ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 23-36, Agustus 2015
CORE STABILITY EXERCISE LEBIH BAIK DIBANDINGKAN BACK STRENGTHENING EXERCISE DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS FUNGSIONAL PADA PENGRAJIN BATIK CAP DENGAN KELUHAN LOW BACK PAIN DI KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : Ade Irma Nahdliyyah*, N. Adiputra**, Sugijanto*** Magister Fisiologi Olahraga*, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana **, Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul *** ABSTRAK
Pelestarian batik yang telah menjadi warisan budaya Indonesia perlu diimbangi juga dengan perlindungan kesehatan para pengrajin batik. Kesehatan para pengrajin batik menjadi salah satu faktor keberlangsungan batik di Indonesia karena merupakan modal produktivitas kerja pengrajin. Beban pekerjaan seperti posisi dan postur tubuh yang salah dalam bekerja dapat menyebabkan keluhan pada system musculoskeletal salah satunya adalah keluhan nyeri punggung bawah atau low back pain (LBP). LBP dapat menurunkan kemampuan fungsional dari para pengrajin. LBP adalah masalah yang sangat umum terjadi pada orang usia kerja. Latihan yang terstruktur menjadi pilihan untuk penanganan low back pain. Latihan yang efektif dapat mengurangi rasa sakit dan meningkatkan aktivitas fungsional. Komponen yang paling penting dalam latihan LBP adalah latihan kekuatan dan stabilitas tulang belakang salah satu bentuk latihan dengan latihan back strengthening exercise dan core stability exercise. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bahwa pelatihan core stability exercise lebih baik dibandingkan back strengthening exercise dalam meningkatkan aktivitas fungsional pengrajin batik cap dengan keluhan low back pain di Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan pre test dan post test group design, yang dilakukan pada bulan januari sampai agustus 2014. Sampel penelitian diambil secara purposif samplingdengan kriteria inklusi dan eksklusi. Pada penelitian ini sebanyak 28 orang pengrajin batik dengan keluhan low back pain yang telah bekerja minimal 5-20 tahun. Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok-1 (yang diberi pelatihan back strengthening exercise) dan kelompok-2 (yang diberi pelatihan core stability exercise). Instrumen pengukuran untuk menilai aktivitas fungsional menggunakan pain disability index (PDI). Hasil uji statistik dengan t paired-test menyatakan data penurunan skor PDI kelompok 1 didapatkan nilai p=0,001 dan data penurunan skor PDI kelompok 2 didapatkan nilai p=0,001. Dari uji beda skor PDI menggunakan Independent t-test pada kedua kelompok setelah perlakuan didapat nilai p=0,001 (p< 0,05), dengan nilai rerata = 12,71 (SD = 4,827) sesudah perlakuan pada kelompok 1 dan nilai rerata = 6,71 (SD = 3,074) sesudah perlakuan pada kelompok 2. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan yaitu pelatihan core stability exercise lebih baik daripada back strengthening exercise dalam meningkatkan aktivitas fungsional pengrajin batik cap dengan keluhan low back pain di Kabupaten Pekalongan. Kata Kunci : core stability exercise, back strengthening exercise, LBP, aktivitas fungsional, pain disability index, pengrajin batik cap. 23
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 23-36, Agustus 2015
THE CORE STABILITY EXERCISE IS BETTER THAN THE BACK STRENGTHENING EXERCISE IN INCREASING FUNCTIONAL ACTIVITY THE CRAFTSMEN BATIK CAP WITH LOW BACK PAIN IN DISTRICT OF PEKALONGAN By: Ade Irma Nahdliyyah*, Adiputra*, Sugijanto* Magister of Sport physiology Udayana University*, Department of Medical School of Udayana University**, Faculty of Physiotherapy Esa Unggul University ABSTRACK Preservation batik has become cultural heritage of Indonesia also needs to be balanced with the protection of the health of batik craftsmen. The health condition of batik craftsman is one off factor in the sustainability of batik in Indonesian because the capital of craftsman working productivity. Workloads such as position and wrong posture at works can lead to complaints of the musculoskeletal system. One of them is low back pain (LBP). LBP can reduce the functional abilities of the craftsmen. LBP is a very common problem in people working age. Structured exercise an option for the treatment of low back pain. Exercise to reduce pain and improve functional activities. The most important component in LBP is strength training exercises and one spinal stability with back strengthening exercises and core stability exercise. The purpose of this study to determine that core stability training exercise is better than a back strengthening exercise in increasing the functional activity of the batik craftsmen with low back pain in Pekalongan. The research designs is experiment true by the one group pre-test and post-test group design, conducted in January to August 2014. Samples were taken by purposive sampling with inclusion and exclusion criteria. In this study consist of 28 people with batik craftsmen low back pain who have worked a minimum of 5-20 years. Subjects were divided into two groups: group 1 (were given training back strengthening exercises) and group 2 (were given training core stability exercise). Measurement instruments to assess the functional activity used the Pain Disability Index (PDI). The result of statistical test with paired t-test found that the reduction in PDI scores of group 1 with p value = 0.001 and data reduction PDI score group 2 p value = 0.001. Different of PDI scores after treatment were analisys by Independent t-test in 2 groups with p value = 0.001 (p <0.05), with a mean value = 12.71 (SD = 4.827) after treatment in group 1 and the mean value = 6 , 71 (SD = 3.074) after treatment in group 2. The result of this research can be concluded that the core stability exercise is better than the back strengthening exercise in increasing the functional activity of batik craftsmen with low back pain in Pekalongan. Keywords: core stability exercises, back strengthening exercise, LBP, functional activities, pain disability index, batik craftsmen. . 24
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 23-36, Agustus 2015
cap yang terdiri dari tiga pekerjaan
PENDAHULUAN
(pengecap,
Pelestarian batik yang telah menjadi perlu
warisan
budaya
Indonesia
juga
dengan
diimbangi
low back pain mekanical. Low back pain mekanical yang terjadi pada pengrajin
batik. Kesehatan para pengrajin batik salah
satu
dari
kain berulang-ulang) dengan cara yang
Pekerja pembatik
salah
meningkatkan produksi
pada pengrajin batik dengan pekerjaan mencolet dimana diakibatkan karena
terjadinya nyeri punggung bawah atau
posisi berdiri atau duduk lama dengan
low back pain. Tingkat keluhan sistem
posisi
muskuloskeletal pembatik merasakan
otot
merasakan sakit pada bagian bokong,
pengecap
seperti posisi dan postur tubuh yang
dan
otot-otot
punggung
melakukan
pekerjaannya
dengan membungkuk (fleksi). Pada
dapat
posisi fleksi tulang belakang terjadi
dan
peningkatan
kelelahan pada sistem musculoskeletal menurunkan
menyebabkan
Pengrajian yang bekerja sebagai
Beban pekerjaan pengrajin batik
dan
sehingga
bawah.
bawah1.
nyeri
yang
abdominal
sakit pada tubuh bagian punggung
keluhan
salah,
ketidakseimbangan otot antara otot-otot
siku kanan, lutut kiri, 60% merasakan
menyebabkan
yang
mengakibatkan terjadinya ketegangan
sakit dengan tingkat keluhan : 40 %
bekerja
menyebabkan
Sedangkan faktor statik dapat terjadi
yang merupakan
dalam
sehingga
overstretch pada otot punggung bawah.
batik.
pekerja sektor informal memiliki risiko
salah
statik. Faktor
kain batik) dan mewarnai (mengangkat
meningkatnya kesehatan para pengrajin
produktivitas
karena
pekerjaan pengrajin cap (mengecap
tangan ahli para pengrajin. Dengan
dapat
diakibatkan
dinamik salah satunya adalah aktifitas
karena batik dihasilkan oleh tangan-
maka
batik
faktor dinamik dan
faktor
keberlangsungan batik di Indonesia
batik,
pencelup)
memiliki risiko terjadinya gangguan
perlindungan kesehatan para pengrajin
menjadi
pewarna,
Ketegangan
kemampuan
tekanan pada
intradiskal.
ekstensor
trunk
meningkat, terjadi pada 57% dari fleksi
fungsional dari para pengrajin. Posisi
hip maksimum dan 84% dari fleksi
tubuh saat bekerja para pengrajin batik 25
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 23-36, Agustus 2015
vertebra maksimum. Dengan adanya gerakan
fleksi
keseimbangan
dan
rotasi
ligament
Latihan adalah cara terbaik
pelvis,
dan
untuk
mencegah
risiko
berulang
sendi
terjadinya nyeri punggung bawah (low
hilang sehingga menginisiasi sistem
back pain). Program latihan yang tepat
neurofisiologis
akan
yang
mengaktivasi
membantu
menguatkan fleksibilitas
dan
sistem aktif. Pada saat fleksi, nucleus
meningkatkan
otot
pulposus bergerak ke arah posterior
sehingga dapat mencegah terjadinya re-
sehingga terjadi ketegangan pada sisi
injury. Terapi latihan pada low back
posterior
annulus
fibrosus.
pain atau sering dikenal dengan back
intervertebral
melebar
exercise mempunyai manfaat untuk
peningkatan
memperkuat otot-otot perut dan otot-
ketegangan pada ligamen posterior
otot punggung sehingga tubuh dalam
longitudinal, ligamen flavum, ligamen
keadaan tegak secara fisiologis. Back
interspinosus dan supraspinosus, dan
exercise yang dilakukan dengan baik
spinal cord.2 Selama terjadinya gerakan
dan benar akan meningkatkan kekuatan
fleksi – ekstensi dari waktu ke waktu
otot secara aktif sehingga disebut
atau
menyebabkan
stabilisasi aktif. Peningkatan kekuatan
terjadinya ketegangan pada ekstensor
otot juga mempunyai efek peningkatan
tulang belakang yang dapat mengurangi
daya tahan tubuh terhadap perubahan
stabilitas lumbal serta mempengaruhi
gerakan atau pembebanan secara statis
terjadinya nyeri pinggang bawah.
dan dinamis, back exercise juga akan
Foramen sehingga
dari
terjadi
terus-menerus,
memperbaiki sistem peredaran darah
Dalam penanganan penderita LBP untuk mengurangi disabilitas dan
dan
perbaikan fungsional direkomendasikan
mekanisme
gerbang
pengurangan
nyeri
dengan
program
Back
Training3.
mengurangi
nyeri
melalui
control melalui
dan beta
endorphin.
Pemberian terapi latihan pada kasus low back pain sudah merupakan pelayanan
Latihan stabilisasi yang saat
rutin bagi setiap praktisi di bidang
ini sedang popular adalah latihan “Core
fisioterapi dan telah menjadi bagian
Stability”. Core stability merupakan
standar dalam pelaksanaan low back
aktivasi sinergi yang meliputi otot-otot
pain.
bagian dalam dari trunk yakni otot core 26
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 23-36, Agustus 2015
(inti). Fungsi core yang utama adalah
kasus low back pain dengan latar
untuk memelihara postur tubuh4.
belakang penyebab yang berbeda.
Core
dapat
digambarkan
Hal ini penting secara klinis
sebagai kotak berotot dengan perut di
dan
bagian depan, paraspinalis dan gluteals
penelitian. Oleh karena itu, dalam
dibelakang. Diagfragma sebagai atap,
penelitian ini, peneliti membandingkan
dan otot dasar panggul dan pinggul
efektivitas latihan back strengthening
sebagai bagian bawah. Tanpa otot-otot
exercise dengan core stability exercise
ini, tulang belakang tidak stabil dengan
lebih meningkatkan aktivitas fungsional
kekuatan tekanan kurang lebih 90N,
pada
beban jauh lebih kecil dari pada berat
keluhan low back pain.
tubuh bagian atas. Exercise/Latihan terstruktur
menjadi
efektif untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan fungsional pada orang
cap
Penelitian
dilaksanakan
Sijambe,
Wonokerto,
bulan
dan kronis, efektif dengan atau tanpa
dengan
di
Desa
Wiradesa
(Januari
-
Agustus
2014)
terhadap 14 orang subjek pada masing-
treatment lain, komponen yang paling latihan
batik
Kabupaten Pekalongan, selama tujuh
dewasa dengan low back pain sub akut
adalah
pengrajin
melalui
A. Ruang Lingkup Penelitian
untuk
penanganan low back pain. Latihan
penting
diklarifikasikan
MATERI DAN METODE
yang
pilihan
perlu
masing
kekuaatan
kelompok
1
dan
2
dan
diberikan perlakuan sebanyak tiga kali
(strengthening exercise) dan latihan
seminggu, selama 4 minggu.
fleksibilitas, intensitas tinggi (frekuensi Adapun tujuan penelitian ini
dan durasi) menghasilkan hasil yang lebih baik5.
adalah
untuk
membandingkan
Meskipun terapi latihan pada
efektivitas latihan back strengthening
low back pain atau sering dikenal
exercise dengan core stability exercise
dengan
lebih meningkatkan aktivitas fungsional
Back
mengisahkan
Exercise pertanyaan
masih
pada
tentang
pengrajin
batik
keluhan low back pain.
apakah bentuk dan jenis terapi latihan harus sangat spesifik terhadap setiap 27
cap
dengan
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 23-36, Agustus 2015
Penelitian penelitian
ini
(ketidakmampuan / disability). Semakin
merupakan
eksperimental
tinggi
dengan
indeks
semakin
besar
rancangan pre test dan post test group
ketidakmampuan fungsional seseorang
design.
tersebut karena sakit.
D. Analisis Data
B. Populasi dan Sample
Data yang diperoleh dianalisis dengan
Populasi pada penelitian ini adalah para
SPSS for windows versi 20, Langkah-
pengrajin batik cap Desa Sijambe,
langkah sebagai berikut :
Wonokerto, Wiradesa yang terdiri dari 8 tempat kerja dengan 108 pengrajin
1. Karakteristis subjek yang meliputi
batik. Jumlah sampel penelitian ini
umur, jenis kelamin, usia kerja,
sebanyak 28 pengrajin batik berusia 25
aktivitas fungsional.
– 50 tahun, masa kerja 5 – 30 tahun dan
2. Uji
mengalami keluhan nyeri pinggang
normalitas
mengetahui distribusi data masing-
menjadi dua kelompok.. Kelompok-1
masing kelompok perlakuan.
dengan back strengthening exercise,
3. Uji
dan Kelompok-2 dengan core stability
homogenitas
untuk C. Cara Pengumpulan Data Sebelum
diberikan
dilakukan
pemeriksaan
fungsional
dengan
perlakuan
dengan
terakhir.
setelah
kelompok
perlakuan
terhadap
peningkatan aktivitas fungsional di uji
pemberian
Kuesioner
dari
4. Uji komparasi data sebelum dan
aktivitas
menggunakan
setelah
data
perlakuan.
kuesioner Pain Disability Indeks (PDI) hari
menganalisis
masing-masing
pada kelompok-1 maupun kelompok-2
perlakuan
data
levene’s test of varians bertujuan
exercise.
tiga
dengan
Saphiro Wilk Test, bertujuan untuk
bawah (low back pain). Sampel dibagi
dan
data
dengan
statistic
ini
Paired
(paired t-test).
menggunakan skala numerik dengan skor 0 (mampu / ability) sampai 10 28
menggunakan sampel
uji t-test
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 23-36, Agustus 2015
umur, jenis kelamin, masa kerja dan Kelompok
Karakte ristik
Rentangan
Subjek
aktivitas kerja.
Kelompok 2
1
(n = 14)
(n = 14)
Tabel 1
N
%
n
%
21 – 30
1
7,1
2
14,3
Karakteristik Pengrajin Batik Cap
31 – 40
8
57,1
7
50,0
dengan keluhan LBP
41 – 50
5
35,7
5
35,7
Jenis
Laki – laki
3
21,4
4
28,6
Kelamin
Perempuan
11
78,6
10
71,4
5–8
5
35,7
3
21,4
9 – 12
3
21,4
4
28,6
13 – 16
0
0
2
14,3
karakteristik subjek penelitian yang
17 – 20
6
42,9
5
35,7
didapat adalah umur, jenis kelamin,
2
14,3
2
14,3
Umur (Tahun)
Massa Kerja (Tahun)
di Kab. Pekalongan
Dari
Berdiri membungk
10
(nyolet)
71,4
9
64,3
bahwa, responden terbanyak adalah
Membungk
n
uk / mengangka
5.
data
Berdasarkan usia menunjukkan
Duduk
Pekerjaa
penelitian
masa kerja dan aktivitas kerja.
uk (cap) Aktivitas
hasil
2
14,3
3
berusia
antara 31 tahun – 40 tahun
yaitu
pada Kelompok 1 jumlah
21,4
t barang
responden 8 (57,1%) Hal ini sesuai
(pewarna)
dengan pendapat sebagai berikut, setiap
Uji komparasi data pada kedua
tahun prevalensi nyeri pungung bawah
kelompok
sebelum
(low back pain)di Negara Amerika
dengan
menggunakan
perlakuan uji
Serikat dilaporkan sebesar 15%-45%
parametrik (independent sample t-
dan angka kejadian LBP terbanyak
test)
didapatkan pada usia 35 tahun – 55 tahun6. Distribusi sampel menurut jenis
HASIL PENELITIAN DAN
kelamin menunjukkan low back pain
PEMBAHASAN
banyak dialami pada berjenis kelamin Karakteristik Sampel
perempuan. wanita (28,5%) secara signifikan lebih sering mengeluh nyeri
Dari hasil penelitian data karakteristik
punggung bawah daripada laki-laki
subjek penelitian yang didapat adalah 29
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 23-36, Agustus 2015
(18%, p <0,001). Dari hasil analisis
Berdasarkan data tabel 2 hasil
diperkirakan pada wanita memiliki
uji normalitas (Saphiro Wilk Test)
factor resiko antara lain: usia, penyakit
sebelum
degeneratif sendi, osteoporosis, depresi,
menunjukkan bahwa dari uji tersebut
merokok, pekerjaan, dan pekerjaan
pada kedua kelompok memiliki nilai
sehari-hari karena gangguan fisik7.
p>0,05, yang berarti data sebelum,
Distribusi
sampel
pada
sebanyak
aktivitas 19
mempunyai
kerja
responden. risiko
lebih
sesudah
perlakuan
sesudah dan selisih pada kedua
menurut
kelompok
aktivitas pekerjaan yang mengalami LBP
dan
perlakuan
berdistribusi
normal dan hasil uji homogenitas
duduk
(Levene's Test) data penurunan skor PDI
duduk
menunjukkan pada kedua kelompok
tinggi
memiliki nilai p>0,05 yang berarti semua
mengalami LBP daripada posisi berdiri
data homogen.
karena berhubungan dengan adanya peningkatan masa otot yang statis dan
Uji Perbedaan Hasil Penurunan Skor
kebiasaan duduk statis8.
PDI
Tabel 3
Uji Normalitas dan Uji Homogenitas
Uji Beda Rerata Penurunan skor PDI Tabel 2
sebelum dan sesudah perlakuan
Hasil Uji Normalitas dan
kelompok 1 dan kelompok 2
Homogenitas Penurunan Skor PDI sebelum dan sesudah Perlakuan
Rerata ± SD
p. Uji Normalitas
p.
Saphiro Wilk Test
Homogenit
Skor PDI Kelompok
Levene's
1
2
Test
Sebelum Perlakuan
0,066
0,770
0,878
Perlakuan
0,840
0,150
0,259
Selisih
0,979
0,100
0,148
Test
Kelompok
as Kelompok
Paired Samples
Sesudah
Setelah Perlakuan
Kelompok
24,64
1
±4,924
Kelompok 2
30
Sebelum Perlakuan
25,86±4,881
T
P
12,71±4,827
12,381
0,000
6,71±3,074
16,821
0,000
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 23-36, Agustus 2015
Back
Strengthening
statis
Exercise
dan
dinamis,
juga
dapat
meningkatkan aktivitas fungsional
meningkatkan fleksibilitas otot untuk
pada
memaksimalkan kerja otot. Dalam
pengrajin
batik
dengan
penelitian yang telah telah dilakuan
keluhan LBP Tabel
3
oleh Nelson, menunjukkan bahwa
menunjukkan
latihan ekstensi lumbal menggunakan
penurunan skor PDI sebelum dan
Progressive Resisten Exercise (PRE)
sesudah perlakuan pada kelompok 1 didapat
nilai
dengan
nilai
p=0,001 rerata
secara
(p<0,05)
dan
pada pasien kronik low back pain. Pasien
dan nilai rerata dan standar deviasi
lumbal
berarti bahwa Ho ditolak, dapat
aktivitas
otot,
dapat
Core
fungsional
LBP.
keluhan LBP
dan
Exercise
aktivitas
pengrajin
batik
dengan
Pada kelompok perlakuan 2
penderita
LBP
dari hasil Tabel 3. menunjukkan
latihan
Back
penurunan skor PDI sebelum dan
strengthening exercise dikarenakan
sesudah perlakuan pada kelompok 1
efek dari back strengthening exercise
didapat
tersebut
dengan
setelah
pada
tahan
meningkatkan aktivitas Fungsional pada
fungsional
daya
Stability
pada pengrajin batik dengan keluhan
Peningkatan
menunjukkan
mobilitas sendi 9
bermakna. Dengan demikian back
meningkatkan
ekstensi
kekuatan
secara
exercise
yang
dan gejala yang berhubungan dengan
terjadi penurunan skor PDI sebelum
strengthening
kronik
penurunan yang signifikan pada nyeri
disimpulkan bahwa pada kelompok 1
perlakuan
LBP
berpartisipasi dalam program PRE
12,71±4,827 setelah perlakuan. Hal ini
sesudah
meningkatkan
kekuatan dan mengurangi rasa sakit
standar
deviasi 24,64 ±4,924 sebelum perlakuan
dan
signifikan
diberikan
dapat
kekuatan
rerata
dan
(p<0,05) standar
deviasi 25,86±4,881sebelum perlakuan
perubahan
dan nilai rerata dan standar deviasi
gerakan atau pembebanan secara
6,71±3,074setelah perlakuan. Hal ini
tubuh
peningkatan
nilai
p=0,001
daya
tahan
otot,
meningkatkan
nilai
terhadap
31
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 23-36, Agustus 2015
berarti bahwa Ho ditolak, dapat
hal
disimpulkan bahwa pada kelompok 1
terjadinya
terjadi penurunan skor PDI sebelum
10
otot .
dan
secara
fungsional
pada penelitian yang
bermakna. Dengan demikian core
dilakukan
oleh Latihan stabilisasi
stability exercise dapat meningkatkan
Segmental
lebih
aktivitas fungsional pada pengrajin
intervensi
plasebo
batik dengan keluhan LBP.
ketidakstabilan
sesudah
perlakuan
dengan
latihan
multifidus
sebagai
dalam
gejala
segmental.
Dalam
membandingkan latihan
stabilisasi
memanfaatkan dan
otot
otot
transversus
yang signifikan dimana didapatkan hasil ambang nyeri meningkat secara
lumbal maka kontraksi otot dan kerja
signifikan
otot agonis dan antagonis akan
dalam
kondisi
eksperimental (p = 0,000) sedangkan
seimbang. Pada pekerja batik yang sebagian bekerja pada posisi duduk, berdiri
daripada
segmental lumbal. Menunjukkan hasil
teraktivasinya otot-otot stabilitator
dan
efektif
pada pasien dengan ketidakstabilan
stabilitator
utama pada lumbal, sehingga dengan
membungkuk
aktivitas
abdominis versus pengobatan plasebo
lumbar multifidus yang mana kedua tersebut
aktivitas
Peningkatan
segmental
m. transversus abdominis dan m.
karena
peningkatan
efektivitas
core
stabillity exercise akan mengaktifkan
otot
kemungkinan
penelitiannya
Pemberian latihan stabilisasi pinggang
ini
dalam
perubahan
kondisi
signifikan
secara
kontrol statistik
tidak (p
=
0,816)11.
waktu yang lama dapat menyebabkan ketidakseimbangan otot (imbalance
Core Stability Exercise lebih baik
muscle) antara otot abdominal dan
dibandingkan Back Strengthening
otot punggung bawah. Pada gerakan
Exercise
tubuh fleksi, baik dalam posisi duduk
Aktivitas
dan
penderita LBP
berdiri
secara
substansial
meningkatkan beban intradiskal. Pada posisi duduk dapat meningkatkan tekanan
intradiskal
sekitar
10%
dibandingkan dengan posisi berdiri, 32
dalam
meningkatkan
Fungsional
pada
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 23-36, Agustus 2015
Tabel 4
namun
dari
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa core stability
Rerata penurunan skor PDI pada
exercise lebih baik daripada back
aktivitas fungsional sesudah
strengthening
perlakuan Kelompok 1 dan
exercise
meningkatkan
Kelompok 2
aktivitas
dalam fungsional.
Hal ini sesuai dengan pendapat dalam sebuah penelitian, bahwa segmental
Berdasarkan dengan
analisis
menggunakan
independent seperti
hasil
(tidak
pada
uji
4
di
Kelompok 1
atas,
menunjukkan bahwa pada kelompok 1 nilai rerata ±SD 12,71±4,827 dan pada
3,923
0,001
4
6,71±3,074
peningkatan
kemampuan
dari
segmental
stabilisasi
exercise adalah ada hasil signifikan
dapat disimpulkan bahwa pelatihan
memiliki efek jangka panjang pada
lebih
penderita LBP dan menurunkan resiko
fungsional
pelatihan
2
positif
berarti bahwa Ho ditolak. Karena itu
dibandingkan
1
fungsional dan perbaikan fisik. Aspek
nilai p = 0,001 (p < 0,05), hal ini
aktivitas
Kelompok
nyeri,
perlakuan berbeda bermakna dimana
meningkatkan
12,71±4,827
p
strengthening exercise pada penurunan
perlakuan antara kedua kelompok
exercise
14
t
kualitas tinggi dibandingkan dengan
Nilai penurunan skor PDI setelah
stability
Rerata ±SD
stabilization exercise lebih memiliki
kelompok 2 nilai rerata ±SD 6,71±3,074.
core
n
t-
berpasangan),
Tabel
Kelompok
kekambuhan nyeri punggung bawah
back
yang lebih lama12.
strengthening exercise. Penelitian lain tentang latihan Exercise merupakan salah satu bentuk
penanganan
yang
stabilisasi
optimal
membandingkan
untuk penderita low back pain. Di
memberikan
peningkatan
aktivitas
efek
antara
dengan latihan
Segmental stabilization exercise group
antara kedua jenis latihan tersebut positif
lumbal
multifidus, deep abdominal muscle
pada
selama 10 minggu (n=21) dengan
fungsional,
control group general exercise pada 33
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 23-36, Agustus 2015
pasien
kronik
LBP
spondylolysis,
pada pengrajin batik cap dengan
spondylolisthesis usia 16 – 44 tahun.
keluhan low back pain.
Menyatakan bahwa latihan Segmental
2. Core
stabilization exercise signifikan dalam
stability
pada pengrajin batik cap dengan
aktivitas fungsional setelah perlakuan
keluhan low back pain.
dan memiliki efek jangka panjang
3. Core stability exercise lebih baik
dalam menjaga kekambuhan selama 13
dalam
30 bulan .
meningkatkan
fungsional Latihan core stability exercise
penguatan
untuk dan
Oleh
tetapi juga membantu pengrajin batik
menyarankan :
bergerak dengan gerakan yang efisien.
itu
peneliti
lainnya yang berkecimpung dalam
gerak,
postur
karena
kesehatan dan tenaga profesional
core muscle pengrajin batik dapat
tentang
pada
1. Disarankan kepada para tenaga
Dengan peningkatan stabilitas dari
pengetahuan
exercise
low back pain.
hanya meningkatkan kondisi fisik
kesadaran
back
pengrajin batik cap dengan keluhan
untuk
mengurangi rasa sakit, hal ini tidak
memiliki
aktivitas
daripada
strengthening
mengajarkan
fleksibilitas
dapat
meningkatkan aktivitas fungsional
menurunkan nyeri dan meningkatkan
dirancang
exercise
kesehatan
yang
agar
memberikan
penyuluhan dan pelatihan core
aman, kemampuan fungsional dan
stability
koordinasi untuk mengelola keluhan
exercise
kepada
para
pekerja khususnya pembatik yang
pada low back pain.
mengalami muskuloskeletal
SIMPULAN DAN SARAN
masalah atau
menderita
low back pain. Berdasarkan tujuan dan analisis penelitian
di
atas,
2. Disarankan kepada pemilik usaha
maka
dan pengrajin batik untuk dapat
disimpukan sebagai berikut : 1. Back strengthening exercise dapat
memperhatikan
kesehatan
pekerjanya
agar
dapat
derajat
kesehatan
meningkatkan
meningkatkan aktivitas fungsional 34
para
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 23-36, Agustus 2015
para
http://www.sportinjurybulletin.com /archive/core-stability.html.
3. Disarakan kepada para pengrajin
5. Hendriks E. KNGF- Guidelines for Non-Spesific Low Back Pain. Jaarcongres Fysiotherapie. Amsterdam. 2006.
dan
produktivitas
kerja
pengrajin batik.
batik yang mengalami low back pain agar bisa melakukan dengan sendiri
core
stability
exercise
6. Tulder M, dan Koes B. 2001. Low back pain and sciatica, Clinical evidence, Retrieved:December,12,2006, diperoleh pada tanggal 5 Juli 2014 from http://www.Emedicine.com.hal.1-9
dirumah setelah diajarkan terlebih dahulu oleh instruktur.
DAFTAR PUSTAKA
7. Ochsmann E, Ruger H, Kraus T, Drexler H, Letzel S, Munster E. 2009; Gender_specifik Risk Factors for Acute Low Back Pain: Starting points for target-groupspecific prevention. SpringerLink. 23(4): 377-84.
1. Siswiyanti dan Luthfiyanto S. Beban Kerja dan Keluhan Sistem Musculoskeletal pada Pembatik tulis di kelurahan Kalinyamatan Wetan Kota Tegal. Prosiding Seminar Nasional dan Teknologi ke-2. Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang. 2011. ISBN. 978-602-99334-0-6
8. Grondin, A dan Kieso. The effect of lumbar support pillow on lumbar posture and comfort during a prolonged seated task. Biomed Central. 2013. 2(3):9.
2. Neumann, Donald A. Kinesiology of the Musculoskeletal System, Foundation of Rehabilitation:2nd Edition. Elsevier Health Sciences, USA. 2010
9. Nelson, Brian W. Low Back Strengthening for the prevention and treatment of low back pain. Medicine and Science in Sport and Exercise. 1999. 31(1)18-24.
3. Abenhaim L, Rossignol M, Valat JP, Nordin M, Avouac B, Blotman F, Charlot J, Dreiser RL, Legrand E, Rozenberg S, Vautravers P. The role of Activity in the Therapeutic Management of Back Pain, Report of the International Paris Task Force on Back Pain. Spine. 2002. 25 (suppl): 15 – 335.
10. Wilke H J, Peter Neef, Marco Caimi, Thomas Hoogland and Lutz E Claes. 1999; New In Vivo Measurements of Preesures in The Intervertebral Disc in Daily Life. Spine. Vol 24. No.8. pp 755-762. 11. Kumar, SP. 2011: Efficacy of segmental stabilization exercise for lumbar segmental instability in patients with mechanical low back
4. Bradon and Raphael. Core Stability Training and Core Stability Program. 2009. Available from : 35
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 23-36, Agustus 2015
pain: A randomized placebo controlled crossover study.North American Journal of Medical Sciences.3(10): 456–461
13. O’Sullivan PB, Twomey LT, Allison GT. 1997; Evaluation of specific stabilizing exercise in the treatment of chronic low back pain with radiologic diagnosis spondylolisis or spondylolisthesis. Spine, 22:2959-2967.
12. Kasai, Rie, 2006; Current Trends in Exercise Management for Chronic Low Back Pain: Comparison between Strengthening Exercise and Spinal Segmental Stabilization Exercise, J. Phys. Ther.Sci. Japan. 18:97 – 105.
36