ISSN:1978-3949
www.arutmin.com
09
DARI SITE
ArutminTambang Senakin Komit Mencapai Hasil Maksimal
Berita Utama IMA : Dibutuhkan Master Plan Pertambangan Nasional
05
Sudah beberapa tahun ini, industri pertambangan dipusingkan oleh tumpang tindih empat peraturan meliputi UndangUndang Minerba, Lingkungan, Tata Ruang, dan Kehutanan. Keadaan ini, dilihat dari kacamata industri pertambangan, terasa sangat merugikan dan tidak ramah bagi investor. Karena peraturan yang tidak ramah investor, tentu akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi negara.
Wawancara “Tingkatkan Komunikasi Antar Departemen”
18
Banyak pihak yang menganggap bahwa regulasi dalam industri pertambangan seakan tidak berpihak kepada perusahaan. Masalah tumpang tindih perundangan dan peraturan, sempitnya ruang gerak pasca penetapan Otonomi Daerah, serta berbagai masalah lainnya.
Ragam
LAPORAN KHUSUS
12 31 PT BUMI ResourceS Tbk.
15
Kuartal Kesatu, SIAP Diluncurkan dan Target ReklamasiTerlampaui OPINI Introduksi 3 Model K3 Pertambangan
21
SP-AI Mitra Manajemen untuk Memajukan Perusahaan PERISTIWA Arutmin Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
2 daftar Isi
08
05
Berita Utama II
berita utama
S
udah beberapa tahun ini, industri pertambangan dipusingkan oleh tumpang tindih empat peraturan meliputi Undang-Undang Minerba, Lingkungan, Tata Ruang, dan Kehutanan. Keadaan ini, dilihat dari kacamata industri pertambangan, terasa sangat merugikan dan tidak ramah bagi investor. Karena peraturan yang tidak ramah investor, tentu akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi negara.
Dari Site
U
ntuk melakukan kegiatan operasional yang lebih produktif dan efisien, saat ini PT Arutmin Indonesia berencana melakukan lima pembangunan proyek di Asam-Asam dan West Mulia, Kalimantan Selatan. Kelima proyek yang dimaksud adalah pembangunan Over Land Conveyor (OLC) dan Coal Processing Plant (CPP), keduanya dilakukan secara bersamaan di Asam-Asam dan West Mulia. Dan, Proyek Pelabuhan Kintap yang juga berada di West Mulia.
RAGAM
09
15
T
ambang Senakin adalah salah satu lokasi tambang Arutmin. Tambang ini merupakan lokasi yang pertama kali dieksploitasi Arutmin Indonesia, yaitu tahun 1989 lalu. Untuk mencapai lokasi dari Jakarta, perjalanan pun cukup bervariasi. Tim SERASI memperoleh kesempatan berkunjung ke lokasi Tambang Senakin Mei 2010 lalu.
K
embali pada proses kelahirannya, Serikat Pekerja PT Arutmin Indonesia (SPAI) dibentuk sebagai wadah pembinaan, peningkatan peran, serta sarana komunikasi karyawan untuk menciptakan ketenangan bekerja, kelangsungan hidup, dan peningkatan kesejahteraan karyawan.
B
anyak pihak yang menganggap bahwa regulasi dalam industri pertambangan seakan tidak berpihak kepada perusahaan. Masalah tumpang tindih perundangan dan peraturan, sempitnya ruang gerak pasca penetapan Otonomi Daerah, serta berbagai masalah lainnya.
18
Wawancara
Profil
16
M
eski telah sekitar dua tahun dirinya bekerja, wanita penggemar fotografi ini mengaku keberadaannya di Arutmin sudah identik dengan hal-hal yang menyenangkan. Selalu mendapat pengalaman baru, teman-teman baru, dan ilmu baru. Hal itulah yang membuatnya betah bekerja di AI.
Peristiwa
21
Lintasan Batulicin
25
Lintasan Satui
26
Lintasan Asam-Asam
27
Lintasan Jakarta, Banjarmasin, & Balikpapan
28
Lintasan Senakin
29
Lintasan NPLCT
30
31
Opini
Diterbitkan Oleh: PT Arutmin Indonesia. Pelindung: Faisal Firdaus. Penanggung jawab: Saiful Halim. Penasihat: Sudirman Widhy Hartono, Ido Hutabarat. Dewan Redaksi: Iwan K Sugiarto, Delma Azrin, Mur Adi Setijoutomo, Djoko Widajatno. Pemimpin Redaksi: Zainuddin JR Lubis. Redaktur Pelaksana: Fahrizal. Redaksi: Nurfiyasari. Desain & Tata Letak: Rama Krisna, Sabur. Fotografer: Fahrizal & Tim Serasi. Kontributor: Banjarmasin, Asam-Asam, Satui, Senakin, Batulicin, NPLCT, & Balikpapan. ISSN:1978 -3949 www.arutmin.com
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
Alamat Redaksi: PT Arutmin Indonesia, Wisma Bakrie Lantai 10 Jl. HR Rasuna Said Kav. B-2 Jakarta 12920 Indonesia. Telepon: (021) 5794 5678. Fax: (021) 5794 5686. Email:
[email protected].
3
Salam Redaksi
surat p e m b a c a
Kepada pengelola majalah SERASI Saya mengusulkan agar isi dan informasi yang dimuat dalam majalah SERASI pada edisi mendatang berbeda dengan edisi yang lalu-lalu. Alangkah baiknya apabila SERASI juga menyajikan informasi dan isu mengenai regulasi di bidang pertambangan. Mengingat, sejak beberapa waktu lalu, isu ini jadi perhatian insan pertambangan. Dan, isi juga akan berguna bagi karyawan Arutmin Indonesia. Djoko Widajatno Senior Advisor Terima kasih kami sampaikan atas komentar dan masukannya. Atas saran dan masukannnya, pada edisi kali ini, kami sajikan isu regulasi bidang pertambangan. Isu ini kami jadikan sebagai laporan utama. Dan, juga kami suguhkan pada rubrik Wawancara yang berisi hasil perbincangan dengan Sesditjen Minerbapabum, Kementerian Energi, dan Sumber Daya Mineral. Terima kasih, Redaksi Kepada pengelola majalah SERASI Tolong dimuat hasil Musyawarah Nasional Serikat Pekerja (Munas SP) PT Arutmin Indonesia yang berlangsung belum lama ini. Ini adalah Musyawarah Nasional karyawan Arutmin yang layak dimuat di majalah SERASI. Iwan Mukti, Tambang Satui Terima kasih atas usulan dan masukannnya. Sesuai dengan misinya sebagai media komunikasi perusahaan, pada edisi kali ini, sengaja kami sajikan hasil Musyawarah Nasional (Munas) Serikat pekerja (SP) PT Arutmin Indonesia. Mudah-mudahan suguhan informasi bermanfaat bagi seluruh karyawan PT Arutmin Indonesia. Terima kasih, Redaksi
Foto Sampul
S. Witoro Soelarno Desain
Tim Kreatif mediacitra
Sensasi Senakin Pembaca SERASI yang budiman. Tak terasa majalah ini kembali terbit ke tengah-tengah Anda. Melalui media Komunikasi tercinta ini pula, kami kembali memberikan berbagai informasi seputar perkembangan di PT Arutmin Indonesia, khususnya perkembangan mengenai kuartal pertama yang sudah terlewati dengan baik maupun kuartal kedua. Selain itu, dalam kesempatan ini, SERASI berkesempatan menghadirkan sosok Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral, Batu bara, dan Panas Bumi, S. Witoro Soelarno, dalam rubrik wawancara, yang akan membahas dunia pertambangan khususnya batu bara dari kacamata global. Selain itu, dalam berita utama menyuguhkan sosok Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Priyo PS sebagai sumber beritanya. Yang tak kalah menarik adalah dalam rubrik Dari Site. Kali ini, tim SERASI berkesempatan untuk mengunjungi lokasi tambang Senakin, Kalimantan Selatan. Sungguh suatu pengalaman menarik dapat berkunjung ke sana. Kenapa? Selain melalui proses perjalanan yang panjang dan melelahkan karena tim harus melewati jalur darat, laut, dan udara dari Jakarta. Sesampainya di sana, tim SERASI pun dihadapkan kepada karyawan Arutmin Tambang Senakin yang menerima kami dengan sangat antusias. Belum lagi, suguhan panorama di sepanjang perjalanan. Tak hanya itu, kesenangan kami juga bertambah kala menginjakan kaki di desa relokasi yang dibuat oleh tambang Senakin. Susunan rumah tertata begitu rapih dengan masyarakatnya yang bersahabat. Hal ini membuktikan bahwa jalinan hubungan antara masyarakat dan Arutmin khususnya tambang Senakin telah berjalan begitu baik. Masih banyak ragam dan peristiwa menarik yang tersaji dalam SERASI edisi kali ini yang dapat Anda nikmati. Akhir kata, kami segenap tim redaksi SERASI mengucapkan selamat membaca bagi Anda yang budiman. Semoga kehadiran SERASI kali ini semakin menambah semangat kita untuk semakin berkarya bagi kemajuan Arutmin dan Indonesia. []
lensa
Suatu hari kala senja di Kotabaru, Kalsel.
Siswa SDN. Sungai Paring, Kotabaru tersenyum ceria di hadapan redaksi SERASI.
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
4 Editorial
B
anyak yang beranggapan bahwa regulasi atau perundang-undangan pertambangan di Indonesia saat ini seakan tidak berpihak pada iklim yang mendorong pertumbuhan investasi dan peningkatan produksi pertambangan. Tumpang tindih peraturan, rumitnya birokrasi, dituding menjadi sedikit dari sekian banyak penyebabnya. Terlepas dari semua itu, Arutmin Indonesia sebagai salah satu perusahaan pertambangan batu bara terbesar tetap terus melakukan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan energi nasional dan mancanegara. Arutmin selalu mengikuti prosedur dan ketentuan sesuai perundang-undangan yang berlaku karena posisinya sebagai salah satu operator pertambangan batu bara yang perizinannya dikeluarkan oleh pemerintah pusat (PKP2B). Tentu saja, hal ini tidak sekadar eksploitasi semata. Tetapi, juga terkait mengenai Amdal, Environment¸ serta Community Development (CD) untuk mengembangkan kemandirian masyarakat lokal di sekitar tambang tetap menjadi pegangan utama Arutmin dalam melakukan kegiatan pertambangan.
Optimis di Tengah
Regulasi Pertambangan
Dari situ, tergambar jelas bahwa meski di tengah ramainya isu regulasi di bidang pertambangan, PT Arutmin Indonesia akan tetap melakukan berbagai hal dan komit untuk tetap berkontribusi terhadap pengadaan kebutuhan energi nasional untuk kemajuan negeri tercinta Indonesia. []
Info HRD Promosi: No
Transfer
Januari
Maret
April
Mei
Juni
1.
Abdul Kahar sebelumnya Mine Engineer saat ini menjabat sebagai Mine Plan Supervisor Batulicin (efektif 1 Januari 2010)
Nana Sumarna sebelumnya menjabat sebagai Sr. Mine Engineer Balikpapan saat ini menjabat sebagai Engineering Superintendent Senakin (efektif 1 Maret 2010)
Adi Pramintha Kurniawan sebelumnya menjabat sebagai Geologist Senakin saat ini menjabat sebagai Geologist Supervisor Senakin (efektif 1 April 2010)
Ido Hutabarat sebelumnya menjabat sebagai Manager Marketing Domestic Jakarta saat ini menjabat sebagai GM-Mineral, Resources, Contracts & Projects Jakarta (efektif 1 Mei 2010)
Azwal Rawaldi Yudha Kusuma Bahari sebelumnya menjabat sebagai Geodetic Engineer Senakin saat ini menjabat sebagai Geodetic Supervisor Senakin (efektif 1 Juni 2010)
2.
Wiratno Hadi sebelumnya menjabat sebagai Quality & Logistic Engineer NPLCT saat ini menjabat sebagai Operation & Port Supervisor Batulicin (efektif 1 Januari 2010)
Fajri Hairanoor sebelumnya menjabat sebagai Enviromental Engineer Satui saat ini menjabat sebagai Enviromental Supervisor Asam-Asam (efektif 1 Maret 2010)
3.
Zacnudin Romli sebelumnya menjabat sebagai Mine Engineer Senakin, saat ini menjabat sebagai Operation Supervisor Senakin (efektif 1 April 2010)
Andhi sebelumnya menjabat sebagai Safety Officer saat ini menjabat sebagai Safety Supervisor Batulicin (efektif 1 Maret 2010)
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
No
Januari
1.
Nuzuli Hada Ginting sebelumnya menjabat sebagai Operation Engineer (GDP) saat ini menjabat sebagai Logistic & Quality Engineer (GDP) NPLCT (efektif 1 Januari 2010)
2.
Achmad Rizky Nevianto sebelumnya menjabat sebagai Reporting & GIS Engineer Jakarta saat ini menjabat sebagai Mine Engineer Asam-Asam (efektif 1 Januari 2009)
3.
Yudo Prakoso sebelumnya menjabat sebagai Operation & Port Supervisor Batulicin saat ini menjabat sebagai Operation Supervisor Mitratama Perkasa Port AsamAsam (efektif 1 Januari 2009)
Maret
Fakhriza Ahmad sebelumnya menjabat sebagai Enviromental Engineer AsamAsam saat ini menjabat sebagai Enviromental Engineer Satui (efektif 1 Maret 2010)
April
Susetyanto sebelumnya menjabat sebagai Backcharge Coordinator Jakarta saat ini menjabat sebagai Superintendent Finance & Accounting Seconded to PT MP Jakarta (efektif 1 April 2010)
Mei
Nanang Riduansyah sebelumnya menjabat Community Relation Officer Senakin saat ini menjabat sebagai Enviromental Engineer Senakin (efektif 1 Mei 2010) Noor Firdaus sebelumnya menjabat sebagai Community Relation Officer Senakin saat ini menjabat sebagai Safety Officer Senakin (efektif 1 Mei 2010)
Berita Utama
5
IMA : Dibutuhkan Master Plan Pertambangan Nasional
Priyo Pribadi Soemarno, Direktur Eksekutif IMA
P
ermasalahan inilah yang sedang menjadi titik fokus Indonesia Mining Association atau IMA. Sebagai wadah perkumpulan banyak perusahaan tambang di Indonesia, merupakan kewajiban IMA untuk melancarkan industri tambang nasional, di samping memastikan pemasukan yang menguntungkan bagi negara. Ini pula yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif IMA Priyo Pribadi Soemarno saat menyempatkan diri menerima tim SERASI di kantornya, Jakarta, beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan ini, Priyo menyatakan keinginan IMA untuk membentuk sebuah kebijakan terintegrasi menyangkut industri pertambangan di Indonesia. Namun, sebelum itu terjadi, banyak hal yang harus dibenahi terutama dalam menyelaraskan empat peraturan tadi. Sedikit menoleh ke belakang, Priyo melihat gejolak industri tambang dimulai seiring reformasi di negeri ini terjadi. Gema otonomi daerah yang dikumandangkan akhirnya mewujud dalam UU No. 34 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah. Gairah otonomi daerah ini, lanjut Priyo, juga karena ada perasaan ketidakmerataan kemakmuran dari pemasukan industri tambang antara perkotaan dan daerah di luar Pulau Jawa. Dan, seiring perubahan yang dibawa otonomi daerah, terjadi banyak usaha untuk membawa keuntungan yang lebih banyak ke kantong pemerintah daerah. Semakin menambah masalah ketika UU ini mempersilakan baik bupati maupun gubernur untuk mengeluarkan izin pertambangan. Tentu bisa dipahami bahwa semakin banyak perusahaan tambang yang beraktivitas di suatu wilayah semakin banyak pula pemasukan ke kas Pemda wilayah tersebut.
Sudah beberapa tahun ini, industri pertambangan dipusingkan oleh tumpang tindih empat peraturan meliputi Undang-Undang Minerba, Lingkungan, Tata Ruang, dan Kehutanan. Keadaan ini, dilihat dari kacamata industri pertambangan, terasa sangat merugikan dan tidak ramah bagi investor. Karena peraturan yang tidak ramah investor, tentu akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi negara.
“Masalahnya, kalau bupati hanya mengeluarkan 10 izin, dia masih bisa mengawasi, namun kalau sudah 100 izin? Siapa yang mengawasi?” kata Priyo. Kenyataannya, Priyo melihat banyak terjadi penyerobotan terhadap tambang-tambang yang memiliki izin legal. Dan, ini terjadi karena tidak ketatnya pengawasan dari pihak terkait. Setelah UU Otonomi Daerah, menyusul kemudian UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu bara (Minerba), 40 tahun lebih setelah peraturan pertambangan pertama yang keluar. Dalam penyusunan UU Minerba ini, IMA turut dilibatkan. Dan, ciri khas dari UU ini, jelas Priyo, adalah tidak diinginkannya keberadaan kontrak karya dan menginginkan divestasi saham asing bagi nasional. Selain itu, masih ditambah dengan keharusan produk batu bara yang diolah di dalam negeri, tidak lagi di luar negeri seperti sebelumnya. Mengenai kontrak karya, IMA melihat bahwa perusahaan yang sudah terikat kontrak karya tidak dapat begitu saja mengubah isi kontrak tersebut. “Kekuatan hukum kontrak karya sama dengan undang-undang,” ujar Priyo. Namun, lanjutnya, perubahan kontrak karya dapat dilakukan sesuai kesepakatan antara perusahaan dengan pemerintah pusat/ daerah. Dan, Priyo mengingatkan bahwa ketentuan ini hanya berlaku apple to apple (dua pihak) dan tidak berlaku umum, berbeda dengan UU yang berlaku sebaliknya.
Masih tentang UU Minerba, Priyo menyayangkan terdapat pertentangan mencolok dalam beberapa pasal yang dimuat di dalamnya. Pada Pasal 169b dikatakan bahwa semua kontrak karya dan perjanjian batu bara yang sudah ada sebelum UU Minerba disahkan, wajib menyesuaikan diri dengan UU. Padahal, di ayat sebelumnya, dijanjikan bahwa kontrak karya dan perjanjian yang sudah ada tetap berlaku hingga masanya berakhir. “IMA menyatakan pada pemerintah bahwa perbedaan ini menimbulkan ketidakpastian bagi industri. Industri tambang merasa tiap sebentar harus menyesuaikan diri,” ucap Priyo. Perbedaan kedua ayat ini tentu dapat menimbulkan perbedaan antara pemerintah pusat dan daerah. Priyo mencontohkan, saat pemerintah mengubah kontrak karya dengan sebuah perusahaan batu bara dan berpatokan pada UU Minerba Pasal 169b, sementara perusahaan berpegangan pada Pasal 169a. Selain itu, UU Minerba juga menuntut perusahaan batu bara untuk memiliki peralatan milik sendiri. Ini tentu akan membuat perusahaan harus menambah investasi alat, yang tentu diikuti penambahan SDM untuk mengoperasikannya. Belum lagi dengan adanya pengaturan Domestic Market Obligation atau DMO. UU Minerba yang baru menuntut perusahaan batu bara nasional untuk memberikan sebagian atau 50 persen dari produksinya ke pasar dalam negeri. Masalahnya, Priyo menjelaskan, sekalipun pemerintah menyatakan bahwa PT PLN (Persero) yang akan mengambil 50 persen batu bara tadi, namun tetap saja proses pembeliannya masih melalui tender. Dan ini, tentu berisiko jika ternyata PLN tidak sepakat dengan harga batu bara tersebut. Jika ini terjadi, tentu akan merugikan perusahaan batu bara bersangkutan. Namun, masalah DMO ini dapat di tengahi dengan kebijakan DMO yag ditetapkan melalui Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB). Perusahaan baru akan mengajukan DMO setelah memastikan jumlah produksi batu bara yang dipesan oleh pembeli luar negeri dan sisanya akan disalurkan ke pasar domestik. Kebijakan tengah ini sudah tertuang dalam Permen No. 34 Tahun 2009.
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
6 Berita Utama Berbeda dengan DMO, ketentuan divestasi saham masih terdapat kontradiksi. Priyo langsung mencontohkan masalah divestasi yang dialami PT Newmont Nusa Tenggara. Sekalipun Newmont sudah menawarkan divestasi 10 persen saham miliknya, seharga Rp 400 juta, namun karena tidak ada yang membeli, Newmont tetap dianggap menyalahi aturan. “Persoalan ini kami harap dapat disolusikan melalui PP supaya masalah yang sama tidak timbul kembali, paling tidak ditetapkan divestasi 20 persen saham untuk lokal. Dengan ini, cukup longgar,” jelas Priyo. Kepungan Undang-Undang Sebelum UU Minerba hadir, pemerintah sudah lebih dulu menerbitkan UU Kehutanan, UU Tata Ruang, dan terakhir UU Lingkungan, yang semuanya terkait erat dengan aktivitas industri pertambangan. Dan, siapa pun yang berminat mengusahakan pertambangan di negeri ini, terlebih dahulu harus mempertimbangkan ketiga UU tadi. UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dibuat untuk melindungi keberadaan hutan di Indonesia. Ironisnya, potensi cadangan batu bara justru banyak berada di bawah tanah tempat hutan terhampar, seperti di Pulau Kalimantan. Priyo menerangkan, Pulau Kalimantan yang pernah menjadi bagian dari Semenanjung Asia, ditunjang dengan daerah yang relatif datar, membuatnya kaya akan cadangan mineral. Bentrokan terjadi ketika UU melarang aktivitas pertambangan di kawasan hutan lindung. Jika ini harus ditaati, perusahaan tambang yang beroperasi di kawasan hutan lindung harus keluar dari daerah operasi mereka. Jika ini terjadi, apakah masyarakat setempat dapat menghidupi dirinya tanpa kehadiran perusahaan? Selain itu, pemerintah pun harus mengganti biaya investasi perusahaan. IMA mengusulkan, agar potensi ekonomi tidak hilang akibat tutupnya industri tambang, pemerintah dapat mengajukan syarat kepada perusahaan untuk mengembalikan fungsi hutan saat kegiatan operasi selesai. “Saya rasa, ini akan lebih bijaksana,” kata Priyo. Agar tidak melanggar UU, mungkin bisa dibuat semacam peraturan pemerintah. Di dalamnya dapat dijelaskan bahwa perusahaan tambang dapat tetap beroperasi dengan catatan harus membayar kompensasi atas luas wilayah hutan yang dipakainya, disesuaikan dengan jangka waktu operasi. Jika sifat penggalian menyebabkan ada wilayah hutan yang tidak dapat direklamasi, perusahaan harus membayar lebih tinggi. Dan, perusahaan wajib memberikan jaminan di muka untuk uang reklamasi dalam upaya mencegah perusahaan menghindar dari tanggung jawab. “Saya rasa, sudah ada titik temu antara Kementerian Kehutanan dan industri pertambangan,” ungkap Priyo.
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
Setelah UU Kehutanan, IMA dan industri pertambangan masih harus menghadapi UU No. 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup. Salah satu kententuan yang memberatkan dari UU Lingkungan ini terkait standar baku mutu air. UU Lingkungan menuntut perusahaan tambang untuk membuat kualitas air di wilayah tambangnya sama dengan kualitas air di perkotaan. Menurut Priyo, ini sama saja dengan meminta perusahaan tambang melakukan water treatment, yang dianggapnya tidak cocok dengan aktivitas pertambangan. “Kami tidak akan melanggar, namun kami juga tidak dapat diharuskan membuat standar kualitas lebih bagus dari yang asli. Paling tidak sama dengan aslinya. Kalau lebih bagus, akan memberikan kami beban tambahan,” tandas Priyo. Sekalipun tugasnya cukup berat, melalui Priyo, perjuangan IMA masih belum berhenti. Upaya untuk memberikan pemahaman kepada Kementerian Lingkungan Hidup akan terus dilakukan.
Priyo menjanjikan industri pertambangan akan tetap berpatokan pada ketentuan Amdal dan pertambangan. Namun, tugas yang lebih berat masih menanti IMA. Priyo mengungkapkan, bahwa cita-cita besar IMA adalah menggagas untuk dibentuknya dewan nasional pertambangan. Cita-cita ini didasari bahwa Indonesia membutuhkan pertambangan yang di dalamnya termuat road map pertambangan nasional. Perlu diingat bahwa Indonesia tidak hanya kaya batu bara, tetapi juga kaya akan banyak kandungan mineral lainnya seperti emas, bauksit, alumunium, dan nikel. “Dewan nasional pertambangan akan terdiri dari Kementerian Energi, Kehutanan, Lingkungan, Bappenas, LSM, wakil industri, IMA, dll,” papar Priyo. Priyo dan IMA optimis bahwa kebijakan nasional dan dewan nasional pertambangan suatu saat akan terbentuk. Saat itu terjadi, aktivitas tambang akan terintegrasi dengan kebijakan energi nasional dan memberikan pendapatan yang optimal bagi negara. []
persoalan utama KEINGINAN MENGUBAH KK/PKP2B YANG SUDAH ADA SISTIM IUP KURANG MEMBERIKAN JAMINAN HUKUM WILAYAH UNTUK EKSPLORASI TERLAMPAU KECIL KEWAJIBAN SMELTER TIDAK DAPAT DITERAPKAN UTK SEMUA
UU No. 4/2009 MINERBA
UU No. 41/1999 KEHUTANAN
• • • •
TAMBANG TERBUKA TIDAK BOLEH DI HUTAN LINDUNG IZIN PINJAM PAKAI UNTUK MEMASUKI WILAYAH HUTAN LINDUNG IZIN PINJAM PAKAI MASIH MEMERLUKAN PERIZINAN LAIN DIPERLUKAN PERPPU UNTUK KK/PKP2B LAIN
UU No 32/2009 LINGKUNGAN HIDUP
• • • •
IZIN LINGKUNGAN MERUPAKAN SUPER LICENSE JAMINAN LINGKUNGAN MENAMBAH BEBAN INDUSTRI KETENTUAN BAKU MUTU TERLAMPAU KETAT TUNTUTAN PIDANA BAGI PEMBERI IZIN YANG MELANGGAR
• • • • • •
TATA RUANG MENJADI PERSYARATAN SEMUA PERIZINAN TATA RUANG BELUM MEMASUKKAN PROSPEK MINERAL PETA DASAR TATA RUANG TIDAK SESUAI DGN FAKTUAL SAAT INI KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH BELUM DIMASUKKAN TUNTUTAN PIDANA BAGI PEMBERI IZIN SEMUA PROSES PERIJINAN TERHENTI, PEMBANGUNAN INFRA STRUKTUR AKAN TERHENTI/TERTUNDA
UU No. 26/2007 PENATAAN RUANG
UU MINERBA DAN PERUNDANGAN YANG MENGHAMBAT UU MINERBA MENGUBAH KONSEP PENGELOLAAN INDUSTRI PERTAMBANGAN INDONESIA
PRODUCTION COMPANIES EXPLORATION DAN DEVELOPMENT COMPANIES
UU MINERBA
KK/ PKP2B
• NEW INVESTOR • EXISTING PROJECTS
NEW LICENSES
KP
KPs, SIPDs JUMLAH PEMEGANG KK/PKP2B/KP TETAPI , PADA SAAT YANG SAMA MUNCUL UU LAIN YANG BERPOTENSI MENAMBAH BEBAN INDUSTRI OVERLAPPING REGULATION
UU 41/1999
INDONESIA MINING UP DATE 2010
UU 26/2007
UU 32/2009
IN DU S TR I P E R T AMB ANG AN T E R HAMB AT P E R KE MB ANG ANNY A
24/05-2010
Main News
7
IMA : In Need of National Mining Master Plan The overlapping of four regulations: Mineral and Coal, Environment, Spatial Planning, and Forestry bring confusion to Mining Industry for ages. It’s seen as disadvantage and investor unfriendly condition by Mining Industry’s perspective. Since it’s unfriendly to Investors, it will certainly affect the country’s economic growth.
T
his problem is becoming a focus for Indonesia Minning Association or IMA. As an organization that gathering many mining companies in Indonesia, IMA must enhance National Mining Industry and supervise the profitable revenue for the country. Executive Director of IMA Priyo Pribadi Soemarno said the same when SERASI team was visiting his office in Jakarta a while ago. At that time, Priyo told SERASI about his desire to make an integrated policy corncerning to Mining Industry in Indonesia. But before making it, there are so many things to solve, especially in integrating those four regulations. Just a quick flashback, Priyo believe that the Mining Industry clash had a same start as Reformation period in this country. The Regional Autonomy which was loudly echoed, finally became a real in Regulation no. 34 of 2004 about Regional Autonomy. Priyo said that dissatisfied feeling is a reson behind this Regional Autonomy, since the prosperity from mining industry’s revenue isn’t equal for urban region and outside of Java. And yes, regional autonomy brought changes that impacted to extra profit for regional government’s revenue. It’s been more complicated since the regulation allow both Regent and Governor to issue the mining approval. No wonder, because the more companies operate in one region, the more income go to government’s pocket of that region. “Well, for 10 approvals, the regent still can handle it. But what if 100 approvals? Who can handle those?” said by Priyo. In fact, Priyo see so many sabotages to legal minings. Those happen due to irresponsible supervision of the related parties. Step to the next one, Regulation no. 4 of 2009 about the mining of Mineral and Coal, which was issued 40 years after the first regulation. IMA took part in arranging this Mineral and Coal regulation. Priyo underlined the aim to remove massive contract and the need of foreign stock divestment for Indonesia as the essential things in this regulation. And also the necessity to proceed coal in the country, not proceed abroad like before. Regarding to Massive contract ‘kontrak karya’, IMA forbid the company that has already signed the contract to change the contract contents. “’kontrak karya’ has a same power as law” Priyo said. But then, there’s still possible to change the ’kontrak karya’ if the company can reach a deal with Central/regional government. And Priyo emphasized that this only valid apple to apple (two side agreement) and not general, so it’s quite different to the contrary valid regulation. Still about the Mineral and Coal Law (UU Minerba), Priyo shown his regret to the contrast in
some articles.
by flat area, making it rich in Mineral deposits.
For example, article 169b said that all ’kontrak karya’ and coal aggreements that exist before UU Minerba, must adapt to law (UU). While in previous article, it’s promised that those two still valid until the end of period.
The conflict occured when Law was forbidding mining activities in protected forest area. It instructs the coal company to stop operating in that area. If this happens, how about the local community? Can they afford them selves without the company presence? Beside that, government also need to pay the cost of company investment.
“IMA told the government that this dissimilarity can bring uncertainty to the industry. Mining Industry needs to adapt in every moment“ Priyo said. This dissimilarity is potent to bring different consideration between central and regional government. Priyo gave example, Government change the contract content with a coal company according to UU Minerba article 169b, while the company refer to article 169a. Beside that, UU Minerba instructs the coal companies to have their own equipment. It definitely force the companies to increase investment in equipments, which is directly followed by adding Human Recources to operate it. And also count on Domestic Market Obligation (DMO). The recent UU Minerba ask the coal companies to share 50 % of their production to national market. Priyo said, even though the government stated that PT PLN would purchase those 50 % coals, but the purchasing is still through a tender. So, it’s so risky if PLN then doesn’t reach the deal concerning the price. If it’s happen, the coal company will suffer by itself. But this DMO problem can be solved by DMO policy that is established in Work Plan and Allowance Budget (RKAB). The company will apply for DMO after making sure the number of coals ordered by Foreign buyer and the rest will be distributed to domestic market. Different to DMO, the regulation of stock divestment still being a contradiction. Priyo pointed to the divestment problem of PT Newmont Nusa Tenggara. Although Newmont has already offer 10% stock which cost 400 million rupiahs, but because no one buy it, Newmont is still considered broke the rule. “This problem is expected can be solved through PP, and to prevent the same thing, it’s been established that at least divestment 20% stocks are for local market“ said by Priyo. Under the Law Siege Before UU Minerba coming, the government issued Forestry law, Spatial Planning law and environmental law, those all are related to mining industry activities. And anyone who is interseted in mining in this country, must consider those three laws first. Law no. 41 of 1999 about Forestry is arranged to protect forest in Indonesia. Ironically, there are a lot of coal potencies under the ground of forest, like in Kalimantan. Priyo explained that Kalimantan ever became a part of Asia Peninsula, supported
IMA suggested, to avoid the lost of economy potency due to the mining industry closure, government can propose eligibilities to the company to restore the forest function after finishing the operation. In order to not break the Law, probably can be arranged such a government regulation. Written in that, mining company can still operate but it has to pay compensation over the used forest area, during a certain period. Later, If the excavation causing some forest region can’t be reclaimed, so the company must pay higher. And the company must give down payment of reclamation to prevent them from avoiding responsibilities. “I thinks Minister of Forestry has reached a deal with Mining Industry“ After the Law of Forestry, IMA and Mining Industry still have to face Law No. 32 of 2009 about Environment. One of the rules that becomes a burden is the standard of Water Quality. Law of environment ask the mining companies to make the water quality in mining area to be equal to the quality in urban area. Priyo considered this as a request to the company to do water treatment, which isn’t suitable to the mining activity. “We willn’t break the law, but we also can’t promise a better quality than the original. At least, similar to the original, if it must better then it means additional burden for us“ said by Priyo. Despite the difficulties, Priyo said that IMA effort hasn’t ended yet. Effort to make the ministry of environment understand is continuously done by IMA. Priyo promised that the mining industry will always follow AMDAL and mining regulation. But, difficult task is waiting for IMA. Priyo told us that IMA big dream is to initiate the formation of Mining National Council. This refers to the fact that Indonseia need a Mining Master Plan which contain the National Mining Road Map. We should remember that Indonesia isn’t only rich in coal, but also rich in other minerals such as gold, bauxite, aluminium, and nickel. “The Mining National Council will consist of the ministry of Energy, Forestry, Environment, Bappenas, NGO, Industry representative, IMA, etc“ Priyo said. Priyo and IMA optimistic that some day the national policy and Mining National Council will be formed . And when it happens, the mining activity will be integrated with the policy of national energy, and will give an optimum revenue for the country. []
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
8 Berita Utama II Asam-Asam dan West Mulia
OLC dan CPP Akan Direalisasikan Untuk melakukan kegiatan operasional yang lebih produktif dan efisien, saat ini PT Arutmin Indonesia berencana melakukan lima pembangunan proyek di Asam-Asam dan West Mulia, Kalimantan Selatan. Kelima proyek yang dimaksud adalah pembangunan Over Land Conveyor (OLC) dan Coal Processing Plant (CPP), keduanya dilakukan secara bersamaan di Asam-Asam dan West Mulia. Dan, Proyek Pelabuhan Kintap yang juga berada di West Mulia.
K
epada SERASI Manajer Project Ari Fauzi mengungkapkan bahwa pembangunan tiga pelabuhan, yaitu Asam-Asam, West Mulia, dan Kintap – tadinya hendak dibangun bersamaan. Namun, krisis ekonomi di tahun 2008 membuat niat tersebut diurungkan. “Jadi, sekarang saatnya membangun satu pelabuhan lainnya dan CPP dan OLC di dua lokasi tersebut,” ujar Ari. Ari mengungkapkan bahwa pembangunan OLC dan CPP serta pelabuhan ini akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi PT Arutmin Indonesia. Dari segi operasional, OLC dan CPP akan membuat proses pemuatan batu bara lebih sedikit sehingga berjalan lebih cepat dan biaya pengeluaran pun dapat ditekan. Saat melakukan hauling dengan truk, prosesnya panjang. Ini karena batu bara yang telah di-crushing harus melalui proses stacking dan reclaiming untuk kemudian loading ke truk. Setelah hauling, sesampai
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
“
Kehadiran CPP dan OLC akan memberikan peluang target produksi yang lebih besar hingga 10-12 juta ton/tahun.”
di pelabuhan, masih ada proses unloading, stacking kembali, masuk conveyor dan berujung di tongkang. Sementara, jika menggunakan OLC dan CPP, dari proses crushing hingga tongkang hanya memakan waktu 45 menit! “Kehadiran CPP dan OLC akan memberikan peluang target produksi yang lebih besar hingga 10-12 juta ton/ tahun.”
Ari Fauzi
Efisiensi waktu dan biaya ini dimungkinkan dengan kemampuan conveyor memasok batu bara hingga 2.000 ton per jam. Ditambah dengan pelabuhan sendiri sehingga kapal tongkang dapat beroperasi secara penuh. Satu kapal tongkang mampu memuat 8.000 ton batu bara. Dan, dalam sehari beroperasi empat buah kapal tongkang. []
Dari Site
9
Arutmin Tambang Senakin Komit Mencapai Hasil Maksimal Tambang Senakin adalah salah satu lokasi tambang Arutmin. Tambang ini merupakan lokasi yang pertama kali dieksploitasi Arutmin Indonesia yaitu tahun 1989 lalu. Untuk mencapai lokasi dari Jakarta, perjalanan pun cukup bervariasi. Tim SERASI memperoleh kesempatan berkunjung ke lokasi Tambang Senakin Mei 2010 lalu. Mulai dengan perjalanan udara, darat, dan laut yang menggunakan speedboat dari Kotabaru, Kalsel. Perjalanan dengan speedboat ditempuh selama lebih kurang 1.5 jam hingga tiba di dermaga Senakin.
Over Land Conveyor (OLC) Tambang Senakin
Leader Daeli (LD), Manajer Tambang Senakin,
K
uartal pertama telah berlalu. Seperti halnya seluruh lokasi tambang Arutmin Indonesia lainnya, Tambang Senakin pun telah me-review hasil yang dicapai selama kuartal tersebut. Tentu saja sebagai bekal dalam memasuki kuartal-kuartal selanjutnya. Di tambang Senakin, pencapaian produksi selama kuartal pertama secara garis besar masih sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk waste removal bisa dikatakan melebihi target. Dari target yang ditetapkan sebesar 24,7 juta, hasil yang dicapai sebanyak 25,4 juta. Penyebabnya ada beberapa areal yang belum dimasukan ke dalam budget tahun lalu yang ternyata saat ini dibuka kembali.
Terkait coal mining, di Arutmin Tambang Senakin dari budget year to date sebesar 2,7 juta yang dicapai hingga per 31 Mei sebesar 2,5 juta. Penyebab utama hal itu adalah tidak ekonomisnya areal Pit 1D setelah dilakukan analisa dan pemeriksaan, sehingga pada Februari 2010 Pit 1D tersebut diputuskan untuk dihapus dari rencana. Kemudian dari segi produksi, Arutmin Tambang Senakin optimis bisa mencapai angka 2 juta untuk barging dari 2,1 juta di kuartal pertama. Secara keseluruhan, menurut Manajer Tambang Senakin, Leader Daeli (LD), pencapaian kuartal pertama dari site yang dipimpinnya cukup memuaskan. “Dari segi bugdet misalnya, hanya satu indikator saja yang masih tertinggal yaitu coal mining,” terangnya. Menurut pria yang biasa disapa dengan pak LD ini, hal itu terjadi karena beberapa kendala yang memang tidak bisa diprediksikan sejak awal tahun. Salah satunya adalah pengaruh cuaca. Bulan Mei hingga Juni yang seharusnya sudah memasuki musim kering justru ternyata masih menjadi masamasa dengan curah hujan yang cukup tinggi
di Tambang Senakin. Akibatnya sekitar dua bulan lalu terdapat dua pit yang terendam dan menyebabkan coal mining agak rendah. Untuk menangani masalah tersebut, Tambang Senakin kini telah menambah pompa untuk mengurangi air yang merendam beberapa pit, dan menempatkan orang yang khusus mengawasi pompa tersebut. “Yang lain-lainnya saya harapkan akan bisa tercapai semua. Contoh, barging di kuartal kedua nanti saya perkirakan akan bisa melampaui target,” LD menambahkan. Safe Production Demi menggenjot usaha maksimal mencapai target yang ditetapkan, Tambang Senakin merasa perlu melakukan dan mempertahankan ritme kerja yang telah lama dijalankan hingga saat ini. Berbicara mengenai safety, sampai berakhirnya kuartal pertama belum terjadi kecelakaan yang menyebabkan Lost Time Injury (LTI) di Tambang Senakin. Hal ini tentu jauh lebih baik dibanding periode yang sama ditahun lalu, dimana terjadi lima kasus LTI. Hal ini tentu akan dipertahankan di tambang Senakin. “Kuartal pertama di 2010 jauh lebih baik dari tahun lalu. Tahun lalu terjadi empat LTI, dan merupakan masa terburuk kami setelah tahun 2005 terjadi fatality,” papar Gusti Surya, Health & Safety Supervisor. Meski begitu, menurut Surya manajemen Tambang Senakin belum merasa puas karena masih terjadi beberapa injury di kuartal pertama. Dan menurut pengamatannya, kejadian injury selalu terjadi kepada karyawan yang berstatus kontrak dekat, mulai dari 3 bulan hingga 6 bulan.
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
10 Dari Site
Jimmy Julianto, Community Development Superintendent Tambang Senakin.
Hal itu terjadi karena kebanyakan dari mereka menganggap dirinya hanya bekerja sebentar. Jadi, mengenyampingkan peraturan mengenai safety yang telah dibuat. “Karena itulah, kami membuat aturan yang sama bagi seluruh karyawan, tidak memandang dia dari perusahaan mana, semuanya di bawah satu bendera Tambang Senakin,” tegas Surya. Tambang Senakin juga memiliki komite khusus yang bertugas menginspeksi ke seluruh area tambang dengan menggunakan seragam khusus komite. Tujuannya, agar karyawan di lapangan juga tidak memandang dari perusahaan mana yang datang untuk menginspeksi mereka. Selain itu, juga program safety talk dan review tentang performance seminggu terakhir dari setiap departemen untuk saling mengisi kekurangan dan berbicara mengenai safety juga tetap terus dilakukan setiap Selasa pagi. “Kami bertekad mempertahankan agar tidak terjadi LTI di tambang Senakin paling tidak sampai akhir tahun. Dengan begitu, produksi akan terdorong dengan sendirinya,” tegas LD. Enviro dan Community Tahun lalu, Tambang Senakin untuk pertama kalinya dalam sejarah Arutmin, meraih penghargaan Program Peringkat Kinerja Lingkungan Perusahaan (Proper) Hijau dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup atas keberhasilan pengelolaan lingkungan di sekitar lokasi tambang. Hal ini tentu merupakan penghargaan luar biasa bagi segenap karyawan Tambang Senakin khususnya. Sebelumnya, Sejak 1996-2008 tambang Senakin selalu mendapatkan Proper biru. Dan, dalam upaya untuk mendapatkan serta mempertahankan Proper Hijau, tambang Senakin melakukan beberapa peningkatan pada beberapa hal dalam pengelolaan lingkungan seperti efesiensi penggunaan air, yaitu menggunakan air limbah dari kolam
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
Gusti Surya, Health & Safety Supervisor.
pengendapan untuk pencucian batu bara serta melakukan pengolahan air limbah tersebut dengan treatment tertentu saat musim kemarau untuk digunakan sebagai kebutuhan seharihari. Selain itu, juga melakukan efesiensi energi dan penerapan sistem 4 R (Reduse, Reuse, Recycle, dan Recovery) dalam berbagai hal. Menurut M. Subkhan, Environment Supervisor Tambang Senakin, pihaknya kini tengah berusaha untuk mendapatkan Proper Emas pada tahun depan nanti. “Beberapa yang direncanakan di antaranya adalah mendirikan penangkaran rusa yang bekerja sama dengan BKSDA (Badan Konservasi Sumber Daya Alam) Kalimantan Selatan)” Subkhan mengatakan. Mengenai penangkaran rusa sendiri sebenarnya pernah ditawarkan oleh BKSDA sejak beberapa tahun lalu. “Targetnya di kuarter ke-4 tahun ini sudah terealisasi,” Subkhan berharap. Sementara itu, dari program Community Development di Tambang Senakin, yang utama dilakukan adalah pengembangan masyarakat di sekitar wilayah tambang yang masuk wilayah D1. Saat ini, eksplorasi tambang Senakin sudah semakin masuk ke wilayah pedesaan. Oleh karena itu, diperlukan langkah bijak agar masyarakat tidak merasa dirugikan dan mendapatkan dampak positif dari segi ekonomi. Selain itu, proses membentuk kemandirian masyarakat juga terus dilakukan. Salah satunya lewat kerja sama Tambang Senakin dengan BRI Kantor Cabang Kotabaru yang sudah mendirikan Cabang Pembantu di wilayah Gronggang. “Mereka (BRI-red) sudah mulai membuka produk pinjaman lunak tanpa agunan ke masyarakat. Saat ini, sudah beberapa kali transaksi pencairan dana bahkan hingga jumlah Rp 100 juta,” terang Jimmy Julianto, Community Development Superintendent Tambang Senakin. Jimmy juga menambahkan bahwa hal itu merupakan sebuah kebanggaan karena sejak Indonesia merdeka, baru kali ini berdiri satu Bank dari empat kecamatan di wilayah Tambang Senakin.
M. Subkhan, Environment Supervisor Tambang Senakin
Pada tahun lalu, terdapat sepuluh kelompok usaha yang menerima bantuan pinjaman. Di tahun 2010 ini, baru ada tiga kelompok usaha. “Di sini, kita memang agak ketat dalam memberikan pinjaman. Selain untuk mengajarkan kemandirian, juga agar uang bisa berputar dan dipinjamkan lagi ke yang lain yang membutuhkan,” tambah Jimmy lagi. Harapan Selain yang telah dipaparkan di atas, manajemen Tambang Senakin juga mempunyai segenap harapan terkait peningkatan kinerja dan produksi. Mempertahankan budaya safe production menjadi salah satu yang utama harus terus dilakukan. “Terkait produksi, ke depan nanti kita juga berusaha men-develope beberapa areal baru yang dulunya tidak ekonomis, namun saat ini menjadi ekonomis. Tim enginering yang itulah yang akan kami ajukan akan meke manajemen,” tutur lelaki alumnus teknik pertambangan dari salah satu perguruan tinggi di Yogja ini. Selain itu, ada yang menarik yang dilakukan di Tambang Senakin, yakni mengenai peningkatan nilai-nilai spiritual segenap karyawan tambang Senakin. Mulai tahun ini, LD mengajak seluruh karyawannya untuk mengembangkan energi positif dalam diri setiap karyawan. “Caranya, yaitu dengan melakukan kegiatan yang positif juga. Saya percaya hal positif yang kita lakukan maka akan memberikan dampak positif juga bagi kita semua,” ungkap Jimmy Julianto. Salah satunya adalah dengan membantu masyarakat sekitar yang kesusahan secara kontinu, di luar program CD. “Ini murni dari kesadaran kita dan memakai materi yang kita kumpulkan secara perorangan. Saya harap, dengan melakukan kebaikan terhadap masyarakat sekitar tambang Senakin, akan memberikan dampak yang positif bagi aktivitas produksi di tambang Senakin,” tutup LD. []
Dari Site
11
Comdev Arutmin Senakin Menepis Anggapan Buruk Masyarakat
S
elama ini, sering kali masyarakat beranggapan buruk tentang hubungan industri pertambangan dengan masalah kemasyarakatan dan lingkungan di sekitar tambang. Perusahaan dianggap biang masalah kecemburuan sosial, pencemar lingkungan, dan lain sebagainya. Tapi, saat Tim SERASI berkesempatan berkunjung ke desa-desa di mana masyarakat sekitar tambang Senakin tinggal, anggapan itu sirna dengan sendirinya.
Relokasi Desa Didampingi oleh Community Relation Coordinator, Burhanuddin, kami diajak mengunjungi beberapa desa sekitar tambang yang merupakan desa relokasi dari desadesa sebelumnya. Jumlah warga desa yang direlokasi sampai saat ini sebanyak 140 KK dari 3 RT. Rencananya akan direlokasi 2 RT lagi sebanyak hampir 80 KK. Desa pertama yang kami kunjungi adalah Desa Sebuli, dengan pemberhentian pertama di SDN Sungai Paring. Secara fisik, bangunan SD ini bisa dibilang jauh dari standar kelayakan. Beberapa kelas yang ada masih berdinding dan beratapkan kayu yang berdiri di tengah hamparan tanah luas yang becek. Meski begitu, keceriaan tetap tatap dari wajah segerombolan siswa yang tengah bermain tanpa alas kaki di depan kelas.“Nantinya, SDN ini akan direlokasi ke tempat yang jauh lebih layak,” ujar Burhanuddin menerangkan. Tak lama, kami segera berkunjung ke SDN baru yang dimaksud. Ternyata memang seperti yang dikatakan oleh Burhanuddin, meski belum selesai tahap pembangunan keseluruhan, namun sudah terlihat bahwa SDN ini jauh lebih megah dari SDN sebelumnya. Beberapa pekerja terlihat dengan serius bekerja untuk menyelesaikan pembangunan sekolah. Selain gedung utama, nantinya akan dibangun juga beberapa rumah untuk kepala sekolah, guru, staf, dan penjaga sekolah. Perjalanan pun kami lanjutkan melihat sekeliling desa. Kami sempat mampir di sebuah rumah yang dihuni seorang janda dan beberapa anaknya. Rumah hasil relokasi itu begitu luas, yang juga dibuat sebagai tempat usaha membuka warung, dengan sanitasi yang bersih dan nyaman. Dari sekelebat obrolan, tersirat sebuah rasa syukur dari pemilik rumah kepada Arutmin tambang Senakin, yang telah merelokasi rumah dan desanya menjadi lebih baik seperti saat ini. Di Desa Sebuli juga terdapat enam unit rumah jompo yang berlokasi di tiga RT. Itu juga merupakan program dari relokasi desa yang dilakukan oleh tambang Senakin. Tak berhenti sampai di situ, kami pun diajak untuk berkeliling mengunjungi berbagai fasilitas lainnya. Mulai dari instalasi water treatment di tengah-tengah desa, masjid megah yang masih dalam tahap penyelesaian akhir, juga sebuah Gedung
Olahraga yang cukup besar dan dilanjutkan dengan berkunjung ke Desa Manggis dengan pemandangan yang tidak begitu jauh berbeda dengan apa yang ada di Desa Sebuli.
merupakan perkebunan karet yang sudah tidak produktif lagi. Tinggal bagaimana pihak tambang Senakin memberikan pendampingan dalam penangkaran karet ke masyarakat.
Di Desa Manggis sendiri, menurut Community Development Superintendent, Jimmy Julianto, telah ada beberapa program pemberdayaan masyarakat, yaitu program pemeliharaan ayam dan program persawahan.
“Untuk semua proses pendampingan, kami melakukan kerja sama dengan Dompet Dhuafa. Dari enam desa, program itu sudah berjalan di tiga desa, yakni Gronggang, Manggis, dan Pudi,” Jimmy memaparkan.
Bidang Lain Sore harinya, tim diajak untuk mengunjungi lahan perkebunan di bawah binaan tambang Senakin, yang terletak di wilayah Gronggang. Salah satu program unggulan di sana adalah Kebun Penangkaran Karet Dahlia, yang bekerja sama dengan Dinas Perkebunan, dan Balai Penanaman Karet, Getas, Salatiga, Jawa Tengah untuk mengirimkan tenaga terlatih. Namun, bukan hanya karet, jenis tanaman lain juga dibudidayakan seperti kangkung, pare, tomat, dan jagung. Menurut Jimmy, yang paling diunggulkan adalah usaha penangkaran karet karena sebelum pembebasan lahan di sekitar tambang, lahan-lahan tersebut memang
Dari sekilas kunjungan yang kami lakukan, keseriusan PT Arutmin Tambang Senakin dalam membina dan mengembangkan masyarakat di sekitar tambang memang sungguh jelas terlihat. Di desa ini, kami melihat jejeran rumah-rumah indah warnawarni. Walaupun masih harus melalui jalan tanah dan berbatu, lokasi desa ini bisa dibilang telah tertata dengan rapih dan bersih. Selain itu, kami beranggapan bahwa masyarakat di sana begitu bersahabat. Karena selama perjalanan, seluruh warga yang kebetulan berpapasan langsung berbalas senyum dan lambaian tangan tangan dengan kami. Maka, kesan dan anggapan ketimpangan antara masyarakat dan perusahaan pun hilang seketika. []
Pembangunan SDN Sungai Paring dan rumah warga di Desa Sebuli Kecamatan Kelumpang Tengah, Kabupaten Kotabaru, Kalsel.
Lokasi lahan perkebunan binaan tambang Senakin yang terletak di wilayah Gronggang. Selain penangkaran karet, jenis tanaman lain yang dibudidayakan yaitu kangkung, pare, tomat, dan jagung.
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
12 Laporan Khusus Kuartal Kesatu,
SIAP Diluncurkan dan
Target Reklamasi Terlampaui Kuartal pertama tahun 2010 telah dilalui. Berbagai aspek terkait objektif perusahaan yang telah dirancang di awal tahun oleh Manajemen Arutmin kepada seluruh jajaran di perusahaan pun mulai dapat dievaluasi kinerjanya. Mulai dari masalah operasional penambangan dan produksi, pengelolaan K3, lingkungan, dan lain-lain. Bertempat di Wisma Bakrie 2, Jakarta, General Manager Operation PT Arutmin Indonesia Sudirman Widhy Hartono menerima tim SERASI yang memaparkan perkembangan operasional di kuartal pertama di 2010 ini.
2010. Persetujuan dokumen AMDAL Tambang Senakin sudah disapatkan dari Bupati Kotabaru. Sayangnya, proses persetujuan dokumen AMDAL baru untuk Tambang Satui dan Tambang Asam-Mulia masih belum dapat diselesaikan sehubungan dengan rencana tambang yang masih terus didiskusikan dengan pihak komisi AMDAL. “Diharapkan persetujuan AMDAL baru untuk kedua tambang tersebut bisa didapat di kuartal kedua“, papar Widhy. Di bidang produksi batu bara, Widhy mengungkapkan keberhasilan pencapaian target di coal produced dan coal barging. Namun, pencapaian yang sama masih belum didapatkan di bagian coal mining dan over burden removal yang masih di bawah target. Untuk coal mining, di samping faktor curah hujan yang cukup tinggi, tidak tercapainya target di kuartal pertama disebabkan antara lain oleh dihentikannya operasi penambangan di Pit 1D Senakin yang dikerjakan oleh BUMA mining contractor karena dinilai tidak ekonomis lagi setelah didapatkannya datadata baru hasil pemboran ulang. Sementara di Tambang Asam-Asam, produksi coal mining dan overburden removal mengalami gangguan karena keterlambatan penambahan alat berat oleh pihak kontraktor.
Areal revegetasi dengan pola penanaman multi-kultur (Sengon, Akasia, dan Kayu lurus) yang sudah stabil.
S
atu hal yang menjadi perhatian adalah pencapaian di bidang K3. Terjadinya satu kecelakaan yang mengakibatkan lost time injury (LTI) yang terjadi pada Februari lalu di Tambang Satui, membuat target Zero LTI di kuartal pertama lepas. Selain itu, masih tingginya kecelakaan yang mengakibatkan cedera non-LTI juga menjadi perhatian khusus bagi manajemen PT Arutmin Indonesia. Untuk itu, demi meningkatkan kualitas perlindungan pekerjanya, di kuartal lalu manajemen kembali menggalakan program-program yang dapat meningkatkan awareness seluruh karyawan terhadap K3 seperti program Kampanye Bulan K3 di semua site. Dalam kampanye kali ini, PT Arutmin Indonesia juga memperkenalkan sistem baru dalam Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3), yaitu SIAP (Safety Indicator for Arutmin’s Performance). “Tolak ukur keberhasilan pengelolaan K3 di dalam sistem SIAP tidak hanya dilihat dari Lagging Indicators saja yang merupakan hasil akhir seperti jumlah LTI; kerusakan alat; ataupun jumlah kecelakaan lain yang terjadi, melainkan juga menilai Leading Indicatorsnya seperti upaya sosialisasi SMK3; pembuatan JSA & SOP; safety training dan audit; serta Process Indicators-nya seperti safety meeting; safety inspection; reporting maupun special program seperti halnya kampanye bulan K3”, ujar Widhy. “Dengan penggunaan sistem baru ini diharapkan
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
dapat lebih fair di dalam penilaian kinerja pengelolaan K3 dan tentunya hasil akhir yang diharapkan adalah tercapainya suasana kerja yang aman dan nihil kecelakaan (zero injury)”, tambahnya SIAP pertama kali diperkenalkan kepada jajaran manajemen Arutmin pada saat penyelenggaraan Goal and Objectives setting Workshop bulan Januari lalu di Bali dan kemudian disosialisasikan kepada semua karyawan sepanjang kuartal pertama yang lalu. Dalam bidang pengelolaan lingkungan, Widhy memaparkan berita baik di mana kemajuan reklamasi di kuartal pertama mampu melampaui target. Bahkan, melihat perkembangan kemajuan reklamasi yang telah dilaksanakan di Tambang Senakin dan Satui, Widhy memperkirakan bahwa pencapaian reklamasi tahun 2010 ini akan melampaui target yang telah ditetapkan di dalam objektif perusahaan. Selain itu, kinerja pengelolaan lingkungan kami mendapatkan apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup, terutama dari para staf KLH yang melakukan audit Proper di site dengan memberikan penilaian positif. “Saya berharap bahwa tahun 2010 ini, Arutmin bisa mendapatkan sedikitnya 2 Proper Hijau dari site-sitenya“, papar Widhy. Sehubungan dengan rencana peningkatan produksi, Arutmin juga menargetkan untuk mendapatkan persetujuan dari pemerintah terhadap dokumen AMDAL baru di tahun
Beruntung, PT Arutmin Indonesia memiliki stockpile yang cukup besar dari perolehannya di tahun 2009 sehingga target coal produced maupun coal barging masih biaa dicapai. Stockpile di akhir tahun 2009 mencapai dua juta ton di seluruh area tambang dan pelabuhan NPLCT. Namun, demikian dengan rendahnya angka coal mining, membuat persedian stockpile batubara banyak berkurang. Untuk pengapalan batu bara (coal shipment), target dapat terlampaui antara lain disebabkan adanya peningkatan kinerja di NPLCT maupun proses transhipment. Lebih lanjut Widhy menginformasikan terdapat beberapa proyek konstruksi yang sedang dikerjakan guna mempersiapkan rencana peningkatan produksi. Proyek tersebut antara lain pemasangan hopper untuk coal stacking di Pelabuhan MP Asam-Asam yang semula direncanakan pada kuartal ketiga, namun dapat dipercepat. Penggunaan hopper ini akan mengurangi risiko kerusakan area stockpile karena truk tidak lagi langsung menurunkan muatannya di area stockpile. Proyek lain yang sedang berlangsung adalah pembangunan gudang bahan peledak di tambang Mulia sehubungan dengan semakin dalamnya penggalian overburden di tambang tersebut yang semakin keras sifat batuannya. Selain itu, proyek pengerjaan underpass di Tambang Batulicin telah selesai sehingga proses pengangkutan batu bara diharapkan tidak lagi melalui jalan umum. “Peningkatan fasilitas camp dan kantor di Tambang Asam-Asam pun sedang berjalan,” tambah Widhy. Di akhir wawancara, GM Operation PT Arutmin Indonesia ini menyatakan optimismenya untuk pencapaian target 23 juta ton coal production dan 24 juta ton coal mining di tahun 2010.[]
LAporan Khusus Coal Mining Plan 2010
10
13
25 24.3
Tonase (Juta Ton)
18.7 6.3
6.0
6
6.4 5.6
15
12.7
10
4 6.3 2
6.0
6.0
6.0
6.0
5
0.0
0 Kuartal I Rencana 2010
Kuartal II Realisasi 2010
Tonase Kumulatif (Juta Ton)
20
8
0.0 Kuartal III
0.0
Rencana Kumulatif 2010
0
Kuartal IV Realisasi Kumulatif 2010
First Quarter
As SIAP Launched, Reclamation Target is Able to be Achieved First quarter of 2010 has been passed. Some company’s objective related aspects settled by the Arutmin management to entire staff have been also evaluated. Those include : operational of mining and production, K3 maintenance, environment, and etc. GM of Operation PT Arutmin Indonesia Sudirman Widhy Hartono explained about the operational progress in this first quarter of 2010 during the interview with SERASI team in Wisma Bakrie 2 Jakarta.
K
3 achievement receives extra attention, due to the accident in Satui last february. That accident not only resulted Lost Time Injury (LTI) but also vanished the target of Zero LTI in first quarter. Arutmin management also share their attention to the non-LTI accidents that are still high in number. In last quarter, management held several programs to motivate the workers to be more aware to K3. One of the programs was K3 month campaign in all sites. In the campaign, PT Arutmin Indonesia introduced SIAP (Safety Indicator for Arutmin’s Performance), a new comer in Management system of Healthy and working safety (SMK3), “In SIAP, the parameter of K3 maintenance success isn’t only evaluated by Lagging Indicators (final result of LTI numbers, loss in devices, or other accident numbers) but also by Leading Indicators such as SMK3 socialization, JSA and SOP administration, safety training and audit, and Process Indicators which including safety meeting, safety inspection, reporting and special program” Widhi said. “The new system is expected can make the evaluation of K3 maintenance performance to be fairer, and of course for final result is a condusive working condition” he added. First introduction of SIAP by Arutmin Management is taken place in Bali last January during Goal and Objectives Setting workshop, and then socialized to entire staff in last first quarter.
In a matter of Enviroment management, Widhy brought a goodnews that the first quarter reclamation succeed in passing the target. Considering the progress in Senakin and Satui, Widhy even predict that the reclamation of this year will achieve the company’s target. Beside that, we also received the Ministry of Environment appreciation especially from its staff who condut the proper audit in Site by giving a positive result. “I hope for this year, Arutmin at least can get 2 green proper from its sites“ While for the plan of production increasing, Arutmin also make target to get goverment approval for AMDAL documents in 2010. Approval for Senakin site has been issued by Kotabaru Regent. But approval for Satui and Asam Mulia still have to wait since it’s being discussed with AMDAL commitee. “Hope that the approval for those sites can be pursued on next quarter“ For coal production, Widhy explained about the success of target achieving in Coal produced and Coal barging. Unfortunately, it didn’t happen to Coal mining and Burden removal. Two factors were responsible behind the failure of target achieving of coal mining. Those were high frequencies of rainfall factor and halt of mining operation in Pit1D senakin by BUMA mining contractors since it’s considered economic no more. While in Asam-Asam site, Coal mining production and overburden removal were disturbed because of the late of contractor in adding heavy equipment.
Lucky for PT Arutmin Indonesia since they have big amount of stockpile from 2009 achievement so that coal produced target and coal barging still can be achieved. The number of stockpile in last 2009 is around 2 million tons in all sites and NPLCT port. But the low number of coal mining forced the stockpile availability to be decreased. For coal shipment, target can be achieved because of NPLCT better performance and shipment process. Widhy told us that some construction projects are being finished as a preparation for production increasing plan. One of the projects is hopper instalment for coal stacking in MP Asam-Asam port which can be faster than the original plan in quarter 3. This hopper is used to minimize the risk of stockpie area damage since trucks willn’t drop the load directly in stockpile area anymore. Another project is the construction of explosive stuff warehouse in Mulia. The overburden excavation will be deeper in that site due to the harder rock properties. While the underpass project in Batulicin site has finished so that the coal transportation willn’t pass public road anyomre. “Upgrading of camp facilities and office in Asam-Asam port are also being finished until now” Widhy added. At last, Widhy expressed his optismitism that Arutmin can achieve target of 23 million tons coal production and 24 million tons coal mining in 2010.[]
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
14 Ruang K3
Tingkat Kekerapan Kecelakaan Hingga Tahun 2009 Lost Time Injury Fequency Rate (LTIFR)
1,40 1.20
1.18
1.00
0.95
0.80
0.97
0.86
0.60
0.61
0.63 0.41
0.40
0.48
0.27
0.20
0.24
0.24
0.15
0.23
0.18 0.12 0.04
0.00 1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Lost Time Injury Fequency Rate (LTIFR)
25.00
22,95 20.00 18,50 16,.35 15.00
13,06
13,40
10.00
8,42
8,31
8,04
5.00
0.00
5,67
7,21 4,01
4,02 0,63 1994
2,22
1,18 1995
1996
1997
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2,52 2009
15
RAGAM
SP-AI Mitra Manajemen untuk Memajukan Perusahaan SPAI dituntut untuk menyerap dinamika aspirasi yang berkembang di karyawan seiring dengan perubahan dan perkembangan kondisi pekerjaan untuk kemudian dirumuskan dalam diskusi dan perundingan dengan Manajemen. Kesejahteraan Karyawan Bagi karyawan, muara akhir dari hubungan industrial dengan perusahaan adalah kesejahteraan karyawan itu sendiri. Kesejahteraan dapat berupa materi, yakni kecukupan finansial untuk kelangsungan hidup. Kesejahteraan dapat juga berupa non-materi, seperti kepuasan terhadap prestasi ataupun kebanggaan menjadi bagian dari kesuksesan perusahaan. SPAI berperan mendorong agar kesejahteraan seluruh anggotanya meningkat dengan memperhatikan pencapaian target perusahaan, seperti: a. b. c. d. e.
Ketua SP-AI, Iwan Mukti
Sistem penggajian yang bersaing, Bonus produksi, Tunjangan–tunjangan, Program pensiun, Penghargaan prestasi, dan sebagainya.
Pola hubungan antara ketenangan kerja dan kesejahteraan karyawan terhadap target perusahaan yang saling terkait secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:
Target & kebijakan Perusahaan
Ketenangan kerja
Produktivitas Karyawan
Target & Perusahaan Tercapai
Kesejahteraan Karyawan Dalam menjalankan fungsinya, SPAI periode 2010–2012 mencanangkan beberapa program utama, yaitu:
Rangkaian Acara Munas SP-AI 2010
D
i awal tahun, Perusahaan telah menetapkan target yang ingin dicapai dalam masa kerja dua belas bulan ke depan. Kemudian, Manajemen di setiap departemen dan divisi merinci target tersebut hingga menjadi target dari level terendah. Selanjutnya, dilakukan sosialisasi ke seluruh karyawan agar masing-masing karyawan mengerti target yang ingin dicapai berikut bagaimana program dan langkah kongkret untuk mencapai target tersebut. Lantas, di manakah peran Serikat Pekerja? Kembali pada proses kelahirannya, Serikat Pekerja PT Arutmin Indonesia (SPAI) dibentuk sebagai wadah pembinaan, peningkatan peran, serta dan sarana komunikasi karyawan untuk menciptakan ketenangan bekerja, kelangsungan hidup, dan peningkatan kesejahteraan karyawan. Dalam fungsi ini, SPAI menjadi sarana bagi karyawan untuk menyampaikan aspirasinya kepada Manajemen serta sarana kontrol bagi perusahaan dalam menjelaskan dan melaksanakan berbagai kebijakan yang berlaku bagi karyawan. Ketenangan Bekerja Ketenangan bekerja menjadi salah satu faktor penting agar karyawan dapat melakukan tugas yang dibebankan dengan baik, selain skill dan keahlian yang dimiliki. Dengan tenang bekerja, seorang karyawan akan bisa fokus dan mencurahkan seluruh perhatian pada pekerjaan yang dihadapi sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan tepat waktu (on time), tepat sasaran (on target) dan sesuai dengan anggaran dana yang direncanakan (within budget). Dengan kata lain, produktivitas karyawan akan meningkat. Ketenangan dalam bekerja dapat diwujudkan dengan adanya keterjaminan hak karyawan dan adanya solusi yang baik bila terjadi perselisihan. SPAI secara aktif bersama dengan Manajemen mengusahakan ketenangan bekerja sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Beberapa hal di antaranya adalah: a. Pengaturan waktu dan jadwal kerja, b. Pengaturan waktu istirahat dan cuti, c. Kepastian dan kebijakan perusahaan, d. Jaminan kesehatan dan keselamatan kerja (K3), dan sebagainya.
1. Meningkatkan kualitas kemitraan antara Serikat Pekerja dengan Manajemen serta institusi lainnya sehingga memberikan manfaat timbal balik kepada karyawan dan perusahaan. SPAI sebagai wakil karyawan berperan memantau dan ikut serta dalam merumuskan kebijakan perusahaan yang menyangkut kepentingan karyawan secara menyeluruh. SPAI juga melakukan kerja sama dan menjalin hubungan dengan Departemen Tenaga Kerja dan institusi lain yang terkait dengan eksistensi Serikat Pekerja. 2. Menyerap dan memperjuangkan aspirasi-aspirasi dari seluruh anggota dengan memperhatikan kemampuan perusahaan. Sebagai organisasi independen yang lahir dari karyawan, oleh karyawan dan untuk karyawan SPAI menampung dan memperjuangkan aspirasi dan permasalahan karyawan yang menyangkut ketenangan bekerja, kepentingan, dan kesejahteraan karyawan. 3. Mengelola keuangan dan menggali potensi dana mandiri yang dapat memberikan manfaat kepada anggota. 4. Meningkatkan jalur komunikasi dan informasi antar anggota dalam SPAI serta dengan perusahaan. SPAI berupaya meningkatkan loyalitas anggota kepada organisasi SPAI dan kepada perusahaan melalui program-program komunikasi dan sosialisasi. Pemanfaatan media baru untuk memberikan infomasi kepada seluruh anggota melalui penerbitan buletin Serikat Pekerja. Pada akhirnya, dengan program dan pengelolaan Serikat Pekerja yang beriktikad untuk memajukan karyawan dan perusahaan serta kebijakan yang diambil oleh Manajemen didasarkan kepada kepentingan perusahaan dan karyawan. oleh karena itu, Serikat Pekerja PT Arutmin Indonesia akan menjadi mitra manajemen dalam mencapai target dan kemajuan Perusahaan di masa mendatang. Dalam konteks ini, SPAI memiliki kedudukan yang sama dengan Manajemen dalam menjalankan fungsinya mewakili peran masing-masing pihak. Manajemen dengan segala kewenangannya berupaya agar operasional perusahaan berjalan lancar untuk mencapai target. Di sisi lain, SPAI memastikan bahwa dalam menjalankan kegiatan perusahaan Manajemen tidak mengabaikan hak-hak normatif dan non-normatif yang telah menjadi kesepakatan bersama. Mari kita songsong bersama keberhasilan di tahun 2010–2012! [] *Tulisan dari Tomy Junaedy
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
16 Profil
Sirozuddin, Geologist
Muchsin Mustafa, Port Captaint Coordinator
Tersesat di Daerah Terpencil Persiapan Pensiun
B
ermacam-macam pengalaman seseorang yang baru pertama kali bekerja, terlebih lagi ketika tempat bekerjanya terletak jauh di pelosok tempat terpencil, seperti lokasi Tambang Senakin. Hal itulah yang dialami oleh Sirozuddin, Geologist, Department Engineering, Tambang Senakin. Berbicara tentang hal “tersesat”, pria lulusan Geologi ITB ini mengaku pernah punya pengalaman lucu, sekaligus menyeramkan pada saat itu. Saat itu, dirinya baru bekerja selama dua minggu di Tambang Senakin. “Saat saya baru tiba di Balikpapan dari Jakarta, saya tidak mendapat pesawat ke Kotabaru, dan memutuskan untuk melakukan perjalanan darat ke Senakin. Setelah 10 jam lebih naik bus dan kapal feri, saya melanjutkan naik bus lagi sampai akhirnya saya diturunkan di satu tempat yang asing bagi saya,” kisah Sirozuddin. Beruntung saat itu dirinya bertemu dengan salah seorang karyawan Thiess yang juga akan menuju Senakin dan berdua melanjutkan perjalanan selanjutnya dengan menggunakan perahu kecil. “Ternyata “penderitaan” masih berlanjut karena kami berdua diturunkan di pelabuhan yang salah, dalam keadaan gelap gulita, dan pelabuhan terpencil di tengah kebun kelapa sawit,” papar Sirozudin lagi. Setelah memutuskan untuk berjalan sekitar 20 menit, akhirnya Sirozudin berhasil bertemu dengan penjemput dari tambang Senakin. “Itu adalah salah satu pengalaman lucu selama satu tahun lebih saya bekerja di tambang Senakin,” Sirozudin berkelakar.[]
Caecilia Triastuti, MRCP Dept, Contract Division Jakarta
HUT : Dihadiahi Bunga Mawar
D
i usianya yang telah menginjak 53 tahun, pria yang telah mengabdi selama 19 tahun di Arutmin Indonesia Tambang Senakin ini memiliki begitu banyak pengalaman hidup. Dia pun tak segan untuk berbagi sedikit “tips” bagi karyawan di tambang Senakin untuk menghilangkan kejenuhan.
“Kita bekerja di tempat yang jauh dari keramaian maka rasa jenuh itu bisa datang kapan saja dan bisa berakibat kurang baik bagi performance kita dalam bekerja. Hal ini biasanya dialami oleh rekan-rekan saya yang masih muda dan baru bekerja di sini,” kata Muchsin. Seperti yang lain, Muchsin pun sering mengalami kejenuhan itu. Menurutnya, saat perasaan itu datang cara yang dilakukan adalah dengan mencari kesibukan dan mendekatkan diri kepada yang Mahakuasa. Dengan fasilitas di camp yang menurutnya cukup mendukung, dirinya selalu berolahraga setelah selesai bekerja, lalu pergi ke mushala untuk berdoa dan shalat berjamaah. “Kedua hal itu saja selalu bisa menjaga fisik dan jiwa kita agar selalu segar dan membuat kita tidak cepat bosan dengan rutinitas pekerjaan di sini. Fasilitas di camp sudah cukup untuk melakukan hal itu bila dibandingkan dengan pengalaman saya yang pernah bekerja di pelayaran selama 19 tahun. Bayangkan, sehari-hari saya hanya berteman dengan pemandangan cakrawala di tengah lautan,” kenang pria lulusan Pelayaran, salah satu universitas di Semarang ini. Di Arutmin Tambang Senakin, Muchsin saat ini bisa dibilang tengah berada di ujung masa kerjanya. Awal tahun 2012 nanti, bisa dipastikan dirinya sudah tidak berada lagi di tambang Senakin, dan mulai menikmati masa pensiun. Untuk itu, berbagai usaha telah ia persiapkan untuk mengisi hari-harinya di Jakarta nanti. “Saya telah mempunyai beberapa usaha, mulai dari konveksi, toko kelontong, juga usaha rumah makan di Tangerang. Semuanya saya jalankan bersama istri tercinta,” tutup ayah dari dua anak ini bersemangat.[]
S
aat berada di tengah-tengah tambang, itulah salah satu pengalaman yang paling berkesan yang pernah dialami oleh wanita yang telah bekerja di Arutmin selama 3 tahun 7 bulan ini. Baginya, berada di tengah-tengah lubang besar tambang batu bara merupakan sebuah hal yang luar biasa.
“Di sana, saya merasa tubuh saya sangat kecil,” kelakar lulusan S1 Hukum yang saat ini juga aktif dalam kegiatan sosial di luar kantor. Tak hanya itu, di Arutmin ia juga memiliki berbagai “kejutan” yang sangat berkesan. Salah satunya adalah saat dirinya merayakan hari kelahirannya tahun lalu. “Saat itu, saya diberikan banyak bunga mawar oleh teman-teman kantor. Saat keluar dari lift Security, sudah langsung memberikan setangkai, menyusul kemudian teman-teman yang muncul satupersatu datang ke meja saya untuk membawakan bunga, dan itu sangat berkesan sekali,” kenang anak ke-3 dari 3 bersaudara ini. Beberapa hal tadi membuatnya sangat menikmati pekerjaan di Arutmin. Dan saat ini, dirinya berharap Arutmin dapat selalu sukses sehingga mendukung kualitas dan kesejahteraan seluruh karyawannya.[]
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
Profil
17
Adi Praminta K., Geologist
Ismail Bambang N., Environmental Engineer
Bekerja Perlu Improvisasi
Enjoy aja….
S
ebagai pekerja yang bisa dibilang hampir seluruh waktunya dihabiskan di lapangan, keselamatan kerja menjadi perhatian utama bagi siapa pun termasuk bagi Adi Praminta. Setiap hari kebanyakan waktunya dipakai untuk mengecek kondisi lapangan bersama beberapa rekannya. Dalam setiap aktivitas kerja, batasan-batasan yang harus dilakukan terkait keselamatan memang sudah tertulis jelas untuk melindungi diri para karyawan, namun hal itu dirasa belum cukup bagi Adi. Selain pintar melakukan komunikasi dengan para rekan kerja di lapangan termasuk kontraktor, Adi juga menerapkan hal yang menurutnya sangat penting dan selalu di pegang selama bekerja di tambang Senakin. “Hal penting yang juga harus kita lakukan selama bekerja adalah improvisasi. Meski aturan keselamatan sudah ada, tapi masih dibutuhkan sense dari diri kita sendiri dalam menjalankannya. Misal dalam hal mengemudi dan juga hal lainnya,” Adi menjelaskan. Dengan begitu menurut Adi, pekerjaan akan dapat dijalankan dengan semakin mudah karena aturan yang dijalankan benar-benar bersumber dari kemauan dalam diri, bukan hanya sebatas mengikuti peraturan yang ada. “Itu juga akan membentuk karakter safety dalam diri kita untuk selamanya,” tambah pria yang memiliki hobi mendengarkan musik dan tidur ini.[]
M
eski telah sekitar dua tahun dirinya bekerja, wanita penggemar fotografi ini mengaku keberadaannya di Arutmin sudah identik dengan hal-hal yang menyenangkan. Selalu mendapat pengalaman baru, temanteman baru, dan ilmu baru. Hal itulah yang membuatnya betah bekerja di Arutmin.
“Kalau ditanya tentang pengalaman duka, saya sulit sekali untuk mengingatnya karena terlalu banyak hal menyenangkan yang saya dapatkan di sini,” papar Irma.
S
aat berinteraksi dengan pria kelahiran Bantul, Jogjakarta ini, kita pun akan menemukan aura seorang yang periang dari dalam dirinya. Saat ditanyakan, ternyata resepnya sangat sederhana, yaitu menikmati semua pekerjaan yang dilakukan di tambang Senakin.
“Saya mengisi jabatan yang sekarang sejak tahun 2006 lalu, dan selama itu pula saya menjalankannya dengan tanpa beban. Pokoknya saya sangat menikmati,” papar bapak dari Muhammad Bintang Nugroho ini. Padahal bila ditilik, pekerjaan yang dilakukan bukanlah hal yang mudah. Bayangkan, untuk keluar masuk hutan lebat Kalimantan dirinya hanya dengan ditemani seorang kru survei. “Salah satu pengalaman seru saya di Tambang Senakin, yaitu saat harus survei untuk menembuskan jalan antara Pit Sangsang hingga Pit 7. Saat itu, saya hanya ditemani seorang rekan untuk menjelajah keluar masuk hutan,” kenangnya. Bambang juga menambahkan tugas itu harus diselesaikan hanya dalam waktu dua minggu saja. “Karena saya dan rekan saya menikmati tugas itu, akhirnya pekerjaan pun dapat selesai dengan tepat waktu,” ujar Bambang bangga. Namun di tengah keriangannya, seringkali rasa kangen akan kampung halaman di Bantul datang tak tertahankan. Kalau sudah begitu, satusatunya jalan yang diambil adalah dengan mengambil cuti untuk pulang kampung. “Istri saya sendiri tinggal di Kotabaru. Jadi, selain untuk melepas kangen dengan orang tua, saya habiskan waktu di Bantul untuk menikmati suasana pedesaan yang sangat kerasa, sambil mengenang masa kecil dulu,” kenang Bambang.[]
Irma Primayanti, Mineral Resources, Contracts & Projects Department,Jakarta
Sulit Mengingat Duka di Arutmin
Tapi menurutnya, ada satu pengalaman yang paling berkesan yang pernah didapatkan, yaitu saat melakukan perjalanan dinas di NPLCT, Kotabaru. Saat menuju Balikpapan dari NPLCT, dirinya menumpang pesawat Cassa. Ketika sedang asik-asiknya tidur, tiba-tiba pesawat mengalami turbulensi dengan cukup drastis, seketika dirinya langsung terjaga dengan perasaan sedikit was-was. Setelah pesawat tenang, dirinya hanya terus berusaha menjaga agar mata tetap terjaga padahal di sekelilingnya penumpang lain masih tidur terlelap. “Mungkin saat itu saya belum terbiasa, makanya sedikit panik,” Irma mengisahkan. Namun, menurutnya kejadian itu sama sekali tidak membuatnya kapok.[]
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
18 Wawancara S. Witoro Soelarno, Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral, Batubara, dan Panas bumi
“Tingkatkan Komunikasi Antar Departemen”
B
anyak pihak yang menganggap bahwa regulasi dalam industri pertambangan seakan tidak berpihak kepada perusahaan. Masalah tumpang tindih perundangan dan peraturan, sempitnya ruang gerak pasca penetapan Otonomi Daerah, serta berbagai masalah lainnya. Munculnya Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu bara diharapkan dapat mengatasi permasalahan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah meningkatkan komunikasi antar departemen. Untuk mengetahui lebih lanjut, beberapa waktu lalu Tim SERASI berkesempatan untuk mewawancara langsung Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral, Batu bara, dan Panas bumi, S. Witoro Soelarno, di ruangan kantornya di Ditjen Minerbapabum, Kementerian ESDM, Jl. Supomo Jakarta Selatan. Berikut kutipannya:
Bagaimana Bapak melihat kondisi pertambangan, khususnya batu bara, di Indonesia saat ini? Pertambangan batu bara semakin hari semakin marak karena permintaan dari dalam negeri dan luar negeri semakin meningkat, banyak negara yang meminati Indonesia sebagai pemasok kebutuhan energi mereka. Menghadapi situasi seperti ini, kita harus hati-hati dalam mengelola kekayaan negeri ini. Adanya perbedaan cara memandang antara pemerintah dan perusahaan adalah hal yang wajar saja. Kalau pengusaha berpikir apa yang bisa mereka dapatkan sebesar mungkin dalam waktu yang singkat, sedangkan pemerintah berpikir manfaat yang diperoleh dari sumber daya alam ini haruslah semaksimal dan selama mungkin. Jangan sampai pada suatu saat kita membutuhkan batu bara, tapi sudah tidak tersedia lagi di negeri ini atau terpaksa kita harus mengimpor batu bara yang tentunya akan menjadi beban bagi masyarakat pengguna energi. Apa yang sudah dilakukan oleh Ditjen Mineral, Batu bara, dan Panas bumi untuk melindungi pasokan batu bara di dalam negeri? Ke depan, perkembangan teknologi terus berkembang. Batu bara tidak hanya untuk dibakar, bisa saja untuk pengganti minyak bumi, dan bahan utama chemical industry. Kita harapkan nanti perusahaan seperti Arutmin, dengan Bumi Resources sebagai induk perusahaanya, didorong untuk ke arah hilir itu. Jadi, akan mempunyai nilai tambah dari industri kimia tersebut. Dengan semakin berkurangnya minyak bumi,ke depannya batu bara akan menjadi tumpuan utama. Sampai berapa lama lagi pasokan batu bara di Indonesia akan bertahan? Ini tergantung tingkatan produksi. Semakin kita genjot produksi, akan semakin cepat juga pasokan batu bara di negeri ini habis. Tapi, habisnya pasokan ini akan bisa kita perlambat apabila eksplorasi dilakukan secara intensif dan batu bara tidak hanya sekadar untuk dibakar saja. Apakah regulasi yang ada sudah mendukung industri pertambangan pada umumnya? Saya lihat hal itu memang belum ada keserasian dalam regulasi karena pada saat kebijakan itu disusun industri pertambangan belum berkembang seperti sekarang. Contoh kasus adalah panas bumi, gangguan terhadap fungsi hutan itu sebenarnya sangat terbatas bahkan kelestarian fungsi hutan sangat diperlukan untuk kelestarian pasokan air pada sistem yang membentuk panas bumi. Namun, akses untuk pengembangan panas bumi belum terakomodasi dalam peraturan perundangan kehutanan. Saat ini, sedang dilakukan upaya penyempurnaan kebijakan di sektor kehutanan agar pengembangan upaya panas bumi mendapat ruang. Upaya pengembangan investasi pertambangan memang tidak bisa lepas dari kebijakan sektor lain. Diperlukan upaya keras untuk
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
meyakinkan berbagai pihak bahwa industri pertambangan mempunyai sikap kolektif untuk berbuat lebih baik ke depan, yang sudah baik dapat dijadikan contoh dan yang belum baik harus dikoreksi. Langkah selanjutnya adalah mengomunikasikan tekad tersebut terhadap instansi lain agar amanat undang-undang yang harus diamankan oleh instansi tersebut masih dapat dijalankan seiring dengan pengembangan usaha pertambangan. Permasalahan pada beberapa pertambangan tertentu terbukti diperoleh jalan keluar, kinerja yang baik sudah dapat dibuktikan, sehingga perusahaan tersebut mendapat kepercayaan bahwa komitmennya dipastikan akan dijalankan dengan baik. Bisa Bapak jelaskan lebih spesifik lagi UU Minerba itu ? UU Minerba lahir melalui proses yang sangat lama dan ketat. Jadi, diharapkan UU ini dapat mengembangkan industri batu bara di Indonesia. Ada yang berpendapat UU ini justru menjadi kendala, tapi saya sendiri melihat UU ini bisa mengakomodasi kepentingan regulasi lain sehingga bisa berjalan bersama. Sebenarnya kembali bagaimana kita memanfaatkan sumber daya ini untuk kepentingan bangsa, bukan hanya untuk kepentingan perusahaan. Untuk aspek-aspek tertentu, perusahaan wajar berpikir dari sisi itu, tapi dari sisi lain pemerintah harus melihat dari aspek yang lebih luas. Yang paling utama adalah pemerintah harus menjadikan bagaimana sumber daya yang tak terbarukan ini menjadi modal untuk membangun, jangan sampai setelah sumber daya ini habis kita baru berpikir apa yang harus dilakukan selanjutnya. Sementara itu, lahan bekas tambang terbengkalai tidak produktif bahkan menjadi ancaman bagi lingkungannya. Diperlukan kearifan dalam mengelola sumber daya karunia Tuhan ini agar terhindar malapetaka atau dikenal dengan “resource curse” terhadap bangsa ini. Terkait UU Minerba, apakah PP yang ada sekarang sudah mendukung? PP saat ini sudah dua dan akan terbit lagi PP, yaitu tentang pengawasan dan evaluasi reklamasi. Kita harap tidak lama lagi PP ini akan terbit. Keempat PP itu merupakan amanat dari 22 pasal di dalam UU tadi. Apa rencana jangka panjang pemerintah melindungi pengelolaan batu bara? Kita harus mengembangkan arah hilir dari industri ini. Dengan begitu, kita dapat memaksimalkan sumber daya dalam hal ini batu bara berdasarkan karakteristiknya. Misalnya, bagaimana mengembangkan batu bara yang berkualitas rendah, begitu juga yang berkualitas tinggi. Yang terpenting sekarang adalah berikan masukan tentang cara bagaimana kita mengoptimalkan sumber daya ini. Tentu harus dibarengi dengan konsep jangka panjang. Pemerintah butuh inisiatif dan masukan dari industri atau perusahaan. Bangsa ini harus didorong menjadi bangsa yang produktif. Jangan sampai kita hanya menjual sumber daya ke negara lain untuk mengembangkan industri hilir mereka, lalu kita sendiri yang membeli hasil industri itu.[]
Wawancara
“
19
“Kita harus mengembangkan arah hilir dari industri ini. Dengan begitu, kita dapat memaksimalkan sumber daya dalam hal ini batu bara berdasarkan karakteristiknya. Misalnya, bagaimana mengembangkan batu bara yang berkualitas rendah, begitu juga yang berkualitas tinggi. Yang terpenting sekarang adalah berikan masukan tentang cara bagaimana kita mengoptimalkan sumber daya ini. Tentu harus dibarengi dengan konsep jangka panjang. Pemerintah butuh inisiatif dan masukan dari industri atau perusahaan. Bangsa ini harus didorong menjadi bangsa yang produktif. Jangan sampai kita hanya menjual sumber daya ke negara lain untuk mengembangkan industri hilir mereka, lalu kita sendiri yang membeli hasil industri itu.”
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
20 Interview S. Witoro Soelarno, Secretary of Mineral, Coal, and Geothermal General Director
“Optimize Communication Among Departments” Indonesia. Some considered this law as a burden, but I myself considers it can accommodate the other regulation intentions so they can support each other.
M
any people think that the mining industry regulation doesn’t treat the company fairly. There are some many problems such as overlapping rule and regulation, limited movement area after Regional Autonomy established, and else. The present of Law no. 4 of 2009 about Mineral and Coal brings hope to solve the problems. One of the efforts is optimizing the communication among departments. To found out more about it, SERASI team interviewed The Secretary of Mineral, Coal, and Geothermal General Director S. Witoro Soelarno in his office in the Energy and Mineral Resource (ESDM) Ministry, Supomo Street, South Jakarta. The interview is as follow:
Honestly, it depends on the way we optimize this resource for the nation, not only for company benefit. For some aspects, it’s alright if company using that perspective, but the government should consider the larger aspect. The government must treat this unrenewable recourse as a material to build, because it will be useless if we’d think about the next step when the resource has already met 0 level. While the non productive (after using) mining area can harm the environment surround. We should be wise in maintaining the God gift, to prevent disaster or called as “resource curse” to this country. Regarding to UU Minerba, have the today Regulation supported enough? There are two regulations until now, and the next are about the Supervision and evaluation of reclamation. We hope these regulations will be issued immediately. Those four regulations officially are initiated from 22 articles in UU Minerba.
What do you think about the mining current condition in Indonesia?
Does the today Regulation support the mining industry in general?
What is the Government Long Term plan to protect coal maintenance?
Day by day, coal minning gets bigger along with the high demand from national and international. Upon this condition, we must maintain the country’s resources carefully. If the entrepreneur thinks how to get the maximum profit as soon as possible, the government thinks to optimize the resources as long as possible. We don’t want if someday coal exist no more in this country, or we have no option but import coal which can be an extra burden for people.
I don’t think that the regulation has integrated completely, since at the time the policy was arranged, the mining industry hasn’t much developed as now. For example is geothermal, forest function disturbances actually are so limited, even the sustainability of forest function is very needed for water supply in a system that forming geothermal. But the access to develop the geothermal hasn’t accomodated yet in forestry regulation. For time being, effort to complete the policy is being fixed in the forestry ministry so that the geothermal can get attention.
We have to develop the downstream direction of this industry. So that, we’ll be able to maximize the resource (ex: coal) according to its characteristic. For example, how to develop the low quality coal, either does the high quality coal. The most important thing to do now is giving advice about the way we optimize this resource. Of course, along with long term concept. Government need initiative and support from the industry and companies. This country must be pushed to be a productive country. It’s such a pity if we only sell our resources to the other countries to develop their downstream industry, then we ourselves buy that product. []
What did Mineral, Coal, and Geothermal General Director do to protect the coal supply in this country? Technology is potent to be more developed. Coal isn’t only for burning, but also possible to replace fuel, and main ingredient of chemical industry. Later we hope that Arutmin with Bumi Resources as the head of company, can be moved to that downstream. So it can get extra value from that chemical industry. With the probability of fuel decreasing, coal will be a keyplayer in the future. Until when is the coal supply in Indonesia able to survive? Well, it’s depend on production level. The more we optimize the production, the faster the coal supply in this country meet 0 level. But we can make it slower if the exploration is carried out intensively, and coal isn’t only for burning.
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
The enhancement of mining investment actually can’t be separated from the other sector’s policy. It needs a hardwork to make various parties believe that the mining industry has collective attitude to do better in the future. The next step is communicating that spirit to the other divisons, so that the division objective still can be accomplished along with the development of minning performance. Problems in some minings got solution, better performance has already proved, thus that company achieve trust for its commitment. Can you explain more about the Law of Mineral and Coal (UU Minerba)? UU Minerba was born through a very long and difficult process, so this law (UU) is expected can develop coal industry in
Peristiwa
21
Arutmin Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2010
di Asam-Asam, Kabupaten Tanah laut
P
T ARUTMIN INDONESIA & PT MITRATAMA PERKASA (MP), berpartisipasi aktif memeriahkan peringatan hari lingkungan hidup sedunia yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Tanah Laut. Kegiatan ini meliputi: Aksi penanaman pohon sekaligus peletakan batu pertama Kantor Balai Lingkungan Hidup Tanah Laut, Senam Masal dan pemilihan Duta Lingkungan Kabupaten Tanah Laut. Arutmin & MP memberikan hadiah berupa beasiswa kepada seluruh pemenang peserta duta lingkungan dan mereka dilibatkan pada tahapan orientasi kunjungan ke terminal khusus Batu bara Tambang AsamAsam. []
Rangkaian Kegiatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2010
K
egiatan antara lain: Sosialisasi Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 kepada seluruh kontraktor, penyuluhan lingkungan, dan penanaman pohon buah di SD Lingkar Tambang, sumbangan tong sampah untuk SD, Mining Tour, dan Lomba Menggambar tingkat SD. Acara puncaknya adalah penanaman pohon buah yang melibatkan unsur muspika Kecamatan Jorong dan Kecamatan Kintap, serta seluruh Kontraktor dan mahasiswa penerima beasiswa (ETOSER). []
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
22 Peristiwa
Arutmin Selenggarakan First Internal Emergency Challenge
A
khirnya, 1st Internal Emergency Response Challenge PT Arutmin Indonesia dapat terlaksana dengan lancar berkat dukungan dari seluruh karyawan dan manajemen PT Arutmin Indonesia. Tidak kalah penting juga berkat peran serta dari kontraktor PT Arutmin Indonesia. Kegiatan Internal Emergency Response Challenge yang bertempat di lokasi Arutmin–North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT), Tanjung Pemancingan, Kotabaru, berlangsung mulai tanggal 28 hingga 30 Juni 2010. Tim yang ikut berpartisipasi berasal dari seluruh lokasi tambang Arutmin dan pelabuhan PT Arutmin Indonesia yang berjumlah 8 tim, yaitu Senakin, Satui, Batulicin, Asam-Asam, dan NPLCT sebagai tuan rumah. Dalam pelaksanaannya, panitia berkoordinasi dengan tim Basarnas untuk menentukan jenis pertandingan dan perlengkapan yang diperlukan. Selain itu, tim Basarnas juga bertindak sebagai tim juri dan penilai dibantu oleh masing-masing perwakilan dari masingmasing tim ERT yang bertanding. Beberapa cabang pertandingan yang dilombakan di antaranya: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
High Angel Rescue Jungle Search Rescue Water Search Rescue Motor Vehicle Accident Warehouse Fire Fitness Fire Drill Skill Event Written Test
Dari kegiatan ini diharapkan kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan anggota Emergency Response Team (ERT) PT Arutmin Indonesia mengenai teknik dan metode penanggulangan keadaan darurat yang suatu saat bisa terjadi dapat meningkat. Selain itu, kegiatan ini juga sebagai bagian dari persiapan untuk mengikuti kompetisi di Indonesian Fire & Rescue Challange (IFRC) ke-13 bulan Juli 2010 di PT Tambang Batubara Bukit Asam, Tanjung Enim Sumatera Selatan.
Berdasarkan hasil perolehan di atas, tim tuan rumah NPLCT dinyatakan sebagai Juara Umum pada 1st Internal Emergency Response Challenge PT Arutmin Indonesia 2010. TIM NPLCT SATUI-1 SENAKIN-1 SATUI-2 SENAKIN-2 BATULICIN-AI
EMAS 3 2 2 1 0 0
PERAK 1 1 0 1 3 2
PERUNGGU 2 3 1 0 0 2
Selain kategori di atas, tim Batulicin-CK berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Best Team Performance dan tim Asam-Asam sebagai Best Team Spirit. Di akhir kegiatan, manajemen PT Arutmin Indonesia yang diwakili oleh Manajer SHEC, Iwan Sugiarto Kusnadi S., menekankan agar kegiatan ini nantinya dapat menjadi ajang berbagi pengetahuan dan keterampilan masing-masing tim dalam menangani keadaan darurat. Selain itu, manajemen juga mengucapkan banyak terima kasih baik kepada karyawan Arutmin maupun kontraktor yang terlibat dalam penanganan keadaan darurat, seperti gempa di Jogjakarta, Sukabumi dan Cianjur, serta gempa di Sumatera Barat. Ia berharap, kegiatan ini nantinya dapat secara rutin dilaksanakan di internal PT Arutmin Indonesia sebagai bagian dari program pemantapan dan persiapan tim tanggap darurat yang dapat dan siap diterjunkan di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Bravo ERT PT Arutmin Indonesia.... Sampai jumpa di 2nd Internal Emergency Response Challenge PT Arutmin Indonesia. [] *Laporan dari Aldian Ninja Kartika
Pada akhir kegiatan, diumumkan tim-tim yang berprestasi dan berhasil membawa pulang kemenangan untuk masing-masing kategori perlombaan yang dipertandingkan.
Written Test Juara I NPLCT Juara II SENAKIN-2 Juara III SENAKIN-1
Individual Skill Juara I SATUI-2 Juara II BATULICIN-AI Juara III NPLCT
Water Rescue Juara I NPLCT Juara II SATUI-1 Juara III BATULICIN-AI
High Angel Rescue Juara I SENAKIN-1 Juara II SATUI-2 Juara III SATUI-1
Warehouse Fire Juara I NPLCT Juara II BATULICIN-AI Juara III SATUI-1
Motor Vehicle Accident Juara I SENAKIN-1 Juara II SENAKIN-2 Juara III SATUI-1
Jungle Search Rescue Juara I SATUI-1 Juara II SENAKIN-2 Juara III NPLCT
Fitness Drill Juara I SATUI-1 Juara II NPLCT Juara III BATULICIN-AI
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
Peristiwa
23
Rangkaian Foto Acara First Internal Emergency Challenge 2010
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
24 Peristiwa
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
Lintasan Batulicin
25
Tim SHE melaksanakan kegiatan Safety Gathering dalam rangka penandatanganan program safety tahun 2010 untuk kontraktor dan subkontraktor serta penandatanganan komitmen safety tahun 2010.
PT Arutmin Indonesia memberikan bantuan bagi korban banjir di Desa Mantewe, Desa Dukuhrejo, dan Desa Bulurejo, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu. Bantuan berupa 20 dus air mineral, 40 dus mie instan, dan 6 sak beras yang diberikan di posko penanggulangan bencana banjir.
Arutmin Batulicin dan kantor PT Cipta Kridatama menyelenggarakan sosialisasi penyakit menular HIV/AIDS kepada karyawan Arutmin dan kontraktor (21 April 2010). Kegiatan ini bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu.
Arutmin Batulicin
Terima Penghargaan K3 Arutmin Tambang Batulicin terima penghargaan K3 dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Mei 2010 lalu di Jakarta. Penghargaan diterima oleh Manajer Tambang Batulicin, Ahmad Juaeni.
PT AI Batulicin menyelenggarakan syukuran pencapaian target kuartal 1 dan perayaan ulang tahun karyawan yang berulang tahun pada bulan April 2010. Manajer Arutmin Batulicin, Ahmad Juaeni, mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan dukungan dari seluruh karyawan atas prestasi tersebut.
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
26 Lintasan Satui Tambang Satui Berpartisipasi di 1st Internal Rescue Challenge 2010
A
nggota Rescue dari PT Arutmin Indonesia-Tambang Satui yang tergabung di dalam Emergency Response Team (ERT) Tambang Satui pada tanggal 27-30 Mei 2010 berpartisipasi dan mengikuti ajang pertandingan “1st Arutmin Emergency Response Challenge” di NPLCT Kota Baru Kalimantan Selatan. Tim ERT Tambang Satui mengirimkan 2 tim tangguhnya (Satui 1 dan Satui 2) diajang yang cukup bergengsi. Terbukti dari 8 (delapan) event yang di pertandingkan PT Arutmin Indonesia Tambang Satui mendapatkan 8 (delapan) Medali. Event pertandingan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Written Test Pada event pertandingan ini, ERT PT Arutmin Indonesia Tambang Satui tidak mendapatkan keberuntungan untuk membawa pulang Medali. 2. Individual Skill Berikut gambar pertandingan di event individual skill:
Arutmin Tambang Satui terima penghargaan K3 dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Mei 2010 lalu di Jakarta. Penghargaan diterima oleh Eddy D. Suprianto.
Tim ERT sedang membuat simpul-simpul pada tali .
Comdev Coordinator Satui Mine, Iwan Mukti memperlihatkan ikan hasil budi daya petani ikan Koperasi Bangun Baimbai yang dibina Arutmin Satui di Kintapura, Kalsel.
Tim ERT sedang melakukan penyelamatan korban di air dan korban tersebut dibawa ke daratan.
Arutmin Satui memberikan bantuan operasi tumor kepada warga Kintapura, Kalsel.
Tim ERT sedang briefing sebelum memulai kegiatan.
Penandatanganan komitmen para Kepala Desa dan Perusahaan untuk membangun desa dan banua
Tim ERT sedang berusaha mengevakuasi korban yang selamat dari dasar jurang.
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
Program air bersih Kintapura Water Treatment Plan (WTP) sedang dikerjakan dengan target yang diperkirakan membutuhkan waktu dua bulan untuk penyelesaian.
Lintasan Asam-Asam
27
Penyerahan tong sampah kepada Kepala Sekolah. Tong sampah ini akan diberikan kepada 9 Sekolah Dasar di sekitar Tambang. Oleh Manager Tambang Asam-Asam, Dudi Sudrajat Arutmin Tambang Asam-Asam terima penghargaan K3 dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Mei 2010 lalu di Jakarta. Penghargaan diterima oleh Nurhilmiasyah.
Pengobatan Massal bagi warga desa Sumber Jaya dan Bukit Mulya Kecamatan Kintap. Hal ini sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap mewabahnya penyakit chikungunya.
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2010 di Asam-Asam yang dihadiri oleh Muspika, BLH Kabupaten Tanah Laut.
Peresmian unit usaha penggemukan sapi milik Wisma Asuh "Nurul Jannah" binaan PT Arutmin Indonesia Asam-Asam. Unit usaha ini adalah strategi pemandirian wisma asuh. Semua dana operasional wisma dibantu oleh PT Arutmin Indonesia.
Penanaman pohon oleh Muspika, KTT, karyawan, dan subkontraktor serta Etoser.
Proper Peringkat Biru dari Gubernur Kalimantan Selatan untuk tambang Asam -Asam dalam pengelolaan lingkungan.
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
28 Lintasan Jakarta, Banjarmasin & Balikpapan Tim Tenis Arutmin Bertarung di Turnamen Piala Ketua Umum IA-ITB 2010
P
ada 28 Mei lalu, tim tenis Arutmin Indonesia bertarung dalam turnamen Piala Ketua Umum Ikatan Alumni ( IA) ITB 2010. Dalam kejuaraan kali ini, tim Arutmin menurunkan tiga pasangan yang terdiri dari dua pasangan senior dan satu pasangan bebas yang masing-masing mengikuti dua kali pertandingan dengan sistem kompetisi. Meski tidak keluar sebagai juara, namun tim Arutmin begitu bersemangat dalam setiap pertandingan. Turnamen dibuka langsung oleh Ketua Umum IA - ITB, Hatta Radjasa dan dihadiri oleh Aburizal Bakrie (ARB). Tim Arutmin sempat berbincangbincang sebelum turnamen dimulai. Dalam kesempatan ini, ARB mengikuti turnamen sebagai pasangan eksebisi.
U
ntuk mempererat hubungan, Arutmin - Darma Henwa (DH) melaksanakan golf bersama di Sentul Permata, Bogor Juni 2010 lalu. Peserta golf ini diikuti sebanyak 28 orang (7 flight).
G
ubernur Kalsel Rudy Ariffin menyerahkan penghargaan PROPERDA kepada Arutmin Tambang Asam-Asam dan Arutmin Tambang Batulicin Juni lalu di Banjarmasin. Penghargaan diterima oleh Nurhilmiansyah dan dan M. Yusuf.
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
Lintasan Senakin
29
P
eringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia yang dilaksanakan di SDN 1 Gunung Batu Besar, pada tanggal 10 Juni 2010. Hadir M. Indrus, S.Sos.selaku Camat Sampanahan dan staf Managent PT Arutmin Indonesia Tambang Senakin, staf Management PT Thiess Contractor Indonesia, staf PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), dan guru-guru SMA, SMP, SD, dan TK. Pada peringatan ini, diadakan lomba mengarang untuk siswa SMA, lomba menggambar untuk siswa SMP dan SD, dan lomba mewarnai untuk siswa TK dengan hadiah berupa uang saku dan bingkisan dari panitia pelaksana.[]
A
rutmin Indonesia Tambang Senakin memiliki komitmen kuat terhadap lingkungan. Untuk memastikan sistem pengelolaan lingkungan berjalan dengan baik, dilakukan inspeksi secara teratur. Pertengahan Juni lalu tim gabungan inspeksi ke tambang Senakin yang terdiri dari: Asep Sunarya (Inspektur Tambang DTLMBP), Rudhy Hendarto (Subdit Lindungan Lingkungan DTLMBP), Parji (Distamben Provinsi Kalsel), Sri Mulyani dan Dayat (Distamben Kab. Kotabaru).[]
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
30 Lintasan NPLCT
Arutmin – NPLCT
Selenggarakan Donor Darah
B
ertempat di Gedung Islamic Center Kabupaten Kotabaru kegiatan Donor darah dilaksanakan atas kerja sama dengan tim PMI Kalimantan Selatan tanggal 22 Mei 2010 lalu. Kegiatan ini dilaksanakan setiap enam bulan. Namun, pelaksanaan kali ini hampir 1 tahun baru terlaksana kembali.
Informasi kegiatan ini disampaikan ke masyarakat melalui radio Gema Saijaan maupun spanduk yang dipasang di beberapa ruas jalan Kotabaru, Kalsel. Selain itu, juga disampaikan lewat pertemuan internal karyawan dan kontraktor di PT Arutmin Indonesia NPLCT baik melalui pertemuan P2K3 LK maupun acara lainnnya. Port Manager PT Arutmin Indonesia –NPLCT Iwan Hafis menyampaikan kegiatan donor darah merupakan bagian dari Comdev/CSR bidang kesehatan yang dirangkai dengan perayaan HUT Kabupaten Kotabaru ke-60. Selanjutnya, Kepala Dinas
IKTA partisipasi di HUT Kotabaru ke-60
I
stri Karyawan Arutmin (IKTA) North Pilau Laut Coal Terminal (NPLCT) berpartisipasi pada kegiatan jamuan massal dalam rangka perayaan hari ulang tahun (HUT) Kotabaru yang ke-60 pada tanggal 15 Mei 2010 lalu. Berbeda dengan tahun lalu, tahun ini Arutmin menyajikan menu Ikan Bakar dan menyiapkan 250 porsi hidangan. Stand Arutmin diserbu pengunjung dengan antusias. Ibu-Ibu yang tergabung dalam IKTA dengan sabar memberikan pelayanan kepada warga Kotabaru, Kalimantan Selatan.[]
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010
Kesehatan dan Sosial Kabupaten Kotabaru menyampaikan dengan menyumbangkan darah setiap orang dapat menolong atau menyelamatkan nyawa orang lain yang sangat memerlukan darah. Menurutnya, sangat disayangkan karena keterbatasan prasarana sampai sekarang Kabupaten kotabaru belum memiliki fasilitas penyimpanan darah sehingga cukup sulit apabila memerlukan stok darah. Peserta donor darah, antara lain karyawan Arutmin dan keluarga, kontraktor, KSU Madani, mahasiswa penerima beasiswa (Etoser), masyarakat umum, bahkan Komandan LANAL Kotabaru beserta staf ikut dalam kegiatan donor darah tersebut. Jumlah pendonor sebanyak 127 orang dari yang terdaftar sebanyak 140 orang. Tidak maksimalnya peserta karena adanya sebagian orang tidak memenuhi syarat untuk diambil darahnya karena berat badan tidak sesuai, serta faktor kondisi fisik seseorang akibat tekanan darah baik rendah maupun tinggi. []
Opini
31
Oleh: Ir. Eddy Suprianto, M.App.Sc.*)
Introduksi 3 Model K3 Pertambangan
K
egiatan penambangan batu bara dan/atau biji besi memiliki risiko terjadinya kecelakaan yang sangat tinggi, baik dilihat dari tingkat keseringan dan/atau kemungkinan terjadinya kecelakaan ataupun dilihat dari tingkat keparahannya. Dengan banyaknya alat-alat berat dan kendaraan ringan yang beroperasi di suatu lokasi penambangan maka tingkat kemungkinan terjadinya kecelakaan di lokasi tersebut tentunya bersifat sangat tinggi. Dengan introduksi atau pengenalan 3 (tiga) Model K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Pertambangan berikut ini, diharapkan tingkat risiko kecelakaan di perusahaan-perusahaan tambang di bumi seribu sungai ini dapat kita turunkan.
1. Model “Piramida K3 Pertambangan” 1
Agar SMK3 tersebut dapat terimplementasi di lapangan, disusunlah Program-Program K3 secara periodik untuk seluruh tingkatan Karyawan dan Manajemen, baik bersifat rutin ataupun insidental, baik bersifat individu maupun kelompok. Bagian terakhir dari Model Piramida K3 Pertambangan ini adalah pembuatan prosedur-prosedur ataupun ketentuan-ketentuan yang digunakan untuk menjalankan program-program K3 tersebut di atas dengan baik dan benar.
2 3 4 5 1. 2. 3. 4. 5.
Pada model ini, terlihat bahwa UUD, Undang Undang, dan Peraturan Pemerintah yang terkait dengan upaya penurunan tingkat kecelakaan di bisnis pertambangan harus menjadi referensi utama. Selanjutnya, masingmasing Perusahaan Pertambangan seharusnya memiliki Kebijakan K3 (Safety Policy) yang memperlihatkan Visi dan Misi perusahaan tsb. di bidang K3. Kemudian, Kebijakan K3 Perusahaan Pertambangan tersebut wajib dirincikan dalam bentuk Sistem Manajemen K3 (SMK3).
UUD, UU, dan Peraturan Pemerintah Kebijakan K3 Perusahaan Pertambangan SMK3 Perusahaan Pertambangan Program2 K3 Perusahaan Pertambangan Prosedur2 K3 Perusahaan Pertambangan
3. Model “Rumah K3 Pertambangan” Model ini menggunakan pendekatan perilaku (behavioral approach) terhadap unsur Manajemen dan Pekerja Tambang. Agar sistem kerja di suatu perusahaan tambang dapat berjalan dengan baik, Manajemen dan Pekerja Tambang sebagai unsur utama sistem kerja di Perusahaan Tambang tersebut harus menjalankan perannya dengan optimal. Manajemen harus memiliki “komitmen” yang tinggi dan karyawan juga harus memiliki “kepedulian” yang tinggi terhadap permasalahan K3 di perusahaan tambang tsb.
2. Model “Roda K3 Pertambangan”
Komitmen Manajemen
Upaya penurunan tingkat risiko kecelakaan juga dapat didekati melalui Model “Roda K3 Pertambangan”. Model ini menggunakan pendekatan sistem manajemen (Mgt Approach).
SMK
Pekeria
Peralatan
Posisi/Lingk
Prosedur
Empat unsur manajemen yang menjadi fokus adalah: 1. Pekerja Tambang; 2. Peralatan Tambang; 3. Posisi/Lingkungan Tambang; dan 4. Prosedur Penambangan. Keempat unsur sistem manajemen ini sudah barang tentu sangat berpengaruh terhadap tinggirendahnya tingkat risiko kecelakaan di perusahaanperusahaan pertambangan
Bila kita perhatikan, keempat unsur sistem kerja di dunia pertambangan ini saling berhubungan, mempengaruhi, dan tergantung satu dengan yang lainnya. Tentunya, kita pun sepakat bahwa unsur yang pertama & utama dalam sistem kerja di dunia pertambangan ini adalah pekerja tambang itu sendiri. Unsur kedua yang tidak kalah pentingnya adalah “Peralatan Tambang”. Peralatan tambang yang akan dioperasikan harus benar-benar dipastikan kelayakan operasinya. Lingkungan tambang tentunya juga berperan terhadap tinggi-rendahnya risiko kecelakaan di perusahaan pertambangan. Lingkungan tambang yang dikelola dengan baik dan benar melalui konsep “Good Mining Practice” tentunya akan membuat lokasi kerja di pertambangan tersebut bersifat “aman” dan “nyaman”. Prosedur penambangan yang baik dan benar diperlukan untuk memastikan kegiatan penambangan dapat berjalan dengan produktif dan aman. Prosedur penambangan yang baik dan benar juga akan memastikan pekerja tambang dapat menjalankan kegiatan-kegiatan penambangannya dengan aman.
Kepedulian Karyawan
“Komitmen Manajemen” diperlukan untuk memastikan agar seluruh aturan K3 pertambangan (yang dimasukkan dalam SMK3 Tambang) dapat terimplementasi dengan baik dan benar. Dengan adanya “Komitmen Manajemen” yang tinggi, pihak manajemen tentunya akan menyediakan segala sumber daya (termasuk anggaran) yang diperlukan untuk mengimplementasikan SMK3 Tambang di lapangan. “Komitmen Manajemen” dalam hal ini akan berfungsi sebagai “atap atau payung” bagi implementasi SMK3 Tambang di lapangan. “Kepedulian Karyawan” diperlukan untuk mendukung terimplementasinya seluruh aturan K3 pertambangan yang ada didalam SMK3 Tambang. Tingginya tingkat “Kepedulian Karyawan” tentunya akan berpengaruh positif terhadap keberhasilan implementasikan SMK3 Tambang di perusahaan tsb. Kepedulian karyawan dapat kita anggap sebagai “fondasi” dari bangunan Rumah K3 Tambang kita. Jelaslah, bahwa “Komitmen Manajemen” dan “Kepedulian Karyawan” sangat diperlukan untuk keberhasilan implementasi SMK3 Tambang di lapangan, yang sangat diperlukan untuk menurunkan tingkat risiko kecelakaan di lokasi-lokasi tambang.
PENUTUP Dengan menggunakan 3 (tiga) Model K3 Pertambangan diatas secara simultan, upaya penurunan tingkat risiko kecelakaan di dunia pertambangan, khususnya di daerah Kalimantan Selatan yang kita cintai ini dapat kita turunkan. Walaupun kegiatan pertambangan kian marak berlangsung di bumi Antasari tercinta ini, dengan 3 (tiga) pendekatan yang sedikit berbeda tersebut, hampir dapat dipastikan kegiatan pertambangan yang berisiko tinggi ini Insyaallah akan dapat dilaksanakan tetap dengan produktif dan aman. []
Volume 5 / edisi 24 / April - Juni 2010