BERITA RESMI STATISTIK
-
·
·
-
· ·
·
-
-
-
-
-
-
I.
INFLASI UMUM
Berdasarkan grafik 1, perkembangan inflasi DKI Jakarta sangat berfluktuatif dan terjadi inflasi yang cukup tinggi pada bulan Januari 2017 dan Juli 2016. Inflasi yang hampir mendekati 1 persen terjadi pada bulan Januari 2017 sebesar 0,99 persen, yang disebabkan naiknya harga pada komoditi tarip perpanjangan STNK dan tarip pulsa ponsel. Sedangkan pada bulan Juli 2016, inflasi DKI Jakarta diatas 0,5 persen yang disebabkan naiknya harga pada komoditi angkutan antar kota dan tarip listrik. Namun pada bulan April 2016 terjadi deflasi 0,27 persen yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga bensin , demikian pula pada bulan April 2017 terjadi deflasi 0,02 persen. Grafik 1 Perkembangan Inflasi DKI Jakarta, April 2016 – April 2017
1,20
- Tarip perpanjangan STNK - Tarip pulsa ponsel
1,00 0,80
0,67
Persen
0,60
0,20 0,00
-0,20 -0,40
- Angkutan antar kota - Tarip listrik
0,52
0,40
0,18
0,19 Apr-16
May-16
Jun-16
0,01
Jul-16
0,99
Aug-16
-0,27
II. INFLASI KELOMPOK PENGELUARAN
0,25
Sep-16
0,24
0,33
0,27
0,05 Oct-16
Nov-16
Dec-16
Jan-17
Feb-17
Mar-17
Apr-17 -0,02
Kelompok pengeluaran bahan makanan merupakan penyumbang deflasi terbesar pada bulan April 2017 sebesar 0,19 persen, sehingga menyebabkan DKI Jakarta mengalami deflasi 0,02 persen. Berbeda dengan bulan sebelumnya pada Maret 2017, DKI Jakarta mengalami inflasi 0,05 persen yang didorong oleh sumbangan inflasi terbesar dari kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,06 persen. Namun dapat dicermati untuk kelompok pengeluaran bahan makanan pada bulan April 2017 yang memberikan sumbangan deflasi yang cukup tinggi sudah terjadi sejak bulan lalu pada Maret 2017. Penyebab deflasi pada kelompok pengeluaran bahan makanan pada bulan Maret 2017 dan April 2017 adalah turunnya harga cabai merah, bawang merah, dan cabai rawit. Selama dua bulan berturut-turut kelompok pengeluaran bahan makanan memberikan sumbangan deflasi yang cukup besar. Hal ini mencerminkan terkendalinya kelompok pengeluaran bahan makanan terutama pada harga-harga pada sub kelompok bumbu-bumbuan yang sudah mulai memasuki masa panen di bulan Maret 2017 dan April 2017 seperti cabai merah, bawang merah dan cabai rawit.
Tabel 1 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi DKI Jakarta Maret 2017 dan April 2017
Kelompok Pengeluaran
Maret 2017
April 2017
(1)
(2)
(3)
(%)
Umum
0.05
-0.02
0.06
0.03
1. Bahan Makanan
-0.06
3. Perumahan, air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar
0.05
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 4. Sandang
(%)
-0.19 0.11
0.01
5. Kesehatan
6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
0.05
0.01
-0.01
-0.02
-0.01
0.00
7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
0.00
Tabel 2 Laju Inflasi DKI Jakarta April 2017, Tahun 2017 dan Tahun ke Tahun menurut Kelompok Pengeluaran Kelompok Pengeluaran Umum
(1)
1. Bahan Makanan
Laju Inflasi April 2017
Laju Inflasi Tahun 2017
Laju Inflasi Tahun ke Tahun
-0.02
1.35
3.70
0.93
3.76
(2)
(3)
-1.14
-0.45
0.46
2.52
5. Kesehatan
-0.22
0.31
7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
-0.02
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 3. Perumahan,Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 4. Sandang
6. Pendidikan,Rekreasi dan Olahraga
0.11
0.55
0.06
(4)
2.97
5.54
2.09
3.56
0.15
0.91
2.06
2.49 3.58
Berdasarkan tabel 2, laju inflasi DKI Jakarta bulan April 2017 tertinggi terjadi pada kelompok
pengeluaran bahan makanan (-1.14 persen), kedua terbesar pada kelompok pengeluaran kesehatan (-0,22 persen), serta urutan ketiga pada kelompok pengeluaran transpor, komunikasi, dan jasa keuangan (-0,02
persen). Laju inflasi DKI Jakarta tahun 2017 sebesar 1,35 persen, dipengaruhi oleh tingginya inflasi yang
terjadi pada kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 2,52 persen dan kelompok pengeluaran sandang 2.09 persen, begitu pula yang terjadi pada laju inflasi tahun ke tahun mencapai 3,70
persen yang dipicu oleh inflasi pada kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 5.54 persen yang merupakan inflasi tahun ke tahun yang terbesar dibandingkan kelompok pengeluaran lainnya. Grafik 2 Laju Inflasi DKI Jakarta Tahun 2017 menurut Kelompok Pengeluaran 3,00
2,52
2,50 2,00 1,35 0,93
Persen
1,50 1,00 0,50 0,00 -0,50
0,31 Umum / Total
-1,00
III.
2,06
2,09
Bahan Makanan -0,45
Makanan Jadi, Perumahan, Minuman, Air, Listrik, Gas Rokok & & Bahan Bakar Tembakau
Sandang
Kesehatan
0,15 Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga
Transpor. Komunikasi dan Jasa Keuangan
SUMBANGAN KOMODITI MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN
a. Bahan Makanan
Indeks kelompok bahan makanan pada bulan April 2017 mencapai 144,44 dan bulan sebelumnya 146,11 sehingga mengalami penurunan indeks atau deflasi 1,14 persen. Dari sebelas sub kelompok yang termasuk di dalam kelompok bahan makanan, sub kelompok yang mengalami deflasi antara lain : sub kelompok bumbu-bumbuan 8,91 persen ; sub kelompok lemak dan minyak 2,90 persen; dan sub kelompok sayur-sayuran 1,47 persen. Sedangkan sub kelompok yang mengalam inflasi antara lain : sub kelompok bahan makanan lainnya 1,02 persen; serta daging dan hasilhasilnya 0,65 persen. b. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau pada bulan April 2017 adalah 140,07 dan bulan sebelumnya 139,91 sehingga mengalami inflasi 0,11 persen.
Dari tiga sub kelompok yang termasuk pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami kenaikan indeks atau inflasi, yaitu : sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,23 persen; dan sub kelompok makanan jadi 0,16 persen. c. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
Indeks kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, pada bulan April 2017 adalah 127,65 dan bulan sebelumnya 127,07 sehingga mengalami kenaikan indeks atau inflasi 0,46 persen. Dari empat sub kelompok yang termasuk pada kelompok ini, seluruh sub kelompok mengalami inflasi, yaitu: sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air 1,08 persen; sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga 0,37 persen; dan sub kelompok biaya tempat tinggal 0,23 persen. d. Sandang
Indeks kelompok sandang pada bulan April 2017 adalah 120,14 dan bulan sebelumnya 119,48 sehingga mengalami inflasi 0,55 persen.
Dari empat sub kelompok yang termasuk pada kelompok ini, seluruh sub kelompok mengalami inflasi, antaralain sub kelompok barang pribadi dan sandang lain 0,94 persen; sub kelompok sandang anak-anak 0,34 persen; dan sub kelompok sandang laki-laki 0,14 persen. e. Kesehatan
Indeks kelompok kesehatan pada bulan April 2017 adalah 119,81 dan bulan sebelumnya 129,08 sehingga mengalami deflasi 0,22 persen.
Dari empat sub kelompok yang termasuk pada kelompok ini, dua sub kelompok yang mengalami deflasi, yaitu sub kelompok obat-obatan 0,67 persen; dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika 0,30 persen. Sedangkan dua sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks , yaitu sub kelompok jasa kesehatan; dan sub kelompok jasa perawatan jasmani. f.
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Indeks kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada bulan April 2017 adalah sebesar 110,29 dan bulan sebelumnya sebesar 110,22 sehingga mengalami inflasi 0,06 persen. Dari lima sub kelompok yang termasuk pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami inflasi, yaitu sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan 0,26 persen; dan sub kelompok rekreasi 0,08 persen. g. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan
Indeks kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan pada bulan April 2017 mencapai 123,05 dan bulan sebelumnya 123,08 sehingga kelompok ini mengalami deflasi 0,02 persen.
Dari empat sub kelompok yang termasuk pada kelompok ini, sub kelompok transpor mengalami deflasi 0,13 persen; sedangkan sub kelompok komunikasi dan pengiriman mengalami inflasi 0,17 persen.
Tabel 3 Indeks Harga Konsumen DKI Jakarta Bulan Maret 2017 dan April 2017, Perubahannya, serta Sumbangan Inflasi April 2017 (2012 =100)
Kelompok/Sub Kelompok
UMUM I.
II
(1)
BAHAN MAKANAN a. Padi-padian, Umbi-umbian & Hasilnya b. Daging dan Hasil-hasilnya c. Ikan Segar d. Ikan Diawetkan e. Telur, Susu, dan Hasil-hasilnya f. Sayur-sayuran g. Kacang-kacangan h. Buah-buahan i. Bumbu-bumbuan j. Lemak dan Minyak k. Bahan Makanan Lainnya
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU a. Makanan Jadi b. Minuman Tidak Beralkohol c. Tembakau dan Minuman Beralkohol
III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR a. Biaya Tempat Tinggal b. Bahan Bakar, Penerangan, dan Air c. Perlengkapan Rumahtangga d. Penyelenggaraan Rumahtangga IV. SANDANG a. SandangLaki-Laki b. Sandang Wanita c. Sandang Anak-Anak d. Barang Pribadi dan Sandang Lain
V. KESEHATAN a. Jasa Kesehatan b. Obat-obatan c. Jasa Perawatan Jasmani d. Perawatan Jasmani dan Kosmetika
VI. PENDIDIKAN, REKREASI, DAN OLAHRAGA a. Pendidikan b. Kursus-kursus/Pelatihan c. Perlengkapan/Peralatan Pendidikan d. Rekreasi e. Olahraga
VII. TRANSPOR, KOMUNIKASI, DAN JASA KEUANGAN a. Transpor b. Komunikasi dan Pengiriman c. Sarana dan PenunjangTranspor d. Jasa Keuangan
DKI Jakarta
Indeks Maret 2017 (2)
Indeks April 2017 (3)
146.11
144.44
128.00 138.90 140.11 141.41 159.09 130.76 172.92 132.66 152.91 195.56 125.03 124.88 139.91 145.88 124.41 138.79 127.07 118.31 149.42 121.81 127.02 119.48 119.89 116.58 111.22 123.23 120.08 109.65 114.53 136.39 129.58 110.22 115.11 102.94 105.74 107.00 105.06 123.08 135.26 103.88 132.43 120.62
Perubahannya (%)
Sumbangan Inflasi
127.97
-0.02
-0.02
138.85
-0.04
0.00
141.02
(4)
-1.14 0.65
(5)
-0.19
141.10 158.96 130.39 170.37 132.70 153.56 178.13 121.40 126.16
-0.22 -0.08 -0.28 -1.47 0.03 0.43 -8.91 -2.90 1.02
0.01 0.00 0.00 -0.01 -0.02 0.00 0.01 -0.15 -0.03 0.00
146.11 124.22 139.11
0.16 -0.15 0.23
0.02 0.00 0.01
118.58 151.03 121.89 127.49
0.23 1.08 0.07 0.37
140.07
127.65
120.14 120.06 116.73 111.60 124.39
0.11
0.46
0.55 0.14 0.13 0.34 0.94
0.03
0.11 0.03 0.07 0.00 0.01 0.05 0.00 0.00 0.01 0.04
119.81
-0.22
-0.01
110.29
0.06
0.00
109.65 113.76 136.39 129.19 115.11 102.94 106.02 107.09 105.06 123.05 135.08 104.06 132.50 120.62
0.00 -0.67 0.00 -0.30 0.00 0.00 0.26 0.08 0.00
-0.02 -0.13 0.17 0.05 0.00
0.00 0.00 0.00 -0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
-0.01 -0.02 0.01 0.00 0.00
Tabel 4
Perbandingan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi, April 2017 untuk 82 Kota No 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Kota (1)
MEULABOH
BANDA ACEH LHOKSEUMAWE SIBOLGA PEMATANG SIANTAR MEDAN PADANGSIDIMPUAN PADANG BUKITTINGGI TEMBILAHAN PEKANBARU DUMAI BUNGO JAMBI PALEMBANG LUBUKLINGGAU BENGKULU BANDAR LAMPUNG METRO TANJUNG PANDAN PANGKAL PINANG BATAM TANJUNG PINANG DKI JAKARTA BOGOR SUKABUMI BANDUNG CIREBON BEKASI DEPOK TASIKMALAYA CILACAP PURWOKERTO KUDUS SURAKARTA SEMARANG TEGAL YOGYAKARTA JEMBER BANYUWANGI SUMENEP
Pering kat (2)
30 37 52 25 18 5 39 2 1 8 47 17 45 14 46 34 7 53 50 43 35 40 26 27 9 42
IHK April 2017 (3)
127.29 120.20 121.70 130.91 132.81 131.63 126.34 133.62 126.08 131.29 129.89 130.57 126.69 126.88 125.51 125.39 136.55 128.78 134.78 135.36 136.08 127.47 126.83 127.97 128.41 127.34 126.48 123.04 124.65 126.47 126.42 130.60 125.17 134.22 124.39 126.63 124.18 125.46 124.78 124.08 124.62
Inflasi April 2017 (4)
-0.52 -0.10 -0.68 0.25 -0.17 -0.53 0.21 -0.31 -0.18 0.02 0.28 -0.21 0.36 0.59 -0.08 0.20 -0.30 -0.21 -0.17 0.93 1.02 0.48 -0.26 -0.02 0.07 0.37 0.10 0.40 0.08 0.22 0.55 0.01 -0.04 0.05 0.12 0.22 0.19 0.28 0.28 0.48 0.14
No 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
Kota (1)
KEDIRI
MALANG PROBOLINGGO MADIUN SURABAYA TANGERANG CILEGON SERANG SINGARAJA DENPASAR MATARAM BIMA MAUMERE KUPANG PONTIANAK SINGKAWANG SAMPIT PALANGKARAYA TANJUNG BANJARMASIN BALIKPAPAN SAMARINDA TARAKAN MANADO PALU BULUKUMBA WATAMPONE MAKASSAR PARE-PARE PALOPO KENDARI BAU-BAU GORONTALO MAMUJU AMBON TUAL TERNATE MANOKWARI SORONG MERAUKE JAYAPURA
Pering kat
IHK April 2017
Inflasi April 2017
16 20 12 11 32 31 13 48 15 23 28 33 44 38 21 24 29 10 4 6 22 51 36 49 41 19 3
124.88 128.83 124.85 125.94 128.40 135.03 133.77 135.67 136.83 125.44 125.81 129.71 121.80 129.57 137.77 128.13 129.83 125.49 128.29 128.16 132.51 131.06 138.51 128.77 130.06 133.18 123.52 129.12 122.90 125.83 122.90 128.42 123.64 127.31 125.71 143.06 131.19 121.47 128.26 135.10 129.97
0.38 0.35 0.44 0.45 0.23 -0.04 0.25 0.41 -1.08 0.07 -0.06 0.39 -0.17 0.29 0.28 0.23 0.12 0.21 -0.65 0.33 -0.08 0.29 0.27 -0.02 0.46 0.63 0.58 0.33 0.05 0.22 -0.13 -0.67 -0.12 0.06 -0.76 0.16 0.36 -0.29 -0.26 -0.42 0.73
(2)
(3)
(4)
BPS Provinsi DKI Jakarta Jl Salemba Tengah No. 36-38 Jakarta Pusat 10440
Informasi lebih lanjut, hubungi: Dewi Kundalini Saraswati, SE Kepala Bidang Statistik Distribusi Telp: 021-37928493, Pesawat 500 Email:
[email protected] Homepage: http://jakarta.bps.go.id
BERITA RESMI STATISTIK
·
–
·
·
–
Wisatawan Mancanegara
Wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke kota Jakarta melalui 3 pintu masuk untuk bulan Maret 2017 mengalami peningkatan sebesar 16,99 persen dibandingkan kunjungan wisman bulan sebelumnya, atau dari 189.438 kunjungan pada bulan Februari 2017 menjadi 221.620 kunjungan pada bulan Maret 2017. Demikian juga jika dibandingkan dengan kunjungan wisman bulan yang sama tahun sebelumnya, jumlah kunjungan wisman bulan Maret 2017 mengalami peningkatan sebesar 6,15 persen (Tabel 1). Lima kebangsaan yang menjadi pengunjung terbanyak ke Kota Jakarta untuk bulan Maret 2017 adalah : Tionghoa sebanyak 29.155 kunjungan (13,16 persen), Malaysia sebanyak 27.283 kunjungan (12,31 persen), Jepang sebanyak 17.841 kunjungan (8,05 persen), Singapura sebanyak 17.378 kunjungan (7,84 persen), dan Saudi Arabia sebanyak 13.814 kunjungan (6,23 persen). Secara total, kunjungan dari lima kebangsaan itu berjumlah 105.471 kunjungan, yang berarti mencapai 47,59 persen dari keseluruhan kunjungan ke kota Jakarta. Ini menunjukkan bahwa kelima negara itu sangat penting peranannya karena menjadi pasar utama kepariwisataan asing kota Jakarta.
Sepanjang Januari- Maret 2017 wisman Tionghoa mendominasi kunjungan ke Jakarta dengan kisaran 13 – 14 persen setiap bulan, bulan Januari mencapai 26.923 kunjungan (13,89 persen) , bulan Februari mencapai 26.579 kunjungan (14,03 persen), dan bulan Maret mencapai 29.155 kunjungan (13,16 persen). Secara kumulatif, dari 604.846 kunjungan wisman ke Jakarta pada bulan Januari-Maret 2017, 82.657 wisman atau 13,67 persen diantaranya adalah wisman Tionghoa. Tabel 1.Wisatawan Mancanegara yang Mengunjungi DKI Jakarta Menurut Pintu Masuk
Bulan-Tahun Kunjungan
(1)
Maret 2017 Februari 2017 Maret 2016 Januari - Maret 2017 Januari - Maret 2016
Pertumbuhan (%) Maret 2017 terhadap Februari 2017 Maret 2017 terhadap Maret 2016 Januari – Maret 2017 terhadap Januari – Maret 2016
SoekarnoHatta (2)
Pintu Masuk Tanjung Priok (3)
Halim PK (4)
Jumlah (5)
215 651 183 977 202 669 588 870 520 489
4 871 4 743 5 393 13 437 17 283
1 098 718 726 2 539 1 437
221 620 189 438 208 788 604 846 539 209
17,22 6,41
2,70 -9,68
52,92 51,24
16,99 6,15
13,14
-22,25
76,69
12,17
Grafik 1. Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisman ke DKI Jakarta Januari 2015 s.d Maret 2017 (Ribuan kunjungan) 300,0 250,0 200,0 150,0
276,3
258,9 208,2
178,1 174,5
218,0
195,2
166,8
179,5
179,8
223,1 203,4
191,6 158,9
208,8 171,5
193,7
222,1
193,2
243,0
234,9
227,9
225,3
156,3
193,8
221,6 189,4
100,0
Grafik 2. Jumlah Kunjungan Wisman ke DKI Jakarta Bulan Februari dan Maret Dalam Empat Tahun Terakhir Februari 185.851
204.004
2014
Maret 178.124
208.788
208.180
2015
171.533
2016
221.620 189.438
2017
Peningkatan kunjungan wisman bulan Maret tahun 2017 yang mencapai 16,99 persen terhadap bulan
sebelumnya, merupakan peningkatan kunjungan wisman yang keempat kali selama empat tahun terakhir
atau selama kurun waktu tersebut tidak pernah terjadi penurunan kunjungan wisman. Peningkatan kunjungan wisman ke Jakarta bulan Maret 2017 sebesar 16,99 persen searah dengan peningkatan kunjungan wisman ke Indonesia sebesar 6,68 persen.
Kunjungan wisman ke kota Jakarta periode Januari - Maret 2017 meningkat 12,17 persen
dibandingkan periode sebelumnya, atau dari 539.209 kunjungan pada Januari- Maret 2016 menjadi 604.846 kunjungan pada Januari- Maret 2017.
BERITA RESMI STATISTIK
·
·
-
·
B. Hotel
1. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang di Jakarta bulan Maret 2017 mencapai 64,25
persen meningkat sebesar 2,42 poin dari TPK bulan Februari 2017. Masih untuk bulan Maret 2017, jika
diamati menurut klasifikasi hotel berbintang, TPK hotel bintang satu merupakan yang tertinggi yaitu
mencapai 71,62 persen. Sedangkan yang terendah adalah TPK hotel bintang tiga yang hanya mencapai 62,13 persen.
Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya tingkat hunian hotel berbintang bulan Maret 2017 yang
dirinci menurut klasifikasi hotel, peningkatan TPK terjadi pada klasifikasi hotel bintang lima, dua dan satu, berturut-turut sebesar 17,63 poin, 1,42 poin, dan 15,32 poin, sebaliknya hotel bintang empat dan bintang tiga mengalami penurunan sebesar 1,43 poin dan 5,97 poin. Sementara jika dibandingkan dengan bulan
Maret 2016, TPK gabungan semua hotel berbintang untuk bulan Maret 2017 mengalami peningkatan
sebesar 5,16 poin. Jika diamati menurut klasifikasi hotel bintang, peningkatan TPK terjadi di hampir di semua klasifikasi hotel kecuali hotel bintang empat mengalami penurunan sebesar 0,97 poin. (Tabel 2). Tabel 2. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang Menurut Klasifikasi Hotel di DKI Jakarta Bulan Maret 2016, Februari dan Maret 2017 Klasifikasi Hotel Berbintang
TPK (%)
(4)
Maret 2017 Terhadap Maret 2016 (5)
Maret 2017 Terhadap Februari 2017 (6)
62,36
-0,97
-1,43
70,08
14,37
1,42
64,25
5,16
Maret 2016
Februari 2017
Maret 2017
Bintang 5
59,93
45,16
62,79
Bintang 3
57,07
68,10
62,13
(1)
Bintang 4 Bintang 2 Bintang 1
Rata-Rata
(2)
63,33 55,71 57,29
59,09
(3)
63,79 68,66 56,32 61,83
Perubahan (Poin)
2,86 5,66
71,62
14,33
17,63 -5,97
15,30
2,42
Grafik 3. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang Di DKI Jakarta Bulan Maret 2016, Februari dan Maret 2017 (Persen) 59,09
Maret 2016
61,83
64,25
Februari 2017
Maret 2017
2. Rata-Rata Lama Menginap Tamu Asing dan Tamu Indonesia di Hotel Berbintang
Secara agregat, rata-rata lama menginap tamu asing dan tamu Indonesia di hotel berbintang pada
bulan Maret tahun 2017 mencapai 1,84 hari, mengalami penurunan sebesar 0,04 hari jika dibandingkan dengan rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia bulan Februari 2017 yang mencapai 1,88 hari.
Berdasarkan jenis tamu, untuk tamu asing rata-rata lama menginap pada bulan Maret 2017 adalah
2,36 hari, mengalami penurunan sebesar 0,18 hari jika dibandingkan dengan rata-rata lama menginap bulan
Februari 2017 yang mencapai 2,54 hari. Demikian juga untuk rata-rata lama menginap tamu Indonesia
bulan Maret 2017 mengalami penurunan sebesar 0,02 hari dari rata-rata lama menginap bulan Februari 2017 atau dari 1,79 hari pada bulan Februari 2017 menjadi 1,77 hari pada bulan Maret 2017 (tabel 3).
Rata-rata lama menginap tamu asing bulan Maret 2017 yang mencapai 2,36 hari, mengalami
peningkatan 0,10 hari dari rata-rata lama menginap tamu asing bulan Maret 2016 yang mencapai 2,26 hari.
Sebaliknya rata-rata lama menginap tamu Indonesia bulan Maret 2017 mengalami penurunan sebesar 0,09
hari jika dibandingkan dengan rata-rata lama menginap tamu Indonesia bulan Maret 2016. Secara gabungan, rata-rata lama menginap tamu asing dan tamu Indonesia pada bulan Maret 2017 yang mencapai 1,84 hari mengalami penurunan 0,09 hari jika dibandingkan dengan rata-rata lama menginap tamu asing dan tamu Indonesia periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 1,93 hari.
Tabel 3. Rata-Rata Lama Menginap Tamu Asing dan Tamu Indonesia Hotel Berbintang di DKI Jakarta Menurut Klasifikasi Hotel, Bulan Maret 2016, Februari dan Maret 2017 (Hari) JenisTamu
Bulan/Tahun
(1)
(2)
Asing
Indonesia
Asing dan Indonesia
1
2
Bintang 3
4
5
Gabungan
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Maret 2017
2,28
2,86
2,12
2,43
2,37
2,36
Maret 2016
5,14
2,47
1,19
2,14
2,19
2,26
Maret 2017
1,33
1,78
2,09
1,80
1,65
1,77
Maret 2016
1,20
1,54
2,20
2,05
1,82
1,86
Maret 2017
1,39
1,83
2,09
1,94
1,76
Maret 2016
1,67
1,66
2,10
2,06
1,96
Februari 2017
Februari 2017
Februari 2017
2,42
1,33
1,39
2,21
1,38
1,45
3,53
2,14
2,27
2,39
1,82
1,88
2,07
2,45
2,29
2,54
1,79 1,84
1,88
1,93
Grafik 4. Rata-Rata Lama Menginap Tamu Asing dan Tamu Indonesia Hotel Berbintang di DKI Jakarta, Bulan Februari 2017 dan Maret 2017 (Hari) Februari 2017
1,39
1,39
Bintang 1
1,45
Maret 2017
2,27
1,83
Bintang 2
2,09
Bintang 3
1,88
2,29
1,94
1,76
Bintang 4
Bintang 5
1,88
1,84
Gabungan
3. Rasio Tamu Asing Terhadap Tamu Indonesia Untuk Hotel Berbintang
Tamu yang menginap di hotel berbintang pada bulan Maret 2017, sebagian besar adalah tamu
Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh rasio tamu asing terhadap tamu Indonesia yang seluruhnya dibawah satu. Rasio pada tabel 4 memberikan informasi bahwa industri perhotelan di Jakarta secara dominan
ditunjang oleh wisatawan nusantara/wisnus. Selain itu, data pada tabel 4 menunjukkan bahwa rasio tamu
asing terhadap tamu Indonesia mempunyai korelasi positif, searah dengan meningkatnya klasifikasi bintang dari kelompok hotel. Artinya, proporsi tamu asing yang menginap pada hotel berbintang, kecenderungannya semakin tinggi searah dengan peningkatan dari bintang kelompok hotel bersangkutan. Tabel 4: Rasio Tamu Asing Terhadap Tamu Indonesia Untuk Hotel Berbintang di DKI Jakarta Bulan Maret 2015, Februari 2017 dan Maret 2017 Bulan/Tahun Maret 2017
(1)
Februari 2017 Maret 2016
1 (2)
2 (3)
Bintang 3 (4)
4 (5)
5 (6)
Gabungan (7)
0,07
0,04
0,13
0,28
0,17
0,14
0,05
0,09
0,10
0,13
0,71
0,14
0,14
0,15
0,10
0,18
0,60
0,22
Wisatawan mancanegara sesuai dengan rekomendasi United Nation World Tourism Organization (UNWTO) adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara di luar tempat tinggalnya, didorong oleh satu atau beberapa keperluan tanpa bermaksud memperoleh penghasilan di tempat yang dikunjungi dan lamanya kunjungan tersebut tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan.
Sumber Data Wisman : Hasil Survei Inbond dan Outbond Tourism (VIOT) dari Ditjen Imigrasi secara bulanan. Hotel dan Akomodasi : Data primer berdasarkan hasil survey yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan menggunakan kuesioner VHT-S secara bulanan
Penghitungan TPK
Rata-rata Lama Menginap
:
X 100 %
Banyaknya Malam Tamu : ------------------------------------------- X 100 % Tamu yang Datang & Menginap
Rasio Tamu Asing Terhadap Tamu Indonesia :
BPS Provinsi DKI Jakarta Jl Salemba Tengah No. 36-38 Jakarta Pusat 10440
Malam Kamar Terjual ------------------------------Malam Kamar Tersedia
Informasi lebih lanjut, hubungi: Dewi Kundalini Saraswati, SE Kepala Bidang Statistik Distribusi Telp: 021-37928493, Pesawat 500 Email:
[email protected] Homepage: http://jakarta.bps.go.id
Banyaknya Tamu Asing ------------------------------Banyaknya Tamu Indonesia
X 100 %
BERITA RESMI STATISTIK
·
-
·
-
-
·
·
-
-
-
- -
-
-
-
-
-
-
-
- -
A.
INDUSTRI BESAR DAN SEDANG (IBS)
Pertumbuhan produksi industri besar dan sedang di DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2017
mengalami percepatan pertumbuhan jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi triwulan IV tahun
2016 (q to q) maupun triwulan yang sama tahun 2016 (y on y). Secara (q to q) pertumbuhan produksi industri besar dan sedang di DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,29
poin dibanding pertumbuhan triwulan IV tahun 2016 yang sebesar 3,57 persen. Demikian pula secara (y on y) mengalami kenaikan pertumbuhan sebesar 2,06 poin dibanding pertumbuhan triwulan I tahun 2016 yang sebesar 10,41 persen. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi industri besar dan sedang
Nasional, kinerja produksi industri besar dan sedang DKI Jakarta (q to q) maupun (y-on-y) lebih tinggi, dimana pertumbuhan industri besar dan sedang Nasional pada triwulan I tahun 2017 sebesar 0,86 persen (q to q) dan sebesar 4,33 persen (y on y).
Gambar 1. Perbandingan Pertumbuhan Produksi Triwulan I-2017 (q-to-q), (y-on-y) Industri Manufaktur Besar Sedang DKI Jakarta dengan Nasional
%
DKI Jakarta; yon-y; 12,47
Nasional; y-ony; 4,33
DKI Jakarta; qto-q; 3,86 Nasional; q-toq; 0,86
DKI Jakarta
1.
Nasional
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan I-2017 (y-on-y)
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang di DKI Jakarta pada triwulan I tahun
2017 mengalami pertumbuhan positif sebesar 12,47 persen terhadap triwulan I tahun 2016 (y-on-y). Pertumbuhan produksi di DKI Jakarta triwulan I tahun 2017 (y-on-y) tersebut didorong oleh pertumbuhan positif dari sebagian besar jenis industri yang ada. Jenis industri yang mengalami pertumbuhan positif terbesar yaitu industri pakaian jadi dengan laju pertumbuhan 36,99 persen. Disusul oleh industri tekstil,
industri logam dasar dan industri barang galian bukan logam yang masing-masing tumbuh sebesar 34,89
persen; 27,03 persen dan 20,25 persen. Terdapat lima jenis industri yang mengalami pertumbuhan
positif cukup tinggi antara 10 sampai dengan 20 persen yaitu industri pengolahan lainnya tumbuh sebesar
19,31 persen, industri kertas dan barang dari kertas sebesar 18,16 persen, industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer sebesar 12,04 persen, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 10,82 persen, serta industri makanan tumbuh 10,24 persen. Sembilan jenis industri lainnya mengalami pertumbuhan positif di bawah 10 persen.
Sementara itu jenis industri yang mengalami pertumbuhan negatif adalah industri karet, barang
dari karet dan plastik, industri barang logam , bukan mesin dan peralatannya serta industri peralatan listrik dengan laju pertumbuhan masing-masing -10,88 persen, - 5,14 persen dan -2,66 persen.
Jenis-jenis industri yang mengalami kenaikan produksi pada triwulan I tahun 2017 terhadap triwulan
I tahun 2016 (y-on-y) adalah : ▪
Pakaian Jadi, naik 36,99 persen
▪
Logam dasar, naik 27,03 persen
▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪
Tekstil, naik 34,89 persen
Barang Galian Bukan Logam, naik 20,25 persen Pengolahan Lainnya, naik 19,31 persen
Kertas dan Barang dari Kertas, naik 18,16 persen
Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer, naik 12,04 persen Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia, naik 10,82 persen Makanan, naik 10,24 persen
Alat Angkutan Lainnya, naik 7,56 persen Minuman, naik 4,48 persen
Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional, naik 4,24 persen Komputer, Barang Elektronik dan Optik, naik 4,00 persen Kulit, barang dari kulit dan alas kaki, naik 1,60 persen
Pencetakan dan reproduksi media rekaman, naik 1,59 persen
Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi pada triwulan I tahun 2017
terhadap triwulan I tahun 2016 adalah : ▪
Karet, Barang dari Karet dan Plastik, turun 10,88 persen
▪
Peralatan Listrik, turun 2,66 persen
▪
Barang Logam , Bukan Mesin dan Peralatannya, turun 5,14 persen
Secara visual diperlihatkan pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan I
tahun 2017 (y-on-y) menurut Jenis Industri (KBLI 2-digit) pada Gambar 2.
Gambar 2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan I-2017 (y-on-y) Menurut Jenis Industri (KBLI 2-digit)
4 0 .0 0
3 0 .0 0
2 0 .0 0
n e rs e P
1 0 .0 0
0 .0 0
10
11
13
14
15
17
18
20
21
22
23
24
25
26
27
29
30
32
- 1 0 .0 0
- 2 0 .0 0
2.
K B LI
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan I-2017 (q-to-q)
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulanan (q to q) pada triwulan I
tahun 2017 terhadap triwulan IV tahun 2016 di DKI Jakarta mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,86
persen. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 3,57 persen, maka pertumbuhan pada triwulan I tahun 2017 ini mengalami kenaikan sebesar 0,29 poin.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang di DKI Jakarta pada triwulan I tahun
2017 (q-to-q) didorong oleh pertumbuhan positif pada hampir seluruh jenis industri. Jenis industri yang
mengalami pertumbuhan positif terbesar yaitu industri logam dasar dengan laju pertumbuhan 14,90
persen. Disusul oleh industri tekstil dan industri pakaian jadi dengan laju pertumbuhan masing-masing 11,49 persen dan 11,18 persen. Sebanyak tiga belas jenis industri lainnya yang juga mengalami pertumbuhan positif, masing-masing tumbuh di bawah 10 persen. Sementara itu jenis industri yang
mengalami pertumbuhan negatif yaitu industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional serta
industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia dengan laju pertumbuhan -6,33 persen dan -3,28 persen.
Tabel 1. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang DKI Jakarta Triwulanan 2011-2017 (persen)
Tahun (1)
DKI JAKARTA 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 NASIONAL 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Triw I (2)
q-to-q Triw II Triw III
Triw IV
Triw I
(3)
(4)
(5)
-3,14 3,72 -3,06 -0,89 2,03 1,95 3,86
-0,58 2,32 2,50 3,06 2,86 2,94
2,77 2,95 2,14 2,31 3,61 1,57
5,00 2,34 4,01 2,73 3,87 3,57
-1,69 -0,31 -2,20 -0,25 -0,70 -1,29 0,86
1,61 3,42 1,31 1,97 2,34 3,54
2,95 0,10 0,51 2,04 0,83 0,70
3,09 7,65 0,55 1,59 2,41 -0,34
(6)
y-on-y Triw II Triw III
Triw IV
(7)
(8)
(9)
3,96 6,73 5,01 8,89 9,57 12,85 12,47
-2,29 2,77 5,20 7,59 10,29 12,94
2,09 6,73 4,38 7,77 11,69 10,72
1,13 4,35 6,96 5,42 12,94 10,41
5,68 1,72 8,99 3,51 5,06 4,13 4,33
4,85 2,04 6,77 4,19 5,44 5,54
5,69 1,62 7,21 4,53 4,00 4,87
6,02 11,09 0,13 5,44 4,75 2,06
Jenis-jenis industri manufaktur yang mengalami kenaikan produksi pada triwulan I tahun 2017
terhadap triwulan IV tahun 2016 (q-to-q) adalah industri: ▪
Logam Dasar, naik 14,90 persen
▪
Pakaian Jadi, naik 11,18 persen
▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪
Tekstil, naik 11,49 persen
Kertas dan Barang dari Kertas, naik 9,57 persen Barang Galian Bukan Logam, naik 7,09 persen Pengolahan Lainnya, naik 6,56 persen Makanan, naik 6,05 persen
Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman, naik 6,01 persen
Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya, naik 5,79 persen Kulit, Barang dari kulit dan Alas Kaki, naik 5,59 persen Minuman, naik 3,73 persen
Peralatan Listrik, naik 3,26 persen
Karet, Barang dari Karet dan Plastik, naik 3,04 persen
Komputer, Barang Elektronik dan Optik, naik 2,03 persen
▪ ▪
Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer, naik 1,88 persen Alat Angkutan Lainnya, naik 1,11 persen
Jenis-jenis industri manufaktur yang mengalami penurunan produksi pada triwulan I tahun 2017
terhadap triwulan IV tahun 2016 (q-to-q) adalah : ▪ ▪
Farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional, turun 6,33 persen Bahan kimia dan barang dari bahan kimia, turun 3,28 persen.
Secara visual diperlihatkan pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan I
tahun 2017 (q-to-q) menurut jenis KBLI 2-digit pada gambar 3.
Gambar 3. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan I-2017 (q-to-q) Menurut Jenis Industri (KBLI 2-digit)
20 15
n e sr e P
10 5 0 -5 -10
10
11
13
14
15
17
18
20
21
KBLI
22
23
24
25
26
27
29
Tabel 2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang DKI Jakarta Triwulan I-2017 Menurut Jenis Industri (KBLI 2-digit)
No. KBLI (1)
(2)
2
11
1 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13
Jenis Industri
10
Industri Makanan
13
Industri Tekstil
14 15 17 18 20 21
22 23 24 25
(3)
Industri Minuman Industri Pakaian Jadi
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki Industri Kertas dan Barang dari Kertas
Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik Industri Barang Galian Bukan Logam Industri Logam Dasar
Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya
Pertumbuhan q-to-q y-on-y (4)
6,05
3,73
(5)
10,24 4,48
11,49
34,89
5,59
1,60
11,18
36,99
9,57
18,16
-3,28
10,82
3,04
-10,88
14,90
27,03
6,01
-6,33 7,09
5,79
1,59 4,24
20,25 -5,14
14
26
Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik
2,03
16
29
Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer
1,88
12,04
Industri Pengolahan Lainnya
6,56
19,31
15 17 18
27 30 32
Industri Peralatan Listrik
Industri Alat Angkutan Lainnya
INDUSTRI BESAR DAN SEDANG DKI JAKARTA
3,26
1,11
3,86
4,00
-2,66
7,56
12,47
Tabel 3. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Nasional Triwulan I-2017 Menurut Jenis Industri (KBLI 2-digit) No. KBLI (1)
(2)
2
11
1 3 4 5 6
Jenis Industri (3)
12
Industri Pengolahan Tembakau
-4,63
Industri Pakaian Jadi
-0,09
13 14 15
Industri Minuman Industri Tekstil
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
8
17
Industri Kertas dan Barang dari Kertas
10
20
Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
(4)
y-on-y
Industri Makanan
16
11
q-to-q
10
7 9
Pertumbuhan
18
Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman
21
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional
23
Industri Barang Galian Bukan Logam
22 24
Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik Industri Logam Dasar
-0,11
(5)
8,20
-4,36
-5,42
1,16
-6,87
0,71
7,12
0,72
-3,79
3,79
-4,49
0,65
4,96
0,12
9,59
-1,40 2,50
6,02
-1,88
3,80 6,29 7,80 3,82
0,25
-1,29
1,22
2,84
25
Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya
27
Industri Peralatan Listrik
-3,53
-2,20
Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer
1,47
0,20
26 28 29 30 31 32 33
Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik Industri Mesin dan Perlengkapan ytdl
2,20
7,57
0,09
4,87
Industri Alat Angkutan Lainnya
-2,65
-2,45
Industri Pengolahan Lainnya
-0,84
-3,47
0,86
4,33
Industri Furnitur
Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan
INDUSTRI BESAR DAN SEDANG NASIONAL
0,98
-1,34
0,72
-3,44
B. INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK)
1. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan I-2017 (y-on-y) Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil di DKI Jakarta pada triwulan I-2017
mengalami pertumbuhan positif sebesar 12,95 persen terhadap triwulan I-2016 (y-on-y). Kenaikan ini disebabkan karena sebagian besar jenis industri mengalami kenaikan produksi. Dari sembilan belas jenis
industri manufaktur mikro dan kecil yang ada di DKI Jakarta, hanya lima jenis industri yang mengalami penurunan produksi. Adapun tiga jenis industri yang mengalami penurunan produksi tertinggi adalah
industri Minuman; industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer; industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya. Sedangkan tiga jenis industri yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah
industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya; industri furnitur; dan industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik.
Jenis-jenis industri yang mengalami kenaikan produksi pada triwulan I tahun 2017 terhadap
triwulan I tahun 2016 adalah :
Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang
Furnitur, naik 38,69 persen;
Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya, naik sebesar 75,99 persen; Komputer, Barang Elektronik dan Optik, naik 32,23;
Karet, Barang dari Karet dan Plastik, naik 24,19 persen; Pengolahan Lainnya, naik 21,14 persen; Tekstil, naik 19,16 persen;
Peralatan Listrik, naik 18,99 persen;
Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki, turun 16,76 persen; Kertas dan Barang dari Kertas, naik 15,42 persen; Makanan, naik 8,30 persen;
Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman, naik 4,20 persen;
Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional, naik 4,10 persen; Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia, naik 1,17 persen;
Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan, naik 0,46 persen.
Sedangkan jenis-jenis industri manufaktur mikro dan kecil yang mengalami penurunan produksi pada triwulan I-2017 terhadap triwulan I-2016 adalah:
Minuman, turun 18,91 persen;
Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer, turun 12,28 persen;
Barang Galian Bukan Logam, turun 3,88 persen;
Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya, turun 6,14 persen; Pakaian Jadi, turun 0,13 persen.
Gambar 3 memperlihatkan pertumbuhan produksi indutri manufaktur mikro dan kecil DKI Jakarta triwulan 1 tahun 2017 (y-on-y) menurut jenis KBLI 2-digit.
Gambar 3. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil DKI Jakarta Triwulan I-2017 (y-on-y) Menurut Jenis KBLI 2-digit 100,00 80,00
Persen
60,00 40,00 20,00 0,00 -20,00
10 11
13 14
15 16 17 18 20
21 22
KBLI
23 25 26
27 29
31 32
33
-40,00
2.
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan I-2017 (q-to-q) Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I tahun 2017 (q-to-q)
mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,53 persen terhadap triwulan IV tahun 2016, pada triwulan IV tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 2,59 persen terhadap triwulan III tahun 2016, pada triwulan III tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 4,17 persen terhadap triwulan II tahun 2016, dan pada triwulan
II tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 5,14 persen terhadap triwulan I tahun 2016 (lihat pada tabel 4).
Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil DKI Jakarta (q-to-q) pada triwulan I
tahun 2017 lebih kecil sebesar 1,91 poin jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi manufaktur mikro dan kecil Nasional triwulan I tahun 2017 (q-to-q) yang sebesar 2,44 persen.
Tahun (1)
Tabel 4. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulanan 2011- Triwulan I-2017 (persen)
Triw I (2)
DKI JAKARTA 2011 -2,11 2012 1,08 2013 3,57 2014 0,23 2015 3,14 2016 1,38 2017 0,53 NASIONAL 2013 1,74 2014 0,99 2015 0,64 2016 0,76 2017 2,44
(q-to-q)
Triw II (3)
Triw III (4)
Triw IV (5)
4,12 -2,67 9,67 6,64 8,36 5,14
0,65 5,58 -3,07 -4,11 -1,93 4,17
4,63 1,09 2,91 3,29 2,95 2,59
6,52 6,17 5,09 5,74
-4,45 -3,43 -1,31 -2,06
1,58 2,39 1,35 0,51
Triw I (6)
10,83 7,59 9,66 8,93 10,90 12,95 4,84 4,41 5,65 5,91 6,63
(y-on-y)
Triw II (7)
Triw III (8)
Triw IV (9)
3,60 21,23 6,62 10,68 7,61
8,68 11,30 5,48 13,20 14,31
5,00 13,30 5,87 12,83 13,91
15,55 4,07 4,57 6,56
4,86 5,18 6,87 5,75
5,18 6,02 5,71 4,88
Jenis-jenis industri manufaktur mikro dan kecil yang mengalami kenaikan produksi pada triwulan I
tahun 2017 terhadap triwulan IV tahun 2016 adalah :
Furnitur, naik 18,03 persen;
Tekstil, naik 15,11 persen;
Peralatan Listrik, naik 15,13 persen;
Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak Termasuk Furnitur) dan Barang
Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya, naik 14,91 persen; Barang Galian Bukan Logam, naik 13,42 persen;
Karet, Barang dari Karet dan Plastik, naik 12,54 persen; Kulit, Barang dari Kulit dan Alas kaki, naik 4,44 persen; Makanan, naik 3,27 persen;
Kertas dan Barang dari Kertas, naik 1,75 persen;
Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan, naik 0,45 persen.
Sedangkan jenis-jenis industri manufaktur mikro dan kecil yang mengalami penurunan produksi pada
triwulan I tahun 2017 terhadap triwulan IV tahun 2016 adalah:
Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya, turun 9,55 persen; Pengolahan lainnya, turun 6,15 persen;
Pakaian Jadi, turun 3,67 persen;
Minuman, turun 2,45 persen;
Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman, turun 2,95 persen; Bahan Kimia dan barang dari Bahan Kimia, turun 0,32 persen;
Gambar 4 memperlihatkan pertumbuhan produksi indutri manufaktur mikro dan kecil DKI Jakarta triwulan 1 tahun 2017 (q-to-q) menurut jenis KBLI 2-digit:
Gambar 4. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil DKI Jakarta Triwulan I-2017 (q-to-q) Menurut Jenis KBLI 2-digit
20 15
Persen
10 5 0 -5 -10 -15
10
11
13
14
15
16
17
18
20
21
KBLI
22
23
25
26
27
29
31
32
33
Tabel 5. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil DKI Jakarta Triwulan I-2017 Menurut Jenis Industri (KBLI 2-digit) (persen)
Kode KBLI (1)
Jenis Industri (2)
Pertumbuhan
q-to-q
y-on-y
3,27
8,30
(3)
(4)
10
Industri Makanan
13
Industri Tekstil
15,11
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
4,44
16,76
14,91
75,99
Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman
1,75
-2,95
15,42
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional
-0,32 0,00
1,71
11 14 15 16 17 18 20 21 22 23 25 26 27 29 31 32 33
Industri Minuman Industri Pakaian Jadi
Industri Kertas dan Barang dari Kertas
Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia
-2,45
-18,91
-3,67
-0,13
19,16
4,20
4,10
Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik
12,54
24,19
Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya
-9,55
-6,14
Industri Barang Galian Bukan Logam
Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik
13,42 0,00
32,23
0,00
-12,28
-6,15
21,14
0,53
12,95
Industri Peralatan Listrik
15,13
Industri Furnitur
18,03
Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan
0,45
Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer Industri Pengolahan Lainnya
Industri Manufaktur Mikro dan Kecil DKI Jakarta
-3,88
18,99
38,69 0,46
Tabel 6. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Nasional Kode KBLI (1)
Triwulan I-2017 Menurut Jenis Industri (KBLI 2-digit) (persen) Jenis Industri
q-to-q (3)
y-on-y (4)
Industri Minuman
2,28
11,95
Industri Tekstil
-0,39
Industri Kulit, barang dari Kulit dan Alas Kaki
6,26
(2)
10
Industri Makanan
12
Industri Pengolahan Tembakau
11 13 14 15
Industri Pakaian Jadi
17
Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Kertas dan Barang dari Kertas
33
Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan
16 18 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Pertumbuhan
Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik Industri Barang Galian Bukan Logam Industri Logam Dasar Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya Industri Komputer, Barang elektronik dan Optik Industri Peralatan Listrik Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer Industri Alat Angkut Lainnya Furnitur Industri Pengolahan Lainnya Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Nasional
BPS Provinsi DKI Jakarta Jl Salemba Tengah No. 36-38 Jakarta Pusat 10440
Informasi lebih lanjut, hubungi: Suhartono, S.Si, SE, MM Kepala Bidang Statistik Produksi Telp: 021-37928493, Pesawat 400 Email:
[email protected] Homepage: http://jakarta.bps.go.id
4,49
6,49
1,01
11,05 -3,68 7,96 5,40 9,24
0,34
7,35
1,66
11,95
-1,97
-6,30
-0,46 -3,12 -0,16 2,65 0,79 1,10 3,58 11,29 11,07 2,79 6,07 5,82 4,48 4,65 2,44
8,47 7,70 -8,45 -3,41 0,88 2,45 0,26 41,11 -5,63 15,24 2,95 11,35 8,26 6,97 6,63