[60] Demokrat Dijegal Skandal Tuesday, 12 July 2011 11:02
Bendahara umum Partai Demokrat terjerat isu suap. Benarkah uangnya untuk partai?
Sepandai-pandainya menyimpan bangkai, baunya tetap akan tercium juga. Peribahasa ini tampaknya pas dengan apa yang dialami oleh Partai Demokrat. M Nazaruddin, bendahara partai tersebut diduga terlibat skandal pembangunan Wisma Atlet SEA Games Palembang.
Skandal ini menampar keras wajah partai pemenang pemilu 2009 itu. Bagaimana tidak, ketika kasus ini muncul ke permukaan, partainya Susilo Bambang Yudhoyono ini menegaskan bahwa tidak ada kadernya yang terlibat.
Saat itu anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Syarief Hasan, menyatakan M Nazaruddin dan Angelina Sondakh tidak terlibat. "Menurut informasi investigasi internal fraksi, tidak ada keterlibatan dan bukti kuat dua orang itu," ujar Syarief di kantor Presiden, Kamis (12/5).
Namun bau busuk itu tak bisa ditutupi. Kisah yang berawal dari penetapan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Sekretaris Kemenpora, Wafid Muharam, Mirdo Rosalina Manullang atau Rosa, dan petinggi dari PT Duta Graha Indah bernama Mohamad El Idris akhirnya menyeret Nazaruddin.
Ketiga tersangka tertangkap tangan sesaat setelah diduga melakukan transaksi suap dengan barang bukti cek senilai Rp 3,2 milyar. Transaksi tersebut dilakukan di kantor Kemenpora, Kamis (21/4), sekitar pukul 19.00.
Kuasa hukum Rosa, Kamaruddin Simanjuntak, mengungkapkan bahwa kliennya diperintahkan atasannya yang merupakan seorang politisi untuk mengantarkan El Idris bertemu dengan Wafid, untuk melakukan transaksi tersebut. Atasan Rosa di PT Anak Negeri tak lain adalah M Nazaruddin. Setelah skandal itu terbongkar, Rosa memecat Kamaruddin dan mengganti semua Berita Acara Pemeriksaan.
1/5
[60] Demokrat Dijegal Skandal Tuesday, 12 July 2011 11:02
Berbagai upaya dilakukan oleh Partai Demokrat untuk menutup borok tersebut. Tim investigasi yang beranggotakan Benny K Harman, Ruhut Sitompul,Didi Irawadi, Ramadhan Pohan, dan Edi Ramli Sitanggang menyampaikan kesimpulan seperti yang disampaikan Syarief Hasan.
Namun, penyelidikan KPK berbicara lain. M Nazaruddin ditetapkan sebagai tersangka. Belum sempat diperiksa KPK, Nazaruddin kabur ke Singapura pada 23 Mei 2011, sehari sebelum Dirjen Imigrasi mengeluarkan surat cekal atas permintaan KPK.
Sebelumnya, Dewan Pembina Partai Demokrat telah melengserkan posisi Nazaruddin sebagai bendahara umum. Sementara posisinya sebagai bendahara Fraksi Demokrat di DPR dan anggota Komisi Energi DPR aman.
Rupanya pria 33 tahun ini tak rela dipecat dari jabatan Bendahara Umum Partai Demokrat (PD). Soalnya sudah banyak yang disumbangkannya untuk partai biru tersebut. Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin menyebut Nazaruddin menyumbangkan Rp 13 milyar dalam setahun.
Makanya Nazaruddin pun mulai 'bernyanyi'. Ia menyebut semua proyek di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dikendalikan adik Menpora Andi Mallarangeng, Choel Mallarangeng. Menurutnya, Choel dibantu tangan kanannya, Jeffrey Eugene, Bendahara Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Sulawesi Selatan.
Sabtu (28/5) pagi sempat muncul SMS yang berisi ancaman akan mengungkap borok Partai Demokrat (PD) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pesan singkat yang dikirimkan melalui nomor +6584393907 itu, beredar di kalangan wartawan.
Bunyi SMS ini sebagai berikut:
“Demi Allah, Saya M Nazaruddin telah dijebak, dikorbankan dan difitnah. Karakter, karier, masa depan saya dihancurkan. ”
2/5
[60] Demokrat Dijegal Skandal Tuesday, 12 July 2011 11:02
“Dari Singapore saya akan membalas. Saya akan bongkar skandal sex sesama jenis ...... dengan .......... (sensor) dan mega korupsi Bank Century dan korupsi Andi Mallarangeng dalam Wisma Atlit .”
"Manipulasi data IT 18 juta suara dalam Pemilu oleh Anas Urbaningrum dan Andi Nurpati."
“Mohon doa dan dukungan. Wassalam.”
Nazaruddin yang dikonfirmasi terkait SMS gelap itu membantah. Dia menegaskan dirinya tidak pernah mengirim SMS atau pesan apapun, apalagi sampai mengancam politisi PD dan SBY. "Ini fitnah, enggak benar sama sekali," kata Nazaruddin saat dihubungi detikcom (28/5). Hingga berita ini ditulis (29/5) Nazar masih di Singapura. Kabarnya ia memang punya rumah di sana.
Daftar Cela Kasus Nazaruddin ini menambah daftar cela Partai Demokrat. Tahun lalu partai ini dikaitkaitkan dengan kasus skandal Bank Century yang diduga merugikan negara sebesar Rp 6,7 trilyun. Partai Demokrat berusaha membela kebijakan pemerintah yang dinilai tidak menyalahi aturan hukum.
Kasus yang telah ditetapkan oleh DPR sebagai pelanggaran kebijakan negara ini pun mandeg. KPK yang hendak menyelidiki kasus ini pun tak berkutik karena dua pimpinannya Bibit Riyanto dan Chandra M Hamzah ditahan Mabes Polri.
Goerge Junus Aditjondro dalam bukunya Gurita Cikeas menulis, penahanan pimpinan KPK adalah tabir asap penghalang penyidikan Bank Century. Ia juga menyoroti peran Budi Sampoerna dan Siti Hartati Murdaya, dua nasabah kakap Bank Century sekaligus donatur terbesar Partai Demokrat.
3/5
[60] Demokrat Dijegal Skandal Tuesday, 12 July 2011 11:02
Selain itu, dalam kasus suap di MK, terungkap bagaimana partai yang dipimpin oleh Anas Urbaningrum ini berusaha menyuap lembaga negara itu. Tidak jelas, dalam kasus apa. Yang pasti, Anas bersama Nazaruddin pernah bertemu dengan Sekjen MK.
Ketua MK Mahfud MD menyatakan bahwa Nazaruddin teah berusaha menyuap Janedjri senilai 120 dolar Singapura dalam dua amplop. Penyuapan itu telah dilaporkan ke Presiden dan KPK.
Belakangan pun terungkap bahwa PT Anak Negeri —penghubung suap antara Kemenpora dengan rekanannya, PT Duta Graha Indah—yang tersangkut kasus pembangunan Wisma Atlet SEA Games Palembang.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan HAM, PT Anak Negeri didirikan oleh empat orang. Tiga di antaranya saat ini diketahui menjabat sebagai pengurus Partai Demokrat, baik di tingkat pusat maupun daerah. Mereka adalah Muhammad Nazaruddin, Muhammad Nasir, dan Ayub Khan.[] mujiyanto
Achmad Mubarok, Dewan Pembina Partai Demokrat
Itu Semua Isu!
Pencopotan Nazar dari bendahara umum PD untuk pencitraan partai? Ah masa pencitraan, bagaimana sih? Orang kok pakai citra bagaimana sih? Ada juga yang menganggap Demokrat setengah hati dalam memberantas korupsi karena Nazar hanya dicopot dari jabatan bendahara umum di partai tetapi tidak ditarik dari DPR? Biar saja lah, orang kayak begitu tidak perlu dikomentari. Tidak ditariknya Nazar dari DPR karena Demokrat takut akan ancaman Nazar yang akan membongkar borok-borok Demokrat?
4/5
[60] Demokrat Dijegal Skandal Tuesday, 12 July 2011 11:02
Anda lihat yang sudah-sudah semuanya bertahap, juga semuanya bertahap, Ali Sadikin juga bertahap, dari jabatan dulu baru dari DPR. Ini kan etika, kalau persoalan hukum baru DPR. Tidak ada yang ditakuti. Apa yang ditakuti? Katanya, Nazar minta suap pembangunan Wisma Atlet sebagiannya untuk disetor ke partai? Wong katanya-katanya. Anda katanya siapa? Tidak ada itu. Bukan hanya Demokrat tetapi semua partai juga begitu. Anggotanya yang duduk di kursi basah, harus memberikan setoran, kalau tidak mau dipindah ke kursi kering? Itu juga katanya-katanya kan? Ya buktikan saja! Harus dibuktikan secara hukum? Lha iya, wong katanya-katanya, susah kalau hanya katanya-katanya saja. Kenapa banyak isu miring yang beredar terhadap Demokrat? Kan tidak akan ada asap tanpa api? Namanya juga isu. Kalau ngurusin isu ya pusing. Tidak usah diurusin isu mah. Jadi kalau ada yang ngomong harus bisa membuktikan secara hukum? Iya, ya, ya. Jadi, ya isu semua itu![]joy
5/5