KEBARUAN INVENSI MENURUT UNDANG – UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN (STUDI KASUS PUTUSAN PN. NIAGA JAKARTA PUSAT NOMOR: 45/PATEN/2011/PN.NIAGA.JKT.PST.) Cendana Langgeng Galari dan Agus Sardjono Program Kekhususan Hukum Tentang Ekonomi Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, 16424, Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Skripsi ini membahas mengenai masalah kebaruan dalam permohonan paten. Dalam permohonan paten terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi agar permohonan paten tersebut dapat diberikan paten oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Syarat-syarat tersebut dijelaskan dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No.14 Tahun 2001 Tentang Paten, yaitu (i) adanya unsur kebaruan, (ii) mengandung langkah inventif, dan (iii) dapat diterapkan dalam industri. Permohonan paten yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited ditolak oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dikarenakan telah terdapat dokumen pembanding yang mengungkapkan invensi yang sama yang telah ada terlebih dahulu. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait dengan ini, berbentuk penelitian hukum normatif yang bertujuan untuk meneliti kepastian hukum berdasarkan studi kepustakaan dan hukum positif yang ada. Pemeriksaan mengenai kebaruan suatu invensi bukan hanya sekedar beda dengan dokumen pembanding yang ada, namun juga dilihat ciri teknis dari invensi masing-masing. Kata Kunci : Invensi, kebaruan, dokumen pembanding, klaim.
THE NOVELTY OF INVENTION IN ACCORDANCE WITH LAW NO. 14 YEAR 2001 CONCERNING PATENTS (CASE STUDY THE VERDICT OF COMMERCIAL COURT AT CENTRAL JAKARTA DISTRICT COURT NO. 45/PATEN/2011/PN.NIAGA.JKT.PST) Abstract This thesis discusses the issue of the novelty in a patent application. There are several requirements in a patent application that must be fulfilled in order to such application can be granted a patent by Directorate General of Intellectual Property Rights. Those requirements are regulated in Article 2 paragraph (1) Law No. 14 Year 2001 concerning Patents, such as (i) there is an element of novelty, (ii) involve an inventive step, (iii) applicable in the industry. Patent application that has been submitted by PT Bajaj Auto Limited was rejected by Directorate General of Intellectual Property Rights due to the comparison document that revealed the same invention which has been existed before. This thesis was conducted with the method of normative legal science that intended to search the legal certainty based on literature studies and any applicable laws in Indonesia. The examination of the novelty of an invention is not just based on the discrepancy with the comparison document but it shall also be seen from technical characteristics of each invention. Key Words: Invention, Novelty, Comparison Document, Claim
Kebaruan invensi…, Cendana Langgeng G, FH UI, 2013
Pendahuluan PT. Bajaj Auto Limited merupakan perusahaan yang berdiri sejak 1926 di India yang bergerak dibeberapa cakupan luas industri seperti: kendaraan roda dua, kendaraan roda tiga , peralatan rumah, lampu besi dan baja, asuransi, perjalanan, dan keuangan. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang cukup terkenal dan menempati peringkat empat terbesar di dunia sebagai perusahaan yang menghasilkan, menjual, mengimpor, dan memasarkan kendaraan roda dua, roda tiga dengan berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu produk yang di produksi oleh perusahaan tersebut sepeda motor yang bernama Pulsar, kendaraan tersebut mengusung mesin dua busi dalam satu silinder, yang dimaksudkan untuk mengurangi sisa pembakaran yang dapat meningkatkan keefisienan dari proses pembakaran, sehingga akan membuat kendaraan bermotor tersebut lebih hemat bahan bakar. PT. Bajaj Auto Limited merasa bahwa dialah yang pertama kali menggunakan invensi penggunaan dua busi dalam satu silinder, oleh karena itu PT. Bajaj Auto Limited mendaftarkan atas invensinya tersebut ke Direktorat Jendral HKI. PT. Bajaj Auto Limited mengajukan permohonan paten pada tanggal 28 April 2006 untuk memperoleh perlindungan atas invensinya tersebut dengan mengajukan permohonan paten pada Direktorat Paten dengan Nomor: W-002000601181 dengan menggunakan hak prioritas internasional/ PCT yang berjudul MESIN PEMBAKARAN DALAM DENGAN PRINSIP EMPAT LANGKAH. Hak Prioritas adalah hak Pemohon untuk mengajukan Permohonan yang berasal dari negara yang tergabung dalam Paris Convention for the protection of Industrial Property atau Agreement Establishing the World Trade Organization untuk memperoleh pengakuan bahwa tanggal penerimaan di negara asal merupakan tanggalprioritas di negara tujuan yang juga anggota salah satu dari kedua perjanjian itu selama pengajuan tersebut dilakukan dalam kurun waktu yang telah ditentukan berdasarkan Paris Convention tersebut. 1 Dalam permohonan paten tersebut ada beberapa invensi yang diungkapkan oleh PT. Bajaj Auto Limited, dimana invensi baru yang diungkapakan oleh PT. Bajaj Auto Limited ialah: (i)
1
Indonesia, Undang-Undang Tentang Paten, UU No. 14 Tahun 2001. LN No. 104 Tahun 2001. TLN No. 4130. Pasal 1 angka 12.
Kebaruan invensi…, Cendana Langgeng G, FH UI, 2013
Mesin dengan silinder tunggal, (ii) Pelaksanaan modis pembakaran campuran bahan bakar yang minim, (iii) Kapasitas mesin yang kecil. Permohonan paten yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited mengungkapkan keuntungan terbesar dari invensi tersebut dalam hal pembakaran sempurna dari campuran bahan bakar udara yang minim akan dihasilkan jika setiap busi dari pasangan busi itu dipasang berhadapan secara diametris satu sama lain. Pemasangan dua busi dalam satu silinder secara berhadapan bukan merupakan masalah sederhana, karena dalam pemasangan busi tersebut, PT. Bajaj Auto Limited memasukan melalui rongga rantai keteng dengan menyediakan selongsong pelindung yang memungkinkan sebuah busi dimasukan melalui rongga rantai keteng sehingga dapat mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh pengotoran pelumas. Dalam permohonan paten setelah persyaratan formalitas telah lengkap, maka akan dibuat bibliografi data yang kemudian akan di lakukan pengumuman. Direktorat Jenderal mengumumkan permohonan yang telah memenuhi ketentuan pasal 24. 2 Setelah masa pengumuman permohonan paten berakhir PT. Bajaj Auto Limited mengajukan permohonan pemeriksaan substantif. Permohonan substantif
dikerjakan
oleh seorang
pemeriksa paten di kantor paten, atau seorang ahli dari universitas (bergantung pada teknologi yang bersangkutan). 3 Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan di Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual ditemukan dokumen pembanding dalam Parts Catalog Ver10-2001 dan Takegawa pada halaman 11 dan Publiksai Paten US-4534322A (13-08-1985) dimana klaim-klaim yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited adalah tidak baru (lack of novelty) karena semua fiturfitur klaim tersebut telah terungkap di dalam “PARTS CATALOG VER-10-2001 dan TAKEGAWA” pada halaman 11 dan Publikasi Paten US-4534322A (13-08-1985). Apabila hasil pemeriksaan substantif yang dilaporkan oleh Pemeriksa menunjukkan bahwa Invensi yang dimohonkan Paten tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 5, Pasal 6,Pasal 35, Pasal 52 ayat (1), Pasal 52 ayat (2), atau yang dikecualikan
2
Ibid. Pasal 42 ayat 1.
3
Tim Lindsey et al., Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar (Bandung: PT. Alumni, 2006), hal. 196.
Kebaruan invensi…, Cendana Langgeng G, FH UI, 2013
berdasarkan ketentuan dalam Pasal 7, Direktorat Jenderal menolak Permohonan tersebut dan memberitahukan penolakan itu secara tertulis kepada Pemohon atau Kuasanya. 4 Terhadap penolakan permohonan yang berkaitan dengan alasan dan dasar pertimbangan mengenai hal-hal yang bersifat substantif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 (1) atau Pasal 56 (3), menurut Pasal 60 Undang- undang No. 14 Tahun 2001 Tentang Paten, pemohon atau kuasanya dapat mengajukan banding kepada Komisi Banding Paten yang tembusannya disampaikan kepada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. PT. Bajaj Auto Limited yang tidak puas dengan hasil pemeriksaan substantif mengajukan permohonan banding kepada Komisi Banding Paten untuk mereview pemeriksaan substantif permohonan banding. Komisi banding mempunyai tugas menerima, memeriksa, dan memutus permohonan banding terhadap penolakan permohonan paten berdasarkan alasan apabila hasil pemeriksaan substantif yang dilaporkan oleh pemeriksa menunjukan bahwa invensi yang dimohonkan paten tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, pasal 3, pasal 5, pasal 6, pasal 35, pasal 52 (1), (2), atau yang dikecualikan berdasarkan ketentuan dalam pasal 7 Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 Tentang Paten. Setelah diperiksa oleh Majelis Banding pada Komisi Banding, hasil permohonan banding PT. Bajaj Auto Limited berdasarkan Putusan Komisi Banding Paten Nomor 02/KBP/XII/2010 tanggal 27 Desember 2010 adalah menolak permohonan banding. Penolakan permohonan paten oleh Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual terhadap paten No. WO0200601181 dikarenakan telah terdapat permohonan paten yang dikeluarkan oleh lembaga paten Amerika Serikat dengan No. US-4534322 oleh Honda pada tanggal 29 September 1983 dengan dikeluarkan sertifikat paten pada tanggal 13 Agustus 1985, dimana klaim-klaim yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited telah dijelaskan dalam dokumen pembanding tersebut. Paten tersebut dijadikan dokumen pembanding dikarenakan dokumen tersebut telah ada pada saat pengajuan permohonan paten yang di ajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited. Dalam dokumen pembanding tersebut mengungkapkan suatu mesin bakar untuk motor rodadua (motorcycle) yang mempunyai sepasang busi dimana kedua busi tersebut ditempatkan saling berhadapan . Dokumen pembanding ini secara jelas mempertimbangkan sistem 4
Indonesia, Pasal 56 ayat 1
Kebaruan invensi…, Cendana Langgeng G, FH UI, 2013
pembakaran dengan dua busi untuk mesin bakar motor roda-dua, dimana fitur-fitur dalam dokumen tersebut berupa: (i) Mesin bakar motor roda-dua, (ii) Memiliki sepasang busi, (iii) kedua busi tersebut dipasang berhadapan. Berdasarkan kriteria kebaruan (novelty) apakah teknologi yang diungkapkan oleh PT. Bajaj Auto Limited merupakan sesuatu yang baru atau pengembangan teknologi yang telah ada sebelumnya? Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis merasa tertarik untuk menyusun skripsi yang berjudul: “KEBARUAN INVENSI MENURUT UNDANG – UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN (STUDI KASUS PUTUSAN PN. NIAGA JAKARTA PUSAT NOMOR: 45/PATEN/2011/PN.NIAGA.JKT.PST.)” Pokok Permasalahan 1.
Mengapa
majelis
hakim
dalam
putusan
PN
Niaga
Jakarta
Pusat
No.
45/PATEN/2011/PN.NIAGA.JKT.PST tidak memeriksa pokok perkara dalam sengketa? 2.
Seandainya pokok perkara dalam putusan PN Niaga Jakarta Pusat No. 45/PATEN/2011/PN.NIAGA.JKT.PST diperiksa, mengapa unsur kebaruan invensi merupakan isu sentral dalam sengketa tersebut?
3.
Apakah penolakan Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual terhadap permohonan paten oleh PT. Bajaj Auto Limited sudah sesuai dengan doktrin pelanggaran terbalik dan perbedaan ciri fungsi teknis?
Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua macam tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum merupakan penjabaran secara singkat dan umum mengenai dilakukannya penelitian ini. Sedangkan tujuan khusus merupakan penjabaran secara detail mengenai dilakukannya penelitian ini. Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah agar dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai perlindungan terhadap paten di Indonesia dalam upaya mencegah terjadinya pengambilan hak kepada orang yang bukan menemukan invensi tersebut. Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain :
Kebaruan invensi…, Cendana Langgeng G, FH UI, 2013
1.
Mengetahui dan menganalisis mengenai perlindungan terhadap hak paten di Indonesia berdasarkan peraturan perundang-undangan Hak Kekayaan Intelektual yang ada di Indonesia.
2.
Menganalisis mengenai kebaruan (novelty) sebagai syarat dalam proses permohonan paten di Indonesia dan isu sentral dalam sengketa antara Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dengan PT. Bajaj Auto Lomited.
3.
Menganalisis mengenai penolakan Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual terhadap permohonan paten oleh PT. Bajaj Auto Limited terhadap kesesuaian penggunaan doktin pelanggaran terbalik dan perbedaan ciri teknis.
Metode penelitian mencakup 1
Bentuk Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait dengan ini, berbentuk penelitian hukum normatif yang bertujuan untuk meneliti kepastian hukum berdasarkan studi kepustakaan dan hukum positif yang ada. 5
2
Tipologi Penelitian Penelitian yang dilakukan peneliti mengenai analisis penerapan asas kebaruan oleh Ditjen HKI ditinjau dari Undang-undang No.14 Tahun 2001 Tentang Paten memiliki sifat sebagai penelitian eksploratoris-evaluatif yang dilakukan untuk memperoleh keterangan, penjelasan dan data mengenai hal-hal yang belum diketahui serta mengkritisi pengertian kebaruan dalam UU No.14 Tahun 2001 Tentang Paten. 6
3
Jenis Data dan Macam Bahan Hukum
5. Anandito Utomo, “analisis penerapan asas itikad baik dan penerapan asas first to file oleh Ditjen HAKI ditinjau dari Undang-‐Undang No.15 Tahun 2001 Tentang Merek” (Skripsi sarjana Universitas Indonesia, Depok, 2012), hal 9. 6
Ibid, hal 9.
Kebaruan invensi…, Cendana Langgeng G, FH UI, 2013
Berdasarkan cara diperolehnya jenis data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.
7
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yakni data yang diperoleh melalui bahan-bahan kepustakaan dan dokumentasi. Bahan hukum yang digunakan dalam penulisan skripsi ini mencakup bahan hukum primer yaitu peraturan perundang-undangan. Untuk menjelaskan bahan hukum primer tersebut digunakan pula bahan hukum sekunder berupa buku-buku, skripsi, tesis, dan artikel-artikel dari surat kabar dan internet. Sedangkan penunjang digunakan bahan hukum tersier berupa kamus. Selain menggunakan data sekunder dari artikel-artikel juga menggunakan data sekunder dari berkas-berkas perkara dalam studi kasus yang diambil dalam sidang Pengadilan Niaga antara PT. Bajaj Auto Limited dengan Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual. 4
Alat Pengumpulan Data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa studi dokumen. Studi dokumen menggunakan penelitian kepustakaan yang berasal dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder berupa buku-buku, skripsi,tesis, dan artikel-artikel serta berkas pekara dari studi kasus yang diambil. 8
5
Metode Analisis Data. Metode analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah, analisis data secara kualitatif, yakni usaha-usaha untuk memahami makna di balik tindakan atau kenyataan atau temuan-temuan yang ada di masyarakat yang berkecimpung di dunia HKI khususnya Paten.
6.
Bentuk Hasil Penelitian. Bentuk penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum normatif karena dalam penelitian ini tidak menggali fakta di dalam masyarakat
7
Sri Mamudji,dkk. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum. Ed.1. (Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005), Hal. 28 8
Anandito, “analisis penerapan asas itikad baik dan penerapan asas first to file oleh Ditjen HAKI ditinjau dari Undang-‐Undang No.15 Tahun 2001 Tentang Merek”, hal 10.
Kebaruan invensi…, Cendana Langgeng G, FH UI, 2013
dan hanya bersumber pada data sekunder, sehingga tidak diperlukan suatu penelitian yang empiris. Penulis berusaha untuk menggali lebih dalam mengenai perumusan kebaruan dalam permohonan pendaftaran paten. Sehingga, penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan mengenai asas kebaruan dalam permohonan Paten dari aspek yuridis, baik pengaturannya dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten maupun dalam konvensi internasional seperti TRIPs Agreement dan Paris Convention. Fokus utama penelitian ini adalah mengenai bagaimana perumusan kebaruan dalam permohonan paten, kriteria-kriteria apa saja yang harus dipenuhi dalam rangka mewujudkan kebaruan permohonan paten, dan tahap-tahap apa saja yang harus dilakukan dalam permohonan paten. Ditinjau dari tipenya, penelitian hukum ini menggunakan tipe eksploratoris atau biasa disebut dengan penelitian menjelajah (feasibility study)
dan evaluatif.
Tipe
penelitian ini dipergunakan penulis karena tidak adanya penjelasan mengenai kebaruan dalam permohonan paten dalam peraturan perundang-undangan Indonesia sehingga penulis juga melihat bagaimana pengaturan mengenai hal tersebut dalam hukum internasional maupun penerapannya oleh negara lain. Dalam membahas teori-teori dan permasalahan mengenai hukum paten, penulis menggunakan data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer yang berupa peraturan perundang-undangan, antara lain Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, dan juga peraturan-peraturan lain yang merupakan hukum positif atau hukum yang berlaku dalam lingkup hukum Paten dan yang relevan dengan hukum Paten. Selain itu, penulis juga menggunakan bahan hukum sekunder yaitu yang berasal dari buku-buku, majalah, buletin dan lain-lain yang berhubungan dengan hukum Paten. Mengingat perumusan kebaruan pendaftaran Paten dalam peraturan perundangundangan di Indonesia belum memadai dan masih minimnya buku-buku yang membahas hal tersebut, maka dalam pembahasan mengenai kebaruan pendaftaran Paten penulis lebih banyak menggunakan sumber-sumber data yang berasal dari jurnal-jurnal online maupun artikel-artikel dari internet.
Kebaruan invensi…, Cendana Langgeng G, FH UI, 2013
Setelah data terkumpul, maka tahap berikutnya adalah bagaimana cara mengolah dan menganalisis data yang ada. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan metode analisis data secara kualitatif dimana keseluruhan penelitian ini dijabarkan dalam bentuk naratif ilmiah yang menggambarkan hubungan antara teori dan praktek yang ditemui untuk kemudian didapatkan kesimpulan serta saran apabila masih ada yang perlu diperbaiki.
Pembahasan Dalam sengketa antara PT. Bajaj Auto Limited dengan Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual, Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual menolak permohonan paten yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited dengan no permohonan W-002000601181 dikarenakan permohonan paten tersebut telah terdapat dokumen pembanding yang sama dengan invensi yang dimohonkan oleh PT. Bajaj Auto Limited, yaitu
dokumen US-4534322 yang
dikeluarkan oleh lembaga paten di Amerika Serikat. Pasal 3 Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 Tentang Paten menjelaskan bahwa “suatu invensi dianggap baru jika pada tanggal penerimaan, invensi tersebut tidak sama dengan teknologi yang diungkapkan sebelumnya”. Dengan demikian, suatu invensi dikatakan baru apabila invensi tersebut tidak sama dengan teknologi yang diungkapkan sebelumnya atau dengan ungkapan lain bahwa suatu invensi dikatakan tidak baru lagi bila invensi tersebut sama dengan teknologi yang diungkapkan sebelumnya. Dengan demikian jelas bahwa permohonan paten yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited tidak mengandung unsur kebaruan (novelty) dimana unsur kebaruan tersebut merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam mendapatkan perlindungan paten. Dalam permohonan paten yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited terdapat klaim-klaim yang diajukan dalam permohonan, adapun klaim-klaim tersebut ialah: 1.
Suatu mesin bakar dalam yang diperbaiki untuk pembakaran yang efisien dari
campuran udara bahan bakar yang minim, dan bekerja pada prinsip empat langkah, dicirikan dalam hal mesin tersebut adalah merupakan suatu mesin bekapasitas kecil yang meliputi paling sedikit satu silinder tersebut dan sepasang busi, busi – busi tersebut dipasang dalam
Kebaruan invensi…, Cendana Langgeng G, FH UI, 2013
kepala silinder tersebut untuk menyalakan campuran udara bahan bakar yang minim dengan busi tersebut dari pasangan busi yang dipasang saling berlawanan satu dengan lainnya. 2.
Suatu mesin menurut klaim 1 dimana setiap silinder memiliki satu katup masukan.
3.
Suatu mesin menurut klaim 2 dimana setiap silinder memiliki dua katup, satu katup
masukan dan satu katup keluaran. 4.
Suatu mesin menurut salah satu dari klaim sebelumnya dimana setiap busi dari
sepasang busi dipasang berlawanan, berlawanan secara diametral satu sama lain. 5.
Suatu mesin menurut kalim 3 atau 4 dimana mesin itu mencakup suatu alat penggerak
katup yang ditempatkan pada satu sisi dari mesin, alat penggerak katup yang ditempatkan pada satu sisi dari mesin, alat penggerak katup tersebut mencakup suatu gerigi yang digerakkan dan suatu gerigi bergerak, dan satu busi tersebut ditempatkan pada sisi yang sama dengan alat penggerak katup dan dimasukan dalam kepala silinder diantara gigi penggerak dan yang digerakan tersebut. 6.
Suatu mesin menurut salah satu dari klaim sebelumnya dimana busi ditempatkan
dalam suatu ring pelindung, ring dapat dipasang dengan ditekan pada kepala silinder tersebut dan dijaga dalam posisinya dengan alat penahan, alat penutup dan ring penutup memberikan perlindungan kepada busi. 7.
Suatu mesin menurut salah satu dari klaim sebelumnya dimana suatu busi dapat
diakses melalui suatu rumahan rantai penggerak dari mesin. 8.
Suatu metode pengoperasian sebuah mesin bakar empat langkah yang memiliki paling
sedikit satu silinder dengan campuran udara bahan bakar yang minim meliputi: c)
Pemampatan suatu charge udara atau bahan bakar yang minim dalam silinder tersebut.
d)
Pembakaran charge tersebut dicirikan dalam hal sepasang busi tersebut, yang
merupakan suatu mesin berkapasitas kecil dengan masing – masing busi dipasangkan tepat saling berlawanan satu dengan lainnya dan dioperasikan untuk menyalakan charge udara atau bahan bakar yang minim yang terkandung dalam silinder tersebut untuk pencapaian bahan bakar yang ekonomis. 9.
Suatu mesin dengan pembakaran dalam yang diperbaiki secara substansi sebagaimana
yang diuraikan disini.
Kebaruan invensi…, Cendana Langgeng G, FH UI, 2013
Pada klaim satu (1) yang diajukan oleh pemohon paten terdapat perubahan permohonan yang diajukan dari awal permohonan paten dimana pada awal permohonan paten disebutkan bahwa kapasitas mesin 75cc sampai 250cc diubah dalam perubahan permohonan oleh pemohon menjadi kapasitas kecil. Pasal 35 Undang-Undang No 14 Tahun 2001 Tentang Paten menjelaskan “Permohonan dapat diubah dengan cara mengubah deskripsi dan/atau klaim dengan ketentuan bahwa perubahan tersebut tidak memperluas lingkup Invensi yang telah diajukan dalam Permohonan semula”. Perubahan permohonan klaim tersebut jelas memperluas lingkup invensi dimana perubahan kata dari kapasitas mesin 75cc sampai 250cc yang memiliki range kapasitas mesin dirubah menjadi kapasitas kecil. Perubahan kata kapasitas kecil ini bertentangan dengan pasal tersebut dimana kapasitas kecil merupakan pengadaan kata yang relatif sehingga akan memperluas lingkup invensi yang dimohonkan dalam permohonan paten. Selain itu dalam dokumen pembanding yang digunakan yakni dokumen pembanding US4534322 juga tidak mempertimbangkan besar kecilnya kapasitas mesin yang digunakan, oleh karena itu dokumen pembanding tersebut masih relevan dengan klaim yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited. Dalam klaim tujuh (7) permohonan paten yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited dimana kalim tersebut merupakan turunan dari klaim 1-6, Dokumen pembanding US-4534322 juga masih relevan dengan klaim yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited sehingga klaim 7 juga tidak merupakan suatu kebaruan. Klaim delapan (8) yang mengungkapkan metode yang berhubungan dengan mesin pembakaran empat langkah juga tidak merupakan suatu kebaruan, karena telah terdapat dalam dokumen pembanding US-4534322 dimana diuraikan dalam uraian permohonan paten US-4534322 yaitu “Meskipun pembahasan sebelumnya secara khusus menyebutkan jenis mesin V, penemuan ini juga cocok untuk mesin oposisi horisontal memiliki colokan dipasang dari rantai samping ruang cam. Dalam kedua kasus, dua kepala silinder dapat dibuat lebih kompak, dan umum digunakan, sehingga mengurangi jumlah material yang dibutuhkan dan memberikan kontribusi terhadap pengurangan biaya. Selain itu, kesederhanaan, kemudahan dan kecepatan instalasi plug ditingkatkan.”
Kebaruan invensi…, Cendana Langgeng G, FH UI, 2013
Jadi penguraian metode dalam yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited untuk mengurangi campuran bahan bakar yang minim dengan menggunkan dua busi dalam satu silinder juga bukan merupakan suatu kebaruan, karena dalam dokumen pembanding US-4534322 juga mencantumkan urain mengenai fungsi dari pemasangan dua busi untuk mengurangi material yang dibutuhkan. Klaim Sembilan (9) yang mengacu pada uraian deskripsi bertentangan dengan Pasal 26 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1991 Tentang Tata Cara Permintaan Paten, dimana klaim tidak diperkenankan mengacu pada deskripsi atau gambar. Berdasarkan pemeriksaan terhadap klaim-klaim yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited No Permohonan W00200601181 dengan judul “Penyempurnaan Mesin Pembakaran Dalam Dengan Prinsip Empat Langkah” adalah tepat dan benar jika permohonan paten tersebut ditolak oleh Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual dikarenakan invensi yang ditemukan dan dimohonkan dalam permohonan paten oleh PT. Bajaj Auto Limited tidaklah hal yang baru. Keputusan Hakim Aiken dalam kasus Meyers Taylor Pty. Ltd. melawan Vicarr Industries Ltd. (1997) CLR 228 atau 13 ALR 605, menurut Hakim Aiken untuk menentukan bahwa unsur kebaruan sebuah invensi dapat diuji dengan menerapkan prinsip “pelanggaran terbalik”. Seandainya paten (yang sedang dalam pemeriksaan) memang berlaku atau valid, apakah invensi sebelumnya (sebagaimana terdapat dalam dokumen pembanding) merupakan pelanggaran paten.? 9 Apabila jawabannya “ya”, maka unsur kebaruan dari invensi terebut tidak ada. Prinsip ini dinamakan prinsip pelanggaran terbalik. Yang dibalik adalah keberlakuannya atau validitasnya, semestinya dokumen pembanding yang valid (karena sudah terbit, diumumkan atau diketahui) sedangkan patennya masih berupa permohonan paten yang sedang diperiksa. 10 Berdasarkan prinsip tersebut dapat disimpulkan bahwa: 11 9
Tim Lindsey et al., Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar (Bandung: PT. Alumni, 2006), hal. 187.
10
Ibid, hal 187.
Kebaruan invensi…, Cendana Langgeng G, FH UI, 2013
-
Apabila dokumen pembanding tidak mengandung semua unsur penting dari klaim, berarti tidak ada pelanggaran dan klaimnya baru.
-
Apabila dokumen pembanding mengandung semua unsur klaim (baik yang penting dan yang tidak penting), berarti ada pelanggaran dan klaimnya tidak baru.
-
Apabila dokumen pembanding tidak mengandung semua unsur tetapi mengandung semua unsur penting, berarti ada pelanggaran dan klaimnya tidak baru.
Berdasarkan pengertian tersebut diatas, jelas bahwa meskipun tidak seluruhnya dari klaimklaim yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited terdapat dalam dokumen pembanding US4534322 namun dokumen pembanding tersebut mengandung unsur penting yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited mengenai proses penyempurnaan mesin pembakaran dalam dengan prinsip empat langkah, maka permohonan paten yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited harus ditolak karena sudah terdapat dolumen pembanding yang memiliki unsur klaim yang penting yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited. Unsur klaim yang penting yang terdapat dalam permohonan paten yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited adalah : i.
Mesin dengan silinder tunggal.
ii.
Pelaksanaan modus pembakaran campuran bahan bakar minim.
iii.
Kapasitas mesin yang kecil.
Dalam unsur klaim pembakaran campuran yang minim tersebut telah tertuang dalam uraian permohonan paten dokumen pembanding US-4534322 sehingga permohonan paten yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited harus ditolak. Dalam penjelasan pasal 3 (1) Undang-Undang Paten No. 14 Tahun 2001 Tentang Paten, menjelaskan : Pasal 3 (1) Padanan istilah teknologi yang diungkapkan sebelumnya adalah state of the art atau prior art, yang mencakup baik berupa literatur Paten maupun bukan literatur Paten.Yang dimaksud 11
Ibid, hal 187.
Kebaruan invensi…, Cendana Langgeng G, FH UI, 2013
dengan tidak sama pada ayat ini adalah bukan sekadar beda, tetapi harus dilihat sama atau tidak samanya fungsi ciri teknis (features) Invensi tersebut dengan ciri teknis Invensi sebelumnya. Berdasarkan penjelasan pasal tersebut, pemeriksaan yang telah dilakukan oleh Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual dalam proses pemeriksaan substantif dan pemeriksaan banding pada komisi banding adalah tepat jika permohonan paten yang diajukan ditolak oleh Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual, karena pengertian kebaruan (novelty) dalam penjelasan pasal tersebut harus dilihat berdasarkan cirri fungsinya bukan hanya sekedar beda atau sama saja. Jika dilihat antara permohonan paten yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited dengan dokumen pembanding US-4534322 jelas akan terlihat berbeda dimana dokumen pembanding lebih mengarah kepada pemasangan 2 busi dalam mesin jenis V, yaitu mesin dengan memiliki paling tidak 2 silinder, sedangkan dalam permohonan Paten yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited lebih kepada proses pembakaran dalam dengan prinsip empat langkah untuk mengurangi bahan bakar yang dibutuhkan. Namun dalam ciri teknis yang diberikan dalam permohonan paten yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited telah terungkap dalam uraian dokumen pembanding, oleh karena itu permohonan paten yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited harus ditolak karena bertentangan dengan Undang- Undang No14 Tahun 2001 Tentang Paten dalam pasal 2 dan 3 dimana paten dapat diberikan kepada invensi yang memiliki kebaruan, langkah inventif serta dapat diterapkan dalam industri.
Kesimpulan Peraturan mengenai paten diatur dalam Undang-Undang No.14 Tahun 2001 Tentang Paten. Peraturan tersebut mengatur dari pengertian paten, permohonan paten, subjek paten, jangka waktu paten dan lain-lain. Selain itu peraturan tersebut juga melindungi para inventor akan hasil invensinya di bidang teknologi. Berdasarkan penjelasan pada bab-bab sebelumnya diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Kebaruan invensi…, Cendana Langgeng G, FH UI, 2013
1.
Putusan PN Niaga Jakarta Pusat No. 45/PATEN/2011/PN.NIAGA.JKT.PST tidak
sampai dalam tahap pemeriksaan pokok perkara karena gugatan yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited telah melewati tenggang waktu yang diberikan (paling lama 3 bulan) oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual terhadap pengajuan gugatan penolakan permohonan paten tersebut. Akibat dari gugatan yang telah melewati tenggang waktu yang diberikan maka majelis hakim mengabulkan jawaban tergugat, oleh karena itu dalil-dalil dalam pokok perkara tidak diperlukan pertimbangan lagi. Pengajuan gugatan terhadap penolakan permohonan paten dijelaskan dalam pasal 62 ayat (4) UU Paten “ Dalam hal komisi banding menolak permohonan banding, pemohon dan kuasanya dapat mengajukan gugatan atas keputusan tersebut ke Pengadilan Niaga dalam waktu paling lama 3 ( tiga ) buan terhitung sejak tanggal diterimanya keputusan penolakan tersebut.” Keputusan penolakan tersebut diterima oleh pemohon banding melalui kuasanya pada tanggal 18 Januari 2011, sehingga scara riil tenggang waktu yang diberikan sampai tanggal 18 April 2011, sedangkan pendaftaran yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited terdaftar oleh panitera pada tanggal 19 April 2011. Oleh karena itu pengajuan gugatan tersebut telah melampaui tenggang waktu yang diberikan.
2.
Kebaruan merupakan isu sentral dalam gugatan yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto
Limited terhadap Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, hal ini dikarenakan setiap pihak baik tergugat yaitu Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual maupun penggugat yaitu PT. Bajaj Auto Limited sama-sama menafsirkan unsur kebaruan yang terkandung dalam invensi yang di tolak dalam permohonan paten. Penggugat mengungkapkan aspek-aspek yang terkandung dalam invensi yang dimohonkan, yaitu: -
Mesin dengan silinder tunggal
-
Pelaksanaan modus pembakaran campuran bahan bakar minim
-
Kapasitas mesin kecil
Penggugat mengungkapkan bahwa unsur mesin dengan silinder tunggal merupakan suatu kebaruan dikarenakan dokumen pembanding yang digunakan mengungkapkan dengan mesin jenis V dimana memiliki paling sedikit dua silinder, perbedaan ini yang dianggap sebagai suatu kebaruan oleh penggugat.
Kebaruan invensi…, Cendana Langgeng G, FH UI, 2013
Penggugat juga mengungkapkan bahwa keuntungan terbesar dalam hal pembakaran sempurna dari campuran bahan bakar udara yang minim akan dihasilkan, jika setiap busi dipasang berhadapan secara diametris satu sama lain. Penggugat juga mengungkapkan bahwa pemasangan dua busi dalam mesin kapasitas kecil bukan merupakan masalah sederhana, karena busi harus dimasukan kedalam kepala silinder, namun tidak mengganggu mekanisme pergerakan katup. Dokumen pembanding yang digunakan oleh tergugat dokumen US-4534322 mengungkapkan suatu mesin bakar untuk motor roda-dua (motorcycle) yang mempunyai sepasang busi dimana kedua busi tersebut ditempatkan saling berhadapan.. Dokumen pembanding tersbut mengungkapkan fitur-fitur berikut: -
Mesin bakar motor roda-dua (motorcycle)
-
Memiliki sepasang busi, dan
-
Kedua busi tersebut dipasang saling berhadapan
Mengingat dokumen pembanding US-4534322 menjelaskan kontruksi mesin roda-dua (motorcycle) makakontruksi mesin tersebut untuk semua jenis sepeda motor dengan kapasitas mesin berapa saja, oleh karena itu kapasitas mesin kecil yang diajukan oleh penggugat bukan merupakan suatu unsur kebaruan. Mengenai modus pembakaran dalam yang menggunakan bahan bakar udara yang minim akibat dari pemasangan dua busi yang dipasangkan secara diametris satu sama lain juga telah diungkapkan dalam urain pemohonan dokumen pembanding tersebut, oleh karen itu tergugat menilai bahwa modus pembakaran tersebut bukan merupakan suatu kebaruan. Berdasarkan argumen-argumen yang diungkapkan oleh kedua belah pihak sengketa, jelas bahwa kebaruan merupakan isu sentral dalam pokok perkara tersebut, karena setiap pihak saling mengungkapkan argumen yang menyatakan bahwa invensi yang dimohonkan merupakan suatu kebaruan atau tidak. 3.
Penolakan permohonan paten yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited oleh
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual telah sesuai dengan penggunaan doktrin pelanggaran terbalik dan perbedaan ciri teknis yang berkaitan dengan kebaruan invensi.
Kebaruan invensi…, Cendana Langgeng G, FH UI, 2013
Unsur klaim penting yang diajukan dalam permohonan paten oleh PT. Bajaj Auto Limited ialah: i.
Mesin dengan silinder tunggal.
ii.
Pelaksanaan modus pembakaran campuran bahan bakar minim.
iii.
Kapasitas mesin yang kecil.
Unsur klaim penting mengenai modus pembakaran campuran bahan bakar yang minim tersebut telah terdapat dalam dokumen pembanding yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual US-4534322. Unsur klaim tersebut telah terdapat dalam uraian permohan paten dalam dokumen pembanding. Berdasarkan prinsip pelanggaran terbalik dokumen pembanding tidak mengandung semua unsur, tetapi mengandung semua unsur penting yang terdapat dalam permohonan paten, berarti ada pelanggaran dan klaim yang diajukan tersebut tidak baru. Selain itu dalam penjelasan pasal 3 ayat (1) dimana yang dimaksud tidak sama dengan dokumen pembanding bukan sekedar beda, namun harus dilihat sama atau tidak samanya ciri teknis invensi tersebut dengan ciri teknis invensi sebelumnya, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual juga memeriksa ciri teknis terhadap permohonan paten yang diajukan dengan dokumen pembanding, dimana ciri teknis yang diajukan oleh PT. Bajaj Auto Limited telah terdapat dalam uraian permohonan paten dalam dokumen pembanding. Oleh karena itu Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual telah menerapkan prinsip pelanggaran terbalik dan perbedaan ciri fungsi teknis yang berkaitan dengan kebaruan.
Saran Dalam peraturan Undang-Undang No.14 Tahun 2001 Tentang Paten dijelaskan mengenai jangka waktu dalam mengajukan gugatan terhadap penolakan permohonan paten. Jangka watu tersebut disebutkan dalam bentuk bulan, namun dalam penjelasan definisi yang digunakan hanya menjelaskan hari dalam penjelasan umum peraturan perundang-undangan tersebut, undang-undang tersebut tidak menjelaskan mengenai jumlah hari dalam satu bulan dan penghitungan mengenai libur nasional selain hari minggu. Oleh karena itu diperlukan
Kebaruan invensi…, Cendana Langgeng G, FH UI, 2013
mengenai peraturan lebih lanjut yang mengatur kepastian hukum mengenai jangka waktu yang diberikan dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 Tentang Paten. Dalam perkembangan zaman yang semakin maju, banyak hasil invensi yang merupakan hasil penyempurnaan dari invensi yang terdahulu, namun invensi tersebut juga mengandung beberapa kebaruan yang tidak di jelaskan dalam invensi yang telah ada terlebih dahulu. Invensi yang baru tersebut sulit untuk mendapatkan hak paten dikarenakan ada beberapa teknologi yang terkandung didalamnya telah lebih dahulu dipatenkan. Oleh karena itu penulis menyarankan adanya peraturan lebih lanjut yang mengatur prinsip pelanggaran terbalik dan pemeriksaan fungsi ciri teknis agar kedepannya akan terus ada
invensi-invensi yang
mendapatkan perlindungan paten, walaupun ada beberapa invensi yang terkandung didalamnya telah terungkap dalam invensi yang telah ada sebelumnya.
Daftar Pustaka BUKU Adisumarto, Harsono. Hak Milik Intelektual, Khususnya Paten dan Merek. Jakarta: Akademika Pressindo, 1990. Anwar, Chairul. Hukum Paten dan Perundang-Undangan Paten di Indonesia. Jakarta : Djambatan, 1992. Badan Pembinaan Hukum Nasional. Simposium Tentang Paten. Bandung: Binacipta, 1978. Bainbridge, David I. Intellectual Property, fifth edition. England: Person Education Limited, 2002. Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Departemen Kehakiman. Buku Panduan di Bidang Paten. Jakarta: Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Djumhana, Muhammad dan R. Djubaedillah. Hak Milik Intelektual. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003. Gautama, Sudargo. Segi-Segi Hukum Hak Milik Intelektual. Bandung: PT. Eresco, 1995.
Kebaruan invensi…, Cendana Langgeng G, FH UI, 2013
Lindsey, Tim. et al. Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar. Bandung: PT. Alumni, 2006. Mamudji, Sri. et al. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005. Mamudji, Sri dan Hang Rahardjo. Teknik Menyusun Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011. Masdoeki, Moh. O. Pengaturan Paten di Dunia Internasional. Jakarta: Binacipta, 1978. Maulana, Insan Budi. Sukses BisnisMelalui Merek, Paten dan Hak Cipta. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1997. Pamuntjak, Amir. et al. Sistem Pedoman Praktik dan Alih Teknologi. Jakarta: Djambatan, 1994. Saidin, Ok. Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press, 2010. Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007. Turabian, Kate L. A Manual for Writers of Research Papers, Theses, and Dissertaions. Chicago: University Of Chicago, 2007.
ARTIKEL / JURNAL WIPO. Agreement Beetween The World Intellectual Property Organization and the WTO 1995 and TRIP’s Agreement 1994. Ganeva: WIPO Publication, 1997. WIPO. World International Property Organization, Intellectual Property Reading Material. Ganeva: WIPO Publication No. 476 (E), 2000. WIPO. World International Property Organization, Intellectual Property, general information. Ganeva: 1993. Danny Dunn. Transfering Intelectual Property, Practising Law Institute: Tax Law and Estate Palnning Course Handbook Series No.11569. (OctoberNovember 2007). Hal 5.
Kebaruan invensi…, Cendana Langgeng G, FH UI, 2013
SKRIPSI/ TESIS/ DISERTASI Alamsyah, Yohan. Analisis Yuridis Mengenai Penjualan Sebagai Perluasan Lingkup Istilah Tender. Skripsi Sarjana Universitas Indonesia. Depok, 2012. Amin, Romy Tahrizi. Perlindungan Konsumen Terhadap Jasa Angkutan Taksi yang Tidak Menggunakan Argometer (Studi Kasus di Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali). Skripsi Sarjana Universitas Indonesia. Depok, 2013. Utomo, Anandito. Analisis Penerapan Asas Itikad Baik dan Penerapan Asas First to File oleh Ditjen HAKI ditinjau dari Undang-Undang No.15 Tahun 2001 Tentang Merek. Skripsi Sarjana Universitas Indonesia. Depok, 2012.
MAKALAH Mochtar, M. Peranan Paten untuk Pembangunan Industri. Makalah Seminar Sehari Peran Paten dan Merek dalam Meningkatkan Motivasi Teknologi dan Pertumbuhan Ekonomi. Serpong, 1993.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Indonesia, Undang-Undang Tentang Paten. UU No. 14 Tahun 2001. LN No. 104 Tahun 2001. TLN No. 4130. Indonesia, Undang-Undang Tentang Pembentukan Peraturan PerundangUndangan. UU No. 10 Tahun 2004. LN No. 53. TLN No. 4389.
Kebaruan invensi…, Cendana Langgeng G, FH UI, 2013