Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
I.
PENDAHULUAN
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado merupakan salah satu unit pelayanan teknis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang bertugas memberikan pelayanan dan informasi terkait meteorologi/cuaca untuk penerbangan di Bandara Sam Ratulangi Manado. Selain tugas utama tersebut Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado juga bertugas untuk memberikan informasi cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrim kepada masyarakat di Wilayah Propinsi Sulawesi Utara. Propinsi Sulawesi Utara sebagai salah satu propinsi di bagian utara Pulau Sulawesi terdiri dari 15 kota dan kabupaten yang mana 3 kabupaten merupakan kepulauan. Letak geografis Sulawesi Utara yang dekat dengan garis khatulistiwa dan berada di antara Laut Sulawesi, Teluk Tomini, Laut Maluku Bagian Utara, serta berbatasan dengan Samudera Pasifik membuat pola cuaca yang beragam dan sangat dinamis. Hal ini terlihat dari pola hujan yang dimiliki yaitu pola hujan monsunal, equatorial, dan lokal. Cuaca ekstrim yang sering terjadi di wilayah Sulawesi Utara yaitu hujan lebat dan angin kencang. Berdasarkan hasil analisis cuaca Bulan Februari 2017, kondisi dinamika atmosfer di Wilayah Indonesia khususnya Sulawesi Utara dipengaruhi oleh masih berpengaruhnya angin monsun Asia, terjadinya pola tekanan rendah di Samudera Pasifik dan Hindia, Laut Cina Selatan, sirkulasi Eddy di wilayah Indonesia serta perairan Indonesia yang hangat dengan nilai anomali suhu muka laut normal hingga di atas nilai klimatologisnya. Nilai indeks anomali suhu muka laut (SST Index) di NINO 3.4 pada awal Bulan Februari 2017 berada pada nilai -0,29 dan pada akhir Februari 2017 bernilai -0,16. Posisi MJO pada awal Bulan Februari 2017 berada fase 4 dan bergerak melalui fase 5, 6, 7, 8, 1, dan 2 dengan sifat lemah hingga kuat, sehingga pengaruh MJO terhadap penambahan curah hujan di wilayah Indonesia terjadi pada fase 4 dan 5 yaitu pada awal Bulan Februari. Nilai indeks Dipole Mode di Samudera Hindia atau IOD (Indian Ocean Dipole) pada awal Bulan Februari 2017 IOD bernilai 0,17 °C, dan pada akhir Bulan Februari 2017 IOD bernilai 0,11 °C. Hal ini menunjukkan bahwa pada Bulan Februari 2017 IOD dalam kondisi normal yang artinya tidak terjadi penambahan uap air di wilayah Indonesia khususnya di wilayah Indonesia Bagian Barat dari Afrika Timur. Pada Bulan Februari 2017 siklon tropis yang terjadi di sekitar Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
1
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
wilayah Indonesia adalah siklon tropis “Alfred” pada tanggal 19 – 20 terletak di Australia bagian utara Pada Bulan Februari 2017 curah hujan sebesar 368,8 mm dengan sifat hujan Normal. Jumlah hari hujan sebanyak 25 hari terdiri dari 2 hari hujan lebat, 3 hari hujan sedang, dan 20 hari hujan ringan dengan curah hujan maksimum harian sebesar 90,4 mm terjadi pada tanggal 19. Angin permukaan (ketinggian 10 m) dominan dari arah barat dengan prosentase sebesar 19,3 % dan kecepatan angin dominan antara 1 – 6 kt sebesar 76,6 %. Suhu udara rata - rata Bulan Februari 2017 sebesar 26,3 oC dengan kategori Normal. suhu udara minimum rata - rata sebesar 23,6 oC dengan kategori normal dan suhu udara maksimum rata - rata sebesar 30,5 oC dengan kategori normal. Pada Bulan Februari 2017 kelembaban udara rata - rata sebesar 86 % dan hasil pengamatan jarak pandang mendatar (visibiliti)
rata - rata bulanan 8,5 km, dan
visibility rata - rata minimum sebesar 5,7 km terjadi pada tanggal 2 yang disebabkan hujan berintensitas ringan hingga lebat. Informasi prakiraan dinamika atmosfer Bulan Maret 2017 menunjukkan nilai prakiraan anomali suhu muka laut untuk Bulan Maret 2017 di wilayah perairan Indonesia umumnya bawah normal hingga atas normal. Prakiraan nilai anomali SST di Pasifik Ekuator (Nino 3.4) oleh BoM Australia untuk Bulan Maret 2017 berada pada kondisi ENSO Normal sebesar 0,30 oC. Hal ini menunjukkan kecilnya potensi aliran massa uap air dari Samudera Pasifik ke wilayah perairan Indonesia. Selain itu prakiraan ENSO dari beberapa institusi internasional dan BMKG umumnya menyatakan ENSO Normal untuk Bulan Maret 2017. Hal ini menunjukkan lemahnya aliran massa uap air dari Samudera Pasifik ke wilayah perairan Indonesia begitu pula sebaliknya. Prediksi fase MJO model NCEP menunjukkan awal Bulan Maret 2017 MJO berada pada fase 2 dan 3, pada minggu ke II dan III diprediksi berada pada fase 3, netral, dan 2. Hal ini menunjukkan bahwa MJO kurang berpengaruh terhadap penambahan curah hujan di wilayah Indonesia. Bulan Maret 2017 prediksi nilai anomali suhu muka laut (SST) perairan Indonesia di bawah normal hingga normal dari nilai klimatologisnya, ENSO & IOD pada kondisi normal, fase MJO minggu II & III tidak di wilayah perairan Indonesia, OLR minggu II & III di wilayah Indonesia umumnya menunjukkan wilayah tutupan awan konvektif meningkat dari normalnya. Dengan kondisi tersebut dan masih berpengaruhnya angin monsun Asia yang menyebabkan musim hujan, maka cuaca di Kota Manado pada Bulan Maret 2017
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
2
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
diprakirakan hujan berintensitas ringan hingga lebat dapat disertai kilat / petir yang dapat terjadi pada pagi, siang, sore, atau malam hari dengan durasi lebih dari 3 Jam masih berpotensi terjadi. Hal ini dapat disebabkan karena pengaruh konveksi udara lokal yang diperkuat terjadinya pola angin shearline dan pola angin konvergensi sebagai akibat dari terbentuknya pola tekanan rendah di Samudera Pasifik, Samudera Hindia, dan Laut Cina Selatan serta sirkulasi Eddy di wilayah Indonesia. Kondisi cuaca hujan disertai angin kencang berpotensi terjadi pada saat terbentuknya pola tekanan rendah di Samudera Pasifik, Samudera Hindia, dan Laut Cina Selatan yang disertai peningkatan kecepatan angin di atas wilayah Sulawesi Utara.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
3
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
II.
ANALISIS CUACA BULAN FEBRUARI 2017
2.1. Analisis Dinamika Atmosfer dan Laut 2.1.1. Suhu Muka Laut (SST) dan Anomalinya
Gambar 1. Peta rata-rata suhu muka laut Bulan Februari 2017 Kondisi rata - rata suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia yang termasuk di dalamnya perairan Sulawesi Utara pada Bulan Februari 2017 berkisar antara 27 – 30 °C (Gambar 1). Suhu muka laut yang hangat (> 27 °C) memicu penguapan yang cukup besar sehingga mendukung pertumbuhan awan – awan konvektif yang cukup banyak di wilayah tersebut.
Gambar 2. Peta anomali suhu muka laut Bulan Februari 2017 Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
4
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
Sedangkan untuk nilai anomali suhu muka laut pada Bulan Februari 2017 di wilayah perairan Indonesia antara -0,5 hingga 1,5 °C (Gambar 2). Secara umum nilai anomali suhu muka laut di perairan Indonesia normal hingga di atas nilai klimatologisnya sehingga potensi penguapan di wilayah Indonesia relatif lebih tinggi dari nilai klimatologisnya. 2.1.2. El Nino - Southern Oscillation (ENSO)
Gambar 3. Grafik indeks Nino 3.4 Nilai indeks anomali suhu muka laut (SST Index) di NINO 3.4 pada awal Bulan Februari 2017 (Gambar 3) berada pada nilai -0,29 dan pada akhir Februari 2017 bernilai -0,16. Hal ini menunjukkan aktifitas ENSO pada Bulan Februari 2017 pada kondisi normal.
Gambar 4. Grafik indeks ENSO/ SOI Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
5
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
Sedangkan
nilai
rata-rata
SOI
(Southern
Oscillation
Index)
pada
Bulan Februari 2017 adalah -2,2 (Gambar 4). Hal ini menunjukkan perbedaan tekanan udara di wilayah Samudera Pasifik (Tahiti) dengan Australia (Darwin) dalam kondisi normal. 2.1.3. Madden-Jullian Oscillation (MJO)
Gambar 5. Fase MJO Posisi MJO pada Bulan Februari 2017 berada pada fase 4 dan bergerak melalui fase 5, 6, 7, 8, 1, dan 2 dengan sifat lemah hingga kuat. Berdasarkan gambar 5 dapat dilihat bahwa pengaruh MJO terhadap penambahan curah hujan di wilayah Indonesia termasuk Sulawesi Utara terjadi pada fase 4 dan 5, yaitu pada awal Bulan Februari.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
6
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
2.1.4. Outgoing Longwave Radiation (OLR)
Gambar 6. Rata-rata OLR Bulan Februari 2017 OLR merupakan suatu radiasi gelombang panjang yang dipancarkan oleh bumi ke luar angkasa. Tidak semua radiasi gelombang panjang yang terpancar dari bumi sampai ke luar angkasa. Awan - awan konvektif adalah salah satu faktor yang menghalangi perjalanan gelombang panjang. Jika pada suatu wilayah tertutup hamparan awan konvektif, maka nilai OLR akan kecil. Rata - rata OLR di wilayah Indonesia pada Bulan Februari 2017 dapat dilihat dari gambar 6 umumnya berkisar antara 160 – 220 W/m2. Secara umum wilayah Indonesia memiliki nilai OLR yang rendah, sehingga hal ini menunjukkan banyaknya hamparan awan – awan konvektif selama Bulan Februari 2017 yang meliputi wilayah Indonesia. 2.1.5. Frekuensi Awan Konvektif
Gambar 7. Peta Frekuensi Awan Konvektif Bulan Februari 2017 Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
7
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
Awan konvektif (Cu, TCu, & Cb) merupakan jenis awan yang sangat potensial menyebabkan hujan, semakin banyak terbentuk awan konvektif maka potensi terjadi hujan meningkat. Pada Bulan Februari 2017 (data tanggal. 31 Januari – 01 Maret 2017) frekuensi awan konvektif di wilayah Sulawesi Utara dari 714 hasil observasi umumnya sebesar 10 – 30 %. Hal ini menunjukkan pada Bulan Februari 2017 pertumbuhan awan konvektif di wilayah Sulawesi Utara cukup tinggi. 2.1.6. Dipole Mode (IOD)
Gambar 8. Grafik IOD Berdasarkan Gambar 8, nilai indeks Dipole Mode di Samudera Hindia atau IOD (Indian Ocean Dipole) pada awal Bulan Februari 2017 IOD bernilai 0,17 °C, dan pada akhir Bulan Februari 2017 IOD bernilai 0,11°C. Hal ini menunjukkan bahwa pada Bulan Februari 2017 IOD dalam kondisi normal yang artinya tidak terjadi penambahan uap air di wilayah Indonesia khususnya di wilayah Indonesia Bagian Barat dari Afrika Timur.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
8
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
2.1.7. Angin Monsun
Gambar 9. Indeks Monsun Australia Angin Monsun Asia - Australia merupakan salah satu faktor yang berperan dalam pembentukan pola hujan di Indonesia. Aktifitas monsun dapat dipantau salah satunya menggunakan Indeks Monsun Australia. Pada Bulan Februari 2017 nilai observasi indeks monsun Asia secara umum menguat terhadap nilai klimatologisnya. Hal ini menunjukkan bahwa variabilitas kondisi iklim dan cuaca pada Bulan Februari dipengaruhi oleh fluktuasi angin monsun Australia. 2.1.8. Pola Tekanan Udara Permukaan Laut (MSLP) dan Pola Angin 850 mb
Gambar 10. Rata-rata tekanan udara permukaan laut (MSLP) Bulan Februari 2017 Pola tekanan udara MSLP pada Bulan Februari 2017 menunjukkan bahwa tekanan udara rata-rata di Belahan Bumi Selatan (BBS) lebih rendah dibandingkan dengan Belahan Bumi Utara (BBU) di lintang yang sama. Kondisi ini menyebabkan Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
9
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
terjadi aliran massa udara yang bergerak dari BBU ke BBS melewati wilayah Indonesia dengan membawa massa udara basah dari Asia.
Gambar 11. Rata-rata Arah dan Kecepatan Angin 850 mb Bulan Februari 2017 Berdasarkan peta analisis arah dan kecepatan angin rata-rata lapisan 850 mb (Gambar 11) menunjukkan bahwa arah angin rata-rata pada Bulan Februari 2017 untuk wilayah Sulawesi Utara bertiup dari arah Barat hingga Barat Laut dengan anomali kecepatan berkisar antara 0 - 3 m/s atau 0 - 6 kt. 2.1.9. Siklon Tropis
Gambar 12. MSLP (Mean Sea Level Pressure) Bulan Februari 2017
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
10
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
Pada Bulan Februari 2017 pola sistem pusat tekanan rendah yang tumbuh dan berkembang menjadi siklon tropis terjadi 1 (satu) kali yaitu di Australia bagian utara. Pola angin (streamline) pada saat terjadinya siklon tropis adalah sebagai berikut:
Gambar 13. Pola streamline pada saat siklon tropis Bulan Februari 2017 Data siklon tropis yang terjadi di Samudera Hindia selama Bulan Februari 2017 yaitu “Alfred” pada tanggal 19 – 20 terletak di Australia bagian utara. Pengaruh terjadinya siklon tropis tersebut bervariasi terhadap pola angin (Streamline) dan cuaca di wilayah Sulawesi Utara. Pengaruh yang signifikan adalah terbentuknya pola angin shearline di wilayah Sulawesi yang menyebabkan terjadinya hujan berintensitas sedang hingga lebat di sebagian wilayah Propinsi Sulawesi Utara. 2.2. Analisis Data Pengamatan Synoptik 2.2.1. Jarak Pandang Mendatar (Visibility)
Gambar 14. Grafik jarak pandang mendatar Bulan Februari 2017 Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
11
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
Pada Bulan Februari 2017 dengan jumlah pengamatan synoptik sebanyak 672 kali, hasil pengamatan jarak pandang mendatar minimum sebesar 700 m terjadi pada tanggal 19, visibility maksimum ≥ 10 km, visibility rata - rata bulanan 8,5 km, dan visibility rata - rata minimum sebesar 5,7 km terjadi pada tanggal 2 akibat hujan berintensitas ringan hingga lebat.
Gambar 15. Grafik frekuensi jarak pandang mendatar Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 persentase kejadian visibility > 8 Km sebesar 59,3 %, ≤ 8 km sebesar 34,3 %, ≤ 5 km sebesar 4,6 %, ≤ 3 km sebesar 1,5 %, ≤ 1,5 km sebesar 0,3 %, ≤ 0,8 km sebesar 0,1 %, dan ≤ 0,6 km sebesar 0 %.
Gambar 16. Grafik frekuensi jarak pandang mendatar minimum Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 frekuensi kejadian jarak pandang (visibility) minimum ≤ 8 km sebanyak 25 hari, ≤ 5 km sebanyak 15 hari, ≤ 3 km sebanyak 7 hari, ≤ 1,5 km sebanyak 2 hari, dan ≤ 1 km sebanyak 1 hari.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
12
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
2.2.2. Perawanan
Gambar 17. Grafik jumlah perawanan Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 jumlah perawanan minimum sebanyak 4 oktas, maksimum 8 oktas, dan jumlah perawanan rata - rata bulanan 6,4 oktas. Jumlah perawanan rata - rata minimum sebanyak 5,1 oktas terjadi pada tanggal 25, sedangkan jumlah perawanan rata - rata maksimum sebanyak 7,4 oktas terjadi pada tanggal 15.
Gambar 18. Grafik persentase jumlah perawanan Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 persentase jumlah perawanan 0 - 1 oktas sebesar 0 %, 2 - 4 oktas sebesar 1,9 %, 5 - 7 oktas sebesar 82,5 %, dan 8 oktas sebesar 5,9 %.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
13
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
Gambar 19. Grafik tinggi dasar awan rendah Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 tinggi dasar awan rendah minimum sebesar 300 m terjadi pada tanggal 1, sedangkan tinggi dasar awan maksimum sebesar 690 m terjadi pada tanggal 4, 22, & 25. Rata - rata tinggi dasar awan bulanan sebesar 582 m, rata - rata tinggi dasar awan minimum sebesar 420 m pada tanggal 2, sedangkan rata - rata tinggi dasar awan maksimum sebesar 630 m pada tanggal 4 dan beberapa tanggal lainnya.
Gambar 20. Grafik persentase tinggi dasar awan Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 persentase tinggi dasar awan > 600 m sebesar 52,8 %, ≤ 600 m sebesar 40,3 %, ≤ 450 m sebesar 6,7 %, ≤ 300 m sebesar 0,1 %, ≤ 150 m sebesar 0,0 %, ≤ 90 m sebesar 0,0 %, dan ≤ 60 m sebesar 0 %.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
14
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
2.2.3. Angin Permukaan
Gambar 21. Diagram arah dan kecepatan angin Bulan Februari 2017 Berdasarkan diagram windrose (Gambar 21) Bulan Februari 2017 angin permukaan (ketinggian 10 m) dominan dari arah barat dengan persentase sebesar 19,3 %, diikuti arah timur laut sebesar 17,4 %, utara sebesar 15,6 %, dan timur sebesar 14,3 %. Arah barat mempunyai persentase kecepatan angin 1 – 6 kt sebesar 15,2 %, 6 – 11 kt sebesar 4,2 %, 11 – 16 kt sebesar 0 %, dan 16 – 21 kt sebesar 0 %.
Gambar 22. Diagram persentase kecepatan angin (windclass) Bulan Februari 2017 Berdasarkan diagram windclass (Gambar 22) Bulan Februari 2017 persentase kecepatan angin Calm sebesar 8,0 %, 1 – 6 kt sebesar 76,6 %, 6 – 11 kt sebesar 14,4 %, 11 – 16 kt sebesar 0,9 %, dan 16 – 21 kt sebesar 0,0 %. Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
15
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
2.2.4. Suhu Udara
Gambar 23. Grafik suhu udara harian Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 suhu udara minimum absolut 22,0 oC terjadi pada tanggal 19 dengan kategori Normal, sedangkan suhu udara minimum rata - rata sebesar 23,6 oC dengan kategori Normal. Suhu udara maksimum absolut sebesar 31,9 oC pada tanggal 4 dengan kategori Normal, suhu udara maksimum rata - rata sebesar 30,5 oC dengan kategori Normal. Suhu udara rata - rata Bulan Februari 2017 sebesar 26,3 oC dengan kategori Normal. Suhu udara rata - rata minimum 24,8 oC pada tanggal 13 & 15, sedangkan suhu udara rata - rata maksimum sebesar 27,9 oC pada tanggal 9.
Gambar 24. Grafik frekuensi suhu udara maksimum Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 frekuensi suhu udara maksimum ≥ 25 o
o
sebanyak 28 hari, ≥ 30 C sebanyak 24 hari, ≥ 35 C sebanyak 0 hari.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
16
o
C
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
Gambar 25. Grafik frekuensi suhu udara minimum Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 frekuensi suhu udara minimum ≤ 20
o
C
sebanyak 0 hari, ≤ 25 oC sebanyak 27 hari, dan > 25 oC sebanyak 1 hari.
Gambar 26. Grafik persentase suhu udara Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 persentase pengamatan suhu udara 15 – 20 oC sebesar 0 %, 20 – 25 oC sebesar 31,7 %, 25 – 30 oC sebesar 51,3 %, 30 – 35 oC sebesar 7,3 %, dan 35 – 40 oC sebesar 0 %. 2.2.5. Kelembaban Udara
Gambar 27. Grafik kelembaban udara Bulan Februari 2017 Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
17
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
Pada Bulan Februari 2017 kelembaban udara minimum sebesar 56 % terjadi pada tanggal 11, sedangkan kelembaban udara maksimum sebesar 99 % pada tanggal 19. Kelembaban udara rata - rata sebesar 86 %, kelembaban rata - rata minimum 76 % pada tanggal 9, dan kelembaban rata - rata maksimum 93 % pada tanggal 15.
Gambar 28. Grafik persentase kelembaban udara Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 persentase kelembaban udara 10 - 20 % sebesar 0 %, 20 - 30 % sebesar 0 %, 30 - 40 % sebesar 0 %, 40 - 50 % sebesar 0 %, 50 - 60 % sebesar 0,7 %, 60 - 70 % sebesar 10,2 %, 70 - 80 % sebesar 16,1 %, 80 - 90 % sebesar 21,0 %, dan 90 - 100 % sebesar 42,3 %. 2.2.6. Tekanan Udara
Gambar 29. Grafik tekanan udara permukaan stasiun Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 tekanan udara QFE minimum sebesar 994,3 mb terjadi pada tanggal 5, sedangkan untuk tekanan udara maksimum sebesar 1005,8 mb terjadi pada tanggal 14. Tekanan udara rata - rata sebesar 1000,9 mb dengan kategori Normal, tekanan udara rata - rata minimum 996,8 mb pada tanggal 5, tekanan udara rata - rata maksimum 1004,2 mb pada tanggal 13. Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
18
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
Gambar 30. Grafik tekanan udara permukaan laut Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 tekanan udara QFF minimum sebesar 1003,5 mb terjadi pada tanggal 5, sedangkan untuk tekanan udara maksimum sebesar 1015,5 mb terjadi pada tanggal 14. Tekanan udara rata - rata sebesar 1010,2 mb dengan kategori Normal, tekanan udara rata - rata minimum 1006,0 mb pada tanggal 5, dan tekanan udara rata - rata maksimum 1013,7 mb pada tanggal 13. 2.2.7. Tekanan Uap Air
Gambar 31. Grafik tekanan uap air Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 tekanan uap air minimum sebesar 25,0 mb terjadi pada tanggal 11 & 25, sedangkan untuk tekanan uap air maksimum sebesar 36,1 mb terjadi pada tanggal 17. Tekanan uap air rata - rata sebesar 29,1 mb dengan kategori Normal, tekanan uap air rata - rata minimum 27,5 mb pada tanggal 25, dan tekanan uap air rata - rata maksimum 30,8 mb pada tanggal 5.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
19
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
2.2.8. Hujan
Gambar 32. Grafik curah hujan Bulan Februari 2017 Pada bulan Februari 2017 curah hujan sebesar 368,8 mm dengan sifat hujan Normal. Jumlah hari hujan sebanyak 25 hari terdiri dari 2 hari hujan lebat, 3 hari hujan sedang, dan 20 hari hujan ringan dengan curah hujan maksimum harian sebesar 90,4 mm terjadi pada tanggal 19.
Gambar 33. Grafik jumlah hari hujan Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 jumlah hari hujan sebanyak 25 hari hujan dengan perincian < 1 mm = 3 hh, ≥ 1 mm = 22 hh, ≥ 5 mm = 15 hh, ≥ 10 mm = 11 hh, ≥ 50 mm = 2 hh, ≥ 100 mm = 0 hh, dan ≥ 150 mm = 0 hh.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
20
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
2.2.9. Hujan Penakar Otomatis (Form AB)
Gambar 34. Grafik curah hujan form AB Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 curah hujan dengan penakar otomatis sebesar 323,3 mm. Jumlah hari hujan yang dapat terbaca pada pias sebanyak 22 hari hujan dari total 25 hari hujan.
Gambar 35. Grafik curah hujan maksimum form AB Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 intensitas curah hujan maksimum dengan penakar otomatis durasi 5 menit sebesar 4,7 mm pada tanggal 6, 10 menit sebesar 10,7 mm pada tanggal 17, 15 menit sebesar 12,8 mm pada tanggal 17, 30 menit sebesar 30,2 mm pada tanggal 19, 1 jam sebesar 72,5 mm pada tanggal 19, 2 jam sebesar 88,8 mm pada tanggal 19, 6 jam sebesar 90,4 mm pada tanggal 19, 12 jam sebesar 90,4 mm pada tanggal 19, dan 24 jam sebesar 90,4 mm pada tanggal 19.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
21
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
2.2.10. Cuaca Signifikan
Gambar 36. Grafik cuaca signifikan Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 keadaan cuaca yang teramati adalah cuaca berawan, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang disertai badai guntur. Cuaca signifikan yang terjadi yaitu badai guntur (TS) sebanyak 5 hari, hujan dengan intensitas ringan (-RA) sebanyak 20 hari, hujan dengan intensitas sedang (RA) sebanyak 3 hari, dan hujan dengan intensitas lebat (+RA) sebanyak 2 hari. 2.2.11. Penguapan
Gambar 37. Grafik penguapan panci terbuka Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 penguapan minimum sebesar 0,20 mm terjadi pada tanggal 13, penguapan maksimum sebesar 9,13 mm terjadi pada tanggal 1, dan rata - rata penguapan sebesar 3,58 mm. Jumlah penguapan sebulan sebesar 93,20 mm dan jumlah data yang tidak terukur sebanyak 1 hari.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
22
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
Gambar 38. Grafik kecepatan angin 0,5 m Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 kecepatan angin rata - rata ketinggian 0,5 m minimum 0,0 Km/jam terjadi pada tanggal 1 dan beberapa tanggal lainnya, maksimum 0,5517 Km/jam terjadi pada tanggal 18 dan rata - rata 0,039 Km/jam. 2.2.12. Penyinaran Matahari
Gambar 39. Grafik lama penyinaran matahari Bulan Februari 2017 Pada
Bulan
Februari
2017
lama
penyinaran
matahari
dari
pukul
06.00 – 18.00 Wita minimum selama 0,0 jam pada tanggal 2, 13 15, & 23, maksimum selama 7,8 jam pada tanggal 9, dan rata - rata selama 3,4 jam. Sedangkan jumlah penyinaran matahari selama Bulan Februari 2017 sebesar 91,6 jam. Lama penyinaran matahari dari pukul 08.00 – 16.00 Wita minimum selama 0,0 jam pada tanggal 2, 13, 15, & 23, maksimum selama 8 jam pada tanggal 25.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
23
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
Gambar 40. Grafik persentase lama penyinaran matahari Bulan Februari 2017 Persentase lama penyinaran matahari dari pukul 08.00 – 16.00 Wita minimum sebesar 0 % pada tanggal 2, 13, 15, & 23, maksimum sebesar 100 % pada tanggal 25, dan rata - rata sebesar 44 %. 2.2.13. Radiasi Matahari
Gambar 41. Grafik radiasi matahari Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 radiasi matahari minimum 393,6 Joule/Cm2 pada tanggal 13, maksimum sebesar 2205,0 Joule/Cm2 pada tanggal 25, dan rata - rata sebesar 1504,3 Joule/Cm2.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
24
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
2.3. Analisis Data Pengamatan Kualitas Udara 2.3.1. Suspended Particullate Matter (SPM)
Gambar 42. Grafik SPM mingguan Bulan Februari 2016 Hasil analisis terakhir SPM yaitu Bulan Februari 2016, minggu I sebesar 9,23 µg/m3/Hr dan minggu II sebesar 7,13 µg/m3/Hr.
Gambar 43. Grafik rata - rata SPM Bulan Februari 2016 Pada Bulan Februari 2016 rata - rata SPM sebesar 8,23 µg/m3/Hr dalam kategori normal dibawah ambang batas 230 µg/m3/Hr.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
25
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
2.3.2. Derajat Keasaman Air Hujan (pH)
Gambar 44. Grafik derajat pH air hujan mingguan Bulan Juli 2016 Hasil analisis terakhir pH air hujan yaitu Bulan Juli 2016, minggu I sebesar 5,00, minggu II sebesar 3,83, minggu III sebesar 4,89, minggu IV sebesar 4,62, dan minggu V sebesar 5,86.
Gambar 45. Grafik derajat pH air hujan rata - rata Bulan Juli 2016 Pada Bulan Juli 2016 pH air hujan rata - rata 4,84 kategori normal dibawah ambang batas 5,6.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
26
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
2.4. Analisis Data Pengamatan Aerologi 2.4.1. Indeks Labilitas Udara LI dan SI
Gambar 46. Grafik indeks LI dan SI jam 00.00 UTC Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 nilai indeks LI hasil pengamatan jam 00.00 UTC kategori sangat labil sebanyak 1 hari, labil sebanyak 9 hari, labil bersyarat sebanyak 17 hari, stabil sebanyak 1 hari, dan data yang tidak ada sebanyak 0 hari. Nilai rata - rata indeks LI sebesar -1,67 dengan kategori labil bersyarat. Untuk indeks SI hasil pengamatan jam 00.00 UTC kategori sangat labil sebanyak 0 hari, labil sebanyak 11 hari, labil bersyarat sebanyak 14 hari, stabil sebanyak 3 hari, dan data yang tidak ada sebanyak 0 hari. Nilai rata - rata indeks SI sebesar 0,76 dengan kategori labil bersyarat.
Gambar 47. Grafik indeks LI dan SI jam 12.00 UTC Bulan Februari 2017 Nilai indeks LI hasil pengamatan jam 12.00 UTC kategori sangat labil sebanyak 1 hari, labil sebanyak 18 hari, labil bersyarat sebanyak 8 hari, stabil sebanyak 0 hari, dan data yang tidak ada sebanyak 1 hari. Nilai rata - rata indeks LI sebesar -2,75 dengan kategori labil. Untuk indeks SI hasil pengamatan jam 12.00 UTC kategori sangat labil sebanyak 0 hari, labil sebanyak 10 hari, labil bersyarat sebanyak 14 hari, Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
27
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
stabil sebanyak 3 hari, dan data yang tidak ada sebanyak 1 hari. Nilai rata - rata indeks SI sebesar 0,50 dengan kategori labil bersyarat. Nilai rata - rata indeks LI gabungan jam 00.00 dan 12.00 UTC sebesar -2.20 dengan kategori labil, sedangkan rata - rata indeks SI sebesar 0,63 dengan kategori labil bersyarat. 2.4.2. Indeks Labilitas Udara Sweat dan CAPE
Gambar 48. Grafik indeks Sweat dan CAPE jam 00.00 UTC Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 indeks Sweat hasil pengamatan jam 00.00 UTC kategori ekstrim sebanyak 0 hari, konveksi kuat sebanyak 2 hari, konveksi lemah sebanyak 26 hari, dan data yang tidak ada sebanyak 0 hari. Nilai rata - rata indeks Sweat sebesar 213,59 dengan kategori konveksi lemah. Sedangkan untuk CAPE kategori energi potensial sangat besar sebanyak 0 hari, energi potensial besar sebanyak 4 hari, energi potensial sangat kurang 24 hari, dan data yang tidak ada sebanyak 0 hari. Nilai rata - rata CAPE sebesar 465,33 J/Kg dengan kategori energi potensial sangat kurang.
Gambar 49. Grafik indeks Sweat dan CAPE jam 12.00 UTC Bulan Februari 2017 Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
28
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
Nilai indeks Sweat hasil pengamatan jam 12.00 UTC kategori ekstrim sebanyak 0 hari, konveksi kuat sebanyak 2 hari, konveksi lemah sebanyak 25 hari, dan data yang tidak ada sebanyak 1 hari. Nilai rata - rata indeks Sweat sebesar 216,73 dengan kategori konveksi lemah. Sedangkan untuk CAPE kategori energi potensial sangat besar sebanyak 0 hari, energi potensial besar sebanyak 11 hari, energi potensial sangat kurang sebanyak 16 hari, dan data yang tidak ada sebanyak 1 hari. Nilai CAPE rata - rata 840,96 J/Kg dengan kategori energi potensial sangat kurang. Nilai rata - rata indeks Sweat gabungan jam 00.00 dan 12.00 UTC sebesar 215,13 dengan kategori konveksi lemah, sedangkan rata - rata nilai CAPE sebesar 649,73 J/Kg dengan kategori energi potensial sangat kurang. 2.4.3. Indeks Labilitas Udara KI, Total Totals, dan PW
Gambar 50. Grafik indeks KI, Total totals, dan PW jam 00.00 UTC Bulan Februari 2017 Pada Bulan Februari 2017 indeks KI hasil pengamatan jam 00.00 UTC kategori konveksi kuat sebanyak 0 hari, konveksi sedang sebanyak 25 hari, konveksi lemah sebanyak 3 hari, tidak ada konveksi sebanyak 0 hari, dan data yang tidak ada sebanyak 0 hari. Nilai rata - rata indeks KI sebesar 31,69 dengan kategori konveksi sedang. Untuk indeks Total totals kategori terjadi TS moderate sebanyak 0 hari, TS lemah sebanyak 2 hari, tidak ada TS sebanyak 26 hari, dan data yang tidak ada sebanyak 0 hari. Nilai rata - rata indeks total totals sebesar 42,83 dengan kategori tidak ada TS. Untuk indeks Precipitable water (PW) kategori kelembaban sangat tinggi sebanyak 20 hari, kelembaban tinggi sebanyak 8 hari, kelembaban moderate sebanyak 0 hari, kelembaban rendah sebanyak 0 hari, dan data yang tidak ada sebanyak 0 hari. Nilai
rata - rata
indeks PW sebesar 53,77 dengan kategori kelembaban sangat tinggi. Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
29
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
Gambar 51. Grafik indeks KI, Total - totals, dan PW jam 12.00 UTC Bulan Februari 2017 Nilai indeks KI hasil pengamatan jam 12.00 UTC kategori konveksi kuat sebanyak 0 hari, konveksi sedang sebanyak 24 hari, konveksi lemah sebanyak 1 hari, tidak ada konveksi sebanyak 2 hari, dan data yang tidak ada sebanyak 1 hari. Nilai rata - rata indeks KI sebesar 32,54 dengan kategori konveksi sedang. Untuk indeks Total totals kategori terjadi TS moderate sebanyak 0 hari, TS lemah sebanyak 6 hari, tidak ada TS sebanyak 21 hari, dan data yang tidak ada sebanyak 1 hari. Nilai rata - rata indeks Total totals sebesar 43,26 dengan kategori tidak ada TS. Untuk indeks Precipitable water (PW) kategori kelembaban sangat tinggi sebanyak 24 hari, kelembaban tinggi sebanyak 1 hari, kelembaban moderate sebanyak 2 hari, kelembaban rendah sebanyak 0 hari, dan data yang tidak ada sebanyak 1 hari. Nilai rata - rata indeks PW sebesar 55,31 dengan kategori kelembaban sangat tinggi. Nilai rata - rata indeks KI gabungan jam 00.00 dan 12.00 UTC sebesar 32,11 dengan kategori konveksi sedang, rata - rata indeks Total totals sebesar 43,04 dengan kategori tidak ada TS, dan rata - rata indeks PW sebesar 54,52 dengan kategori kelembaban sangat tinggi.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
30
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
2.4.4. Data Climat Temp Jam 00.00 UTC STASIUN METEOROLOGI SAM RATULANGI MANADO DATA RATA-RATA PENGAMATAN AEROLOGI JAM 00.00 UTC BULAN FEBRUARI 2017 Lintang : 1.53 LU
Bujur : 124.91 BT
Height : 80 m DnDnDn
PnPnPnPn (mb)
H0H0H0H0 (gpm)
nvn (hari)
rfnrfn (%)
dvndvndvn (Deg)
1002
Permukaan
25.1
0.7
24.4
96
850
1,512
0
17.4
2.7
14.7
700
3,151
0
10.0
5.6
4.4
84
0
50
308
7
68
0
33
304
500
5,871
0
-5.4
4.1
5
-9.5
73
0
50
061
7
300
9,699
1
-30.4
5.2
200
12,444
1
-53.1
/
-35.6 /
60
1
92
105
18
/
1
94
110
150
14,230
1
-69.0
/
34
/
/
1
96
108
100
16,553
2
-82.1
46
/
/
/
2
90
096
35
50
20,561
3
30
23,686
4
-67.2
/
/
/
3
95
271
24
-59.8
/
/
/
4
95
268
31
nT1 (hari) TnTnTn (0C)
(0C)
TdTdTd (0C)
RH (%)
fvnfvn (kt)
Tabel 1. Data Climat Temp Bulan Februari 2017 jam 00.00 UTC Hasil pengamatan pada level tekanan udara 850 mb di Bulan Februari 2017 jam 00.00 UTC, ketinggian rata - rata adalah 1.512 m, data suhu udara yang tidak ada sebanyak 0 hari pengamatan, suhu udara rata - rata 17,4 0C, depresi titik embun rata - rata 2,7 0C, suhu titik embun rata - rata 14,7 0C, kelembaban udara rata - rata 84 %, jumlah data angin yang tidak ada sebanyak 0 hari pengamatan, ketetapan angin 50 %, arah angin rata - rata 308 0, dan kecepatan angin rata - rata 7 Kt. 2.4.5. Data Climat Temp Jam 12.00 UTC STASIUN METEOROLOGI SAM RATULANGI MANADO DATA RATA-RATA PENGAMATAN AEROLOGI JAM 12.00 UTC BULAN FEBRUARI 2017 Lintang : 1.53 LU PnPnPnPn (mb)
H0H0H0H0 (gpm)
1001
Permukaan
850
1,508
700
3,149
500
Bujur : 124.91 BT nT1 (hari) TnTnTn (0C)
Height : 80 m DnDnDn (0C)
TdTdTd (0C)
RH (%)
nvn (hari)
rfnrfn (%)
dvndvndvn (Deg)
fvnfvn (kt)
25.7
0.6
25.1
97
0
17.7
2.9
14.8
83
0
59
303
9
1
10.2
5.2
5.0
70
1
40
298
7
5,873
1
-5.4
3.5
-8.9
77
1
45
078
5
300
9,707
2
-29.9
7.5
-37.4
48
2
95
104
22
200
12,462
2
-52.5
/
/
/
2
95
110
37
150
14,252
2
-68.3
/
/
/
2
97
111
48
100
16,582
2
-82.0
/
/
/
2
91
097
36
50
20,581
10
-68.3
/
/
/
/
//
///
//
30
23,696
12
-61.4
/
/
/
/
//
///
//
Tabel 2. Data Climat Temp Bulan Februari 2017 jam 12.00 UTC Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
31
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
Hasil pengamatan pada level tekanan udara 850 mb di Bulan Februari 2017 jam 12.00 UTC, rata - rata ketinggian adalah 1.508 m, data suhu udara yang tidak ada sebanyak 0 hari pengamatan, suhu udara rata - rata 17,7 0C, depresi titik embun rata - rata 2,9 0C, suhu titik embun rata - rata 14,8 0C, kelembaban udara rata - rata 83 %, jumlah data angin yang tidak ada sebanyak 0 hari pengamatan, ketetapan angin 59 %, arah angin rata - rata 303 0, dan kecepatan angin rata - rata 9 Kt. 2.4.6. Data Climat Temp Gabungan Jam 00.00 dan 12.00 UTC STASIUN METEOROLOGI SAM RATULANGI MANADO DATA RATA-RATA PENGAMATAN AEROLOGI JAM 00.00 DAN 12.00 UTC BULAN FEBRUARI 2017 Lintang : 1.53 LU
Bujur : 124.91 BT
Height : 80 m DnDnDn
PnPnPnPn (mb)
H0H0H0H0 (gpm)
1001.5
Permukaan
25.7
2.9
22.8
84
850
1,510
0
17.6
2.8
14.8
84
0
55
306
8
700
3,150
1
10.1
5.4
4.7
69
1
37
301
6
500
5,872
1
-5.4
3.8
-9.2
75
1
48
070
6
300
9,703
3
-30.2
6.4
-36.5
54
3
94
105
20
200
12,453
3
-52.8
/
/
/
3
95
110
36
150
14,241
3
-68.7
/
/
/
3
97
110
47
100
16,568
4
-82.1
/
/
/
4
91
097
36
50
20,571
13
-67.8
/
/
/
3
95
271
24
30
23,691
16
-60.6
/
/
/
4
95
268
31
nT1 (hari) TnTnTn (0C)
(0C)
TdTdTd (0C)
RH (%)
nvn (hari)
rfnrfn (%)
dvndvndvn (Deg)
fvnfvn (kt)
Tabel 3. Data Climat Temp Bulan Februari 2017 jam 00.00 & 12.00 UTC Hasil pengamatan pada level tekanan udara 850 mb di Bulan Februari 2017 jam 00.00 dan 12.00 UTC, rata - rata ketinggian adalah 1.510 m, data suhu udara yang tidak ada sebanyak 0 hari pengamatan, suhu udara rata - rata 17,6 0C, depresi titik embun rata - rata 2,8 0C, suhu titik embun rata - rata 14,8 0C, kelembaban udara rata - rata 84 %, jumlah data angin yang tidak ada sebanyak 0 hari pengamatan, ketetapan angin 55 %, arah angin rata - rata 306 0, dan kecepatan angin rata - rata 8 Kt.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
32
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
2.5. Analisis Cuaca Ekstrim Berdasarkan data WXREV pada Bulan Februari 2017 tercatat kejadian cuaca ekstrim angin kencang dan curah hujan dengan intensitas lebat yang teramati di Stasiun BMKG wilayah Sulawesi Utara terlihat dalam tabel berikut ini: Bulan Februari 2017 Stamet Sam Ratulangi Manado
Staklim Kayuwatu Manado
Stageof Pos Tondano
Stamar Bitung
Pos Meteorologi Melonguane
Stamet Naha Tahuna
Tgl
Hujan (mm/hari)
Tgl
Hujan (mm/hari)
Tgl
Hujan (mm/hari)
Tgl
Hujan (mm/hari)
Tgl
Hujan (mm/hari)
Tgl
Hujan (mm/hari)
2
54.1
2
65.2
12
247.5
12
55.9
17
121.4
14
51.4
19
90.4
19
61.2
13
76.2
26
130.6
15
65.1
23
62.7
19
74.2
Tabel 4. Data WXREV Hujan Intensitas Lebat Bulan Februari 2017 Berdasarkan data WXREV Bulan Februari 2017 pada tabel 4 di atas, hujan dengan intensitas lebat terjadi di Stamet Sam Ratulangi tanggal 02 & 19, Staklim Kayuwatu pada tanggal 02, 19, & 23, Stamar Bitung pada tanggal 12, Stageof Pos Tondano pada tanggal 12, 13, dan 19, Stamet Naha Tahuna pada tanggal 17 dan 26, dan Pos Meteorologi Melonguane pada tanggal 14 & 15. Curah hujan tertinggi terjadi di Stamar Bitung pada tanggal 12 Februari 2017 yaitu 247.5 mm/hari, hujan lebat tanggal 12 Februari 2017 di wilayah bitung mengakibatkan banjir dan longsor di beberapa wilayah di Kota Bitung, Tomohon, dan Minahasa. Analisis Hujan Ekstrim Meliputi wilayah Bitung dan Minahasa Tanggal 12 – 13 Februari 2017 Pola angin yang terjadi pada tanggal 13 Februari 2017 menunjukkan bahwa terdapat daerah shearline (belokan angin) tepat di Laut Sulawesi dan wilayah Sulawesi Utara dengan angin bertiup dari arah barat laut hingga timur laut dengan kecepatan 10 – 60 km/jam, akibat tarikan pusat tekanan rendah yang kuat di bagian utara Australia sehingga udara lembab dari Samudra Pasifik terbawa ke wilayah Indonesia bagian selatan.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
33
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
Gambar 52. Pola Angin Tanggal 13 Februari 2017 Jam 12.00 UTC Daerah shearline yang identik dengan daerah yang mengalami perlambatan kecepatan angin yang sebelumnya kencang akhirnya membentuk kumpulan awan hujan yang tebal tepat di daerah shearline. Jenis awan yang terbentuk umumnya awan stratiform (Altostratus tebal, seperti gumpalan kapas yang tersebar meluas menutupi seluruh bagian cakrawala), awan ini tidak seperti awan Cumulonimbus yang ketika turun hujan disertai petir dan angin kencang (puting beliung). Awan stratiform cenderung menghasilkan hujan dalam durasi waktu yang lama, inilah yang menyebabkan tutupan awan ini berlangsung lama (awet) sejak tanggal 12 – 13 Februari di Sulawesi Utara.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
34
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
Gambar 53. Citra Satelit Cuaca Tanggal 12 Februari 2017 Jam 07.50 UTC Berdasarkan gambar citra satelit cuaca Himawari 8 EH (Gambar 53) tanggal 12 Februari 2017 pukul 07.50 UTC (15.50 WITA) terlihat bahwa di wilayah Sulawesi Utara diliputi awan rendah dan menengah jenis awan Cumulus, Stratocumulus, dan Altostratus dengan sebaran merata tepat di daerah shearline.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
35
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
III.
PROSPEK CUACA BULAN MARET 2017
3.1. Prakiraan Dinamika Atmosfer dan Laut 3.1.1. Anomali Suhu Muka Laut (SST)
Gambar 54. Prakiraan Anomali SST Bulan Maret 2017 oleh NCEP (USA) Berdasarkan Gambar 54 menunjukkan bahwa prakiraan anomali suhu muka laut untuk Bulan Maret 2017 di wilayah perairan Indonesia umumnya bawah normal hingga atas normal. Anomali SST perairan Indonesia dan sekitarnya diprediksi mulai mendingin terutama disekitar perairan selatan dan utara Sumatera, dan utara kalimantan (Anomali Negatif), sedangkan wilayah Nino yaitu Samudra Pasifik Barat cenderung menghangat (Anomali Positif). Anomali SST positif terdapat di Laut Flores, Laut Arafuru, dan perairan utara Maluku Utara dan Papua. Hal ini menunjukkan secara umum perairan di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur mempunyai potensi penguapan lebih tinggi dari normalnya termasuk wilayah Sulawesi Utara. 3.1.2. El Nino - Southern Oscillation (ENSO)
Gambar 55. Prakiraan Indeks NINO34 Bulan Maret 2017 oleh BoM Australia
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
36
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
Berdasarkan Gambar 55 prakiraan nilai anomali SST di Pasifik Ekuator (Nino 3.4) oleh BoM Australia untuk Bulan Maret 2017 berada pada kondisi ENSO Normal sebesar 0,30 oC. Hal ini menunjukkan kecilnya potensi aliran massa uap air dari Samudera Pasifik ke wilayah perairan Indonesia atau sebaliknya. Prediksi ENSO dari beberapa institusi internasional dapat dilihat dari gambar di bawah ini:
Gambar 56. Prakiraan ENSO Bulan Maret 2017 oleh NCEP, Jamstec, BoM dan BMKG Prakiraan ENSO dari institusi internasional yaitu NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration), Jamstec (Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology), POAMA (Predictive Ocean Atmosphere Model for Australia), dan BMKG umumnya menyatakan ENSO Normal untuk Bulan Maret 2017, kecuali NCEP yang menyatakan El Nino. Hal ini menunjukkan masih lemahnya aliran massa uap air dari Samudera Pasifik ke wilayah perairan Indonesia begitu pula sebaliknya.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
37
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
3.1.3. Madden-Jullian Oscillation (MJO)
Gambar 57. Prakiraan Fase MJO Bulan Maret 2017 oleh NCEP Berdasarkan model prakiraan NCEP pada Gambar 57 terlihat fase MJO awal Bulan Maret 2017 berada pada fase 2 dan 3. Pada minggu ke II dan III Bulan Maret 2017 MJO diprediksi berada pada fase 3, netral, dan 2. Hal ini menunjukkan bahwa MJO kurang berpengaruh terhadap penambahan curah hujan di wilayah Indonesia termasuk di dalamnya Sulawesi Utara. 3.1.4. Anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) Prakiraan nilai anomali OLR di wilayah Indonesia minggu II dan III Bulan Maret 2017 umumnya 5 – (-30) W/m2. Terlihat pada Gambar 58 prakiraan OLR pada minggu II dan III Bulan Maret di seluruh wilayah Indonesia umumnya di bawah nilai klimatologisnya, kecuali pada minggu III di wilayah Indonesia bagian barat umumnya normal. Hal ini menunjukkan tutupan awan konvektif di Wilayah Indonesia dan khususnya Sulawesi Utara umumnya mengalami kenaikan dari kondisi normalnya.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
38
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
Gambar 58. Prakiraan OLR Bulan Maret 2017 oleh NCEP 3.1.5. Dipole Mode (IOD)
Gambar 59. Prakiraan indeks IOD Bulan Maret 2017 oleh BoM Australia Berdasarkan Gambar 59 prakiraan IOD untuk Bulan Maret 2017, nilai indeks IOD sebesar -0,14 oC sehingga IOD masih dalam kategori kondisi normal, hal ini berarti tidak terjadi aliran massa uap air yang signifikan dari Samudera Hindia di Afrika Timur ke wilayah perairan Indonesia ataupun sebaliknya.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
39
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
3.2. Prospek Cuaca di Kota Manado
Gambar 60. Prakiraan curah hujan Bulan Maret 2017 oleh BMKG Prospek cuaca khususnya di Kota Manado untuk Bulan Maret 2017 dipengaruhi oleh masih bertiupnya angin monsun Asia yang menyebabkan terjadinya musim hujan. Berdasarkan prakiraan curah hujan Bulan Maret 2017 oleh BMKG (Gambar. 66) untuk Kota Manado adalah kategori menengah (200 – 300 mm).
Gambar 61. Prakiraan sifat hujan Bulan Maret 2017 oleh BMKG
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
40
Buletin Meteorologi Penerbangan | Edisi XXVII, Maret 2017
Sedangkan prakiraan sifat hujan Bulan Maret 2017 oleh BMKG (Gambar 61) di Kota Manado adalah masuk kategori Normal.
Pada bulan Maret 2017 prediksi nilai anomali suhu muka laut (SST) perairan Indonesia bagian tengah dan timur bawah normal hingga diatas nilai klimatologisnya, ENSO & IOD pada kondisi normal, fase MJO minggu II & III tidak di wilayah perairan Indonesia, OLR minggu II & III di wilayah Indonesia umumnya menunjukkan wilayah tutupan awan konvektif meningkat dari normalnya yang menyebabkan potensi penambahan curah hujan. Dengan kondisi tersebut dan masih berpengaruhnya angin monsun Asia yang menyebabkan musim hujan, maka cuaca di Kota Manado pada Bulan Maret 2017 diprakirakan hujan berintensitas ringan hingga lebat dapat disertai kilat / petir yang dapat terjadi pada pagi, siang, sore, atau malam hari dengan durasi lebih dari 3 Jam masih berpotensi terjadi. Hal ini dapat disebabkan karena pengaruh konveksi udara lokal yang diperkuat terjadinya pola angin shearline dan pola angin konvergensi sebagai akibat dari terbentuknya pola tekanan rendah di Samudera Pasifik, Samudera Hindia, dan Laut Cina Selatan serta sirkulasi Eddy di wilayah Indonesia. Kondisi cuaca hujan disertai angin kencang berpotensi terjadi pada saat terbentuknya pola tekanan rendah di Samudera Pasifik, Samudera Hindia, dan Laut Cina Selatan yang disertai peningkatan kecepatan angin di atas wilayah Sulawesi Utara.
Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
41