PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP ILMU EKONOMI PADA SISWA KELAS X IPS 1 MAN 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015
NASKAH PUBLIKASI
Artikel publikasi Diajukan untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
Diajukan Oleh: ANNI QURROTUL A’YUNI A 210 110 186
PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP ILMU EKONOMI PADA SISWA KELAS X IPS 1 MAN 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015
Anni Qurrotul A’Yuni, A210110186, Program Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan peningkatan penguasaan konsep siswa pada mata pelajaran ekonomi melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Jenis penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Subyek penerima tindakan adalah siswa kelas X IPS 1 MAN 1 Boyolali yang berjumlah 29 Siswa. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan test. Teknis analisis data yang dilakukan secara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukkan adanya peningkatan penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran ilmu ekonomi pada materi Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, OJK dan Bank Sentral. Hasil ii dapat dilihat dari perolehan indicator pencapaian penguasaan konsep. Indikator pencapaian penguasaan konsep siswa pada siklus akhir yaitu siklus II yaitu pada pertemuan I penguasaan mengajukan pertanyaan yaitu 21 siswa atau 72,41% pada pertemuan II meningkat menjadi 25 siswa atau 86,21%, penguasaan menyelesaikan soal-soal pada pertemuan I yaitu 23 siswa atau 79,31%, pada pertemuan II meningkat menjadi 24 siswa atau 82,76%, penguasaan membuat kesimpulan pada pertemuan I yaitu 20 siswa atau 68,96%, pada pertemuan II meningkat menjadi 23 siswa atau 79,31%. Rata-rata prosentase penguasaan konsep siswa pada siklus II pertemuan I sebesar 73,56% dan pertemuan II sebesar 82,76% Peneliti ini menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada mata pelajaran Ilmu Ekonomi.
Kata Kunci : Problem Based Learning, Penguasaan Konsep
A. PENDAHULUAN
Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari daya upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan. (Nuraini, 2013:4). Ilmu ekonomi merupakan salah satu dari isi pendidikan sebagai pengetahuan yang harus ditransfer kepada siswa, maka dari itu pelajaran ilmu ekonomi memerlukan pemusatan pikiran untuk mengingat dan mengenal kembali semua aturan yang ada dan harus dipenuhi untuk menguasai materi yang dipelajari. Untuk mengingat dan mengenal kembali materi yang dipelajari siswa harus mampu menguasai konsep materi tersebut, artinya siswa dikatakan menguasai konsep Ilmu ekonomi apabila siswa mampu mendeskripsikan tentang Bank, Lembaga keuangan bukan bank, OJK dan Bank sentral dengan menggunakan kata-katanya sendiri tetapi tidak mengubah makna didalamnya, paling penting untuk diperhatikan dalam proses pembelajaran Ilmu ekonomi adalah bagaimana siswa membentuk konsep. Penguasaan konsep yang diukur meliputi keenam proses jenjang berfikir atau ranah kognitif menurut Arikunto, (2013:169-172) antara lain : 1). ingatan yaitu kemampuan siswa untuk mengingat dan mengali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya, mencakup mendefinisikan, mendeskripsikan, mengidentifikasikan, mendaftar, menjodohkan, menyebutkan dan menyatakan; 2) pemahaman yaitu kemampuan seseorang untuk memahami sesuatu setelah sesuatu diketahui atau diingat, mencakup perbedaan, perbandingan, menduga, mengeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, memperkirakan ; 3) aplikasi yaitu kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, teori-teori rumus-rumus dan sebagainya dalam sesuatu yang baru, mencakup mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, menemukan, memanipulasikan, memodifikasikan, menghubungkan, menunjukkan dan menggunakan; 4) analisis yaitu kemampuan seseorang untuk menguraikan suatu bahan, mencakup merinci, menyusun diagram, membedakan, mengilustrasikan, menyimpulkan, memilih, memisahkan, membagi; 5) sintesis yaitu kemampuan berfikir untuk membentuk suatu kesatuan pola yang baru, mencakup menyimpulkan, mengkategorikan,
1
mengkombinasikan, menghubungkan,
mengarang, menuliskan
membuat
kembali,
desain,
membuat
mengorganisasikan, rencana,
menyusun,
menciptakan; 6) evaluasi yaitu kemampuan siswa untuk membuat pertimbangan terhadap
suatu
situasi,
mencakup
menilai,
mengambil
kesimpulan,
membandingkan, mempertentangkan, mengkritik, mendeskripsikan, membedakan, menerangkan, memutuskan dan menafsirkan. Melalui model pembelajaran diharapkan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep ilmu ekonomi. Tetapi pada kenyataannya pemahaman konsep siswa dalam mempelajari konsep-konsep ilmu ekonomi tidak sesuai dengan harapan guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ikjisi Sju’roti pada tanggal 6 November 2014 pukul 10.15 WIB di Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali di temukan ada beberapa masalah-masalah selama proses pembelajaran berlangsung salah satu masalah dalam kelas ini adalah penguasaan konsep siswa masih rendah. Adapun hasil yang diperoleh dari kelas X IPS 1 dengan jumlah 29 siswa antara lain: 1). kemampuan siswa mengajukan pertanyaan diatas aspek analisis ada 9 siswa atau 31,03%; 2) Kemampuan menyelesaikan soal-soal yang memperoleh nilai 72 atau lebih ada 8 siswa atau 27,58%; 3) Kemampuan membuat kesimpulan yang memperoleh nilai 72 atau lebih ada 8 siswa atau 27,59%. Untuk mengatasi masalah tersebut Ibu Ikjisi Syu’roti selaku guru ekonomi mencoba menggunakan metode ceramah bervariasi dan diskusi namun hal tersebut dirasa belum berhasil. Penyebabnya ada beberapa faktor diantaranya faktor siswa dan model pembelajaran. Ketika proses pembelajaran berlangsung siswa kurang berkonsentrasi terhadap proses pembelajaran. Faktor lain yaitu model pembelajaran yang digunakan guru masih banyak menggunakan ceramah bervariasi yang hanya membuat siswa mendengarkan saja, ketika guru mengadakan diskusi antar siswa satu dengan lainnya tidak ada kerja sama, sehingga proses diskusi tidak berjalan dengan lancar. Untuk memenuhi hal tersebut guru di tuntut mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga siswa belajar berfikir kritis dan berlatih memecahkan masalah yang kemudian siswa
2
memperoleh ilmu pengetahuan. Dalam rangka meningkatkan penguasaan konsep ilmu Ekonomi diperlukan suatu model pembelajaran yang menarik. Salah satu untuk mengatasinya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning. Menurut Arends (dalam Hosnan, 2014:295) menyatakan: Model pembelajaran problem based learning adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan ketrampilan yang lebih tinggi dan inquiry, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Melalui model pembelajaran problem based learning siswa dituntut menggunakan logika untuk memecahkan sebab-akibat, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Dalam berfikir kritis siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji kedalaman gagasan pemecahan masalah dan mangatasi kesalahan dan kekurangan yang diharapkan mampu meningkatkan penguasaan konsep ilmu ekonomi pada siswa,
B. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian ini adalah PTK, menurut Mulyasa (2009:11) menyatakan bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan”. Penelitian dilakukan di MAN I Boyolali yang beralamat di Jalan Kates No.97 Siswodipuran, penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai bulan Februari tahun 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah kelas X IPS 1 sejumlah 29 siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah proses belajar mengajar khususnya peningkatan penguasaan konsep siswa kelas X IPS 1 Madrasah Aliyah Negeri Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015.
Menurut Kemmis dan McTaggart,1999 (dalam Taniredja, 2012:24), yakni dalam satu siklus atau putaran terdiri dari empat komponen diantaranya: 1) perencanaan (plan), 2) tindakan (act), 3) pengamatatan (observe), dan 4) refleksi
3
(reflect). Jika hal ini belum teratasi dalam siklus pertama dilanjutkan pada siklus kedua, untuk perbaikan pada siklus pertama. Menurut Ismawati (2011:98) “Observasi adalah kegiatan pengamatan terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera manusia, yakni melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap”. Observasi dilakukan dikelas yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Teknik observasi dalam penelitian ini adalah mengamati secara langsung terhadap kejadian penguasaan konsep siswa. Menurut Ismawati (2011:97) “Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara”. Wawancara dilakukan dari pra siklus sampai setelah pembelajaran selesai untuk memperoleh data tentang penguasaan konsep siswa. Wawancara difokuskan pada kemampuan mengajukan pertanyaan, kemampuan menjawab soal dan kemampuan membuat kesimpulan. Menurut Ismawati (2011:97) “Dokumentasi adalah alat pengumpulan data dengan cara menyelidiki benda-benda tertulis seperti: buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya”. Dokumentasi Digunakan untuk memperoleh data sekolah dan identitas siswa antara lain: nama siswa, nomor induk, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), daftar nilai kelas, dan hasil ulangan siswa dengan melihat dokumen yang ada dalam sekolah. Menurut Arikunto, 1996 (dalam Ismawati, 2011:90) “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Digunakan untuk mendapatkan data berupa nilai. Dalam hal ini siswa mengerjakan evaluasi kerja siswa. Validitas data Menurut Sugiono (2010:363-373) “Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dalam hal ini Peneliti menggunakan dua macam triangulasi, yang pertama triangulasi sumber yaitu informasi yang diperoleh dari guru dan siswa
tentang tindakan yang diterapkan. Kedua
4
triangulasi teknik yaitu informasi yang diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara.
Teknik analisi data menurut Milles dan Huberman sebagaimana dikutip oleh Patilima (2005: 97-100), adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Pengumpulan data yaitu mengumpulkan data dilokasi penelitian dengan melakukan observasi, wawancara, tes dan domumentasi dengan menentukan strategi pengumpulan data yang dipandanga tepat dan untuk menentukan fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan data berikutnya. 2. Reduksi
data
yaitu
sebagai
proses
seleksi,
pemfokusan,
pengabstrakan, transformasi data kasar yang ada dilapangan langsung dan tidak langsung pada waktu pengumpulan dengan demikian reduksi data dimulai sejak memfokuskan wilayah penelitian 3. Penyajian data yaitu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan penelitian dilakukan dalam penyajian data diperoleh berbagai jenis jaringan kerja keterkaitan kegiatan atau tabel 4. Penarikan kesimpulan yaitu pengumpulan data penelitian harus mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung dilapangan dengan menyusun pola-pola pengadaan sebab akibat.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari awal pra siklus sampai siklus II menunjukkan bahwa penguasaan konsep siswa mengalami peningkatan. Adapun peningkatan penguasaan konsep siswa dapat dilihat pada tabel berikut :
5
Tabel .I Rekapitulasi Penguasaan Konsep Siswa antar Siklus
No
1
Aspek yang
Pra
diamati
Siklus
Penguasaan mengajukan pertanyaan
2
Penguasaan menyelesaik an soal-soal
3
Penguasaan membuat kesimpulan Rata-Rata
31,03%
27,59%
Pertemuan
Pertemuan
Pertemuan
I
II
I
II
48,27%
62,07%
75,86%
86,21%
(18 Siswa)
(22 Siswa)
(25 Siswa)
68,96%
79,31%
82,76%
(20 Siswa)
(23 Siswa)
(24 Siswa)
55,17%
68,96%
79,31%
(16 Siswa)
(20 Siswa)
(23 Siswa)
62,07%
74,71%
82,76%
58,62%
(8 Siswa) (17 Siswa)
27,59%
Siklus II
Pertemuan
(9 Siswa) (14 Siswa)
44,83%
(8 Siswa) (13 Siswa)
28,74%
Prosentase
Siklus I
50,57%
Gambar.I Grafik Rekapitulasi Penguasaan Konsep antar Siklus Pra Siklus
25 20 15 10 5 0
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan I Pertemuan II Penguasaan Penguasaan Mengajukan Menyelesaikan Pertanyaan Soal-soal
Penguasaan Membuat Kesimpulan
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penguasaa konsep meningkat sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti, penerapan model pembelajaran problem based learning dalam pembelajaran ilmu ekonomi pada materi Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, OJK dan Bank Sentral 6
meningkatkan penguasaan konsep siswa, pada siklus I pertemuan I yaitu 50,57%, pertemuan II naik menjadi 62,07%, pada siklus II pertemuan I meningkat menjadi 74,71%, pertemuan II meningkat kembali menjadi 82,76%. Penguasaan konsep sebelum dilaksanakan tindakan kelas masih rendah hal tersebut di tunjukkan dari indikator-indikator yaitu penguasaan mengajukan pertanyaan ada 9 siswa atau 31,03%, penguasaan menyelesaikan soal-soal pada pertemuan ada 8 siswa atau 27,59%, penguasaan membuat kesimpulan ada 8 siswa atau 27,59%. Penelitian telah dilakukan oleh peneliti kolaborasi guru ekonomi kelas X IPS 1 MAN I Boyolali dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning pada proses pembelajaran.penguasaan konsep siswa mulai mengalami peningkatan. Peningkatan penguasaan konsep mulai ditunjukkan tindakan kelas siklus I dan peningkatan yang signifikan setelah tindakan kelas siklus II. Pada tindakan kelas siklus I pertemuan I diperoleh hasil berdasarkan data yang ditunjukkan penguasaan mengajukan pertanyaan ada 14 siswa atau 48,27%, pada pertemuan II meningkat menjadi 18 siswa atau 62,07%, penguasaan menyelesaikan soal-soal pada pertemuan I ada 17 siswa atau 58,62%, pada pertemuan II naik menjadi 20 siswa atau 68,96%, penguasaan membuat kesimpulan pada pertemuan I ada 13 siswa atau 44,83%, pada pertemuan II meningkat menjadi 16 siswa atau 55,17%. Pada siklus II pertemuan I penguasaan mengajukan pertanyaan ada 22 siswa atau 75,86%, pada pertemuan II meningkat menjadi 25 siswa atau 86,21%, penguasaan menyelesaikan soal-soal pada pertemuan I ada 23 siswa atau 79,31%, pada pertemuan II naik menjadi 24 siswa atau 82,76%, penguasaan membuat kesimpulan pada pertemuan I ada 20 siswa atau 68,96%, pada pertemuan II meningkat menjadi 23 siswa atau 79,31%. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan kelas siklus I dan siklus II, dalam penelitian ini terbukti bahwa penguasaan konsep siswa kelas X IPS 1 mengalami peningkatan yang signifikan dengan penerapan metode metode problem based learning.
7
Sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wawan Herman Wijaya (2013) yang berjudul “penerapan model pembelajaran triple role playing untuk meningkatkan penguasaan konsep sistem pemerintahan tingkat pusat pada siswa kelas IV SD Negeri II Jatipurwo kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2012/2013”. Menunjukkan adanya peningkatan penguasaan konsep diatas KKM, hal ini dapat dilihat dari 12 siswa siklus I yang mengalami ketuntasan ada 9 siswa atau 75% dan meningkat pada siklus II ada 12 siswa atau 100%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran triple role playing dapat meningkatkan penguasaan konsep sistem pemerintahan tingkat pusat Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ayu Sri Hastuti (2013) yang berjudul “Penerapan model pembelajaran problem posing untuk meningkatkan penguasaan konsep penyesuaian makhluk hidup pada siswa kelas V SDN 1 Cabeankunti Tahun 2012/2013”. Menunjukkan terjadi peningkatan penguasaan konsep penyesuaian makhluk hidup, hal ini dapat dilihat pada siklus I sebesar 83,25% dan meningkat pada siklus II sebesar 87,21%. Penelitian yang dilakukan oleh Desvian Halimilon Wicaksono (2014) yang berjudul “Penerapan Problem based learning (PBL) untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Panjuna 02 tahun ajaran 2014/2015”. Menunjukkan
adanya
peningkatan
aktivitas
belajar
pada
materi
perkembangbiakan tumbuhan dan hewan cukup signifikan, hal ini dapat dilihat perolehan skor rata-rata pada siklus I sebesar 73,88% dan meningkat pada siklus II sebesar 90,15%. Penelitian ini menyimpulkan Penerapan Problem based learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA . Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi Anjani (2014), melaporkan penelitian tentang “Pengaruh Problem Based Learning pada mata pelajaran IPA terhadap kemampuan berfikir kritis siswa kelas VIII SMP Ta’mirul islam Surakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014”. Hasil yang dperoleh adalah menunjukkan bahwa siswa yang diajar menggunakan PBL sering berfikir kritis di peroleh hasil 73,88% sedangkan tanpa PBL di peroleh hasil sebanyak 47, 6% dengan kriteria siswa kadang-kadang berfikir kritis dalam pembelajaran.
8
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian yang telah dilakukan peneliti dengan tindakan siklus I dan Siklus II pada siswa kelas X IPS 1 Madrasah Aliyah Negeri I Boyolali dengan penerapan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa, dengan rata-rata setelah tindakan sebesar 82,76%.
D. SIMPULAN
Penerapan
model
pembelajaran
problem
based
learning
dapat
meningkatkan penguasaan konsep siswa dalam proses pembelajaran ekonomi kelas X IPS 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan secara kolaborasi peneliti dan guru ekonomi Madrasah Aliyah Negeri I Boyolali mengalami peningkatan yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan penguasaan konsep siswa yaitu kondisi sebelum diterapkannya model pembelajaran problem based learning sebesar 28,74% dari 29 Siswa, pada tindakan siklus I pertemuan I meningkat sebesar 50,57% dari 29 siswa, pertemuan II meningkat sebesar 62,07%, dan pada tindakan siklus II meningkat sebanyak 74,71% dari 29 siswa, pertemuan II meningkat kembali menjadi 82,76% dari 29 siswa.
9
DAFTAR PUSTAKA Arikunto. Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara Anjani. Dewi. 2014. Pengaruh Problem Based Learning pada mata pelajaran IPA terhadap kemampuan berfikir kritis siswa kelas VIII SMP Ta’mirul islam Surakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014. Skripsi : UMS. Hastuti. Ayu Sri. 2013. Penerapan model pembelajaran problem posing untuk meningkatkan penguasaan konsep penyesuaian makhluk hidup pada siswa kelas V SDN 1 Cabeankunti Tahun 2012/2013. Skripsi : UMS. Hosnand. 2014. Pendekatan saintifik dan konstektual dalam pembelajaran abad 21.Bogor :Ghalia Indonesia Ismawati. Esti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa & Sastra. Surakarta: Yuma Pustaka Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nuraini, efi. 2013. Ekonomi . Sidoarjo: PT Masmedia Buana Pustaka Patilima. Hamid. 2005 . Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Al-Fabeta Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan, Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Taniredja. Tukiran. 2012. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CV ALFABETA Wijaya. Wawan Herman. 2013. penerapan model pembelajaran triple role playing untuk meningkatkan penguasaan konsep sistem pemerintahan tingkat pusat pada siswa kelas IV SD Negeri II Jatipurwo kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2012/2013. Skripsi : UMS. Wicaksono. Desvian Halimilon. 2014. Penerapan Problem based learning (PBL) untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Panjuna 02 tahun ajaran 2014/2015. Skripsi : UMS.