PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TEACHER CENTERED LEARNING DENGAN STUDENT CENTERED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TARIKH SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA
NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I.)
Disusun Oleh: Muhammad Alif Ramdhani NIM: G 000 100 020 NIRM: 10/X/02.2.1/T/4373
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Skripsi/Tugas Akhir: Nama
: Dr. Abdullah Aly, M. Ag
Sebagai
: Pembimbing I
NIK
:
Nama
: Drs. Abdullah Mahmud, M. Ag
Sebagai
: Pembimbing II
NIK
:
Telah membaca dan mencermati Naskah Artikel Publikasi Ilmiah yang merupakan ringkasan Skripsi (Tugas Akhir) dari mahasiswa:
Nama
: Muhamad Alif Ramdani
NIM
: G 000 100 020
Program Studi
: Fakultas Agama Islam (Tarbiyah)
Judul Skripsi
: Perbandingan Strategi Pembelajaran Teacher Centered Learning Dengan Student Centered Learning terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Tarikh Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Surakarta
Naskah artikel tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya. Surakarta, 1 Juli 2014
ii
PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TEACHER CENTERED LEARNING DENGAN STUDENT CENTERED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TARIKH SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA Muhamad Alif Ramdhani G 000 100 020 Fakultas Agama Islam ABSTRAK
Mata pelajaran Tarikh merupakan mata pelajaran tambahan yang biasanya ditemukan dalam sekolah yang berbasis agama Islam. Misalnya Madrasah Ibtida’iyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan sekolah-sekolah yang bernaung dalam Organisasi Muhammadiyah. Meskipun sekolah-sekolah tersebut berbasis agama, namun jam pelajaran untuk mata pelajaran tarikh masih sangat terbatas, hanya sekali dalam satu minggu, dan setiap pertemuan hanya dalam waktu satu jam pelajaran (1 x 40 Menit). Hal ini menyebabkan sebagian guru kesulitan untuk menjelaskan materi dalam waktu sesingkat itu. Sehingga seorang guru harus mempunyai strategi pembelajaran untuk mengatasi hal tersebut. Strategi pembelajaran secara garis besar terbagi menjadi dua macam, pertama yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered Learning) atau disebut dengan TCL. Strategi TCL merupakan pembelajaran yang sepenuhnya dikendalikan oleh guru pelajaran. Kedua adalah pembelajaran yang berpusat pada murid (Student Centered Learning) atau disebut dengan SCL. Strategi SCL merupakan strategi yang berusaha meng-explore kemampuan siswa untuk aktif mencari, menggali, dan merumuskan materi pelajaran. Kedua strategi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. TCL secara teori memiliki kelebihan yaitu materi dapat disampaikan oleh guru secara gamblang dan mendetail sesuai dengan kemampuan guru, kondisi kelas tenang karena dipegang penuh oleh guru. Namun kekurangan dari TCL adalah siswa sering merasa bosan dan ilmu yang didapat tidak berkembang, sehingga seolah-olah menjadi ilmu “turun-temurun”. Sedangkan untuk SCL secara teori memiliki kelebihan yaitu siswa dapat aktif menggali ilmu, bereksplorasi, dan merumuskan materi yang didapat. Namun kekurangan SCL adalah siswa menjadi sangat aktif, sehingga kelas menjadi gaduh dan menuntut guru lebih ekstra mengendalikan kondisi kelas. Kata Kunci: Tarikh, strategi pembelajaran, Teacher Centered Learning, Student Centered Learning.
iv
Namun saat ini belajar dapat
PENDAHULUAN Pengajaran langsung yang juga dikenal
dengan
teaching
(pengajaran
whole-class
sebutan
active
aktif)
teaching
atau
(pengajaran
seluruh kelas), mengacu pada gaya mengajar di mana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada murid-muridnya dengan mengajarkannya seluruh
secara
langsung
kelas1.
Artinya
kepada guru
memegang kendali penuh terhadap proses pembelajaran di kelas. Teori tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan
oleh
Paulo
Freire,
penganut sosialisme (dari Brasilia), model pengajaran ini
terjadi di mana saja dan kapan saja, tidak harus dalam kondisi formal di dalam kelas, tetapi dapat secara informal, non-formal dan atau dari peristiwa sosial sehari-hari. Oleh karena itu, sesuai dengan kenyataan faktual yang dialami siswa dalam proses pendewasaan diri serta proses memperoleh keluasan dan kemantapan kompetensi yang dimilikinya, pada hakikatnya belajar bertujuan untuk memperoleh suatu hikmah belajar, lesson
learned3.
menyesuaikan
Siswa
akan
pengetahuan
yang
diterima dengan pengetahuan yang ada
merupakan
aktivitas pengajaran gaya bank, atau model deposito. Model ini disebut pengajaran “gaya komando”2.
1
Daniel Muijs dkk, Effevtive Teaching (Teori & Aplikasi) (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 41 2 Suyono, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep dasar. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 10 3 Ibid, hlm. 15
2
untuk membina pengetahuan baru
meneliti
lebih
dalam
tentang
(konstruktivisme)4.
“Perbandingan Strategi Pembelajaran
Dalam realitasnya, perubahan
Teacher Centered Learning dengan
paradigma tersebut belum mampu
Student Centered Learning Terhadap
meningkatkan hasil belajar siswa
Hasil Belajar pada Mata Pelajaran
secara maksimal. Sebagai contoh,
Tarikh
dalam
Muhammadiyah 4 Surakarta”.
kegiatan
menggunakan
belajar
metode
dengan
Siswa
kelas
VIII
SMP
Discussion
Berdasarkan latar belakang
Group, siswa cenderung tidak fokus
masalah di atas, maka rumusan
terhadap materi yang disampaikan
masalah penelitian ini sebagai berikut:
oleh guru, bahkan siswa lebih banyak
1. Apakah
menghabiskan
waktu
untuk
membicarakan
tentang
“dunia”
mereka, dari pada untuk memahami materi yang diberikan. Jika seperti itu, maka
dikhawatirkan
tujuan
kelebihan
dan
kekurangan dari masing-masing strategi
pembelajaran
dalam
mencapai hasil pembelajaran? 2. Adakah
Perbandingan
Model
Pengajaran
Teacher
Centered
pembelajaran tidak tercapai secara
Learning
dengan
Student
maksimal, dan pada akhirnya akan
Centered
Learning
Terhadap
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran
Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka penulis tertarik untuk
4
Tarikh Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Surakarta?”
Isjoni, Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 30
3
Setelah dikemukakan rumusan masalah
di
atas,
penelitian
ini
peningkatan
hasil
belajar
siswa (Studi kasus di SMP
dilakukan bertujuan untuk:
Muhammadiyah 4 Surakarta
1. Mendeskripsikan kelebihan dan
Tahun Pelajaran 2010/2011).
kekurangan dari masing-masing
Penelitian ini membahas salah
strategi
satu
pembelajaran
dalam
mencapai hasil pembelajaran. 2. Memetakan
pengaruh
strategi
strategi
pembelajaran
siswa aktif (Student Centered Teaching). Dalam penelitian
pembelajaran Teacher Centered
ini
Learning
dengan
Student
penerapan
Centered
Learning
dalam
lajaran kooperatif Index Card
meningkatkan hasil pembelajaran
Match dapat meningkatkan
Tarikh siswa kelas VIII SMP
hasil belajar siswa.
pustaka
model
bahwa pembe-
2. Elis Perwitasari (UMS, 2012)
Muhammadiyah 4 Surakarta. Tinjauan
menyimpulkan
yang
dijadikan sebagai rujukan di antaranya sebagaimana yang telah dilakukan
dalam
skripsinya
yang
berjudul Penerapan Discovery Learning
sebagai
upaya
peningkatan hasil belajar IPA
oleh:
Biologi materi Struktur dan 1. Retnawati (UMS, 2011) dalam skripsinya
yang
berjudul
Penerapan
Model
Pembe-
lajaran Kooperatif Index Card Match dengan Torso untuk
Fungsi Jaringan Tumbuhan (Studi kasus siswa kelas VIII A di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun Pelajaran
4
2011/2012)
penelitian
ini
siswa
aktif.
Dari
hasil
membahas salah satu strategi
penelitian ini menyimpulkan
pembelajaran siswa aktif. Dari
bahwa strategi pembelajaran
hasil
Lightening
penelitian
ini
The
Learning
menyimpulkan bahwa pene-
Climate dapat meningkatkan
rapan
Discovery
keaktifan dan hasil belajar
dapat
meningkatkan
Learning hasil
siswa di kelas VII E SMPN 1
belajar siswa dalam aspek
Gondangrejo
kognitif dan afektif siswa.
2011/2012, karena strategi ini
3. Nur Aisyah (UMS, 2012)
dapat menumbuhkan suasana
dalam
skripsinya
berjudul
yang
belajar
Penerapan
KBM.
Pembelajaran Aktif Dengan Strategi Learning
Lightening Climate
The
tahun
rileks
dalam
4. Irin Aprilia (UMS:
2013)
dalam
yang
ajaran
skripsinya
yang
untuk
berjudul Pembelajaran active
Meningkatkan Keaktifan dan
learning di SMK Prawira
Hasil Belajar Biologi Materi
Marta
Organisasi Kehidupan (Studi
penelitiannya
Kasus siswa kelas VII E SMPN
bahwa belajar menggunakan
1
strategi
Gondangrejo
Pelajaran
Tahun
Kartasura,
Every
hasil
menyatakan
One
Is
a
2011/2012)
Teacher dapat membuat siswa
penelitian ini membahas salah
merasa senang, serta membuat
satu
mereka
strategi
pembelajaran
lebih
mudah
5
memahami
materi
yang
gurulah yang harus menjadi
disampaikan oleh guru serta
pusat dalam pembelajaran.
tidak membosankan, sehingga
b. Siswa ditempatkan sebagai
dapat
meningkatkan
hasil
belajar siswa. 1. Teacher
objek belajar. Siswa dianggap sebagai
Centered
Learning
organisme
pasif,
sebagai
informasi
(TCL) Menurut
Smith
dalam
Sanjaya yang dikutip ulang oleh
yang
yang
penerima diberikan
guru. c. Kegiatan
pembelajaran
Parwati bahwa Teacher Centered
terjadi pada tempat dan waktu
Teaching (TCL) adalah suatu
tertentu. Siswa hanya belajar
pendekatan belajar yang berdasar
manakala ada kelas yang
pada pandangan bahwa mengajar
telah didesain sedemikian
adalah menanamkan pengetahuan
rupa sebagai tempat belajar.
dan keterampilan. Selanjutnya Parwati
menegaskan
Cara
Tujuan utama pengajaran adalah
penguasaan
pandang ini memiliki beberapa
pelajaran.
ciri sebagai berikut:
proses pengajaran diukur dari
a. Memakai
pendekatan
berpusat pada guru, yakni
sejauh
Keberhasilan
materi
mana
siswa
suatu
dapat
menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru5.
5
Parwati, A. Rani. Pergeseran peran guru dari pembelajaran tradisional ke pembelajaran modern, http://ariraniparwati.blogspot.com/2013/03/pergeseran-peran-guru-dari-pembelajaran. html, diakses 3 Januari 2014.
6
Di
Indoneisa
sistem
seadanya (monoton). Guru mulai
pembelajaran pada hampir semua
tampak
sekolah masih bersifat satu arah,
mengembangkan
karena yang ingin dicapai adalah
pembelajaran
bagaimana guru bisa mengajar
membaca jurnal atau download
dengan baik sehingga yang terjadi
artikel
hasil-hasil
adalah
terbaru
dari
hanya
transfer
tergerak
untuk bahan
dengan
banyak
penelitian
internet,
jika
pengetahuan6. Modifikasi model
siswanya mempunyai kreativitas
pembelajaran TCL telah banyak
tinggi, banyak bertanya, atau
dilakukan,
sering mengajak diskusi8.
antara
lain
mengkombinasikan
lecturing
(ceramah) dengan Tanya jawab
2. Student
Learning
(SCL)
dan pemberian tugas namun hasil yang dihasilkan masih dianggap
Centered
Menurut Harsono, Student Centered Learning merupakan
7
belum optimal. . Dampak
6
pendekatan dalam pembelajaran dari
sistem
yang memfasilitasi pembelajar
pembelajaran TCL adalah guru
untuk
kurang mengembangkan bahan
Experiential
pembelajaran
(pengalaman
dan
cenderung
terlibat
dalam
proses Learning
belajar).
Model
Kurdi, Fauziah Nuraini, Penerapan Student Centered Learning dari Teacher Centered Learning mata Ajar Ilmu Kesehatan pada Program Studi Penjaskes, (Forum Kependidikan volume 28 No. 2 Maret 2009), hlm. 109 7 Ibid. 8 Sudjana S., D, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung: Production, 2005)
7
pembelajaran SCL pada saat ini diusulkan
menjadi
model
dan pengetahuan bagi guru
yang
sebaiknya
karena sesuatu yang dialami
karena
memiliki
pembelajaran digunakan
d) Menambah wawasan pikiran
dan
disampaikan
beberapa keunggulan:
diketahui
a) Peserta didik dapat merasakan
guru.
bahwa pembela-jaran menjadi miliknya sendiri, karena diberi kesempatan yang luas untuk berpartisipasi. b) Peserta motivasi
yang
mengikuti
memiliki kuat
untuk
kegiatan
pem-
SCL
suasana dalam
pembe-
lajaran, sehingga terjadi dialog diskusi
untuk
belajar-membelajarkan antara siswa.
tersebut
akan
upaya
mampu ke
arah
pembelajaran yang efektif dan efisien9. Pada sistem pembela-
c) Tumbuhnya
dan
oleh
yang dimiliki model pembelajran
belajaran.
demokratis
sebelumnya
Keunggulan-keunggulan
mendukung
didik
belum
saling di
jaran SCL siswa dituntut aktif mengerjakan
tugas
dan
mendiskusikannya dengan guru sebagai
fasilitator.
Dengan
aktifnya siswa, maka kreatifitas siswa akan terpupuk. Kondisi tersebut akan mendorong guru
9 Kurdi, Fauziah Nuraini, Penerapan Student Centered Learning dari Teacher Centered Learning mata Ajar Ilmu Kesehatan pada Program Studi Penjaskes, (Forum Kependidikan volume 28 No. 2 Maret 2009), hlm. 110
8
untuk selalu mengambangkan dan
pikir siswa, serta dapat mening-
menyesuaikan materi pembela-
katkan dan mengkontruksi penge-
jarannya dengan perkembangan
tahuan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
meningkatkan penguasaan dan
(IPTEK). Dengan demikian guru
pengembangan
bukan lagi sebagai sumber belajar
terhadap materi11.
utama, melainkan sebagai “mitra belajar”10. 3. Penerapan
SCL
Penerapan
pada
SCL
dapat
terprogram dalam desain FEE Empowering,
Enabling), untuk siswa belajar secara aktif yang menekankan pada sumber belajar. Dengan demikian, pembelajaran meruproses
pengembangan
kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan ber-
10
yang
upaya
baik
SCL adalah pembelajaran aktivitas
belajar siswa, bukan hanya pada aktivitas guru mengajar. Hal ini
diartikan sebagai kegiatan yang
pakan
sebagai
yang berpusat pada
Pembelajaran
(Facilitating,
baru
sesuai
dengan
model
pembelajaran yang terprogram dalam
desain
pembelajaran
FEE.
Situasi
dalam
SCL
diantaranya memiliki ciri-ciri: a) Siswa
belajar
baik
secara
individu maupun berkelompok
untuk
membangun
pengetahuan. b) Guru lebih berperan sebagai FEE dan guides on the sides
Ibid., Ditjen Dikti Depdiknas. Tanya Jawab Seputar Unit dan Proses Pembelajaran di Perguruan Tinggi. (Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional, 2004) 11
9
daripada sebagai mentor in the centered.
Selanjtunya Hadi mengatakan bahwa Sebuah sekolah yang
c) Siswa tidak sekedar kom-
menerapkan
metode
peten dalam bidang ilmu,
jaran
akan tetapi kompeten dalam
mempunyai
belajar.
teristik yang dapat dijumpai,
d) Belajar
menjadi
dengan
pembela-
model
beberapa
SCL karak-
kegiatan
antara lain: (a) Adanya berbagai
komunitas yang difasilitasi
aktivitas dan tempat belajar, (b)
oleh
Display hasil karya siswa, (c)
guru,
yang
mampu
mengelola pembelajarannya
Tersedia
menjadi berorientasi
fasilitas belajar, (d) Tersedia
pada
siswa.
banyak
materi
dan
banyak tempat yang nyaman
e) Belajar
lebih
dimaknai
untuk berdiskusi, (e) Terjadi
sebagai
belajar
sepanjang
kelompok-kelompok dan interak-
hayat
(lifelong
learning),
si multiangkatan atau kelas, (f)
suatu
keterampilan
yang
Ada keterlibatan masyarakat, (g)
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. f) Belajar termasuk memanfaatkan
teknologi
yang
tersedia.12
12
Kurdi, Fauziah Nuraini, Penerapan Student Centered Learning dari Teacher Centered Learning mata Ajar Ilmu Kesehatan pada Program Studi Penjaskes, (Forum Kependidikan volume 28 No. 2 Maret 2009)
10
Jam buka perpustakaan flek-
yang
sibel13.
pengaruh perlakuan tertentu terhadap Menurut Ramdhani yang
dikutip oleh Kurdi, dalam proses
digunakan
yang
lain
dalam
untuk
mencari
kondisi
yang
terkendali15.
pembelajaran model SCL guru
Tempat penelitian adalah SMP
memiliki peran yang penting
Muhammadiyah 4 Surakarta, dengan
dalam pelaksanaan model ini yang
populasi target seluruh siswa kelas
meliputi
bertindak
sebagai
VIII yang berjumlah 170 siswa.
dalam
proses
Sampel penelitian adalah kelas VIII B
pembelajaran, mengkaji kompe-
dan VIII C yang berjumlah 62 siswa.
tensi mata pelajaran yang perlu
Pengambilan sampel pada teknik ini
dikuasai oleh siswa di akhir
dengan teknik non random sampling
pembelajaran, dan lain lain14.
jenis purposive sampling dengan
fasilitator
METODE PENELITIAN
mengambil sampel kelas VIII B sebagai
Pendekatan penelitian yang digunakan
adalah
pendekatan
kelas
Teacher
Centered
Learning, kelas VIII C sebagai kelas Student Centered Learning.
kuantitatif eksperimental. Metode ini diartikan sebagai metode penelitian
Metode pengumpul data yang digunakan adalah test, observasi, dan
13 Hadi, R. Dari Teacher Centered Learning ke Student Centered Learning: Perubahan Metode Pembelajaran di Perguruan Tinggi. (Insania, Vol.12, No. 3, 2007) hlm. 408-419. 14 Kurdi, Fauziah Nuraini, Penerapan Student Centered Learning dari Teacher Centered Learning mata Ajar Ilmu Kesehatan pada Program Studi Penjaskes, (Forum Kependidikan volume 28 No. 2 Maret 2009) 15 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung : Alfabeta, 2010), hlm 107
11
dokumentasi. Sedangkan analisis data
signifikansi lebih dari 0,05, maka Ha
yang
deskripsi
diterima, artinya model pengajaran
kuantitatif, dengan mengukur validitas
guru sebagai pusat pembelajaran lebih
dan reliabilitas instrumen tes, dan
efektif daripada model pengajaran
menguji hipotesis.
siswa sebagai pusat pembelajaran.
digunakan
adalah
Pada
HASIL PENELITIAN DAN
proses
pembelajaran
Tarikh, TCL lebih efektif dalam
PEMBAHASAN
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal Strategi pembelajaran Teacher Centered Learning dapat meningkatkan
hasil
belajar
pada
mata
pelajaran Tarikh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Surakarta yang ditandai dengan hasil uji dengan Independent menunjukkan
Samples bahwa
Test
yang
pengujian
melalui uji t dua sampel diperoleh nilai t = - 0,200 yang lebih kecil dari t tabel (-0,200 < -2,000), dapat ditarik kesimpulan bahwa Ha diterima, dan H0 ditolak. Sedangkan
ini dikarenakan proses pembelajaran dengan TCL, seluruh kondisi kelas dapat dikuasi sepenuhnya oleh guru, sehingga kelas menjadi tenang dan kondusif untuk proses pembelajaran, di mana sebagian besar materi Tarikh berisi kisah-kisah yang perlu diingat atau dihafal, dan dijelaskan oleh guru. Walaupun terkadang membosankan dan ada siswa yang mengantuk, hal itu tergantung
guru
pelajaran
dalam
mengelola suasana kelas. Misalnya dengan memberi selingan bercanda,
melalui
uji
berdasarkan nilai signifikansi, didapat nilai signifikansi adalah 0,843. Nilai
atau memberi informasi pengetahuan
12
umum yang perlu diketahui oleh
kesimpulan
siswa.
pembelajaran Teacher Centered Sedangkan untuk strategi SCL
Learning
bahwa
dapat
Strategi
meningkatkan
kurang efektif dalam meningkatkan
hasil belajar pada mata pelajaran
hasil belajar pada mata pelajaran
Tarikh siswa kelas VIII SMP
Tarikh. Hal ini dikarenakan materi
Muhammadiyah
tarikh sebagian besar berisi kisah-
Sedangkan strategi SCL kurang
kisah
yang
memerlukan
perlu kondisi
dihafal,
yang
mampu
kelas
yang
belajar
4
Surakarta.
meningkatkan pada
mata
hasil
pelajaran
tenang, dimana hal tersebut tidak
Tarikh siswa kelas VIII SMP
ditemukan dalam strategi SCL yang
Muhammadiyah 4 Surakarta.
kondisi kelasnya relatif ramai dan
B. Saran
gaduh. Strategi SCL akan efektif
Agar proses pembela-
digunakan apabila siswa diberi tugas
jaran dapat berjalan dengan
untuk mencari di internet atau di media
baik, dan tujuan akan tercapai,
lain agar siswa dapat mengerti apa
serta meningkatkan prestasi
yang mereka cari, dan kurang efektif
siswa pada mata pelajaran
digunakan dalam proses pembelajaran
Tarikh, maka disarankan:
di kelas.
1. Sekolah
PENUTUP A. Kesimpulan Setelah dilakukan pengujian dengan uji t-test dapat ditarik
SMP
Muham-
madiyah 4 Surakarta a. Melengkapi pembelajaran,
media untuk
13
mendukung
proses
pembelajaran di kelas. b. Selalu bangkan
Mata
mengikutsertakan dalam pelatihan-pelatihan
keahlian
dan/atau seminar pen-
Pelajaran
Tarikh a. Diharapkan
dengan
mengem-
(skill) setiap guru mata 2. Guru
pelajaran,
didikan. materi yang akan diberikan kepada siswa.
mampu
b. Apabila ingin meng-
mengkolaborasikan
gunakan strategi SCL
antara strategi pembe-
di
lajaran TCL dengan
mengguna-kan
SCL sesuai kondisi dan
khusus yang terpisah
kelas,
sebaiknya
dari kelas lain
ruang
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Ditjen Dikti Depdiknas. 2004. Tanya Jawab Seputar Unit dan Proses Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional. Hadi, R. 2007. Dari Teacher Centered Learning ke Student Centered Learning: Perubahan Metode Pembelajaran di Perguruan Tinggi. (Insania, Vol.12, No. 3). hlm 408-419.
Isjoni. 2007. Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta. Kurdi, Fauziah Nuraini. 2009. Penerapan Student Centered Learning dari Teacher Centered Learning mata Ajar Ilmu Kesehatan pada Program Studi Penjaskes. Forum Kependidikan volume 28 No. 2
Muijs, Daniel, dkk. 2008. Effevtive Teaching (Teori & Aplikasi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Parwati, A. Rani, Pergeseran Peran Guru dari Pembelajaran Tradisional ke Pembelajaran Modern,http://ariraniparwati.blogspot.com/2013/03/pergeseran-peran-gurudari-pembelajaran.html, diakses 3 Januari 2014.
Prayitno, Duwi. 2013. Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom Sudjana S., D. 2005. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Production. Sudjana S., D. 2005. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung: Production
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sunariah, Nia Siti dan Kasmadi SST. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Suyono, dkk. 2011. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya