UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KALIMANTAN SELATAN MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN PADI/BERAS NASIONAL Fathurrahman Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan Jl. Jend. Sudirman No. 5 Banjarbaru, Kalimantan Selatan e-mail :
[email protected]
Pendahuluan Amanat Pembukaaan UUD 1945 menyatakan bahwa melindungi segenap dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Selanjutnya Pasal 28 UUD 1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup dan berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya serta pasal 33 ayat 2 dan 3, bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara; Bumi, Air dan Kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesarbesarnya bagi kemakmuran rakyat. Pasal 34 juga menyatakan bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara. Oleh karena itu, Pemenuhan Pangan menjadi Keharusan dan Wajib Bagi Negara (Pemerintah bersama Rakyatnya). Komoditas tanaman pangan terutama padi berperan penting dan strategis dalam pembangunan nasional dan regional. Sejalan dengan hal tersebut program pembangunan tanaman pangan menjadi prioritas utama melalui upaya peningkatan produksi menuju swasembada dan swasembada pangan berkelanjutan. Upaya peningkatan produksi ditempuh antara lain melalui peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam, pengamanan produksi produksi dan mutu hasil komoditi tanaman pangan. Pemenuhan kebutuhan tanaman pangan didasari juga dengan adanya permintaan beras yang terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dunia. Perubahan iklim menjadi lebih ekstrim akibat pemanasan global berdampak pada terganggunya produksi pangan. Sementara itu pasar bebas dunia menjadi terbatas sehingga kita harus swasembada beras berkelanjutan dengan cadangan memadai. Sesuai dengan arahan presiden pada Sidang Kabinet Paripurna 6 Januari 2011 bahwa Produksi beras dalam negeri harus ditingkatkan sehingga diperoleh cadangan yang cukup. Arahan pada RAPIMNAS dengan Gubernur, Bupati/Walikota, DPRD Provinsi dan Kab/Kota di JCC 10 Januari 2011 yaitu meskipun dalam sistem perdagangan kita bisa membeli atau menjual, tetapi untuk pangan kita harus menuju kemandirian pangan. Berkaitan dengan hal tersebut, Provinsi Kalimantan Selatan yang termasuk salah satu provinsi penyangga produksi padi/beras nasional (peringkat 11) harus ikut berpartipasi mendukung tercapainya swasembada padi/beras berkelanjutan. Potensi sumberdaya Kalimantan Selatan masih cukup besar untuk mendorong peningkatan produksi padi/beras, antara lain masih tersedianya potensi lahan yang sementara belum diusahakan dan belum ditanami padi, indeks pertanaman (IP) yang masih rendah dan bisa dioptimalkan serta produktivitas padi yang bisa ditingkatkan.
Prosiding Seminar Nasional “Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi”, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 | 1
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan adalah : (i) meningkatkan produksi dan produktivitas padi, dalam rangka meningkatkan surplus beras Kalimantan Selatan dan mendukung swasembada beras nasional berkelanjutan; (ii) meningkatkan PDRB Provinsi Kalimantan Selatan serta meningkatkan pendapatan petani dan pelaku usaha di sektor pertanian; (iii) meningkatkan dan memantapkan ketahanan pangan Kalimantan Selatan, Regional Kalimantan dan Nasional; dan (iv) meningkatkan tumbuh dan berkembangnya usaha-usaha ekonomi produktif, baik di hulu maupun hilir sektor pertanian.
Kondisi Padi Kalimantan Selatan Saat Ini dan Target Produksi Padi Tahun 2015 - 2019 Kinerja Produksi Padi Tahun 2010 – 2014 Produksi padi Kalimantan Selatan selama 5 (lima) tahun terakhir (2010 -2014) mengalami peningkatan yang cukup besar, pada tahun 2010 produksi padi 1.842.091 ton GKG meningkat menjadi 2.129.052 ton GKG tahun 2014 (ARAM I) atau naik sebanyak 286.961 GKG (15,58%). Peningkatan produksi tersebut karena adanya peningkatan luas panen seluas 25.607 Ha (5,43%) dan meningkatnya produktivitas sebesar 3,76 Ku/Ha (9,62%). Namun rata-rata pertumbuhan produksi, produktivitas dan luas panen selama 4 (empat) tahun terakhir masing-masing hanya 3,80 %, 2,35 % dan 1,37 % per tahun. Bahkan pada kurun waktu 2012 - 2014 pertumbuhan produktivitas padi Kalimantan Selatan cenderung melandai. Perkembangan luas panen, produktivitas dan produksi padi secara rinci seperti di gambarkan pada tabel 1 , Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Kalimantan Selatan Tahun 2010 – 2014*). Tahun
Luas Panen (ha)
Kenaikan (%)
Provitas (ku/ha)
Kenaikan (%)
Produksi (ton)
Kenaikan (%)
2010
471.166
-
39,10
-
1.842.090
-
2011
489.134
3,81
41,67
6,57
2.038.309
10,65
2012
496.082
1,42
42,05
0,91
2.086.220
2,35
2013
479.721
-3,30
42,34
0,69
2.031.029
-2,65
2014*)
496.773
3,55
42,86
1,23
2.129.052
4,83
Jumlah
2.432.876
5,49
208,02
9,40
10.126.700
15,18
rata-rata
486.575
1,37
41,60
2,35
2.025.340
3,80
Ket.*). ARAM I
Kinerja Penggunaan Lahan Sawah Berdasarkan laporan survey pertanian (SP) lahan tahun 2013, jenis lahan sawah yang mempunyai potensi ditanami padi di Kalimantan Selatan di dominasi oleh lahan sawah tadah hujan seluas 201.992 ha (32,64%), dan disusul oleh lahan rawa pasang surut seluas Fathurrahman : Upaya peningkatan produksi padi di Kalimantan Selatan | 2
197.903 ha (31,98%) dan lahan rawa lebak seluas 167.922 ha (27,14%). Sedangkan lahan sawah beririgasi hanya 50.948 ha (8,23%). Dari potensi lahan tersebut, sebagian besar baru ditanami padi satu kali seluas 397.731 ha (90,31%), yang ditanami padi dua kali setahun hanya 37.570 ha (8,53%) dan yang sudah bisa ditanami padi tiga kali setahun sangat sedikit, yakni baru 5.128 ha (1,16%). Secara rinci pola tanam padi berdasarkan tipologi lahan sawah di Kalimantan Selatan dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Pola Tanam Padi Berdasarkan Tipologi Lahan sawah di Kalimantan Selatan Tahun 2013 Realisasi Dalam Satu Tahun No Lahan sawah 1x 1 Irigasi
Tidak Ditanami padi
Jumlah
%
Jumlah
Ditanami Padi 3x
12.852
83
40.534
10.414
50.948
8,23
2 Tadah Hujan 143.609
13.184
17
156.810
45.182
201.992
32,64
Rawa Pasang 147.785 Surut
10.178
5.028
162.991
34.912
197.903
31,98
78.738
1.356
-
80.094
87.828
167.922
27,14
Jumlah
397.731
37.570
5.128
440.429
178.336
618.765
100,00
%
90,31
8,53
1,16
100
28,82
3
27.599
2x
4 Rawa Lebak
Masalah dan Tantangan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi 1.
Masalah : a. b. c. d. e. f. g. h. i.
2.
Alih fungsi lahan (pangan ke non pangan dan ke sektor lain). Perubahan iklim global (sulit diprediksi dan kerusakan akibat bencana alam/banjir /kekeringan masih besar). Tingkat kesuburan lahan sebagian besar masih rendah terutama di lahan kering, pasang surut dan tadah hujan. Penerapan teknologi masih rendah (modal terbatas/daya beli petani terhadap saprodi dan sulitnya penerapan teknologi pada tipologi lahan tertentu). Tata air sebagian besar tidak bisa diatur (irigasi hanya ± 10% dari seluruh lahan sawah) . Penggunaan benih VPR/lokal masih tinggi . Tenaga kerja/SDM petani terbatas. Kurangnya sarana dan prasarana, terutama prasarana pengelolaan lahan, air dan percepatan mekanisasi pertanian. Insentif usahatani padi relatif rendah.
Tantangan : a.
Mempertahankan dan meningkatkan surplus produksi beras dan salah satu provinsi penyangga pangan nasional Prosiding Seminar Nasional “Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi”, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 | 3
b. c. d. e. f. g. h. i.
Meningkatkan produktivitas untuk memperkecil kesenjangan produktivitas varietas padi antara aktual dengan potensinya Meningkatkan produksi dan produktivitas padi/beras lokal (Siam Mutiara, Siam Saba dan beras premium lokal lain) Meningkatkan optimalisasi penggunaan lahan/indeks pertanaman padi di lahan sawah menuju IP-200 Meningkatkan mutu gabah/beras Meningkatkan penerapan teknologi PTT padi pada berbagai tipologi lahan Memperkecil kesenjangan produktivitas padi antar kabupaten (HS.Utara 60 ku/ha sedangkan Banjar/Tanah Laut/Barito Kuala hanya 35 – 37 ku/ha) Pengembangan infrastruktur lahan dan air serta percepatan mekanisasi pertanian. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani padi.
Sasaran Produksi Padi dan Surplus Beras Tahun 2014 Berdasarkan hasil Rapat Koordinasi Nasional Pemantapan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) Tahun 2014 di Tangerang tanggal 23 – 24 Mei 2014, disepakati bahwa sasaran produksi padi nasional tahun 2014 semula sebesar 76.570.000 ton GKG menjadi 73.162.171 ton GKG. Selaras dengan revisi target produksi padi nasional tersebut, maka sasaran produksi padi Kalimantan Selatan menjadi 2.120.000 ton GKG (semula 2.200.000 ton GKG). Sasaran produksi padi Kalimantan Selatan Tahun 2014 tersebut jika dibandingkan dengan capaian produksi tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 3 berikut berikut. Dibandingkan dengan capaian produksi padi tahun 2013, sasaran produksi padi Kalimantan Selatan tahun 2014 harus meningkat sebesar 88.971 ton atau 4,38%. Peningkatan produksi tersebut diharapkan diperoleh dari peningkatan luas tanam seluas 13.884 ha atau 2,78%, luas panen seluas 13.302 ha atau 2,77% dan peningkatan produktivitas sebesar 0,66 ku/ha atau 1,56%. Tabel 3.
Sasaran luas tanam, panen, produktivitas dan produksi padi Kalimantan Selatan Tahun 2014 Peningkatan
No
Uraian
2013
Sasaran 2014 Absolut
%
1
Luas Tanam (Ha)
499.682
513.566
13.884
2,78
2
Luas Panen (Ha)
479.721
493.023
13.302
2,77
3
Produktivitas (ku/Ha)
42,34
43,00
0,66
1,56
4
Produksi (ton GKG)
2.031.029
2.120.000
88.971
4,38
Berdasarkan Angka Ramalan I produksi padi Kalimantan Selatan diprediksi akan mencapai 2.129.052 ton GKG atau 100,43% dibanding sasaran tersebut diatas. Berdasarkan metode perhitungan surplus-minus produksi beras dibanding konsumsi maka pada tahun 2014 surplus beras di Kalimantan Selatan seperti Tabel 4 dibawah ini.
Fathurrahman : Upaya peningkatan produksi padi di Kalimantan Selatan | 4
Tabel 4. Perkiraan surplus produksi beras Kalimantan Selatan tahun 2014 No
Komponen
1
Produksi GKG (Aram I 2014)
2
Penggunaan GKG
Jumlah (ton) 2.129.052 155.421
Benih
0,90
19.161
Pakan ternak
0,44
9.368
Bahan baku industri
0,56
11.923
Susut/tercecer
5,40
114.969
3
GKG Yang diolah Menjadi Beras
4
Produksi Beras Daerah
5
Penggunaan Beras Untuk Non Pangan
1.973.631 63,15
1.246.348 41.503
Pakan ternak
0,17
2.119
Industri non makanan
0,66
8.226
Susut/tercecer
2,50
31.159
6
Ketersediaan beras
7
Konsumsi Asumsi kebutuhan Jumlah penduduk
8
%
1.204.845 130,99 kg/kap/thn 3.901.597 jiwa
Kebutuhan beras daerah
511.070
Surplus
693.775
Indikatif Sasaran Produksi Padi Tahun 2015 - 2019 Pada tahun 2015 sasaran produksi padi Kalimantan Selatan direncanakan sebesar 2.185.000 ton GKG atau naik sebesar 65.000 ton (3,07%) dari sasaran produksi tahun 2014 (2.120.000 ton GKG). Selanjutnya pada tahun 2019 direncanakan produksi padi akan mencapai 2.460.000 ton GKG atau meningkat sebesar 275.000 ton (12,59%) atau sasaran peningkatan produksi rata-rata 3,15% per tahun. Peningkatan luas tanam direncanakan dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 mencapai 27.486 ha (5,24%) atau rata-rata 6.871 ha (1,31%) per tahun. Peningkatan luas panen dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 mencapai 26.649 ha (5,24%) atau rata-rata 5.330 ha (1,31%) per tahun. Sedangkan peningkatan produktivitas direncanakan sampai tahun 2019 sebesar 3,00 ku/ha (6,98%) atau rata-rata 0,75 ku/ha (1,74%) per tahun. Indikatif sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi padi Kalimantan Selatan Tahun 2015 – 2019 sebagaimana tabel 5 berikut.
Prosiding Seminar Nasional “Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi”, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 | 5
Tabel 5. Indikatif sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi padi Kalimantan Selatan Tahun 2015-2019 Realisasi Dalam Satu Tahun No
Lahan sawah
Ditanami Padi 1x
2x
3x
Jumlah
Tidak Ditanami padi
1
Irigasi
27.599
12.852
83
40.534
10.414
2
Tadah Hujan
143.609
13.184
17
156.810
45.182
Kebijakan, Strategi dan Langkah Operasional Upaya peningkatan produksi padi Kalimantan Selatan dalam rangka meningkatkan surplus produksi beras yang semakin meningkat dan mendukung tercapainya swasembada beras berkelanjutan di tingkat nasional, akan dapat dicapai apabila didukung dengan kebijakan dan strategi yang tepat. Kebijakan Kebijakan yang ditempuh pada dasarnya diarahkan untuk mendorong terwujudnya iklim yang kondusif guna tumbuh dan berkembangnya upaya-upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi. Kebijakan tersebut meliputi : 1. Meningkatkan fasilitasi perluasan dan pengelolaan lahan serta perlindungan lahan pangan berkelanjutan untuk budidaya dan pengembangan padi. 2. Meningkatkan fasilitasi agar petani dapat lebih mudah mengakses permodalan, sarana produksi, teknologi, informasi, dan alat mesin pertanian. 3. Mangembangkan sistem pemasaran gabah/beras dengan harga yang menguntungkan petani. 4. Meningkatkan peran masyarakat, swasta, BUMN dan stakeholders dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas gabah/beras. 5. Meningkatkan peran aktif tokoh daerah (Gubernur, Bupati, tokoh masyarakat), sehingga mempunyai persepsi yang sama terhadap pentingnya pangan. Strategi dan Langkah Operasional Dalam rangka meningkatkan produksi padi Kalimantan Selatan mendukung tercapainya swasembada beras berkelanjutan di tingkat nasional tahun 2014 dan tahun 2015 - 2019, maka ditempuh melalui strategi sebagai berikut: 1.
Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan a. Optimalisasi Lahan Optimalisasi lahan di Provinsi Kalimantan Selatan dilaksanakan dari tahun 2014 – 2019 minimal seluas 30.000 ha pada berbagai tipologi lahan sawah dan lahan kering. b. Perluasan areal sawah/cetak sawah baru Cetak sawah pada tahun 2014 seluas 1.250 ha dan pada kurun waktu tahun 2015 – 2019 direncanakan seluas 7.000 ha. Fathurrahman : Upaya peningkatan produksi padi di Kalimantan Selatan | 6
c. Dukungan Prasarana dan Sarana Lainnya 1. Pembangunan dan rehabiliasi prasarana lahan dan pengairan tingkat usahatani berupa : Tata Air Mikro (TAM), Jaringan Irigasi tingkat Usahatani, Jaringan Irigasi Pedesaan (JIDES) dan Jalan Usahatani (JUT). 2. Mekanisasi Pertanian, berupa : Pengadaan Hand Traktor, Pompa air, Transplanter dan Harvester dll. 2. Penerapan Teknologi Penerapan teknologi dilakukan dalam rangka peningkatan produktivitas dan pengamanan produksi, kegiatan yang dilakukan meliputi : a. Peningkatan Penggunaan Benih Bermutu (Subsidi Benih, CBN, pengadaan APBD). b. Peningkatan Penerapan Pupuk Berimbang (Penyerapan pupuk bersubsidi, Penggunaan pupuk organik/pupuk hayati, pengadaan/hibah pupuk APBD) sesuai prinsip 6 tepat. c. Pengelolaan tanaman terpadu padi pada semua kawasan dan tipologi lahan budidaya padi. d. Penanganan Pasca Panen, meliputi perbaikan cara panen, perbaikan sistem perontokan, perbaikan sistem pengeringan, perbaikan penyimpanan dan perbaikan pengolahan gabah-beras. Jenis peralatan yang dibutuhkan meliputi Power Thresher, Dryer , Terpal, Paddy Mower dan RMU. e. Pengendalian OPT dan Dampak Perubahan Iklim (DPI), Pengendalian Serangan OPT melalui Gerakan Pengendalian OPT dilaksanakan pada 13 kab/kota, pelaksanaan SLPHT dan penyediaan pestisida dengan jumlah memadai dan mudah diakses. Sedangkan antisipasi DPI dilaksanakan melalui recovery terhadap tanaman padi puso, gerakan tanam padi serentak dan percepatan informasi prakiraan iklim kerjasama dengan BMKG serta peningkatan pengetahuan petani melalui sekolah lapang iklim (SLI). 3.
Penyempurnaan Manajemen a. Dukungan kebijakan b. Penyempurnaan manajemen teknis c. Penyempurnaan data dan informasi d. Percepatan penyelesaian bendung dan Polder e. Membentuk dan operasional Brigade Olah Tanah f. Memantapkan brigade proteksi dan Regu Pengendalian Hama g. Meningkatkan kapasitas kemampuan penyuluh terutama penyuluh THL dan melengkapi sarana dan prasarana penyuluhan
4. Percepatan Penyelesaian 3 (Tiga) Bendung dan Polder a. Bendung Amandit di Kab. Hulu Sungai Selatan 5.230 Ha b. Bendung Batang Alai di Kab. Hulu Sungai Tengah 5.595 Ha c. Bendung Pitap di Kab. Balangan 4.000 Ha d. Polder Alabio di Kab. Hulu Sungai Utara 6.000 Ha e. Rehab/Penyempurnaan Tata Air Makro dan Tata Air Mikro di Lahan Rawa Pasang Surut di Kab. Barito Kuala 38.000 ha.
Prosiding Seminar Nasional “Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi”, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 | 7
Penutup 1.
Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2014 diperkirakan akan surplus beras sebesar 693.775 ton dan berkontribusi cukup besar dalam menopang swasembada padi/beras berkelanjutan, demikian juga untuk kurun waktu selanjutnya 2015-2019.
2.
Sasaran produksi dapat tercapai apabila didukung oleh seluruh pemangku kepentingan secara kongkrit.
3.
Kebijakan penganggaran pertanian/mendukung pertanian menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional (APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota)
4.
Dukungan kebijakan dan pendanaan yang terpadu antara pusat (APBN), provinsi (APBD Provinsi) dan kabupaten/kota (APBD Kab/kota) serta BUMN dan Swasta sangat diperlukan dalam upaya pencapaian surplus beras di tingkat daerah dan pusat.
Fathurrahman : Upaya peningkatan produksi padi di Kalimantan Selatan | 8