1
BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN DHAMMASANTI WAISAK 2560 BUDDHIS ERA TANGGAL 19 JUNI 2016 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG
2
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Salam sejahtera bagi kita. Namo Buddhaya Ysh :
1.
Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Prov. Jateng.
2.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang;
3.
Ketua Walubi Kabupaten Semarang, atau yang mewakiili;
4.
Lembaga Pembinaan Keagamaan Buddha (LPKB) Kabupaten Semarang;
5.
Muspika
Tengaran,
pak
Lurah,
Para
Bhikkhu/Bhiksu
aliran
Mahayana, Tantrayana, Theravada, serta hadirin umat Buddha yang berbahagia,
3
Pada kesempatan ini, marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada hari ini, kita masih diberi kesempatan dapat hadir
dan
berkumpul
dengan
panjenengan
semua,
dalam
acara
Peringatan Dhammasanti Waisak 2560 Buddhis Era (BE) , Tahun 2016 dalam keadaan sehat wal’ afiat. Hadirin yang berbahagia, Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Semarang mengucapkan selamat memperingati Dharmasanti Waisak, dan salam bahagia kepada seluruh umat Buddha yang hadir, atau dimanapun berada, semoga melalui peringatan Dhamasanti Waisak 2560 ini, umat Buddha akan senantiasa
4
memperoleh berpartisipasi
kedamaian, dalam
kesejahteraan,
membangun,
serta
kebahagiaan, memelihara
dan
ikut
persatuan
dan
kesatuan antar umat beragama, sehingga tercipta iklim sejuk di Kabupaten Semarang. Karena kita dari kecil selalu diajarkan bahwa ada pepatah jawa yang mengatakan “Crah Agawe Bubrah, Rukun Agawe Santoso.” Mari kita tinggalkan sikap mementingkan diri sendiri. Mari kita suburkan sikap saling menghormati dan saling menghargai. Mari kita ciptakan suasana kehidupan nasional yang rukun, damai, dan harmonis. Mari kita bangun semangat kerja keras yang dilandasi oleh sikap kekeluargaan, kegotongroyongan, dan tolong menolong kepada sesama.
5
Maka pada kesempatan yang baik ini, mari kita tanamkan kembali apa yang diajarkan oleh Sang Buddha. Diantaranya adalah Berbudi Luhur, jangan berbuat yang tercela. Mari kita tanamkan budi pekerti mulai dari sekarang juga. Mulai dari anak-anak kita, generasi muda kita. Tanamkan kembali sejak dini empat pilar kebangsaan kepada anak-anak kita yaitu, Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Perayaan Waisak tahun ini memiliki nilai penting untuk dihayati dan diamalkan, tidak hanya oleh umat Buddha tetapi juga oleh umat beragama lain di seluruh tanah air. Kesadaran untuk terus berbuat kebajikan memiliki makna universal, sebagai landasan moral dan etika menuju kehidupan
6
berbangsa dan bernegara yang lebih sejahtera.
Kebajikan merupakan
bagian dari kesadaran akan kebersamaan, kesetiakawanan, dan upaya mengalirkan kebahagiaan. Kepada para pemuka agama Buddha, sekali lagi saya mengajak saudara-saudara untuk terus mengedepankan kearifan, tanggung jawab, dan keikhlasan. Saya juga berharap para tokoh agama dapat memainkan peran pentingnya untuk memberikan pencerahan, pencerdasan, dan keteladanan. Para pemuka agama dapat menciptakan suasana yang menenteramkan dan mendamaikan, serta terus mendorong umatnya untuk ikut serta dalam upaya membangun bangsa dan negara kita.
7
Oleh karena itu mari kita tingkatkan rasa persatuan dan kesatuan demi menciptaklan iklim yang sejuk dan kondusif di Bumi Serasi tercinta ini dengan harapan pembangunan yang kita laksanakan demi mewujudkan masyarakat yang Maju Mandiri, Tertib dan Sejahtera (MATRA II) dapat segera terwujud sebagaimana yang kita cita-citakan. Sebelum mengakhiri sambutan ini saya berpesan kepada semua masyarakat Tengaran khususnya dan masyarakat Kabupaten Semarang pada umumnya, bahwa akhir-akhir ini logo lambang Komunis Indonesia) telah banyak beredar di masyarakat, dan gambar ini dicetak terangterangan di kaos dengan gambar Palu dan Sabit, ada juga Gambar secangkir Kopi diaduk dengan Palu dan Sabit dengan Kalimat Penggemar
8
Kopi Indonesia (PKI), walupun dengan kalimat yang tidak terang-terangan namun ini semua bisa menjadikan masyarakat kita resah dengan beredarnya lambang PKI, karena faham PKI/komunis dilarang di Indonesia, maka dari itu kami mohon kepada semua pihak, apabila ada seseorang memakai/menjual Kaos berlambang Palu dan Sabit, atau selebaran yang berlambang faham Komunis (PKI) untuk segera melaporkan kepada yang berwajib (TNI, POLRI), agar aparat yang bisa mengambil tindakan sampai ke akar-akarnya, sehingga faham komunis atau PKI tidak akan tumbuh dan berkembang lagi di Indonesia, ini semua untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik IndonesiaI.
9
Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan, mari kita berdo’a bersama memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk memberikan kekuatan lahir batin kepada kita semuanya, sehingga kita memperoleh keselamatan, kebahagiaan, dan kedamaian, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Sekali lagi saya ucapkan Selamat Merayakan Peringatan Dhammasanti Waisak 2560 Buddhis Era. Sekian terima kasih Wassalamu’alaikum Wr.Wb. BUPATI SEMARANG H. MUNDJIRIN
10