandingkan dengan pengelasan di darat karena salah satu aspek yang harus dikuasai oleh calon siswa adalah teknik berenang dan menyelam. STP termasuk salah satu pusat pendidikan dan pelatihan teknik yang memiliki sarana praktikum yang paling lengkap dan berkualitas baik di Indonesia. Selain itu, sistem pendidikan yang diterapkan di sini termasuk paling baik, karena memiliki tenaga pengajar yang berpengalaman dan ahli di bidangnya dimana sebagian dari mereka adalah alumni ATMI. Selain diberi bekal ilmu tentang permesinan, siswa juga diberi pendidikan tentang disiplin dan mental. Diharapkan siswa lulusan dari STP ini selain memiliki skill dan pengetahuan, juga menjadi manusia yang bertanggung jawab melalui disiplin yang tinggi dan mental yang baik. Seperti lembaga pendidikan keterampilan pada umumnya, metode pendidikan di sini sebagian besar atau sekitar 90% praktik dan 10% belajar tentang teori. Karena kualitas lembaga pendidikan ini sudah diakui masyarakat, maka seluruh siswa yang lulus dari STP langsung bisa bekerja di berbagai perusahaan dan pabrik manufaktur di sekitar Surakarta bahkan banyak juga yang bekerja di pabrik-pabrik, di Jakarta.
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
• International Garment Training Centre (IGTC) Lembaga pendidikan ini didirikan oleh lima pemilik garmen sembilan tahun lalu. Alasannya saat itu karena pesatnya pertumbuhan industri garmen jika tidak diimbangi oleh kebutuhan tenaga kerja yang handal, bisa menimbulkan masalah di kemudian hari. Jadi, lembaga ini berfungsi sebagai sumber pencetak tenaga kerja yang handal dan berkualitas dengan standar internasional. Gejala kekurangan tenaga kerja di sektor garmen itu sudah mulai terlihat belakangan ini. Terbukti setiap kali IGTC meluluskan siswa dalam setiap angkatan, akan langsung ditarik oleh perusahaan garmen, bahkan seringkali siswa yang belum lulus pun sudah ada permintaan dari perusahaan yang membutuhkan. Untuk mendapatkan SDM yang berkualitas dan bertaraf internasional, maka IGTC mensyaratkan ketentuan dengan seleksi yang ketat. Siswa yang masuk adalah anak-anak yang terbaik di kelasnya, cerdas, dan menguasai bahasa Inggris dengan baik. Ada berbagai macam pilihan di lembaga ini antara lain:
a. Program Marketing Merchandising and Quality Assurance (MMQ) yang berlangsung selama 12 bulan; b. Program Pattern Marking Making and Finishing (PMF) yang berlangsung selama 6 bulan; c. Program Productivity and Product Development (PPD) yang berlangsung selama 10 bulan; dan d. Program Sewing Operator (SOP) yang berlangsung selama 6 bulan. Program pelatihan dimulai pada pukul 07.15 hingga 16.30 WIB, berlangsung setiap hari Senin hingga Jumat. Siswa yang diterima di sekolah ini diwajibkan tinggal di asrama yang berada di dalam gedung sekolah. Tujuannya adalah agar mereka dapat belajar secara optimal serta bisa berkonsentrasi lebih baik. Selain itu, suasana dan lokasi kampus juga mendukung, karena keberadaan kampus IGTC ini terletak di kawasan pedesaan agak terpencil dari keramaian, di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jabar.
24
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
• Meranti Magsaysay Meranti Magsaysay (MM) adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengembangan sumber daya manusia dalam bidang pelayaran, khususnya untuk jenis kapal pesiar. Perusahaan yang didirikan oleh Henry Djuhari, pada tahun 2003, merupakan perusahaan joint venture dengan Magsaysay Maritime Corporation (MMC) dari Philipina. Seperti diketahui, MMC adalah perusahaan yang berpengalaman lebih dari 60 tahun dalam bidang pelayaran dan memiliki reputasi internasional di bidangnya. Atas prakarasa dari Ibu Nathalie, pada tahun 2007, mendirikan perusahaan baru yang diberi nama Meranti Magsaysay Insitute (MMI), yang merupakan anak perusahaan dari MM. Setahun kemudian, pada tahun 2008, semua yang menyangkut pendidikan (training) untuk calon crew sudah dapat dilaksanakan di Jakarta, yakni di Gedung MMI, yang berlokasi di Jalan Tanjung Karang No 5, Jakarta Pusat. Adapun bisnis inti MMI adalah mengelola pendidikan untuk calon crew yang ingin bekerja di kapal pesiar. Sesuai dengan keahlian bidang yang dibutuhkan di kapal pesiar, maka MMI membuka beberapa paket program, yakni meliputi antara lain; International Cruise Ship for Food & Beverage (ICS25
FB); International Cruise Ship for Housekeeping (ICS-HK); International Cruise Ship Culinary Program (ICCP); Dishwasher Training; dan English For Life (EFL). Lama training yang harus ditempuh oleh calon crew adalah mulai dari 1 bulan hingga 3 bulan. Salah satu kelebihan dari MMI adalah semua calon crew yang lulus training dipastikan dapat bekerja di kapal pesiar. Karena MMI telah menjalin kerjasama dengan beberapa kapal pesiar di berbagai Negara, seperti AIDA Cruise (Jerman), Costa Cruise (Italia), P&O Cruise (Australia), Princess Cruise (Amerika Serikat), Grand Cicle, Image (untuk fotografi), Transocean, dan Starcruise (Asia Pacific). Untuk bisa diterima sebagai calon crew di MMI, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang, yakni antara lain; mengikuti interview, memiliki postur tinggi badan minimal 165 cm, usia mulai 18 tahun dan paling tua 35 tahun, menguasai bahasa inggris dengan baik serta telah berpengalaman selama 1 tahun bekerja di hotel berbintang. Syarat tersebut di atas merupakan syarat standar internasional. Jadi, jika seseorang telah lulus training dan memiliki sertifikat yang diterbitkan oleh MMI, maka dia bisa bekerja di kapal pesiar di mancanegara. Sejak perusahaan didirikan hingga kini, perusahaan berhasil mencetak/mengirimkan sebanyak 4000 crew ke principal kapal pesiar di seluruh dunia. ***
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Berikut ini adalah testimoni dari para mitra CSR Indonesia Eximbank: Hartomo Mechanical Training Centre (HMTC) Nengah Suparta General Manager HMTC Kami sangat appreciate sekali atas kerjasama dengan Indonesia Eximbank, karena banyak manfaat yang dapat dipetik dari hubungan baik ini. Pertama, lembaga kami secara tidak langsung telah ikut serta dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan mandiri. Kedua, dengan memiliki skill, para siswa dapat langsung bekerja di bengkel sepeda motor, atau berwirausaha dengan membuka bengkel sendiri. Ketiga, melalui kerjasama ini diharapkan lembaga kami semakin dikenal oleh masyarakat. Begitu besar manfaat yang diperoleh dari kerjasama ini, kami harapkan untuk masa yang akan datang program kerjasama ini dapat lebih ditingkatkan. Artinya, Indonesia Eximbank dapat lebih banyak lagi memberi beasiswa kepada anak muda yang memiliki potensi untuk maju, tapi tidak memiliki dana untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Harapan kami, institusi yang memberikan beasiswa tidak hanya Indonesia Eximbank saja tetapi juga perusahaan-perusahaan lain sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan lulusan tenaga-tenaga terdidik yang berguna bagi bangsa ini. Solo Techno Park (STP) L. Sumadi Direktur Kami sangat terbantu dengan kerjasama ini karena sejalan dengan visi dan misi lembaga kami, yaitu ikut membantu Pemerintah Kota Surakarta untuk membangun wilayahnya, dalam aspek mengurangi angka pengangguran. Jadi, begitu datang tawaran kerjasama dengan Indonesia Eximbank (dahulu BEI), pada 1999, kami langsung menerimanya. Dari pengalaman selama ini, kerjasama antara kedua belah pihak berjalan harmonis dan sukses. Karena manfaatnya sangat besar, kami harapkan kerjasama ini bisa berlangsung lebih panjang lagi di masa mendatang dan kalau perlu lebih ditingkatkan. Sebagai bukti, setiap tahun jumlah siswa yang ikut training di sini bertambah. Ini merupakan bukti nyata bahwa masyarakat percaya kepada lembaga pendidikan ini. Sebaliknya, kami juga ingin memberikan yang terbaik kepada masyarakat melalui peran kami sebagai pusat pendidikan dan pelatihan bagi generasi muda, khususnya di lingkungan Pemerintah Daerah Surakarta. International Garment Training Centre (IGTC) Susi K. Head of Marketing Kerjasama dengan Indonesia Eximbank mencerminkan hubungan yang saling membutuhkan. Indonesia Eximbank sebagai lembaga pembiayaan ekspor terkemuka, tentu berkepentingan untuk memajukan ekspor nasional. Maka, dengan membantu industri garmen dalam aspek sumber daya manusia (SDM)-nya, berarti Indonesia Eximbank secara tidak langsung telah ikut meningkatkan kualitas industri garmen nasional ke pasar internasional. Fungsi kami sebagai lembaga pendidikan adalah mempersiapkan tenaga-tenaga yang terampil dalam bidang garmen, sedangkan Indonesia Eximbank bertindak sebagai penyandang dana atau donatur dengan memberikan biaya untuk program beasiswa kepada calon siswa yang ingin training di sini. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kerjasama ini, misalnya, kita bisa saling memperkenalkan partner masingmasing dalam upaya untuk memperluas network. Bagi kami dengan adanya program beasiswa secara permanen, berarti kami sudah mendapat dukungan pembiayaan penuh dari Indonesia Eximbank. Dengan begitu, kami bisa berkonsentrasi dalam pendidikan untuk meningkatkan kualitas training di masa mendatang. Itulah antara lain beberapa manfaat yang dapat dipetik dari kerjasama ini. Indonesia harus secepatnya membangun sumber daya manusia yang siap pakai, khusunya di industri garmen di Tanah Air. Ini adalah masalah yang paling mendesak. Sebab, jika tidak dilakukan mulai dari sekarang maka industri garmen Indonesia akan kalah bersaing 26
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
dengan produk garmen yang berasal dari Cina yang dijual dengan harga yang sangat murah. Gejala ini sudah mulai terlihat dalam dua tiga tahun terakhir ini - dimana produk-produk yang berasal dari Negeri Tirai Bambu mengalir deras masuk ke Indonesia. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka Indonesia akan rugi besar. Untuk menjawab tantangan itu, tiada jalan lain, selain secepatnya mencetak sebanyak-banyaknya sumber daya manusia yang ahli dalam bidang garmen, dari hulu hingga hilir. Disini IGTC berperan memberikan training kepada mereka, karena kami sudah sangat berpengalaman dan sistem pendidikannya berstandar internasional. Meranti Magsaysay Rumata Siregar Recruitment Head Meranti Magsaysay Sejak tahun 2008 hingga kini, kerjasama kami dengan Indonesia Eximbank telah berjalan dengan baik dan sukses. Buktinya, sebanyak 17 pemuda yang mendapat beasiswa dari Indonesia Eximbank semuanya telah bekerja di kapal pesiar yang kini sedang berlayar di seluruh penjuru dunia. Selain bangga dapat mempekerjakan pemuda-pemuda Indonesia di kapal pesiar mewah bertaraf internasional, hal terpenting dari kerjasama seperti ini adalah manfaat yang didapat. Sesuai dengan visi dan misi perusahaan, kami memberikan kesempatan kepada anak-anak atau pemuda yang berasal dari keluarga tidak mampu untuk memperoleh pekerjaan yang sangat bagus di atas hotel terapung ini. Dengan begitu secara tidak langsung kami juga ikut membantu terlaksananya Program CSR yang dilaksanakan oleh Indonesia Eximbank. Secara tidak langsung kami juga ikut membantu pemerintah menurunkan angka pengangguran, yakni dengan membuka lapangan pekerjaan bagi generasi muda. Selanjutnya, dengan memperoleh pekerjaan, berarti mereka memperoleh pendapatan tetap (gaji bulanan). Gaji ini dapat mereka manfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan bahkan bisa membantu meringankan beban ekonomi orang tua. Sebagai gambaran, crew yang baru bekerja setahun di kapal pesiar memperoleh gaji minimal 250 Euro, dan jika mencapai posisi Sous Chef hingga Executive Chef bisa memperoleh gaji 1.500 hingga 2.500 Euro. Selain gambaran positif, ada beberapa kelemahan yang dihadapi oleh para pemuda-pemuda yang ingin bekerja di kapal pesiar. Dari evaluasi yang kami lakukan selama ini, ada beberapa kelemahan yang dimiliki oleh para pemuda Indonesia dibandingkan dengan pemuda dari negara lain. Salah satu kelemahan yang paling mendasar adalah kurang percaya diri dan penguasaan bahasa inggris yang lemah. Kedua kendala tersebut bisa ditanggulangi melalui training di lembaga ini. Di balik kelemahan tersebut, terdapat kelebihan yang dimiliki oleh pemuda Indonesia, yang tidak dimiliki oleh pemuda dari negara lainnya, yaitu sifatnya yang ramah tamah, santun, murah senyum, dan rajin. Sifat ini bisa menjadi modal dasar bagi mereka untuk mengembangkan diri dalam upaya untuk meniti karir ke jenjang tertinggi di kapal pesiar di kemudian hari. Tabel 3 KOMPOSISI PENYALURAN BIAYA PROGRAM CAPACITY BUILDING 2004–2010 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Total Siswa Total Biaya 27
LEMBAGA/JUMLAH SISWA-BIAYA HMTC
STP
IGTC
YDBA
TRADE FINANCE
45 Rp180,000 10 Rp44,500,000 92 Rp483,700,000 125 Rp537,200,000 30 Rp291,500,000 302 Rp1,357,080,000
40 Rp193,000,000 30 Rp271,800,000 60 Rp656,400,000 130 Rp1,121,200,000
80 Rp872,250,000 30 Rp225,000,000 150 Rp1,092,000,000 120 Rp1,152,000,000 90 Rp1,242,000,000 470 Rp4,583,250,000
50 Rp150,720,000 50 Rp150,720,000
454 Rp324,000,000 570 Rp258,769,967 450 Rp251,709,045 352 Rp121,873,220 535 Rp189,380,100 2361 Rp1,145,732,332
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
28
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Bab IV Siapa Mereka dan Apa Kata Mereka?
F
okus kegiatan Program Bina Lingkungan adalah program capacity building, yakni suatu kegiatan untuk memberdayakan generasi muda atau siswa SMA/K yang berasal dari keluarga kurang mampu dari sisi ekonomi. Mereka akan dididik melalui pelatihan-pelatihan (training) di berbagai lembaga pendidikan yang berpengalaman dan professional Banyak anak putus sekolah di seluruh penjuru Indonesia. Karena itulah, Indonesia Eximbank, melalui capacity building mencoba mengurangi jumlah anak-anak yang putus sekolah seperti ini. Beberapa diantara mereka yang berhasil lulus seleksi kini berada di pusat latihan di berbagai lokasi. Beberapa komentar dari alumnus, siswa, dan para mitra Indonesia Eximbank. Apa dan bagaimana pengalaman mereka selama masa pelatihan serta apa manfaat yang diperoleh dari training ini. Berikut petikannya:
Siswa HMTC Damar Ardila, 19 tahun Model pelatihan di sini sangat bagus. Misalnya, pelajaran tentang masalah sepeda motor diberikan secara mendetail. Kita diberitahu mengenai cara bongkar pasang mesin, karburator, suspensi yang baik dan benar. Selain motor manual, motor matik juga diajarkan. Saya sebenarnya lebih berminat di mobil. Tapi untuk sementara belajar dulu tentang sepeda motor dan tidak ada ruginya. “Hitung-hitung cari pengalaman dan tambah ilmu.” kata siswa tamatan SMAK Blitar, Jatim ini. Rencana saya setelah selesai kursus ini, saya ingin melamar di PT Astra dulu. Alasannya, karena ingin mencari pengalaman bekerja di perusahaan otomotif terkemuka dunia. Sebab pada prinsipnya orang tua saya mengajarkan tidak boleh menyerah. Abdul Rojak, 37 tahun Saya senang bisa masuk training di sini. Semula saya buta sama sekali tentang mesin motor, tapi sekarang sudah tahu. Sekarang sudah bisa bongkar mesin sepeda motor 2 tak maupun 4 tak. Seusai training nanti saya akan mencoba membuka usaha di daerah, menjadi pengusaha khusus untuk sepeda motor. Sekarang jumlah sepeda motor sudah meluas sampai ke daerah dan pelosok pedesaan. Jadi, pasar sepeda motor sudah merambah ke mana-mana. Itu berarti, pasarnya bagus untuk membuka bengkel. Saya merasa beruntung training di sini. Sebab, HMTC tak hanya mengajarkan tentang permesinan, tapi juga ilmu yang lain seperti manajemen perbengkelan dan pemasaran. Ilmu ini berguna ketika nanti menghadapi konsumen. Jadi, ketika kita terjun ke masyarakat sudah siap mental dan keahlian. 29
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Siswa STP Sudarmanto, 23 tahun Saya masuk STP karena informasi dari teman dua tahun lalu. Saya sudah pernah mengalami hidup yang sulit, dua tahun menganggur. Karena itu sekarang saya bersyukur. Setelah masuk ke sini saya merasakan perubahan yang besar sekali. Saya memiliki keahlian sebagai bekal untuk kerja. Selama di sini banyak hal-hal baru yang saya dapati, selain ilmu, kita mendapat banyak teman-teman baru. Ilmu tentang mesin, saya baru mengenal tentang milling (mesin bubut) ketika di sekolah dulu saya tidak pernah mendapatkannya, tapi di sini saya bisa belajar dan mengoperasikan tentang mesin bubut. Rencana saya, selama empat sampai lima tahun akan mengumpulkan duit untuk modal kerja serta mencari pengalaman. Setelah mendapat pengalaman, saya akan mencoba membuka usaha sendiri. Ragil Heriyantoko, 19 tahun Saya tertarik masuk training di sini karena bercita-cita ingin menjadi mekanik. Apalagi ketika di sekolah dulu saya memilih jurusan otomotif. Jadi sudah terbiasa dengan mesin. Saya beruntung bisa masuk sini, karena STP adalah salah satu pusat pelatihan mekanik yang paling bagus di Surakarta. Belajar di sini sangat berbeda bila dibandingkan di sekolah. Di sini lebih banyak praktik, dan hanya 10% teori. Jadi kita cepat menguasai mesin. Sedangkan di sekolah hanya belajar tentang perawatan dan perbaikan mesin otomotif saja. Jadi yang saya peroleh di sini lebih luas dan banyak dibanding di sekolah. Selain itu, belajar di sini tidak monoton. Kita bebas bertanya tentang sesuatu yang tidak kita ketahui. Ini yang membuat kita semakin pintar. Esti Roshida, 18 tahun “Saya masuk STP karena ingin menambah ilmu dan pengalaman dan langsung bisa bekerja.” ujar alumni Madrasyah Aliyah, Purwokerto ini bangga. Banyak hal baru yang saya peroleh di sini, yang diajarkan mulai dari cara mengikir, menggambar teknik serta membubut. Kita di sini tidak hanya diajarkan tentang mesin, tapi juga disiplin. Jika siswa terlambat satu menit saja, dia akan dihukum selama satu jam, kemudian baru dia bisa ikut training. Jadi, di Solo Techno Park diterapkan disiplin secara ketat. Saya senang belajar di sini, kendati saya wanita di dalam lingkungan mayoritas pria, hal ini tidak menjadi masalah, karena semua teman-teman baik dan menghormati wanita. Kita di sini belajar untuk mengenal orang lain dan belajar untuk menghormati orang lain. Jika kita menghargai orang lain, kita pun akan dihargai. 30
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Alumnus STP Nanang Supriyadi, 21 tahun Saya bersyukur bisa ikut training di sini karena setelah lulus, saya bisa langsung bekerja. Saat ini sudah saya bekerja di PT ATM-IGI Center Solo, sebuah lembaga pendidikan seperti Solo Techno Park, tapi saya ditempatkan di unit produksi atau di Production Planning and Control (PPC) yang memiliki tugas untuk memproduksi cetakan untuk plastik. Selain mempelajari ilmu tentang teknik mesin, di sini juga diajarkan tentang sikap dan perilaku, misalnya soal disiplin. Di dunia kerja ternyata soal disiplin sangat diutamakan. Biar orangnya pintar kalau tidak disiplin bisa mengganggu jadwal kerja dan membawa dampak buruk bagi teman-teman yang lain, dan saya bersyukur bisa memanfaatkan keahlian ini. Karenanya, dalam kesempatan yang baik ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Indonesia Eximbank yang telah memberi beasiswa training di STP. Program beasiswa ini sangat berguna bagi anak-anak seperti saya yang berasal dari keluarga tidak mampu. Dedi Irawan, 20 tahun Saya sekarang sudah bekerja di PT King Manufaktur, Solo, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang permesinan, lebih khusus lagi memproduksi peralatan untuk mesinmesin otomatis, seperti membuat alur kanvas rem dan sebagainya. Setelah bekerja baru saya merasakan manfaat yang diperoleh dari STP ini. Kebetulan saya ditempatkan sebagai juru gambar teknik, sekarang gambar-menggambar bukan masalah yang asing bagi saya. Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Indonesia Eximbank yang telah memberi beasiswa. Banyak sekali anak-anak muda seperti saya yang masih menganggur, tidak dapat bekerja karena tidak memiliki keterampilan, oleh karena itu saya merasa sangat beruntung bisa mendapatkan kesempatan ini. Ujang Ristono, 23 tahun Bekerja di PT Adyawinsa Stamping Industries membuat saya bangga. Perusahaan ini bergerak dalam bidang stamping atau pres bodi mobil dan motor yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat. Di perusahaan ini saya ditempatkan di bagian planning project material control (PPMC), bagian yang membuat rencana produk yang dipesan oleh customer, mulai dari mendisain hingga sudah berbentuk produk sesuai dengan pesanan customer. Ilmu yang didapat di STP sangat berguna di tempat kerja. Saya beruntung mendapat beasiswa dari Indonesia Eximbank. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Indonesia Eximbank yang telah membiayai saya belajar di STP. Karena, tanpa bantuan dari Indonesia Eximbank dan tenaga pengajar dari STP saya tidak akan bisa bekerja seperti ini. 31
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Siswa dan Alumnus IGTC Jaji Fachrulroji, 20 tahun Awalnya saya buta tentang garmen, apalagi di SMKN 2 Bogor, sekolah saya dulu, saya memilih jurusan otomotif. Tapi, ketika itu IGTC sedang mencari siswa. Selama ini kami telah mengenal IGTC karena semua siswa lulusan lembaga ini langsung bisa bekerja di perusahaan garmen. Bersamaan dengan itu, saya ikut tes dan diterima. Setelah mempelajari tentang garmen saya makin tertarik, dan saya memilih jurusan Marketing Merchandising & Quality Control, karena marketing marchandising adalah bagian yang paling vital di perusahaan garmen, tanpa bagian ini produksi tidak bisa jalan. Untuk bekerja di bagian ini dibutuhkan keahlian komunikasi dan bahasa Inggris yang baik. Sekarang saya sadar bahwa semua ilmu yang dipelajari di sini sangat menarik, baik ilmu tentang garmen maupun non-garmen dan sangat berguna bila bekerja di perusahaan garmen, suatu hari nanti. Iradatul Taprijiah, 22 tahun (alumnus MMQ, tahun 2008) Cita-cita saya awalnya ingin menjadi guru. Setelah lulus SMA Negeri 1 Leuwiliang, Bogor, saya ingin mengajar bahasa Inggris. Tapi, ada teman yang mengajak saya agar masuk IGTC, sebuah lembaga pendidikan yang khusus melatih keahlian tentang garmen. Saya pikir ini tawaran yang bagus. Setelah setahun belajar di IGTC, Saya langsung bekerja di perusahaan garmen milik PMA, dari Korea Selatan, di Cibinong, Bogor. Saya ditempatkan di bagian purchasing, tugasnya adalah melakukan pembelian bahan baku. Ternyata, setelah masuk ke dunia kerja, semua ilmu yang pernah dipelajari di IGTC dapat diterapkan di perusahaan. Bukan hanya ilmu tentang garmen, melainkan juga mentalitas, perilaku dan disiplin. Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Indonesia Eximbank yang telah memberikan program beasiswa. Berkat bantuan beasiswa ini saya sudah bekerja, punya penghasilan sendiri dan bisa juga membantu orang tua. Nopri, 19 tahun (Siswa MMQ, angkatan 2009) Alhamdulillah, setelah setahun mengikuti training di sini, saya sudah lulus dan sudah diterima di PT Tainan, perusahaan garmen dari Taiwan, berlokasi di Cakung, Bekasi dan Saat ini sedang menunggu penempatan. Ujar alumni SMK Wuasri, Madiun, Jatim. Menurut saya, di situ letak keunggulan dari IGTC dibandingkan dengan sekolah-sekolah umum lainnya. Di IGTC, perusahaan yang mencari sumber daya manusia. Siswa tak perlu melamar kerja, sebab perusahaan-perusahaan garmen itu yang datang mencari tenaga kerja. 32
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Satu hal yang paling menarik dari belajar di sini adalah pelajaran bahasa Inggris. Dulu, ketika saya masuk ke sini penguasaan bahasa inggris saya lemah. Tapi sekarang sudah berkembang, karena pelajaran diberikan dalam bahasa Inggris. Apalagi sebagian besar istilah-istilah dalam garmen menggunakan bahasa Inggris. Jadi, suka tidak suka, setiap siswa mutlak harus menguasai bahasa Inggris. Nurul Aini Adini, 18 tahun Saya memilih masuk IGTC karena ingin mengembangkan karir saya dalam bidang garmen, khususnya butik. Kebetulan di sekolah SMK Negeri 3 saya Bogor memilih jurusan tata busana. Jadi, saya pikir cocok memilih ikut training di IGTC ini. Di sini, saya memilih jurusan Production Productifity & Product Development. Saya diajarkan bagaimana membuat lay out dalam line garment. Bagaimana menjaga quality dari produk tersebut, termasuk juga bagaimana proses produksinya. Semua pengetahuan garmen ini tentu sangat berguna bagi saya kelak jika saya terjun ke dunia kerja. Saat ini, saya sedang menunggu hasil tes masuk di sebuah perusahaan garmen. Jika diterima akan ditempatkan di bagian industrial Engineering (IE), yang bertugas mengatur waktu produksi. Cita-cita saya, suatu ketika ingin menjadi manager di sebuah perusahaan garmen. Oleh karena itu, terima kasih patut saya ucapkan kepada Indonesia Eximbank yang telah membantu saya dalam mewujudkan mimpi saya. Siti Nuraeni, 19 tahun (Jurusan PMF 15) Pada awalnya saya diberi informasi dari guru, bahwa IGTC membuka program beasiswa di sekolah kami SMK Negeri 3 Garut, Jawa Barat. Lalu saya ikut tes masuk dan diterima di sini. Saya suka ikut training di sini karena selain mengajarkan tentang dunia garmen siswa juga diberikan motivasi untuk menjadi tenaga kerja yang terampil dalam bidang garmen, memiliki disiplin serta kemandirian. Tujuannya, agar nanti ketika masuk dunia kerja kita tidak canggung, sebaliknya bisa langsung beradapatasi dengan lingkungan kerja. Bagi saya ini penting. Karena belum tentu pelajaran seperti ini diajarkan di sekolah-sekolah umum. Saya memilih jurusan Patern Making & Finishing (PMF), karena sesuai dengan jurusan yang saya pilih ketika di SMK dulu, yakni jurusan tata busana. Jurusan ini ditempuh dalam waktu enam bulan. Kendati relatif singkat, ilmu yang diajarkan ternyata sangat mendalam.
33
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Siti Fuji Fauziah, 18 tahun (Jurusan PMF 15) Saya tertarik masuk IGTC karena sekolah ini memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang lain. Pertama, kita diajarkan tentang garmen secara konkrit dan langsung dipersiapkan untuk bekerja. Kedua, sistem belajarnya enak, guru-gurunya berpengalaman serta ahli dibidangnya, sehingga kita mudah mengerti. Bagi saya yang paling mengesankan adalah pelajaran bahasa Inggris. Pada awalnya bahasa Inggris saya buruk, tapi sekarang mulai bagus. Selain itu, kita juga diajarkan mandiri. Menjadi manusia yang bertanggung jawab dan disiplin merupakan bekal mental yang bagus untuk bekerja di pabrik nanti. Begitu masuk IGTC, sikap kita berubah, Kendati saya baru satu bulan di sini, tapi saya sudah merasakan perubahan itu. Sebelumnya saya sangat cuek dan tidak menghargai waktu, tapi sekarang sangat menghargai waktu. Saya memilih jurusan Patern Making & Finishing (PMF), karena sesuai dengan jurusan saya di tata busana ketika di SMK Negeri 3 Garut, Jawa Barat, dulu. Saya ingin memperdalam di bagian pola jika bekerja di perusahaan garmen nanti. Citacita saya, suatu hari kelak bisa menjadi manager yang professional. Siswa Meranti Magsaysay I Ketut Musitra, 22 tahun Saya senang dan merasa beruntung dapat bekerja di kapal pesiar, inilah cita-cita saya. Sejak 13 Juni 2009, saya mulai bekerja di kapal pesiar tersebut sebagai crew steward-trainee yang dikontrak selama delapan bulan. Awal Mei silam, saya telah menyelesaikan masa kontraknya dan kini sedang cuti di kampung halaman, Dusun Komala, Desa Bhuana Giri, Karang Asam, Bali. Selama delapan bulan berlayar di hotel terapung ini, saya tidak mendapat kesulitan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya, karena semua yang diajarkan ketika mengikuti training di Meranti Magsaysay Institute, sesuai dengan tugas-tugas di atas kapal. Selain itu, manfaat lain lagi adalah banyak pengalaman baru yang diperoleh. Diantaranya, teman yang berasal dari berbagai negara bertambah banyak. Selain itu, penguasaan bahasa inggris saya semakin baik dan meningkat. Seusai cuti, Saya akan berangkat berlayar kembali pada 2 Juni 2010. Begitu masuk kerja nanti gaji yang diperolehnya bertambah dari 250 Euro sebagai crew trainee menjadi 501 Euro. Karena itu saya berterima kasih kepada Indonesia Eximbank yang telah memberikan beasiswa kepada saya ikut training di Meranti Magsaysay Institute.***
34
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Wahyu Wijayanto, 27 tahun Di saat sedang menghadapi kesulitan ternyata ada jalan keluarnya. “Saya sedang tidak punya uang untuk membayar training di Meranti Magsaysay. Kebetulan ada beasiswa dari Indonesia Eximbank. Wah saya bersyukur sekali. Akhirnya training selesai dan saya langsung bisa bekerja di kapal pesiar.” ujar anak ke-4 dari 5 bersaudara ini mengungkapkan pengalamannya. Setelah menjalani kontrak selama 8 bulan di kapal pesiar Costa Crociera, Wahyu saat ini sedang cuti sambil menunggu penempatan di kapal pesiar berikutnya yang dikelola oleh Meranti Magsaysay. “Cita-cita saya tercapai dapat bekerja di kapal pesiar. Selain itu, banyak pengalaman serta suka dukanya bekerja di kapal pesiar,” kata alumnus sekolah perhotelan Akpindo, Jakarta, yang menyandang DIII, yang bertugas sebagai crew 3rd Cook ini. Tapi pengalaman yang paling mengesankan adalah ketika pertama kali melihat kapal pesiar dengan bobot yang luar biasa besarnya di mata Wahyu, kala itu. Bayangkan, seumur hidup dia belum pernah menyaksikan kapal pesiar yang demikian besar. Memiliki 12 lantai dapat menampung sebanyak 3.000 penumpang dan 1.500 crew kapal. “Sungguh luar biasa besarnya, dan dikelola dengan seluruh crew yang professional. “ lanjutnya. Wahyu sangat bersyukur kepada Tuhan dan juga tentunya kepada Indonesia Eximbank yan g telah memberi beasiswa kepadanya. “Saya bisa keliling dunia dan sembari itu saya juga bias menabung. Kelak akan saya pergunakan untuk membangun masa depan saya. Selain itu, beasiswa seperti ini sangat membantu buat anak yang tidak mampu seperti saya ini untuk melanjutkan pendidikannya” tukas Wahyu yang kala itu menerima gaji 639 Euro. Untuk kontrak kedua, dia bisa menerima 710 Euro.
35
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Untung Swasono, 33 tahun Untung tak membayangkan bahwa cita-citanya yang selama ini terpendam bisa terwujud menjadi kenyataan. “Cita-cita saya sejak remaja memang ingin bekerja di kapal pesiar dan sekarang menjadi kenyataan. “kata alumni SMA Krista Mitra, Semarang, yang kini sedang menjalani masa cuti setelah dikontrak di kapal pesiar Costa Crosiera yang menjalani rute Eropa–Asia. Tapi pengalaman yang paling mengesankan adalah, ketika kapal pesiar yang dijalaninya ini menabrak dermaga di Mesir ketika akan berlayar menuju laut Mediteranian. “Kami semua kaget, satu crew tewas, kala itu,” ujar Untung yang merupakan Crew 3rd Cook Vegetable. Karena kapal mengalami masalah, maka semua crew dipulangkan satu persatu termasuk dirinya. Kebetulan masa kontraknya sudah jatuh tiga minggu yang akan datang. “Ya, jadi sekalian pulang dan sekaligus mengakhiri masa kontrak.” Lanjutnya. Kendati bekerja di kapal pesiar sangat menyenangkan, antara lain, bisa keliling dunia dengan gratis, dan dengan gaji yang lumayan bagus dibandingkan teman-teman yang bekerja di hotel di Jakarta, Untung tak mau silau dengan kehidupan awak kapal pada umumnya. “Saya ingin terus menabung, mengumpulkan uang untuk modal usaha ketika saya tidak bekerja di kapal lagi suatu hari kelak.” ucap Untung. Ternyata perencanaan hidup Untung bukan hanya ungkapan katak-kata, tapi memang betul-betul dipraktikkannya saat ini. Kendati dia menjalani cuti, Untung masih mau bekerja part-time di Hotel Sahid Lippo Karawaci. “Lumayan untuk menambah penghasilan dari pada menganggur.” begitu alasannya. Padahal, dari pendapatan gajinya selama di kapal pesiar sebesar 639 Euro, masih utuh. Tapi Untung betul-betul ingin memanfaatkan kesempatan dan waktu yant tersedia baginya. “Saya pikir karir saya ini bisa terwujud karena bantuan Tuhan serta kebijaksanaan Indonesia Eximbank yang telah memberi beasiswa kepada kami ikut training di Meranti Magsaysay. Beasiswa ini sangat membantu bagi anak-anak seperti kami dari keluarga tidak mampu” katanya. Justru, karena manfaatnya begitu besar, dia berharap teman-teman yang memiliki nasib seperti ini bisa diberi beasiwa dari Indonesia Eximbank.***
36
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Komentar positif yang mereka kemukakan mengenai beasiswa yang didapatkan dari Indonesia Eximbank saat menempuh pelatihan di tempat mereka masing-masing merupakan wujud rasa syukur mereka atas pendidikan gratis yang mengantarkan mereka untuk terjun langsung di dunia pekerjaan. Tentu saja, hal tersebut membawa manfaat yang begitu besar dalam kehidupan para siswa program CSR Indonesia Eximbank ini. Adapun manfaat yang mereka rasakan dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, setelah mereka menyelesaikan training di lembaga pendidikan, mereka sudah memiliki bekal keahlian. Ada yang menjadi montir sepeda motor, mekanik mesin industri, ahli pengelasan (welder), mekanik dalam bidang garmen, membuat pola, quality control di pabrik garmen dan sebagainya. Setelah itu, mereka bisa langsung bekerja di sebuah perusahaan atau pabrik manufaktur. Kedua, dengan bekerja, mereka memperoleh pendapatan atau gaji sendiri setiap bulannya. Pendapatan yang diperoleh setiap bulan itu sudah bisa menghidupi dirinya sendiri dan membantu orang tua. Ketiga, setelah berstatus sebagai karyawan di sebuah perusahaan, para siswa yang relatif masih berusia muda ini dapat meniti karir. Bekerja merupakan sebuah awal yang baik bagi perjalanan hidup seseorang. Jika dia tekun dan sungguh-sungguh, bukan mustahil suatu hari kelak karirnya meningkat, dan diantaranya bisa menduduki posisi yang lebih tinggi di sebuah perusahaan. Keempat, orang yang bekerja memiliki kebanggaan tersendiri, baik untuk dirinya sendiri maupun di lingkungan bermasyarakat bila dibandingkan dengan menjadi pengangguran. Secara psikologis maupun sosiologis, orang memiliki pekerjaan lebih percaya diri dan orang lain akan memberikan penghargaan yang lebih tinggi bagi mereka, di mana pun dia berada. Sehingga lebih mudah bagi mereka untuk bersosialisasi dan di terima di lingkungan. Itulah antara lain beberapa manfaat yang dapat dipetik dari program beasiswa ini. Bagi anak-anak muda masa kini, mereka ingin sesuatu yang nyata, yakni sesuatu yang bisa dirasakan dan bisa bermanfaat secara langsung. Karena itulah, di mata mereka program beasiswa pelatihan adalah bekal yang berguna bagi kehidupan masa depan mereka. Sebab pada kenyataannya, setelah mengikuti pelatihan, mereka dapat langsung bekerja. Ini adalah sebuah solusi yang konkrit untuk berkontribusi pada lingkungan sosial. 37
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
38
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Bab V - Penutup Membangun Dengan Nyata
K
omitmen Indonesia Eximbank melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) bukan sekedar basa basi, tapi dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh kesadaran. Hal ini dapat dilihat dari terlaksananya program demi program, yang setiap tahunnya berjalan dengan sukses serta mengalami peningkatan secara signifikan. Indonesia Eximbank menganggap CSR penting bagi lembaga ini, sehingga perlu dibentuk satu departemen khusus yang menangani dan mengelola CSR. Bagian khusus yang menangani CSR disebut sebagai Departemen Program Kemitraan dan CSR, yang berada di bawah Divisi Pengembangan UKM dalam struktur organisasi lembaga. Tujuan dibentuknya departemen ini jelas, agar pelaksanaan CSR dapat berjalan dengan baik dan optimal karena dikelola oleh satu departemen yang masuk di dalam struktur organisasi. Dua program utama CSR Indonesia Eximbank, yakni Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan mengalami perkembangan yang sangat membanggakan sejak CSR dilaksanakan oleh BEI dan kemudian dilanjutkan oleh Indonesia Eximbank. Program Kemitraan yang memfokuskan kegiatannya pada penyaluran Kredit Usaha Kecil dan Mikro dalam lima tahun terakhir mencapai pertumbuhan di sisi dana rata-rata 35% atau senilai Rp 43,6 miliar. Sedangkan dari sisi Mitra Binaan, telah terkumpul banyak mitra binaan yang kebanyakan berasal dari kelompok Usaha Kecil dan Mikro yang menjalankan usahanya di berbagai sektor, seperti di perdagangan, handycraft, dan industri rumah tangga.
39
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
40
BUILDING THE CAPACITY | INDONESIA EXIMBANK
Pelaksanaan CSR, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat pula mempererat hubungan kerjasama antar perusahaan di lingkungan BUMN. Melalui Program BUMN Peduli, dana atau uang yang terkumpul melalui program ini sangat besar, dibandingkan dengan melaksanakannya secara sendiri-sendiri. Dengan dana yang besar itu, maka proyek yang dikerjakan pun bisa semakin besar pula secara kuantitas
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Margareth dari Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia di salah satu mitra CSR Indonesia Eximbank, IGTC, memberikan hasil: (1) Dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang diinvestasikan dalam wujud Capacity Building dalam lima tahun dapat memberikan nilai 8x (800%) dari biaya yang telah dikeluarkan atau sebesar 1,6 kali per tahun (160%); (2) 90% alumni telah bekerja pada bidang garmen industri, 8% di luar garmen, namun masih tetap dalam bidang marketing bahkan ada yang menjadi pengajar bahasa Inggris dan 2% memilih tidak bekerja karena mengurus keluarga; (3) Pada tahun pertama kelulusan, para alumni bekerja sebagai staf asisten; (4) Memasuki tahun kedua, mendapat promosi sebagai staf; (5) Setelah 4-5 tahun, sebanyak 70% dari alumni telah menempati posisi manajer sampai senior manajer dengan gaji meningkat sampai 265% atau sebesar 53% per tahun. Pelaksanaan CSR, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat pula mempererat hubungan kerjasama antar perusahaan di lingkungan BUMN. Melalui Program BUMN Peduli, dana atau uang yang terkumpul melalui program ini sangat besar, dibandingkan dengan melaksanakannya secara sendiri-sendiri. Dengan dana yang besar itu, maka proyek yang dikerjakan pun bisa semakin besar pula secara kuantitas. Contohnya pada Juli 2008, Kementerian BUMN menunjuk BEI bersama dengan PT Jamsostek dan PT. Pelindo II sebagai koordinator Pelaksana Program BUMN Peduli Pendidikan/Pelatihan mewakili puluhan BUMN yang ada dan hasilnya berjalan sukses. Dari proyek tersebut, terkumpul uang sebanyak Rp 20 miliar, yang dipergunakan untuk biaya kegiatan pendidikan dan pelatihan, mulai dari bidang garmen yang menjadikan
41
International Garment Training Centre (IGTC) sebagai tempat pelatihannya. Dalam bidang mekanik sepeda motor, ditunjuk Hartomo Mechanical Training Center (HMTC) sebagai tempat pelatihannya. Pelatihan dalam bidang mekanik permesinan ditunjuk Solo Techno Park (STP). Dalam bidang las, drafter, operator mesin bubut dan teknisi otomotif bekerjasama dengan Balai Besar Latihan Kerja Industri (BBLKI) Serang. Terakhir, pendidikan 1.500 guru SMP dalam bidang pelatihan Fisika SMP/MTs dengan metode Gasing (Gampang, Asyik dan Menyenangkan) bekerjasama dengan Yayasan Surya Institute (SI), sebuah institute yang berhasil mencetak anak-anak pintar Indonesia meraih medali emas dan perak pada kompetisi Olimpiade Fisika Dunia. Secara langsung maupun tidak langsung, pelaksanaan CSR telah ikut membantu program pemerintah dalam upaya untuk mengurangi angka pengangguran. Melalui program Capacity Building, misalnya, telah berhasil memberdayakan anak-anak muda masuk ke dunia kerja karena mereka dibekali keahlian melalui serangkaian training yang dilakukan di berbagai lembaga pendidikan. Indonesia Eximbank sendiri telah berhasil melatih lebih dari 3.000 siswa dari program capacity building. Jika program seperti ini diikuti dengan sungguh-sungguh oleh semua perusahaan BUMN lainnya, maka diharapkan ini dapat membantu mengurangi jumlah pengangguran. Kesimpulannya, tantangan pelaksanaan CSR di masa mendatang akan semakin meningkat seiring dengan kemajuan serta perkembangan yang terjadi di dalam masyarakat serta lingkungan. Kemajuan ini akan berdampak terhadap semua aspek dalam kehidupan sehari-hari. Contoh; munculnya masalah lingkungan yang lebih kompleks, masalah kesehatan masyarakat, dunia pendidikan serta masalah sosial lainnya, seperti pengangguran. Maka, untuk menanggulangi masalahmasalah kemasyarakatan tersebut dibutuhkan programprogram yang melibatkan banyak perusahaan, di masa mendatang.
Data Lembaga Kantor Pusat Gedung Bursa Efek Indonesia Menara II, Lantai 8, Sudirman CBD Jl. Jend. Sudirman, Kav. 52-53, Jakarta 12190, Indonesia Tel : (62-21) 515-4638 (hunting) Fax: (62-21) 515-4639 www.indonesiaeximbank.go.id
Kantor-kantor Wilayah Medan B&G Tower, J.W. Marriott, Lantai 6, Unit 12 Jl. Putri Hijau No. 10 Medan 20111, Indonesia Tel : (62-61) 8001-0098 Fax: (62-61) 8001-0096 Surabaya Wisma Dharmala Surabaya, Lantai 2, Suite 1, Jl. Panglima Sudirman 101-103 Surabaya 60271, Indonesia Tel : (62-31) 534-9382 (hunting) Fax: (62-31) 534-9383 Makassar Wisma Kalla Lantai 6, Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 8-10 Makassar 90132, Indonesia Tel : (62-411) 852-916 Fax: (62-411) 852-917