Doa Orang Percaya Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 13:06
1 Tesalonika 5:17) Sebenarnya apa itu Doa? Saya yakin sebagian besar dari kita sudah bisa menjawabnya, Doa adalah sarana untuk memohon sesuatu kepada Allah" "Doa adalah berbicara kepada Allah", Doa adalah nafas kehidupan orang percaya" Orang Kristen harus berdoa, sebab kalau tidak berdoa itu berarti orang Kristen yang mati, dalam hal ini kerohaniaannya. Inilah jawaban kita. Doa dalam bahasa Ibrani adalah tefillah yang diturunkan dari kata Pe Lamed Lamed dan l'hitpalel yang mengandung arti "menilai diri". Jadi kita senantiasa diminta untuk menilai kembali diri kita kembali - meneliti, mengevaluasi seluruh isi hati dan jiwa kita - tatkala kita coba berada di hadapan hadirat-Nya, seperti Salomo dalam Amsalnya berkata: "Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian" (Ams 28:9). Doa merupakan jalan bagi orang untuk berbicara dengan Tuhan. Doa merupakan cara kita berkomunikasi dengan-Nya. Salah satu cinta-kasih Tuhan kepada umat manusia adalah memberikan kesempatan bagi manusia untuk mendekat kepada-Nya walaupun manusia telah kehilangan kemuliaannya. Melalui doa kita mengikatkan hati kita kepada Tuhan. Doa merupakan komunikasi dari hati ke hati, jiwa ke jiwa dan roh ke roh. Dalam doa yang benar, kita mencurahkan isi hati kita kepada-Nya, seperti Hana berdoa, "aku mencurahkan isi hatiku di hadapan TUHAN" (1 Sam 1:15). Jadi doa bukan semata-mata berisi daftar permintaan saja, tetapi Doa adalah ibadah hati kita. Ada orang menganggap bahwa doa itu seperti 911 (Nine One One), yang diperlukan apabila kita berada dalam perkara-perkara darurat! Bila ada bahaya mengancam, bila penyakit datang, bila tidak mempunyai pekerjaan, bila kesukaran timbul - maka waktu itulah kita berdoa. Jadi seakan-akan doa itu difokuskan sebagai "Allah yang kita sembah itu wajib melayani kita". Lalu sewaktu kita tidak dalam keadaan sulit, Allah itu seakan-akan tidak diperlukan. Jadi Allah itu dianggap hanya seperti pembantu yang menjaga kita, termasuk menjaga rumah kita sewaktu kita bepergian. Pengertian lain dari Doa juga boleh diartikan sebagai "Keinginan yang diarahkan", yaitu kepada yang lebih Tinggi dari kita, dalam hal ini tentunya Allah, sebab dari Dia diperkirakan kita akan mendapat sesuatu. Menginginkan Allah memperhatikan jiwa kita, berarti menginginkan kekudusan-Nya ada dalam hidup kita. Itu berarti memberi kesempatan kepada Allah untuk melakukan apa yang Ia kehendaki dalam hidup kita. Artinya menyediakan diri bagi Allah. Oleh sebab itu , orang-orang yang mau menghadap hadirat Allah, ia harus kudus juga, yakni dengan jalan mohon pengampunan kepada-Nya. Dalam sebuah Journal Teologi, Joseph Tong katakana bahwa Doa itu terdiri dari tiga macam: 1. Doa Naturalis : Doa yang diucapkan secara respon otomatis terhadap suatu kejadian, doa ini tidak perlu iman, cukup saja dengan benih keagamaan. Meskipun demikian kadang-kadang menurut si pendoa, doanya terkabul; inilah manfaatnya Common Grace (Anugerah Umum). Mungkin saudar pernah mendengar orang-orang begitu gampnagnya mengucapkan "Oh my God" atau "Oh Jesus"?. Orang-orang ynag menyebut kata ini, hanya sekedar saja mengucapkan, saya curiga telah menjadi kelatahan baginya.
1/6
Doa Orang Percaya Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 13:06
2. Doa Artifisial : Doa ini hanya bersifat keinginan manusia secara melulu. Manusia merasa bahwa ia berhasil berdoa, apabila doanya terjawab; padahal sering kali hanya karena Kemurahan Tuhan maka Doanya dikabulkan. 3. Doa Rahmani : Doa yang berdasarkan Rahmat Tuhan, dalam pengertian ini kita berdoa bukan karena kita mau berdoa dengan inisiatif kita sendiri; bukan juga karena kita menginginkan sesuatu karena kepentingan kita; melainkan karena Tuhan telah bekerja dalam kita dan telah meyakinkan kita. Dalam konteks ini tidak ada istilah Doa saya tidak dikabul atau dikabulkan Tuhan, karena kita sudah menyerahkan sepenuhnya Kepada Tuhan, dan semua yang terjadi merupakan hasil jawaban dari Tuhan yang mempunyai rencana terbaik bagi umat-Nya. Jadi doa bukan karena kita butuh, tetapi karena Tuhan ingin menyatakan kehendak-Nya. Inilah yang dimaksud megapa kita menutup doa-doa kita di dalam nama Tuhan Yesus. (lih bnd Roma 11:36) Mengapa kita harus berdoa? Apakah doa itu merupakan bagian kewajiban orang Kristen? 1. Tuhan Yesus berdoa (Markus 1:35; Yohanes 17). Para rasul dan jemaat mula-mula berdoa (Kisah Para Rasul 2:42). 2. Firman Tuhan mengatakan kita harus tetap berdoa (1 Tesalonika 5:17; Filipi 4:6). 3. Di dalam doa kita belajar untuk mengerti kehendak dan pimpinan Tuhan dengan lebih jelas di dalam hidup kita (Kolose 1:9). 4. Doa merupakan salah satu perlengkapan rohani dalam menghadapi si jahat (Efesus 6:18). Doa juga memberikan kekuatan dan keberanian kepada kita dalam memberitakan Injil (Efesus 6;20) dan melakukan pelayanan kita Alkitab dan pengertian teologi Kristen meyakinkan bahwa Tuhan kita sudah mengetahui segala sesuatu kebutuhan kita jauh sebelum kita meminta kepadaNya. Pernyataan Allah dalam Kristus Tuhan kita jelas memberikan pengertian bahwa Tuhan kita itu Maha Kuasa, Maha Murah dan Maha Tahu. Kebijaksanaan-Nya melampaui akal pikiran kita. Secara logis maupun teologis, walaupun kita tidak berdoa Tuhan tetap memelihara kita dan akan memberikan segala sesuatu yang Ia janjikan kepada kita, karena Allah yang kita sembah itu setia adanya. Dengan kata lain, Anugerah dan Rahmat Tuhan tidak tergantung pada perbuatan atau doa kita. Sebenarnya, semua yang kita peroleh, bukan karena jasa kita berdoa; melainkan karena kemurahan-Nya dan pemberian-Nya dalam Anugerah Yesus Kristus. Kalau begitu, tentu kita bertanya, mengapa kita mesti berdoa? Bukankah berdoa merupakan suatu praktek yang berlebih-lebihan? Sia-sia saja kita menghabiskan waktu untuk berdoa selama ini? Kalau doa tidak berkuasa merubah rencana Allah, atau doa tidak mampu merubah kejadian dalam alam semesta? Untuk apa kita berdoa? Dalam Ayub 42:1 " Aku tahu, Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal". Rencana dan kehendak Allah tidak dapat digagalkan oleh kita, baik karena kita murtad maupun kita taat, atau baik kita
2/6
Doa Orang Percaya Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 13:06
berdoa atu tidak berdoa. Ia tetap ada dan kehendak-Nya tetap tak berubah. Yang berubah bukan Tuhan, bukan juga rencana Tuhan; melainkan pengertian kita terhadap Tuhan, kehendak-Nya dan Rencana-Nya. Seorang pemudi di gereja kami bersaksi demikian, kebetulan dia baru belajar memasang contec lense. Dokternya yang cukup galak memberikan dia kesempatan untuk memasang sendiri contec lence itu sebanyak tiga kali, dan ternyata dia tidak berhasil terus. Dalam keadaan yang demikian ia sempat menagis dan berdoa kepada Tuhan. Keesokan harinya dia pergi lagi ke dokter; ternyata dia berhasil memasang contec lensenya. Kondisi tidak berubah, dokter tetap aja galak, ukuran contec lensenya tetap sama. Namun yang berubah adalah dirinya sendiri; yakni ia berhasil memasangnya. Timbul pertanyaan dari kita, bagaimana tentang Yunus yang disuruh Tuhan Allah untuk pergi ke Niniwe? Allah telah memberitahukan kepada Yunus, bahwa orang-orang Niniwe yang berdosa itu akan dihukum; namun ketika Yunus selesai berkotbah, orang-orang Niniwe bertobat; bahkan di sana dituliskan bahwa Allah menyesal? Bukankah Allah telah mengubah Kehendak-Nya? Bagi saya dalam hal ini, walaupun kelihatannya seakan-akan Allah mengubah rencananya yang semula, namun kalau kita telusuri sesunguhnya tidaklah demikian. Allah justru konsisten di dalam menjalani rencanaNya. Saya lihatnya begini, di dalam rencana kekekalan Allah, sebenarnya Allah menetapkan suatu ultimatum bagi orang-orang Niniwe, kalau mereka tidak bertobat maka hukuman akan diberikan, namun kalau bertobat maka mereka akan mendapatkan kebebasan. Rencana Allah semula tidak berubah, yang berubah orang Niniwenya otcpills.net . Sama seperti ketika saya menetapkan peraturan buat anak saya, kalau ia melanggarnya maka ia akan mendapatkan hukuman, naman kalau ia menuruti maka ia tidak dihukum. Dalam doa kita mendekat diri pada Tuhan, hati kita dibuka oleh Roh Kudus sehingga kita dapat melihat dan meyakini rencana Tuhan yang semula tidak kita lihat. Arah hidup kita dipulihkan sehingga kita dapat menikmati suatu pengalaman antisipasi rencana dan rancangan Tuhan yang tidak berubah. Rancangan yang sediakalanya tidak kita yakini dan mengerti sekarang kita boleh menjadi mengerti. Jadi dengan kata lain , Doa itu semacam alat pedagogis (pengajaran) Allah bagi Umat-Nya. Oleh karena itu, dari pada kita ngotot terus bertanya "Mengapa kita harus berdoa, kalau Tuhan toh tahu segalanya, lebib-lebih kalau doa tak merubah kehendak Allah?" Pertanyaannya mesti kita ganti menjadi begini : "Mengapa kita tidak berdoa, kalau Tuhan sudah mempunyai rencana yang terbaik dan kekal bagi kita dan memerintah kita berdoa?" Sebenarnya kapan kita harus berdoa dan bagaiman caranya? Berdoa itu seperti promosinya Coca-Cola, kapan saja, di mana sja, siapa saja, tua-muda, kaya miskin, besar kecil mestinya berdoa. Kita tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, selama ada kesempatana, mari datang kepada Dia. Banyak orang bertanya bagaimanakah sikap-sikap yang benar dalam berdoa. Kita dapat membedakan dua macam sikap, yakni sikap tubuh dan sikap hati. Di dalam Yudaisme sikap hati menempati posisi yang lebih penting. Ketika berdoa kita dituntut untuk mempunyai tingkat emosi atau perasaan hati terhadap Tuhan yang cukup. Perasaan hati ini dinamakan kavanah. Setiap orang mempunyai cara yang berbeda-beda untuk mencapai tingkatan kavanah tertentu sebelum berdoa. Ada yang dengan menyanyikan pujian, ada yang dengan membaca
3/6
Doa Orang Percaya Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 13:06
mazmur, ada yang bersaat teduh dan sebagainya. Dalam buku ibadah orang Yahudi dikatakan bahwa doa tidak akan didengar oleh Tuhan tanpa adanya kavanah pada diri kita. Doa yang dilakukan seperti robot, misalnya karena hafalan atau karena rutinitas, kehilangan validitasnya sebagai doa. Kavanah juga mencerminkan keadaan hati kita. Ini sangat penting. Di dalam Talmud dikatakan bahwa seseorang hendaknya bangkit berdoa hanya dengan ketakziman hati/pikiran (Mas. Berachoth 31a, catatan kaki 12). Dikatakan pula seseorang yang sedang tidak tentram hatinya tidak boleh berdoa (Eruvin 65a). Ingat bahwa doa berasal dari akar kata yang artinya "menilai diri'. Jadi dalam konteks berdoa kita tidak dapat berdoa dengan baik jika sikap kita tidak benar. Lalu apa yang kita lakukan jika sikap kita tidak benar ? Jika hati kita tidak tentram ? Sekali lagi mengutip perkataan Rabbi Nachman yang memberikan nasihat bagus: "Engkau merasa sangat sukar membuka mulutmu untuk berdoa dan bermeditasi, disebabkan oleh keduniawian dimana engkau tenggelam di dalamnya, atau karena masalah yang sedang engkau hadapi, fisik atau rohani. Inspirasi sejati datang ketika seseorang mengusahakan dirinya untuk bangkit dari kesukaran ini dengan memanggil nama Tuhan. Dalam hampir setiap kasus, kita akan menemukan bahwa pertolongan Tuhan datang begitu melimpahnya sehingga engkau dapat berdoa dan bermeditasi dengan devosi sejati…". Intinya adalah doa bergantung dari hati kita. Seseorang mesti memusatkan seluruh hatinya dalam berdoa, mengikatkan pikiran dalam hatinya dengan kata-kata doa yang ia ucapkan. Maka "Kerajaan Tuhan akan disingkapkan dan ditinggikan dan kuasa jahat pun lenyap" (Rabbi Nachman). Apa saja yang termasuk didalam doa kita? Mestinya kita ingat bahwa Doa kita bukan sekadar meminta saja, kalau begitu kehidupan orang Kristen sangatlah kasihan. Walaupun tidak ada rumus yang paten sebagai patokan, namun ada beberapa unsur dasar tertentu yang harus tercakup di dalam kontak komunikasi kita dengan Tuhan; 1. Adoration (Penyembahan) Dalam doa ada puji-pujian bagi Dia; menghormati dan meninggikan Dia di dalam hati, pikiran dan bibir kita. Penyembahan ditujukan kepada Allah yang nun jauh di sana namun jaraknya sepanjang doa kita. Jadi kalau ditanya Allah kita itu ada di mana? Dia ada sejauh doa kita. 2. Confession ( Pengakuan) Tatkala kita memulai doa kita dengan penyembahan kepada Allah, maka Roh Kudus akan menyatakan setiap dosa yang ada di dalam hidup kita; yang semuanya itu terbuka jelas dihadapan-Nya; maka kita perlu mengakuinya; tanpa pengakuan dosa ini; kita tidak mungkin berdoa kepada kepada Allah. 3. Thanksgiving (Pengucapan Syukur) Sikap mengucap syukur atas berkat-berkat yang kita nikmati karena kita adalah
4/6
Doa Orang Percaya Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 13:06
milik-Nya, membuat kita menyadari bahwa Dia mengendalikan segala sesuatu termasuk kehidupan kita; tentu bukan hanya berkat-berkat, tetapi juga segala permasalahan dalam hidup kita. Apabila kita menghampiri tahta-Nya dengan hati yang penuh syukur, kuasa-Nya akan bekerja di dalam diri kita. 4. Supplication (Permohonan) Permohoan mencakup doa untuk kebutuhan kita, atau doa bagi orang lain. Berdoa agar hidup rohani kita diperbaharui, selalu peka dan bersedia dikuasai Roh Kudus. Berdoa untuk orang lain, untuk pasangan anda, anak-anak Anda, orang tua, tetangga, teman-teman, Negara dara pemimpin kita. Berdoa untuk keselamatan jiwa dan kesemptan untuk memp[erkenalkan Mesias kepada orang lain setiap hari; juga untuk pelayan Roh Kudus dan penggenapan Amanat Agung?? Contoh singkat sebuah Doa : Allah Bapa yang Maha Mulia, kami datang kehadirat-Mu Tuhan. Engkaulah Batu Karang kami, yang merupakan sandaran kami. (Penyembahan) Kami sadar, ketika kami melewati hari-hari kami; terlalu sering kami melakukan hal-hal yang tidak berkenan kepada-Mua Tuhan, itu sebabnya kamai mohon pengampunan dari pada-Mu. Supaya kamai layak dan berkat-Mu tidakj terhalanm buat kami. (Pengakuan) Kami bersyukur Tuhan, karena selama ini Engkau selalu memelihara kami, baik pekerjaan, kesehatan maupun study kami. Atau mungkin kesehatan kita lagi memburuk, namun tetap ada sisi-sisi ucapan syukur kita. (Pengucapan Syukur) Pada saat ini kami datang kepda-Mua Tuhan, ada hal-hal yang kami butuhkan, kami juga mengingat teman-teman kami dan ……..(Permohonan) Akhir Doa…….melaui perantara Yesus Kristus…….dan ada kata Amin yang berarti ( Pasti, Sungguh, Benar). Dalam Perjanjian Lama kita mempunyai perantara para Imam Besar untuk membawa doa-doa kita, saat ini kita hidup di dalam jaman Anugerah, Tuhan Yesus sebagai pengantara kita. Kesimpulan: Doa yang kita panjatkan bukan suatu alat untuk memaksa Tuhan menyatakan kehendak-Nya. Namun lebih dari itu sebagai anak-anak Allah, doa itu semacam pengikat yang begitu akrab seperti seorang anak dengan ayahnya. Semua orang semestinya bisa berdoa, sama dengan semua orang semestinya bisa berkomunikasi dengan orang tuanya. Walaupun kata-kata yang kita ucapkan tidak seindah orang lain yang begitu fasih berdoa, namun kita tidak perlu takut dan kuatir. Di dalam Roma 8:26 rasul Paulus memberitahukan kita bahwa :"Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan".
5/6
Doa Orang Percaya Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 13:06
Doa juga bukan selalu memohon kepada Allah supaya membebaskan kita dari malapetaka atu kesulitan, ada kalanya kita perlu mengubah konsep kita, supaya Allah itu memberikan kekuatan serta keberanian dan ketegaran untuk menghadapi masalah yang terjadi; namun tetap ada hikmat dari Allah yang diberikan kepada kita untuk konklusi penyelesaiannya. Doa yang benar adalah Doa yang membiarkan kehendak Allah terjadi di dalam hidup kita secara menyeluruh; dengan demikian kita akan menikmati suatu kenyamanan karena kita begitu yakin bahwa kondisi yang Tuhan Allah perbuat di dalam hidup kita selalu baik adanya. Salah satu alsan yang sangat mendasar mengapa kita harus berdoa, karena Yesus yang kita sembah itu juga berdoa. Ini ada dua titipan ayat penghiburan buat anda : ( 1 Petrus 5:7 dan Filipi 4:19) Campbell, California November 04, 2003 Saumiman Saud
6/6