BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 23/04/52/Th.IX, 1 April 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT MENURUT SUB SEKTOR BULAN MARET 2016
Penghitungan Nilai Tukar Petani menggunakan tahun dasar 2012=100 dimana pada bulan Maret 2016 tercatat Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) sebesar 104,51; Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 96,96; Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 93,49; Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 115,53 dan Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) 99,44. Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap (NTN) tercatat 105,53 dan NTP Perikanan Budidaya (NTPi) tercatat 89,57. Secara gabungan, Nilai Tukar Petani Provinsi NTB sebesar 104,38 yang berarti NTP bulan Maret 2016 mengalami penurunan 0,44 persen bila dibandingkan dengan bulan Februari 2016 dengan Nilai Tukar Petani sebesar 104,85. Nilai Tukar Usaha Pertanian Provinsi NTB yang diperoleh dari hasil bagi antara indeks yang diterima petani dengan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM), pada bulan Maret 2016 tercatat 111,52 yang berarti mengalami penurunan 0,23 persen dibandingkan bulan Februari 2016 dengan Nilai Tukar Usaha Pertanian 111,79. Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan Maret 2016, terdapat 10 provinsi yang mengalami peningkatan NTP dan 23 provinsi mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi terjadi di Provinsi Maluku Utara yaitu sebesar 0,73 persen, dimana indeks harga yang diterima meningkat hingga 0,82 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Banten yaitu sebesar 1,72 persen, dimana indeks yang diterima petani menurun sebesar 1,09 persen. Pada bulan Maret 2016, terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 0,41 persen. Inflasi disebabkan karena terjadinya peningkatan indeks konsumsi rumah tangga pada 5 kelompok pengeluaran yaitu kelompok Bahan Makanan (0,88 %), Kesehatan (0,21 %), Sandang (0,12 %), Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau (0,10 %), Pendidikan, Rekreasi & Olahraga (0,02 %). Sedangkan kelompok Perumahan dan kelompok Transportasi & Komunikasi mengalami penurunan indeks masing-masing sebesar 0,21 persen dan 0,06 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 23/04/52/Th.IX, 1 April 2016
1
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan pada 8 Kabupaten di Provinsi NTB, terjadi NTP yang berfluktuasi setiap bulannya. (2012=100)
Pada bulan Maret 2016 dengan tahun dasar
NTP Provinsi NTB berada di atas
100 ( tercatat 104,38 ) yang berarti petani
mengalami peningkatan daya beli, karena kenaikan harga produksi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga input produksi dan kebutuhan konsumsi rumah tangganya.
Grafik 1 NTP Provinsi NTB Desember 2013 – Maret 2016 (2012=100) 108 106,43 106,22
106
105,97 104,78
Nilai Tukar Petani
104
104,14 103,86
102 100 98
105,53 104,85
104,38
103,29 102,23 102,39 101,97 101,15 101,38 100,8 100,4 99,92 100,13 100,03 100,18 99,56 99,67 99,72 99,33 99,59 99,75 98,96
96 94
TAHUN
NTP bulan Maret 2016 mengalami penurunan sebesar 0,44 persen bila dibandingkan dengan NTP Februari 2016 yaitu dari 104,85 menjadi 104,38. Hal ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) menurun sebesar 0,11 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat sebesar 0,33 persen. Disamping itu, Indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,41 persen dan 0,12 persen. Dari Tabel 1 nampak bahwa pada bulan Maret 2016 kemampuan daya beli petani di Provinsi NTB pada 2 subsektor berada di atas 100 (cukup baik) yang terdiri dari subsektor Peternakan (115,53) dan subsektor Tanaman Pangan (104,51) Sedangkan subsektor lainnya memiliki kemampuan daya beli yang rendah atau NTP di bawah 100 yaitu subsektor Hortikultura (96,96), subsektor perkebunan rakyat (93,49) dan subsektor Perikanan (99,44).
2
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No.23/04/52/Th.IX, 1 April 2016
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Per Subsektor Maret 2016 (2012=100)
Subsektor
Bulan
Persentase Perubahan
Februari 2016
Maret 2016
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPP)
127,90 120,85 105,83
126,73 121,27 104,51
-0,91 0,34 -1,25
2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPH)
116,13 122,01 95,18
118,56 122,28 96,96
2,09 0,22 1,86
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPR)
114,32 122,60 93,24
115,17 123,20 93,49
0,75 0,48 0,26
4. Peternakan a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPT)
137,79 118,64 116,14
137,43 118,96 115,53
-0,26 0,27 -0,53
5. Perikanan a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTN)
117,97 118,09 99,90
117,93 118,59 99,44
-0,03 0,43 -0,46
5.a. Perikanan Tangkap a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTN)
127,52 120,75 105,61
128,12 121,40 105,53
0,47 0,54 -0,07
5.b. Perikanan Budidaya a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTN)
103,40 114,03 90,68
102,38 114,31 89,57
-0,99 0,25 -1,23
Gabungan a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) -Konsumsi Rumah Tangga -BPPBM c. Nilai Tukar Petani (NTP)
126,47 120,62 123,52 113,14 104,85
126,33 121,02 124,03 113,27 104,38
-0,11 0,33 0,41 0,12 -0,44
(1)
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 23/04/52/Th.IX, 1 April 2016
3
1.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Maret 2016 dengan tahun dasar (2012=100), secara gabungan indeks harga yang diterima petani (It) Provinsi NTB mengalami penurunan sebesar 0,11 persen yaitu dari 126,47 menjadi 126,33. Terdapat 2 subsektor yang mengalami peningkatan indeks harga yang diterima masing-masing subsektor Hortikultura (2,09 persen) dan Perkebunan Rakyat (0,75 persen). Sedangkan 3 subsektor lainnya mengalami penurunan masing-masing Tanaman Pangan (-0,91), Peternakan (-0,26 persen) dan Perikanan (-0,03 persen).
2.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Maret 2016 dengan tahun dasar (2012=100), indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi NTB mengalami peningkatan sebesar 0,33 persen yaitu dari 120,62 menjadi 121,02. Dimana Indeks konsumsi rumah tangga dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,41 persen dan 0,12 persen.
Grafik 2 Indeks Diterima dan Indeks Dibayar Petani Provinsi NTB Februari – Maret 2016 (2012=100)
201603
BPPBM; 113,27 KRT; 124,03 Indeks Dibayar; 121,02 Indeks Diterima; 126,33
201602
BPPBM; 113,14 KRT; 123,52 Indeks Dibayar; 120,62 Indeks Diterima; 126,47 100
105
110
BPPBM
4
115
KRT
120
Indeks Dibayar
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No.23/04/52/Th.IX, 1 April 2016
125
Indeks Diterima
130
3.
NTP Subsektor
a.
Subsektor Tanaman Pangan / Padi & Palawija (NTPP)
Pada bulan Maret 2016 NTPP mengalami penurunan sebesar 1,25 persen, hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,91 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,34 persen. Indeks harga yang diterima petani sub kelompok padi mengalami penurunan sebesar 2,18 persen yang disebabkan karena menurunnya harga gabah/padi. Sedangkan petani palawija mengalami peningkatan indeks yang diterima sebesar 2,29 persen yang disebabkan meningkatnya harga produksi beberapa komoditi palawija yaitu kacang kedelai, jagung dan kacang tanah. Peningkatan indeks yang dibayar (Ib) disebabkan oleh peningkatan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,38 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,24 persen. Dimana peningkatan indeks BPPBM disebabkan antara lain oleh meningkatnya harga bibit kacang tanah, bibit kacang hijau, fungisida, upah menuai/memanen, sprayer, ongkos angkut, bibit padi, NP/NPK, upah menanam, upah pengeringan, oli, akarisida, insektisida.
b.
Subsektor Hortikultura (NTPH)
Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura (NTPH) pada bulan Maret 2016 mengalami peningkatan sebesar 1,86 persen. Hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks yang diterima petani sebesar 2,09 persen lebih tinggi dari tingkat peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,22 persen. Indeks yang diterima (It) sub kelompok sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman obat mengalami peningkatan masing-masing sebesar 2,91 persen; 0,90 persen dan 0,91 persen, yang disebabkan oleh menurunnya harga produksi hortikultura seperti alpukat, duku/langsat, manggis, sawo, kol/kubis, jahe, cabai rawit, bawang merah, ketimun, cabai merah, terung panjang, melinjo, kacang panjang, rambutan, tomat, jeruk besar, mangga, semangka, sirsak, petsai, pisang. Peningkatan indeks yang dibayar (Ib) petani hortikultura disebabkan oleh peningkatan indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,23 persen dan 0,19 persen. Dimana peningkatan indeks BPPBM disebabkan meningkatnya harga kereta dorong, bibit kentang, obat perekat/lem, karung, insektisida, bibit melon, bibit terung, parang, oli, ongkos angkut, bibit cabe, bibit sawi, upah penyemprotan, upah pemupukan, arit/sabit, upah menuai/memanen, upah menyiangi.
c.
Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)
Pada bulan Maret 2016 Nilai Tukar Petani untuk sub sektor perkebunan rakyat (NTPR) terjadi peningkatan sebesar 0,26 persen, hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks yang diterima petani sebesar 0,75 persen lebih tinggi dari tingkat peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,48 persen. Meningkatnya indeks yang diterima petani disebabkan karena kenaikan harga hasil produksi perkebunan rakyat antara lain kemiri, kopi, kelapa, kakao, cengkeh, jarak. Peningkatan indeks yang dibayar (Ib) petani perkebunan rakyat disebabkan oleh meningkatnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,57 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,04 persen. Dimana peningkatan indeks BPPBM disebabkan meningkatnya harga oli, tampah/nyiru, urea, upah pengendalian hama, upah pemupukan, bensin, ember, upah (menanam, memanen, menyiangi, mencangkul). Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 23/04/52/Th.IX, 1 April 2016
5
d.
Subsektor Peternakan (NTPT)
Pada bulan Maret 2016, NTPT mengalami penurunan sebesar 0,53 persen, hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani menurun sebesar 0,26 persen sedangkan indeks yang dibayar petani meningkat sebesar 0,27 persen. Indeks harga yang diterima (It) peternak pada sub kelompok Ternak Besar dan Ternak Kecil mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,35 persen dan 0,31 persen. Sedangkan It peternak sub kelompok Unggas dan Hasil Ternak meningkat masing-masing sebesar 0,42 persen dan 0,51 persen. Dimana penurunan It sub sektor peternakan disebabkan menurunnya harga produksi peternakan antara lain itik/bebek, ayam ras petelur, sapi potong, kambing, kerbau, ayam ras pedaging. Peningkatan Indeks yang dibayar petani (Ib) disebabkan meningkatnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,47 persen, sedangkan indeks BPPBM menurun sebesar 0,12 persen. Dimana penurunan indeks BPPBM disebabkan oleh menurunnya harga dedak, bibit ayam ras pedaging, pur, bibit bebek/itik, solar, jerami, bensin.
e.
Subsektor Perikanan (NTNP)
Pada bulan Maret 2016, NTNP mengalami penurunan sebesar 0,46 persen, hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani menurun sebesar 0,03 persen sedangkan indeks yang dibayar petani meningkat sebesar 0,43 persen. Indeks harga yang diterima (It) sub kelompok penangkapan mengalami peningkatan sebesar 0,47 persen sedangkan sub kelompok budidaya menurun 0,99 persen. Penurunan It disebabkan menurunnya harga produksi perikanan antara lain ikan kurisi/kerisi, pari, tongkol, rumput laut, kembung, kerapu, tenggiri. Indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami peningkatan yang disebabkan oleh peningkatan indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM masingmasing sebesar 0,37 persen dan 0,55 persen. Peningkatan indeks BPPBM antara lain dipengaruhi oleh meningkatnya harga jaring angkat, dedak, ongkos angkut, bensin, solar, es batu, oli/pelumas, sewa alat penangkapan, minyak tanah.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No.23/04/52/Th.IX, 1 April 2016
Tabel 2 Indeks yang Diterima dan Indeks Yang Dibayar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Per Sub Sektor Maret 2016 (2012=100) Subsektor
Bulan
Persentase Perubahan
Februari 2016
Maret 2016
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani - Padi - Palawija b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
127,90 130,26 122,30 120,85 123,22 114,99
126,73 127,42 125,10 121,27 123,69 115,26
-0,91 -2,18 2,29 0,34 0,38 0,24
2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman Obat b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
116,13 131,13 99,30 133,96 122,01 123,98 113,30
118,56 134,95 100,19 135,18 122,28 124,27 113,52
2,09 2,91 0,90 0,91 0,22 0,23 0,19
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani
114,32
115,17
0,75
- Tanaman Perkebunan Rakyat b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
114,32 122,60 125,02 111,52
115,17 123,20 125,74 111,56
0,75 0,48 0,57 0,04
4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
137,79 140,62 136,37 119,03 119,77 118,64 122,89 111,17
137,43 140,13 135,94 119,53 120,38 118,96 123,47 111,04
-0,26 -0,35 -0,31 0,42 0,51 0,27 0,47 -0,12
5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani - Penangkapan - Budidaya b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga
117,97 127,52 103,40 118,09 123,15
117,93 128,12 102,38 118,59 123,61
-0,03 0,47 -0,99 0,43 0,37
111,61
112,22
0,55
a. Indeks Diterima Petani
126,47
126,33
-0,11
b. Indeks Dibayar Petani
120,62
121,02
0,33
- Konsumsi Rumah Tangga
123,52
124,03
0,41
- BPPBM
113,14
113,27
0,12
(1)
- Indeks BPPBM Gabungan
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 23/04/52/Th.IX, 1 April 2016
7
4.
Perbandingan antar Provinsi
Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan Maret 2015, terdapat 10 provinsi yang mengalami peningkatan NTP dan 23 provinsi mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi terjadi di Provinsi Maluku Utara (0,73 persen), diikuti oleh Provinsi Bengkulu (0,64 persen) dan Sulteng (0,59 persen). Sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Banten (-1,72 persen) diikuti oleh Provinsi Jatim ( -1,48 persen ) dan Jabar ( -1,47 persen ). Tabel 3. Nilai Tukar Petani Provinsi di Indonesia dan Persentase Perubahannya Maret 2016 (2012=100) Kode
Provinsi
(1)
(2)
11 12 13 14 15 16 17 18 19 21 31 32 33 34 35 36 51 52 53 61 62 63 64 71 72 73 74 75 76 81 82 91
NAD SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG BABEL KEPRI DKI JABAR JATENG YOGYAKARTA JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM SULUT SULTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT
94
PAPUA Nasional
8
IT
IB
NTP
Indeks (3) 118,37
% Perub (4) -0,58
Indeks (5) 121,73
% Perub (6) 0,08
Indeks (7) 97,25
% Perub (8) -0,66
122,60
0,60
123,63
0,65
99,17
-0,04
120,12
1,18
122,10
1,37
98,38
-0,19
119,89
1,16
123,14
0,60
97,36
0,56
119,12
1,33
122,89
0,95
96,93
0,37
114,97
0,04
121,69
0,58
94,48
-0,54
114,46
1,62
123,58
0,97
92,61
0,64
125,80
0,18
122,46
1,02
102,73
-0,84
121,36
0,94
119,15
0,47
101,85
0,47
115,97
0,12
118,28
0,50
98,04
-0,38
117,58
-0,03
118,92
0,67
98,88
-0,70
132,65
-0,74
125,33
0,74
105,84
-1,47
122,37
-0,24
123,10
0,89
99,40
-1,12
126,21
-0,29
123,05
1,00
102,57
-1,28
130,22
-0,68
125,49
0,81
103,77
-1,48
127,68
-1,09
121,90
0,65
104,74
-1,72
126,93
-0,26
121,04
0,28
104,86
-0,54
126,33
-0,11
121,02
0,33
104,38
-0,44
121,56
-0,10
120,68
0,30
100,73
-0,40
115,23
0,09
121,64
0,56
94,73
-0,46
117,18
-0,19
121,53
0,48
96,42
-0,66
115,95
-0,85
118,72
0,31
97,67
-1,16
118,77
0,29
121,85
0,42
97,46
-0,13
119,53
-0,25
123,44
0,40
96,83
-0,65
121,33
1,19
121,74
0,59
99,67
0,59
129,82
-0,79
123,20
0,06
105,37
-0,85
120,32
-0,41
121,16
0,15
99,31
-0,56
130,41
0,15
124,34
0,55
104,89
-0,39
125,19
0,10
117,98
0,03
106,11
0,07
128,16
0,37
123,36
0,30
103,90
0,06
124,86
0,82
118,98
0,09
104,94
0,73
121,60
0,51
121,92
0,06
99,74
0,45
114,24
0,31
118,84
0,15
96,13
0,16
124,81
-0,22
123,18
0,68
101,32
-0,89
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No.23/04/52/Th.IX, 1 April 2016
5.
Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah perdesaan. Dari penghitungan indeks konsumsi rumah tangga yang dilaporkan pada bulan Maret 2016 di Provinsi NTB terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,41 persen. Inflasi disebabkan karena terjadinya peningkatan indeks konsumsi rumah tangga pada 5 kelompok pengeluaran yaitu kelompok Bahan Makanan (0,88 %), Kesehatan (0,21 %), Sandang (0,12 %), Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau (0,10 %), Pendidikan, Rekreasi & Olahraga (0,02 %). Sedangkan kelompok Perumahan dan kelompok Transportasi & Komunikasi mengalami penurunan indeks masing-masing sebesar 0,21 persen dan 0,06 persen. Tabel 4 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi NTB Maret 2016 (2012=100)
Sub Kelompok
Februari 2016
Maret 2016
Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
Konsumsi Rumah tangga
123,52
124,03
0,41
- Bahan makanan
130,50
131,65
0,88
- Makanan jadi
116,19
116,30
0,10
- Perumahan
118,50
118,26
-0,21
- Sandang
118,41
118,55
0,12
- Kesehatan
115,33
115,57
0,21
- Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga
109,26
109,29
0,02
- Transportasi dan Komunikasi
126,47
126,40
-0,06
Inflasi perdesaan yang terjadi pada bulan Maret 2016 di Provinsi NTB disebabkan antara lain oleh meningkatnya harga kebutuhan konsumsi rumah tangga antara lain cabai rawit, cabai merah, bawang putih, bawang merah, mantri kesehatan, ikan tongkol, kunyit, tomat sayur, ketela pohon, ikan tembang, ketela rambat, teri, cumi-cumi, rantai motor, ketimun, ikan cakalang, kacang kedele, sandal jepit karet, bumbu jadi, kelapa tua, ikan rajungan.
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 23/04/52/Th.IX, 1 April 2016
9
Grafik 3. Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi di Indonesia Maret 2016 (2012=100)
NASIONAL SULBAR NAD PAPUA BARAT SULSEL MALUKU UTARA SULTRA
KALBAR
0,95 0,05 0,05 0,09 0,10 0,11 0,16 PAPUA
BALI
0,18 0,33 MALUKU KALSEL
NTB
NTT
0,34 0,37 0,41 0,42
KEPRI
SULUT
0,67
SULTENG
KALTIM
0,69
GORONTALO
0,46
0,70
RIAU
BABEL
0,73
SUMUT
0,52
0,74
SUMSEL
KALTENG
0,75
BANTEN
0,54
0,79
0,55
0,79
JABAR
DKI BENGKULU
1,07 1,14
JAMBI LAMPUNG
1,17
JATENG
JATIM 1,34
YOGYAKARTA
1,19
1,34
1,19
1,34
SUMBAR
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No.23/04/52/Th.IX, 1 April 2016
10
1,82
2,00 1,80 1,60 1,40 1,20 1,00 0,80 0,60 0,40 0,20 0,00
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Jl. Gunung Rinjani No. 2 Mataram 83125 Tlp. (0370) 621385 Fax. (0370) 623801 E-mail :
[email protected] Homepage : http://ntb.bps.go.id Contact person
: Ni Kadek Adi Madri, SE Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi NTB
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 23/04/52/Th.IX, 1 April 2016
11