JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013)
ISSN 08532265
BELAJAR DARI PEMILU 2011 DAN PEMILU SELA 2013 DI SINGAPURA : INDIKASI MULAI BERTUMBUHNYA KEPERCAYAAN PADA PARTAI OPOSISI Oleh Bulbul Abdurahman
Abstrak Singapura terdiri dari 63 pulau, termasuk daratan Singapura. Pulau utama sering disebut Pulau Singapura tetapi secara resmi disebut Pulau Ujong (Melayu: berarti pulau di ujung daratan (semenanjung)). Terdapat dua jembatan buatan menuju Johor, Malaysia: Johor–Singapore Causeway di utara, dan Tuas Second Link di barat. Pulau Jurong, Pulau Tekong, Pulau Ubin dan Pulau Sentosa adalah yang terbesar dari beberapa pulau kecil di Singapura. Titik alami tertinggi adalah Bukit Timah Hill dengan tinggi 166 m (545 kaki). Kata Kunci: Pemilu, Partai Oposisi Pendahuluan Singapura memiliki banyak proyek reklamasi tanah dengan tanah diperoleh dari bukit, dasar laut, dan negara tetangga. Hasilnya, daratan Singapura meluas dari 581,5 km² (224.5 mil²) pada 1960-an menjadi 704 km² (271.8 mil²) pada hari ini, dan akan meluas lagi hingga 100 km² (38.6 mil²) pada 2030. Proyek ini kadang mengharuskan beberapa pulau kecil digabungkan melalui reklamasi tanah untuk membentuk pulau-pulau besar dan berguna, contohnya Pulau Jurong. Singapura nama resminya Republik Singapura, adalah sebuah negara pulau di lepas ujung selatan Semenanjung Malaya, 137 kilometer (85 mil) di utara khatulistiwa di Asia Tenggara. Negara ini terpisah dari Malaysia oleh Selat Johor di utara, dan dari Kepulauan Riau, Indonesia oleh Selat Singapura di selatan. Singapura adalah pusat keuangan terdepan keempat di dunia[16] dan sebuah kota dunia kosmopolitan yang memainkan peran penting dalam perdagangan dan keuangan internasional. Pelabuhan Singapura adalah satu dari lima pelabuhan tersibuk di dunia. Singapura memiliki sejarah imigrasi yang panjang. Penduduknya yang beragam berjumlah 5 juta jiwa, terdiri dari Cina, Melayu, India, berbagai keturunan Asia, dan Kaukasoid. 42% penduduk Singapura adalah orang asing yang bekerja dan menuntut ilmu di sana. Pekerja asing membentuk 50% dari sektor jasa. Negara ini adalah yang terpadat kedua di dunia setelah Monako. A.T. Kearney menyebut Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS
Page 292
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013)
ISSN 08532265
Singapura sebagai negara paling terglobalisasi di dunia dalam Indeks Globalisasi tahun 2006. Sebelum merdeka tahun 1965, Singapura adalah pelabuhan dagang yang beragam dengan PDB per kapita $511, tertinggi ketiga di Asia Timur pada saat itu. Setelah merdeka, investasi asing langsung dan usaha pemerintah untuk industrialisasi berdasarkan rencana bekas Deputi Perdana Menteri Dr. Goh Keng Swee membentuk ekonomi Singapura saat ini. Economist Intelligence Unit dalam "Indeks Kualitas Hidup" menempatkan Singapura pada peringkat satu kualitas hidup terbaik di Asia dan kesebelas di dunia. Singapura memiliki cadangan devisa terbesar kesembilan di dunia. Negara ini juga memiliki angkatan bersenjata yang maju. Setelah PDB-nya berkurang -6.8% pada kuartal ke-4 tahun 2009, Singapura mendapatkan gelar pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, dengan pertumbuhan PDB 17.9% pada pertengahan pertama 2010.
Singapura
Meski ukurannya kecil, Singapura memiliki salah satu pasukan militer paling maju di Asia Tenggara. Kementerian Pertahanan (MINDEF) yang saat ini dipimpin oleh Menteri Teo Chee Hean, mengawasi Angkatan Darat Singapura, Angkatan Laut Republik Singapura, dan Angkatan Udara Republik Singapura yang seluruhnya disebut sebagai Angkatan Bersenjata Singapura, bersama perusahaan relawan Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS
Page 293
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013)
ISSN 08532265
swasta sebagai pembantu. Kepala Pasukan Pertahanan Singapura adalah Letnan Jenderal Neo Kian Hong. Angkatan bersenjata bertugas untuk mencegah kemungkinan serangan dan juga menyediakan bantuan kemanusiaan ke negara lain. Singapura memiliki pakta pertahanan bersama dengan beberapa negara, terutama Five Power Defence Arrangements. Ada jaringan pelatihan luas di Amerika Serikat, Australia, Republik Cina (Taiwan), Selandia Baru, Perancis, Thailand, Brunei, India dan Afrika Selatan. Sejak 1980, konsep dan strategi "Pertahanan Total" telah diterapkan di semua aspek keamanan yang bertujuan untuk memperkuat Singapura dari segala jenis ancaman. Undang-undang Singapura mensyaratkan setiap warga negara dan penduduk tetap pria Singapura yang mampu untuk menjalani National Service selama sedikitnya dua tahun sebelum mencapai usia 18 tahun atau lulus sekolah, dengan pengecualian kesehatan atau lainnya. Setelah dua tahun bertugas, setiap pria dianggap siap beroperasi dan wajib menjadi serdadu cadangan sampai usia 40 tahun (50 untuk perwira bertugas). Mereka yang memenuhi persyaratan kesehatan juga harus menjalani Individual Physical Proficiency Test (IPPT) setiap tahun sebagai bagian dari program pelatihan. Lebih dari 350.000 pria bertugas sebagai serdadu cadangan yang siap beroperasi, dan 72.500 pria lainnya membentuk pasukan nasional dan korps reguler. Peningkatan jumlah peperangan non-konvensional dan terorisme telah mendorong peningkatan fokus terhadap aspek pertahanan non-militer. Kontingen Gurkha, bagian dari Kepolisian Singapura, juga merupakan sebuah pasukan kontraterorisme. Tahun 1991, pembajakan Singapore Airlines Penerbangan 117 berakhir dengan penyerangan ke pesawat oleh Pasukan Khusus Singapura dan kematian keempat pembajak tanpa membahayakan penumpang atau personel SOF. Rencana Jemaah Islamiyah, sebuah kelompok militan Islam untuk menyerang Komisi Tinggi Australia digagalkan pada tahun 2001. Sumber daya pertahanan Singapura telah dimanfaatkan pada misi-misi bantuan kemanusiaan internasional, termasuk tugas penjagaan perdamaian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang melibatkan 11 negara.[88] Bulan September 2005, Angkatan Udara Republik Singapura (RSAF) mengirimkan tiga helikopter CH47 Chinook ke Louisiana untuk membantu operasi kemanusiaan Badai Katrina.
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS
Page 294
ISSN 08532265
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013)
Setelah Tsunami Asia 2004, SAF mengirimkan tank dan helikopter untuk membantu operasi kemanusiaan di negara yang terkena dampaknya.
Pembahasan Singapura adalah sebuah republik parlementer dengan sistem pemerintahan parlementer unikameral Westminster yang mewakili berbagai konstituensi. Konstitusi Singapura menetapkan demokrasi perwakilan sebagai sistem politik negara ini. Partai Aksi Rakyat (PAP) mendominasi proses politik dan telah memenangkan kekuasaan atas Parlemen di setiap pemilihan sejak menjadi pemerintahan sendiri tahun 1959. Freedom House menyebut Singapura sebagai "sebagian bebas" dalam "laporan Freedom in the World" dan The Economist menempatkan Singapura pada tingkat "rezim hibrida", ketiga dari empat peringkat dalam "Indeks Demokrasi". Tampuk kekuasaan eksekutif dipegang oleh kabinet yang dipimpin oleh perdana
menteri.
Presiden
Singapura,
secara
historis
merupakan
jabatan
seremonial, diberikan hak veto tahun 1991 untuk beberapa keputusan kunci seperti pemakaian cadangan nasional dan penunjukan jabatan yudisial. Meski jabatan ini dipilih melalui pemilu rakyat, hanya pemilu 1993 yang pernah diselenggarakan sampai saat ini. Cabang legislatif pemerintah dipegang oleh parlemen. Pemilihan parlemen di Singapura memiliki dasar pluralitas untuk konstituensi perwakilan kelompok sejak Undang-Undang Pemilihan Parlemen diubah tahun 1991. Anggota parlemen (MP) terdiri dari anggota terpilih, non-konstituensi dan dicalonkan. Mayoritas MP terpilih melalui pemilihan umum dengan sistem pertamamelewati-pos dan mewakili Anggota Tunggal atau Konsituensi Perwakilan Kelompok (GRC). Singapura beberapa kali masuk sebagai salah satu negara dengan tingkat korupsi terendah di dunia oleh Transparency International. Meski hukum di Singapura diwariskan dari hukum Inggris dan India Britania, dan meliputi banyak elemen hukum umum Inggris, dalam beberapa kasus hukum ini keluar dari warisan tersebut sejak kemerdekaan. Contohnya adalah pengadilan oleh juri dihapuskan. Singapura memiliki hukum dan penalti yang meliputi hukuman korporal yudisial dalam bentuk pencambukan untuk pelanggaran seperti pemerkosaan, kekerasan, kerusuhan, penggunaan obat-obatan terlarang, vandalisme properti, dan sejumlah pelanggaran imigrasi. Singapura juga memiliki hukuman mati wajib untuk pembunuhan
tingkat
pertama,
penyelundupan
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS
obat-obatan
terlarang,
dan
Page 295
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013)
ISSN 08532265
pelanggaran senjata api. Amnesty International mengatakan bahwa "serangkaian klausa dalam Undang-Undang Penyalahgunaan Obat-Obatan Terlarang dan Undang-Undang
Pelanggaran
Senjata
Api
berisi
dugaan
bersalah
yang
bertentangan dengan hak dianggap tidak bersalah hingga terbukti bersalah dan mengikis hak pengadilan yang adil", dan memperkirakan bahwa Singapura memiliki "kemungkinan tingkat eksekusi tertinggi di dunia bila dibandingkan dengan jumlah penduduknya". Pemerintah menyatakan bahwa Singapura memiliki hak berdaulat untuk menentukan sistem yudisialnya dan memaksakan sesuatu yang dianggap sebagai hukuman yang pantas. Pemerintah memiliki sengketa dalam beberapa poin laporan Amnesty. Mereka berkata bahwa dalam lima tahun sampai 2004, 101 warga Singapura dan 37 warga asing telah dieksekusi, semuanya kecuali 28 orang disebabkan oleh pelanggaran obat-obatan terlarang.[53] Amnesty menyebutkan 408 eksekusi antara 1991 dan 2003 dari pemerintah dan sumber lain dari jumlah penduduk sebanyak empat juta jiwa. Sebuah survei oleh Political and Economic Risk Consultancy (PERC) mengenai eksekutif bisnis ekspatriat bulan September 2008 menemukan bahwa orang-orang yang disurvei menganggap Hong Kong dan Singapura memiliki sistem yudisial terbaik di Asia, dengan Indonesia dan Vietnam yang terburuk: sistem yudisial Hong Kong diberi skor 1.45 dalam skala (0 untuk terbaik dan 10 untuk terburuk); Singapura dengan skor 1.92, diikuti Jepang (3.50), Korea Selatan (4.62), Taiwan (4.93), Filipina (6.10), Malaysia (6.47), India (6.50), Thailand (7.00), China (7.25), Vietnam (8.10) dan Indonesia (8.26). PERC memberi komentar bahwa karena survei ini melibatkan eksekutif bisnis ekspatriat daripada aktivis politik, kriteria seperti kontrak dan perlindungan IPR lebih ditekankan: "persepsi umum ekspatriat adalah bahwa politik setempat tidak memenuhi cara hukum perdagangan dan kriminal dilaksanakan". PERC mencatat bahwa nilai teratas Singapura dalam survei tersebut tidak termasuk aktivis politik yang mengkritik Partai Aksi Rakyat (PAP) karena menggunakan pengadilan untuk membungkam kritikus. Pada November 2010, sebuah pengadilan Singapura memberi hukuman penjara enam minggu kepada penulis Britania, Alan Sheldrake atas penghinaan terhadap pengadilan dalam bukunya, "Once A Jolly Hangman: Singapore Justice In
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS
Page 296
ISSN 08532265
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013)
The Dock", berdasarkan wawancara dengan bekas eksekutor pengadilan dan kritik terhadap hukuman mati di negara ini. Singapura atau dalam bahasa Inggris Republic of Singapore, negara yang berada di utara Kepulauan Riau (Indonesia) ini punya sejarah yang cukup menarik, yang pada awalnya Singapura adalah perkampungan nelayan yang dihuni oleh suku melayu. Pada tahun 1959 dengan suatu konstitusi Singapura memperoleh status “internal self-rule” dalam ikatan Persemakmuran. Pada tahun 1963 bergabung dengan ke dalam Federasi Malaysia, tetapi pada tanggal 9 Agustus 1965 dikeluarkan dari Federasi karena dikhawatirkan Lee Kuan Yew dan partainya akan meluaskan pengaruhnya ke bagian-bagian lain Malaysia. Konstitusi Singapura yang sekarang berasal dari Konstitusi 1959 dengan amandemen-amandemen berhubung dengan bergabungnya untuk sementara waktu dengan Malaysia dan pemantapan penerimaan bentuk republik. Konstitusi Singapura berdasarkan sistem Westminster, karena Singapura bekas merupakan bekas jajahan inggris. Posisi presiden adalah simbolis “the president of Singapore shall be the symbolic/ the nominal head of the state” sebagai kepala negara dan kekuasaan pemerintahan berada pada perdana menteri yang merupakan ketua partai politik yang mempunyai kedudukan mayoritas diparlemen. Presiden dipilih oleh parlemen untuk masa jabatan empat tahun, sedang Parlemen sendiri bersifat monokameral beranggotakan 65 orang yang dipilih secara langsung dalam pemilihan umum, untuk masa jabatan 5 tahun. Parlemen dapat dibubarkan. Arena politik dikuasai oleh Partai Aksi Rakyat (People Action Party) yang telah
memerintah
sejak
singapura
merdeka.
Pemerintahan
PAP
sering
memperkenalkan undang-undang yang tidak memberi kesempatan tumbuhnya penumbuhan partai-partai oposisi yang efektif. Cara PAP dikatakan lebih cenderung otoriter dari pada Demokrasi yang sebenarnya. Namun, cara pemerintahan tersebut berhasil menjadikan Singapura sebuah menjadi negara yang maju, bebas dari pada korupsi dan memiliki pasar ekonomi yang terbuka. Para ahli politik menganggap Singapura sebuah negara yang berideologi Demokrasi Sosialis. Sistem Pemerintahan Parlementer Unikameral. Singapura adalah negara Republik. Perdana Menteri adalah kepala pemerintahan. Perdana Menteri dan Presiden dipilih melalui pemilu. Konstitusi dari Singapura adalah Konstitusi Singapura. Tampuk kekuasaan eksekutif dipegang oleh Kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri. Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS
Page 297
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013)
ISSN 08532265
Presiden Singapura, secara historis merupakan jabatan seremonial, diberikan hak veto tahun 1991 untuk beberapa keputusan kunci seperti pemakaian cadangan nasional dan penunjukan jabatan yudisial. Cabang legislatif pemerintah dipegang oleh parlemen. Pemilihan parlemen di Singapura memiliki dasar pluralitas untuk konstituensi perwakilan kelompok sejak Undang-Undang Pemilihan Parlemen diubah tahun 1991. Anggota parlemen (MP) terdiri dari anggota terpilih, non-konstituensi dan dicalonkan. Mayoritas MP terpilih melalui pemilihan umum dengan sistem pertamamelewati-pos dan mewakili Anggota Tunggal atau Konsituensi Perwakilan Kelompok (GRC). Singapura memiliki hukum dan penalti yang meliputi hukuman korporal yudisial dalam bentuk pencambukan untuk pelanggaran seperti pemerkosaan, kekerasan, kerusuhan, penggunaan obat-obatan terlarang, vandalisme properti, dan sejumlah pelanggaran imigrasi. Singapura secara resmi memperoleh kedaulatan pada 9 Agustus 1965. Yusof bin Ishak disumpah sebagai presiden, dan Lee Kuan Yew menjadi perdana menteri pertama Republik Singapura. Tahun 1990, Goh Chok Tong menggantikan Lee sebagai perdana menteri. Selama masa pemerintahannya, negara ini menghadapi Krisis Keuangan Asia 1997, wabah SARS, dan ancaman teroris oleh Jemaah Islamiyah. Tahun 2004, Lee Hsien Loong, putra sulung Lee Kuan Yew, menjadi perdana menteri Singapura. Di antara keputusannya yang terkenal adalah rencana membuka kasino untuk mendorong pariwisata.
Sistem Pemilu Sistem politik yang diterapkan di negara ini adalah perpaduan sistem demokrasi dan otoriterisme. Namun, kombinasi antara kebebasan sipil yang dikontrol dengan ketat, media yang dibatasi, dan pemimpin yang kuat seperti Lee Kuan Yew, telah menghambat potensi kemajuan demokrasi di sana.Bagaimanpun waktu telah berubah: Lee Kuan Yew, seorang pemimpin lugas yang juga masih menjadi seorang pengamat politik kritis internasional, sudah terlihat rapuh dan menua. Di saat yang sama, pertumbuhan pesat ekonomi Singapura selama lima tahun terakhir (pasca Krisis Keuangan Global pada 2008) telah membuat sebagian besar rakyat Singapura mempertanyakan tentang ekspansi ekonomi yang tak ada batasnya. Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS
Page 298
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013)
ISSN 08532265
Ketika menjelang pemilu ke-14 pada tahun 2011, suasana di negara ini menjadi sedikit berubah. Warga Singapura menjadi lebih kritis dalam bersikap dan bertanya. Di saat yang sama, mereka juga memiliki sarana untuk menyalurkan berbagai pertanyaan mereka ini – yaitu media sosial – sarana yang juga menjadi alat transformasi politik di Timur Tengah. Lebih jauh lagi, investasi pemerintah pada sektor telekomunikasi, seperti jaringan internet dan sarana komunikasi secara besar-besaran membuat warga Singapura dapat menikmati akses dunia maya dengan cepat dan murah.Semua ini berdampak luar biasa bagi publik Singapura (yang sudah jenuh akan mainstream media (atau MSM) hingga banyak munculnya blog dan situs-situs alternatif (seperti onlinecitizen.com dan temasekreview.com). Selain itu, terdapat lebih dari dua juta pengguna aktif Facebook dari keseluruhan jumlah penduduk Singapura yang sekitar lima jutaan. Pemerintah People’s Action Party (PAP), partai terbesar Singapura, tampaknya mencoba untuk membatasi arus informasi yang semakin terbuka ini. Liputan tentang sejumlah figur oposisi dalam mainstream media langsung meningkat drastis; hingga sebuah acara debat di televisi menghadirkan wakil dari empat partai non-PAP bersama dengan Menteri Keuangan Tharman Shanmugaratnam yang cerdas dan tangkas dalam kata-kata. Dulu, PAP bisa memonopoli orang-orang terbaik dan paling cerdas. Namun saat ini tidak lagi begitu, warga Singapura sudah dikenalkan dengan orang-orang yang direkrut Partai Pekerja, seperti Pritam Singh, seorang think-tanker dan spesialis kebijakan publik lulusan University College London, Chen Show Mao, pengacara dari Davis Polk & Wardell, international law firm yang berbasis di Beijing, yang daftar kualifikasinya (universitas Harvard, Oxford dan Stanford) mengalahkan keluarga Lee. Pertumbuhan ekonomi secara bombastis ini telah membuka sejumlah lapangan kerja pada banyak perusahaan swasta dan nonpemerintah bagi warga Singapura. Hasilnya, banyak individu terbaik dan tercerdas yang tidak lagi bergantung pada negara untuk karir mereka, dan ini membebaskan mereka untuk menentang pemerintah secara langsung. Namun politik tetap menjadi urusan sangat personal di Singapura yang padat penduduk dan dipenuhi perumahan publik. Tokoh oposisi Low Thia Kiang dari Partai Pekerja
merasakan dampak dari mulai terbukanya mainsteam media dan itu
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS
Page 299
ISSN 08532265
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013) langkahmenggembirakan.
Tentu
saja
ujian
sebenarnya
bagi
MSM
adalah
bagaimana mereka nanti akan berhasil di periode Pemilu. Beberapa pemimpin PAP yang cerdas seperti George Yeo dan Tharman begitu cepat mengakui betapa pentingnya oposisi yang kuat. Ini disambut dengan baik oleh Sekretaris Jenderal Partai Pekerja, yang mengatakan, "Ini benar-benar sebuah perubahan cara berpikir.” Tak disangsikan lagi bahwa para pemimpin Singapura memandang diri mereka sebagai anomali dalam kawasan yang semakin bergerak menjauh dari pemerintah tangan besi. PAP tampaknya berharap mengatur proses pembukaan diri untuk memastikan mereka akan terus bisa memegang kontrol. Meski demikian, niat PAP merangkul demokrasi (karena sekarang mereka belum terlalu ‘merangkul’-nya) mendapat kecaman dari banyak pengamat politik senior Singapura. Singapura adalah sebuah negara yang menganut paham presidential. Kepala pemerintahan biasanya muncul dan dipilih dari parlemen, sehingga pemilihan umum di negara dengan sistem seperti ini biasanya hanya memilih anggota parlemen. Partai dengan kursi terbanyak akan mencari dukungan untuk membentuk pemerintahan dengan perdana menteri dari partai mereka. Kepala negara tidak mencampuri urusan pembentukan pemerintahan. Kepala negara di negara dengan sistem seperti ini dapat muncul dengan berbagai cara seperti melalui pemilihan umum di negara republik ataupun menjabat seumur hidup di negara monarki.
Pelaksanaan Pemilu 2011 Perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) 2011 di Singapura digunakan sebagai moment untuk memperbarui kekompakan politik para elit bersama rakyat di negeri itu. Pemilu adalah waktu untuk memperbarui kekompakan antara rakyat dan pemerintah. Menurut Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Singapura yang juga Sekretaris Jenderal PAP “pemerintah yang berturut-turut didukung People's Action Party (Partai Aksi Rakyat) selama 50 tahun akan terus menegakkan kepercayaan tersebut.“ (batamtoday, 7 Mei 2011) Lee mengatakan PAP saat ini telah berubah seiring dengan waktu dengan memperbarui komposisi kepengurusan, kebijakan partai, termasuk pola pendekatan politik
kepada pemerintah.
Untuk
mewujudkan perubahan
itu,
PAP telah
meluncurkan sebuah manifesti politik untuk mewujudkan Singapura yang baru yakni Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS
Page 300
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013)
ISSN 08532265
"Mengamankan masa depan kita bersama".Manifesto yang ditangkap dalam tiga komponen kampanye PAP seperti isu-isu jangka panjang yang dihadapi negara itu yakni menyangkut biaya hidup, ekonomi dan pekerjaan, perumahan, pendidikan dan kesehatan. Dalam pandangan Lee, Sistem politik Singapura membantu untuk bersatu dan mengatasi tantangan ini menghasilkan pemerintah dengan mandat yang jelas untuk bertindak tegas, sistem yang wujudkan adalah memberikan ruang untuk suara-suara alternatif. Lee juga mengemukakan sikap PAP terkait dengan perubahan internasional, terutama menyangkut ekonomi dan keamanan internasional. Masa depan Singapura menjanjikan, namun wawasan internasional tidak pasti. Menurut Presiden Bank Dunia, Bob Zoellick, ekonomi dunia adalah salah satu kejutan dari krisis yang menyesakkan dada. Pemilihan Umum (General Election) di Singapuramenggunakan sistem GRC dan SMC yang mengadopsi “the winner takes all” menghasilkan perbedaan jauh antara jumlah suara yang diperoleh dengan jumlah kursi parlemen yang direbut. Partai berkuasa PAP anjlog perolehan suara hanya 60% namum menyabet 81 kursi dari 87 yang diperebutkan atau sekitar 93%. Perolehan PAP itupun didukung oleh sistem totaliter di mana semua media massa dikuasai oleh pemerintah milik dinasti Lee Kuan Yew yang melancarkan ancaman “Fear Factor” kepada rakyaknya apabila tidak pilih PAP akan dihukum. Walhasil protes perombakan sistem Pemilu model GRC-SMC gencar di udara. Bahwa kemerosotan popularitas penguasa runtuh tak bisa diingkari. Sebagai contoh kini mucul potisi terpopuler Singapore yaitu Nicole Seah, 24 tahun dari NSP (National Solidarity Party), hanya dalam 2 pekan berhasil melewati popularitas Lee Kuan Yew. Terbukti fanspage di Facebook telah melewati 70000. Kemudian pada perebutan suara di wilayah Marine Parade GRC memaksa tim Senior Minister Goh Chok Tong dari PAP (People Action Party) hanya memperolah 56% melawan tim Nicole Seah dari NSP. Politisi senior hanya menang tipis lawan politisi muda gadis 24 tahun yang baru muncul 2 pekan. Dalam pelaksanaan pemilu tahun 2011, Menteri Luar Negeri Singapura, George Yeo, veteran dua dekade dalam Partai Aksi Rakyat (PAP) adalah korban terbesar dalam pemilu nasional kali ini. Oposisi meraup mayoritas suara, sekaligus pertama kali, dalam satu distrik. Partai Pekerja, memenangkan lima kursi di distrik Aljunied, menggagalkan peluang PAP yang dipimpin Yeo. Partai berkuasa dipimpin Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS
Page 301
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013)
ISSN 08532265
Perdana Menteri Lee Hsien Long, yang telah memimpin Singapura lebih dari lima dekade, memenangkan 81 dari 87 kursi dan hanya memperoleh 60,1 persen menurut Departemen Pemilu. (REPUBLIKA.CO.ID,09 Mei 2011) Sebuah babak baru telah dibuka dalam sejarah Singapura. Pada 2006, tim PAP dipimpin oleh Menteri Luar Negeri George Yeo, masih bisa mempertahankan Aljunied dengan 56.1 persen suara melawan 43,9 persen suara Partai Pekerja. Namun itu adalah perolehan dengan marjin terkecil dalam sejarah pemilu Singapura. Profil pemilih juga mendukung oposisi di mana mereka berasal dari warga kelas menengah yang sangat prihatin dengan tekanan inflasi. "Kami butuh pihak oposisi menyuarakan aspirasi kami." Hasil ini akan memaksa PAP kembali duduk di meja dan mengevaluasi kebijakan dan sistem pendukung sosial, termasuk untuk perumahan dan melihat bagaimana cara terbaik mengatasi ketidakbahagiaan nyata di lapangan. Yeo, yang telah menjanjikan mendorong reformasi di dalam tubuh PAP,adalah satu dari dua menteri Kabinet yang kehilangan kursi. 'Korban lain' adalah menteri wanita pertama Singapura, Lim Hwee Hua. Yeo telah menjadi anggota parlemen sejak 1988 dan telah bertugas di berbagai kementrian, termasuk Kementrian Perdagangan dan Industr dan Menteri Informasi dan Seni. Dalam pemilu Singapura, para kandidat bertarung dalam perolehan bangsal satu kursi atau distrik multikursi yang disebut Grup Perwakilan Konstituensi atau GRC, di mana di distrik tersebut, partai yang memenangkan suara memenangkan semua kursi. PAP telah kehilangan satu GRC untuk pertama kali dalam pemilu kali ini, menempatkan enam oposisi berhadapan dengan 81 kursi partai berkuasa dalam parlemen. Sekretaris Jenderal Partai Pekerja (WP), Low Thia Khiang dan pemimpin partai, Sylvia Lim, yang menyerukan suara-suara lebih keras di parlemen serta perumahan terjangkau bagi rakyat, memimpin perolehan di Aljunied, sementara satu anggota lain, Yaw Shin Leon memenangkan suara di Hougang. GDP Singapura bertambah menjadi 14,5 persen tahun lalu, terbesar di Asia ketika sektor manufaktur menanjak dan sebuah resort dengan fasilitas kasino mulai dioperasikan di negara itu oleh Las Vegas Sands Cors. Saat masih menjadi Menteri Perdagangan dan Industri pada 2004, Yeo telah membantu mengakhiri larangan Singapura terhadap Kasino. Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS
Page 302
ISSN 08532265
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013)
Ironisnya, kesuksesan ekonomi Singapura justru memperlebar jurang ekonomi, dengan rasio rumah tangga jutaan dolar memimpin dunia yang berkontribusi pada peningkatan harga produk konsumen dan properti, meninggalkan beberapa warga di belakanga. Inflasi juga mengalami percepatan dalam dua tahun menjadi 5,5 persen pada Januari. Koefisien Gini Singapura, istilah ukuran ketidakseimbangan pendapatan melonjak dari semulai 0,444 pada 2000 menjadi 0,48 pada tahun lalu, demikian menurut
departemen
statistik
negara.
Pembacaan
angka
itu,
nol
berarti
keseimbangan pendapatan, sementara satu berarti terjadi ketidakseimbangan secara mutlak. Lee Kuan Yew, 87 tahun, dengan kendaraan PAP sejak merdeka 1965 banyak disanjung rakyat hingga tahun 2000. Namun dekade terakhir publik mulai bosan dengan gayanya yang otoriter, tidak ada kebebasan pers dan tidak ada kebebasan berbicara dan berpendapat. Singapore di bawah Lee Kuan Yew serupa dengan Malaysia di bawah Najib Razak dan Mesir di bawah Husni Mubarak. United Nation’s Human Rights, badan HAM di PBB pun sudah ancang-ancang untuk mengecam dengan keras kepada penguasa Singapore agar memperhatikan freedom of speech, freedom from fear and freedom of the press bagi rakyat. Partai Oposisi semacam WP, NSP, SDP, RP, dll nampaknya sangat antusias untuk merombak sistem Pemilu dan menuntut kemerdekaan berbicara dan kemerdekaan pers layaknya negara demokrasi. Perombakan diharapkan agar tidak terjadi penyimpangan dalam penempatan wakil rakyat (parlemen). Hasil poll Sabtu kemarin jelas membuktikan bahwa PAP yang hanya meraup 60% suara tapi merebut 93% kursi parlemen. Maklum sistem GRC dibuat oleh PAP sendirian untuk melestarikan kekuasaan. Publik mulai merasa dibohongi dengan sistem itu.
Titik Keunggulan PAP (People Action Party) Dengan menguasai kontrol penuh media massa dan lembaga negara, PAP pada masa kampanye Pemilu sebelum 7 Mei 2011 melancarkan jurus lama yang dikenal dengan istilah “Fear Factor” alias Bikin Orang Takut. Dari Lee Kuan Yew hingga mentri-mentri lain melancarkan teror yaitu rakyat yang tidak memilih PAP akan terkena hukuman. Misalnya pembangunan di wilayahnya (misal di Aljunaid) tidak akan diurus, biar Partai oposisi saja yang urus jika oposisi yang merebut kursi parlemen di wilayah tsb. Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS
Page 303
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013)
ISSN 08532265
Fear Factor yang umum adalah ini: 1) Pemerintah tahu siapa mencoblos partai apa ketika di dalam bilik suara (ballot) sehingga rakyat takut pilih partai oposisi dengan resiko dipecat dari pekerjaan, sulit memasukan anak ke sekolah, tidak dapat fasilitas pemilikan rumah/flat. 2) Rakyat ditakut-takuti jika PAP kalah maka investasi asing akan lari, 3) Rakyat ditakut-takuti jika PAP kalah akan jadi negara miskin dan pembantu/TKW/maid di negeri lain, 4) Siapapun yang mengkritik penguasa dengan keras akan berujung masuk penjara, dibuang ke negara asing, didenda jutaan dollar hingga harta ludes dan jatuh bangkrut/miskin seperti tokoh oposisi sebelumnya. Dan yang paling sukses dalam 50 tahun adalah anak-anak sekolah dilarang belajar politik. Sehingga menghasilkan generasi muda buta proses politik. Semua nasib bangsa dan negara diserahkan kepada janji manis dinasti Lee Kuan Yew. Untuk itu Lee Kuan Yew dan kelompoknya di PAP yang jadi mentri menikmati gaji setara 5x lipat gaji Presiden Amerika Barack Obama, di atas 3 juta dollar per tahun. Namun karena gap kaya-miskin melebar jauh dan angka kemiskinan serta biaya hidup melonjak tinggi maka anak-anak muda mulai terjun ke politik.
Pemilu Presiden 2011 Dr Tony Tan dinyatakan sebagai Presiden Singapura yang baru. Bankir berusia 71 tahun ini berhasil memenangkan kursi Presiden Singapura dengan meraih 35 persen dari 2,1 juta warga Singapura memberikan suaranya. Mantan Deputi Perdana Menteri Singapura ini meraih 744.397 suara dalam pemilihan dan menang dari saingan tan Cheng Bock dengan selisih 7.629 suara. Uniknya, pengumuman dari hasil pemilihan ini sempat ditunda selama beberapa jam setelah petugas pemilu menghitung kembali perolehan suara yang ada. Penundaan ini disebabkan persaingan ketat dari dua kandidat yang bertarung untuk kursi presiden ini.Pemilihan Presiden Singapura dengan sistem pemilu ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan oleh Singapura sejak 1993. Umumnya penentuan Presiden Singapura hanya bersifat seremonial. Kandidat Presiden Singapura dipilih secara individual tanpa ada kaitan dengan partai politik politik manapun. Namun, Tan selama ini dikenal sebagai tokoh dalam Partai Pergerakan Rakyat (PAP) yang berkuasa di Singapura. Pria berusia 71 tahun ini dikenal dengan pengabdiannya di parlemen selama 27 tahun. Dia pun sempat menjabat menteri pada lima kabinet yang berbeda, sebelum akhirnya
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS
Page 304
ISSN 08532265
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013)
berkarir di Singapore Investment Corporation yang mengatur investasi asing di Singapura.
Pemilu sela Pemilu sela adalah sebuah pemilihan umum khusus yang diadakan untuk mengisi sebuah jabatan politik yang kosong di antara masa pemilihan umum. Hal ini biasanya terjadi apabila si pemegang jabatan meninggal dunia atau mengundurkan diri, atau bila ia tidak berhak lagi untuk tetap duduk di jabatannya karena ditarik (recall) oleh partainya atau karena menghadapi tuntutan hukum yang serius. Dalam sejarah, anggota-anggota parlemen kadang-kadang diharuskan melakukan pemilu sela bila ia diangkat menjadi menteri. Pemilu sela tersebut disebut pemilu sela menteri. Pemilu sela di konstituensi dengan satu wakil. Pemilu sela diadakan di kebanyakan negara yang memilih anggota parlemennya melalui konstituensi yang diwakili oleh satu orang saja, baik dengan sistem dua putaran atau dengan sistem pemenang melalui suara terbanyak. Pemilu ini umumnya dilakukan di negara-negara Persemakmuran seperti Britania Raya dan Kanada, dan juga di Perancis. Di Amerika Serikat pemilihan ini disebut pemilu khusus, dan dilakukan apabila sebuah kursi di Kongres Amerika Serikat atau di parlemen negara bagian menjadi kosong, dan terjadi kekosongan yang lama (biasanya hingga lebih dari enam bulan) hingga pemilu regular berikutnya. Ini adalah strategi yang dapat diambil oleh partai-partai kecil dalam pemilihan umum apabila ada sebuah partai dominan yang telah lama berkuasa, dan para pemilihnya tidak ingin partai yang dominan itu kehilangan kekuasaannya dengan cara
yang
mengejutkan.
Dalam
hal
ini,
partai-partai
kecil
itu
bertarung
memperebutkan kursi yang kurang dari setengah dari keseluruhan kursi di parlemen. Hal ini menghasilkan perasaan pemilu sela di antara para pemilih, yang mungkin merasa
aman
untuk
memberikan
suaranya
kepada
pihak
oposisi
untuk
mendapatkan lebih banyak suara oposisi di parlemen. Contohnya adalah pemilu di Singapura. Partai Aksi Rakyat (PAP: People's Action Party) yang berkuasa di Singapura untuk kedua kalinya kalah dalam pemilu sela yang diselenggarakan dalam delapan bulan terakhir sehingga partai oposisi bisa kembali mendapat tambahan satu kursi di parlemen. (Beritasatu.com, 27 Januari 2013). Para pemilih tampaknya tidak puas Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS
Page 305
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013)
ISSN 08532265
dengan berbagai kebijakan imigrasi pemerintah dan kesenjangan pendapatan yang makin meningkat. Lee Li Lian, kandidat dari kubu oposisi Partai Pekerja (Workers' Party), dinyatakan memenangi 54,5 persen dari sekitar 29.800 suara pemilih setelah pemungutan suara dilakukan 26 Januari 2013
di distrik Punggol East, dan
mengalahkan tiga kandidat PAP, termasuk Koh Poh Koon yang mendapatkan 43,7 persen.Secara total, Partai Pekerja masih jauh tertinggal dengan tujuh kursi sedangkan PAP menguasai 80 kursi. Meskipun menang, Partai Pekerja masih merupakan partai kecil. PAP sudah berkuasa sejak 1959 namun dukungan atas partai ini mulai menurun dalam beberapa tahun terakhir dengan hanya memenangi 60 persen suara pada pemilu 2011— yang terendah sejak hasil 1965 — karena berbagai masalah seperti tingginya biaya hidup, membanjirnya pendatang dan meningkatnya kesenjangan pendapatan. Perdana Menteri Lee Hsien Loong, meminta diadakannya pemilu sela setelah anggota parlemen PAP Michael Palmer tiba-tiba mundur karena skandal perselingkuhan. Kekalahan di pemilu sela ini dianggap sebagai hal yang bisa membuat malu pemerintah. Menurut Bridget Welsh, profesor ilmu politik di Singapore Management University, hal Ini membuat PAP “syok," Mereka datang ke pemilu dengan cepat dan rasa pecaya diri bisa menang. Jadi kekalahan ini sebetulnya merusak mereka. PAP akan dipaksa untuk melakukan evaluasi secara serius kebijakan-kebijakan yang telah diambil dan apa yang keliru dilakukan.
Penutup Singapura memiliki ekonomi pasar yang sangat maju, yang secara historis berputar di sekitar perdagangan entrepôt. Bersama Hong Kong, Korea Selatan dan Taiwan, Singapura adalah satu dari Empat Macan Asia. Ekonominya sangat bergantung pada ekspor dan pengolahan barang impor, khususnya di bidang manufaktur yang mewakili 26% PDB Singapura tahun 2005 dan meliputi sektor elektronik, pengolahan minyak Bumi, bahan kimia, teknik mekanik dan ilmu biomedis. Tahun 2006, Singapura memproduksi sekitar 10% keluaran wafer dunia. Singapura memiliki salah satu pelabuhan tersibuk di dunia dan merupakan pusat pertukaran mata uang asing terbesar keempat di dunia setelah London, New York
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS
Page 306
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013)
ISSN 08532265
dan Tokyo. Bank Dunia menempatkan Singapura pada peringkat hub logistik teratas dunia. Ekonomi Singapura termasuk di antara sepuluh negara paling terbuka, kompetitif dan inovatif di dunia. Dianggap sebagai negara paling ramah bisnis di dunia, Ratusan ribu ekspatriat asing bekerja di Singapura di berbagai perusahaan multinasional. Terdapat juga ratusan ribu pekerja manual asing. Namun saat ini masyarakat Singapura sudah mulai kejenuhan dengan rejim otoriter, hal ini dibuktikan dengan semakin besarnya suara yang diberikan rakyat pada partai oposisi. Dalam Pemilu tahun 2011, perolehan suara oposisi di parlemen adalah 6 kursi diantara 87 kursi di parlemen, dan pada tahun 2013 mendapat tambahan 1 kursi melalui pemilu sela, sehingga anggota parlemen dari partai oposisi (partai pekerja) menjadi 7 kursi. Referensi: Hill, Michael (1995). In Kwen Fee Lian. The Politics of Nation Building and Citizenship in Singapore. Routledge. ISBN 0-415-12025-X. King, Rodney (2008). The Singapore Miracle, Myth and Reality. Insight Press. ISBN 0-9775567-0-0. Mauzy, Diane K.; Milne, R.S. (2002). Singapore Politics: Under the People's Action Party. Routledge. ISBN 0415246539. Tan, Kenneth Paul (2007). Renaissance Singapore? Economy, Culture, and Politics. NUS Press. ISBN 9789971693770. Lee Kuan Yew (2000). From Third World To First: The Singapore Story: 1965–2000. New York: HarperCollins. ISBN 0-06-019776-5 Worthington, Ross (2002). Governance in Singapore. Routledge/Curzon. ISBN 07007-1474-X. Pogadaev, V.A. (2012), Malay World (Brunei, Indonesia, Malaysia, Singapore). Lingua-Cultural Dictionary), Vostochnaya Kniga Text "ISBN 978-5-7873-0658-3 "Census of Population (2000)" (PDF). Singapore Department of Statistics. Diakses 11 January 2000. "Key Facts & Figures". Ministry of Transport, Singapore. Diakses 11 January 2003. "Nation's History". Singapore Infomap. Diakses 11 January 2004.
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS
Page 307