CASE REPORT SESSION
OSTEOARTHRITIS Disusun oleh: Gisela Karina Setiawan
1301-1210-0072
Abednego Panggabean
1301-1210-0080
Pembimbing: Vitriana, dr., SpKFR
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN RUMAH SAKIT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG 2010
1
BAB I KASUS
IDENTITAS PASIEN Nama
: Ny. Roesmanah
Umur
: 66 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Ujung Berung
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Tanggal pemeriksaan : 8 Februari 2010 Rujukan
: Poli Rheumatologi
Diagnosis
: OA Genu Bilateral
ANAMNESA Keluhan utama : Nyeri pada kedua lutut Penderita mengalami nyeri pada kedua lutut yang dirasakan sejak 5 bulan yang lalu (VAS = 5 - 6). Nyeri dirasakan pada kedua lutut penderita dan dirasakan ketika penderita berjalan beberapa langkah dan menghilang ketika istirahat. Nyeri yang dirasakan diakui lebih berat pada lutut kanan penderita. Kaku pada sendi setelah lama pada satu posisi tertentu disangkal oleh penderita. Rasa kesemutan maupun baal disangkal oleh penderita. Penderita merasakan hambatan pada pergerakannya. Keluhan ini dirasakan terutama ketika pasien sedang sholat, sehingga menggangu aktivitas sholat pasien. Aktivitas pengajian yang biasa dilaksanakan oleh penderita pun berhenti sejak penderita mengalami nyeri pada kedua lututnya. Nyeri yang dirasakan diakui mengganggu hobbi penderita untuk merawat tanamannya.
2
Dua bulan sebelumya pasien mengaku telah berobat ke poli rheumatologi dan telah diberi obat glucosamine. Namun pasien mengaku tidak mengalami perbaikan sehingga 1 bulan yang lalu, pasien berobat ke poli rehabilitasi medik, dan pasien mengaku telah menjalani terapi dan mengalami sedikit perbaikan. Riwayat trauma atau operasi pada daerah lutut disangkal oleh penderita. Riwayat hiperkolesterol diakui oleh penderita. Riwayat penyakit jantung, hipertensi, asam urat, dan sakit ginjal disangkal. Riwayat gejala yang sama pada keluarganya disangkal. Pasien masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan dan dapat melakukan aktivitas rumah tangga sendiri. Pasien menggunakan toilet duduk di rumahnya. Pasien tinggal bersama suami, anak, dan cucunya.
PEMERIKSAAN FISIK KU
: compos mentis, kontak adekuat
Tensi
: 120/80 mmHg
Nadi
: 82 x/menit
Respirasi
: 20 x/menit
Suhu
: afebris
Mobilisasi
: walking independent
Standing balance
: good
Head and Neck
: ROM full , deformitas (-) , tanda radang (-), MMT 5
Thorax
Deformitas
: -/-
Paru
: sonor, VBS kanan = kiri, ronchi -/-, wheezing -/-
Jantung
: BJ S1, S2 normal reguler. Murmur (-)
Deformitas
:-
Tanda radang : -
Trunk
3
Arm distance simetris
Abdomen
: datar, bising usus (+)
Upper extrimity
:
Deformitas
Tanda radang : -/-
ROM
: Full/Full
MMT
: 5/5
Lower extrimity
: -/-
:
Deformitas
Tanda radang : -/-
ROM
: Full/Full
MMT
: 5/5
Krepitus
: +/+
Nyeri
: +/+
Drawer sign
: -/-
Ligamentum laxity
GFT
Rontgen
: -/-
: -/-
: -/-
: Gambaran osteoarthritis genu bilateral
DIAGNOSIS Osteoarthritis Genu Bilateral
PROBLEM/DIAGNOSIS REHABILITASI 1. Impairment
: osteoarthritis genu bilateral
2. Disability
: mobilisasi pasien, terganggunya aktivitas beribadah
3. Handicap
: pasien kurang bersosialisasi akibat rasa nyeri pada lututnya yang
menghalangi pasien untuk pergi ke pengajian.
4
PROGRAM 1. Edukasi pasien a. Modifikasi cara bergerak (naik tangga, solat) b. Postur tubuh dan cara mobilisasi yang benar c. Olahraga yang ringan d. Menjaga kesehatan sendi lutut 2. Kompres hangat atau dingin 3. Physical therapy : program stretching, penguatan otot dan fleksibilitas
PROGNOSIS 1. Quo ad vitam
: ad bonam
2. Quo ad sanationam
: dubia ad bonam
3. Quo ad functionam
: dubia ad bonam
5
BAB II PEMBAHASAN
1. Apa saja hendaya (impairment) yang terjadi pada pasien ini? Pasien ini mengalami osteoarthritis genu bilateral, dengan gejala utama ialah nyeri pada sendi lutut yang dirasakan ketika pasien berjalam beberapa langkah dan menghilang ketika pasien duduk / beristirahat yang ditunjukkan oleh pemeriksaan anamnesis. Pada pemeriksaan fisik juga didapatkan adanya nyeri dan krepitus pada kedua lutut pasien.
2. Apa saja disabilitas (disability) dan kecacatan (handicap) yang terjadi pada pasien ini? Pasien mengalami disabilitas berupa: -
Gangguan mobilisasi, dimana pasien merasakan nyeri ketika berjalan jauh.
-
Gangguan aktivitas beribadah (sholat).
Hal ini disebabkan oleh impairment osteoarthritis genu bilateral. Pasien ini mengalami kecacatan (handicap) berupa: -
Tidak lagi dapat pergi ke pangajian Sebelum mengalami nyeri lutut yang dirasakan 5 bulan yang lalu, pasien mengaku selalu pergi ke pengajian. Namun hal ini sudah tidak dapat dilakukan lagi, karena pasien mengalami gangguan mobilisasi.
-
Gangguan melaksanakan hobby Sebelumnya pasien mengaku teratur berkebun. Namun setelah mengalami nyeri pada lutut, pasien menjadi lebih jarang melaksanakan aktivitas tersebut dan nyeri yang dirasakan menjadi semakin parah setelah melaksanakan hobbi pasien.
3. Bagaimana terapi rehabilitasi pada pasien ini? Tujuan rehabilitasi pada pasien stroke adalah untuk mencapai pemulihan yang maksimal dan mengembalikan kemampuan pasien dalam melakukan kegiatan pribadi (increase functional independence). 6
-
Edukasi: tentang osteoarthritis dan penanganannya. Prinsip edukasi osteoarthritis :
Penanganan rasa nyeri, kelemahan (fatique), dan stress
Tujuan dan penggunaan yang efektif dari obat – obatan
Membentuk mitra kerja dengan pelayanan kesehatan yang lain
Pasien diharapkan mengerti mengenai penyakitnya, meningkatkan frekuensi latihan, berkurangnya rasa nyeri pada pasien, berkurangnya depresi yang mungkin ditimbulkan oleh penyakit pasien, dan berkurangnya kunjungan pasien ke rumah sakit. Pasien juga dapat diberi penjelasan mengenai faktor resiko terjadinya osteoarthritis, diantaranya akibat peningkatan berat badan (obesitas) maupun trauma pada lutut. -
Terapi fisik Osteoarthritis
Berbagai pengobatan medis lebih dapat mengurangi rasa sakit daripada mengurangi disabilitas pasien. Sedangkan, latihan (exercise) dapat mengatasi faktor – faktor yang dapat menyebabkan disabilitas.
Latihan merupakan komponen yang penting untuk sebagai primary prevention (mencegah terjadinya osteoarthritis) , secondary prevention (sebelum terjadi masalah yang signifikan dari OA), dan tertiary prevention (setelah diagnosis OA ditegakkan) osteoarthritis.
Program latihan yang dapat dilakukan : o Fleksibilitas Pada OA, dapat terjadi keterbatasan pada ROM. Osteoarthritis pada genu sering menyebabkan terjadinya kesulitan ekstensi pada sendi lutut dan berkurangnya ROM tidak hanya ditemukan pada sendi terjadinya OA, namun juga dapat terjadi pada sendi lain pada tungkai yang sama maupun tungkai contralateral. Stretching dapat dilakukan 20 – 40 detik, kemudian istirahat, dan dilakukan secara repetitive. o Penguatan otot (strengthening) o Proteksi sendi
7
4. Bagaimana prognosis pada pasien ini? Quo ad vitam
:ad bonam, sebab tidak ada kondisi yang mengancam jiwa
Quo ad sanationam
:ad
malam,
karena
osteoarthritis
merupakan
penyakit
degenerative yang sifatnya dapat berulang. Quo ad functionam
: dubia ad bonam, karena dengan rehabilitasi fungsi, maka
diharapkan dapat mengurangi gangguan aktivitas pada pasien.
8
BAB III TEORI
9