BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 18/03/52/Th.VII, 3 Maret 2014
Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Menurut Sub Sektor Bulan Februari 2014
Penghitungan Nilai Tukar Petani mulai bulan Desember 2013 telah menggunakan tahun dasar baru (2012=100) dimana sebelumnya menggunakan tahun dasar (2007=100). Berdasarkan hasil penghitungan NTP dengan tahun dasar (2012=100), pada bulan Februari 2014, Nilai Tukar Petani Padi & Palawija (NTPP) tercatat sebesar 97,86, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 99,23, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 93,27, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 107,27 dan Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) 96,91. Untuk Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) dirinci untuk NTP Perikanan Budidaya (NTPi) tercatat 96,33 dan Nilai Tukar Perikanan Tangkap (NTN) tercatat 97,28. Secara gabungan, Nilai Tukar Petani Provinsi NTB sebesar 99,67. Ini berarti mengalami penurunan 0,08 persen bila dibandingkan dengan bulan Januari 2014 dengan Nilai Tukar Petani sebesar 99,75. Nilai Tukar Usaha Pertanian Provinsi NTB yang diperoleh dari hasil bagi antara indeks yang diterima petani dengan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM), untuk bulan Februari 2014 tercatat 102,19 yang berarti mengalami peningkatan 0,20 persen dibandingkan bulan Januari 2014 dengan Nilai Tukar Usaha Pertanian 101,99. Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan Februari 2014, sebanyak 16 Provinsi mengalami peningkatan NTP dan 17 Provinsi mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi NTP bulan Februari 2014 terjadi di Maluku Utara yaitu sebesar 0,89 persen, karena indeks yang diterima naik hingga 1,11 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Babel yaitu sebesar 1,97 persen, karena indeks yang diterima petani turun sampai dengan 1,46 persen. Pada bulan Februari 2014, terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 0,57 persen. Inflasi terjadi karena peningkatan pada tujuh kelompok indeks konsumsi rumah tangga yaitu: sandang (0,94 %), perumahan (0,71 %), makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,65 %), transportasi & komunikasi (0,61 %), bahan makanan (0,52 %), kesehatan (0,37 %) dan pendidikan, rekreasi & olah raga (0,09 %).
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 18/03/52/Th.VII, 3 Maret 2014
1
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 8 Kabupaten di Provinsi NTB, NTP berfluktuasi setiap bulannya selama periode April 2008 – Nopember 2013 dengan tahun dasar (2007=100). NTP Provinsi NTB pada bulan Februari 2014 dengan tahun dasar (2012=100) berada dibawah 100 (tercatat 99,67) yang berarti petani mengalami penurunan daya belinya, karena kenaikan harga produksi relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan harga input produksi dan kebutuhan konsumsi rumah tangganya. Grafik 1 NTP Provinsi NTB Januari 2011 – Nopember 2013 (2007=100) dan Nopember – Februari 2014 (2012=100)
NTP NOP (2012=100), 100.62
NTP
NTP DES (2012=100), 100.18
99,75 99,67
98,00
96,5 95,53 95,65 95,09
96,66 96,64 96,83 96,4 96,32 96,32 95,9 96,13
95,60
95,45
95,83 95,53 94,78 95,22
94,84
94,92
94,62 94,38 94,22 93,11
94,09
93,88
93,00
201402 201401 201312 201311 201311 201310 201309 201308 201307 201306 201305 201304 201303 201302 201301 201212 201211 201210 201209 201208 201207 201206 201205 201204 201203 201202 201201 201112 201111 201110 201109 201108 201107 201106 201105 201104 201103 201102 201101 Tahun Bulan
NTP pada bulan Februari 2014 dengan tahun dasar (2012=100) mengalami penurunan sebesar 0,08 persen bila dibandingkan dengan NTP Januari 2014 dengan tahun dasar (2012=100) yaitu dari 99,75 turun menjadi 99,67. Hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,38 % lebih rendah dibandingkan dengan tingkat peningkatan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,46 %. Indeks konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan sebesar 0,57 %, sedangkan indeks BPPBM mengalami peningkatan sebesar 0,17 %. Dari Tabel 1 nampak bahwa pada bulan Februari 2014, kemampuan daya beli petani petani ternak di Provinsi NTB di atas 100 (cukup baik) yakni sebesar 107,27. Sedangkan kemampuan daya beli petani yang paling rendah pada bulan Februari 2014 di Provinsi NTB adalah pada sub sektor perkebunan rakyat dengan NTP sebesar 93,27.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 18/03/52/Th.VII, 3 Maret 2014
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Per Subsektor Februari 2014 (2012=100)
Subsektor
Bulan
Persentase Perubahan
Januari 2014 (2)
Februari 2014 (3)
a. Indeks yang Diterima (It)
105,82
107,08
1,17
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
108,93
109,42
0,45
c. Nilai Tukar Petani (NTPP)
97,14
97,86
0,73
a. Indeks yang Diterima (It)
110,19
109,24
-0,86
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
109,37
110,09
0,66
c. Nilai Tukar Petani (NTPH)
100,75
99,23
-1,51
a. Indeks yang Diterima (It)
102,42
102,84
0,42
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
109,76
110,26
0,46
c. Nilai Tukar Petani (NTPR)
93,31
93,27
-0,05
a. Indeks yang Diterima (It)
116,14
115,89
-0,21
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
107,64
108,04
0,37
c. Nilai Tukar Petani (NTPT)
107,90
107,27
-0,58
a. Indeks yang Diterima (It)
104,42
104,26
-0,15
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
107,14
107,58
0,41
c. Nilai Tukar Petani (NTN)
97,46
96,91
-0,56
a. Indeks yang Diterima (It)
108,45
108,86
0,38
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
108,73
109,22
0,46
-Konsumsi Rumah Tangga
109,71
110,33
0,57
-BPPBM
106,34
106,53
0,17
99,75
99,67
-0,08
(1)
(4)
1. Tanaman Pangan
2. Hortikultura
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
4. Peternakan
5. Perikanan
Gabungan
c. Nilai Tukar Petani (NTP)
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 18/03/52/Th.VII, 3 Maret 2014
3
1.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Februari 2014 dengan tahun dasar (2012=100), Provinsi NTB secara gabungan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,38 persen dibandingkan dengan It Januari 2014, yaitu dari 108,45 menjadi 108,86, dimana indeks yang diterima subsektor Tanaman Pangan dan Perkebunan Rakyat mengalami peningkatan It masing-masing sebesar 1,17 persen dan 0,42 persen.
2.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Februari 2014 dengan tahun dasar (2012=100), di Provinsi NTB indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami peningkatan sebesar 0,46 persen bila dibandingkan Januari 2014, dimana indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,17 persen dan indeks konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan sebesar 0,57 persen.
Grafik 2 Indeks Diterima dan Indeks Dibayar Petani Provinsi NTB Januari 2014 – Februari 2014 (2012=100)
BPPBM; 106,53
201402
KRT; 110,33 Indeks Dibayar; 109,22 Indeks Diterima; 108,86
BPPBM; 106,34
201401
KRT; 109,71 Indeks Dibayar; 108,73 Indeks Diterima; 108,45
100
102
Indeks Diterima
4
104
106
Indeks Dibayar
108
KRT
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 18/03/52/Th.VII, 3 Maret 2014
110
BPPBM
112
3.
NTP Subsektor
a.
Subsektor Tanaman Pangan / Padi & Palawija (NTPP)
Pada bulan Februari 2014 NTPP terjadi peningkatan sebesar 0,73 persen, hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks yang diterima petani sebesar 1,17 persen lebih tinggi dibandingkan tingkat peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,45 persen. Indeks harga yang diterima petani padi untuk bulan Februari 2014 mengalami peningkatan sebesar 1,72 persen sedangkan palawija mengalami penurunan sebesar 0,09 persen. Penurunan indeks yang diterima petani palawija disebabkan antara lain oleh penurunan harga kedelai dan ketela pohon/ubi kayu. Peningkatan indeks yang dibayar (Ib) disebabkan oleh peningkatan indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,59 persen dan peningkatan indeks BPPBM sebesar 0,10 persen. Peningkatan indeks sub kelompok BPPBM disebabkan antara lain oleh peningkatan harga bibit padi, pupuk TSP/SP 36, pupuk ZA, pupuk NP/NPK, insektisida, fungisida, bakterisida, sewa tanah sawah, kawat, ban luar motor, karung, cangkul, arit/sabit, parang, ember, pompa/mesin penyedot air, kereta dorong, sprayer, upah menanam dan pengeringan.
b.
Subsektor Hortikultura (NTPH)
Pada bulan Februari 2014, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) dilaporkan terjadi penurunan sebesar 1,51 persen, hal ini disebabkan karena terjadi penurunan indeks yang diterima petani sebesar 0,86 persen dan dilain sisi terjadi peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,66 persen. Indeks yang diterima (It) sub kelompok sayur-sayuran mengalami penurunan sebesar 0,29 persen yang disebabkan antara lain oleh penurunan harga bawang daun, bawang merah, bayam, kacang panjang, kangkung, melinjo dan tomat . Indeks yang diterima (It) sub kelompok buah-buahan mengalami penurunan sebesar 1,60 persen yang antara lain disebabkan oleh penurunan harga alpukat, durian, jeruk, jeruk besar, rambutan, sawo, semangka, sirsak dan manggis. Sedangkan indeks yang diterima (It) tanaman obat mengalami peningkatan 1,27 persen disebabkan karena peningkatan harga jahe dan lengkuas. Peningkatan indeks yang dibayar (Ib) disebabkan oleh peningkatan indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,74 persen dan peningkatan indeks subkelompok BPPBM sebesar 0,29 persen yang dipengaruhi antara lain oleh peningkatan harga bibit sawi, bibit kentang, bibit tomat, bibit wortel, bibit terung, bibit melon, pupuk TSP/SP36, pupuk ZA, pupuk KCL, pupuk NP/NPK, insektisida, fungisida, herbisida, bakterisida, sewa traktor tangan, sewa penyemprotan hama, kayu balok, tali rafia, oli, ban luar motor, cangkul, arit/sabit, parang, pompa/mesin penyedot air, terpal, kereta dorong, sprayer, upah menanam dan upah menyiangi.
c.
Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)
Pada bulan Februari 2014 Nilai Tukar Petani untuk sub sektor perkebuan rakyat (NTPR) terjadi penurunan sebesar 0,05 persen, hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks yang diterima petani sebesar 0,42 persen lebih rendah dibandingkan dengan peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,46 persen. Peningkatan indeks yang diterima petani disebabkan antara lain karena peningkatan harga kelapa, kopi, kakao dan jarak. Peningkatan indeks yang dibayar petani disebabkan karena Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 18/03/52/Th.VII, 3 Maret 2014
5
peningkatan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,50 persen dan peningkatan indeks BPPBM sebesar 0,28 persen yang antara lain disebabkan oleh peningkatan harga pupuk Urea, pupuk ZA, pupuk KCL, pupuk NP/NPK, ongkos angkut, oli, biaya servis motor, parang, gunting pangkas, sprayer, upah mencangkul, menanam, menyiangi dan upah memanen.
d.
Subsektor Peternakan (NTPT)
Pada bulan Februari 2014, NTPT mengalami penurunan sebesar 0,58 persen, hal ini disebabkan karena terjadi penurunan indeks yang diterima petani sebesar 0,21 persen ldan dilain sisi terjadi peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,37 persen. Penurunan yang terjadi pada indeks yang diterima petani disebabkan antara lain karena penurunan harga sapi potong, kerbau, kuda, ayam buras, ayam ras pedaging, itik/bebek dan telur itik. Peningkatan yang terjadi pada Indeks yang dibayar petani disebabkan peningkatan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,48 persen dan peningkatan indeks BPPBM sebesar 0,17 persen yang antara lain disebabkan oleh peningkatan harga bibit sapi potong, bibit kambing, bibit bebek/itik, dedak, pur, sewa tempat usaha peternakan, sewa padang penggembalaan, sewa alat-alat peternakan, kawat, paku, kayu balok, jasa kesehatan ternak, ongkos angkut, oli, biaya servis motor, ban luar motor, ember, tempat minum, tempat telur, tempat makan dan arit.
e.
Subsektor Perikanan (NTNP)
Pada bulan Februari 2014, NTNP mengalami penurunan sebesar 0,56 persen, hal ini disebabkan karena terjadi penurunan indeks yang diterima petani sebesar 0,15 persen dan dilain sisi terjadi peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,41 persen. Penurunan yang terjadi pada indeks yang diterima petani antara lain disebabkan karena penurunan harga ikan mas, kerapu, cakalang, kakap, kapasan, kuniran, peperek dan tongkol. Peningkatan indeks yang dibayar petani disebabkan oleh peningkatan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,57 persen dan peningkatan indeks BPPBM sebesar 0,18 persen, yang antara lain dipengaruhi oleh peningkatan harga benih ikan nila, benih rumput laut, pupuk urea, sewa alat penangkapan ikan, minyak tanah, umpan, biaya tambat/labuh, batu bateray, oli/pelumas, perahu tanpa motor dan jaring insang.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 18/03/52/Th.VII, 3 Maret 2014
Tabel 2 Indeks yang Diterima dan Indeks Yang Dibayar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Per Sub Sektor Februari 2014 (2012=100) Subsektor (1)
Bulan Januari 2014 (2)
Februari 2014 (3)
Persentase Perubahan (4)
1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani
105,82
107,08
1,17
- Padi
104,70
106,53
1,72
- Palawija
108,47
108,37
-0,09
108,93
109,42
0,45
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
109,53
110,17
0,59
- Indeks BPPBM
107,45
107,55
0,10
b. Indeks Dibayar Petani
2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani
110,19
109,24
-0,86
- Sayur-sayuran
116,04
115,71
-0,29
- Buah-buahan
103,63
101,97
-1,60
- Tanaman Obat
116,25
117,73
1,27
b. Indeks Dibayar Petani
109,37
110,09
0,66
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
109,72
110,54
0,74
- Indeks BPPBM
107,81
108,12
0,29
102,42
102,84
0,42
102,42
102,84
0,42
109,76
110,26
0,46
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
110,64
111,19
0,50
- Indeks BPPBM
105,71
106,01
0,28
116,14
115,89
-0,21
- Ternak Besar
117,19
116,66
-0,45
- Ternak Kecil
116,22
117,87
1,42
- Unggas
110,32
110,09
-0,21
- Hasil Ternak
106,60
108,58
1,85
107,64
108,04
0,37
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
109,47
110,00
0,48
- Indeks BPPBM
104,42
104,59
0,17
104,42
104,26
-0,15
- Penangkapan
106,15
106,06
-0,08
- Budidaya
101,78
101,52
-0,26
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani - Tanaman Perkebunan Rakyat b. Indeks Dibayar Petani
4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
107,14
107,58
0,41
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
109,38
110,00
0,57
- Indeks BPPBM
104,35
104,53
0,18
a. Indeks Diterima Petani
108,45
108,86
0,38
b. Indeks Dibayar Petani
Gabungan 108,73
109,22
0,46
- Konsumsi Rumah Tangga
109,71
110,33
0,57
- BPPBM
106,34
106,53
0,17
\
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 18/03/52/Th.VII, 3 Maret 2014
7
4.
Perbandingan antar Provinsi
Dari 33 Provinsi yang dilaporkan, sebanyak 16 Provinsi mengalami peningkatan NTP dan 17 Provinsi mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi NTP bulan Februari 2014 terjadi di Maluku Utara yaitu sebesar 0,89 persen, disusul Kaltim dan Sulut masing-masing sebesar 0,82 persen. Sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Babel yaitu sebesar 1,97 persen, disusul Kepri sebesar 1,01 persen dan Yogyakarta sebesar 0,79 persen.
8
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 18/03/52/Th.VII, 3 Maret 2014
Tabel 3 Nilai Tukar Petani Provinsi dan Persentase Perubahannya Februari 2014 (2012=100) Kode
Provinsi
(1)
(2)
11 12 13 14 15 16 17 18 19 21 31 32 33 34 35 36 51 52 53 61 62 63 64 71 72 73 74 75 76 81 82 91 94
IT
IB
NTP
Indeks (3)
% Perb (4)
Indeks (5)
% Perb (6)
Indeks (7)
% Perb (8)
NAD
106,72
0,25
108,33
-0,11
98,51
0,37
SUMUT
110,66
0,19
110,62
-0,02
100,04
0,21
SUMBAR RIAU JAMBI
110,19
-0,53
109,45
-0,06
100,68
-0,47
107,15
-0,33
110,30
0,20
97,14
-0,53
109,49
0,41
111,39
0,07
98,29
0,34
SUMSEL BENGKULU LAMPUNG BABEL KEPRI DKI JABAR JATENG YOGYAKARTA JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM SULUT SULTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU UTARA MALUKU PAPUA BARAT PAPUA
110,21
-0,18
109,33
0,29
100,81
-0,47
107,95
0,00
110,92
-0,02
97,32
0,02
111,87
0,29
109,37
0,30
102,29
-0,01
109,04
-1,46
109,70
0,52
99,40
-1,97
108,08
-0,53
107,15
0,48
100,87
-1,01
109,99
-0,04
109,12
-0,19
100,80
0,16
115,40
0,96
110,80
0,66
104,15
0,30
110,91
-0,27
110,21
0,52
100,63
-0,78
113,06
-0,31
110,17
0,48
102,63
-0,79
115,46
0,26
110,31
0,43
104,67
-0,17
115,08
0,83
109,32
0,58
105,27
0,25
112,89
0,30
109,02
0,36
103,55
-0,06
108,86
0,38
109,22
0,46
99,67
-0,08
107,43
0,31
109,87
0,45
97,78
-0,15
105,29
0,02
109,45
0,46
96,21
-0,43
111,50
-0,34
108,80
0,14
102,49
-0,48
107,47
0,07
106,52
0,18
100,89
-0,11
109,07
1,03
109,56
0,20
99,55
0,82
109,12
0,70
110,00
-0,12
99,20
0,82
111,15
0,94
108,81
0,15
102,15
0,78
114,14
0,46
108,69
0,42
105,02
0,04
109,05
0,50
108,26
0,16
100,73
0,34
111,01
0,72
110,43
0,26
100,52
0,45
110,16
0,34
107,86
0,31
102,14
0,02
111,11
0,82
110,90
0,56
100,19
0,26
110,67
1,11
108,69
0,22
101,82
0,89
109,83
0,23
110,44
0,26
99,45
-0,04
104,68
0,20
107,10
0,29
97,73
-0,09
111,82
0,22
109,86
0,38
101,79
-0,16
Nasional
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 18/03/52/Th.VII, 3 Maret 2014
9
5.
Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah perdesaan. Dari penghitungan indeks konsumsi rumah tangga yang dilaporkan pada bulan Februari 2014 di Provinsi NTB terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,57 persen. Inflasi terjadi karena peningkatan pada tujuh kelompok indeks konsumsi rumah tangga yaitu: sandang (0,94 %), perumahan (0,71 %), makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,65 %), transportasi & komunikasi (0,61 %), bahan makanan (0,52 %), kesehatan (0,37 %) dan pendidikan, rekreasi & olah raga (0,09 %).
Tabel 4 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi NTB Februari 2014 (2012=100)
Sub Kelompok (1)
Januari 2014 (2)
Februari 2014 (3)
Perubahan (4)
Konsumsi Rumah tangga
109,71
110,33
0,57
- Bahan makanan
112,92
113,50
0,52
- Makanan jadi
104,61
105,29
0,65
- Perumahan
107,78
108,54
0,71
- Sandang
104,94
105,93
0,94
- Kesehatan
106,16
106,55
0,37
- Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga
104,55
104,65
0,09
- Transportasi dan Komunikasi
114,21
114,92
0,61
Pada bulan Februari 2014 dengan tahun dasar (2012=100) terjadi inflasi perdesaan di Provinsi NTB sebesar 0,57 persen yang disebabkan antara lain oleh peningkatan harga beras, tepung terigu, mie instant, ikan selar, tenggiri, teri, tongkol, bandeng, ikan asin sepat, ikan asin tenggiri, ikan asin teri, ikan pindang kembung, udang kering, susu kental manis putih, susu cair kemasan, telur itik/bebek, telur ayam kampung, telur ayam ras, kubis/kol, ketimun, tomat sayur, tauge/kecambah, wortel, kacang kedele, garam hancur, bumbu jadi, kunyit, cabai rawit, roti tawar, biskuit, mie bakso, mie ayam, teh botol, teh, minuman ringan, rokok putih filter, rokok kretek, tembakau, seng plat, asbes, batu bata, kaca polos, kapur tembok, cat kayu, cat tembok, upah tukang bukan mandor, besi slup, minyak tanah, korek api/geretan, bola lampu, tikar plastik, ember plastik, pisau, sapu ijuk, seterika listrik, sabun cream/colek, obat nyamuk bakar, pewangi pakaian, celana panjang sersin, kaos kutang/singlet, sarung katun, celana kolor, kaos oblong, sarung batik, peci/kopiah, baju kaos/T-Shirt, celana dalam, kain batik, sandal plastik wanita, sepatu, biaya 10
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 18/03/52/Th.VII, 3 Maret 2014
pemeriksaan kandungan, tarif Puskesmas, obat gosok/balsem, minyak rambut, buku tulis bergaris, CD/VCD/DVD Player, ongkos angkutan luar kota, oli/pelumas dan ongkos ojek motor.
Grafik 3. Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi di Indonesia Februari 2014 (2012=100)
1.00 0.81
0.80 0.60 0.40 0.20
0.69 0.68 0.65 0.57 0.52 0.58 0.56 0.55 0.54 0.49 0.50 0.41 0.340.340.32 0.29 0.27 0.26 0.19 0.18 0.17 0.15 0.14 0.13 0.11 0.00
-0.20 -0.40
JABAR BANTEN JATENG MALUKU YOGYAKARTA NTB KEPRI BABEL SULSEL JATIM KALBAR NTT LAMPUNG PAPUA SULBAR BALI SUMSEL PAPUA BARAT GORONTALO KALSEL MALUKU UTARA RIAU SULTRA KALTENG KALTIM SULTENG JAMBI BENGKULU SUMUT SUMBAR NAD SULUT DKI
0.00 -0.09 -0.11 -0.17 -0.22 -0.23 -0.32
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 18/03/52/Th.VII, 3 Maret 2014
11
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Jl. Gunung Rinjani No. 2 Mataram 83125 Tlp. (0370) 621385 Fax. (0370) 623801 E-mail :
[email protected] Homepage : http://ntb.bps.go.id Contact person
12
: Kadek Adi Madri, SE Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi NTB
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 18/03/52/Th.VII, 3 Maret 2014