Kearifan Lokal Pengendalian Hama Penyakit melalui Pestisida Nabati Oleh : Endi Putra, SP BPTP Jambi Tidak bisa dipungkiri masih begitu banyak petani kita yang tidak tahu atau belum memahami betapa bahaya penggunaan pestisida kimia tersebut, misalnya memberikan dampak negatif pada tanah antara lain merusak tekstur tanah, menurunkan pH tanah, mengurangi kandungan hara serta dapat merusak degradasi tanah. Pemakaian pestisida kimia juga meninggalkan residu pada hasil petanian yang pada akhirnya dapat mengganggu kesehatan produsen dan konsumen, residu pestisida juga dapat menyebabkan tercemarnya air tanah. Pada hama sendiri pemakaian pestisida dapat menyebabkan kebalnya hama terhadap pestisida, timbulnya ledakan hama tertentu dan munculnya hama baru yang sebelumnya bukan hama dominan pada tanaman budidaya. Salah satu prinsip dari Pengendalian Hama Terpadu ( PHT) yaitu penggunaan musuh alami/ pestisida nabati untuk menekan hama/penyakit yang mengganggu tanaman budi daya sebagai bentuk dari kearifan lokal dengan menggunakan bahan-bahan dari tumbuhan sekitar. Pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari alam, misalnya tumbuhan. Jenis pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak, karena residunya akan terurai dan mudah hilang ( Info Pertanian 2010). Kekurangan Pestisida Nabati :
Cepat terurai dan daya kerja relatif lambat sehingga aplikasinya harus lebih sering Produksinya belum dapat di lakukan dalam jumlah besar karena keterbatasan bahan baku Kurang praktis Tidak tahan disimpan Daya racunnya rendah ( tidak langsung mematikan serangga) Cara kerjanya (efek mortalitasnya) lambat Harus di aplikasikan berulang-ulang.
Kelebihan Pestisida Nabati:
Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga Antifidan, mencegah serangga hama memakan tanaman yang telah disemprot Merusak perkembangan telur, larva dan pupa Menghambat reproduksi serangga betina Racun saraf bagi hama Mengacau sistem hormon di dalam tubuh serangga Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri Dapat menyebabkan gangguan dalam proses metamorfosa dan gangguan makan ( anti feedan) bagi serangga. Lebih mudah tergedradasi di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan produk Lebih selektif terhadap organisme sasaran Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah imun pada pestisida kimia Dalam proses pembuatannya dapat menggunakan alat alat dapur yang sederhana
TEKNIK PEMBUATAN PESTISIDA NABATI Ada beberapa cara/teknik pembuatan ( ekstraksi) pestisida nabati, antara lain adalah:
1. Perendaman (maserasi) Cara ini merupakan yang paling sederhana dan mudah dilaksanakan. Bahan yang yang dibutuhkan adalah tumbuhan pestidida nabati dan pelarut, sedangkan alat yang digunakan adalah pencacah/parang dan ember untuk melakukan perendalam. Bahan nabati dihancurkan kemudian direndam dengan pelarut dalam ember minimal 12 jam. Kemudian dipisahkan antara ampas dan larutan pestisida dengan cara disaring. Dosis perendaman adalah 400 Gr/ liter pelarut.Volume semprot 200 Cc/liter 2. Pengepresan Bahan nabati yang telah disisapkan di pres dengan mesin pengepres untuk mendapatkan ekstrak bahan aktif pestisida nabati yang selanjutnya di aplikasikan di lapangan. Cara ini sedikit lebih membutuhkan biaya dari pada cara perendalam, sebab kita membutuhkan alat pengepresnya. 3. Penyulingan Tahapan dalam proses penyulingan adalah yang paling rumit di bandingkan dengan caracara ekstraksi yang lain. Dalam proses penyulingan bahan nabati terlebih dahulu di ekstrak dengan menggunakan pelarut, kemudian di pisahkan dari ampoasnya. Selanjutnya larutan bahan aktif tersebut dievaporasi dengan alat evaporator untuk memisahkan antara pelarut dengan bahan aktif pestisida nabati. Setelah di dapatkan bahan aktif pestisida nabati, untuk aplikasi di lapangan bahan aktif tersebut harus di encerkan dengan air sesuai dengan dosis yang diinginkan.
BEBERAPA CONTOH TUMBUHAN YANG DAPAT DI GUNAKAN UNTUK PESTISIDA NABATI 1. Akar tuba / Akar jenu (Derris eliptica) Sasaran OPT : Aphids, Bombix mori, Coccus viridis, Crocidolomia binotalis, Meloydogine sp, Plutella sp,Bekicot, Spodoptera sp dan Pyricularia oryzae, wereng Metoda Aplikasi : Daun dan batang sebanyak 1 Kg ditumbuk halus diesktrasi dengan air atau ether,biarkan selama 24 jam lalu di saring dan aplikasikan. Akar tuba dengan 2 butir kecubung didihkan, saring, setiap satu liter air rebusan campur dengan 16 liter air. Aplikasikan dengan penyemprotan. Bila dibuat dalam bentukt tepung, aplikasi dengan penghembusan setiap 10 hari sekali 2. Alamanda (Alamanda catharticha) Sasaran OPT : Avilaucher miliaris, Staphylococcus Metoda Aplikasi : Gerus 0.6 gram bunga/daun dengan 100 ml air, lalu saring dan di semprotkan 3. Bakong/Tembakau (Nicotiana tabaccum LINN)
Sasaran OPT : Aspergilus niger, Curvularia oryzae, Aphids,Nematod, Sitophylus oryzae,Penggerek kacang, Penggerek batang ,Leptocorixa acuta Tribolium, nyamuk, Trips dan Helopeltis Metoda Aplikasi : 50 lembar daun tembakau di tambah dengan segenggam sirsak di tumbuk halus. Bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam larutan 20 liter air dan 20 g detergen (sabun colek), diaduk rata, dan direndam selama semalam, kemudian disaring. Tiap 1 liter larutan hasil penyaringan diencerkan dengan 50-60 liter air. Aplikasi dapat di lakukan dengan penyemprotan 4. Bunga krisan/Piretrum (Chrysanthemum sp) Sasaran OPT : Plutella xylostella, Aphid, kutu kebul (Bemisia tabaci ) Metoda Aplikasi : 2 kg mahkota bunga kering direndam dlm 1 liter air selama 24 jam. Saring endapan lalu semprotkan ketanaman 5. Bak Luna/Sirsak (Annona muricata ) Sasaran OPT : Epilagna verivestis, Aphis gospii, Aedes aegepty, Drosophila melanogaste, Acalynma vitatum dan Lawana candida Metoda Aplikasi : Tumbuk halus 50-100 lembar daun sirsak, rendam dalam 5 liter air tambahkan 15 gram sabun, aduk dan diamkan semalam, saring setelah itu cairkan kembali larutan dengan 10-15 liter air. Larutan siap di aplikasikan. Berikutnya Biji/kulit kayu dikeringkan, dikuliti, digiling. Biji yang sudah berupa tepung direndam dengan aquades atau ethanol dalam alat ekstraksi kemudian disaring, dosis 4500 gram bahan baku. Aplikasikan dengan cara disemprotkan 6. Bawang Putih (Allium sativum) Sasaran OPT : Berbagai hama terutama Lepidoptera, Fungi Metoda Aplikasi : Bawang Putih digiling, tambahkan air sedikit, dan kemudian diamkan sekitar 1 jam. Lalu berikan 1 sendok makan deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian ditutup. Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10 hari. Bila ingin menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan air. 7. Campli/capli /cabe Rawit (Capsicum Frutensens L) Sasaran OPT : Tungau,kutu, ulat dan nematoda Metoda Aplikasi : Tumbuk segenggam cabai di tambah bawang putih dalam lumpang, masak air lbh kurang 200 ml sampsi mendidih, lalu masukan tumbukan cabe dan bawang, tunggu sampai berubah warna menjadi merah tua dan air sudah mendidih agak lama. Masukan stengah sendok teh sabun colek sampai aroma benar-benar menyengat. Diamkan lebih kurang 15 jam, lalu saring dengan kain kassa, larutan siap untuk di gunakan. 8. Janeng/Gadung (Dioscorea hispida) Sasaran OPT : Aphids dan larva nyamuk ( maggots) dan tikus
Metoda Aplikasi : Umbi di cabut, dibersihkan, dikeringkan atau diparut. Pengenceran dilakukan dengan perbandingan 1:3 kemudian di saring dan disemprotkan. Apabila formulanya berbentuk tepung dapat diaplikasi dengan penghembusan. Untuk tikus dapat dilakukan dengan mencincang umbi dan di tabur di sekitar pematang sawah. 9. Kecubung (Datura stramonium) Sasaran OPT :
Walang sangit, Aphid dan ulat
Metoda Aplikasi : - Tumbuk 2 buah kecubung di campur dengan akar tuba, tambahkan air, saring dan aplikasikan - Rebus 2 btir kecubung dengan 1 kg brotowali dg 1 liter air, air rebusan disaring dan encerkan sebelum diaplikasikan
10. Kunyit (Curcuma domestica Val) Sasaran OPT :
Nematoda, fungi, penyakit keriting pada cabe
Metoda Aplikasi : - 1 kg kunyit, 1 kg browali + 10 sdm kapur tumbuk saring airnya, tambahkan 30 - 50 liter air, aplikasikan. - Rimpang kunyit ditumbuk, dicampur dengan urine sapi lalu di encerkan dengan air dengan perbandingan 1,2-6 liter. Saring kemudian siap untuk aplikasikan. 11. Sereh wangi (Andropogon nodus) Sasaran OPT : Ulat, aphids, Metoda Aplikasi : Cincang dan haluskan beberapa batang dan daun serai campurkan dengan daun mimba, diamkan 12 jam. Saring dan aplikasikan - 250 gram semua bagian tanamn sereh, tumbuk sampai halus tambahkan 4 gelas air, larutan di encerkan dengan 13 liter air, aplikasikan untuk hama penggerek batang padi Hal penting yang harus diperhatikan dalam penggunaan pestisida nabati
Gunakan saringan yang halus untuk memastikan larutan benar-benar bersih dari sisa hancuran tanaman sehingga ampanya tidak menyumbat alat semprot. Pakailah sarung tangan untuk memperoleh hasil yang terbaik lakukan penyemprotan setiap minggu secara teratur Jangan menyemprot dengan konsentrasi tinggi ketika tanaman masih dipembibitan
Jangan menggunakan konsentrasi larutan yang pekat