OPTIMALISASI PORTFOLIO INDEKS SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN PENDEKATAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERIODE AGUSTUS 2007 S/D JULI 2010 Muninghar Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Wijaya Putra Jln. Raya Benowo Surabaya E-mail:
[email protected] ABSTRACT In stock investing, investors also confronted with the possibility of irregularities in the return expectations. To minimize risk, investors can invest by establishing an optimal portfolio that link the return of each stock market index return (Markowitz model simplification). The study found 19 stocks listed as LQ 45, 17 stocks have a decent positive return ekpekstasi selected as the candidate's portfolio. While the two stocks with negative expected returns, and found 14 stocks have a β> 1 which is a stock with high sensitivity or vulnerable to market changes. While the five stocks have a β <1 is the stock that is not too affected by changes in market share. Based on the Excess Return to Beta (Erb) and the cut off point (C *) is found 15 stocks has a positive Erb and seven stocks enter the optimal portfolio. Keywords: Optimal Portfolio, Single Index Model, Return Expectations, Risk and excess return to beta. PENDAHULUAN Saham memiliki portfolio lebih bagus dari pada cara berinvestasi konvensional. Investor dalam menanamkan modalnya pada saham bertujuan memperoleh keuntungan (return) berupa deviden dan capital gain. Namun investor harus memperhitungkan unsur ketidakpastian atau resiko (risk), yaitu kemungkinan terjadinya penyimpangan dari tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return). Resiko yang dihadapi investor dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal perusahaan atau industri itu sendiri maupun faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Oleh karena masing-masing saham memiliki sensitivitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar maka untuk meminimumkan resiko, investor yang rasional akan melakukan diversifikasi (portofolio). Masalahnya bagi investor adalah bagaimana membentuk portofolio optimal yaitu kombinasi terbaik antara tingkat pengembalian dan resiko agar diperoleh return maksimal dengan tingkat resiko yang minimal atas kumpulan saham-saham tersebut. Untuk mendapatkan portofolio optimal investor memerlukan suatu alat analisis dalam menentukan keputusan investasinya, salah satunya adalah model indeks tunggal (single index model) yang merupakan penyederhanaan perhitungan portofolio model Markowitz (Jogiyanto 1998:152). Tandelilin (2001:74) mengatakan bahwa investor akan memilih portfolio dari sekian banyak pilihan yang ada pada portfolio efisien, yaitu portfolio optimal dan
dikatakan sebagai portofolio optimal apabila : (1). Menawarkan ekspektasi return maksimal untuk berbagai tingkat risiko, atau (2). Menawarkan tingkat risiko minimal untuk berbagai tingkat ekspektasi return. Alasan penggunaan Model Indeks Tunggal karena model ini dapat digunakan sebagai alternatif dari model Markowitz untuk menentukan effcient set dengan perhitungan lebih sederhana (Jogiyanto 1998:152). Pengujian analisa portofolio yang dilakukan sebelumnya oleh Nur Lana Istiqamah M (Budiman, 2008) dengan menggunakan metode yang sama terhadap indeks saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2006 dan 2008, menunjukkan hanya ada dua saham yang terbentuk dalam portofolio optimal yaitu Akra Corporindo Tbk.dan BISI Internasional Tbk.dengan proporsi 2,37 % dan 97,63 %. Expected return yang dihasilkan porofolio optimal sebesar 0,18 % dengan risiko 0,01 %. Nilai return portofolio optimal ini jauh lebih besar dari return yang diberikan pasar pada saat itu yaitu sebesar 0,068 % dengan risiko pasar sebesar 0,013 %. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis saham-saham yang masuk ke dalam kelompok optimalisasi portofolio indeks saham LQ-45 sehingga bisa dijadikan informasi bagi calon investor dalam mengambil keputusan investasi saham LQ-45 di BEI
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan yang listing di BEI dengan indeks saham LQ-45. Periode penelitian selama tiga tahun surut kebelakang dimulai tahun 2007. Jenis data adalah data sekunder dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bank Indonesia (BI), terdiri dari data bulanan harga saham dan indeks saham serta tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) periode Agustus 2007 sampai dengan Juli 2010. Prosedur pengumpulan data adalah teknik dokumentasi dan metode pengambilan sample adalah purposive sampling, dipilih berdasarkan pertimbangan semua saham yang selalu aktif diperdagangkan di BEI yang masuk dalam LQ 45 mulai bulan Agustus 2007 sampai dengan Juli 2010. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1.Pendapatan saham Pendapatan saham individu adalah selisih antara harga penutupan saham bulanan akhir bulan dengan harga saham bulanan akhir bulan sebelumnya kemudian hasil selisih ini dibagi dengan harga penutupan saham perusahaan yang tercatat dalam indeks harga saham di pasar bursa;
2. Pendapatan pasar saham
Pendapatan pasar saham adalah selisih antara indeks harga saham penutupan akhir bulan dengan indeks harga saham penutupan akhir bulan sebelumnya kemudian hasil selisih ini dibagi dengan indeks harga saham penutupan akhir bulan sebelumnya. 3. Pendapatan bebas risiko Pendapatan bebas risiko adalah tingkat pengembalian rata-rata yang dapat diperleh dari aset bebas risiko. 4. Beta Beta adalah suatu pengukur fluktuasi dari pendapatan-pendapatan suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu terhadap pendapatan pasar saham. 5. ERB (Excess return to Beta) ERB adalah ; alat ukur yang mengukur kelebihan relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. 6. C* (cutt-off point) C* adalah suatu titik pembatas yang menentukan batas nilai excess return to beta berapa yang dikatakan tinggi. Teknik Analisis Teknik analisis pembentukan portofolio optimal adalah : jika menggunakan model indeks tunggal, data yang diperoleh akan dianalisa melalui : (1). Menghitung retur dan risiko pasar berdasarkan data IHSG; (2). Menghitung retur dan risiko masing-masing saham; (3). Menghitung koefisien α dan masing-masing saham; (4). Menghitung expected return atau E(Ri); (5). Menghitung risiko tidak sistematik (ei2); (6). Menghitung Excess Return to Beta (ERB); (7). Mengurutkan ERB dari yang terbesar ke yang terkecil; (8). Menghitung Ci ; (9). Menentukan Ci terbesar sebagai C* (cut-off point); (10). Menentukan saham-saham yang memiliki ERB lebih besar daripada C* sebagai pembentuk portofolio optimal; (11). Menghitung proporsi dana untuk masing-masing saham yang membentuk portofolio optimal ; (12). Menghitung tingkat return portofolio (R p); (13). Menghitung tingkat risiko portofolio (p2 ). HASIL DAN PEMBAHASAN Kriteria suatu saham untuk indeks LQ45 sebagai berikut : (1). Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan; (2). Masuk dalam 60 saham berdasarkan nilai transaksi di pasar regular; (3). Dari 60 saham tersebut, 30 saham dengan nilai transaksi terbesar otomatis masuk dalam perhitungan indeks LQ45. Untuk mendapatkan 45 saham akan dipilih 15 saham lagi dengan menggunakan kriteria Hari Transaksi di Pasar Reguler, Frekuensi Transaksi di Pasar Reguler dan Kapitalisasi Pasar. Metode pemilihan 15 saham adalah : (1). Dari 30 sisanya, dipilih 25 saham berdasarkan Hari Transaksi di Pasar Reguler; (2). Dari 25 saham tersebut akan dipilih 20 saham berdasarkan Frekuensi Transaksi di Pasar Reguler; (3). Dari 20 saham tersebut akan dipilih 15 saham berdasarkan Kapitalisasi Pasar, sehingga akan didapat 45 saham untuk perhitungan indeks LQ45. Bursa Efek Indonesia secara rutin
memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam penghitungan indeks LQ45. Setiap tiga bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham tersebut. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Hasil penelitian ini menunjukkan ada 19 perusahaan yang sahamnya secara konsisten masuk dalam indeks LQ45 (Tabel 4.1), yang didominasi oleh perusahaan yang bergerak di sektor keuangan, pertambangan, dan transfortasi dan infrastruktur.
Tabel l. Perusahaan yang Sahamnya Masuk dalam Indeks LQ45 Periode Agustus 2007-Juli 2010 No Nama Perusahaan 1 Astra Argo Lestari Tbk 2 Aneka Tambang (Persero) Tbk 3 Astra Internasional Tbk 4 Bank Central Asia Tbk 5 Bank Rakyat Indonesia Tbk 6 Bank Danamon Tbk 7 Berlian Laju Tanker Tbk 8 Bank Mandiri (Persero) Tbk 9 Internasional Nickel Indonesia Tbk 10 Indofood Sukses makmur Tbk 11 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 12 Indosat Tbk 13 Medco Energi International Tbk 14 Perusahaan Gas Negara Tbk 15 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 16 Holcim Indonesia Tbk 17 Telekomunikasi Indonesia Tbk 18 Bakri Sumatra Plantations Tbk 19 United Tractors Tbk Sumber Data : www.idx.co.id
Kode AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BLTA BMRI INCO INDF INKP ISAT MEDC PGAS PTBA SMCB TLKM UNSP UNTR
Kelompok Industri Pertanian Pertambangan Aneka Industri Keuangan Keuangan Keuangan Transportasi dan Infrastruktur Keuangan Pertambangan Industri Barang Konsumsi Industri Dasar dan Kimia Transportasi dan Infrastruktur Pertambangan Transportasi dan Infrastruktur Pertambangan Industri Dasar dan Kimia Transportasi dan Infrastruktur Pertanian Perdagangan Jasa dan Industri
Perkembangan Harga Saham Individu Berdasarkan data harga bsaham individu pada periode Agustus 2007 sampai dengan Juli 2010 diketahui bahwa harga saham dari 19 perusahaan tersebut mengalami fluktuasi. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami kenaikan harga paling tinggi adalah PT bank Danamon Tbk sebesar 177.05 % pada bulan September 2008. Sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan harga saham paling rendah adalah PT.Internasional Nickel Indonesia Tbk yaitu sebesar 91.74 % yang terjadi pada bulan Januari 2009. Dari tabel 4.2 juga diketahui bahwa sebagian besar saham mengalami penurunan harga terendah pada bulan Oktober 2008 yaitu rata-rata sebesar 50 %. Hal ini dipengaruhi oleh krisis global yang terjadi mulai
akhir 2007. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena pada awal 2009 hargaharga saham tersebut mulai menaik kembali. Hal ini membuktikan bahwa Negara Indonesia termasuk negara yang mampu segera keluar dari krisis global.
Tabel
2.
Perkembangan Harga Saham Individu Perusahaan (LQ-45) di BEI periode Agustus 2007 – Juli 2010
No
Nama Perusahaan
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Astra Argo Lestari Tbk Aneka Tambang (Persero) Tbk Astra Internasional Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Rakyat Indonesia Tbk Bank Danamon Tbk Berlian Laju Tanker Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk Internasional Nickel Indonesia Tbk Indofood Sukses makmur Tbk Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Indosat Tbk Medco Energi International Tbk Perusahaan Gas Negara Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Holcim Indonesia Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Bakri Sumatra Plantations Tbk United Tractors Tbk
AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BLTA BMRI INCO INDF INKP ISAT MEDC PGAS PTBA SMCB TLKM UNSP UNTR
Kenaikan Tertinggi
Tbk
Penurunan Terendah
Feb-09 135.78 % Oct-08 Nov-07 39.55 % Jul-07 Oct-07 32.99 % Oct-08 Mar-09 31.91 % Jan-08 Apr-09 38.10 % Oct-08 Sep-07 177.05 % Aug-07 Dec-08 28.89 % Oct-08 Dec-08 35.91 % Oct-08 Apr-09 53.93 % Jan-08 May-09 39.06 % Oct-08 May-08 139.32 % Oct-08 Apr-09 18.52 % Feb-09 Sep-07 175.20 % Aug-07 Nov-08 31.43 % Aug-08 Nov-07 88.41 % Dec-07 Dec-08 44.83 % Oct-08 Mar-09 19.84 % Oct-08 Apr-09 80.65 % Oct-08 Oct-07 33.54 % Oct-08
-53.28 % -78.40 % -45.32 % -51.37 % -36.11 % -63.91 % -51.13 % -41.13 % -91.74 % -44.39 % -48.43 % -25.66 % -52.49 % -79.10 % -45.77 % -47.65 % -24.48 % -61.97 % -66.67 %
Sumber : Hasil analisis statistik, 2010. Indeks Harga Saham Gabungan dan Sertifikat Bank Indonesia Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan suku bunga SBI selama periode penelitian diketahui IHSG tertinggi terjadi pada Desember 2007 sebesar 2.745,826 dan IHSG terendah terjadi pada November 2008 sebesar 1.241,541.Sejak Desember 2007 sampai dengan Januari 2009 perkembangan harga saham cenderung menurun (negatif). Hal ini juga dipengaruhi oleh krisis global yang terjadi sejak akhir 2007. Namun sejak Pebruari 2009 IHSG cenderung meningkat (positif) seiring meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap iklim investasi di Indonesia yang berhasil terlepas dari pengaruh krisis global. Untuk tingkat pendapatan bebas resiko (RBR) digunakan data suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Perkembangan suku bunga SBI selama periode penelitian dapat diketahui bahwa suku bunga SBI tertinggi pada Desember 2007 yaitu sebesar 11,75 % sedangkan yang terendah pada
Nopember 2008 yaitu sebesar 6,50 %. Rata-rata suku bunga SBI setahun sebesar 8,72 % sedangkan rata-rata sebulan sebesar 0,7269 %. Tingkat Keuntungan Yang Diharapkan dan Risiko Pasar Dalam penelitian ini menggunakan analisis model Indeks Tunggal, yang mempertimbangkan tingkat keuntungan yang diharapkan dan resiko pasar diukur dari perkembangan harga saham yang terjadi di lantai bursa saham dan ditunjukkan oleh indeks harga saham. Indeks harga saham yang digunakan adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Data menunjukkan perkembangan IHSG selama periode Agustus 2007 sampai dengan Juli 2010 dengan menghitung tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko pasar. Dari hasil perhitungan, tingkat keuntungan yang diharapkan dari pasar saham (E(Rm)) sebesar 0,019388 atau 1,93 % sedangkan risiko pasarnya (m2) sebesar 0,008382 atau 0,83 %. Tingkat Keuntungan Saham Individu (Rit) Tingkat keuntungan saham individu (Rit) merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Tingkat keuntungan yang positif menunjukkan harga saham tersebut naik dari harga sebelumnya, tingkat keuntungan yang negatif menunjukkan harga saham tersebut turun dari harga sebelumnya, sedangkan tingkat keuntungan nol menunjukkan harga saham tersebut tidak mengalami perubahan. Saham yang lebih banyak mengalami kenaikan harga menunjukkan saham tersebut banyak diminati investor, sedangkan saham yang banyak mengalami penurunan harga menunjukkan saham tersebut kurang diminati investor. Beta Saham Individu Tingkat keuntungan suatu saham sangat dipengaruhi oleh tingkat keuntungan pasar. Kepekaan harga saham individu terhadap perubahan harga saham di lantai bursa diukur melalui beta saham (i). Saham dengan <1 memiliki risiko yang tinggi, sedangkan saham yang memiliki >1 memiliki risiko rendah. Berdasarkan perhitungan diketahui beta masing-masing (tabel 4.3). Dari tabel 4.3 diketahui terdapat 14 perusahaan yang sahamnya memiliki <1, dimana tertinggi adalah saham PT Bakri Sumatra Plantations Tbk sebesar 2,020075, sedangkan empat saham perusahaan lainnya memiliki >1, bahkan satu saham memiliki negatif yaitu saham PT.Medco Energi Internasional Tbk dengan sebesar -0,186960. Tingkat Keuntungan Yang Diharapkan Saham Individu E(Ri) Tingkat keuntungan yang diharapkan dari masing-masing saham E(Ri)) dihitung dengan menjumlah variabel αi dengan komponen yang berhubungan dengan pasar yaitu i dan E(Rm). Variabel αi merupakan konstanta saham yang dihitung dengan menggunakan rumus regresi. berdasarkan perhitungan dapat diketahui E(Ri) masing-masing saham seperti tercantum pada tabel. 4.3. Dari tabel 4.3 tercatat ada 17 saham yang memiliki tingkat keuntungan yang diharapkan positif sedangkan dua saham lainnya memiliki tingkat keuntungan yang diharapkan negatif. Saham yang memiliki tingkat keuntungan yang diharapkan positif
yang akan dijadikan kandidat dalam pembentukan portofolio optimal, sedangkan yang negatif tidak diikutsertakan dalam pembentukan portofolio optimal. Tabel 3.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Beta, Retur Ekspektasi, dan Excess Return to Beta Saham Perusahaan Tbk (LQ-45) di BEI periode Agustus 2007– Juli 2010
Kode
Nama Perusahaan
AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BLTA BMRI INCO INDF INKP ISAT MEDC PGAS PTBA SMCB TLKM UNSP UNTR
Astra Argo Lestari Tbk Aneka Tambang (Persero) Tbk Astra Internasional Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Rakyat Indonesia Tbk Bank Danamon Tbk Berlian Laju Tanker Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk Internasional Nickel Indonesia Tbk Indofood Sukses makmur Tbk Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Indosat Tbk Medco Energi International Tbk Perusahaan Gas Negara Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Holcim Indonesia Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Bakri Sumatra Plantations Tbk United Tractors Tbk
i 0,873804 1,033285 1,386704 0,753604 1,167182 1,555530 1,320104 1,284109 1,605585 1,242753 1,262438 0,639423 0,186960 1,112811 1,481492 1,555172 0,691676 2,020075 1,434702
E(Ri) 0,056314 0,011812 0,039708 0,005738 0,023580 0,042779 0,009190 0,029816 0,016614 0,030334 0,047870 0,011495 0,069150 0,004859 0,067604 0,045569 0,008044 0,024145 0,042808
ERB 0,056128 0,004396 0,023393 0,002032 0,013975 0,022828 0,012468 0,017559 0,005820 0,018559 0,032161 0,006609 0,330984 0,010898 0,040726 0,024627 0,001121 0,008354 0,024771
Sumber : Data diolah, 2010 Excess Return to Beta (ERB) Saham Pemilihan saham yang dimasukkan dalam portofolio optimal dengan menghitung Excess Return to Beta (ERB) masing-masing saham, yaitu kelebihan keuntungan relatif terhadap suatu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan . Saham yang akan dimasukkan dalam portofolio optimal adalah saham yang memiliki ERB positif, sedangkan yang memiliki ERB negatif tidak dimasukkan. Berdasarkan perhitungan tercatat 15 saham yang memiliki ERB positif dapat ( tabel 4.3) . Titik Pembatas (Cut off Point) Saham-saham yang akan dimasukkan dalam portofolio adalah saham-saham yang memiliki ERB tinggi diperlukan suatu pembatas yang dinamakan Cut off Point(C*) dengan menghitung Ci dari tiap-tiap saham. Hasil penelitian ini menunjukkan Ci tertinggi 0.018722 yang digunakan sebagai Cut off Point(C*).
Dengan mengurangkan masing-masing ERB dengan Cut off Point(C*) tersebut maka dapat diketahui saham mana saja yang memiliki ERB sama atau lebih besar dari Cut off Point(C*) yang akan dimasukkan dalam portofolio optimal (tabel. 4.4). Berdasarkan hasil perhitungan, terdapat tujuh saham yang masuk dalam portofolio optimal yaitu saham : (1). PT.Astra Argo Lestari Tbk (AALI); (2). PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA); (3). PT.Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP); (4). PT. United Tractors Tbk (UNTR); (5). PT. Holcim Indonesia Tbk (SMCB); (6). PT. Astra International Tbk (ASII); (7). PT.Bank Danamon Tbk (BDMN). Tabel 4. Penentuan Saham yang Akan Dimasukkan dalam Portofolio Perusahaan Tbk (LQ-45) di BEI periode Agustus 2007– Juli 2010 No Kode Nama Perusahaan Astra Argo Lestari Tbk 1 AALI Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 2 PTBA INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 3 United Tractors Tbk 4 UNTR SMCB Holcim Indonesia Tbk 5 Astra International Tbk 6 ASII 7 BDMN Bank Danamon Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk 8 INDF Bank Mandiri (Persero) Tbk 9 BMRI BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 10 Bakri Sumatra Plantations Tbk 11 UNSP ISAT Indosat Tbk 12 Interational Nickel Indonesia Tbk 13 INCO 14 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk 15 TLKM Sumber : Data diolah, 2010
ERB 0,056128 0,040726 0,032161 0,024771 0,024627 0,023393 0,022828 0,018559 0,017559 0,013975 0,008354 0,006609 0,005820 0,004396 0,001121
Ci 0,004236 0,014326 0,016441 0,019838 0,021260 0,021912 0,021942 0,021429 0,020729 0,019819 0,018737 0,018363 0,017860 0,017635 0,016943
ERBi-C* 0,034186 0,018783 0,010219 0,002828 0,002685 0,001451 0,000886 -0,003383 -0,004384 -0,007968 -0,013588 -0,015333 -0,016122 -0,017546 -0,020821
Proporsi Dana Portofolio Optimal Setelah saham-saham yang membentuk portofolio optimal ditentukan, selanjutnya adalah menghitung berapa besar proporsi dana masing-masing saham tersebut didalam portofolio. Berdasarkan perhitungan, didapatkan proporsi sebagai berikut ( tabel 5).
Tabel 5. Proporsi Saham Portofolio Optimal Perusahaan Tbk (LQ-45) Di BEI periode Agustus 2007– Juli 2010 No Kode Nama Perusahaan 1 AALI Astra Argo Lestari Tbk 2 ASII Astra International Tbk 3 BDMN Bank Danamon Tbk 4 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 5 PTBA Ambang batubara Bukit Asam Tbk 6 SMCB Holcim Indonesia Tbk 7 UNTR United Tractors Tbk Sumber : Data diolah, 2010
19,42 % 11,41 % 0,69 % 9,90 % 31,87 % 12,69 % 14,01 %
Tingkat Keuntungan yang Diharapkan dan Risiko Portofolio Optimal Di samping menghitung proporsi dana faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko portofolio. Berdasarkan perhitungan dapat disimpulkan bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio tersebut adalah 0.053831 atau 5,38 % sedangkan risiko portofolio adalah 0.014844 atau 1,48 %. Hal ini menunjukkan bahwa risiko portofolio tersebut lebih kecil dari tingkat keuntungan yang diharapkan.
SIMPULAN 1. 2.
3.
4. 5.
6.
Selama periode Agustus 2007 s/d Juli 2010 hanya terdapat 19 perusahaan yang sahamnya secara konsisten masuk kedalam indeks LQ45. Berdasarkan data pergerakan harga saham masing-masing selama periode penelitian terdapat 2 perusahaan yang harga sahamnya memiliki kecenderungan menurun sehingga menghasilkan tingkat keuntungan yang negative. Dari pengukuran kepekaan perubahan harga saham terhadap perubahan pasar diketahui terdapat 14 saham yang memiliki >1, 4 saham yang memiliki <1 dan1 saham memiliki negatif. Hal ini menunjukkan sebagian besar saham mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap perubahan pasar. Berdasarkan perhitungan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) dari 19 saham tersebut tercatat 17 saham dengan expected return positif sedangkan 2 saham lainnya memiliki expected return negative. Saham-saham yang memiliki expected return positif adalah saham yang layak dimasukkan dalam pembentukan portofolio optimal. Berdasarkan perbandingan antara Excess Return to Beta (ERB) dengan Cut off point (C*) diketahui hanya 7 perusahaan yang sahamnya layak dimasukkan dalam porofolio yaitu PT.United Tractors Tbk (UNTR), PT.Holcim Indonesia Tbk (SMCB), PT.Astra Argo Lestari (AALI), Tbk PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), PT.Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT.Bank Danamon Tbk (BDMN), dan PT.Astra International Tbk (ASII) dengan proporsi sebesar 14,01%, 12,69% , 19,42%, 31,87%, 9,90%, 0,69%, dan 11,41%
7. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa risiko porofolio tersebut lebih kecil dari tingkat keuntungan yang diharapkan (expected Return) dimana tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio adalah sebesar 0.053831 atau 5,38% sedangkan risiko portofolio adalah 0.014844 atau 1,48%. 8. Analisa pembentukan portofolio optimal dapat digunakan model indeks tunggal karena model ini memiliki perhitungan yang lebih sederhana. 9. Dalam pembentukan portofolio optimal pilihlah saham-saham yang memiliki expected return yang positif dan lebih besar dari tingkat keuntungan investasi bebas resiko (RBR). 10. Dalam pembentukan portofolio optimal pilihlah portofolio yang memiliki risiko yang lebih kecil dari expected return atau sebaliknya memiliki expected return lebih besar dari risikonya.
DAFTAR PUSTAKA Budiman, 2008. Analisa pembentukan portfolio optimal : Thesis. STIE Perbanas Surabaya. Darmadji, Tjiptono dan Fakhrudi, Hendy M. 2001. Pasar Modal Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Pertama.Jakarta: Salemba Empat. Fauzi A,dkk.2001.Aplikasi Excel alam Finansial Terapan.Jakarta : PT.Elex Media Komputindo Hanafi, Mamduh M. 2004. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Husnan, Suad. 1998. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga Yogyakarta : UPP AMP YKPN Jogiyanto. 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Michael S. Allen. 2000. Business Portfolio Management. Valuation, Risk Assessment, and EVA TM Strategies. John Wiley and Sons, Inc. Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. Yogyakarta : UPP AMP YKPN Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.Yogyakarta: BPFE.
Yarnest, 2003. Kinerja Keuangan Return Saham di Bursa Efek Surabaya (BES). Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial : Vol XV, No. 2, hal 610 – 620.