T I Majalah C All about ICT in Indonesia
No. 14 • 15 —28 Juli 2013
Dunia Kecam Kasus IM2 Kiamat Internet Menanti
Kapustekkom Kemdikbud: Dr. Ir. Ari Santoso, DEA
Inginkan Pendidikan
Gratis & Gampang E-Magazine|Free
www.majalahict.com
DARI REDAKSI Delapan bulan sudah kami hadir untuk menghapus dahaga para pembaca akan bacaan berkualitas mengenai teknologi informasi dan telekomunikasi di Indonesia. Cukup banyak yang telah kami capai, meski untuk menjadi media mainstream kami masih harus lebih berusaha lagi. Meski demikian, paling tidak kami sudah menjadi bacaan wajib para pengambil kebijakan di jajaran pemerintahan, regulator, dan operator telekomunikasi, sehingga kami semakin percaya diri untuk melangkah lebih jauh ke arah media mainstream. Kami harapkan dukungan dari pembaca sekalian, agar kami tetap hadir dalam gadget dan komputer pembaca sekalian, karena keberadaan kami tentunya sangat bergantung pada dukungan pembaca para stakeholder IT, Akhirnya, tak ada gading yang tak retak, kami senantiasa mengharapkan masukan dari pembaca baik lewat email, twitter, atau pun SMS. Terimakasih.
FOTO COVER: Dr. Ir. Ari Santoso, DEA FOTOGRAFER: Winda Veralita DESAIN COVER: F. Tian
Daftar Isi:
TARIF IKLAN Cover 184 x 50 mm = Rp10,5 juta/edisi 50 x 50 mm = Rp5,5 juta/edisi Halaman belakang Full page = Rp10,5 juta/edisi Half page = Rp8 juta/edisi 2
Majalah ICT
No. 14• 15—28 Juli 2013
Merger XL-Axis Dijegal?............................8 Google bisa saja di-China kan..................10 AXIS luncurkan AXIS Blaast......................14 Nokia EOS, Bagi Penikmat Fotografi.........16 Implikasi Vonis IM2 bagi Industri Telekomunikasi Indonesia.........................18 Ketika Transaksi Potong Pulsa Digugat......20
REDAKSI Pemimpin Redaksi Arif Pitoyo Alamat Redaksi: Villa Cemara No. 22 Jl. Sawangan Raya-Depok Email:
[email protected] IKLAN & PROMOSI Email:
[email protected] Telepon: 081511510000 (arif), Fax. 021- 7756782
184 x 50 mm = Rp5,5 juta/edisi 50 x 50 mm = Rp2 juta/edisi Halaman dalam Full page = Rp8 juta/edisi Half page =Rp5,5 juta/edisi 184 x 50 mm = Rp3 juta/edisi 50 x 50 mm = Rp1,5 juta/edisi
ETALASE
AMD-Toshiba Rilis Toshiba Satellite C40D AMD bersama dengan Toshiba Indonesia meluncurkan Toshiba Satellite C40D. Produk terbaru ini merupakan notebook pertama yang menggunakan prosesor AMD A4 QuadCore Accelerated Processing Unit (APU) yang telah terintegrasi dengan kartu grafis AMD Radeon HD. Menurut Jenny Susanto, Country Manager AMD Indonesia, Toshiba Satellite C40D merupakan notebook PC yang menawarkan solusi ideal untuk menjawab kebutuhan pasar akan notebook modern yang bertenaga dengan grafis yang kaya serta diperkuat dengan ragam teknologi eksklusif terkini baik dari Toshiba maupun AMD untuk pengalaman produktivitas, grafis, dan hiburan terbaik bagi para pengguna. “Seluruh produk APU dari AMD didesain untuk memberikan pengalaman kegiatan komputasi terbaik yang paling dibutuhkan pengguna saat ini,” ungkap Jeny.
Dell Ciptakan Museum Digital Dell Indonesia mengembangkan apa yang dinamakan Museum Digital. Museum digital ini bukan dimaksudkan agar masyarakat tidak mengunjungi museum, namun untuk memberikan informasi
bahwa masih banyak yang menarik yang dapat dilihat secara langsung di museum-museum Indonesia ini. Menurut Primawan Badri, Country Manager and Director Dell Indonesia, kehadiran Museum Digital ini diharapkan agar ada apresiasi atas kekayaan budaya dana sejarah Indonesia. “Melalui aktivitas ini, diharapan dapat mendorong komunitas kaum muda urban untuk mengapresiasi kekayaan budaya dan sejarah Indonesia yang dipamerkan diberbagai museum,” kata Primawan.
Majalah ICT No. 14• 15—28 Juli 2013
3
HOT NEWS
Black Monday
Dunia Kecam Kasus IM2
Arif Pitoyo
4
Majalah ICT
No. 14• 15—28 Juli 2013
B
lack Monday, atau Senin kelabu 8 Juli 2013 merupakan saat dimana hakim pengadilan tindak pidana korupsi (Tipikor) menjatuhkan vonis bersalah kepada Indar Atmanto, Indosat dan IM2. Dalam putusannya, Majelis Hakim Pengadilan Tipikor yang dipimpin Antonius Widjantono menghukum Indar Atmanto dengan 4 tahun penjara dan denda sebesar Rp200 juta. Sedangkan Indosat dan IM2 diminta membayar ganti rugi sebesar Rp1,3 triliun. Meski hanya dihukum penjara 1 hari sekalipun, vonis bersalah majelis hakim terhadap kerja sama Indosat dan IM2 dalam penyediaan Internet broadband benarbenar mengejutkan dan imbasnya tentu sangat luas. Selain timbul ketidakpastian usaha Internet di Indonesia, dunia internasional pun mulai memandang
HOT NEWS
”
Dunia Internet di Indonesia harap-harap cemas apakah Black Monday ini akan mengarah pada Doomsday Internet.
Indonesia sebagai tempat investasi yang berbahaya dan tidak aman. Kecaman dari dunia internasional terbukti dengan akan dikirimkannya surat dari ITU (Internatioanl Telecommunication Union), lembaga PBB yang mengurusi telekomunikasi beserta Global System for Mobile Communication Association (GSMA) mempertanyakan standar dan kepastian regulasi telekomunikasi Indonesia terkait kasus perjanjian kerja sama IndosatIM2. Masalah ini mengundang perhatian pelaku telekomunikasi global karena format kerja sama yang digunakan kedua perusahaan itu pada dasarnya sudah jamak digunakan. Kabarnya, dua lembaga dunia itu akan segera melayangkan surat kepada pemerintah Indonesia untuk menanyakan situasi industri telekomunikasi Indonesia sebagai bagian dari ekosistem internasional. Nama Indonesia di dunia internasional makin tercoreng bila Ooredoo, induk usaha Indosat, melaporkan persoalan hukum ini ke lembaga arbitrase internasional. Investor asing pun mulai berpikir seribu kali sebelum menanamkan investasinya di Indonesia. Bahkan British Telecom, operator terbesar di Inggris, sampai harus membatalkan niat menanamkan investasinya di Indonesia. Investor seperti British ini akan makin banyak di masa-masa mendatang. Ya, Black Monday memang mengubah segalanya. Kerja sama Indosat dan IM2 yang dibolehkan di mata regulasi telekomunikasi ternyata disalahkan oleh peradilan umum yang mungkin tidak memahami secara teknis mengenai industri telekomunikasi. Black Monday karena putusan pengadilan Tipikor ini juga akan berimbas pada 280 Internet service provider (ISP) lainnya di Indonesia, karena hampir semuanya memiliki pola perjanjian kerja sama (PKS) seperti yang dilakukan IM2 dan Indosat. Kini, dunia Internet di Indonesia harap-harap cemas apakah Black Monday ini akan mengarah pada Doomsday Internet. (ICT) Twitter: @arifpitoyo
Majalah ICT No. 14• 15—28 Juli 2013
5
HOT NEWS
ISP Kembalikan Lisensi
Kiamat Internet Menanti Arif Pitoyo
6
Majalah ICT
No. 14• 15—28 Juli 2013
D
unia Internet Indonesia tengah memasuki masa-masa suram. Imbas IM2 dan Indosat yang diputuskan bersalah oleh pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) membawa kekhawatiran kiamat internet di Indonesia. Bila kerja sama Indosat dan IM2 dianggap illegal, maka kerja sama 280 ISP lainnya juga dianggap illegal, demikian juga warnet yang mendapatkan sinyal internet dari ISP juga bisa dianggap illegal. Karena itulah, ISP yang tergabung dalam Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) berencana mengembalikan lisensinya kepada pemerintah karena khawatir disalahkan oleh kejaksaan dan pengadilan. Selain matinya warnet, terdapat juga dampak yang lebih besar, seperti operasional perusahaan pengelola infrastruktur kritis seperti Pertamina dan PLN akan terhenti karena operasional mereka seluruhnya menggunakan Internet.
HOT NEWS
Industri perbankan yang full IT integrated juga dipastikan terhenti karena hampir semua transaksi menggunakan akses komunikasi data, selain layanan publik lainnya yang disediakan pemda dan pemerintah pusat. Tak hanya itu, sejumlah perusahaan besar dunia yang selama ini menjadikan Indonesia pasar terbesar, seperti Google, Facebook, Yahoo, BlackBerry, dan lainnya akan kehilangan revenue hingga 10 persen. Jelaslah bahwa wacana pengembalian lisensi ISP dipastikan lebih mengerikan dibandingkan dengan wacana shut down Internet yang sempat dilontarkan Indonesia ICT Institute beberapa waktu yang lalu. Apa jadinya bila saat ini, menit ini, detik ini, kita tak bisa mengakses Internet dari perangkat apa pun dan dari mana pun. Kita tak bisa membuka situs berita, chatting, buka dan kirim email, download segala macam informasi, gambar, dan data, bahkan transaksi keuangan yang melibatkan miliaran rupiah serta transaksi bursa. Seperti hidup di hutan rimba yang jauh dari peradaban, meski kita berada di tengah-tengah kota, itu lah bila dunia tanpa Internet. Internet sudah bukan sekadar gaya hidup, tapi menjelma menjadi sebuah kebutuhan. Bahkan beberapa kalangan telah menjadikan Internet sebagai kebutuhan primer. Yang jelas, jika di dunia ini tiba-tiba Internet mati, kita kembali ke era 1980-an dan secara tiba-tiba sama seperti mengalami bencana alam. Saat ini mayoritas penduduk dunia sudah mengenal Internet, semua kegiatan yang mereka lakukan tidak bisa lepas dari yang namanya Internet, mereka seperti hidup dalam dunia internet yang tabu, pernahkah anda membayangkan apa yang akan terjadi jika Internet tiba-tiba hilang dari negara ini?. Twitter: @arifpitoyo
Majalah ICT No. 14• 15—28 Juli 2013
7
TELEKOMUNIKASI
Jalan Terjal Menuju Konsolidasi
Merger XL-Axis Dijegal? Arif Pitoyo
8
Majalah ICT
No. 14• 15—28 Juli 2013
S
oal konsolidasi, pemerintah seperti menelan ludah sendiri, karena di awal bersemangat mendorong operator untuk berkonsolidasi, giliran ada yang ingin berkonsolidasi, di ulurulur, dikaji, dan dipertimbangkan dengan ujung yang sudah pasti merugikan operator yang akan berkonsolidasi. Kerugian itu bisa dalam hal pengurangan lisensi, pengurangan frekuensi, atau minimal timbul keraguan pada investor luar negeri akan kebijakan telekomunikasi di Indonesia. Bila ternyata lisensi yang dikurangi, maka tujuan konsolidasi yang ingin mengoptimalkan pemanfaatan frekuensi menjadi tidak tercapai. Pada kasus XL dan Axis yang ingin berkonsolidasi, baik akuisisi maupun merger, hadangan sejak awal datang dari Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia dan Telkomsel. Wajar, karena bila Axis dan XL
TELEKOMUNIKASI jadi berkonsolidasi, maka akan menghadirkan kekuatan baru di industri seluler di Tanah Air. Dengan konsolidasi, jika model merger, maka operator gabungan nantinya akan memiliki frekuensi yang cukup. Sebab saat ini, XL termasuk operator yang masuk zona merah karena kekurangan frekuensi. Dengan konsolidasi, selain isu frekuensi teratasi, jaringan juga jadi lebih efisien dan pengguna mendapatkan kualitas yang lebih baik. Sikap ATSI yang merepresentasikan sikap Telkomsel pun penuh dengan standar ganda. Di satu sisi mendukung adanya konsolidasi, tapi di sisi lain, mereka juga menilai konsolidasi atau pun kerja sama MVNO hanya bisa dilakukan bila antara dua operator yang setara, artinya memiliki jumlah pelanggan dan infrastruktur yang hampir sama. Bila itu patokannya, maka konsolidasi akan sulit dilakukan di Indonesia, dan tujuan mengoptimalkan frekuensi yang kurang dimanfaatkan operator medioker jadi tidak tercapai. Pada kasus XL, selama ini Axis yang kurang mengoptimalkan frekuensinya digandeng XL untuk berkonsolidasi sehingga bisa membangun network bersama-sama. Namun, regulator tidak langsung mengiyakan, bahkan memberikan rambu-rambu yang ketat terkait dengan kajian persaingan, Bapepam, dan lainnya. Bila sejak awal operator yang akan berkonsolidasi sudah ‘ditakut-takuti terlebih dahulu, maka dipastikan konsolidasi akan sulit dilakukan di Negara ini, karena konsolidasi bisa dianggap sebagai hal yang dilarang. XL diketahui sudah menyampaikan surat permohonan resmi mengenai rencana konsolidasi XL dan Axis kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika. XL sendiri dikabarkan bersedia mengembalikan 5 MHz frekuensinya. Dijadwalkan dalam minggu ini sudah ada keputusan prinsip dari Menkominfo. Namun sejatinya, konsolidasi jangan ditahan, bahkan harusnya diberikan insentif di tengah industri telekomunikasi yang sedang tidak sehat dan tak ada kepastian ini. Twitter: @arifpitoyo
Majalah ICT No. 14• 15—28 Juli 2013
9
TEKNOLOGI INFORMASI
Tak Kooperatif dengan Regulasi di Indonesia
Google Bisa saja di-Cina-kan
G
MajalahICT
10
Majalah ICT
No. 13• 17—30 Juni 2013
oogle Indo nesia bersikap sangat angkuh saat disinggung mengenai penempatan data center di Indonesia. Raksasa mesin pencari itu menilai penempatan server dan datacenter di Indonesia tidak ada manfaatnya. Tentu saja hal itu bertolak belakang dengan ketentuan pemerintah yang mewajibkan penyelenggara sistem elektronik untuk menempatkan data center di wilayah Indonesia seperti diatur dalam PP No. 82/2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 ini berisikan kewajiban yang harus dilakukan oleh penyelenggara sistem elektronik. Salah satunya adalah kewajiban bagi tiap penyelenggara tersebut untuk menempatkan pusat data dan pusat pemulihan bencana di Indonesia. Hal tersebut mencakup juga penyelenggara sistem elektronik asing, seperti Google, Yahoo, dan BlackBerry. Google Indonesia berkelit bahwa
TEKNOLOGI INFORMASI yang ada di aturan tersebut hanyalah public service. Google diminta membuka diri dan tidak hanya memanfaatkan Indonesia sebagai pasar, melainkan juga memberikan kontribusinya secara nyata terhadap komunitas internet di Tanah Air, mengingat Indonesia saat ini menduduki peringkat ke 4 atau 5 sebagai pengakses Google. Bahkan, kalau pun Google menempatkan servernya disini sekalipun, manfaat yang Indonesia dapat juga sangat kecil dibandingkan pendapatan yang Google dapat dari eyeballs Indonesia. Mungkin sekarang perlu ditanya kembali ke Google, dari pendapatan yang didapatnya, berapa persen yang siap dikembalikan ke Indonesia dan dalam bentuk apa. Bila Google tetap dengan sikap angkuhnya, maka bayangan perlakuan China terhadap Google pun muncul. Di China, kecuali Gmail, akses ke Google dan Youtube sering diblokir oleh pemerintah China karena ketatnya regulasi di negara tersebut. Pada Juli 2010, Layanan Google dilarang sebagian di China. Pemerintah China hanya memperbolehkan warganya mengakses Gmail, layanan email dari Google. Layanan yang sepenuhnya ditutup pemerintah China adalah web search, Google Ads, serta Google Mobile. Oada Juli 2011, giliran China memblokir jejaring sosial baru, Google+, beberapa hari setelah diluncurkan. Pemblokiran ini disebabkan karena Google+ masih menggunakan domin google.com, yang masih diblokir di China. Pada 12 November 2012, Google juga sempat diblokir pemerintah China selama 12 jam untuk menghalangi protes warga di dunia maya terkait pergantian pimpinan di negeri tirai bambu tersebut.
Majalah ICT No. 14• 15—28 Juli 2013
11
PROFIL
Kapustekkom Kemdikbud: Dr. Ir. Ari Santoso, DEA
Inginkan Pendidikan
Gratis & Gampang Heru Sutadi
12
Majalah ICT
No. 14• 15—28 Juli 2013
B
erbicara dengan dengan Ari Santoso kita bisa belajar dan mengetahui banyak seputar pendidikan dan persoalannya di tanah air. Maklum, sebagai Kepala Pusat Teknologi Komunikasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dirinya berkaitan erat dengan bagaimana pendidikan khususnya, kian berkembang dan mengadopsi perkembangan terkini teknologi informasi. Sosok Ari yang bersahaja, namun tidak demikian dengan karya-karya yang dihasilkannya. Teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkannya untuk mengembangkan belajar secara online melalui “Rumah Belajar” di http:// belajar.kemdikbud.go.id. Portal belajar ber-tagline “Belajar untuk Semua” ini tiap harinya sudah dikunjungi ratusan ribu siswa di seluruh penjuru Tanah Air. Dengan fitur lengkap dari televisi dan radio streaming, hingga materi pembelajaran. Di Kelas Maya yang dibesutnya sudah tersedia 12.934 materi belajar lengkap yang dapat diakses
PROFIL
secara gratis. Untuk materi pembelajaran, Ari pun punya kiat yang diilhaminya ketika di Jerman. “Saya melihat bahwa untuk materi pembelajaran, dibuat tiap 5 menit. Makanya beberapa materi jika melebihi 5 menit kita buat jad beberaa seri,” ungkap Doktor lulusan Universitas Montpellier II, Prancis ini. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak lelah, sebab menangkap materi pelajaran berbeda dengan menonton film biasa. Menganut prinsip apa yang sudah dikerjakan pendahulunya tidak dihilangkan, melainkan mengembangkannya, membuat karya-karya Pustekkom zaman dahulu seperti seri televisi Aku Cinta Indonesia (ACI) yang begitu populer di era 80-an juga kembali di-digitalkan dan dapat disaksikan di portal Rumah Belajar. “Yang disayangkan dari pengembangan teknologi informasi di Indonesia adalah ketika ganti pimpinan, sistem lama diganti. Kalau saya tidak. Apa yang sudah dihasilkan pendahulu saya, akan tetap ada. Kalau bisa, saya mengembangkannya. Seperti TV Edukasi yang sudah ada sebelum saya. Selain dapat dilihat melalui TV berlangganan, kini kita kembangkan untuk dapat disaksikan secara live streaming melalui Rumah Belajar,” cerita lelaki kelahiran Surabaya, 18 Februari 1966 ini. Dari pencapaian yang sudah diraih, mantan Ketua Tim Pengintegrasian DepartemenDepartemen di 2009-2010 ini masih berkeinginan agar pendidikan yang ada di Indonesia dapat dinikmati secara gratis dan gampang. “Saya pernah ke perbatasan Indonesia-Malaysia. Di sana banyak yang tidak lulus sekolah karena membantu orang tua bekerja. Padahal teknologi informasi bisa membantu mereka,” harap dosen di Jurusan Teknik Elektro ITS ini. Terkait kemudian akses siswa-siswa terhadap Internet, Ari mempunyai saran yang bagus untuk implementasi Pusat Layanan Internet Kecamatan dalam PLIK-MPLIK. “Kalau akses Internet diletakan di pasar, tujuan orang adalah berbelanja dan kembali ke rumah. Saya sarankan di akses Internet disediakan di lingkungan sekolah. Tentu akan banyak yang menggunakan. Namun dengan catatan, sekolah diberi pengertian jika ada masyarakat dari luar sekolah ingin menggunakan diperbolehkan,” sarannya.
Majalah ICT No. 14• 15—28 Juli 2013
13
GALERI
Indosat Raih Indonesia Green Awards 2013—Komitmen Indosat dalam melestarikan lingkungan hidup mendapatkan pengakuan dengan meraih Indonesia Green Award 2013 untuk kategori Pelestari Energi Terbarukan. Penghargaan ini diraih Indosat untuk program BTS Remote Solution yang dikembangkan sejak 2010.
AXIS luncurkan AXIS Blaast— AXIS meluncurkan AXIS Blaast, platform aplikasi ponsel yang berbasis cloud dengan versi yang telah disesuaikan dari Blaast, penyedia platform aplikasi ponsel berbasis android. Layanan ‘AXIS Blaast’ menyediakan beragam jejaring sosial, games, dan berbagai aplikasi bagi pelanggannya.
Hakim Kasus IM2 dibawa ke Komisi Yudisial—Pelaku industri telekomunikasi berencana melaporkan Majelis Hakim Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) kasus IM2 ke Komisi Yudisial karena dianggap telah bersikap parsial dengan hanya mengambil keterangan saksi ahli yang memberatkan dan mengabaikan fakta di persidangan. Canon rilis kamera DSLR teringan—Canon melalui PT Datascrip sebagai distributor tunggal di Indonesia menghadirkan Canon EOS 100D, kamera DSLR terkecil dan teringan di dunia. Canon EOS 100D memiliki keunikan pada dimensinya yang kecil serta bobot yang ringan, dengan tetap mengusung kecanggihan kamera DSLR EOS.
14
Majalah ICT
No. 14• 15—28 Juli 2013
GALERI
Indosat rilis Tagihan Windows Phone Store—Indosat bekerja sama dengan Bango dan Microsoft meluncurkan kerjasama Tagihan Windows Phone Store, yang memungkinkan semua pelanggan Indosat khususnya pelanggan prabayar dapat bertransaksi langsung di Windows Store dengan mekanisme potong pulsa.
Telkomsel raih penghargaan—Telkomsel raih penghargaan di 22nd AMIC Annual Conference sebagai pelaku bisnis selular atas sejumlah kontribusinya kepada masyarakat Indonesia. Penghargaan ini sekaligus memperkuat posisi Telkomsel sebagai ‘mobile digital lifestyle services and solutions provider’ kelas dunia.
AXIS sediakan transfer pulsa saat liburan—AXIS merilis layanan transfer pulsa untuk membantu orang tua agar dapat tetap terhubung dengan anak-anaknya selama masa liburan sekolah karena me mungkinkan mereka mengirim kan pulsa ke nomor AXIS anak-anak me reka untuk memastikan bisa meng hubungi rumah apabila ada keperluan darurat.
BlackBerry gelar BB Jam Camp—BlackBerry menggelar program BlackBerry Jam Camp pertama di dunia yang diikuti oleh 200 peserta yang terdiri dari para pelajar di seluruh Indonesia. Dalam gelaran ini, BlackBerry ingin mendorong lebih banyak calon pengembang aplikasi BlackBerry untuk berpartisipasi.
Majalah ICT No. 14• 15—28 Juli 2013
15
BEDAH GADGET
Nokia EOS,
Bagi Penikmat Fotografi
S
Majalah ICT
16
Majalah ICT
No. 14• 15—28 Juli 2013
ebenarnya, isu mengenai akan dirilisnya ponsel pintar dari nokia yang memiliki kamera dengan resolusi yang tinggi, yakni 41 MP pureview, sudah beredar sejak awal tahun 2013 lalu, akan tetapi, isu tersebut kemudian menghilang tanpa ada kabar lanjutan, nah, sekarang, perusahan ponsel ternama asal finlandia tersebut, dikabarkan akan segera mengeluarkan Nokia EOS. Namun untuk kabar yang terbaru ini, berita yang diinformasikan sedikit memberikan titik terang, karena dalam kabar tersebut, juga dikuak mengenai spesifikasi yang akan diusung oleh manufaktur perusahaan yang sempat dikabarkan mengalami kebangkrutan tersebut ke seri Nokia EOS. Informasi mengenai smartphone tersebut, diperoleh dari blog mynokia blog dari sumber yang katanya dekat dengan pengerjan ponsel pintar tersebut. Dikabarkan, kemungkinan besar Nokia EOS akan diperkuat dengan tenaga dari prosesor
BEDAH GADGET
Spesifikasi Lengkap Nokia EOS 2G 3G 4G SIM
GSM 850 / 900 / 1800 / 1900 HSDPA LTE Micro-SIM AMOLED capacitive touchscreen, 16M Tipe colors Layar 768 x 1280 pixels, 4.5 inches (~332 ppi Ukuran pixel density) Ukuran Dimensi Berat Internal 32 GB, 1 GB RAM Memori External 41 MP (38 MP effective, 7152 x 5368 Primer pixels), Carl Zeiss optics, autofocus, Kamera Xenon flash Sekunder Yes HSDPA, 21.1 Mbps; HSUPA, 5.76 Mbps, Speed LTE EDGE Class 33 GPRS Class 33 Data Wi-Fi 802.11 b/g/n, DLNA, UPnP WLAN technology Bluetooth Yes, v4.0 with A2DP NFC Ye USB/Port Yes, microUSB v2.0, USB On-the-go OS Windows Phone 8 Sensord Accelerometer, proximity, compass CPU Dual-core 1.2 GHz Radio Stereo FM radio with RDS Browser HTML5 Fitur GPS Yes, with A-GPS support SMS (threaded view), MMS, Email, Push Email, IM Java No Colors Black, red Tipe Standby Baterai Talk Time
Quad core snapdragon 800, akan tetapi juga menguji versi lain, yaitu menggunakan chip prosessor dual core, hal ini dilakukan oleh nokia sebagai bentuk antisipasi jika Nokia EOS menguras energi lebih banyak. Sedangkan dari sisi RAM, Nokia juga menguji dengan dua versi RAM, yang pertama RAM sebesar 512 MB, dan yang kedua dengan RAM sebesar 1 GB. Namun kemungkinan besar, Nokia EOS akan mengusung RAM sebesar 1GB. Sedangkan untuk layar, kemungkinan akan mengusung resolusi yang sama dengan Nokia Lumia 920, namun pada Nokia EOS akan dilengkapi dengan layar amoled, sedangkan untuk urusan daya, akan disemat kan pada smartphone ini baterai dengan kekuatan daya 2.000 mAh dan untuk sistem operasi, Nokia EOS akan berjalan di OS Windows phone 8. Selain spesifikasi Nokia EOS di atas, kemungkinan smartphone ini juga akan dibekali dengan kemampuan untuk merekam video 2k dan 4k. Sebenarnya, teknologi pureview yang mengusung kamera dengan sensor 41 MP sudah disematkan Nokia pada produk terdahulunya, Nokia seri 808 pureview, namun ponsel pintar tersebut masih berjalan di sistem operasi Symbian Belle.
Majalah ICT No. 14• 15—28 Juli 2013
17
REGULASI
Implikasi Vonis IM2 bagi Industri Telekomunikasi Indonesia
Nonot Harsono Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia
M
enteri Kominfo menyatakan akan menghormati putusan pengadilan tipikor. Namun, perlu dipahami implikasinya terhadap industri telekomunikasi, karena di dalam amar putusan itu mengubah pola perizinan penyelenggaraan jasa telekomunikasi dan PKS antara Jaringan dan jasa. Oleh karena itu, seharusnya untuk sementara waktu permohonan dan proses perizinan dibekukan hingga ada putusan yang berbeda atau dibekukan lanjut hingga selesai uji materi atau uji penafsiran oleh MA dan kewenangan Regulator dipulihkan. Dalam amar putusan itu dikatakan bahwa penyelenggaraan Jasa hanya boleh dilakukan oleh penyelenggara yang memiliki izin jaringan. Artinya PKS antara penyelenggara Jaringan dan penyelenggara jasa dianggap melawan hukum. Semua penyelenggara jasa/ UKM yang memanfaatkan jaringan seluler wajib membayar BHP-frekuensi
18
Majalah ICT
No. 14• 15—28 Juli 2013
REGULASI
dd lebih dari 2-triliun per tahun tidak peduli berapa kapasitas jaringan yang dipakainya. Demi menghormati putusan pengadilan ini, mohon pengertian seluruh UKM dan dunia usaha apabila Regulator tidak berani memproses permohonan izin, penyesuaian izin, dan seterusnya, demikian pula izin frekuensi. Proses perizinan mungkin bisa diproses setelah ada rekomendasi dari pengadilan tipikor. Jadi sebelum mengajukan permohonan izin jaringan dan/atau jasa, setiap pemohon mungkin harus ke pengadilan tipikor atau mungkin MA. Peran Regulator untuk sementara waktu dialihkan kepada Pengadilan tipikor. Selain dari pada itu, mungkin dunia usaha seperti Perbankan, Industri, Musik, Industri Transaksi Online dan seluruh pelaku bisnis yang melakukan kerja sama dengan Penyelenggara Jaringan Bergerak Seluler perlu meminta fatwa terlebih dahulu kepada pengadilan tipikor atau MA sebelum melakukan kerja sama, agar tidak ada tuntutan dari masyarakat atau LSM di kemudian hari, mengingat. Penyelenggara Jaringan Bergerak Seluler saat ini mendapat izin penyelenggaraan dari Kementerian Kominfo. Mari kita hormati negara hukum Indonesia.
Majalah ICT No. 14• 15—28 Juli 2013
19
CYBERLIFE
Ketika Transaksi Potong Pulsa Digugat
S
elama ini kita sering mengenal transaksi pembelian aplikasi, games, musik, maupun ring back tone menggunakan pulsa untuk pelanggan prabayar, dan penambahan tagihan untuk pelanggan pascabayar. Kita tidak membayangkan, berapa perputaran uang ‘maya’ yang ada di balik transaksi potong pulsa tersebut. Disebut uang maya karena pulsa bukanlah merupakan uang, sehingga otoritas keuangan tidak bisa mengecek berapa peredaran uang yang ada diindustri telekomunikasi tersebut.
20
Majalah ICT
No. 14• 15—28 Juli 2013
CYBERLIFE
Arif Pitoyo
Industri telekomunikasi memang kaya akan kreativitas, dan Indonesia termasuk negara yang sangat aktif menelurkan konten atau aplikasi baru di segmen seluler. Kita sudah lama mengenal transfer pulsa dan uang digital. Bahkan kini, pelanggan tiga operator, yaitu Telkomsel (T-Cash), Indosat (Dompetku) dan XL (XL Tunai) sudah bisa saling mentransfer uang digital tersebut. Ada juga nomor ponsel yang dijadikan nomor rekening serta aplikasi BlackBerry Money yang dikritik regulator karena kurang adilnya perolehan yang didapat operator sebagai penyedia jaringannya. Yang membuat tanda tanya adalah meski menggunakan pulsa sebagai alat bayar, penjual tetap mengambil laba. Artinya, bila game dibeli secara offline seharga Rp96.000, maka pembeli harus mentransfer pulsa seharga Rp100.000. Selisih Rp4.000 ini lah yang disebut sejumlah pakar e-money sebagai money creation. Yang perlu mendapat perhatian adalah pulsa bukanlah uang baik uang fisik atau uang digital, sehingga sampai saat ini belum ada aturan di Bank Indonesia yang membolehkan adanya money creation atau pengambilan laba lewat transaksi jual beli pakai pulsa. Bayangkan kalau selisih yang Rp4.000 tadi “diciptakan” terus menerus, maka Rp4.000 itu sudah merupakan 4 % kalau pengguna membelinya dengan pulsa denom Rp100.000. Transaksi lewat ponsel dengan sistem potong pulsa mengundang perdebatan di kalangan komunitas telematika, terutama sejak kemunculan layanan dari Indosat berupa pemotongan pulsa untuk pembelian aplikasi di Windows Store. Transaksi melalui pemotongan pulsa sangat riskan, karena otoritas keuangan tidak bisa memantau uang beredar. Adapun, kalau melihat kerja sama perbankan dengan perusahaan telekomunikasi saat beli pulsa untuk ponsel lewat ATM, sudah tidak ada bedanya debit pulsa dan debit digital money. Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia nampaknya belum punya perangkat atau payung hukum yang mengatur transaksi jual beli aplikasi dengan pemotongan pulsa, sehingga posisi konsumen sangat lemah. Twitter: @arifpitoyo
Majalah ICT
No. 14• 15—28 Juli 2013
21
Punya video, foto serta file presentasi yang bagus, lucu atau menarik? Upload saja ke www.bukugambar.com situs buatan negeri sendiri
“Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mencintai dan menggunakan aplikasi anak bangsa sendiri” Heru Sutadi Founder BukuGambar.com