KEBIJAKAN INDUSTRIALISASI PERKEBUNAN SAWIT BERKELANJUTAN DI INDONESIA
BENNY PASARIBU, Ph.D Ketua Pokja Pangan, Industri Pertanian dan Kehutanan Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN)
1
DEFINISI LAHAN GAMBUT DAN KARAKTERISTIKNYA
2
LUAS LAHAN GAMBUT DI INDONESIA DAN PENYEBARANNYA
3
MANFAAT LAHAN GAMBUT
4
PRO DAN KONTRA PENANAMAN KELAPA SAWIT DI LAHAN GAMBUT
5
KEBIJAKAN PENANAMAN KELAPA SAWIT DI LAHAN GAMBUT
6
STRATEGI INDUSTRIALISASI INDONESIA 2045
1
DEFINISI LAHAN GAMBUT DAN KARAKTERISTIKNYA
Sesuai PP No 57 tahun 2016 Pasal 1 Ayat 2: Gambut adalah Material Organik yang Terbentuk secara Alami selama Ratusan bahkan Ribuan Tahun dan Terakumulasi pada Rawa dari Sisa-sisa Tumbuhan yang Terdekomposisi tidak Sempurna karena Selalu Jenuh Air dengan Ketebalan 50 cm atau Lebih.
v Karakteristik Lahan Gambut • Banyak dijumpai pada lingkungan basah, seperti rawa, cekungan, dan daerah pantai • Warna bervariasi dari kemerahan, kelabu coklat sampai gelap dengan tebalnya antara 1-12 m dan bersifat anaerob • Kandungan unsur hara dan tingkat kesuburan tanah sangat rendah • Mampu menyimpan air dan karbon dalam jumlah yang besar • Mudah terbakar • Bersifat Irreversibel (jika lahan gambut mengalami kekeringan yang parah, maka tidak mampu menyerap air kembali)
2
LUAS LAHAN GAMBUT DI INDONESIA DAN PENYEBARANNYA
INDONESIA: Negara dengan Luas Lahan Gambut Terbesar Ke 4 di Dunia
No 1 2 3 4 5
Negara Kanada Uni Soviet Amerika Serikat Indonesia Finlandia
Penyebaran Lahan Gambut Indonesia di 10 Provinsi
1.160.329
693.093
1.182 Sumatera Utara Riau (44 unit) (1 unit)
Luas Lahan Gambut 170 Jt Ha 150 Jt Ha 40 Jt Ha 20 Jt Ha 10.40 Jt Ha
118.367 Jambi (3 unit)
639.735
30.219
139.270
79.244
Sumatera Bangka Belitung Kalimantan Kalimantan Kalimantan Selatan (12 unit) (5 unit) Barat (17 unit) Tengah (8 unit) Timur (6 unit)
25.786
50.624
Papua (3 unit) Papua Barat (1 unit)
3
MANFAAT LAHAN GAMBUT
Penjaga Iklim Global Karena kemampuannya menyerap karbon (C) dalam jumlah besar, khususnya gambut Indonesia yang memiliki cadangan karbon sebesar 46 GTon (8-14% dari total karbon dalam gambut yang ada di dunia), maka emisi karbon yang merupakan kontributor Gas Rumah Kaca (GRK) dapat dikurangi dan iklim global tetap terjaga.
Sarana Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Budidaya Dapat menjadi habitat bagi beraneka ragam flora dan fauna, serta dimanfaatkan sebagai sarana budidaya tanaman (sawit, akasia, dll).
Pengatur Hidrologi Menyerap air sangat tinggi sehingga dapat menahan banjir (saat musim hujan) dan melepaskan air (saat musim kemarau).
Saat ini, lahan gambut banyak dimanfaatkan untuk usaha pertanian dan perkebunan. Ratusan ribu hektar lahan gambut dialihfungsikan untuk PERKEBUNAN KELAPA SAWIT dan hutan tanaman industri lainnya.
4
PRO DAN KONTRA PENANAMAN KELAPA SAWIT DI LAHAN GAMBUT
PRO Merupakan Komoditas Unggulan dan Prioritas Perkebunan Indonesia Devisa: US$ 18,6 Milyar (2016) Penyerapan Tenaga Kerja: 8.4 Jt org (2015)
KONTRA Lenyapnya vegetasi alam, flora dan fauna, bahkan satwa langka yang hidup di Hutan Gambut Tanaman obat herbal dan HHBK lainnya tidak lagi dapat dimanfaatkan masyarakat lokal
…..KONTRA Mengubah lahan gambut menjadi lahan perkebunan sawit melalui pembuatan kanal drainase berlebihan dan pembakaran hutan secara sengaja dapat merusak kemampuan gambut untuk menyerap dan menyimpan air kembali
…..KONTRA Bara api merambat di kedalaman tanah gambut dan sulit dipadamkan dengan air biasa (hanya bisa dengan air hujan saja) sehingga kebakaran masih akan terus terjadi dan asapnya dapat mengganggu pernafasan masyarakat sekitar
…..KONTRA Saat Musim Hujan, Lahan Gambut tidak lagi mampu menyerap air, sehingga terjadi Banjir Saat Musim Kemarau, terjadi Emisi Karbon yang menyebabkan EFEK RUMAH KACA (GLOBAL WARMING)
…..KONTRA KELAPA SAWIT: TANAMAN YANG RAKUS AIR.
Ketersediaan air tanah pada lahan gambut akan semakin cepat berkurang. Ini akan menyulitkan petani mengembangkan lahan pertanian pasca perkebunan sawit
Penggunaan pestisida dan pupuk kimia akan meningkatkan keasaman tanah dan mengakibatkan pencemaran air
Penggunaan lahan gambut menjadi lahan perkebunan sawit selalu menjadi KONTROVERSI di berbagai kalangan (pemerintah, pengusaha sawit, penggiat lingkungan, dan masyarakat lokal). Namun, mengingat Kelapa Sawit merupakan penyumbang devisa terbesar bagi negara, maka Pemerintah ingin meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui sektor perkebunan sawit ini. Perlu Kebijakan Pemerintah yang tidak merugikan pihak manapun.
5
KEBIJAKAN PENANAMAN KELAPA SAWIT DI LAHAN GAMBUT
IDENTIFIKASI VEGETASI YANG DILINDUNGI dan PEMANTAUAN REGENERASI ALAMI
DILARANG KERAS MEMBAKAR HUTAN GAMBUT SECARA SENGAJA
TEKNOLOGI EKOHIDRO: Manajemen tata air yang tepat melalui pengaturan tinggi muka air 40 – 80 cm agar tetap menggenangi areal sawit
MAINTENANCE KANAL
BELAJAR DARI MALAYSIA: TEKNOLOGI PEMADATAN TANAH GAMBUT untuk mempersempit rongga tanah sehingga jika terjadi kebakaran, maka api sulit merambat ke bawah permukaan gambut dan saat musim kemarau, air tidak mudah turun (sangat baik untuk penyerapan air tanah oleh akar tanaman)
PENYERAPAN TENAGA KERJA LOKAL dan KESEJAHTERAAN PETANI PENEGAKAN HUKUM YANG TEGAS DAN ADIL
6
STRATEGI INDUSTRIALISASI INDONESIA 2045 FOKUS PADA INDUSTRI PRIORITAS BERBASIS SUMBERDAYA NASIONAL DAN KEARIFAN LOKAL MENUJU NEGARA INDUSTRI MAJU TERBESAR KE-4 DUNIA
STRATEGI INDUSTRIALISASI INDONESIA 2045
3
4
TAHAP INDUSTRIALISASI
1. Tahap Persiapan Refocusing/ Infrastruktur 2015 – 2025 2. Tahap Ekspansi 20262035 3. Tahap Pemantapan & Akselerasi 2036 – 2045
1. 2. 3. 4.
SEKTOR PRIORITAS
Industri Pertanian Industri Maritim Industri Pariwisata Industri Kreatif
5
STRATEGI KEBIJAKAN INDUSTRIALISASI
1. Pengembangan SDM 2. Pengembangan Teknologi dan Dayasaing 3. Pengembangan Infrastruktur 4. Pengembangan Iklim Usaha 5. Pembinaan Pelaku Usaha & Wirausaha Baru
STRATEGI INDUSTRIALISASI INDONESIA 2045
4
LANGKAH STRATEGIS INDUSTRIALISASI INDONESIA 2045
Memilih Industri Prioritas Memilih Kebijakan Ekonomi & Industri Mengembangkan Mutu SDM Menerapkan & Mengembangkan Teknologi Tepat Guna
4
PDB INDONESIA NEGARA NO. DUNIA PADA TAHUN 2045
Rata-rata Pertumbuhan PDB tahun 2017 – 2045 di atas 7%/ tahun Rata-rata Pertumbuhan Investasi tahun 2017 – 2045 di atas 8%/ tahun Rata-rata Pertumbuhan Ekspor tahun 2017 – 2045 di atas 10%/ tahun
INDUSTRIALISASI menciptakan Nilai Tambah melalui Hilirisasi Produk Primer Domestik dengan menggunakan SDM Lokal, termasuk SD-SMP. POHON INDUSTRI
Bahan Baku (di Desa)
Industri Dasar (Klaster Kec)
Industri Antara (Kab)
Industri Hilir (di Kawasan)
Industri Barang Modal (di Kawasan Industri)
STRATEGI
MEMILIH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SDM • Vokasi • Sistem & Kurikulum Pendidikan • Kemitraan (Industri, Pemerintah, Perguruan Tinggi)
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI & DAYASAING • Insentif Pengadaan Barang Modal & Bahan Penolong • Kemitraan RISTEK (Industri, Pemerintah, Perguruan Tinggi)
• • •
Persaingan Usaha yang sehat Insentif Fiskal Kebijakan Ekspor-Impor Kemudahan Perijinan dan Investasi
• • • •
Klaster & Kawasan Terintegrasi Energi Pelabuhan & Bandara Jalan & Jembatan dari Klaster ke Kawasan
PEMBINAAN PELAKU USAHA & WIRAUSAHA BARU
PENGEMBANGAN IKLIM USAHA •
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
• • • •
Keberpihakan pada UMKM dan Koperasi Kemitraan usaha BUMN, Koperasi, dan Swasta Akses Permodalan Target 1 Juta Start Up
INDUSTRIALISASI AGRO BERBASIS MINYAK SAWIT POHON INDUSTRI
Olein
Asam Amino
Minyak Goreng
PFAD
Vit. A&E
Karoten
Sabun Cuci
Stearin
Protein Sel Tunggal
Trigliserida, Digliserida, Monogliserida
Es Krim
Lipase
Asam Lemak
Soap Stock
Adsorben
Kosmetika Gliserol
Cocoa Butter Substitute (CBS)
Shortening
Metil Ester
Metil Ester
Margarin
Biodiesel
Surfaktan
Shortening
Fatty Amine Food Emulsifier Fatty Acid Amide
KOMITEMEN PEMERINTAH INDONESIA YANG DISAMPAIKAN BAPAK PRESIDEN JOKOWI PADA CONFERENCE OF PARTIES UNITED NATIONS CONFERENCE ON CLIMATE CHANGE KE-21 (COP21) DI PARIS (2015) “PARIS AGREEMENT”
Menetapkan Kebijakan One Map Policy Moratorium dan Review Penerbitan Izin dlm Pemanfaatan Lahan Gambut Pengelolaan Lahan dan Hutan secara Berkelanjutan
“Seluruh warga yang tinggal di sekitar ekosistem gambut, maupun kalangan swasta, dan BUMN DIWAJIBKAN terlibat dalam RESTORASI GAMBUT”
Menjaga Kelestarian & Ekosistem Lahan Gambut dgn Prinsip Pengelolaan Gambut yang Lestari
Tercapai Tujuan-tujuan Ekonomi Kesejahteraan & Kelestarian Lingkungan Meningkat
Ekologi Gambut Masih Tetap Utuh Bencana Kebakaran di Lahan Gambut yg Sulit Dipadamkan dpt Dicegah