69
BEBERAPA ASPEK PERBAIKAN PENYEMPROTAN PESTISIDA UNTUK MENGENDALIKAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN Gayuh Prasetyo Budi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh PO Box 202 Purwokerto 53182
ABSTRAK
P
enggunaan pestisida dengan volume tinggi dan interval aplikasi penyemprotan yang pendek berakibat meningkatkan biaya produksi usahatani, meningkatkan pencemaran terhadap lingkungan, mempercepat terjadinya resistensi organisme pengganggu tanaman (opt) terhadap pestisida, kematian pada musuh-musuh alami dan residu pestisida pada tanaman dan lingkungan. Program pengendalian opt secara terpadu (PHT) dan falsafah penggunaan pestisida sebagai alternatif terakhir dan memilih pestisida yang lebih selektif, efektif tetapi kurang persisten, efisien dan aman bagi lingkungan. Selektivitas pestisida dapat diciptakan antara lain dengan perbaikan teknik penyemprotan, yaitu menurunkan volume larutan pestisida yang digunakan. Flat spray nozzle atau spuyer kipas dapat digunakan untuk menekan volume larutan pestisida yang digunakan minimal 30%, sehingga biaya produksi usahatani dapat ditekan, pendapatan petani dapat ditingkatkan dan kepedulian terhadap lingkungan hidup dapat dipelihara lebih baik. antara lain adalah cara aplikasi relatif
PENDAHULUAN di
mudah, dapat digunakan dalam areal
tinggi
yang luas, pestisida tersedia di kios-kios
maupun di dataran rendah, penggunaan
sarana pertanian dan hasilnya mudah
pestisida adalah merupakan salah satu
dievaluasi.
cara
keuntungan
Dalam Indonesia,
usahatani baik
yang
di
sayuran
dataran
penting
untuk
Di
samping
tersebut,
beberapa penggunaan
mempertahankan hasil panen. Sampai
pestisida tidak luput dari resiko yang
saat ini pestisida merupakan pilihan
tidak kecil, yang perlu diwaspadai setiap
utama bagi petani untuk melindungi
waktu. Banyak hal yang perlu mendapat
pertanaman
dari
opt.
perhatian dan pertimbangan dalam
Pestisida
mempunyai
banyak
penggunaan pestisida terutama oleh
keuntungan untuk digunakan petani,
para pengguna (petani). Salah satu sifat
gangguan
AGRITECH, Vol. XI No. 2 Des. 2009 : 69 – 80
70
yang harus diketahui oleh petani adalah,
dengan
cara
bahwa pestisida itu beracun bukan saja
pestisida.
menurunkan
biaya
terhadap opt tetapi juga berbahaya bagi
Alokasi biaya yang dibutuhkan
manusia dan hewan ternak lainnya. Dari
petani untuk pestisida dalam suatu
hasil pemantauan diketahui bahwa
usahatani sayuran di sekitar Lembang
sesungguhnya para pengguna pestisida
adalah 27% dari biaya total. Bahkan
(petani) pada umumnya relatif kurang
dalam
menyadari akan hal tersebut.
Petani
tanaman tomat, alokasi biaya yang
mementingkan
dibutuhkan untuk pestisida lebih besar,
rata-rata
hanya
kepentingan
sendiri,
yaitu
hanya
berusaha melindungi pertanamannya dari
kerusakan
karena
opt.
musim
penghujan
untuk
yaitu berkisar antara 30-50% dari biaya total produksi (Oudejans, 1992). Besarnya biaya yang dibutuhkan
Cara
penggunaan pestisida yang baik yang
untuk
dapat
kemanjuran
memproduksi sayuran diakibatkan oleh
pestisida dalam waktu yang relatif lama
tingginya kebutuhan volume larutan
dan menekan pengaruh sampingan
pestisida untuk setiap aplikasi. Di
yang serendah-rendahnya belum banyak
Indonesia variasi penggunaan volume
diketahui.
larutan pestisida yang biasa digunakan
mempertahankan
pembelian
pestisida
dalam
Hal lain yang dipandang sangat
oleh petani antara 1.000 – 1.500 liter
penting adalah menentukan jumlah
larutan per hektar per aplikasi. Dengan
volume
yang
tipe spuyer yang sama petani bawang
Sampai saat ini sebagian
merah di daerah Klampok Brebes
besar petani belum mempertimbangkan
membutuhkan volume larutan pestisida
efisiensi penggunaan volume pestisida.
sebanyak 1.000 – 1.400 liter per hektar
Dengan
apabila
per aplikasi. Petani bawang merah rata-
diperhitungkan secara matang biaya
rata menggunakan pestisida sebanyak
produksi
924 liter larutan per hektar per aplikasi
digunakan.
larutan
pestisida
demikian usahatani
dapat
ditekan
(Stallen and Lumkes, 1989). Petani
Gayuh Prasetyo Budi : Beberapa Aspek Perbaikan …
71
cabai di daerah yang sama biasanya
tanaman
menghabiskan lebih dari 1.800 liter per
1989)
(Ciba-Geigy,
Lumkes,
Sedangkan di
Teknik penyemprotan pestisida
dataran tinggi khususnya petani kentang
ini merupakan perbaikan dari teknik
di Pangalengan dengan menggunakan
aplikasi yang sudah ada, yaitu tidak lagi
power sprayer menghabiskan 1.400 liter
mengikuti cara kebiasaan menyemprot
larutan per hektar per aplikasi dan
sampai basah kuyup, tetapi disesuaikan
apabila digunakan alat penyemprot
dengan kebutuhan. Dengan demikian
punggung
larutan
hektar per aplikasi.
semi
otomatis,
volume
pestisida
air
digunakan
yaitu 1.800 liter larutan per hektar per
Penggunaan air yang lebih banyak
aplikasi.
mendorong butir-butir semprotan cepat PENYEMPROTAN
lebih
yang
larutan yang dibutuhkan lebih banyak
TEKNIK PESTISIDA
menjadi
atau
sedikit.
luruh dari permukaan tanaman ke pangkal batang dan terus ke tanah di
Teknik penyemprotan pestisida
sekitanya.
Dengan
teknik
(Spraying techniques) dalam pengertian
penyemprotan, residu pestisida relatif
pengendalian opt, adalah suatu teknik
lebih lama tinggal pada permukaan
dengan cara manaagent perlindungan
tanaman,
(pestisida) diaplikasikan kepada sasaran
efektivitasnya lebih lama.
yaitu tanaman dan opt. Dalam teknik
penggunaan volume larutan yang tepat,
penyemprotan
organisme bukan sasaran terutama
pestisida
ditekankan
-
periode Dengan
musuh-musuh alami tidak terganggu
pada : -
sehingga
Penggunaan air yang lebih sedikit
dan resurgensi opt dapat dihindarkan,
dan peningkatan efektifitas pestisida
sehingga kemanjuran pestisida yang
yang digunakan.
digunakan dapat dipertahankan lebih
Perpanjangan periode efektivitas
lama.
pestisida
untuk
perlindungan
Untuk menjamin keberhasilan penyemprotan perlu digunakan spuyer
AGRITECH, Vol. XI No. 2 Des. 2009 : 69 – 80
72
yang cocok, waktu penyemprotan yang
tanah.
tepat terutama tidak dalam keadaan
menyebabkan
angin yang berhembus kencang, tidak
lingkungan sekitarnya.
dilakukan saat terik matahari dan tidak dilakukan dalam keadaan cuaca kabut atau kelembaban lebih dari 80% atau
Menurut Metcalf (1982), bahwa hasil
penyemprotan
dan
penggunaan pestisida tepung sangat tendah. Penggunaan pestisida tepung disebarkan
hanya
membuat
deposit pada permukaan tanaman 1020% dan pestisida yang disemprotkan hanya
membuat
deposit
pada
permukaan tanaman 25-50% sedangkan pada permukaan tubuh serangga hama Data lain dilaporkan bahwa 50-75% hasil penyemprotan pestisida tidak bermanfaat dan gagal, yaitu luruh dan jatuh ke tanah atau terbang kerena angin.
Lumkes
(1989),
melaporkan bahwa hasil penyemprotan yang dilakukan petani Brebes 80% dari volume
hanya
pencemaran
pada
Dengan pengukuran yang sangat pestisida
semprotannya
Dari
setiap
spuyer
yang
pengalaman
diketahui
bahwa
umur spuyer yang digunakan sangat berpengaruh terhadap tingginya volume larutan yang dibutuhkan. Hal ini masuk akal karena cara pemeliharaan spuyer oleh petani yang tidak baik, sehingga makin lama lubang spuyer makin bertambah besar. Sifat-sifat
spuyer
yang
biasa
digunakan oleh petani antara lain besar butir
semprotannya
heterogen.
Hollow-cone metal 4 lubang adalah spuyer yang biasa digunakan oleh petani. Ukuran butir semprotannya berkisar antara 20-600 mikron (0,02-0,6 mm). Ukuran butir semprotan pada
membuat
deposit di luar target sasaran, yaitu pada
dari
digunakan setiap menit dapat diketahui.
sasaran hanya terdapat kurang dari 1 %.
tertiup
berarti
sederhana keluaran volume larutan
dari 50%.
yang
ini
PERBAIKAN TEKNIK PENYEMPROTAN DENGAN PENGGUNAAN SPUYER BARU
pada keadaan kelembaban lebih rendah
efisiensi
Hal
saat
aplikasi
sangat
Gayuh Prasetyo Budi : Beberapa Aspek Perbaikan …
menentukan
73
keberhasilan dari penggunaan pestisida.
penyemprotan pestisida. Spuyer kipas
Butir semprotan yang berukuran lebih
disebut demikian karena semburannya
kecil dari 150 mikron, umumnya
berbentuk
mudah tertiup angin.
semprotannya homogen, rata-rata 200
Residu yang
kipas.
Ukuran
butir
terjadi sangat singkat atau mungkin
mikron.
sama sekali tidak terjadi deposit apalagi
untuk diaplikasikan pada permukaan
sampai
tanaman, tidak mudah tertiup angin dan
pada
penetrasi.
Butir
Butir semprotan ini cocok
semprotan yang lebih besar dari 400
lama
mikron cenderung cepat luruh (roll of)
permukaan tanaman. Dengan demikian
dari permukaan tanaman karena terlalu
residunya yang terjadi lebih lama
berat.
(Lumkes, 1989).
Dengan demikian pencemaran
lingkungan mudah terjadi terutama bagi
menempel
Spuyer
pada
kipas
bidang
keluaran
daerah sekitar pertanaman tersebut,
menitnya
yaitu yang terdapat pada tanah dan air
lubang spuyer, yang disesuaikan dengan
di areal setempat.
nomornya.
Serangga berguna
ditentukan
oleh
per
ukuran
Untuk fungisida ukuran
yang terbang lebih banyak mati sebagai
lubangnya lebih besar untuk menjaga
akibat dari butir semprotan yang
agar tidak terjadi penyumbatan pada
mudah tertiup angin.
Demikian juga
saat pemakaian di lapangan. Demikian
parasitoid, lebah madu yang berperan
pula keadaan angin menjadi bahan
dalam membantu penyerbukan dan
pertimbangan untuk memilih ukuran
predator
spuyer yang akan digunakan.
terbunuh
karena
butir
semprotan pestisida yang melayang
Keadaan
canopy
juga
tanaman
menjadi
di
tertiup angin. Butir semprotan yang
lapangan
halus ini disebut kabut atau aerosol,
pertimbangan
lebih banyak jatuh jauh dari daerah
didasarkan
semprotan.
semburan dari tiap spuyer (spray angle).
untuk kepada
spuyer besar
bahan yang sudut
Spuyer kipas (Flat spray nozzle),
Besar sudut semburan ini berhubungan
digunakan untuk memperbaiki teknik
erat dengan lebar bidang semprotan
AGRITECH, Vol. XI No. 2 Des. 2009 : 69 – 80
74
atau daerah liputan dari spuyer. Daerah
menjumlahkan butir semprotan per cm2
liputan dari spuyer ditentukan pula oleh
dan mengukur besar butir semprotan.
tekanan dalam sprayer dan tinggi antara
Cara penghitungan ini erat kaitannya
spuyer
dengan
permukaan
bidang
dengan kebutuhan jumlah butiran yang
semprotan (canopy tanaman).
Untuk
meliput
pertanaman
yang
diperlukan untuk mengendalikan suatu
ditanam rapat dan bedengan selebar
organisme pengganggu tanaman. Tiap
1,50 meter lebih cocok apabila dipilih
organisme
spuyer dengan sudut semburan 120o
pengendaliannya
110o.
merah
tanaman
yang
atau
bawang
permukaan
Dengan
ketinggian
pengganggu
tanaman
berbeda
terutama
dalam hal jumlah volume larutan
semprotan (spray distance) 30-40 cm
pestisida
dapat meliput selebar 85,7-104 cm
pengendalian larva hama yang mudah
sampai 114-139 cm. Tipe spuyer ini
bergerak, cukup diperlukan dengan 3-4
diduga cocok pula untuk pertanaman
butir semprotan per2 cm. Larva yang
cabai di dataran rendah. Tipe spuyer
kegiatannya
hanya
makan,
karena
yang mempunyai sudut semburan yang
perilakunya
yang
mobil
untuk
cocok untuk pertanaman kubis di saat
menghentikan
muda dan pertanaman cabai merah di
dengan jumlah butir semprotan yang
daerah dataran tinggi lebih cocok untuk
rendah. Serangga penusuk penghisap
dipilih yang sudut semburannya kecil,
yang sedikit mobil seperti kutu daun,
misalnya
65
o
,
atau
ketinggian
tungau,
yang
digunakan.
kehidupannya
thrips,
perlu
semprotan
lebih
disediakan
(Anonymous, 1992).
banyak, yaitu 100 butir.
Kebutuhan
volume
larutan
butir
cukup
cm2
tiap
semprotannya diperpendek 20-30 cm
KEBUTUHAN VOLUME LARUTAN PESTISIDA
Untuk
Sedangkan
untuk mengendalikan serangga hama yang sesil seperti scale insek, setiap cm2 dibutuhkan 300 butir semprotan yang
pestisida dapat dihitung secara kalibrasi.
seragam/rata
Cara lain dapat dihitung dengan jalan
1986).
setiap
Gayuh Prasetyo Budi : Beberapa Aspek Perbaikan …
cm2
(Frankel,
75
Keseragaman penyemprotan
hasil
dan
liputan
jumlah
n=
butir
semprotan per cm2 serta ukuran butir
n = jumlah butir semprotan per cm2. d = besar butir semprotan (mikron) Q = kebutuhan valume larutan
semprotan dapat diketahui dengan pertolongan kertas indikator, yaitu kertas peka air. Untuk mengetahui keseragaman
hasil
60 100 3 ( ) Q 22 / 7 d
liputan
penyemprotan kertas indikator tersebut
Contoh perhitungan dengan mengacu
dapat ditempelkan pada permukaan
rumus di atas dapat dilihat pada Tabel
atas tanaman, pada bagian tengah dan
1.
bagian bawah. Keseragamannya dapat
Dari Tabel 1 diketahui bahwa
diketahui dari jumlah butir semprotan,
dalam
besar
semprotan per cm2 cukup optimal
butir
seragam/rata
semprotan setiap
cm2
yang (Frankel,
1986).
untuk
suatu
penelitian
melindungi
100
tanaman
butir dari
serangan hama dan penyakit. Andaikan
Formula
untuk
jumlah tersebut dapat diterapkan pada
tiap
petani di Indonesia, maka untuk ukuran
aplikasi per hektar dikemukakan oleh
butir semprotan sebesar 200 mikron
Matthews (1985) sebagai berikut :
dengan
menduga
atau
volume
rumus kebutuhan
jumlah
butir
semprotan
Tabel 1. Jumlah Volume yang Dibutuhkan per Hektar untuk Ukuran Butir Semprotan Khusus untuk Membuat 100 atau 500 Butir Semprotan per cm2 Ukuran butir semprotan (mikron) 100 200 250 300 400 Sumber : Lumkes, 1989
Liter per ha yang dibutuhkan 100 butir/cm2 500 butir/cm2 5,23 26,15 41,88 209,40 81,81 409,05 141,37 706,85 335,10 1675,50
AGRITECH, Vol. XI No. 2 Des. 2009 : 69 – 80
76
cm2,
hanya
pertanaman antara lain : perilaku opt,
membutuhkan volume larutan pestisida
jenis pestisida yang digunakan, perilaku
sebanyak 41,88 liter per hektar.
Di
terhadap pestisida (persiapan sebelum
yang
penyemprotan), sprayer yang baik,
dari
waktu penyemprotan yang tepat baik
keadaan permukaan daun (LAI). Setiap
disesuaikan dengan perilaku opt sasaran
hektar permukaan daun meningkat
maupun keadaan di lapangan.
100
per
lapangan
cukup
volume
dibutuhkan
larutan
tergantung
pula
pada tiap fase pertumbuhan. Bawang
Perlakuan
terhadap
merah peningkatannya 5,6 kali dan
sebelum
untuk
lain
adalah pengenceran pestisida untuk
Dalam
membuat larutan atau suspensi yang
butir
homogen dengan konsentrasi yang
dilipatgandakan,
sesuai anjuran. Larutan pestisida dibuat
pestisida
yang
homogen dengan harapan agar bahan
dibutuhkan menjadi besar. Jika ukuran
aktifnya merata pada setiap butir
butir semprotan 200 mikron dengan
semprotan. Sprayer yang baik artinya
477 butir per cm2, maka dibutuhkan
yang dapat dioperasikan dengan baik
volume larutan 200 liter per ha. Akan
dengan dilengkapi oleh spuyer yang
tetapi apabila dalam setiap cm2 terdapat
cocok agar diperoleh outputnya yang
716 butir, maka volume larutan yang
optimal yaitu dapat mengendalikan
dibutuhkan meningkat lagi menjadi 300
organisme
liter per hektar.
dengan baik, efisien terhadap biaya.
jenis
tanaman
peningkatannya lebih besar. keadaan semprotan sehingga
seperti harus larutan
itu
jumlah
FAKTOR-FAKTOR LAIN YANG MENDUKUNG KEBERHASILAN PENYEMPROTAN
Selain faktor spuyer, faktor lain yang mendukung untuk keberhasilan penyemprotan
pestisida
pada
disemprotkan
pestisida
pengganggu
antara
lain
tanaman
Jenis sprayer yang baik dilengkapi dengan alat pengatur tekanan. Tekanan yang konstan dalam sprayer menjadikan keluaran pestisida pada setiap menitnya tetap (marata) dan dapat mengatur besar sudut semburan sesuai dengan
Gayuh Prasetyo Budi : Beberapa Aspek Perbaikan …
77
perlu
Bergeraknya butir semprotan yang
diperhatikan pada waktu melakukan
menguap tergantung dari besar butir
penyemprotan pestisida adalah sebagai
semprotan, makin kecil ukuran butir
berikut: suhu udara, kelembaban udara
semprotan
dan kecepatan angin.
cepat. Pada Tabel 2. diketahui bahwa
SUHU UDARA
butir semprotan yang kecil (50 mikron),
kebutuhan.
Suhu merupakan
Cuaca
udara faktor
yang
atau
temperatur
kritis
untuk
keberhasilan penyemprotan pestisida. Perbedaan suhu udara di atas dan di bumi menyebabkan terjadinya aliran
memerlukan
penguapannya
waktu
semakin
yang
sangat
cepat/singkat untuk menguap dari permukaan bidang semprotan.
Pada
suhu udara lebih tinggi dari 20oC, proses penguapan akan berjalan lebih
butir
cepat terutama untuk ukuran butir
sehingga
semprotan yang lebih kecil. Kecepatan
penyemprotan tidak sampai kepada
dalam perjalanan butir semprotan dari
target sasaran atau permukaan tanaman.
spuyer sampai mencapai bidang sasaran
Suhu udara menyebabkan terjadinya
(permukaan
penguapan
lambat dari 1 (satu) meter per detik.
angin
yang
semprotan
menghembuskan pestisida,
yang
lebih
cepat.
Tabel 2. Rata-rata Penguapan Kelembaban 80 %
biasanya
lebih
dari Butir Semprotan pada Suhu 20oC dan
Ukuran butir semprotan (mikron) 300 200 100 50 Sumber : Lumkes, 1989.
daun),
Waktu untuk penguapan (detik) 400,00 200,00 50,00 12,50
AGRITECH, Vol. XI No. 2 Des. 2009 : 69 – 80
78
Jadi
dalam
kenyataannya
butir
melakukan
penyemprotan
pada
semprotan yang paling kecil menguap
keadaan suasana kelembaban kurang
lebih cepat, terutama pada temperatur
dari 50%. Pada kelembaban lebih dari
(suhu) udara di atas 20oC. karenanya
80%, keadaan udara lebih mudah
ukuran
perlu
terjadi hidrolisa pada butir semprotan
dipetimbangkan sesuai dengan jenis
pestisida sehingga dapat menurunkan
spuyer yang digunakan.
Penguapan
daya racunnya. Butir-butir udara yang
butir semprotan membantu menambah
berupa kabut menghalangi lajunya butir
pencemaran
semprotan
butir
meracuni
semprotan
lingkungan, serangga
terutama penyerbuk,
sampai
pada
bidang
semprotan atau permukaan tanaman,
parasitoid/predator dan akan lebih
terutama
berbahaya bagi operator atau pekerja
pestisida yang berukuran antara 50-100
yang sedang melakukan penyemprotan.
mikron.
Hal
perlu diperhatikan karena
kelembaban antara 50-80%, adalah
di beberapa daerah alat keselamatan
keadaan kritis (critical limits) untuk
kerja selama melakukan penyemprotan
melakukan penyemprotan.
pestisida kurang atau sama sekali tidak
KECEPATAN ANGIN
ini
digunakan. Alat-alat untuk keselamatan
untuk
butir
semprotan
Dengan demikian keadaan
Faktor
angin
dalam
kerja selama melakukan penyemprotan
penyemprotan sama dengan kedua
pestisida adalah masker, sarung tangan,
faktor
pakaian (uniform), tutup kepala dan
menggagalkan
sepatu kebun.
apabila tidak diperhatikan. Di lapangan
KELEMBABAN UDARA
angin dapat diukur dengan alat yang
terdahulu hasil
yaitu
dapat
penyemprotan
Pada keadaan kelembaban yang
disebut anemometer. Dalam keadaan
lebih rendah dari 50%, penguapan butir
biasa tanpa alat tersebut kecepatan
semprotan terjadi lebih cepat, juga
angin yang tidak mempengaruhi hasil
setelah terjadi deposit pada permukaan
penyemprotan
daun.
diperkirakan dengan bantuan alat yang
Karena itu tidak dianjurkan
dapat
Gayuh Prasetyo Budi : Beberapa Aspek Perbaikan …
diukur
atau
79
sangat sederhana. Kecepatan angin
demikian pada skala Beaufort adalah 4-
yang
6 km per jam.
paling
kencang
mempengaruhi
yang
tidak
Dari
pelaksanaan
uraian
di
atas
teknik
penyemprotan adalah pada kecepatan
penyemprotan pestisida yang lebih baik
4-6 km per jam. Tanda pada bendera
tidak terlalu sulit untuk diadopsi oleh
dapat dilihat kira-kira dalam kedudukan
petani.
bendera membentuk sudut 45 derajat
sesuai dengan kebutuhan dan sudah
dengan tiang.
tersedia di dalam negeri.
Keadaan angin yang
Spuyer kipas dapat dipilih Hasil-hasil
lebih kencang dari 6 km/jam dapat
penelitian baik di dataran rendah
terlihat dari kedudukan bendera yang
mapun di dataran tinggi, spuyer kipas
membentuk sudut lebih besar dari 45
dapat
derajat dengan tiang.
pestisida minimal 30%.
Cara lain untuk mengetahui ada
menekan
volume
larutan Dengan
demikian biaya produksi usahatani
tidaknya angin yang berhembus dengan
dapat
asap rokok.
kepedulian terhadap lingkungan dapat
Pada keadaan deskripsi
ditekan
lebih
murah
dan
calm, udara tenang, asap rokok naik
ditingkatkan,
langkah-langkah usaha
secara vertikal. Pada keadaan light air,
untuk
angin arahnya terlihat dari gerakan asap
penyemprotan pestisida sudah banyak
tetapi belum bisa menggerakkan arah
dilakukan antara lain: melalui kursus
angin (wind vane), kecepatan angin
PHT bagi para penyuluh dan petani
diperkirakan antara 1-3 km. Keadaan
andalan, percobaan di lahan petani,
angin yang paling kencang di mana
temu lapang dan diskusi antara peneliti
penyemprotan masih bisa dilakukan
dengan petani.
meningkatkan
teknik
ialah pada keadaan light breeze, tiupan
Beberapa hambatan yang selama
angin terasa pada muka (wajah) kita,
ini dihadapi di daerah sayuran dataran
daun terlihat bergoyang dan panah
tinggi
angin
meninggalkan kebiasaan penyemprotan
(wind
Kecepatan
vane)
angin
tergerakkan. pada
keadaan
adalah
masih
sulit
untuk
yang basah kuyup, sehingga masih sulit
AGRITECH, Vol. XI No. 2 Des. 2009 : 69 – 80
80
untuk mengganti spuyer hollowcone metal 4 lubang (spuyer kosong) dengan spuyer kipas.
Petani merasa bahwa
untuk menghabiskan pestisida satu
Lumkes, L.M., 1989. Course on Spraying Techniques for Integrated Pest Management. Proefstation voor de Akkerbouw in de Groenteteelt in the Vollegrond. PAGV, Lelystad, Netherlands.
tangki sprayer harus menggendong lebih lama dari biasanya. DAFTAR PUSTAKA Anonymous , 1992. Teejet Catalog. Agricultural Spray Products. Spraying Systems Co. USA. Ciba-Geigy, 1989. Aplication Technique for Plant Protection in Field Crops. 2nd Edition. Frankel, H., 1986. Pesticide Application Technique and Efficiency. Contribution in Advisory Work in Crop Pest and Disease Managemant by Palti, J. and R. Ausher, Berlin, Heidelberg, New York, Tokyo. Koestomi, M.T. dan M.P.K. Stallen, 1990. Pengaruh Penggunaan Beberapa Jenis Flat Spray Nozzle terhadap Serangan Hama dan Penyakit serta Hasil Panen Bawang Merah di Musim Hujan. Improving Spraying Techniques for Lowland Vegetables, A Compilation of Research Papers. Internal Communication LEHRI/ATA 395 No. 22.
Lumkes, L.M., 1989. Report on A Consultancy on Spraying Techniques and Farm Mechanization. Balai Penelitian Hortikultura Lembang – ATA-395, Belanda. Matthews, G.A., 1985. Pesticide Application Methods. Longman, London and New York. Oudejans, J.H., 1992. Agropesticides, their Management and Application. ESCAP, Bangkok. Stallen, M.P.K., T. Koestami and T.R. Omoy, 1990. Comparison of Various Types of Knapsack Sprayer on Their Economy and Efficiency for Cultivation on Shallots. LEHRI/ATA-395. Improving Spraying Techniques for Lowland Vegetables, A Compilation of Research Papers. Internal Communication LEHRI/ATA-395. Stallen, M.P.K., T. Koestami and Arifin, A.T., 1990. Evaluation of Performance of Knapsack Sprayer Used for Cultivation of Hot Pepper and Shallots in Farmers’ Fields. LEHRI/ATA-395.
Gayuh Prasetyo Budi : Beberapa Aspek Perbaikan …