Pestisida Nabati Ramah Lingkungan Untuk Mmengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman Oleh : Rudy Trisnadi. K. SP Pengertian Pestisida Nabati Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya bersumber dari tumbuhtumbuhan, seperti akar, daun, batang atau buahnya. Bahan kimia yang terkandung di dalam tumbuhan memiliki bioaktivitas terhadap serangga, seperti bahan penolak atau repellent, penghambat makan atau antifeedant, penghambat perkembangan serangga atau insect growth regulator, dan penghambat peneluran atau oviposition deterrent. Pestisida digunakan untuk mengendalikan hama yang biasa menyerang pada tumbuhan. Bahan dari tumbuhan biasanya diolah menjadi berbagai bentuk, seperti menjadi tepung, ekstrak ataupun resin. Proses pengolahannya dilakukan dengan cara mengabil cairan metabolit sekunder dari bagian tumbuhan atau bisa juga dengan cara dibakar untuk diambil abunya.
Kendala Penggunaan Pestisida Nabati Berkaitan dengan beberapa manfaat yang didapat dari pestisida nabati, namun demikian penggunaan pestisida di Indonesia mengalami beberapa kendala sebagai berikut : a. Pestisida sintetis tetap lebih disukai dengan alasan mudah didapat, praktis, hasilnya relatif cepat terlihat, tersedia dalam jumlah banyak dan mudah didapat. b. Tidak tersedianya bahan secara berkesinambungan dalam jumlah memadai saat diperlukan. c. Karena sifatnya mudah terurai dialam sehingga memerlukan pengaplikasian lebih banyak dari pada penakaian pestisida sintetis.
Peluang Penggunaan Pestisida Nabati Pada tahun 1960 negara-negara industri bersepakat untuk membentuk Organezation Economic Corporation Development (OECD). Melakukan evaluasi tentang perkembangan organic farming (pertanian organik) yang pertama dikembangkan dimasing-masing negara anggota OECD tahun 1993. Kriteria pertanian organik sebagai berikut a. Manghasilkan produk pertanian dengan kualitas dan kuantitas yang optimal. b. Bersahabat dengan alam c. Mengupayakan kesuburan tanah secara lestari d. Meminimalkan kemungkinan terjadinya kerusakan lingkungan hidup e. Meminimalkan pemakaian bahan yang tidak dapat diperbaharui
Beberapa Jenis Tanaman Penghasil Pestisida Nabati Beberapa jenis tumbuhan yang dapat digunakan dan berkhasiat dalam mengendalikan hama , namun sampai saat ini pemanfaatannya belum dilakukan dengan maksimal. pada tanaman diantaranya:
Mimba atau Azadirachta Indica Pestisida yang dibuat dari daun dan biji tanaman mimba dapat digunakan untuk mengendalikan hama yang biasa menyerang tanaman. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam tanaman mimba dapat menghambat serangan hama. Pestisida ini mampu mengendalikan hama seperti, ulat, kumbang, dan kutu daun secara efektif.
Daun dan buah mimba untuk pestisida nabati Beberapa metabolit sekunder yang terkandung dalam tanaman mimba adalah azadirachtin, meliantriol atau triol, salanin, nimbin, dan nimbidin. Bagian tanaman mimba yang umum digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit adalah daun dan bijinya. Daun dan biji ini diformulasikan dalam bentuk minyak atau dalam bentuk serbuk. Kandungan racun azadirachtin pada biji mimba lebih tinggi dibandingkan kandungan racun yang terdapat pada daun mimba. Minyak yang terbuat dari biji mimba telah banyak dijual dipasaran dengan dosis 5 – 10 ml per liter air. Minyak ini cukup efektif saat digunakan untuk mengendalikan beberapa jenis hama yang merusak tanaman. Pepsitisida dari bahan ini tidak meningalkan residu berbahaya pada tanaman dan lingkungan. Menurut Rukmana dam Yuniarsih Y (2002) Daya kerja Azadirrachtin terhadap serangga hama adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Mencegah hama makan tanaman (antifidan) Menghalau larva dan serangga dewasa (repellent) Mengganggu atau menghambat perkembangan telur, larva, pupa dan serangga dewasa Mencegah terjadinya pergantian kulit larva dan ninfa Menurunkan produksi telur pada serangga betina Mengganggu perkawinan (kompulasi) Mengganggu komunikasi seksual Mencegah serangga betina meletakkan telur.
Azadirachtin berifat sebagai racun kontak, racun perut dan penolak hama. Azadirachtin tidak tahan terhadap temperatur tinggi (lebih dari 700 C)
Bawang Putih (Allium sativum) Kandungan Bawang Putih : Minyak Atsiri, antiseptik, sulfur. Komposisi Bahan dan komponen bioktif yang terdapat pada bawang putih yaitu senyawa sulfida senyawa yang banyak jumlahnya, senyawa-senyawa tersebut antara lain adalah dialil sulfida dalam bentuk teroksidasinya disebut dengan alisin
Alisin berperan memberi aroma pada bawang putih sekaligus berperan ganda membunuh bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif karena mempunyai gugus asam amino para amino benzoat, sedangkan scordinin berupa senyawa kompleks thioglosida yang berfungsi sebagai antioksidan, sebagai racun syaraf atau pembasmi hama. Bawang putih secara alami akan menolak banyak serangga. Tanamlah di sekitar pohon buah dan lahan sayuran untuk membantu mengurangi masalah-masalah serangga. Ekstrak bawang putih untuk membasmi berbagai hama tanaman, bawang putih tergolong racun syaraf sehingga serangga yang sembunyi dalam lipatan daun seperti ulat penggulung daun, hama Thrips akan terkacaukan syarafnya mendorong serangga keluar dari lipatan. sebagai repellent untuk mengusir hama ular dan kalajengking, karena aroma yang dikeluarkannya sangat menyengat Bawang putih mempunyai spektrum antimikroba yang lebar sehingga dapat membunuh bakteri menjadi pathogen, bawang putih dapat mengatasi bakteri-bakteri yang telahresiten terhadapa antibiotik kombinasi bawang putih dan antibiotik dapat bekerja secara sinergis sebagian atau menyeluruh secara sempurna dapatmengurangi resistensi bakteri telah terbukti dalam penelitian berulang kali toksin yang dihasilkan bakteri dapat dihambat oleh bawang putih Ekstrak minyak bawang putih Bahan: 100 gram bawang putih, 2 sendok makan minyak sayur, 10 liter air, 10 ml deterjen/sabun Cara Pembuatan : Hancurkan bawang putih. Rendam dalam minyak sayur selama 24 jam. Tambahkan ½ liter air dan deterjen. Aduk hingga rata. Saring Cara Penggunaan : Tambahkan 10 liter air kedalam larutan. Aduk hingga rata. Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang hama pada pagi hari OPT Sasaran : Hama kubis, belalang, ulat dan kutu daun. Beragam cara membuat pestisida nabati yang mudah untuk pemakaian rumahan tergantung hama yang hendak ditangani. Kutu Putih pada daun atau batang. Dapat digunakan siung bawang putih yang ditumbuk dan diperas airnya serta dicampurkan dengan air sesuai dosis yang diperlukan. Jika kutu melekat erat pada tanaman, dapat digunakan campuran sedikit minyak kelapa. Semprotkan campuran tersebut pada tanaman yang terserang hama
WIDURI (Calotropis gigantea R. Br.) Widuri adalah jenis tanaman liar yang banyak tumbuh di tanah lapang daunnya hijau tebal dan berbulu halus, bunga putih tengah dan benangsari warna ungu, buah widuri masak jika pecah biji berterbangan dibawa angin, sehingga cepat menyebar. Akar dan daun widuri berfungsi sebagai insektisida. bahwa ekstrak daun widuri dapat digunakan sebagai insektisida nabati untuk membasmi nyamuk Aedes aegypti. getah batang widuri dapat digunakan untuk mengendalikan belalang, wereng, ulat dan lalat rumah (Musca domestica). Getah ini jika diekstrak dengan dilarutkan dalam air mampu merontokan persendian serangga
Jeringau (Acorus calamus L.) Klasifikasi : Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Suku : Araceae Warga : Acorus Jenis : A. calamus L Nama umum : Daringo Nama Inggris : Sweet flag Nama daerah : Jeurunger (Aceh), Jerango (Gayo), Jerango (Batak), Jarianggu (Minangkabau), Daringo (Sunda), Dlingo (Jawa Tengah), Jharango (Madura), Jangu (Bali), Kaliraga (Flores), Jeringo (Sasak), Kareango (Makasar), Kalamunga (Minahasa), Areango (Bugis), Ai wahu (Ambon), Bila (Buru) Deskripsi : Herba, tahunan dengan ketinggian ± 75 cm, daun basah, pendek, membentuk rimpang, putih kotor. Daun tunggal, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, pangkal memeluk batang, panjang panjang ± 60 cm, lebar ± 5 cm, pertulangan sejajar, hijau. Perbungaan majemuk, bentuk bongkol, ujung meruncing, panjang 20-2 5 cm, di ketiak daun, tangkai sari panjang ± 2,75 mm, kepala sari panjang ± 2,75 mm, kepala sari panjang ± 0,5 mm, putik 1-1,5 mm, kepala putik meruncing, panjang ± 0,5 mm, mahkota bulat panjang, panjang 1-1,5 mm, puith. Buah berwarna coklat. Distribusi/penyebaran : Di Indonesia didapati tumbuh liar di hutan-hutan Habitat : Jenis ini menyukai tempat yang lembab seperti di tepi danau dan sungai. Kandungan kimia : Minyak daringo mengandung asaron, saponin dan tanin Asaron, kolamenol, kolamen, kolameon, metileugenol dan eugenol. Bagian tanaman yang digunakan adalah rimpang. Cara kerja : 1. Bersifat sebagai insektisida 2. Menghambat pembentukan telur (mandul) Khasiat lain : Tumbuhan ini berguna untuk mengobati keracunan makanan, sakit otot dan sebagai bahan kosmetik
Ekstrak rimpang Jeringau (Acorus alamus L.) Bahan dan Alat : Rimpang jeringau kering ½ kg bubuk jeringau untuk 0,4 ha, 2 liter air, dan 8 ml deterjen, Alat Penumbuk/Blender , Ember, Cara Pembuatan : Tumbuk rimpang kering jeringau. Ambil 20 gram bubuk jaringau dan tambahkan air. diamkan selama 24 jam. Saring. Tambahkan deterjen, aduk hingga merata Cara Penggunaan : Semprotkan ke seluruh bagian tanaman pada pagi atau sore hari OPT Sasaran : Berbagai jenis ulat hama pengisap dan hama gudang Untuk menghasilkan Pestisida Nabati dengan spektrum lebih luas, dapat dilakukan dengan mamadukan bahan bahan nabati (Mimba, Bawang putih, Widuri dan Jringau) mampu mengendalikan gangguan hama penyakit di lapang. Bahan-bahan nabati kesemuanya di tumbuk / di blander kemudian dimasukan dalam tong atau ember kemudian larutkan dalam air. Untuk 25 liter air pelarut bahan yang diperlukan : 1. Daun Mimba 3-4 kg atau Biji mimba 1,5 kg 2. Bawang putih 3 ons 3. Widuri 3-4 kg 4. Jringau 3 kg
Semua bahan dilarutkan dalam air selama 1-2 hari, pestina dapat digunakan dengan dosis 400 cc – 500 cc untuk 10 -14 liter (per tangki). Aplikasi sebaiknya sore hari diatan jam 15.00. Reverensi 1. Rukmana R dan Yuniarsih 2002 “ Nimba Tanman Penghasil Pestisida Nabati “ Kanesius Yogyakarta 2. Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati 2008 “Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan” Balai Penelitian Tanaman Sayuran. 3. http://ardra.biz/sain-teknologi/bio-teknologi/pestisida-nabati-untuk-hama-dan-penyakittanaman/