HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN SIKPA IBU PADA PENANGANAN PERTAMA DEMAM PADA ANAK DI PADUKUHAN GEBLAGAN, TAMANTIRTO, KASIHAN, BANTUL, YOGYAKARTA Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokter Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
HELENA WIDYASTUTI 20120320048
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
2
Helena Widyastuti (2016) Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap Ibu Pada Penanganan Pertama Demam Pada Anak Di Padukuhan Geblagan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Pembimbing: Yusi Riwayatul Afsah, S.kep.,Ns.,MNS
INTISARI Latar Belakang: Demam merupakan masalah yang sering terjadi pada anak usia sekolah (5-11 tahun) diakibatkan oleh infeksi virus seperti batuk, flu, radang tenggorokan, common cold (selesma) dan diare. Demam dapat mengganggu proses belajar anak, dehidrasi sedang hingga berat, kerusakan neurologis, kejang demam hingga kematian. Penanganan pertama demam pada anak dapat berupa pemberian obat penurun panas, mengenakan pakaian tipis, menambah konsumsi cairan, banyak istirahat, mandi dengan air hangat, serta memberi kompres. Penanganan demam pada anak sangat tergantung pada peran ibu. Ibu yang memiliki pengetahuan tentang penanganan demam dan memiliki sikap yang baik dalam memberikan perawatan dapat menentukan pengelolaan demam yang terbaik bagi anak Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan sikap ibu pada penanganan pertama demam pada anak di Padukuhan Geblagan RT 01-RT 07 Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. Metode Penelitian: Jenis penelitan ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan April - Mei 2016. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 54 ibu yang memiliki anak usia 5-11 tahun yang pernah mengalami demam di Padukuhan Geblagan RT 01-RT 07 Tamantirto, Kasihan Bantul, Yogyakarta dan diambil dengan teknik cluster random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan demam dan kuesioner sikap ibu pada penanganan pertama demam anak. Analisis data menggunakan uji spearman rank dengan tingkat kemaknaan α=0,05. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukan p=0,01 dengan tingkat kemaknaan α=0,05 (5%) sehingga p value < α (0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dengan sikap ibu pada penanganan pertama demam pada anak di Padukuhan Geblagan RT 01-RT 07 Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. Kata kunci: Demam, Penanganan Pertama Demam, Tingkat Pengetahuan
3
Helena Widyastuti (2016) Relationship Between Mother’s Knowledge Level With Mother’s Attitude Of First Fever Treatment To Children in Padukuhan Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta . Advisor: Yusi Riwayatul Afsah, S.kep.,Ns.,MNS
ABSTRACT Background: Fever is the common problem that happens in school-age children (5-11 years) related to viral infections such as coughs, colds, sore throat, common cold (common cold) and diarrhea. Fever can interfere learning process of children, moderate to severe dehydration, neurological damage, febrile convulsions and even death. The first treatment for fever in children may include febrifuge, increase water consumption, lots of rest, shower with warm water, and giving compress. Fever management in children rely on the mother's role. Mothers who have knowledge about fever managmenet and have a good attitude in providing care can determine the best management for the children. Objective: The aim of this study was to determine the relationship between level of knowledge with mother attitude in the first fever treatment to children in Padukuhan Geblagan RT 01-RT 07 Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. Methods: This study was quantitative with cross sectional approach. This research was conducted in April - May 2016. The sample in this study were 54 mothers who have children aged 5 until 11 years and experienced fever which taken with stratified random sampling technique. Data was collected using questionnaires. Data analysis was performed using Spearman rank test with significance level α=0,05. Result: The result showed p = 0,01 with significance level α=0,05 (5%) so that p value < α (0,05). Conclusion: There are significant relationship between the knowledge of the mother with mother attitude in the first fever treatment to children in Padukuhan Geblagan RT 01-RT 07 Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. Keywords: Fever, First Fever Treatment, Knowledge.
4
infeksi virus seperti batuk, flu,
Pendahuluan Demam adalah suatu tanda
radang tenggorokan, common cold
bahwa tubuh sedang melawan infeksi
(selesma) dan diare (Depkes RI,
atau bakteri yang berada di dalam
2000, Susanto, 2007). Penanganan
tubuh.
biasanya
pertama demam pada anak dapat
sistem
berupa terapi farmakologi dan terapi
imunitas anak berfungsi dengan baik
non farmakologi. Terapi farmakologi
(Nurdiansyah,
Protokol
yang digunakan biasanya adalah
Kaiser Permanente Appointment and
berupa memberikan obat penurun
Advice Call Center mendefinisikan
panas,
demam yaitu temperatur rektal diatas
farmakologi yang dapat dilakukan
38°C, aksilar 37,5°C dan diatas
yaitu mengenakan pakaian tipis,
38,2°C
pengukuran
lebih sering minum, banyak istirahat,
Sedangkan
mandi dengan air hangat, serta
dikatakan demam tinggi apabila suhu
memberi kompres (Saito, 2013).
tubuh >41°C (Kania 2010). Demam
Tindakan
pada anak terjadi ketika suhu tubuh
dilakukan antara lain kompres hangat
anak
basah,
kompres
dengan
larutan
Demam
menjadi
juga
pertanda
bahwa
2011).
dengan
membrane
tympani.
diatas
(Arifianto, Academy
38
derajat
2012). Pediatrics
American
kompres
terapi
yang
hangat obat
non
dapat
kering
antiseptik,
(AAP)
kompres basah dingin dengan dengan
menyebutkan bahwa demam sering
air biasa dan kompres dingin kering
terjadi pada anak usia sekolah yaitu
dengan kirbat es atau kantung untuk
5-11 tahun yang disebabkan oleh
mengkompres (Asmadi, 2008).
5
of
celsius
sedangkan
menggunakan uji statistik spearmen
Metode Penelitian Penelitian
ini
dilakukan
rank
dengan
nilai
dengan metode kuantitatif dengan
α=0,05.
rancangan cross sectional. Pemilihan
Hasil Penelitian
sampel
melalui
metode
total
Tabel
4.1
kemaknaan
menunjukan
sampling dengan sampel berjumlah
karakteristik responden berdasarkan
54 orang. Kriteria sampel adalah ibu
usia terbanyak adalah kategori usia
yang memiliki anak berusia 5-11
dewasa akhir sejumlah 26 orang
tahun, ibu yang pernah menangani
(48,1%), kategori usia dewasa awal
anak dengan demam, ibu yang
dengan hasil sebanyak 25 orang
tinggal
anak,
(46,3%) dan usia paling sedikit
bersedia menjadi responden dan
adalah kategori remaja akhir yaitu
mampu membaca dan menulis.
sebanyak 1 orang (1,9%). Responden
serumah
Tingkat diukur
dengan
pengetahuan
dengan
kuesioner
ibu
menggunakan
tingkat
pengetahuan
berdasarkan paling
pendidikan
banyak
Menengah
terakhir
adalah
Atas
Sekolah
(SMA)
yakni
dengan jumlah pertanyaan sebanyak
berjumlah 37 orang (68,5%) dan
18 soal. Sikap ibu pada penanganan
terdapat
demam
dengan
terakhir yang memiliki nilai yang
menggunakan kuesioner penanganan
sama yaitu Lulus SD dan Lulus SMP
demam yang berisikan 17 soal.
masing-masing
anak
diukur
Analisa data untuk melihat hubungan
6
antar
variabel
2
kategori
2
pendidikan
orang
(3,7%).
Karakteristik responden berdasarkan status pekerjaan terbanyak adalah Ibu
Rumah Tangga (IRT) yaitu sebanyak
Tamantirto,
30 orang (55,6%) dan yang paling
Yogyakarta
sedikit adalah PNS sebanyak 2 orang
kategori pengetahuan
(3,7%).
berjumlah 28 orang (51,9%), diikuti
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Padukuhan Geblagan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun 2016.
kategori
No. 1.
F
Presentase
Remaja Akhir
1
1,9
Dewasa Awal
25
46,3
Dewasa Akhir
26
48,1
Lansia Awal
2
3,7
54
100
Lulus SD
2
3,7
Lulus SMP
2
3,7
Lulus SMA
37
68,5
13
24,1
54
100
2
3,7
12
22,2
10
18,5
30
55,6
54
100
Karakteristik Usia
Total 2.
Pendidikan Terakhir
Lulus Perguruan Tinggi Total 3.
Pekerjaan PNS Karyawan Swasta Wiraswasta Ibu Tangga Total
Rumah
Kasihan,
Bantul,
terbanyak
berada di baik
yaitu
pengetahuan
cukup
sebanyak 21 orang (38,9%) dan yang
paling
sedikit
berada
di
kategori pengetahuan kurang yaitu sebanyak 5 orang (9,2%). Tabel 4.2 Karakteristik Tingkat Pengetahuan Responden di Padukuhan Geblagan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun 2016 Tingkat Pengetahuan
F
Persentase
Kurang
5
9,2
Cukup
21
38,9
Baik
28
51,9
Total
54
100
Sumber: Data Primer (2016) Tabel gambaran
4.3
menjelaskan
penanganan
demam
responden di Padukuhan Geblagan,
Sumber: Data Primer 2016 Tamantirto, Tabel
4.2
Menjelaskan
tingkat
pengetahuan
Kasihan,
Bantul,
Yogyakarta terbanyak pada kategori gambaran
penanganan
demam
baik
yaitu
responden di Padukuhan Geblagan, sebanyak
7
39
orang
(72,3%)
sedangkan yang termasuk dalam kategori buruk sebanyak 15 orang (27,7%). Tabel 4.3 Karakteritik Penanganan Demam Responden di Padukuhan Geblagan Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, Tahun 2016 Penanganan Demam
F
Persentase
Buruk
15
27,7
Baik
39
72,3
Total
54
100
Tabel 4.4 Distribusi Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Penanganan Demam pada Anak Responden di Padukuhan Geblagan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogykarta Tahun 2016 Tingkat Pengetah uan
f
Penanganan Demam Baik Buruk p (%) f p (%)
Baik
24
44,5
4
7,4
Cukup
13
24,1
8
14,8
Kurang
2
3,7
3
5,5
Total
39
72,3%
15
27,7%
Tabel 4.4 menjelaskan bahwa responden dalam penelitian ini paling
Ρ
+0,336
0,013
54
100
Sumber: Data Primer (2016) Pembahasan 1. Karakteristik
Sumber: Data Primer (2016)
R
Responden
di
Padukuhan Geblagan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
tingkat
Berdasarkan data yang diperoleh
dengan
menurut usia dapat diketahui bahwa
yaitu
persentase responden di Padukuhan
sebanyak 24 orang (44,5%) dan yang
Geblagan Tamantirto Kasihan Bantul
paling sedikit adalah responden pada
Yogyakarta yang paling dominan
kategori tingkat pengetahuan kurang
pada kategori usia adalah dewasa
namun memiliki cara penanganan
akhir
demam yang baik yaitu sebanyak 2
(48,1%). Teori Erikson menjelaskan
orang (3,7%).
bahwa orang dengan usia dewasa
banyak
terdapat
pengetahuan penanganan
pada baik
demam
baik
akhir
yaitu sebanyak
masuk
perkembangan
kedalam
26 orang
kategori
generativitas
vs
stagnasi. Pada tahap generativitas 8
dan
stagnansi
orang
dewasa
terdapat
sosialisasi
mengenai
mengembangkan nilai pemeliharaaan
pendidikan lanjut seperti sarjana. Hal
(care). Pemeliharaan terungkap lewat
tersebut
kepedulian
lain,
pada penelitian ini lebih banyak yang
dan
memiliki
pada
pemeliharaan
orang anak
menyebabkan
responden
tingkat
pendidikan
meneladaninya. Dapat disimpulkan
menengah yaitu SMA dari pada
bahwa orang dengan usia dewasa
tingkat pendidikan tinggi misal D3
akhir (36-45 tahun) termasuk dalam
dan S1.
masa
subur
dan
pengasuhan
(Alwisol, 2009). Hasil
menurut pekerjaan ibu diketahui
data
berdasarkan
Berdasarkan data yang diperoleh
yang
tingkat
diperoleh pendidikan
bahwa
responden
Geblagan,
di
Padukuhan
Tamantirto,
terakhir responden terbanyak adalah
Bantul,
lulus SMA yaitu sebanyak 37 orang
dominan adalah ibu rumah tangga
(68,5%). Responden pada penelitian
yaitu sebanyak 30 orang (55,6%).
ini kebanyakan merupakan tahun
Hal
kelahiran 1971-1980an dimana pada
pendidikan terakhir para ibu yaitu
masa itu belum banyak perempuan
SMA, sehingga wajar jika para ibu di
yang
memiliki
Padukuhan Geblagan memilih untuk
pendidikan tinggi misal sarjana. Pada
menjadi ibu rumah tangga bukan
tahun 1990an saat para responden
seorang pegawai atau berwiraswasta.
sudah menduduki jenjang pendidikan
Hal
menengah
pendidikan terakhir yang dimiliki
9
ingin
untuk
masih
sangat
jarang
Yogyakarta
Kasihan,
tersebut
ini
dapat
yang
paling
dilihat
dikarenakan
dari
jenjang
para ibu belum mencukupi untuk
memiliki tingkat pengetahuan yang
bekerja sebagai pegawai negri sipil
baik daripada ibu yang memiliki
dan
pengetahuan kurang dan cukup. Data
karyawan
swasta
yang
kebanyakan
memerlukan
jenjang
tersebut
pendidikan
S1
mencari
penelitian
untuk
tidak
sejalan
yang
dengan
dilakukan
oleh
pegawai. Namun para ibu juga tidak
Amarilla pada tahun 2012 yang
memilih untuk berwiraswata dapat
menyebutkan bahwa
dikarenakan pengalaman para ibu
ibu mengenai demam secara umum
yang
masih rendah (Riandita, 2012).
kurang
dalam
hal
berwiraswasta. 2.
pengetahuan
Pada penelitian ini mencakup Pengetahuan
beberapa hal yang berkaitan tentang
Responden Mengenai Demam
demam seperti pengertian demam,
pada
temperatur suhu tubuh dalam kondisi
Tingkat
Anak
Responden
di
Padukuhan Geblagan RT 01-
normal
RT 07 Tamantirto Kasihan
demam, karakteristik demam, cara
Bantul Yogyakarta
menentukan
Berdasarkan data yang diperoleh
penurun panas. Berdasarkan data
mengenai
demam,
demam
penyebab
serta
obat
pengetahuan
yang diperoleh dari 54 responden
yang paling dominan
temukan bahwa hampir semua ibu
adalah ibu yang berpengetahuan baik
yaitu sebanyak 53 orang (98,1%)
yaitu sebanyak 28 orang (51,9%)
mengatakan
Dari data tersebut dapat dilihat
merupakan
bahwa
suhu tubuh. Pada penelitian ini dapat
responden
10
tingkat
dan
lebih
banyak
ibu
yang
bahwa keadaan
demam peningkatan
dilihat
bahwa
sudah
responden mengenai suhu tubuh anak
mengetahui pengertian demam yang
yang dikatakan demam tinggi dan
terjadi
suhu tubuh normal pada anak pada
pada
responden
anak
dan
dapat
disimpulkan bahwa responden pada
penelitian
penelitian ini memiliki pengetahuan
walaupun responden sudah mampu
yang
menjawab dengan benar suhu tubuh
baik
pada
pertanyaan
pengertian demam.
ini
masih
kurang,
demam pada anak.
Pengetahuan
responden
Pengetahuan responden tentang
mengenai suhu tubuh normal dan
penyebab
demam dikategorikan cukup dilihat
dalam kategori baik dilihat dari hasil
dari data yang didapat yaitu 26 orang
jawaban
(48,1%)
responden
responden
menjawab
demam
benar
dikategorikan
yang
sebanyak
48
orang
(88,8%)
normal anak, 49 orang (90,7%)
sebanyak
responden menjawab dengan benar
Responden
mengenai suhu tubuh yang dikatakan
penyebab dari demam yang diderita
demam
anak
masih
sedikit
jumlah
oleh
dengan benar mengenai suhu tubuh
namun
dari
diisi
54
responden
orang
(100%).
mengetahui
adalah
disebabkan
bahwa
karena
responden yang mengetahui berapa
infeksi virus maupun bakteri. Sejalan
suhu tubuh yang sudah dikatakan
dengan teori yang dijabarkan oleh
demam tinggi pada anak yaitu hanya
Potter & Perry (2010) bahwa demam
ada
terjadi
17
orang
(31,4%)
yang
akibat
perubahan
menjawab dengan benar. Peneliti
pengaturan
menyimpulkan bahwa pengetahuan
disebabkan karena adanya pirogen,
11
hipotalamus
titik yang
seperti bakteri atau virus yang dapat
responden
meningkatkan suhu tubuh. Pirogen
demam dikatakan baik.
bertindak memicu
sebagai respons
antigen sistem
yang
mengenai
karakteristik
Pengetahuan
responden
imun.
mengenai cara menentukan demam
Hipotalamus akan meningkatkan titik
anak didapatkan hasil responden
pengaturan
akan
memiliki pengetahuan baik pada
menyimpan
pertanyaan cara pengukuran suhu
dan
menghasilkan
tubuh
serta
panas.
tubuh yang paling akurat dengan
Berkaitan dengan pengetahuan responden
mengenai
karakteristik
jawaban termometer sebanyak 48 orang responden (88,8%) namun
demam yang meliputi gejala-gejala
belum
demam seperti kenaikan suhu tubuh,
dimana tempat pengukuran suhu
anak terlihat lemah, anak rewel,
yang benar sehingga hanya didapat 4
gelisah bahkan sampai mual muntah.
orang
Data
menjawab
yang
didapat
mengenai
banyak
yang
responden dengan
mengetahui
(7,4%)
yang
benar.
Dapat
karakteristik demam pada respon
disimpulkan bahwa responden sudah
sebagai berikut 53 orang responden
mengetahui alat pengukur suhu tubuh
(98,1%) mengetahui gejala yang
yang
terjadi pada anak yang mengalami
responden
demam dan 37 orang responden
mengukur suhu tubuh yang benar
(68,5%) mengetahui gejala penyerta
masih sangat kurang.
yang biasa terjadi pada anak. Hal ini menunjukan
12
bahwa
pengetahuan
benar
namun terhadap
pengetahuan tempat
3.
Penanganan
demam
dalam
hal
pemberian
Deman
pada
Responden
di
kompres dan menggunakan selimut
Padukuhan Geblagan RT 01-
tebal. Respoden masih banyak yang
RT 07 Tamantirto Kasihan
menggunakan
Bantul Yogyakarta
padahal kompres dingin hanya akan
Berdasarkan data tentang sikap
menghambat pengeluaran panas dari
responden pada penanganan demam
dalam tubuh akibat vasokontriksi
yang dilakukan pada anak lebih
yang
banyak responden yang memiliki
kompres dingin tersebut. Sedangkan,
sikap baik yaitu sebanyak 39 orang
untuk penggunaan selimut tebal itu
(72,3%)
yang
tidak disarankan untuk orang yang
memiliki sikap penanganan buruk
sedang yang mengalami demam
sebanyak 15 orang yaitu (27,7%).
karena
akan
menghambat
aliran
Data
udara
yang
dibutuhkan
untuk
Anak
dan
responden
ini
tidak
sejalan
penelitian
yang
dilakukan
dengan oleh
Setyani dan Khusnal (2013) yang
kompres
dihasilkan
dari
pemberian
menurunkan suhu tubuh (Setyani & Khusnal, 2013).
mengatakan bahwa lebih banyak ibu
Penelitian
ini
mencakup
yang memiliki sikap penanganan
beberapa
pertanyaan
dalam
berhubungan
dengan
kategori
sedang
yaitu
dingin
yang
penanganan
sebanyak 43 orang (82,7%) dari
pertama demam pada anak seperti
jumlah sample sebanyak 52 orang.
apakah
Ardi dkk mengatakan bahwa ibu
diturunkan, apakah demam akan
masih keliru terhadap penanganan
terus
13
demam
meningkat
harus
apabila
segera
tidak
diturunkan,
pengukuran
suhu
menggunakan
termometer,
kapan
menggunakan
panas,
Responden
kapan anak harus dibawa ke dokter,
menyadari
upaya untuk menurunkan demam dan
merupakan alat yang akurat untuk
kompres demam. Berdasarkan data
mengukur suhu tubuh.
pemberian
obat
penurun
yang diperoleh dari 54 reponden
sedangkan 11 orang (20,4%) tidak
Pada
termometer. pada
penelitian
bahwa
pertanyaan
ini
termometer
penggunaan
didapatkan sebanyak 53 responden
obat penurun panas didapatkan hasil
mampu menjawab dengan benar
bahwa para ibu sudah mengerti
terhadap pertanyaan apakah demam
tentang obat dan label obat namun
harus segera diturunkan dan terdapat
hanya terdapat 16 orang responden
52 responden yang menjawab dengan
(29,6%) yang menggunakan obat
benar
apakah
secara tepat untuk mengatasi demam
demam akan terus meningkat apabila
anak. Penelitian yang dilakukan oleh
tidk diturunkan. Dari hasil tersebut
Setyani
dapat disimpulkan bahwa ibu sudah
menunjukan bahwa sebanyak 42
paham terkait kapan demam harus
orang dari 52 orang ibu masih
diturunkan.
memberikan obat kepada anak tanpa
pada
Sikap
pertanyaan
responden
dan
Khusnal
(2013)
dalam
konsultasi kepada dokter terlebih
menggunakan termometer sudah baik
dahulu yang membuat pemberian
yaitu sebanyak 43 orang responden
obat kepada anaknya kurang tepat.
(79,6%) menggunakan termometer
Terdapat 3 pertanyaan tentang
untuk menurunkan suhu tubuh anak,
sikap ibu pada penanganan demam
14
mengenai kapan anak harus dibawa
responden (48%) menjawab dengan
ke dokter. Lebih dari 33 responden
benar. Dari hasil tersebut dapat
menjawab
ditarik
pertanyaan
tersebut
kesimpulan
bahwa
lebih
dengan benar. Artinya para ibu sudah
banyak ibu yang sudah memberikan
mengetahui waktu yang tepat untuk
minum yang banyak kepada anak
membawa anak ke dokter. Penelitian
saat demam dari pada ibu yang
serupa menunjukan bahwa 45 orang
mengipasi/memberikan aliran udara
responden dari 52 orang responden
yang baik untuk menurunkan suhu
membawa anak kedokter pada waktu
tubuh
yang tepat (Setyani & Khusnal,
mengenai penanganan suhu tubuh
2013)
dengan mengipasi/mengaliri udara
Pada
pertanyaan
mengenai
anak.
Pengetahuan
ibu
yang baik masih sangat terbatas, hal
upaya ibu dalam menurunkan demam
tersebut
anak terdapat 2 pertanyaan yaitu
jarang menerima informasi bahwa
apakah ibu memberikan minum yang
penanganan pertama demam pada
banyak
anak
kepada
menurunkan didapatkan
anak
suhu 40
tubuh
orang
untuk anak
responden
(74%) menjawab pertanyaan dengan
dikarenakan
salah
ibu
satunya
masih
adalah
mengipasi/memberikan aliran udara yang baik untuk anaknya. Pada penelitian ini terdapat 4
benar sedangkan untuk pertanyaan
pertanyaan
apakah ibu mengipasi/memberikan
dalam
aliran udara pada anak saat anak
pertama demam pada anak terkait
demam didapatkan hasil 26 orang
penggunaan
15
mengenai
melakukan
sikap
ibu
penanganan
kompres.
Untuk
pertanyaan apakah ibu memberikan
kompres hangat dengan temperatur
kompres dan apakah ibu melakukan
29,5°C-32°C
kompres
signal ke hipotalamus dan memacu
pada
dahi
anak
dapat
memberikan
mendapatkan hasil yang sama yaitu
terjadinya
51
darah perifer yang menyebabkan
orang
pertanyaan
responden dengan
menjawab
benar,
untuk
vasodilatasi
terjadinya
pembuluh
pembuangan
panas
pertanyaan apakah ibu menggunakan
melalui kulit meningkat sehingga
kompres air hangat mendapatkan
suhu tubuh anak menjadi normal
hasil 38 orang responden sudah
kembali.
melakukan
4. Hubungan
kompres
dengan
air
Tingkat
hangat, namun terdapat 35 orang
Pengetahuan Ibu dengan Sikap
responden
menggunakan
Ibu pada Penanganan Pertama
kompres menggunakan air dingin
Demam Pada Anak Responden di
untu menurunkan suhu tubuh anak.
Padukuhan Geblagan RT 01-RT
Ibu di Padukuhan Geblagan sudah
07 Tamantirto Kasihan Bantul
banyak
Yogyakarta
yang
yang
mengerti
tentang
penggunaan kompres yaitu kompres
Berdasarkan
penelitian
hangat namun tidak sedikit yang
dapat
masih menggunakan kompres dingin
pengetahuan responden yang baik
. ibu beranggapan bahwa apabila air
dan
dingin
penanganan pertama demam yang
dikompreskan
pada
anak
diketahui
hasil
sikap
responden
sebanyak
24
tingkat
pada
maka akan mempercepat penurunan
baik
suhu tubuh anak. Padahal pemberian
(44,5%). Hasil tersebut menunjukan
16
juga
bahwa
orang
adanya hubungan yang signifikan
pada balita di rumah dengan nilai
antara tingkat pengetahuan dengan
p=0,0001 (p<0,05).
sikap ibu pada penanganan pertama
Notoatmodjo (2010) menyatakan
demam pada anak responden di
bahwa dengan pengetahuan yang
Padukuhan Geblagan, Tamantirto,
dimiliki seseorang maka seseorang
Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
tersebut
Hasil
sejalan
dengan pengetahuan yang dimiliki.
dengan penelitian yang dilakukan
Pengetahuan merupakan hasil dari
oleh Sugiarto dan Atho’illah (2015)
pengolahan suatu informasi yang
dengan judul Hubungan Tingkat
diterima seseorang melalui panca
Pendidikan dan Pengetahuan Ibu
indra sesuai dengan kemampuan
dengan Penanganan Hipertermi Pada
masing-masing
Balita Di Rumah Di Desa Kalipancur
mengolahnya.
Kecamatan
penelitian
Bojong
ini
akan berperilaku sesuai
Kabupaten
individu
dalam
Dilihat dari hasil penelitian ini
Pekalongan. Terdapat 46 ibu yang
terdapat
85%
memiliki balita dijadikan sampel
memiliki pengetahuan baik dan sikap
pada penelitian ini. Penelitian ini
pada penanganan pertama yang baik
menggunakan uji Chi-Square dengan
pula.
hasil penelitian menunjukan ada
bahwa
hubungan yang signifikan antara
pengetahuan yang baik mengenai
tingkat pendidikan dan pengetahuan
demam
ibu dengan penanganan hipertermi
penyebab,
Maka,
orang
dapat
seseorang
dimulai gejala
ibu
yang
disimpulkan yang
dari
miliki
pengertian,
demam
serta
bagaimana penanganan yang tepat
17
dilakukan saat demam akan memiliki
sebanyak
sikap
responden (51,9%).
yang
benar
dalam
hal
menangani demam.
3.
orang
Sikap ibu pada penanganan pertama demam pada anak
Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh ibu
Hubungan Tingkat Pengetahuan
berada dalam kategori baik
dengan
sebanyak
Sikap
Penanganan pada
Ibu
Pertama
Anak
di
pada Demam
39
orang
responden (72,3%).
Padukuhan
Diharapkan
peneliti
Geblagan, Tamantirto, Kasihan,
dapat mengembangkan ilmu
Bantul, Yogyakarta tahun 2016,
dari
didapatkan kesimpulan sebagai
mengenai
berikut:
penanganan pertama demam
1.
2.
Terdapat
hubungan
bermakna
antara
yang tingkat
hasil
pada
penelitian demam
anak
dengan
membantu
ibu
pengetahuan dengan sikap
mendapatkan
ibu
melalui
pada
penanganan
ini dan
cara untuk
informasi
media
masa,
dan
tenaga
pertama demam pada anak,
elektronik
yang
kesehatan yang dekat dengan
ditunjukan
dengan
signifikan p value = 0,013.
tempat tinggal warga. Peneliti
Tingkat
ibu
juga berharap penelitian ini
tentang demam yang baik
mampu memberikan motivasi
pengetahuan
kepada
18
28
para
ibu
untuk
mencari informasi yang benar
pada
melalui
melakukan
dengan
cara
media
masa,
serta
tenaga
terutama tentang demam dan
kesehatan mengenai demam
penanganan pertama demam
dan
pertama
pada anak
demam yang dapat dilakukan
Daftar Rujukan
kepada anak sehingga anak
1. Alwisol.
elektronik
penanganan
mendapatkan
penanganan
pertama demam yang benar,
penyuluhan
(2009).
Psikologi
Kepribadian (Edisi Revisi) . Malang: UMM Press.
serta bisa dijadikan bahan
2. Asmadi. (2008). Teknik Prosedural
acuan perkembangan materi
Keperawatan Konsep dan Aplikasi
penanganan pertama demam
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta:
khususnya
Salemba Medika.
di
bidang
keperawatan komunitas dan
3. Notoatmodjo,
S.
(2010).
Ilmu
pendidikan kesehatan untuk
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
upaya komunikasi, informasi
Cipta.
dan edukasi kepada klien dan keluarga,
sehingga
membantu meningkatkan
dapat dalam
pengetahuan
dan memperbaiki sikap ibu dalam
melakukan
penanganan pertama demam
4. Nurdiansyah, & Nia. (2011). Buku Pintar Ibu dan Bayi. Jakarta.
5. Riandita, A. (2012). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Demam
dengan
Pengelolaan Demam pada Anak. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang.
19
anak
6. Setyani, A., & Khusnal, E. (2013). Gambaran
Perilaku Ibu
dalam
Penanganan Demam pada Anak di Desa Seren Kecamatan Gebang Purworejo.
Yogyakarta:
Stikes
Aisyiyah.
7. Sugiarto, B., & Atho'illah, K. (2015). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Penanganan
Ibu
dengan
Hipertermi
Pada
Balita Di Rumah Di Desa Kalipancur Kecamatan
Bojong
Kabupaten
Pekalongan. Pekalongan: STIKes Muhammadiyah Pekalongan.
20
Pakajangan-
21