By Asep Suhendar
BUKU PUTIH
i
BUKU PUTIH Oleh: Asep Suhendar Via
: Self Publishing
Twitter
: @asucoid
Facebook
:
[email protected]
Blog
: caritapendek.blogspot.com
Email
:
[email protected]
Desain Sampul: Asep Suhendar
Diterbitkan melalui:
www.nulisbuku.com Copyright © 2014 by Asep Suhendar
ii
SEKAPUR SIRIH Alhamdulillah, segala kemuliaan dan puja hanya milik Allah Sebhanahu wa Ta’ala, Pemilik rahmat dan hidayah bagi seluruh alam. Limpahan nikmat-Nya membuat saya dapat menyelesaikan karya sederhana ini. Begitu pula salawat dan salam atas panutan dan idola kita, Rasulullah Shallallahu’Alihi sa Sallam beserta keluarga beliau serta seluruh umat islam yang senantiasa istiqamah sampai akhir zaman. Buku yang akan anda baca ini merupakan cerita-cerita pilihan dengan berbagai variasi genre. Didalamnya akan ditemukan nama-nama tokoh serta karakter unik sesuai judul dan tema. Sebuah proyek panjang, ditulis setelah kepulangan dari tempat perantauan untuk pertama kalinya pada Bulan April Tahun 2013. Kala itu ingin mengumpulkan cerita-cerita dalam folder khusus di komputer menjadi sebuah rangkaian peristiwa penting agar tidak terlupakan atau terhapus dalam ingatan. Didalam cerita-ceritanya semoga tersampaikan beberapa pesan, didalam judulnya diharapkan dapat terlihat beberapa tanda, diantara nama serta tempat rekaan semoga dapat dimengerti bahwa tidak ada manusia sempurna.
iii
Ada kisah perjalanan hidup, ada alur romantisme, ada kesedihan ketika kehilangan, ada kebahagiaan tatkala tersanjung, ada masa muda belia yang beralur, ada masa remaja yang berliku, ada masa dewasa yang bergejolak, ada berbagai pilihan sulit, ada idealitas yang tidak mendapatkan tempat, ada berbagai emosi yang lahir dari rangsangan kejadian melibatkan pihak eksternal namun yang paling utama adalah belajar memperbaiki diri dari pengalaman hidup serta mempertahankan prinsipprinsip pergaulan. “Saya ingin mengumpulkan kepingan identitas yang tercecer sehingga dapat dilihat sebagai satu kepribadian lengkap tidak untuk mendeskreditkan atau mengkultuskan nama seorang manusia yang digambarkan dalam bahasa prosa serta kiasan.” Beruntung saat itu ada seorang teman menyediakan waktunya untuk mendengarkan serta membaca sebagian kisah-kisahnya sehingga semakin menambah keyakinan bahwa kegiatan menulis merupakan kegiatan yang tidak harus dihentikan. Tersusun dengan rapih untuk yakin meninggalkan masa lalu, bersih dan memulai dari nol besar lagi ditempat baru. Sebuah proses Fisi, mengurai dan melepaskan, menyediakan jalan terbaik meskipun dibenci serta dicaci bahkan beberapa orang menganggap biasa saja sebuah alur dan plot.
iv
Tidak pernah ragu dengan sebuah keputusan, pantang mengucap kata penyesalan ketika yakin dengan pilihan dan yang paling penting tidak pernah mengingkari segala yang pernah terjadi meskipun teramat pahit untuk menjadi sebuah cerita. Alhamdulillah nikmat sekali identitas ter buku kan.
mempunyai
Selamat membaca dan menikmati.
Bandung, Maret 2014 Penulis,
Asep Suhendar
v
DAFTAR ISI Hal Sekapur Sirih ………………………………...
iii
Daftar Isi …………………………………….
vi
M.B.A (Married By Areement)……………....
1
The Great Lover ……………………………...
6
Senyum Soleh …………………………….....
9
Abang I ………………………………………
13
Abang II ……………………………………..
22
Abang III ………………………………….....
28
Sang Pengasih …………………………….....
32
Bulan Madu Lala …………………………….
43
Dewi Kenanga ……………………………....
47
Sorry Dear ……………………………………
59
Outworld Racing Champion …………………
63
Urban Story ……………………………….....
68
Thank You Brother ……………………….....
82
Debat si Baik dan si Buruk ……………….....
89
vi
Tanda Kutip ………………………………….
91
Misteri Istri dan Mantanku ……………….....
94
Monalisa Unfinished Story ……………….....
120
Monalisa Sherlock Holmes ……………….....
125
Ojo Dumeh Eling Lan Waspodo …………....
136
Ratu Adil ………………………………….....
143
Ceramah Gratis ………………………………
146
Rumah Kita Dulu dan Sekarang ………….....
150
Selamat Tinggal ……………………………..
156
Do Do …………………………………….....
161
Lari …………………………………………..
172
Kupu-Kupu ……………………………….....
184
Bayi Nabung …………………………………
193
Beauty and The Best …………………………
205
Untuk Nissa ………………………………….
207
Keluarga Kita ………………………………..
211
Rudi dan Jin Lampu ………………………....
216
To Mrs. Reetha ………………………………
229 vii
Aurelia ……………………………………….
232
Merpati Penikmat Kopi ……………………..
235
Jenderal Expendable ………………………...
238
Psikopat ……………………………………..
243
Dark Side, Love and Hurt …………………...
248
Loh Ji Na Wi ………………………………..
254
Yogyakarta dan Solo ………………………...
260
Teman …………………………………….....
262
Senyum Sang Penjaga Rumah ……………....
270
Kamar Kost Nomor 13 ………………………
273
Ingatan dari Kuningan ……………………....
276
Harapan Tua …………………………………
284
Dilema Wanita ……………………………....
295
Surat Cinta Mariana …….…………………....
314
Raport Ayah ….. ……………………………..
319
Tentang Penulis ………………………….......
331
viii
M.B.A (Married By Agreement) Sudah tiga komplek perumahan dikelilingi oleh Supardi namun belum ada seorang pun membeli barang dagangan yang ditawarkan. Terlihat wajah kepayahan ketika langkah terhenti disebuah taman, kakinya sudah pegal berjalan karena sejak dari pagi tidak henti berdiri dan melangkah. Kantung besar berisi pakaian anak-anak dan bayi disimpannya ditanah segera setelah mendapatkan sebuah kursi kosong untuk diduduki, menarik nafas panjang dan bersandar meluruskan punggung. Supardi kemudian membuka sebuah misting plastik bekal makan siang sederhana buatan istrinya dirumah berisi nasi, sebuah telur goreng dan sekerat ikan bandeng namun begitu lahap disantap karena rasa lapar semakin menambah rasa nikmat tiada tara. “Kamu pikir pernikahan itu mudah, Di? Kamu masih muda, belum bekerja dan studimu masih belum beres…” Seorang ibu mengingatkan pilihan anaknya yang ingin segera menikah. “Kamu mau ngasih makan anak dan istrimu pakai apa? Pakai cinta? Untuk biaya sekolah dan makan minum sendiri pun kamu masih minta orang tua!” Seorang ayah berkata keras kepada anak yang tetap pada pendiriannya.
1
“Kamu pasti sudah mencelakai anak orang sehingga harus bertanggung jawab menikahinya?” Seorang ibu menangis tersedu ketika mencoba menyelidiki keputusan anaknya. “Otakmu disimpan dimana? Jalan hidupmu masih panjang dan muda belia, banyak yang mesti kamu lakukan terlebih dahulu sebelum mengikat diri dengan menikah?!” Seorang ayah kembali tegas dengan niat anaknya. “Apa kamu tidak lihat tetangga kita yang anaknya nikah muda lalu cerai kembali beberapa bulan kemudian, kamu belum siap dengan tanggung jawab besar dunia akhirat, lebih baik urungkan niatmu!” Seorang ibu terakhir kalinya memperingati sang anak. Supardi sudah memilih sebuah keputusan besar selama beberapa tahun ini dengan memilih menikah muda ketika teman-teman sebayanya sedang asik menikmati dunia. Mengikatkan diri kepada tanggung jawab sebagai suami tatkala banyak karibnya masih sibuk bermain menjelajah dunia. Menanggung beban menjajakan barang dagangan untuk memenuhi kebutuhan dapur keluarga sementara kawannya masih belum berhenti meminta uang jajan. Supardi tersenyum, wajah istri dan anaknya telah menguatkan mental menghadapi segala rintangan dan kesulitan. Hidupnya malah lebih terarah meskipun tidak seperti anak orang kaya 2