Perkembangan Nilai Tukar Petani, Harga Produsen Gabah dan Harga Beras di Penggilingan No. 54/10/32/Th. XIX, 2 Oktober 2017
BERITA RESMI STATISTIK
PROVINSI JAWA BARAT
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN Nilai Tukar Petani Jawa Barat September 2017 Sebesar 105,98 (2012=100)
• Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Barat pada September 2017 (2012 =100) sebesar 105,98 atau naik sebesar 0,58 persen dibandingkan NTP Agustus 2017 yang tercatat sebesar 105,37. Kenaikan NTP tersebut disebabkan oleh kenaikan Indeks Harga Diterima Petani (IT) sebesar 0,57 persen sementara Indeks Harga Dibayar Petani (IB) tidak mengalami perubahan indeks atau tetap. • September 2017 dari lima Subsektor pertanian hanya satu subsektor yang mengalami kenaikan NTP, yakni NTP Subsektor Tanaman Pangan naik 2,33 persen dari 98,28 menjadi 100,58, sementara empat Subsektor lainnya mengalami penurunan tertinggi terjadi pada NTP Subsektor Hortikultura turun 0,91 persen dari 112,98 menjadi 111,96, diikuti NTP Perikanan turun sebesar 0,48 persen dari 102,38 menjadi 101,90, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 0,35 persen dari 103,28 menjadi 102,92, dan NTP Subsektor Peternakan juga mengalami penurunan sebesar 0,35 persen dari 115,31 menjadi 114,90. • Di Daerah Perdesaan Jawa Barat Konsumsi Rumah Tangga pada September 2017 terjadi deflasi sebesar 0,16 persen. Dari tujuh kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi hanya Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,58 persen sementara enam kelompok lainnya mengalami inflasi, tertinggi terjadi pada Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau inflasi sebesar 0,24 persen, diikuti Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga inflasi sebesar 0,18 persen, Kelompok Sandang inflasi sebesar 0,05 persen, Kelompok Transportasi & Komunikasi inflasi sebesar 0,03 persen, Kelompok Perumahan dan Kelompok Kesehatan inflasi yang sama sebesar 0,02 persen. • September 2017, harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Petani Jawa Barat sebesar Rp. 4.806,26 per kilogram atau naik 1,16 persen dibandingkan harga GKP Agustus 2017 Rp. 4.751.17. Gabah Kering Giling (GKG) di Tingkat Petani naik 4,25 persen dari Rp. 5.387,50 menjadi Rp. 5.616,67 per kilogram, dan untuk Gabah Kualitas Rendah naik 2,67 persen dari Rp. 3.830,58 menjadi Rp. 3.932,73 per kilogram. • September 2017, rata-rata harga beras di Tingkat Penggilingan Rp. 9.777,53 per kilogram atau naik 1,86 persen dibandingkan Agustus 2017 yang tercatat Rp. 9.599,12. Berdasarkan patahan (broken) beras, kualitas Beras Premium turun 0,75 persen dari Rp. 10.142,00 menjadi Rp. 10.066,04, beras Medium naik 2,98 persen dari Rp. 9.248,63 menjadi Rp. 9.524,64, dan Beras kualitas Rendah naik 5,72 persen dari Rp. 9.100,00 menjadi Rp. 9.620,83.
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN
1
A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani Sebagai proxy indikator kesejahteraan petani, Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dengan cara membandingkan dua indeks yaitu Indeks Harga Diterima Petani dengan Indeks Harga Dibayar Petani. Angka NTP menunjukkan kemampuan tukar (term of trade) komoditas hasil pertanian dengan barang dan jasa konsumsi petani baik untuk keperluan rumah tangga petani maupun biaya keperluan proses produksi. Semakin tinggi angka NTP maka ini berarti semakin kuat kemampuan daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga di 18 kabupaten di Provinsi Jawa Barat pada September 2017 NTP Jawa Barat mengalami kenaikan 0,58 persen dibandingkan NTP Agustus 2017 dari 105,37 menjadi 105,98. Hal ini dikarenakan indeks harga hasil produksi pertanian, Indeks Harga Diterima Petani (IT) naik sebesar 0,57 persen sementara indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi petani atau Indeks Harga Dibayar Petani (IB) tidak mengalami kenaikan atau tetap bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. September 2017 dari lima Subsektor pertanian hanya satu subsektor yang mengalami kenaikan NTP, yakni NTP NTP Subsektor Tanaman Pangan naik 2,33 persen dari 98,28 menjadi 100,58, sementara empat Subsektor lainnya mengalami penurunan tertinggi terjadi pada NTP Subsektor Hortikultura turun 0,91 persen dari 112,98 menjadi 111,96, diikuti NTP Perikanan turun sebesar 0,48 persen dari 102,38 menjadi 101,90, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 0,35 persen dari 103,28 menjadi 102,92, dan NTP Subsektor Peternakan juga mengalami penurunan sebesar 0,35 persen dari 115,31 menjadi 114,90. Gambar 1 Perkembangan Indeks Harga di Terima, Indeks Harga di Bayar dan Nilai Tukar Petani 150.00
130.00
110.00
90.00
Sept'16
Nov'16
Jan'17
Maret'17
IT
Mei'17
IB
Juli'17
Sept'17
NTP
2. Indeks Harga Diterima Petani (IT) Perkembangan Indeks Harga Diterima Petani (IT) menunjukkan fluktuasi harga komoditas yang dihasilkan petani. Pada September 2017, IT Gabungan dari lima subsektor pertanian mengalami kenaikan sebesar 0,57 persen dibandingkan IT Agustus 2017 dari 138,42 menjadi 139,21. Bila dirinci menurut subsektor, IT Subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 2,33 persen dari 132,94 menjadi 136,04, sementara IT Subsektor Hortikultura turun sebesar 0,97 persen dari 151,26 menjadi 149,79, IT Subsektor Perikanan turun sebesar 0,46 persen dari 131,84 menjadi 131,24, IT Subsektor Peternakan turun sebesar 0,38 persen dari 140,94 menjadi 140,40, dan IT
2
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 0,25 persen dari 134,18 menjadi 133,84.m
3. Indeks Harga Dibayar Petani (IB) Harga barang dan jasa yang dikonsumsi petani baik untuk rumah tangga petani maupun kebutuhan proses produksi pada September 2017 tidak mengalami perubahan indeks atau tetap bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu 131,37. IB dari lima subsektor ada dua subsektor yang mengalami inflasi, tertinggi terjadi pada IB Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,06 persen, dan IB subsektor Perikanan naik sebesar 0,02 persen, sementara IB Subsektor Hortikultura turun sebesar 0,06 persen, dan IB Subsektor Peternakan turun sebesar 0,03 persen, sedangkan IB Subsektor Tanaman Pangan tidak mengalami perubahan atau tetap bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Di Daerah Perdesaan Jawa Barat Konsumsi Rumah Tangga pada September 2017 terjadi deflasi sebesar 0,16 persen. Dari tujuh kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi hanya Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,58 persen sementara enam kelompok lainnya mengalami inflasi, tertinggi terjadi pada Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau inflasi sebesar 0,24 persen, diikuti Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga inflasi sebesar 0,18 persen, Kelompok Sandang inflasi sebesar 0,05 persen, Kelompok Transportasi & Komunikasi inflasi sebesar 0,03 persen, Kelompok Perumahan dan Kelompok Kesehatan inflasi yang sama sebesar 0,02 persen. Indeks yang dibayar petani untuk keperluan proses produksi, Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) pada September 2017 mengalami inflasi sebesar 0,41 persen. Berdasarkan kelompok, enam kelompok pengeluaran serentak mengalami inflasi, tertinggi Kelompok Upah Buruh inflasi sebesar 0,73 persen, diikuti Kelompok Penambahan Barang Modal inflasi sebesar 0,43 persen, Kelompok Bibit dan Kelompok Transportasi mengalami inflasi yang sama sebesar 0,14 persen, Kelompok Pupuk, Obat-obatan & Pakan inflasi sebesar 0,12 persen, dan Kelompok Biaya Sewa & Pengeluaran Lainnya mengalami inflasi sebesar 0,08 persen.
4. Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Subsektor Pertanian a. NTP Tanaman Pangan NTP Subsektor Tanaman Pangan pada September 2017 mengalami kenaikan sebesar 2,33 persen dari 97,28 menjadi 100,58, hal ini disebabkan oleh indeks yang diterima petani (IT) naik sebesar 2,33 persen sementara indeks yang dibayar petani (IB) tidak mengalami kenaikan atau tetap bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Naiknya IT Subsektor Tanaman Pangan dikarenakan IT Subkelompok Padi naik 2,68 persen dan IT Subkelompok Palawija naik sebesar 0,37 persen. Di sisi pengeluaran petani, IB tidak mengalami perubahan atau tetap akibat IB Sub Kelompok Konsumsi Rumah tangga (IKRT) deflasi sebesar 0,67 sementara IB Subkelompok Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal (BPPBM) inflasi 0,63 persen. b. NTP Hortikultura September 2017, Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura mengalami penurunan sebesar 0,91 persen dari 112,98 menjadi 111,96, hal ini disebabkan indeks diterima petani (IT) turun 0,97 persen dan indeks dibayar petani (IB) turun sebesar 0,06 persen. Turunnya IT Hortikultura akibat IT Subkelompok Sayur-sayuran turun sebesar 1,18 persen, IT Subkelompok Buah-buahan turun sebesar 0,77 persen, sedangkan IT Subkelompok Tanaman Obat naik sebesar 0,95 persen. Di sisi pengeluaran, IB Subsektor Hortikultura mengalami deflasi sebesar 0,06 persen akibat IB Subkelompok Konsumsi Rumah Tangga deflasi 0,13 persen sedangkan Subkelompok Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal mengalami inflasi sebesar 0,18 persen.
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN
3
c.NTP Tanaman Perkebunan Rakyat NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat pada September 2017 mengalami penurunan sebesar 0,35 persen dibandingkan Agustus 2017 dari 103,28 menjadi 102,92. Hal ini disebabkan oleh Indeks Diterima Petani (IT) mengalami penurunan sebesar 0,25 persen dan Indeks Dibayar Petani (IB) naik sebesar 0,10 persen. Untuk kelompok pengeluaran, IB Subkelompok Konsumsi Rumah Tangga mengalami deflasi sebesar 0,13 persen sedangkan IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal inflasi sebesar 0,57 persen. d. NTP Peternakan September 2017, NTP Subsektor Peternakan pada posisi 114,90 tercatat mengalami penurunan sebesar 0,35 persen dari NTP Agustus 2017 sebesar 115,31. Indeks Diterima Petani (IT) turun sebesar 0,38 persen dan Indeks yang Dibayar Petani (IB) turun sebesar 0,03 persen. Bila dirinci per subkelompok, Subkelompok Ternak Besar turun sebesar 1,47 persen, Subkelompok Ternak Kecil turun sebesar 0,90 persen, Subkelompok Unggas naik sebesar 0,38 persen, sementara Subkelompok Hasil Ternak naik sebesar 0,72 persen. Di sisi pengeluaran petani, Indeks Dibayar Petani (IB) mengalami penurunan 0,03 persen akibat IB Konsumsi Rumah Tangga turun sebesar 0,19 persen, dan IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal naik sebesar 0,12 persen. e.NTP Perikanan Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan pada September 2017 mengalami penurunan sebesar 0,48 persen dibandingkan Agustus 2017 dari 102,38 menjadi 101,90. Hal ini terjadi akibat indeks Diterima Petani (IT) turun sebesar 0,46 persen sementara Indeks Dibayar Petani (IB) naik sebesar 0,02 persen. Dari sisi pendapatan petani, IT Subkelompok Penangkapan Ikan naik sebesar 0,44 persen sementara IT Subkelompok Budidaya turun 0,54 persen. Dari sisi pengeluaran, Indeks yang dibayar (IB) mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen akibat IB Konsumsi Rumah tangga naik 0,02 persen, sementara IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal tidak mengalami perubahan indeks bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
4
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN
Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jawa Barat per Subsektor Pertanian serta Perubahannya (2012=100), September 2017 Subsektor
Indeks
[1] 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Agustus 2017
September 2017
Perubahan September 2017 Thd Agustus 2017 (%)
[2]
[3]
[4]
Tanaman Pangan a.
Indeks yang Diterima Petani (IT)
132,94
136,04
2,33
b.
Indeks yang Dibayar Petani (IB)
135,26
135,26
0,00
c.
Nilai Tukar Petani (NTP-TP)
98,28
100,58
2,33
d.
Nilai Tukar Usaha Pertanian
105,98
107,77
1,69
Hortikultura a.
Indeks yang Diterima Petani (IT)
151,26
149,79
-0,97
b.
Indeks yang Dibayar Petani (IB)
133,88
133,80
-0,06
c.
Nilai Tukar Petani (NTP-H)
112,98
111,96
-0,91
d.
Nilai Tukar Usaha Pertanian
124,56
123,13
-1,15 -0,25
Tanaman Perkebunan Rakyat a.
Indeks yang Diterima Petani (IT)
134,18
133,84
b.
Indeks yang Dibayar Petani (IB)
129,92
130,04
0,10
c.
Nilai Tukar Petani (NTP-R)
103,28
102,92
-0,35
d.
Nilai Tukar Usaha Pertanian
115,51
114,56
-0,82
Peternakan a.
Indeks yang Diterima Petani (IT)
140,94
140,40
-0,38
b.
Indeks yang Dibayar Petani (IB)
122,23
122,20
-0,03
c.
Nilai Tukar Petani (NTP-Pt)
115,31
114,90
-0,35
d.
Nilai Tukar Usaha Pertanian
127,74
127,10
-0,50 -0,46
Perikanan a.
a. Indeks yang Diterima Petani (IT)
131,84
131,24
b.
b. Indeks yang Dibayar Petani (IB)
128,77
128,79
0,02
c.
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi)
102,38
101,90
-0,48
d.
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian
115,83
115,30
-0,46
Gabungan a.
Indeks yang Diterima Petani (IT)
138,42
139,21
0,57
b.
Indeks yang Dibayar Petani (IB)
131,37
131,36
0,00
c.
Nilai Tukar Petani (NTP-Pi)
105,37
105,98
0,58
d.
Nilai Tukar Usaha Pertanian
115,54
115,73
0,17
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN
5
Tabel 2 Indeks Harga Diterima Petani, Indeks Harga Dibayar Petani per Subkelompok Pengeluaran serta Perubahannya (2012=100) September 2017 Indeks Gabungan Subsektor Subsektor [1]
Agustus 2017
September 2017
Perubahan September 2017 Thd Agustus 2017 (%)
[2]
[3]
[4]
1.
INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI
138.42
139.21
0.57
2.
INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI
131.37
131.36
0.00
2.1
KONSUMSI RUMAH TANGGA
138.34
138.12
-0,16
2.1.1
Bahan Makanan
147.18
146.34
-0.58
2.1.2
Makanan Jadi
140.53
140.87
0.24
2.1.3
Perumahan
128.23
128.26
0.02
2.1.4
Sandang
130.36
130.43
0.05
2.1.5
Kesehatan
123.73
123.76
0.02
2.1.6
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
124.58
124.80
0.18
2.1.7
Transportasi dan Komunikasi
147.18
146.34
-0.58
2.2
BIAYA PRODUKSI DAN PENAMBAHAN BARANG MODAL
119.81
120.29
0.41
2.2.1.
Bibit
119.93
120.11
0.14
2.2.2.
Pupuk dan Obat-obatan
114.10
114.24
0.12
2.2.3.
Biaya Sewa dan Pngeluaran Lain
115.84
115.93
0.08
2.2.4.
Transportasi
134.84
135.03
0.14
2.2.5.
Penambahan Barang Modal
117.69
118.19
0.43
2.2.6.
Upah Buruh
124.76
125.68
0.73
3.
NILAI TUKAR PETANI
105.37
105.98
0.58
4.
NILAI TUKAR USAHA PERTANIAN
115.54
115,73
0,17
5. Perbandingan NTP Enam Provinsi di Pulau Jawa Enam provinsi di Pulau Jawa serentak mengalami kenaikan NTP pada September 2017, kenaikan tertinggi pada NTP Jawa Tengah naik 1,01 persen, diikuti NTP Jawa Timur naik sebesar 0,92 persen, NTP Banten naik sebesar 0,85 persen, NTP Jawa Barat naik 0,58 persen, dan NTP DKI Jakarta serta NTP DI Yogyakarta mengalami kenaikan NTP yang sama sebesar 0,16 persen. Secara Nasional, NTP September 2017 dibandingkan Agustus 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,61 persen dari 101,60 menjadi 102,22.
6
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN
Tabel 3 Perbandingan NTP Enam Provinsi di Pulau Jawa dan Nasional [2012=100], September 2017 NTP
Provinsi
Agustus 2017
September 2017
Perubahan Agustus Thd Juli 2017 (%)
[2]
[3]
[4]
[1] DKI Jakarta
97,54
97,69
0,16
Jawa Barat
105,37
105,98
0,58
Jawa Tengah
101,53
102,56
1,01
DI Yogyakarta
102,87
103,03
0,16
Jawa Timur
105,40
106,37
0,92
Banten
99,83
100,69
0,85
Nasional
101,60
102,22
0,61
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH September 2017, harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Petani Jawa Barat sebesar Rp. 4.806,26 per kilogram atau naik 1,16 persen dibandingkan harga GKP Agustus 2017 Rp. 4.751.17. Gabah Kering Giling (GKG) di Tingkat Petani naik 4,25 persen dari Rp. 5.387,50 menjadi Rp. 5.616,67 per kilogram, dan untuk Gabah Kualitas Rendah naik 2,67 persen dari Rp. 3.830,58 menjadi Rp. 3.932,73 per kilogram. Gambar 2 Perkembangan Harga Rata-rata Gabah di Tingkat Petani Jawa Barat (Rp/Kg)
6000
5000
4000
3000 GKP
2000
1.
Sept'16
Nov'16
GKG
Jan'17
Gabah Kualitas Rendah
Maret'17
Mei'17
Juli'17
Sept'17
Harga Gabah Tertinggi dan Terendah
September 2017, jumlah transaksi gabah yang terpantau melalui Survei Monitoring Gabah di Jawa Barat sebanyak 199 transaksi, tersebar di 17 Kabupaten Jawa Barat. Diantaranya transaksi GKP sebanyak 159 observasi (79,90 persen), transaksi GKG sebanyak 18 observasi (9,04 persen) dan transaksi Gabah Kualitas Rendah sebanyak 22 observasi (11,06 persen). Dari hasil pengamatan, harga transaksi GKP di Tingkat Petani yang terendah sebesar Rp, 4.200,00 per kilogram terjadi di Kabupaten Karawang (1 observasi), dengan harga di Tingkat Penggilingan Rp, 4.260,00 akibat adanya ongkos angkut dari lokasi transaksi GKP ke penggilingan terdekat Rp. 60,- per kilogram. Harga transaksi GKP tertinggi di Tingkat Petani sebesar Rp. 5.900,00,- juga
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN
7
dijumpai di Kabupaten Karawang (2 observasi), dengan harga di Tingkat Penggilingan sebesar Rp. 6.100,00. Untuk transaksi GKG di Jawa Barat pada September 2017 harga transaksi di Tingkat Penggilingan secara rata-rata sebesar Rp. 5.719,44 per kilogram, dimana harga GKG Penggilingan yang terendah sebesar Rp. 5.100,00,- per kilogram dijumpai di Kabupaten Kuningan (2 observasi). Harga GKG Penggilingan tertinggi sebesar Rp, 6.300,00,- per kilogram dijumpai di Kabupaten Indramayu (2 observasi). Tabel 4 Jumlah Observasi Gabah, Harga Gabah serta Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menurut Kelompok Kualitas Gabah di Jawa Barat, September 2017
Terendah
Tertinggi
Rata-Rata
Rata-rata Harga di Tingkat Penggilingan
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
GKG
18 (9,04 %)
5.000,00
6.200,00
5.616,67
5.719,44
4.600,00
GKP
159 (79,80 %)
4.200,00
5.900,00
4.806,26
4.918,55
3.750,00
Rendah
22 (11,06 %)
3.500,00
5.450,00
3.932,73
4.078,43
-
Kelompok Kualitas Gabah
Jumlah Observasi (%)
[1]
Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp/Kg)
HPP Di Tingkat Penggilingan
Jumlah 199 (100,00 %) Keterangan : GKG (Gabah Kering Giling) : Kadar Air ≤ 14,00 % dan Kadar Hampa/Kotoran ≤ 3,00 % GKP (Gabah Kering Panen) : Kadar Air (14,01 % - 25,00 %) dan Kadar Hampa/Kotoran (3,01 % - 10,00 %) Rendah (di luar Kualitas) : Kadar Air > 25,00 % dan Kadar Hampa/Kotoran > 10,00 %
2. Kasus Gabah Kualitas Rendah Transaksi Gabah Kualitas Rendah pada September 2017 terpantau sebanyak 22 observasi dari total transaksi 199 observasi atau 11,06 persen, yaitu dijumpai terjadi di Kabupaten Bogor sebanyak 6 observasi, Kabupaten Sukabumi 13 observasi, dan Kabupaten Pangandaran 3 observasi. Harga terendah Gabah Kualitas Rendah di Tingkat Petani sebesar Rp, 3.500,00,- per kilogram terjadi di Kabupaten Bogor (1 observasi), dan Gabah Kualitas Rendah dengan harga tertinggi sebesar Rp, 5.450,00,- dijumpai di Kabupaten Pangandaran (1 observasi).
C. PERKEMBANGAN HARGA BERAS DI TINGKAT PENGGILINGAN Pemantauan harga beras di Tingkat Penggilingan pada September 2017 dilakukan di 17 Kabupaten Jawa Barat yang tersebar di 41 Kecamatan dengan jumlah observasi sebanyak 148 transaksi. Diantaranya Beras Premium sebanyak 67 observasi (45,27 persen), Beras Medium 69 observasi (46,62 persen) dan Beras kualitas Rendah 12 observasi (8,11 persen). Pada September 2017, rata-rata harga beras di Tingkat Penggilingan sebesar Rp. 9.777,53 per kilogram atau mengalami penurunan sebesar 0,75 persen dibandingkan harga beras Agustus 2017 yang tercatat sebesar Rp. 9.599,12. Berdasarkan kualitas beras yang dikelompokkan menurut patahan (broken) beras, Beras Premium turun 0,75 persen dari Rp. 10.142,00 menjadi Rp. 10.066,04, sedangkan Beras Medium naik 2,98 persen dari Rp. 9.248,63 menjadi Rp. 9.524,64, dan Beras kualitas Rendah naik 5,72 persen dari Rp. 9.100,00 menjadi Rp. 9.620,83. Perkembangan harga beras di penggilingan menunjukkan pola yang fluktuatif. Sepanjang September 2016 sampai September 2017, penurunan rata-rata harga terjadi di enam bulan yaitu pada November, Desember 2016, Maret, April, dan Juni 2017 dengan harga terendah sebesar Rp, 9.307,30 per kilogram terjadi pada September 2016.
8
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN
Gambar 3 Perkembangan Harga Beras di Tingkat Penggilingan Di Jawa Barat (Rp/Kg) 11000.00 10000.00 9000.00 8000.00
PREMIUM
MEDIUM
7000.00
RENDAH
RATA-RATA
6000.00
SEP'16
NOV'16
JAN'17
MAR'17
MEI'17
JULI'17
SEP'17
Tabel 5 Rata-rata Harga Beras di Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas Beras di Jawa Barat Kelompok Kualitas
Rata-Rata Harga Beras per Kg Sept 2016
Okt 2016
Nov 2016
Des 2016
Jan 2017
Feb 2017
Mar 2017
Apr 2017
Mei 2017
Juni 2017
Juli 2017
Ags 2017
Sept 2017
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
Premium
9.900
9777
9924
9757
9787
9936
10095
9884
10066
10201
10130
10142
10066
Medium
8.943
9135
9139
9171
9342
9334
9019
9149
9427
9265
9242
9249
9525
Rendah
8.450
8843
8722
8950
8829
8900
7943
8300
8720
8485
8754
9100
9621
Rata-rata
9.307
9407
9407
9390
9474
9568
9456
9377
9637
9586
9591
9599
9778
[1]
Keterangan : Premium : Kadar Broken ≤ 10,00 % Medium : Kadar Broken (10,01 % - 20,00 %) Rendah : Kadar Broken > 20,00 %
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN
9
Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat Jl. PHH Mustofa No. 43 Bandung 40124
Ir. Dudung Supriyadi
Kepala Bidang Statistik Distribusi Telepon: (022) 7272595 E-mail:
[email protected] Website : jabar.bps.go.id
Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh Undang-Undang, hak cipta melekat pada Badan Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik.
10 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN