Catatan KKN Internasional (Bagian 1) Ditulis oleh Andi Nurul Mukhlisa Kamis, 19 Januari 2012 15:49
KIX Airport, Osaka
Jam di pergelangan tangan kiriku menunjukkan Pukul 07.39 WITA. Aku tiba di bandara Osaka yang bernama KIX Airport. Saat mengambil bagasi merupakan awal pertemuan kami, sekawanan mahasiswa dari 3 universitas berbeda di Indonesia. Tidak lebih, ketika itu hanya perkenalan singkat, cukup singkat malah hingga saya tak mampu lagi mengingat nama mereka satu persatu. Hanya Dwi Ahrisa Putri, Fadli, dan Supriadi yang melekat erat di kepalaku, mereka mahasiswa S1 Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas), satu almamater denganku, meski aku dari fakultas yang berbeda. Memang selama 3 bulan sebelum pemberangkatan kami sudah sering bersama, mengurus segala bentuk berkas persyaratan.
Mahasiswa utusan Prof. Katsuya Osozawa menjemput kami di bandara. Prof.Katsuya Osozawa adalah dosen yang menjembatani program SUIJI (Six University Initiative Japan Indonesia), program yang sedang aku ikuti ini. Belakangan kami ketahui kalau beliau menjabat sebagai Wakil Dekan I sekaligus menangani urusan Internasional di Universitas Ehime.
1/6
Catatan KKN Internasional (Bagian 1) Ditulis oleh Andi Nurul Mukhlisa Kamis, 19 Januari 2012 15:49
Perjalanan berlanjut dengan menumpang bus. Di dalam bus kami mulai memperkenalkan asal usul satu persatu. Sekali lagi aku tidak mau membiarkan semuanya menguap begitu saja, dalam notebookku kutulis satu persatu nama dan asal mereka. Mohammad Shiddiq, Rahmah Dwi Yustika, dan Agus: mahasiswa S2 di Institut Pertanian Bogor (IPB). Afifi Fauzy mahasiswa S1 dari Universitas Gajah Mada (UGM). Nama-nama tersebut mengikuti KKN Program, sama sepertiku dan ketiga rekanku dari Unhas yang telah kusebutkan sebelumnya.
Selain KKN Program, ada juga Join Degree Program (JDP). Program ini dikhususkan untuk mahasiswa program magister. Pesertanya adalah Nurdin Dalya (S2 Kehutanan Unhas), Fahmi Hakim (S2 Kehutanan IPB), Drupadi (S2 Pertanian IPB), Rizki Silalahi dan Arom Figyantika (S2 Kehutanan UGM).
Pak Atus, dosen UGM yang sedang mengambil program Doctor di Universitas Ehime, menjadi t our guide yang hebat di sepanjang perjalanan. Ia banyak memberikan informasi mengenai pusat industri dan tempat wisata yang menarik, meski kami lebih banyak mengabaikan ucapannya, rasa kantuk yang membekap membuat kami tertidur dan terjaga secara bergantian.
Makanan pertama yang kami cicipi adalah udon. Bentuknya tidak jauh beda dengan mie pangsit, namun bentuknya lebih besar, bulatnya utuh, dan tidak mudah putus. Untuk minuman kami disuguhi ocha, di Indonesia dikenal sebagai teh hijau. Sensasi pertama yang kami rasakan saat mencicipi keduanya adalah ingin muntah. Hambar, tidak berasa di lidah, sangat kurang bumbu rempah. Herannya, setelah beberapa hari tinggal di Jepang, makanan yang paling enak dan dirindukan adalah udon dan ocha ini.
2/6
Catatan KKN Internasional (Bagian 1) Ditulis oleh Andi Nurul Mukhlisa Kamis, 19 Januari 2012 15:49
Welcome Party
Tak terasa sudah pukul 16.00, sebelumnya aku telah menyetel jam tanganku, menyesuaikannya dengan waktu setempat, 1 jam lebih cepat. Perjalanan panjang kami pun berakhir di depan sebuah bangunan berlantai tiga, bangunan tempat tinggal untuk semua orang asing yang sedang kuliah di Universitas Ehime, International House.
3/6
Catatan KKN Internasional (Bagian 1) Ditulis oleh Andi Nurul Mukhlisa Kamis, 19 Januari 2012 15:49
Setelah menurunkan seluruh barang dari bus, pak Atus kemudian memberikan kunci kamar kepada kami. Aku menempati kamar bernomor 209, kamar yang harus kubagi dengan dua peserta lainnya, Puput nama sapaan Dwi Ahrisa Putri dan Rahmah Dwi Yustika atau bu Rahmah yang telah memiliki satu orang anak berusia 2 tahun.
Selang 10 menit Prof. Katsuya Osozawa, yang akrab dipanggil Osozawa Sensei, menjemput kami. Rupanya beliau telah menyiapkan welcome party di rumahnya. Kami pun bergegas.
Di acara itu, makanan yang disuguhkan masih kental aroma rasa Indonesianya. Tentu saja itu karena kami turut membantu meracik bumbu-bumbu pada masakan yang disajikan. Satu hal yang menarik perhatian kami, nasi jepang sungguh berbeda dengan nasi di Indonesia. Terasa lembek dan melekat, namun tidak basah, juga masih terlihat berbiji. Wadah penyajiannya menggunakan cawan kecil, seukuran dengan wadah cuci tangan yang sering digunakan di Indonesia.
4/6
Catatan KKN Internasional (Bagian 1) Ditulis oleh Andi Nurul Mukhlisa Kamis, 19 Januari 2012 15:49
UsaiUnhas dari masih sebelumnya lalu, sebelum makan membekap. juga sebagian pernah kami Afifi Bukan berangkat ke masih dari Makassar. apa-apa, kami enggan kepulang Jepang. Kami meninggalkan kami ke bertemu mendapat International dengan rumah kunjungan House, Osozawa mereka mahasiswa sedang di Sensei, Makassar akuJepang meskipun bersama 2 bulan yang 3rasa yang peserta lelah
5/6
Catatan KKN Internasional (Bagian 1) Ditulis oleh Andi Nurul Mukhlisa Kamis, 19 Januari 2012 15:49
Mereka yang semakin segitiga, dengan sesuai terbuat sulit selera. mengajarkan rumput aneh, nasinya untuk dari kami laut dideskripsikan, dicampur nasi. yang segera kepada Ternyata dikeringkan sedikit diberikan kami sangat tidak vinegar, berlima mudah pengarahan. hancur, disebut cara Di membuatnya, bentuknya bagian membuat cuka Membuat di onigiri, tidak Indonesia, onigiri onigiri bisa karuan. makanan pertama diisi sebaiknya kemudian Karena lauk memiliki jadi dan berbentuk khas bentuk dibungkus semacamnya bentuk jepang yang Setelah Membuat Meskipun senang dan mendengar onigiri demikian, juga baru puas semua kami berhenti meliputi telah penjelasan setelah hari berhasil ini,(kyuri). menyadari hari tersebut, membuat pertama eksperimen nasi makanan kami ditengah dalam di onigiri Jepang. membuat ricecooker khas onigiri Jepang. telah pun habis. Perasaan berlanjut. Waktu sudah tengah malam, Osozawa Sensei mengantarkan kami pulang untuk beristirahat. bersambung .....
6/6