1
BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA LAUNCHING KAMPUNG KELUARGA BERENCANA TINGKAT KABUPATEN SEMARANG
TANGGAL 23 PEBRUARI 2016 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG
2
Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi, dan salam sejahtera bagi kita semua Ysh : 1. Badan KB Provinsi Jawa Tengah, 2. Para Pimpinan Perangkat Daerah Kabupaten Semarang terkait, 2. Camat se- kabupaten semarang, 3. Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Semarang, Ketua Tim Penggerak
PKK
Kecamatan,
Desa/Kelurahan
se-Kabupaten
Semarang, serta hadirin dan tamu undangan yang saya hormati Pertama-tama marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadhirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada hari ini, kita masih diberi kesempatan dapat hadir dan silaturahim dumateng
3
panjenengan sedoyo dalam rangka acara Launching Kampung Keluarga Berencana tingkat Kabupaten Semarang dalam keadaan sehat wal’afiat. Hadirin yang saya hormati. Seiring dengan perkembangan lingkungan srategis dan di era desentralisasi, Program Keluarga Berencana (KB) mengalami penurunan. Hal ini berpengaruh pada laju pertumbuhan penduduk di Indonesia yang setiap tahunnya bertambah 1,3 % yang artinya jumlah penduduk Indonesia bertambah 3,6 juta jiwa pertahun. Masalah kependudukan mempunyai implikasi yang luas terhadap perubahan sosial secara nasional di segala bidang diantaranya dalam bidang pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, sandang, pangan, papan serta keamanan yang apabila tidak diatasi
4
dengan segera akan berpengaruh pada stabilitas nasional yang pada akhirnya akan berpengaruh pada pembangunan nasional. Indonesia sebagaimana
beberapa
Negara
berkembang
lainnya
memang
menghadapi problema kependudukan yang memerlukan pemecahan yang sungguh-sungguh . Penduduk yang banyak disatu pihak dapat membawa kemakmuran jika sekiranya individu-individunya berkualitas, sebaliknya jika jumlah penduduk yang banyak namun kurang berkualitas maka mereka akan menjadi beban sosial dan ekonomi bagi Negara. Pengendalian pertumbuhan penduduk dapat dilaksanakan melalui perwujudan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera sehingga terjadi
5
keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung alam dan lingkungannya, oleh karena itu Program KB sangat erat kaitannya pengendalian pertumbuhan penduduk dimana sasaran akhir Program KB Nasional bukan hanya jumlah anak saja tetapi juga mewujudkan keluarga – kecil, bahagia sejahtera dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai khusus di Kabupaten Semarang . Dalam menghadapi kondisi tersebut berdasarkan tugas pokok dan fungsi serta kewenangannya di wilayah Kabupaten Semarang, Pengelolaan Program KB melalui Badan Keluarga Berencana Perempuan
Kabupaten
Semarang,
Tim
dan Pemberdayaan
Penggerak
PKK
Kabupaten
Semarang disemua tingkatan, serta Stake Holder lainnya melaksanakan
6
pengelolaan Program KB dan Kesehatan dengan keterpaduan lintas sektoral. Pada era desentralisasi, posisi sasaran program KB lebih mengarah pada
masyarakat
yang
lebih
demokratis,
dengan
demikian
pola
pembangunan masyarakatnyapun menjadi sangat berbeda. Untuk itu kerja sama yang baik antara Pemerintah, masyarakat termasuk organisasi wanita, tokoh agama, Organisasi profesi, Media, merupakan kunci keberhasilan kita semua. Hal ini terlihat juga pada pola pembangunan masyarakat yang juga menjadi sangat berbeda, apabila sebelumnya dapat dilaksanakan dengan berorientasi pada kelembagaannya, maka pada saat ini pendekatannya sudah harus individual serta memenuhi kaidah-kaidah masyarakat yang
7
berlaku pada lingkungannya masing-masing daerah atau kelompok masyarakat. Untuk mewujudkan kondisi ini diperlukan akses informasi timbal balik antara
Pengelola Program KB dalam menarik minat masyarakat untuk
mengikuti program KB, untuk memenuhi harapan tersebut maka Tim Penggerak PKK beserta pengelola program KB diharapkan mampu bekerja sama secara sinergis dalam menyampaikan informasi program KB ditengahtengah masyarakat. Berdasarkan Intruksi dari Presiden RI bahwa kan kepada BKKBN agar segera merealisasikan program Kampung KB untuk dilaksanakan diseluruh wilayah
Indonesia
dan
kegiatan
ini
merupakan
tindak
lanjut
dari
8
Pencanangan Tingkat Nasional yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Dusun Jenawi Desa Mertasinga Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat, pada tanggal 14/1/2016 lalu. Pembentukan Kampung KB berkaitan erat dengan pengembangan kegiatan
prioritas
pembangunan
bidang
Kependudukan,
Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), yang esensinya adalah meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, sebagaimana agenda prioritas kelima dalam Nawa Cita. Pembentukan Kampung KB dimaksudkan untuk “membumikan” kembali program KKBPK, guna mendekatkan pelayanan kepada keluargakeluarga, mengimplementasikan 8 fungsi keluarga, mengintegrasikan lintas
9
sektor dalam memberikan pelayanan kepada keluarga, membangun rasa memiliki keluarga dan masyarakat terhadap program pembangunan, serta membangun Indonesia dari pinggiran dengan memberikan perhatian kepada daerah dan desa dalam kerangka NKRI. Kampung KB ini harus dijadikan sebagai pilot project dimana seluruh pemangku kebijakan dapat melaksanakan kegiatan prioritas secara bersama-sama, dengan mengesampingkan ego maupun kepentingan sektoral. Artinya program ini merupakan wujud Gerakan Revolusi Mental berbasis
keluarga
untuk
membangun
karakter
anak
bangsa,
serta
menanamkan budaya gotong-royong dalam kehidupan bermasyarakat.
10
Dalam konteks budaya ketimuran gotong-royong sudah mengakar dan membudaya dalam tradisi masyarakat Jawa. Selain itu, nilai-nilai kearifan lokal lainnya juga menjadi modal sosial kultural dalam mendorong partisipasi masyarakat dalam pembanguan. Dengan demikian Kampung KB diharapkan menjadi “miniatur
pelaksanaan program KB” di tingkat
terendah; Diutamakan bagi daerah miskin, padat penduduk dan akses kesehatan
kurang;
Memberikan
arah
dan
pedoman
bagi
para
Penanggungjawab dan Pengelola Program KKB Tingkat Kecamatan dan Desa,
dalam
melakukan
penggerakan
di
wilayah
kerjanya
untuk
mempercepat pencapaian indikator output program KKB. Meningkatkan segala informasi yang berhubungan dengan KB sehingga tepat pada
11
sasaran dan lebih cepat sampai ke masyarakat, sehingga yang menjadi program pemerintah dapat dengan segera dicapai. Hal ini relevan dengan hasil Konferensi Internasional Keluarga Berencana yang dilaksanakan di Bali tanggal 25-28 Januari 2016, yang menekankan pada Global Comitments, Local Actions. "Mari kita bekerja keras dan bergotong-royong untuk mensukseskan Program Kampung KB di kabupaten Semarang. Untuk mengisi kegiatan program yang dinamis di kampung KB diperlukan tenaga- tenaga yang akan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Untuk mengatasi kendala berkurangnya tenaga PLKB atau tidak adanya tenaga PLKB di dusun (keterjangkauannya) maka perlu mengoptimalkan
12
peran
IMP
“Sebagai
Ujung
Tombak
Penggelola
Program
berbasis
Masyarakat. IMP yang meliputi Kader PPKBD (Tingkat Dusun) dan Sub PPKBD (Tingkat RW), Kelompok KB (Tingkat RT), PKK, Toga/ Toma; Melalui pelaksanaan kegiatan ini diharapkan memberikan dampak positif terhadap penurunan tingkat kelahiran, penurunan AKI dan AKB, penurunan penyakit menular, gizi buruk dalam rangka mewujudkan keluarga yang berkualitas guna menunjang keberhasilan program KB dan peningkatan kualitas keluarga di kabupaten Semarang.
13
Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan , Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa memberikan bimbingan kepada kita semua. Sekian terima kasih. Wassalamualaikum, Wr, Wb.
BUPATI SEMARANG H. MUNDJIRIN.
14