Jurnal POLITEIA|Vol.3|No.1|Januari 2011 ISSN: 0216-9290 Husnul Isa Harahap Eksistensi Partai Golkar di Kabupaten Labuhanbatu pada Pemilu 2009
Eksistensi Partai Golkar di Kabupaten Labuhanbatu pada Pemilu 2009 HUSNUL ISA HARAHAP Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan, Jl. Dr. Sofyan No.1 Medan, 20155, Telepon: 061-8220760, Email:
[email protected] Diterima tanggal 7 Oktober 2010/Disetujui tanggal 3 November 2010 Golkar Party in Labuhanbatu in new order general election period has been very obvious. At that time this party is the winner party. Nevertheless situation has changed after political reform in 1998. Since this era, Golkar Party must full tactical for win the competition. This Study is discussing change of Golkar Party vote at general election 2009. Precisely, present which piece of vote the Golkar Party which obtained at general election 2004 that change at 2009. This study is using observation way, interview and book study and document for collecting data. Data Analysis is using comparison method (the vote) combine with political behavior approach. The finding is the reduction of Golkar Party vote in Labuhanbatu influenced by his popular figure (got voter) that has decreased. It is affect to all of constituency at this place. Though this party is winner at Dapil Labuhanbatu 1 dan 5, but the degradation of Golkar Party vote is inescapable. This condition indicates the electors that select Golkar Party (2004) and then not (2009) in general election, is categorized as voter candidate orientation. Keywords: General election, political party, political participation.
Pendahuluan Partai Golkar adalah partai politik yang sudah memiliki pengalaman panjang dalam menghadapi pemilihan umum. Partai ini juga adalah partai yang sangat siap menghadapi perubahan sistem politik maupun sistem kepemiluan di Indonesia. Pengalamannya yang panjang memberikan pelajaran kepada Partai Golkar bahwa politik membutuhkan kepiawaian dalam mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. Struktur partai yang kokoh dari pusat sampai tingkat lokal juga menjadikan pengurus partai ditingkat lokal khususnya di Kabupaten Labuhanbatu memiliki karakter yang kurang lebih sama dengan para pengurus di tingkat nasional. Pada masa orde baru Partai Golkar Labuhan batu banyak belajar bagaimana menghadapi situasi politik yang tidak sesuai harapan, de-
mikian pula pada masa reformasi. Reformasi Tahun 1998, telah banyak merubah dan mempengaruhi kehidupan maupun suasana politik. Jumlah partai yang mengalami penambahan adalah salah satu contohnya. Partai-partai politik yang hadir di masyarakat, kini sudah lebih banyak dibanding pada masa lalu sebelum terjadinya reformasi. Sistem pemilu memberikan kesempatan kepada pemilih memilih calon legislatif yang disukainya sehingga hal ini juga telah mempengaruhi hasil pemilu. Dengan demikian, tidak hanya citra partai politik saja yang mempengaruhi pemilih dalam menentukan pilihannya pada pemilu, tetapi juga citra dari calon legislatif yang diusung oleh partai-partai politik peserta pemilu. Tentu banyak sekali hal-hal lain yang menjadi instrumen politik yang mewarnai kehidupan politik kepartaian dan kepemiluan. Namun yang menarik dan menjadi selalu per-
13
Jurnal POLITEIA|Vol.3|No.1|Januari 2011 ISSN: 0216-9290 Husnul Isa Harahap Eksistensi Partai Golkar di Kabupaten Labuhanbatu pada Pemilu 2009 tanyaan adalah bagaimana partai-partai politik yang sudah eksis sejak masa Orde Baru, yakni terutama sekali Partai Golkar menghadapi semua perubahan yang terjadi dalam suasana kehidupan kepartaian dan kepemiluan. Sebagai jawabannya tentu banyak penjelasan yang bisa menjelaskan pertanyaan krusial tersebut. Tabel 1 Perolehan Kursi Partai Politik di DPRD Kabupaten Labuhanbatu pada Pemilu 2004 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Partai Partai Golkar PDIP PPP PBR Partai Demokrat PAN PBB PKS PNBK PPDI PDS
Jumlah Kursi 11 8 6 6 5 2 2 1 1 1 1
Sumber: Adaptasi dari data KPU Kabupaten Labuhanbatu Pada dasarnya, jika dilihat hasil pemilihan umum tahun 2004, dapat dikatakan bahwa Partai Golkar telah berhasil melewati masamasa peralihan. Hasil pemilu 2004 di Kabupaten Labuhanbatu menunjukkan bahwa masa depan Partai Golkar tidak sesuram yang dibayangkan oleh banyak orang sejak reformasi politik dikumandangkan. Hasil ini membantah pandangan banyak kalangan yang menanggap bahwa setelah pemilu 1999 Partai Golkar akan ditinggalkan pemilihnya. Partai Golkar berhasil memperoleh 11 kursi dan jumlah itu merupakan jumlah kursi terbanyak yang dimiliki partai politik untuk tingkat DPRD Kabupaten Labuhanbatu (lihat Tabel 1). Jika dilihat hasil perolehan suaranya, maka jumlah yang suara yang berhasil dipikat oleh Partai Golkar adalah 98.602 suara. Sementara itu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memperoleh 69.895 suara, atau berada pada urutan kedua setelah Partai Golkar (lihat Tabel 2). Perolehan suara PPP yang mencapai 53.201 menunjukkan bahwa, tiga partai lama masih mendominasi suara pemilih pada pemilu kedua pasca reformasi (tahun 2004).
14
Tabel 2 Perolehan Suara Partai Politik di Kabupaten Labuhanbatu pada Pemilu 2004 untuk Tingkat DPRD No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Partai Partai Golkar PDIP PPP PBR Partai Demokrat PBB PAN PDS PKS PPDI PNBK PPDI
Jumlah Kursi 98.602 69.895 53.201 38.674 27.604 16.245 15.833 13.401 9.704 9.451 8.836 9.451
Sumber: Adaptasi dari data KPU Kabupaten Labuhanbatu Pada pemilu legislatif tahun 2009, jumlah suara sah yang diperoleh Partai Golkar mengalami perubahan. Perubahan jumlah perolehan suara ini merubah jumlah kursi yang diperoleh Partai Golkar di lembaga DPRD Kabupaten. Hasil ini memperlihatkan bahwa setelah Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Labuhanbatu mengesahkan hasil pemilu 2009, kader Partai Golkar yang berada di DPRD Kabupaten Labuhanbatu untuk periode 2009-2014 berjumlah tujuh orang (lihat Tabel 3). Partai-partai politik baru mulai membayang-bayangi Partai Golkar dan partai lain yang umurnya lebih tua. Partaipartai politik muda seperti Partai Demokrat, Partai Hanura, Partai Amanat Nasional mulai mempengaruhi pilihan pemilih di Kabupaten Labuhanbatu. Perubahan perolehan suara yang terjadi pada Partai Golkar Labuhanbatu ini cukup menarik untuk dicermati lebih jauh. Ada beberapa hal yang menjadi alasannya, antara lain: Pertama, pemilu 2009 adalah pemilu ketiga yang diikuti oleh Partai Golkar pasca reformasi tahun 1998; Kedua, pemilu tahun 2009 kembali diikuti oleh partai-partai baru; Ketiga, caleg terpilih pada masing-masing partai politik ditentukan berdasarkan sistem daftar terbuka; Terakhir, data yang menunjukkan suara Partai Golkar secara umum untuk tingkat DPRD Kabupaten Labuhanbatu, tidak menunjukkan fenomena yang jelas karena menyisakan pertanyaan penting, yakni: pertama, pada bagian mana suara yang diperoleh partai Gokar pada pemilu 2004 itu berpindah
Jurnal POLITEIA|Vol.3|No.1|Januari 2011 ISSN: 0216-9290 Husnul Isa Harahap Eksistensi Partai Golkar di Kabupaten Labuhanbatu pada Pemilu 2009 pada pemilu 2009? Kedua, bagaimana menjelaskan fenomena perpindahan suara Partai Golkar dari data yang ada tersebut? Tabel 3 1 Perolehan Kursi Partai Politik di DPRD Kabupaten Labuhanbatu pada Pemilu 2009 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama Partai Partai Golkar Partai Demokrat PDIP PPP PBR Partai Hanura PAN PKS PPRN PKB Partai Patriot PBB PKPB PMB PNBKI PKDI Total
Jumlah Kursi 7 7 6 5 5 4 3 3 2 1 1 2 1 1 1 1 50
Sumber: Adaptasi dari data KPU Kabupaten Labuhanbatu Pendekatan dan Metode Studi ini dilakukan dengan pendekatan perilaku politik. Fokusnya pada perolehan suara partai Golkar pada pemilu 2009. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, 1
Pada perkembangannya, setelah terjadi pemekaran wilayah Kabupaten Labuhanbatu menyebabkan penyesuaian dilakukan dan berdasarkan Surat Pemberitahuan KPU Labuhan batu Nomor 270/4458/KPU-LB/2009 tanggal 21 Desember 2009, jumlah anggota DPRD Kabupaten Labuhanbatu terdiri dari 5 orang yakni: Hj. Ellya Rossa Siregar; Hj. Nurmaya Sofa Tanjung; Ir David Siregar; Nur Syamsul Batu Bara; dan Sariaman, SH. Anggota DPRD Kabupaten Labuhanbatu Selatan terdiri dari: Rahmadi, SE; Hj. Meika Rianti Siregar; SH, Awali Sofyan Hasibuan, SP; Ir. Hefrin Harahap; Hasraruddin Nur Daulay. Anggota DPRD Kabupaten Labuhanbatu Utara terdiri dari: M. Yamin Sihombing, S.Sos; Indra Surya Bakti Simatupang, SH. MKn; Najaruddin Sinaga; Drs. H. Ali Tambunan; H. Zainal Arifin Ritonga, S.Ag, M.Si. Lihat Lampiran Laporan Pertanggungjawaban DPD Partai Golkar Kabupaten Labuhanbatu Masa Bhakti 2004-2009, Musda VIII Partai Golongan Karya Kabupaten Labuhanbatu, Rantauprapat, 25-26 Januari 2010.
wawancara dan studi pustaka serta dokumen. Analisis data dilakukan dengan metode perbandingan hasil pemilu ditahun sebelumnya yakni pemilu tahun 2004. Untuk mempertajam analisisis penelitian, data yang dibandingan akan dikombinasi dengan hasil observasi. Demikian pula dengan hasil wawancara serta dokumen pendukung. Partai Golkar Labuhanbatu dari Pemilu ke Pemilu Partai Golkar merupakan Partai dibesarkan untuk menjadi pemenang pemilihan umum pada masa orde baru. Gagasan ini muncul dalam rangka menjaga stabilitas politik dan pemerintahan serta untuk mendukung orientasi kebijakan yang mengedepankan aspek pembangunan ekonomi. Jadilah Partai Golkar sebagai partai pemenang dalam pemilihan umum. Partai Golkar termasuk di Kabupaten Labuhanbatu menjadi partai dominan yang memenangkan setiap pemilihan umum. Hampir tidak diragukan bahwa partai ini tidak akan mungkin kalah dalam pemilihan umum di Indonesia. Partai Golkar di Labuhanbatu telah lahir sejak tahun 1971. Namun pada masa itu masih disebut Sekber Golkar (Sekretariat Bersama Golongan Karya). Sekber Golkar adalah organisasi yang didirikan pada tahun 1964 yang merupakan perhimpunan lebih dari 100 organisasi yang dikelompokkan kedalam 7 KINO (Kelompok Induk Organisasi). 2 Mayor P. W. Pasaribu adalah Ketua Sekber Golkar pertama di Kabupaten Labuhanbatu. Masa kepemimpinan Mayor P. W. Pasaribu hanya satu tahun. Beliau memimpin sejak tahun 1971 sampai dengan tahun 1972 . Setelah itu pimpinan Partai Golkar di Kabupaten Labuhanbatu dikenal dengan sebutan Ketua DPD Golkar Labuhanbatu.
2
Kino tersebut antara lain KINO KOSGORO, Kino SOKSI, KINO MKGR, KINO Profesi, KINO Ormas Hankam, KINO GAKARI, KINO GERAKAN PEMBANGUNAN. Lihat Sudharmono, Harapan untuk Partai Golkar: Menyongsong Munas VII Partai Golkar 2004, (Jakarta: Karunia Publishing House, 2004), hal. 8.
15
Jurnal POLITEIA|Vol.3|No.1|Januari 2011 ISSN: 0216-9290 Husnul Isa Harahap Eksistensi Partai Golkar di Kabupaten Labuhanbatu pada Pemilu 2009 Tabel 4 Daftar Nama Pemimpin Partai Golkar Labuhanbatu (1971-2015) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Periode 1971-1972 1972-1974 1974-1979 1979-1984 1984-1988 1988-1990 1990-1993 1993-1998 1998-2004 2005-2007 2007-2009 2009-2015
Nama Ketua Mayor P.W. Pasaribu H.T. Mustafa Kamal H. Basari Hasibuan H. Bahrum Nahar Nasution H. Basari Hasibuan H. Untung Zendi Margono H. Aman Saragih H. Thamrin Hasibuan, BA H. Dahlan Hasibuan, SH H.T. Milwan H. Parinsal Siregar, SH H. Parinsal Siregar, SH
Sumber: Analisis dari berbagai sumber, termasuk observasi photo pimpinan Partai Golkar yang dipajang di Kantor DPD Partai Golkar Labuhanbatu. H.T. Mustafa Kamal melanjutkan kepemimpinan ditubuh Golkar Labuhanbatu. H.T. Mustafa Kamal memimpin Golkar selama kurang lebih dua tahun. H.T. Mustafa Kamal menjadi Ketua DPD Golkar Kabupaten Labuhanbatu Periode 1972-1974. H. Basari Hasibuan adalah pemimpin Golkar Labuhanbatu berikutnya yang menggantikan H.T. Mustafa Kamal. H. Basari Hasibuan memimpin Golkar selama dua periode. H. Basari Hasibuan adalah Ketua DPD Golkar Kabupaten Labuhanbatu Periode 1974-1979 dan 1984-1988). Diantara masa kepemimpinan H. Basari Hasibuan tersebut, posisi pemimpin Partai Golkar sempat diisi oleh H. Bahrum Nahar Nasution (Ketua DPD Golkar Kabupaten Labuhanbatu Periode 1979-1984). Pada tahun 1988, H. Untung Zendi Margono menjadi Ketua DPD Golkar menggantikan H. Basari Hasibuan. H. Untung Zendi Margono Ketua DPD Golkar Kabupaten Labuhanbatu Periode 1988-1990. Masa kepemimpinan H. Untung Zendi Margono berakhir di tahun 1990. Penerusnya adalah H. Aman Saragih. H. Aman Saragih adalah Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Labuhanbatu Periode 1990-1993. Di tahun 1993, H. Thamrin Hasibuan, BA menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Labuhanbatu Periode 1993-1998 (lihat Tabel 4). Pasca reformasi, suksesi kepemimpinan di tubuh Partai Golkar tetap berlanjut. H. Dahlan Hasibuan, SH adalah Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Labuhanbatu Periode 1998-2004. Setelah masa kepe-
16
mimpinannya berakhir, H.T. Milwan menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Labuhanbatu selama dua tahun. H.T. Milwan memimpin DPD Partai Golkar Kabupaten Labuhanbatu sejak tahun 2005 hingga tahun 2007. Terakhir, ditahun 2007, H. Parinsal Siregar, SH menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Labuhanbatu Periode 2007-2009 dan 2009-2015) (lihat Tabel 4). Pada pemilihan umum pertama sejak reformasi, untuk pertama kali dalam sejarah, Partai Golkar mengalami perubahan posisi perolehan suara. Pemilihan umum Tahun 1999 menempatkan Partai Golkar Labuhanbatu pada urutan ke dua suara terbanyak. Sementara PDI Perjuangan muncul sebagai partai yang paling banyak memperoleh kursi. Tidak hanya ditingkat nasional, fenomena ini juga terjadi ditingkat lokal seperti di Sumatera Utara. Demikian pula di Kabupaten Labuhanbatu, dimana suara Partai Golkar mengalami perubahan posisi suara. Pemilu tahun 1999 Partai Golkar di Kabupaten Labuhanbatu memperoleh 26,6 persen suara (lihat Tabel 5). Sebagai pemilu pertama setelah reformasi, hasil pemilu 1999 yang menunjukkan suara Partai Golkar berada di posisi kedua terbanyak ditafsirkan sebagai kenyataan bahwa masyarakat masih percaya pada partai Golkar yang pada saat reformasi dianggap oleh berbagai kalangan sebagai partai yang tidak perlu di pilih kembali. Oleh sebab itu, jumlah perolehan suara Partai Golkar yang masih signifikan pada pemilu 1999 adalah prestasi yang penting bagi Partai Golkar untuk meningkatkan suara pada pemilihan umum di masa berikutnya yakni pemilu 2004. Perolehan suara pada pemilu 1999 ini pula yang membangkitkan semangat dari para anggota Partai Golkar untuk meningkatkan suara Partai Golkar pada pemilu 2009. Tabel 5 Deskripsi Perolehan Suara Partai Golkar dalam Pemilu 1999 di Kabupaten Labuhanbatu No 1 2 3 4
Nama Partai PDIP Golkar PPP PAN
Persentase Suara 35% 26,6% 15,7% 6,1%
Sumber: Diolah dari Daniel Dhakidae, (2004), hal. 41.
Jurnal POLITEIA|Vol.3|No.1|Januari 2011 ISSN: 0216-9290 Husnul Isa Harahap Eksistensi Partai Golkar di Kabupaten Labuhanbatu pada Pemilu 2009 Pada pemilu 2004, fakta menunjukkan bahwa kerja keras dan prestasi yang ditargetkan serta diupayakan oleh para pemimpin Partai Golkar dapat menjadi kenyataan. Pemilu 2004 telah menghasilkan sejarah baru bagi Partai Golkar. Partai Golkar berhasil naik ke posisi pertama suara terbanyak secara nasional. Kalau boleh dikatakan, inilah kemenangan pertama Partai Golkar dalam sejarah pemilu di Indonesia setelah reformasi. Kenyatan ini merupakan apresiasi dari banyak masyarakat yang menilai bahwa Partai Golkar telah berubah sehingga pantas untuk dipilih dalam pemilu 2004. Demikian pula dalam skala lokal, dapat dikatakan bahwa hasil pemilihan umum 2004 merupakan kemenangan pertama DPD Partai Golkar Labuhanbatu setelah reformasi. Bagaimana dengan hasil pemilihan umum 2009? Kenyataan menunjukkan bahwa secara nasional Partai Golkar harus kembali melakukan evaluasi internal. Posisi perolehan suara Partai Golkar mengalami perubahan. Sebuah partai baru yang dikenal dengan nama Partai Demokrat telah menjadi pesaing baru bagi Partai Golkar karena perolehan suaranya cukup signifikan. Meski demikian, secara nasional memang Partai Golkar masih merupakan peraih suara terbanyak kedua dalam pemilu 2009. Tabel 6 Perbandingan Jumlah Kabupaten/Kota yang Dikuasai Partai Golkar Pada Pemilu 2004 dan 2009 di Provinsi Sumatera Utara No Nama Partai 2004 2009 1 Golkar 18 4 2 PDIP 4 2 3 Demokrat 21 Sumber: Diolah dari Harian Umum Kompas, (22 Mei 2009, hal. 8). Cermin dari peta politik di Sumatera Utara tahun 2004 dan 2009 menggambarkan bahwa pada tahun 2009 Partai Golkar cukup berhasil kembali menguasai 4 wilayah kabupaten/kota. Sementara sisanya sudah berpindah tangan kepada partai lain. Ini tentu berbeda dengan kondisi di tahun 2004 dimana hampir seluruh kabupaten/kota dikuasai Partai Golkar. Pada masa ini Partai Golkar berhasil menguasai 18 kabupaten/kota. Hanya 4 kabupa-
ten/kota yang dikuasai oleh partai lain (lihat Tabel 6). Meski demikian DPD Partai Golkar Labuhanbatu boleh berbesar hati karena wilayah Kabupaten Labuhanbatu merupakan salah satu dari empat kabupaten/kota yang berhasil dikuasai oleh Partai Golkar. Partai Golkar Labuhanbatu dapat tetap eksis menjadi partai yang memperoleh suara yang banyak meskipun ditempat lain atau dikabupaten/kota lain, banyak suara Partai Golkar direbut oleh partai lain. Oleh sebab itu salah satu keistimewaan Partai Golkar di Labuhanbatu adalah kemampuannya untuk mengulangi kemenangan Partai Golkar Labuhanbatu setelah reformasi. Pendek kata bagi DPD Partai Golkar Labuhanbatu, kemenangan Partai Golkar ini merupakan kemenangan kedua dalam pemilu untuk tingkat DPRD Kabupaten Labuhanbatu. Partai Golkar di Labuhanbatu memperoleh 22.446 suara, diikuti oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 20.357 suara, lalu Partai Demokrat 19.663 suara dan PPP 16.176, Partai HANURA 15.771 suara. Sementara sisa suara lain direbut oleh partai-partai lain seperti PAN, PBR, PKS, PPRN, PPIB, PNBKI, PMB, PKB, Partai Buruh, PKPB. Hasil ini merupakan hasil perolehan suara sebagaimana ketetapan KPU Kabupaten Labuhanbatu (lihat Tabel 7). Tabel 7 Gambaran Perolehan Suara Partai Golkar Pada Pemilu 2009 di Kabupaten Labuhanbatu No Nama Partai Jumlah Suara 1 Partai Golkar 22.446 2 PDIP 20.357 3 Partai Demokrat 19.663 4 PPP 16.176 5 Partai Hanura 15.771 Sumber: Diolah dari Dokumen KPU Kabupaten Labuhanbatu. Pada konteks persaingan politik kondisi seperti ini tentu tetap merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan. Jika dilihat dari perubahan perolehan kursi di DPRD maka terlihat jelas bahwa jumlah kursi yang diperoleh Partaii Golkar di pemilu 2009 berbeda jauh dengan jumlah kursi yang diperoleh
17
Jurnal POLITEIA|Vol.3|No.1|Januari 2011 ISSN: 0216-9290 Husnul Isa Harahap Eksistensi Partai Golkar di Kabupaten Labuhanbatu pada Pemilu 2009 Partai Golkar pada pemilu 2004. Selisihnya mencapai hampir 50%. Jika pada tahun 2004 Partai Golkar masih memiliki 11 kursi di DPRD Kabupaten Labuhanbatu, pada tahun 2009 Partai Golkar hanya memiliki 7 kursi. Selisih perolehan kursi ini juga dapat dilihat lebih jelas dari selisih perolehan suara yang diperoleh pada pemilu 2004 dan 2009. Pada pemilu 2004 Partai Golkar memperoleh 98.602 suara, dan pada pemilu 2009 Partai Golkar memperoleh 22.446. Dilihat dari perspektif ini maka selisih perolehan suara yang terjadi mencapai lebih dari 100 persen (lihat perbandingan suara Partai Golkar pada Tabel 2 dan Tabel 7). Pengaruh Partai Golkar yang Memudar Secara kasat mata, dapat dikatakan kiprah Partai Golkar di Kabupaten Labuhanbatu pada pemilu tahun 2009 menunjukkan trend yang sama pada pemilu tahun 2004 yakni menjadi partai pemenang atau yang paling banyak memperoleh suara. Namun jika dilihat lebih mendalam, data umum hasil pemilu Kabupaten Labuhanbatu itu menyimpan catatan-catatan menarik. Pertama, kemenangan Partai Golkar sangat bergantung dengan ketokohan lokal yang merupakan kader Partai Golkar. Kedua, sebenarnya partai Golkar berhasil memperoleh kemenangan di dua daerah pemilihan saja yaitu daerah pemilihan Labuhanbatu 1 dan Labuhanbatu 5 (Lihat Tabel 8). Sementara itu, di tiga daerah pemilihan lain yaitu daerah pemilihan Labuhanbatu 2, 3, 4, suara partai lain lebih banyak. Ketiga, perolehan suara menunjukkan fenomena tumbuhnya dukungan suara pemilih untuk kader partai Golkar yang merupakan calon legislatif dari kalangan perempuan. Keempat, terjadinya penurunan perolehan suara Partai Golkar di tiap-tiap daerah pemilihan. Kemenangan Partai Golkar di Dapil 1 merupakan implikasi dari keberadaan Hj. Ellya Rosa Siregar dan Hj. Nurmaya sofa Tanjung. Dua kader Partai Golkar ini berhasil mempengaruhi pilihan masyarakat dan berhasil meraup masing-masing 5059 dan 3576 suara sah. Perolehan suara ini jauh diatas perolehan suara kader partai lain di daerah pemilihan yang sama. Bisa dikatakan bahwa Hj. Ellya Rosa Siregar adalah contoh kader partai Gol-
18
kar di Kabupaten Labuhanbatu yang berhasil meningkatkan suaranya dalam pemilu. Pada pemilu tahun 2004 Hj. Ellya Rosa Siregar juga merupakan kader partai Golkar yang memperoleh suara paling banyak, dan pada periode tersebut beliau menjadi anggota DPRD Kabupaten Labuhanbatu dari daerah pemilihan Labuhanbatu 4. Sebagai catatan jika kemenangan Hj. Ellya Rosa Siregar pada tahun 2004 bertumpu pada dukungan masyarakat di Kecamatan Bilah Hilir maka hasil pemilu 2009 menunjukkan bahwa kemenangan Hj. Ellya Rosa Siregar menyebar di Kecamatan Rantau Utara, Bilah Hulu, Bilah Hulu, Bilah Barat meski sangat sedikit mendapat dukungan di Kecamatan Pangkatan (Daerah Pemilihan Labuhanbatu 1) (lihat Diagram 1). Sementara itu Hj. Nurmaya sofa Tanjung bertumpu pada dukungan suara masyarakat di Kecamatan Pangkatan dan Bilah Hulu. Tabel 8 Partai Politik yang Menguasai Tiap Dapil Pada Pemilu 2009 di Kabupaten Labuhanbatu No Nama Partai Jumlah Suara 1 Dapil 1 Parati Golkar 2 Dapil 2 Partai Demokrat 3 Dapil 3 Partai Demokrat 4 Dapil 4 PDIP 5 Dapil 5 Parati Golkar Sumber: Diolah dari Dokumen KPU Kabupaten Labuhanbatu. Meski menang di daerah pemilihan Labuhanbatu 1 pada pemilihan umum tahun 2009, sebenarnya suara Partai Golkar menurun drastis diwilayah ini dibandingkan dengan tahun 2004, karena daerah pemilihan Labuhanbatu 1 sebenarnya merupakan wilayah yang pada tahun 2004 dikuasai Partai Golkar. Menurunnya suara yang diperoleh Partai Golkar merupakan implikasi dari terjadinya proses regenerasi kader partai pada masa tersebut, atau singkatnya terjadinya regenerasi dari tokohtokoh lama partai ke tokoh-tokoh baru partai. Ternyata digantikannya tokoh-tokoh lama tersebut menyebabkan berkurangnya pengaruh partai terhadap kalangan pemilih. Sebagai contoh adalah H. Sudarwanto yang memperoleh suara sebanyak 8800 pada pemilu 2004, pada pemilu 2009 tidak masuk sebagai daftar caleg partai golkar karena beliau adalah Wakil Bupati Labuhanbatu periode 20052010.
Jurnal POLITEIA|Vol.3|No.1|Januari 2011 ISSN: 0216-9290 Husnul Isa Harahap Eksistensi Partai Golkar di Kabupaten Labuhanbatu pada Pemilu 2009 Diagram 1 Perolehan Suara Hj. Ellya Rosa Siregar Pada Pemilu 2009 di Dapil Labuhanbatu 1 1,800 1,600 1,400 1,200 1,000 800 600 400 200 -
1,633 1,184
1,161 801
RA UT A U RA NT A
N
HU LU BI LA H
U
SE LA TA
N RA NT A
PA NG KA TA
BI LA H
BA
RA T
280
Sumber: Diolah dari Dokumen KPU Kabupaten Labuhanbatu. Selain itu, H. Parinsal Siregar yang pada pemilu tahun 2004 memperoleh 6044 suara, pada pemilu tahun 2009 juga tidak maju sebagai calon legislatif Partai Golkar. Dengan demikian memang benar bahwa ketokohan Hj. Ellya Rosa Siregar dan Hj. Nurmaya sofa Tanjung cukup membantu kemenangan Partai Golkar di daerah pemilihan Labuhanbatu 1, namun perolehan suara kedua calon legislative Partai Golkar tersebut masih dibawah para tokoh lama Partai Golkar seperti H. Sudarwanto dan H. Parinsal Siregar. Kenyataan ini juga ditopang oleh hasil perolehan suara Partai Golkar tahun 2009 yang juga disumbangkan oleh tokoh lain di daerah pemilihan yang sama seperti Nur Samsul Batubara, Sariman SH, dan Kamaludin Ritonga. Akumulasi suara ketiganya mampu menyumbang suara sebesar 4000 suara lebih bagi Partai Golkar. Di daerah pemilihan Labuhanbatu 2 Partai Golkar berada di urutan kedua dibawah Partai Demokrat dengan selisih 179 suara. Pada pemilu tahun 2004 perolehan suara Partai Golkar sebesar 24718 dan pada pemilihan umum tahun 2009 suara Partai Golkar sebesar 17658. Dilihat dari jumlah kursi yang diperoleh, pada pemilu tahun 2004 Partai Golkar berhasil meraih 3 kursi sementara pada pemilu tahun 2009 Partai Golkar kehilangan 1 kursi (memperoleh 2 kursi). Adapun jumlah kursi yang diperbutkan sebanyak 12 kursi. Ini artinya pada pemilu tahun 2009 Partai Golkar berhasil meraih 17 persen kursi pada daerah pemilihan Labuhanbatu 2.
Masih terjadinya proses regenerasi di tubuh Partai Golkar Labuhanbatu dapat dilihat dari perolehan suara tokoh muda partai Golkar seperti misalnya Hj. Meika Riyanti Siregar, SH. Caleg Partai Golkar yang berkompetisi di daerah pemilihan Labuhanbatu 2. Ada juga Awali Sofyan Hasibuan, SP yang juga berkompetisi didaerah pemilihan ini. Suara pemilih yang berhasil diperoleh kader muda Partai Golkar ini memang cukup besar yakni 2989 suara dan 3006 suara, namun selisih suaranya masih belum mengimbangi suara para tokoh Partai Golkar yang berkompetisi di daerah pemilihan Labuhanbatu 2 pada tahun 2004, contohnya adalah H. Ngadiman yang pada waktu itu memperoleh dukungan suara sebesar 3643 suara. Dalam hal ini Rahmadi SE yang merupakan Caleg yang sudah memiliki pengalaman di tahun 2004 berhasil meningkatkan suaranya menjadi 5719 suara dari yang sebelumnya 2417 suara. Sementara caleg Partai Golkar yang juga memiliki pengalaman di tahun 2004 yakni Ir. Hefrin Harahap tidak berhasil meningkatkan perolehan suaranya pada pemilu tahun 2009. Jika di di tahun beliau peraih suara terbanyak dari Partai Golkar untuk daerah pemilihan 2 (3.822 suara), maka di tahun 2009 perolehan suaranya menurun menjadi 1923 suara. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua kader Partai Golkar Labuhanbatu benar-benar memahami bagaimana cara menjaga dan meningkatkan tingkat keterpilihannya dalam masa sebelum pemilu maupun pada waktu pemilu. Kemenangan Partai Golkar pada pemilhan umum tahun 2009 di daerah pemilihan Labuhanbatu 5 bersandar pada kombinasi suara dukungan untuk M. Yamin Sihombing, S.Sos, Najaruddin Sinaga, Drs. Ali Tambunan, dan Truli Evelyn Simanjuntak Smip. Masingmasing memperoleh suara pemilih sebesar 2255, 1831, 1566, dan 1109 ditambah dengan suara dari caleg lain yang jumlahnya di bawah 1000 suara. Namun kemenangan ini bukanlah kemenangan dengan selisih suara yang melebihi 1000 suara, karena Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memperoleh 10324 suara atau selisih 561 suara dengan perolehan suara Partai Golkar (10885) (Lihat Diagram 2). Sebagai catatan pada daerah pemilihan ini, Drs. Ali Tambunan yang pada tahun 2004 berhasil memperoleh suara
19
Jurnal POLITEIA|Vol.3|No.1|Januari 2011 ISSN: 0216-9290 Husnul Isa Harahap Eksistensi Partai Golkar di Kabupaten Labuhanbatu pada Pemilu 2009 cukup besar di kecamatan Kualuh Hulu yakni sebesar 1949 suara (atau total 2687 di daerah pemilihan 5), pada tahun 2009 hanya memperoleh 1566 suara. Diagram 2 Perbandingan Perolehan Suara Partai Golkar dan PDIP untuk Pemilu 2004 dan 2009 di Daerah Pemilihan Labuhanbatu 5 14000
Diagram 3 Perbandingan Perolehan Suara Tiga Caleg Partai Golkar untuk Pemilu 2004 dan 2009 di Daerah Pemilihan Labuhanbatu 3 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
Sri Munaswati Perolehan Suara Tahun 2004 Perolehan Suara Tahun 2009 Syamsuddin Harahap
12000 10000
Perolehan Suara Tahun 2004
8000 6000
Perolehan Suara Tahun 2009
4000
Syahrunal Rasyid
Sumber: Diolah dari Dokumen KPU Kabupaten Labuhanbatu.
2000 0 Golkar
PDIP
Sumber: Diolah dari Dokumen KPU Kabupaten Labuhanbatu. Besarnya dukungan kepada Partai Demokrat dan Partai Hanura di daerah pemilihan Labuhanbatu 3 merupakan gambaran berkurangnya pengaruh Partai Golkar di daerah ini. Perolehan suara Partai Demokrat meningkat tajam dari 3193 pada pemilu tahun 2004 menjadi 8909 pada pemilu tahun 2009. Demikian pula Partai Hanura yang merupakan partai baru berhasil mendapat suara sebesar 7192 di daerah pemilihan yang sama. Sebaliknya perolehan suara Partai Golkar menurun drastis dari 20134 suara menjadi 7052 suara. Penurunan jumlah perolehan suara Partai Golkar ini ditandai oleh adanya trend penurunan kepercayaan masyarakat terhadap beberapa calon legislatif yang berasal dari Partai Golkar. Syamsuddin Harahap yang pada pemilu tahun 2004 perolehan suaranya diatas tiga ribu suara pada pemilu tahun 2009 memperoleh tidak lebih dari seribu lima ratus suara. Calon legislatif lain yang merupakan caleg perempuan yakni Sri Munaswati juga mengalami fenomena yang sama. Di tahun 2004 Sri Munaswati memperoleh 2780 suara dan lima tahun berikutnya perolehan suaranya dalam pemilu hanya mencapai 322 suara. Syahrul Rasyid sebagai calon legislatif Partai Golkar yang ditahun 2004 memperoleh 1638 suara, pada pemilu 2009 hanya memperoleh 594 suara (lihat Diagram 3).
20
Pelajaran yang dapat diambil dari fenomena ini adalah bahwa kepercayaan masyarakat kepada kader Partai Golkar maupun kader partai lainnya yang merupakan calon legislatif bisa berubah dari satu pemilu ke pemilu lainnya. Artinya pilihan masyarakat sangat ditentukan oleh sejauhmana seorang calon legislatif mampu menarik simpati pemilih dan menjadikan pemilih sebagai pemilih yang setia. Jika dilihat komposisi perubahan perolehan suara partai politik di daerah pemilihan Labuhanbatu 3, besar kemungkinan sebagian masyarakat yang memilih Partai Golkar di tahun 2004, telah memutuskan pilihannya ke partai nasionalis baru seperti Partai Hanura atau Partai Demokrat. Namun perkiraan ini memerlukan penelitian lebih jauh. Diagram 4 Perolehan Suara Partai Politik yang Mendapatkan Kursi DPRD Pada Pemilu 2009 di Daerah Pemilihan Labuhanbatu 4 PDIP 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0
Hanura Golkar PPP PPRN
Demokrat PBR
Suara
Sumber: Diolah dari Dokumen KPU Kabupaten Labuhanbatu. Di daerah pemilihan Labuhanbatu 4, perolehan suara Partai Golkar berada pada posisi dibawah perolehan suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Hanura, Partai
Jurnal POLITEIA|Vol.3|No.1|Januari 2011 ISSN: 0216-9290 Husnul Isa Harahap Eksistensi Partai Golkar di Kabupaten Labuhanbatu pada Pemilu 2009 Demokrat dan Partai Persatuan Pembangunan. Dengan kata lain Partai Golkar berada pada urutan ke lima peraih suara terbanyak. Fenomena ini merupakan fenomena yang tidak begitu mengejutkan mengingat di tahun 2004, Partai Golkar juga bukan partai yang mendominasi perolehan suara di daerah pemilihan Labuhanbatu 4. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan lah yang merupakan partai yang berhasil meraih suara terbanyak di daerah pemilihan ini. Meski demikian data menunjukkan, tetap terjadi penurunan perolehan suara untuk Partai Golkar di wilayah Labuhanbatu 4. Di tahun 2004 Partai Golkar meraih 9577 suara, namun di tahun 2009 Partai Golkar hanya berhasil meraih kira-kira setengahnya saja atau sebesar 4105 suara sah (lihat Diagram 4). Di daerah pemilihan Labuhanbatu 4, Ir David Siregar 2.254 suara. Jumlah ini masih di bawah perolehan suara Hj. Ellya Rosa Siregar saat beliau berkompetisi di daerah pemilihan Labuhanbatu 4 pada pemilu tahun 2004. Calon legislatif Partai Golkar lainnya yang pernah berkompetisi di tahun 2004 pada daerah pemilihan ini adalah H. Askarden. Namun tidak ada kejutan yang ditorehkan calon legislatif nomor urut empat ini. Jika di tahun 2004 beliau memperoleh suara di bawah 200 suara (170 suara) maka di tahun 2009 beliau hanya memperoleh 189 suara. Keadaan ini menunjukkan bahwa perolehan suara Partai Golkar di tahun 2009 sangat bergantung pada perolehan suara calon legislatifnya. Diagram 5 Perbandingan Perolehan Suara Partai Golkar dan Suara Salah satu Calegnya di Derah Pemilihan Labuhanbatu 1 dan 2 Pada Pemilu 2009 6000 5000 4000
Perolehan Suara Partai
3000
Bukti bahwa Partai Golkar sangat bergantung dari suara para calon legislatifnya adalah bahwa jumlah perolehan suara partai di bawah jumlah perolehan suara calon legislatif. Hal ini terjadi diseluruh daerah pemilihan di Kabupaten Labuhanbatu. Sebagai contoh di daerah pemilihan Labuhanbatu 1 perolehan suara Partai Golkar 1523 suara, sementara suara salah satu calon legislatifnya sebesar 5059 suara. Jumlah tersebut sama artinya dengan tiga kali perolehan suara Partai Golkar. Hal yang sama juga ditemukan pada perolehan suara di daerah pemilihan Labuhanbatu 2. Di daerah pemilihan Labuhanbatu 2, perolehan suara Partai Golkar 1854 suara. Sementara itu perolehan suara salah seorang calon legislatifnya sebesar 5720. Di daerah pemilihan 3, daerah pemilihan 4 dan daerah pemilihan 5 juga sama. Sebagai contoh, di daerah pemilihan Labuhanbatu 5, perolehan suara Partai Golkar adalah 864 suara dan perolehan suara salah seorang calon legislatif 2255 suara. Pada konteks ini masa depan perolehan suara Partai Golkar Labuhanbatu akan sangat ditentukan oleh loyalitas pada kadernya yang populer. Artinya perolehan suara Partai Golkar di masa depan akan berkurang seandainya terdapat para kadernya yang berpindah ke partai lain. Dalam teori perilaku pemilih perilaku pemilih cara menentukan pilihan didasarkan dengan cara seperti ini disebut tipe pemilih berorientasi kandidat. Satu-satunya cara mengantisipasi hal ini adalah dengan memperkuat konsolidasi internal partai. Selain itu memperkuat kapasitas kelembagaan. Namun dengan sistem pemilihan anggota DPRD “langsung” seperti pada pemilihan umum tahun 2009, dibutuhkan kerja keras bagi Partai Golkar agar pemilih lebih berorientasi kepada partai (Golkar) dan bukan pada kandidatnya. Pilihan yang paling ideal adalah mendorong agar para kadernya memperkuat basisnya pada daerah pemilihannya masing-masing sambil memperkuat kapasitas dan pengaruh partai di lingkungan pemilih.
Perolehan Suara Kandidat
2000
Penutup
1000 0 Dapil 1
Dapil 2
Sumber: Diolah dari Dokumen KPU Kabupaten Labuhanbatu.
Setelah reformasi politik pada tahun 1998. Partai Golkar di Labuhanbatu harus menjalani kompetisi kepartaian yang komptetitif. Temuan studi ini menunjukkan bahwa Pemilu tahun 2009 kursi yang diperoleh tidak
21
Jurnal POLITEIA|Vol.3|No.1|Januari 2011 ISSN: 0216-9290 Husnul Isa Harahap Eksistensi Partai Golkar di Kabupaten Labuhanbatu pada Pemilu 2009 lebih banyak dibandingkan pemilu tahun 2004. Ini merupakan implikasi terjadinya penurunan suara Partai Golkar di Labuhanbatu. Meski data umum perolehan suara partai politik menunjukkan Partai Golkar sebagai pemenang, namun terjadi penurunan suara di setiap daerah pemilihan. Pada kenyataannya Partai Golkar hanya menang di daerah pemilihan 1 dan 5. Adapun penurunan perolehan suara Partai Golkar yang terbanyak terjadi di daerah pemilihan Labuhanbatu 2. Penurunan suara Partai Golkar ini disebabkan karena sebagian calon legislative Partai Golkar yang populer (the got voter) tidak mencalonkan diri sebagai calon legislative. Hal ini menunjukkan bahwa pada pemilihan umum tahun 2009 pemilih yang memilih Partai Golkar termasuk tipe pemilih yang berorientasi kandidat.
22
Daftar Pustaka Data Perolehan Suara Pemilihan Umum tahun 2004. Komisi Pemilihan Umum Labuhanbatu. Data Perolehan Suara Pemilihan Umum tahun 2009. Komisi Pemilihan Umum Labuhanbatu. Lampiran Laporan Pertanggungjawaban DPD Partai Golkar Kabupaten Labuhanbatu Masa Bhakti 2004-2009. 2010. Musda VIII Partai Golongan Karya Kabupaten Labuhanbatu. Rantauprapat, 25-26 Januari. Sudharmono. 2004. Harapan untuk Partai Golkar: Menyongsong Munas VII Partai Golkar 2004. Jakarta: Karunia Publishing House. Wawancara dengan H. Parinsal Siregar (Ketua DPD Partai Golkar Labuhanbatu), Agustus 2010 di Rantauprapat. Wawancara dengan aktivis DPD Partai Golkar Labuhanbatu di Rantauparapat.