UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum capsici) PADA TANAMAN CABAI ( Capsicum annuum L ) DI LAPANGAN
SKRIPSI OLEH FRISKA M. SIBARANI 030302028 HPT
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
2
UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum capsici) PADA TANAMAN CABAI ( Capsicum annuum L ) DI LAPANGAN
SKRIPSI OLEH FRISKA M. SIBARANI 030302028 HPT
Skripsi Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
3
Judul Skripsi
:UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum capsici) PADA TANAMAN CABAI (Capsiccum annum) DI LAPANGAN
Nama
: FRISKA M. SIBARANI
Nim
: 030302028
Departemen : Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan
Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing
(Dr. Ir. H. Hassanuddin, MS) Ketua
(Ir. Lahmuddin Lubis, MP) Anggota
Mengetahui :
(Ir. Marheni, MP) Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
4
ABSTRACT
Friska M. Sibarani “UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum capsici) PADA TANAMAN CABAI (Capsiccum annum) DI LAPANGAN’’ with the conselling Mr. Dr. Ir. H. Hassanuddin, MS. As a leader and Mr. Ir. Lahmuddin Lubis, MP as co-author. The object of study is to know some effectiveness fungicides against plant purple strain disease Colletotrichum capsici. Red chili The research was done in Merek, Kabupaten Karo above 1350 m from sea level. Reseach starting in Augustus until February 2008. Reseach applies Non Factorial Randomized Block Design (Non Factorial RBD) which consist of FO (control/non act), F1 (Nimba leaf extracts), F2 (Sirih leaf extracts), F3 (Cengkeh leaf extracts), F4 (Gambir) as compared. The parameter perceived intensity attack (%) percentage of attack (Colletotrichum capsici) and the shallot production (Ton/ha). The result of the study shows that values of natural fungicides, significantly influences after application to the intensity of attack Colletotrichum capsici. The highest value range of each found on act F4 (Gambir) 30.08 % and the lowest found on F1 about 1.66 %. Highest production found on F1 about 1.13 Ton/ha and lowest found on F4 about 0.18 Ton/ha.
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
i
5
ABSTRAK
Friska M. Sibarani “UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum capsici) PADA TANAMAN CABAI (Capsiccum annum) DI LAPANGAN’’ Dengan komisi pembimbing Bapak Dr.Ir.H.Hasanuddin,MS. selaku ketua dan Bapak Ir.Lahmuddin Lubis MP. Selaku anggota. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas beberapa fungisida nabati terhadap penyakit antraknosa pada tanaman cabai. Penelitian ini dilaksanakan di desa Merek Kabupaten Karo pada ketinggian kurang lebih 1350 m dpl. Penelitian ini dimulai pada bulan Agustus sampai Februari 2008. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial yang terdiri dari F0 (Kontrol/Tanpa perlakuan), F1 (Larutan daun Nimba), F2 (Larutan daun Sirih), F3 (Larutan daun Cengkeh), F4 (Larutan Gambir) sebagai pembanding. Parameter yang diamati adalah intensitas serangan (%) dan produksi cabai (Ton/ha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungisida nabati berpengaruh nyata setelah aplikasi terhadap intensitas serangan colletotrichum capsici. Rataan intensitas serangan tertinggi terdapat pada perlakuan F4 (Gambir) sebesar 30.08.% dan terendah pada perlakuan F1 (Larutan daun Nimba) sebesar 1.66%. Produksi tertinggi pada F1 sebesar 1.13.Ton/ha dan terendah pada F4 sebesar 0.18.Ton/ha.
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
ii
6
RIWAYAT HIDUP
“Friska M. Sibarani” lahir di Ambarita pada tanggal 18 Januari 1986 dari pasangan Ayahanda J.Sibarani dan Ibunda T.M.Sianipar. Penulis merupakan anak ke empat dari empat bersaudara. Pendidikan yang pernah ditempuh adalah : SD Negeri 2 Ambarita di Kabupaten Samosir Lulus Tahun 1997. SMP Negeri 1 Simanindo di Kabupaten Samosir Lulus Tahun 2000. SMA Negeri 1 Simanindo di Kabupaten Samosir Lulus Tahun 2003. Dan pada tahun 2003 lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB, di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian. Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Perkebunan Swasta Kelapa Sawit (SIPEF) Bukit Maraja, Pematang Siantar.
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
iii
7
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan baik. Adapun judul dari penelitian adalah UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA PESTISIDA
NABATI
ANTRAKNOSA
UNTUK
(Colletotrichum
MENGENDALIKAN
PENYAKIT
capsici) PADA TANAMAN
CABAI
(Capsicum annuum L ) DI LAPANGAN. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui jenis fungisida botanis dan dosis yang tepat untuk mengendalikan penyakit antraknosa (Colletotrichum capsici ) pada tanaman cabai di lapangan. Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. H. Hasanuddin, MS selaku ketua komisi pembimbing dan Ir. Lamuddin Lubis, MP selaku anggota komisi pembimbing dan juga kepada teman-teman yang telah memberikan saran dan arahan sehingga proposal penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa penulisan proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan proposal penelitian ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Medan, april 2007
Penulis Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
iv
8
DAFTAR ISI
ABSTRACT ........................................................................................................ i ABSTRAK.......................................................................................................... ii RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... iii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv DAFTAR ISI ...................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii PENDAHULUAN Latar belakang .......................................................................................... 1 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 2 Hipotesa Penelitian ................................................................................... 3 Kegunaan Penelitian ................................................................................. 3 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyebab Penyakit ....................................................................... 4 Gejala serangan ........................................................................................ 5 Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit ...................................................... 6 Pengendalian ............................................................................................ 6 Fungisida Botanis ..................................................................................... 7 Nimba ............................................................................................ 8 Sirih ............................................................................................... 9 Cengkeh ........................................................................................ 9 Gambir ........................................................................................ 10 BAHAN DAN METODA Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 11 Bahan dan Alat ....................................................................................... 11 Metode Penelitian .................................................................................. 11 Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 12 Penyemaian Benih ..................................................................... 12 Persiapan Media Tanam ............................................................. 13 Penanaman Bibit ke Lapangan ................................................... 13 Pemupukan ................................................................................ 13 Pemeliharaan ............................................................................. 14 Pembuatan larutan Fungisida Botanis ......................................... 15 Larutan Nimba ........................................................... 15 Larutan Sirih .............................................................. 15 Larutan Cengkeh ......................................................... 15 Larutan gambir ............................................................ 16 Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
v
9
Aplikasi Fungisida Botanis ........................................................ 16 Panen ......................................................................................... 16 Parameter Pengamatan ............................................................................ 16 Intensitas Serangan .................................................................... 16 Produksi..................................................................................... 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil....................................................................................................... 18 Pembahasan ........................................................................................... 19 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ............................................................................................ 22 Saran ...................................................................................................... 22 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
vi
10
DAFTAR TABEL NO 1. 2.
Judul Tabel
Hlm
Rataan intensitas Serangan Colletotrichum capsici…………… 18 Rataan Produksi………………………………………..……… 22
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
vii
11
DAFTAR GAMBAR
No Judul Gambar Hlm 1. Pathogen penyebab penyakit Antraknosa....................................................... 5 2. Gejala serangan penyakit Antraknosa ............................................................ 6 3. Histogram intensitas serangan penyakit Antraknosa .................................... 20 4. Histogram produksi cabai merah ................................................................. 24 5. Foto lahan penelitian ................................................................................... 42
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
viii
12
DAFTAR LAMPIRAN
NO
Judul Lampiran
Hal
1. Bagan Lahan penelitian ........................................................................... 2. Bagan pengambilan Sampel .................................................................... 3. Data Intensitas Serangan Penyakit Antraknosa 122 HST ......................... 4. Data Intensitas Serangan Penyakit Antraknosa 129 HST ......................... 5. Data Intensitas Serangan Penyakit Antraknosa 139 HST ......................... 6. Data Intensitas Serangan Penyakit Antraknosa 146 HST ......................... 7. Data Intensitas Serangan Penyakit Antraknosa 153 HST ......................... 8. Data Produksi I (g/plot) 139 MST ........................................................... 9. Data Produksi I (g/plot) 146 MST ........................................................... 10. Data Produksi I (g/plot) 153 MST ........................................................... 11. Data Produksi I (g/plot) 160 MST ........................................................... 12. Data Produksi I (g/plot) 167 MST ........................................................... 13. Foto Lahan Penelitian ............................................................................. 14. Data Klimatologi bulan Oktober 2007 ..................................................... 15. Data Klimatologi bulan November 2007 ................................................. 16. Data Klimatologi bulan Desember 2007 .................................................. 17. Data Klimatologi bulan Januari 2008 ..................................................... 18. Data Klimatologi bulan Februari 2008..................................................... 19. Data Klimatologi bulan Maret 2008 ........................................................
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 44 46 48 50 52
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
ix
PENDAHULUAN
Latar belakang
Tanaman cabai ternasuk tanaman semusim yang tergolong ke dalam family solanaceae, buahnya sangat digemari karena memiliki rasa pedas dan merupakan perangsang bagi selera makan. Selain itu cabai memiliki kandungan vitamin–vitamin, protein dan gula fruktosa. Di Indonesia tanaman ini mempunyai arti ekonomi penting dan menduduki tempat kedua setelah tanaman kacang – kacangan (Rusli, dkk, 1997). Penanaman cabai besar seringkali menghadapi banyak kendala dalam meningkatkan produktivitas baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Serangan hama dan penyakit merupakan salah satu faktor yang menghambat kelancaran dalam budidaya cabai. Salah satu penyakit yang menyerang dan sangat ditakuti pada pertanaman cabai adalah penyakit antraknosa. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Colletotrichum sp yang pada tingkat tertentu dapat merugikan hasil yang cukup besar ( Rohmawati, 2002) Penyakit
antraknosa
yang
disebabkan
oleh
cendawan
Coletotrichum capsici dan Goeosporium piperatum merupakan salah satu faktor pembatas produksi cabai merah. Kerugian akibat penyakit ini di lapangan dapat mencapai 65 % (Hersanti, dkk, 2001) Sampai saat ini pengendalian penyakit tersebut adalah dengan pestisida sintetik. Tigapuluh persen pestisida terbuang ke tanah pada musim kemarau dan 80 % pada musim hujan terbuang ke perairan. Dilema pestisida tersebut perlu segera diatasi antaralain dengan
mencari pengendalian lain meskipun
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
2
dengan
bahan
kimia
tetapi
minimum
dampak
negatifnya.
(Suryaningsih dan Hadisoeganda, 2004). Penggunaan fungisida sintetik seringkali memberi dampak negatif, selain terhadap manusia yang mengkomsumsinya tetapi juga terhadap lingkungan. Oleh sebab itu perlu dicari alternatif lain untuk pengendalian penyakit antraknosa ini; salah satu diantaranya adalah menggunakan fungisida botani yaitu bahan yang berasal dari tumbuhan (Mirin, 1997) Akhir-akhir ini perhatian terhadap fungisida nabati makin besar dengan makin diketahuinya beberapa pengaruh samping yang sangat merugikan dari penggunaaan pestisida sintetik ( kimiawi). Tanaman tersebut antaralain adalah cengkeh, kemangi, teh, nimba, sirih, dan lain-lain. Daun tersebut dikenal sebagi obat tradisional dan minuman. Bahan-bahan tersebut murah dan mudah didapat (Sumardiyono dan Agung, 1995). Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti efektifitas daun nimba, sirih, cengkeh dan gambir sebagai fungisida botanis untuk mengendalikan penyakit antraknosa pada tanaman cabai.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui efektifitas
beberapa fungisida botanis untuk
mengendalikan penyakit antraknosa (Colletotrichum capsici ).
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
3
Hipotesis Penelitian
Setiap jenis fungisida botanis mempunyai efektifitas yang berbeda dalam mengendalikan penyakit antraknosa (Colletotrichum capsici).
Kegunaan Penelitian Sebagai salah satu syarat untuk dapat melakukan penelitian di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Sebagai sumber informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Biologi Penyebab Penyakit
Klasifikasi jamur Colletotrichum capsici menurut Singh ( 1998 ) adalah : Divisio
: Ascomycotina
Subdivision
: Eumycota
Kelas
: Pyrenomycetes
Ordo
: Sphaeriales
Famili
: Polystigmataceae
Genus
: Colletotrichum
Spesies
: Colletotrichum capsici Busuk buah disebabkan oleh Colletotrichum capsici (Syd) Butler dan
Bisby. Miselium terdiri dari beberapa septa, intra dan interseluler hifa. Aservulus dan stroma pada batang berbentuk hemispirakel dan ukuran 70-120 µm, seta menyebar, berwarna coklat gelap sampai coklat muda, seta terdiri dari beberapa septa dan ukuran 150 µm. Konidiofor tidak bercabang , massa konidia nampak berwarna kemerah-merahan. Konidia berada pada ujung konidiofor. Konidia berbentuk hialin, uniseluler, ukuran 17-18 x 3-4 µm. Konidia dapat berkecambah di dalam air selama 4 jam. Namun konidia lebih cepat berkecambah pada permukaan buah yang hijau atau tua daripada didalam air. Tabung kecambah akan segera membentuk apresoria (Singh, 1998). Colletotrichum capsici telah diidentifikasi sebagai suatu patogen yang menyebabkan penyakit pada tanaman cabai, menyebabkan kerugian 25-30 %
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
5
pada buah setelah panen dan juga pada tempat penyimpanan. Infeksi laten terjadi di alam (Aradhya, et al, 2005). Pertumbuhan awal jamur Colletotrichum capsici
membentuk koloni
miselium yang berwarna putih dengan miselium yang timbul di permukaan. Kemudian secara perlahan-lahan berubah menjadi hitam dan akhirnya berbentuk aservulus. Aservulus ditutupi oleh warna merah muda sampai coklat muda yang sebetulnya adalah massa konidia (Rusli, dkk, 1997).
Gbr 1. Jamur Colletotrichum capsici Sumber : http://www.google.co.id. Diakses tanggal 14 Mei 2008
Gejala Serangan
Jamur Coletotrichum sp dapat menginfeksi cabang, ranting, dan buah. Infeksi pada buah biasanya terjadi pada buah yang menjelang tua. Gejala diawali berupa bintik-bintik kecil yang berwarna kehitam-hitaman dan sedikit melekuk. Serangan lebih lanjut mengakibatkan buah mengerut, kering, membusuk dan jatuh (Rusli, dkk, 1997 ). Tahap awal dari infeksi Colletotrichum umumnya terdiri dari konidia dan germinasi pada permukaan tanaman dan menghasilkan tabung kecambah. Setelah penetrasi maka akan terbentuk jaringan hifa. Hifa intra dan interseluler menyebar Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
6
melalui jaringan tanaman. Spora Colletotrichum dapat disebarkan oleh air hujan dan
pada
inang
yang
cocok
akan
berkembang
dengan
cepat
(Kronstad, 2000).
Gejala Serangan
Gambar 2. Gejala serangan penyakit Antraknosa pada tanaman cabai Sumber : Foto Langsung
Faktor yang Mempengaruhi
Antraknosa adalah penyakit terpenting yang menyerang tanaman cabai di Indonesia. Penyakit ini distimulir oleh kondisi lembab dan suhu relatif tinggi. Penyakit antraknosa dapat menyebabkan kerusakan sejak dari persemaian sampai tanaman cabai berbuah dan merupakan masalah utama pada buah masak (Syamsudin, 2002). Untuk pertumbuhan jamur Colletotrichum capsici sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Salah satunya adalah pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pH 4 dan 8 menunjukkan pertumbuhan jamur Colletotrichum capsici tidak maksimal. Derajat keasaman (pH) optimal untuk pertumbuhan jamur Colletotrichum capsici yang baik adalah pH 5 (Yulianty, 2006). Periode inkubasi Colletotrichum sp antara 5-7 hari atau 4-6 hari setelah inokulasi. Suhu optimum untuk pertumbuhan jamur antara 24-30oC dengan kelembaban relatif 80-92 % (Rompas, 2001).
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
7
Pengendalian
Dalam teknologi pertanian modern, kebanyakan yang dipergunakan adalah pestisida kimia; sangat sedikit dipergunakan pestisida mikroba dan boleh dikatakan tidak dipergunakan pestisida nabati atau botanik (Oka, 1994) Dari hasil penelitian Hersanti, dkk (2001) penggunaan campuran Benzothiadiazola 1 % dan mankozeb 48 % dengan konsentrasi 5 g/l dan 2,5 g/l, efektif untuk mengendalikan penyakit antraknosa di lapangan dengan kisaran persentase penekanan sebesar 90-96 %. Pada prinsipnya, konsep PHT adalah memadukan berbagai komponen pengendalian dengan mengacu pada pelestarian lingkungan, ekonomi dan secara sosial dapat diterima petani. Komponen yang dimaksud terdiri atas cara cocok tanam, mekanik, fisik, biologi, kimiawi, genetik dan peraturan-peraturan. Dengan pengertian tersebut berarti bahwa pemanfaatan pestisida nabati termasuk dalam komponen kimiawi (Soehardjan, 1994) Apabila ditemukan gejala serangan
penyakit antraknosa pengendalian
yang dilakukan adalah sebagai berikut : Untuk mengurangi sumber infeksi agar serangannya tidak meluas, maka tanaman yang terserang dicabut dan dimusnahkan Jika kerusakan tanaman telah mencapai ambang pengendalian dilakukan penyemprotan fungisida yang dianjurkan misalnya difenokonazol ( Score 250 EC, 2 ml/l ), klorotalonil ( Daconil 5000 f, 2 g /l ) ( Moekasan, dkk, 2000)
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
8
Pestisida Nabati
Pengertian pestisida nabati
mencakup bahan nabati yang berfungsi
sebagai zat pembunuh, zat penolak, zat pengikat dan zat penghambat pertumbuhan organisme pengganggu. Dengan ditemukannya pestisida sintetik DDT, yang waktu itu dianggab sangat bermanfaat dan disusul dengan pestisida sintetik lainnya, penggunaan pestisida nabati terdesak (Soehardjan, 1994) Saat ini kita perlu memprioritaskan penelitian yang bertujuan untuk mencari
atau mengidentifikasi tanaman-tanaman yang mengandung pestisida
nabati, maksudnya agar tenaga peneliti yang terbatas jumlahnya dapat memfokuskan pada penelitian yang lebih intensif terhadap temuan-temuan yang dihasilkan (Soehardjan, 1994) Berbagai
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli dapat
diinformasikan, berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai peran
dan sangat
potensial sebagai sumber pestisida nabati seperti Nimba (Azadirachta indica), Mindi
(Melia
azadirach),
tenbakau
(Nicotiana
tobacum),
Gadung
(Discorea hispida), cengkeh (Syzygium aromaica), dan lain-lain (BPTP, 1998)
Nimba Nimba (Azadirachta indica) adalah salah satu jenis tanaman yang menghasilkan berbagai zat aktif, salah satu bahan aktif tersebut adalah Azadirachtin, suatu senyawa triterpenoid yang berguna sebagai sumber terbaik untuk biopestisida (Zakiah, 2003) Nimba dikenal sebagai pohon peneduh mengandung senyawa aktif sebagai pestisida nabati yang terdiri dari 4 senyawa alami yaitu Azadirachtin, salanin,
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
9
melontriol dan nimbin. Selain dari itu, nimba mengandung belerang sebagaimana kita ketahui, belerang adalah salah satu bahan aktif
pembunuh jamur.
Tidak toksik terhadap manusia dan vertebrata lainnya. Oleh sebab itu dalam rangka menuju ke penggunaan bahan nabati sebagai fungisida maka sebagai langkah awal ingin diketahui tingkat kemempanan ekstrak daun nimba dalam menghambat pertumbuhn jamur Colletotrichum capsici (Mirin, 1997)
Sirih Tanaman yang berasal dari India dan Srilangka ini dikenal sejak 600 tahun SM. Bentuk daun bulat telur melebar, elips melonjong dengan pangkal seperti jantung dan ujung meruncing pendek. Senyawa yang terkandung didalamnya yang terbesar adalah Chavicol dan Betlephenol. Senyawa Chavicol memiliki daya antiseptic yang kuat (Suharso, 2003) Pengamatan secara kasar dilapangan menunjukkan bahwa daun sirih jarang ditemui terserang Phytophthora palmivora. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cairan perasan berpengaruh terhadap pertumbuhan koloni dan pembentukan klamidiospora. Pada uji perkecambahan zoospore, cairan perasan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap panjang tabung kecambah (Darsam, dkk, 1994) Cengkeh Tanaman cengkeh diketahui salah satu penghasil senyawa metabolik sekunder yang dapat berfungsi sebagai pestisida nabati. Penggunaan senyawa eugenol yang terdapat didalam daun, gagang dan bunga telah banyak dilaporkan efektif untuk mengendalikan beberapa patogen penyebab penyakit seperti Fusarium oxysporum fsp vanillae, Fusarium effusum, Phytophthora palmivora, Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
10
Sclerotium rolfsii, Rigidoporus lignosus dan Rhizoctonia solani. Uji coba pada beberapa tanaman menunjukkan bahwa produk cengkeh tersebut tidak toksik terhadap tanaman dan hewan serta ada tendensi menstimulasi pertumbuhan tanaman (Noveriza dan Tombe, 2000). Pengujian pengaruh tepung cengkeh (asal daun, gagang dan bunga ), minyak dan komponen minyaknya ( eugenol, eugenol asetat dan ß-caryopyllene ) terhadap pertumbuhan 5 isolat jamur patogen Phytophthora palmivora, 3 isolat Sclerotium spp, serta 1 isolat Rigidoporus lignosus. Pemberian tepung bunga cengkeh dengan konsentrasi 0,2 % sudah dapat menghambat pertumbuhan jamur sedangkan tepung dan gagang cengkeh dapat menghambat pertumbuhan jamur pada konsentrasi 0,4 % ( Manohara, dkk, 1993 ).
Gambir Perlakuan tepung gambir 400 mg/ L air menurunkan intensitas serangan embun tepung (Oidium sp) dari 100% menjadi 73,24% . Gambir mengandung asam tanin dan cathectine sebagai unsur utama yang dapat digunakan sebagai antiseptic terhadap jamur pathogen (Anggraeni dan Djatnika, 1999)
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
BAHAN DAN METODA
Waktu dan Tempat Percobaan
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Situnggaling, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo dengan ketinggian tempat 1350 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2007 sampai selesai.
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih cabai Lokal, kompos, pupuk kandang, pupuk Urea, pupuk TSP, pupuk KCL, pupuk ZA, daun cengkeh, daun sirih, daun nimba, gambir dan air. Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, gembor, ember, blender, timbangan, kain saring, handsprayer, meteran, parang, kalkulator dan alat tulis.
Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di lapangan dengan menggunakan metode RAK (Rancangan Acak Kelompok) non faktorial yang terdiri dari 5 perlakuan. Adapun perlakuan yang diuji adalah : F0
= Kontrol (Tanpa Perlakuan)
F1
= Larutan Nimba 100 gr/ L air
F2
= Larutan Sirih 100 gr/ L air
F3
= Larutan Cengkeh 100 gr/ L air
F4
= Larutan Gambir 10 gr/ L air
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
12
Jumlah perlakuan ( t) = 5 Jumlah ulangan ( r) (t-1) (r-1)
≥ 15
(5-1) (r-1)
≥ 15
4r-4
≥ 15
4r
≥ 19
r
≥ 4,75
r
=5
=5
Metode linear yang digunakan adalah sebagai berikut :
Yij = μ + ρi + τj + εij Keterangan: Yij = data percobaan µ = efek nilai tambah ρ i = efek blok dari taraf ke-i τ j = efek perlakuan dari taraf ke-j ε ij = efek error
Pelaksanaan Penelitian Penyemaian Benih Tempat penyemaian dibuat diatas bedengan dengan panjang 1,5 m dan lebar 1m dengan tinggi 20 cm. Untuk media persemaian digunakan lapisan tanah bawah yang dicampur dengan pupuk dan kompos dengan perbandingan 1: 1 sehari sebelum benih ditabur. Setelah 1 hari benih cabai ditabur dan ditutup dengan tanah halus. Pada persemaian dibuat naungan dengan atap terbuat dari rumbian agar persemaian tidak mengenai matahari langsung. Persemaian disiram setiap hari. Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
13
Persiapan Media Tanam
Pengolahan diawali dengan pembersihan lahan yang dilanjutkan dengan pencangkulan tanah dengan kedalaman 30-40 cm. Selanjutnya lahan disisir untuk membersihkannya dari sisa-sisa tanaman atau material-naterial yang tidak berguna lainnya seperti batang-batang, akar-akar atau bongkol-bongkol tanaman sebelumnya. Setelah dibersihkan, pada lahan dibentuk bedengan-bedengan atau plotplot bersamaan dengan pembersihan
sisa-sisa tanaman sebelumnya. Ukuran
bedengan atau plot adalah panjang 2,7 m dan lebar 2,5 m serta tingginya 30 cm. Jarak antar plot 30 cm. Jumlah plot sebanyak 25 plot.. Bersamaan dengan ini dilakukan pembuatan parit utama sebagai pengendali kelebihan air pada musim hujan. Penanaman Bibit ke Lapangan
Setelah bibit berumur 18-21 (± 3 minggu ) bibit sudah mempunyai 3-4 helai daun sejati, maka bibit sudah siap dipindahkan ke lahan pertanaman yang telah tersedia dengan pembuatan lubang-lubang tanaman pada lahan yang memiliki jarak 60 cm x 50 cm Pemupukan Kebutuhan pupuk untuk cabai perhektar adalah sebagai berikut : -
200 kg Urea/ha atau 500 kg ZA/ha
-
150 kg TSP /ha
-
150 kg KCL /ha
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
14
Dimana pupuk dasar dilakukan dengan menggunakan TSP
sebanyak
75 gr /tan, dan KCL sebanyak 75 gr /tan diletakkan pada lubang tanam 1-2 hari sebelum bibit dipindahkan dari persemaian. Untuk pemupukan Urea (N) diberikan setelah tanaman berumur 14 hari setelah tanam yang diberikan pada guritan sekeliling batang tanaman lebih kurang 10 cm sebanyak 10 gr/tan. Pupuk Urea, ZA dan KCL diberikan secara bersama-sama pada waktu 1 dan 2 bulan setelah tanam yaitu pada minggu pertama. Kebutuhan pupuk Urea, TSP, ZA dan KCL dalam satu plot adalah untuk Urea sebanyak 150 gr/plot, untuk TSP 112,5 gr/plot, untuk ZA 375 gr/plot, untuk KCL 112,5 gr / plot. Pemeliharan Tanaman Penyiraman dilakukan pada sore hari dan dilakukan apabila dalam satu hari
hujan tidak turun
dimana penyiraman tidak terlalu basah atau becek
sehingga tidak memacu pertumbuhan patogen penyebab penyakit. Penyiangan dilakukan sekali seminggu dimana gulma yang tumbuh di sekitar penanaman dibersihkan dengan cangkul .Penyulaman dilakukan pada saat bibit muda rusak ataupun mati. Penyulaman ini dilakukan pada saat umur tanaman 1-2 minggu setelah penanaman.
Pembuatan Larutan Fungisida Botanis Larutan Nimba Diambil daun nimba dari lapangan, kemudian dicuci dengan air bersih. Ditimbang dengan berat 100 gr. Daun Nimba selanjutnya diblender. Daun nimba yang telah diblender dicampur dengan 1 L air dan dimasukkan kedalam ember Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
15
(Sumardiyono dan Agung, 1995 ). Direndam selama 24 jam. Setelah 24 jam larutan disaring dengan kain halus atau kain kasa. Larutan hasil saringan telah siap digunakan (Suryaningsih dan Hadisoeganda, 2004).
Larutan Sirih Diambil daun Sirih dari lapangan, kemudian dicuci dengan air bersih. Ditimbang dengan berat 100 gr. Daun sirih selanjutnya diblender. Daun sirih yang telah diblender dicampur dengan 1 L air dan dimasukkan kedalam ember (Sumardiyono dan Agung, 1995 ). Direndam selama 24 jam. Setelah 24 jam larutan disaring dengan kain halus atau kain kasa. Larutan hasil saringan telah siap digunakan (Suryaningsih dan Hadisoeganda, 2004).
Larutan Cengkeh Diambil daun cengkeh dari lapangan, kemudian dicuci dengan air bersih. Ditimbang
dengan berat 100 gr. Daun cengkeh selanjutnya diblender. Daun
cengkeh yang telah diblender dicampur dengan 1 L air dan dimasukkan kedalam ember (Sumardiyono dan Agung, 1995 ). Direndam selama 24 jam. Setelah 24 jam larutan disaring dengan kain halus atau kain kasa. Larutan hasil saringan telah siap digunakan (Suryaningsih dan Hadisoeganda, 2004).
Larutan Gambir Gambir di haluskan sebanyak 10 gr kemudian dicampur dengan 1 L air. setelah larut, larutan direndam selama 24 jam kemudian disaring dan siap digunakan (Anggraeni dan Djatnika, 1999)
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
16
Aplikasi Fungisida Botanis
Larutan nimba, sirih, cengkeh dan gambir yang telah diperoleh telah siap diaplikasikan ke lapangan.. Sebelum aplikasi ditambahkan bahan perata kedalam larutan. Aplikasi I dilakukan pada saat tanaman berumur 122 hari setelah tanam (HST), aplikasi II dilakukan pada saat tanaman berumur 129 HST, aplikasi III dilakukan pada saat tanaman berumur 139 HST, aplikasi IV dilakukan pada saat tanaman berumur 146 HST , aplikasi V dilakukan pada saat tanaman berumur 153 HST. Aplikasi larutan nimba, sirih, cengkeh dan gambir dilakukan dengan menggunakan handsprayer dengan cara menyemprotkan ke tanaman . Aplikasi fungisida botanis ini dilakukan pada sore hari.
Panen
Bila cabai merah ditanam di dataran tinggi, pemungutan hasil dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 139-167 hari setelah tanam. Pemanenan cabai merah dapat dilakukan sekali seminggu.
Parameter Pengamatan Intensitas Serangan Pengamatan intensitas serangan mulai dilakukan setelah 1minggu sesudah pengaplikasian sampai panen terakhir yaitu sebanyak 5 kali pengamatan. Pengamatan intensitas serangan dilakukan sekali seminggu ketika buah masih berada di tanaman atau sebelum panen.
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
17
Intensitas serangan dihitung dengan rumus : I = ∑ ( n x v ) x 100 % NxZ I = Intensitas buah sakit n = jumlah buah sakit v = nilai skala buah yang diamati N = jumlah buah yang diamati Z = nilai skala kategori tertinggi Dengan nilai kerusakan sebagai berikut : 0
= Tidak ada gejala serangan
1
= Luas kerusakan buah > 0-5 %
2
= Luas kerusakan buah > 5-15 %
3
= Luas kerusakan buah > 15-30 %
4
= Luas kerusakan buah > 30 %
( Rusli, dkk, 1997 )
Produksi Produksi dihitung dengan menimbang buah cabai setiap perlakuan dan ditimbang pada tiap-tiap panen atau setiap melakukan
pemanenan dengan
kriteria 5 kali panen kemudian semua produksi ditotal dan kemudian dikonversikan dalam ton/ha. Produksi dihitung dengan rumus : Ton/ ha = Jumlah tan / Ha x Jumlah tan / plot
Produksi/plot (kg)
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Intensitas Serangan Colletotrichum capsici. Hasil pengamatan intensitas serangan Colletotrichum capsici. Pada waktu setiap pengamatan mulai 122 – 153 HST dapat dilihat pada lampiran 3-7. Dari Analisa Sidik ragam dapat dilihat adanya perbedaan yang sangat nyata antar perlakuan. Untuk mengetahui perlakuan yang berbeda nyata, maka dilakukan Uji Jarak Duncan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Rataan Intensitas serangan Colletotrichum capsici pada setiap pengamatan. Perlakuan
Intensitas Serangan (%) 122HST
129HST
139HST
146HST
153HST
F0 (Kontrol)
8,71 a
11,75 a
36,72 a
5,56 a
7,77 a
F1 (Nimba)
2,96 b
3,27 c
10,7 e
1,75 c
1,66 b
F2 (Sirih)
6,41 a
9,53 a
21,87 c
3,44 b
2,64 b
F3 (Cengkeh)
6,39 a
7,12 b
15,72 d
2,3 c
3,11 b
F4 (Gambir)
8,41 a
8,51 a
30,08 b
3,21 b
0,13 c
Keterangan :
Angka dengan huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% dengan Uji Jarak Duncan (DMRT).
Tabel 1. Menunjukkan intensitas serangan pada 122 HST sampai 153 HST berbeda nyata antar setiap perlakuan. Pengamatan 122 HST perlakuan F1 sangat berbeda nyata terhadap perlakuan F0, F2, F3 dan F4. Perlakuan F1 berbeda sangat nyata dengan perlakuan lain dipengaruhi oleh karena Fungisida telah diaplikasikan ketanaman sehingga dapat
menghambat pertumbuhan dan
perkembangan pathogen pada jaringan tanaman. Pada pengamatan 129 HST perlakuan larutan nimba (F1) berbeda sangat nyata dengan perlakuan ekstrak sirih (F2), gambir (F4) dan tanpa perlakuan (F0). Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
19
Perlakuan F3 (Cengkeh) berbeda sangat nyata terhadap perlakuan F2, F4 dan F0. Perlakuan kontrol tidak berbeda nyata dengan perlakuan sirih (F2) dan gambir (F4). Pada pengamatan 139 HST perlakuan F1, F2, F3 dan F4 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan kontrol (F0). Dan perlakuan antara fungisida nabati berbeda sangat nyata antar nimba (F1), sirih (F2), cengkeh (F3) dan gambir (F4). Pada pengamatan 146 HST perlakuan F1 dan F3 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan kontrol dan perlakuan antara F2 dan F4 tidak berbeda nyata tetapi sangat berbeda nyata terhadap F0. Perlakuan antara F1 dan F3 juga tidak berbeda nyata. Pada pengamatan 153 HST perlakuan fungisida nabati berbeda sangat nyata terhadap perlakuan kontrol. Perlakuan antara F1, F2, F3 tidak berbeda nyata, tetapi berbeda sangat nyata terhadap perlakuan gambir (F4). Dari pengamatan 122 dan 129 HST tanpak penggunaan pestisida nabati kurang maksimal. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya kelembapan pada saat penelitian berlangsung yang mendukung bagi perkembangan penyakit. Rompas, 2001 menyatakan jamur membutuhkan hujan dan embun serta kelembapan yang tinggi untuk pertumbuhan jamur. Sementara pada pengamatan 139 HST, 146 HST dan 153 HST setiap perlakuan fungisida nabati sangat berbeda nyata. Hal ini dapat dikarenakan efektifitas yang berbeda setiap pestisida nabati mulai tampak.
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
20
Hari Setelah Tanam (HST)
40.00 35.00 30.00
F0
25.00
F1
20.00
F2
15.00
F3
10.00
F4
5.00 0.00 122 HST 129 HST
139 HST 146 HST 153 HST
Intensitas Serangan (%)
Gambar 3. Histogram Hubungan Aplikasi Fungisida terhadap Intensitas Serangan (%) pada Setiap Pengamatan Dari gambar 3, pengamatan 122 HST berada dibawah 10%. Pengamatan fungisida nabati dengan menggunakan aplikasi ekstrak nimba berada pada posisi paling rendah yaitu dibawah 5% tetapi fungisida F2. F3, dan F4 berada diatas 5%. Pada
pengamatan
colletotrichum capsici
selanjutnya
intensitas
serangan
penyakit
terus mengalami peningkatan terlebih pada perlakuan
kontol (F0) atau tidak ada aplikasi fungisida.Pada pengamatan 129 HST intensitas serangan masih stabil dari pengamatan sebelumnya tetapi pada pengamatan 139 HST tampak intensitas serangan penyakit colletotrichum capsici yang sangat tinggi. Hal ini dapat dikarenakan pengaplikasian dilakukan setelah 10 hari, sementara pada pengaplikasian sebelumnya dilakukan setelah 7 hari. Pada prosedur percobaan, aplikasi seharusnya 1 kali seminggu (7 hari). Aplikasi dilakukan setelah 10 hari dari 129 HST sampai 139 HST terjadi karena keterlambatan
peneliti
dalam
melakukan
aplikasi.
Akan
tetapi akibat
keterlambatan itu semakin jelas bagi peneliti bahwa intensitas serangan semakin meningkat apabila tidak dilakukan aplikasi pestisida. Oleh karena itu peneliti
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
21
dapat mengambil kesimpulan bahwa aplikasi sebaiknya dilakukan 1≤kali 7 hari. Aplikasi yang dilakukan setelah 5 hari dan diamati pada 146 HST tampak intensitas serangan mengalami penurunan drastis, demikian juga pada pengamatan 153 HST intensitas serangan tampak semakin normal. Pada
perlakuan
fungisida
nabati,
intensitas
serangan
penyakit
Antraknosa (colletotrichum capsici) terhambat. Jika dibandingkan intensitas serangan pada perlakuan F1 (daun nimba) terhadap perlakuan F2, F3 dan F4 pada pengamatan 122, 129, 139, 146 dan 153 HST tampak lebih efektif. Hal ini dipengaruhi oleh karena adanya senyawa aktif dalam larutan daun yang diaplikasikan ketanaman bertindak sebagai pestisida. Senyawa yang dimiliki oleh daun nimba adalah Azadirachtin. Zakiah (2003) menyatakan bahwa Azadirachtin pada daun nimba merupakan satu senyawa triterpenoid yang berguna sebagai sumber terbaik untuk biopestisida. Perlakuan F3 (larutan cengkeh) berbeda sangat nyata dari F0 (Kontrol). F2 (Sirih) dan F4 (Gambir) pada pengamatan 129 HST. Hal ini dipengaruhi oleh adanya senyawa Eugenol Asetat, Eugenol dan β – Caryopyllene yang terdapat pada cengkeh dan dapat menghambat pertumbuhan jamur. Hal ini dikemukakan oleh Manohara (1993)
Perlakuan F2 (Sirih) pada pengamatan 139 HST sangat berbeda nyata dengan F0 (Tanpa Perlakuan) hal ini dipengaruhi oleh karena adanya senyawa aktif yang terkandung didalamnya dan dapat menghambat pertumbuhan koloni dan pembentukan klamidospora pada jamur. Pernyataan ini sesuai dengan Suharso (2003) yang menyatakan bahwa senyawa chavicol pada sirih memiliki daya antiseptik yang kuat.
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
22
Perlakuan F4 (Gambir) pada pengamatan 122 HST, 129 HST tampak tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol dan pada pengamatan 146 HST tidak berbeda nyata dengan perlakuan F2. Tetapi pada pengamatan 153 HST perlakuan gambir (F4) berbeda nyata dari perlakuan F1, F2 dan F3 tetapi sangat berbeda nyata dengan F0 (Tanpa perlakuan).
2. Produksi Dari hasil analisa sidikragam untuk pengamatan produksi dapat dilihat bahwa perlakuan fungisida nabati berbeda sangat nyata denga perlakuan kontrol. Dapat dilihat pada lampiran 16
Tabel 2. Rataan Produksi (ton/ha) pada setiap pengamatan Produksi (ton/ha) Perlakuan 139HST
146HST
153HST
160HST
167HST
F0
0.39 d
0.42 c
0.67 d
0.65 d
0.25 d
F1
2.15 a
1.54 a
1.47 a
1.26 a
0.54 a
F2
0.58 c
0.57 c
0.97 c
0.85 c
0.37 c
F3
1.06 b
0.93 b
1.15 b
0.95 b
0.46 b
F4
0.39 d
0.49 c
0.79 d
0.71 d
0.37 c
Keterangan :
Angka dengan huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% dengan Uji Jarak Duncan (DMRT)
Dari tabel 2 diatas dapat dilihat
bahwa produksi buah cabai merah
tertinggi terdapat pada perlakuan F1 (nimba) sebesar 1.13 ton/ha sedangkan terendah pada perlakuan kontrol (Fo) sebesar 0.2 ton/ha. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya intensitas serangan pada perlakuan kontrol (Fo) yang tidak mendapat perlakuan pengendalian sehingga penyakit berkembang sangat cepat . Sedangkan pada perlakuan pestisida nabati menunjukkan perlakuan F1 sangat berbeda nyata terhadap Fo dan perlakuan F4 pada pengamatan 139 HST.
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
23
Pada pengamatan 146 HST, pengamatan antar setiap perlakuan sangat berbeda nyata. Pada pengamatan 153 HST F1, F2, F3, F4 sangat berbeda nyata terhadap perlakuan kontrol. Tetapi pada prlakuan antara F2 dan F3 tidak berbeda nyata. Dari tabel 2 , pada pengamatan 153 HST didapatkan hasil bahwa perlakuan Fo (Kontrol) berbeda sangat nyata dengan perlakuan F1 (Nimba), F2 (sirih), F3 (Cengkeh). Tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan F4 (Gambir ). Rataan produksi terendah terdapat pada Fo yaitu 0.67 ton/ha dan tertinggi terdapat pada F1 yaitu 1.47 ton/ha. Pada pengamatan 160 HST., diperoleh bahwa Fo (Kontrol) berbeda sangat nyata dengan perlakuan F1 (Nimba), F2 (sirih), F3 (Cengkeh). Tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan F4 (Gambir ). Rataan produksi terendah terdapat pada Fo yaitu 0.65 ton/ha dan tertinggi terdapat pada F1 yaitu 1.26 ton/ha. Dari tabel 2 pada pengamatan terakhir (167 HST) di dapatkan hasil bahwa perlakuan Fo (Kontrol) berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya. Perlakuan F2 (larutan sirih) tidak berbeda nyata dengan perlakuan F4 9larutan gambir). Rataan produksi tertinggi diperoleh pada perlakuan F1 (larutan nimba) yaitu 0.54 ton/ha dan yang terendah terdapat pada perlakuan Fo yaitu 0.25 ton/ha. Produksi yang rendah pada Fo disebabkan karena intensitas serangan C. capsici sangat tinggi sehingga mengakibatkan penurunan hasil yang besar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Syamsudin (2002) yang menyatakan antraknosa adalah penyakit terpenting yang menyerang tanaman cabai di Indonesia.
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
24
2.5
Produksi ( ton/ha)
2
F0 1.5
F1 F2
1
F3 F4
0.5
0 139 HST
146 HST
153 HST
160 HST
167 HST
Hari Setelah Tanam (HST)
Gambar-4 :
Histogram Hubungan Aplikasi Fungisida terhadap produksi pada Setiap Pengamatan Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa produksi cabai tertinggi
diperoleh pada pengamatan 139 HST dan yang terendah pada 167 HST . Rataan produksi tertinggi terdapat pada pengamatan 153 HST merupakan titik puncak panen (buah paling banyak masak) pada setiap perlakuan sehingga produksinya lebih tinggi dibandingkan dengan pengamatan 139 HST, 146 HST, 160 HST dan167 HST.
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1.
Aplikasi fungisida nabati berpengaruh sangat nyata tehadap penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) pada pengamatan 122, 129, 139, 146, 153 HST
2.
Dari keempat fungisida nabati yang diuji intensitas terendah pada daun nimba (F1) sebesar 1.66% pada pengamatan 153 HST dan tertinggi pada perlakuan gambir (F4) sebesar 30.08 %
3.
Rataan Produksi tertinggi pada perlakuan daun nimba (F1) seberat 2.15 ton/ha dan terendah pada perlakuan Kontrol (Fo) seberat 0.25 ton/ha
4.
Keempat fungisida nabati yang diuji produksi tertinggi ada pada perlakuan daun nimba (F1) seberat 2.66 ton/ha dan terendah pada perlakuan Gambir (F4) seberat 0.22 ton/ha.
5.
Pada pengamatan intensitas serangan penyakit, setiap fungisida nabati berbeda sangat nyata dengan tanpa perlakuan (F0) pada pengamatan 122 , 129, 139, 146 dan 153 HST.
Saran Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut tentang konsentrasi dan waktu aplikasi fungisida nabati
serta penambahan waktu pengamatan untuk
mengendalikan penyakit antraknosa (Colletotrichum capsici)
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
26
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, I dan Djatnika, I., 1999. upaya Pengendalian Embun tepung pada bibit Acacia mangium dengan benomil, tepung gambir dan kulit buah mahoni. Prosiding kongres nasional XV dan seminar Ilmiah PFI, 16-18 september 1999. Purwokerto. Aradhya, Lakshmesha, K. Lakshmidevi, N. Mallikarjuna, 2005. ( Abs ) Changes in Pectinase and Cellulosa Activity of Coletotrichum capsici Mutans and Their Effect on Antraknosa Disease on Capsicum Fruit. Archives of Phytophatology and Plan Protection, Volume 38, No. 4, 4/ 11/ 2005. Diakses dari http :// www.trubus-online.com/ tanggal 19 Februari 2007. BPTP., 1998. Pengenalan dan Penggunaan Pestisida Nabati Sebagai Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman. PHT-PR. Sumatera utara Medan. Darsam, Soesanto, L., dan Pudjiastuti, C. 1994. Kajian Pendahuluan cairan Perasan Daun sirih, lada dan cabe jawa terhadap pertumbuhan jamur Phytophthora palmivora. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati, Bogor, 1-2 Desember 1993. Herstanti, Fei Ling dan I. Zulkarnaen, 2001. Pengujian Kemampuan Campuran Senyawa Benzothiadiazole 1 %-Mankozeb 48 % Dalam Meningkatkan Ketahanan Tanaman Cabai Merah Terhadap Penyakit Antraknosa. Prosiding Kongres Nasional XVI dan Seminar Hasil. PFI, Bogor, 22-24 Agustus 2001. Kronstad, J.W., 2000. Fungal Pathology. Klower Academic Publishers, Nederlands. Manohara, D., Dono Wahyono dan Sukamto, 1993. Pengaruh Tepung dan Minyak Cengkeh Terhadap Phytophthora, Rigidoporus, dan Sclerotium. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati, Bogor, 1-2 Desember 1993. Mirin, A., 1997. Percobaan Pendahuluan pengaruh Ekstrak daun Nimba Terhadap pertumbuhan Jamur Colletotrichum capsici. Risalah Kongres nasional XIII dan seminar ilmiah Perhimpunan Fitopatologi Indonesia, Mataram 25-27 September 1995. Moekasan, T.K., L. Prabaningrum dan M.L. Ratnawati, 2000. Penerapan PHT Pada Sistem Tanam Tumpanggilir Bawang Merah dan Cabai. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Balai Penlitian dan Pengembangan Pertanian, Bandung.
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
27
Noveriza, R dan M. Tombe, 2000. Uji In Vitro Limbah Pabrik Rokok Terhadap Beberapa Jamur Patogenik Tanaman. Diakses dari http:// www. Balittro.go.id / tanggal 20 Februari 2007. Oka, I. N., 1994. Penggunaan, Permasalahan serta prospek Pestisida nabati dalam Pengendalian hama Terpadu. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati, Bogor, 1-2 Desember 1993. Rohmawati, A., 2002. Pengaruh Kerapatan Sel dan Macam Agensia Hayati Terhadap Perkembangan Penyakit Antraknosa dan Hasil Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L. ). Diakses dari http :// digilib.si.itb.ac.id/ tanggal 19 Februari 2007. Rompas, J., 2001. Efek Isolasi Bertingkat Colletotrichum capsici Terhadap Penyakit Antraknosa Pada Cabai. Prosiding Kongres Nasional XVI dan Seminar Hasil. Perhimpunan Fitopatologi Indonesia, Bogor, 22-24 Agustus 2001. Rusli, I., Mardinus dan Zulpadli, 1997. Penyakit Antraknosa Pada Buah Cabai di Sumatera Barat. Prosiding Kongres Nasional XVI dan Seminar Hasil. Perhimpunan Fitopatologi Indonesia, Palembang , 27-29 Desember 1997. Singh, R.S., 1998. Plant Diseases. Oxford Ibh Publishing Co. PVT.LTD, New Delhi, India. Soehardjan, M., 1994. Konsepsi dan Strategi Penelitian dan pengembangan pestisida Nabati. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati, Bogor, 1-2 Desember 1993. Sumardiyono, C. dan Agung. S., 1995. Pengendalian Karat Daun Kopi ( Hemileia vastratrix ) dengan Fungisida Nabati. Kongres Nasional XIII dan Seminar Ilmiah PFI, Mataram, 27-29 September 1995. Suryaningsih, E., dan Hadisoeganda., 2004. Pestisida Botani Untuk Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman Sayuran. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bandung. Syamsudin, 2002. Pengendalian Penyakit Terbawa Benih ( Seedborn Disease) pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L. ) Menggunakan Agen Biokontrol dan Ekstrak Botani. Makalah Falsafah Sains (PPs 702) Program Pascasarjana/ S3, IPB. Diakses dari http :// www. tumotou. net / tanggal 19 Februari 2007.
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
28
Yulianty, Msi, Dra., 2006. ( Abs ) Pengaruh pH Terhadap Pertumbuhan Jamur Colletotrichum capsici Penyebab Antraknosa Pada Cabai ( Capsicum annuum L.) Asal Lampung. Diakses dari http: // www.thechileman.org / guide.disease. sssstanggal 13 Maret 2007. Zakiah, Z., Marwani dan H.A. Siregar., 2003. peningkatan Produksi Azadirachta indica. Journal Matimatika dan Sains. Jururan biologi FMIPA Tanjungpura. Pontianak. Hlm 141-146.
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
29
LAMPIRAN
Lampiran 1. Bagan Penelitian
F0
F3
F2
F4
F1
F3
F2
F1
F0
F4
F2
F0
F4
F1
F3
F4
F1
F0
F3
F2
F1
F4
F3
F2
F0
Keterangan : F0 : Kontrol (Tanpa Perlakuan) F1 : Larutan Nimba F2 : Larutan Sirih F3 : Larutan Cengkeh F4 : Larutan Gambir Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
30
BAGAN PENELITIAN
Keterangan bagan 1 plot
50cm
X →
X
X
X
X
X
X
X
X
↓60 cm X
↔ 30 cm
2,5 cm X
X
X
X
X
X
X
X
X
X→35cm ↑ 35cm
2,75 cm
Keterangan: X
= Sampel
X
= Tanaman
Luas lahan
= 17 m x 16 m
Luas plot
= 2,7 m x 2,5 m
Jarak antar plot
= 30 cm
Jarak tanam
= 60 cm x 50 cm
Jumlah tanaman / plot
= 20 tanaman
Jumlah seluruh tanaman
= 500 tanaman
Jumlah tan. Sampel / plot
= 3 tanaman
Jumlah tanaman sampel
= 75 tanaman
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
31
Lampiran 3. Data Intensitas Serangan pada Umur 122 HST Ulangan
Perlakuan
Total
Rataan
7.52
43.57
8.71
3.56
14.79
2.96
8.63
5.53
32.05
6.41
8.72
6.93
31.97
6.39
7.73
8.98
7.26
42.03
8.41
27.17
30.92
39.71
30.80
164.41
5.43
6.18
7.94
6.16
I
II
III
IV
V
F0
7.73
8.98
8.72
10.62
F1
2.60
3.27
2.60
2.76
F2
10.62
4.03
3.24
F3
4.03
3.66
8.63
F4
10.83
7.23
Total
35.81
Rataan
7.16
6.58
Data Intensitas Serangan pada Umur 122 HST setelah Ditransformasi Kedalam ArcSin(X) Ulangan
Perlakuan
Total
Rataan
16.70
90.56
18.11
11.59
54.15
10.83
I
II
III
IV
V
F0
17.10
18.98
17.97
19.81
F1
10.27
11.93
10.09
10.27
F2
9.28
11.83
9.28
10.86
12.18
53.43
10.69
F3
19.00
13.06
10.31
18.45
14.96
75.78
15.16
F4
19.81
12.53
11.46
18.04
14.55
76.39
15.28
350.31
Total
75.46
68.33
59.11
77.43
69.98
Rataan
15.09
13.67
11.82
15.49
14.00
14.01
Daftar Sidik Ragam SK Kelompok
dB
JK
KT
Fhit.
F.0.05
F.0.01
4
41.276
10.319
0.20
tn
3.01
4.77
10.19
**
3.01
4.77
Perlakuan
4
204.544
51.136
Galat
16
80.254
5.016
Total
24
326.07
KK =
15.98%
FK =
4908.68
Keterangan : ** * tn
KT Galat
= sangat nyata = nyata = tidak nyata
5.016
1.001599
122 HST TABEL SSR 0.05
3
3.15
3.23
0.01
4.13
4.34
4.45
0.05
3.005
3.155
3.235
0.01
4.137
4.347
4.457
TABEL LSR
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
32
Lampiran 4. Data Intensitas Serangan pada Umur 129 HST
Perlakuan
I
II
F0
8.63
10.62
F1
1.83
2.76
F2
6.93
6.93
F3
3.93
3.10
F4 Total Rataan
7.23 28.55 5.71
3.66 27.07 5.41
Ulangan III
Total
Rataan
13.99
58.75
11.75
2.76
16.34
3.27
13.86
13.86
47.64
9.53
11.18
8.42
35.61
7.12
12.24 59.72 11.94
12.17 51.20 10.24
42.53 200.87
8.51
IV
V
8.13
17.38
3.93
5.06
6.06 8.98 7.23 34.33 6.87
8.03
Data Intensitas Serangan pada Umur 129 HST setelah Ditransformasi Kedalam ArcSin(X)
Perlakuan
I
II
Ulangan III
IV
Total
V
Rataan
F0
18.04
19.81
17.53
26.20
23.61
105.19
21.04
F1
8.70
10.27
16.22
14.54
11.18
60.91
12.18
F2
8.70
10.86
16.22
14.32
10.86
60.96
12.19
F3
16.22
16.63
15.17
23.21
23.21
94.44
18.89
F4 Total Rataan
16.22 67.88 13.58
16.22 73.79 14.76
15.58 80.72 16.14
23.21 101.48 20.30
23.21 92.07 18.41
94.44 415.94
18.89 16.64
Daftar Sidik Ragam SK Kelompok Perlakuan Galat Total KK = FK =
dB
JK
KT
Fhit.
F.0.05
F.0.01
4
148.447
37.112
0.43
tn
3.01
4.77
12.72
**
3.01
4.77
4 16 24 15.67% 6920.24
345.539 108.700 602.69
86.385 6.794
Keterangan : ** * tn KT Galat
= sangat nyata = nyata = tidak nyata 6.794 129
1.16568
TABEL SSR 0.05
3
3.15
3.23
0.01
4.13
4.34
4.45
0.05
3.497
3.672
3.765
0.01
4.814
5.059
5.187
TABEL LSR
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
33
Lampiran 5. Data Intensitas Serangan pada Umur 139 HST
I
II
Ulangan III
IV
V
F0
37.40
39.00
34.10
39.90
F1
11.26
9.53
11.18
10.79
F2
20.40
21.70
25.46
F3
18.60
17.10
15.47
F4 Total Rataan
30.26 117.92 23.58
31.56 118.89 23.78
29.14 115.35 23.07
Perlakuan
Total
Rataan
33.22
183.62
36.72
10.76
53.52
10.70
27.94
13.86
109.36
21.87
15.27
12.17
78.61
15.72
30.26 124.16 24.83
29.16 99.17 19.83
150.38 575.49
30.08 23.02
Data Intensitas Serangan pada Umur 139 HST setelah Ditransformasi Kedalam ArcSin(X)
I
II
Ulangan III
IV
V
F0
38.85
38.65
35.73
39.97
F1
20.70
17.95
19.46
19.09
F2
20.95
18.94
21.08
F3
28.25
28.75
31.88
F4 Total Rataan
26.85 135.60 27.12
27.76 132.05 26.41
31.66 139.81 27.96
Perlakuan
Total
Rataan
35.99
189.19
37.84
19.90
97.10
19.42
20.81
20.49
102.27
20.45
33.60
23.21
145.69
29.14
33.03 146.50 29.30
23.21 122.80 24.56
142.51 676.76
28.50 27.07
Daftar Sidik Ragam SK Kelompok Perlakuan Galat Total
dB
JK
KT
Fhit.
F.0.05
F.0.01
4
62.534
15.633
0.06
tn
3.01
4.77
53.46
**
3.01
4.77
4 16 24
KK = FK =
1122.855 84.021 1269.41
280.714 5.251
8.47% 18320.16
Keterangan : ** * tn KT Galat
= sangat nyata = nyata = tidak nyata 5.251 139
1.02479
TABEL SSR 0.05
3
3.15
3.23
0.01
4.13
4.34
4.45
0.05
3.074
3.228
3.310
0.01
4.232
4.448
4.560
TABEL LSR
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
34
Lampiran 6. Data Intensitas Serangan pada Umur 146 HST
I
II
Ulangan III
IV
V
F0
4.73
4.87
6.60
6.46
F1
1.36
1.53
1.98
1.84
F2
2.40
2.76
4.31
F3
1.53
1.57
2.76
F4 Total Rataan
2.20 12.22 2.44
3.10 13.83 2.77
3.93 19.58 3.92
Perlakuan
Total
Rataan
5.13
27.79
5.56
2.06
8.77
1.75
4.03
3.72
17.22
3.44
3.24
2.40
11.50
2.30
3.27 18.84 3.77
3.56 16.87 3.37
16.06 81.34
3.21 3.25
Data Intensitas Serangan pada Umur 144 HST setelah Ditransformasi Kedalam ArcSin(X)
I
II
Ulangan III
IV
V
F0
13.51
14.18
14.89
16.05
F1
7.54
8.56
7.92
9.11
Perlakuan
Total
Rataan
14.04
72.67
14.53
9.12
42.25
8.45
F2
7.95
8.03
9.54
8.86
9.53
43.91
8.78
F3
10.31
10.45
13.59
12.69
12.49
59.53
11.91
F4 Total Rataan
8.91 48.22 9.64
10.86 52.08 10.42
12.54 58.48 11.70
12.53 59.24 11.85
11.90 57.08 11.42
56.74 275.10
11.35 11.00
Daftar Sidik Ragam SK Kelompok Perlakuan Galat Total
JK
KT
Fhit.
F.0.05
F.0.01
4
17.781
4.445
0.14
tn
3.01
4.77
60.41
**
3.01
4.77
4 16 24
KK = FK = Keterangan :
124.265 8.228 150.28
31.066 0.514
6.52% 3027.20 ** * tn
KT Galat
dB
= sangat nyata = nyata = tidak nyata 0.514 146
0.32062
TABEL SSR 0.05
3
3.15
3.23
0.01
4.13
4.34
4.45
0.05
0.962
1.010
1.036
0.01
1.324
1.392
1.427
TABEL LSR
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
35
Lampiran 7. Data Intensitas Serangan pada Umur 153 HST
Perlakuan
I
II
F0
7.26
6.93
F1
1.33
1.36
F2
2.35
F3
2.55
F4 Total Rataan
3.66 17.15 3.43
Ulangan III
Total
Rataan
8.42
38.85
7.77
1.16
8.31
1.66
4.03
1.84
13.18
2.64
3.66
3.72
15.55
3.11
4.15 22.96 4.59
3.93 19.07 3.81
19.70 95.59
3.94
IV
V
7.52
8.72
2.06
2.40
2.76
2.20
2.06
3.56
3.93 17.04 3.41
4.03 19.37 3.87
3.82
Data Intensitas Serangan pada Umur 150 HST setelah Ditransformasi Kedalam ArcSin(X)
Perlakuan
I
II
F0
16.96
16.22
F1
7.95
7.54
F2
7.54
7.95
F3
9.71
10.86
F4 Total Rataan
10.00 52.16 10.43
10.86 53.43 10.69
Ulangan III
Total
Rataan
17.66
85.51
17.10
6.83
40.98
8.20
8.91
7.42
41.35
8.27
11.54
9.11
51.15
10.23
8.86 49.88 9.98
50.78 269.77
10.16
IV
V
16.70
17.97
8.94
9.72
9.53 9.93 8.53 53.63 10.73
12.53 60.67 12.13
10.79
Daftar Sidik Ragam SK Kelompok Perlakuan Galat Total
dB
JK
KT
Fhit.
F.0.05
F.0.01
4
13.060
3.265
0.05
tn
3.01
4.77
91.22
**
3.01
4.77
4 16 24
KK = FK =
268.181 11.759 293.00
67.045 0.735
7.94% 2911.03
Keterangan : ** * tn KT Galat
= sangat nyata = nyata = tidak nyata 0.735 153
0.38341
TABEL SSR 0.05
3
3.15
3.23
0.01
4.13
4.34
4.45
0.05
1.150
1.208
1.238
0.01
1.583
1.664
1.706
TABEL LSR
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
36
Lampiran 8. Data Produksi (ton/ha) 139 HST Perlakuan
I 0.44 2.66 0.69 0.96 0.49 5.24 1.05
F0 F1 F2 F3 F4 Total Rataan
II 0.33 1.99 0.46 1.26 0.22 4.26 0.85
Ulangan III IV 0.19 0.39 2.33 2.22 0.66 0.49 1.11 0.88 0.39 0.44 4.68 4.42 0.94 0.88
V 0.59 1.55 0.59 1.11 0.39 4.23 0.85
Data Produksi (ton/ha) 122 HST setelah Ditransformasi Kedalam (X+0.5) Perlakuan
I 0.97 1.78 1.09 1.21 0.99 6.04 1.21
F0 F1 F2 F3 F4 Total Rataan
II 0.91 1.58 0.98 1.33 0.85 5.64 1.13
Ulangan III IV 0.83 0.94 1.68 1.65 1.08 0.99 1.27 1.17 0.94 0.97 5.80 5.73 1.16 1.15
V 1.04 1.43 1.04 1.27 0.94 5.73 1.15
Total
Rataan
1.94 10.75 2.89 5.32 1.93 22.83
0.39 2.15 0.58 1.06 0.39 0.91
0.5
Total
Rataan
4.70 8.12 5.19 6.25 4.70 28.95
0.94 1.62 1.04 1.25 0.94 1.16
Daftar Sidik Ragam SK Kelompok Perlakuan Galat Total
dB 4 4 16 24
KK = FK =
JK 0.018 1.675 0.109 1.80
KT 0.005 0.419 0.007
Fhit. 0.67 61.59
tn **
F.0.05 3.01 3.01
F.0.01 4.77 4.77
7.12% 33.53
Keterangan : ** * tn
KT Galat
= sangat nyata = nyata = tidak nyata
0.007 139
0.03742
TABEL SSR 0.05 0.01
3 4.13
3.15 4.34
3.23 4.45
TABEL LSR 0.05 0.01
0.112 0.155
0.118 0.162
0.121 0.167
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
37
Lampiran 9. Data Produksi (ton/ha) 146 HST Perlakuan
I 0.39 1.19 0.66 0.88 0.53 3.65 0.73
F0 F1 F2 F3 F4 Total Rataan
II 0.33 1.59 0.53 1.11 0.49 4.05 0.81
Ulangan III IV 0.46 0.53 1.99 1.26 0.83 0.49 0.99 0.76 0.39 0.46 4.66 3.50 0.93 0.70
V 0.39 1.66 0.33 0.93 0.56 3.87 0.77
Data Produksi (ton/ha) 129 HST setelah Ditransformasi Kedalam (X+0.5) Perlakuan
I 0.94 1.30 1.08 1.17 1.01 5.51 1.10
F0 F1 F2 F3 F4 Total Rataan
II 0.91 1.45 1.01 1.27 0.99 5.64 1.13
Ulangan III IV 0.98 1.01 1.58 1.33 1.15 0.99 1.22 1.12 0.94 0.98 5.88 5.44 1.18 1.09
V 0.94 1.47 0.91 1.20 1.03 5.55 1.11
Total
Rataan
2.10 7.69 2.84 4.67 2.43 19.73
0.42 1.54 0.57 0.93 0.49 0.79
0.5
Total
Rataan
4.79 7.12 5.15 5.98 4.96 28.01
0.96 1.42 1.03 1.20 0.99 1.12
Daftar Sidik Ragam SK Kelompok Perlakuan Galat Total
dB 4 4 16 24
KK = FK =
JK 0.023 0.743 0.084 0.85
KT 0.006 0.186 0.005
Fhit. 1.08 35.40
tn **
F.0.05 3.01 3.01
F.0.01 4.77 4.77
6.47% 31.38
Keterangan : ** * tn KT Galat
= sangat nyata = nyata = tidak nyata 0.005 146
0.03162
TABEL SSR 0.05 0.01
3 4.13
3.15 4.34
3.23 4.45
TABEL LSR 0.05 0.01
0.095 0.131
0.100 0.137
0.102 0.141
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
38
Lampiran 10. Data Produksi (ton/ha) 153 HST Perlakuan
I 0.83 1.06 0.96 0.93 0.86 4.64 0.93
F0 F1 F2 F3 F4 Total Rataan
II 0.99 1.43 1.13 1.26 1.16 5.97 1.19
Ulangan III IV 0.49 0.59 1.26 1.93 0.69 0.69 0.93 1.39 0.66 0.66 4.03 5.26 0.81 1.05
V 0.46 1.66 1.39 1.26 0.59 5.36 1.07
Data Produksi (ton/ha) 139 HST setelah Ditransformasi Kedalam (X+0.5) Perlakuan
I 1.15 1.25 1.21 1.20 1.17 5.97 1.19
F0 F1 F2 F3 F4 Total Rataan
II 1.22 1.39 1.28 1.33 1.29 6.50 1.30
Ulangan III IV 0.99 1.04 1.33 1.56 1.09 1.09 1.20 1.37 1.08 1.08 5.69 6.15 1.14 1.23
V 0.98 1.47 1.37 1.33 1.04 6.19 1.24
Total
Rataan
3.36 7.34 4.86 5.77 3.93 25.26
0.67 1.47 0.97 1.15 0.79 1.01
0.5
Total
Rataan
5.39 6.99 6.04 6.42 5.65 30.50
1.08 1.40 1.21 1.28 1.13 1.22
Daftar Sidik Ragam SK Kelompok Perlakuan Galat Total
dB 4 4 16 24
KK = FK =
JK 0.072 0.321 0.157 0.55
KT 0.018 0.080 0.010
Fhit. 1.84 8.19
tn **
F.0.05 3.01 3.01
F.0.01 4.77 4.77
8.11% 37.21
Keterangan : ** * tn KT Galat
= sangat nyata = nyata = tidak nyata 0.01 153
0.04472
TABEL SSR 0.05 0.01
3 4.13
3.15 4.34
3.23 4.45
TABEL LSR 0.05 0.01
0.134 0.185
0.141 0.194
0.144 0.199
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
39
Lampiran 11. Data Produksi (ton/ha) 160 HST Perlakuan F0 F1 F2 F3 F4 Total Rataan
I 0.69 1.03 0.76 0.89 0.79 4.16 0.83
II 0.93 1.39 1.03 1.03 0.76 5.14 1.03
Ulangan III IV 0.39 0.59 1.09 1.26 0.69 0.69 0.89 1.03 0.66 0.69 3.72 4.26 0.74 0.85
V 0.66 1.53 1.09 0.93 0.66 4.87 0.97
Data Produksi (ton/ha) 144 HST setelah Ditransformasi Kedalam (X+0.5) Perlakuan F0 F1 F2 F3 F4 Total Rataan
I 1.09 1.24 1.12 1.18 1.14 5.77 1.15
II 1.20 1.37 1.24 1.24 1.12 6.17 1.23
Ulangan III IV 0.94 1.04 1.26 1.33 1.09 1.09 1.18 1.24 1.08 1.09 5.55 5.79 1.11 1.16
V 1.08 1.42 1.26 1.20 1.08 6.04 1.21
Total
Rataan
3.26 6.30 4.26 4.77 3.56 22.15
0.65 1.26 0.85 0.95 0.71 0.89
0.5
Total
Rataan
5.35 6.62 5.80 6.03 5.50 29.31
1.07 1.32 1.16 1.21 1.10 1.17
Daftar Sidik Ragam SK Kelompok Perlakuan Galat Total
dB 4 4 16 24
KK = FK =
KT 0.012 0.050 0.003
Fhit. 4.27 18.25
* **
F.0.05 3.01 3.01
F.0.01 4.77 4.77
4.47% 34.36
Keterangan : ** * tn KT Galat
JK 0.047 0.200 0.044 0.29
= sangat nyata = nyata = tidak nyata 0.003 160
0.02449
TABEL SSR 0.05 0.01
3 4.13
3.15 4.34
3.23 4.45
TABEL LSR 0.05 0.01
0.0735 0.1012
0.0772 0.1063
0.0791 0.1090
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
40
Lampiran 12. Data Produksi (ton/ha) 167 HST Perlakuan
I 0.44 0.63 0.56 0.59 0.49 2.71 0.54
F0 F1 F2 F3 F4 Total Rataan
II 0.29 0.69 0.39 0.39 0.33 2.09 0.42
Ulangan III IV 0.19 0.13 0.43 0.44 0.23 0.33 0.39 0.44 0.19 0.49 1.43 1.83 0.29 0.37
V 0.19 0.53 0.33 0.49 0.33 1.87 0.37
I 0.97 1.06 1.03 1.04 0.99 5.10 1.02
F0 F1 F2 F3 F4 Total Rataan
II 0.89 1.09 0.94 0.94 0.91 4.78 0.96
Ulangan III IV 0.83 0.79 0.96 0.97 0.85 0.91 0.94 0.97 0.83 0.99 4.42 4.64 0.88 0.93
V 0.83 1.01 0.91 0.99 0.91 4.66 0.93
Rataan
1.24 2.72 1.84 2.30 1.83 9.93
0.25 0.54 0.37 0.46 0.37 0.40
Data Produksi (ton/ha) 150 HST setelah Ditransformasi Kedalam (X+0.5) Perlakuan
Total
0.5
Total
Rataan
4.31 5.10 4.65 4.90 4.64 23.60
0.86 1.02 0.93 0.98 0.93 0.94
Daftar Sidik Ragam SK Kelompok Perlakuan Galat Total
dB 4 4 16 24
KK = FK =
JK 0.049 0.071 0.025 0.14
KT 0.012 0.018 0.002
Fhit. 7.94 11.39
** **
F.0.05 3.01 3.01
F.0.01 4.77 4.77
4.17% 22.29
Keterangan : ** * tn KT Galat
= sangat nyata = nyata = tidak nyata 0.002 167
0.02
TABEL SSR 0.05 0.01
3 4.13
3.15 4.34
3.23 4.45
TABEL LSR 0.05 0.01
0.06 0.0826
0.063 0.0868
0.0646 0.089
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
41
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
42
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI WILAYAH I KOTAK POS 1/MDTS-MEDAN DATA BULAN TINGGI DI ATAS PERMUKAAN LAUT STASIUN TANGGAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 JUMLAH RATA²
: KLIMATOLOGI : OKTOBER 2007 : ±1350 m dpl : SMPK K KUTA GADUNG PENYINARAN CURAH TEMPERATUR °C HUJAN (mm) MATAHARI (%) DITAKAR 7.00 13.00 18.00 RATA² 08.00-16.00 JAM 07.00 1 2 3 4 5 6 17 21 20 18.7 2 8.7 17 21 20 18.7 1 28.7 18 23 21 20 93.7 17 22 20 19 47.5 17 22 19 18.7 50 17.2 22 21 19.3 46.2 16 21 20 18.2 16 20 19 17.7 43 17.2 21 19 18.6 10 43.7 17 22 20 19 10 18 21 21 19.5 10 12.5 16.2 20 19 17.8 10 17 21 19 18.5 17.2 21 20 18.8 17.2 22 21 19.3 30 67.5 17.2 21 20 18.8 3 17.2 21 19 18.6 15 50 17.2 22 19 18.8 100 37.5 17.2 22 20 19.1 3 62.5 16.2 21 19 18.1 2 32.5 17.2 22 20 19.1 10 56.2 17.2 21 21 19.1 24 26.2 16.2 20 21 18.3 35 16.2 21 19 18.1 8 62 16.2 22 20 18.6 13 18.7 17.2 24 21 19.8 2 85 16 23 21 19 63.5 18 21 19 19 25 17.2 21 21 19.1 35 17.2 21 20 18.8 38 45 17.2 22 20 19.1 4 37.5 525.8 665 619 583.2 363 999.5 16.7 21.4 19.9 18.8 11.7 32.2
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
43
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI WILAYAH I KOTAK POS 1/MDTS-MEDAN DATA BULAN TINGGI DI ATAS PERMUKAAN LAUT STASIUN TANGGAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 JUMLAH RATA²
KELEMBABAN NISBI % 7.00 1 89 89 89 89 89 98 89 89 98 89 89 98 89 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 89 89 98 98 98 2930 94.5
13.00 2 90 81 90 90 90 81 90 89 81 90 90 89 90 90 81 90 90 81 81 90 90 90 89 90 81 82 81 90 90 90 90 2707 87.3
18.00 3 89 80 81 80 89 81 89 80 80 80 72 80 89 89 81 80 89 80 89 80 80 72 81 89 80 81 81 89 81 89 80 2561 82.6
RATA² 4 89.2 84.7 87.2 87 89.2 89.5 89.2 86.7 86.2 87 85 91.2 89.2 93.7 89.5 91.5 93.7 89.2 91.5 91.5 91.5 89.5 91.5 93.7 89.2 89.7 85 89.2 91.7 73.7 91 2786.9 89.9
: KLIMATOLOGI : OKTOBER2007 : ±1350 m dpl : SMPK KUTA GADUNG ANGIN KECEPATAN (m/detik) 5 -
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
44
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI WILAYAH I KOTAK POS 1/MDTS-MEDAN DATA BULAN TINGGI DI ATAS PERMUKAAN LAUT STASIUN TANGGAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 JUMLAH RATA²
: KLIMATOLOGI : NOVEMBER 2007 : ±1350 m dpl : SMPK K KUTA GADUNG PENYINARAN CURAH TEMPERATUR °C HUJAN (mm) MATAHARI (%) DITAKAR 7.00 13.00 18.00 RATA² 08.00-16.00 JAM 07.00 1 2 3 4 5 6 17.2 20 19 18.3 8 26.2 18 23 20 19.7 1 60 17.2 22 19 18.8 21.2 17.2 21 18 18.3 8 2.5 16.2 19 20 17.8 3 17 21 19 18.5 23.7 17.2 21 19 18.6 5 22.5 15.2 19 18 16.8 11 16.2 19 19 17.6 7 15.2 19 18 16.8 21 6.2 17 20 19 18.2 17.2 22 20 19.1 63.7 17 23 21 19.5 87.8 17.2 20 20 18.6 37.5 17.2 21 19 18.6 30 66.2 17.2 20 19 18.3 8 43.7 17 20 18 18 7 32.5 17.2 20 19 18.3 32 55 17.2 20 19 18.3 8 25 18 23 20 19.7 1 52.5 18 20 19 18.7 19 18.7 16 19 18 17.2 2 17.5 17 22 19 18.7 70 17.2 21 20 18.8 6 55 16 23 20 18.7 81.2 17.2 23 21 19.6 91.2 16 22 21 18.7 71.2 16 22 20 18.5 8 100 16 20 20 18 41.2 16 19 19 17.5 -
469.8 15.6
606 20.2
580 19.3
552.2 18.4
184 6.1
1172.2 39
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
45
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI WILAYAH I KOTAK POS 1/MDTS-MEDAN DATA BULAN TINGGI DI ATAS PERMUKAAN LAUT STASIUN TANGGAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 JUMLAH RATA²
KELEMBABAN NISBI % 7.00 1 98 89 98 98 98 89 98 97 98 97 89 98 89 98 98 98 89 98 98 89 89 89 89 98 89 98 89 89 89 89
13.00 2 89 81 81 81 89 90 90 89 89 89 89 80 81 80 80 89 89 89 89 89 89 89 81 90 81 90 90 90 89 89
18.00 3 80 80 89 89 80 80 89 89 89 89 89 80 81 80 80 89 89 89 89 89 89 89 89 80 89 81 72 80 80 89
RATA² 4 91.2 84.7 91.5 91.5 91.2 87 93.7 93 93.5 93 86.7 89.2 85 91.2 91.5 93.5 86.7 93.5 93.5 85 89 89 87 91.5 87 91.7 85 87 86.7 89
2821 94.1
2497 83.2
2458 81.9
2689 89.6
: KLIMATOLOGI : NOVEMBER 2007 : ±1350 m dpl : SMPK KUTA GADUNG ANGIN KECEPATAN (m/detik) 5 8.9 10.9 11.6 13.1 13.9 7.6 12 21.3 24.4 27.6 10.2 15.2 34.1 9.4 5.1 5.1 5.1 3.1 5.9 7.1 12.7 13.5 2.9 5.9 14.4 10.7 12.1 6.3 9.3 2.7 342.1 11.4
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
46
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI WILAYAH I KOTAK POS 1/MDTS-MEDAN DATA BULAN TINGGI DI ATAS PERMUKAAN LAUT STASIUN TANGGAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 JUMLAH RATA²
: KLIMATOLOGI : DESEMBER 2007 : ±1350 m dpl : SMPK K KUTA GADUNG PENYINARAN CURAH TEMPERATUR °C HUJAN (mm) MATAHARI (%) DITAKAR 7.00 13.00 18.00 RATA² 08.00-16.00 JAM 07.00 1 2 3 4 5 6 17 20 20 18.7 16 19 19 18.7 16 20 19 20 20 16 21 19 19 43.7 16 22 21 18.7 106.2 17 20 19 19.3 4 16.2 17.2 21 19 18.2 35 10 18 22 20 17.7 5 75 18 20 19 18.6 2 17.2 22 19 19 1 17.2 21 19 19.5 7 18.7 17.2 22 20 17.8 62 25 17 22 20 18.5 38.7 17 20 19 18.8 5 23.7 17.2 21 20 19.3 2 12.5 16.2 22 20 18.8 6 25 17.2 20 19 18.6 18 17 21 19 18.8 7.5 18 22 20 19.1 3 41.2 17.2 21 19 18.1 4 18.7 17.2 21 19 19.1 40 12.5 17.2 22 19 19.1 26 51.2 17 20 19 18.3 17 22 19 18.1 7 46.2 17 20 19 18.6 17 22 19 19.8 61.2 17 21 19 19 14 6.2 17 23 20 19 95 15 20 19 19.1 15 23 20 18.8 91.2 17 20 19 19.1 523 653 600 583.2 241 16.87 21.06 19.35 18.8 7.77 -
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
47
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI WILAYAH I KOTAK POS 1/MDTS-MEDAN DATA BULAN TINGGI DI ATAS PERMUKAAN LAUT STASIUN TANGGAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 JUMLAH RATA²
KELEMBABAN NISBI % 7.00 1 89 89 89 89 89 89 98 89 89 98 98 98 89 89 98 98 98 89 89 98 98 98 89 89 89 89 89 89 89 89 89 2849 91.9
13.00 2 89 89 89 90 90 80 89 90 89 73 90 81 81 89 90 90 89 89 81 81 90 90 89 81 89 80 90 81 89 81 89 2678 86.3
18.00 3 89 89 89 89 81 89 89 89 89 89 80 80 89 80 80 80 89 89 80 89 80 80 89 89 89 89 89 89 89 89 89 2679 86.4
RATA² 4 89 89 89 89.2 87.2 86.7 93.5 89.2 89 89.5 91.5 89.2 87 86.7 91.5 91.5 93.5 89 84.7 91.5 91.5 91.5 89 87 89 86.7 89.2 87 89 87 89 2763.3 89.1
: KLIMATOLOGI : DESEMBER2007 : ±1350 m dpl : SMPK KUTA GADUNG ANGIN KECEPATAN (m/detik) 5 -
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
48
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI WILAYAH I KOTAK POS 1/MDTS-MEDAN DATA BULAN TINGGI DI ATAS PERMUKAAN LAUT STASIUN TANGGAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 JUMLAH RATA²
: KLIMATOLOGI : JANUARI 2008 : ±1350 m dpl : SMPK KUTA GADUNG PENYINARAN CURAH TEMPERATUR °C HUJAN (mm) MATAHARI (%) DITAKAR 7.00 13.00 18.00 RATA² 08.00-16.00 JAM 07.00 1 2 3 4 5 6 16 20 19 17.7 16 23 21 19 70 17 21 20 18.7 16 20 19 17.7 16 22 19 18.2 31.2 17 20 19 18.2 13 50 17 20 19 18.2 12.5 17.2 21 19 18.8 2 15 17.2 21 20 18.6 62.5 17.2 21 19 18.8 24 17.2 21 20 19.2 7 25 17 23 20 18.7 75 18 20 19 17.7 8.7 16 20 19 18.7 6 12.5 17 22 19 17.7 5 77.5 16 20 19 17.7 5 12.5 16 21 19 18 1.2 16 23 21 19 6 63.7 17.2 21 20 18.8 4 56.2 17.2 20 19 18.3 11 31.2 17 23 20 19.2 85 16 23 21 19 100 16.2 21 19 18 3 70 17 23 21 19.5 85 17 20 19 18.2 17.2 21 19 18.6 17.2 22 20 19.1 6 17 22 20 19 6 17.2 23 20 19.3 2 Alat hilang 16.2 23 20 18.8 7 17.2 21 19 519.4 644 607 557.3 112 16.7 20.7 19.5 18.3 36
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
49
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI WILAYAH I KOTAK POS 1/MDTS-MEDAN DATA BULAN TINGGI DI ATAS PERMUKAAN LAUT STASIUN TANGGAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 JUMLAH RATA²
KELEMBABAN NISBI % 7.00 1 89 89 89 89 89 89 89 98 98 98 98 89 89 89 89 89 89 89 98 98 89 89 89 89 89 98 98 89 98 89 98 2849 91.9
13.00 2 89 73 81 80 80 89 80 90 90 81 90 81 89 89 90 89 90 81 81 89 81 90 81 73 89 90 81 81 81 81 90 2620 84.5
18.00 3 89 81 89 89 89 89 80 89 80 89 80 89 89 89 89 89 80 81 89 89 80 81 89 81 89 89 80 80 89 89 89 2664 85.9
RATA² 4 89 83 87 86.7 86.7 89 84.5 93.7 91.5 91.5 91.5 87 89 89 89.2 89 87 85 91.5 93.5 84.7 87.2 87 83 89 93.7 89.2 84.7 91.5 87 93.7 2745 88.5
: KLIMATOLOGI : JANUARI 2008 : ±1350 m dpl : SMPK K KUTA GADUNG ANGIN KECEPATAN (m/detik) 5 0.1 10.1 3.1 22.4 9.3 94 4.2 4.2 7.8 6.2 1.7 4.2 6.8 9.3 8.5 8.5 5.6 12.3 5.3 4.8 7.8 10.5 10.9 4.9 7.2 9.6 5.8 6.3 4.3 3.5 5.7 224.8 7.2
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
50
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI WILAYAH I KOTAK POS 1/MDTS-MEDAN DATA BULAN TINGGI DI ATAS PERMUKAAN LAUT STASIUN TANGGAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 JUMLAH RATA²
: KLIMATOLOGI : FEBRUARI 2008 : ±1350 m dpl : SMPK KUTA GADUNG PENYINARAN CURAH TEMPERATUR °C HUJAN (mm) MATAHARI (%) DITAKAR 7.00 13.00 18.00 RATA² 08.00-16.00 JAM 07.00 1 2 3 4 5 6 16.2 21 19 18.1 7 17.2 22 19 18.8 16.2 22 18 18.1 4 17 20 20 18.5 27 17 23 21 19.5 17.2 23 21 19.6 13 18 20 19 18.7 16.2 22 21 18.8 6 15 22 20 18 16 23 20 18.7 14 22 19 17.2 15 23 21 18.5 15 23 19 18.2 16 23 20 18.7 15 22 20 18 16 21 20 18.2 16 23 20 18.7 16 23 21 19 16 22 20 19 1 16 23 18 18.2 15 21 20 13 16 21 20 18.2 15 23 19 18 16 22 21 18.7 16.2 22 19 18.3 16.2 21 20 18.3 11 16 21 20 18.2 15.2 22 19 17.8 16.2 21 20 18.3 25 525.8 637 575 529.3 94 16.7 21.9 19.8 18.2 3.2 -
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
51
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI WILAYAH I KOTAK POS 1/MDTS-MEDAN DATA BULAN TINGGI DI ATAS PERMUKAAN LAUT STASIUN TANGGAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 JUMLAH RATA²
KELEMBABAN NISBI % 7.00 1 98 98 98 89 89 98 89 98 89 89 88 89 89 89 89 89 89 89 89 89 88 89 88 89 98 98 89 98 98
13.00 2 81 90 81 89 81 81 89 81 81 81 81 81 81 90 81 81 73 81 81 81 90 81 81 90 81 81 90 81 90
18.00 3 89 89 89 80 89 90 89 72 80 80 89 90 80 80 80 80 80 81 80 80 80 89 89 81 89 89 89 89 89
RATA² 4 91.4 91.2 89 86.7 87 89.2 89 87.2 84.7 84.7 86.5 87.2 87.2 87 84.7 84.7 82.7 85 84.7 84.7 86.5 87 86.5 87.2 89 89 91.2 89 91.2
2659 91.6
2411 83.1
2451 84.5
2531.1 87.2
: KLIMATOLOGI : FEBRUARI 2008 : ±1350 m dpl : SMPK KUTA GADUNG ANGIN KECEPATAN (m/detik) 5 -
-
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
52
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI WILAYAH I KOTAK POS 1/MDTS-MEDAN DATA BULAN TINGGI DI ATAS PERMUKAAN LAUT STASIUN TANGGAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 JUMLAH RATA²
: KLIMATOLOGI : MARET 2008 : ±1350 m dpl : SMPK KUTA GADUNG PENYINARAN CURAH TEMPERATUR °C HUJAN (mm) MATAHARI (%) DITAKAR 7.00 13.00 18.00 RATA² 08.00-16.00 JAM 07.00 1 2 3 4 5 6 16.2 21 20 18.3 47 17.2 20 20 18.6 17.2 21 19 18.8 15.2 22 19 17.8 35 17 20 19 18.2 10 16.2 21 19 18.1 3 16.2 21 19 18.1 15.2 22 21 18.3 30 16.2 21 19 18.1 3 16.2 22 21 18.8 62 16 22 21 19 1 16.2 21 18 17.8 30 16.2 20 19 17.8 8 16.2 21 19 18.1 2 17 20 20 18.5 10 17 21 19 18.5 4 17 21 19 18.5 17.2 20 19 18.3 1 18 22 18 19 16.2 21 19 18.1 20 17.2 22 19 18.8 14 17.2 20 19 18.3 6 16.2 22 19 18.3 1 17.2 22 19 18.8 8 17.2 22 19 18.8 16.2 20 19 17.8 35 16.2 23 20 18.8 16.2 23 20 18.8 17.2 23 20 19.3 17.2 20 19 18.3 15 23 20 18.2 512.8 620 600 552.6 330 16.5 20 19.3 17.8 10.6 -
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
53
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI WILAYAH I KOTAK POS 1/MDTS-MEDAN DATA BULAN TINGGI DI ATAS PERMUKAAN LAUT STASIUN TANGGAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 JUMLAH RATA²
KELEMBABAN NISBI % 7.00 1 98 98 98 97 89 98 98 97 98 98 89 98 98 98 89 89 89 98 89 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 97 2981 96.1
13.00 2 90 89 90 81 89 81 90 81 90 81 81 90 89 81 89 90 90 89 81 90 90 89 81 81 81 89 90 81 81 89 81 2665 87.5
18.00 3 80 89 89 89 89 89 89 81 89 81 72 89 89 89 80 89 89 89 89 89 80 89 89 89 89 80 80 89 89 89 80 2761 89.1
RATA² 4 91.5 93.5 93.7 91 89 91.5 93.7 89 93.7 89 82.7 93.7 93.5 91.5 86.7 89.2 89.2 93.5 87 93.7 91.5 93.5 91.5 91.5 91.5 91.5 91.5 91.5 91.5 93.5 88.7 2824 91.1
: KLIMATOLOGI : MARET 2008 : ±1350 m dpl : SMPK KUTA GADUNG ANGIN KECEPATAN (m/detik) 5 8.5 7.1 6.6 3.7 1.5 5.4 5.1 5.5 10.5 95.5 3.2 7.1 5.4 5.2 4.7 5.3 9.2 6 18.3 12.9 7 33.8 51 8.1 4.8 5.9 9.2 8.5 7.9 3.2 6 372.1 12
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009
54
Friska M. Sibarani : Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009