BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 70/11/52/Th.IX, 1 November 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT MENURUT SUB SEKTOR BULAN OKTOBER 2016
Penghitungan Nilai Tukar Petani menggunakan tahun dasar 2012=100 dimana pada bulan Oktober 2016 tercatat Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) sebesar 107,20; Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 96,14; Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 95,86; Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 121,05 dan Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) 101,71. Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap (NTN) tercatat 109,00 dan NTP Perikanan Budidaya (NTPi) tercatat 89,99. Secara gabungan, Nilai Tukar Petani Provinsi NTB sebesar 107,25 yang berarti NTP bulan Oktober 2016 mengalami peningkatan 0,24 persen bila dibandingkan dengan bulan September 2016 dengan Nilai Tukar Petani sebesar 106,99. Nilai Tukar Usaha Pertanian Provinsi NTB yang diperoleh dari hasil bagi antara indeks yang diterima petani dengan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM), pada bulan Oktober 2016 tercatat 114,83 yang berarti mengalami penurunan 0,06 persen dibandingkan bulan September 2016 dengan Nilai Tukar Usaha Pertanian 114,90. Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan Oktober 2016, terdapat 17 provinsi yang mengalami peningkatan NTP dan 16 provinsi mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi terjadi di Provinsi Sulbar yaitu sebesar 1,09 persen, dimana indeks harga yang diterima meningkat 0,86 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Sulut yaitu sebesar 1,34 persen, dimana indeks yang diterima petani menurun sebesar 1,34 persen. Pada bulan Oktober 2016, terjadi deflasi di daerah perdesaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 0,15 persen. Deflasi disebabkan karena terjadinya penurunan indeks konsumsi rumah tangga pada kelompok Bahan Makanan sebesar - 0,44 %. Sedangkan 6 kelompok pengeluaran lainnya menglami peningkatan indeks KRT yaitu kelompok Kesehatan (0,29 %), Pendidikan, Rekreasi & Olahraga (0,17 %), Transportasi & Komunikasi (0,08 %), Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau (0,07 %), Perumahan (0,07 %), dan Sandang (0,06 %).
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 70/11/52/Th.IX, 1 November 2016
1
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan pada 8 Kabupaten di Provinsi NTB, terjadi NTP yang berfluktuasi setiap bulannya. (2012=100)
Pada bulan Oktober 2016 dengan tahun dasar
NTP Provinsi NTB berada di atas
100 ( tercatat 107,25 ) yang berarti petani
mengalami peningkatan daya beli, karena kenaikan harga produksi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga input produksi dan kebutuhan konsumsi rumah tangganya.
Grafik 1 NTP Provinsi NTB Januari 2015 – Oktober 2016 (2012=100) 108 107
106,99
Nilai Tukar Petani
106
106,43 106,22 105,97 105,53 104,78
105
104,14
104
104,14 103,58 103,81
103,29
102 101
104,71
104,85 104,38
103,86
103
106,26
101,38
102,23 101,97
102,39 101,15
100 99 98
TAHUN
NTP bulan Oktober 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,24 persen bila dibandingkan dengan NTP September 2016 yaitu dari 106,99 menjadi 107,25. Hal ini disebabkan karena peningkatan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,19 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) menurun sebesar 0,05 persen. Disamping itu, Indeks konsumsi rumah tangga mengalami penurunan 0,15 persen dan indeks BPPBM mengalami peningkatan sebesar 0,25 persen. Dari Tabel 1 nampak bahwa pada bulan Oktober 2016 kemampuan daya beli petani di Provinsi NTB pada 3 subsektor berada di atas 100 (cukup baik) yang terdiri dari subsektor Peternakan (121,05), subsektor Tanaman Pangan (107,20) dan subsektor Perikanan (101,71). Sedangkan subsektor lainnya memiliki kemampuan daya beli yang rendah atau NTP di bawah 100 yaitu subsektor Hortikultura (96,14) dan subsektor perkebunan rakyat (95,86).
2
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 70/11/52/Th.IX, 1 November 2016
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Per Subsektor Oktober 2016 (2012=100)
Subsektor
Bulan
Persentase Perubahan
September 2016
Oktober 2016
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPP)
129,60 122,46 105,83
131,17 122,36 107,20
1,21 -0,09 1,30
2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPH)
120,28 123,48 97,41
118,83 123,60 96,14
-1,21 0,10 -1,30
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPR)
117,83 124,12 94,93
118,83 123,97 95,86
0,86 -0,12 0,98
4. Peternakan a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPT)
145,83 119,34 122,20
144,39 119,28 121,05
-0,99 -0,05 -0,94
5. Perikanan a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTN)
121,76 118,96 102,35
121,28 119,23 101,71
-0,39 0,23 -0,62
5.a. Perikanan Tangkap a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTN)
133,73 121,38 110,17
132,68 121,73 109,00
-0,78 0,29 -1,07
5.b. Perikanan Budidaya a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTN)
103,48 115,27 89,77
103,86 115,42 89,99
0,37 0,13 0,24
Gabungan a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) -Konsumsi Rumah Tangga -BPPBM c. Nilai Tukar Petani (NTP)
130,46 121,94 125,22 113,55 106,99
130,72 121,88 125,04 113,84 107,25
0,19 -0,05 -0,15 0,25 0,24
(1)
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 70/11/52/Th.IX, 1 November 2016
3
1.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Oktober 2016 dengan tahun dasar (2012=100), secara gabungan indeks harga yang diterima petani (It) Provinsi NTB mengalami peningkatan sebesar 0,19 persen yaitu dari 130,46 menjadi 130,72. Terdapat 2 subsektor yang mengalami peningkatan indeks harga yang diterima yaitu subsektor Tanaman Pangan (1,21 persen) dan Perkebunan Rakyat (0,86 persen). Sedangkan 3 subsektor lainnya mengalami penurunan It masing-masing subsektor Hortikultura (-1,21 persen), Peternakan (-0,99 persen) dan Perikanan (-0,39 persen).
2.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Oktober 2016 dengan tahun dasar (2012=100), indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi NTB mengalami penurunan sebesar 0,05 persen yaitu dari 121,94 menjadi 121,88. Dimana Indeks konsumsi rumah tangga mengalami penurunan sebesar 0,15 persen sedangkan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami peningkatan sebesar 0,25 persen.
Grafik 2 Indeks Diterima dan Indeks Dibayar Petani Provinsi NTB September – Oktober 2016 (2012=100)
201610
BPPBM; 113,84 KRT; 125,04 Indeks Dibayar; 121,88 Indeks Diterima; 130,72
201609
BPPBM; 113,55 KRT; 125,22 Indeks Dibayar; 121,94 Indeks Diterima; 130,46 100
105
110
BPPBM
4
115
KRT
120
Indeks Dibayar
125
Indeks Diterima
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 70/11/52/Th.IX, 1 November 2016
130
135
3.
NTP Subsektor
a.
Subsektor Tanaman Pangan / Padi & Palawija (NTPP)
Pada bulan Oktober 2016 NTPP mengalami peningkatan sebesar 1,30 persen, hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani mengalami peingkatan sebesar 1,21 persen sedangkan indeks yang dibayar petani menurun sebesar -0,09 persen. Indeks harga yang diterima petani sub kelompok padi mengalami peningkatan sebesar 1,89 persen yang disebabkan karena meningkatnya harga gabah/padi. Sedangkan sub kelompok palawija mengalami penurunan sebesar 0,42 persen, yang disebabkan karena menurunnya harga kacang kedelai dan kacang hijau. Indeks yang dibayar (Ib) mengalami penurunan, yang disebabkan oleh penurunan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,17 persen sedangkan indeks BPPBM meningkat sebesar 0,13 persen. Dimana peningkatan indeks BPPBM disebabkan antara lain oleh meningkatnya sewa tanah ladang, sewa tanah sawah, akarisida, ember, bibit kacang tanah, tampah/nyiru, ongkos angkut, insektisida, bensin, solar, sewa traktor tangan, ban luar motor, bibit padi.
b.
Subsektor Hortikultura (NTPH)
Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura (NTPH) pada bulan Oktober 2016 mengalami penurunan sebesar 1,30 persen. Hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 1,21 persen sedangkan indeks yang dibayar petani meningkat sebesar 0,10 persen. Indeks yang diterima (It) sub kelompok sayur-sayuran dan buah-buahan mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,70 persen dan 0,48 persen, yang disebabkan karena menurunnya harga produksi sayur dan buah antara lain alpukat, jambu biji, buncis, bawang merah, pepaya, melinjo, kacang panjang, tomat, cabai rawit, bawang putih, kangkung, ketimun, langsat, rambutan, manggis, semangka, mangga, melon, jeruk besar, sirsak, pisang. Peningkatan indeks yang dibayar (Ib) petani hortikultura disebabkan oleh peningkatan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,05 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,33 persen. Peningkatan indeks BPPBM disebabkan meningkatnya harga insektisida, ZA, Urea, tali rafia, arit/sabit, cangkul, kereta dorong, upah membajak, ban luar motor, upah buruh (memanen, pemupukan, penyemprotan, menyiangi, mencangkul), oli.
c.
Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)
Pada bulan Oktober 2016 Nilai Tukar Petani untuk sub sektor perkebunan rakyat (NTPR) terjadi peningkatan sebesar 0,98 persen, hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani mengalami peningkatan sebesar 0,86 persen sedangkan indeks yang dibayar petani menurun sebesar 0,12 persen. Peningkatan indeks yang diterima petani disebabkan karena meningkatnya harga hasil produksi perkebunan rakyat antara lain biji jambu mete, kelapa, jarak. Penurunan indeks yang dibayar (Ib) petani perkebunan rakyat disebabkan oleh menurunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,25 persen sedangkan indeks BPPBM meningkat sebesar 0,52 persen. Peningkatan indeks BPPBM disebabkan meningkatnya harga karung, upah menyiangi, upah mencangkul, bambu, NP/NPK, upah menanam, upah pemupukan, sprayer, ZA, Urea, upah memanen, TSP/SP36, insektisida, herbisida.
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 70/11/52/Th.IX, 1 November 2016
5
d.
Subsektor Peternakan (NTPT)
Pada bulan Oktober 2016, NTPT mengalami penurunan sebesar 0,94 persen, hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani menurun sebesar 0,99 persen indeks yang dibayar petani juga menurun sebesar 0,05 persen. Indeks harga yang diterima (It) peternak pada sub kelompok ternak besar dan hasil ternak mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,38 persen dan 0,31 persen, yang disebabkan menurunnya harga sapi potong, kerbau, telur ayam ras. Sedangkan peternak sub kelompok ternak kecil dan unggas mengalami peningkatan sebesar 1,00 persen dan 1,73 persen, yang disebabkan meningkatnya harga burung merpati/dara, babi, ayam ras pedaging, ayam buras, kambing. Penurunan Indeks yang dibayar petani (Ib) disebabkan indeks konsumsi rumah tangga menurun sebesar 0,21 persen. Disisi lain indeks BPPBM mengalami peningkatan 0,26 persen, yang disebabkan oleh meningkatnya harga jagung pipilan, dedak, arit/sabit, oli, jerami, ban luar motor.
e.
Subsektor Perikanan (NTNP)
Pada bulan Oktober 2016, NTNP mengalami penurunan sebesar 0,62 persen, hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani menurun sebesar 0,39 persen sedangkan indeks yang dibayar petani meningkat sebesar 0,23 persen. Indeks harga yang diterima (It) sub kelompok penangkapan mengalami penurunan sebesar 0,78 persen, yang disebabkan menurunnya harga produksi perikanan tangkap antara lain ikan layur, tenggiri, kembung, kurisi/kerisi, belanak, tongkol, pari, bawal, cumi-cumi, baronang, kerapu, kuniran. Sedangkan sub kelompok budidaya mengalami peningkatan It sebesar 0,37 persen yang disebabkan meningkatnya harga ikan kerapu dan nila. Peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) disebabkan oleh peningkatan indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM masingmasing sebesar 0,25 persen dan 0,22 persen, dimana peningkatan indeks BPPBM dipengaruhi oleh meningkatnya harga garam hancur, dedak, tali/tambang, motor tempel, solar, Urea, cip, sewa alat penangkapan, minyak tanah.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 70/11/52/Th.IX, 1 November 2016
Tabel 2 Indeks yang Diterima dan Indeks yang Dibayar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Per Sub Sektor Oktober 2016 (2012=100) Subsektor
Bulan
Persentase Perubahan
September 2016
Oktober 2016
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani - Padi - Palawija b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
129,60 130,46 127,55 122,46 125,02 116,12
131,17 132,92 127,01 122,36 124,81 116,27
1,21 1,89 -0,42 -0,09 -0,17 0,13
2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman Obat b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
120,28 137,31 101,19 135,53 123,48 125,62 114,00
118,83 134,98 100,71 135,53 123,60 125,68 114,37
-1,21 -1,70 -0,48 0,00 0,10 0,05 0,33
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani
117,83
118,83
0,86
- Tanaman Perkebunan Rakyat b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
117,83 124,12 126,78 111,92
118,83 123,97 126,47 112,50
0,86 -0,12 -0,25 0,52
4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
145,83 149,64 143,74 122,18 119,16 119,34 124,48 110,31
144,39 147,56 145,17 124,29 118,79 119,28 124,22 110,59
-0,99 -1,38 1,00 1,73 -0,31 -0,05 -0,21 0,26
5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani - Penangkapan - Budidaya b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
121,76 133,73 103,48 118,96 124,56 111,66
121,28 132,68 103,86 119,23 124,87 111,90
-0,39 -0,78 0,37 0,23 0,25 0,22
a. Indeks Diterima Petani
130,46
130,72
0,19
b. Indeks Dibayar Petani
121,94
121,88
-0,05
- Konsumsi Rumah Tangga
125,22
125,04
-0,15
- BPPBM
113,55
113,84
0,25
(1)
Gabungan
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 70/11/52/Th.IX, 1 November 2016
7
4.
Perbandingan antar Provinsi
Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan Oktober 2016, terdapat 17 provinsi yang mengalami peningkatan NTP dan 16 provinsi mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi terjadi di Provinsi Sulbar (1,09 persen), diikuti oleh Provinsi Gorontalo (0,81 persen) dan Sumsel (0,75 persen). Sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Sulut (-1,34 persen) diikuti oleh Provinsi Sumbar ( -1,24 persen ) dan DKI ( -1,03 persen ). Tabel 3. Nilai Tukar Petani Provinsi di Indonesia dan Persentase Perubahannya Oktober 2016 (2012=100) Kode
Provinsi
(1)
(2)
11 12 13 14 15 16 17 18 19 21 31 32 33 34 35 36 51 52 53 61 62 63 64 71 72 73 74 75 76 81 82 91
NAD SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG BABEL KEPRI DKI JABAR JATENG YOGYAKARTA JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM SULUT SULTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT
94
PAPUA Nasional
8
IT
IB
NTP
Indeks (3) 118,67
% Perub (4) 0,38
Indeks (5) 124,48
% Perub (6) 0,14
Indeks (7) 95,33
% Perub (8) 0,25
127,97
1,12
126,36
0,63
101,28
0,49
119,88
-0,74
124,09
0,50
96,60
-1,24
125,67
0,76
126,11
0,21
99,65
0,55
123,81
0,57
124,17
0,16
99,70
0,41
116,61
0,23
122,98
-0,52
94,82
0,75
116,70
-0,14
125,70
0,16
92,85
-0,30
126,89
-0,28
122,64
-0,41
103,46
0,12
119,44
-1,00
119,97
0,02
99,56
-1,02
116,45
0,34
119,86
0,20
97,16
0,14
118,62
-0,91
119,46
0,12
99,29
-1,03
132,27
0,08
127,17
0,21
104,01
-0,13
124,90
-0,53
124,71
0,19
100,15
-0,72
130,11
-0,24
123,62
0,23
105,26
-0,47
133,09
-0,72
126,77
0,05
104,98
-0,77
123,78
0,09
123,10
0,02
100,55
0,08
130,51
-0,48
121,83
-0,19
107,13
-0,29
130,72
0,19
121,88
-0,05
107,25
0,24
124,20
0,44
121,27
0,06
102,41
0,38
117,05
-0,02
123,11
-0,28
95,07
0,27
119,54
-0,23
122,03
-0,52
97,96
0,30
116,52
0,37
119,49
-0,31
97,52
0,68
120,76
-0,43
122,77
-0,16
98,37
-0,27
117,13
-1,34
123,90
-0,01
94,54
-1,34
121,84
-0,75
123,47
-0,18
98,68
-0,57
129,48
-0,62
124,23
-0,02
104,23
-0,60
122,37
-0,85
123,12
-0,09
99,39
-0,76
131,01
0,06
123,06
-0,75
106,46
0,81
130,55
0,86
118,91
-0,23
109,79
1,09
126,11
-0,36
124,95
0,22
100,93
-0,58
126,82
0,39
121,71
-0,11
104,20
0,50
124,79
0,16
123,95
-0,05
100,68
0,22
117,74
0,20
122,76
0,48
95,91
-0,27
126,79
-0,22
124,66
0,07
101,71
-0,30
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 70/11/52/Th.IX, 1 November 2016
5.
Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah perdesaan. Dari penghitungan indeks konsumsi rumah tangga yang dilaporkan pada bulan Oktober 2016 di Provinsi NTB terjadi deflasi perdesaan sebesar 0,15 persen. Deflasi disebabkan karena terjadinya penurunan indeks konsumsi rumah tangga pada kelompok Bahan Makanan sebesar - 0,44 %. Sedangkan 6 kelompok pengeluaran lainnya mengalami peningkatan indeks KRT yaitu kelompok Kesehatan (0,29 %), Pendidikan, Rekreasi & Olahraga (0,17 %), Transportasi & Komunikasi (0,08 %), Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau (0,07 %), Perumahan (0,07 %), dan Sandang (0,06 %).
Tabel 4 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi NTB Oktober 2016 (2012=100)
Sub Kelompok
September 2016
Oktober 2016
Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
Konsumsi Rumah tangga
125,22
125,04
-0,15
- Bahan makanan
131,69
131,10
-0,44
- Makanan jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
121,24
121,32
0,07
- Perumahan
119,92
120,00
0,07
- Sandang
121,39
121,46
0,06
- Kesehatan
117,48
117,81
0,29
- Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga
110,99
111,17
0,17
- Transportasi dan Komunikasi
123,60
123,70
0,08
Deflasi perdesaan yang terjadi pada bulan Oktober 2016 di Provinsi NTB disebabkan antara lain oleh menurunnya harga kebutuhan konsumsi rumah tangga antara lain tomat, bawang merah, wortel, udang kering/ebi, anggur, bawang putih, kangkung, udang tambak, katamba, ketimun, kacang panjang, kubis/kol, daun singkong, lada/merica, kunyit, jeruk, apel, gula pasir, kakap merah, telur ayam ras, jagung ontongan muda, cumi-cumi, tahu mentah, ayam kampung hidup, daging sapi, seng gelombang, kayu bakar, sawo, bayam, kacang kedele, terasi, kacang tanah, semen, susu bubuk bayi, kemeja pendek, asbes, cabai rawit, nila, daging ayam buras, besi slup, pasir, batu bata, minyak goreng, ikan asin teri, tepung terigu, sirih, kerupuk mentah, celana dalam, emas perhiasan, telur itik/bebek, pembalut wanita, ikan pindang kembung, ongkos jahit pakaian, bensin.
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 70/11/52/Th.IX, 1 November 2016
9
Grafik 3. Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi di Indonesia Oktober 2016 (2012=100)
NASIONAL GORONTALO
0,04 -0,91
KALTENG
SUMSEL
-0,82 -0,65 LAMPUNG
-0,35
SULTENG
KALBAR
-1,00
KALSEL
-0,35 BALI
-0,80
-0,60 -0,49
-0,31 -0,29 KALTIM
BABEL
JATIM
SULUT
SULSEL
BANTEN
PAPUA BARAT
SULTRA
NTB
MALUKU UTARA
SULBAR
-0,20 -0,16 -0,15 -0,09 -0,09 -0,04 -0,04 -0,04 -0,01 0,01
JATENG
NTT
BENGKULU
0,03 0,09 0,11
MALUKU
JABAR
JAMBI
DKI
NAD
0,14 0,19 0,20 0,24 0,24
RIAU KEPRI
0,27
YOGYAKARTA
0,20
0,31
0,40
0,32
PAPUA
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 70/11/52/Th.IX, 1 November 2016
10
0,61
-0,60
SUMBAR
-0,40
0,68
-0,20
SUMUT
0,00
0,76
0,80
0,60
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Jl. Gunung Rinjani No. 2 Mataram 83125 Tlp. (0370) 621385 Fax. (0370) 623801 E-mail :
[email protected] Homepage : http://ntb.bps.go.id Contact person
: Ni Kadek Adi Madri, SE Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi NTB
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 70/11/52/Th.IX, 1 November 2016
11