ABORSI DALAM PANDANGAN ISLAM DAN KRISTEN: SEBAGAI SUATU STUDI PERBANDINGAN
BOHATLHM NIM. 1953211856
Jurusan Perbandingan AgQma Fakultas Ushuluddin lAIN "Syarif Hidayatullah" JAKARTA
1421 H / 2001 M
ABORSI DALAM PANDANGAN ISLAM DAN KRISTEN: SEBAGAI SUATU STUDI PERBANDINGAN
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ushulucldin lIntlik Memenuhi Syarat-syarat 1vI encapai Gelar Satjana Agamr.
Oleh:
R 0 HAT I. 11M NIM. 1953211856
Oi Bawah Bimbingan
Pemb·mbing II . .
Dr.H' .
:/
/
Jurusall Perballdillgan Agama Falmltas Ushuluddill lAIN "Syarif Hidayatullah" Jakat'ta 1421 H /2001 !VI
PENGESAHAN PANITIA V.nAN
Skripsi yang berjudul ABORSI DALAI\'I PANI)ANGAN ISLAM DAN KRISTEN: SEBAGAI SUATU STUD! PERBANDINGAN lelah clilljikan clalam siclang munaqasyah Fakultas Ushliluciclin lAIN "SyariC Iliciayallillah" Jakarta pacla tanggal 06 Februari 200 I. Skripsi ini telah clilcrim
Sidang MlInaqasyah
Sekrclaris f\'ler<Jllgkap Anggota,
Anggota,
Dr. . Isa FlA. Salam, M.A NIP. 15 228440
M.A
Dr. I!. NII' I
-P-}ii9?/1~-
-r.' SlInanto
•I
rim Rasvid. JVi.Ag
5(I
II
:; .>::'~!2 I
,
KATA PENGANTAR
Bismi//aahirrahmaatlirrahim Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesmkan skripsi ini dengan baik dan Iancar tanpa adanya suatu halangan apa pun. Shalawat dan salam tak lupa pula penlilis sal11paikan keeada Nabi Muhammad SAW dan seluruh keluarga beserta sahabat-sahabat-Nya yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman yang penuh dengan i1l11li pengetabllan sepel1i sekarang ini Dalam rangka memenllhi syarat-syarat llntuk l11encapai Sari ana Strata I (S I), dengan ini penulis
PANDANGAN
mempersembahkan skripsi dengan judul "ABORSI DALAM
ISLAM
DAN
KRISTEN:
SIWAGAI
SUATU
STUD!
PERBANDINGAN". Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, bail< bantllan yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis i!1gin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Hamdani Anwar, MA., selaku Dekan
FakL!lt~ls
UShlllllddin yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis selama masa perkliliahan di lAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
III
2. Ketua ]urusan Perbandingan Agama beserta seillruh :,udT PCl1gajar di Fakllitas Ushuluddin
lAIN
Syarif Ilidayatllilah
Jakarta
y,mg
Lelah
mendidik
dan
membimbing penulis selama masa perkuliahan. 3. Ibu Dr. Hj. Musyrifah Sunanto dan Bapak Drs. ]-Iarun Rasyid. MAg. selaku dosen pembimbing
yang
telah
membimbing
dan
mengarahkan
penulis
selama
penyusunan skripsi ini. 4. Uda Israr Buchari (Da' Is) yang tak bosan-bosanya membel'i semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini dan yang telah membai1tu penulis baik moril maupun materil sehingga penulis dapat
mel1yelesaikan skripsi ini
dengan baik dan cepat. 5. Seluruh keluarga terutama sekali Ibu dan Lia (Kakak) yang Leiah mendidik penulis dengan penuh kasih sayang serta pengorbanan yang tak terhingga baik moril maupun materil selama penulis menuntut ilmu sehingga mampu menyelesaikan studi program SI di Fakultas Ushuluddin lAIN Syarifj-lidayatullah Jakarta. 6. Seluruh teman-teman (Fahmi, Halif, Upit, Enah, Novi, Heri
"b~des",
Awn, Iway,
Hamdah, Eha, Mala, Yuli dan Ida serta seluruh Jurusan Perbandingan Agama Angkatan '95 dan juga Obe dan Rio (Mahasiswa STT Jakarta) yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga amal baik mereka semua mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin. Ican thank's berat atas bantuannya dan tak lupa pula kepac\a saudara M. Agus yang kini entah di mana rimbanya, penulis mengucapkan terima kasih mas semangatnya.
IV
Selanjutnya
harapan
penulis
semoga
karya
ilmiah
1111
dapat
diambil
manfaatnya telUtama bagi penulis sendiri dan para pembaca pada u1I1umnya.
Jakarta, 6 Februari 2001
Penulis
v
DAFTAR lSI
LEMBAR PERSETUJUAN
.
LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR lSI BAB I
.
n
.
III
.
VI
PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan JlIdlll
BAB II
.
B. Pembatasan dan Perll!11l1Sall rvIasalah .
4
C. Metode Penelitian
5
D. Sistematika Pelllliisall .
5
ABORSI DALAM PANDANGAN ISLAM DAN KRISTEN.
7
A. Reprodllksi Manllsia dalam Al-QlIr'an dan Bibel
7
1. Tahap Pertllmbllhan Janin dalam Rahim.
7
2. Penghormatan Islam dan Kristen atas lanin .
15
B. Pengertian dan Macam-macal1l Aborsi dalal1l Islam dan Kristen
.
21
1. Pengertian Aborsi
.
2. Macal1l-macam Aborsi
21
.
3. Cara Pelaksanaan Aborsi 4. Akibat Pelaksanaan Aborsi
VI
23
26
. .
29
31
C. Pandangan Hukum Islam dan Kristcn Tcntullg Aborsi
1. Dari Aspek Moral Islam dan Kristen
.
.
31
2. Dari Aspek hukum Jinayat (Pi dana Islam) dan Pandangan A1kitab Tentang Aborsi
.
3. Hukuman Bagi Pelaku Aborsi
BAB HI
49
.
55
SECT-SECT LATN DARl ABORSI A. Alasan-alasan Para Pelaku Aborsi
34
55
.
B. Cara Pencegahan Teljadinya Tindakan Aborsi
58
BAR IV
ANALJSA PERBANDINCAN
64
BAB V
PENUTUP
68
.
A. Kesimpulan
68
.
B. Saran-Saran
.
DAFTAR PUS TAKA
71 .
LAMPTRAN
VII
72
BABI
PENDAHULlJAN
A. Alasan Pemilihan Jlldlil Setiap makhluk hidup mempunyai hak untuk menikmati kehielupan, baik hewan, tumbuh-tumbuhan, apalagi manusia yang menyanelang gelar khalifatullah eli permukaam bumi. Secara koelrati, manusia diciptakan Allah teniiri atas laki-laki dan perempuan, elan dari penciptaan manusia yang berpasangan tersebul l11embuat mereka cenderung melakukan hubungan biologis, yang bertujuan untuk melangsungkan kehidupan keturunan manusia itu sendiri. Namun, tidak semua manusia merasa senang elan bahagia elengan setiap kelahiran, terutama sekali bila kelahiran itu merupakan kelahiran yang tielak direncanakan,
yang
antara
lain
disebabkan
oleh
beberapa
faktor,
misalnya
kemiskinan, "kecelakaan" dan lain sebagainya. Hal ini mengakibatkan banyak di antara pcrempuan (ibu) yang menggugurkan kandungan mereka (aborsi) setelah janin (embrio) bersemi elalam rahimnya. Aborsi merupakan pengalaman traumatis elan tragis y,mg tel:jaeli di hampir seluruh pelosok dunia. Perelebatan tentang masalah ini plln tdah beriangsung sejak lama dan sudah menjadi bahasan rutin di setJap konferensi internasional mengenai kependudukan,
pembangunan sosial, anak-anak,
wamta, elan lain-lain. I
lMarzuki Umar Sa'abah, Seks dim kiw, (Jakarta: Gcmll In::;ani 1
Pl'r~s,
I()1j7), eeL kc-l, b.
Silang
9~1
2
pendapat tentang masalah aborsi memang pelik. Aspeknya bermacam-macam, legal, teologis, etis, sosial dan personal
2
Membahas tentang masalah aborsi merllpakan topik yang sangat emosional, karena dalam membahas masalah tersebut mau tidak mau menyentuh permasalahan yang selama ini dianggap tabu oleh masyarakat Indonesia khusllsnya, elan masyarakat Timur umumnya, yaitu seksualitas elan reproeluksi Didl hal tcrscbllt sccara signifikan menimbulkan
masalah-masalah
dan
dilema-e1ilema
menyakitkan
yang
gawat.
Kebanyakan para ahli, baik agama maupun sosial lainnya yang tak henti-hentinya membahas tcntang masalah aborsi. Dan tlilisan-tulisan :nercka pun tdah banyak menghiasi surat kabar, majalah, buku dan sarana-sarana informasi lainnya. Dalam agama Islam, terdapat banyak perbedaan dikalangan para fllqoha dan ulama dalam membahas masalah ini. Pada dasarnva, per 1.1edaan pcnelapat tersebut didasari atas batasan-batasan boleh tidaknya mdakukanaborsi, yaitu aborsi yang dilakukan sebelum 40 hari usia kandungan, sebelum 120 hari dan sesuelah 120 hari. Tetapi ada pula pendapat para ulama lainnya yang sama sekali tielak mengizinkan melakukan praktek aborsi pada saat apapun jua. Sedangkan daIam agama Kristen, permasalahan tentang kontroversi aborsi tersebut menimbulkan perpecahan dalam negara dan gercja yang semakinhebat. Di mana golongan-golongan gereja yang besar menyerang kedua pihak dalam perbedaan pendapat tentang masalah
aborsi.
Api
pertentangan di antara
mereka tidak
2John Stott, Isu-isll Glob:ll Men:wmng !(epeJl1iJJlpin:lJlKri8thll1i: Peni/:dfl11:da.r; :Mas:l1:m Sosia1 dllfl Moral Konten1porer, Penerjemah: G,lvLi\. Naing;golan, (l:lkarta: \·i1~'asilnr(C}munikasi Binn [(.sih/ OMF, 1996), Cet. ke-3, h. 402
3
menunjukkan tanda-tanda membaik, bahkan malah sebaliknya semakin merunemg dan menjurus kepada perpeeahan yang hebat. Ketika
menghadapi
masalah-masalah
itu,
etika
Kristen
berbieara dan
menanggulangi permasalah tersebut. "Beberapa badan gereja telah menganjurkan suatu 'jalan tengah' di bawah rubrik 'pilihan yang mendukung', dengan berpendapat bahwa hal-hal ini seharusnya merupakan soal hati nurani, bukan soal perundangperundangan perdata, dan bahwa salah bila negara melarang abortus.,,1 "Tidak ada ajaran dalam Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru yang dengan tegas mengutuk atau memaafkan tindakan abOlius. Berdasarkan studi Alki:abiah, perdebatan itu telah terjadi atas dasar-dasar yang pasti."" Tindakan aborsi tidak hanya melenyapkan kcbcJildililll janin dalam rahim seorang
ibu sehingga menghilangkan
kemungkinan
bayi'1ya
untuk
menikmati
kehidupan di dunia inL tetapi sekaligtis juga mcngallcam nymva sang calon ibu yang
mengandungnya.
Dan
kenyataan
m1
membuktikan
bahwa
lindakan
aborsi
menimbulkan efek yang besar bagi sang ibu. Mengingat betapa besarnya bahaya yang timbul dari tinelakan aborsi ini, eli samping pengguguran itu juga merupakan perbuatan asusila bila dipanelang dari sudut moral dan etika, maIm di sini timbul persoalan,. bagaimana pandangan hukum Islam dan Kristen menyangkut masalah tersebut? Dalam Islam, apakah perbuatan tersebut dapat eligoiongkan ke dalam kategori tinelak pidana pcmbunuhan (jarimat) yang aneaman hukumannya ada1ah qisas dan diyat, atau perbuatan itu bebas dari aneaman 3Jt C Sproul, EtikH dIm Siktlp Orang Kristen: BeJwr dIm SnlHh di DlIJ1ifl .Altts;, Kini, Timur: Yayasan PCllerbit Gandum Mas, 1996), Cet. ke-2, h. 94
4Jbid
(lawa
4
hukuman karena wujud dari janin masih bersifat semu? Dan dalam agama Kristen, bagaimanakah atau usaha apa yang dilakukan oleh gereja dalam menyikapi permasalahan inL Dengan
memperhatikan
fenomena
di
atas,
pel1ulis
berpretensi
untuk
mengupas permasalah tersebut, oleh karena itulah maim pemJiis memilih judul
"ABORSI DALAM PANDANGAN ISLAM DAN KRiSTEN: SIWAGAI SUATU STUDI PERBANDINGAN" menjadi sebuah judul skrii)si. i\c1apun pengambilan juclul skripsi tersebut didasari dengan beberapa alasan, yaitu 1. Penulis ingin mengetahui hukum aborsi, baik ditinjau dari agama Islam maupun Kristen, dan sekaligus ingin 'mengetahui persamaan clan perbeclaan di antara keduanya. 2. Sesuai dengan disiplin ilmu yang penulis pelajari di Fakultas Ushulucldin jurusan Perbandingan Agama, maka pokok pembahasan skripsi ini sangat urgen, karena sangat berkaitan dengan "keagamaan" dan "keperbandingan". 3. Karena judul yang penulis ajukan kali ini belum pernah dibahas oleh mahasiswa terdahulu
yang
menyelesaikan
studinya
di
Fakulms
Ushuluddin,
jurusan
Perbandingan Agama lAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Pembahasan mengenai aborsi sangat luas, oleh karena itulah dipandang periu untuk membatasi masalah dan permasalahan tersebut yang sesuai dengan judul yang penulis ajukan. Dalam penulisan skripsi ini, ada beberapa persoalan yang penting yang berhubungan dengan tema yang menjadi pokok pemba:1flsan yaitu antara lain:
6
Bab pertama adalah pendahuluan. Pada bab ini dijelaskan tentang alasan pemilihan judul, pembatasan dan perumusan masalah, metode penelitian serta sistematika penulisan. Bab kedua, penulis akan membahas tentang aborsi cla!al1l panclangan Islam clan Kristen yang mencakup repropcluksi l1lanusia dalam kccllla agal1la tersebut yang meliputi tahap pertumbuhan janin dalam rahim serta penghorl1latan Islam dan Kristen atas janin. Selanjutnya pengertian dan macam-macam aborsi clalam Islam dan Kristen yang mencakup penge11ian aborsi, macam-macam aborsi, cara pelaksanaannya clan akibat clari aborsi itu sencliri, se11a panclangan hukum Islam clan Kristen tentang aborsi clitinjau dari aspek moral, aspek jinayat, panclangan Alkitab tentang aborsi serta hukuman bagi pelaku aborsi. Bab kctiga penlilis akan l1lembahas scgi-scgi lain clari ahorsi yang mclipliti alasan-alasan para pelaku aborsi serta cara pencegahan teljadinya ticlakan aborsi. Pada bab keempat penulis akan mengkaji tentang analisa perbandingan yang akan sedikit membahas persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang masalah aborsi yang terdapat dalam agama Islam dan Kristen. Bab kelima, penulis akan menguraikan kesimplilan yang di clapat sebagai hasil pembahasan permasalahan. Dan berdasarkan kesil1lplilan tersebut penulis mencoba memberikan saran-saran.
BABll ABORSI DALAM PANDANGAN ISLAM DAN KRISTEN
A. Reproduksi Manusia dalam AI-Qur'an Dan Bibel 1. Tahap Pertumbuhan Janin dalam Rahim
a. Dalam Perspei
?
/.
r
1"
/'
. -/~Y'~~ 4' 4" .,
1 /'/" 1/..\ ,/
;1
.;uL::~u
. ~~ ¢ "'v;7
,hi
/
.,
//.//'
\ij.j; ;:.~t\U:\1~~I~~,U::~[8lbf
• ."" J'J.\-. / \,;;:::2'. : /\1.\:- 1\ ~\-, /~ /{l>"1 IT: 1"\1: /<::/ '/:~I ~J:LL.::-, " 1,$-~bG~1 '" l.?,/,.Jd:oJ l.~ ~ u v' :;7' ?
f
. (It - If :
r r ,/ ~y,.jJl ~l ).
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah meneiptakan manusia dari suatu saripati (berasal dari tanah). Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kaini jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan d"ging. Kemudian Kami jadikan dia mahkluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suei-lah Allah, sebaik-baik Pencipta. (S. a1-Mu'mil1ul1: 12-]4).
8
r''/ "/
Surat ai-Hajj ayat 5 yang berbunyi:
'?
/.. Jv
/
Z:
~(yy L)';
1
I~ 1
;;
Ft';!U\if -: : ~ /). tt.: ? I UI'
:' 1~ ;' .:.
n / Jl ~ ~ "/ ." ~. \.:.~ ~ l$Y-;/'-!!
>
v
)~'!'.
I
q,;,1
~
.>
J
'
z,"~/"/~~~76~~? ~~'~~7 c.-~l:r~. I,,>J
W /q
'-J:f-
4'
lY"J( q
q
u:;'(~
\~r~j~h"ft~J!(~J..~P~(;C~L:f~~' J~; /
l'
7
/
.(0:J1\ ~ J...
r
//(.
r
,
,(,.?
~¥"0.Y::'
~
Artinya: Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian clari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya can yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditel1tukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan ... (S. ai-Hajj: 5)
Surat aI-Mu'min ayat 67 yang berbunyi: J
"~:
)1
J
/
/1
J
~~? "~-I{r?~
~(4 / ..
/ ;J
~(~l.Cf'"
.. .:.
""r(
~,
:JI/ yYc.>:" ~~~~ •
/;;
~
/ /
memandang
proses
penciptaan
Jamn
sebagai
serangkaian
perubahan atau "penciptaan", yang akhirnya diberi jiwa. I Dalam pembentukan seorang anak, ibu-bapak memegang peranan yang sangat penting. sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah dalam surat ath-Thariq ayat 5-7 yang berbunyi
lFazluf Rahman, Etikfl Pengobat:m i'vlizan, 1999), eeL ke-l, h. 151
]S];tJ11:
Pcnjc!
')
Artinya:
Maka
hendaklah
manllS;a
mempel hatikan
dari
apakah
dia
diciptakan. Dia diciptakan dad air yang t:erpaccal'. \'allg keluar dari antafa
tlliang sulbi laki-Iaki dan tulang dada perempll
J
(\r :~~ I )
,
./ / / J'1r: " ,...,;~ (\~\ ~'I{l' "'L/ ::.:.],:'" I~~ :> 0; r:;;~U-~'lijfGJ L8-:' _
,<' r
y
ry .
\
? I
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kall1i ll1eneiptakan kall1l1 dari seorang laki-Iaki dan seorang perempuan. (S. 1I1-lIl1jaraat; 13)
Dengan memperhatikan nash-nash ai-QuI" an di atas, para 1I1all1a berpendapat dan membandingkannya dengan penemuan-penemllan sains modern tentang tahap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Adaplln mhap yang di maksud dapat dika.tegorikan sebagai berikllt: 1. Tahap an-Nuthfah.
Kata nuthfah yang dimaksud dalam konteks ini aclalah setetcs sperma 2 Perlu diterangkan bahwa nuthfah berasal dari akar kata yang berarti mengalir. Kata tersebut dipakai untuk menunjukkan air yang ingin tetap dalam w'lclah, sesudah wadah itu dikosongkan. Jadi kata itu menunjukkan setetes keeil, dan di sini berarti setetes air sperma 3 Adapun maksud seperti itu dikuatkan oleh Firman Allah dalam surat alQiyaamah ayat 37, yang berbunyi:
2Chuzaimah T. Yanggo dan Hafiz /\nshari (ed), ProbleJ11utiJ:';f IllJKllIJ1 Is/:tJ1J J(ol1tempOl'er (II), (Jakarta: PT. PlI'takn Firdall', 19%). Cet. ke-2, h. 1211 "Maurice Bl1caille. Qur'an, Bibcl dan Sains ]\,lodern, (lakarta: Bulan Hilll'ang,1 i)C)(). h. 233
10
Artinya: Bukankah ia dahulu setetes air mani yang ditll/ll[lahkan (S. al-Qiyaamah, 37).
Kemudian ayat lain menunjukkan bahwa seleles air man; i!u ditaruh di tempat yang tetap (qarar) yang bermii alat kelamin.
(1r'~~:JI) -:J~0~~8'~1;~/~ l' ,/ I -9
Artinya; Kemudian Kami jadikan saripati itu ?jr mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). (S. al-Mu'milll!Il, 13) Kata tersebut menunjukkan tempat yang terhormat, tinggi clan kokoh 4 Proses kehamilan menurut ilmu pengetahuan kontemporer aclalah sebagai berikut: setelah mani
masuk
ke
vagma,
sperma-sperma bergerak
keclalam
rahim
(uterus),
menyeberanginya, clan memasuki salman telur (fil//
.IIbid 5S ayy id iVluhnn1mad Ridhwi, PerkmviwtrJ dun ScJ.:s D:t/mn !,;!a.n ke-2, 11, 108-109
(hll,;
1.('111('1"(1,
1(96), Cet.
II
2. Tllhll!) lll-' Alllqllh.
Pcrkcmbangan Janl1l sclanjutnya aclalah pertLu,lbllhan pcmbllahan antara sperma clan ovum yang mcnjacli zat (scsuatu) yang mdckat pacla clincling rahim. Dalam tcks al-Qur'an clisebut clcngan al-"alagah" Kata Arab yang cligunakan clalam konteks ini aclalah 'alaq yang bcrarti sesuatu yang tergantung, scbagaimana yang cI\iclaskan clalam ayat berikut ini
AJ1inya: Bukankan manuSJa (clahulu) aclalah sejullllah kecil sperma yang clitumpahkan? Kemuclian ia menjacli sesuatu yang bergantung, lalu Dia membentuknya clalam ukuran yang tepat clan selan!s. (S. lll-QiYllllJIIllh; 37-38)7 3. TllhllP lll-Mudhghllh.
Setelah tahap 'alagah (sesuatu yang mclekat) al-Qur'an mcnyebutkan bahwa Janm kemuclian menjacli muclhghah (scperti claging yang l1ikunyah). Berikutnya tal11paklah tulang (al- 'idham), lalu tulang itu clibungkus olch daging (sepcrti claging segar), sebagail11ana yang cliilustrasikan oleh Allah claial11 firmannya:
Artinya: Lalu tulang belulang itu Kami bungkus clengan claging. (S. lll-Mu'miuuu: 14)8 Yanggo dan I-Iflfiz An::>hari (ed), loco dt, Bucaille, AsaJ-Usul AfuJ1lJsi:l Meal/rut BibeJ, Rahmani _\~tllti. (Bandung tvtizan,19(9). Cct.. kC 13, h. 2-19 :lChuzaimah T. Yanggo dan I"Iafiz i\m;hari (ed), op. cit ({~hu7,aimah '1'.
~1\,rauricc
H
Al~Our';w
dim Suins, PCllcrjemah:
12
4. Tahap Pemberian Nyawa.
Sctclah mclalui tiga tabapan, yang dalam tafsir ai-Qurthubi discbutkan sclama tiga bulan,
pcrtumbuban janin scmakin scmpurna dcngan
ditiupkannya ruh
kcdalamnya. Pcrnyataan bahwa rub ditiupkan kc dalam janin sctclab bcrumur tiga bulan dikuatkan olcb sabda Muhammad Rasulullab SAW, yang bcrbunyi:
Artinya: Sctiap kamu dikumpulkan dalam rahim ibumu sclama cmpat pulub bari, kcmudian bcmbah mcnjadi scsuatu yang lllcickat juga dalalll masa cmpat puluh hari, kCllludian bcrubah mcnjadi gUlllpalan daging juga dalam waktu cmpat puluh hari. Sctclah itu Allah lllcngutus malaikat untuk mclcngkapi cmpat bal, yaitu rczcki, ajal, scngsara dan bahagia. Barulab sctclah itu ditiupkan rub kcdalamnya (II. R Bukhal'i, Muslim, Abu thud dan Tinnil!1-i ).')
b. Dalam I'erspcktif Kristen
Oalam scluruh Alkitab ditckankan babwa manusia adalah bagian dari alam ini. to Ccrita kitab Kcjadian tcntang pcnciptaan mcmbcrikan kcpada manusia tcmpat mulia
dalam
alam
scmcsta. 11
Manusia dipcrintahkan
lllcmcnuhi
bumi
dan
mcnaklukkannya, dan manusia bcrkuasa atas scmua mahkluk. (Kcjadian I: 28). Oi 'Ibid lPEnsJ1dopedi Alkit:lb Jl1:1Sil KJi1i, (Jakarta: \'ayasan Komapjkasl BUl,] Klisih/ OIvlF, 1996), eeL kc<~.• .lilid
2, h. 23
llIbid.
13
antara segala mahkluk ciptaan Tuhan, hanya manusla yang sejak awal mempunyal hubungan yang khusus dengan Sang Pencipta, sebagaimana yang ditekankan oleh Kejadian 1: 26: Berfinnanlah Allah:"Baiklah Kita menjadikam manusia menurul gambar dan IUpa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut clan burung-bulUng di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi clan atas segal a binatang melata yang merayap di bumi." Di Kejadian 2: 7 disebutkan bahwa ketika ituiah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Ayat ini pertama-tama menunjukkan bahwa manusi? bukan berada dengan senclirinya, melainkan bahwa acla yang menciptakannya, yaitu Tuhan Allah sendiri. Tuhan Allah-Iah yang menciptakan manusia, yang scmula belum acla, sehingga menjadi ada. Manusia bukanlah ketulUnan Tuhan Allah,
12,
Juga bukan mengalir
keluar daripada Allah, tetapi ia c1iciptakan oleh Allah. 12 Kata yang diterjemahkan dengan "c1ebu tanah" c1i sim adalah en/amah, yang di tempat lain di pakai kata "daging" atau basal' untuk menyebutkan tubuh manusia itu. Kata basar ini di dalam bahasa Yunani adalah sarx. Kedua kata ini-basar dan sarx-di dalam Alkitab c1ipakai dalam hubungan yang bennacam-macam, clan c1iteljel11ahkan dengan bermacam-macam cara juga, sebagai umpamanya: tubuh (Ayub. ]9: 26; Mazmur. 16: 9; Kis. 2: 26), makhluk (Mzm. 145: 21), manusia (Yes. 31: 3), orang (Luk. 3. 6), dan lain sebagainya.
13
12J-larun Hadiwijollo, llIUlll KJ1'sten, (Jakarta: (rullllllg ,\-[ulia,l (If)S). eeL ke-2, h.
13/bi<1, h. 173-174
-J
73
14
Dapat dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan " debu tanah" atau "daging" pertama-tama adalah tubllh atau badan manllsia, bentuk atau penampakan manllsia yang lahiriyah, segi yang kedllniawian atau segi kodrati l11anllsia, yang l11enjadikan manusia sebagai mahklllk yang berbeda sekali dengan Tuhan Allah khaliknya. Debu tanah atau daging terbataslah hidupnya, dapat rusak (Yes. 3 I: 3) dan olch karenanya juga lemah (Mzm. 56: 78: 31). Demikianlah debu tanah clan daging tidak memiJiki hidup di dalam dirinya sendiri. Debu tanah dan daging hanya dapat hidup selama Tuhan Allah memberikan kehidupan kepadanya (Kej. 6: 1,3). Rasul Paulus menyebut tubuhnya sebagai manusia lahiriyah, sebagai lawan dari l11anllsia batiniah (2 Kor. 4: 16)
14
Selanjutnya, tllbuh eli elalam Alkitab bukan hony;1 dipandang scbagai benluk, lawan dari isi, akan tetapi tubuh juga dipanc1ang sebagai earn herada Illanusia yang
secara asasi dan konstitutif Manusia tidak dapat elipisahkan dari lububnya seneliri. Menyebut "tubuh" manusia, berarti l11enyebllt "manl'sia" ilu scneliri Tabiat atau koelrat insani manusia dinyatakan atau diungkapkan dengan jelas di dalam tubllhnya yang jasmani itu, yang mewlljudkan satu kesatuan yang harmonis dengan segala . b ' 15 agmnnya. bagmn-
Dari Kejadian I: 26 kita dapat mengetahui ballWa cara Tuhan Allah menjadikan dan menciptakan manusia berbeda sekali dengiin car'a-Nya menciptakan mahkluk-mahkluk-Nya yang lain. Atas pertimbangan TUJ1W1 Allah yang bulat dan bijaksane., atas putusan kehendaknya yang bebas, manusia diciptakan. Manusia bukan
loIIbid IS/bid
15
dilahirkan oleh Allah secara biologis, juga bukan dialirkan I:cluar dari zal illahi, seperti sungai yang mengalir keluar dari sumbernya, juga bllkan kepingan yang terpisah daripada Allah atau percikan yang dipercikkan dari-l\iya Manllsia adaJah mahkluk dalam arti yang sebenarnya, yang adanya karena c1icipwkan oleh Tuhan Allah. Manusia adalah hasil karya Allah yang keadaannya bcrlainan sekali c1engan Tuhan Allah yang menciptakannya. 16
2. Penghormatan Islam dan Kl'isten atas Janin a. Dalam Perspektiflslam MakhJuk hidup yang paling mlliia di atas permllka
..
)1 . .
1,;./ .~ I /,~~
~.·~r
./....
?/:t.J/' , r
,,!J.I .-.#/~/ "'l/ If."..,.. ..;;..r;1 . · ' ........- /
LY:' /1~./J--' /
. -'.
:;-'
./
'-:::'
,..
~~ ,/
/~
/
~
:. /
,
./
0 ;c..0Y~? "': . '.3 LJ ~-'//
,(Y. '. 7'...v>'"':::II) . fA" . ~ ~ L:;J;..: J
LI} . . .
'( ~~ --y-. ,...-
/
/./
9
A / /~! /,..-' ,,/ \-: 1C-.:,'t...-
?
Artinya: Dan sesungguhnya teJah [(ami muliakiul anak ClICU Adam, [(ami angkut mereka di daratan dan di lautan, [(ami beri mereka rczeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelcbihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (S. lll-Tsraa': 70). Setiap l11anusia berasal dari janin, oleh karenanya Islam sangat l11enghormati dan melindungi janin sejak masih dalal11 kandungan. Penghormatan dan perlindungan Islam terhadap janin sangat besar. Demi kepentingan dan kesejahteraan janin, wanita yang sedang hamil dikecualikan dari puasa wajib di bulan Ral11adhan. Jika seorang wanita melakukan suatu kejahatan, misalnya saja membunuh, yang ga!1iarannya
'''1bid
[6
adalah hukuman mati, sedangkan ia dalam keadaan hamil, maka pelaksanaan hukuman itu harus ditunda sampai ia melahirkan bayinya dan menyempurnakan penyusuannya sampai bayi tersebut disapih. melindungi
kesejahteraan
dan
Selam
perkembangan Jaml1
yang
sehat,
Islam
telah
menetapkan berbagai aturan yang harus dijalankan. Sang ayah wajib menpersiapkan segala
keperluan
selama
masa
kehamilan
dan
memenuhi
segal a
kebutuhan
finansialnya. Sekalipun, misalnya hubungan dengan istrinya terputus oleh sebab perceraiao atau pemisahan atau kondisi-kondisi lainnya. Hal inipun berlaku pada kehamilan yang teljadi di Iuar nikah dan tidak sah dengan menegaskan bahwa janin yang terbentuk di luar ikatan perkawinan juga mel1lpunyai hak hidup yang sarna. Dan sel1luanya itu berlaku tanpa memperhatikan usia kehamibn, tidak menjadi soal apakah kehal1lilan itu kehamilan dini atau telah l1lenginjak usia empat puluh dua hari lebih atau kurang. Islam l1lemberi Jamo suatu zimma. Zimma adalah status yang l1lel1lberi kualifikasi pada seseorang untuk melaksanakan berbagai Ilak dan kewajibannya, kecuali bahwa yang demikian itu tidak sempurna dalal1l kasus janin, sebab janin juga menikmati haknya, tetapi tidak mempunyai kewajiban. Janin l1lel1lpunyai hak untuk dihubungkan dengan silsilah ayahnya tanpa mengacaukan paternitas. Jika ibunya diceraikan atau seorang janda, maim sang suami tidak boleh l1lenikah dahulu sampai janin dalam kandungan istrinya lahir, hal tersebut bertujui\n L1ntuk l1lenjaga silsilah
. Ias. 17 keturunan agar tetap .Ie
17Hassan Hathout, Revolllsi Sekswl1 PerelllpWllJ: ObsfetJi dan GiIlt:koJogi {/;il:tJ11 Tinjmwn Islam, (Bandung: Mizan, 1995), Cet. ke-2, h. 62
17
Setelah janin "diberi ruh", yang terjadi setelah 120 hari kehamilan, janin telah menjadi
"manusia"
dalam
pengertian
hukum,
dan
Jan1ll
tersebut
telah
memiliki"hak".1 1. Adapun hak-hak umLlm yang diberikan hukum Islam kepada janin adalah sebagai berikut: 1. Hak untuk Hidup.
Anak-anak muslim mempunyai hak untuk dilal;irkan. Islam sangat melarang pembunuhan anak dengan alasan apapun jua, baik lantaran takut akan kemiskinan, ancaman kelaparan atau gairah yang berlebihan akan "kehormatan".l') Ayah dan ibu tidak boleh merenggut hidup sang anak. baik dengan membunuh ataupun dengan menanamnya hidup-hidup, sebagailYJana yang biasa dilakukan orang-orang Arab Jahiliyah. Kctentuan ini berlaku unluk anak laki-Iaki maupun wanita 20 AI-Qur'an sangat mencela hal lersebut sebagaimana yang tertera di beberapa surat dalam aI-QuI"an di bawah ini
Artinya: Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. (S. aI-lsraa': 31).
t3Paz!ur Rahman, op. cit, h. 153 J9'i\bd HI-Rahim lUnuHn, I ..lmll d;m KB, Pcnerjcmah: \luhammad Jj;ls~-illl. (jakarta: Penerbit Lentem. 1997), h. 36 20S vc kh Muhammad -Yusuf Qan.ihawi, H:l1aj d:w II:tm111 d:d/un Isl:l11J. PCl1crjcm;lh: IVlll'~lmn1al Hamidi, (Jakarta: PT. Bina Jlmu, 1993). h. 314
18
Artinya: Dan janganlah kamu membunuh an2k-anakmua karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamll dan kcpada anakanakmu ... (S. al-An'am: 151).
Artinya: Dan apakah bayi-bayi perempllan yang dikubur hidup-hidup ditanya, lantaran dosa apakah mereka dibunuh? (S. at-Tal"vir: 8-9). 2. Warisan.
Hukum Islam mengatakan bahwa selama janin masih berada dalam kandungan ibunya, dia tidak secara langsung memiliki hak waris
Olch karena itu, jika
pemberi wasiat meninggal, sedangkan sang bayi belllJ1i lahir, maka pembagian wan san hams ditunda sampai ia lahir. Hal ini karena tidak ada jaminan pasti bahwa janin akan lahir dengan selamal. Jika ia l"hir dalam keadaan tidak bernyawa, maka ia tidak memiliki hak dalam pembagian warisan. Begitu juga dalam situasi biasa, tidak dapat dikatakan apakah janin akan lahir sebagai laki-Iaki atau perempuan-maka lebih baik menunggu kelahirannya scbelum diberikan, dengan mengingat bahwa ada aturan-aturan khusus yang mengatur pembagian warisan bagi laki-laki dan perempuan 21
3. Penguburan Bayi. Hukum Islam mengatakan bahwa janin yang gugur atall lahir dalam keadaan tidak bernyawa hams dikebumikam selayaknya. Ibn Abidin-pengarang Hashiyah Radd :llAbul Fadl lvlohsin Ebrahim, Abors4 Kontrm:;epsi d:m Alcngtlt:l,';i !(cl1];lndu!:m: I..'ill-isll
Biomedis d:ullm PerspektifIslam, PCllerjel11uh: Sat'i MCUt11:. (B:mdllng: l\liz:lll, 1C)c)B), Cct. kc-2. h. 140
19
al-Muhktar-menunjukkan bahwa janin yang tidak mengeluarkan $llara pada saat lahir hams dimandikan (ghusl), diberi nama, dibllngklls dalam selembar kain
(kqfan), dan dikllbllr, tetapi tidak dipandang perlll Illcmbac" do' a baginya. Hal ini dilakukan baik pada janin yang telah sempllrna mallplln belum. 22 Dengan melihat penjelasan di atas, jelaslah bahwa hukllm Islam sangat menghormati dan melindllngi hak hidllP janin. Penundaan agi1r pembagian warisan ditariggllhkan sampai janin lahir menunjukkan bahwa diperhatikan
sebagaimana
mestinya.
Dan
peraturan
keberadaannya memang yan bo
.
ditetapkan
dalam
pengllburan mayat janin menunjukkan bahwa kesuciannya benar-benar diaklli.
b. Dalam Perspektif Kristen Sesudah berhubllngan suami-istri, dalam waktu bebcrapa jam saja (selambatlambatnya 1-2 hari) slldah terjadi pembllahan sel telur dari 5i ibu olcb spermatozoa dari si bapak menjadi satu sel yang baru yang diberi nama zygote. Arey mengatakan dalam bukllnya "Development Anatomy" babwa zygote (yaitu perpaduan antara sel bapak dan sel ibll) merupakan tanda yang
pasti dari
dimulainya seorang individu yang bartl. Zygote yang teljadi ini sangat kecil, tidak kelihatan oleh mata biasa, tetapi dia sudah ada dan dia sudah merupakan orang itu, satu orang dengan satu kepribadian yang tertentu muncul 2 ' Firman Tuhan mengatakan
bahwa permulaan hidllP Janin itu, mulai hari
pertama, janin itu sudah hidup, bernyawa dan sudah bcmilai sebagai milnusia penuh.
22Ibid '::-~Jusuf,
B.S., Aborsi. (Surabaya: Bukit Zaitul1, '\(98). eer. kC-I, h. 2:1
20
Berdasarkan Firman Tuhan mengenai hal ini, maim orang-orang Kristen sama sekali tidak diperkenankan meJakukan aborsi dalam umur berapa pun. Penghormatan dan perlindungan Kristen terhadap Jani;l sangat besar. Hal ini dapat dilihat dalam Keluaran 21: 22-25: "ApabiJa ada orang berkelahi dan seorang dari mereka tertumbuk kepada seorang perempuan yang sedang mengandung, sehingga keguguran kandungan, tetapi tidak mendapat kecelakaan YiElg membawa maut, maka pastilah ia di dencla sebanyak yang dikenakan oleh suami perempuan itu kepadanya, dan ia harus membayarnya menurul putusan hakim. Tetapi jika perempuan itu mendapat kecelakaan yang mcmbawa maul, lllaka engkau
hams memberikan nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki ....
Sarjana Perjanjian Lama, Keil, berpendapat bahwa ke:enluill1 ·'tidak menclapat kecelakaan yang membawa maut" berlaku untuk ibu maupul1 anak Singkatnya adalah jika bayi yang lahir sebelum waktunya itu hid up, ganti rugi tcrbatas pada kerugian yang dibayar untuk kesusahan dan penderitaan yang ditimbulkan sebagaimana yang dituntut oleh suami dan diputuskan oleh hakim. Akan tetapi, kalau bayi itu celaka atau mati, hukum itu sepenuhnya (mata ganti mata) hams direrapkan 2 " Dalam ayat di atas janin yang belum lahir dinilai begitu tinggi oleh Alkitab sehingga prinsip nyawa ganti nyawa diberlakukan dan pcnyebab abortus yang tidak disengaja itu, "ditengah-tengah suatu perbuatan kejam lainnya". dikenakan hukuman mati. JikaJau penafsiran ini benar, kita akan mempunyai bukti tegas bahwa Alkitab menganggap janin yang belum lahir sebagai "nyawa" dalam pengertian hukum yang seutuhnya. 24
R. C Sproul, Etik:l dan Hik:p Orang Kristen: Bennf dIm S;,Juh di .IJuJ]j:l J11mm Kini, (lawa
Timur: Yayasan Penerbit Gandum hla" 1996), Cet. ke-2, h. 95-96
21
Begitu juga dengan pendapat "jika keeelakaan itL< tidak membawa maut" semata-mata berkenaan dengan sang ibu, maka hukum mata ganti mata tidak berlaku menurut hukum. Akan tetapi bila terjadi komplikasi lebih .iauh terhadap si ibu, maka hukum "mata ganti mata, nyawa ganti nyawa" berlaku.
B. Pengertian Dan Macam-Macam Aborsi Dalam Islam Dan [(listen 1. Pengertian Aborsi
Sebenamya pengeltian aborsi dalam Islam dan Kristen sama sap, yaitu pengguguran kandungan. Perkataan abOltus atau dalam bahasa lnggris disebut dengan
abortion berasal dari bahasa Latin yang berarti gugur ko.ndungan atau keguguran 25 Dalam Ensiklopedia Gereja disebutkan bahwa aborsi
adalah gugurnya buah
kandungan. 26 Sedangkan dalam Ensiklopedi Indonesia dijelaskan bahwa aborsi adalah pengakhiran kehamilan sebelum masa gestasi 28 minggu atau sebelum janin meneapai berat 1. 000 gram
27
Abortus menurut Sardikin Ginaputra-pengajar Fakultas Kedokteran VI Jakarta-ialah pengakhiran kehamilan atau hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
28
Sedangkan Mardjono Reksodiputro mendelenisikan sebagai
penge1uaran hasil konsepsi dari rahim sebelum hasil konsepsi itu dapat lahir seeara
25Chllzaimah T. Yan!S&)() dan Hafiz Anshan (ulj, op. cit, h. '114 "A. Heuken, SJ, Ensik10pedi Gerejtl, (Jakarta: Yayasan Ciptalok;, (:araka. I'J91),.lilid I, h. 18 27El1siklopedi Indonesia I, Abortus, (Jakarta: lkhtiar Bat"J Van I-locve, ·1 WI! 1), 11, 611 28Masjfuk Zuhdi, MastliJ Fiqh~Vtlh: K"pita SeJekta Hllkllm ,[,1:1111, (l ak;lrta: Haii Masagung, 1994), Cet. kc-8, h. 78
22
alamiah dengan adanya kehendak merusak hasil konsepsi tersebut. 29 Menurut Nani Soendo, SH aborsi adalah pengeluaran buah kehamilan pada waktu janin masih demikian kecilnya, sehingga tak dapat hidupJO Sedangkan menurut Abul Fadl Mohsin Ebrahim aborsi adalah berakhirnya kehamilan-dapat terjadi secara spontan akibat kelainan fisik wanita atau karena penyakit biomcdis internal atau mungkin disengaja melalui campur tangan manusia J
I
Dalam bahasa Arab, aborsi disebut dengan istilah isqalll ai-HamIi atau al-
ljhadJ2 Dalam istilah fiqih (aHa 'bir al:/iqh), untuk menyatakan tindakan abortus para fuqaha menggunakan kata-kata isqath, !jhadh, ilqa, thah, dan inzal. Kelima kata tersebut, seperti yang disebutkan Dr. Abdullah bin Abd al-Mukhsin al-Thariqi, pengarang buku Tandhim ai-Nasi wa Mallq!! al-S):ari 'at al-Islamiah Minh, mengandung pengertian yang berdekatan (mlllaqarihal fil al-ma 'nCE). Dengan demikian salah satu di antaranya dapat digunakan untuk menyatakan tindakan abortus.') Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aborsi adalah suatu
tindakan
atau
perbuatan
untuk
mengakhiri
masa
kehamilan
dengan
mengeluarkan janin dari rahim wanita sebelum tiba masa kelahiran secara alamiah.
29Mllrdjono Rck$Odiputro, Pelnb:l1wflWfl J-luklJJJl PcnggllgllJ':m KiIIU!lJl1g;W: KWllpubm Nm;kuhwn:l.-;kuh I1Jniuh d:l!wn Simposilllll AboJ"tll,'i, (Yl}~.w akllrl;l: l)crpll~1;lk;lil11 l)cpartcmall Kc,chatan RI, 1974), h. 9 30Nani Socndo, Abortu.... (LPI-IN Majalah Lembaga Pcmbinllan NH$ionaL \'V {)(J{n sckt. 467), h. 162 31 Abul Fadl Mohsin Ebrahim, op_ cit, h. 125 J2Elga Sarapung, et a1. (ed),Agamn dim KeselwftlJ1 Reproduksi, (fakHrta: Pustaka Sinar Harap;m, 1999), Cet. kc-1, h. 162 .BChuzaimJlh T. 'langt.?;o dan Hafiz i\n'3hari (ed),op, cit, 11. 115
23
2. Macam-macam Aborsi Keguguran bisa terjadi dengan sendirinya (secara alami) clan juga bisa terjadi karena campur tangan manusia. Namun, yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat adalah keguguran yang disengaja. Secara umum, kita dapat mengklasifikasikan praktek aborsi dalam dua kategori besar, yaitu:
a. Abortus Spontan (Spontaneous Abortus) Yaitu pengguguran yang tidak disengaja dan leljadi lanpa tindakan apapun. Aborsi dalam bentuk ini lebih sering terjadi karena titl(IOr di luar kemampuan manusia, seperti penyakit syphilis, kecelakaan, pendarahan (bloodillg), c1emam panas yang hebat, penyakit ginjal, TBC dan lain sebagainya. Paling sedikit ada empat jenis keguguran kanclungan sponlan c1alam tatanan biomedis, yaitu: 1. Keguguran
kandungan
pengeluaran darah yang
terancam,
menUl~ukkan
jika
suatu
kehamilan
c1itandai
dengan
kernungkinan tet:iaclinya miskran.
2. Keguguran kandungan tak terelakan, jika selaput-selaput ilu pecah dan Jamn gugur.
3. Keguguran kandungan tidak sempurna, keluarnya sebagian ari-ari dan atau janin. 4. Keguguran kandungan campuran, jib janin yang meninggal lertahan di dalam rahim untuk jangka waktu yang berlarut-larut
34M~lrzuki Umar
34
Sa'abah, Seks dan Kita, Oakartil: Gcmil Ins:Jlli Prc%. 1()in). (:cr. kc-l, h. 95-96
24
Aborsi spontan oleh ulama disebut dengan istilah i,l'(fUlh 'ajil'lI. yang berarti dimaatkan karena pengguguran seperti ini tidak menimbulkan akibat hukum 35
b. Abortus yang Disengaja (Abortus Provocatus/ iuducet pro Abortion) Yaitu pengguguran yang terjadi sebagai akibat dari suatu perubahan atau tindakan karena adanya campur tangan manusia, Aborsi macam ini terbagi dua, yaitu 1. Abortus Artificialis Therapicus
Yaitu aborsi yang dilakukan seorang dokter alas dasar indikasi medis, dengan tindakan mengeluarkan janin dari rahim sebelum lahi:' secara alami untuk menyelamatkan
Jlwa
ibu
yang
terancam
dipertahankan menurut pemeriksaan medis
36
bila
kelangsungan
kehamilan
Misalny~ karena penyakit-penyakit
yang berat, antara lain penyakit TBC, ginjal, jantung dan lain sebagainya,Aborsi ini dikalangan ulama dis"but dengan istilah al-isqalh al-dharlllJ! atau dengan al-
isqalh al- 'ilajiy, yang mengandung arti aborsi darurat atau aborsi pengobatan 37 2, Abortus Provocatus Criminalis Yaitu aborsi yang dilakukan tanpa indikasi medis, Misa1nya aborsi yang dilakukan untuk meniadakan hasil hubungan seks di Iuar nikah atau untuk mengakhiri kehamilan yang tidak dikehendaki 3S Dalam kalimat lain bisa disebutkan bahwa abortlls
1)/'Ol'OC(ffIJ.I'
cri/uinalis, yang
dikalal1gan ulama Islam disebut dengal1 istilah al-isqalh al-ihklivari atau al-iihadh
35Elg:1 Sarapung, et al. (cd), op_ cit., h. 1()2-163 "Ibid "Ibid 38Ma$jfuk Zuhdi, Islam dan Kellmrgtt Berenc:tJw di /ndoncsh, (Surahay'a:
38-39
I~ina
(lmu, '1986), h.
25
al-Utima'iy, adalah tindakan mengeluarkan janin dari rahim secara sengaJa, dan
tanpa sebab yang membolehkan (darurat) sebelum masa kelahiran tiba.>? Menstrual regulation juga dapat kita kategorikan ke abortus provocatus criminalis. Pengaturan menstruasi biasanya dilaksanakan oleh wanila yang merasa terlambat waktu menstruasinya dan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratoriulll ternyata positif dan mulai mengandung. Dalam keadaan demikian wanita yang terlambat menstruasinya lllelllinta kepada dokter untuk mengakhiri kehamilannya. Pada umulllnya, wanita yang melakukan ahort/ls jll'Ol'ocal/is criminalis karena didorong oleh beberapa hal, antara lain: a. Dorongan Individual. Hal ini meliputi kekhawatiran terhadap kefakiran, tidak ingin mempunyai keluarga hesar,
memelihara
kecantikan,
mempertahankan
status
wanita
karir,
dan
sebagainya.
b. Dorongan Kecantikan. Dorongan ini tilllbul biasanya bila ada kekhawatiran ballwa janin yang ada dalam kandungannya
akan
lahir dalam
keadaan
cacaL
Kel
1111
timbul
disebabkan oleh pengaruh radiasi, abat-obatan, keracunan dan lain scbagainya.
39Chuzaimah T. Yanggo dan Hafiz Anshari (ed), op. dt, h. i 17
26
c. Dorongan Moral. Oorongan ini muncul biasanya karena wanita yang m<:ngandung janin tidak sanggup menenma sanksi sosial dari· masyarakat. elisebabkan hubungan biologis yang tidak memperhatikan moral dan agama, seperti kumpul kebo atau kehamilan di luar nikah 40
3. CaraPelalisanaan Aborsi Untuk menggugurkan kanelungan, banyak cara yang dapat elilakukan. Oi antaranya dengan melakukannya sendiri, dengan meminta pertolongan dukun, ataupun elengan cara menggunakan jasa ahli meelis. Oengan menggunakan jasa ahli medis, pada umUl'1r.ya dilakukan oleh wanitawanita hamil yang hidup di negara-negara eli mana tempat pengguguran diizinkan atau tidak dikenakan ancaman tuntutan kejahatan. T<:t,lpi eli negara-negara yang melarang aborsi, atau tidak dapat memperoleh bantuan ahli l1leclis, dijul11pai jutaan wanita yang harus menyerahkan diri ke tangan dukun-c1ubn, atau karena putus asa mereka mencoba menggugurkan sendiri kandungannya elengan l1lemakai alat-alat yang k asar. 41 Aborsi yang elilakukan sendiri ataupun yang dilakukan oleh dukun yang tielak memiliki keahlian medis, biasanya menggunakan cara-cara yang keras dan kasar, seperti memijat bagian-bagian tertentu, perut dan pinggul misalnya, dari tubuh wanita
·"'Ibid, h. 117-118 'llErik Eckholll1 dan Kathleen Newlan, W':l11iw, Kc,.;c:JwtalJ dUIJ KcfllargH Penerjcmah: Mil$ri tvJaris dan Ny. Sulurto, (1<J1,-,lrt,l: Pellel'llit Sinal' I!aLlpall, [()l)-IJ. h. 2()
BerenCilJ1;/.
27
yang akan digugurkan kandungannya dengan rnaksud unluk rnengeluarkan janin dari rahim. Dalarn penelitian lapangan, lerungkap melode abolsi yang dilakukan sendiri alau dilakukan oleh dukun meliputi: 1. Pijat; 2. Minum pil, jamu-jamuan (jamu terJarnbat bulan, jarnu peiunlur); 3. Kombinasi pijal dan minum jarnu peluntur (pm-aborsi) dar. jamu penyubur berupa air kelapa muda eampur gula putih (pasea-aborsi), semuanya dalarn salu paket; 4. Minum eulm eampur gula; 5. Minum eampuran sprite, ragi tape d'tn es; 6. Minum eampuran nanas muda dan sprite; 7. Makan nanas muda; atau
· 8 . Mmum anggur h'ltam. 42 Sedangkan pengguguran kandungan yang dilakukan seeara medis di rumah sakit-rumah sakit biasanya menggunakan metode-metode sebagai berikut:
1.
Metode D dan C, kependekan dari Dilatation dan Curettage atau pembukaan (Jeher rahim) dan kuret. Dalam metode ini sejenis alat berbentuk sendok (kuret) dimasukkan ke leher rahim untuk mengeluarkan janin sedikit demi sedikit. Bahayanya adalah bahwa alat kuret tersebut dapat meilisakkan dinding rahim. Bila hal ini terjadi, maka perlu dilakukan pembedahan lewat bagian perut.
'I.2Sya fiq Hasyim (ed), klent,knr ''HilEga'' PerCllJpWlJJ: bK.'.-plorw;i Lanju! ;tf;18 Hnk-lwk Reproduksi PerCl11plltlll d;l1um L"l:un, (Bandullg: Nlizan, 19(9), h. '15(,
28
2.
Penghisapan isi kandungan. Dalam metode ini sejenis pipa dimasukkan ke dalam kandungan.
Pipa itu dihubungkan dengan sebuah mesin
penghisap yang
kekuatannya kira-kira 29 kali daya hisap mesin per.ghisflp debu biasa. Dalam proses penghisapan itu, janin akan hancur mcnjadi serat-serat. dan serpihan tulang rawan. 3.
Peracunan dengan garam. Sebagaian cairan plasenta dikeluarkan dari kandungan. Selanjutnya larutan garam disuntikkan ke dalam kandungan. Daya rusak larutan garam tersebut akan menghanguskan lapisan luar kulit si janin, sehingga janin akan kejang-kejang. Bila kejang-kejang tersebut bcrhenti, berarti janin telah mati. Selang satu atau dua hari kemudian, sang ibu akan melahirkan scorang Jamn yang telah mati. ladi, rahimnya telah menjadi kuburan bagi anaknya sendiri.
4.
Intra-Uterine Device (IUD). Secanl populer mctodc ini dilllasyilmkal kan sebagai salah satu alat kontrasepsi. Tujuannya adalah menccgall hcrtclllllllya spcrilla lakilaki c1engan indung telur perempuan. Selain itu scsunggllhnya metode ini juga bersifat menggugurkan, sebab mencegah sebuah indung telur yang sudah dibuahi menempel pada dinding peranakan
43
Ada beberapa faktor yang mendorong sehingga seorang dokter dapat melakukan pengguguran kandungan pada seorang ibu, yaitu antara lain: 1. lndikasi medis, yaitu seorang dokter menggugurkan kandllngan seorang ibu, karena dipandangnya bahwa nyawa wanita yang bersangklltan, tidak dapat
'UJ\.Jarry Rebecca 'Rivkha' E .. Tl1111blJb Ben';:IJ1U1 Salwbm I: B'i1'_ll SlIIl1bt'F A()J}HelJilg Seb:lg
29
ditolong jika kandungannya dipertahankan, karena dihinggapi pcnyakit yang berbahaya, antara lain: a. Penyakit jantung; b. Penyakit paru-paru; c. Penyakit ginjal; d. Penyakit hypeltensi dan sebagainya 2. Indikasi sosial, yaitu dilakukan pengguguran kandungan. karena didorong oleh kesulitan finansial, misalnya: a. Karena seorang ibu sudah menghidupi beberapa orang anak, padahal
Ia
termasuk sangat miskin. b. Karena wanita yang hamil itu, disebabkan hasil pemerkosaan seorang pria yang tidak bertanggung-jawab. c. Karena malu .
sebagamya.
dikatakan dihamili
oleh pna yang bukan
suaminya dan
44
4. Akibat Pelaksanaan Abol"si Pada pembahasan di atas telah dijelaskan bahwa pengguguran adakalanya dilakukan dengan bantuan ahli medis, dukun atau dilakukan sendiri. Pcngguguran yang dilakukan oleh yang bukan ahli dan tidak memenuhi persyaratan medis lebih banyak menimbulkan akibat yang dapat menimbulkan komplikasi atau kematian.
4·; Mahjuddin, Maslullll Fiqbiya1J: Berbag:d Kt,sm; yung Dl1wd;lpi HuklJ/n IsJ:tm 111asa Kinl: (Jakarta: Killam Mulia, 1990), h. 78
00
Di antara akibat yang ditimbulkan aleh pengguguran yang dilakukan aleh ahli medis adalah: 1. Gangguan psikis (al-shadmat al- 'asabiyat)
Ini dapal wjacli ketika alat untuk
memperlebar mulut rahim (uterus) c1imasukkan, atau setelah tembusnya vagina atau dinding rahim. Kadang-kadang terjacli setelah kejaclian cairan hidralik yang berbeda dimasukkan. 2. Pendarahan (blooding) sebagai akibat c1ari penggunaan abat-abatan clan alat_alat.
45
Sedangkan pengguguran kandungan tanpa menggunakan bantuan medis, lebih beresika dibandingkan dengan cara legal, antara lain: 1.
Jaringan isi perut yang terluka.
2.
Infeksi pada tabungfalopia.
3.
Perfarasi ke dalam rangga peritoneal.
4.
Infeksi pada indung telur.
5.
Infeksi pada bagian dalam saluran kencing.
6.
Pcrfarasi melalui sisi ari-ari sehingga mcnimbulkan pcndarallan dari sebelah dalam.
7.
Darah membeku (mungkin kena infeksi) atau embolismc udma.
8.
Bentuk cacat pada janin.
9.
Tergoresnya leher rahim.
10. Terkayaknya dinding vagina
46
45Chuzaimah '1', )"anggo (lm Hafiz i\.nshari (ed), op. cit, h, 119 46l\Iarzuki Umar Sa'abah, up. cit, h, 101-102
31
Inilah beberapa akibat dan komplikasi yang timbul clari usaha pengguguran, dan tidak sedikit yang mengakibatkan kematian.
C. PandlUlgan Hulmm Islam Dan Kristen Tentang Abo"si 1. Dari Aspek Moral Islam dan Kristen
a. Dalam Perspektif Islam Sebagaimana telah diuraikan dalam pembahasan sebelumnya, bahwa janin seeara berkesinambungan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan menuju kesempurnaan, yang di mulai dari pembuahan antara sperma clan ovum sampai ditiupkan ruh kedalamnya. Suatu ketetapan yang bersifat sunnatullah bahwa janin itu kelak akan lahir ke dunia dan menempuh kehidupan di alam 'lyata. Oleh karena itu melakukan praktek aborsi dipandang sebagai suatu pcrbuatan yang mengandung impiikasi kejahatan, dan sudah barang tentu bersifat haram. Kenyataan bahwa manusia merupakan makhluk yang dirnuliakan oleh Allah clapat clipahami dalam surat al-Israa' ayat 70, yang berbunyi:
Artinya: "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, dan Kami angkut mereka di daratan dan di lautan .... (S. al-Israa': 70). Islam memandang setiap anak yang lahir Ice dunia ini dalam keadaan suei dan
)2
Arlianya: "Dari Abu Hurairah r. a berkala ia, telah bcrsabda Nabi Muhammad SAW: Seliap anak dilahirkan berada dalam keadaan suei-bersih (jitrah). Kedua orang-tuanyalah yang menyebabkan anak ilu menjadi Yahudi, Nashrani alaupun Majusi. (H. R. Muslim) Yang dimaksud dengan fitrah dalam hadils lersebut mengimplikasikan dua makna, yaitu pertama bahwa dasar pembawaan manusi'l itu (I/il/l1al1 1Ia/llre) adalah bersifat religius dan menentang segala macam bentuk pen,;kafiran (mheism), artinya bahwa manusia dari dasar pembawaan adalah mahkluk yang beragama dan percaya pada kekuasaan AJlah secara murni (pure mOllotheism) atau tauhid khalish. Hal ini sesuai dengan firman AJlah SWT dalam surat aI-A 'raaf ayat 172, yang berbunyi:
... J. ~ /J.{ 4' / / 7. /)/.." ~ C. .). q...e, " T-;'., // (':'1 (. ~ \ C...t 1 :;--/ ( : , ,I 'i .~~.... '.-" / l~ • I vr '. u.y .::II) '" \.;;,a.....::, I J:~],J~ ,.,).:;:'" 2-,,'?,....J1 /-;:- L>. \ ~/ Artinya: "Dan (ingatlah) ketika TuhamTIu rnengeluarkan keturunan anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengarnbil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya bClrfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?". Mereka menjawab: "Betul (Engkau adalah Tuhan kami). kami menjadi saksi"... Ayat tersebut menunjukkan kepada kita bahwa rnanusia sebelum dilahirkan kedunia ini, telah rnengakui ke-Esaan AJlah dan kekuasaannya, atau apa yang seling disebut Nurcholish Madjid dengan perjanjian primordial antara Allah dengan manusia. Dan di sinilah fitrah manusia terbentuk. Pengerlian
yang
kedua
dari
tHrah
adalah
kesllciaan
(pl/rity),
yang
mengandung arti bahwa manusia yang dilahirkan berada dalam kesucian atau bersih dari segala macam dosa. Hal ini dapat kita pahami melalEj Firman Allah dalam surat an-Najm ayat 38, yang berbunyi:
33
Artinya: "Bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain". (S. an-Najm: 38). Dengan memperhatikan firman Allah yang mengatakan hahwa manusia adalah mahkluk yang mulia dan hadits yang menyatakan bahwa semua anak manusia dilahirkan
dalam
keadaan
sue]
dan
bersih.
serta
proses
pertumbuhan
dan
perkembangan janin, maim jelaslah bahwa tindakan pcngguguran adalah suatu tindakan yang melanggar etika dan moral ke-Islaman ,erta ll1erusak kell1uliaan manusia yang dianugerahkan AJlah
47
b. Dalam Perspektif Kristen Tidak hanya Islam yang seeara tegas mclarang dan ll1engutuk praktek aborsi. Konfcrensi Waligereja Indonesia (KWl) juga melarang dan mengutuk praktek tereela tersebut. Menurutnya, aborsi mutlak harus ditolak karena tidak saja bertentangan dengan etika moral Kristen, tctapi juga bertentangan dengan asas hukum positif negara Indonesia yaitu Paneasila dan UUD 1945, serta peraturan perundang-undang lainnya yang ada di negara hukum Indonesia. Manusia dieiptakan "menu rut gambaran i\llah" (Keiadian I 27), yang artinya adalah manusia diciptakan Allah begitu rupa, sehingga manusia scdikit banyak menyerupai Allah. Dengan kata lain, keberadaan Allah sebagai Tuhan adalah eontoh untuk keberadaan manusia sebagai manusia. Berlainan rlengan makhluk Iainnya
.li(]1UZilil11'
T. Yanggo dan Hafiz /\nshllri (ed), op_ dt., h. 123
34
(yang semua dijadikan menurut "jenis" mereka sendiri yang diciptakan menurut gambar Allah.
(all sleh),
hanya manUSIa saJa
Hanya dialah yang mendapat tugas
"mencenninkan" keberadaan Allah di dunia. Artinya. manusia hams bersikap dan berlaku terhadap makhluk-makhluk lainnya sebagaiman Allah bersikap terhadap ciptaan-Nya 48 Menurut Kitab Suci PL, manusia adaiah ciptaan Allah yang paling tinggi dan sempurna, yang menonjol atas segalanya kanona diciptakan sebagai citra AlIah,,49 Dari keterangan di atas dapat kita ketahui bahwH melakukan tindakan pengguguran berarti telah melakukan suatu dosa besar. yaitu membunuh cHlon manusia yang merupakan "citra Allah", dan melanggar etika moral Kristiani, karena telah merusak ciptaan Allah yang paling tinggi dan sempurna.
2. Dad Aspek Hulmm Jinayat (Pidana Islam) dnn Pandangan Alkitab Tentang Aborsi a. Perspel{tif Hulmm Jinayat (Pidana Islam) Sebagaimana telah dijelaskan dalam pembahasan yang terdahulu bahwa pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim melalui tahap-tahap al7-l7uth/ah,
al- 'alaqah, al-l71udhghah dan nafkh ar-ruh. Dan untuk mempermudah pembahasan berikutnya karena menyangkut kajian hukum, maka Prof "Abd ai-Rahim "Umran dalam bukunya yang berjuJul Islam & KB, membagi tiga tingkatan waktu yang dimasukkan ke dalam pertimbangan para ulama mengenai aborsi, yaitu:
4BNico Syukur, Pengantar Teologi, ('y'ogyak:irta; !(anisim. 199'1). Cct. kc- t. h. ~l"l ·"A. Heuken, SJ, EnsjJdopedb Gerejfl, (Jakarta: Yaya"\11 CiptaiGka Caraka. 1993).lilid 2, h. 126
(i) sebelum 40 hari, (ii) sebelum 120 hari, dan (iii) scsudah 120 hari. Batas 120 hari didasarkan pada hadits "empat p;Jluhan", di mana Nabi SAW memberitahukan bahwa janin ditahan sebagai IIII/hfah selama empat pu1uh hari; sebagai 'alaqah empat puluh hari berikutnya; kemudian I11l1dhRhah 1I11tuk empat puluh hari lagi. Sete1ah itu (sckitar 120 hari) penyawaan ttlrjadi. 51!
AI1inya: "Sesungguhnya setiap kamu dikumpulkan dalam rahim ibumu selama empat puluh hari, kemlldian berubah menjadi sesuatu yang melekat juga dalam masa empat puluh hari, kemudian berubah menjadi gumpalan daging juga dalam masa empat puluh hari. Setelah itu Allah mengutus malaikat untuk melengkapi empat hal, yaitu rezeki, ajal, sengsara dan bahagia. Bal1llah setelah itu ditiupkan mh ke dalamnya. (R. R. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi) Para ulama sepakat untuk mengharamkan pengguguran yang dilakukan pada waktu janin sudah diberi nyawa (najkh ar-mh). Perbuatan itu ctipandang sebagai tindak pidana (jarimah) yang tidak halal dilakukan oleh seorang muslim, sebab
50'Abd Ill-Rahim 'Umral1, op_ cit., h. 231
37
yang lebih besar dijauhkan dengan resiko yang lebih kecil, dan nyawa
Sl
ibu
didahulukan atas nyawa si janin, karena si ibu adalah sUl11bcr asalnya 53
Mazhab Maliki Pandangan mazhab ini mengenai aborsi ditemukan dalal11 Hashiyah adDasuqi. Dikatakan bahwa tidak boleh untuk melakukan aborsi bila air mani telah tersimpan dalam rahim, meskipun belum berumur empat puluh hari. Setelah peniupan mh, aborsi. sarna sekali diharamkan. 54 Hanya al-Lakhim yang mengizinkan sebelum empat puiuh hari 55
Mazhab Syafi'i Para penganut Mazhab Syafi'i, terpecah dalam hal aborsi sebelum 120 hari. Sebagian ulama mazhab ini, seperti Ibn al-'Imad dan al-Ghazali, melarangnya. Sedangkan ulama yang lainnya, seperti Muhammad Ibn Abj Said, l11engizinkannya sebagai nuthfah dan 'alaqah (80 hari), dan yang lainnya lagi mengizinkannya sebelum 120 hari 56
Mazhab Hanbali Ibn Qudamah dalam al-Mughni, berpendapat b"hwa "Barang siapa memukul perut wanita hamil dan dia mengalami keguguran karenanya, l11aka orang yang memukulnya harus mel11berikan uang tebusan. Begitu juga, bila seorang wanita hamil rneminll111 obat yang menyebabkan dia kegugllran, maka dia harus memberikan liang tebllsan juga". 57
S:"Abd aI-Rahim 'Umran, op_ cit, h. 232 54Abul Fadl Mohsin Ebrahim, IDe. cit 55 ~\bd al-Rahi!'n 'UmranJ Joe. cit S{'Ibid. 571\huJ F'adl Mohsin l':Jmlhim. loe. (:it.
38
Menggunakan obat untuk mengeluarkan kandungan sebelu111 empat puluh hari diizinkan, sedangkan lebih dari empat puluh hari haram huku111nya. Mazhab Zaidi Aborsi diperkenankan sebe!um 120 hari, hal ini didasarkan qiyas kepada al-' Azl. Mazhab Syi'ah Imamiyah Aborsi tidak diizinkan pada saat manapun Mazhab Zhahiri (Imam Dawud Ibn Khalaf, M. 883 M) Aborsi Tidak diizinkan sebelum 120 hari, tetapi tidak sa111a dengan pembunuhan. Setelah 120 hari, aborsi sama dengan pe111bunuhan. Mazhab Ibadhi (Imam 'Abdullah Ibn Ibadah, M. 708 M) Aborsi tidak diizinkan di saat manapun, dan si ibu tidak boleh melakukan apa pun (seperti me111bawa benda berat) atau menelan sesuatu yang merugikan si janin 58 Dari keterangan di atas dapat kita ketahui bahwa Mazhab Hanafi-lah yang tampaknya paling fleksibel dalam memandang masalah aborsi ini. Mazhab ini menjelaskan bahwa sebelum bulan keempat kehamilan, aborsi dapat dilakukan bila kehamilan barn dapat 111engancam kehidupan bayi yang sudah ada sebelumnya. Adapun Mazhab Maliki berpendapat bahwa aborsi tidak dapat dilakukan setelah pembuahan terjadi, sedangkan Mazhab Syafi'i mengatakan bahwa janin tidak boleh diganggu pada tahap apapun bila pembuahan telah terjadi dan gangguan pada perkembangannya adalah suatu kejahatan. Mazhab Haflbali meng2.takan bahwa wajib
58' Abd
aI-Rahim 'Umran, op_ cit, h. 232-233.
39
membayar uang tebusan bagi siapa saja yang menyebabkan terjadinya keguguran, dan menetapkan aborsi adalah suatu dosa besar. Dr. al-Buti --Dekan Fakultas Syari' ah di Damsyik pada tahun 1976-berpendapat bahwa aborsi diboIehkan sebelum bulan keempat kehamilan dalam tiga kasus berikut: 1. Apabila dikhawatirkan oleh dokter bahwa kehidupan ibu terancam akibat kehamilan. 2. Jika dikhawatirkan kehamilan akan menyebabkan timbu!nya penyakit di tubuh si ibu. 3. Dalam kasus apabila kehamilan baru menyebabkan terhentinya proses menyusur dan bayi yang ada sangat tergantung pada susu ibunya agar tetap hidup 5'! Alasan yang dikemukakan bagi sebagian mazhab yang mengharamkan aborsi sebelum ditiupkannya ruh adalah bahwa sesungguhnya janin (embrio) pada saat itu sudah ada kehidupan yang patut dihormati yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Adapun dalil yang dikemukakan untuk mendukung pendapat mereka
59Abul Fadllvfohsin b:brahim, Joe. cit
40
Artinya: telah bersabda Rasulullah SAW: "Sesungguhnya Allah SWT bila ingin menciptakan manusia (al-'abd), Ia mempertemukan antara laki-Iaki dan perempuan yang kemudian akan memancar sperma ke setiap pembuluh dan anggotanya. Jika sudah sampai pada hari ke tujuh, Allah SWT menghimpunnya lalu mendatangkan pada setiap pembul'Jhnya, kecuali pada penciptaan Adam". (H. R. at-Thabrani). Hadits ini menunjukkan bahwa tahap penciptaan dan pembentukan manusia dimulai pada sperma (an-nutl!fah). Kalau pembentukan sudah di mulai pada tahap ini, maka menggugurkan kandungan adalah suatu hal yang tidak dibolehkan. Dan di hadits lain yang dijadikan sebagai daHl, yaitu hadits dari Ibn Mas'ud yang berbunyi: I /1 q. / " ..? ,,,,,;{/, j, ~n') \~",,·~I':;I/,1V~/ "I. ,
d;l~ ,\2./
F ,/ ;;-
.)'/,,~. /' ~\~I
~ J/~~r ~.:/L3 />' ~--}ff: ~
/·t
J /\," ~i~\~C.(40:.ILt ~J :~:!!.~~~/: 11(\/=l; ~ ~:J / ./ ::/..T. ~d .f;:!> ' " J/-~~ ( // // m
/'
Y
z..
J/1)~~~
/~e~~/
(Aj.J-)I-').J')~I;)~.JOY-'S-WI"Ii'l) 'ml~?('-0J~",-'
Artinya: "Sesungguhnya setiap kamu dikumpulkan di dalam rahim ibumu selama empat pulub hari, kemudian berubah menJadJ sesuatu yang melekat juga dalam masa empat puluh hari, kemudian berubah menjadi segumpal daging juga dalam masa empat puluh hari. Setelah itu Allah mengutus malaikat untuk melengkapi empat hal, yaitu .ezeki, ajal, sengsara dan bahagia. Barulah setelah itu ditiupkan ruh kedalamnya. (H. R Bul{hari, Muslim, Abu Daud dan Tirlllidzi). Hadits tersebut menunjukkan bahwa Allah SWT :llenghimpun penciptaan Jamn dalam rahim ibunya, yang berupa cairan sperma dalam keadaan tersembunyi. Karena penciptaan itu sudah dimulai pada sperma, maIm ia tidak boleh dianiaya dan digugurkan.
60
60Chuzaimah T. Yanggo dan Hafiz Al1$hari (etO.op. dt, h. -124
41
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sejak bertemunya sel sperma dengan ovum dan sudah terjadi pembuahan, aborsi dipandang sebagai suatu kejahatan dan haram hukumnya. Meskipun janin belum b(;rnyawa.. karena sudah ada kehidupan pada si janin yang sedang mengalami pertumbuhan dan persiapan untuk menjadi mahkluk barn yang bernyawa, yang disebut dengan manusia, maka janin tersebut harns dihormati dan dilindungi eksistensinya. Oleh sebab itu, pengguguran sejak adanya pembuahan adalah haram hukumnya. Makin besar kandungan, maka makin besar pula implikasi hukumnya (tindak pidananya). Adapun setelah penyawaan (setelah 120 hari), menggugllrkan kandungan dilarang
berdasarkan
ijma'
para ulama,
kecuali
apabila
hal
itll
mernpakan
perlindungan bagi nyawa si ibu. Jikalau anak yang berada dalam kandllngan si ibu boleh jadi membawa kematian bagi seorang perempuan, dalam hal ini ibunya, lantaran ada ilatnya-seperti bayi terlalu besar, punya penyakit bawaan, pinggul si ibu kecil dan sempit, dan lain sebagainya-maka dalam hal ini tidak ada jalan lain untuk menyelamatkan perempuan selain menggugurkan kandungannya. Dalam hal ini, perbuatan
tersebut
bukan
pengorbanan.
Sudah
barang
tentll
orang
akan
mengutamakan kehidupan ibu yang mengandung ini sekalipun antal'a dia dengan kandungan itu sama-sama berhak untuk hidup. Tidak masuk akal, jikalau kehidupan perempuan itu dikorbankan untuk kepentingan anak yang beJum lahir, karena anak yang dalam kandungan ini belum lagi mempunyai hak dan kewajibanf,1
61Muhammad Alwi al-Maliki aJ-Hasani, Etik:'l c1t/111J11 RWIWb TanggII I."JaJn, Penerjemah: Halimuddin, SH., (Surabaya: PT. Bungkul Inclah, 1996), h. 159
42
Dalam kasus ini sesuai dengan kaedah ushulliqhi yang menyatakan bahwa aldharllral 11Ibih al-mahzlIral (keadaan darnrat membolehkan hal yang teriarang). Pada
konteks iui, suatu perbuatan yang dilarang dan diharall1kan, telapi akan membawa kesulitan besar yang dapat mengancam jiwa bila perbuatan itu tidak dilakukan, maka dalarn keadaan terpaksa hal itu boleh dilakukan
62
b. PCI'spektif Alldtab Alkitab berkata bahwa setiap kita memiliki hubungan yang khusus dengan Allah, yang sudah dimulai sebelum kita dilahirkan. Yeremia mcnulis: Firman Allah datang kepadaku, bunyinya "sebelulll Ab ll1ell1bentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkali, dan sebelum engkau dilahirkan, Aku telah mengkuduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." (Yeremia 1: 4-5). Daud, penulis Kitab Mazmur dan Raja, menuliskan lebih spesitik: Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku ... Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi .... Mata-ml.l melihat selagi aim bakal anak dan dalam Kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu haripun daripadanya.(Mazmur 139: 11_16)61 Alkitab juga menekankan betapa berharganya hidup seliap manusia. "Jangan membunuh" mernpakan salah satu dari sepuluh hukum yang ditulis Allah dengan
(,2Umar Syihab, I-Iukllfll Islmll dfm TrtlllSfornwsi PCJ11J'ldmn, (Sel1l;lrilllg: [)[j\l/\S, '1996), Cct
ke-1, h. 152
63Bill J\.meiss dan J~U1e Graver, CintuJ Seks dUJl Allah: MCIT1ecubk.,m 1!Jfl..,;tl:th-J1W8a]:m 511Jit eli Ktl1angan Remf1ja Dengan Penuh Kemium, Pencrjcmah: Okdriati S. Handovo. (\'og~'akarta: Yayasan Andi, 1998), h. 1:\8
tangan-Nya sendiri dan diberikan dengan cara yang khusus kepada umat-Nya. (Keluaran 20: 13). Dalam banyak negara, masalah aborsi diatLIJ oleh undang-undang yang biasanya memperhatikan hal-hal yang menyangkut masyarakat maupun etika moral kebudayaan dan agama. Perundangan yang membebaskan dari hukuman belum membenarkan aborsi menurut penilaian etis-moral. "Hukllman kadang tidak dapat mengubah yang jahat menjadi baik, melainkan hanya mellgllbah yang ilcgal menjadi legal". Rasa kesusilaan pada umumnya pasti dipengaruhi oleh hukuman dan undangundang semacam ini dan juga etika profesi medis akan ikut dipengaruhi. Asas tujuan etis bagi profesi medis adalah untuk mengobali dan menghindari penyakit. Hidup tidak bolch dimusnahkan dengan sengaja. Oleh scbab ilu, tenaga medis tidak boleh diperalat untuk melakukan aborsi oleh siapapun, kalau hal ini tidak sesuai dengan keyakinan dan agama yang bersangkutan. Dan sebagai orang Kristen seharusnya mereka lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia. (Kisah 5: 29). Menurut pandangan A1kitab, pembunuhan merupakan dosa yang berat yang menuntut hukuman (Kejadian 9: 5-6). Juga pembunuhan yang terjadi tidak dengan disengaja disebut sebagai dosa yang harus c1ihukum (Keluaran 21: 22-25). Dalam perjanjian Lama berlaku hukum " nyawa ganti nyawa". Pembunuhan orang yang tidak bersalah adalah kekejian bagi Tuhan (Keluaran 23:7; Amsal 6: 16-17). Ini lebih berat dari dosa-dosa yang lain. Ada seruan untuk melindungi mereka yang ada dalam bahaya, mereka yang tidak dapat menolong diri sendiri. Alasan "lidak tahu" tidak diterima oleh ruhan. (Amsal 24: 11-12). Berdasarkan ayat-ayat di atas, dapat dilihat bahwa aborsi adalah merampas nyawa seorang manusia yang tidak berdaya. Julaan embrio dibunllh seliap lahun di
44
seluruh dunia, dan ini merupakan suatu kejahatan dan dosa besar. Menurut Alkitab, embrio adalah manusia di mala Tuhan yang sangat berharga. Satu-satunya pegangan bagi orang Kristen adaiah Alkitab, yaitu lirman Allah. Tetapi sebab aborsi juga berkaitan dengan banyak si'lgi yang membutuhkan pengertian manusia. Namun manusia patut bersyukur kepada Tlihan, karena segi-segi lainpun banyak yang menerima dan mengaminkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah Yang Maha Kuasa, Pencipta seisi bumi. Tidak ada ajaran dalam Peljanjian Lama ataupun Peljanjmn Baru yang dengan tegas mengutuk atau memaatl
"'It C. Sprout, op. cit, h. 94
45
baru untuk hidup sendiri dengan pembentukan indlvidu yang dimulai pada saat pengguntingan tali pusar. Pendapat lain mengatakan bahwa janin itu menjadi manusia pada saat adanya "tanda-tanda
kehidupannya"
yaitu
gerakan janin.
Sedangkan
pendapat
lain
mengatakan bahwa pada saat sistem peredaran darah sudah sepenuhnya berkembang. Orang lain mengatakan bahwa prinsip hidup dalam Perjanjian Lama adalah "nafas" hidup di dalam manusia. Oleh karena itu, hidup akan ada bila paru-paru sudah terbentuk dan janin dapat bernafas sendiri. Saat penghamilan dilihat oleh banyak kelompok sebagai permulaan kehidupan, karena pada saat itu terdapat segala kemungkinan tumbuhnya manusia. Dalam bukunya yang berjudul Aborsi, Pdt Jusuf 13. S mengatakan bahwa sesudah berhubungan suami-istri, dalam waktu beberapa jam saja (selambatlambatnya 1-2 hari) sudah terjadi pembuahan sel telur dar! 5i ibu oleh spermatozoa dari si bapak, menjadi satu sel yang baru yang diberi nama z).gote .',5 Dalam Peljanjian Baru, kata abortus hanya dipakai dalam kiasan. Satu bagian yang sering disebut untuk mendukung pendirian anti aborsi adalah Lukas I: 39-42, ketika Maria mengunjungi Elizabeth dan "melonjaklah anak yang ada di dalam rahimnya. Abortus provocatus ditolak oleh semua gereja. Gercia-gereja Protestan dapat mengakui indikasi medis yang jelas, sedangkan Gereja Katolik hanya mengakui
65.Jusuf, B. S, op. cit., h. 9
46
indikasi yang vital."6 Beberapa indikasi untuk abortus provocatus adalah sebagai berikut: I.
Indikasi Vital. Tindakan abortus provocatus dapat
ditolerir dengan alasan demi untuk
menyelamatkan nyawa ibu bilamana kehamilan atau persalinan mengancam nyawa ibu (penyakit yang berat, gangguan jiwa yang bera! yang mengandung bahaya membunuh diri). Oengan kemajuan ilmu kesehatan dan teknologi, indikasi ini jarang dipakai. Namun bagi mereka yang tidak mampu, meJ1Jpakan peluang dan jalan keluar terbaik tanpa
h3rLIS
1m
merasa bersalah dan
berdosa karena telah melakukan aborsi. Oalam hal illi alasan sosial-ekonomi tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, seperti yang clikatakan oleh Dr. Abinello. 2.
Indikasi Eugenis. Oalam kondisi ini tindakan abortus provocatus dibolehkall dellgan alasan kehamilall dan kelahirall akan membuat bayi menjgdi cacat atau sedemikiall saki!, sehingga kemungkillan untuk melljalankan sualu ·'hiclup yang berharga" tidak ada. Namun yang ditakutkan dengan aclanya illclikasi eugenis gampang clapat disalah-gunakan menjadi manipulasi manusia. baik oleh pemerintah maupun golongan-golongan tertentu.
(j('Rcnatc Kuhl, Etilm Sek..mul, (lawll Timur: Yaya:;an PCfsckutuan Pck.aharan Iniil Indol1c$ia), h. 91
4X
Undang-undang aborsi 1967 mengatakan bahwa, " .. seorang wanita tidak boleh dijatuhi hukuman bila ia mengakhiri kehamilan dengan bantuan tenaga medis yang sudah mempunyai izin, bilamana tenaga medis tersebut melakukan aborsi dengan cara yang baik .... ,,69 Namun interpretasi dokter btrbeda-beda tentang undangundang tersebut sehingga pemahaman tentang aborsi juga be:variasi. Ada celah pada undang-undang abors: yang memungkinkan para dokter menolak membantu seorang wanita yang ingin melakukan aborsi, kecuali bila kehamilan itu membahayakan kehidupannya. Oleh karena iw, permintaan seorang wanita akan nasehat dan perawatan dapat ditolak bila dokter tersebut mendasarkan penolakan aborsi pada alasan moral dan relegius. Agama Katolik dengan tegas sekali melarang aborsi yang dianggapnya sebagai membunuh kehidupan seorang manusia?O Gereja Katolik menentang habis-habisan terhadap abortus provocatus tanpa adanya indikasi vital yang dapat membahayakan jiwa sang ibu yang akan melahirkannya. Persoalan terakhir adalah yang mcnyangkul gereja dan negara. Banyak orang Kristen berpendapat bahwa apa yang diatur negara dalam undangundang bukan urasan gereja, karena gereja tidak harus mengatur moralitas. Tetapi negara memang mempunyai tanggung jawab untuk membuat undang-undang yang mengatur moralitas. Fungsi utama negara adalah melindungi masyarakat dan nyawa umat manusia. Apabila negara terlibat dalam pembuatan undang-undang yang tidak menghormati dan tidak memajukan kesucian nyawa, maka gereja harus berbicara. Walaupun orang Kristen mengakui pemisahan kekuasaan antara gereja dan negara, mAlison Frater dan Catherine \XJright, DileJ11:.l Abortus, (fakllrta: PCl1l'rbit Arcan, 1995), Pencrjemah: Lilian 'luwono, Cet. ke-2, h. 58 7HIbi(l, h. 59-70
49
namun mereka tidak dapat mengakui otonomi negara dihadapan Allah. Menumt mereka negara adalah pelayan Allah juga. Untuk pemndang-undangan mengenai masalah aborsi ini, gereJa mempunyai tanggung jawab untuk angkat bicara karena inti persoalannya adalah kesucian nyawa. Pembahasan di gereja cendemng di pusatkan pada pilihan ketiga (tertium quid), yang dikenal sebagai pendapat tentang adanya "Rak Untuk Memilih", suatu pendapat yang tems bertambah populer. 71 Dalam permasalahan aborsi ini memunculkan strategi orang-orang yang pro kepada aborsi yang dipelopori oleh badan Planned Parenthood, yaitu suatu strategi tertua yang berbunyi "pisahkan dan basmi". Berbagai golongan Gcreja Protestan yang utama telah diminta untuk membantu maksud disetujuinya aborsi ,ltas dasar bahwa hak··hak asasi manusia dilanggar oleh kekuatan tiran! tunggal Katolik Roma yang bersifat menindas. Karena ingin melawan tirani dan mempertahankan hak-hak asazi manusia, maka tak terhitung banyaknya pendeta dan a1iran Protestan yang memilih jalan tengah antara pro-nyawa dan pro-aborsi dan golongan via media atau setengah moderat memilih golongan pro hak memilih 72
3. Hukumau Bagi Para Pclalm Aborsi a. Dalam PCI'spcktif Islam Dari
uraian
sebelllmnya
dapat
dipahami
bahwa
pcnggllgllran
dalam
pandangan hukum Islam termasuk perbuatan keji dan mel'upabn suatu tindak pidana
"K C. Sproul, op.cit,h. 104 "Ibid
50
yang tentunya mendapat ancaman hukuman. Hukul11an terhadap pelaku aborsi tidak dapat disamakan dengan hukuman terhadap pelaku pembunuhan biasa, karena janin yang dihancurkan kemungkinannya untuk hidup masih bersiHn semu yang artinya keberadaannya di alam nyata masih dipertanyakan apakah
I
akan lahir dalam
keadaan hidup atau tidak bernyawa. Sedangkan pembcilluhan dianggap sebagai kejahatan lerhadap manusia yang keberadaannya di alam nyata sudah pasti dan sudah memiliki hak dan kewajiban dihadapan hukum. Tampaknya hukuman yang lebih tepat dijatuhkan kepada para pelaku aborsi adalah hukuman denda, yang dalam istilah I1gh dikenal dengan istilah gf/llrrah (nishf 'usyr diyat).73 Secara harl1ah af-ghllrrah berarti pemutihan pada dahi seekor kuda,
lebih besar dari satu dirham atau seukuran satu dirham. Tetapi 3ecara teknis, kata ini berkaitan dengan kompensasi karena menghancurkan kehidupan seorang anak dalam rahim 74 Adapun literatur hadits yang dijadikan sebagai rujukan tentang af-ghllrrah
F '.- // . 0J"~JJ-;3~g,'_::.'f·"! .- ~~;!yJt;Jl;$~\1&,;~~~Qs
~~~: "
1
/
/.
i,/
/
I.
•
~,
I
r/'
1'1 ).O~-'-'~':f';> -/, \,?i '\/ _t-i (...c,IS',b!,/ -;. J
&
/-
... /
:/
~
r
~
:J
4
/
...-
/ ,,'J'? r-:' /, '''~'~ J / c::l.; -:~j, \.0 "', / ': :,..:~~(,;.-slllJ:l1pl
J,
c=:ll>/
e/ /-.; cs-- ~(...-"'~ /"
:/
Y,
Artinya: "Salah seorang dari dua perempuan Bani Huzeil melempar saudaranya (juga dari perempuan Bani Huzeil) hingga gugur kandungannya. Kemudian Rasulullah SAW menghukumnya dengan alghurrah seorang sahaya laid-laId atau perempuan.
(H. R Buldlari dad Abu Hurairah). Berdasarkan hadits di atas para ulama Islam berpend apat bahwa pembayaran al-gurrah diharuskan untuk semua kasus serangan terhadap janin. Tetapi, terdapat 73
Chuznllll11h T. Yanggo dan Hafiz Al1shari (erij, op. cit., h. I2l) Fadl 7\:fohsin Ebrahim, op. cit., h. '166-167
7'1 Abul
• 51
perbedaan perndapat mengenai perlunya memenuhi kewajiban ini, dalam kasus di mana janin yang diserang, terpisah dad tubuh ibunya saat masih dalam keadaan yang belum terbentuk. Imam Malik mengatakan bahwa al-ghllrrah dibayar walaupun janin dalam keadaan belum terbentuk. Imam Abu Hanifah dan Imam Syati'i berpendapat bahwa al-ghllrrah tetap harns dibayar karena yang nantinya keluar dari tubuh seorang wanita merupakan awal dari penciptaan manusia
Mazhab Hanbali berpendapat
bahwa setiap tindakan untuk mengakhiri kehamilan (misalnya minum obat tertentu) yang dilakukan sebelum ernpat puluh hari kehamilan tidak perlu membayar al-
ghllrrah 75 Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa al-ghurrah berarti kompensasi yang hams dibayar karena menghancurkan sesuatu yang berada dalam rahim. Dan masalah lain yang berhubungan dengan al-ghllrrah adaJah kepada siapa denda itu diwajibkan, bagi siapa denda itu serta kapan kewajiban Illelllbayar diyal secara penuh
(d/yah al-kamilah). 1. Siapa yang harus menanggung denda kcjahalan pcnggllguran alau siapa yang bertanggung jawab membayar al-ghllrrah Perlu dilegaskan bahwa serangan lerhadap janin danat dilakllkan oleh wanita hamil itu sendiri atau oleh orang lain yang tindakan brntalnya ditLtjukan kepada si wanita hami! tetapi secara tidak langsung menyebabkan kegugllran. Mazhab Hanati dan Syafi'i mcngatakan bahwa al-ghurrah harus dibayar oich kelliarga dari pihak ayah wanita hamil jika wanita ini yang bertanggung jawab alas serangan pada janinnya,
"Ibid, h. 167
52
atau oleh keluarga lain yang seeara tidak langsung menyebabkan wanita hamil mangalami keguguran. Alasannya adalah, Pertama tidak dapat sepenuhnya elikatakan bahwa keguguran atau kematian janin terjadi akibat tindakan brutal terhadap wanita hamil, sedangkan alasan yang kedua adalah bahwa serangan tidak ditujukan langsung kepada janin, tetapi dimaksudkan lIntuk melukai wanita hamil
Menurut mazhab Hanbali, bila janin meninggal bersama dcngan ibunya dan serangan ditujukan kepada ibunya aelalah suatu kekhilafan atau tidak discngaja, maka kompensasi penuh (bagi ibu yang meninggal) elan al-KIlIIrrah adalah tanggung jawab keluarga (yang bersalah melakukan serangan). Tctapi, dalam kasus di mana tindakan brutal terhadap ibu hamil memallg disengaja, atau bila janin juga meninggal, maka keluarga penyerang tersebut tidak bertanggung jawab untuk membayar apapun. Tetapi si penyerang sendirilah yang bertanggung jawab untuk membayar al-ghllrrah. 77 Mazhab Maliki berpendapat bahwa penyerang senelin yang bertanggung jawab untuk membayar al-ghllrrah, karena keguguran janin yang disebabkan oleh pukulan pada perut wanita hamil itu tidak disengaja. Pukulan ini memang ditujukan kepada wanita hamil tersebut, tetapi kepaela janin hanyalah suatu kekhilafan. 78
'('fbid., h. 168 77 Ibid., h. 169 "Ibid.
53
2. Bagi siapa denda itu diwajibkan dan dipernntukkan Mengingat bahwa rnelakukan suatu kejahatan terhadap wanita harnil yang mengakibatkan gugur kandungannya --dalam hllkum Islam kejahatan seperti itu juga dipandang sebagai kejahatan terhadap janin-- maIm kesepakatan ularna-ularna empat mazhab mangatakan bahwa persoalan al-ghllrrah di sini sama dengan persoalan d!yah al-qhat!1 (pembunuh), Iebih dapat diterima. Artinya, al-ghurrah menjadi hak janin yang hams dibagikan kepada ahli warisnya. Dengan demikian, jika yang melaksanakan pengguguran adalah perempuan itu sendiri, maka kepadanya diwajibkan membayar denda (al-xhllrrah).
Tetapi,
l1leskiplln ia
berstatus sebagai ahii waris janin, nal1lun ia tidak dapat l1lenerima apa-apa dari warisan tersebut
79
3. Kewajiban membayar diyat secara penuh (diyah al-kami/) Jika pengguguran dilakukan setelah janin bernyawa, para ulamil empat mazhab sepakat untuk mewajibkan denda (diyat) yang sen~purna.>:(J Pembayaran diyat yang sempurna dapat dilakukan terhadap keluarga korban dalam benluk seratus ekor unta, atau dua ratus binalang ternak, atau dua ribu dOl1lba, atau seribu dinar, atau dua belas ribu dirham. Jika wanita hami: sendiri yang menjadi penyerang, maka dia bertanggung jawab untuk membayar uang tebusan lengkap kepada ahli waris janin dan dia sendiri tidak mendapat bagian daripadanya satu persenpun
7<JChuzaimh 1'. \' anggo dan Hafiz Anshari (erO, op. cit., h. 131 sU/bid Bl Abu!
Fadl Mohsin Ebrahim. op. cit., h. 171
gj
54
b. Dalam Perspektif Kristen Literatur ayat yang dijadikan rujukan tentang hukuman bagi pelaku aborsi, yaitu Keluaran 21: 22-25:
"Apabila ada orang yang berkelahi dan seorang dari mereka tertumbuk kepada seorang perempuan yang sedang mengandung. sehingga keguguran kandungan, tetapi tidak mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka pastilah ia didenda sebanyak yang dikenakan oleh suami perempuan itu kepadanya, dan ia harus membayarnya mem.:rut putusan hakim. Tetapi jika perempuan itu mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka engkau harus memberikan nyawa ganti nyawa, mala ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki ... Seorang serjana Perjanjian Lama, Keil berpenclapat bahwa ketentuan ticlak mendapat kecelakaan yang membawa maut" berlaku untuk ibll Illaupun anak. Singkatnya aclalah jika bayi yang lahir sebellim waktunva itu hiclup. ganti rugi terbatas pacla kerugian yang clibayar untuk kesusahan clan pencleritaan Y' clitimbulkan sebagailllana yang clituntut oleh suallli clan cliputuskan oleh halsifj tetapi, kalau bayi itu celaka atau mati, hukulllan itu sepenlilmya (mate hams cliterapkan
H2
H21t. C Sproul, op. cit" h.
c)5-9~
BABIII SEGI-SEGI LAIN DAIU ABORSI
A, Alasan-Alasan PaI'a Pelalm Aborsi Aborsi adalah salah satu cara yang paling sermg jipakai di seluruh dunia untuk membatasi kelahiran anak-anak dan untuk Illenutupi rasa Illalu karena hamil sebagai akibat dari pergaulan bebas sebelul1l nikah. Pada dasarnya, sel1lua orang dan penganut agal1la manapun
l1lelarang aborsi
dan
mengkategorikannya sebagai
pembunuhan. Nal1lun, kebanyakan orang dalam dunia modern sekarang ini sering mempolitisir dan mendral1latisir keadaan. Walaupun aborsi sudah dilarang, tetap sa"a ada peluang di sana-sini untuk melakukannya. Dan berbagai alasan, baik pisik l1laupun psikis dikelllukakan untuk berlindung dari jeratan hukum. Di sana-sini masih saja terdapat peluang yang didramatisir dan terkesan apologis demi selembar keabsahan aborsi. Bahkan tidak jarang perbedaan pendapat itu sengaja dimanfaatkan sebagai suatu bentuk izin bagi penggunaan aborsi secara serampangan. Adapun beberapa alasan yang sering dikemukakan oleh para pelaku aborsi antara lain:
I.
Terdorong oleh program pemerintah dalal1l pelllbatasan penduduk. Untuk mewujudkan masyarakat sejahtera, adil dan l1lakl1lur, serta untuk meningkatkan kesejahteman ibu dan anak, serta untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera, maka para wanita hamiJ mau l1lelakukan perbuatan aborsi.
56
2.
Pemilihan jenis kelamin. Dapat kita lihat bahwa di sepanjang sejarah manusia senantiasa ada pengutamaan untuk memperoleh keturunan laki-laki daripada perempuan
Dominasi peran
kaum laki-Iaki yang mungkin disebabkan oleh kekuatan Ilsiknya dan yang tidak dihalangi oleh keterbatasan-keterbatasan yang dikarenakan fi.mgsi reproduksi atas kaum
perempuan,
boleh jadi
telah
melcgkondisikan
kallm
laki-Iaki
dan
perempuan untuk diproyeksikan dalam generasi-generasi selanjutnya sebagai laki-laki. Dan alasan yang paling penting bagi suami-isrri sangat mengharapkan anak laki-Iaki karena dianggap sebagai jaminan di masa tlla. 3.
Program mewujudkan generasi unggulan dengan menghindari cal on keturunan yang mengindap suatu penyakit (alasan eugenic). Alasan ini dikemukakan kalau ada kemungkinan bcsaJ bahwa anak akan lahir dalam keadaan cacat atau sedemikian sakit, sehingga kemungkinan untuk menjalankan suatu "hidup yang berharga" tidak ada.
4.
Karena tidak sahnya si anak. Akibat yang menyedihkan dari perbuatan 2ma adalah penggllguran (abortus). Bagi
wanita
yang
melakukan
zina
hamil,
terpaksa
meJakukan
aborsi,
pengguguran kandungan yang sama saJa melakukan pembllnuhan terhadap manusia l
Wanita hamil ini tidak sanggup menenma sanksi
sosiaJ dari
masyarakat terhadap kehamilan yang disebabkan hubungan bioJogis yang tidak
lAtmaidi Tanjung dan Eli Delfita, MengapH Zinfl Di 1;wl11g? (Solo: {:V. Pu:-:taka i\·\anhC},. 1997), Cet. ke-1,h.110
57
memperhatikan moral dan agama, seperti kumpul kebo atau kchamilan di luar nikah dan khawatir atas status anak yang akan dilahirkannya nanti. 5.
Kegagalan kontrasepsi yang menyebabkan pelaku merasa khawatir karir atau pola hidupnya akan terganggu dengan kemunculaa sang anak. Alasan ini dikemukakan bagi wanita yang ingin mernpertahankan statusnya sebagai wanita Imrir. Dia khawatir dengan keberadaan seorang anak akan mengganggu dan menyulitkan dirinya untuk mencapai posisi atau kedudukan yang Iebih tinggi.
6.
Tekanan ekonomi atau beban pemenuhan pendidikan dan kasih sayang. Alasan ini dikemukakan karena khawatir bila anaknya terlalu banyak akan susuan mengurusnya dan akan terlantar kesejehteraan serta pendidikannya.
7.
Karena pemerkosaan 2 Wanita hamil akibat pemerkosaan mempunyai hak untuk tidak mengandung anak seseorang yang tidak memiliki ikatan emosional dengannya.
8.
Alasan kebebasan setiap orang untuk memilih 3 Memilih atau menerima kehamilannya atau menolaknya adalah hak manUSla. Hal yang paling kuat untuk mendukung undang-undang aborsi bebas adalah hak sang ibu. 4
2 IvIarzuki Umllf Sa'abah, Seks d:l11 Iv!u, (Jakarta: Gcma In::ani )rc::::, '19(7). (:CL k<:-I, '108-109 J RCl1utc r,uhl, Etik:t Sekslwl, (lmva Timur: Yayas:ln Pcrscklilual1 PckalJarilll llljil lndonesi
92-93 .IRe Sproul, Etika d:m Sik:.tp Omng Kd"ten: BClwr dan 5:11:/11 di DlJJlia jlImw Kini, (lawa Timur: YaYllsan Pcnerbit Gandull1 [vIas, 1996), Cet. ke-2, h. 101
B. eara Pencegahan Terjadinya Tindalmn Aborsi 1. Dalam PerspeldifIslam Uraian mengenai aborsi dan permasalahannya bclum lengkap bila tidak disertai beberapa altematif menyangkut cara pencegahannya. Pada dasarnya, setiap kejahatan dapat terjadi kapan saja, di mana saja dan dalam kedaan bagaimanapun juga. Dan untuk melenyapkan kejahatan sama sekali dari perl1lukaan bumi ini, merupakan hal yang mendekati kemustahilan, tetapi semua itu tidak menutup kemungkinan untuk mengurangi jumlahnya terlltal1la bila c1ikaitkan dengan praktek "kllmpul kebo" dan hubllngan seks di luar nikail yang semakin berkel1lbang dewasa 1111.
Menurut Dr. H. Cillizaimah, dkk dalal1l bllkllnya yang berjudlll Problematika Hukum Islam Konternporer (II), secara umllm ada dua car<1 yang c1apat dilakukan lIntuk l1lencegah teJjadinya praktek aborsi, yailll: I.
Melalui upaya hukul1l (tindakan konstitusional). Cara ini dapat dilaksanakan dengan l1lengeluarkan uudang-lindang l1lengenm aborsi. Mengingat di Indonesia aborsi sudah diatur dalam KUHP --sungguhpun pengaturannya bersifat kakll dan kelat-- maka upaya yang perlu dilakukan adalah menyadarkan l1lasyarakat Indonesia untuk menjadi masyarakat yang sadar hukum. Ini dapat diusahakan dengan l1lemberikan bimbingan dan penyuluhan hukum kepada masyarakat luas, yang dilakukan badan penegak hukum atau inslansi terkait lainnya.
60
"Kalau engkau berkata: "Sungguh kami tidak tahu akan hal itu!" Apakah Dia yang menguji hati tidak tahu yang sebenarnya? Apakah Dia yang menjaga jiwamu tidak mengetahuinya, dan membalas manusia menurut perbuatannya? (AmsaI24: 11_12)6 Orang Kristen wajib membantu janin yang ada di dalam rahim seorang wanita yang akan dibantai. Tolonglah mereka, do'akan dan nasehati ibunyaagar tidak menyerahkan anaknya sendiri kepada algojo-algojo yang kejam. Selain itu juga membantu melepaskan nyawa sang ibu dari hukuman Allah yang kekal dan dahsyat. Inilah prinsip dan sikap orang Kristen terhadap abo/·si. Meskipun kita sendiri tidak melakukan kejahatan ini, kita wajib menolongorang lain agar jangan sampai masuk dalam komplotan algojo yang kejam itu, dan membantll menyelamatkan orang-orang di dalam rahim yang tidak berdaya itu
7
Adapun eara yang dapat dilakukan lIntllk meneegahnya terjadinya praktek aborsi sebagaimana dijelaskan dalam buku yang berjudul Aborsi, karangan Pdt. Jusuf B. S, adalah sebagai berikllt: 1.
Menerima perempllan hamil sampa! melahirkan, dan hal
1111
bisa langsung
diterima: - Dalam rumah tangga orang-tuanya sendiri; - Dalam rumah tangga mertuanya; - Famili yang lain; Dan dalam tempat-tempat atau panti khusus yang discdiakan orang-orang beriman yang terbeban.
(:)u::uf, B. S, Abon:;J: (Surabaya: Bukit Zaitull.1 {)()X),
'Ibid.
(:eL k('~ 1.
h. 7:;-7-1
61
2.
Menerima anak batal aborsi. Anak yang dilahirkan harus dipelihara sendiri oleh ibu atau keluarganya, atau diserahkan pada suatu panti pemeliharaan khusus, atau diadopsi oieh keluargakeiuarga Kristen yang punya maksud baile
3.
Membetulkan kekeliruan. Orang yang sampai pada mempertimbangkan aborsi, itu pasti salah jalan. Harus dilayani dengan terang firman Tuhan, kuasa Roh Kudus dan kasih Kristus supaya orang-orang yang sesat dalam perjalanan hidup ini, sadar akan jalan keliru yang telah ditempuhnya.
(1 Korilltus 6: 5) "Aku mengatakan ini, supaya kamu berasa malu. Tiadakah seorang pun diantara kamu yang bijak, yang dapat memberi keputusan perkara antara saudarasaudaranya? (TL)". 4.
Menyelesaikan problem. Selain menerangi kesalahannya, kita juga harus memperbaiki problemnya. Dan seringkali ini tidak mudah. Biasanya gereja dapat mendorong dan melengkapi anggota-anggotanya, ibu-ibu untuk pelayanan Yang Mulia ini, yaitu meiayani atau menagani orang-orang yang hina ini, sehingga boleh kel11bali menjadi mulia.
(1 Korilltus 10: 13) "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia, dan karena itu la tidak akan membiarkan kamu dicobai l11elampaui kekualanl11u. Pada waktu kamu dicobai, la akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menaggungnya". (Galatia 6: 2) "Bertolong-tolonglah menanggung beban sama sendiri, maka demikianlah kamu l11enggenapkan hukum Kristus (TL)".
62
5.
Pemulihan rohani. Ini adalah hal yang mutlak perlu. la harus diilepaskan dari semua ikatan-ileatan dosa yang menjeratnya. Juga pemulihan peraSa2Jl hatir.ya harus c1iperhatikan sehingga orang yang sungguh-sungguh mau bertobat bisa menikmati pemulihan yang sangat indah oleh darah Yesus, Firman Tuhan, pekerjaan Roh Kudus dan kasih saudara-saudara seiman.
(2 Kodntus 1: 5) "Sebab sama seperti leami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam leesengsaraan Kristus, demikianlah pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah". (2 Kodntus 2: 7-8) "Sehingga kamu sebaliknya harus mengampuni dan menghibur dia, supaya ia jangan binasa oleh kesedihan yang terlampau berat. Sebab itu aku menasehatimu, supaya kamu sungguh mengasihi dia". 6.
Pencegahan. Orang-orang yang terbeban untuk penanganan akibat-akibat aborsi, juga baik untuk pelayanan pencegahan, lebih-Iebih untuk Imum muda, supaya tidak masuk kedalam jalan yang keliru ini. Penerangan lewat Firman Tuhan, penclidikan hidup nikah, diskusi dan lain-lain itu banyak berfaedah agar jenlilat yang muda-muda ini jangan salah jalan. Dan janga lupa mencegah lebih mudah dan indah daripada pengobatan, karena itu harus mendapat prioritas di dalam jadwal pelayanan remaja dan kaum muda
"Ibid, h. %-97
8
Jadi di dalam menangani aborsi ini, - Keluarga menolong - Saudara-saudara seiman membantu - Gereja ikut melayani - Organisasi gereja juga membuat program atau bentuk-bentuk pelayanan untuk mendukungnya serta, dan - Pemerintah harus ikut serta merestuinya dan mendukungnya.
BABIV ANALISA PERBANDINGAN
Persamaan dan perbedaan antara satll agama dengan agama lainnya dalam kehidupan di dunia ini merupakan satu hal yang sangat wajar sekali dan merupakan satu drama dan dinamika kehidllpan yang harus dilallii aleh umat beragama. Pada hakekatnya, semua agama yang ada di dunia ini menyeru kan dan mengajarkan kepada umatnya untllk menyembah kepada Sang Pencipta, Pengllasa jaga( raya dan selalu menyeru kepada kebaikan dan meninggaikan
keburukan.
1111,
Ad apll 11
perbedaan-perbedaan yang mllncul kemudian hari tidak lebih dari pada adanya perbedaan keyakinan dan cara dari masing-masing dari penganul agama dalam menyembah kepada Tlihannya. Jangankan lain agama, dalam agama yang sarna pun perbedaan-perbedaan tersebut tetap ada, yang disebabkan aleh karena adanya perbedaan pemahaman dan penafsiran dari masing·masing individu. Perbedaanperbedaan tersebut merupakan hal yang lumrah selama tidak menycntuh kepada halhal yang mendasar. Setelah mendeskripsilkan tentang abarsi dalam pand?ngan Islam dan kristen pada bab-bab yang terdahulu, maIm pada bab ini akan dipaparkan persamaan dan perbedaan di antara keduanya, tentu dengan menggunakan analisa yang akurat dan data yang seabjektifmungkin. Adapun persamaan dan perbedaan terscbll( an(am lain:
64
65
A. Persamaan 1. Baik dalam agama Islam maupun agama Kristen, pengertian yang mendasari setiap pemahaman tentang aborsi adalah sarna, yaitu gugurnya buah kandungan atau yang lazimnya disebut dengan pengguguran kandungan 2. Penghormatan dan perlindungan terhadap janin yang masih berada dalam kandungan ibunya, baik Islam maupun Kristen, sangat besar sekali, sehingga bagi yang merusaknya akan mendapatkan hukuman yang berat. 3. Masing-masing agama, memberi kebebasan kepada setiap pemeluknya untuk mencegah teljadinya kehamilan yang tidak membahay2.kan kesehatan ibu dan keturunannya (sesuai dengan ihnu kesehatan), tetapi kebebasan untuk membunuh (termasuk janin) tidak diberikan. Karena, kita sebagai Illanusia yang diciptakan secara sempurna aleh Allah diperintahkan untuk hidup dalam keadaan berakhlak dan bermoral dan hams
Illel~unjung
tinggi nilai-nilai moral dan agama serta
perundang-undangan yang mengatur hubungan sesallla Illanusia,
Islam dan
Kristen sama-sama tidak mengenal adanya hukum rimba yang memberikan kebebasan mutlak kepada setiap umatnya untuk melanggar tatanan yang telah ditetapkan oleh Allah. 4. Abortus adalah suatu tindakan pembunuhan,
suatu pelllbunuhan terhadap
makhluk yang tidak berdosa sarna sekali. Indikasi sasial yang bersifat fleksibel dan mempunyai implikasi yang sangat luas, ditafsirkan secara serampangan sehingga cenderung membingungkan umat beragama. Sedangkan indikasi yang
66
vital dapat di terima karena pertimbangan bahwa nyawa ibu jauh lebih penting dari janin. 5. Pelaksanaan abortus tergantung dari besar kecilnya uSia kehamilan. [(alau USia kehamilan lebih muda maka abortus akan lebih mudah untuk dilakukan. Makin besar usia kehamilan maka akan semakin sulit untuk melakukan abortus karena mengandung resiko yang tinggi bagi keselamatan nyawa sang ibu. 6. Sarna-sarna memandang hukum aborsi sebagai suatu praktek yang melanggar etika moral, yaitu bahwa melakukan tindakan aborsi melanggar tatanan moral. Karena masing agama tersebut menganggap bahwa manusia adalah makhluk paling mulia yang diciptakan oleh Allah di antara makhluk-makhluk lainnya, dengan bentuknya yamg paling sempurna.
B. Perbedalill
1. Dalam al-Qur'an dijelaskan bahwa proses pcnciptaan manusia mclalui beberapa
tahap atau siklus sebelum menjadi manusla yang sempurna.
Tahap-tahap
penciptaan tersebut meliputi tahap an-nuthfah, al-' alaqah, al-mudhghah dan tahap nafkh ar-ruh. Sedangkan dalam Alkitab dijelaskan bahwa Allah membentuk manusia dari debu tanah lalu menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya (Kejadian 2: 7), dan bahwa manusia dijadikan menumt gmnbar clan rupa Allah (Kejadian 1: 26). 2. Dalam tradisi kesepakatan
pemikiran yang berkembang di
dunia Islam,
di antara para ulama bahwa haram
telah terjadi
hukumnya
melakukan
67
pengguguran pada waktu janin sudah diberi nyawa (nafld1 ar-ruh) kecuali untuk menyelamatkan nyawa sang ibu, dan ada sedikit perbedaan penelapat tentang pengguguran kanelungan yang dilakukan sebelum janin ciiberi nyawa berelasarkan hadits "empat puluhan", eli mana Nabi menjelaskan bahwa janin ditahan sebagai an-nuthfah selama empat puluh hari, sebagai al-'a.laqah empat puluh hari berikutnya, kemuelian sebagai al-muelhghah empat puluh hari lagi. Seelangkan elalam Kristen tielak elijelaskan batasan-batasan boleh tidaknya melakukan aborsi, yang ada hanya hukum "jangan membunuh" yang merupakan salah satu hukum Allah yang sepuluh yang terdapat elalam Perjanjian Lama. 3. Islam memaparkan dan menjelaskan hukum aborsi elengan lebih meneletail elan terperinci, sebagaimana yang pernah elikemukakan oleh para fuqaha. Sedangkan dalam agama Kristen perincian tersebut tielak lerdapal. 4. Hukuman yang harus diterima oleh para pelaku aborsi, Islam nlemuat ketentuanketentuan yang leboih jelas dan terperinci daripada yang ada di dalam agama Kristen.
BABV
PENUTUP
A. KESIMPULAN Aborsi memang merupakan suatu fenomena yang hidup dalam masyarakat Indonesia. Dikatakan sebagai suatu fenomena karena dalam prakteknya aborsi sering sekali menimbulkan kontroversi di tengah-tengah masyarakat kita khususnya, dan masyarakat
dunia
umumnya,
dan
bersifht
terselebung
serta Jarang
tampil
kepermukaan dalam bentuknya yang asli. Ia tidak terlepas begitll saja dengan segal a maeam kepentingan pihak-pihak yang berkepentingan dcngannya. Aborsi--yang di Indonesia merupakan sllatu praktek yang ilegal--eenderullg ditul,m-lulupi baik oleh para pelakunya maupun oleh masyarakat itu sendiri. Dan kadang-kadang negara juga mengklisekan permasalahan tcrsebut, terIepas dari segala maedm kontroversinya. Aborsi-sebagai
suatu
masalab
yang
bersih'lt
epidcmik-sarat
dengan
permasalahan-permasalahan yang berkaitan erat dengan nilai-nilai agama, sosial, budaya dan tidak jarang pula dijadikan sebagai komoditas politik pihak-pihak yang berkepentingan dengan permasalahan tersebut.
Seeal'a legal-formalistik, aborsi
merupakan suatu tindakan yang jelas-jelas melanggar hukum, meski ada ruang sempit yang selalu dijadikan sebagai alasan untuk melegalkannya. Aturan-aturan yang lebih bersifat informal, seperti agama, sosial dan budaya pada uillumnya juga menolak aborsi, tetapi terdapat berbagai variasi dan kelonggaran di dalam pengaturannya.
68
69
Dalal11 hal ini, ketertutupan praktek aborsi-yang dipengaruhi oleh hukum formal dan nilai-nilai agama, sosial dan budaya yang hidup di tengah-tengah l11asyarakat Indonesia-berusahan didekonstIUksi oleh penafsiran tiga agama, yaitu Islam, Katolik dan Protestan, dengan memakai suatu stud! perbandingan di antara ketiganya. Pertama, agama Islam memandang bahwa tindakal1 abortus provocatus dap3t dianggap sebagai suatu tindakan pembunuhan, baik ia tidak dibarengi dengan alasan adanya indikasi vital, medis maupun indikasi sosial. Tetapi jika adanya indikasi sosial, para ulama berbeda pendapat untllk menetapkan hllkllmnya. Perbedaan tersebllt berkisar tentang batas-batas' waktu usia kehamilan, yaitu apakah sebelum empat puluh hari, sebelul11 120 hari dan sesudah 120 hari (usia pernyawaan). Kedua, agama Protestan mel11andang bahwa tindakan abortus provocatus sebagai suatu aksi kejahatan dan pembunuhan, jikalau ia tidak dibarengi dengan adanya indikasi vital dan indikasi medis. Dalam hal ini, gereja Protestan bersifat lebih longgar dan fleksibel jikalau dibandingkan dengan yang disuarkan oleh gereja KatoJik. Gereja Protestan masih bisa mentolerir aJasan-alasan yang dikemukakan secara medis yang disuarakan oleh dokter yang memang berkompeten dengan permasalahan tersebut. Ketiga, agama Kristen KatoJik memandang tindakan abortus provocatus sebagai suatu aksi pembunuhan, jikalau ia tidak diberangi dengan indikasi vital. Jadi, pihak gereja Katolik menolak aborsi yang digoiongkan kepada abortus provocatus, dan hanya mengakui penggoJongan yang dikategorikan kepada adanya indikasi vital.
70
Ketiga agama tersebut berpendapat bahwa pada dasarnya suatu tindakan yang digolongkan kepada abortus provocatus dapat dianggap sebai suatu tindakan yang diharamkan, jikalau ia dijadikan sebagai suatu alasan untuk melepaskan hak dan tanggung jawabnya atas janin yang dikandungnya, dan mendapat ancaman baik di dunia dan di akhirat. Suatu tinjauan akademis mcngatakan bahwa Islam sebagai suatu agama
yang
mengakui
univcrsalisme
dan
piuralitas,
serta
bertujllan
untuk
menciptakan rahmatan Iii 'alamiin, jelas lebih berpihak kepada kaum-kaum marjinal, periperal dan yang tertindas, daripada kepada kaum-kaum yang suka menindas dan memperkosa hak-hak umat manusia lainnya. Dengan adanya larangan-Iarangan, serta adanya opsi untuk memilih mana yang lebih baik dan yang menllgllntungkan kedua belah pihak, maka Islam sangat melarang aborsi sebagai sllalll benluk pelarian tanggung jawab, tetapi masih bisa mentolerir jikalau ditemukan alasan-alasan yang logis dan disertai dalil-dalil yang Imat yang terdapat dl dalam al-Qura'an dan asSunnah. Dengan adanya variasi perbedaan pendapat di kalangan ulama yang ada dalam
tradisi
pemikiran
ke-Islaman,
maka
dengan
sendirinya
hal
tersebut
mengimplikasikan kepada adanya opsi-opsi yang dapat ditempuh oleh umat, asalkan hal tersebut jangan dijadikan sebagi suatu bentuk pembelaan diri. Sedangkkan agama Kristen, baik Katolik maupun Protestan, masih terjadi sedikit permasalahan tentang bagaimana abortus provoca tus itu dilarang, tetapi mereka sedikit sepakat jikalau tindakan tersebut mempunyai indikasi vital. Protestan masih mau menerima alasan yang bersifat medis dari kalangan dokter yang memang berkompeten dan profesional dengan permasalahan tersebut sebagai suatu bentuk
71
pemahaman dari visi keagamaannya. Akan tetapi, berdasarkan lil1
B. SARAN-SARAN Pada kesempatan ini penulis berharap dan menghimbau kepada pembaca, pengamat dan kritikus praktek aborsi, terutama kepaela para ulama, slIpaya lebih giat lagi dan teliti lagi dalam mencernati permasalahan tersebut, terlebih-Iebih lagi dengan semakin maraknya gaya hidllp
(life style)
kosmopolit dan eupicurian, hidup bersama
di luar nikah (kumpul kebo) di tengah-tengah masyarakat kita. Penyalahgunaan alat kontrasepsi dapat menyebabkan menjamurnya kasus aborsi di Indonesia. Kepada pemerintah dan pihak-pihak yang berkentingan lainnya, penulis harapkan kreatifitas dan kreelibilitasnya dalam proses pembuatan hukum dan perundangan-undangan tentang permasalahan aborsi tersebut supaya eli perketat, agar tidak teIjadi lagi kasus-kasus penemuan orok yang masih merah yang merebak beberapa waktu yang lalu.
DAFTAR PUSTAKA
Abineno, J. L. Ch., Dr., Sekitar Etika dan Soa/-soa/ Elis, Jakarta: Gunung Mulia, 1996, Cet. ke-2 AI-Hasani, Muhammad Alwi al-Maliki., Etika da/am Rumah Tangga Islam, Penerjemah: Halimuddin, SH., Surabaya: PT. Bungkullndah, 1996 Alkitab Graver, Jane, Onla, Seks dan Allah: i'v[ell7ecahkan Masa/ahmasa/ah Suht di Kalangan Remaja dengan Pe/llih Kearijcl/l, Peneljemah: Okdriati s. Handoyo, Yogyakalia: Yayasan Andi, 1998
Ameiss, Bill dan
B. S.,
Jusut~
Pdt., Aborsi, Surabaya: Bukit Zaitun, 1998, Cet. kc-I
Bucaille, Maurice, Dr., Bibel, Qur'an dan Sains Modern, Jakarta: Bulan Bintang, 1990
--------------,
Asal-Usul Manusia
Menurut
Bibel,
al-Qllr'lll1
dan Sains,
Penerjemah: Rahmani Astuti, Bandung: Mizan, 1999, Cet. ke-13 Departemen Agama RI, Al-Qllr'an dan Tel:iemalmya Ebrahim, Abul Fadl Mohsin., Aborsi, Kontrasepsi dan Mengatllsi I(elllandulan: Isu-isll Biollledis dalam Perspekt!f Islam, Peneljemah: Sari Meutia, Bandung: Mizan, 1998, Cet. ke-2 Erik dan Newlan, Kathleen, Wanila, Keselwtan dan Keillarga Berencana, Penerjemah: Masri Maris dan Ny. Sukarto, Jakarta: Penerbit Sinar Harapan, 1984
Eckholm,
E., Marry Rebecca 'Rivkha', Tllmbuh Bersama Sahabat [; Buku Sumber Konsehng Sebagai Sebuah Gaya Hidup, Penerjemah: Dr. A. Supratiknya, Yogyakarta: Kanisius, 1996 .
Ensik/opedi Alkitab Masa kini, Jakarta: Yayasan KOl11unikasi Hina Kasih/ OMF, 1996, Cet. ke-2, Jilid 2 Ensiklopedi Indonesia I, Abortus, Jakarta: 1khtiar Baru Van Boeve, 1980
72
73
Frater, Alison dan Wright, Catherine, Dilema Abortus, Penerjel11ah: Lilian Yuwono, Jakarta: Penerbit Arcan, 1995, CeL ke-2 Hadiwijono, Harun, Dr., Iman Kristen, Jakarta: Gunung Mulia, 1995, CeL ke-2 Hasyim, Syafiq, (ed), Menakar "Harga" Perempaan: Eksl'{onl,vi LIll!;ut Atas Hak-hak Reproduksi Perelllpuan dahl/II Islall!, Bandung fVIizan, 1999 Hathout, Hassan, Prof Dr., Rel'o{usi Seksua{ Perelllpaall: Obstetri dall Gineko{ogi da{alll Tinjmllln Hukam Is/am, Bandung: fVIizan, 1995, CeL ke-2 Heuken, A., Sj., Ensik/opedi Gereja, Jilid 1
Jakarta: Yayasan Ciptaloka Caraka, 1991,
------------------- Ensik/opcdi Gereja, Jakarta: Yayasan Ciptaloka Caraka, 1993, Jilid 2 Kuhl, Renate, Dr. med., Etika Seksaa/, Jawa Timur: Yayasan Persekutuan Perkabaran Injil Indonesia Mahjuddin, Drs., Masaila/ Filfh~vah: Berbagai Kasus yang /)i/uu{api Hakul1l Is/am Masa Kini, Jakarta: Kalam fVIulia, 1990 Marx, Dorothy I., Ita 'kan Bo{eh?, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1997, Cel. ke-8 Qardhawi, Syekh Muhammad Yusuf, Ha{am dan Ilaram dahlin Is/am, Peneljemah: H. Mu'ammal Hamidi, Jakarta: PT. Bina lImu, 1993 Rahman, Fazlur., Etika Pengo/Jl/U/ll Is/am: Penjell!;a/ul/1 Seorang Ncol1lodernis, Bandung: Mizan, 1999, Cet. ke-I Reksodiputro, Mardjono, Pel1lbaharuan Hukul1l Penggagaran Kandungan: Kal1lpu/an Naskah-naskllh da/al1l SilllPOsilll/l Abortus, Yogyakarta: Perpustakaan Departemen Kesehatan RI, 1974 Ridhwi, Sayyid Muhammad., Perkmvinan, Lentera, 1996, CeL ke-2
dan Seh /)1I/1Il1l Is/al1l, Jakarta:
Sa'bah, Marzuki Umar, Seks dan Kita, Jakarta: Gema Insani Press, 1997, CeL ke1
Sarapung, Elga, et a!., (ed), Agal1la dan Kese/lIltan Reprada/lsi, Jakarta: Pustaka Sinar harapan, 1999, Cet. ke-1
74
Shihab, Alwi, Dr., Islam Inklus!f: Mel1l~;u Silmp Terlmka dalam Beragama, Bandung: Mizan, 1997, Cet. ke-I Soendo, Nani, SH., Abortus, LPHN Majalah Lembaga Pembinaan Nasional, XV 0603 sekt. 467 Sproul, R. c., Etlka dan Sikap orang Kristen: Benar dan Salah dl Dunla Masa Klnl, Jawa Timur: Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1996, Cet. ke-2 Stott, John., Isu-Isu Global Menantang Kepemimplnan Krlstlani: Pell/la/an atas Masalah 8os/al dall Moral KOlltemporer, Penerjemah: G.M.A. Nainggolan, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OFM, 1996, Cet. ke-3 Syihab, H. Umar, Prof Dr. H., Hlilmm Islam dan Semarang: DIMAS, 1996, Cet. ke-I
Ti·ll.I1.~f{mnasi
Pemikiran,
Syukur, Nico, Dr., Dister OFM, Pengantar Teologl, Yogyakarta: Kanisius, 1991, Cet. ke- 1 Ta11iung, Armaidi, S. sos., dan Delfita, Eli, S. Ag., Mengtlp(l Zina Dilarang?, Solo: CY. Pustaka Mantig, 1997 'Umran, 'Abd aI-Rahim, Prof, Islam dan KB, Peneljemah. Muhammad Hasyim, Jakarta: Penerbit Lentera, 1997, Cet. ke-l Yanggo, Chuzaimah T., Dr. H., dan AZ., Hafiz Anshari, Drs. HA., (ed), Problematika Hukum hlam KOlltemporer fl, Jakal ta: PT. Pustaka Firdaus, 1996, Cet. ke-2 Zuhdi, Masjfuk, Prof. Dr. H., Masail Fiqhiyalt: Kapita Selekta Hllkllm Isla111, Jakarta: Haji Masagung, 1994, Cet. ke-8
-------------------, Isla111 dan Keluarga BerenciIllll dl Illdonesia, Surabaya: Bina I1mu, 1986
LAMPIRAN A Y A T
No.
Nama Surat/Ayat
Halamall
BUllyi Ayat
1.
Kejadian 1: 28
13
Allah memberkati mereka, lalu Allah berflrman kcpada mereka. "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segal a binatang yang merayap di bumi n .
2.
Ayub 19: 26
14
Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingkupun aJeu akall melihat Allah.
3.
Mazmurl6:9
14
Scbab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan lubuhku aki!1I diam dCligali tcntram.
4.
Kisah Para Rasul 2: 26
14
Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkall tubuhku akan diam dengan tentram.
5.
Mazl11ur 145: 21
14
Mulutku mengucapkan puji-pujian kepada TUHAN dan biarlah segala makhluk memuJI nal11a-Nya yang kudus untuk seterusnya dan selamanya.
6.
Yesaya31: 3
14
Sebab orang Mesir adalah manusJa, bukan Allah, dan kuda-kuda mereka adalah l11akhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa.
7.
Lukas 3: 6
14
Dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.
8.
Mazl11ur 56: 5
15
Kepada Allah yang firman-Nya kupuji, kepadc Allah aku percaya, aleu
tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap AIm? 9.
Mazmur 78: 3]
15
Maka bangkitlah murka Allah terhadap mereka: la membunuh gembong-gembong mereka, dan menewaskan teruna-teruna Israel.
]O.
Kejadian 6 1,3
15
Ketika manusia itu bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan. TUHAN: "Roh-Ku Berfirmanlah tidak akan selama-Iamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja"
11.
2 Karintus 4: 16
15
Sebab ilu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manuSJa lahiriyah kami semakin merosot, namun manusla batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
12.
Kejadian 1: 27
33
rvlaka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah dicip!ukanNya dia, laki-Iaki dan perempuan diciptakanNya mereka.
13.
Keluaran 20: 13
42
Jangan membunuh
14.
KisahPara Rasul5: 29
43
Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia.
] 5.
Kejadian 9: 5 - 6
43
Tetapi mengcnai darah kamu, yakni nyawa kamu, Aku akan menuntut balasnya: dari segala binatang Aku akan menuntutnya, dan dari setiap manuSJa Aku akan menuntut nyawa sesama manllsia. Siapa yang menlll1lpahkan darah manusJa, darahnya akan tertumpah
oleh mal1usJa, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambarNya sendiri. J6.
KeJuaran 21: 22 - 25
43
Apabila acla orang berkelahi clan seorang dari mereka tertumbuk kepada seorang perempuan yang seqang mengandung, sehingga keguguran kandungan, tetapi tidak mendapat keeelakaan yang membawa IT'.aut, maka pastilah la didenda sebanyak yang dikenakan oleh suami perempuan itu kepadanya, dan Ia harus membayarnya menu rut putLlsan hakim. Tetapi jika pereinpuan itu mendapat keeelakaan yang membawa maut, maka engkm: hanls memberikan nyawa gallti nyawa.
mata nanti mata ' t : glnl nanii. • t::> :> t::>
glOj 0'
tangan ganti tangan, kaki ganti kaki. leeur ganti leeur, luka ganti luka bengkak ganti bengkak. 17.
Keluaran 23: 7
43
Haruslah kau jauhkan dirimu perkara dusta. Orang yang bersalah dan orang yang benar boleh kau bunuh, sebab Aku orang akan membenarkan bersalah.
dari tidak tidak tidak yang
18.
AmsaI6:16-17
43
Enam perkara 1111 yang dibenei TUHAN, bahkan tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hatiNya: mata sombong, Jidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah.
19.
Amsal24: II - 12
43
Bebaskan mereka yang diangkut untuk dibunuh, selamatkan orang yang terhuyung-huyung menuJu tempat pemancingan. Kalau engkau berkata: "Sungguh,
kami tidak tahu hal itu I" Apakah Dia yang menguji hati tidak tahu yang sebenarnya ? Apakah Dia yang menjaga jiwamu tidak mengetahui nya, dan membalas manusia menurut perbuatannya. 20.
Lukas I. 39 - 42
45
Beberapa waktu kcmuelian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuJu sebuah kota di Yehuda. Di situ ia l11asuk kerumah Zakaria dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet menelengar salam Maria, meionjaklah anak yang eli dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan roh kuelus. Lalu bcrseru dengan suara nyaring. "Diberkatilah engkau eli antara semua perempuan elan diberkatilah buah
rahimmu",