COMPARATIVE ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE DURING AND AFTER PRIVATIZATION SOE Wiwit Puspadewi Undergraduate Program, Faculty of Economics Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id
Keywords: Comparative Performance of SOEs, SOE Performance Before and After Privatization
ABSTRACT Indonesia is trying to get out of its economic crisis, therefore the Government to privatize as one way out that must be pursued. Step consistent privatization is also one of the Government's commitments to the donor countries, and also the IMF. But on the other hand, many also argue that the wealth / state assets should not be sold to outsiders. They interpreted that selling stateowned is equal to the selling state. There is also an associate privatization problem with article 33 paragraphs (2) of the 1945 Constitution which states that the branches of production that controls the lives of many people must be controlled by the state. The purpose of the study by eight state-owned objects is to determine the extent to which the significance of these SOEs financial performance before and after privatization. This research used a comparative descriptive. Where, hypothesis testing is done by using t-test. In measuring the financial performance of this, the authors use the Ministerial Decree No. SOE: KEP-100/MBU/2002 with based on the financial aspects of eight indicators are: Return On Equity, Return On Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Period, Inventory Turnover, Total Asset Turnover, Total Equity to Total Assets. After testing the hypothesis with a significance level α = 0.05 is known that there was no significant difference from the level of financial performance of SOEs before and after privatization. This is because the main purpose of the government to privatize now is just to fill or cover the budget deficit, should aim to achieve is to improve SOE performance itself. So if the financial performance of SOEs did not change/increase significantly as well in the years following the government decision to privatize should be reviewed.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
COMPARATIVE ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE DURING AND AFTER PRIVATIZATION SOE
WIWIT PUSPADEWI Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
ABSTRACT Indonesia is trying to get out of its economic crisis, therefore the Government to privatize as one way out that must be pursued. Step consistent privatization is also one of the Government's commitment to the donor countries, and also the IMF. But on the other hand, many also argue that the wealth / state assets should not be sold to outsiders. They interpreted that selling state-owned is equal to the selling state. There is also an associate privatization problems with article 33 paragraph (2) of the 1945 Constitution which states that the branches of production that controls the lives of many people must be controlled by the state. The purpose of the study by eight state-owned object is to determine the extent to which the significance of these SOEs financial performance before and after privatization. This research used a comparative descriptive. Where, hypothesis testing is done by using t-test. In measuring the financial performance of this, the authors use the Ministerial Decree No. SOE: KEP-100/MBU/2002 with based on the financial aspects of eight indicators are: Return On Equity, Return On Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Period, Inventory Turnover, Total Asset Turnover, Total Equity to Total Assets. After testing the hypothesis with a significance level α = 0.05 is known that there was no significant difference from the level of financial performance of SOEs before and after privatization. This is because the main purpose of the government to privatize now is just to fill or cover the budget deficit, should aim to achieve is to
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
improve SOE performance itself. So if the financial performance of SOEs did not change / increase significantly as well in the years following the government decision to privatize should be reviewed.
Keywords: Comparative Performance of SOEs, SOE Performance Before and After Privatization
ABSTRAK Indonesia sedang berusaha untuk keluar dari krisis ekonominya, oleh karena itu Pemerintah melakukan privatisasi sebagai salah satu jalan keluar yang harus ditempuh. Langkah privatisasi yang konsisten juga merupakan salah satu komitmen Pemerintah dengan para negara donor, dan juga IMF . Namun di lain pihak, banyak juga yang berpendapat bahwa kekayaan / aset negara tidak boleh dijual kepada pihak luar / asing. Mereka mengartikan bahwa menjual BUMN adalah sama dengan menjual negara. Ada pula yang mengaitkan permasalahan privatisasi dengan pasal 33 ayat (2) UUD 1945 yang menyebutkan bahwa cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Tujuan dilakukannya penelitian dengan obyek delapan BUMN adalah untuk mengetahui sejauh mana signifikansi peningkatan kinerja keuangan BUMN tersebut sebelum dan setelah melakukan privatisasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif. Dimana, pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan ttest. Dalam melakukan pengukuran kinerja keuangan ini, penulis menggunakan SK Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002 dengan berdasarkan aspek keuangan yang terdiri dari delapan indikator yaitu: Return On Equity, Return On Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Period, Inventory Turnover,Total Asset Turnover, Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset. Setelah dilakukan pengujian hipotesis
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
dengan tingkat signifikansi α = 0,05 diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari tingkat kinerja keuangan BUMN sebelum dan setelah privatisasi. Hal ini disebabkan karena tujuan utama pemerintah melakukan privatisasi saat ini adalah hanya untuk mengisi atau menutupi defisit APBN, seharusnya tujuan yang dicapai adalah perbaikan kinerja BUMN itu sendiri. Jadi apabila kinerja keuangan BUMN tidak mengalami perubahan/peningkatan secara signifikan juga pada tahun-tahun berikutnya sebaiknya keputusan pemerintah melakukan privatisasi perlu ditinjau kembali.
Kata Kunci : Perbandingan Kinerja BUMN, Kinerja BUMN Sebelum dan Setelah Privatisasi
1. Pendahuluan Indonesia sebagai Negara yang
Selain itu BUMN juga merupakan
berkembang, dengan pembangunan
salah satu sumber penerimaan
dibidang
negara
yang
bentuk
berbagai
perekonomiannya
didukung
oleh
tiga
pilar
jenis
pajak,
deviden
Milik Swasta (BUMS), Badan
Sehubungan dengan peranannya
Usaha Milik Negara (BUMN) dan
tersebut BUMN mempunyai tujuan
Koperasi. BUMN sebagai badan
ganda
usaha
pembangunan nasional dan sebagai
dikelola
oleh
yaitu
pemerintah menuntut peran aktif
organisasi
pemerintah
keuntungan.
dalam
memecahkan
hasil
dalam
perekonomian yaitu Badan Usaha
yang
dan
signifikan
privatisasi.
sebagai
yang
persoalan ekonomi terutama yang
Untuk
dapat
menyangkut hajat hidup orang
peranannya
banyak.
mempertahankan
agen
mencari
mengoptimalkan dan
mampu
keberadaannya
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
dalam
perkembangan
tampaknya
BUMN
berorientasi
segera
kepemilikan
harus
dilaksanakan
dengan
cara
domestik.
dikelola untuk mencapai sebesar-
Selain
besarnya
merupakan
rakyat,
itu
penyebaran
publik
serta
pasar
modal
pengembangan
mendayagunakan aset negara yang
kemakmuran
global,
privatisasi upaya
juga
mengurangi
dan
keterlibatan langsung pemerintah
dapat
dalam urusan ekonomi, hal ini
menumbuhkan budaya korporasi
ditempuh dengan cara menjual
dan profesionalisme.
sebagian saham kepada investor
meningkatkan
efisiensi
produktivitas,
serta
dilakukan
atau publik sehingga membuka
melalui langkah restrukturisasi dan
peluang bagi masyarakat untuk
privatisasi.
mengontrol BUMN.
Pemberdayaan
ini
Alasan
dilaksanakan
lain
pemberdayaan
Pelaksanaan
privatisasi
tersebut
BUMN adalah agar BUMN dapat
harus tetap berpegang pada prinsip
berperan
Good Corporate Governance yang
sebagai
perekonomian memberikan
pendukung
yang
dapat
kontribusi
kepada
meliputi transparansi, kemandirian serta akuntabilitas.
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Untuk mewujudkan hal tersebut
Negara (APBN) baik dalam bentuk
maka diperlukan adanya laporan
pajak maupun hasil privatisasi.
mengenai operasi atau aktivitas
Privatisasi merupakan alat dan cara
perusahaan
pembenahan
dilakukan
BUMN
untuk
sehingga
dapat
penilaian
kinerja.
keuangan
tersebut
meningkatkan kinerja dan nilai
Laporan
tambah
perbaikan
umumnya terdiri dari dua laporan
struktur keuangan dan manajemen,
utama yaitu neraca dan laporan
penciptaan industri yang sehat dan
laba rugi serta laporan keuangan
kompetitif, pemberdayaan BUMN
lainnya yang menunjukkan atau
yang
perusahaan,
mampu
bersaing
dan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
berhubungan
dengan
keadaan
pihak
memiliki
alasan
yang
lain
yang
keuangan perusahaan.
spesifik..
Namun tidak semua masyarakat
Namun
setuju
menyetujui
privatisasi
privatisasi BUMN yang kemudian
dilakukan
untuk
memunculkan pro dan kontra.
penyelewengan
Pihak
setuju
kontrol yang menjadi lepas kendali
mengemukakan berbagai alasan
terhadap perusahaan negara. Hal
untuk menolak privatisasi BUMN,
ini didasarkan kenyataan bahwa
antara lain
pemerintah
(1) privatisasi dianggap merugikan
menjalankan operasi perusahaan
negara,
secara
(2) pivatisasi kepada pihak asing
sebagai
dianggap tidak nasionalis,
melakukan pemborosan sehingga
(3) belum adanya bukti tentang
terjadi defisit
manfaat
dari
diharapkan dengan ditangani oleh
alasan-
swasta operasi perusahaan akan
terhadap
yang
yang
privatisasi. alasan
pelaksanaan
tidak
diperoleh
Disamping
tersebut,
masing-masing
harus
mengatasi
terhadap
benar
dan
pihak
hak
mampu
cenderung
yang
selalu
anggaran.
Maka
menjadi lebih efektif dan efisien. laporan
keuangan
yang tersedia.
Kinerja Keuangan merupakan
pihak
tidak
berdasarkan
2. Tinjauan Pustaka Kinerja
di
pencapaian
Menurut Mulyadi (1993), penilaian
atas apa yang direncanakan,
kinerja
baik oleh pribadi
berikut:
di
definisikan
sebagai
adalah
maupun organisasi.
“Penilaian
kinerja
Menurut Halim (2001) analisis
penentuan
secara
kinerja keuangan adalah usaha
efektivitas
mengidentifikasi ciri-ciri keuangan
organisasi, bagian organisasi dan
operasional
periodik suatu
karyawannya berdasarkan sasaran,
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
standar dan kinerja yang telah
(c) Memberikan keuntungan yang
ditetapkan sebelumnya”.
lebih
Tujuan Penilaian Kinerja
kegiatan,
Adapun
tujuan
atas
proses
diadakannya
(d) Sebagai fasilitas pembanding
kinerja
kinerja antar organisasi yang
pengukuran
berbeda, dan
perusahaan adalah : 1. Menetapkan kontribusi masing-
(e) Memberi fasilitas setting of
masing divisi atau perusahaan
target
secara keseluruhan atau atas
mempertimbangkan
kontribusi dari masing-masing
pertanggungjawaban organisasi
dari sub divisi dari suatu divisi
ke level yang lebih tinggi.
(evaluasi
ekonomi/
evaluasi
untuk
organisasi,
Model Penilaian Kinerja 1. Balanced Scorecard (Kaplan
segmen) dasar
untuk
and Norton, 1996), yaitu suatu
kualitas
kerja
analisis yang melihat kinerja
masing-masing manajer divisi
suatu entitas yang tidak hanya
(evaluasi manajerial)
dari perspektif financial saja
2. Memberikan mengevaluasi
3. Memotivasi para manajer divisi
tetapi
non
financial.
Balance
Scorecard
juga
supaya
konsisten
Analisis
mengoperasikan
divisinya
menggunakan empat perspektif financial,
sehingga sesuai dengan tujuan
yaitu:
pokok
proses internal, dan proses
perusahaan
(evaluasi
Manfaat Penilaian kinerja adalah: kejelasan
tujuan
organisasi, (b) Mengembangkan persetujuan pengukuran aktivitas,
dan
pertumbuhan.
Manfaat penilaian Kinerja
Memberi
pelanggan,
pembelajaran
operasi)
(a)
tinggi
2. Value For Money (Lapsley & Mitchell, 1996), yaitu suatu analisis yang menilai kinerja suatu
entitas
ekonomis,
dari
segi
efisiensi,
dan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
efektivitas.
Ekonomi
memperlihatkan pengaruh yang
merupakan
perbandingan
ditimbulkan dari manfaat yang
antara input value dengan input
diperoleh dari hasil kegiatan.
standar (anggaran), efisiensi
4. Rasio Keuangan, yaitu usaha
perbandingan
untuk mengidentifikasi ciri-ciri
antara input dengan output,
keuangan berdasarkan laporan
sedangkan efektif merupakan
keuangan yang tersedia. Hasil
perbandingan
analisis rasio keuangan ini akan
merupakan
antara
output
berguna
dengan outcome. 3. Benefit Cost Analysis, yaitu analisis
yang
masukan
menggunakan (input),keluaran
(output),
hasil
(outcome),
manfaat (benefit) dan dampak (impact) dalam
sebagai
indikator
penilaian
kinerja.
input
Indikator jumlah
sumber
mengukur daya
yang
dipergunakan
untuk
melaksanakan
kegiatan,
untuk
organisasi,
menilai
mengevaluasi
kinerja organisasi dan sebagai acuan
dalam
menentukan
kebijakan organisasi di masa yang akan datang. 5. Model
Mayston
(1985),
Mayston dan Jesson (dalam Smith,
1996)
memberikan
konsep
model
pengukuran
kinerja dengan mendasarkan kepada
prinsip
pengukuran
mengukur
nilai tambah (value added).
keluaran yang dihasilkan dari
Seperti halnya model FEE,
suatu
model Mayston berupaya untuk
output
indikator
kegiatan,
indikator
outcome menggambarkan hasil
mengembangkan
nyata
ekonomi,
dari
kegiatan,
keluaran indikator
suatu benefit
konsep
efisiensi
efektivitas
dan dengan
menggambarkan manfaat yang
mengintegrasikan
diperoleh dari indikator hasil,
lebih eksplisit dengan evaluasi
sedangkan
indikator
impact
3E
secara
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
kebijakan, bukan dengan model
umum dan memupuk pendapatan
pengendalian akuntansi.
baik
6. Pendekatan
FEE
Federation
des
dalam
(the
pertambangan
Experts
perdagangan.”
bidang
industri, maupun
Europeens),
Dalam surat keputusan menteri
pendekatan FEE merupakan
keuangan No 740/KMK.00/1989
model pengukuran kinerja yang
disebutkan bahwa BUMN adalah:
mendasarkan kepada analisis
1.
Comptables
varian.
Pendekatan
Badan usaha yang seluruhnya modalnya dimiliki
ini
Negara.
mengukur 3E dengan analisis varian yakni membandingkan antara
input
dan
output
Badan
usaha
yag
tidak
seluruhnya dimiliki Negara tetapi statusnya disamakan
aktualnya. Badan
2.
Usaha
Milik
Negara
dengan BUMN yaitu: a. BUMN yang merupakan
(BUMN) Dalam UU No 19 tahun 1960 yang
patungan
dimaksud
dengan daerah.
dengan
perusahaan
pemerintah
b. BUMN yang merupakan
Negara adalah “Semua perusahaan dalam bentuk
patungan
apapun yang modal seluruhnya
pemerintah
merupakan
BUMN lainnya.
kekayaan
Republik
antara dengan
Indonesia kecuali jika ditentukan
c. BUMN yang merupakan
lain dengan atau berdasarkan UU
Badan Usaha patungan
perusahaaan negara itu
dengan
swasta
kesatuan produk, maksudnya yaitu
nasional/asing
dimana
kesatuan produksi dala arti yang
Negara memiliki saham
luas yang meliputi perusahaan
mayoritas minimal 51 %.
yang
memberi
menyelenggarakan
adalah
jasa,
kesejahteraan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
sebagai penjualan perusahaan
Privatisasi Privatisasi
menurut
peraturan
publik dan pemindahan fungsi
pemerintah
Republik
Indonesia
pengelolaa
penjualan
No. 33 Tahun 2005 tentang tata
perusahaan dari Negara ke
cara
sektor swasta.
privatisasi
perusahaan adalah
d. Adanya “Pembebasan” yang
penjualan saham persero, baik
diartikan sebagai pelonggaran
sebagian
terhadap
perseroan
(persero)
maupun
seluruhnya
“status
Monopoli”
kepada pihak lain dalam rangka
atau
pengaturan
meningkatkan kinerja dan nilai
lisensi
perusahaan, memperbesar manfaat
sektor swasta dalam memasuki
bagi Negara dan masyarakat serta
pasar yang disuplai oleh sektor
memperluas pemilikan saham oleh
publik.
yang
terhadap
menghambat
masyarakat.
Manfaat Privatisasi
Sedangkan menurut Indra Bastian
Menurut Effendi ( 2000) manfaat
(2002;18),“Terminologi
dari privatisasi adalah:
Privatisasi” pada dasarnya terdiri
1. BUMN akan menjadi lebih
dari
empat
aktivitas
yang
merupakan
suatu
2. Manajemen BUMN menjadi
jasa
lebih independent, termasuk bebas dari intervensi birokrasi. 3. BUMN
oleh sektor publik. b. Privatisasi produksi jasa yang dibiayai oeh sektor publik yaitu kontrak,
dapat
keuangan
berkelanjutan yang diproduksi
pada
sehingga
mengurangi praktek KKN.
dijabarkan secara terpisah: a. Privatisasi
transparan,
bidang
pendidikan. c. Adanya “Dis-Nasionalisasi dan Penghapusan”, yang diartikan
akses
akan pemasaran
memperoleh ke
pasar
global, selain pasar domestik. 4. BUMN
akan
memperoleh
modal ekuitas baru berupa fresh
money
sehingga
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
pengembangan usaha menjadi
manfaat,
lebih cepat.
mendukung kepemilikan saham
5. BUMN
akan
memperoleh
transfer
of
technology,
terutama
teknologi
proses
produksi.
BUMN
antara
kepada
masyarakat
luas, meningkatkan kapitalisasi pasar
di
Bursa
Efek
memungkinkan
6. Terjadi transformasi corporate
berkembang,
yang lamban menjadi budaya
akuntan,
Koorporasi yang lincah.
company,
7. Mengurangi
defisit
dana
APBN,
yang
masuk
dan
profesi
pendukung pasar modal untuk
culture dari budaya birokrasi
karena
lain
seperti
notaris,
profesi
appraisal
penjamin
emisi,
pialang dan lain-lain. 2. Direct/ Trade sale/ Strategy
sebagian untuk menambah kas
sale (Penjualan langsung)
APBN.
Penjualan saham perusahaan
8. BUMN
akan
mengalami
kepada mitra strategis atau
kinerja
investor financial dengan cara
peningkatan
operasional keuangan, karena pengelolaan perusahaan lebih
tender dan negosiasi. 3. Management dan Employee By Out (M/EBO)
efisien. Metode Privatisasi
M/EBO merupakan pembelian
1. Initial Public Offering (IPO)
saham mayoritas oleh suatu
Penjualan
saham
suatu
konsorsium yang diorganisasi
perusahaan
melalui
pasar
dan dipimpin oleh manajer
modal, apabila hal tersebut
yang
dilakukan untuk pertama kali
skema yang memungkinkan
maka
karyawan
disebut
Penawaran
ada.
perusahaan
Umum Perdana (IPO) atau go
ikut
public.
perusahaan
Metode
memberikan
IPO
akan
tambahan
bekerja
M/EBO
memiliki
atau
adalah
untuk saham
tempat
mereka
biasa
disebut
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Employee
Share
Ownership
Fund)
Plan (ESOP) 4. Liquidation Likuidasi
Metode adalah
perusahaan
Privatisasi (Privatisasion Trust
ini
menutup
dipertimbangkan
menjual
BUMN
dengan
tidak
akan apabila
dapat
dijual
perusahaan sebagai usaha yang
kepada pemilik modal atau
going concern atau menjual
kepada
asetnya.
Perwalian
5. Privatisasi Lelang Berdasarkan
SK
menteri
Keuangan
No
47/KMK.01/1996
pelelangan
masyarakat.
Dana
merupakan
perusahaan
yang
mengelola
portofolio
yang
dimiliki
pemerintah untuk menerima deviden,
untuk
menjual
aset negara dapat dilakukan
kepemilikannya pada kondisi
oleh
Swasta
pasar yang tepat dan membantu
BLS
hanya
mementau kepemilikan saham
menyelenggarakan
kegiatan
yang tersisa. Dana Perwalian
Balai
(BLS).
pralelang,
Lelang
yang
mencakup
kegiatan membenahi kondisi barang,
membuat
indeks,
diawasi
oleh
trustee
yang
diangkat oleh pemerintah. 7. Penjualan Aset
menyiapkan gudang, menguji
Adalah
kualitas, menaksir harga barang
memisahkan
serta
mempersiapkan
pasar
permasalahan dalam menjual
bagi
barang
akan
aset tersebut sehingga dapat
yang
metode aset
dari
dilelang. Kegiatan Pelelangan
dipergunakan
dilaksanakan
Permasalahan dalam hal ini,
oleh
Kantor
swasta.
misalnya hukum yang tidak
Lelang Negara (KLN). 6. kepemilikan
oleh
yang
dengan
menggunakan Dana Perwalian
terpecahkan
yang
dapat
menunda penjualan perusahaan tersebut.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
tersebut.
8. Konsesi
Karena
Adalah sewa aset untuk jangka
kepemilikannya tetap ditangan
panjang 25 sampai 30 tahun.
pemerintah dan penggunaannya
Dalam
bersifat sementara, biasanya
hal
ini,
pemegang
konsesi mempunyai hak untuk
sewa
menjalankan
dianggap
usaha
dan
berkewajiban memelihara aset yang ada dan menambahkan aset bila diperlukan. Konsesi banyak dilakukan pada usaha perkeretaapian.
Perjanjian
konsesi perlu menggabungkan kriteria
kinerja
dengan
yang
jelas
pengaturan
berakhirnya
masa
konsesi
(Exit
Arrangement). 9. Sewa Guna Usaha (Lease) Metode ini memberikan Leasee hak
untuk
mengelola
sekumpulan aset untuk jangka waktu yang singkat umunya 4 sampai
5
tahun,
pemiliknya
tetapi tetap
bertanggungjawab
untuk
menambah aset tersebut dan memelihara aset yang ada. Kriteria
kinerja
berdasarkan
atas pembayaran sewa yang berhubungan
dengan
sewa
penuh.
guna
usaha
tidak
sebagai privatisasi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
3. Metode Penelitian Perbandingan BUMN ini dilakukan dengan menggunakan 8 indikator rasio menurut Kep-100/MBU/2002 dalam aspek keuangan yaitu: Tabel Operasionalisasi Variabel Variabel
Indikator
Kinerja Keuangan: -
Kinerja perusahaan diukur dari tingkat kesehatan keuangannya sebelum privatisasi (X1)
-
Kinerja perusahaan diukur dari tingkat kesehatan keuangannya setelah privatisasi (X2)
1. Imbalan Kepada Pemegang Saham (ROE) 2. Imbalan Investasi (ROI) 3. Rasio Kas 4. Rasio Lancar 5. Collection Periods 6. Perputaran persediaan 7. Perputaran Total aset 8. Rasio Modal Sendiri terhadap Total aktiva
Pengujian Hipotesis H0: µ1=µ2 Tidak terdapat perbedaan tingkat kinerja keuangan BUMN sebelum melakukan privatisasi dan setelah privatisasi Ha: µ1
µ2 Terdapat perbedaan tingkat kinerja keuangan BUMN sebelum melakukan privatisasi dan setelah melakukan privatisasi
4. Pembahasan Tabulasi Data Keseluruhan Kinerja Keuangan BUMN Sebelum dan Setelah Privatisasi No
1
Perusahaan
Indikator
Kinerja Keuangan Sebelum
Setelah
PT. Adhi Karya
Return On Equity
20,67 %
21,39 %
Persero),Tbk
Return On Investment
12,91 %
10,98 %
Cash Ratio
13,13 %
16,26 %
Current Ratio
144,12 %
107,11 %
Collection Periods
44 hari
49 hari
Inventory Turnover
83 hari
18 hari
Total Asset Turnover
136,80 %
143,37 %
Total Modal Sendiri
16,60 %
15,21 %
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
terhadap Total Aset 2
PT.Wijaya Karya
Return On Equity
19,30 %
7,84 %
Persero),Tbk
Return On Investment
11,08 %
7,33 %
Cash Ratio
12,54 %
38,49 %
Current Ratio
135,51 %
153,84 %
Collection Periods
60 hari
151 hari
Inventory Turnover
62 hari
196 hari
Total Asset Turnover
119,82 %
69,72 %
Total Modal Sendiri
16,53 %
30,11 %
terhadap Total Aset 3
PT Kimia Farma (persero)
Return On Equity
35,38 %
9,72 %
Tbk
Return On Investment
40,41 %
28,83 %
Cash Ratio
42,02 %
67,81 %
Current Ratio
142,55 %
196,45 %
Collection Periods
34 hari
39 hari
Inventory Turnover
75 hari
59 hari
Total Asset Turnover
204,51 %
198,91 %
Total Modal Sendiri
45,75 %
63,07 %
Return On Equity
42,48 %
4,34 %
Return On Investment
27,91 %
19,78 %
Cash Ratio
64,05 %
29,64 %
Current Ratio
176,17 %
205,59 %
Collection Periods
73 hari
121 hari
Inventory Turnover
102 hari
160 hari
Total Asset Turnover
106,78 %
95,16 %
Total Modal Sendiri
52,63 %
64,27 %
Return On Equity
22,17 %
28,66 %
Return On Investment
103,61 %
95,82 %
Cash Ratio
55,52 %
107,71 %
Current Ratio
217,86 %
245,92 %
Collection Periods
27 hari
34 hari
Inventory Turnover
145 hari
79 hari
Total Asset Turnover
103,98 %
127,10 %
Total Modal Sendiri
58,85 %
75,31 %
terhadap Total Aset 4
PT Indofarma (persero) Tbk
terhadap Total Aset 5
PT Timah (persero) Tbk
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
terhadap Total Aset 6
PT. Tambang Batubara
Return On Equity
18,61 %
19,35 %
Bukit Asam (Persero), Tbk
Return On Investment
69,13 %
56,88 %
Cash Ratio
108,48 %
212,03 %
Current Ratio
233,21 %
399 %
Collection Periods
76 hari
91 hari
Inventory Turnover
24 hari
29 hari
Total Asset Turnover
164,82 %
123,87 %
Total Modal Sendiri
68,20 %
71,69 %
terhadap Total Aset 7
PT. Perusahaan Gas Negara
Return On Equity
23,47 %
24,33%
(Persero), Tbk
Return On Investment
77,68 %
122%
Cash Ratio
215,85 %
179,21 %
Current Ratio
267,87 %
246,58 %
Collection Periods
53 hari
48 hari
Inventory Turnover
6 hari
2 hari
Total Asset Turnover
156,66 %
187,97 %
Total Modal Sendiri
31,26 %
32,52 %
terhadap Total Aset 8
PT. Semen Gresik
Return On Equity
25,03 %
5,77 %
(Persero),Tbk
Return On Investment
80,08 %
74,47 %
Cash Ratio
586,33 %
85,47 %
Current Ratio
731,09 %
159,06 %
Collection Periods
11 hari
34 hari
Inventory Turnover
70 hari
151 hari
Total Asset Turnover
151,36 %
101,31 %
Total Modal Sendiri
81,67%
71,88 %
terhadap Total Aset
5. Kesimpulan 1. Dilihat dari digunakan
rasio-rasio sebagai
yang
indikator.
Komponen pada 8 BUMN secara
tidak mengalami perubahan yang signifikan. 2. Berdasarkan uji statistik
keseluruhan kondisi keuangan
keseluruhan Kinerja keuangan
sebelum dan setelah privatisasi
dapat dilihat bahwa hasil t hitung
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
diperoleh dengan dk=63, dan tingkat kepercayaan 95 % yang dilakukan uji dua arah dengan nilai signifikan sebesar 0,025 (α/2) diperoleh T-tabel sebesar
_______.1993. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: STIE YKPN. Munawir. 1995. Analisa laporan Keuangan. Yogyakarta:Liberty. Needles, Belverd dkk.1986. Prinsip-
1,998. dimana -t tabel < t hitung
Prinsip
< t tabel yang artinya H0 diterima
Akuntansi.Jakarta:Erlangga
dan menolak Ha atau dapat
Peraturan Pemerintah Republik
dilihat juga dari tingkat
Indonesia Nomor 33 Tahun 2005
signifikan dimana P value> 0,05
Tentang Tata Cara Privatisasi
, hal ini menunjukkan bahwa
Perusahaan Perseroan (Persero)
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata tingkat kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah privatisasi.
Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Jakarta:Mediakom. PT Adhi Karya (persero) Tbk .Laporan Keuangan Tahunan 1999-2007 . PT Indofarma (persero) Tbk .Laporan Keuangan Tahunan 1999-2002.
DAFTAR PUSTAKA Hanafi, Mamduh & Abdul, Halim. 1996. Analisis laporan keuangan. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Helfert, Errich. 1997. Teknik Analisis Keuangan: Petunjuk Praktis
PT Kimia Farma (persero) Tbk .Laporan Keuangan Tahunan 1999-2002. PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk .Laporan Keuangan Tahunan 2000-2007 . PT Semen Gresik (persero) Tbk
untuk Mengelola dan Mengukur
.Laporan Keuangan Tahunan
Kinerja Perusahaan.
1989-1994
Jakarta:Erlangga _____________.1995. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:Erlangga Mulyadi.2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: STIE YKPN.
PT Timah (persero) Tbk .Laporan Keuangan Tahunan 1993-1998. PT Tambang Batubara Bukit Asam (persero) Tbk .Laporan Keuangan Tahunan 1996-2006.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
PT Wijaya Karya (persero) Tbk .Laporan Keuangan Tahunan 2003-2010. Pusat Referensi Pasar Modal.Laporan Keuangan Tahunan Harahap,Syafri, Sofyan.2001. Teori Akuntansi. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada. Simangunsong.2005.Pengantar Akuntansi I. Jakarta:FE UI
Setiabudi,Hendry&Iwan Triyuwono..2002.Akuntansi Ekuitas:
Dalam
Kapitalisme,
Narasi
Sosialisme,
dan
Islam.Jakarta:Salemba Empat. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara
Nomor
Kep-
100/MBU/2002 Tentang Penilaian Kesehatan BUMN. Woelfel,
Charles.1995.
Kesehatan
Memantau
perusahaan
Melalui
Laporan keuangan. Jakarta:ABDI TANDUR. Wild ,john,dkk.2005. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta:
Salemba
Empat. Website at http : //www.google.co.id Website at http : //www.idx.co.id