BIOREEFTEK UNTUK KONSERVASI TERUMBU KARANG DI KECAMATAN SUNGAI RAYA KEPULAUAN KABUPATEN BENGKAYANG
Frangky Fransiskus Tumion1), Sadri1), Lukas Wikbowo Sasongko3) 1 Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan, Politeknik Negeri Pontianak email:
[email protected] 2 Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan, Politeknik Negeri Pontianak email:
[email protected] 3 Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan, Politeknik Negeri Pontianak Abstrak Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat Kecamatan Sungai Raya Kepulauan khususnya Desa Pulau Lemukutan. Kecamatan Sungai Raya Kepulauan memiliki 12 pulau-pulau kecil dimana 7 pulau memiliki ekosistem terumbu karang antara lain Pulau Lemukutan, Pulau Kabung, Pulau Penata Besar, Pulau Penata Kecil, Pulau Baru, Pulau Seluas dan Pulau Randayan. Berdasarkan hasil survey pada tahun 2014 sebagian besar kondisi ekosistem terumbu karang berada pada kondisi ‘sedang’ dan ‘rusak’ kecuali di Pulau Lemukutan dan Pulau Penata Besar. Kerusakan ini terjadi karena ulah manusia dan peningkatan suhu global bumi. Tindakan rehabilitasi perlu dilakukan agar ekosistem ini dapat diperbaharui sehingga ekosistem ini dapat berkelanjutan. Rehabilitasi yang dilakukan adalah dengan penerapan teknologi bioreeftek. Bioreeftek adalah teknologi hijau yang memanfaatkan bahan alami (tempurung kelapa) sebagai media untuk penempelan larva planula karang sampai menjadi koloni individu baru (terumbu). Teknologi ini dipilih karena dianggap murah dan efektif. Konsep dari konservasi dengan bioreeftek ini adalah menanam bioreeftek di lokasi yang kondisi terumbu karangnya baik kemudian merelokasi bioreeftek ke lokasi yang memiliki terumbu karang kurang baik/rusak. Dari masa penanaman 3 bulan, pertumbuhan larva planula yang menempel pada tempurung kelapa sudah dapat dilihat baik yang terumbu karang lunak maupun keras walaupun masih sangat dini untuk dideteksi. Keywords: bioreeftek, konservasi, terumbu karang.
Pulau Tempurung; Pulau Kabung; Pulau
PENDAHULUAN Kecamatan Sungai Raya Kepulauan
Batu Payung; Pulau Lemukutan; dan
merupakan salah satu kecamatan pesisir
Pulau Randayan. Dari sejumlah pulau
yang ada di Kabupaten Bengkayang.
tersebut, ada sebanyak 6 pulau masih
Kecamatan
belum berpenghuni dan 6 pulau sudah
Sungai
Raya
Kepulauan
memiliki 12 pulau-pulau kecil antara lain:
berpenghuni.
Pulau Penata Besar; Pulau Penata Kecil;
Ekosistem
terumbu Raya
di
Pulau Seluas; Pulau Semesak; Pulau
Kecamatan
Kera; Pulau Baru; Pulau Batu Rakit;
tersebar di perairan sekitar beberapa
20
Sungai
karang
Kepulauan
pulau
kecil.
Sudiono
telah
kepada masyarakat Kecamatan Sungai
melakukan pemantauan dan pengukuran
Raya Kepulauan khususnya Desa Pulau
kondisi
terumbu
(2008)
di
Pulau
Lemukutan. Teknologi dengan bioreeftek
Kabung,
Pulau
merupakan salah satu teknik transplantasi
Randayan, Penata Besar, Penata Kecil
terumbu karang yang dikembangkan
dan
sejak 2008 hingga sekarang. Bioreeftek
Lemukutan,
Pulau
Seluas.
tersebut
karang
Dari
hasil
terumbu
merupakan teknologi yang memanfaatkan
karang untuk untuk Pulau Kabung berada
bahan alami (tempurung kelapa) sebagai
‘baik’
‘sedang’.
media untuk penempelan larva planula
Terumbu karang di Pulau Lemukutan
karang sampai menjadi individu baru
berada pada kondisi ‘baik sekali’ dan
(terumbu).
pada
dilaporkan
pemantauan
kondis
‘jelek’.
Terumbu
kondisi dan
Pulau
Berbagai macam teknik transplantasi
Randayan berada pada kondisi ‘sedang’
karang diantaranya dengan menggunakan
dan ‘jelek’. Terumbu karang di Penata
teknik patok, penggunaan jaring, substrat,
Besar
rangka
berada
karang
pada
di
kondisi
‘baik’.
serta
kombinasi
jaring
dan
Terumbu karang di Pulau Penata Kecil
substrat atau rangka. Kesulitan dalam
berada kondisi ‘sangat baik’, dan terumbu
mengaplikasikan
karang di Pulau Seluas berada pada
menjadi
kondisi ‘baik’.
dilakukan oleh masyrakat. Bioreeftek
Dari
hasil
pemantauan
teknik-teknik
kendala
sehingga
jarang
dan
merupakan
pengukuran yang dilakukan pada bulan
konservasi
Juni 2014 dalam rangka mendampingi
karang yang terbuat dari bahan alami,
Rencana Zonasi Pesisir dan Pulau-Pulau
mudah dan efisien. Keunggulan dari
Kecil
Kabupaten
bioreeftek ini adalah tidak destruktif,
Bengkayang dilaporkan bahwa sebagian
terbuat dari bahan alami dan mudah
besar kondisi terumbu karang di perairan
diperoleh, mudah diaplikasikan, biaya
pulau-pulau kecil tersebut adalah sedang
pembuatan murah (efisien) dan dampak
dan rusak walaupun terdapat kondisi baik
negatif sangat minim.
(RZWP-3-K)
sekali di beberapa titik
alternatif
ini
dan
teknologi
rehabilitasi
terumbu
Hingga tahun 2014, bioreeftek telah
Tujuan dari program ini adalah untuk
di uji coba di beberapa tempat antara lain:
memberikan pengetahuan dan wawasan
Taman
21
Nasional
Bunaken;
Pulau
Mandangin, Madura; Perairan Pemuteran;
Bahan
yang
diperlukan
untuk
Perairan Gili Lawang; Perairan Nusa
membuat
bioreeftek
antara
Penida, Bali; Pulau Medang, Sumbawa;
tempurung
kelapa,
Perairan Tablolong, NTT; dan Perairan
rangka besi, kawat, kayu, tripleks, pasir-
Londa Lima, Sumbawa Timur.
batu, cable ties, dan semen. Alat yang
pipa
lain,
alumunium,
diperlukan antara lain, gurinda, sendok BAHAN DAN METODE
semen, serta tempat untuk membuat
1.1. Bahan
campuran semen dan pasir.
25 cm
l = 35 cm
t = 3 cm p = 40 cm
Gambar 1. Bioreeftek Metode Pelaksanaan Kegiatan Konsep
dari
konservasi
dan
a) Memberikan peningkatan wawasan
rehabilitasi bioreeftek adalah:
dan
• Menanam bioreeftek di lokasi dengan
bioreeftek
kondisi terumbu karang baik; • Merelokasi
bioreeftek
pengetahuan melalui
mereka
tentang
pelatihan
dan
penyuluhan
yang
sudah
b) Memberikan bantuan dalam bentuk
ditumbuhi karang (lebih dari 70%) ke
bioreeftek yang telah jadi.
lokasi dengan kondisi terumbu karang
Mitra diberi bantuan bioreeftek yang
kurang baik; dan
telah jadi untuk sama-sama dilakukan
• Meletakan secara utuh bioreeftek atau masing-masing
pemasangan pada tempat-tempat yang
substrat (tempurung
memiliki kondisi terumbu karang yang
kelapa). Tahapan pengabdian
baik, untuk selanjutnya nanti akan pelaksanaan pada
kegiatan
masyarakat
dipindahkan ke tempat yang kondisi
yang
terumbu karangnya tergolong rusak.
dilakukan antara lain:
22
c) Memberikan pendampingan tentang
bulan ini merujuk pada hasil penelitian
pemantauan dan relokasi bioreeftek.
yang dilakukan Balai Penelitian dan
Penanaman dilakukan pada tempat-
Observasi Laut (BPOL) yang menyatakan
tempat/titik-titik yang kondisi terumbu
bahwa
karangnya baik sekali atau baik.
menempel
Penentuan
kelapa sudah dapat dilihat setelah 4 bulan
titik-titik
koordinat
indikasi pada
larva
planula
substrat
tempurung
penanaman dan relokasi dilakukan
penanaman.
berdasarkan data hasil pemantauan
secara visual dan menggunakan kamera
pada
bawah air untuk memfoto dan membuat
tahun
2014
saat
survey
Pemantauan
yang
pendampingan RZW-3-K Kabupaten
rekaman.Setelah
Bengkayang
penanaman, bioreeftek dipindahkan ke
dan
informasi
dari
masyarakat.
8
dilakukan
bulan
masa
lokasi yang kondisi terumbu karangnya
Pemantauan dilakukan sebanyak 2
kategori rusak.
kali setiap 4 bulan. Pemantauan setiap 4
atan Pelatihan pembuatan
Penanaman
Bulan ke-1
Pemantauan
Relokasi dan pemantauan
Bulan ke-4
Bulan ke-8
Gambar 2. Alur Proses Program Bioreeftek HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk kemudian dilakukan penanaman di
Hasil
lokasi yang telah ditentukan.
a. Pembuatan bioreeftek sebanyak 12 buah
b. Melakukan sosialisasi dan pelatihan
Pembuatan bioreeftek ini dilakukan di
workshop
Prodi
teknologi bioreeftek
Teknologi
Kegiatan
sosialisasi
dilaksanakan
Penangkapan Ikan Politeknik Negeri
pada tanggal 1 Juni 2016 di Balai Desa
Pontianak.
dibuat
Pulau Lemukutan. Sosialisasi ini berisi
sebanyak 12 buah. Bioreeftek ini akan
tentang pentingnya menjaga kelestarian
diserahkan ke Desa Pulau Lemukutan
terumbu karang, pengenalan teknologi
Bioreeftek
yang
23
bioreeftek
dan
praktek
membuat
bioreeftek. Peserta yang hadir dari Desa
c. Penanaman bioreeftek
Pulau Lemukutan berjumlah 42 orang.
Penanaman bioreeftek dilakukan di
Antusias dan respek yang tinggi masyarakat
Lemukutan
Teluk Cina dan Bunguran. Penentuan
menunjukkan bahwa masyarakat desa
lokasi ini berdasarkan hasil ground check
memiliki
kondisi ekosistem terumbu karang di
kelestarian
Desa
Pulau
Perairan Pulau Lemukutan tepatnya di
kesadaran
untuk
menjaga
terumbu
karang.
Mereka
menyadari bahwa imbas
Perairan
akhir dari
Pulau
Penyusunan
Lemukutan
RZWP-3-K
saat
Kabupaten
kelestarian terumbu karang ini adalah
Bengkayang dan hasil wawancara dengan
berdampak pada kesejahteraan mereka.
masyarakat
Jika ipteks bioreeftek ini berhasil pada
Selanjutnya relokasi bioreeftek dilakukan
ujicoba
di
yang
dilakukan
di
Pulau
Teluk
Desa
Pulau
Melanau karangnya
yang
Lemukutan.
kepadatan
Lemukutan, maka secara sadar mereka
terumbu
rendah.Bioreeftek
akan menerapkan teknologi ini untuk
yang ditanam sebanyak 12 buah yang
kelestarian terumbu karang. Teknologi ini
dibagi menjadi 6 buah di lokasi Teluk
murah dan mudah untuk dibuat dan
Cina dan 6 buah di lokasi Bunguran.
diterapkan.
Gambar 3. Proses Pembuatan Bioreeftek dan Peletakannya d.
Pemantauan
dan
Kegiatan pemantauan dan relokasi
Relokasi
ini dilakukan pada tanggal 4-5 September
Bioreeftek
2016. Pada hari ke-1 (4 September 2016)
24
dilakukan pemcarian dan pemantauan
keruh. Setelah didapatkan bioreeftek
bioreeftek yang telah ditanam. Kendala
yang ditanam kemudian ditandai untuk
yang dihadapi saat pencarian adalah
dilakukan relokasi besok harinya.
karena kondisi air laut pada saat itu agak
Gambar 4. Pemantauan dan Relokasi Bioreeftek Selama periode 3 (tiga) bulan (2 Juni
Pembahasan Pemantauan seyogyanya dilakukan
sampai dengan 5 September 2016)
setiap 4 bulan dan relokasi dilakukan
penanaman/peletakan
setelah 8 bulan masa penanaman (BPOL,
perairan
2014). Dari hasil penelitian yang telah
pertumbuhan
dilakukan oleh BPOL bahwa larva
menempel pada tempurung kelapa sudah
planula yang menempel dan mulai akan
dapat dilihat baik yang terumbu karang
jelas pertumbuhan terumbu karangnya
lunak maupun keras walaupun masih
setelah masa 8 bulan penanaman dan
sangat dini untuk dideteksi.
Desa
bioreeftek
Pulau larva
di
Lemukutan,
planula
yang
layak untuk direlokasi. Pertumbuhan terumbu karang ini tentunya tergantung
KESIMPULAN
dari faktor-faktor lingkungan seperti up
Dari kegiatan Pengabdian Kepada
welling, cahaya matahari, kejernihan,
Masyarakat
kedalaman,
salinitas,
Masyarakat (IbM) Teknologi Bioreeftek
pengendapan, arus dan substrat (Santoso
untuk Konservasi Terumbu Karang di
dan Kardono, 2008).
Kecamatan
suhu
perairan,
25
(PKM)
Sungai
Ipteks
Raya
bagi
Kepulauan
Kabupaten
Bengkayang,
Disampaikan pada Sosialisasi Hasil Penelitian di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pemangkat, Oktober 2014.
dapat
disimpulkan bahwa : a) Selama 3 bulan masa penanaman bioreeftek, cikal bakal terumbu karang
Dokumen RZWP-3-K Kabupaten Bengkayang Tahun 2014. Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Santoso, A.D. dan Kardono. 2008. Teknologi Konservasi dan Rehabilitasi Terumbu Karang. Jurnal Tek Lingkungan Vol. 9 No. 3 Hal. 121-226. September 2008. ISSN 1441-318X. Jakarta.
sudah mulai tumbuh walaupun belum menjadi terumbu karang seutuhnya karena masa penanaman dan relokasi idealnya 8 bulan. b) Antusias yang tinggi dan respek positif masyarakat Desa Pulau Lemukutan menunjukkan tingkat kesadaran yang tinggi
masyarakat
Lemukutan
terhadap
Desa
Pulau
Sudiono, Gatot. 2008. Analisis Pengelolaan Terumbu Karang pada Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Pulau Randayan dan Sekitarnya Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat. Thesis. Universitas Diponegoro. Semarang.
pelestarian
terumbu karang
REFERENSI Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL). 2014. Presentasi Bioreeftek.
26