BIOLOGI Troides helena helena DAN Troides helena hephaestus (PAPILIONIDAE)
DI PENANGKARAN
ST. NURJANNAH
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2010
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul ’’Biologi Troides helena helena dan Troides helena hephaestus (Papilionidae) di Penangkaran” adalah benar hasil karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Februari 2010
ST. Nurjannah NRP G352070161
ABSTRACT ST. NURJANNAH. Biology of Troides helena helena and Troides helena hephaestus (Papilionidae) at Domestication Site. Supervised by DEDY DURYADI SOLIHIN and TRI ATMOWIDI.
Troides helena is one of butterflies favored by collectors due to its large size and beautiful color of its wings. T. helena of Indonesia is protected by laws and recorded in Appendix II CITES. The trade has to be drawn from domestication sites. T. h. helena and T. h. hephaestus are subspecies of T. helena restrictedly distributed in Indonesia. The domestication has to be socialized for conservation of T. helena in Indonesia. The research were aimed to study domestication technique and biology of T. h. helena and T. h. hephaestus. Pupae of T. h. helena were obtained from Cilember (West Java) and T.h. hephaestus were from Bantimurung (South Sulawesi). Both larvae were fed by Aristolochia tagala leaves. Egg, larvae, and pupae were treated at the laboratory and imago were treated in the domestication dome of IPB. Results indicated that domestication was run well. A life cycle of T. h. helena from egg to imago was about 70 days, while T. h. hephaestus was 64 days. Lowest survival of T. h. helena occured at the egg stage, on the other hand, in T. h. hephaestus occured at the stages of pupae and imago. Sex ratio of male to female was 2:3 for T. h. helena and 5:6 for T. h. hephaestus. In average, egg production of T. h. helena and T. h. hephaestus was 100 eggs. Predators (house lizard, lizard, and spider) were one of the limiting factor for butterfly development.
Keywords: Troides helena, Aristolochia tagala, biology, fecundity, domestication.
RINGKASAN ST. NURJANNAH. Biologi Troides helena helena dan Troides helena hephaestus (Papilionidae) di Penangkaran. Dibimbing oleh DEDY DURYADI SOLIHIN dan TRI ATMOWIDI. Indonesia adalah negara kepulauan beriklim tropik dengan berbagai tipe habitat dan ekosistem. Kondisi alam Indonesia merupakan habitat yang cocok bagi berbagai fauna termasuk kupu-kupu. Diperkirakan sekitar 4 000 – 5 000 jenis kupu-kupu terdapat di Indonesia. Troides helena merupakan salah satu kupu-kupu yang memiliki kombinasi warna sayap indah dan berukuran besar, sehingga menarik perhatian kolektor kupu-kupu. T. helena termasuk satwa yang diperdagangkan dan telah memasukkan devisa dari subsektor kehutanan Indonesia. Untuk mencegah dari kepunahan karena eksploitasi yang berlebihan, maka pemerintah melindungi T. helena melalui PP No. 7 Tahun 1999. Semua genus Troides masuk dalam daftar Appendix II CITES, sehingga perdagangan jenis ini harus merupakan hasil budi daya di penangkaran. Terdapat 17 subspesies dari T. helena di dunia. Indonesia memiliki 13 subspesies yang menyebar dari Sumatra bagian selatan sampai ke Kepulauan Tukangbesi di Sulawesi. Troides helena helena tersebar di Jawa dan Sumatra bagian selatan dan populasinya mulai berkurang. Troides helena hephaestus tersebar di Sulawesi dan terbatas pada beberapa daerah saja. Di Hutan Wisata Bantimurung, Sulawesi Selatan banyak ditemukan T. h. hephaestus terutama pada akhir musim kemarau. Upaya konservasi perlu dilakukan untuk menjaga kelangsungan hidup T. helena di Indonesia. Untuk mendukung upaya konservasi diperlukan pengetahuan tentang teknik budi daya kupu-kupu dan database tentang biologi T. helena. Sampai saat ini teknik budi daya dan data biologi T. helena di Indonesia belum tersedia. Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari 2008 sampai Oktober 2009 bertempat di laboratorium Biomolekuler PPSHB PAU dan kubah penangkaran IPB. Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 10 Pupa T. h. helena dan 10 pupa T. h. hephaestus, tanaman pakan larva berupa sirih hutan (Aristolochia tagala), tanaman pakan imago berupa berbagai jenis tanaman berbunga serta nektar buatan berupa larutan madu. Sarana yang digunakan adalah kubah penangkaran IPB berukuran tinggi 9 m dan diameter 13 m, kandang kawin di dalam kubah penangkaran dibuat dari bambu dan paranet berukuran 3 x 2 x 3 m, kandang pupa terbuat dari rangka kayu dan kain kasa berukuran 40 x 40 x 40 cm. Tahapan persiapan penelitian meliputi penyiapan kubah penangkaran, kandang kawin dan kandang pupa, penyiapan pakan imago dan pakan larva, pemilihan pupa, dan pemilihan imago pasangan kawin. Pelaksanaan penelitian meliputi pengamatan siklus hidup dan kelangsungan hidup, morfologi, fekunditas betina, konsumsi pakan larva, dan perilaku selama di penangkaran. Total waktu yang dibutuhkan T. h. helena dari telur-imago adalah 70 ± 18.55 hari, sedangkan pada T. h. hephaestus 64 ± 10.98 hari. Waktu terpendek kedua subspesies adalah stadia prepupa yang hanya berlangsung 1 hari, sedangkan waktu terlama adalah stadia pupa dan imago, yaitu minimal 18 hari.
Kelangsungan hidup terendah T. h. helena terjadi pada stadia awal, yaitu stadia telur. Persentase penetasan telur adalah 0.44 atau 44%. Kelangsungan hidup terendah T. h. hephaestus terjadi pada imago betina, yaitu 0.12 atau 12% dari total angka stadia awal. Parasitoid yang menyerang stadia telur adalah famili Scelionidae (Hymenoptera). Predator yang menyerang imago di kubah penangkaran adalah laba-laba, cicak, dan kadal. Jumlah telur yang dihasilkan betina per hari adalah 6.65 ± 2.21 telur, total telur yang dihasilkan selama betina hidup rata-rata 100.33 ± 69.92 telur. Masa peneluran betina 13.67 ± 8.08 hari. Puncak peneluran terjadi pada hari ke-3. Persentase tetas telur rata-rata 85.28% ± 0.84%. Pada T. h. hephaestus, jumlah telur yang dihasilkan per hari rata-rata 4.97 ± 2.76 telur. Jumlah total telur yang dihasilkan berkisar rata-rata 100.67 ± 56.45 telur. Lama masa peneluran rata-rata 20.33 ± 4.51 hari. Puncak peneluran terjadi pada hari pertama. Persentase tetas telur rata-rata 80.98% ± 11.40%. Larva kecil (instar ke 1-3) T. h. helena mengkonsumsi pakan sebanyak 0.32 g atau sebanyak 12.8% dari total konsumsi larva. Larva besar (instar 4-5) mengkonsumsi pakan sebanyak 2.18 g per larva, atau sebanyak 87.2 % dari total konsumsi larva. Jumlah total pakan yang dikonsumsi selama stadia larva adalah 2.50 ± 0.72 g bobot kering per larva. Pada T. h. hephaestus, larva kecil mengkonsumsi pakan sebanyak 0.25 g atau sebanyak 15.43% dari total konsumsi larva. Larva besar mengkonsumsi sebanyak 1.37 g per larva, atau 84.57% dari total konsumsi larva. Jumlah total pakan yang dikonsumsi selama stadia larva sebanyak 1.62 ± 0.65 g bobot kering per larva. Perilaku T .h. helena dan T. h. hephaestus selama di penangkaran adalah imago keluar dari pupa (eklosi) umumnya pada pagi hari antara pukul 07.00 sampai 12.00. Imago keluar dari pupa melalui selubung pupa. Selanjutnya kupu mengeringkan sayap antara 30 menit sampai 3 jam. Setelah sayap kering, imago mengepakkan sayap untuk melatih kekuatan otot, kemudian terbang mencari sumber nektar dan melakukan kopulasi (kawin). Suhu minimum saat pasangan imago kawin rata-rata 20 ±5.20 ºC, sedangkan suhu maksimum 36.67 ± 1.15 ºC. Kelembaban rata-rata lingkungan sebesar 64.67 ± 13.32%. Intensitas cahaya lingkungan berada pada rataan 3566.67 ± 1436 lux. Suhu minimum rata-rata saat imago betina bertelur adalah 29.33 ± 1.53 ºC, sedangkan suhu maksimum rata-rata adalah 33.67 ± 2.08 ºC. Pada T. h. helena dan T. h. hephaestus, larva mengalami empat kali ganti kulit (moulting), hal ini berati fase larva dari instar ke-1 sampai instar ke-5. Setiap kali mengalami moulting, larva akan meninggalkan kapsul kepala lama, sedangkan kulit lama (exuviae) terkadang dimakan kembali. Pada saat terganggu larva mengeluarkan osmeteriumnya yang berjumlah sepasang. Selanjutnya larva akan menggantung pada substrat dengan membuat serat sutera dan menempel dengan kremaster pada ujung abdomen. Masa ini disebut dengan stadia prepupa yang berlangsung selama satu sampai dua hari. Exuviae prepupa terlepas dan individu akan keluar menjadi pupa (pupasi). Pupa yang mengalami gangguan akan melakukan gerakan mengejang dan mengeluarkan bunyi desis. Perilaku lain yang teramati pada imago di kubah penangkaran adalah terjadinya perkawinan antara subspesies T. h. helena jantan dengan subspesies T. h. hephaestus betina. Dari hasil perkawinan antara 2 subspesies, dihasilkan telur fertil sebanyak 86 telur dengan persentasi tetas 86%.
T. h. helena dan T. h. hephaestus dapat dibudidaya di penangkaran dengan keberhasilan tinggi, baik di laboratorium maupun di kubah penangkaran. Kondisi suhu minimum di laboratorium 24.12 ± 1.68 ºC, dan suhu maksimum 33.91±1.50 ºC. Kelembaban ruangan berkisar antara 51-75%. Di kubah penangkaran, suhu minimum antara 21-29 ºC, dan suhu maksimum 28-43 ºC. Kelembaban di tempat ini berkisar antara 51-75% dan intensitas cahayanya antara 543-8 228 lux. Penangkaran kupu-kupu dilakukan dengan menempatkan stadia telur sampai larva instar ke-3 pada cawan petri di laboratorium. Larva instar ke 4 sampai prepupa ditempatkan pada toples gelas. Stadia pupa ditempatkan pada kandang pupa, sedangkan imago ditempatkan di kubah penangkaran. Telur yang telah dioviposisi oleh betina segera ditempatkan pada cawan petri untuk menghindari parasitoid. Setiap hari, kotoran larva dibersihkan dan larva yang masuk fase prepupa segera ditempatkan pada toples gelas yang bersih. Pupa yang rusak segera dikeluarkan dari kandang pupa. Imago yang eklosi dilepas ke kubah penangkaran setelah sayapnya kering.
© Hak Cipta Milik IPB, tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini mencantumkan atau menyebutkan sumber. a. Pengutipan untuk kepentingan pendidikan,penelitian, penulisan ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan atau memperbanyak sebagian atau seluruh tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
tanpa karya suatu
karya
BIOLOGI Troides helena helena DAN Troides helena hephaestus (PAPILIONIDAE) DI PENANGKARAN
ST. NURJANNAH
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Departemen Biologi
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Pudjianto, M.Si
Judul Tesis
:
Nama NRP
: :
Biologi Troides helena helena dan Troides helena hephaestus (Papilionidae) di Penangkaran ST. Nurjannah G352070161
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr. Drs. Tri Atmowidi, M.Si Anggota
Dr. Ir. Dedy Duryadi Solihin, DEA Ketua
Diketahui
Ketua Program Studi Biologi
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Bambang Suryobroto
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.
Tanggal Ujian: 17 Februari 2010
Tanggal Lulus: ........................................
PRAKATA Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, inayah dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga tesis yang berjudul “Biologi Troides helena helena dan Troides helena hephaestus (Papilionidae) di Penangkaran” dapat diselesaikan dengan baik. Keberhasilan penulisan tesis ini tidak lepas dari masukan dan arahan serta bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih Kepada Dr. Ir. Dedy Duryadi Solihin, DEA dan Dr. Drs. Tri Atmowidi, M.Si, selaku komisi pembimbing atas arahan, bimbingan dan dorongan semangat selama proses awal hingga terselesaikannya tesis ini. Ucapan terima kasih penulis juga disampaikan kepada Djunijanti Peggie, M.Sc, Ph.D, Staf Ahli Serangga (KupuKupu) LIPI Cibinong atas informasinya, dan Prof. R. I. Van-Wright (Sc. Ass. Entomology the Natural History Museum London) atas bantuan jurnal dan informasinya; Pimpinan & Staf Balai Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung (Sulawesi Selatan) dan Pak Edi Staf Wana Wisata Curug Cilember (Jawa Barat) atas bantuan sampel; Pimpinan BMG Kab. Maros (Sul Sel) & BMG Dramaga Bogor atas informasinya; seluruh Dosen Mayor Biosains Hewan yang telah memberikan bekal ilmu; Staf laboratorium Biomolekuler PPSHB PAU, laboratorium terpadu FMIPA, dan laboratorium Biosistematika Serangga DPT IPB, Pak Ace Staf Pertamanan IPB, Pak Dedi di Sindang Barang, dan Pak Ali di Bantimurung atas bantuannya selama penelitian; Departeman Agama Republik Indonesia yang telah memberikan beasiswa pendidikan kepada penulis; Gubernur Sulawesi Selatan dan Bupati Polewali Mandar atas bantuan dana penelitian; Keluarga Besar MAN Polewali Mandar, MAS Muallimin Muhammadiyah Makassar, dan SMP Wahyu Makassar atas izin studi dan dukungannya. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada suami tercinta, orang tua, saudara, keluarga besar, teman-teman di lab. Biomolekuler PPSHB & Pascasarjana IPB, dan semua pihak yang telah membantu materi dan non materi hingga tesis ini selesai. Semoga tesis ini bermanfaat. Bogor, Februari 2010 ST. Nurjannah
RIWAYAT PENULIS Penulis dilahirkan di Makassar pada tanggal 15 Mei 1973 dari ayah Drs. Andi Nurdin Ahmad (Alm) dan ibu ST. Hani Mappiasse (Alm). Penulis merupakan putri kedua dari tiga bersaudara. Pada tahun 2007 penulis menikah dengan Andi Aco Bugman, M.Ag. Tahun 1996 penulis menyelesaikan program Strata 1 pada IAIN Alauddin Makassar, Jurusan Biologi. Selanjutnya penulis mengajar di MAS Muallimin Muhammadiyah makassar mulai tahun 1998 sampai sekarang, dan MAN Polewali Mandar sejak tahun 2004 sampai sekarang. Tahun 1999-2004 penulis membina SMK Pelayaran & Perkapalan Samudera Nusantar Makassar, dan menjabat sebagai ketua Yayasan Samudera Nusantara Makassar pada tahun 2001-2003. Pada Tahun 2007, penulis berkesempatan melanjutkan studi Pascasarjana di Insitut Pertanian Bogor, Program Studi Biologi Mayor Biosains Hewan dengan mendapatkan beasiswa dari Departeman Agama Republik Indonesia. Penulis merupakan salah satu staf pengajar mata pelajaran biologi di MAN Polewali Mandar (Sulawesi Barat), MAS Muallimin Muhammadiyah Makassar (Sulawesi Selatan), dan SMP Wahyu Makassar (Sulawesi Selatan).
Kupersembahkan tesis ini sebagai ibadah dan puji syukur atas segala nikmat hidup dan kesempatan menuntut ilmu di Insitut Pertanian Bogor dari Allah SWT. Untuk: Orang tuaku Drs. Andi Nurdin Ahmad (Alm) & ST. Hani Mappiasse (Alm). Suami tercinta Andi Aco Bugman, M.Ag, atas do’a, keikhlasan, kesabaran, ketulusan, dan dorongan semangat yang telah diberikan. Kakak Andi Nurhani; adik Andi Nurshiyam, AM.Keb; Ahmad Yani, S.Pd; kemenakanku Ahwan & Nanda, pamanku Andi Arifuddin atas do’a dan dukungannya. Seluruh keluarga besarku atas do’a dan motivasi selama penulis menuntut ilmu. Keluarga Besar Andi Kasim Toto (Alm) atas do’a dan restunya. Keluarga Drs. Pabelloi atas do’a dan dukungannya.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
vi
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................... B. Rumusan Masalah ............................................................................. C. Tujuan Penelitian ................................................................................. D. Manfaat Penelitian .............................................................................. E. Kerangka Penelitian .............................................................................
1 2 3 3 3
TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi .......................................................................................... B. Morfologi ............................................................................................ a. Telur (Ovum).................................................................................. b. Ulat (Larva) .................................................................................... c. Kepompong (pupa) ......................................................................... d. Kupu (Imago) ................................................................................. C. Siklus Hidup ....................................................................................... D. Perilaku .............................................................................................. a. Mencari Pakan (Feeding) ............................................................... b. Berjemur (Basking) ........................................................................ c. Berkerumun (Puddling).................................................................. d. Mencari Pasangan (Courting) ........................................................ e. Kawin (Mating) .............................................................................. f. Meletakkan Telur (Egg Laying)...................................................... E. Habitat dan Penyebaran ...................................................................... a. Habitat ............................................................................................ b. Penyebaran ..................................................................................... F. Pakan .................................................................................................... G. Penangkaran ........................................................................................ H. Life Table ............................................................................................
5 5 5 6 7 8 10 11 11 13 13 13 13 14 14 14 15 15 15 16
BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ B. Bahan dan Alat ................................................................................... C. Metode Penelitian ............................................................................... a. Persiapan ........................................................................................ b. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... D. Analisis Data ...................................................................................... a. Teknik Penangkaran T. h. helena dan T. h. hephaestus ................
17 17 18 18 22 30 30
b. Pengukuran Lingkungan Fisik Laboratorium dan Kubah ............ Penangkaram ................................................................................. c. Lama Waktu Setiap Stadia T. h. helena dan T. h. hephaestus ....... d. Kelangsungan Hidup T. h. helena dan T. h. hephaestus .............. e. Morfologi Telur, Larva, Pupa, dan Imago .................................... f. Fekunditas (Keperidian) Imago Betina .......................................... g. Konsumsi Pakan Larva .................................................................. h. Perilaku Selama di Penangkaran ...................................................
30 30 30 32 32 32 32
HASIL A. Teknik Penangkaran T. h. helena dan T. h. hephaestus ...................... B. Kondisi Lingkungan Fisik Laboratorium dan Kubah Penangkaran ... C. Lama Waktu Setiap Stadia T. h. helena dan T. h. hephaestus ............ D. Kelangsungan Hidup T. h. helena dan T. h. hephaestus ..................... E. Morfologi Telur, Larva, Pupa, dan Imago ........................................... F. Fekunditas (Keperidian) Imago Betina ................................................ G. Konsumsi Pakan Larva........................................................................ H. Perilaku T. h. helena dan T. h. hephaestus Selama di Penangkaran ...
33 34 37 38 43 45 47 49
PEMBAHASAN A. Teknik Penangkaran T. h. helena dan T. h. hephaestus ...................... B. Kondisi Lingkungan Fisik Laboratorium dan Kubah Penangkaran .... C. Lama Waktu Setiap Stadia T. h. helena dan T. h. hephaestus ............. D. Kelangsungan Hidup T. h. helena dan T. h. hephaestus ..................... E. Morfologi Telur, Larva, Pupa, dan Imago ........................................... F. Fekunditas (Keperidian) Imago Betina ............................................... G. Konsumsi Pakan Larva........................................................................ H. Perilaku T. h. helena dan T. h. hephaestus Selama di Penangkaran ...
53 54 55 56 57 58 59 60
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan ................................................................................................. Saran ........................................................................................................
63 63
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ....................................................................................................
45
DAFTAR TABEL Halaman 1
Rataan lama waktu setiap stadia T. h. helena & T. h. hephaestus .............
37
2
Life table T. h. helena hasil penangkaran di IPB .......................................
38
3
Life table T. h. hephaestus hasil penangkaran di IPB ................................
39
4
Perbandingan morfologi T. h. helena hasil penangkaran IPB dan hasil penangkaran Cilember ...............................................................................
44
5
Perbandingan morfologi T. h. hephaestus hasil penangkaran IPB dan hasil penangkaran Bantimurung ......................................................................... 45
6
Fekunditas T. h. helena hasil penangkaran IPB .........................................
46
7
Fekunditas T. h. hephaestus hasil penangkaran IPB ..................................
46
8
Jumlah konsumsi pakan larva T. h. helena pada tiap fase (n=10) .............
47
9
Jumlah konsumsi pakan larva T. h. hephaestus pada tiap fase (n=10) ......
48
10 Hasil analisa proksimat daun pakan Aristolochia tagala ...........................
48
DAFTAR GAMBAR Halaman 1
Kerangka pemikiran penelitian .................................................................
4
2
Bentuk dan bagian-bagian tubuh larva Lepidoptera (Braby 2000) ...........
6
3
Larva Lepidoptera: kroset pada ujung proleg (a) dan tungkai sejati dan tungkai palsu (b) .................................................................................
7
4
Kremaster pupa untuk menempel pada substrat .......................................
7
5
Morfologi kupu-kupu (D’Abrera 1975) ....................................................
8
6
Venasi sayap Papilionidae (Nielsen & Common1991).............................
9
7
Bentangan sayap T. h. hephaestus jantan 13.5 cm (a) dan T. h. hephaestus betina 14.5 cm (b) .........................................................
11
8
Kupu jantan sedang menghisap nektar buatan ..........................................
12
9
Kubah penangkaran IPB ...........................................................................
17
10 Kandang yang digunakan untuk penelitian: kandang kawin (a) dan kandang pupa (b) .......................................................................................
19
11 Proses pembibitan pakan larva: biji A. tagala (a), biji A. tagala disemai dalam nampan (b), bibit satu minggu setelah disemai (c), dan bibit umur satu bulan (d) ....................................................................
20
12 Posisi peletakan tanaman pakan larva: stek A. tagala di polibag telah tumbuh (a), A. tagala di pot (b) ........................................................
20
13 Peta lokasi Wana Wisata Curug Cilember ................................................
21
14 Peta lokasi Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung ..........................
22
15 Larva instar ke 3 dalam cawan petri yang berisi A. tagala .......................
24
16 Larva instar ke 4 dalam toples gelas berisi daun A. tagala (a), stadia prepupa (b) .....................................................................................
25
17 Pupa T. h. hephaestus: enam pupa dalam kandang pupa (a), perubahan warna pupa menjelang eklosi (b) .............................................
26
18 Mikroskop stereo (a), telur T. h. hephaestus, diameter 2.5 cm, berwarna jingga (b) ...................................................................................
27
19 Cara pengukuran larva T. h. hephaestus: panjang larva instar ke 5 (a), lebar larva instar ke 5 (b) .........................................................................
27
20 Cara pengukuran pupa T. h. hephaestus: panjang pupa (a), lebar pupa (b) ...........................................................................................
28
21 Cara pengukuran panjang bentangan sayap T. h. helena jantan ..............
28
22 Komponen-komponen yang digunakan untuk menyusun neraca kehidupan ......................................................................................
31
23 Perbedaan morfologi pupa T. h. hephaestus: betina (kiri) dan jantan (kanan) ...........................................................................................
34
24 Rataan suhu minimum dan suhu maksimum harian di laboratorium dan kubah penangkaran IPB ...........................................................................
36
25 Rataan kelembaban harian di laboratorium dan kubah penangkaran IPB ...........................................................................
36
26 Grafik kurva kelangsungan hidup T. h. helena dan T. h. hephaestus di penangkaran .........................................................................................
40
27 Diagram life table T. h. helena (n = 3) ......................................................
41
28 Diagram life table T. h. hephaestus (n = 3)...............................................
42
29 Parasitoid telur T. h. helena (Scelionidae: Hymenoptera).........................
43
30 Jumlah telur yang dihasilkan betina T. h. helena dan T. h. hephaestus berdasarkan hari pengamatan ..................................................................
46
31 Pupa saat imago keluar: sebelum eklosi (a) dan sesudah eklosi (b) ..................................................................................
51
32 Posisi imago T. h. helena saat mating: saling berhadapan (a) dan betina berada di atas jantan (b) ........................................................
51
33 Pola peletakan telur T. h. hephaestus: sendiri-sendiri (a) dan mengelompok (b) ....................................................................................... 51 34 Perkawinan T. h. helena jantan dengan T. h. hephaestus betina................................................................................ 52
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1
Peta penyebaran Troides helena ................................................................
69
2
Beberapa alat yang digunakan dalam penelitian ......................................
69
3
Data lingkungan fisik di laboratorium .......................................................
70
4
Data lingkungan fisik di kubah penangkaran ............................................
71
5
Imago yang diserang predator laba-laba ....................................................
72
6
Imago yang diserang predator cicak ..........................................................
72
7
Hasil uji t diameter telur T. h. helena .........................................................
73
8
Hasil uji t bobot telur T. h. helena ..............................................................
73
9
Hasil uji t panjang pupa T. h. helena..........................................................
74
10 Hasil uji t lebar pupa T. h. helena ..............................................................
74
11 Hasil uji t panjang bentangan sayap imago jantan T. h. helena .................
75
12 Hasil uji t panjang bentangan sayap imago betina T. h. helena .................
75
13 Hasil uji t diameter telur T. h. hephaestus..................................................
76
14 Hasil uji t bobot telur T. h. hephaestus.......................................................
76
15 Hasil uji t panjang pupa T. h. hephaestus...................................................
77
16 Hasil uji t lebar pupa T. h. hephaestus .......................................................
77
17 Hasil uji t panjang bentangan sayap imago jantan T. h. hephaestus ..........
78
18 Hasil uji t panjang bentangan sayap imago betina T. h. hephaestus ..........
78
19 Hasil analisis proksimat pakan pada daun A. tagala ..................................
79
20 Tanaman-tanaman berbunga sebagai sumber nektar imago ......................
80
21 Pupa yang diserang mikroorganisme .........................................................
82
22 Imago yang gagal eklosi.............................................................................
82