PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VII F SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh: WULAN NINGSIH A 210 090 067
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
1
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VII F SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
Wulan Ningsih, A 210 090 067, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013,10 Halaman
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada mata pelajaran Ekonomi kelas VII F SMP Al-Islam 1 Surakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran ekonomi dan siswa kelas VII F SMP Al-Islam 1 Surakarta yang berjumlah 34 siswa. Teknik pengumpulan data digunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data interaktif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data keaktifan siswa pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan sebesar 21,56%. Sedangkan dari hasil penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada siklus I prosentase keaktifan siswa meningkat sebesar 50,97%, siklus II mengalami peningkatan dengan prosentase sebesar 80,40%. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas VII F SMP Al-Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013. Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation, keaktifan siswa
1
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang terpenting, ini berarti setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan demi terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas. Keberhasilan dalam peningkatan mutu pendidikan tidak lepas dari proses pembelajaran yang dilaksanakan. Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa,“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Proses pembelajaran di kelas umumnya ditentukan oleh peranan guru dan siswa sebagai individu yang terlibat langsung didalam proses tersebut. Kemampuan dan kesiapan guru dalam mengajar memegang peranan penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Saat ini guru dituntut untuk membuat suasana pembelajaran yang lebih aktif sehingga menjadikan siswa bukan hanya mengerti namun juga paham akan apa yang mereka terima. Kenyataan yang ada masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi pelajaran. Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui observasi menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran ekonomi masih kurang yaitu sebesar 21,56% dari 34 siswa.Ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki peran penting dalam dunia pendidikan. Namun, ekonomi sering dianggap oleh siswa sebagai mata pelajaran yang membosankan dan tidak menarik karena terlalu banyak menghafal materi. Hal ini dikarenakan penyampaian materi pelajaran yang kurang menyenangkan. Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran ekonomi sangatlah penting. Surtikanti dan Joko Santoso (2008:63) mengungkapkan bahwa “Belajar aktif merupakan suatu pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara belajar yang aktif menuju kearah belajar mandiri”. Sedangkan menurut Mulyasa (2006:191) pembelajaran aktif adalah "Merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas peserta didik dalam
2
mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya”. Pembelajaran aktif tidak selamanya dapat berjalan mulus, adakalanya proses pembelajaran itu mengalami suatu kendala sehingga menyebabkan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya tidak tercapai dengan baik. Adapun menurut Warsono dan Hariyanto (2012:11), mengemukakan beberapa kendala dalam pelaksanaan pembelajaran aktif, diantaranya: (1) guru tidak mampu mengajarkan seluruh informasi dengan strategi pembelajaran aktif karena keterbatasan waktu yang disediakan oleh kurikulum, (2) pelaksanaan strategi pembelajaran aktif memerlukan persiapan kelas yang memakan waktu dan tenaga, (3) jumlah siswa dalam kelas yang umumnya besar menyulitkan pembelajaran aktif, (4) umumnya guru beranggapan bahwa dengan berceramah didepan kelas saja sudah cukup untuk siswanya, dan (5) ada sejumlah siswa yang tidak terbiasa dengan pendekatan yang tidak berbasis guru. Dalam rangka melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, sebaiknya guru menggunakan metode pembelajaran yang lebih menarik sehingga siswa terpacu untuk mempelajari materi yang telah diajarkan. Salah satu metode yang dapat digunakan guru agar proses pembelajaran mampu melibatkan siswa mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi adalah metode Group Investigation (GI). Group Investigation merupakan model pembelajaran kooperatif yang sangat kompleks dan paling sulit diterapkan. Menurut Suprijono (2012:93), “Pembelajaran dengan metodegroup investigation dimulai dengan pembagian kelompok. Selanjutnya guru beserta peserta didik memilih topik-topik tertentu dengan permasalahan-permasalahan yang dapat dikembangkan dari topiktopik itu. Sesudah topik beserta permasalahanya disepakati, peserta didik beserta guru menentukan metode penelitian yang dikembangkan untuk memecahkan masalah”.Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada mata pelajaran ekonomi kelas VII F SMP Al-Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013.
3
METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2008:2) “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.Tempat penelitian ini adalah SMP Al-Islam 1 Surakarta. Adapun tahap-tahap pelaksanaan kegiatan sejak persiapan sampai penulisan laporan penelitian secara keseluruhan dilakukan selama kurang lebih lima bulan, yaitu sejak bulan Desember tahun 2012 sampai dengan bulan April 2013. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan jenis data berupa data kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru mata pelajaran ekonomi kelas VII F SMP Al-Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013. Siswa yang dijadikan subjekpenelitian adalah siswa kelas VII F SMP Al-Islam 1 Surakarta yang berjumlah 34 siswa berperan sebagai penerima tindakan. Sedangkan guru mata pelajaran ekonomi kelas VII F SMP AlIslam 1 Surakarta sebagai subjek yang membantu dalam observasi tindakan. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) observasi; dan (4) refleksi. Didalam pelaksanaan tindakan, satu siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Kemudian peneliti melakukan uji validitas data dengan cara melakukan kroscek (pengecekan ulang) untuk mengetahui kevalidan data yang telah diperoleh. Kroscek (pengecekan ulang) ini dilakukan antara peneliti sekaligus observer, guru mata pelajaran ekonomi sebagai kolaborator dan siswa. Peneliti melakukan kroscek (pengecekan ulang) melalui data yang diperoleh dari instrumen penelitian yang telah dipersiapkan sebelumnya. Apabila hasil yang diperoleh sama maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh adalah valid. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Peneliti melakukan wawancara kepada siswa kelas VII F SMP Al-Islam 1 Surakarta dan guru mata pelajaran Ekonomi pada saat sebelum tindakan dan setelah tindakan. Kemudian pada saat proses pembelajaran, peneliti dan guru mata pelajaran Ekonomi melakukan observasi yaitu mengamati tindak belajar yang dilakukan oleh siswa maupun tindak mengajar yang dilakukan oleh peneliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang berupa foto.
4
Pada penelitian ini diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation keaktifan siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas VII F SMP Al-Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013 dapat meningkat minimal 70% dari 34 siswa.Uji validitas data dalam penelitian digunakan untuk menguji keabsahan data, sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat untuk menarik simpulan. Pada penelitian tindakan kelas ini, uji validitas yang digunakan adalah triangulasi teknik. Menurut Sugiyono (2010:372) “Triangulasi teknik merupakan metode yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda”. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis interaktif, dengan cara : (1) pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi, (2) reduksi data, yaitu sebagai proses pemilihan, pemfokusan, pegabstrakan, transformasi data kasar yang ada dilapangan kemudian diteruskan pada waktu pengumpulan data, reduksi data dimulai sejak peneliti mulai memfokuskan wilayah penelitian, (3) penyajian data, yaitu sekumpulan informasi yang memungkinkan penelitian dilakukan. Penyajian data berupa sekumpulan informasi yang telah disusun dan diringkas untuk mempermudah dalam pemahaman yang kemungkinan memberikan kesimpulan, (4) penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data, peneliti harus mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung di lapangan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara bertahap dari kesimpulan sementara kemudian dilakukan penyimpulan dengan cara diskusi dengan mitra kolaborasi yaitu guru mata pelajaran Ekonomi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN SMP Al-Islam 1 Surakarta yang beralamat di Jl. Mr. Muh Yamin 125 dan Jl. Ponconoko 37, Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan, Kotamadia Surakarta yang statusnya
adalah Yayasan Perguruan Al-Islam
yang beralamat di Jl.
Honggowongso 94. SMP Al-Islam saat ini terakreditasi “A”. Pembahasan didasarkan pada hasil observasi dan refleksi setiap siklusnya. Pada penelitian ini perilaku siswa yang diobservasi adalah keaktifan bertanya, keaktifan menjawab
5
pertanyaan, kemampuan siswa mengemukakan pendapat, kerjasama dalam kelompok, mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat, dan perhatian terhadap penjelasan guru. Dengan demikian hasil penelitian dengan indikator pencapaian keaktifan siswa sebesar 70% dari 34 siswa dapat dibuktikan kebenarannya karena dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada mata pelajaran ekonomi kelas VII F SMP Al-Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013 dapat meningkatkan keaktifan siswa sebesar 80,40% dari 34 siswa. Berikut adalah pembahasan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Pada Pra Siklus menunjukkan keaktifan siswa masih rendah, yaitu sebesar 21,56% dari 34 siswa. Pada proses pembelajaran, siswa cenderung pasif. Hal ini dikarenakan cara penyampaian materi ekonomi kurang menarik, yaitu dengan menggunakan
metode
ceramah
sehingga
siswa
mudah
merasa
bosan.
Pembelajaran menggunakan metode ceramah juga menyebabkan proses pembelajaran berjalan satu arah karena hanya berpusat pada guru, ini berarti guru sebagai pemberi materi sedangkan siswa hanya sebagai pendengar atau penerima materi saja. Pada siklus I keaktifan siswa sudah mulai mengalami peningkatan yaitu sebesar 50,97% dari 34 siswa, tetapi belum mencapai target yang telah ditetapkan peneliti sebelumnya yaitu 70% dari 34 siswa. Hal ini terbukti siswa masih merasa takut untuk bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapat. Dalam hal kerjasama masih ada siswa yang mengerjakan secara individu atau bahkan tidak mengerjakan sama sekali pada saat dilaksanakannya diskusi. Selain itu, siswa masih berbicara sendiri dengan teman dekatnya ketika siswa lain sedang mengemukakan pendapatnya dan ketika guru menyampaikan materi pelajaran. Kekurangan pada siklus I adalah siswa masih gaduh saat diskusi kelompok, guru kurang memperhatikan alokasi waktu yang telah ditetapkan, siswa tidak memperhatikan guru saat menjelaskan materi dan siswa lain yang sedang mengemukakan pendapatnya, keaktifan siswa belum mencapai terget yang diharapkan, siswa belum percaya diri ketika menyampaikan pendapat dan masih takut salah ketika menjawab pertanyaan.
6
Siklus II keaktifan siswa sudah mencapai indikator yang ditetapkan peneliti, serta kondisi kelas sudah tidak gaduh lagi ketika pelaksanaan diskusi. Hal ini dikarenakan peneliti melakukan pembenahan pelaksanaan tindakan pada saat proses belajar mengajar.Pembenahan tersebut adalah dengan memberikan motivasi kepada siswa dalam bentuk lisan yaitu pujian maupun skor tambahan. Dengan begitu siswa akan lebih termotivasi untuk aktif, karena mereka akan bersaing untuk mendapatkan poin sebanyak-banyaknya. Pada akhir siklus II peneliti akan mengadakan tes evaluasi.Pada siklus II ini sudah tidak ada lagi kekurangan-kekurangan seperti yang terjadi pada siklus I. Dalam penelitian ini perilaku guru yang di observasi meliputi : kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan inti masih terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu : eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation, jumlah keaktifan siswa hanya 21,56% dari 34 siswa. Kemudian peneliti menerapkan strategi pembelajaran baru dalam proses pembelajaran yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Hasil setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation jumlah keaktifan siswa meningkat menjadi 50,97% dari 34 siswa. Akan tetapi hasil pada siklus I ini belum mencapai indikator atau target yang telah ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti mengadakan revisi lagi untuk mendapatkan hasil yang optimal, dan pada siklus II meningkat menjadi 80,40% dari 34 siswa. Dapat dikatakan pada siklus II ini sudah mencapai indikator atau target yang diingikan oleh peneliti. Selain itu, keaktifan siswa kelas VII F SMP Al-Islam 1 Surakarta juga sudah merata. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang aktif dari beberapa indikator yang ditetapkan oleh peneliti. Siswa memiliki kemampuan berbeda-beda. Sebagai contoh pada siklus II masih ada 3 siswa yang tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan materi, tetapi 3 siswa tersebut mampu mengungkapkan pendapat ketika pelaksanaan diskusi dan mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sebaliknya, siswa yang memperhatikan guru ketika menyampikan materi belum tentu mereka berani mengemukakan pendapat ataupun menjawab
7
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Jadi, disatu sisi siswa memiliki kelemahan dan disatu sisi pula siswa memiliki kelebihan dalam proses pembelajaran.
KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut: model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mampu melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam seleksi topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Adapun langkahlangkah Group Investigation agar dalam pelaksanaan dapat berjalan lancar. Slavin (2008:218) mengemukakan bahwa metode Group Investigation (GI) memiliki enam tahapan yaitu: a.
Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid kedalam kelompok. Dalam kegiatan ini kelompok terdiri dari 5-6 anggota. Setiap siswa diberikan kisi-kisi tentang materi yang akan dipelajari. Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran. Tingkatan ini menekankan pada permasalahan, siswa meneliti, mengajukan topik dan saran. Dalam hal ini peran guru adalah membatasi jumlah kelompok serta membantu mengumpulkan informasi dan memudahkan pengaturan.
b.
Merencanakan tugas yang akan dipelajari. Pada tahap ini anggota kelompok menentukan subtopik yang akan diinvestigasi kemudian mencari sumber belajar yang akan dibahasnya. Setiap siswa harus memberikan peranan dalam penelitian ini.
c.
Melaksanakan investigasi. Setiap siswa dalam kelompok mengumpulkan informasi, menganalisa, dan mengevaluasi serta menarik kesimpulan. Setiap anggota kelompok saling tukar menukar informasi dan mengumpulkan ide-ide tersebut untuk menjadi suatu kesimpulan.
8
d.
Menyiapkan laporan akhir. Pada tahap ini semua informasi dari anggota kelompok dijadikan sebuah laporan dan merencanakan sebuah presentasi di depan kelas. Setiap kelompok menunjuk salah satu anggota untuk mempresentasikan tentang laporan hasil penyelidikannya.
e.
Mempresentasikan hasil akhir. Setiap kelompok telah siap memberikan hasil akhir di depan kelas. wakil yang telah ditunjuk harus menyampaikan hasil penyelidikan kelompok dalam suatu presentasi yang menarik di depan kelas. Kelompok lain mengevaluasi kejelasan dari laporan setiap kelompok dengan melakukan tanya jawab.
f.
Evaluasi. Siswa memberikan tanggapan dari masing-masing topik sedangkan guru dan siswa mengevaluasi proses pembelajaran sehingga semua siswa diharapkan menguasai topik yang disajikan. Sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
(GI) dari 34 siswa belum mencapai target yang diharapkan yaitu 70% dari 34 siswa, karena pada pra siklus prosentase keaktifan siswa hanya sebesar 21,56% dari 34 siswa. Pada siklus I prosentase keaktifan sebesar 50,97% dari 34 siswa. Sedangkan pada siklus II prosentase keaktifan mencapai 80,40% dari 34 siswa. Maka dapat diambil simpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan sikap siswa selama proses pembelajaran. Perubahan tersebut diantaranya adalah siswa semakin berani dalam bertanya, menjawab pertanyaan, ataupun mengemukakan pendapatnya. Dalam kegiatan diskusi siswa juga sudah terlihat saling bekerja sama, tidak ada lagi yang bekerja secara individual. Siswa terlihat memperhatikan saat guru menjelaskan materi atau ketika siswa lain sedang mengemukakan pendapatnya. Hal ini dapat terjadi karena ada beberapa perubahan-perubahan yang dilakukan guru, seperti memberikan motivasi baik dalam bentuk pujian ataupun skor tambahan dan menegur siswa yang ramai. Sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
9
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto dan Warsono. 2012. Pembelajaran Aktif (Teori dan Assesmen). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mulyasa. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya RI. 2003. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional). Jakarta: Sinar Grafika Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning (Teori, Riset, dan Praktik). Bandung: Nusa Media. Terjemahan Nurulita Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta . 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning (Teori & Aplikasi PAIKEM). Yogakarta: Pustaka Pelajar Surtikanti, Joko Santoso. 2008. Strategi Belajar Mengajar. BP-FKIP
10