BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 59/09/52/Th.IX, 1 September 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT MENURUT SUB SEKTOR BULAN AGUSTUS 2016
Penghitungan Nilai Tukar Petani menggunakan tahun dasar 2012=100 dimana pada bulan Agustus 2016 tercatat Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) sebesar 106,06; Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 97,12; Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 93,31; Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 119,97 dan Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) 103,09. Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap (NTN) tercatat 111,88 dan NTP Perikanan Budidaya (NTPi) tercatat 88,96. Secara gabungan, Nilai Tukar Petani Provinsi NTB sebesar 106,26 yang berarti NTP bulan Agustus 2016 mengalami peningkatan 1,48 persen bila dibandingkan dengan bulan Juli 2016 dengan Nilai Tukar Petani sebesar 104,71. Nilai Tukar Usaha Pertanian Provinsi NTB yang diperoleh dari hasil bagi antara indeks yang diterima petani dengan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM), pada bulan Agustus 2016 tercatat 113,95 yang berarti mengalami peningkatan 1,23 persen dibandingkan bulan Juli 2016 dengan Nilai Tukar Usaha Pertanian 112,57. Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan Agustus 2016, terdapat 16 provinsi yang mengalami peningkatan NTP dan 17 provinsi mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi terjadi di Provinsi Sumsel yaitu sebesar 1,61 persen, dimana indeks harga yang diterima meningkat hingga 1,42 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Babel yaitu sebesar 1,30 persen, dimana indeks yang diterima petani menurun sebesar 1,12 persen. Pada bulan Agustus 2016, terjadi deflasi di daerah perdesaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 0,13 persen. Deflasi disebabkan karena terjadinya penurunan indeks konsumsi rumah tangga pada 4 kelompok pengeluaran yaitu kelompok Bahan Makanan (-0,50%), Sandang (-0,12%), Transportasi & Komunikasi (-0,03 %), Pendidikan, Rekreasi & Olahraga (-0,01 %). Sedangkan 3 kelompok lainnya mengalami peningkatan indeks yaitu kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau (0,40 %), Kesehatan (0,35 %) dan Perumahan (0,21 %).
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 59/09/52/Th.IX, 1 September 2016
1
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan pada 8 Kabupaten di Provinsi NTB, terjadi NTP yang berfluktuasi setiap bulannya. (2012=100)
Pada bulan Agustus 2016 dengan tahun dasar
NTP Provinsi NTB berada di atas
100 ( tercatat 106,26 ) yang berarti petani
mengalami peningkatan daya beli, karena kenaikan harga produksi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga input produksi dan kebutuhan konsumsi rumah tangganya. Grafik 1 NTP Provinsi NTB Januari 2015 – Agustus 2016 (2012=100) 107 106
106,43 106,22 105,97 105,53 104,78
Nilai Tukar Petani
105 104,14
104
104,14 103,58
103,81
103,29
102 101
104,71
104,85 104,38
103,86
103
106,26
101,38
102,39
102,23 101,97
101,15
100 99 98
TAHUN
NTP bulan Agustus 2016 mengalami peningkatan sebesar 1,48 persen bila dibandingkan dengan NTP Juli 2016 yaitu dari 104,71 menjadi 106,26. Hal ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) meningkat sebesar 1,45 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,03 persen. Disamping itu, Indeks konsumsi rumah tangga mengalami penurunan 0,13 persen dan indeks BPPBM mengalami peningkatan sebesar 0,22 persen. Dari Tabel 1 nampak bahwa pada bulan Agustus 2016 kemampuan daya beli petani di Provinsi NTB pada 3 subsektor berada di atas 100 (cukup baik) yang terdiri dari subsektor Peternakan (119,97), subsektor Tanaman Pangan (106,06) dan subsektor Perikanan (103,09). Sedangkan subsektor lainnya memiliki kemampuan daya beli yang rendah atau NTP di bawah 100 yaitu subsektor Hortikultura (97,12) dan subsektor perkebunan rakyat (93,31).
2
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No.59/09/52/Th.IX, 1 September 2016
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Per Subsektor Agustus 2016 (2012=100)
Subsektor
Bulan
Persentase Perubahan
Juli 2016
Agustus 2016
(2)
(3)
(4)
a. Indeks yang Diterima (It)
127,89
129,67
1,39
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
122,27
122,27
0,00
c. Nilai Tukar Petani (NTPP)
104,60
106,06
1,40
a. Indeks yang Diterima (It)
117,64
119,76
1,80
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
123,39
123,31
-0,06
c. Nilai Tukar Petani (NTPH)
95,34
97,12
1,87
a. Indeks yang Diterima (It)
114,95
115,57
0,55
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
124,01
123,86
-0,12
c. Nilai Tukar Petani (NTPR)
92,69
93,31
0,66
a. Indeks yang Diterima (It)
140,37
142,98
1,86
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
119,17
119,18
0,01
c. Nilai Tukar Petani (NTPT)
117,79
119,97
1,85
a. Indeks yang Diterima (It)
121,21
122,58
1,13
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
119,07
118,90
-0,14
c. Nilai Tukar Petani (NTN)
101,80
103,09
1,28
a. Indeks yang Diterima (It)
133,43
135,79
1,77
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
121,55
121,37
-0,14
c. Nilai Tukar Petani (NTN)
109,78
111,88
1,92
a. Indeks yang Diterima (It)
102,56
102,42
-0,14
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
115,30
115,13
-0,14
c. Nilai Tukar Petani (NTN)
88,95
88,96
0,002
a. Indeks yang Diterima (It)
127,52
129,37
1,45
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
(1) 1. Tanaman Pangan
2. Hortikultura
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
4. Peternakan
5. Perikanan
5.a. Perikanan Tangkap
5.b. Perikanan Budidaya
Gabungan 121,79
121,75
-0,03
-Konsumsi Rumah Tangga
125,12
124,96
-0,13
-BPPBM
113,29
113,53
0,22
104,71
106,26
1,48
c. Nilai Tukar Petani (NTP)
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 59/09/52/Th.IX, 1 September 2016
3
1.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Agustus 2016 dengan tahun dasar (2012=100), secara gabungan indeks harga yang diterima petani (It) Provinsi NTB mengalami peningkatan sebesar 1,45 persen yaitu dari 127,52 menjadi 129,37. Semua subsektor mengalami peningkatan indeks harga yang diterima masing-masing subsektor Peternakan (1,86 persen), Hortikultura (1,80 persen), Tanaman Pangan (1,39), Perikanan (1,13 persen) dan subsektor Perkebunan Rakyat (0,55 persen).
2.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Agustus 2016 dengan tahun dasar (2012=100), indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi NTB mengalami penurunan sebesar 0,03 persen yaitu dari 121,79 menjadi 121,75. Dimana Indeks konsumsi rumah tangga mengalami penurunan sebesar 0,13 persen dan indeks Biaya Produksi sedangkan indeks Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami peningkatan sebesar 0,22 persen.
Grafik 2 Indeks Diterima dan Indeks Dibayar Petani Provinsi NTB Juni – Agustus 2016 (2012=100)
201608
BPPBM; 113,53 KRT; 124,96 Indeks Dibayar; 121,75 Indeks Diterima; 129,37
201607
BPPBM; 113,29 KRT; 125,12 Indeks Dibayar; 121,79 Indeks Diterima; 127,52 100
105
110
BPPBM
4
115
KRT
120
Indeks Dibayar
125
Indeks Diterima
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No.59/09/52/Th.IX, 1 September 2016
130
135
3.
NTP Subsektor
a.
Subsektor Tanaman Pangan / Padi & Palawija (NTPP)
Pada bulan Agustus 2016 NTPP mengalami peningkatan sebesar 1,40 persen, hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks yang diterima petani sebesar 1,39 persen lebih tinggi dari tingkat peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,00 persen. Indeks harga yang diterima petani sub kelompok padi mengalami peningkatan sebesar 2,19 persen yang disebabkan karena meningkatnya harga gabah/padi. Sedangkan sub kelompok palawija mengalami penurunan sebesar 0,47 persen, yang disebabkan karena meningkatnya harga kacang kedelai, kacang hijau dan kacang tanah. Indeks yang dibayar (Ib) tidak mengalami perubahan/tetap, yang disebabkan oleh penurunan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,06 persen sedangkan indeks BPPBM meningkat sebesar 0,15 persen. Dimana peningkatan indeks BPPBM disebabkan antara lain oleh meningkatnya harga bibit kedelai, bambu, cangkul, ZA, sprayer, TSP/SP36, Urea, pompa/mesin penyedot air, terpal, bakterisida, ember, ongkos angkut, bibit jagung, NP/NPK, parang, fungisida, kereta dorong, oli, insektisida, ban luar motor.
b.
Subsektor Hortikultura (NTPH)
Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura (NTPH) pada bulan Agustus 2016 mengalami peningkatan sebesar 1,87 persen. Hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani meningkat sebesar 1,80 persen sedangkan indeks yang dibayar petani menurun sebesar 0,06 persen. Indeks yang diterima (It) sub kelompok sayur-sayuran mengalami peningkatan sebesar 3,73 persen yang disebabkan karena meningkatnya harga cabai merah, petsai/sawi, kentang, cabai rawit, bawang merah, tomat, melinjo, bawang putih, kangkung. Indeks yang diterima sub kelompok buah-buahan mengalami penurunan 0,93 persen, yang disebabkan oleh menurunnya harga produksi buah-buahan seperti sawo, jambu biji, rambutan, jeruk besar, mangga, sirsak, langsat, semangka, manggis, pisang. Penurunan indeks yang dibayar (Ib) petani hortikultura disebabkan oleh penurunan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,11 persen dan indeks BPPBM meningkat sebesar 0,16 persen. Peningkatan indeks BPPBM disebabkan meningkatnya harga bibit sawi, cangkul, Urea, ZA, ongkos angkut, insektisida, TSP/SP36, sewa lahan sawah, upah membajak, NP/NPK, ban luar motor, upah mencangkul, biaya pengairan lahan, herbisida.
c.
Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)
Pada bulan Agustus 2016 Nilai Tukar Petani untuk sub sektor perkebunan rakyat (NTPR) terjadi peningkatan sebesar 0,66 persen, hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani meningkat sebesar 0,55 persen sedangkan indeks yang dibayar petani menurun sebesar 0,12 persen. Peningkatan indeks yang diterima petani disebabkan karena meningkatnya harga hasil produksi perkebunan rakyat antara lain kakao, cengkeh, kelapa, kemiri, jarak. Penurunan indeks yang dibayar (Ib) petani perkebunan rakyat disebabkan oleh menurunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,16 persen dan indeks BPPBM meningkat sebesar 0,10 persen. Peningkatan indeks BPPBM disebabkan meningkatnya biaya-biaya seperti upah merambet/menyiangi, NP/NPK, herbisida, insektisida, oli.
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 59/09/52/Th.IX, 1 September 2016
5
d.
Subsektor Peternakan (NTPT)
Pada bulan Agustus 2016, NTPT mengalami peningkatan sebesar 1,85 persen, hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks yang diterima petani sebesar 1,86 persen lebih tinggi dari tingkat peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,01 persen. Indeks harga yang diterima (It) peternak pada semua sub kelompok mengalami peningkatan masing-masing ternak besar (1,97 persen), ternak kecil (1,69 persen), unggas (1,44 persen) dan hasil ternak (0,40 persen), hal ini disebabkan meningkatnya harga produksi peternakan seperti ayam ras pedaging, babi, telur itik, sapi potong, kerbau, kambing, kuda. Peningkatan Indeks yang dibayar petani (Ib) disebabkan meningkatnya indeks BPPBM sebesar 0,43 persen. Dimana peningkatan indeks BPPBM disebabkan oleh meningkatnya harga bibit kambing, vaksin unggas, tempat minum, bibit babi, ongkos angkut, dedak, gas LPG, minyak tanah, vitamin, jerami, oli, bibit bebek/itik, sewa alat-alat peternakan, sewa padang/lahan penggembalaan.
e.
Subsektor Perikanan (NTNP)
Pada bulan Agustus 2016, NTNP mengalami peningkatan sebesar 1,28 persen, hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani meningkat sebesar 1,13 persen sedangkan indeks yang dibayar petani menurun sebesar 0,14 persen. Indeks harga yang diterima (It) sub kelompok penangkapan mengalami peningkatan sebesar 1,77 persen sedangkan sub kelompok budidaya mengalami penurunan sebesar 0,14 persen. Peningkatan It sub kelompok penangkapan disebabkan meningkatnya harga produksi perikanan antara lain ikan biji nangka, tembang, selar, kurisi/kerisi, tongkol, teri, baronang, cakalang, julung-julung, cumi-cumi, tenggiri, kuniran, kerapu, bawal, tuna. Penurunan indeks yang dibayar petani (Ib) disebabkan oleh penurunan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,31 persen sedangkan indeks BPPBM meningkat sebesar 0,13 persen. Peningkatan indeks BPPBM antara lain dipengaruhi oleh meningkatnya harga kapur, oli/pelumas, tali/tambang, batu bateray, jaring angkat, pelet, sewa alat penangkapan, minyak tanah, cip.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No.59/09/52/Th.IX, 1 September 2016
Tabel 2 Indeks yang Diterima dan Indeks yang Dibayar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Per Sub Sektor Agustus 2016 (2012=100) Subsektor
Bulan
Persentase Perubahan
Juli 2016
Agustus 2016
(2)
(3)
(4)
127,89
129,67
1,39
127,22 129,49
130,01 128,88
2,19 -0,47
122,27 124,85
122,27 124,77
0,00 -0,06
115,88
116,06
0,15
117,64 131,22
119,76 136,12
1,80 3,73
102,38 134,42
101,42 134,42
-0,93 0,00
123,39 125,56
123,31 125,42
-0,06 -0,11
113,78
113,97
0,16
a. Indeks Diterima Petani - Tanaman Perkebunan Rakyat
114,95 114,95
115,57 115,57
0,55 0,55
b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga
124,01 126,72
123,86 126,52
-0,12 -0,16
111,59
111,70
0,10
140,37
142,98
1,86
- Ternak Besar - Ternak Kecil
143,35 139,36
146,17 141,72
1,97 1,69
- Unggas - Hasil Ternak
120,75 120,38
122,49 120,86
1,44 0,40
119,17 124,38
119,18 124,13
0,01 -0,20
110,03
110,50
0,43
a. Indeks Diterima Petani - Penangkapan
121,21 133,43
122,58 135,79
1,13 1,77
- Budidaya b. Indeks Dibayar Petani
102,56 119,07
102,42 118,90
-0,14 -0,14
124,95 111,39
124,56 111,53
-0,31 0,13
a. Indeks Diterima Petani
127,52
129,37
1,45
b. Indeks Dibayar Petani
121,79
121,75
-0,03
- Konsumsi Rumah Tangga
125,12
124,96
-0,13
- BPPBM
113,29
113,53
0,22
(1) 1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani - Padi - Palawija b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman Obat b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 3. Tanaman Perkebunan Rakyat
- Indeks BPPBM 4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5. Perikanan
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Gabungan
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 59/09/52/Th.IX, 1 September 2016
7
4.
Perbandingan antar Provinsi
Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan Agustus 2016, terdapat 16 provinsi yang mengalami peningkatan NTP dan 17 provinsi mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi terjadi di Provinsi Sumsel (1,61 persen), diikuti oleh Provinsi NTB (1,48 persen) dan Bengkulu (1,00 persen). Sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Babel (-1,30 persen) diikuti oleh Provinsi Banten ( -1,06 persen ) dan Kalbar ( -1,01 persen ). Tabel 3. Nilai Tukar Petani Provinsi di Indonesia dan Persentase Perubahannya Agustus 2016 (2012=100) Kode
Provinsi
(1)
(2)
IB
NTP
11
NAD
Indeks (3) 117,94
12
SUMUT
124,10
0,52
124,98
0,30
99,29
0,22
13
SUMBAR
119,22
0,71
122,74
0,48
97,13
0,23
14
RIAU
122,70
0,66
125,22
0,08
97,98
0,58
15
JAMBI
120,80
0,03
123,39
0,29
97,90
-0,26
16
SUMSEL
116,41
1,42
123,11
-0,18
94,56
1,61
17
BENGKULU
115,47
1,19
124,75
0,19
92,56
1,00
18
LAMPUNG
127,93
0,44
122,38
0,17
104,54
0,28
19
BABEL
120,11
-1,12
119,30
0,18
100,69
-1,30
21
KEPRI
116,44
-0,65
119,52
0,14
97,42
-0,79
31
DKI
119,47
-0,31
118,86
0,41
100,51
-0,71
32
JABAR
131,71
-0,27
126,71
0,10
103,94
-0,37
33
JATENG
124,71
0,58
124,17
0,07
100,43
0,50
34
YOGYAKARTA
130,04
0,75
123,30
-0,10
105,47
0,86
35
JATIM
132,38
0,26
126,39
0,09
104,74
0,18
36
BANTEN
122,82
-1,03
122,52
0,03
100,25
-1,06
51
BALI
129,66
0,18
121,57
0,19
106,66
-0,01
52
NTB
129,37
1,45
121,75
-0,03
106,26
1,48
53
NTT
122,62
1,02
121,27
0,37
101,11
0,65
61
KALBAR
116,31
-0,81
123,40
0,20
94,25
-1,01
62
KALTENG
119,01
-1,02
122,44
-0,28
97,20
-0,74
63
KALSEL
115,24
-0,63
119,77
-0,14
96,22
-0,49
64
KALTIM
120,42
0,03
122,71
0,06
98,14
-0,03
71
SULUT
119,39
-0,33
124,15
0,46
96,17
-0,78
72
SULTENG
122,70
-0,86
122,98
-0,04
99,77
-0,82
73
SULSEL
130,48
0,62
123,99
0,02
105,23
0,60
74
SULTRA
122,98
-0,13
122,58
0,18
100,33
-0,31
75
GORONTALO
131,29
0,73
124,37
0,49
105,57
0,24
76
SULBAR
128,02
0,34
118,61
-0,40
107,93
0,74
81
MALUKU
127,28
-0,36
124,45
0,48
102,28
-0,84
82
MALUKU UTARA
126,33
1,02
122,01
0,82
103,54
0,20
91
PAPUA BARAT
124,81
0,71
124,09
0,72
100,58
-0,01
94
PAPUA
116,84
-0,31
121,79
0,56
95,94
-0,87
126,16
0,30
124,22
0,13
101,56
0,17
Nasional
8
IT % Perub (4) 0,65
Indeks (5) 123,42
% Perub (6) 0,27
Indeks (7) 95,56
% Perub (8) 0,38
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No.59/09/52/Th.IX, 1 September 2016
5.
Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah perdesaan. Dari penghitungan indeks konsumsi rumah tangga yang dilaporkan pada bulan Agustus 2016 di Provinsi NTB terjadi deflasi perdesaan sebesar 0,13 persen. Deflasi disebabkan karena terjadinya penurunan indeks konsumsi rumah tangga pada 4 kelompok pengeluaran yaitu kelompok Bahan Makanan (-0,50%), Sandang (-0,12%), Transportasi & Komunikasi (-0,03 %), Pendidikan, Rekreasi & Olahraga (-0,01 %). Sedangkan 3 kelompok lainnya mengalami peningkatan indeks yaitu kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau (0,40 %), Kesehatan (0,35 %) dan Perumahan (0,21 %).
Tabel 4 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi NTB Agustus 2016 (2012=100)
Sub Kelompok
Juli 2016
Agustus 2016
Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
Konsumsi Rumah tangga
125,12
124,96
-0,13
- Bahan makanan
132,18
131,52
-0,50
- Makanan jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
120,09
120,57
0,40
- Perumahan
119,30
119,55
0,21
- Sandang
121,54
121,39
-0,12
- Kesehatan
116,91
117,32
0,35
- Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga
110,26
110,24
-0,01
- Transportasi dan Komunikasi
123,92
123,89
-0,03
Deflasi perdesaan yang terjadi pada bulan Agustus 2016 di Provinsi NTB disebabkan antara lain oleh menurunnya harga kebutuhan konsumsi rumah tangga antara lain ikan pindang tongkol, kubis/kol, kelapa tua, wortel, ketela pohon, kembung, jeruk, kerang, anggur, daging ayam buras, ketela rambat, kacang kedele, beras ketan, semangka, mujair, tomat sayur, layang, gula pasir, beras, jagung ontongan muda, salak, asam, tauge/kecambah, daging sapi, sawi hijau, telur itik/bebek, ikan pindang kembung, tembakau, solar, susu kental manis, cumi-cumi, gaun, nila.
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 59/09/52/Th.IX, 1 September 2016
9
Grafik 3. Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi di Indonesia Agustus 2016 (2012=100)
-0,26 -0,24
-0,39 -0,33
-0,53
SULTENG
KALSEL
SUMSEL
SULBAR
NASIONAL
-0,13 -0,11 BANTEN
0,06
-0,08 -0,05 JATIM
YOGYAKARTA NTB JATENG
SULSEL JABAR
KALTIM RIAU KEPRI
-0,60
KALTENG
-0,04 -0,02 0,02 0,06 0,08 0,11 LAMPUNG BENGKULU
0,12 0,19 SULTRA
DKI
GORONTALO
SUMBAR
MALUKU
SULUT
NTT
JAMBI
NAD
BALI
SUMUT
KALBAR
BABEL
0,20 0,24
0,24 0,25 0,27 0,31 0,33 0,41 0,53 0,57 0,58 0,65 0,69
PAPUA
-0,20
-0,40
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No.59/09/52/Th.IX, 1 September 2016
10
0,73
0,00
PAPUA BARAT
0,20
0,95
0,40
MALUKU UTARA
0,60
0,99
1,00
0,80
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Jl. Gunung Rinjani No. 2 Mataram 83125 Tlp. (0370) 621385 Fax. (0370) 623801 E-mail :
[email protected] Homepage : http://ntb.bps.go.id Contact person
: Ni Kadek Adi Madri, SE Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi NTB
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 59/09/52/Th.IX, 1 September 2016
11