BERINGIN GROUP
Learn, Share and Profit http://fairuzelsaid.wordpress.com
HUMAN INTEREST
A. Pendahuluan Foto-foto human interest sepertinya selalu menarik untuk dilihat. Nilainilai keseharian manusia dapat terekam melalui fotografi ini. Namun untuk menciptakan karya foto human interest bukanlah perkara mudah. Keterampilan teknis saja tidak cukup. Seorang fotografer di sini dituntut untuk mampu berbaur dan melakukan pendekatan terhadap lingkungan sekitar yang bakal dijadikan target bidikannya.
Gambar 1. Memotret adalah kegiatan yang Menyenangkan Manusia dan segala kehidupannya selalu menarik untuk dijadikan objek foto. Lebih-lebih lagi dalam momen yang menyentuh. Sebagian besar dari kita memiliki resistensi tinggi akibat oleh rasa malu, sungkan atau takut mengarahkan
BERINGIN GROUP
Learn, Share and Profit http://fairuzelsaid.wordpress.com
kamera ke manusia lain. Ada banyak cara dan teknik untuk mengatasinya agar kita dapat membuat foto-foto Human Interest yang menarik.
B. Pendekatan Pribadi Cara terbaik membuat foto-foto manusia adalah dengan pendekatan pribadi yang tulus. Misalnya melalui senyum, percakapan dan intetraksi lain untuk menciptakan keakraban dan rasa nyaman. Ketika sudah merasa diterima, barulah utarakan keinginan Anda untuk membuat foto mereka. Menurut sejumlah fotografer selama ini, dengan begitu hampir jarang orang yang menolak. Bahkan ketika orang itu disuruh untuk mengubah posisi, senyum atau melakukan kegiatan yang sedang mereka lakukan.
Gambar 2. Memotret di Potret Pakailah lensa normal 50 mm atau sudut lebar 24-28 mm karena dapat menciptakan foto-foto yang lebih akrab yang seolah membawa kita ke tengah
BERINGIN GROUP
Learn, Share and Profit http://fairuzelsaid.wordpress.com
mereka. Dengan lensa sudut lebar kita dapat merekam mereka dikelilingi dunianya dengan mana dapat memberikan identitas tentang dirinya. Meskipun begitu bukan berarti tele (100-200mm atau bahkan 300mm) tidak punya tempat pada foto human interest. Misalnya ketika kita secara fisik tidak dapat mendekat untuk mengambil foto close-upatau dalam menghadapi subjek yang sangat malu berhadapan dengan kamera. Pada pemotretan human interest yang sangat dinamis, program otomatis dan otofokus akan membantu Anda mendapatkan foto-foto yang baik dengan lebih pasti.
C. Ekspresi Pribadi Dalam semua bidang seni penciptaan seperti seni tari, musik, tulis, visual (lukisan ataupun fotografi), unsur selera pribadi, atau sentuhan khas dari si seniman membuat setiap karya menjadi unik. Sentuhan khas ini bukanlah keahlian yang dapat dipelajari tapi satu kelebihan yang sebenarnya sudah ada pada diri setiap seniman/fotografer. Atau terkadang disebut sebagai bakat.
Gambar 3. Penari Bali
BERINGIN GROUP
Learn, Share and Profit http://fairuzelsaid.wordpress.com
Memang
perlu
waktu
untuk
mengenalnya,
mengasah
dan
memantapkannya dalam suatu proses seni penciptaaan. Tapi dapat hadir bila kita bersedia melihat dengan mata hati kita, mempertajam intuisi dan kepekaan terhadap dunia sekeliling kita, dan mengikuti dorongan naluri seni yang mengalir bebas tanpa beban. Setiap orang akan mampu menciptakan karya foto yang kental dengan sentuhan pribadi si pencipta. Proses penciptaan karya foto selalu dimulai dengan interaksi yang akrab antara Anda dengan subjek foto, apakah itu manusia, keindahan pemandangan atau keajaiban alam. Dari komunikasi pribadi ini kemudian muncul umpan balik berupa emosi yang menjadi stimulan kreatif untuk menciptakan foto yang dapat menangkap “jiwa” dari apa yang kita lihat dan alami. Inilah proses untuk menemukan karya cipta individu yang khas yang menjadi ekspresi pribadi yang kuat dari setiap fotografer.
D. Cairkan Suasana Salah satu faktor sukses terpenting dalam pemotretan human interest adalah kemampuan si fotografer mencairkan suasana dan membaur dengan lingkungan yang akan difotonya. Untuk mencairkan suasana Anda bisa datang ke tengah mereka dengan maksud melihat saja dan bila perlu mengajak bercakapcakap. Misalnya dengan mengajukan banyak pertanyaan relevan. Bila di pasar misalnya, tanyakan harga, penjualan, untung mereka, situasi sekarang, dan lainlain hingga mereka merasa nyaman dengan Anda. Setelah suasana cair, baru Anda bisa angkat kamera yang ingin dibidik dan senyum. Dengan teknik ini Anda dijamin selalu berhasil merekam foto-foto human interest yang hidup, dan yang tidak kalah pentingnya membuat banyak teman. Tentu saja agar Anda bisa bekerja dengan cepat, Anda harus mempersiapkan kamera Anda sebelumnya.
BERINGIN GROUP
Learn, Share and Profit http://fairuzelsaid.wordpress.com
Gambar 4. Tesate Taiye (Lokasi Malioboro) Mampu membaur hingga Anda tidak tampak seperti orang luar juga merupakan satu teknik yang sangat efektif untuk menghasilkan foto-foto manusia yang wajar dan apa adanya. Dengan membaur Anda tidak lagi menjadi pusat perhatian hingga bebas berkeliaran. Salah satu cara terbaik adalah dengan tidak mengiklankan diri Anda sebagai fotografer. Pakailah pakaian biasa, T’Shirt, jean dan lain-lain, bawa tas kamera kecil dan kamera dengan menenteng di satu tangan hingga tampak seolah-olah Anda tidak tertarik untuk memotret. Ingat! Menggantung kamera di leher, selalu mengundang perhatian. Dengan teknik ini Anda hanya perlu mengangkat kamera ketika memotret.
E. Cari Sudut Pandang Foto yang baik jarang terjadi secara kebetulan. Paling tidak hasil dari sebuah previsualisasi kreatif yang terasa dan didukung persiapan teknis yang matang. Dengan bertambahnya pengalaman atau jam terbang, kemampuan setiap fotografer untuk mempersiapkan diri, memvisualisasi dan menciptakan sebuah komposisi juga akan terus bertambah tajam. Hingga akhirnya mencapai satu titik di mana proses tersebut bergulir secara otomatis, bahkan di bawah sadar,.
BERINGIN GROUP
Learn, Share and Profit http://fairuzelsaid.wordpress.com
Gambar. Hunting Spirit Pada tingkat ini, setiap fotografer akan dapat dengan mudah mengambil keputusan tentang foto yang ingin dia rekam tanpa perlu mengangkat kamera dan coba-coba berbagai macam lensa, sudut pandang dan jarak pemotretan. Karena dengan previsualisasi, dia akan langsung tahu dari sudut mana dia akan memotret, lensa dengan titik api mana yang terbaik, kecepatan rana berapa dan diafragma yang tepat untuk merekam foto yang dia inginkan. Proses yang sebenarnya makan waktu jauh lebih cepat dari menuliskan kalimat ini, sangat menentukan sukses Anda dalam menciptakan foto-foto yang kuat setiap saat. Memilih sudut pandang terbaik tidak hanya untuk menentukan penampilan visual dari foto Anda, tapi juga mencakup estetika dan pesan yang dapat disampaikan oleh foto tersebut. Seperti misalnya bila Anda memotret sebuah pawai tradisional, tentu Anda ingin mendapatkan foto-foto yang kuat dan yang mampu menampilkan subjek foto dengan indah bebas dari latar belakang yang mengganggu dan sekaligus dapat mengidentifikasi lokasi, situasi, dan kondisi dari event tersebut. Human interest membutuhkan kepekaan Anda. Selamat mencoba!