BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
No. 11/02/52/Th.VIII, 2 Februari 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT MENURUT SUB SEKTOR BULAN JANUARI 2015
Penghitungan Nilai Tukar Petani menggunakan tahun dasar 2012=100 dimana pada bulan Januari 2015 tercatat Nilai Tukar Petani Padi & Palawija (NTPP) sebesar 100,34; Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 100,17; Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 92,80; Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 109,35 dan Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) 99,85. Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap (NTN) tercatat 103,78 dan NTP Perikanan Budidaya (NTPi) tercatat 93,49. Secara gabungan, Nilai Tukar Petani Provinsi NTB sebesar 101,38 yang berarti NTP bulan Januari mengalami peningkatan 1,46 persen bila dibandingkan dengan bulan Desember 2014 dengan Nilai Tukar Petani sebesar 99,92. Nilai Tukar Usaha Pertanian Provinsi NTB yang diperoleh dari hasil bagi antara indeks yang diterima petani dengan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM), pada bulan Januari 2015 tercatat 106,67 yang berarti mengalami peningkatan 1,41 persen dibandingkan bulan Desember 2014 dengan Nilai Tukar Usaha Pertanian 105,19. Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan Januari 2015, terdapat 27 provinsi mengalami peningkatan NTP dan hanya 6 provinsi yang mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi terjadi di Provinsi NTB yaitu sebesar 1,46 persen, dimana indeks harga yang diterima meningkat hingga 1,45 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Sumbar yaitu sebesar 0,62 persen, dimana indeks yang diterima petani menurun hingga 1,27 persen. Pada bulan Januari 2015, terjadi deflasi di daerah perdesaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 0,02 persen. Deflasi disebabkan karena terjadi penurunan indeks konsumsi rumah tangga pada kelompok Transportasi & Komunikasi (-4,78 %) dan kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau (-0,30 %), sedangkan 5 kelompok lainnya mengalami peningkatan yaitu kelompok Bahan makanan (1,10 %), Sandang (0,81 %), Perumahan (0,58 %), Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga ( 0,16 %) dan kelompok Kesehatan (0,13 %).
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 11/02/52/Th.VIII, 2 Februari 2015
1
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan pada 8 Kabupaten di Provinsi NTB, terjadi NTP yang berfluktuasi setiap bulannya. (2012=100)
Pada bulan Januari 2015 dengan tahun dasar
NTP Provinsi NTB berada di atas
100 ( tercatat 101,38 ) yang berarti petani
mengalami peningkatan daya beli, karena kenaikan harga produksi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga input produksi dan kebutuhan konsumsi rumah tangganya. Grafik 1 NTP Provinsi NTB Januari 2014 – Januari 2015 (2012=100)
NTP 101,38
100,8
100,13
100,03
100,4
99,92
99,75
99,33
99,67
99,72 99,59
99,56
98,96
98
201501
201412
201411
201410
201409
201408
201407
201406
201405
201404
201403
201402
201401
Tahun Bulan
NTP bulan Januari 2015 mengalami peningkatan sebesar 1,46 persen bila dibandingkan dengan NTP Desember 2014 yaitu dari 99,92 menjadi 101,38. Hal ini disebabkan karena peningkatan indeks harga yang diterima petani sebesar 1,45 persen lebih tinggi daripada indeks harga yang dibayar petani sebesar -0,01 persen. Dimana Indeks konsumsi rumah tangga mengalami penurunan sebesar 0,02 persen sedangkan indeks BPPBM mengalami peningkatan sebesar 0,04 %. Dari Tabel 1 nampak bahwa pada bulan Januari 2015 kemampuan daya beli petani di Provinsi NTB pada 3 subsektor berada di atas 100 (cukup baik) yang terdiri dari subsektor Peternakan (109,35), subsektor Tanaman Pangan (100,34) dan Hortikultura (100,17). Sedangkan 2 subsektor lainnya berada di bawah 100, dimana kemampuan daya beli petani yang paling rendah terjadi pada sub sektor perkebunan rakyat dengan NTP sebesar 92,80.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No.11/02/52/Th.VIII, 2 Februari 2015
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Per Subsektor Januari 2015 (2012=100) Subsektor
Bulan
Persentase Perubahan
Desember 2014
Januari 2015
(3)
(4)
a. Indeks yang Diterima (It)
114,64
117,08
2,13
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
116,61
116,68
0,06
c. Nilai Tukar Petani (NTPP)
98,31
100,34
2,07
a. Indeks yang Diterima (It)
116,48
117,93
1,25
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
117,77
117,73
-0,03
c. Nilai Tukar Petani (NTPH)
98,90
100,17
1,28
a. Indeks yang Diterima (It)
109,98
109,57
-0,37
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
118,08
118,07
0,00
c. Nilai Tukar Petani (NTPR)
93,15
92,80
-0,37
a. Indeks yang Diterima (It)
123,33
125,20
1,52
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
114,60
114,50
-0,09
c. Nilai Tukar Petani (NTPT)
107,62
109,35
1,61
a. Indeks yang Diterima (It)
113,16
114,69
1,35
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
115,05
114,86
-0,16
c. Nilai Tukar Petani (NTN)
98,36
99,85
1,51
a. Indeks yang Diterima (It)
119,33
121,80
2,07
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
118,04
117,35
-0,58
c. Nilai Tukar Petani (NTN)
101,09
103,78
2,66
a. Indeks yang Diterima (It)
103,74
103,83
0,09
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
110,48
111,06
0,53
c. Nilai Tukar Petani (NTN)
93,90
93,49
-0,44
a. Indeks yang Diterima (It)
116,33
118,02
1,45
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
116,42
116,41
-0,01
-Konsumsi Rumah Tangga
118,69
118,67
-0,02
-BPPBM
110,59
110,64
0,04
99,92
101,38
1,46
(1)
(2)
1. Tanaman Pangan
2. Hortikultura
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
4. Peternakan
5. Perikanan
5.a. Perikanan Tangkap
5.b. Perikanan Budidaya
Gabungan
c. Nilai Tukar Petani (NTP)
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 11/02/52/Th.VIII, 2 Februari 2015
3
1.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Januari 2015 dengan tahun dasar (2012=100), secara gabungan indeks harga yang diterima petani (It) Provinsi NTB mengalami peningkatan sebesar 1,45 persen yaitu dari 116,33 menjadi 118,02. Hampir semua subsektor mengalami peningkatan indeks harga yang diterima kecuali subsektor Perkebunan Rakyat mengalami penurunan. Dimana indeks harga yang diterima subsektor Tanaman Pangan (2,13 persen), diikuti subsektor Peternakan (1,52 persen), Perikanan (1,35 persen), dan Hortikultura (1,25 persen), sedangkan subsektor Perkebunan Rakyat menurun sebesar 0,37 persen.
2.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Januari 2015 dengan tahun dasar (2012=100), indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi NTB mengalami penurunan sebesar 0,01 persen yaitu dari 116,42 menjadi 116,41. Dimana indeks konsumsi rumah tangga mengalami penurunan 0,02 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami peningkatan 0,04 persen. Grafik 2 Indeks Diterima dan Indeks Dibayar Petani Provinsi NTB Desember 2014 – Januari 2015 (2012=100)
201501
BPPBM; 110,64 KRT; 118,67 Indeks Dibayar; 116,41 Indeks Diterima; 118,02
201412
BPPBM; 110,59 KRT; 118,69 Indeks Dibayar; 116,42 Indeks Diterima; 116,33 100
102
104
Indeks Diterima
4
106
108
Indeks Dibayar
110
112
KRT
114
BPPBM
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No.11/02/52/Th.VIII, 2 Februari 2015
116
118
120
3.
NTP Subsektor
a.
Subsektor Tanaman Pangan / Padi & Palawija (NTPP)
Pada bulan Januari 2015 NTPP mengalami peningkatan sebesar 2,07 persen, hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks yang diterima petani sebesar 2,13 persen lebih tinggi dari peningkatan indeks yang dibayar petani yaitu sebesar 0,06 persen. Indeks harga yang diterima petani padi dan palawija mengalami peningkatan masingmasing sebesar 2,47 persen 1,33 persen. Peningkatan indeks yang diterima petani padi dan palawija disebabkan peningkatan harga kacang hijau, ketela pohon/ubikayu, gabah, kedelai, dan kacang tanah. Peningkatan indeks yang dibayar (Ib) disebabkan oleh peningkatan indeks BPPBM sebesar 0,46 persen. Dimana peningkatan indeks sub kelompok BPPBM disebabkan antara lain oleh peningkatan harga bibit kedelai, akarisida, bibit kacang hijau, bakterisida, terpal, linggis, upah mencangkul, sewa traktor tangan, bibit kacang tanah, insektisida.
b.
Subsektor Hortikultura (NTPH)
Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura (NTPH) pada bulan Januari 2015 dilaporkan terjadi peningkatan sebesar 1,28 persen. Hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani mengalami peningkatan sebesar 1,25 persen sedangkan indeks yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,03 persen. Indeks yang diterima (It) sub kelompok sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman obat mengalami peningkatan masing-masing sebesar 1,47 persen; 0,91 persen dan 2,32 persen, yang disebabkan antara lain oleh meningkatnya harga hasil produksi tanaman hortikultura seperti lengkuas, melinjo, sawo, tomat, pisang, terung panjang, mangga, kentang, wortel, sirsak, durian, cabai rawit, kangkung dan kacang panjang. Sedangkan penurunan indeks yang dibayar (Ib) petani hortikultura disebabkan oleh penurunan indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,08 persen. Dimana penurunan indeks konsumsi rumah tangga disebabkan antara lain oleh menurunnya harga kebutuhan rumah tangga seperti cabai rawit, katamba, bandeng, teri, blus, pepaya sayur/muda, kerang, tenggiri, susu bubuk full cream, tahu mentah, sirih, selar, kerapu, sarung sersin, terasi, kopi instant, udang tambak, tempe kedele.
c.
Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)
Pada bulan Januari 2015 Nilai Tukar Petani untuk sub sektor perkebunan rakyat (NTPR) terjadi penurunan sebesar 0,37 persen, hal ini disebabkan terjadinya penurunan indeks yang diterima petani sebesar 0,37 persen sedangkan indeks yang dibayar petani tidak mengalami perubahan/tetap. Penurunan indeks yang diterima petani disebabkan antara lain karena turunnya harga hasil produksi perkebunan seperti biji jambu mete, jarak, kakao dan kelapa. Indeks yang dibayar petani tidak mengalami perubahan disebabkan karena terjadi peningkatan indeks konsumsi rumah tangga (0,08 persen) dan menurunnya indeks BPPBM sebesar 0,43 persen. Dimana penurunan BPPBM antara lain disebabkan oleh menurunnya harga bensin, upah pemupukan, TSP/SP36, ongkos angkut, urea, insektisida, upah mencangkul, ember dan ZA.
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 11/02/52/Th.VIII, 2 Februari 2015
5
d.
Subsektor Peternakan (NTPT)
Pada bulan Januari 2015, NTPT mengalami peningkatan sebesar 1,61 persen, hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani meningkat sebesar 1,52 persen sedangkan indeks yang dibayar petani menurun sebesar 0,09 persen. Indeks harga yang diterima (It) peternak sub kelompok ternak besar, unggas dan hasil ternak mengalami peningkatan masing-masing 1,73 persen; 0,62 persen; dan 1,82 persen, sedangkan sub kelompok ternak kecil menurun sebesar 0,26 persen. Peningkatan indeks yang diterima petani disebabkan antara lain karena meningkatnya harga burung merpati/dara, telur ayam ras, itik/bebek, telur itik, sapi potong, kerbau, ayam ras pedaging, domba dan kuda. Sedangkan penurunan yang terjadi pada Indeks yang dibayar petani disebabkan penurunan indeks konsumsi rumah tangga dan BPPBM masing-masing sebesar 0,01 persen dan 0,24 persen, dimana penurunan indeks BPPBM antara lain disebabkan oleh turunnya harga bensin, solar, tali, minyak tanah dan bibit babi.
e.
Subsektor Perikanan (NTNP)
Pada bulan Januari 2015, NTNP mengalami peningkatan sebesar 1,51 persen, hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani meningkat sebesar 1,35 persen sedangkan indeks yang dibayar petani menurun sebesar 0,16 persen. Indeks harga yang diterima (It) sub kelompok penangkapan dan budidaya mengalami peningkatan masing-masing sebesar 2,07 persen dan 0,09 persen. Peningkatan indeks yang diterima antara lain disebabkan karena meningkatnya harga produksi perikanan seperti kerang, terbang, layur/beladang, tenggiri, tongkol, kerapu, cakalang, bawal, kurisi/kerisi, tuna, rajungan, kapasan, kuniran, kakap, bandeng, udang, nila lele dan mas. Sedangkan penurunan indeks yang dibayar petani disebabkan oleh penurunan indeks BPPBM sebesar 1,61 persen. Dimana penurunan indeks BPPBM antara lain dipengaruhi oleh turunnya harga bensin, solar, jaring angkat, benih bandeng/nener dan urea.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No.11/02/52/Th.VIII, 2 Februari 2015
Tabel 2 Indeks yang Diterima dan Indeks Yang Dibayar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Per Sub Sektor Januari 2015 (2012=100) Subsektor
Bulan
Persentase Perubahan
Desember 2014 (2)
Januari 2015 (3)
114,64
117,08
2,13
113,99 116,17
116,81 117,71
2,47 1,33
116,61 118,67
116,68 118,56
0,06 -0,09
111,52
112,03
0,46
116,48
117,93
1,25
130,81 100,41
132,73 101,32
1,47 0,91
130,90 117,77
133,93 117,73
2,32 -0,03
119,24 111,28
119,14 111,49
-0,08 0,19
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani
109,98
109,57
-0,37
- Tanaman Perkebunan Rakyat b. Indeks Dibayar Petani
109,98 118,08
109,57 118,07
-0,37 0,00
119,79 110,22
119,89 109,75
0,08 -0,43
(1) 1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani - Padi - Palawija b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman Obat b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani
(4)
123,33
125,20
1,52
- Ternak Besar - Ternak Kecil
124,71 124,28
126,86 123,96
1,73 -0,26
- Unggas - Hasil Ternak
114,63 111,28
115,34 113,30
0,62 1,82
114,60 117,99
114,50 117,98
-0,09 -0,01
108,65
108,39
-0,24
113,16
114,69
1,35
119,33 103,74
121,80 103,83
2,07 0,09
115,05 117,10
114,86 117,96
-0,16 0,74
112,96
111,14
-1,61
a. Indeks Diterima Petani
116,33
118,02
1,45
b. Indeks Dibayar Petani
116,42
116,41
-0,01
- Konsumsi Rumah Tangga
118,69
118,67
-0,02
- BPPBM
110,59
110,64
0,04
b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani - Penangkapan - Budidaya b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Gabungan
\
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 11/02/52/Th.VIII, 2 Februari 2015
7
4.
Perbandingan antar Provinsi
Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan Januari 2015, terdapat 27 provinsi mengalami peningkatan NTP dan 6 provinsi lainnya mengalami penurunan. Peningkatan NTP tertinggi terjadi di Provinsi NTB (1,46 persen) diikuti oleh Riau dan Kalsel masing-masing sebesar 1,39 persen dan 1,32 persen. Sedangkan penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sumbar (-0,62 persen), disusul Sultra dan NTT masing-masing sebesar -0,29 persen dan -0,14 persen. Tabel 3. Nilai Tukar Petani Provinsi di Indonesia dan Persentase Perubahannya Januari 2015 (2012=100) Kode
Provinsi
(1)
(2)
IB
NTP
11
NAD
Indeks (3) 111,93
12
SUMUT
116,39
0,07
118,52
-0,32
98,20
0,38
13
SUMBAR
115,38
-1,27
117,10
-0,66
98,54
-0,62
14
RIAU
113,64
0,95
117,96
-0,44
96,34
1,39
15
JAMBI
113,21
-0,31
118,36
-0,93
95,65
0,62
16
SUMSEL
113,24
-0,29
116,05
-0,37
97,58
0,08
17
BENGKULU
111,32
-0,84
117,79
-0,88
94,51
0,04
18
LAMPUNG
119,41
-0,34
115,71
-0,39
103,20
0,04
19
BABEL
119,35
0,46
115,66
-0,45
103,19
0,91
21
KEPRI
113,66
0,93
114,38
-0,10
99,37
1,03
31
DKI
114,91
0,71
117,27
-0,08
97,99
0,79
32
JABAR
125,54
1,41
118,48
0,65
105,95
0,75
33
JATENG
118,44
0,42
117,06
-0,20
101,18
0,62
34
YOGYAKARTA
117,03
0,06
116,57
-0,69
100,40
0,75
35
JATIM
124,24
0,72
118,07
-0,07
105,23
0,79
36
BANTEN
122,02
-0,04
115,75
-0,01
105,42
-0,03
51
BALI
120,25
-0,72
115,42
-0,71
104,18
-0,01
52
NTB
118,02
1,45
116,41
-0,01
101,38
1,46
53
NTT
116,92
0,28
115,89
0,42
100,89
-0,14
61
KALBAR
112,51
0,71
116,24
-0,11
96,79
0,82
62
KALTENG
115,89
0,45
116,71
-0,17
99,30
0,62
63
KALSEL
113,17
0,88
113,43
-0,43
99,77
1,32
64
KALTIM
115,89
-0,26
116,66
-0,27
99,33
0,01
71
SULUT
114,66
0,10
116,94
-0,61
98,04
0,71
72
SULTENG
113,99
-0,11
115,88
0,01
98,37
-0,12
73
SULSEL
122,32
0,07
117,27
-0,06
104,31
0,13
74
SULTRA
116,08
-0,28
116,85
0,01
99,34
-0,29
75
GORONTALO
120,59
1,09
119,12
0,48
101,23
0,61
76
SULBAR
117,31
1,07
114,97
0,44
102,04
0,63
81
MALUKU UTARA
120,10
0,75
118,68
0,44
101,19
0,31
82
MALUKU
117,22
0,29
114,00
-0,11
102,83
0,41
91
PAPUA BARAT
115,53
-0,39
116,56
-0,42
99,12
0,03
94
PAPUA
110,34
1,70
113,98
0,64
96,81
1,05
119,29
0,46
117,12
-0,07
101,86
0,53
Nasional
8
IT % Perub (4) 1,01
Indeks (5) 116,63
% Perub (6) 0,66
Indeks (7) 95,96
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No.11/02/52/Th.VIII, 2 Februari 2015
% Perub (8) 0,34
5.
Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah perdesaan. Dari penghitungan indeks konsumsi rumah tangga yang dilaporkan pada bulan Januari 2015 di Provinsi NTB terjadi deflasi perdesaan sebesar 0,02 persen. Deflasi disebabkan karena terjadinya penurunan indeks konsumsi rumah tangga pada kelompok Transportasi & Komunikasi (-4,78 %) dan kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau (-0,30 %), sedangkan 5 kelompok lainnya mengalami peningkatan yaitu kelompok Bahan makanan (1,10 %), Sandang (0,81 %), Perumahan (0,58 %), Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga ( 0,16 %) dan kelompok Kesehatan (0,13 %). Tabel 4 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi NTB Januari 2015 (2012=100)
Sub Kelompok
Desember 2014
Januari 2015
Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
Konsumsi Rumah tangga
118,69
118,67
-0,02
- Bahan makanan
123,34
124,70
1,10
- Makanan jadi
110,14
109,81
-0,30
- Perumahan
115,57
116,23
0,58
- Sandang
112,42
113,34
0,81
- Kesehatan
111,61
111,76
0,13
- Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga
106,91
107,08
0,16
- Transportasi dan Komunikasi
130,37
124,14
-4,78
Deflasi perdesaan yang terjadi pada bulan Januari 2015 di Provinsi NTB disebabkan antara lain oleh menurunnya harga kebutuhan konsumsi rumah tangga seperti ikan tembang, bensin, cabai merah, cumi-cumi, cabai rawit, katamba, solar, bandeng, teri, kerang, tenggiri, susu bubuk full cream, tahu mentah, sirih, selar, sarung sersin, terasi, kopi instant, udang tambak, tempe kedele dan lain-lain.
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 11/02/52/Th.VIII, 2 Februari 2015
9
-0,03
NASIONAL JAMBI
-1,08
SUMBAR -0,97 BENGKULU -0,93 -0,90
-0,60
YOGYAKARTA -0,80
BALI
RIAU
SULUT
-0,49 -0,39
BABEL
SUMUT
JATENG
-0,02
-0,11
-0,20
-0,24
-0,27
BANTEN
KALTENG
KEPRI
-4,00
SUMSEL LAMPUNG -0,34 -0,31
KALTIM
KALSEL
JATIM
SULSEL
KALBAR
0,03
MALUKU UTARA
NTB
0,05 0,06 0,10 SULTRA
0,03
0,17
-0,02
0,19
SULTENG
PAPUA BARAT
0,20 0,20
SULBAR
NTT
NAD
0,49 0,60 0,78 0,81
PAPUA
JABAR
0,86
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No.11/02/52/Th.VIII, 2 Februari 2015
10
GORONTALO
-3,00
MALUKU
-1,00
DKI
-2,00
0,89
1,00
0,90
2,00
1,16
0,00 AXIS TITLE
Grafik 3. Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi di Indonesia Januari 2015 (2012=100) 4,00
3,00
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Jl. Gunung Rinjani No. 2 Mataram 83125 Tlp. (0370) 621385 Fax. (0370) 623801 E-mail :
[email protected] Homepage : http://ntb.bps.go.id Contact person
: Ni Kadek Adi Madri, SE Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi NTB
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 11/02/52/Th.VIII, 2 Februari 2015
11