PENGEMBANGAN KURIKULUM KULLIYATUL MUALLIMIN AL- ISLAMIYAH (KMI) DALAM MENANAMKAN AKHLAQUL KARIMAH PADA SANTRI PUTRA DI PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015
NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I.)
Disusun Oleh: Wiwik Setyaningsih NIM: G 000 090 053 NIRM: 09/X02.2.1/1735
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Skripsi/Tugas Akhir: Nama
: Dra. Mahasri Shobahiya, M.Ag.
Sebagai
: Pembimbing I
NIK
:
Nama
: Drs. Abdullah Mahmud, M. Ag
Sebagai
: Pembimbing II
NIK
:
Telah membaca dan mencermati Naskah Artikel Publikasi Ilmiah yang merupakan ringkasan Skripsi (Tugas Akhir) dari mahasiswa: Nama NIM Program Studi Judul Skripsi
:Wiwik Setyaningsih :G 000 090 053 :Fakultas Agama Islam/Tarbiyah :Pengembangan Kurikulum Kulliyatul Muallimin AlIslamiyah Dalam Menanamkan Akhlaqul Karimah Pada Santri Putra Di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Tahun Pelajaran 2014/2015
Naskah Artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya. Surakarta, 28-Maret-2015 Pembimbing I,
Dra. Mahasri Shobahiya, M.Ag.
PENGEMBANGAN KURIKULUM KULLIYATUL MUALLIMIN AL-ISLAMIYAH (KMI) DALAM MENANAMKAN AKHLAQUL KARIMAH PADA SANTRI PUTRA DI PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Wiwik Setyaningsih G 000 090 053 Fakultas Agama Islam ABSTRAK
Pengembangan kurikulum adalah arahan kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan, karena adanya berbagai pengaruh yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri, dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depan dengan baik. Dalam penelitian ini masalah yang dikaji adalah bagaimana model pengembangan kurikulum Kulliyatul Muallimin Al-Islamiyah dalam menanamkan akhlaqul karimah pada santri Putra di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta? Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kurikulum Kulliyatul Muallimin Al-Islamiyah dalam menanamkan akhlaqul karimah pada santri Putra di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta. Manfaat penelitian ini meliputi manfaat teoritis yaitu menambah hazanah pengetahuan, khususnya mengenai pengembangan kurikulum di pondok pesantren. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan subjek Pimpinan Pondok, Direktur KMI, Bagian Pengasuhan dan Staf pengajar Pondok. Metode yang digunakan untuk memperoleh data adalah metode wawancara,Observasi dan Dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian disusun dan dianalisia dengan menggunakan deskriptif kualitatif, melalui tahapan reduksi data, penyusunan data dan pengambilan kesimpulan. Berdasarkan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa dalam pengembangan kurikulum yang dilakukan di Pondok Putra Ta’mirul Islam menggunakan beberapa model, antara lain: (1) Model pembelajaran sosial, (2) menciptakan kader ulama untuk ummat, (3) pembelajaran berkesinambungan, dan (4) penilaian akhlak. Penilaian akhlak santri dilakukan oleh Bagian Pengasuhan bekerja sama dengan Bagian Kurikulum serta bagian OSTI. Bagian Kurikulum menilai akhlak santri pada waktu jam pelajaran, dan Bagian Pengasuhan menilai akhlak santri dalam kegiatan sehari-hari dari bangun tidur sampai tidur lagi, serta bekerja sama dengan bagian keamanan (OSTI) untuk membimbing para santri supaya berakhlaqul karimah.
Kata kunci: Pengembangan Kurikulum, Akhlaqul Karimah, Pondok
PENDAHULUAN Pendidikan suatu
hal
yang
pedoman hidup bermasyarakat
merupakan tidak
dipisahkan
dari
manusia.
Karena
hakekatnya
sehari-hari1.
dapat
Dilihat
kehidupan dan
pada
metode
pesantren
pendidikan
dari
kurikulum
pembelajaran,
dibedakan
menjadi
merupakan sarana bagi manusia
dua, yaitu: pertama; pesantren
untuk
tradisional,
merubah
kehidupan
adalah
lembaga
menjadi lebih baik. Salah satu
pesantren yang mempertahankan
aspek
dalam
pelajaran kitab-kitab Islam klasik
kurikulum.
sebagai inti pendidikan. Adapun
Karena, kurikulum merupakan
ciri-ciri pesantren tradisional di
acuan atau rambu-rambu yang
antaranya:
digunakan
pedoman
pimpinan pesantren, (2) Santri
aktivitas
bermukim di asrama dan belajar
terpenting
pendidikan
dalam
adalah
sebagai seluruh
(1)
Kyai
sebagai
pada kyai, (3) Asrama sebagai
pendidikan. Pesantren
merupakan
tempat tinggal para santri, (4)
lembaga pendidikan tradisional
Pengajian
sebagai
bentuk
Islam
pengajaran,
dan
Masjid
yang
memahami,
bertujuan
untuk
menghayati,
mengamalkan
ajaran
dan
sebagai pusat kegiatan pondok pesantren2.
Islam
agama
Islam
Kedua;
pesantren
modern, adalah pesantren yang
dengan menekankan pentingnya moral
(5)
sebagai
Ahmad Muthohar, Idologi Pendidikan Pesantren (Jakarta: Pustaka, 2007), hlm. 11. 2 Fenomena, Dinamika Sistem Pesantren (Jakarta: Seri Inisx, 2005), hlm.78. 1
melakukan
pembaharuan
(modernisasi)
dalam
pendidikan,
(Departemen
sistem
kurikulum
Agama) Pondok
dan Modern
kelembagaan,
Darussalam Gontor. Kurikulum
pemikiran dan fungsi3. Ciri khas
Depag yaitu kurikulum yang
pondok pesantren modern di
telah ditetapkan oleh negara,
antaranya: (1) penekanan pada
khususnya berkaitan dengan mata
bahasa Arab percakapan, (2)
pelajaran
memakai
kurikulum
buku-buku
literatur
umum,
sedangkan
Pondok
Modern
bahasa Arab kontemporer, (3)
Darussalam
Gontor
diambil
memiliki
sekolah
khususnya
berkaitan
dengan
bawah
kurikulum
(Departemen
formal
di
Diknas
Nasional)
keagamaan.
atau
Pondok
Pesantren
Kemenag (Kementrian Agama),
Ta`mirul Islam memandang akan
dan (4) tidak lagi memakai
sangat pentingnya akhlak para
sistem pengajian tradisional4.
santrinya, selain prestasi belajar
Pondok
santri
Pesantren
dalam
berbagai
Ta`mirul Islam adalah salah satu
pelajaran.
pesantren yang memiliki sistem
akhlak tetap dipandang lebih
pendidikan
modern.
penting dalam proses pendidikan
yang
secara luas. Dengan demikian,
diajarkan merupakan perpaduan
para santri kelak diharapkan
antara kurikulum dari Depag
menjadi guru-guru yang handal,
Adapun
yang kurikulum
Namun
mata
demikian,
tarbawi dan islami.
Anik Farida, dkk, Modernisasi Pesantren (Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2007), hlm. 9. 4 Ibid., hlm. 23. 3
Setelah melihat beberapa pokok pikiran di atas, terutama
terkait akhlaqul karimah, penulis
model pengembangan kurikulum
tertarik untuk mengungkap lebih
KMI
jauh
akhlaqul karimah pada santri
tentang
kurikulum
bagaimana
KMI
Pesantren
di
Pondok
Ta`mirul
Islam
putra
“Pengembangan
Kurikulum
KMI
di
menanamkan
Pondok
Pesantren
Ta’mirul Islam Surakarta tahun pelajaran 2013/2014”.
Surakarta dalam penelitian yang berjudul
dalam
Tinjauan
dalam
dijadikan
pustaka yang
sebagai
rujukan
Menanamkan Akhlakul Karimah
antaranya sebagaimana
pada Santri Putra di Pondok
telah dilakukan oleh:
Pesantren Ta`mirul Islam Tahun
1. Tri
Pelajaran 2013/2014”.
Agus
skripsinya
Berdasarkan
latar
di yang
Santoso yang
dalam berjudul
“Penyusunan Kurikulum SD
belakang masalah di atas, maka
Muhammadiyah
penulis
merumuskan
Khusus
sebagai
berikut:
masalah
”Bagaimana
Program
(PK)
Surakarta
Tahun
2009”,
model pengembangan kurikulum
mengungkapkan
bahwa
KMI
penyusunan kurikulum di SD
dalam
menanamkan
akhlaqul karimah pada santri
Muhammadiyah
putra
Khusus
di
Pondok
Pesantren
Ta’mirul Islam Surakarta tahun
tenaga
pelajaran 2013/2014 ?”.
sekolah,
Tujuan dicapai
dalam
yang
hendak
penelitian
Prgoram
melibatkan:
(a)
ahli,
(b)
komite
(c)
guru
bagian
kurikulum, (d) koordiantor
ini
guru mata pelajaran, dan (e)
adalah: “Untuk mendeskripsikan
guru
mata
pelajaran.
oleh siswa setiap setelah
Penyusunan visi, misi dan
shalat dzuhur dengan tiga
tujuan
bahasa
sekolah
dengan
(bahasa
Indonesia,
menggunakan kalimat yang
bahasa Inggris, dan bahasa
jelas dan mencakup aspirasi
Arab)
pihak yang terkait. Dalam
setiap hari, (b) membiasakan
mewujudkan
siswa tampil di depan umum
itu
semua,
setiap guru wajib membuat
guna
silabus dan RPP5.
diri
berjudul
Pengembangan
bergantian
melatih dan
kepercayaan mempercepat
penguasaan bahasa asing, dan
2. Mustaram dalam skripsinya yang
secara
“Model
(c)
Kurikulum
menggunakan
terpadu
dalam
sistem
penerapan
Pendidikan Agama Islam di
kurikulumnya
MAN
Malang”,
terdapat korelasi antara mata
bahwa
pelajaran umum dan mata
1
mengungkapkan pelaksanaan
sehingga
pelajaran agama6.
kurikulum
pendidikan Agama Islam di
3. Prihanto
dalam
skripsinya
MAN 1 Malang, mempunyai
yang berjudul “Manajemen
tips
Kurikulum
tersendiri
penerapan antara
lain:
dalam
kurikulumnya (a)
MTs
Muhammadiyah
adanya
Blimbing
Polokarto Sukoharjo Tahun
“kultum” (kuliah tujuh menit) 5
Tri Agus Santoso, Penyusunan Kurikulum SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Surakarta. Skripsi UMS, 2006. Unpublished.
2009”,
mengungkapkan
bahwa
penyusunan
kurikulum
di
Muhammadiyah
MTs
sesuai harapan pemerintah dan masyarakat7.
Blimbing
Polokarto
Sukoharjo
meliputi:
penyusunan
Kurikulum
ditinjau
visi
dari asal katanya berasal dari
dan misi, penyusunan tujuan
bahasa Yunani yang semula
pendidikan
satuan
dipergunakan dalam bidang
pendidikan,
penyusunan
olah raga, yaitu currere yang
standar
penyusunan
berarti jarak tempuh dalam
struktur muatan kurikulum,
kegiatan berlari mulai dari
penyusunan
dan
start sampai finish8. Dalam
penyusunan RPP (Rencana
bahasa Arab, kata kurikulum
Pelaksanaan
Pembelajaran).
dikenal dengan kata manhaj
Dalam upaya meningkatkan
yang berarti jalan yang terang
kualitas
MTs
atau jalan yang terang yang
Blimbing
dilalui manusia pada berbagai
isi,
silabus
pendidikan
Muhammadiyah
kehidupan9.
Polokarto Sukoharjo, maka perlu
dilakukan
secara
tokoh
mendefinisikan kurikulum, di
terutama
antaranya Oemar Hamalik,
peningkatan SDM (Sumber
Daya dengan
menerus
Beberapa
di
berbagai
terus
perbaikan
bidang,
Manusia)
Malang. Skripsi UMS, 2006. Unpublished. 7 Prihanto, Manajemen Kurikulum MTs Muhammadiyah Blimbing Polokarto Sukoharjo.. Skripsi UMS, 2010. Unpublished. 8 Hidayat Sholeh, Pengembangan Kurikulum Baru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 19. 9 Muhaimin, Rekonstruksi Pendididkan Islam dari Paradigma Pengembangan Manajemen Kelembagaan Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Perss, 2009), hlm. 1.
terkait
pelaksanaan
penyusunan kurikulum yang 6
Mustaram, Model Pengembangan Kurikulum Pendidikan Aggama Islam di MAN 1
kurikulum
menurut
pandangan
lama
pengaruh
yang
sifatnya
adalah
positif yang datangnya dari
sejumlah mata pelajaran yang
luar atau dari dalam sendiri,
harus ditempuh oleh murid
dengan harapan agar peserta
untuk memperoleh ijazah10.
didik dapat menghadapi masa
Adapun
depannya dengan baik12.
menurut
UU
SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003,
bahwa
Prinsip
kurikulum
kurikulum
pengembangan bisa
dibedakan
sebagai seperangkat rencana
dalam dua kategori, yaitu
dan pengaturan tujuan, isi,
prinsip umum dan prinsip
dan bahan pelajaran, serta
khusus.
cara yang digunakan sebagai pedoman
Pengembangan
penyelenggaraan
kurikulum tidak dapat lepas
kegiatan pembelajaran untuk
dari berbagai aspek yang
mencapai tujuan pendidikan
mempengaruhinya,
tertentu11.
cara berfikir, sistem nilai, proses
pengembangan,
ialah
kebutuhan
peserta
kurikulum
kebutuhan
Pengembangan kurikulum, mengarahkan sekarang
ke
seperti
maupun
tujuan
didik,
masyarakat arah
progam
pendidikan yang diharapkan
pendidikan. Aspek tersebut
karena
akan
adanya
berbagai
menjadi
pertimbangan
Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 18. 11 Hidayat Sholeh, Pengembangan, hlm. 22. 10
dalam
bahan suatu
pengembangan kurikulum13.
(4) menentukan evaluasi
Beberapa tokoh atau ahli
pembelajaran. b. Model administratif15
yang mengungkapkan model pengembangan kurikulum, di
Pengembangan
antaranya:
kurikulum
ini
disebut
a. Model Ralph Tyler14
juga dengan istilah dari atas ke bawah atau staff
Model pengembangan kurikulum
line,
yang dikemukakan Tyler
pengembangan kurikulum
merumuskan empat tahap
ini
yang
tahapan secara prosedural
harus
dalam
dilakukan
pengembangan
artinya
terdapat
yang
harus
dalam
beberapa
ditempuh
kurikulum, di antaranya:
dengan
(1) Menentukan tujuan
beberapa
pendidikan,
Langkah pertama adalah
Menentukan
(2) proses
dibantu tim
pembentukan
oleh
tertentu.
ide
awal
pembelajaran yang harus
yang dilaksanakan oleh
dilakukan,
(3)
para pejabat tingkat atas,
organisasi
yang membuat keputusan
pengalaman belajar, dan
dan kebijakan berkaitan
menentukan
dengan
pengembangan
kurikulum.
Dzakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), hlm. 91. 13 Ruhimat, Model Pengembangan Kurikulum (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 78. 14 Tim Pengembangan MKDP, Kurikulum, hlm. 79-81. 12
Langkah
kedua adalah membentuk suatu
tim
panitia
pelaksana
untuk
dianggap sangat penting
mengembangkan
adalah
kurikulum yang didukung
mengklarifikasi orientasi;
oleh
(2) pengembangan tujuan,
beberapa
anggota
setelah
diantaranya:
ahli
orientasi
kurikulum,
pendidikan,
kurikulum,
langkah
berikutnya
ilmu,
tokoh
adalah
tim
tujuan
masyarakat, pelaksana
pendidikan,
dan pihak dunia kerja.
Menurut
mengembangkan umum
dan
mengembangkan
tujuan
berdasarkan
orientasi kurikulum yang
Miller-
Seller,
klarifikasi
khusus
c. Model Miller-Seller16
bersangkutan;
model
dan
identifikasi
(3)
model
pengembangan kurikulum
mengajar
merupakan
sesuai dengan tujuan dan
pengembangan kurikulum
orientasi kurikulum. Pada
secara kombinasi dengan
tahap
tahapan
pengembangan
kurikulum
sebagai
berikut:
disesuaikan
(1)
yang
ini
klarifikasi
orientasi
tujuan
kurikulum,
langkah
kurikulum.
pertamanya
yang
Jenis-jenis
dan
harus
pelaksana harus dengan orientasi
kurikulum
antara lain:
16
dan
yang terdiri dari para ahli,
disiplin
15
menguji
Ibid., hlm. 87-90. Ibid., hlm. 83-85.
d. Hidden curriculum
a. Separated subject curriculum
Hidden
(kurikulum mata pelajaran adalah
terpisah atau tidak menyatu) Kurikulum
curriculum
kurikulum
yang
ini
tersembunyi.
dikatakan demikian karena
tersembunyi
data-data pelajaran disajikan
dapat dilihat, tetapi tidak
dalam bentuk subjek atau
hilang.
satu dengan yang lainnya.
(kurikulum
perkataan
curriculum korelatif
pelajaran
khulq. “Kamus
berhubungan)
berarti
Mata pelajaran dalam harus
dihubungkan
dan
disusun
bahasa,
akhlak
dalam
jamak dari khuluq atau al-
saling
ini
tidak
bahasa Arab adalah bentuk
atau
kurikulum
adalah
Secara
mata pelajaran yang terpisah
b. Correlated
Kurikulum
Khuluq Arab
di
dalam
Indonesia”,
budi
pekerti,
perangkai, tingkah laku, atau tabi`at.
Pengertian
secara
sehingga
istilah, akhlak adalah sifat-
yang satu memperkuat yang
sifat yang dibawa manusia
lain, yang satu melengkapi
sejak lahir yang tertanam
yang lain.
dalam jiwanya selalu ada
sedemikian
rupa
c. Integrated
curriculum
padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik atau
(kurikulum terpadu) Integrated curriculum
disebut akhlak mulia dan
yaitu pelajaran dijadikan satu atau dipadukan.
berupa perbuatan jelek atau
akhlak
akhlak tercela17.
menjadi enam18, di antaranya:
Di dalam pendidikan, akhlak
sangatlah
digunakan,
karena
penting
swt.
akhlak
2) Akhlak
3) Akhlak
Islam
pribadi.
dalam proses pengembangan
4) Akhlak
kurikulum
yang
dijadikan
tujuan
utama
yaitu
menanamkan
6) Akhlak terhadap alam. memiliki
Akhlak sangat penting diajarkan
Artinya,
karena
dalam
terhadap
masyarakat.
karakteristik yang universal.
akhlak
diri
terhadap
5) Akhlak
karimah pada santri.
ruang
terhadap
keluarga.
akhlaqul
Akhlak
terhadap
Rasulullah saw.
seseorang. Sehingga Pondok Ta’mirul
dibedakan
1) Akhlak terhadap Allah
menjadi landasan jiwa diri
Pesantren
sering
lingkup
agama akhlak
Islam,
merupakan
pandangan
cermin bagi orang muslim. Di
Islam sama luasnya dengan
bawah ini terdapat 2 (dua)
ruang lingkup pola hidup dan
macam akhlak, yaitu:
tindakan
manusia.
Secara
sederhana
ruang
lingkup
a) Akhlak
tercela
(akhlāq madzmūmah
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak (Jakarta: Rajawali Pers, 2002), hlm. 1.
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 147.
17
18
b. Akhlak
terpuji
c) Pendidikan
(ma mūdah)
sekolah METODE PENELITIAN
Ada 2 (dua) faktor utama yang mempengaruhi akhlak atau
pendekatannya penelitian
moral seseorang, yaitu faktor
yang digunakan ialah pendekatan
intern dan faktor ekstern19.
deskriptif
kualitatif,
yaitu
adalah
metode penelitian yang bertujuan
faktor yang datang dari
untuk mengumpulkan data, fakta
diri sendiri, yaitu fitrah
dan
yang
menyeluruh dan sesuai dengan
1) Faktor
intern,
suci
yang
menguraikan
merupakan bakat bawaan
persoalan
sejak lahir.
dipecahkan20. Makna kualitatif
2) Faktor faktor
ekstern, dari
luar
adalah
adalah
yang
secara
penelitian
akan
yang
prosedurnya menghasilkan data
yang
mempengaruhi kelakuan
deskriptif
atau perbuatan manusia,
tertulis atau lisan dari orang-
meliputi:
orang dan perilaku yang diamati.
kata-kata
Subyek penelitian yaitu di
a) Pendidikan keluarga
berupa
Pondok Putra Ta’mirul Islam
atau
Surakarta dengan mewawancarai
masyarakat
antar lain: Pimpinan Pondok,
b) Pendidikan tempat
Direktur
ibadah atau masjid
KMI,
bagian
pengasuhan dan staf pengajar Mustafa, Akhlak Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia Cet:3, 2005), hlm. 82. 19
pondok.
Penelitian
kualitatif
kurikulum yang diberlakukan oleh
mementingkan tuntas informasi
pemerintah
sesuai kebutuhan bukan jumlah
Agama dan Kurikulum di Pondok
sampel21.
Modern Darussalam Gontor.
Metode pengumpul data yang
digunakan
wawancara,
Pondok
dan
yang
digunakan
deskriptif pengumpulan
Islam
karena
dalam
disebut dengan model Miller Seller.
dengan
data
Ta’mirul
pengembangan kurikulumnya bisa
adalah
kualitatif,
Putra
Surakarta,
dokumentasi. Sedangkan analisis data
Departemen
Tujuan pendidikan di KMI
adalah
observasi,
melalui
Karena itu di Pondok Putra Ta’mirul
sekaligus
Islam Surakarta melakukan:
reduksi data, penyajian data dan 1. Model pembelajaran sosial
penarikan kesimpulan.
Dalam
HASIL PENELITIAN DAN
sosial ini santri diajar untuk
PEMBAHASAN Pengembangan
kurikulum
menanamkan
akhlaqul
dalam
selalu
Islam
Surakarta
ikut
terpadu
atau
serta
dalam
kegiatan
yang diterapkan haruslah sesuai atau relevan dengan kebutuhan
model kurikulum memadukan
di
masyarakat, karena kurikulum
sudah
tergolong bagus, karena model yang digunakan ialah
berkecimpung
masyarakat, bersosialisasi dan
karimah diadakan di Pondok Putra Ta’mirul
pembelajaran
dari masyarakat.
antara
Selain dibekali
Hasan Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000), hlm. 33.
itu akhlak
para
santri dalam
20
21
Tjipto Subadi, Metode Penelitian Kualitatif
bersosialisasi, berbicara,
baik
cara
bagaimana
berbuat
c. Kedisiplinan
dalam
beribadah.
baik kepada tetangga dan lain-
Kedisiplinan
lain.
merupakan
2. Menciptakan kader ulama untuk
di
atas
wujud
dari
akhlak yang nantinya akan
ummat
dicapai. Visi
Pondok
Putra
3. Pembelajaran berkesinambungan
Ta’mirul Islam Surakarta ialah menciptakan
hal
ini
yang
ulama
dimaksud ialah bahwa dalam
yang bisa membawa umat yang
setiap pembelajaran diupayakan
lebih baik. Untuk bisa mencapai
untuk diaplikasikan dalam setiap
itu tentu dengan menerapkan
tingkat
misi
diharapkan
yaitu
generasi
Dalam
disiplin,
karena
pendidikan,
sehingga selalu
disiplin sangat menentukan maju
berkesinambungan, baik dalam
atau tidaknya mutu dari santri.
kelas
Ada beberapa jenis disiplin yang
pendidikan berikutnya.
diterapkan
di
Pondok,
di
pada
jenjang
Di Pondok Putra Ta’mirul
antaranya:
Islam Surakarta, dalam proses
a. Disiplin
dalam
belajar, santri bisa belajar secara
pembelajaran. b. Kedisiplinan
maupun
berkesinambungan, baik dalam di
dalam
materi maupun dalam tingkat
Pondok.
pendidikan sehingga para santri tidak merasa bosan atau jenuh di saat belajar.
(Surakarta: FKIP-UMS, 2005), hlm. 57.
di
pribadi, karena hal yang dapat
Pondok Putra Ta’mirul Islam
mempengaruhi akhlak seseorang
Surakarta
ialah
Di
samping
juga
itu,
ditanamkan
dari
diri
dan
lingkungannya.
kepada santri berbagai ilmu yang tidak tertulis dalam kurikulum,
Di Pondok Putra Ta’mirul
namun menjadi output dari santri
Islam Surakarta, akhlak dinilai
yang diakui oleh masyarakat,
sangat
seperti keiklasan, kesederhanaan,
digunakan
kasih
penilaian
sayang,
dan
tanggung
penting,
bahkan
sebagai untuk
bahan
menentukan
prestasi santri, karena akhlak
jawab. Dengan
demikian,
juga menjadi standar kelulusan
di
Pondok Putra Ta’mirul Islam
bagi
Surakarta
Ta’mirul
ditemukan
kurikulum
terdapat
tersembunyi,
santri.
berharap
yang
Pondok
Islam
Putra
Surakarta
semua
alumni
mana kurikulum tersebut tidak
mempunyai akhlak yang baik
diprogram
dalam kehidupan sehari-hari dan
dan
dirancang
bisa menjadi suri tauladan bagi
sebelumnya
masyarakat
4. Penilaian Akhlak Pondok Putra Ta’mirul
Hal
ini
di
lingkungannya.
sesuai
yang
telah
sangat
dijelaskan oleh Ridho Amri,
mementingkan dan menekankan
tentang standar kelulusan santri,
kepada akhlak, yaitu bagaimana
bahwasanya standar kelulusan
santri itu mempunyai akhlak
santri
yang
dalam
Ta’mirul Islam itu ada 2 (dua)
masyarakat maupun pada diri
antara lain: (1) prestasi santri di
Islam
Surakarta
baik,
baik
di
Pondok
Pesantren
dalam
dalam kelas, dan (2) akhlak santri
pengembangan
di dalam kelas maupun di luar
kurikulum yang dilakukan di
kelas.
Pondok Putra Ta’mirul Islam Surakarta menggunakan model
Adapun penilaian akhlak di
dalam
Pondok
Pesantren
miller seller dengan cara: 1. Pembelajaran sosial
Ta’mirul Islam dilakukan oleh Bagian Pengasuhan bekerja sama
Dalam pembelajaran
dengan Bagian Kurikulum serta
sosial ini, santri harus terjun
OSTI. Oleh karena itu, penilaian
langsung
di
akhlak santri, dibagi menjadi 2
masyarakat,
bersosialisasi,
(dua) yaitu:
dan ikut serta dalam kegiatan
dalam
a. Bagian Kurikulum: menilai
masyarakat. Santri dibekali
akhlak santri pada waktu jam
akhlak yang baik, khususnya
pelajaran.
untuk
2. Menciptakan
akhlak santri dalam kegiatan dari
di
sekitar
kader
ulama
masyarakat.
b. Bagian Pengasuhan: menilai
kesehari-hari
terjun
untuk ummat
bangun
Visi Pondok Putra
tidur sampai tidur lagi, serta bekerja sama dengan bagian
Ta’mirul
keamanan
untuk
ialah menciptakan generasi
santri
ulama yang bisa membawa
supaya berakhlaqul karimah.
umat yang lebih baik. Untuk
(OSTI)
membimbing
para
Islam
Surakarta
PENUTUP
bisa mencapai itu semua,
A. Kesimpulan
pondok disiplin,
menggunakan karena
disiplin
4. Penilaian akhlak
sangat menentukan maju atau
Akhlak santri sangat
tidaknya mutu dari santri.
penting untuk dinilai sebagai
3. Pembelajaran
bahan
berkesinambungan Di Ta’mirul
Pondok Islam
dalam
Putra
penilaian,
akhlak
santri
untuk
menentukan
Surakarta,
kelulusan
pembelajarannya,
karena
standar
bagi
santri.
Di
santri bisa belajar secara
dalam Pondok terdapat 2
berkesinambungan,
baik
(dua) standar kelulusan santri
dalam materi maupun dalam
antara lain: (1) prestasi santri
tingkat pendidikan, sehingga
di dalam kelas, dan (2)
para
akhlak santri di dalam kelas
santri
tidak
merasa
bosan atau jenuh di saat
maupun
belajar. Selain itu, di Pondok
Penilaian akhlak dilakukan
juga
oleh
terdapat
tersembunyi kurikulum
kurikulum yang
tersebut
ini
direncanakan, diprogram,
dan
Bagian
Pengasuhan
tidak
Kurikulum serta OSTI. A. Saran Sebagai
akhir
dari
penelitian
dan
tidak
pelaksanaan
tidak
penulisan skripsi ini, maka perlu
tidak
kiranya
penulis
memberikan
dirancang, tetapi mempunyai
saran sebagai berikut:
pengaruh
1. Kepada Direktur KMI
baik
di
kelas.
bekerja sama dengan Bagian
Kurikulum
tersembunyi
luar
mana
dapat dilihat, tetapi tidak hilang.
di
dalam
proses belajar mengajar.
Direktur
kesempatan untuk melanggar
KMI
sebagai
supervisor
peraturan
pelaksanaan
kurikulum
ditetapkan oleh pondok.
seyogianya
yang
telah
4. Bagi Ustadz/guru
lebih
meningkatkan kualitas dan
Sebaiknya
Guru
kuantitas pendidik di pondok,
tetap teguh menberi contoh
sehingga tercipta para alumni
dalam semua kegiatan belajar
yang berakhlakul karimah.
mengajar serta bisa menjadi
2. Wakil
Direktur
suri tauladan yang baik bagi
Bag.
para santrinya.
Kurikulum Untuk kurikulum aktif
sekiranya
dalam
kurikulum
5. Bagi Santri
bagian
Sekiranya para santri
lebih dapat
mengevaluasi yang
mengikuti
kegiatan-
kegiatan pendidikan dengan
telah
ditetapkan di dalam pondok,
baik
sehingga visi dan misi serta
sehingga kelak bisa menjadi
motto yang diharapkan oleh
alumni
pondok bisa tertanam dalam
karimah serta bisa menjadi
jiwa para santri.
alumni
Bagian pengasuhan sebaiknya lebih aktif lagi dalam mengawasi perilaku para santri, sehingga para tidak
mempunyai
selalu
yang
yang
oleh pondok.
3. Bagian Pengasuhan Santri
santri
dan
disiplin,
berakhlakul
dibanggakan
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin. 2000. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Arief, Subyantoro dan Fx Suwarto. 2007. Metodik dan Teknik Penelitian Sosial. Yogyakarta: Andi. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. Asmaran. 2002. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Rajawali Pers. Dzakir. 2010. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT Rineka Cipta. Farida, Anik dkk. 2007. Modernisasi Pesantren. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama. Hamalik, Oemar. 2004. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hasan, Iqbal. 2000. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Jugianto. 2008. Metodelogi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. Khaeruddin, Junaedi dkk. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP Konsep dan Implementasi di Madrasah. Surakarta: MDC Jateng Pilar Media. Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Pers. Muhaimin. 2009. Rekonstruksi Pendidikan Islam Dari Paradigma Pengembangan Manajemen Kelembagaan Kurikulum Hingga Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Perss. Mustafa. 2005. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia Cet. 3. Muthohar, Ahmad. 2007. Idologi Pendidikan Pesantren. Jakarta: Pustaka. Ridwan. 2010. Skala Pengukiran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno, Hadi. 2007. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset. Team Penyusunan Buku Panduan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam. 2003. Buku Panduan Khusus Untuk Santri Baru Pondok Pesantren Ta’mirul Islam. Surakarta: Pondok Pesantren Ta’mirul Islam. Tim Pengembangan MKDP. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.