CORE STABILITY EXERCISE MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS LANJUT USIA DI BANJAR BEBENGAN, DESA TANGEB, KECAMATAN MENGWI, KABUPATEN BADUNG 1
I.A. Astiti Suadnyana 2Sutha Nurmawan 3 I Made Muliarta 1. Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universita Udayana, Denpasar, Bali 2. Bagian Rehabilitasi Medik Sub Bagian Fisioterapi RSUP Sanglah, Denpasar, Bali 3. Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali ABSTRAK Gangguan keseimbangan merupakan masalah umum pada lansia. Masalah yang akan timbul dari gangguan keseimbangan yaitu peningkatan resiko jatuh pada lansia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas core stability exercise dalam meningkatkan keseimbangan dinamis lansia. Penelitian ini menggunakan design eksperimental dengan rancangan randomized pre and post test control group design. Total sampel adalah 24 responden yang dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing 12 orang. Kelompok 1 sebagai kelompok kontrol dengan kondisi konvensional, sedangkan kelompok 2 sebagai kelompok perlakuan dengan intervensi core stability exercise. Keseimbangan dinamis diukur menggunakan TUGT (Times Up Go Test) dan analisis data dilakukan menggunakan independent t-test maka didapatkan selisih rerata pada kelompok kontrol 0.484 ± 0.431 dan selisih rerata pada kelompok perlakuan 3.611 ± 0.918 maka diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05). Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan peningkatan keseimbangan dinamis yang bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, dimana kelompok perlakuan dengan intervensi core stability exercise secara signifikan dapat meningkatkan keseimbangan dinamis lansia. Kata kunci : keseimbangan dinamis, core stability exercise, lansia. CORE STABILITY EXERCISE INCREASES THE DYNAMIC BALANCE AMONG SENIOR CITIZENS IN BANJAR BEBENGAN, TANGEB VILLAGE, MENGWI DISTRICT, BADUNG REGENCY ABSTRACT Balance disorder is a common problem that found among senior citizens. Those problems would arise from a balance disorder is an increased risk of falls among senior citizens. The purpose of this study was to determine the effectiveness of core stability exercise in increasing the dynamic balance among senior citizens. Experimental research was done with randomized pre and post test control group design. Sample of 24 subjects were divided into two groups, each group consisting of 12 subjects. The first group as a control group with conventional conditions, while the second group as the treatment group with core stability exercise intervention. Dynamic balance was measured using TUGT (Times Up Go Test) and data analysis using independent t-test the mean difference obtained in the control group with conventional condition 0.484 ± 0.431 and the mean difference between the treatment groups with core stability exercise intervention 3.611 ± 0.918, the obtained value of p = 0.000 (p <0.05). In conclusion, there was a significant difference in the dynamic balance between the control group and the treatment group, in which the treatment group with core stability exercise intervention can significantly improve the dynamic balance among senior citizens. Keyword : Dynamic balance, core stability exercise, senior citizens.
PENDAHULUAN
dalam otak sebagai respon terhadap
Perkembangan dan kemajuan di berbagai
bidang
khususnya
bidang
perubahan
kondisi
internal
maupun
eksternal.3 Keseimbangan postural terdiri
perekonomian, teknologi dan kesehatan
atas
keseimbangan
menyebabkan meningkatnya usia harapan
keseimbangan dinamis.
hidup manusia. Jumlah penduduk lanjut
statis
usia di Indonesia pada tahun 2021
mempertahankan kesetimbangan tubuh
diperkirakan mencapai 30,1 juta jiwa yang
ketika
merupakan urutan ke empat di dunia
keseimbangan
dinamis
adalah
setelah Cina, India dan Amerika Serikat.
pemeliharaan
kesetimbangan
tubuh
Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu
ketika dalam posisi bergerak.4
adalah
statis
Keseimbangan
kemampuan
dalam
dan
posisi
diam
untuk dan
proses kehidupan yang ditandai dengan
Gangguan keseimbangan muncul
penurunan kemampuan berbagai organ,
dengan beberapa implikasi salah satunya
fungsi dan sistem tubuh yang bersifat
adalah jatuh. Menurut WHO, prevalensi
alamiah/fisiologis.
1
juga
jatuh pada usia 65 tahun keatas sekitar 28-
mengalami perubahan morfologis pada
35% dan pada usia 70 tahun ketas sekitar
otot
32-42%.
yang
Lansia
menyebabkan
perubahan
Adanya
hubungan
fungsional otot dimana terjadi penurunan
penurunan
kekuatan dan kontraksi otot, penurunan
peningkatan
fleksibilitas dan elastisitas otot, penurunan
keseimbangan tidak hanya tentang otot
fungsi
saja melainkan melibatkan beberapa fakor
propioseptif,
gangguan
sistem
visual, vestibular maupun waktu reaksi.2 Dampak yang ditimbulkan dari
kekuatan
otot
antara
resiko
dengan
jatuh
maka
lainnya seperti yang disebutkan diatas yaitu
sistem
visual,
perubahan morfologis otot salah satunya
somatosensorik
adalah
Peningkatan resiko jatuh oleh karena
Gangguan
gangguan
keseimbangan.
keseimbangan
dan
vestibular,
muskuloskeletal.
merupakan
adanya gangguan keseimbangan pada
masalah kesehatan yang sering ditemui
lansia sangat erat kaitannya dengan
pada lansia. Keseimbangan merupakan
keseimbangan
interaksi
keseimbangan
yang
interaksi/integrasi
kompleks sistem
dari
dinamis, dinamis
dimana merupakan
sensorik
komponen yang paling penting ketika
(visual, vestibular dan somatosensory
bergerak dan mendasar dari aktivitas
termasuk
sehari-hari.
proprioceptor)
dan
muskuloskeletal (sendi, otot dan jaringan lunak lain) yang diatur atau dimodifikasi
Gangguan
keseimbangan
yang
dialami lansia salah satunya disebabkan
oleh kelemahan otot-otot penegak tubuh
BAHAN DAN METODE
terutama otot-otot core. Kelemahan otototot penegak tubuh ini muncul karena adanya faktor degeneratif pada lansia yang tidak dapat dihindarkan, penurunan ini
tampak
pada
bidang
kajian
muskuloskeletal dimana terjadi penurunan massa otot secara massive yang diikuti dengan penurunan aktivitas fungsional. Bentuk penanganan fisioterapi yang bisa diberikan pada kondisi kelemahan otot otot core pada lansia adalah core stability exercise. latihan untuk mengontrol gerak dan posisi pada bagian pusat tubuh yaitu mengontrol gerak dan posisi dari trunk sampai pelvic yang digunakan untuk melakukan gerakan optimal.
merupakan
Latihan
komponen
memberikan
kekuatan
keseimbangan
dalam
ini
penting lokal
juga dalam dan
memaksimalkan
aktivitas agar lebih efisien.5 Latihan ini merupakan salah satu latihan yang efektif dan
ini
eksperimental
bersifat
dengan
rancangan
Randomized Pre and Post Test Control Group Design. Penelitian ini dilaksanakan pada minggu pertama hingga minggu ke empat di bulan Mei tahun 2014. Dalam penelitian
ini
menggunakan
populasi
target yaitu lansia di Banjar Bebengan, Desa
Tangeb,
Kabupaten
Kecamatan
Badung.
kelompok
Mengwi,
Pada
penelitian
subjek ditentukan
pengambilan sampel yang memenuhi
Core Stability Exercise adalah
secara
Penelitian
efisien
dalam
meningkatkan
keseimbangan, hal ini di karenakan latihan ini tidak hanya dapat dilakukan di klinik dengan bantuan tenaga fisioterapis tetapi dapat pula dilakukan di rumah. Jenis jenis latihan core stability diantaranya adalah seated abdominal contraction, seated oblique twist, legs lift, bridge exercise, lying spinal rotation.
persyaratan
inklusi
secara
random
sebanyak 24 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol 12 orang dan 12 orang sebagai kelompok perlakuan.
Pengukuran
keseimbangan
dinamis yang digunakan adalah TUGT (times up go test) yang merupakan suatu tes untuk mengukur kecepatan terhadap aktivitas yang mungkin menyebabkan gangguan keseimbangan yaitu dengan cara berjalan menempuh jarak 3 meter dan di hitung waktu tempuhnya dalam satuan detik. Kelompok kelompok
kontrol
subjek
merupakan
dengan
kondisi
konvensional atau dengan kata lain tidak ada intervensi yang diberikan dan times up go test (TUGT) diukur sebanyak 2 kali yaitu
pada
awal
penelitian
(minggu
pertama) dan di akhir penelitian (minggu ke
empat),
sedangkan
kelompok
perlakuan diberikan core stability exercise
Tabel 2. Karakteristik Subjek berdasarkan
3 kali dalam satu minggu selama empat
Pekerjaan di Banjar Bebengan Tahun
minggu dan times up go test (TUGT)
2014
diukur sebanyak 2 kali yaitu pada awal sebelum latihan mulai dilakukan dan di
Kelompok
Kelompok
kontrol
Perlakuan
Pekerjaan
akhir setelah latihan.
Jumlah Ibu Rumah
HASIL
%
%
Jumlah
3
25
4
33,3
Tangga
Tabel 1. Karakteristik Subjek
Petani
5
41,7
3
25
Berdasarkan Umur di Banjar Bebengan
Pedagang
4
33,3
5
41,7
Jumlah
12
100
12
100
tahun 2014 Variabel
Mean
SB
Minimal Maksimal
Umur (Th) Kel.Kontrol
64,83
4,041
60 – 72 th
Kel.Perlakuan
64,58
4,870
60 – 74 th
pada kelompok kontrol dengan sampel sebagai ibu rumah tangga berjumlah 3 orang (25%), bekerja sebagai petani
Subjek penelitian pada kelompok
berjumlah 5 orang (42%), kemudian
kontrol memiliki rerata umur 64,83 tahun
bekerja sebagai pedagang jaitan berjumlah
dengan
Umur
4 orang (33%) dengan jumlah sampel
termuda pada kelompok kontrol 60 tahun
seluruhnya adalah 12 orang (100%). Pada
dan umur tertua 72 tahun. Rata-rata umur
kelompok
lansia pada kelompok perlakuan yaitu
sebagai ibu rumah tangga berjumlah 4
64,58 tahun dengan simpang baku 4,870.
orang (33%), bekerja sebagai berjumlah 3
Umur termuda pada kelompok intervensi
orang
adalah 60 tahun dan umur tertua 74 tahun.
pedagang jaitan 5 orang (42%), dengan
simpang
baku
4,041.
perlakuan
(25%),
dan
dengan
sampel
bekerja
sebagai
jumlah keseluruhan sampel 12 orang (100%). Sehingga jumlah seluruh sampel pada masing-masing kelompok kontrol dan kelompok perlakuan berjumlah 12 orang (100%). Pengukuran Nilai Times Up Go Test Kelompok Kontrol Data pengukuran
yang nilai
terkumpul times
up
go
dari test
diketahui bahwa mean sebelum perlakuan
Tabel
3.
Hasil
pada kelompok kontrol dengan kondisi
Homogenitas Keseimbangan Dinamis
konvensional adalah 12,121 detik dengan nilai (SB=1,321) sedangkan nilai mean setelah perlakuan pada kelompok kontrol dengan
kondisi
konvensional
Uji
Uji Homogenitas
(Saphiro
(Levene’s
Wilk Test)
Test)
Data peningkatan keseimbangan pada
kelompok
perlakuan
diketahui bahwa mean sebelum intervensi adalah
12,786
detik
dengan
Keseimbangan
intervensi menjadi 9,175 detik dengan (SB=0,837).
Maka
dapat
digambarkan pada Gambar 1. sebagai berikut.
0,180
0,199
0,384
0,146
0,170
0,087
Sebelum
Keseimbangan Dinamis Setelah Intervensi
nilai
(SB=1,295) sedangkan nilai mean setelah nilai
Kel. Perlakuan
Intervensi
Kelompok Perlakuan dinamis
dan
Normalitas
Dinamis
Pengukuran Nilai Times Up Go Test
Normalitas
Kel.Kontrol
adalah
12,492 detik dengan nilai (SB=1,596).
Uji
Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil uji normalitas distribusi data dengan menggunakan
Saphiro
didapatkan
nilai
kelompok
kontrol
Wilk
Test
probabilitas dengan
untuk kondisi
konvensional sebelum intervensi yaitu p=0,180 (p>0,05) yang berarti bahwa data berdistribusi
normal.
Pada
kelompok
perlakuan nilai yang didapatkan sebelum intervensi yaitu p= 0,199 (p>0,05) yang berarti bahwa data berdistribusi normal. Untuk kelompok kontrol dengan
kondisi
konvensional
didapatkan
setelah
nilai
intervensi
yang yaitu
p=0,146 (p>0,05) yang berarti bahwa data berdistribusi
normal.
Demikian
juga
dengan hasil analisis pada kelompok perlakuan setelah intervensi core stability exercise, nilai p=0,170 (p>0,05) yang berarti bahwa data berdistribusi normal.
Berdasarkan Tabel 3 diatas, hasil
Tabel 5. Hasil Independent Sample T-Test
uji homogenitas dengan menggunakan
Keseimbangan Dinamis
Levene’s Test dari data sebelum intervensi
Kelompok
n
pada kelompok kontrol dan kelompok
Kontrol
12
perlakuan diperoleh nilai p=0,384 dimana
Rerata ±SD (detik) 0,484 ± 0,431
Selisih
0,000 Perlakuan
p>0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
p
12
3,611 ± 0,918
Berdasarkan Tabel 5 diatas, hasil
pada kedua kelompok memiliki data
perhitungan
homogen. Data keseimbangan dinamis
keseimbangan
setelah intervensi pada kelompok kontrol
setelah intervensi antar kelompok dengan
dan kelompok perlakuan menunjukkan
menggunakan
nilai p=0,087 (p>0,05) yang berarti bahwa
diperoleh nilai selisih p=0,000 dimana
data bersifat homogen.
p<0,05. Maka dapat disimpulkan ada
Tabel 4. Hasil Uji T-Berpasangan (Paired
perbedaan
Sebelum Intervensi (detik) 12,121
Setelah Intervensi (detik) 12,491
Beda Rerata (detik) -0,371
0,037
12,786
9,175
3,611
0,000
Kel.Perlakuan
rerata
dinamis uji
peningkatan sebelum
Independent
yang
signifikan
dan t-test
antara
kelompok kontrol kondisi konvensional
sample t-test) Keseimbangan Dinamis
Kel. Kontrol
beda
p
dengan kelompok perlakuan core stability exercise
terhadap
peningkatan
keseimbangan dinamis lansia.
Dari hasil perhitungan uji beda kelompok kontrol pada tabel 4 diatas
DISKUSI
maka didapatkan beda rerata -0,371 detik
Karakteristik
sampel
pada
dimana p=0,037 (p<0,05) yang berarti
penelitian ini yaitu subjek pada kelompok
bahwa ada perbedaan yang bermakna
kontrol
berupa penurunan keseimbangan dinamis
seluruhnya berjenis kelamin perempuan
pada kelompok kontrol dengan kondisi
yang berusia 60-74 tahun. Hasil penelitian
konvensional.
menunjukkan bahwa jumlah rerata umur
Perhitungan uji beda kelompok perlakuan
pada
tabel
4
dan
kelompok
perlakuan
subjek pada kelompok kontrol yaitu
diatas
(64,83±4,041) tahun dan jumlah rerata
menunjukkan bahwa beda rerata 3,611
umur subjek pada kelompok perlakuan
dimana nilai p=0,000 (p<0,05) yang
yaitu (64,58±4,870) tahun.
berarti adanya peningkatan keseimbangan dinamis yang bermakna antara sebelum dan
setelah
intervensi
stability exercise.
dengan
core
Dari hasil penelitian karakteristik sampel yang ditinjau dari aspek pekerjaan menunjukkan
bahwa
pada
kelompok
kontrol sampel sebagai ibu rumah tangga
berjumlah 3 orang (25%), sebagai petani
kualitas
berjumlah 5 orang (42%), dan sebagai
diakibatkan oleh berkurangnya massa otot
pedagang jaitan berjumlah 4 orang (33%).
dan penurunan kekuatan otot sebagai
Sedangkan pada kelompok perlakuan
akibat dari kurangnya aktivitas fisik pada
sebagai ibu rumah tangga berjumlah 4
lansia.7
orang (33%), sebagai petani berjumlah 3
mempengaruhi
orang (25%) dan sebagai pedagang jaitan
keseimbangan
5 orang (42%).
dengan aktivitas fisik yang kurang dan
Berdasarkan
hasil
pengujian
dan
kuantitas
Aktivitas
otot
fisik
dan
stabilitas dan
dapat
umur
postural,
kekuatan.
Orang
umur yang semakin bertambah tua akan
dengan menggunakan paired sample t-test
terjadi
pada
penurunan waktu reaksi dan penurunan
kelompok
konvensional
kontrol
maka
kondisi
didapatkan
nilai
penurunan
kekuatan
fungsi indra seperti visual dan vestibular
p=0,037 (p<0,05) yang berarti bahwa ada
yang
perbedaan
terjadinya
peningkatan
sehingga
menyebabkan
yang
bermakna
pada
keseimbangan dinamis kelompok kontrol. Hal
tersebut
keseimbangan
menunjukkan dinamis
bahwa
sebelum
otot,
akan
berkontribusi
terhadap
resiko
jatuh
penurunan
keseimbangan.8 Keseimbangan
dan
merupakan
setelah perlakuan pada kelompok kontrol
tanggapan motorik dan kekuatan otot.
dengan kondisi konvensional mengalami
Keseimbangan
penurunan keseimbangan yang bermakna.
sebagai penampilan yang tergantung dari
Kelompok
aktivitas atau latihan yang terus menerus
kontrol
dengan
kondisi
juga
Penurunan
dapat
dianggap
konvensional dimana tidak ada intervensi
dilakukan.
keseimbangan
yang diberikan kepada sampel. Sampel
postural pada lansia ini juga disebabkan
tetap melaksanakan aktivitas fisik dan
karena faktor penuaan terkait dengan
Keseimbangan
proses degenerasi.9 Hal ini dapat dicegah
dinamis diukur pada awal dan akhir
dengan pemberian latihan keseimbangan
penelitian.
dan latihan koordinasi serta latihan untuk
kegiatan
sehari-hari.
Lansia mengalami proses penuaan, penuaan yang terjadi pada lansia dapat menyebabkan perubahan fisiologis sistem muskuloskeletal yang bervariasi. Salah satunya
mengakibatkan
perubahan
kualitas dan kuantitas otot.6 Perubahan
menjaga mobilitas dan postur. Pada pengujian kelompok perlakuan dengan intervensi core stability exercise maka
diperoleh
peningkatan
keseimbangan dinamis yaitu nilai mean sebelum
intervensi
12,786
detik
(SB=1,295), sedangkan nilai mean setelah
intervensi 9,175 detik (SB=0,837). Hal ini
penghancurannya sehingga menghasilkan
menunjukkan bahwa adanya peningkatan
filamen aktin dan miosin yang bertambah
keseimbangan dinamis pada kelompok
banyak secara progresif dalam miofibril.11
perlakuan
Kemudian
sebesar
28%.
Dengan
miofibril
tersebut
akan
menggunakan uji paired sample t-test
memecah di dalam setiap serat otot untuk
maka didapatkan p=0,000 (p<0,05) yang
membentuk miofibril baru. Peningkatan
berarti ada perbedaan yang bermakna
jumlah miofibril akan menyebabkan serat
antara keseimbangan dinamis sebelum dan
otot menjadi hipertropi. Dalam serat otot
setelah
yang
intervensi.
menunjukkan
bahwa
stability
Hal
tersebut
intervensi
exercise
core
memberikan
mengalami
peningkatan
hipertropi
terjadi
komponen
sistem
metabolisme fosfagen, termasuk ATP dan
peningkatan yang bermakna terhadap
fosfokreatin.
keseimbangan dinamis pada lansia.
peningkatan kemampuan sistem metabolik
Core stability exercise merupakan
aerob
Hal
dan
ini
mengakibatkan
anaerob
yang
dapat
latihan mengontrol gerak dan posisi dari
meningkatkan energi dan kekuatan otot.
trunk sampai pelvis yang digunakan untuk
Peningkatan kekuatan otot inilah yang
melakukan
membuat lansia semakin kuat dalam
gerakan
secara
optimal.
Latihan ini juga berperan penting dalam
menopang
memberikan
kekuatan
gerakan.
keseimbangan
dalam
lokal
dan
memaksimalkan 5
tubuh
Core
serta
stability
melakukan
exercise
akan
aktivitas agar lebih efisien. Teori yang
mengaktivasi otot-otot bagian dalam dari
dikemukan oleh American Collage of
lower
Sport
Medicine,
meningkatkan akhirnya
thrunk
yang
berperan
dalam
latihan
yang
dapat
mengontrol perpindahan berat badan serta
kekuatan
otot
pada
melangkah
akan
meningkatkan
selama
proses
berjalan.
Aktivasi otot-otot tersebut digunakan
keseimbangan postural lansia. Latihan ini
untuk
menghasilkan
rotasi
spine.
dapat dilakukan 3-4 minggu dengan
Peningkatan pola aktivasi core stability
frekuensi 3 kali seminggu.
juga menghasilkan peningkatan level pada
Teori yang dikemukakan oleh
ekstremitas atau anggota gerak sehingga
Nyman (2007) menyatakan bahwa latihan
dapat mengembangkan kapabilitas dalam
keseimbangan dapat menimbulkan adanya
mendukung
kontraksi otot.
10
Ketika otot sedang
atau
menggerakkan
12
ekstremitas.
berkontraksi, sintesa protein kontraktil
Core stability juga merupakan
otot berlangsung jauh lebih cepat dari
salah satu faktor penting dalam postural
set
latihan
kemampuan
ini
menggambarkan
untuk
mengontrol
dijadikan sebagai salah satu latihan untuk
atau
meningkatkan keseimbangan pada lanjut
mengendalikan posisi dan gerakan sentral
usia yang dapat diterapkan di masyarakat
pada tubuh diantaranya: head and neck
sebagai salah satu intervensi pilihan.
alignment, alignment of vertebral column
DAFTAR PUSTAKA
thorax and pelvic stability/mobility, ankle dan strategi hip. 13 Melatih otot core juga dapat
mengoreksi
postur
sehingga
1.
2.
menunjukkan exercise
pada
tahun
bahwa
memiliki
stability
peran
dalam
dan
Nitz, J.C, and Choy N.L., 2004.
preventing people:
falls a
controlled
otot-otot area lumbal oleh karena itu
33,pp.52–58. 3.
among
pilot
peningkatan kekuatan otot khususnya apabila latihan ini dilakukan secara baik
Lanjut
strategy training programme for
2009
core
2008.
The efficacy of a specific balance-
Penelitian yang dilakukan oleh Nicole
Usia
al.,
Medika.
performa saat berjalan dan mencegah
Kahle
et
Perawatannya. Jakarta: Salemba
meningkatkan
terjadinya cidera. 14
S.R.
Mengenal
ketidakseimbangan dapat
Maryam,
trial.
older
randomised Age
Ageing
Batson, G., 2009. Update on
akan dapat menstabilkan segmen vertebra
Proprioception Considerations for
yang menyebabkan gerak ekstremitas
Dance
secara dinamis akan lebih efisien.
15
Education.
Journal
of
Dance Medicine and Science, 13(2).
KESIMPULAN DAN SARAN Core
stability
4.
exercise
Nala,
G.N.,
2011.
Prinsip
yang
Pelatihan
Fisik
Olahraga.
dilakukan 3 kali dalam satu minggu
Denpasar:
Udayana
University
selama 4 minggu dapat meningkatkan
Press.
keseimbangan dinamis pada lansia di Banjar
Bebengan,
Desa
Tangeb,
Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung sebesar 28%. Dari
Ahmadi, R., Daneshamandi, H. & Barati, A.H., 2012. The Effect of 6 Weeks Core Stabilization Training Program
kesimpulan
dikemukakan
maka
bahwa
stability
core
5.
dapat
yang
telah
disarankan
exercise
dapat
Mentally
on
The
Retarded
Balance
in
Students.
International Journal of Sport Studies, 2(10), pp.496-501.
6.
7.
Pudjiastuti, S., 2003. Fisioterapi
http://www.balancetraining.org.uk
pada Lansia. Jakarta: EGC.
[Accessed 14 January 2014].
Ceranski,
Sandi,
2006,
Fall
11.
prevention and modifiable risk
Ajar fisiologi kedokteran. Jakarta:
factor,
ECG, pp.104-105, 1396.
[Online]
Available
from:http://www.rfw.org/AgingCo
12.
Core
on_Ceranski.pdf
Function.
[Accessed
11
2009.
in
Sport
Athletics
Med,
36(3),
“Senior
13.
Barr K.P., Griggs M., Cadby T., 2005. Lumbar Stabilization: Core
Research for
concepts and current literature,
Active Living Faculty of Physical
part I. Am J Phys Med Rehabil, 84,
Education
pp.473-480.
Associate
Alberta Activity:
Alberta and Survey A
Centre
Recreation”. on
Concise
Physical
14.
Report.
Dastmanesh Siavash, Seyed SS, Esmaeil Eskandari, 2012. “The
Kanada : The Alberta Centre for
Effect
Active
Training on Postural Control of
Living;www.centre4activeliving.c
subjects
a
Instability”. Annals of Biological
Avers, 2007, What you need to
Research, 3 (8) : 3926-3930
know about balance and falls,
http://scholarsresearchlibrary.com/
[Online]
archive.html
Available
from:
http://www.apta.org/AM/Template
15.
of
Core
with
Stabilization
Chronic
Ankle
Kahle, N., 2009. The Effects of
.cfm?Section=Search&template=/
Core Stability Training on Balance
CM/HTMLDispl
Testing in Young. The University
aycfm&ContentID=20396
of Toledo.
[Accessed 11 June 2014]. 10.
Stability
pp.189-198.
Loitz C, Tanya R B, and Cawley John,
9.
Kibler, W.B., 2006. The Role of
nf/2006/Handouts/12_FallPreventi June 2014]. 8.
Guyton, Arthur C, 1997. Buku
Nyman, 2007. Why do I Need to Improve My Balance ? [Online] Available
from: