BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA MALAM RENUNGAN MENYONGSONG PERINGATAN HARI JADI KE – 61 KABUPATEN KULONPROGO Wates, 14 Oktober 2012 Assalamu’alaikum Wr. Wb. Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Yang saya hormati, Forum Koordinasi Kulonprogo,
Pimpinan
Daerah
Kabupaten
Bapak Prof. Ir Tri Juwanta Guru Besar Fakultas Peternakan UGM, Saudara Wakil Bupati Kulonprogo, Para Pimpinan SKPD Kabupaten Kulonprogo, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Bapak/Ibu tamu undangan dan hadirin yang berbahagia.
MalamRenungan/hrjd 2012
1
Puji syukur Alhamdulillah marilah senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kita sekalian masih diberikan kesempatan dan diperkenankan untuk berkumpul dan
bersilaturrahmi
di
tempat
ini
melaksanakan
Malam Renungan dalam rangka Menyongsong Hari Jadi Ke – 61 Kabupaten Kulonprogo, dalam keadaan sehat dan selamat. Bapak-Ibu dan hadirin yang saya hormati, Kita ketahui bersama bahwa besok tanggal 15 Oktober Kabupaten Kulon Progo memasuki usia yang ke-61. Berbicara tentang hari jadi Kabupaten Kulon Progo akan selalu mengingatkan kita pada peran Sri Sultan HB IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Hal yang perlu kita renungkan adalah kebesaran jiwa kedua beliau dengan mengesampingkan ego pribadi dan lebih mengutamakan kemaslahatan masyarakat secara luas, MalamRenungan/hrjd 2012
2
sepakat
menggabungkan
Kabupaten
Adikarta
dengan
Kabupaten Kulon Progo menjadi Kabupaten Kulon Progo yang beribukota di Wates. Hal tersebut dapat menjadikan semangat dan motivasi bagi Kita semua selaku warga Bumi Menoreh dan aparatur Pemerintah untuk lebih menjunjung dan mengedepankan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi maupun golongan. Terlebih pada kondisi Kulonprogo saat ini yang harus siap menghadapi dan terlibat dalam berbagai megaproyek. Komitmen ini harus dipahami dan dilakukan tidak hanya oleh aparatur pemerintah saja, namun juga oleh para tokoh masyarakat, LSM/ ormas, BUMD, dan pihak swasta untuk bersama-sama mempersiapkan masyarakat Kulonprogo menyongsong berbagai megaproyek tersebut agar Kita tidak hanya menjadi penonton, namun juga menjadi pelaku dan mendapatkan manfaat yang besar. Peringatan Hari Jadi ke-61 ini terasa sarat makna dan patut disyukuri mengingat pada tanggal 30 Agustus 2012 MalamRenungan/hrjd 2012
3
yang lalu, DPR RI resmi mengesahkan Rancangan UndangUndang Keistimewaan Yogyakarta menjadi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Yogyakarta dan pada 10 Oktober 2012 Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paku Alam IX resmi ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY. Pengakuan keistimewaan Yogyakarta adalah buah manis dari perjuangan panjang yang tak kenal menyerah oleh seluruh rakyat bumi mataram. Bapak/Ibu yang berbahagia, Status istimewa yang melekat pada DIY merupakan bagian integral dalam sejarah pendirian negara-bangsa Indonesia. Pilihan dan keputusan Sultan Hamengku Buwono IX dan Adipati Paku Alam VIII untuk menjadi bagian dari Republik Indonesia, serta kontribusinya untuk melindungi simbol negarabangsa pada masa awal kemerdekaan telah tercatat dalam sejarah Indonesia. Hal tersebut merupakan refleksi filosofis Kasultanan, Kadipaten, dan masyarakat Yogyakarta secara keseluruhan yang mengagungkan ke-bhinneka-an dalam keMalamRenungan/hrjd 2012
4
tunggal-ika-an sebagaimana tertuang dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sentralitas posisi masyarakat DIY dalam sejarah DIY sebagai satu kesatuan masyarakat yang memiliki kehendak yang luhur dalam berbangsa dan bernegara dan keberadaan Kasultanan dan Kadipaten sebagai institusi yang didedikasikan untuk rakyat merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. DIY pada saat ini dan masa yang akan datang akan terus mengalami perubahan sosial yang sangat dinamis. Masyarakat Yogyakarta dewasa ini memasuki fase baru yang ditandai oleh masyarakat yang secara hierarkis tetap mengikuti pola hubungan patron-klien pada masa lalu dan di sisi lain masyarakat memiliki hubungan horizontal yang kuat. Perkembangan di atas, sekalipun telah membawa perubahan mendasar, tidak menghilangkan posisi Kasultanan dan Kadipaten sebagai sumber rujukan budaya bagi mayoritas masyarakat DIY. Kasultanan dan Kadipaten tetap diposisikan sebagai simbol pengayom kehidupan masyarakat dan tetap MalamRenungan/hrjd 2012
5
sebagai ciri keistimewaan DIY. Pengaturan Keistimewaan DIY bertujuan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan demokratis, ketenteraman dan kesejahteraan masyarakat, menjamin ke-bhinneka-tunggal-ika-an, dan melembagakan peran dan tanggung jawab Kasultanan dan Kadipaten dalam menjaga dan mengembangkan budaya Yogyakarta yang merupakan warisan budaya bangsa. Pengaturan tersebut berlandaskan asas pengakuan atas hak asal-usul, kerakyatan, demokrasi, ke-bhinneka-tunggal-ikaan, efektivitas pemerintahan, kepentingan nasional, dan pendayagunaan kearifan lokal. Kewenangan istimewa meliputi tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur, kelembagaan Pemerintah Daerah DIY, kebudayaan, pertanahan, dan tata ruang. Dengan demikian, Pemerintahan Daerah DIY mempunyai kewenangan yang meliputi kewenangan istimewa berdasarkan UndangUndang Keistimewaan ini dan kewenangan berdasarkan undang-undang tentang pemerintahan daerah. MalamRenungan/hrjd 2012
6
Bulan ini Kita juga akan memperingati Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober nanti. “Kami Putra Putri Indonesia Mengaku Bertumpah Darah yang Satu, Tanah Air Indonesia”, Demikianlah bunyi sumpah pertama dari ketiga sumpah yang diikrarkan oleh perwakilan pemuda dari seluruh nusantara. Mereka bersumpah setia dan mengakui kesatuan tanah air, bangsa, dan bahasa di tengah keterjajahan negeri ini. Setelah 84 tahun diikrarkannya sumpah pemuda sudah sepatutnya kita memiliki kecintaan terhadap tanah air sebagaimana para pemuda saat itu. Namun, kecintaan tersebut tak lagi harus dalam bentuk perjuangan fisik. Bukti kecintaan itu dapat kita buktikan dengan perbuatan nyata. Seperti memakai produk dalam negeri. ‘Cinta Tanah Air Cinta Produk dalam Negeri’. Dengan memakai produk dalam negeri banyak manfaat yang dapat diambil seperti mengurangi pengangguran, meningkatkan kesejahteraan buruh, dan menjadi tonggak kemnadirian ekonomi lokal dan nasional. Saat hal tersebut MalamRenungan/hrjd 2012
7
telah menjadi gerakan nasional maka kita akan jauh lebih siap dalam menghadapi perdagangan bebas. Untuk itulah gerakan cinta produk dalam negeri demi kemandirian ekonomi ini diejawantahkan tepat pada satu tahun Pemerintahan Saya dalam Gerakan Bela dan Beli Kulonprogo yang mendasari mendasari tema Peringatan Hari Jadi ke-61 Kabupaten Kulonprogo yaitu ”Dengan Semangat Hari Jadi ke-61 Kabupaten Kulonprogo Kita Wujudkan Gerakan Bela dan Beli Kulonprogo, Bela dan Beli Yogyakarta, Bela dan Beli Indonesia, Demi Terwujudnya Ekonomi yang Mandiri. Harapan Saya, dengan inspirasi kecil dari Bumi Menoreh ini akan menjadi virus positif yang dapat menyebar ke seluruh Bumi Mataram, dan Bumi Nusantara, sehingga semakin menegaskan dan membuktikan bahwa Yogyakarta memang istimewa. Hadirin yang Saya Banggakan,
MalamRenungan/hrjd 2012
8
Selanjutnya kepada Bapak Prof. Dr Ir Tri Juwanta, Guru Besar Fakultas Peternakan UGM yang merupakan putra asli Bumi Menoreh Kulonprogo, mohon berkenan memberikan arahan baik untuk aparatur Pemerintah Kabupaten maupun untuk masyarakat Kulonprogo pada umumnya terutama berkaitan dengan kemandirian ekonomi. Demikianlah beberapa hal yang dapat saya sampaikan, apabila ada kekurangan dan kekhilafan mohon maaf yang setulus-tulusnya. Mari kita bekerja sama, bergotong royong dalam nuansa kerja keras, cerdas, dan ikhlas sak iyeg saeko proyo mbangun Kulon Progo. “DIRGAHAYU KABUPATEN KULONPROGO” Wassalamu’alaikum Wr. Wb. BUPATI KULONPROGO dr. H. HASTO WARDOYO, Sp.OG (K)
MalamRenungan/hrjd 2012
9